BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS"

Transkripsi

1 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Bab ini akan membahas pengujian serta analisis masing- masing modul dari sistem yang dirancang. Tujuan dilakukannya pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah sistem yang dibuat sudah sesuai dengan spesifikasi yang telah diajukan. Pengujian dilakukan baik pada setiap modul maupun keseluruhan sistem Pengujian Cairan Pendingin Dilakukan pengujian terhadap dua buah zat cair, yaitu air (sebagai pembanding) dan oli yang akan digunakan. Air dengan volume 3,3 liter dipanaskan dengan setrika selama lima menit. Setelah lima menit, suhu air yang mula- mula 25,9 C meningkat hingga mencapai 35,7 C atau mengalami kenaikan sebesar 9,8 C. Kemudian dilakukan pengujian dengan terhadap oli yang bervolume lebih sedikit yaitu 1,84 liter dan dipanaskan dengan setrika selama lima menit. Suhu oli mula- mula 25,5 C meningkat hingga mencapai suhu 27,5 C atau mengalami kenaikan sebesar 2 C. Dari hasil pengujian ini dapat disimpulkan bahwa oli lebih baik sebagai pendingin dibandingkan dengan air biasa Pengujian Thermoelectric Generator (TEG) Thermoelectric generator dilapisi dengan bubble laminated foil dan diberi pasta thermal, kemudian ditutup dengan lempeng alumunium seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 4.1. Gambar 4.1. Konstruksi alat yang dibuat 29

2 Gambar 4.2 dan 4.3 menunjukkan pengujian awal thermoelectric generator dilakukan dengan memanaskan thermoelectric generator yang telah terpasang pada pelat alumunium menggunakan setrika. Pada sisi dingin dipasang heat sink yang dicelupkan ke dalam oli bervolume 1,84 liter. Pengukuran dilakukan terhadap tegangan keluaran TEG dengan memberikan hambatan (RL) yang divariasikan mulai 1Ω, 5.1Ω, 1Ω dan 3Ω. Gambar 4.2. Rangkaian pengujian VOUT TEG. Gambar 4.3. Pengujian VOUT TEG. 3

3 Tabel 4.1 Hasil pengujian TEG dengan hambatan yang divariasikan. Jumlah TEG RL VOUT POUT (Ω) (V) (W) 1 1,8,64 1 5,1 1,75, ,1,41 4-seri 1 3,9 1,52 4-seri 3 8,2 2,24 Besarnya daya keluaran (POUT) yang dihasilkan oleh modul ini dapat dihitung menggunakan persamaan : P OUT = V OUT 2 (4.1) R L Dari pengujian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa daya keluaran paling besar adalah dengan menyusun empat buah TEG secara seri kemudian diberi beban sebesar 3Ω akan menghasilkan daya 2,24W. Beban sebesar 3Ω ini menunjukkan besarnya hambatan dalam TEG. Kemudian dilakukan pengujian terhadap pengaruh gradien temperatur antara kedua sisi terhadap tegangan keluaran (VOUT) TEG dengan menyusun empat buah thermoelectric generator (TEG) secara seri. Pada keluaran TEG diberi beban sebesar 3Ω. Berikut hasil pengukuran yang diperoleh. Pengukuran suhu dilakukan menggunakan alat thermogun merek Fluke tipe 68 IR thermometer. 31

4 V OUT (V) ,65 7,9 5,9 4,8 5,2 3,9 9,1 11,4 13,3 14,7 16,3 21,6 ΔT( C) Gambar 4.4. Grafik perubahan VOUT terhadap ΔT. Hasil pengujian pada Gambar 4.4 menunjukkan bahwa tegangan keluaran (VOUT) yang dihasilkan oleh TEG bertambah besar seiring dengan bertambahnya gradien temperatur (ΔT) antara kedua permukaan. Pertambahan VOUT yang terjadi mendekati linear jika dilihat dari grafik di atas. Semakin tinggi ΔT yang dihasilkan, maka VOUT semakin besar. akan 4.3. Pengujian Buck- Boost Converter Pengujian yang dilakukan terhadap modul buck-boost converter dengan IC LM2577-Adj yang dilakukan adalah dengan mengukur tegangan masukan (VIN) dan tegangan keluaran (VOUT) yang dihasilkan oleh modul ini serta besarnya arus keluaran (IOUT) yang mengalir seperti ditunjukkan Gambar 4.5, 4.6 dan 4.7. Modul buck-boost converter ini diuji dengan memberikan tegangan masukan menggunakan power supply laboratorium merek GW tipe GPS-33D. Sesuai datasheet, IC ini akan bekerja jika terdapat tegangan masukan minimal (VIN(min)) sebesar 3,5V. Akan tetapi pada realisasinya, saat terdapat masukan sebesar 2,86V IC ini sudah mampu bekerja menaikkan tegangan keluaran menjadi sebesar 4,73V. 32

5 Gambar 4.5. Rangkaian pengujian IOUT buck-boost converter. Gambar 4.5 menunjukkan rangkaian pengujian arus keluaran IOUT dari modul buckboost converter yang akan mengisi baterai lithium polymer. Besarnya nilai RL yang digunakan adalah 1Ω. Sedangkan Gambar 4.6 menunjukkan rangkaian pengujian tegangan keluaran (VOUT) modul buck-boost converter. Gambar 4.6. Rangkaian pengujian VOUT buck-boost converter. Gambar 4.7. Pengujian modul buck-boost converter. 33

6 Gambar 4.7 menunjukkan bahwa saat terdapat VIN dari power supply sebesar 3V, VOUT dari buck-boost converter terukur sebesar 4,371V. Dengan menguji besarnya PIN dan POUT, dapat dihitung besarnya efisiensi dari modul buck-boost converter ini. Dimana POUT dan PIN diperoleh dengan persamaan: η = P OUT P IN 1% (4.2) P OUT = V OUT I OUT (4.3) P OUT = V IN I IN (4.4) efisiensi (%) , ,13 62, ,13 58,79 1,5 2,13 2,869 3,922 4,63 4,83 5,266 5,91 7,95 V IN (V) Gambar 4.8. Grafik efisiensi modul buck-boost converter terhadap tegangan masukan (VIN ). Hasil pengujian pada Gambar 4.8 menunjukkan bahwa saat tegangan masukan (VIN) sebesar 2,86V, modul sudah mampu bekerja dengan memberikan tegangan keluaran (VOUT) sebesar 4,73V atau modul bekerja sebagai boost converter. Saat tegangan masukan (VIN) sebesar 5,26V yaitu lebih besar daripada tegangan keluaran (VOUT), modul akan bekerja sebagai buck converter. Dengan demikian jangkauan tegangan keluaran TEG (Gambar 4.4) dapat digunakan untuk memberi masukan rangkaian Buck-Boost Converter agar menghasilkan tegangan keluaran stabil di sekitar 4,73V. Efisiensi rata- rata dari modul buck-boost converter yang digunakan yaitu sebesar 66,23%. 34

7 4.4. Pengujian Penyimpanan Energi pada Baterai Tegangan keluaran yang telah diproses oleh rangkaian rangkaian Buck-Boost Converter selanjutnya digunakan untuk mengisi baterai. Pengujian dilakukan dengan mengukur tegangan dan arus baterai selama periode tertentu saat dilakukan pengisian. Terdapat LED indikator yang akan menyala saat baterai terisi seperti yang ditunjukkan Gambar 4.9 berikut. Gambar 4.9. Baterai dengan LED indikator. 4 3,5 3 2,72 3,1 3,2 3,31 3,38 3,43 3,47 2,5 V bat (V) 2 1,5 1, Gambar 4.1. Grafik tegangan baterai (Vbat) sebagai fungsi waktu selama pengisian. 35

8 ,25,2,16,21,22,23,22,2 Ibat (A),15,1, Gambar Grafik arus baterai (Ibat) sebagai fungsi waktu selama pengisian. Gambar 4.1 dan 4.11 menunjukkan bahwa tegangan awal baterai (Vbat) adalah 2,72V dengan arus (Ibat) A. Hal ini menunjukkan proses pengisian baterai belum dimulai. Kemudian pada detik ke 3s, tegangan baterai berubah menjadi 3,1V dengan arus,16a. Hal ini berarti baterai sudah mengalami pengisian. Proses pengisian kemudian berlangsung sampai saat detik terakhir dilakukan pengujian yaitu 18s, tegangan baterai menjadi sebesar 3,47V dengan arus sebesar,2a. Besarnya arus yang mengalir dalam proses pengisian mengalami penurunan dikarenakan saat mula-mula baterai kosong tegangannya rendah sehingga arus pengisian besar. Ketika baterai semakin terisi tegangannya naik sehingga arus pengisian menurun. Dari hasil pengujian ini dapat disimpulkan bahwa penyimpanan energi ke dalam baterai sudah dapat dilakukan oleh alat yang dibuat. 36

9 4.5.Pengujian Keseluruhan Alat Pengujian keseluruhan dilakukan dengan menggabungkan keseluruhan modul. Pengujian keseluruhan alat yang pertama dilakukan adalah dengan menggunakan setrika Philips dengan daya 35W dan dengan dial pengatur panas setrika diposisikan pada kondisi minimum. Berikut hasil yang diperoleh seperti ditunjukkan Gambar 4.12, 4.13 dan ,5 3 2,5 2,81 3,5 3,12 3,15 3,18 3,19 3,21 3,21 V bat (V) 2 1,5 1,5, Gambar Grafik tegangan baterai (Vbat) sebagai fungsi waktu selama pengisian, dengan panas setrika diatur minimal.,16,14,12,1,14,12,1 Ibat (A),8,6,7,5,4,3,2,1, Gambar Grafik arus baterai (Ibat) sebagai fungsi waktu selama pengisian, dengan panas setrika diatur minimal. 37

10 25 21,23 ΔT( C) ,3 1, Gambar Grafik gradien temperatur (ΔT) sebagai fungsi waktu selama pengisian, dengan panas setrika diatur minimal. Nilai ΔT atau gradien temperatur antara kedua sisi mengalami kenaikan kemudian menurun. Panas setrika memanaskan permukaan alumunium, kemudian suhu setrika mengalami penurunan karena panas setrika yang diatur minimal. Besarnya VOUT buckboost converter adalah 4,73V. Rata- rata nilai tegangan baterai (Vbat) 3,11V sedangkan rata- rata Ibat,7A. Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diperkirakan nilai energi yang terisi ke baterai menggunakan Persamaan 3.28 sebagai berikut: E = 3,11V,7A 4 jam (4.5) 6 E =,14Wh (4.6) Kapasitas baterai adalah 3,7V 38mAh atau sebesar E = 3,7V 38mAh 1jam = 1,41Wh (4.7) Perhitungan energi yang tersimpan kedalam baterai adalah sebesar E =,14 Wh 1,41 Wh 1% (4.8) E =,99% (4.9) Energi yang tersimpan kedalam baterai sebesar,99% dalam waktu 4 menit. 38

11 Untuk membuktikan perhitungan di atas, dilakukan pengosongan baterai dengan memberikan beban berupa resistor 18,2Ω. Berikut hasil yang diperoleh seperti ditunjukkan Gambar 4.15 dan ,5 3,21 V bat (V) 3 2,5 2 1,5 2,81 2,45 1,9 1,24 1,5,8,5, Gambar Grafik tegangan baterai (Vbat) sebagai fungsi waktu selama pengosongan baterai , ,89 E (J) ,95 2,53 1,5,41, Gambar Grafik energi yang dikeluarkan sebagai fungsi waktu selama pengosongan baterai. 39

12 Dari pengujian yang dilakukan diperoleh hasil energi total yang dikeluarkan baterai adalah sebesar 33,6J. Sedangkan kapasitas baterai adalah sebesar 1,41Wh atau 576 J. Sehingga dapat kita hitung besar energi yang tersimpan dalam baterai adalah : E = 33,6 J 576 J 1% (4.1) E =,65 % (4.11) Energi pengisian baterai tidak seluruhnya bisa diambil atau dikeluarkan kembali karena ada yang berubah menjadi panas saat pengisian dan pengosongan berlangsung. Pengujian berikutnya yang dilakukan adalah menempelkan setrika merk philips dengan daya 35 watt dengan dial diposisikan maksimum selama sepuluh menit atau 6s. Hasil yang diperoleh digambarkan dalam grafik berikut. 4 3,5 3 2,5 3,4 3,33 3,45 3,52 3,58 3,62 3,64 3,68 3,69 3,71 V bat (V) 2 1,5 1,5 1, Gambar Grafik tegangan baterai (Vbat) sebagai fungsi waktu selama pengisian, dengan panas setrika diatur maksimal. 4

13 ,3,25,26,26,26,24,23,21,2,19,18,17,16 I bat (A),15,1, Gambar Grafik arus baterai (Ibat) sebagai fungsi waktu selama pengisian, dengan panas setrika diatur maksimal. ΔT ( C) ,8 14,3 15,2 16,4 16,3 14,8 14,4 15,7 12,4 1 5, Gambar Grafik gradien temperatur (ΔT) sebagai fungsi waktu selama pengisian, dengan panas setrika diatur maksimal. 41

14 Nilai ΔT atau gradien temperatur antara kedua sisi mengalami fluktuasi dikarenakan automatic on-off system pada setrika. Besarnya VOUT buck-boost adalah 4,73V. Rata- rata nilai Vbat 3,31V sedangkan rata- rata Ibat,22A. Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diperkirakan nilai energi yang terisi ke baterai sebagai berikut: E = 3,31V,22A (1/6)jam (4.12) E =,12Wh (4.13) Kapasitas baterai adalah 3,7V 38mAh atau sebesar E = 3,7V 38mAh 1jam = 1,41Wh (4.14) Perhitungan energi yang tersimpan kedalam baterai adalah sebesar E =,12 Wh 1,41 Wh 1% (4.15) E = 8,51% (4.16) Energi yang tersimpan kedalam baterai sebesar 8,51% dalam waktu sepuluh menit. Kemudian dilakukan pengosongan baterai dengan menggunakan beban berupa resistor sebesar 18,2 Ω. 4 3,7 3,66 3,57 3,53 3,49 3,44 3,37 3,29 3,5 3 3,17 2,86 V bat (V) 2,5 2 1,5 1,5 1,93 1,24, Gambar 4.2. Grafik tegangan baterai (Vbat) sebagai fungsi waktu selama pengosongan. 42

15 E (J) ,16 41,8 39,1 35,68 26,96 12,28 2, Gambar Grafik energi yang dikeluarkan sebagai fungsi waktu selama pengosongan. Dari pengujian yang dilakukan diperoleh hasil energi total yang dikeluarkan baterai adalah sebesar 359,25J. Sedangkan kapasitas baterai adalah sebesar 1,41Wh atau 576J. Sehingga dapat kita hitung besar energi yang tersimpan dalam baterai adalah : E = 359, % (4.17) E = 7,8% (4.18) Dimana hasil yang diperoleh hampir mendekati dengan selisih perhitungan sebesar 1,43% dengan hasil perhitungan pengisian yang dilakukan sebelumnya yaitu 8,51%. Seperti dalam pengujian sebelumnya, energi pengisian baterai tidak seluruhnya bisa diambil atau dikeluarkan kembali karena ada yang berubah menjadi panas saat pengisian dan pengosongan berlangsung. Pengujian juga dilakukan untuk mengambil energi panas dari setrika yang telah selesai digunakan yaitu dengan memanaskan setrika, kemudian setrika dicabut dari catu daya PLN yang digunakan dan menempatkan setrika tersebut pada alas setrika yang telah dibuat. Setrika kemudian ditempelkan pada alat yang dibuat. Berikut hasil pengujian yang diperoleh ditunjukkan pada Gambar 4.22, 4.23 dan

16 3,4 3,3 3,2 3,16 3,22 3,25 3,27 3,28 3,28 3,28 3,1 3,6 V bat (V) 3 2,9 2,83 2,8 2,7 2, Gambar Grafik tegangan baterai (Vbat) sebagai fungsi waktu selama pengisian, dengan sisa panas setrika yang masih panas (catu daya setrika diputus).,18,16,16,15,14,12,12,11 I bat (A),1,8,6,4,2,8,6,4,2, Gambar Grafik arus baterai (Ibat) sebagai fungsi waktu selama pengisian, dengan sisa panas setrika yang masih panas (catu daya setrika diputus). 44

17 ΔT ( C) ,2 19,3 18,2 17, , Gambar Grafik gradien temperatur (ΔT) sebagai fungsi waktu selama pengisian, dengan sisa panas setrika yang masih panas (catu daya setrika diputus). ΔT mengalami penurunan dikarenakan setrika yang dicabut dari sumber listriknya. Baterai mengalami pengisian selama 27s. VOUT buck-boost converter 4,73V. Rata- rata nilai tegangan baterai 3,18V sedangkan rata- rata arus keluaran IOUT buck-boost,8a. Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diperkirakan perhitungan sebagai berikut: Kapasitas baterai adalah 3,7V 38mAh atau sebesar: E = 3,18V,8A 4,5 jam (4.19) 6 E =,2Wh (4.2) E = 3,7V 38mAh 1jam = 1,41Wh (4.21) Perhitungan energi yang tersimpan kedalam baterai adalah sebesar E =,2 Wh 1,41 Wh 1% (4.22) E = 1,41% (4.23) 45

18 Energi yang tersimpan kedalam baterai sebesar 1,41% dalam waktu 4,5 menit. Hasil pengujian ini merupakan hasil pengujian kuantitatif energi yang tersimpan. Selanjutnya dilakukan pengujian aplikatif yaitu energi yang telah disimpan ini dapat digunakan untuk tujuan bermanfaat, dalam hal ini untuk menyalakan lampu senter LED tunggal seperti ditunjukkan Gambar Pengujian dilakukan pada malam hari dengan mematikan lampu listrik PLN sehingga LED menjadi satu-satunya sumber cahaya. Dari hasil pengujian didapatkan bahwa LED menyala cukup terang untuk penerangan darurat (ketika sumber listrik PLN padam pada malam hari). (a) (b) Gambar (a), (b). Baterai yang telah diisi dapat diambil dan digunakan untuk menyalakan lampu senter LED tunggal. 46

19 Dengan arus terukur sebesar 18mA, dapat kita hitung besarnya energi (E) yang mampu dikeluarkan oleh baterai dan waktu (t) untuk menyalakan lampu tersebut sebagai berikut: E =,2Wh 3,7V (4.24) E = 5,4mAh (4.25) t = 5,4mAh 18mA (4.26) t =,3jam (4.27) Akan tetapi pada realisasi, lampu senter LED tunggal tersebut dapat menyala terang hingga satu jam lebih. Pengujian selanjutnya adalah dengan melakukan proses setrika pakaian secara wajar selama satu jam menggunakan setrika merk philips dengan daya 35W. Selama jeda menyetrika, setrika diletakkan pada alas setrika yang dibuat. VOUT buck-boost diatur sebesar 4,73V. Baterai mula- mula dikosongkan terlebih dahulu sebelum dilakukan proses menyetrika dengan Vbat sebesar,73v. Setelah proses menyetrika selesai, baterai kemudian dikosongkan kembali untuk mengetahui besarnya energi yang diperoleh selama proses menyetrika selama satu jam. Kemudian dilakukan pengosongan terhadap baterai yang telah terisi selama proses setrika berlangsung. Berikut hasil yang diperoleh. 4 3,66 3,65 3,65 3,63 3,5 3,4 Vbat (V) 3 2,5 2 1,5 1 2,36 1,58,81, Gambar Grafik tegangan baterai (Vbat) sebagai fungsi waktu selama pengosongan dari proses menyetrika wajar satu jam. 47

20 E (J) ,23 43,94 43,8 43,49 3,43 18,31 8,22 3, Gambar Grafik energi yang dikeluarkan sebagai fungsi waktu selama pengosongan dari proses menyetrika wajar satu jam. Dari pengujian yang dilakukan diperoleh hasil energi total yang dikeluarkan baterai adalah sebesar 44,45J. Sedangkan kapasitas baterai adalah sebesar 1,41Wh atau 576J. Sehingga dapat kita hitung besar energi yang tersimpan dalam baterai adalah: E = 44,45J 576J 1% (4.28) E = 7,96% (4.29) Dengan demikian energi yang diperoleh selama proses menyetrika selama satu jam adalah 7,96% Perbandingan Dengan Spesifikasi Pengujian selanjutnya adalah membandingkan alat yang telah dibuat dengan spesifikasi alat, yaitu : 1. Alat yang dibuat berbentuk alas setrika yang di dalamnya berisi cairan pendingin. Realisasi: Alat yang dibuat merupakan alas setrika yang diberi cairan pendingin berupa oli di dalamnya. 2. Menggunakan empat buah elemen thermoelectric generator (TEG) yang dipasang pada bagian atas dari alas setrika untuk mengambil energi panas setrika. Realisasi: Thermoelectric generator yang digunakan berjumlah empat dan disusun secara seri seperti pada Gambar

21 3. Menggunakan baterai kering 3,7V 38mAh sebagai media penyimpan energi listrik yang dihasilkan oleh TEG. Realisasi: Media penyimpanan menggunakan baterai kering 3,7V 38mAh dengan seperti ditunjukkan Gambar Alas setrika dilengkapi dengan LED indikator pengisian baterai. Realisasi: Terdapat LED indikator yang akan aktif ketika proses pengisian baterai sedang berlangsung seperti ditunjukkan Gambar Alat bersifat portabel dengan dimensi sekitar 25cm(P) 15cm(L) 1cm(T). Realisasi: Dimensi alat sudah sesuai dengan spesifikasi yaitu panjang=25cm, lebar=15cm dan tinggi=1cm seperti ditunjukkan pada Gambar 3.4, sehingga relatif mudah dipindah-pindahkan (portable). Berikut gambaran keseluruhan alat yang telah dibuat ditunjukkan oleh Gambar 4.28, 4.29, 4.3 dan Gambar Gambar alat keseluruhan yang dibuat tampak depan 49

22 Gambar Gambar alat keseluruhan yang dibuat tampak samping. Gambar 4.3. Gambar alat keseluruhan yang dibuat tampak atas. 5

23 Gambar Gambar alat keseluruhan saat sedang digunakan dengan penempatan setrika di atasnya. 51

Perancangan Alas Setrika Sebagai Pengisi Baterai (Battery Charger) dengan Memanfaatkan Energi Panas Terbuang pada Saat Jeda Menyetrika

Perancangan Alas Setrika Sebagai Pengisi Baterai (Battery Charger) dengan Memanfaatkan Energi Panas Terbuang pada Saat Jeda Menyetrika Perancangan Alas Setrika Sebagai Pengisi Baterai (Battery Charger) dengan Memanfaatkan Energi Panas Terbuang pada Saat Jeda Menyetrika Tri Wahyu Yulianingrum 1, F Dalu Setiaji 2, Lukas B Setyawan 3 Program

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi sistem yang dibuat. Blok diagram alat yang dibuat secara keseluruhan ditunjukkan oleh Gambar 3.1. Setrika Kolektor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas secara singkat mengenai teori dasar yang digunakan dalam merealisasikan suatu alat yang memanfaatkan energi terbuang dari panas setrika listrik untuk disimpan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja dari hasil perancangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan menjelaskan mengenai perancangan serta realisasi alat pengisi baterai menggunakan modul termoelektrik generator. Perancangan secara keseluruhan terbagi menjadi perancangan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja hasil perancangan yang

Lebih terperinci

PENYIMPAN ENERGI YANG TERBUANG DARI PANAS SETRIKA LISTRIK MENGGUNAKAN THERMOELECTRIC GENERATOR (TEG) Oleh Tri Wahyu Yulianingrum NIM:

PENYIMPAN ENERGI YANG TERBUANG DARI PANAS SETRIKA LISTRIK MENGGUNAKAN THERMOELECTRIC GENERATOR (TEG) Oleh Tri Wahyu Yulianingrum NIM: PENYIMPAN ENERGI YANG TERBUANG DARI PANAS SETRIKA LISTRIK MENGGUNAKAN THERMOELECTRIC GENERATOR (TEG) Oleh Tri Wahyu Yulianingrum NIM: 612009045 Skripsi Untuk melengkapi salah satu syarat memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab ini akan dibahas hasil pengujian dan analisa dari sistem yang telah dirancang. Dari hasil pengujian akan diketahui apakah sistem yang dirancang memberikan hasil seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tujuan Memanfaatkan energi panas yang terbuang dari setrika listrik untuk diubah menjadi energi listrik yang kemudian akan disimpan ke dalam baterai kering. 1.2. Latar Belakang Permasalahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS Pengujian yang telah dilakukan memperoleh data data seperti waktu, arus keluaran, tegangan keluaran, daya keluaran, temperatur pada sisi panas thermoelectric generator

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi sistem yang dibuat. Gambar 3.1 menunjukkan blok diagram sistem secara keseluruhan. Anak Tangga I Anak Tangga II Anak

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Spesifikasi Sistem 4.1.1. Spesifikasi Baterai Berikut ini merupakan spesifikasi dari baterai yang digunakan: Merk: MF Jenis Konstruksi: Valve Regulated Lead Acid (VRLA)

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN DAN METODE PENELITIAN BAB III PERANCANGAN DAN METODE PENELITIAN 3. 1. Perancangan Modul Percobaan Ada tiga hal penting yang harus diperhatikan saat merancang percobaan untuk melakukan pengujian terhadap thermoelectric generator

Lebih terperinci

Contoh soal dan pembahasan ulangan harian energi dan daya listrik, fisika SMA kelas X semester 2. Perhatikan dan pelajari contoh-contoh berikut!

Contoh soal dan pembahasan ulangan harian energi dan daya listrik, fisika SMA kelas X semester 2. Perhatikan dan pelajari contoh-contoh berikut! Contoh soal dan pembahasan ulangan harian energi dan daya listrik, fisika SMA kelas X semester 2. Perhatikan dan pelajari contoh-contoh berikut! Soal No.1 Sebuah lampu memiliki spesifikasi 18 watt, 150

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. vital yang tidak dapat dilepaskan dari keperluan sehari-hari. Manusia hampir tidak

BAB I PENDAHULUAN. vital yang tidak dapat dilepaskan dari keperluan sehari-hari. Manusia hampir tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat penting dan vital yang tidak dapat dilepaskan dari keperluan sehari-hari. Manusia hampir tidak dapat

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1. Gambaran Umum Sistem Sistem ini terdiri dari 2 bagian besar, yaitu, sistem untuk bagian dari panel surya ke baterai dan sistem untuk bagian dari baterai ke lampu jalan. Blok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah lebih hemat energi. Untuk menghidupkan lampu LED tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. adalah lebih hemat energi. Untuk menghidupkan lampu LED tersebut dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dalam sektor pencahayaan yang berfungsi untuk pencahayaan jalan perkotaan, industri, dan pencahayaan rumah. Banyak ilmuwan menciptakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN SISTEM

BAB II LANDASAN SISTEM BAB II LANDASAN SISTEM Berikut adalah penjabaran mengenai sistem yang dibuat dan teori-teori ilmiah yang mendukung sehingga dapat terealisasi dengan baik. Pada latar belakang penulisan sudah dituliskan

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA UPS

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA UPS BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA UPS 4.1 Perancangan UPS 4.1.1 Menghitung Kapasitas UPS Uninterruptible Power Supply merupakan sumber energi cadangan yang sangat penting bagi perusahaan yang bergerak di

Lebih terperinci

MATERI ENERGI DAN DAYA LISTRIK TINGKAT UNIVERSITAS

MATERI ENERGI DAN DAYA LISTRIK TINGKAT UNIVERSITAS MATERI ENERGI DAN DAYA LISTRIK TINGKAT UNIVERSITAS Dian Puspita Sari (F03109029) A. Energi Listrik ( Electric Energy ) Energi listrik tidak dapat dilihat. Namun dapat diamati gejala-gejala yang ditimbulkannya.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja hasil perancangan yang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja hasil perancangan yang

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.. Spesifikasi Sistem 4... Spesifikasi Panel Surya Model type: SPU-50P Cell technology: Poly-Si I sc (short circuit current) = 3.7 A V oc (open circuit voltage) = 2 V FF (fill

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS 4.1. Modul Sumber Pada modul ini ada 2 output yang tersedia, yaitu output setelah LM7815 dan output setelah LM7805. Saat dilakukan pengujian menggunakan multimeter, output

Lebih terperinci

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor. 7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL, PENGUJIAN DAN ANALISIS. Pengujian diperlukan untuk melihat dan menilai kualitas dari sistem. Hal ini

BAB IV HASIL, PENGUJIAN DAN ANALISIS. Pengujian diperlukan untuk melihat dan menilai kualitas dari sistem. Hal ini BAB IV HASIL, PENGUJIAN DAN ANALISIS Tindak lanjut dari perancangan pada bab sebelumnya adalah pengujian sistem. Pengujian diperlukan untuk melihat dan menilai kualitas dari sistem. Hal ini diperlukan

Lebih terperinci

1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR

1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR 1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR Perangkat elektronika mestinya dicatu oleh suplai arus searah DC (direct current) yang stabil agar dapat bekerja dengan baik. Baterai atau accu adalah sumber catu daya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN Gambaran Alat

BAB III PERANCANGAN Gambaran Alat BAB III PERANCANGAN Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai perancangan dan realisasi Gravity Light nya. Bahasan perancangan dimulai dengan penjelasan alat secara keseluruhuan yaitu penjelasan singkat

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat dan analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukanya pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja hasil perancangan yang

Lebih terperinci

Rangkaian Listrik. 4. Ebtanas Kuat arus yang ditunjukkan amperemeter mendekati.. a. 3,5 ma b. 35 ma c. 3,5 A d. 35 A e. 45 A

Rangkaian Listrik. 4. Ebtanas Kuat arus yang ditunjukkan amperemeter mendekati.. a. 3,5 ma b. 35 ma c. 3,5 A d. 35 A e. 45 A Rangkaian Listrik Kerjakan Sesuai Petunjuk A 1. UMPTN 1990. Sebuah keluarga menyewa listrik PLN sebesar 500 W dengan tegangan 110 V. Jika untuk penerangan, keluarga itu menggunakan lampu 100 W, 220 V,

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Rangkaian Elektronik Lampu Navigasi Energi Surya Rangkaian elektronik lampu navigasi energi surya mempunyai tiga komponen utama, yaitu input, storage, dan output. Komponen input

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi di bidang elektronika saat ini berkembang cepat sekali dan berpengaruh dalam pembuatan alat-alat canggih, yaitu alat yang dapat bekerja secara otomatis

Lebih terperinci

MODUL 06 PENGUAT DAYA PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

MODUL 06 PENGUAT DAYA PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 MODUL 06 PENGUAT DAYA PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 LABORATORIUM ELEKTRONIKA & INSTRUMENTASI PROGRAM STUDI FISIKA, INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Riwayat Revisi Rev. 1 TUJUAN Memahami perbedaan konfigurasi

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian dan analisa dari setiap modul yang mendukung sistem secara keseluruhan. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah

Lebih terperinci

PENGUKURAN DAN ANALISIS KARAKTERISTIK THERMOELECTRIC GENERATOR DALAM PEMANFAATAN ENERGI PANAS YANG TERBUANG

PENGUKURAN DAN ANALISIS KARAKTERISTIK THERMOELECTRIC GENERATOR DALAM PEMANFAATAN ENERGI PANAS YANG TERBUANG PENGUKURAN DAN ANALISIS KARAKTERISTIK THERMOELECTRIC GENERATOR DALAM PEMANFAATAN ENERGI PANAS YANG TERBUANG oleh Soelistio Permadi Widjaja NIM : 612007043 Skripsi Untuk melengkapi salah satu syarat memperoleh

Lebih terperinci

BAB X ENERGI DAN DAYA LISTRIK

BAB X ENERGI DAN DAYA LISTRIK 14 BAB X ENERGI DAN DAYA LISTRIK 1. Bagaimana cara PLN mengitung besarnya tagihan rekening listrik?. Apa perbedaan energi dan daya listrik? 3. Apa yang akan terjadi, jika suatu peralatan listrik dipasang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GRAFIK... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dalam bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perancangan sistem pemanasan air menggunakan SCADA software dengan Wonderware InTouch yang terdiri dari perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro 22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro Fakultas Tekik, Universitas Lampung, yang dilaksanakan mulai bulan Oktober

Lebih terperinci

Rancang Bangun Penerangan Otomatis Berdasarkan Gerak Tubuh Manusia

Rancang Bangun Penerangan Otomatis Berdasarkan Gerak Tubuh Manusia Rancang Bangun Penerangan Otomatis Berdasarkan Gerak Tubuh Manusia Andreas Sjah Lamtari 1), Syaifurrahman 2), Dedy Suryadi 3) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura 1 andreassjahlamtari@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas mengenai perancangan dan realisasi sistem yang dibuat. Gambar 3.1 menunjukkan blok diagram sistem secara keseluruhan. Gambar 3.1. Blok Diagram Sistem Secara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dijelaskan hasil dan analisis terhadap sistem yang telah dibuat secara keseluruhan. Pengujian tersebut berupa pengujian terhadap perangkat keras serta pengujian

Lebih terperinci

LISTRIK DINAMIS B A B B A B

LISTRIK DINAMIS B A B B A B Listrik Dinamis 161 B A B B A B 8 LISTRIK DINAMIS Sumber : penerbit cv adi perkasa Kalian tentu tidak asing dengan bab ini, yaitu tentang listrik. Listrik sudah menjadi sumber energi banyak bidang. Di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wida Lidiawati, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wida Lidiawati, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk dan ekonomi menyebabkan kebutuhan energi listrik saat ini terus mengalami peningkatan. Untuk memenuhi kebutuhan energi listrik tersebut eksploitasi

Lebih terperinci

BAB III PRINSIP KERJA ALAT DAN RANGKAIAN PENDUKUNG

BAB III PRINSIP KERJA ALAT DAN RANGKAIAN PENDUKUNG BAB III PRINSIP KERJA ALAT DAN RANGKAIAN PENDUKUNG 3.1 RANGKAIAN SOLAR HOME SISTEM Secara umum sistem pemabangkit daya listrik fotovoltaik dapat dibedakan atas 2 (dua) jenis[2]: a. Sistem langsung, yaitu

Lebih terperinci

EXHAUST SYSTEM GENERATOR: KNALPOT PENGHASIL LISTRIK DENGAN PRINSIP TERMOELEKTRIK

EXHAUST SYSTEM GENERATOR: KNALPOT PENGHASIL LISTRIK DENGAN PRINSIP TERMOELEKTRIK EXHAUST SYSTEM GENERATOR: KNALPOT PENGHASIL LISTRIK DENGAN PRINSIP TERMOELEKTRIK Jurusan Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian

Lebih terperinci

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016 ANALISIS PENERAPAN AUTO BUCK/BOOST PADA GENERATOR TERMOELEKTRIK SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK ALTERNATIF Mohamad Choirul Anwar Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Jember e-mail: 21choirul@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN THERMOELECTRIC GENERATOR

BAB IV HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN THERMOELECTRIC GENERATOR BAB IV HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN THERMOELECTRIC GENERATOR 4.1 HASIL DAN ANALISA PENGUJIAN Pengujian yang dilakukan menghasilkan data-data berupa waktu, arus ouput, tegangan output, daya output, temperature

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL UJI DAN ANALISA

BAB 4 HASIL UJI DAN ANALISA BAB 4 HASIL UJI DAN ANALISA Serangkaian uji dan analisa dilakukan pada alat, setelah semua perangkat keras (hardware) dan program dikerjakan. Pengujian alat dimaksudkan untuk mengetahui apakah alat dapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Nama : Timbangan Bayi. 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital. 4. Display : LCD Character 16x2. 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Nama : Timbangan Bayi. 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital. 4. Display : LCD Character 16x2. 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm 49 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Alat 1. Nama : Timbangan Bayi 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital 3. Berat : 5 Kg 4. Display : LCD Character 16x2 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm 6. Sensor : Loadcell

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MODUL TERMOELEKTRIK GENERATOR UNTUK MENGISI BATERAI PONSEL. oleh Daniel Adven Andriyanto NIM :

PEMANFAATAN MODUL TERMOELEKTRIK GENERATOR UNTUK MENGISI BATERAI PONSEL. oleh Daniel Adven Andriyanto NIM : PEMANFAATAN MODUL TERMOELEKTRIK GENERATOR UNTUK MENGISI BATERAI PONSEL oleh Daniel Adven Andriyanto NIM : 612008012 Skripsi Untuk melengkapi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Teknik Program Studi

Lebih terperinci

Lampiran 5 POKOK BAHASAN HUKUM OHM UNTUK KELAS X 5 KELAS PRAKTIKUM REAL LEMBAR KERJA SISWA

Lampiran 5 POKOK BAHASAN HUKUM OHM UNTUK KELAS X 5 KELAS PRAKTIKUM REAL LEMBAR KERJA SISWA Lampiran 5 POKOK BAHASAN HUKUM OHM UNTUK KELAS X 5 KELAS PRAKTIKUM REAL LEMBAR KERJA SISWA 89 LEMBAR KERJA SISWA Standar Kompetensi : 5. Menerapkan konsep kelistrikan dalam berbagai penyelesaian masalah

Lebih terperinci

MAKALAH BENGKEL ELEKTRONIKA PENDETEKSI KEBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR SUHU LM355. Oeh:

MAKALAH BENGKEL ELEKTRONIKA PENDETEKSI KEBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR SUHU LM355. Oeh: MAKALAH BENGKEL ELEKTRONIKA PENDETEKSI KEBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN SENSOR SUHU LM355 Oeh: Fatimah N. H. Kusnanto Mukti W. Edi Prasetyo M0209025 M0209031 M0210019 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN

Lebih terperinci

POT IKLAN BERTENAGA SURYA

POT IKLAN BERTENAGA SURYA POT IKLAN BERTENAGA SURYA Kiki Prawiroredjo * & Citra Laras ** (*) Dosen Jurusan Teknik Elektro, FTI Universitas Trisakti (**) Alumni Jurusan Teknik Elektro, FTI Universitas Trisakti Abstract The Solar

Lebih terperinci

Teknik Elektromedik Widya Husada 1

Teknik Elektromedik Widya Husada 1 FORMULIR PENILAIAN PRAKTIKUM Nama NIM Kelompok Praktikum :.. :.. :.. : Teknik Elektronika Terintegrasi No. Percobaan Tanggal Percobaan 1. Penguat Inverting 2. Penguat Non Inverting 3. Komparator 4. Penguat

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA. sistem. Oleh karena itu, diperlukan pengujian komponen-komponen utama seperti

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA. sistem. Oleh karena itu, diperlukan pengujian komponen-komponen utama seperti 62 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA Karakteristik komponen yang digunakan sangat mempengaruhi kinerja sistem. Oleh karena itu, diperlukan pengujian komponen-komponen utama seperti Arduino dan komponen

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL FISIKA SMA KELAS X LISTRIK DINAMIS. a. Seri b. Paralel.

KISI-KISI SOAL FISIKA SMA KELAS X LISTRIK DINAMIS. a. Seri b. Paralel. KISI-KISI SOAL FISIKA SMA KELAS X LISTRIK DINAMIS Berpikir Kritis Indikator Outcome No. Soal Soal Poin 1. Menganalisa data mengidentifikasi rangkaian seriparalel. (C4). 1 Sebuah rangkaian listrik terdiri

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini menguraikan perancangan mekanik, perangkat elektronik dan perangkat lunak untuk membangun Pematrian komponen SMD dengan menggunakan conveyor untuk indutri kecil dengan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari skripsi meliputi gambaran alat, cara kerja sistem dan modul yang digunakan. Gambar 3.1 merupakan diagram cara

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Analogi dan simbol Gerbang AND. Tabel 1.1 kebenaran Gerbang AND 2 masukan : Masukan Keluaran A B YAND

Gambar 1.1 Analogi dan simbol Gerbang AND. Tabel 1.1 kebenaran Gerbang AND 2 masukan : Masukan Keluaran A B YAND A. Judul : GERBANG AND B. Tujuan Kegiatan Belajar 1 : Setelah mempraktekkan Topik ini, mahasiswa diharapkan dapat : 1) Mengetahui tabel kebenaran gerbang logika AND. 2) Menguji piranti hardware gerbang

Lebih terperinci

PERANCANGAN LAMPU PORTABEL DENGAN BATERAI ISI ULANG MENGGUNAKAN LED

PERANCANGAN LAMPU PORTABEL DENGAN BATERAI ISI ULANG MENGGUNAKAN LED PERANCANGAN LAMPU PORTABEL DENGAN BATERAI ISI ULANG MENGGUNAKAN LED Dimas Aria Adianto, Michael Jeremia Setiadi, Samuel Hadi Dwiputra, Wiedjaja Atmadja Universitas Bina Nusantara JL. K.H Syahdan No.9,

Lebih terperinci

Bab III ENERGI LISTRIK

Bab III ENERGI LISTRIK Bab III ENERGI LISTRIK Daftar isi Energi Listrik Perubahan Listrik Menjadi Kalor Daya Listrik Hemat Energi Energi Listrik Hukum kekekalan energi Energi tidak dapat dibuat dan dimusnahkan, tetapi dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Penelitian Terkait

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Penelitian Terkait BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi komponen dan rangkaian elektronika telah mampu menghasilkan sistem penyedia daya tegangan searah (DC), yang dihasilkan melalui konversi tegangan

Lebih terperinci

Rancang Bangun Charger Baterai dengan Buckboost Konverter

Rancang Bangun Charger Baterai dengan Buckboost Konverter 1 Rancang Bangun Charger Baterai dengan Buckboost Konverter M. Zaenal Effendi ¹, Suryono ², Syaiful Arifianto 3 1 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri ² Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. pembuatan tugas akhir. Maka untuk memenuhi syarat tersebut, penulis mencoba

BAB III PERANCANGAN. pembuatan tugas akhir. Maka untuk memenuhi syarat tersebut, penulis mencoba BAB III PERANCANGAN 3.1 Tujuan Perancangan Sebagai tahap akhir dalam perkuliahan yang mana setiap mahasiswa wajib memenuhi salah satu syarat untuk mengikuti sidang yudisium yaitu dengan pembuatan tugas

Lebih terperinci

EKSPERIMEN FISIKA DASAR 2. Rangkaian RC PENGISIAN KAPASITOR

EKSPERIMEN FISIKA DASAR 2. Rangkaian RC PENGISIAN KAPASITOR EKSPERIMEN FISIKA DASAR 2 Rangkaian RC PENGISIAN KAPASITOR CREATED BY : AAN SUHIRSO (0602673) ABDURRAHIM (0605604) AGUS KURNIAWAN (0605586) DEWANTI NURUL FAZRIN (060231) M. FAIZAL (0605798) NURLAELI R.

Lebih terperinci

SISTEM KONVERTER DC. Desain Rangkaian Elektronika Daya. Mochamad Ashari. Profesor, Ir., M.Eng., PhD. Edisi I : cetakan I tahun 2012

SISTEM KONVERTER DC. Desain Rangkaian Elektronika Daya. Mochamad Ashari. Profesor, Ir., M.Eng., PhD. Edisi I : cetakan I tahun 2012 SISTEM KONVERTER DC Desain Rangkaian Elektronika Daya Oleh : Mochamad Ashari Profesor, Ir., M.Eng., PhD. Edisi I : cetakan I tahun 2012 Diterbitkan oleh: ITS Press. Hak Cipta dilindungi Undang undang Dilarang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung (khususnya Laboratorium

Lebih terperinci

OPERATIONAL AMPLIFIERS (OP-AMP)

OPERATIONAL AMPLIFIERS (OP-AMP) MODUL II Praktikum OPERATIONAL AMPLIFIERS (OP-AMP) 1. Memahami cara kerja operasi amplifiers (Op-Amp). 2. Memahami cara penghitungan pada operating amplifiers. 3. Mampu menggunakan IC Op-Amp pada rangkaian.

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN. Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang digunakan dalam

BAB III PERENCANAAN. Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang digunakan dalam BAB III PERENCANAAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang digunakan dalam merencanakan alat yang dibuat. Adapun pelaksanaannya adalah dengan menentukan spesifikasi dan mengimplementasikan dari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. makanan menggunakan termoelektrik peltier TEC sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. makanan menggunakan termoelektrik peltier TEC sebagai berikut : BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Waktu dan tempat pelaksanaan pembuatan mesin pendingin minuman dan makanan menggunakan termoelektrik peltier TEC1-12706 sebagai berikut : 1.

Lebih terperinci

LISTRIK DAN MAGNET (Daya Listrik) Dra. Shrie Laksmi Saraswati,M.Pd

LISTRIK DAN MAGNET (Daya Listrik) Dra. Shrie Laksmi Saraswati,M.Pd LISTRIK DAN MAGNET (Daya Listrik) Dra. Shrie Laksmi Saraswati,M.Pd laksmi.sedec@gmail.com A. Kompetensi Dasar Mengidentifikasi kegunaan energi listrik, konversi energi listrik, transmisi energi listrik,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. TEC dilakukan pada tanggal 20 Maret April 2017 bertempat di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. TEC dilakukan pada tanggal 20 Maret April 2017 bertempat di BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pelaksanaan Pengujian mesin pendingin yang menggunakan termoelektrik peltier TEC1-12706 dilakukan pada tanggal 20 Maret 2017-30 April 2017 bertempat di rumah penulis yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Perancangan Sistem Pembangkit Listrik Sepeda Hybrid Berbasis Tenaga Pedal dan Tenaga Surya

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Perancangan Sistem Pembangkit Listrik Sepeda Hybrid Berbasis Tenaga Pedal dan Tenaga Surya BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Perancangan Sistem Pembangkit Listrik Sepeda Hybrid Berbasis Tenaga Pedal dan Tenaga Surya 4.1.1. Analisis Radiasi Matahari Analisis dilakukan dengan menggunakan data yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam merealisasikan suatu alat diperlukan dasar teori untuk menunjang hasil yang optimal. Pada bab ini akan dibahas secara singkat mengenai teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLATIHAN SOAL BAB 2

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLATIHAN SOAL BAB 2 SMP kelas 9 - FISIKA BAB 2. RANGKAIAN LISTRIK DAN SUMBER ENERGI LISTRIKLATIHAN SOAL BAB 2 1. Handphone Pak Danang seri Lenovo S-930 menggunakan baterai Li-Po berkapasitas 3.000 mah dengan arus 0,200 A.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Realisasi Perangkat Keras Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara otomatis menggunakan sensor suhu LM35 ditunjukkan pada gambar berikut : 8 6

Lebih terperinci

Prodi S1 Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro,Universitas Telkom 2. Prodi S1 Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektro,Universitas Telkom

Prodi S1 Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro,Universitas Telkom 2. Prodi S1 Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektro,Universitas Telkom DESAIN DAN IMPLEMENTASI SWITCHING REGULATOR PADA NANOSATELIT DESIGN AND IMPLEMENTATION SWITCHING REGULATOR ON NANOSATELLITE Shella Amelia Puspaningrum 1, Mas Sarwoko Suraatmadja 2, Desti Madya Saputri

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan BAB III PEMBUATAN ALAT 3.. Pembuatan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan

Lebih terperinci

Y Y A B. Gambar 1.1 Analogi dan simbol Gerbang NOR Tabel 1.1 tabel kebenaran Gerbang NOR A B YOR YNOR

Y Y A B. Gambar 1.1 Analogi dan simbol Gerbang NOR Tabel 1.1 tabel kebenaran Gerbang NOR A B YOR YNOR A. Judul : GERBANG NOR B. Tujuan Kegiatan Belajar 5 : Setelah mempraktekkan Topik ini, anda diharapkan dapat : 1) Mengetahui tabel kebenaran gerbang logika NOR. 2) Menguji piranti hardware gerbang logika

Lebih terperinci

Kendali Sistem Pengisi Baterai Tenaga Surya Metode Incremental Conductance Berbasis Mikrokontrol

Kendali Sistem Pengisi Baterai Tenaga Surya Metode Incremental Conductance Berbasis Mikrokontrol Kendali Sistem Pengisi Baterai Tenaga Metode Incremental Conductance Berbasis Mikrokontrol Eric Eko Nurcahyo dan Leonardus. H. Pratomo Prog.Di Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Katolik Soegijapranata

Lebih terperinci

AGUS PUTRA PRASETYA

AGUS PUTRA PRASETYA KAJI EKSPERIMENTAL PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PADA HEATSINK DENGAN SISTEM CASCADE THERMOELEKTRIK TEC 12706 AGUS PUTRA PRASETYA 2108030028 PROGRAM STUDI DIII TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Bab ini akan membahas mengenai pengujian dan analisa dari setiap modul yang mendukung alat yang dirancang secara keseluruhan. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangkit-pembangkit tenaga listrik yang ada saat ini sebagian besar masih mengandalkan kepada sumber energi yang tidak terbarukan dalam arti untuk mendapatkannya

Lebih terperinci

kali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting

kali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting 27 BAB III METODOLOGI 3.1 Diagram Blok dan Cara Kerja Diagram blok dan cara kerja dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok diagram Prototipe Blood warmer Tegangan PLN diturunkan dan disearahkan

Lebih terperinci

Rancang Bangun Pendingin Portable Dengan Menggunakan Konsumsi Daya Rendah

Rancang Bangun Pendingin Portable Dengan Menggunakan Konsumsi Daya Rendah Rancang Bangun Pendingin Portable Dengan Menggunakan Konsumsi Daya Rendah Nurul Iman¹, Heri Haryanto² 1,2 Jurusan Teknik Elektro, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Jln. Jenderal Sudirman Km 3 Cilegon-

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan III-1 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan menghasilkan suatu sistem yang dapat mengontrol cahaya pada lampu pijar untuk pencahayaanya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN MINI REFRIGERATOR THERMOELEKTRIK TENAGA SURYA. Pada perancangan ini akan di buat pendingin mini yang menggunakan sel

BAB III PERANCANGAN MINI REFRIGERATOR THERMOELEKTRIK TENAGA SURYA. Pada perancangan ini akan di buat pendingin mini yang menggunakan sel BAB III PERANCANGAN MINI REFRIGERATOR THERMOELEKTRIK TENAGA SURYA 3.1 Tujuan Perancangan Pada perancangan ini akan di buat pendingin mini yang menggunakan sel surya sebagai energy tenaga surya. Untuk mempermudah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis

BAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis BAB III PERANCANGAN Bab ini membahas perancangan Lampu LED otomatis berbasis Platform Mikrocontroller Open Source Arduino Uno. Microcontroller tersebut digunakan untuk mengolah informasi yang telah didapatkan

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR. Ditujukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Tugas Akhir oleh : NIM : NIM :

LAPORAN TUGAS AKHIR. Ditujukan Untuk Memenuhi Persyaratan Ujian Tugas Akhir oleh : NIM : NIM : RANCANG BANGUN SISTEM SUPLAI DAYA LISTRIK 900 WATT DAN INSTALASI PENERANGAN DARURAT PADA RUANG PERANCANGAN DENGAN MENGGUNAKAN BATERAI AKUMULATOR SECARA OTOMATIS LAPORAN TUGAS AKHIR Ditujukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

Adaptor. Rate This PRINSIP DASAR POWER SUPPLY UMUM

Adaptor. Rate This PRINSIP DASAR POWER SUPPLY UMUM Adaptor Rate This Alat-alat elektronika yang kita gunakan hampir semuanya membutuhkan sumber energi listrik untuk bekerja. Perangkat elektronika mestinya dicatu oleh suplai arus searah DC (direct current)

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas mengenai perancangan dan realisasi sistem yang dibuat. Gambar 3.1 menunjukkan blok diagram sistem secara keseluruhan. Mekanik Turbin Generator Beban Step

Lebih terperinci

MODUL 07 PENGUAT DAYA

MODUL 07 PENGUAT DAYA P R O G R A M S T U D I F I S I K A F M I P A I T B LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI MODUL 07 PENGUAT DAYA 1 TUJUAN Memahami konfigurasi dan prinsip kerja penguat daya kelas B dan AB. Memahami

Lebih terperinci

Oleh : Aries Pratama Kurniawan Dosen Pembimbing : Prof. Dr.Ir. Mochamad Ashari, M.Eng Vita Lystianingrum ST., M.Sc

Oleh : Aries Pratama Kurniawan Dosen Pembimbing : Prof. Dr.Ir. Mochamad Ashari, M.Eng Vita Lystianingrum ST., M.Sc OPTIMALISASI SEL SURYA MENGGUNAKAN MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) SEBAGAI CATU DAYA BASE TRANSCEIVER STATION (BTS) Oleh : Aries Pratama Kurniawan 2206 100 114 Dosen Pembimbing : Prof. Dr.Ir. Mochamad

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Blok Diagram Sistem Sensor Gas Komparator Osilator Penyangga/ Buffer Buzzer Multivibrator Bistabil Multivibrator Astabil Motor Servo Gambar 4.1 Blok Diagram

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan, dari mulai jam, perangkat portabel hingga mobil listrik yang mulai

BAB I PENDAHULUAN. digunakan, dari mulai jam, perangkat portabel hingga mobil listrik yang mulai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Baterai adalah salah satu media penyimpan energi yang paling umum digunakan, dari mulai jam, perangkat portabel hingga mobil listrik yang mulai diarahkan menjadi pengganti

Lebih terperinci

5 HASIL. kecepatan. dan 6 Sudu. dengan 6 sudu WIB, yaitu 15,9. rata-rata yang. sebesar 3,0. dihasilkan. ampere.

5 HASIL. kecepatan. dan 6 Sudu. dengan 6 sudu WIB, yaitu 15,9. rata-rata yang. sebesar 3,0. dihasilkan. ampere. 31 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Pengamatan Kecepatan Angin pada Turbin Angin dengan 3 Sudu dan 6 Sudu Padaa saat melakukan uji coba turbin dengan 3 sudu maupun dengan 6 sudu terdapat beberapa variabel

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN DAN PENGUJIAN PANEL SURYA

BAB IV PERHITUNGAN DAN PENGUJIAN PANEL SURYA 61 BAB IV PERHITUNGAN DAN PENGUJIAN PANEL SURYA Sebuah sel PV terhubung dengan sel lain membentuk sebuah modul PV dan beberapa modul PV digabungkan membentuk sebuah satu kesatuan (array) PV, seperti terlihat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Bab ini akan membahas mengenai perancangan dan realisasi perangkat keras serta perangkat lunak dari setiap modul yang mendukung keseluruhan alat yang dibuat. Gambar

Lebih terperinci