Analisis Hasil Survei Kebutuhan Data 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Analisis Hasil Survei Kebutuhan Data 2016"

Transkripsi

1

2

3

4 ISSN: No. Publikasi: Katalog: Ukuran Buku: 18,5 x 25 cm Jumlah Halaman: xiv Halaman Naskah: Subdirektorat Rujukan Statistik Gambar Kulit: Subdirektorat Publikasi dan Kompilasi Statistik Diterbitkan oleh: Badan Pusat Statistik, Jakarta-Indonesia Dicetak oleh: Badan Pusat Statistik, Jakarta-Indonesia Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik

5 Kata Pengantar Badan Pusat Statistik (BPS) merupakan lembaga publik yang memiliki tugas dan tanggung jawab menyediakan data dan informasi di bidang statistik. Hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik. Dalam menghasilkan dan menyajikan data statistik, BPS senantiasa berusaha untuk memperhatikan kepuasan serta kualitas pelayanan kepada pengguna data yang mencari data statistik. BPS selalu berupaya untuk memberikan pelayanan publik yang lebih baik. Oleh karena itu, dipandang perlu untuk mengidentifikasi kebutuhan dan tingkat kepuasan pengguna data melalui Survei Kebutuhan Data (SKD). SKD dilaksanakan oleh Direktorat Diseminasi Statistik BPS melalui Subdirektorat Rujukan Statistik sejak tahun Sejak tahun 2014, pelaksanaan SKD diperluas cakupannya hingga BPS kabupaten/kota. Hasil kegiatan SKD 2016 disajikan dalam bentuk publikasi yang berisi analisis karakteristik pengguna data, analisis kebutuhan data, analisis kepuasan kualitas data, dan analisis performa unit pelayanan. Analisis ini dilengkapi dengan penyajian dalam bentuk Indeks Kepuasan Konsumen (IKK) BPS dan BPS provinsi. Publikasi ini terwujud berkat kerja sama yang baik antara tim penyusun dengan berbagai unit pelayanan, baik di BPS, BPS provinsi, maupun BPS kabupaten/kota. Kepada semua pihak, kami sampaikan penghargaan dan terima kasih atas kerja sama yang baik selama pengumpulan dan pengolahan data SKD Besar harapan kami, publikasi ini dapat bermanfaat khususnya untuk memperbaiki kualitas data dan kinerja pelayanan data dan informasi di lingkungan BPS. Kami mengharapkan kritik dan saran untuk menuju pada kesempurnaan. Jakarta, Februari 2017 Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik M. Ari Nugraha, M.Sc

6

7 Daftar Isi Kata Pengantar...iii Daftar Isi... v Daftar Tabel... vii Daftar Gambar... xi Daftar Lampiran... xiii Bab I Pendahuluan Latar Belakang Tujuan dan Manfaat Landasan Teori Pemasaran Data Faktor Kepuasan Layanan Metodologi Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Realisasi Pengumpulan Data Keberadaan Layanan di Pelayanan Statistik Terpadu Target dan Realisasi Pengguna Data Bab II Segmentasi Pengguna Data Gambaran Umum Pengguna Data Pengguna Data Menurut Karakteristik Pengguna Data Menurut Pemanfaatan Data Pengguna Data Menurut Jenis Layanan Pengguna Data Menurut Fasilitas Utama yang Digunakan Bab III Analisis Kebutuhan Data Gambaran Umum Jenis Data yang Dicari Jenis Data Menurut Ragam Data dan Level Data Jenis Data Menurut Ragam Data dan Periode Data Jenis Data Menurut Ragam Data dan Perolehan Data Jenis Data yang Paling Banyak Dicari Ragam Data Statistik Sosial Ragam Data Statistik Produksi Ragam Data Statistik Distribusi dan Jasa... 57

8 3.5 Ragam Data Neraca dan Analisis Statistik Ragam Data Metodologi dan Informasi Statistik Ragam Data Lainnya Bab IV Analisis Kepuasan Kualitas Data Kepuasan Pengguna Data Terhadap Kualitas Data Menurut Ragam Data Kepuasan Pengguna Data Terhadap Kualitas Data Menurut Dimensi Kualitas Data Kepuasan Pengguna Data Terhadap Kualitas Data Menurut Dimensi Kualitas Data dan Ragam Data Kepuasan Pengguna Data Terhadap Kualitas Data Menurut Dimensi Kualitas Data dan Sumber Data Kedeputian Statistik Sosial Kedeputian Statistik Produksi Kedeputian Statistik Distribusi dan Jasa Kedeputian Neraca dan Analisis Statistik Kedeputian Metodologi dan Informasi Statistik Bab V Analisis Kepuasan Layanan Analisis Kepuasan Pengguna Data terhadap Pelayanan BPS Analisis Kepuasan Layanan Menurut Tingkat Pendidikan Analisis Kepuasan Layanan Menurut Pekerjaan Utama Analisis Kepuasan Layanan Menurut Pemanfaatan Data Analisis Kepuasan Layanan Menurut Jenis Layanan yang Digunakan Bab VI Analisis Perilaku Anti Korupsi Bab VII Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Saran Daftar Pustaka Lampiran

9 Daftar Tabel Tabel 1.1. Nilai Persepsi, Nilai IKK, Nilai IKK Konversi, dan Kualitas Pelayanan Tabel 1.2. Jumlah Wilayah PST Menurut Keberadaan Layanan Tahun Tabel 1.3. Target dan Realisasi Pengguna Data Menurut Wilayah PST Tahun Tabel 2.1. Persentase Pengguna Data Menurut Wilayah PST dan Kelompok Umur Tahun Tabel 2.2. Persentase Pengguna Data Menurut Wilayah PST dan Jenis Kelamin Tahun Tabel 2.3. Persentase Pengguna Data Menurut Wilayah PST dan Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan Tahun Tabel 2.4. Persentase Pengguna Data Menurut Wilayah PST dan Pekerjaan Utama Tahun Tabel 2.5. Persentase Pengguna Data Menurut Wilayah PST dan Instansi/Institusi Tempat Pekerjaan Utama Tahun Tabel 2.6. Persentase Pengguna Data Menurut Wilayah PST dan Pemanfaatan Data Tahun Tabel 2.7. Tabel 2.8. Tabel 3.1. Tabel 3.2. Tabel 3.3. Tabel 3.4. Tabel 3.5. Tabel 3.6. Persentase Pengguna Data Menurut Wilayah PST dan Jenis Layanan yang Digunakan Tahun Persentase Pengguna Data Menurut Wilayah PST dan Fasilitas Utama yang Digunakan untuk Memperoleh Data BPS Tahun Persentase Jenis Data Menurut Level dan Ragam Data di BPS Tahun Persentase Jenis Data Menurut Periode dan Ragam Data di BPS Tahun Persentase Jenis Data Menurut Perolehan dan Ragam Data di BPS Tahun Jumlah Perolehan Data Menurut Wilayah PST dan Penghasil Data Tahun Jumlah dan Persentase Jenis Data yang Paling Banyak Dicari serta Sumber Perolehannya Menurut Ragam Data di BPS Tahun Jumlah Perolehan Ragam Data Statistik Sosial Menurut Periode Data di BPS Tahun

10 Tabel 3.7. Tabel 3.8. Tabel 3.9. Jumlah Perolehan Ragam Data Statistik Produksi Menurut Periode Data di BPS Tahun Jumlah Perolehan Ragam Data Statistik Distribusi dan Jasa Menurut Periode Data di BPS Tahun Jumlah Perolehan Ragam Data Neraca dan Analisis Statistik Menurut Periode Data di BPS Tahun Tabel Jumlah Perolehan Ragam Data Metodologi dan Informasi Statistik Menurut Periode Data di BPS Tahun Tabel 4.1. Tabel 5.1. Persentase Kepuasan Pengguna Data Terhadap Tiga Data Terpenting yang Dicari Menurut Ragam Data dan Dimensi Kualitas Data Persentase Pengguna Data yang Puas terhadap Pelayanan BPS Menurut Wilayah PST dan Atribut Pelayanan Tahun Tabel 5.1. Persentase Pengguna Data yang merasa Puas terhadap Pelayanan BPS Menurut Wilayah PST dan Atribut Pelayanan Tahun 2016 (lanjutan) Tabel 5.1. Persentase Pengguna Data yang merasa Puas terhadap Pelayanan BPS Menurut Wilayah PST dan Atribut Pelayanan Tahun 2016 (lanjutan) Tabel 5.1. Persentase Pengguna Data yang merasa Puas terhadap Pelayanan BPS Menurut Wilayah PST dan Atribut Pelayanan Tahun 2016 (lanjutan) Tabel 5.2. Sepuluh Atribut Pelayanan dengan Kesenjangan Tertinggi dan Sepuluh Atribut Pelayanan dengan Kesenjangan Terendah di Wilayah PST BPS Tahun Tabel 5.3. Persentase Pengguna Data yang Puas terhadap Pelayanan BPS di Wilayah PST BPS Menurut Atribut Pelayanan dan Tingkat Pendidikan Tahun Tabel 5.4. Tabel 5.5. Tabel 5.6. Tabel 5.7. Tingkat Kepentingan (TK), Tingkat Kepuasan (TP), dan Gap Pelayanan BPS di Wilayah PST BPS Menurut Atribut Pelayanan dan Tingkat Pendidikan Tahun Importance and Performace Analysis (IPA) Pelayanan BPS di Wilayah PST BPS Menurut Atribut Pelayanan dan Tingkat Pendidikan Tahun Indeks Kepuasan Konsumen (IKK) Pelayanan BPS di Wilayah PST BPS Menurut Atribut Pelayanan dan Tingkat Pendidikan Tahun Persentase Pengguna Data yang Puas terhadap Pelayanan BPS di Wilayah PST BPS Menurut Atribut Pelayanan dan Pekerjaan Utama Tahun

11 Tabel 5.8. Tabel 5.8. Tingkat Kepentingan (TK), Tingkat Kepuasan (TP), dan Gap Pelayanan BPS di Wilayah PST BPS Menurut Atribut Pelayanan dan Pekerjaan Utama Tahun Tingkat Kepentingan (TK), Tingkat Kepuasan (TP), dan Gap Pelayanan BPS di Wilayah PST BPS Menurut Atribut Pelayanan dan Pekerjaan Utama Tahun 2016 (lanjutan) Tabel 5.9. Importance and Performace Analysis (IPA) Pelayanan BPS di Wilayah PST BPS Menurut Atribut Pelayanan dan Pekerjaan Utama Tahun Tabel Indeks Kepuasan Konsumen (IKK) Pelayanan BPS di Wilayah PST BPS Menurut Atribut Pelayanan dan Pekerjaan Utama Tahun Tabel Persentase Pengguna Data yang Puas terhadap Pelayanan BPS di Wilayah PST BPS Menurut Atribut Pelayanan dan Pemanfaatan Data Tahun Tabel Tingkat Kepentingan (TK), Tingkat Kepuasan (TP), dan Gap Pelayanan BPS di Wilayah PST BPS Menurut Atribut Pelayanan dan Pemanfaatan Data Tahun Tabel Tingkat Kepentingan (TK), Tingkat Kepuasan (TP), dan Gap Pelayanan BPS di Wilayah PST BPS Menurut Atribut Pelayanan dan Pemanfaatan Data Tahun 2016 (lanjutan) Tabel Importance and Performace Analysis (IPA) Pelayanan BPS di Wilayah PST BPS Menurut Atribut Pelayanan dan Pemanfaatan Data Tahun Tabel Indeks Kepuasan Konsumen (IKK) Pelayanan BPS di Wilayah PST BPS Menurut Atribut Pelayanan dan Pemanfaatan Data Tahun Tabel Tingkat Kepentingan (TK), Tingkat Kepuasan (TP), dan Gap Pelayanan BPS di Wilayah PST BPS Menurut Atribut Pelayanan dan Jenis Layanan yang Digunakan Tahun Tabel Importance and Performance Analysis (IPA) Pelayanan BPS di Wilayah PST BPS Menurut Atribut Pelayanan dan Jenis Layanan yang Digunakan Tahun Tabel Indeks Kepuasan Konsumen (IKK) Pelayanan BPS di Wilayah PST BPS Menurut Atribut Pelayanan dan Jenis Layanan yang Digunakan Tahun Tabel 6.1. Persentase Pengguna Data yang Setuju Bahwa Perilaku Anti Korupsi Diterapkan pada Layanan BPS Menurut Wilayah PST dan Atribut Perilaku Anti Korupsi Tahun

12 Tabel 6.1. Persentase Pengguna Data yang Setuju Bahwa Perilaku Anti Korupsi Diterapkan pada Layanan BPS Menurut Wilayah PST dan Atribut Perilaku Anti Korupsi Tahun 2016 (lanjutan)

13 Daftar Gambar Gambar 1.1. Kuadran Cartesius... 9 Gambar 2.1. Persentase Pengguna Data yang Menggunakan Data BPS sebagai Rujukan Utama Tahun Gambar 2.2. Persentase Pengguna Data yang Menggunakan Data BPS sebagai Rujukan Utama di Wilayah PST BPS Tahun Gambar 2.3. Persentase Pengguna Data yang Menggunakan Data BPS sebagai Rujukan Utama Menurut Tingkat Pendidikan di Wilayah PST BPS Tahun Gambar 2.4. Persentase Pengguna Data yang Menggunakan Data BPS sebagai Rujukan Utama Menurut Pekerjaan Utama di Wilayah PST BPS Tahun Gambar 2.5. Persentase Pengguna Data yang Menggunakan Data BPS sebagai Rujukan Utama Menurut Instansi/Institusi Tempat Pekerjaan Utama di Wilayah PST BPS Tahun Gambar 2.6. Persentase Pengguna Data yang Menggunakan Data BPS sebagai Rujukan Utama Menurut Pemanfaatan Data di Wilayah PST BPS Tahun Gambar 3.1. Persentase Pencarian Data Menurut Ragam Data di BPS Tahun Gambar 3.2. Persentase Pencarian Data Menurut Level Data di BPS Tahun Gambar 3.3. Persentase Pencarian Data Menurut Periode Data di BPS Tahun Gambar 3.4. Persentase Pencarian Data Menurut Perolehan Data di BPS Tahun Gambar 4.1. Persentase Pencarian Tiga Data Terpenting bagi Pengguna Data Menurut Ragam Data Gambar 4.2. Persentase Kepuasan Pengguna Data Terhadap Tiga Data Terpenting yang Dicari Menurut Ragam Data Gambar 4.3. Persentase Kepuasan Pengguna Data Terhadap Tiga Data Terpenting yang Dicari Menurut Dimensi Kualitas Data Gambar 4.4. Persentase Kepuasan Pengguna Data terhadap Kualitas Data BPS menurut Dimensi Kualitas Data dan Sumber Data di Kedeputian Statistik Sosial... 71

14 Gambar 4.5. Persentase Kepuasan Pengguna Data terhadap Kualitas Data BPS menurut Dimensi Kualitas Data dan Sumber Data di Kedeputian Statistik Produksi Gambar 4.6. Persentase Kepuasan Pengguna Data terhadap Kualitas Data BPS menurut Dimensi Kualitas Data dan Sumber Data di Kedeputian Statistik Distribusi dan Jasa Gambar 4.7. Persentase Kepuasan Pengguna Data terhadap Kualitas Data BPS menurut Dimensi Kualitas Data dan Sumber Data di Kedeputian Neraca dan Analisis Statistik Gambar 4.8. Persentase Kepuasan Pengguna Data terhadap Kualitas Data BPS menurut Dimensi Kualitas Data dan Sumber Data di Kedeputian Metodologi dan Informasi Statistik Gambar 5.1. Persentase Pengguna Data yang Puas Terhadap Pelayanan BPS di Wilayah PST BPS Tahun Gambar 5.2. Tingkat Kepentingan, Tingkat Kepuasan, dan Gap Pelayanan BPS di Wilayah PST BPS Tahun Gambar 5.3. Importance and Performance Analysis (IPA) Pelayanan BPS di Wilayah PST BPS Tahun Gambar 5.4. Indeks Kepuasan Konsumen (IKK) Pelayanan BPS di Wilayah BPS Tahun Gambar 6.1. Persentase Pengguna Data yang Setuju Bahwa Perilaku Anti Korupsi Diterapkan pada Layanan BPS di Wilayah PST BPS Tahun Gambar 6.2. Prioritas Perbaikan terhadap Perilaku Korupsi Pada Layanan BPS di Wilayah PST BPS Tahun Gambar 6.3. Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) pada Layanan BPS di Wilayah PST BPS Tahun

15 Daftar Lampiran Lampiran 1. Kuesioner VKD16-P Lampiran 2. Kuesioner VKD16-D

16

17 Bab 1 Pendahuluan tentang 2016 SURVEI KEBUTUHAN DATA T P A ujuan elaksanaan Nalisis mengetahui: metode: Segmentasi pengguna data BPS Jenis data yang dibutuhkan Tingkat kepuasan terhadap data dan pelayanan BPS Perbaikan kualitas data dan peningkatan pelayanan Indikator Kinerja Utama Data pendukung pembentukan zona integritas BPS 33 BPS Provinsi 477 BPS Kabupaten/Kota MARET MEI APRIL JUNI kuesioner VKD16-P kuesioner VKD16-D Maret s/d Juni Analisis deskriptif Analisis tabulasi silang (cross tab analysis) Analisis kesenjangan (gap analysis) Analisis kuadran (importance & performance analysis) Indeks Kepuasan Konsumen

18

19 Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, penyelenggaraan pelayanan publik masih dihadapkan pada kondisi yang belum sesuai dengan kebutuhan dan perubahan di berbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Oleh karena itu, setiap instansi/lembaga/institusi diharapkan dapat memberikan pelayanan publik yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Hal tersebut sesuai dengan Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik yang mengatur prinsipprinsip pelayanan yang baik. Badan Pusat Statistik (BPS) merupakan lembaga publik yang memberikan pelayanan melalui penyediaan data dan informasi statistik. Tugas dan tanggung jawab di bidang statistik tersebut sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik dan Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Statistik. BPS merasa perlu melakukan survei sebagai bahan evaluasi guna mengetahui kebutuhan pengguna data terhadap data dan informasi statistik. Survei ini dilaksanakan demi peningkatan kualitas data dan informasi statistik. Pada akhirnya, kepuasan masyarakat dapat diwujudkan. Survei tersebut dikemas dalam Survei Kebutuhan Data. Survei Kebutuhan Data (SKD) adalah survei yang dilakukan dan dirancang oleh BPS untuk mengidentifikasi tingkat kebutuhan dan tingkat kepuasan pengguna data dalam rangka meningkatkan kualitas data dan informasi statistik serta memberikan pelayanan publik yang lebih baik. SKD pertama kali dilaksanakan tahun 2005 dan hanya dilakukan di BPS. Tahun 2008, SKD dilakukan di BPS dan lima BPS provinsi sebagai uji coba (pilot project). Pada tahun 2009 dan 2010, SKD dilaksanakan di BPS dan sebelas BPS provinsi. Tahun , SKD dilakukan di BPS dan 33 BPS provinsi. Sejak tahun 2014, lokasi pelaksanaan SKD dikembangkan hingga BPS kabupaten/kota.

20 1.2 Tujuan dan Manfaat Secara umum, tujuan pelaksanaan SKD adalah mendapatkan bahan evaluasi dari pengguna data sebagai pendukung peningkatan kualitas data dan informasi statistik. Selain itu, pelaksanaan SKD juga dapat memberikan indikasi kualitas pelayanan publik BPS. Hal ini ditujukan untuk menjawab amanat peraturan perundang-undangan mengenai pelayanan publik. Hasil SKD dapat dimanfaatkan oleh BPS, BPS provinsi, dan BPS kabupaten/kota untuk mengidentifikasi beberapa isu, antara lain: 1. Segmentasi pengguna data 2. Jenis data yang dibutuhkan 3. Tingkat kepuasan pengguna data terhadap data dan pelayanan BPS 4. Informasi perbaikan ketersediaan dan kualitas data serta prioritas peningkatan pelayanan 5. Indikator Kinerja Utama (IKU) 6. Data pendukung pembentukan zona integritas 1.3 Landasan Teori Pendekatan teoritis dalam analisis hasil SKD 2016 hanya didasarkan pada dua hal yaitu pemasaran data dan faktor kepuasan pelayanan Pemasaran Data BPS sebagai instansi yang melaksanakan kegiatan statistik secara nasional selalu dituntut untuk menghasilkan data yang berkualitas dan mutakhir. Saat ini, seluruh kebijakan dan rencana pembangunan di segala bidang melibatkan data BPS sebagai acuan. Kementerian dan lembaga, institusi swasta, konsultan, peneliti, serta mahasiswa selalu menggunakan data sebagai bahan pendukung penelitian, perencanaan, pengembangan, serta pengambilan keputusan.

21 Penilaian kinerja BPS tidak hanya dilihat dari kesuksesan pelaksanaan kegiatan statistik, tetapi juga dilihat dari bagaimana data BPS dapat diakses oleh seluruh masyarakat. Pada dasarnya, data tersebut wajib disosialisasikan kepada masyarakat. Penyebarluasan data BPS kepada masyarakat menjadi sorotan utama pihak luar, baik oleh sesama instansi pemerintah, swasta, maupun masyarakat umum. Oleh sebab itu, penyajian dan penyebarluasan data perlu disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan informasi saat ini. Data hasil kegiatan sensus maupun survei harus disampaikan kepada masyarakat sebagai pengguna data. Pintu gerbang pemasaran data di BPS melalui Direktorat Diseminasi Statistik. Pada Direktorat Diseminasi Statistik, terdapat Pelayanan Statistik Terpadu (PST) yang memiliki enam jenis layanan, yaitu layanan perpustakaan tercetak, layanan perpustakaan digital, layanan penjualan buku, layanan data mikro/peta digital/softcopy publikasi, layanan konsultasi data statistik, serta layanan konsultasi dan rekomendasi kegiatan statistik. Sementara itu, fungsi pelayanan di BPS provinsi berada pada bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik dan fungsi pelayanan di BPS kabupaten/kota berada pada seksi Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik Faktor Kepuasan Layanan Parasuraman (2001) menyatakan bahwa terdapat lima unsur penting yang menentukan kepuasan yaitu responsiveness, assurance, tangible, empathy, dan reliability. Kelima unsur tersebut merupakan unsur penting yang diukur sebagai kualitas pelayanan (service quality). Konsep dari kualitas pelayanan adalah membentuk sikap dan perilaku dari penyedia layanan agar dapat memberikan pelayanan prima. Berdasarkan konsep kualitas pelayanan tersebut, diharapkan mampu membentuk sikap dan perilaku pemberi layanan. a. Responsiveness (daya tanggap) Unsur daya tanggap merupakan unsur yang menuntut adanya kemampuan pemberi layanan untuk segera memberikan pelayanan atas

22 kebutuhan pengguna layanan sesuai dengan tingkat penyerapan, pengertian, dan ketidaksesuaian atas berbagai hal bentuk layanan yang tidak diketahui pengguna layanan. Oleh sebab itu, pemberi layanan perlu memberikan penjelasan yang bijaksana dan mendetail, sehingga pengguna layanan mendapatkan respon positif. b. Reliability (keandalan) Unsur keandalan dalam pelayanan menuntut setiap petugas memiliki kemampuan, keahlian, kemandirian, penguasaan, dan profesionalisme kerja yang tinggi. Oleh karena itu, aktivitas yang dikerjakan menghasilkan bentuk pelayanan yang memuaskan tanpa ada keluhan dan kesan yang berlebihan atas pelayanan yang diterima oleh masyarakat. c. Tangible (fisik) Unsur fisik merupakan bentuk aktualisasi nyata yang dapat terlihat atau digunakan oleh pemberi layanan guna membantu terlaksananya pelayanan. Unsur fisik dapat berupa penampilan fisik petugas, sarana prasarana fisik, serta keadaan lingkungan sekitar. d. Assurances (jaminan) Unsur jaminan merupakan bentuk kepastian dari suatu unit pelayanan. Unsur ini sangat ditentukan oleh jaminan dari pemberi layanan, sehingga orang yang menerima layanan merasa puas dan yakin bahwa segala bentuk pelayanan yang dilakukan tersebut tuntas dan sesuai dengan kecepatan, ketepatan, kemudahan, kelancaran, dan kualitas pelayanan yang dijaminkan. e. Empathy (empati) Unsur empati dalam suatu pelayanan ditunjukkan dengan adanya suatu perhatian, keseriusan, simpatisme, pengertian, dan keterlibatan pihakpihak yang berkepentingan dengan pelayanan. Hal tersebut bertujuan untuk mengembangkan dan melakukan aktivitas pelayanan sesuai dengan tingkat pengertian dan pemahaman dari masing-masing pihak tersebut.

23 1.4 Metodologi Metodologi dalam penjelasan ini dibedakan ke dalam dua kelompok, yaitu metodologi pengumpulan data dan metodologi analisis data. Pembedaan ini dilakukan dengan mempertimbangkan kemudahan dalam melakukan pengkajian kualitas data yang dihasilkan Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data SKD 2016 dilakukan selama empat bulan, yaitu Maret Juni Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara langsung terhadap responden. Responden pada SKD 2016 dibedakan menjadi dua, yaitu pengguna data yang mengunjungi unit pelayanan pada periode pencacahan dan pengguna data instansi/institusi yang pernah menggunakan data BPS dalam kurun waktu satu tahun terakhir sebelum pencacahan. Pengguna data yang mengunjungi unit pelayanan pada periode pencacahan dicacah dengan menggunakan kuesioner VKD16-P. Sementara itu, pengguna data instansi/institusi yang pernah menggunakan data BPS dalam kurun waktu satu tahun terakhir sebelum pencacahan dicacah dengan menggunakan kuesioner VKD16-D Metode Analisis Hasil SKD 2016 dianalisis dengan menggunakan beberapa metode analisis, yaitu analisis tabulasi silang (cross-tab analysis), analisis gap (gap analysis), dan Importance and Performance Analysis (IPA). Pengolahan data hasil SKD 2016 dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai pengguna data, kebutuhan data, Indeks Kepuasan Konsumen (IKK), dan Indeks Persepsi Anti Korupsi (IPAK). a. Analisis Tabulasi Silang (cross-tab analysis) Tabulasi silang yang biasa disebut dengan cross-tab merupakan tabel yang menggambarkan hubungan dua atau lebih variabel. Perbedaan dan hubungan antar dua atau lebih variabel dapat diidentifikasi dengan tabulasi

24 silang. Berbagai analisis deskriptif hasil SKD 2016 disusun berdasarkan hasil tabulasi silang. Tabulasi silang akan membantu dalam memahami baik profil pengguna data, kebutuhan dan ketersediaan data, maupun masalah lainnya. b. Analisis Kesenjangan (gap analysis) Gap analysis adalah analisis mengenai kesenjangan antara harapan pengguna layanan dengan kinerja pelayanan yang diberikan oleh unit pelayanan yang bersangkutan. Pada gap analysis, harapan pengguna layanan akan dibandingkan dengan kinerja layanan yang diberikan (delivered) oleh unit pelayanan. c. Importance and Performance Analysis (IPA) Metode IPA dikenal pula dengan istilah analisis kuadran (quadrant analysis). Metode ini pertama kali diperkenalkan oleh Martilla dan James (1977). Tujuan metode ini adalah mengukur hubungan antara persepsi konsumen dengan prioritas peningkatan kualitas produk/jasa (Brandt, 2000 dan Latu, 2000). IPA telah diterima secara umum dan digunakan pada berbagai bidang kajian karena kemudahan untuk diterapkan dan tampilan hasil analisis yang memudahkan usulan perbaikan kinerja (Martinez, 2003). IPA mempunyai fungsi utama untuk menampilkan informasi berkaitan dengan faktor-faktor pelayanan yang sangat memengaruhi kepuasan. Selain itu, informasi yang ditampilkan juga berkaitan dengan faktor-faktor pelayanan yang perlu ditingkatkan (improvement). Diagram Cartesius digunakan untuk menggambarkan hubungan antara rata-rata tingkat kepentingan (importance) dan rata-rata tingkat kepuasan (performance), seperti yang terdapat pada Gambar 1.1. Pada gambar tersebut, rata-rata tingkat kepentingan dilambangkan dengan Y dan rata-rata tingkat kepuasan dilambangkan dengan X.

25 Gambar 1.1. Kuadran Cartesius Keempat kuadran Cartesius tersebut memiliki arti sebagai berikut: Kuadran pertama (kuadran A), Tingkatkan Kinerja (high importance & low performance). Kuadran ini terletak di sebelah kiri atas, yang berarti prioritas utama unit pelayanan adalah peningkatan kinerja (performance improvement). Kuadran ini memuat indikator kepuasan yang dianggap penting oleh pengguna layanan, tetapi pada kenyataannya kinerja indikator tersebut belum sesuai dengan harapan para pengguna layanan. Kinerja dari indikator tersebut lebih rendah daripada harapan para pengguna layanan terhadap indikator tersebut. Kinerja dari indikator yang terdapat dalam kuadran ini harus lebih ditingkatkan agar dapat memenuhi harapan pemangku kepentingan/pengguna layanan. Caranya adalah melakukan perbaikan secara terus menerus terhadap kinerja, sehingga performance dari indikator yang ada dalam kuadran ini akan meningkat. Kuadran kedua (kuadran B), Pertahankan Kinerja (high importance & high performance). Kuadran ini terletak di sebelah kanan atas, yang berarti kinerja sudah dapat memenuhi harapan pengguna layanan dan diusahakan untuk mempertahankan kinerja tersebut. Kuadran ini memuat indikator kepuasan yang dianggap penting oleh pengguna layanan dan kinerja unit

26 pelayanan dianggap sudah sesuai dengan yang dirasakan oleh pengguna layanan, sehingga tingkat kepuasannya relatif tinggi. Indikator kepuasan pemangku kepentingan/pengguna layanan yang termasuk dalam kuadran ini harus tetap dipertahankan karena semua indikator kepuasan ini menjadikan produk/jasa tersebut unggul di mata pemangku kepentingan/pengguna layanan. Kuadran ketiga (kuadran C), Prioritas Rendah (low importance & low performance). Kuadran ini terletak disebelah kiri bawah, yang berarti prioritas rendah. Kuadran ini memuat indikator kepuasan yang dianggap kurang penting oleh pengguna layanan dan pada kenyataannya kinerja indikator ini tidaklah terlalu istimewa. Peningkatan kinerja indikator kepuasan pemangku kepentingan/ pengguna layanan yang termasuk dalam kuadran ini dapat dipertimbangkan kembali karena pengaruhnya terhadap manfaat yang dirasakan oleh pemangku kepentingan/pengguna layanan sangat kecil. Kuadran keempat (kuadran D), Cenderung Berlebihan (low importance & high performance). Kuadran ini terletak di sebelah kanan bawah, yang berarti kinerjanya berlebihan sementara pengguna layanan menganggap kurang penting. Kuadran ini memuat indikator kepuasan yang dianggap kurang penting oleh pemangku kepentingan/pengguna layanan. Indikator kepuasan pemangku kepentingan/pengguna layanan yang termasuk dalam kuadran ini dapat dikurangi agar satuan kerja pemilik indeks dapat melakukan penghematan sumber daya.

27 Indeks Kepuasan Konsumen (IKK) Indeks ini digunakan untuk mendapatkan gambaran tingkat kepuasan terhadap kualitas data, pelayanan, dan keragaman data. IKK merupakan proksi untuk indeks kepuasan pengguna data BPS. Indeks ini diperoleh dengan membandingkan antara harapan dan kinerja. Aspek yang akan dihitung dengan menggunakan IKK yaitu kualitas produk dan kualitas layanan. Penghitungan IKK dilakukan terhadap 29 variabel. Adapun penilaian pengguna data terhadap unit pelayanan menggunakan skala likert 1 sampai 4. Indeks Harapan Gabungan dihitung dengan rumus: dengan: h i B i IH = hi B = rata-rata tingkat kepentingan pada atribut ke-i = penimbang atribut faktor ke-i B i i Indeks Kinerja Gabungan dihitung dengan rumus: dengan: k i B i IK = = rata-rata nilai kinerja pada atribut ke-i = penimbang atribut faktor ke-i k i B B i i Indeks Kepuasan Konsumen dihitung dengan rumus: IK IKK = IH Penghitungan IKK menghasilkan nilai 1 sampai 4 sesuai dengan skala penilaian pengguna data terhadap unit pelayanan. Untuk memudahkan interpretasi terhadap penilaian IKK, hasil penghitungan tersebut dikonversikan ke nilai persentase menggunakan rumus sebagai berikut:

28 dengan: IKK k = IKK skala maksimum pernilaian persepsi 100 = IKK IKK = nilai IKK yang sebelum dikonversi IKK k = nilai IKK yang setelah dikonversi Hasil konversi nilai IKK menjadi IKK k dapat dilihat pada Tabel 1.1. Pada pembahasan selanjutnya, IKK k akan disebut sebagai IKK. Tabel 1.1. Nilai Persepsi, Nilai IKK, Nilai IKK Konversi, dan Kualitas Pelayanan Nilai Persepsi Nilai IKK Nilai IKK Konversi Kualitas Pelayanan 1 1,00-1,75 25,00-43,75 Sangat Tidak Memuaskan 2 1,76-2,50 43,76-62,50 Tidak Memuaskan 3 2,51-3,25 62,51-81,25 Memuaskan 4 3,26-4,00 81,26-100,00 Sangat Memuaskan 1.5 Realisasi Pengumpulan Data SKD 2016 dilakukan di 511 wilayah PST yang terdiri dari PST BPS, 33 PST BPS provinsi (tidak termasuk BPS Provinsi Kalimantan Utara), dan 477 PST BPS kabupaten/kota. Angka tersebut merupakan jumlah BPS, BPS provinsi, dan BPS kabupaten/kota yang terhitung sebagai satuan kerja (satker). Keberadaan kantor BPS, BPS provinsi, dan BPS kabupaten/kota menjadikan kantor tersebut sebagai satker tersendiri. Dengan kata lain, BPS yang tidak memiliki kantor tidak terhitung sebagai satker, yaitu sebanyak 1 BPS provinsi dan 37 BPS kabupaten/kota Keberadaan Layanan di Pelayanan Statistik Terpadu Pembinaan dan pengembangan terhadap unit PST di BPS, BPS provinsi, dan BPS kabupaten/kota terus dilakukan oleh Direktorat Diseminasi Statistik. Hal tersebut dilakukan mulai dari pembinaan sumber daya manusia (SDM), pengembangan sarana dan prasarana, sampai dengan pengembangan aplikasi PST.

29 Hasil pembinaan dan pengembangan tersebut diharapkan dapat meningkatkan pelayanan data dan informasi statistik di seluruh unit PST. Merujuk pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, pada SKD 2016, dilakukan identifikasi dan evaluasi keberadaan layanan di unit PST, meliputi: 1. Informasi pelayanan 2. Maklumat pelayanan 3. Wifi 5. Ruang pelayanan 6. Komputer 7. Sarana pengaduan 4. Petugas pelayanan Tabel 1.2. Jumlah Wilayah PST Menurut Keberadaan Layanan Tahun 2016 Wilayah PST Jumlah Jumlah PST Aktif SKD 2016 Informasi Pelayanan Wifi Keberadaan Layanan Maklumat Pelayanan Petugas Pelayanan Ruang Pelayanan Komputer Sarana Pengaduan BPS BPS Provinsi BPS Kabupaten/kota Jumlah Berdasarkan Tabel 1.2, dapat diketahui bahwa tidak seluruh wilayah PST BPS kabupaten/kota aktif dalam pelaksanaan SKD Dari 477 wilayah PST kabupaten/kota, sebanyak 446 wilayah PST yang aktif dalam pelaksanaan SKD 2016 dan 31 wilayah PST tidak aktif dalam pelaksanaan SKD Ketidakaktifan wilayah PST BPS kabupaten/kota dalam pelaksanaan SKD 2016 dilihat dari tidak adanya dokumen hasil pencacahan SKD 2016 yang di-input ke aplikasi entri data SKD 2016 sampai batas waktu yang ditentukan. Pada Tabel 1.2, dapat diketahui jumlah wilayah PST menurut keberadaan layanan. Keberadaan layanan di wilayah PST kabupaten/kota cukup bervariasi. Dari 446 wilayah PST BPS kabupaten/kota, terdapat 414 wilayah PST (92,83%) yang memiliki informasi pelayanan, 385 wilayah PST (86,32%) yang memiliki informasi

30 maklumat pelayanan, 416 wilayah PST (93,27%) yang memiliki wifi, 275 wilayah PST (61,66%) yang memiliki informasi petugas pelayanan, 375 wilayah PST (84,08%) yang memiliki ruang pelayanan, 317 wilayah PST (71,08%) yang memiliki komputer, dan 265 wilayah PST (59,42%) yang memiliki sarana pengaduan Target dan Realisasi Pengguna Data Pelaksanaan kegiatan SKD 2016 secara keseluruhan berjalan dengan baik. Berdasarkan Tabel 1.3, secara nasional, persentase realisasi pengumpulan data SKD adalah 70,45% dari target. Adapun persentase pengguna data yang datang langsung ke wilayah PST, baik BPS, BPS provinsi, maupun BPS kabupaten/kota adalah 69,16%. Sementara itu, persentase pengguna data yang dikunjungi adalah 72,62%. Tabel 1.3 menjelaskan realisasi pengumpulan data di wilayah PST BPS, 33 wilayah PST provinsi, dan wilayah PST kabupaten/kota. Realisasi pengumpulan data di wilayah PST BPS adalah 75,13% dari target dengan persentase pengguna data yang datang langsung sebesar 75,87% dari target dan persentase pengguna data yang dikunjungi sebesar 64%. Dengan kata lain, realisasi pengumpulan data di wilayah PST BPS belum memenuhi target. Secara umum, terdapat 19 wilayah PST provinsi dengan realisasi pengumpulan data SKD mencapai atau melebihi target dan 14 wilayah PST yang realisasinya tidak memenuhi target dalam pengumpulan SKD Secara terpisah, realisasi pengumpulan data yang memenuhi atau melebihi target, baik pada pengguna data yang datang langsung maupun pengguna data yang dikunjungi masing-masing sebanyak 23 wilayah PST provinsi. Realisasi pengumpulan data di wilayah PST kabupaten/kota adalah 67,88%. Adapun persentase pengguna data yang datang langsung ke wilayah PST BPS kabupaten/kota sebesar 62,30% dan persentase pengguna data yang dikunjungi sebesar 75,32%. Realisasi yang cukup rendah disebabkan oleh adanya 31 kabupaten/kota yang tidak aktif (non respon) dalam pelaksanaan SKD 2016.

31 Tabel 1.3. Target dan Realisasi Pengguna Data Menurut Wilayah PST Tahun 2016 Wilayah PST Pengguna Data (datang langsung) Realisasi Persentase Target Pengguna Data (dikunjungi) Realisasi Persentase Target Pengguna Data (total) Realisasi Persentase Target Nasional , , ,45 BPS , , ,13 Aceh , , ,53 Sumatera Utara , , ,00 Sumatera Barat , , ,63 Riau , , ,00 Jambi , , ,47 Sumatera Selatan , , ,00 Bengkulu , , ,00 Lampung , , ,79 Kep. Bangka Belitung , , ,89 Kep. Riau , , ,00 DKI Jakarta , , ,11 Jawa Barat , , ,32 Jawa Tengah , , ,00 DI Yogyakarta , , ,00 Jawa Timur , , ,00 Banten , , ,84 Bali , , ,00 Nusa Tenggara Barat , , ,00 Nusa Tenggara Timur , , ,58 Kalimantan Barat , , ,89 Kalimantan Tengah , , ,11 Kalimantan Selatan , , ,37 Kalimantan Timur , ,95 Sulawei Utara , , ,95 Sulawesi Tengah , , ,00 Sulawesi Selatan , , ,00 Sulawesi Tenggara , , ,53 Gorontalo , , ,11 Sulawesi Barat , , ,00 Maluku , , ,00 Maluku Utara , , ,55 Papua Barat , , ,43 Papua , , ,00 Kabupaten/kota , , ,88

32

33 Bab 2 Segmentasi Pengguna Data PERSENTASE pengguna data di Wilayah PST BPS instansi/ institusi 0,17 67,72 Lembaga Internasional Lembaga Pendidikan dan Penelitian Dalam Negeri fasilitas utama yang digunakan 50,80 1,27 0,50 Lainnya Skripsi/Tesis/ Disertasi 62,56 Website Penyebaran Informasi 9 dari 10 pengguna data menggunakan data BPS sebagai pemanfaatan data rujukan utama

34

35 Bab II Segmentasi Pengguna Data 2.1 Gambaran Umum Pengguna Data Pengguna data dalam SKD 2016 adalah konsumen data yang menjadi responden. Dengan demikian, masih terdapat pengguna data yang tidak tercakup dalam survei ini. Berdasarkan hasil SKD 2016, pengguna data dapat dibedakan menurut karakteristik pengguna data, pemanfaatan data, jenis layanan yang digunakan, serta fasilitas utama yang digunakan. Selain itu, SKD 2016 juga mengidentifikasi jumlah pengguna data yang menjadikan data BPS sebagai rujukan utama. Data dan informasi statistik yang dihasilkan BPS baik yang diperoleh dari sensus, survei, maupun kompilasi statistik sangat diminati oleh para pengguna data. Data dan informasi tersebut dimanfaatkan oleh pengguna untuk berbagai hal, di antaranya sebagai data penunjang penelitian, perencanaan, serta sebagai dasar pembuatan keputusan. Tentunya hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi BPS dalam penyajian data yang lengkap, akurat, dan mutakhir. Oleh karena itu, BPS senantiasa berusaha memberikan pelayanan yang baik. Bukan Rujukan Utama; 12,26 Rujukan Utama; Gambar 2.1. Persentase Pengguna Data yang Menggunakan Data BPS sebagai Rujukan Utama Tahun 2016

36 Gambar 2.1 menunjukkan kecenderungan pengguna data di seluruh wilayah PST dalam menggunakan data BPS sebagai rujukan utama. Dari pengguna data di seluruh wilayah PST, terdapat pengguna data yang memanfaatkan data BPS sebagai rujukan utama. Dengan kata lain, 87,74% pengguna data menggunakan data BPS sebagai data utama bagi kegiatan yang dilakukan. Sementara itu, 12,26% pengguna data tidak memanfaatkan data BPS sebagai rujukan utama atau dapat dikatakan bahwa pengguna data tersebut menggunakan data BPS hanya sebagai informasi pendukung kegiatan yang dilakukan. Bukan Rujukan Utama; 8,65 Rujukan Utama; 91,35 Gambar 2.2. Persentase Pengguna Data yang Menggunakan Data BPS sebagai Rujukan Utama di Wilayah PST BPS Tahun 2016 Kecenderungan pengguna data di wilayah PST BPS dalam menggunakan data BPS sebagai rujukan utama dapat dilihat pada Gambar 2.2. Sebagian besar pengguna data di wilayah PST BPS menggunakan data BPS sebagai rujukan utama dengan persentase mencapai 91,35%. Sementara itu, 8,65% pengguna data tidak memanfaatkan data BPS sebagai rujukan utama. 2.2 Pengguna Data Menurut Karakteristik Pada bagian ini, dibahas mengenai segmentasi pengguna data menurut karakteristik pengguna data. Dalam SKD 2016, karakteristik pengguna data dibagi menjadi lima, yaitu kelompok umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir yang ditamatkan, pekerjaan utama, dan instansi/institusi tempat pekerjaan utama.

37 Kelompok Umur Tabel 2.1 menunjukkan persentase pengguna data menurut kelompok umur. Secara nasional, pengguna data terbanyak adalah pengguna data berumur tahun (42,46%). Pengguna data berumur tahun menjadi pengguna data terbanyak kedua menurut kelompok umur (23,27%). Sementara itu, persentase terendah adalah pengguna data berumur 66 tahun ke atas dengan persentase hanya 0,11%. Pengguna data pada wilayah PST BPS juga didominasi oleh pengguna data berumur tahun dengan persentase mencapai 61,90%. Pada posisi kedua, terdapat pengguna data berumur tahun dengan persentase 21,80%. Sementara itu, tidak ada pengguna data berumur kurang dari 16 tahun yang mencari data di wilayah PST BPS. Kondisi yang sama dengan skala nasional terjadi pada wilayah PST BPS provinsi secara umum. Pada wilayah tersebut, pengguna data sebagian besar juga berasal dari kelompok umur tahun. Hal ini ditunjukkan dengan banyaknya wilayah PST BPS provinsi yang memiliki persentase lebih dari 50% untuk kategori umur tersebut, yaitu 24 wilayah PST BPS provinsi, yang sekaligus menjadi kelompok umur dengan pengguna data terbanyak. Sementara itu, 7 provinsi lain memiliki persentase pengguna data berumur tahun kurang dari 50% tetapi masih merupakan pengguna data terbanyak di wilayah PST tersebut. Adapun pengguna data terbanyak di dua provinsi lain, yaitu Provinsi Sulawesi Barat dan Papua, adalah pengguna data yang berasal dari kelompok umur tahun dengan persentase masing-masing 44,29% dan 35,71%.. Pada wilayah PST kabupaten/kota, pengguna data terbanyak adalah pengguna data berumur tahun (30,64 persen). Pengguna data berumur tahun menjadi pengguna data terbanyak kedua menurut kelompok umur (27,23 persen). Sementara itu, persentase terendah adalah pengguna data berumur 66 tahun ke atas dengan persentase hanya 0,09%.

38 Tabel 2.1. Persentase Pengguna Data Menurut Wilayah PST dan Kelompok Umur Tahun 2016 Wilayah PST Kelompok Umur* < Jumlah Nasional 0,14 42,46 23,27 18,82 12,90 2,31 0,11 100,00 BPS - 61,90 21,80 9,65 5,16 1,16 0,33 100,00 Aceh - 84,31 9,15 3,92 0,65 1,31 0,65 100,00 Sumatera Utara - 77,89 8,95 7,89 4,21 1,05-100,00 Sumatera Barat - 77,84 7,95 8,52 4,55 1,14-100,00 Riau 0,53 75,79 8,42 4,74 7,37 3,16-100,00 Jambi 3,70 62,43 16,40 9,52 7,41 0,53-100,00 Sumatera Selatan - 70,53 16,84 7,89 4, ,00 Bengkulu - 67,14 12,86 10,71 8,57 0,71-100,00 Lampung - 73,47 14,29 6,12 6, ,00 Kep. Bangka Belitung - 31,25 30,00 21,25 13,75 2,50 1,25 100,00 Kep. Riau - 48,89 27,78 17,78 5, ,00 DKI Jakarta - 61,00 13,00 9,00 17, ,00 Jawa Barat - 74,48 14,48 6,90 2,76-1,38 100,00 Jawa Tengah - 71,58 14,21 5,26 8,42 0,53-100,00 DI Yogyakarta - 72,63 11,58 8,95 4,74 2,11-100,00 Jawa Timur - 74,74 15,26 5,79 3,16 1,05-100,00 Banten - 70,65 11,96 13,04 3,80 0,54-100,00 Bali - 72,11 12,11 6,84 5,79 3,16-100,00 Nusa Tenggara Barat - 76,32 10,00 7,89 5,26 0,53-100,00 Nusa Tenggara Timur 0,47 56,60 16,04 14,62 8,96 2,83 0,47 100,00 Kalimantan Barat - 87,84 6,76 4,05 1, ,00 Kalimantan Tengah - 60,09 19,72 13,15 6,10 0,94-100,00 Kalimantan Selatan - 45,31 20,31 16,41 13,28 4,69-100,00 Kalimantan Timur - 89,33 8,00 2,67 0, ,00 Sulawesi Utara - 49,33 18,00 20,00 11,33 1,33-100,00 Sulawesi Tengah - 59,29 11,43 12,14 15,00 2,14-100,00 Sulawesi Selatan - 64,74 12,63 11,05 8,95 2,63-100,00 Sulawesi Tenggara - 68,06 12,04 9,95 7,33 2,62-100,00 Gorontalo - 34,25 23,29 28,77 12,33 1,37-100,00 Sulawesi Barat - 17,14 44,29 30,00 5,71 2,86-100,00 Maluku 0,53 57,89 15,79 13,68 8,95 3,16-100,00 Maluku Utara - 47,12 27,88 20,19 3,85 0,96-100,00 Papua Barat - 48,28 20,69 13,79 17, ,00 Papua - 18,57 35,71 32,86 12, ,00 Kabupaten/kota 0, * Merujuk pada Customer Satisfaction Index, Stratford-On-Avon District Council, April 2012

39 Jenis Kelamin Tabel 2.2 menjelaskan persentase pengguna data BPS menurut jenis kelamin. Pada skala nasional, pengguna data laki-laki (57,03%) lebih mendominasi dibandingkan perempuan (42,97%). Dominasi pengguna data laki-laki juga terjadi pada wilayah PST kabupaten/kota, yaitu 61,66%. Sebaliknya, persentase pengguna data perempuan di wilayah PST kabupaten/kota adalah 38,34%. Meskipun secara nasional pengguna data laki-laki lebih mendominasi, hal berbeda terjadi di wilayah PST BPS. Dengan selisih hanya 6,16%, pengguna data perempuan memiliki persentase yang lebih tinggi, yaitu 53,08%. Sementara itu, persentase pengguna data laki-laki sebesar 46,92%. Pada wilayah PST BPS provinsi, terdapat 17 wilayah yang memiliki persentase pengguna data laki-laki lebih besar dibandingkan perempuan. Persentase perempuan yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki dimiliki oleh 15 wilayah PST BPS provinsi. Sementara itu, terdapat satu wilayah yang memliki persentase pengguna data laki-laki dan perempuan yang seimbang, yaitu Provinsi DKI Jakarta. Persentase pengguna data perempuan tertinggi adalah pengguna data di Provinsi Lampung, yaitu 67,35%. Sebaliknya, pengguna data laki-laki di Provinsi Lampung merupakan pengguna data dengan persentase terendah (32,65%). Provinsi Papua memiliki persentase pengguna data perempuan yang paling rendah, yaitu 25,71%. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa pengguna data laki-laki di Provinsi Papua mempunyai persentase yang tertinggi (74,29%).

40 Tabel 2.2. Persentase Pengguna Data Menurut Wilayah PST dan Jenis Kelamin Tahun 2016 Wilayah PST Jenis Kelamin Laki- laki Perempuan Jumlah Nasional 57,03 42,97 100,00 BPS 46,92 53,08 100,00 Aceh 32,68 67,32 100,00 Sumatera Utara 43,16 56,84 100,00 Sumatera Barat 38,64 61,36 100,00 Riau 49,47 50,53 100,00 Jambi 51,85 48,15 100,00 Sumatera Selatan 46,32 53,68 100,00 Bengkulu 48,57 51,43 100,00 Lampung 32,65 67,35 100,00 Kep. Bangka Belitung 55,00 45,00 100,00 Kep. Riau 60,00 40,00 100,00 DKI Jakarta 50,00 50,00 100,00 Jawa Barat 43,45 56,55 100,00 Jawa Tengah 33,16 66,84 100,00 DI Yogyakarta 41,05 58,95 100,00 Jawa Timur 37,89 62,11 100,00 Banten 51,63 48,37 100,00 Bali 51,05 48,95 100,00 Nusa Tenggara Barat 43,68 56,32 100,00 Nusa Tenggara Timur 52,83 47,17 100,00 Kalimantan Barat 41,89 58,11 100,00 Kalimantan Tengah 57,28 42,72 100,00 Kalimantan Selatan 60,16 39,84 100,00 Kalimantan Timur 40,67 59,33 100,00 Sulawesi Utara 54,00 46,00 100,00 Sulawesi Tengah 54,29 45,71 100,00 Sulawesi Selatan 44,74 55,26 100,00 Sulawesi Tenggara 56,54 43,46 100,00 Gorontalo 50,68 49,32 100,00 Sulawesi Barat 62,86 37,14 100,00 Maluku 51,58 48,42 100,00 Maluku Utara 58,65 41,35 100,00 Papua Barat 58,62 41,38 100,00 Papua 74,29 25,71 100,00 Kabupaten/kota 61,66 38,34 100,00

41 Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan Karakteristik pengguna data menurut tingkat pendidikan penting diketahui. Pada dasarnya, semakin tinggi tingkat pendidikan, pengguna data akan semakin melek data. Akan tetapi, data BPS tidak hanya digunakan oleh kalangan tertentu saja. Oleh karena itu, penyiapan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas perlu dilakukan oleh BPS. Karakteristik pengguna data menurut pendidikan terakhir yang ditamatkan dikelompokkan menjadi lima, yaitu SLTP/sederajat, SLTA/sederajat, D1/D2/D3, D4/S1, dan S2/S3. Berdasarkan Tabel 2.3, secara nasional, persentase tertinggi adalah pengguna data dengan pendidikan terakhir yang ditamatkan D4/S1, yaitu 42,62%. Sementara itu, persentase yang paling rendah adalah SLTP/sederajat yaitu 2,13%. Hal yang sama terjadi pada wilayah PST kabupaten/kota, yaitu pengguna data tertinggi adalah pengguna data berpendidikan terakhir ditamatkan D4/S1 (48,79%) dan terendah adalah SLTP/sederajat (2,17%). Hal berbeda terjadi pada wilayah PST BPS. Pengguna data tertinggi di wilayah PST BPS adalah pengguna data dengan pendidikan terakhir ditamatkan SLTA/sederajat (50,25%), sedangkan pengguna data dengan pendidikan terakhir ditamatkan D4/S1 menduduki peringkat kedua (30,95%). Sementara itu, persentase pengguna data terendah di wilayah PST BPS adalah pengguna data dengan pendidikan terakhir ditamatkan SLTP/sederajat (0,67%). Sama seperti wilayah PST BPS, secara umum, pengguna data tertinggi pada wilayah PST BPS provinsi adalah pengguna data dengan tingkat pendidikan SLTA/sederajat. Sementara itu, persentase pengguna data terendah di wilayah PST BPS provinsi adalah pengguna data dengan tingkat pendidikan SLTP/sederajat. Provinsi Jambi merupakan provinsi dengan persentase pengguna data yang berpendidikan terakhir ditamatkan SLTP/sederajat tertinggi dibandingkan provinsi lain, yaitu 11,11%. Sementara itu, di Provinsi Sumatera Barat, Lampung, Kep. Bangka Belitung, Bali, Maluku Utara, dan Papua Barat tidak ada pengguna data dengan tingkat pendidikan terakhir ditamatkan SLTP/sederajat.

42 Pengguna data dengan tingkat pendidikan terakhir ditamatkan SLTA/sederajat di Provinsi Sumatera Utara mencapai 73,16% yang merupakan persentase tertinggi dibandingkan provinsi lain. Adapun persentase pengguna data terendah untuk tingkat pendidikan tersebut adalah Provinsi Papua dengan persentase sebesar 14,29%. Pada tingkat nasional, persentase pengguna data dengan tingkat pendidikan yang sama adalah 38,80% yang merupakan persentase tertinggi kedua setelah D4/S1. Sementara itu, pada wilayah PST BPS kabupaten/kota, pengguna data berpendidikan terakhir ditamatkan SLTA/sederajat sebanyak 31,73% yang juga merupakan persentase tertinggi kedua setelah D4/S1. Persentase pengguna data yang berpendidikan terakhir ditamatkan D1/D2/D3 di Provinsi Sulawesi Barat merupakan persentase tertinggi dibandingkan provinsi lain, yaitu 15,71%. Sementara itu, di Provinsi Bengkulu tidak ditemukan pengguna data dengan tingkat pendidikan terakhir ditamatkan D1/D2/D3. Pada tingkat nasional, persentase pengguna data dengan tingkat pendidikan yang sama adalah 5,78%. Sementara itu, pada wilayah PST BPS dan PST BPS kabupaten/kota, pengguna data berpendidikan terakhir ditamatkan D1/D2/D3 secara berurutan masing-masing sebanyak 2,16% dan 6,75%. Persentase pengguna data dengan pendidikan terakhir yang ditamatkan D4/S1 di Provinsi Papua merupakan persentase tertinggi dibandingkan provinsi lain yang mencapai 67,14%. Adapun pengguna data yang terendah dengan tingkat pendidikan tersebut adalah Provinsi Sumatera Utara sebesar 17,37%. Pada pengguna data dengan pendidikan terakhir yang ditamatkan S2/S3, persentase tertinggi dibandingkan provinsi lain terdapat di Provinsi Gorontalo (26,03%). Sementara itu, persentase terendah terdapat di Provinsi Lampung (2,04%). Pada tingkat nasional, persentase pengguna data dengan tingkat pendidikan yang sama adalah 10,68%. Sementara itu, pada wilayah PST BPS dan PST BPS kabupaten/kota, pengguna data berpendidikan terakhir yang ditamatkan S2/S3 secara berurutan masing-masing sebanyak 15,97% dan 10,56%.

43 Tabel 2.3. Persentase Pengguna Data Menurut Wilayah PST dan Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan Tahun 2016 Pendidikan Terakhir yang Ditamatkan Wilayah PST SLTP/ SLTA/ DI/D2/ Jumlah D4/S1 S2/S3 Sederajat Sederajat D3 Nasional 2,13 38,80 5,78 42,62 10,68 100,00 BPS 0,67 50,25 2,16 30,95 15,97 100,00 Aceh 1,31 67,97 5,88 20,26 4,58 100,00 Sumatera Utara 1,05 73,16 3,68 17,37 4,74 100,00 Sumatera Barat - 59,09 4,55 30,11 6,25 100,00 Riau 0,53 66,32 2,63 21,58 8,95 100,00 Jambi 11,11 48,15 4,76 26,46 9,52 100,00 Sumatera Selatan 2,11 55,79 4,74 30,53 6,84 100,00 Bengkulu 1,43 67,14 0,00 25,71 5,71 100,00 Lampung - 61,22 12,24 24,49 2,04 100,00 Kep. Bangka Belitung - 28,75 6,25 40,00 25,00 100,00 Kep. Riau 1,11 38,89 3,33 41,11 15,56 100,00 DKI Jakarta 3,00 43,00 5,00 39,00 10,00 100,00 Jawa Barat 0,69 48,97 6,90 31,03 12,41 100,00 Jawa Tengah 1,05 43,68 4,74 38,42 12,11 100,00 DI Yogyakarta 2,63 55,79 5,26 25,79 10,53 100,00 Jawa Timur 1,05 57,89 6,32 25,79 8,95 100,00 Banten 1,09 58,15 2,72 33,70 4,35 100,00 Bali - 63,68 2,11 26,32 7,89 100,00 Nusa Tenggara Barat 7,89 51,05 2,11 31,58 7,37 100,00 Nusa Tenggara Timur 2,36 49,06 3,77 29,25 15,57 100,00 Kalimantan Barat 4,05 60,81 4,73 27,70 2,70 100,00 Kalimantan Tengah 2,82 48,83 6,10 30,52 11,74 100,00 Kalimantan Selatan 0,78 39,06 6,25 35,94 17,97 100,00 Kalimantan Timur 0,67 66,67 0,67 26,00 6,00 100,00 Sulawesi Utara 3,33 39,33 6,00 38,67 12,67 100,00 Sulawesi Tengah 0,71 49,29 3,57 32,86 13,57 100,00 Sulawesi Selatan 2,11 50,00 1,58 32,63 13,68 100,00 Sulawesi Tenggara 2,09 62,30 1,57 19,90 14,14 100,00 Gorontalo 1,37 30,14 4,11 38,36 26,03 100,00 Sulawesi Barat 2,86 17,14 15,71 45,71 18,57 100,00 Maluku 4,21 53,68 1,58 30,00 10,53 100,00 Maluku Utara - 38,46 2,88 49,04 9,62 100,00 Papua Barat - 31,03 3,45 51,72 13,79 100,00 Papua 1,43 14,29 5,71 67,14 11,43 100,00 Kabupaten/kota 2,17 31,73 6,75 48,79 10,56 100,00

44 S2/S3; 14,57 SLTP/Sederajat; 0,73 D4/S1; 30,24 SLTA/Sederajat; 52,64 D1/D2/D3; 1,82 Gambar 2.3. Persentase Pengguna Data yang Menggunakan Data BPS sebagai Rujukan Utama Menurut Tingkat Pendidikan di Wilayah PST BPS Tahun 2016 Berdasarkan Gambar 2.3, pengguna data di wilayah PST BPS yang menggunakan data BPS sebagai rujukan utama didominasi oleh pengguna data dengan tingkat pendidikan ditamatkan SLTA/sederajat (52,64%). Pengguna data dengan pendidikan SLTP/sederajat merupakan pengguna data yang cenderung tidak memanfaatkan data BPS sebagai rujukan utama. Hal ini ditunjukkan dengan persentase pengguna data yang hanya 0,73%. Pekerjaan Utama Pengguna data menurut pekerjaan utama perlu diketahui karena akan membantu dalam melakukan penyebarluasan data BPS. Pada SKD 2016, pakerjaan utama dikelompokkan menjadi tujuh, yaitu pelajar/mahasiswa, peneliti/dosen, PNS/TNI/Polri, pegawai BUMN/D, pegawai swasta, wiraswasta, dan lainnya. Pekerjaan utama menurut konsep SKD 2016 adalah pekerjaan responden pada saat pencacahan. Hal ini sangat berkaitan dengan pemanfaatan hasil kunjungan yang dilakukan oleh responden tersebut.

45 Berdasarkan Tabel 2.4, secara nasional, persentase tertinggi pengguna data menurut pekerjaan utama adalah pelajar/mahasiswa (39,41%). Dengan selisih hanya 1,46%, pengguna data dengan pekerjaan utama PNS/TNI/Polri berada pada urutan kedua (37,95%). Sementara itu, persentase terendah pengguna data menurut pekerjaan utama adalah wiraswasta (2,24%). Pengguna data dengan pekerjaan utama sebagai pelajar/mahasiswa juga memiliki persentase tertinggi di wilayah PST BPS dengan persentase mencapai 63,73%. Sementara itu, persentase terendah pengguna data menurut pekerjaan utama adalah wiraswasta (1,33%). Hal yang sama terjadi di wilayah PST provinsi. Secara umum, persentase pengguna data tertinggi di wilayah PST provinsi adalah pengguna data dengan pekerjaan utama sebagai pelajar/mahasiswa. Persentase terendah pengguna data juga dimiliki oleh pengguna data dengan pekerjaan utama wiraswasta. Jika dilihat berdasarkan wilayah PST provinsi, persentase tertinggi pengguna data dengan pekerjaan utama sebagai pelajar/mahasiswa adalah Provinsi Kalimantan Timur (89,33%). Sementara itu, persentase terendahnya adalah Provinsi Papua (7,14%). Persentase pengguna data dengan pekerjaan utama sebagai wiraswasta tertinggi terdapat di Provinsi Kep. Riau (4,44%). Sementara itu, terdapat wilayah PST yang tidak dikunjungi oleh pengguna data dengan pekerjaan utama sebagai wiraswasta, yaitu Provinsi DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara. Kondisi berbeda ditunjukkan oleh pengguna data di wilayah PST BPS kabupaten/kota. Pengguna data dengan pekerjaan utama sebagai PNS/TNI/Polri adalah pengguna data dengan persentase tertinggi di wilayah PST BPS kabupaten/kota (48,06%). Adapun pengguna data dengan pekerjaan utama sebagai pelajar/mahasiswa berada di urutan kedua (26,38%). Sementara itu, sama seperti nasional, PST BPS, dan PST BPS provinsi, persentase terendah adalah pengguna data dengan pekerjaan utama sebagai wiraswasta (2,72%).

46 Tabel 2.4. Persentase Pengguna Data Menurut Wilayah PST dan Pekerjaan Utama Tahun 2016 Pekerjaan Utama Wilayah PST Pelajar/ Mahasiswa Peneliti/ Dosen PNS/TNI/ Polri Pegawai BUMN/D Pegawai Swasta Wiraswasta Lainnya Jumlah Nasional 39,41 3,60 37,95 4,42 7,93 2,24 4,45 100,00 BPS 63,73 5,99 10,32 1,66 14,48 1,33 2,50 100,00 Aceh 84,31 4,58 3,92 1,31 3,92 1,31 0,65 100,00 Sumatera Utara 75,79 3,16 11,58 0,53 8,42 0,53-100,00 Sumatera Barat 76,14 2,27 12,50 4,55 2,27 1,14 1,14 100,00 Riau 76,84 4,74 16,32 0,53 1,05 0,53-100,00 Jambi 69,31 1,59 17,99 3,17 4,76 2,65 0,53 100,00 Sumatera Selatan 63,16 1,05 20,00 2,11 7,89 3,68 2,11 100,00 Bengkulu 68,57 0,71 25,71 1,43 1,43 1,43 0,71 100,00 Lampung 63,27 4,08 8,16-20,41 4,08-100,00 Kep. Bangka Belitung 23,75 10,00 41,25 1,25 13,75 1,25 8,75 100,00 Kep. Riau 35,56 7,78 34,44 2,22 8,89 4,44 6,67 100,00 DKI Jakarta 64,00 2,00 26,00 1,00 7, ,00 Jawa Barat 73,10 3,45 11,03 0,69 4,83 0,69 6,21 100,00 Jawa Tengah 71,05 4,21 16,32 2,11 6, ,00 DI Yogyakarta 73,16 7,37 11,58-5,79 0,53 1,58 100,00 Jawa Timur 75,26 7,37 7,89 2,11 7, ,00 Banten 71,20 4,35 18,48 0,54 3,26 0,54 1,63 100,00 Bali 69,47 2,63 11,58 2,63 8,95 2,63 2,11 100,00 Nusa Tenggara Barat 76,84 4,21 10,53 2,11 4,74 1,05 0,53 100,00 Nusa Tenggara Timur 58,96 9,91 21,23 2,83 4,72 1,42 0,94 100,00 Kalimantan Barat 88,51 2,03 3,38 1,35 4,05 0,68-100,00 Kalimantan Tengah 56,81 3,29 22,54 1,88 8,45 1,88 5,16 100,00 Kalimantan Selatan 42,97 3,13 35,94 2,34 10,16 1,56 3,91 100,00 Kalimantan Timur 89,33 1,33 0,67-4,00 2,00 2,67 100,00 Sulawesi Utara 43,33 5,33 28,67 6,00 8,67 2,00 6,00 100,00 Sulawesi Tengah 59,29 3,57 26,43 0,71 5,00 1,43 3,57 100,00 Sulawesi Selatan 67,37 7,37 15,79 2,11 6,84-0,53 100,00 Sulawesi Tenggara 71,20 5,24 21,47 1,05 0,52-0,52 100,00 Gorontalo 35,62 2,74 49,32 1,37 8,22 2,74-100,00 Sulawesi Barat 8,57 2,86 71,43 2,86 10,00 2,86 1,43 100,00 Maluku 61,05 3,68 26,84 0,53 5,26 0,53 2,11 100,00 Maluku Utara 39,42 4,81 33,65 3,85 9,62 0,96 7,69 100,00 Papua Barat 34,48 6,90 27,59 10,34 13,79 3,45 3,45 100,00 Papua 7,14 2,86 41,43 10,00 31,43 2,86 4,29 100,00 Kabupaten/kota 26,38 3,17 48,06 5,71 8,28 2,72 5,69 100,00

47 Pegawai Swasta; 14,03 Wiraswasta; 1,28 Lainnya; 2,37 Pegawai BUMN/D; 1,28 PNS/TNI/Polri; 9,65 Peneliti/Dosen; 6,01 Pelajar/Mahasiswa; 65,39 Gambar 2.4. Persentase Pengguna Data yang Menggunakan Data BPS sebagai Rujukan Utama Menurut Pekerjaan Utama di Wilayah PST BPS Tahun 2016 Pemanfaatan data BPS sebagai sumber data utama menurut pekerjaan utama dapat diidentifikasi melalui rujukan utama (Gambar 2.4). Identifikasi ini menunjukkan bahwa sebagian besar pengguna data di wilayah PST BPS yang memanfaatan data BPS sebagai rujukan utama adalah pelajar/mahasiswa (65,39%). Adapun pengguna data dengan pekerjaan utama sebagai pegawai swasta memiliki persentase sebesar 14,03% dari seluruh pengguna data yang menggunakan data BPS sebagai rujukan utama. Pengguna data yang bekerja sebagai pegawai BUMN/D dan wiraswasta masih belum banyak menggunakan data BPS sebagai rujukan utama. Hal tersebut ditunjukkan dengan persentase masing-masing hanya 1,28%. Beberapa temuan dalam pelaksanaan SKD 2016 adalah banyaknya pihak wiraswasta yang menginginkan data yang lebih rinci atau detail guna mendukung bisnisnya. Instansi/Institusi Tempat Pekerjaan Utama Persentase pengguna data menurut instansi/institusi tempat pekerjaan utama ditunjukkan pada Tabel 2.5. Secara nasional, persentase pengguna data menurut instansi/institusi tempat pekerjaan utama terbanyak berasal dari lembaga

48 pendidikan dan penelitian dalam negeri (41,78%). Sementara itu, persentase terendah adalah lembaga internasional (0,16%). Hal yang sama terjadi di wilayah PST BPS dan wilayah PST BPS provinsi secara umum. Pada wilayah PST BPS, pengguna data menurut instansi/institusi tempat pekerjaan utama terbanyak berasal dari lembaga pendidikan dan penelitian dalam negeri dengan persentase mencapai 67,72%. Sementara itu, pada wilayah PST BPS provinsi secara umum, persentase pengguna data tertinggi juga berasal dari lembaga pendidikan dan penelitian dalam negeri. Persentase pengguna data terendah pada wilayah PST BPS adalah pengguna data yang berasal dari lembaga internasional dengan persentase hanya 0,17%. Sementara itu, pada wilayah PST BPS provinsi, persentase pengguna data terendah juga berasal dari lembaga internasional. Kondisi berbeda ditunjukkan oleh pengguna data di wilayah PST BPS kabupaten/kota. Pengguna data yang berasal dari pemerintah daerah adalah pengguna data dengan persentase tertinggi di wilayah PST BPS kabupaten/kota (39,72%). Adapun pengguna data yang berasal dari lembaga pendidikan dan penelitian dalam negeri berada di urutan kedua (28,37%). Sementara itu, sama seperti nasional, PST BPS, dan PST BPS provinsi, persentase terendah adalah pengguna data yang berasal dari lembaga internasional (0,17%).

49 Tabel 2.5. Persentase Pengguna Data Menurut Wilayah PST dan Instansi/Institusi Tempat Pekerjaan Utama Tahun 2016 Wilayah PST Instansi/Institusi Tempat Pekerjaan Utama* A B C D E F G H I J Jumlah Nasional 41,78 0,62 12,26 0,16 0,93 30,05 1,35 3,00 7,10 2,76 100,00 BPS 67,72 2,00 11,65 0,17 0,67 0,67 1,33 1,16 13,31 1,33 100,00 Aceh 83,66 1,31 3, ,61 0,65 1,31 4,58 1,96 100,00 Sumatera Utara 80,00-1,58-2,11 11,05-0,53 4,74-100,00 Sumatera Barat 78,41 0,57 8,52-0,57 3,41-4,55 2,84 1,14 100,00 Riau 80,53 1,05 5, , ,05-100,00 Jambi 67,72 1,59 8,47 0,53 2,12 12,70 0,53 2,12 4,23-100,00 Sumatera Selatan 66,84-13, ,37 0,53 2,11 8,95 0,53 100,00 Bengkulu 70,71-7, ,86-1,43 2,14-100,00 Lampung 69,39-6,12-16, ,16-100,00 Kep. Bangka Belitung 32,50 1,25 13,75-2,50 33,75-1,25 12,50 2,50 100,00 Kep. Riau 36,67-26,67-1,11 6,67-1,11 8,89 18,89 100,00 DKI Jakarta 61,00 2,00 3, ,00-1,00 7,00-100,00 Jawa Barat 76,55 0,69 6, ,59 0,69 0,69 6,21 1,38 100,00 Jawa Tengah 74,74-5,26 0,53 1,05 12,11 2,11 1,58 2,63-100,00 DI Yogyakarta 78,95-2,11-1,58 9,47 1,05-5,26 1,58 100,00 Jawa Timur 81,58 1,05 4, ,74-2,11 5,79-100,00 Banten 73,91 0,54 5,98-0,54 16, ,63 0,54 100,00 Bali 70,53-5,26-0,53 6,84 2,11 2,11 12,63-100,00 Nusa Tenggara Barat 79,47 0,53 5, ,32 1,05 1,58 5,26-100,00 Nusa Tenggara Timur 64,62 0,94 11,32-0,94 14,15-1,89 4,72 1,42 100,00 Kalimantan Barat 87,16-2,03-4,73 3,38-0,68 1,35 0,68 100,00 Kalimantan Tengah 61,50 0,94 8,92-0,47 16,43-0,94 10,33 0,47 100,00 Kalimantan Selatan 48,44-10, ,34-1,56 10,94 1,56 100,00 Kalimantan Timur 88,67-0,00-0,67-0,67-8,00 2,00 100,00 Sulawei Utara 39,33-14,67 0,67 2,00 22,00 2,00 2,67 7,33 1,33 100,00 Sulawesi Tengah 64,29-7,86-1,43 20,00 0,71 0,71 2,14 2,86 100,00 Sulawesi Selatan 72,63-7,89-0,53 7,37 0,53 2,11 8,42 0,53 100,00 Sulawesi Tenggara 74,87-6, ,75-0,52 1,05-100,00 Gorontalo 39,73-21,92-5,48 23,29 1,37-8,22-100,00 Sulawesi Barat 4,29-42, ,00-1,43 15,71 5,71 100,00 Maluku 64,74 0,53 4,74-1,05 19, ,79 3,68 100,00 Maluku Utara 47,12-14,42-5,77 17,31-0,96 11,54 2,88 100,00 Papua Barat 41,38 3,45 13,79 6,90-17,24-6,90 10,34-100,00 Papua 12,86-25,71 1,43 1,43 22,86-7,14 24,29 4,29 100,00 Kabupaten/kota 28,37 0,50 14,13 0,17 0,84 39,72 1,76 3,86 7,15 3,50 100,00 *) Pengelompokan instansi/institusi tempat pekerjaan utama: A. Lembaga Pendidikan dan Penelitian Dalam Negeri B. Lembaga Pendidikan dan Penelitian Luar Negeri C. Kementerian dan Lembaga Pemerintah F. Pemerintah Daerah G. Perbankan H. BUMN/BUMD D. Lembaga Internasional I. Swasta Lainnya E. Media Massa J. Lainnya

50 Media Massa; 0.73 BUMN/BUMD; 0.91 Perbankan; 1.28 Pemerintah Daerah; 0.73 Lembaga Internasional; 0.18 Swasta Lainnya; Lainnya; 1.09 Kementerian & Lembaga Pemerintah; Lembaga Pendidikan & Penelitian Luar Negeri; 1.64 Lembaga Pendidikan & Penelitian Dalam Negeri; Gambar 2.5. Persentase Pengguna Data yang Menggunakan Data BPS sebagai Rujukan Utama Menurut Instansi/Institusi Tempat Pekerjaan Utama di Wilayah PST BPS Tahun 2016 Pengguna data yang menggunakan data BPS sebagai rujukan utama dapat dipilah menurut instansi/institusi tempat pekerjaan utama. Berdasarkan Gambar 2.5, sebagian besar pengguna data di wilayah PST BPS yang menyatakan menggunakan data BPS sebagai rujukan utama berasal dari lembaga pendidikan dan penelitian dalam negeri (69,58%). Adapun lembaga internasional masih belum banyak memanfaatkan data BPS sebagai rujukan utama (0,18%). 2.3 Pengguna Data Menurut Pemanfaatan Data Hasil SKD 2016 menunjukkan bahwa pemanfaatan data BPS terdiri atas enam jenis, yaitu untuk tugas sekolah/tugas kuliah, skripsi/tesis/disertasi, penelitian, perencanaan, evaluasi, dan penyebaran informasi. Berdasarkan Tabel 2.6, secara nasional, hasil SKD 2016 menunjukkan bahwa sebagian besar pemanfaatan data adalah untuk skripsi/tesis/disertasi (39,98%). Tugas sekolah/tugas kuliah dan perencanaan menempati posisi kedua dan ketiga,

51 dengan persentase sebesar 21,51% dan 17,30%. Sementara itu, pemanfaatan data yang paling sedikit adalah untuk penyebaran informasi, yaitu 2,16%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa data BPS sangat penting dalam dunia pendidikan. Pada wilayah PST BPS, sebagian besar data yang dicari digunakan untuk keperluan dalam dunia pendidikan. Pemanfaatan data tertinggi adalah untuk skripsi/tesis/disertasi yang mencapai 50,80%. Pemanfaatan data untuk penelitian dan tugas sekolah/kuliah menempati posisi kedua dan ketiga, dengan persentase sebesar 17,36% dan 14,97%. Sementara itu, pemanfaatan data terendah adalah untuk penyebaran infromasi (1,27%). Secara umum, pada wilayah PST BPS provinsi, sebagian besar data juga digunakan untuk keperluan dalam dunia pendidikan, yaitu untuk skripsi/tesis/disertasi, tugas sekolah/tugas kuliah, dan penelitian. Provinsi dengan persentase pemanfaatan data untuk skripsi/tesis/disertasi tertinggi adalah Provinsi Sumatera Utara dengan persentase mencapai 59,61%, sedangkan persentase terendah dimiliki oleh Provinsi Kep. Riau (21,74%). Provinsi Aceh merupakan provinsi dengan persentase tertinggi pemanfaatan data untuk tugas sekolah/tugas kuliah (52,26%). Sebaliknya, dengan persentase hanya 2,82%, Provinsi Sulawesi Barat menjadi provinsi dengan persentase terendah pemanfaatan data untuk tugas sekolah/tugas kuliah. Persentase tertinggi pemanfaatan data untuk penelitian adalah 26,67% yang dimiliki Provinsi Gorontalo, sedangkan terendah adalah 2,96% yang dimiliki Provinsi Sumatera Utara. Adapun, pemanfaatan data terendah pada wilayah PST BPS provinsi secara umum adalah untuk penyebaran informasi (1,07%). Pada wilayah PST kabupaten/kota, persentase pemanfaatan data tertinggi adalah untuk skripsi/tesis/disertasi dengan persentase sebesar 39,23%. Pada posisi kedua, sebagian besar pengguna data di wilayah PST kabupaten/kota menggunakan data untuk keperluan perencanaan (20,57%). Sementara itu, persentase terendah adalah pemanfaatan data untuk penyebaran informasi dengan persentase hanya 2,70%.

52 Tabel 2.6. Persentase Pengguna Data Menurut Wilayah PST dan Pemanfaatan Data Tahun 2016 Wilayah PST Tugas Sekolah/ Tugas Kuliah Skripsi/ Tesis/ Disertasi Pemanfaatan Data Evaluasi Penelitian Perencanaan Penyebaran Informasi Jumlah Nasional 21,51 39,98 15,81 17,30 3,25 2,16 100,00 BPS 14,97 50,80 17,36 11,46 4,14 1,27 100,00 Aceh 52,26 36,77 5,81 3,23 1,29 0,65 100,00 Sumatera Utara 30,05 59,61 2,96 7, ,00 Sumatera Barat 23,56 55,50 10,99 8,38 0,52 1,05 100,00 Riau 36,71 54,59 7,25 0,48 0,97-100,00 Jambi 47,32 29,76 9,27 10,73 1,95 0,98 100,00 Sumatera Selatan 27,18 45,64 9,74 15,90 1,54-100,00 Bengkulu 41,50 38,78 12,93 6,12 0,68-100,00 Lampung 18,00 50,00 6,00 26, ,00 Kep. Bangka Belitung 28,70 26,85 25,00 14,81 3,70 0,93 100,00 Kep. Riau 40,22 21,74 16,30 13,04 6,52 2,17 100,00 DKI Jakarta 23,14 47,93 18,18 8,26 1,65 0,83 100,00 Jawa Barat 38,36 40,25 11,32 6,92 1,89 1,26 100,00 Jawa Tengah 37,31 39,38 8,29 13,99 1,04-100,00 DI Yogyakarta 20,49 56,59 9,76 10,73 1,46 0,98 100,00 Jawa Timur 33,00 51,23 5,91 7,39 1,97 0,49 100,00 Banten 26,37 52,74 9,45 9,45 1,49 0,50 100,00 Bali 29,69 52,60 11,46 6, ,00 Nusa Tenggara Barat 49,25 37,19 7,54 6, ,00 Nusa Tenggara Timur 37,82 28,57 19,33 11,76 1,26 1,26 100,00 Kalimantan Barat 47,59 28,31 9,64 11,45 3,01-100,00 Kalimantan Tengah 31,28 32,51 16,46 12,76 3,70 3,29 100,00 Kalimantan Selatan 28,99 38,41 10,87 16,67 5,07-100,00 Kalimantan Timur 44,67 44,67 4,67 5,33 0,67-100,00 Sulawesi Utara 21,29 35,48 9,68 27,10 3,23 3,23 100,00 Sulawesi Tengah 35,81 33,11 13,51 12,84 2,70 2,03 100,00 Sulawesi Selatan 51,01 30,30 9,09 7,58 1,52 0,51 100,00 Sulawesi Tenggara 43,78 30,35 19,40 4,98-1,49 100,00 Gorontalo 12,22 47,78 26,67 12,22 1,11-100,00 Sulawesi Barat 2,82 40,85 9,86 32,39 5,63 8,45 100,00 Maluku 39,32 27,18 19,42 11,17 1,46 1,46 100,00 Maluku Utara 24,37 28,57 21,01 17,65 5,88 2,52 100,00 Papua Barat 6,67 33,33 23,33 30,00 3,33 3,33 100,00 Papua 16,00 42,67 17,33 14,67 2,67 6,67 100,00 Kabupaten/kota 16,21 39,23 17,44 20,57 3,85 2,70 100,00

53 Penyebaran Informasi; 8.12 Evaluasi; Tugas Sekolah/ Tugas Kuliah; Skripsi/Teses/Disertasi; Perencanaan; Penelitian; Gambar 2.6. Persentase Pengguna Data yang Menggunakan Data BPS sebagai Rujukan Utama Menurut Pemanfaatan Data di Wilayah PST BPS Tahun 2016 Pemanfaatan data BPS dapat juga dianalisis berdasarkan rujukan utama. Gambar 2.6 menunjukkan gambaran tentang segmentasi pengguna data di wilayah PST BPS yang menggunakan data BPS sebagai rujukan utama menurut pemanfaatan data. Berdasarkan rujukan utama, pemanfaatan data untuk perencanaan merupakan yang tertinggi, yaitu 30,59%. Pemanfaatan data untuk skripsi/tesis/disertasi (20,23%) dan pemanfaatan data untuk tugas sekolah/tugas kuliah (17,14%) menempati urutan kedua dan ketiga. Adapun pemanfaatan data untuk evaluasi, penelitian, dan penyebaran informasi memiliki persentase masing-masing 12,04%, 11,88%, dan 8,12%. 2.4 Pengguna Data Menurut Jenis Layanan Sesuai dengan peran BPS sebagai lembaga publik, BPS menyediakan berbagai jenis layanan data dan konsultasi statistik. Layanan tersebut adalah perpustakaan tercetak, perpustakaan digital, penjualan buku, data mikro/peta digital/softcopy publikasi, konsultasi data statistik, serta layanan konsultasi dan rekomendasi kegiatan statistik. Berdasarkan hasil SKD 2016 yang disajikan pada Tabel 2.7, secara nasional, layanan yang paling banyak digunakan oleh pengguna data adalah layanan

54 perpustakaan tercetak, yaitu 52,86%. Dengan perbedaan yang cukup signifikan mencapai 34,65%, layanan perpustakaan digital menjadi layanan kedua yang paling banyak digunakan oleh pengguna data (18,22%). Sementara itu, layanan data mikro/peta digital/softcopy publikasi menjadi layanan ketiga yang paling banyak digunakan (13,56%). Berbeda dengan level nasional, pada wilayah PST BPS, layanan yang paling banyak digunakan adalah layanan perpustakaan digital dengan persentase sebesar 38,46%. Layanan data mikro/peta digital/softcopy publikasi menjadi layanan kedua yang paling banyak digunakan oleh pengguna data di wilayah PST BPS (28,30%). Sementara itu, layanan perpustakaan tercetak menjadi layanan ketiga yang paling banyak digunakan (18,13%). Secara umum, layanan yang paling banyak digunakan di wilayah PST provinsi sama seperti level nasional, yatu layanan perpustakaan tercetak dengan persentase. Selanjutnya, layanan perpustakaan digital dan layanan data mikro/peta digital/softcopy publikasi berada pada urutan kedua dan ketiga. Provinsi Kalimantan Timur merupakan provinsi dengan persentase pengguna data tertinggi yang menggunakan layanan perpustakaan tercetak, yaitu 97,33%. Artinya, hampir seluruh pengguna data di wilayah PST Provinsi Kalimantan Timur menggunakan layanan perpustakaan tercetak dan hanya 2,67% pengguna data menggunakan layanan selain perpustakaan tercetak. Sementara itu, Provinsi Sulawesi Utara menjadi provinsi dengan persentase pengguna data terendah yang menggunakan layanan perpustakaan tercetak (12,42%). Meskipun demikian, Provinsi Sulawesi Utara merupakan provinsi dengan persentase tertinggi untuk penggunaan layanan perpustakaan digital, yaitu 68,32%. Sebaliknya, Provinsi Kalimantan Timur memiliki persentase terendah untuk layanan perpustakaan digital (0,67%). Layanan data mikro/peta digital/softcopy publikasi paling banyak digunakan oleh pengguna data di wilayah PST Provinsi Papua Barat (36,67%) dan paling sedikit digunakan oleh pengguna data di wilayah PST Provinsi Sumatera Utara (1,04%).

55 Wilayah PST Tabel 2.7. Persentase Pengguna Data Menurut Wilayah PST dan Jenis Layanan yang Digunakan Tahun 2016 Perpustakaan Tercetak Perpustakaan Digital Penjualan Buku Jenis Layanan Data Mikro/ Peta Digital/ Softcopy Publikasi Konsultasi Data Statistik Konsultasi dan Rekomendasi Kegiatan Statistik Jumlah Nasional 52,86 18,22 1,76 13,56 11,86 1,73 100,00 BPS 18,13 38,46 1,24 28,30 13,32 0,55 100,00 Aceh 86,36 4,55 2,60 1,95 4,55 0,00 100,00 Sumatera Utara 82,29 15,10 0,00 1,04 1,56 0,00 100,00 Sumatera Barat 71,98 19,78 0,00 1,65 6,04 0,55 100,00 Riau 18,88 56,63 1,02 18,37 5,10 0,00 100,00 Jambi 80,61 10,20 0,51 2,55 4,08 2,04 100,00 Sumatera Selatan 92,78 2,06 0,00 2,06 3,09 0,00 100,00 Bengkulu 83,33 6,25 1,39 1,39 6,25 1,39 100,00 Lampung 60,00 12,00 2,00 20,00 4,00 2,00 100,00 Kep. Bangka Belitung 55,67 14,43 0,00 6,19 22,68 1,03 100,00 Kep. Riau 53,33 18,89 0,00 8,89 12,22 6,67 100,00 DKI Jakarta 56,52 15,22 2,17 9,42 14,49 2,17 100,00 Jawa Barat 40,64 31,02 6,42 16,04 5,88 0,00 100,00 Jawa Tengah 70,31 22,40 1,56 4,17 1,56 0,00 100,00 DI Yogyakarta 66,51 12,44 4,78 7,66 5,74 2,87 100,00 Jawa Timur 77,32 14,95 1,03 4,12 2,06 0,52 100,00 Banten 37,50 52,60 1,56 4,69 3,13 0,52 100,00 Bali 77,61 3,98 1,99 9,45 5,97 1,00 100,00 Nusa Tenggara Barat 16,41 44,10 2,05 21,03 16,41 0,00 100,00 Nusa Tenggara Timur 73,80 16,59 1,75 4,37 3,06 0,44 100,00 Kalimantan Barat 73,29 10,56 2,48 6,21 3,11 4,35 100,00 Kalimantan Tengah 73,04 12,61 2,17 5,22 3,91 3,04 100,00 Kalimantan Selatan 54,36 26,17 4,70 6,04 8,05 0,67 100,00 Kalimantan Timur 97,33 0,67 0,00 1,33 0,00 0,67 100,00 Sulawesi Utara 12,42 68,32 4,97 10,56 3,11 0,62 100,00 Sulawesi Tengah 64,91 8,77 1,17 14,04 11,11 0,00 100,00 Sulawesi Selatan 66,50 26,40 0,51 1,52 4,06 1,02 100,00 Sulawesi Tenggara 85,86 9,95 0,00 1,57 1,05 1,57 100,00 Gorontalo 25,97 27,27 0,00 25,97 20,78 0,00 100,00 Sulawesi Barat 38,16 35,53 2,63 17,11 5,26 1,32 100,00 Maluku 69,95 16,06 0,52 5,70 7,25 0,52 100,00 Maluku Utara 29,09 20,91 4,55 35,45 9,09 0,91 100,00 Papua Barat 30,00 23,33 0,00 36,67 10,00 0,00 100,00 Papua 24,66 50,68 9,59 6,85 6,85 1,37 100,00 Kabupaten/kota 50,79 15,66 1,75 15,20 14,49 2,12 100,00

56 Kondisi yang sama terjadi di wilayah PST kabupaten/kota. Pada wilayah PST kabupaten/kota, layanan yang paling banyak digunakan oleh pengguna data adalah layanan perpustakaan tercetak, yaitu 50,79%. Layanan perpustakaan digital menjadi layanan kedua yang paling banyak digunakan oleh pengguna data di wilayah PST kabupaten/kota (15,66%). Sementara itu, layanan data mikro/peta digital/softcopy publikasi menjadi layanan ketiga yang paling banyak digunakan (15,20%). 2.5 Pengguna Data Menurut Fasilitas Utama yang Digunakan Dalam SKD 2016, ditanyakan pula mengenai fasilitas utama yang digunakan oleh pengguna data untuk memperoleh data BPS. Fasilitas tersebut adalah website, telepon/faximile, , surat, berkunjung langsung ke PST/perpustakaan BPS, serta fasilitas lainnya. Pada Tabel 2.8, digambarkan bahwa berkunjung ke PST/perpustakaan BPS merupakan fasilitas utama yang paling banyak digunakan oleh pengguna data untuk memperoleh data BPS. Hal tersebut ditunjukkan dengan persentase pengguna data secara nasional yang mencapai 68,86%. Selanjutnya, fasilitas website (17,54%) dan surat (7,01%) menjadi prioritas kedua dan ketiga bagi pengguna data untuk memperoleh data BPS. Sementara itu, fasilitas yang paling sedikit digunakan oleh pengguna data untuk memperoleh data BPS adalah fasilitas lainnya, yaitu sebesar 1,61%. Meskipun secara nasional berkunjung ke PST/perpustakaan BPS menjadi yang paling banyak digunakan, kondisi berbeda ditunjukkan oleh pengguna data di wilayah PST BPS. Pada wilayah PST BPS, pengguna data cenderung menggunakan fasilitas website untuk memperoleh data BPS dengan persentase mencapai 62,56%. Sementara itu, berkunjung ke PST/perpustakaan BPS menjadi fasilitas terbanyak kedua yang digunakan oleh pengguna data di wilayah PST BPS (31,28%).

57 Tabel 2.8. Persentase Pengguna Data Menurut Wilayah PST dan Fasilitas Utama yang Digunakan untuk Memperoleh Data BPS Tahun 2016 Fasilitas Utama yang Digunakan untuk Memperoleh Data BPS Wilayah PST Kunjungan Telepon/ Lainnya Jumlah Website Surat Langsung ke PST/ Faximile Perpustakaan BPS Nasional 17,54 2,15 2,83 7,01 68,86 1,61 100,00 BPS 62,56 0,67 3,33 1,66 31,28 0,50 100,00 Aceh 10,46 0,65 0,65 0,65 85,62 1,96 100,00 Sumatera Utara 10,00 0,53 1,05 0,53 87,89 0,00 100,00 Sumatera Barat 33,52 0,57 1,70 0,57 63,07 0,57 100,00 Riau 31,05 5,79 4,21 2,11 56,84 0,00 100,00 Jambi 14,81 1,59 5,82 1,59 76,19 0,00 100,00 Sumatera Selatan 7,37 0,00 1,05 0,00 91,58 0,00 100,00 Bengkulu 8,57 1,43 0,71 3,57 85,71 0,00 100,00 Lampung 28,57 2,04 0,00 2,04 61,22 6,12 100,00 Kep. Bangka Belitung 20,00 3,75 0,00 11,25 62,50 2,50 100,00 Kep. Riau 30,00 1,11 5,56 7,78 47,78 7,78 100,00 DKI Jakarta 36,00 3,00 4,00 0,00 57,00 0,00 100,00 Jawa Barat 33,79 0,69 6,90 0,00 58,62 0,00 100,00 Jawa Tengah 40,53 0,00 1,58 1,58 56,32 0,00 100,00 DI Yogyakarta 26,32 0,53 2,11 1,05 70,00 0,00 100,00 Jawa Timur 20,53 3,16 1,58 0,00 74,74 0,00 100,00 Banten 48,91 1,09 4,89 0,54 44,57 0,00 100,00 Bali 21,05 1,58 1,05 1,05 75,26 0,00 100,00 Nusa Tenggara Barat 19,47 0,53 0,00 2,11 70,53 7,37 100,00 Nusa Tenggara Timur 24,53 1,42 3,30 3,30 67,45 0,00 100,00 Kalimantan Barat 18,92 2,70 0,68 0,68 75,00 2,03 100,00 Kalimantan Tengah 23,47 0,00 3,76 1,88 69,95 0,94 100,00 Kalimantan Selatan 35,94 2,34 2,34 2,34 56,25 0,78 100,00 Kalimantan Timur 0,67 0,00 0,00 0,00 99,33 0,00 100,00 Sulawesi Utara 48,67 2,67 2,67 0,00 46,00 0,00 100,00 Sulawesi Tengah 27,14 0,71 2,86 2,14 67,14 0,00 100,00 Sulawesi Selatan 27,89 1,05 3,16 0,00 67,89 0,00 100,00 Sulawesi Tenggara 8,90 0,00 0,52 2,62 87,96 0,00 100,00 Gorontalo 31,51 1,37 5,48 4,11 57,53 0,00 100,00 Sulawesi Barat 10,00 12,86 5,71 30,00 41,43 0,00 100,00 Maluku 15,26 0,53 2,63 4,21 76,84 0,53 100,00 Maluku Utara 9,62 1,92 4,81 12,50 71,15 0,00 100,00 Papua Barat 31,03 0,00 6,90 0,00 62,07 0,00 100,00 Papua 21,43 1,43 12,86 1,43 62,86 0,00 100,00 Kabupaten/kota 12,37 2,55 2,87 9,48 70,66 2,07 100,00

58

59 Bab 3 Analisis Kebutuhan Data JENIS DATA paling banyak dicari di Wilayah PST BPS K esejahteraan sosial Tanaman pangan Statistik Sosial orang-data Statistik Produksi orang-data sumber: - Data Mikro Potensi Desa (Podes) - Data Mikro Susenas KOR sumber: - Produksi Tanaman Pangan - Luas Lahan Menurut Penggunaan Harga konsumen PDRB menurut lapangan usaha K ependudukan Statistik Distribusi & Jasa orang-data Neraca & Analisis Statistik orang-data Metodologi & Informasi Statistik orang-data sumber: - Indeks Harga Konsumen di 82 Kota di Indonesia (2012=100) - Pertanian Subsektor Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Tanaman Perkebunan Rakyat sumber: - Tinjauan Regional berdasarkan PDRB Kab/Kota = Indeks Pembangunan Manusia sumber: - Website BPS (Data Strategis) - Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi

60

61 Bab III Analisis Kebutuhan Data Pada bab sebelumnya, telah dibahas mengenai karakteristik pengguna data yang datang ke unit pelayanan BPS. Pada pembahasan tersebut, diketahui bahwa jumlah pengguna data yang mencari data adalah orang. Pengguna data tersebut tersebar di wilayah PST BPS, 33 BPS provinsi, dan 446 BPS kabupaten/kota yang aktif dalam pelaksanaan SKD Pada bab ini, dilakukan analisis mengenai jenis data, level data, periode data, dan perolehan data yang dicari oleh pengguna data. Selain itu, dilakukan analisis jenis data dan publikasi yang paling banyak dicari oleh pengguna data. Satuan yang akan digunakan dalam bab ini adalah orang-data. Orang-data adalah pasangan satu-satu antara setiap pengguna data dengan jenis data yang dicari. Misalnya, seorang pengguna data mencari lima jenis data, maka dihitung lima orang-data. Dalam mencari data, pengguna data bisa mencari lebih dari satu series data untuk jenis data yang sama dan akan dihitung dengan satuan orang-data. Artinya, apabila seorang pengguna data mencari satu jenis data sebanyak sepuluh tahun, orang tersebut akan dihitung sebagai satu pengguna data dan sepuluh orang-data. 3.1 Gambaran Umum Jenis Data yang Dicari Jenis data yang dibahas merupakan rincian data yang dicari oleh setiap pengguna data. Jenis data akan dibahas menurut kelompok kedeputian (ragam data) yang terdapat di BPS. Ragam data dibagi menjadi enam, yaitu ragam data statistik sosial, ragam data statistik produksi, ragam data statistik distribusi dan jasa, ragam data neraca dan analisis statistik, ragam data metodologi dan informasi statistik, serta ragam data lainnya (termasuk tata usaha). Adapun pencarian jenis data yang dibahas hanya mencakup wilayah PST BPS.

62 Neraca dan Analisis Statistik; 1,00 Lainnya; 0,00 Metodologi dan Informasi Statistik; 0,81 Distribusi dan Jasa; 17,43 Produksi; 3,35 Sosial; 77,42 Gambar 3.1. Persentase Pencarian Data Menurut Ragam Data di BPS Tahun 2016 Gambar 3.1 menjelaskan persentase pencarian data di wilayah PST BPS menurut ragam data. Jumlah pencarian data di wilayah PST BPS adalah orang-data. Dari jumlah tersebut, 77,42% merupakan pencarian data pada ragam data sosial. Selanjutnya, 17,43% merupakan pencarian data pada ragam data distribusi dan jasa. Adapun data yang paling sedikit dicari oleh pengguna data adalah data pada ragam data lainnya (termasuk tata usaha), yaitu 0,00004% Jenis Data Menurut Ragam Data dan Level Data Lainnya; 0,03 Desa/Kelurahan; 82,76 Individu; 0,00 Nasional; 0,14 Provinsi; 12,64 Kabupaten/Kota; 4,30 Kecamatan; 0,13 Gambar 3.2. Persentase Pencarian Data Menurut Level Data di BPS Tahun 2016

63 Dari hasil SKD 2016, dapat diidentifikasi tingkat penyajian data (level data) yang dicari oleh pengguna data. Secara umum, dari orang-data, 82,76% data yang dicari adalah data level desa/kelurahan. Selanjutnya adalah data level provinsi (12,64%) dan data level kabupaten/kota (4,30%). Adapun sebaran level data ditunjukkan dalam Gambar 3.2. Level penyajian data dapat pula dibedakan menurut ragam data statistik yang ada di BPS. Tabel 3.3 menunjukkan bahwa pola jenis data berdasarkan level penyajian tidak terjadi pada ragam data lainnya. Pada ragam data lainnya, dapat dilihat bahwa data yang diperlukan merupakan data level nasional. Sementara itu, pada ragam data sosial, produksi, distribusi dan jasa, serta metodologi dan informasi statistik, pengguna data cenderung mencari data pada level desa/kelurahan dengan persentase mencapai lebih dari 50%. Hal berbeda terjadi pada ragam data neraca dan analisis statistik. Pada ragam data tersebut, pencarian data level kabupaten/kota lebih mendominasi dengan persentase mencapai 91,43%. Selanjutnya, level data menurut ragam data akan dibahas lebih rinci pada analisis ragam data. Tabel 3.1. Persentase Jenis Data Menurut Level dan Ragam Data di BPS Tahun 2016 Level Data Sosial Produksi Distribusi dan Jasa Ragam Data Neraca dan Analisis Statistik Metodologi dan Informasi Statistik Lainnya Nasional 0,02 1,21 0,34 2,02 0,09 100,00 Provinsi 8,92 23,75 27,90 6,52 1,19 - Kabupaten/Kota 2,90 8,73 4,58 91,43 6,78 - Kecamatan 0,17 0,03 0,01 0,02 0,02 - Desa/kelurahan 87,95 66,29 67,17-91,91 - Individu Lainnya 0, Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

64 3.1.2 Jenis Data Menurut Ragam Data dan Periode Data Mingguan; - Semesteran; 0,01 Lainnya; 0,00 Triwulanan; 0,08 Harian; - Bulanan; 0,43 Sepuluh tahunan; 2,58 Lima tahunan; 0,04 Tiga tahunan; 2,33 Tahunan; 94,52 Gambar 3.3. Persentase Pencarian Data Menurut Periode Data di BPS Tahun 2016 Jenis data yang dicari oleh pengguna juga dapat dibedakan menurut periode data. Periode data dalam SKD terdiri dari periode data sepuluh tahunan, lima tahunan, tiga tahunan, tahunan, semesteran, triwulanan, bulanan, mingguan, harian, dan lainnya. Gambar 3.3 menunjukkan bahwa sebaran pencarian data menurut periode data tidak terlalu bervariasi. Data periode tahunan merupakan data yang paling banyak dicari dengan persentase mencapai 94,52%, sedangkan yang terendah adalah data periode lainnya (0,002%). Sementara itu, pencarian data tidak terjadi pada data dengan periode mingguan dan harian. Perbedaan persentase yang signifikan terjadi antara periode tahunan dengan periode terbanyak berikutnya, yaitu sepuluh tahunan yang memiliki persentase 2,58%. Tabel 3.2 menunjukkan persentase pencarian data menurut periode dan ragam data. Pada ragam data lainnya, terlihat bahwa pencarian data hanya dilakukan untuk periode tahunan. Persentase pencarian data pada ragam data metodologi dan informasi statistik mencapai 99,91% yang merupakan tertinggi kedua. Selanjutnya, periode data menurut ragam data akan dibahas lebih rinci pada analisis ragam data.

65 Tabel 3.2. Persentase Jenis Data Menurut Periode dan Ragam Data di BPS Tahun 2016 Periode Data Sosial Produksi Distribusi dan Jasa Ragam Data Neraca dan Analisis Statistik Metodologi dan Informasi Statistik Lainnya Sepuluh Tahunan 3,32 0,01-0,63 0,07 - Lima Tahunan 0,02 0,78-0, Tiga Tahunan 2,50 0,98 2,08 0,01 0,01 - Tahunan 94,13 96,35 95,63 95,74 99,91 100,00 Semesteran 0,02 0, Triwulanan 0,01 1,77 0,02 0, Bulanan - 0,11 2,27 2,66 0,01 - Mingguan Harian Lainnya , Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100, Jenis Data Menurut Ragam Data dan Perolehan Data Tidak Diperoleh; 21,73 Diperoleh, Tidak Sesuai; 3,58 Diperoleh, Sesuai; 74,70 Gambar 3.4. Persentase Pencarian Data Menurut Perolehan Data di BPS Tahun 2016 Hasil SKD juga dapat menunjukkan persentase perolehan data. Adapun perolehan data yang dimaksud adalah data yang dicari dapat diperoleh atau tidak. Data yang diperoleh tersebut dapat dibedakan menurut kesesuaiannya. Data diperoleh dan sesuai adalah jenis data yang dicari diperoleh dan sesuai dengan keinginan pengguna data. Data diperoleh, tidak sesuai adalah jenis data yang dicari

66 diperoleh tetapi kurang sesuai dengan keinginan pengguna data. Ketidaksesuaian data yang diperoleh dapat disebabkan oleh ketidaksesuaian jenis, wilayah, tahun, level, atau periode data yang diperoleh dengan yang dicari. Sementara itu, perolehan data tidak diperoleh adalah data yang dicari tidak diperoleh. Gambar 3.4 menunjukkan bahwa terdapat 74,70% data dapat diperoleh sesuai dengan kebutuhan pengguna. Angka tersebut meningkat sebesar 15,91% dibandingkan tahun 2015, Sementara itu, terdapat 3.58% yang menggunakan data pengganti sehingga menyatakan data diperoleh tetapi tidak sesuai dengan yang dicari. Adapun sebanyak 21,73% menyatakan tidak memperoleh data yang dicari. Tingginya angka data yang tidak diperoleh dapat disebabkan oleh data yang diperlukan tidak dapat digantikan dengan data lain sebagai pendekatan/proksi dari data tersebut. Meskipun begitu, angka tersebut menurun sebesar 12,09%. Perolehan data juga dapat dirinci menurut ragam data. Berdasarkan Tabel 3.3, pada ragam data statistik sosial, statistik distribusi dan jasa, serta neraca dan analisis statistik, perolehan data diperoleh, sesuai memiliki persentase di atas persentase secara keseluruhan. Masing-masing persentasenya adalah 80,90%, 62,91%, dan 84,70%. Pada ragam data statistik produksi serta metodologi dan informasi statistik, sebagian besar data yang dicari tidak diperoleh dengan persentase masing-masing 92,47% dan 93,41%. Bahkan, pada ragam data lainnya, 100% data yang dicari tidak diperoleh. Selanjutnya, perolehan data menurut ragam data akan dibahas lebih rinci pada analisis ragam data. Tabel 3.3. Perolehan Data Persentase Jenis Data Menurut Perolehan dan Ragam Data di BPS Tahun 2016 Sosial Produksi Distribusi dan Jasa Ragam Data Neraca dan Analisis Statistik Metodologi dan Informasi Statistik Lainnya Diperoleh, Sesuai 80,90 5,87 62,91 84,70 6,58 - Diperoleh, Tidak Sesuai 4,08 1,65 2,06 0,82 0,01 - Tidak Diperoleh 15,02 92,47 35,02 14,47 93,41 100,00 Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

67 Tidak semua data yang dicari dan diperoleh pengguna data di wilayah PST BPS merupakan data yang dihasilkan oleh BPS. Data tersebut bisa berupa data yang dihasilkan oleh BPS provinsi dan BPS kabupaten/kota. Tabel 3.4 menunjukkan sebaran data yang diperoleh pengguna data baik sesuai maupun tidak sesuai dengan keinginan pengguna data. Penghasil data internal adalah penghasil data di wilayah PST bersangkutan. Sementara itu, penghasil data eksternal adalah penghasil data di luar wilayah PST bersangkutan. Berdasarkan Tabel 3.4, diketahui bahwa pengguna data yang memperoleh data yang dicari di wilayah PST BPS sebanyak orang-data. Dari orang-data tersebut, sebanyak orang-data (98,60%) memperoleh data yang dihasilkan oleh BPS, orang-data (0,61%) memperoleh data yang dihasilkan oleh BPS provinsi, dan orang-data (0,79%) memperoleh data yang dihasilkan oleh BPS kabupaten/kota. Dalam hal ini, BPS disebut sebagai penghasil data internal, sedangkan BPS provinsi dan BPS kabupaten/kota disebut sebagai penghasil data eksternal. Jumlah orang-data terbanyak untuk wilayah PST BPS provinsi terdapat di PST Provinsi D.I. Yogyakarta, yaitu orang-data. Dari orang-data tersebut, sebanyak orang-data memperoleh data yang dihasilkan oleh BPS Provinsi D.I. Yogyakarta dan BPS kabupaten/kota di Provinsi D.I. Yogyakarta dengan rincian orang-data dan orang-data. Sementara itu, sebanyak orang-data memperoleh data yang dihasilkan oleh BPS, 736 orang-data memperoleh data yang dihasilkan oleh BPS provinsi lain, dan 34 orang-data memperoleh data yang dihasilkan oleh BPS kabupaten/kota lain di luar Provinsi D.I. Yogyakarta. Tabel 3.4. Jumlah Perolehan Data Menurut Wilayah PST dan Penghasil Data Tahun 2016 Wilayah PST Jumlah Penghasil Data Internal Penghasil Data Eksternal Orang-Data Pusat Provinsi Kab/Kota Pusat Provinsi Kab/Kota BPS Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau

68 Wilayah PST Jumlah Penghasil Data Internal Penghasil Data Eksternal Orang-Data Pusat Provinsi Kab/Kota Pusat Provinsi Kab/Kota Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah D.I. Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Jenis Data yang Paling Banyak Dicari Tabel 3.5 menampilkan rincian jenis data yang paling banyak dicari pada masing-masing ragam data sekaligus sumber perolehannya. Jenis data yang paling banyak dicari pada ragam data statistik sosial adalah kesejahteraan sosial, yaitu sebanyak orang-data atau 36,07% dari seluruh pengguna data yang mencari data pada ragam data statistik sosial. Jenis data ini sekaligus menjadi jenis data yang paling banyak dicari di BPS. Sebagian besar jenis data pada ragam data statistik sosial diperoleh dari Data Mikro Potensi Desa (Podes), Data Mikro Susenas KOR, dan Data Mikro Hasil Sensus Penduduk. Selanjutnya, jenis data paling banyak dicari menurut ragam data akan dibahas lebih rinci pada analisis ragam data.

69 Ragam Data Statistik Sosial Statistik Produksi Statistik Distribusi dan Jasa Neraca dan Analisis Statistik Metodologi dan Informasi Statistik Tabel 3.5. Jumlah dan Persentase Jenis Data yang Paling Banyak Dicari serta Sumber Perolehannya Menurut Ragam Data di BPS Tahun 2016 Jenis Data yang Paling Banyak Dicari Deskripsi Jumlah Persentase Sumber Jenis Data Kesejahteraan Sosial ,07 Data Mikro Potensi Desa (Podes) Kependudukan ,72 Data Mikro Susenas KOR Pendidikan ,12 Data Mikro Hasil Sensus Penduduk Keuangan Pemerintah ,00 Ketenagakerjaan ,49 Tanaman Pangan ,05 Produksi Tanaman Pangan Luas Lahan Menurut Penggunaan Energi ,03 Statistik Air Bersih dan Volume Penjualan Gas Alam Melalui Industri Besar dan Sedang ,01 Saluran Pipa Menurut Jenis Pelanggan Ketenagakerjaan 699 0,01 Data Mikro Industri Besar dan Sedang Ekspor 594 0,01 Statistik Karet Indonesia Harga Konsumen ,41 Harga Produsen ,14 Harga Perdagangan Besar ,07 Energi ,04 Transportasi ,03 Statistik Harga Produsen Pertanian Subsektor Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Tanaman Perkebunan Rakyat Indeks Harga Konsumen di 82 Kota Di Indonesia (2012=100) Statistik Harga Produsen Gabah Indeks Harga Perdagangan Besar Indonesia (2010=100) Indeks Kemahalan Konstruksi Provinsi Dan Kabupaten/Kota Statistik Perhubungan Statistik Transportasi Darat Statistik Perhubungan PDRB Menurut Lapangan Usaha ,41 Tinjauan Regional Berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia ,13 PDRB Kabupaten/Kota Kependudukan ,11 Indeks Pembangunan Manusia Statistik Indonesia Tanaman Pangan ,03 Indikator Ekonomi Harga Konsumen ,02 Kependudukan ,93 Website BPS (Data Strategis) PDRB Menurut Lapangan Usaha ,01 Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi (LBDSE) Kemiskinan 834 0,01 Statistik 60 Tahun Indonesia Harga Konsumen 802 0,01 Merdeka Transportasi 787 0,01

70 3.2 Ragam Data Statistik Sosial Banyaknya jenis data yang dicari pada ragam data sosial berdasarkan hasil SKD adalah orang-data. Pada Tabel 3.5, dapat dilihat bahwa jenis data yang paling banyak dicari pada ragam data sosial adalah kesejahteraan sosial (36,07% persen), kependudukan (27,72%), pendidikan (12,12%), keuangan pemerintah (12,00%), dan ketenagakerjaan (1,49%). Sebagian besar jenis data pada ragam data statistik sosial diperoleh dari Data Mikro Potensi Desa (Podes), Data Mikro Susenas KOR, dan Data Mikro Hasil Sensus Penduduk. Berdasarkan Tabel 3.1, pada ragam statistik sosial, level data yang banyak dicari oleh pengguna data adalah data level desa/kelurahan (87,95%). Adapun jenis data dengan level provinsi dan kabupaten/kota masing-masing sebesar 8,92% dan 2,90%. Hal ini menunjukkan bahwa jenis data pada ragam data statistik sosial diperlukan sampai level yang lebih rendah. Pada ragam data ini, periode data yang banyak dicari oleh pengguna data adalah periode tahunan dengan persentase sebesar 94,13% (Tabel 3.2). Selanjutnya, pengguna data banyak yang mencari data sosial dengan periode sepuluh tahunan (3,32%) dan tiga tahunan (2,50%). Hal ini mengindikasikan bahwa data tahunan untuk ragam data statistik sosial sangat dibutuhkan ketersediaannya bagi pengguna data. Perolehan data pada ragam data statistik sosial (Tabel 3.3) menunjukkan bahwa 80,90% data dapat diperoleh dan sesuai dengan harapan pengguna data, sedangkan hanya 4,08% merasa tidak sesuai dan melakukan penggantian data. Sementara itu, sebanyak 15,02% menyatakan tidak memperoleh data yang diperlukan. Hal ini dapat terjadi karena adanya permintaan data pada wilayah, tahun, periode, atau level yang tidak tersedia di BPS. Ketidak-tersediaan data tersebut dapat disebabkan oleh aspek statistik atau teknis. Berdasarkan Tabel 3.6, data yang tidak diperoleh sebagian besar adalah data dengan periode tahunan dengan persentase mencapai 98,36%.

71 Tabel 3.6. Jumlah Perolehan Ragam Data Statistik Sosial Menurut Periode Data di BPS Tahun 2016 Perolehan Data Periode Data Diperoleh, Sesuai Diperoleh, Tidak Sesuai Tidak Diperoleh Sepuluh tahunan 3,83 0,24 1,43 Lima Tahunan 0,01-0,05 Tiga Tahunan 2,97 2,34 - Tahunan 93,17 97,38 98,36 Semesteran 0,01 0,03 0,08 Triwulanan - - 0,08 Bulanan Mingguan Harian Lainnya Jumlah 100,00 100,00 100, Ragam Data Statistik Produksi Dalam SKD 2016, diperoleh informasi bahwa terdapat orang-data yang mencari ragam data statistik produksi. Pada ragam data ini, yang menjadi jenis data paling banyak dicari pengguna data adalah data terkait tanaman pangan dengan persentase sebesar 0,05 persen (Tabel 3.5). Jenis data berikutnya yang banyak dicari adalah data energi (0,03%), industri besar sedang (0,01%), ketenagakerjaan (0,01%), dan ekspor (0,01%). Sebagian besar jenis data pada ragam data statistik produksi diperoleh dari Buku Produksi Tanaman Pangan, Buku Luas Lahan Menurut Penggunaan, Buku Statistik Air Bersih dan Volume Penjualan Gas Alam Melalui Saluran Pipa Menurut Jenis Pelanggan, Data Mikro Industri Besar dan Sedang, dan Buku Statistik Karet Indonesia. Berdasarkan Tabel 3.1, pada ragam data ini, level data yang banyak dicari oleh pengguna data adalah data level desa/kelurahan (66,29%). Kemudian, jenis data dengan level provinsi diperlukan oleh 27,90% pencari data pada ragam data statistik produksi. Adapun 8,73% pencari data memerlukan data statistik produksi level kabupaten/kota. Sebagaimana ragam data statistik sosial, ragam data statistik produksi juga diperlukan sampai ke level penyajian yang lebih rendah.

72 Pada ragam data ini, periode data yang banyak dicari oleh pengguna data adalah tahunan dengan persentase mencapai 96,35% (Tabel 3.2). Namun, data tahunan tersebut juga merupakan data yang paling banyak tidak diperoleh. Dari orang-data dengan periode tahunan, ternyata terdapat orang-data (95,81%) yang tidak memperoleh data tersebut. Dengan demikian, diperlukan adanya peningkatan kuantitas keragaman data tahunan. Berdasarkan Tabel 3.5, perolehan data secara keseluruhan pada ragam data statistik statistik produksi menunjukkan bahwa 7,52% data dapat diperoleh walaupun ada yang melakukan penggantian. Adapun yang sesuai dengan harapan sebanyak 5,87%, sedangkan 1,65% menyatakan melakukan penggantian data. Sementara itu, sebanyak 92,47% menyatakan tidak memperoleh data yang diperlukan. Sama seperti ragam data statistik sosial, pada ragam data ini, data yang tidak diperoleh sebagian besar merupakan data dengan periode tahunan (Tabel 3.7). Tabel 3.7. Jumlah Perolehan Ragam Data Statistik Produksi Menurut Periode Data di BPS Tahun 2016 Perolehan Data Periode Data Diperoleh, Sesuai Diperoleh, Tidak Sesuai Tidak Diperoleh Sepuluh tahunan 0,16 0,00 0,00 Lima Tahunan 0,04 46,66 0,00 Tiga Tahunan 14,28 0,00 0,15 Tahunan 53,87 52,66 99,83 Semesteran 0,01 0,00 0,00 Triwulanan 29,79 0,65 0,01 Bulanan 1,85 0,03 0,01 Mingguan 0,00 0,00 0,00 Harian 0,00 0,00 0,00 Lainnya Jumlah 100,00 100,00 100,00

73 3.4 Ragam Data Statistik Distribusi dan Jasa Banyaknya pencarian data untuk ragam data statistik distribusi dan jasa adalah orang-data. Berdasarkan Tabel 3.5, jenis data yang paling banyak dicari pada ragam data ini adalah data harga konsumen (0,41%). Jenis data tersebut diikuti dengan jenis data harga produsen (0,14%), harga perdagangan besar (0,07%), energi (0,04%), dan transportasi (0,03%). Sebagian besar jenis data pada ragam data statistik distribusi dan jasa diperoleh dari Buku Statistik Harga Produsen, Buku Pertanian Subsektor Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Tanaman Perkebunan Rakyat, Buku Indeks Harga Konsumen di 82 Kota di Indonesia (2012=100), Buku Statistik Harga Produsen Gabah, Buku Indeks Harga Perdagangan Besar Indonesia (2010=100), Buku Indeks Kemahalan Konstruksi Provinsi dan Kabupaten/Kota, Buku Statistik Perhubungan, Buku Statistik Transportasi Darat, serta Buku Statistik Perhubungan. Berdasarkan Tabel 3.1, level penyajian ragam data statistik distribusi dan jasa yang banyak dicari adalah level desa/kelurahan (67,17%). Selanjutnya, jenis data dengan level provinsi (27,90%) dan kabupaten/kota (4,58%). Hal ini juga menunjukkan bahwa minat pengguna data sudah sampai level yang lebih rendah. Sementara itu, berdasarkan periode data (Tabel 3.2), jenis data yang banyak diperlukan adalah data tahunan yang mencapai 95,63%. Namun demikian, data dengan periode tahunan juga menjadi jenis data yang paling banyak tidak diperoleh. Dari seluruh data yang tidak diperoleh pada ragam data statistik distribusi dan jasa, 99,77% merupakan data tahunan (Tabel 3.8). Perolehan data pada ragam data ini menunjukkan bahwa 64,97% orang memperoleh jenis data yang diperlukan (Tabel 3.5). Walaupun demikian, terdapat 2,06% yang melakukan penggantian data. Penggantian data tersebut dapat terjadi karena pengguna data telah mendapatkan penjelasan ketersediaan data dan memilih data yang lebih mendekati keperluannya. Sementara itu, sebanyak 35,02% orang-data menyatakan tidak memperoleh data yang diperlukan.

74 Tabel 3.8. Jumlah Perolehan Ragam Data Statistik Distribusi dan Jasa Menurut Periode Data di BPS Tahun 2016 Perolehan Data Periode Data Diperoleh, Sesuai Diperoleh, Tidak Sesuai Tidak Diperoleh Sepuluh tahunan 0,00 0,00 0,00 Lima Tahunan 0,00 0,00 0,00 Tiga Tahunan 3,30 0,22 0,00 Tahunan 96,05 12,55 99,77 Semesteran 0,00 0,00 0,00 Triwulanan 0,00 0,46 0,04 Bulanan 0,66 86,63 0,19 Mingguan 0,00 0,00 0,00 Harian 0,00 0,00 0,00 Lainnya - 0,14 - Jumlah 100,00 100,00 100, Ragam Data Neraca dan Analisis Statistik Pada ragam data neraca dan analisis statistik, terdapat orang-data yang mencari. Dari jumlah tersebut, data PDRB menurut lapangan usaha menjadi jenis data tertinggi dengan persentase sebesar 0,41% (Tabel 3.5). Jenis data selanjutnya yang banyak digunakan adalah Indeks Pembangunan Manusia (0,13%), Kependudukan (0,11%), Tanaman Pangan (0,03%), dan Harga Konsumen (0,02%). Data-data tersebut dapat terkait dengan penghitungan PDB atau PDRB per kapita termasuk indikator sosial yang dihasilkan oleh unit kerja Analisis Statistik. Sebagian besar jenis data pada ragam data statistik distribusi dan jasa diperoleh dari Buku Tinjauan Regional Berdasarkan PDRB Kabupaten/Kota, Buku Indeks Pembangunan Manusia, Buku Statistik Indonesia, serta Buku Indikator Ekonomi. Berdasarkan level data (Tabel 3.1), pada ragam neraca dan analisis statistik ini, data yang banyak dicari oleh pengguna data adalah data level kabupaten/kota (91,43%). Selain itu, pengguna data juga mencari data pada level provinsi (6,52%) dan level nasional (2,02%). Dengan demikian, 99,97% pengguna data memerlukan data sampai dengan level terendah kabupaten/kota dan terdapat 0,03% yang mencari data di level kecamatan dan desa/kelurahan.

75 Periode data (Tabel 3.2) yang banyak dicari oleh pengguna data pada ragam neraca dan analisis statistik ini adalah data tahunan (95,74%). Dari seluruh orangdata pada ragam data neraca dan analisis statistik yang menyatakan tidak memperoleh data (Tabel 3.9), terdapat 94,36% pada periode tahunan. Tabel 3.9. Jumlah Perolehan Ragam Data Neraca dan Analisis Statistik Menurut Periode Data di BPS Tahun 2016 Perolehan Data Periode Data Diperoleh, Sesuai Diperoleh, Tidak Sesuai Tidak Diperoleh Sepuluh tahunan 0,74 0,00 0,00 Lima Tahunan 0,44 0,00 1,24 Tiga Tahunan 0,01 0,00 0,00 Tahunan 96,02 91,24 94,36 Semesteran 0,00 0,00 0,00 Triwulanan 0,10 8,76 1,60 Bulanan 2,68 0,00 2,69 Mingguan 0,00 0,00 0,00 Harian 0,00 0,00 0,00 Lainnya - - 0,11 Jumlah 100,00 100,00 100, Ragam Data Metodologi dan Informasi Statistik Pengguna data pada ragam data metodologi dan informasi statistik sebanyak orang-data. Adapun jenis data yang paling banyak dicari pada ragam data ini berdasarkan Tabel 3.5 adalah kependudukan (0,93%). Jenis data paling banyak dicari selanjutnya adalah data PDRB menurut lapangan usaha, kemiskinan, harga konsumen, dan transportasi dengan persentase yang sama, yaitu 0,01%. Sumber perolehan pengguna data pada ragam data metodologi dan informasi statistik adalah website BPS (data strategis), Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi (LBDSE), dan Statistik 60 Tahun Indonesia Merdeka. Pada ragam data ini, level data yang banyak dicari oleh pengguna data adalah data level desa/kelurahan dengan persentase sebesar 91,91% (Tabel 3.1). Berikutnya adalah level kabupaten/kota (6,78%) dan provinsi (1,19%).

76 Pada ragam data ini, periode data yang banyak dicari oleh pengguna data adalah data tahunan dengan persentase mencapai 99,91% (Tabel 3.2). Berdasarkan Tabel 3.3, perolehan data pada ragam data ini menunjukkan bahwa 93,41% orangdata menyatakan tidak memperolehd ata yang dicari. Sementara itu, pengguna data yang menyatakan memperoleh data dan sesuai sebanyak 0,01% orang-data. Adapun yang menyatakan memperoleh data namun tidak sesuai dengan tujuan awal sebanyak 6,58%. Sebagian besar data tidak diperoleh karena level dan periode data yang tersedia tidak sesuai dengan yang dicari oleh pengguna data. Berdasarkan Tabel 3.10, pada ragam data ini, periode tahunan mendominasi seluruh perolehan data. Bahkan, untuk data yang diperoleh namun tidak sesuai serta data yang tidak diperoleh, seluruhnya merupakan periode tahunan. Sementara itu, pada perolehan data diperoleh, 98,66% merupakan periode tahunan. Tabel Jumlah Perolehan Ragam Data Metodologi dan Informasi Statistik Menurut Periode Data di BPS Tahun 2015 Perolehan Data Periode Data Diperoleh, Sesuai Diperoleh, Tidak Sesuai Tidak Diperoleh Sepuluh tahunan 1,12 0,00 0,00 Lima Tahunan 0,02 0,00 0,00 Tiga Tahunan 0,08 0,00 0,00 Tahunan 98,66 100,00 100,00 Semesteran 0,00 0,00 0,00 Triwulanan 0,00 0,00 0,00 Bulanan 0,12 0,00 0,00 Mingguan 0,00 0,00 0,00 Harian 0,00 0,00 0,00 Lainnya Jumlah 100,00 100,00 100, Ragam Data Lainnya Pada ragam data lainnya, data yang dipublikasikan BPS secara keseluruhan dicari oleh 4 orang-data. Level data yang dicari adalah nasional dengan periode data tahunan. Perolehan data pada ragam data administrasi lainnya menunjukkan bahwa 100% tidak diperoleh.

77 Bab 4 Analisis Kepuasan Kualitas Data KEPUASAN MENURUT DIMENSI KUALITAS DATA 1 Kelengkapan Data 2 Kemutakhiran Data 92,42 3 Akurasi Data 94,46 4 Relevansi 95,51 5 Koherensi dan Komparabilitas 97,54 6 Aktualitas dan Ketepatan Waktu 97,63 7 Aksesibilitas 97,64 8 pengguna dataterhadap DATA 92,22 Interpretabilitas 99,84 DI WILAYAH pst bps % % % % % % % %

78

79 Bab IV Analisis Kepuasan Kualitas Data Bab ini membahas tentang kepuasan pengguna data terhadap kualitas data yang dicari. Satuan yang digunakan untuk mengukur kepuasan pengguna data adalah orang-data. Orang-data yang dimaksud adalah pasangan satu-satu antara setiap pengguna data dengan jenis data yang dicari. Berbeda dengan pembahasan pada bab sebelumnya, orang-data yang dianalisis pada bab ini mengacu pada orangdata dari pengguna data yang mencari tiga data yang dianggap paling penting dengan menghilangkan jawaban non respon yang tergambar pada Blok IVA kuesioner VKD2016-P dan VKD2016-D. Pengukuran kualitas data pada analisis SKD 2016 ini menggunakan gabungan variabel pengukuran Indikator Kinerja Utama (IKU) BPS dan dimensi kualitas pada Kerangka Penjaminan Kualitas Statistik BPS (BPS Quality Assurance Framework, BPS-QAF). Variabel dan dimensi yang dimaksud adalah kelengkapan data, akurasi data, kemutakhiran data, relevansi, koherensi dan komparabiiltas, aksesibilitas, interpretabilitas, serta aktualitas. Kelengkapan data, akurasi data, dan kemutakhiran data tergambar pada Blok II (kolom 10, 11, dan 12) kuesioner VKD2016-P dan VKD2016-D. Sementara itu, relevansi, koherensi dan komparabiiltas, aksesibilitas, interpretabilitas, serta aktualitas tergambar pada Blok IVA (rincian 1 5) kuesioner VKD2016-P dan VKD2016-D. Kelengkapan data, akurasi data, dan kemutakhiran data merupakan variabel yang digunakan untuk menghitung Indikator Kinerja Utama (IKU). Sementara itu, enam dimensi kualitas yang sesuai dengan Kerangka Penjaminan Kualitas Statistik BPS (BPS-Quality Assurance Framework, BPS-QAF) tergambar pada variabel akurasi data, kemutakhiran data, relevansi, koherensi dan komparabiiltas, aksesibilitas, interpretabilitas, serta aktualitas dan ketepatan waktu. Terlihat bahwa variabel akurasi data merupakan variabel irisan yang digunakan untuk mengukur IKU dan kualitas data.

80 4.1 Kepuasan Pengguna Data Terhadap Kualitas Data Menurut Ragam Data Pada subbab ini, data yang dihasilkan oleh BPS dikelompokkan dalam beberapa ragam data, yaitu statistik sosial, statistik produksi, statistik distribusi dan jasa, neraca dan analisis statistik, serta metodologi dan informasi statistik. Pengelompokkan ragam data ini berdasarkan kedeputian yang ada di BPS. Statistik Produksi; 0,14 Statistik Distribusi dan Jasa; 2,85 Neraca dan Analisis Statistik; 0,35 Metodologi dan Informasi Statistik; 0,01 Statistik Sosial; 96,65 Gambar 4.1. Persentase Pencarian Tiga Data Terpenting bagi Pengguna Data Menurut Ragam Data Berdasarkan hasil SKD 2016, terdapat orang-data yang mencari data yang merupakan tiga data terpenting bagi pengguna data. Gambar 4.1 menunjukkan bahwa 96,65% data yang dicari merupakan data pada ragam data statistik sosial, sedangkan hanya 0,01% data yang dicari merupakan data pada ragam data metodologi dan informasi statistik. Hal ini disebabkan oleh sedikitnya jenis data yang masuk pada ragam data metodologi dan informasi statistik. Selain itu, sebagian jenis data yang termasuk dalam ragam data metodologi dan informasi statistik merupakan data pendukung dalam rangka penyelenggaraan kegiatan statistik, seperti metodologi statistik, klasifikasi statistik, peta wilayah, serta kuesioner sensus dan survei.

81 95,06 91,16 90,55 100,00 62,19 37,81 4,94 8,84 9,45 0,00 Statistik Sosial Statistik Produksi Statistik Distribusi dan Jasa Tidak Puas Puas Neraca dan Analisis Statistik Metodologi dan Informasi Statistik Gambar 4.2. Persentase Kepuasan Pengguna Data Terhadap Tiga Data Terpenting yang Dicari Menurut Ragam Data Kepuasan pengguna data terhadap data yang dicari dapat dilihat pada Gambar 4.2. Pada ragam data statistik sosial, 95,06% pengguna data menyatakan puas terhadap data yang diperoleh. Sebaliknya, hanya 4,94% pengguna data yang menyatakan tidak puas terhadap data pada ragam data statistik sosial yang diperoleh. Pada ragam data metodologi dan informasi statistik, walaupun hanya sedikit yang mencari data tersebut, seluruh pengguna data menyatakan puas terhadap ragam data tersebut. Berbeda dengan ragam data statistik sosial dan ragam data metodologi dan informasi statistik, lebih dari 90% pengguna data merasa tidak puas terhadap ragam data statistik distribusi dan jasa (91,16%) dan ragam data neraca dan analisis statistik (90,55%) yang mereka dapatkan. Sementara itu, sebanyak 62,19% pengguna data yang mencari data pada ragam statistik produksi merasa tidak puas. Hal ini terjadi karena data yang didapat kurang memenuhi keinginan dari pengguna data.

82 4.2 Kepuasan Pengguna Data Terhadap Kualitas Data Menurut Dimensi Kualitas Data Berbeda dengan pembahasan sebelumnya yang membahas kepuasan pengguna data menurut ragam data, pembahasan selanjutnya akan membahas tentang kepuasan pengguna data menurut dimensi kualitas data. Seperti yang telah dijelaskan pada awal bab, terdapat delapan dimensi kualitas data yang digunakan pada SKD Dimensi-dimensi kualitas data tersebut adalah kelengkapan data, akurasi data, kemutakhiran data, relevansi, koherensi dan komparabilitas, aksesibilitas, interpretabilitas, serta aktualitas dan ketepatan waktu. Aktualitas dan Ketepatan Waktu Interpretabilitas Aksesibilitas Koherensi dan Komparabilitas Relevansi Kemutakhiran Data Akurasi Data Kelengkapan Data 2,37 0,16 2,36 2,46 4,85 7,58 5,54 7,78 97,63 99,84 97,64 97,54 95,15 92,42 94,46 92,22 Puas Tidak Puas Gambar 4.3. Persentase Kepuasan Pengguna Data Terhadap Tiga Data Terpenting yang Dicari Menurut Dimensi Kualitas Data Gambar 4.3 menunjukkan kepuasan pengguna data terhadap tiga data terpenting yang dicari menurut dimensi kualitas data. Terlihat bahwa pengguna data yang merasa puas terhadap data yang diperoleh adalah lebih dari 90% pada masing-masing dimensi kualitas data. Dimensi interpretabilitas merupakan dimensi kualitas data yang memiliki persentase tertinggi untuk pengguna data yang puas, yaitu 99,84%. Adapun dimensi yang memiliki persentase terendah untuk pengguna data yang puas adalah dimensi kelengkapan data (92,22%). Pada Gambar 4.3,

83 terlihat bahwa pengguna data yang menyatakan tidak puas terhadap data yang diperoleh pada setiap dimensi kualitas data adalah kurang dari 8%. Sebanyak 7,78% pengguna data menyatakan tidak puas terhadap kelengkapan data, sedangkan pengguna data yang paling sedikit menyatakan tidak puas terdapat pada dimensi interpretabilitas, yaitu 0,16%. 4.3 Kepuasan Pengguna Data Terhadap Kualitas Data Menurut Dimensi Kualitas Data dan Ragam Data Sebaran kepuasan pengguna data pada setiap ragam data menurut dimensi kualitas data dapat dilihat pada Tabel 4.1. Seluruh pengguna data (100%) yang memperoleh data pada ragam data statistik sosial menyatakan puas terhadap aktualitas dan ketepatan waktu. Adapun persentase kepuasan terendah terdapat pada dimensi akurasi data, yaitu 95,03%. Hal ini menunjukkan bahwa ragam data statistik sosial cukup menggambarkan peristiwa atau fenomena yang ada. Pada ragam data statistik produksi, kepuasan pengguna data tertinggi terdapat pada dimensi interpretabilitas, yaitu 99,88%. Sementara itu, persentase terendah terdapat pada dimensi koherensi dan komparabilitas, yaitu 14,70%. Variasi kepuasan pada ragam data statistik produksi memperlihatkan bahwa pengguna data merasa jelas dan mudah memahami ragam data statistik produksi yang diperoleh. Namun, pengguna data merasa kurang puas dengan kelengkapan data, akurasi, kemutakhiran, relevansi, koherensi dan komparabilitas, aksesibilitas, serta aktualitas dan ketepatan waktu. Hal tersebut ditunjukkan dengan variasi persentase di bawah 70%. Pada ragam data statistik distribusi dan jasa, seluruh pengguna data (100%) merasa puas terhadap aksesibilitas dari data yang diperoleh. Sementara itu, hanya 8,84% pengguna data yang merasa puas terhadap kualitas kelengkapan data. Hal ini menunjukkan bahwa pengguna data dapat mengakses data statistik distribusi dan jasa dengan mudah, namun masih merasa kurang puas terhadap kelengkapan datanya. Adapun sebagian besar persentase pengguna data yang puas terhadap data pada ragam data statistik distribusi dan jasa lebih dari 80% kecuali kelengkapan

84 data (8,84%), kemutakhiran data (8,85%), serta aktualitas dan ketepatan waktu (20,02%). Pengguna data pada pada ragam data neraca dan analisis statistik merasa puas dengan relevansi, koherensi dan komparabilitas, aksesibilitas, interperabilitas, serta aktualitas dan ketepatan waktu dari data yang diperoleh. Hal tersebut ditunjukkan dengan persentase lebih dari 99% dengan persentase tertinggi terdapat pada aksesibilitas, yaitu 99,98%. Sebaliknya, pengguna data merasa kurang puas dengan kelengkapan data, akurasi data dan kemutakhiran data dengan persentase masing-masing 9,45%. Hal ini menunjukkan bahwa ragam data neraca dan analisis statistik mudah diakses, memenuhi kebutuhan pengguna, menggambarkan fenomena yang ada, dan mudah dipahami oleh pengguna data. Pada sisi lain, pengguna data merasa bahwa ragam data tersebut kurang lengkap baik dari cakupan wilayah maupun level datanya. Selain itu, data tersebut dianggap belum menggambarkan kondisi sebenarnya, belum bersih dari kesalahan, serta belum up to date/terkini. Pengguna data yang memanfaatkan data pada ragam data metodologi dan informasi statistik merasa puas terhadap seluruh dimensi kualitas data. Dari delapan kualitas, tujuh diantaranya memiliki persentase sebesar 100%. Hanya kualitas aksesibilitas yang memiliki persentase kurang dari 100%, yaitu 99,65%. Walaupun demikian, hal ini tetap menggambarkan bahwa pengguna data merasa mudah mengakses data pada ragam data metodologi dan informasi statistik. Berdasarkan Tabel 4.1, secara keseluruhan, ragam data metodologi dan informasi statistik mendominasi kepuasan pengguna data pada tujuh dimensi kualitas. Sementara itu, persentase dimensi kualitas aksesibilitas tertinggi dimiliki oleh ragam data distribusi dan jasa, yaitu 100%. Persentase terendah pada dimensi kualitas kelengkapan data (8,84%), kemutakhiran data (8,85%), serta aktualitas dan ketepatan waktu (20,02%) dimiliki oleh ragam data distribusi dan jasa. Ragam data neraca dan analisis statistik merupakan ragam data dengan persentase kepuasan terendah pada kualitas akurasi data (9,45%). Sementara itu, persentase terendah

85 pada dimensi kualitas relevansi (40,25%), koherensi dan komparabilitas (14,70%), dan aksesibilitas (40,22%) terdapat pada ragam data statistik produksi. Ragam Data Tabel 4.1. Persentase Kepuasan Pengguna Data Terhadap Tiga Data Terpenting yang Dicari Menurut Ragam Data dan Dimensi Kualitas Data Kelengkapan Data Akurasi Data Kemutakhiran Data Relevansi Koherensi dan Komparabilitas Aksesibilitas Interpretabilitas Aktualitas dan Ketepatan Waktu Statistik Sosial 95,06 95,03 95,22 95,08 97,58 97,64 99,84 100,00 Statistik Produksi Statistik Distribusi dan jasa Neraca dan Analisis Statistik Metodologi dan Informasi Statistik 37,81 44,35 67,23 40,25 14,70 40,22 99,88 37,46 8,84 88,17 8,85 99,39 99,98 100,00 99,99 20,02 9,45 9,45 9,45 99,93 99,94 99,98 99,96 99,79 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 99,65 100,00 100, Kepuasan Pengguna Data Terhadap Kualitas Data Menurut Dimensi Kualitas Data dan Sumber Data Penyebarluasan hasil penyelenggaraan statistik merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan statistik, yaitu diseminasi. Hal tersebut dilakukan oleh BPS melalui berbagai media yang bertujuan untuk memudahkan pengguna data BPS dalam mengakses data. Produk BPS disajikan dalam bentuk buku (hardcopy dan softcopy), data mikro, dan disajikan melalui website. Dalam subbab ini, pembahasan akan berkaitan dengan persentase kepuasan pengguna data terhadap kualitas data yang dihasilkan BPS menurut dimensi kualitas data dan sumber data (selanjutnya disebut publikasi).

86 Pembahasan kepuasan pengguna data pada subbab ini dibagi menurut kelompok kedeputian penghasil publikasi. Hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam mengevaluasi publikasi yang dihasilkan oleh masing-masing kedeputian. Publikasi yang dibahas adalah tiga publikasi yang paling banyak diakses oleh pengguna data untuk memperoleh tiga data yang dianggap paling penting. Selanjutnya, akan dilihat persentase kepuasan pengguna data menurut delapan dimensi kualitas data pada masing-masing kedeputian Kedeputian Statistik Sosial Data mikro merupakan salah satu bentuk publikasi data yang semakin banyak diminati pengguna data pada periode pencacahan SKD Hal tersebut dapat dilihat dari publikasi yang paling banyak diminati pengguna data untuk Kedeputian Statistik Sosial adalah data mikro. Pada Kedeputian Statistik Sosial, diambil empat publikasi yang paling banyak diakses pengguna data. Hal tersebut dilakukan karena pengguna data yang mengakses data terbanyak ketiga dan keempat memiliki jumlah yang sama. Publikasi yang tertinggi untuk kedeputian sosial adalah Data Mikro Susenas KOR dan diikuti oleh Data Mikro Potensi Desa (Podes), Data Mikro Susenas Modul Konsumsi, serta Data Mikro Susenas Modul Sosial Budaya dan Pendidikan untuk posisi kedua, ketiga, dan keempat.

87 Aktualitas dan Ketepatan Waktu Interpretabilitas Aksesibilitas Koherensi dan Komparabilitas Relevensi Kemutakhiran Akurasi Kelengkapan Data Mikro Susenas KOR Data Mikro Potensi Desa (Podes) Data Mikro Susenas Modul Konsumsi Data Mikro Susenas Modul Sosial Budaya dan Pendidikan Gambar 4.4. Persentase Kepuasan Pengguna Data terhadap Kualitas Data BPS menurut Dimensi Kualitas Data dan Sumber Data di Kedeputian Statistik Sosial Persentase kepuasan pengguna data untuk publikasi yang dihasilkan oleh Kedeputian Statistik Sosial dapat dilihat pada Gambar 4.4. Berdasarkan gambar tersebut, persentase kepuasan pengguna data terkait kelengkapan data adalah 86,67%. Kepuasan terhadap kelengkapan data tersebut tersusun atas kepuasan dari pengguna Data Mikro Susenas KOR sebesar 40,00%, pengguna Data Mikro Podes sebesar 20,00%, serta pengguna Data Mikro Susenas Modul Konsumsi dan Modul Sosial Budaya dan Pendidikan sebesar masing-masing 13,33%. Pengguna data yang merasa puas dengan akurasi data yang dihasilkan Kedeputian Statistik Sosial adalah 83,33%. Kepuasan tersebut tersusun atas 40,00% pengguna data yang merasa puas terhadap akses Data Mikro Susenas KOR dan 20,00% pengguna data yang merasa puas terhadap akses Data Mikro Podes. Selebihnya, sebesar 10,00% merupakan pengguna data yang mengakses Data Mikro Susenas Modul Konsumsi dan 13,33% merupakan pengguna data yang mengakses Data Mikro Susenas Modul Sosial Budaya dan Pendidikan.

88 Kemutakhiran data menjadi salah satu dimensi kualitas data yang memiliki kepuasan tertinggi dari publikasi yang dihasilkan Kedeputian Statistik Sosial dengan nilai 100,00% atau seluruh responden merasa puas. Dimensi kualitas data lain yang juga memiliki persentase kepuasan 100,00% adalah aksesibilitas data. Hal tersebut berarti pengguna data merasa bahwa data yang dihasilkan up to date/terkini dan mudah diakses oleh publik. Dari pengguna data yang puas tersebut, 43,33% adalah pengguna Data Mikro Susenas KOR, 30,00% adalah pengguna Data Mikro Potensi Desa, serta masing-masing 13,33% adalah pengguna Data Mikro Susenas Modul Konsumsi dan Susenas Modul Sosial Budaya dan Pendidikan. Persentase kepuasan pengguna data terhadap dimensi relevensi data adalah 76,67% untuk publikasi yang dihasilkan Kedeputian Statistik Sosial. Persentase kepuasan tersebut terdiri dari 30,00% kepuasan dari pengguna Data Mikro Susenas KOR, 20,00% kepuasan dari pengguna Data Mikro Potensi Desa, serta masingmasing 13,33% pengguna Data Mikro Susenas Modul Konsumsi dan Data Mikro Susenas Modul Sosial Budaya dan Pendidikan. Pada dimensi koherensi dan komparabilitas, publikasi yang dihasilkan Kedeputian Statistik Sosial mempunyai tingkat kepuasan sebesar 83,33 persen. Kepuasan dari publikasi Data Mikro Susenas KOR dan Data Mikro Potensi Desa masing-masing sebesar 30,00%. Persentase kepuasan dari Data Mikro Susenas Modul Konsumsi adalah 10,00% dan kepuasan pengguna Data Mikro Susenas Modul Sosial Budaya dan Pendidikan adalah 13,33%. Gambar 4.4 menunjukkan bahwa dimensi interpretabilitas serta dimensi aktualitas dan ketepatan waktu memiliki persentase kepuasan pengguna data sebesar 90,00%. Persentase tersebut tersusun atas 43,33% pengguna Data Mikro Susenas KOR dan 20,00% pengguna Data Mikro Potensi Desa. Sementara itu, persentase kepuasan dari pengguna Data Mikro Susenas Modul Konsumsi dan Data Mikro Susenas Modul Sosial Budaya dan Pendidikan masing-masing adalah 13,33%.

89 4.4.2 Kedeputian Statistik Produksi Berdasarkan hasil SKD 2016, publikasi Kedeputian Statistik Produksi yang paling banyak digunakan oleh pengguna data adalah Statistik Industri Manufaktur Produksi, Direktori Industri Manufaktur Indonesia, Statistik Industri Besar dan Sedang, serta Data Mikro Industri Besar Sedang. Pada kedeputian ini, juga diambil empat publikasi terbanyak diakses. Hal ini dilakukan karena jumlah pengguna data untuk publikasi Statistik Industri Besar Sedang dan pengguna Data Mikro Industri Besar Sedang sama. Selanjutnya, kepuasan terhadap kualitas data dari empat publikasi tersebut dilihat menurut dimensi kualitas data. Aktualitas dan Ketepatan Waktu Interpretabilitas Aksesibilitas Koherensi dan Komparabilitas Relevensi Kemutakhiran Akurasi Kelengkapan Statistik Industri Manufaktur - Produksi Statistik Industri Besar Sedang Direktori Industri Manufaktur Indonesia Data Mikro Industri Besar Sedang Gambar 4.5. Persentase Kepuasan Pengguna Data terhadap Kualitas Data BPS menurut Dimensi Kualitas Data dan Sumber Data di Kedeputian Statistik Produksi Pada Gambar 4.5, dapat dilihat bahwa 73,33% pengguna data merasa puas terhadap kelengkapan data dari empat publikasi tersebut. Distribusi persentase kepuasan pada masing-masing publikasi adalah 13,33% pengguna data Statistik Industri Manufaktur Produksi, dan masing-masing sebesar 20,00% pengguna data Direktori Industri Manufaktur Indonesia, Statistik Industri Besar Sedang, dan Data Mikro Industri Besar Sedang.

90 Kepuasan pengguna data terhadap akurasi data pada empat publikasi tersebut adalah 86,67%. Nilai ini menunjukkan bahwa sebagian besar pengguna data merasa bahwa data yang disajikan menggambarkan kondisi yang sebenarnya. Kepuasan tersebut terdiri atas pengguna data Statistik Industri Manufaktur- Produksi sebesar 33,33%, pengguna data Direktori Industri Manufaktur Indonesia sebesar 13,33%, serta pengguna data yang mengakses publikasi Statistik Industri Besar Sedang dan Data Mikro Industri Besar Sedang masing-masing sebesar 20,00%. Persentase kepuasan pengguna data terkait kemutakhiran data adalah 80,00%. Jika dilihat proporsi persentase menurut publikasi yang dihasilkan, sebesar 26,67% pengguna publikasi Statistik Industri Manufaktur-Produksi merasa puas terhadap kemutakhiran datanya. Selanjutnya, sebanyak masing-masing 20,00% pengguna data merasa puas terhadap publikasi Direktori Industri Manufaktur dan Statistik Industri Besar Sedang. Sisanya, sebanyak 13,33% pengguna Data Mikro Industri Besar Sedang merasa puas terhadap kemutakhiran data. Dilihat dari dimensi relevensi data, persentase kepuasan pengguna data terhadap publikasi yang dihasilkan Kedeputian Statistik Produksi adalah 86,67%. Kepuasan tersebut tersusun atas 26,67% pengguna yang mengakses Statistik Industri Manufaktur-Produksi dan masing-masing 20,00% pengguna data yang menggunakan data dari publikasi Direktori Industri Manufaktur Indonesia, Statistik Industri Besar dan Sedang, serta Data Mikro Industri Besar Sedang. Dimensi kualitas data yang memiliki nilai kepuasan tertinggi untuk empat publikasi tersebut adalah koherensi dan komparabilitas serta interperabilitas data dengan persentase kepuasan sebesar 100,00%. Hal tersebut menunjukkan bahwa menurut pengguna data, empat publikasi Kedeputian Statistik Produksi tersebut telah konsisten dan mudah dipahami oleh pengguna data. Kepuasan tersebut terdiri atas 40,00% pengguna data publikasi Statistik Industri Manufaktur-Produksi serta 20,00% untuk masing-masing tiga publikasi lainnya, yaitu Direktori Industri Manufaktur Indonesia, Statistik Industri Besar Sedang, serta Data Mikro Industri Besar Sedang.

91 Nilai persentase kepuasan yang sama juga ditemukan pada dua dimensi kualitas data lain, yaitu dimensi aksesibilitas serta aktualitas dan ketepatan waktu. Dari empat publikasi tertinggi yang diakses oleh pengguna data, persentase kepuasan pengguna datanya adalah sebesar 86,67%. Nilai persentase kepuasan pengguna publikasi Statistik Industri Manufaktur-Produksi adalah 26,67%. Sementara itu, ketiga publikasi lainnya mempunyai persentase kepuasan masingmasing sebesar 20,00% Kedeputian Statistik Distribusi dan Jasa Publikasi Kedeputian Statistik Distribusi dan Jasa yang paling banyak digunakan oleh pengguna data berdasarkan hasil SKD 2016 adalah Data Mikro Impor, Data Mikro Ekspor, dan Statistik Perdagangan Luar Negeri Impor. Persentase kepuasan menurut delapan dimensi kualitas data untuk tiga publikasi tersebut masing-masing adalah 100,00%. Hasil tersebut merupakan indikasi yang baik terkait kepuasan pengguna terhadap data-data yang dihasilkan oleh Kedeputian Statistik Distribusi dan Jasa. Aktualitas dan Ketepatan Waktu Interpretabilitas Aksesibilitas Koherensi dan Komparabilitas Relevensi Kemutakhiran Akurasi Kelengkapan Data Mikro Impor Data Mikro Ekspor Statistik Perdagangan Luar Negeri Impor Gambar 4.6. Persentase Kepuasan Pengguna Data terhadap Kualitas Data BPS menurut Dimensi Kualitas Data dan Sumber Data di Kedeputian Statistik Distribusi dan Jasa

92 Gambar 4.6 menunjukkan bahwa dari ketiga publikasi tertinggi yang digunakan pengguna data, kepuasan untuk kelengkapan data, akurasi, kemutakhiran, relevensi, koherensi dan komparabilitas, aksesibilitas, interpretabilitas, serta aktualitas dan ketepatan waktu telah mencapai angka maksimal. Proporsi kepuasan pada masing-masing dimensi adalah sama. Sebesar 44,44% merupakan pengguna Data Mikro Impor serta masing-masing sebesar 27,78% nerupakan pengguna Data Mikro Ekspor dan pengguna Statistik Perdagangan Luar Negeri Impor Kedeputian Neraca dan Analisis Statistik Kedeputian Neraca dan Analisis Statistik menghasilkan publikasi yang banyak diakses pengguna data, seperti empat kedeputian lain. Berdasarkan hasil SKD 2016, tiga publikasi yang paling banyak digunakan secara berturut-turut adalah Statistik Indonesia, Indikator Ekonomi, dan Indeks Pembangunan Manusia. Dari ketiga publikasi tersebut, jika dilihat persentase kepuasan menurut dimensi kualitas data, maka kepuasan terhadap relevensi dan interpretabilitas memiliki nilai tertinggi dengan nilai 100,00% (Gambar 4.7). Hal tersebut berarti secara keseluruhan pengguna telah merasa puas terhadap kualitas data yang dihasilkan dalam publikasi tersebut dilihat dari pemenuhan kebutuhan data serta penyajian yang jelas dan mudah dipahami. Kepuasan terhadap relevensi dan interpretabilitas untuk ketiga publikasi tersebut tersusun dari 52,00% kepuasan pengguna publikasi Statistik Indonesia, 36,00% kepuasan pengguna publikasi Indikator Ekonomi, dan 12,00% pengguna publikasi Indeks Pembangunan Manusia.

93 Aktualitas dan Ketepatan Waktu Interpretabilitas Aksesibilitas Koherensi dan Komparabilitas Relevensi Kemutakhiran Akurasi Kelengkapan Statistik Indonesia Indikator Ekonomi Indeks Pembangunan Manusia Gambar 4.7. Persentase Kepuasan Pengguna Data terhadap Kualitas Data BPS menurut Dimensi Kualitas Data dan Sumber Data di Kedeputian Neraca dan Analisis Statistik Dimensi kualitas yang juga memiliki persentase kepuasan yang tinggi adalah aktualitas dan ketepatan waktu dengan persentase sebesar 96,00%. Pada dimensi ini, persentase kepuasan pengguna publikasi Statistik Indonesia adalah sebesar 48,00%. Adapun persentase kepuasan pengguna data Indikator Ekonomi sebesar 36,00%. Sementara itu, pengguna publikasi Indeks Pembangunan Manusia memiliki persentase kepuasan sebesar 12,00%. Persentase kepuasan pengguna data menurut tiga publikasi Kedeputian Neraca dan Analisis Statistik untuk dimensi akurasi serta koherensi dan komparabilitas memiliki nilai yang sama, yaitu 92,00%. Perbedaan ditemukan pada distribusi persentase kepuasan untuk masing-masing publikasi dari kedua dimensi tersebut. Pada dimensi akurasi data, pengguna data yang mengakses Statistik Indonesia memiliki kepuasan sebesar 48,00%, sedangkan pada dimensi koherensi dan komparabilitas adalah sebesar 44,00%. Persentase kepuasan pengguna data publikasi Indikator Ekonomi adalah masing-masing sebesar 36,00% untuk kedua dimensi tersebut. Selanjutnya, pengguna data yang mengakses publikasi Indeks

94 Pembangunan Manusia dan merasa puas terhadap dimensi akurasi data adalah sebesar 8,00% dan untuk dimensi koherensi dan komparabilitas data adalah sebesar 12,00%. Dari Gambar 4.7, nilai persentase kepuasan pengguna data menurut dimensi kelengkapan dan kemutakhiran memiliki nilai yang sama, yaitu sebesar 88,00%. Pada kedua dimensi tersebut, kepuasan pengguna publikasi Statistik Indonesia adalah sebesar 44,00%. Pengguna data yang mengakses Indikator Ekonomi memiliki persentase kepuasan sebesar 36,00% pada dua dimensi tersebut, serta 8,00% untuk pengguna publikasi Indeks Pembangunan Manusia. Kepuasan pengguna data menurut dimensi aksesibilitas data pada publikasi yang dihasilkan Kedeputian Neraca dan Analisis Statistik adalah sebesar 84,00%. Kepuasan ini menjadi nilai kepuasan yang paling rendah jika dibandingkan tujuh dimensi lainnya. Persentase tersebut tersusun atas kepuasan pengguna publikasi Statistik Indonesia dan Indikator Ekonomi masing-masing 36,00% dan kepuasan dari pengguna publikasi Indeks Pembangunan Manusia sebesar 12,00% Kedeputian Metodologi dan Informasi Statistik Dari sejumlah produk yang dihasilkan oleh Kedeputian Metodologi dan Informasi Statistik, pada periode pencacahan SKD 2016, Website BPS ( menjadi publikasi yang paling banyak diakses oleh pengguna data. Publikasi terbanyak diakses selanjutnya adalah Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) dan Master File Desa. Selanjutnya, dari ketiga publikasi tersebut akan dilihat persentase kepuasan pengguna data pada masing-masing dimensi kualitas data. Seperti terlihat pada Gambar 4.8, persentase kepuasan untuk delapan dimensi kualitas data memiliki beberapa nilai kepuasan yang relatif sama, antara lain kepuasan terhadap dimensi kelengkapan data dan kemutakhiran data, serta kepuasan terhadap dimensi akurasi, relevensi, koherensi dan komparabilitas, interpretabilitas, serta dimensi aktualitas dan ketepatan waktu.

95 Aktualitas dan Ketepatan Waktu Interpretabilitas Aksesibilitas Koherensi dan Komparabilitas Relevensi Kemutakhiran Akurasi Kelengkapan Website BPS RI Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia Master File Desa Gambar 4.8. Persentase Kepuasan Pengguna Data terhadap Kualitas Data BPS menurut Dimensi Kualitas Data dan Sumber Data di Kedeputian Metodologi dan Informasi Statistik Sebanyak 73,33% pengguna data merasa puas dengan kelengkapan dan kemutakhiran data BPS yang dihasilkan. Hal ini berarti sebanyak 73,33% pengguna data menganggap bahwa data yang disajikan pada Website BPS, KBLI, dan Master File Desa telah lengkap baik dari aspek cakupan wilayah maupun tahun data serta up to date. Jika dilihat lebih rinci, pengguna Website BPS yang merasa puas adalah sebanyak 46,67%, sedangkan untuk publikasi Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia dan Master File Desa masing-masing sebanyak 13,33% merasa puas dengan kelengkapan dan kemutakhiran datanya. Persentase pengguna data yang merasa puas terhadap akurasi, relevensi, koherensi dan komparabilitas, interpretabilitas, serta aktualitas dan ketepatan waktu data dari ketiga publikasi tersebut adalah sebesar 80,00%. Nilai kepuasan ini menandakan sebagian besar pengguna data yang mengakses data baik melalui Website BPS, KBLI, maupun Master File Desa menganggap bahwa data BPS telah menggambarkan kondisi yang sebenarnya, dapat memenuhi kebutuhan pengguna, konsisten, mudah dipahami, serta aktual. Persentase kepuasan pengguna data

96 terhadap Website BPS untuk kelima dimensi tersebut masing-masing adalah sebesar 53,33%. Selanjutnya, proporsi kepuasan yang didapatkan dari pengguna data yang mengakses KBLI dan Master File Desa adalah masing-masing sebanyak 13,33%. Pada dimensi kemudahan akses data dari ketiga publikasi tersebut, sebanyak 73,33% pengguna data merasa puas. Nilai kepuasan tersebut didapat dari pengguna Website BPS sebanyak 53,33%, pengguna KBLI sebanyak 6,67%, serta pengguna Master File Desa sebanyak 13,33%.

97 Bab 5 Analisis Kepuasan Layanan KEPUASAN TERHADAP LAYANAN pengguna data DI WILAYAH pst bps terhadap Layanan Data 89,17% terhadap Layanan BPS 89,46% terhadap Pemenuhan Sarana dan Prasarana Pelayanan terhadap Akses Data 83,47% 87,35%

98

99 Bab V Analisis Kepuasan Layanan Pada bab ini, dilakukan analisis mengenai kepuasan pengguna data terhadap pelayanan BPS. Analisis kepuasan pengguna data meliputi analisis persentase pengguna data yang merasa puas, gap analysis, Importance and Performance Analysis (IPA), dan analisis Indeks Kepuasan Konsumen (IKK). Unit analisis yang digunakan adalah pengguna data (orang). 5.1 Analisis Kepuasan Pengguna Data terhadap Pelayanan BPS Persentase Pengguna Data yang Puas Terhadap Pelayanan BPS Bagian ini menyajikan analisis kepuasan pengguna data terhadap pelayanan BPS secara umum dan berdasarkan atribut pelayanan di wilayah PST (nasional, BPS, dan BPS kabupaten/kota). Pengguna data di level nasional ada sebanyak orang. Berdasarkan Tabel 5.1, pengguna data yang puas terhadap pelayanan BPS sebesar 95,87%. Jika dilihat menurut atribut pelayanan, persentase tertinggi pengguna data yang puas terhadap pelayanan BPS adalah kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan (98,33%). Sementara itu, persentase terendah pengguna data yang puas terhadap pelayanan BPS adalah ketersediaan wifi (89,67%). Pengguna data di wilayah PST BPS ada sebanyak 601 orang. Berdasarkan Gambar 5.1, pengguna data yang puas terhadap pelayanan BPS sebesar 89,46%. Jika dilihat menurut atribut pelayanan, persentase tertinggi pengguna data yang puas terhadap pelayanan BPS adalah data BPS bebas dari intervensi pihak lain (97,16%). Sementara itu, persentase terendah pengguna data yang puas terhadap pelayanan BPS adalah ketersediaan wifi (71,14%). Pengguna data di level kabupaten/kota ada sebanyak orang. Berdasarkan Tabel 5.1, pengguna data yang puas terhadap pelayanan BPS sebesar 95,87%. Jika dilihat menurut atribut pelayanan, persentase tertinggi pengguna data yang puas terhadap pelayanan BPS adalah kesungguhan petugas dalam memberikan

100 pelayanan (97,84%). Sementara itu, persentase terendah pengguna data yang puas terhadap pelayanan BPS adalah ketersediaan fasilitas komputer untuk pengisian buku tamu (84,03%). Pelayanan BPS Kejelasan informasi prosedur Kejelasan alur prosedur Kesesuaian layanan dengan maklumat Ketersediaan wifi Kejelasan petugas Kecepatan petugas Kedisiplinan petugas Kemampuan petugas Kesungguhan petugas Kepedulian petugas Pelayanan selesai sesuai target waktu Waktu pelaksanaan layanan sesuai dg waktu layanan Biaya/tarif jelas dan mudah diakses Persyaratan pelayanan mudah dipahami dan dipenuhi Informasi keberadaan ruang pelayanan jelas Kemasan produk layanan rapi dan formal Kenyamanan ruang pelayanan Ketersediaan fasilitas komputer pengisian buku tamu Kemudahan akses pencarian koleksi publikasi Kelengkapan koleksi digital library Kemudahan memperoleh softfile Data BPS mudah ditemukan melalui website BPS Website BPS mudah diakses Kemudahan akses website Sistem Rujukan Statistik Kemudahan komunikasi melalui Kemudahan komunikasi melalui telp/fax Kemudahan mendapatkan produk BPS Data BPS bebas dari intervensi pihak lain Ketersediaan sarana pengaduan Puas Tidak Puas Gambar 5.1. Persentase Pengguna Data yang Puas Terhadap Pelayanan BPS di Wilayah PST BPS Tahun 2016

101 Tabel 5.1. Persentase Pengguna Data yang Puas terhadap Pelayanan BPS Menurut Wilayah PST dan Atribut Pelayanan Tahun 2016 Wilayah PST Kejelasan informasi prosedur pelayanan Kejelasan alur dari prosedur pelayanan Kesesuaian layanan dengan maklumat/ janji pelayanan yang ditetapkan Atribut Pelayanan Ketersediaan fasilitas wifi BPS Kejelasan petugas (nama dan tanggung jawab) Kecepatan petugas ketika memberikan pelayanan Kedisiplinan petugas dalam memberikan pelayanan Nasional BPS Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Kabupaten/Kota

102 Tabel 5.1. Persentase Pengguna Data yang merasa Puas terhadap Pelayanan BPS Menurut Wilayah PST dan Atribut Pelayanan Tahun 2016 (lanjutan) Wilayah PST Kemampuan petugas dalam memberikan informasi mengenai data/buku/ publikasi Kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan Kepedulian petugas terhadap keluhan Atribut Pelayanan Pelayanan selesai sesuai dengan target waktu penyelesaian layanan Waktu pelaksanaan layanan sesuai dengan waktu layanan Biaya atau tarif pelayanan diinformasikan dengan jelas dan dapat diakses dengan mudah Persyaratan pelayanan mudah dipahami dan dipenuhi Nasional BPS Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Kabupaten/Kota

103 Tabel 5.1. Persentase Pengguna Data yang merasa Puas terhadap Pelayanan BPS Menurut Wilayah PST dan Atribut Pelayanan Tahun 2016 (lanjutan) Atribut Pelayanan Wilayah PST Informasi keberadaan ruang pelayanan jelas Kemasan produk layanan rapi dan formal Kenyamanan ruang pelayanan Ketersediaan fasilitas komputer untuk pengisian buku tamu Kemudahan akses untuk pencarian koleksi publikasi Kelengkapan koleksi publikasi pada digital library Kemudahan memperoleh softfile dari digital library Data BPS mudah ditemukan melalui website BPS Nasional BPS Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Kabupaten/Kota

104 Tabel 5.1. Persentase Pengguna Data yang merasa Puas terhadap Pelayanan BPS Menurut Wilayah PST dan Atribut Pelayanan Tahun 2016 (lanjutan) Wilayah PST Website BPS mudah diakses (bps.go.id) Kemudahan akses website metadata Sistem Rujukan Statistik (sirusa.bps.go.id) Kemudahan komunikasi melalui Atribut Pelayanan Kemudahan komunikasi melalui telepon/ faximile Kemudahan mendapatkan produk BPS (hardcopy publikasi/ softcopy publikasi/ data mikro) Data BPS bebas dari intervensi pihak lain Ketersediaan sarana pengaduan Jumlah Nasional BPS Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Kabupaten/Kota

105 Gap Analysis Kepuasan Pengguna Data Terhadap Pelayanan BPS Tingkat kepuasan pengguna data terhadap pelayanan BPS bergantung pada tingkat kepentingan pelayanan BPS bagi pengguna data tersebut. Artinya, seberapa penting suatu pelayanan bagi pengguna data akan berpengaruh pada seberapa puas pengguna data terhadap kualitas pelayanan tersebut. Pada bagian ini, akan dianalisis mengenai tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan pengguna data, beserta gap diantaranya, terhadap pelayanan BPS secara umum dan berdasarkan atribut pelayanan di wilayah PST BPS. Gambar 5.2 menampilkan tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan dari pengguna data di wilayah PST BPS yang memberikan nilai kepuasan lebih dari 2 dari 4 skala likert yang digunakan. Artinya, pengguna data yang dicakup adalah pengguna data di wilayah PST BPS yang merasa puas dan sangat puas terhadap pelayanan BPS. Kepuasan pengguna data tersebut dianalisis lebih lanjut dengan gap analysis untuk memotret tingkat kepentingan pengguna data dibandingkan dengan tingkat kepuasan pengguna data terhadap pelayanan BPS. Gap analysis membandingkan tingkat kepentingan (harapan) pengguna data dengan tingkat kepuasan (kinerja) pelayanan PST BPS. Gap analysis menganalisis kesenjangan antara harapan pengguna data dengan kinerja pelayanan PST BPS. Dalam gap analysis, upaya perbaikan kinerja pelayanan dilakukan dalam rangka mengurangi kesenjangan. Bahkan, jika perlu, tidak ada kesenjangan yang terjadi pada kinerja pelayanan tahun berikutnya. Gap antara tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan pengguna data terhadap pelayanan BPS sebesar 0,47. Artinya, pelayanan BPS sudah memuaskan pengguna data, namun kepuasan tersebut belum sesuai dengan harapan pengguna data. Adapun sepuluh atribut pelayanan dengan kesenjangan tertinggi dan sepuluh atribut pelayanan dengan kesenjangan terendah dapat dilihat pada Tabel 5.1.

106 Pelayanan BPS Kejelasan informasi prosedur Kejelasan alur prosedur Kesesuaian layanan dengan maklumat Ketersediaan wifi Kejelasan petugas Kecepatan petugas Kedisiplinan petugas Kemampuan petugas Kesungguhan petugas Kepedulian petugas Pelayanan selesai sesuai target waktu Waktu pelaksanaan layanan sesuai dg waktu layanan Biaya/tarif jelas dan mudah diakses Persyaratan pelayanan mudah dipahami dan dipenuhi Informasi keberadaan ruang pelayanan jelas Kemasan produk layanan rapi dan formal Kenyamanan ruang pelayanan Ketersediaan fasilitas komputer pengisian buku tamu Kemudahan akses pencarian koleksi publikasi Kelengkapan koleksi digital library Kemudahan memperoleh softfile Data BPS mudah ditemukan melalui website BPS Website BPS mudah diakses Kemudahan akses website Sistem Rujukan Statistik Kemudahan komunikasi melalui Kemudahan komunikasi melalui telp/fax Kemudahan mendapatkan produk BPS Data BPS bebas dari intervensi pihak lain Ketersediaan sarana pengaduan Gap Tingkat Kepuasan Tingkat Kepentingan Gambar 5.2. Tingkat Kepentingan, Tingkat Kepuasan, dan Gap Pelayanan BPS di Wilayah PST BPS Tahun 2016

107 No. 1 Tabel 5.2. Sepuluh Atribut Pelayanan dengan Kesenjangan Tertinggi dan Sepuluh Atribut Pelayanan dengan Kesenjangan Terendah di Wilayah PST BPS Tahun 2016 Kesenjangan Tertinggi Kesenjangan Terendah Atribut Pelayanan Gap Atribut Pelayanan Gap Data BPS mudah ditemukan melalui website BPS 0,81 Ketersediaan fasilitas komputer pengisian buku tamu 2 Kelengkapan koleksi digital library 0,78 Kenyamanan ruangan pelayanan 0,21 0,12 3 Kemudahan memperoleh softfile 0,75 Kejelasan petugas 0,26 4 Ketersediaan wifi sebesar 0,71 5 Kemudahan komunikasi melalui e- mail 0,58 6 Website BPS mudah diakses 0, Kemudahan akses website Sistem Informasi Rujukan Statistik Kemudahan mendapatkan produk BPS Kemudahan akses pencarian koleksi publikasi 0,57 Kemasan produk layanan rapi dan formal Informasi keberadaan ruang pelayanan jelas Persyaratan pelayanan mudah dipahami dan dipenuhi Biaya atau tarif jelas dan mudah diakses 0,28 0,33 0,37 0,38 0,56 Kedisiplinan petugas 0,39 0,56 10 Kemampuan petugas 0,52 Waktu pelaksanaan layana sesuai dengan waktu layanan Kesesuaian layanan dengan maklumat/janji layanan 0,39 0,41 Importance and Performance Analysis (IPA) Kepuasan Pengguna Data Terhadap Pelayanan BPS Bagian ini menganalisis kepuasan pengguna data terhadap pelayanan BPS berdasarkan atribut pelayanan serta prioritas perbaikan kinerja pelayanan di wilayah PST BPS. IPA memetakan atribut pelayanan ke dalam empat kuadran yang dipisahkan oleh rata-rata tingkat kepentingan (harapan) pada sumbu Y dan ratarata tingkat kepuasan (kinerja) pada sumbu X. Maka dari itu, prioritas perbaikan kinerja pelayanan yang harus dilakukan oleh PST BPS dapat dianalisis. Dalam IPA, upaya perbaikan kinerja dilakukan dalam rangka mencapai target nilai kinerja sesuai dengan rata-rata kinerja hasil penilaian pengguna data serta mencapai target nilai harapan sesuai dengan rata-rata harapan yang diinginkan pengguna data.

108 Gambar 5.3. Importance and Performance Analysis (IPA) Pelayanan BPS di Wilayah PST BPS Tahun 2016

109 Kuadran A memetakan atribut pelayanan yang memiliki nilai harapan lebih dari rata-rata harapan tetapi nilai kinerja kurang dari rata-rata kinerja. Oleh karena itu, atribut pelayanan yang berada pada kuadran A menjadi prioritas utama perbaikan. Berdasarkan Gambar 5.3, atribut pelayanan yang menjadi prioritas utama perbaikan oleh PST BPS adalah: 1. Kemudahan akses untuk pencarian koleksi publikasi 2. Kelengkapan koleksi publikasi pada digital library 3. Kemudahan memperoleh softfile dari digital library 4. Data BPS mudah ditemukan melalui website BPS 5. Kemudahan akses website metadata Sistem Rujukan Informasi Statistik 6. Kemudahan mendapatkan produk BPS Kuadran B memetakan atribut pelayanan yang memiliki nilai harapan dan nilai kinerja lebih dari rata-rata. Oleh karena itu, atribut pelayanan yang berada pada kuadran B tidak perlu diperbaiki namun perlu dipertahankan kinerjanya. Berdasarkan Gambar 5.3, atribut pelayanan yang perlu dipertahankan kinerjanya oleh PST BPS adalah: 1. Kejelasan informasi prosedur pelayanan 2. Kecepatan petugas ketika memberikan pelayanan 3. Kemampuan petugas dalam memberikan informasi mengenai data/buku/ publikasi 4. Kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan 5. Kepedulian petugas terhadap keluhan 6. Pelayanan selesai sesuai dengan target waktu penyelesaian layanan 7. Kenyamanan ruang pelayanan 8. Website BPS mudah diakses 9. Data BPS bebas dari intervensi pihak lain

110 Kuadran C memetakan atribut pelayanan yang memiliki nilai harapan dan nilai kinerja di bawah rata-rata. Oleh karena itu, atribut pelayanan yang berada pada kuadran C perlu diperbaiki namun prioritasnya lebih rendah dibandingkan atribut pelayanan yang berada pada kuadran A. Berdasarkan Gambar 5.3, atribut pelayanan yang harus diperbaiki dengan prioritas rendah oleh PST BPS adalah: 1. Kesesuaian layanan dengan maklumat/janji pelayanan yang ditetapkan 2. Ketersediaan fasilitas wifi BPS 3. Kemasan produk layanan rapi dan formal 4. Kemudahan komunikasi melalui 5. Kemudahan komunikasi melalui telepon/faximile 6. Ketersediaan sarana pengaduan Kuadran D memetakan atiribut pelayanan yang memilki nilai harapan di bawah rata-rata harapan tetapi kinerja di atas rata-rata kinerja. Oleh karena itu, atribut pelayanan yang berada pada kuadran D tidak perlu diperbaiki bahkan pelayanan yang diberikan sudah melebihi harapan pengguna data. Berdasarkan Gambar 5.3, atribut pelayanan PST BPS dengan kinerja pelayanan sudah melebihi harapan pengguna data adalah: 1. Kejelasan alur dari prosedur pelayanan 2. Kejelasan petugas (nama dan tanggung jawab) 3. Kedisiplinan petugas dalam memberikan pelayanan 4. Waktu pelaksanaan layanan sesuai dengan waktu layanan 5. Biaya atau tarif pelayanan diinformasikan dengan jelas dan dapat diakses dengan mudah 6. Persyaratan pelayanan mudah dipahami dan dipenuhi 7. Informasi keberadaan ruang pelayanan jelas 8. Ketersediaan fasilitas komputer untuk pengisian buku tamu

111 Indeks Kepuasan Konsumen (IKK) terhadap Pelayanan BPS Bagian ini menganalisis kepuasan pengguna data terhadap pelayanan BPS secara umum dan atribut pelayanan di wilayah PST BPS. IKK menggambarkan perkembangan kepuasan pengguna data dari tahun ke tahun. Penghitungan IKK dilakukan terhadap 29 atribut pelayanan (tahun 2016) dan 13 atribut pelayanan (tahun 2015). Atribut-atribut pelayanan yang dihitung pada kedua tahun tersebut terdapat 11 atribut pelayanan yang sama. Berdasarkan Gambar 5.4, IKK pelayanan BPS mengalami peningkatan dari 84,87 (tahun 2015) menjadi 86,72 (tahun 2016). Jika dilihat menurut atribut pelayanan, dari 11 atribut pelayanan yang sama ada sebanyak 4 atribut pelayanan yang mengalami peningkatan IKK, yaitu: 1. Ketersediaan wifi mengalami peningkatan dari 79,51 (tahun 2015) menjadi 80,12 (tahun 2016) 2. Kemasan produk layanan rapi dan formal mengalami peningkatan dari 91,64 (tahun 2015) menjadi 92,99 (tahun 2016) 3. Data BPS mudah ditemukan melalui website BPS mengalami peningkatan dari 77,92 (tahun 2015) menjadi 81,59 (tahun 2016) 4. Kemudahan komunikasi melalui mengalami peningkatan dari 83,95 (tahun 2015) menjadi 84,51 (tahun 2016) Sementara itu, dari 11 atribut pelayanan yang sama ada sebanyak 7 atribut pelayanan yang mengalami penurunan IKK, yaitu: 1. Kejelasan alur prosedur mengalami penurunan dari 87,28 (tahun 2015) menjadi 86,74 (tahun 2016) 2. Kesungguhan petugas mengalami penurunan dari 88,25 (tahun 2015) menjadi 88,15 (tahun 2016) 3. Kepedulian petugas mengalami penurunan dari 86,79 (tahun 2015) menjadi 85,32 (tahun 2016) 4. Waktu pelaksanaan layanan sesuai dengan waktu layanan mengalami penurunan dari 88,95 (tahun 2015) menjadi 85,11 (tahun 2016)

112 5. Kemudahan komunikasi melalui telepon/faximile mengalami penurunan dari 86,97 (tahun 2015) menjadi 86,88 (tahun 2016) 6. Kemudahan mendapatkan produk BPS mengalami peningkatan dari 84,48 (tahun 2015) menjadi 80,87 (tahun 2016) 7. Data BPS bebas dari intervensi pihak lain mengalami penurunan dari 88,65 (tahun 2015) menjadi 85,36 (tahun 2016) Adapun IKK untuk 18 atribut pelayanan sebagai berikut: 1. Kejelasan informasi prosedur sebesar 86,50 2. Kesesuaian layanan dengan maklumat sebesar 88,04 3. Kejelasan petugas sebesar 92,19 4. Kecepatan petugas sebesar 88,04 5. Kedisiplinan petugas sebesar 88,81 6. Kemampuan petugas sebesar 85,58 7. Pelayanan selesai sesuai target waktu sebesar 85,90 8. Biaya/tarif jelas dan mudah diakses sebesar 89,06 9. Persyaratan pelayanan mudah dipahami dan dipenuhi sebesar 89, Informasi keberadaan ruang pelayanan jelas sebesar 90, Kenyamanan ruang pelayanan sebesar 94, Ketersediaan fasilitas komputer pengisian buku tamu sebesar 96, Kemudahan akses pencarian koleksi publikasi sebesar 84, Kelengkapan koleksi digital library sebesar 78, Kemudahan memperoleh softfile sebesar 79, Website BPS mudah diakses sebesar 84, Kemudahan akses website SIRuSa sebesar 83, Ketersediaan sarana pengaduan sebesar 88,02

113 Pelayanan selesai sesuai target waktu Persyaratan pelayanan mudah dipahami Biaya/tarif jelas dan mudah diakses Pelayanan BPS Kejelasan alur prosedur Ketersediaan wifi Kesungguhan petugas Kemampuan petugas Kepedulian petugas Kedisiplinan petugas Kecepatan petugas Kejelasan petugas Kejelasan informasi prosedur Kesesuaian layanan dengan maklumat Waktu pelaksanaan layanan sesuai dg waktu Website BPS mudah diakses Kemudahan memperoleh softfile Kelengkapan koleksi digital library Ketersediaan sarana pengaduan Kemudahan akses website SIRuSa Kemasan produk layanan rapi/formal Kemudahan akses pencarian publikasi Ketersediaan komputer buku tamu Data di website BPS mudah ditemukan Kemudahan komunikasi melalui Kemudahan komunikasi melalui telp/fax Kemudahan mendapatkan produk BPS Data BPS bebas dari intervensi Kejelasan Informasi ruang pelayanan Kenyamanan ruang pelayanan Gambar 5.4. Indeks Kepuasan Konsumen (IKK) Pelayanan BPS di Wilayah BPS Tahun 2016

114 5.2 Analisis Kepuasan Layanan Menurut Tingkat Pendidikan Analisis pada subbab ini membahas mengenai kepuasan pengguna data terhadap pelayanan BPS menurut tingkat pendidikan pengguna data dan atribut pelayanan. Pada Bab 2, telah dibahas mengenai karakteristik pengguna data di wilayah PST BPS menurut pendidikan terakhir yang ditamatkan. Berdasarkan Tabel 2.4, diketahui bahwa pengguna data yang banyak menggunakan layanan BPS adalah pengguna data berpendidikan SLTA/sederajat (50,25%), D4/S1 (30,95%), dan S2/S3 (15,97%). Selanjutnya akan dibahas mengenai kepuasan pengguna data di wilayah PST BPS dengan tiga tingkat pendidikan tersebut. Persentase Pengguna Data yang Puas Terhadap Pelayanan BPS Menurut Tingkat Pendidikan Tabel 5.3 menyajikan persentase pengguna data yang puas terhadap pelayanan BPS di wilayah PST BPS. Persentase tersebut disajikan menurut atribut pelayanan dan tingkat pendidikan. Secara umum, pengguna data dengan tingkat pendidikan SLTA/sederajat, D4/S1, dan S2/S3 merasa puas dengan pelayanan BPS. Hal tersebut ditunjukkan dengan persentase kepuasan yang melebihi 80%, yaitu 87,63% untuk pengguna data dengan tingkat pendidikan SLTA/sederajat, 92,55% untuk pengguna data dengan tingkat pendidikan D4/S1, dan 87,94% untuk pengguna data dengan tingkat pendidikan S2/S3. Kepuasan pengguna data pada masing-masing tingkat pendidikan juga disajikan menurut atribut pelayanan. Pada tingkat pendidikan SLTA/sederajat, persentase kepuasan tertinggi terdapat pada atribut data BPS bebas dari intervensi dari pihak lain (97,68%). Sementara itu, persentase kepuasan terendah untuk pengguna data dengan tingkat pendidikan SLTA/sederajat terdapat pada atribut ketersediaan fasilitas wifi BPS (62,01%). Pada tingkat pendidikan D4/S1, persentase kepuasan tertinggi terdapat pada atribut data BPS bebas dari intervensi dari pihak lain (98,92%). Sementara itu, persentase kepuasan terendah untuk pengguna data dengan tingkat pendidikan D4/S1 terdapat pada atribut data BPS mudah ditemukan

115 melalui website BPS (78,38%). Pada tingkat pendidikan S2/S3, persentase kepuasan tertinggi terdapat pada atribut kedisiplinan petugas dalam memberikan pelayanan (95,83%). Sementara itu, persentase kepuasan terendah untuk pengguna data dengan tingkat pendidikan S2/S3 terdapat pada atribut ketersediaan fasilitas wifi BPS (73,86%). Tabel 5.3. Persentase Pengguna Data yang Puas terhadap Pelayanan BPS di Wilayah PST BPS Menurut Atribut Pelayanan dan Tingkat Pendidikan Tahun 2016 Atribut Pelayanan SLTP/ Sederajat Tingkat Pendidikan SLTA/ D1/D2/ D4/S1 Sederajat D3 S2/S3 Umum Kejelasan informasi prosedur pelayanan Kejelasan alur dari prosedur pelayanan Kesesuaian layanan dengan maklumat/janji pelayanan yang ditetapkan Ketersediaan fasilitas wifi BPS Kejelasan petugas (nama dan tanggung jawab) Kecepatan petugas ketika memberikan pelayanan Kedisiplinan petugas dalam memberikan pelayanan Kemampuan petugas dalam memberikan informasi mengenai data/buku/publikasi Kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan Kepedulian petugas terhadap keluhan Pelayanan selesai sesuai dengan target waktu penyelesaian layanan Waktu pelaksanaan layanan sesuai dengan waktu layanan Biaya atau tarif pelayanan diinformasikan dengan jelas dan dapat diakses dengan mudah Persyaratan pelayanan mudah dipahami dan dipenuhi Informasi keberadaan ruang pelayanan jelas Kemasan produk layanan rapi dan formal Kenyamanan ruang pelayanan Ketersediaan fasilitas komputer untuk pengisian buku tamu Kemudahan akses untuk pencarian koleksi publikasi Kelengkapan koleksi publikasi pada digital library Kemudahan memperoleh softfile dari digital library

116 Atribut Pelayanan SLTP/ Sederajat Tingkat Pendidikan SLTA/ D1/D2/ D4/S1 Sederajat D3 S2/S3 Data BPS mudah ditemukan melalui website BPS Website BPS mudah diakses (bps.go.id) Kemudahan akses website metadata Sistem Rujukan Statistik (sirusa.bps.go.id) Kemudahan komunikasi melalui Kemudahan komunikasi melalui telepon/faximile Kemudahan mendapatkan produk BPS (hardcopy publikasi/softcopy publikasi/data mikro) Data BPS bebas dari intervensi pihak lain Ketersediaan sarana pengaduan Gap Analysis Kepuasan Pengguna Data Terhadap Pelayanan BPS Menurut Tingkat Pendidikan Tingkat kepuasan pengguna data terhadap pelayanan BPS bergantung pada tingkat kepentingan pelayanan BPS bagi pengguna data tersebut. Pada bagian ini, akan dianalisis mengenai tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan pengguna data terhadap pelayanan BPS menurut atribut pelayanan dan tingkat pendidikan pengguna data di wilayah PST BPS. Kepuasan pengguna data tersebut dianalisis lebih lanjut dengan gap analysis untuk memotret tingkat kepentingan dibandingkan dengan tingkat kepuasan pengguna data terhadap pelayanan BPS. Tabel 5.4 menyajikan tingkat kepentingan, tingkat kepuasan, dan gap pelayanan BPS dari pengguna data yang memberikan nilai kepuasan lebih dari 2 dari 4 skala likert yang digunakan. Artinya, pengguna data yang dicakup adalah pengguna data di wilayah PST BPS yang merasa puas dan sangat puas terhadap pelayanan BPS. Secara umum, pengguna data dengan tingkat pendidikan SLTA/sederajat sudah puas dengan pelayanan yang diberikan oleh BPS, namun kepuasan tersebut belum sesuai dengan harapan pengguna data. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai gap antara tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan pengguna data dengan tingkat pendidikan SLTA/sederajat sebesar 0,49. Hal yang sama juga terlihat pada pengguna data dengan tingkat pendidikan D4/S1 dengan

117 gap yang lebih rendah, yaitu 0,42. Pengguna data dengan tingkat pendidikan S2/S3 juga sudah puas dengan pelayanan yang diberikan oleh BPS walaupun belum sesuai dengan harapan. Hal tersebut ditunjukkan dengan gap yang lebih rendah dibandingkan dua tingkat pendidikan lain, yaitu 0,40. Gap terendah kepuasan pengguna data dengan tingkat pendidikan SLTA/sederajat terdapat pada atribut ketersediaan fasilitas komputer untuk pengisian buku tamu, yaitu 0,08. Hal ini menunjukkan bahwa atribut pelayanan tersebut sudah hampir sesuai dengan harapan pengguna data. Sebaliknya, gap tertinggi terdapat pada atribut ketersediaan fasilitas wifi BPS, yaitu 0,90. Artinya, meskipun pengguna data merasa puas, atribut pelayanan tersebut masih belum sesuai dengan harapan pengguna data. Kejelasan petugas (nama dan tanggung jawab) merupakan atribut pelayanan yang memiliki gap terendah dari pengguna data dengan tingkat pendidikan D4/S1, yaitu 0,17. Sebaliknya, gap tertinggi terdapat pada atribut data BPS mudah ditemukan melaluiwebsite BPS, yaitu 0,77. Sementara itu, pengguna data dengan tingkat pendidikan S2/S3 merasa bahwa ketersediaan fasilitas komputer untuk pengisian buku tamu sangat mendekati harapan yang ditunjukkan dengan nilai gap hanya 0,01. Sebaliknya, atribut data BPS mudah ditemukan melalui website BPS dianggap belum sesuai dengan harapan yang ditunjukkan dengan gap sebesar 0,71. Tabel 5.4. Tingkat Kepentingan (TK), Tingkat Kepuasan (TP), dan Gap Pelayanan BPS di Wilayah PST BPS Menurut Atribut Pelayanan dan Tingkat Pendidikan Tahun 2016 Atribut Pelayanan SLTP/ Sederajat SLTA/ Sederajat Tingkat Pendidikan D1/D2/D3 D4/S1 S2/S3 TK TP Gap TK TP Gap TK TP Gap TK TP Gap TK TP Gap Umum Kejelasan informasi prosedur pelayanan Kejelasan alur dari prosedur pelayanan Kesesuaian layanan dengan maklumat/janji pelayanan yang ditetapkan Ketersediaan fasilitas wifi BPS

118 Atribut Pelayanan SLTP/ Sederajat SLTA/ Sederajat Tingkat Pendidikan D1/D2/D3 D4/S1 S2/S3 TK TP Gap TK TP Gap TK TP Gap TK TP Gap TK TP Gap Kejelasan petugas (nama dan tanggung jawab) Kecepatan petugas ketika memberikan pelayanan Kedisiplinan petugas dalam memberikan pelayanan Kemampuan petugas dalam memberikan informasi mengenai data/buku/publikasi Kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan Kepedulian petugas terhadap keluhan Pelayanan selesai sesuai dengan target waktu penyelesaian layanan Waktu pelaksanaan layanan sesuai dengan waktu layanan Biaya atau tarif pelayanan diinformasikan dengan jelas dan mudah diakses Persyaratan pelayanan mudah dipahami dan dipenuhi Informasi keberadaan ruang pelayanan jelas Kemasan produk layanan rapi dan formal Kenyamanan ruang pelayanan Ketersediaan fasilitas komputer untuk pengisian buku tamu Kemudahan akses untuk pencarian koleksi publikasi Kelengkapan koleksi publikasi pada digital library Kemudahan memperoleh softfile dari digital library Data BPS mudah ditemukan melalui website BPS Website BPS mudah diakses (bps.go.id) Kemudahan akses website metadata Sistem Informasi Rujukan Statistik (sirusa.bps.go.id) Kemudahan komunikasi melalui Kemudahan komunikasi melalui telepon/faximile Kemudahan mendapatkan produk BPS (hardcopy publikasi/softcopy publikasi/data mikro) Data BPS bebas dari intervensi pihak lain Ketersediaan sarana pengaduan

119 Importance and Performance Analysis (IPA) Kepuasan Pengguna Data Terhadap Pelayanan BPS Menurut Tingkat Pendidikan IPA memetakan atribut pelayanan ke dalam empat kuadran yang dipisahkan oleh rata-rata tingkat kepentingan (harapan) pada sumbu Y dan rata-rata tingkat kepuasan (kinerja) pada sumbu X (Gambar 1.1). Maka dari itu, prioritas perbaikan kinerja pelayanan yang harus dilakukan oleh PST BPS dapat dianalisis. Dalam IPA, upaya perbaikan kinerja dilakukan dalam rangka mencapai target nilai kinerja sesuai dengan rata-rata kinerja hasil penilaian pengguna data serta mencapai target nilai harapan sesuai dengan rata-rata harapan yang diinginkan pengguna data. Kuadran A memetakan atribut pelayanan yang memiliki nilai harapan lebih dari rata-rata harapan tetapi nilai kinerja kurang dari rata-rata kinerja. Oleh karena itu, atribut tersebut menjadi prioritas utama perbaikan. Berdasarkan Tabel 5.5, pengguna data dengan tingkat pendidikan SLTA/sederajat menganggap bahwa sepuluh atribut pelayanan BPS perlu menjadi prioritas utama perbaikan. Sepuluh atribut tersebut adalah kejelasan informasi prosedur pelayanan, kejelasan alur dari prosedur pelayanan, ketersediaan fasilitas wifi BPS, pelayanan selesai sesuai dengan target waktu penyelesaian layanan, kemudahan akses untuk pencarian koleksi publikasi, kelengkapan koleksi publikasi pada digital library, kemudahan memperoleh softfile dari digital library, data BPS mudah ditemukan melalui website BPS, kemudahan akses website metadata Sistem Rujukan Statistik (sirusa.bps.go.id), dan kemudahan mendapatkan produk BPS. Pengguna data dengan tingkat pendidikan D4/S1 menganggap bahwa enam atribut pelayanan BPS berada pada kuadran A sehingga perlu menjadi prioritas utama perbaikan. Enam atribut tersebut adalah kelengkapan koleksi publikasi pada digital library, kemudahan memperoleh softfile dari digital library, data BPS mudah ditemukan melalui website BPS, kemudahan akses website metadata Sistem Rujukan Statistik (sirusa.bps.go.id), kemudahan komunikasi melalui , dan kemudahan mendapatkan produk BPS.

120 Sepuluh atribut pelayanan BPS dianggap perlu menjadi prioritas utama perbaikan oleh pengguna data dengan tingkat pendidikan S2/S3. Atribut-atribut tersebut adalah kepedulian petugas terhadap keluhan, biaya atau tarif pelayanan diinformasikan dengan jelas dan dapat diakses dengan mudah, kemudahan akses untuk pencarian koleksi publikasi, kelengkapan koleksi publikasi pada digital library, kemudahan memperoleh softfile dari digital library, data BPS mudah ditemukan melalui website BPS, website BPS mudah diakses (bps.go.id), kemudahan akses website metadata Sistem Rujukan Statistik (sirusa.bps.go.id), kemudahan komunikasi melalui , dan kemudahan mendapatkan produk BPS. Kuadran B memetakan atribut pelayanan yang memiliki nilai harapan dan nilai kinerja lebih dari rata-rata. Dengan kata lain, atribut pelayanan yang berada pada kuadran B tidak perlu diperbaiki namun perlu dipertahankan kinerjanya. Berdasarkan Tabel 5.5, dapat dilihat bahwa harapan dan kinerja dari delapan atribut pelayanan dinilai telah melebihi rata-rata oleh pengguna data dengan tingkat pendidikan SLTA/sederajat. Adapun delapan atribut pelayanan tersebut adalah kecepatan petugas ketika memberikan pelayanan, kedisiplinan petugas dalam memberikan pelayanan, kemampuan petugas dalam memberikan informasi mengenai data/buku/publikasi, kesunggguhan petugas dalam memberikan pelayanan, kepedulian petugas terhadap keluhan, kenyamanan ruang pelayanan, website BPS mudah diakses, dan data BPS bebas dari intervensi pihak lain. Tidak berbeda jauh dengan pengguna data sebelumnya, pengguna data dengan tingkat pendidikan D4/S1 menilai bahwa sembilan atribut pelayanan termasuk dalam kuadran B. Atribut-atribut tersebut adalah kecepatan petugas ketika memberikan pelayanan, kemampuan petugas dalam memberikan informasi mengenai data/buku/publikasi, kepedulian petugas terhadap keluhan, pelayanan selesai sesuai dengan target waktu penyelesaian, waktu pelaksanaan layanan sesuai dengan waktu layanan, kenyamanan ruang pelayanan, kemudahan akses untuk pencarian koleksi publikasi, website BPS mudah diakses (bps.go.id), dan data BPS bebas dari intervensi pihak lain.

121 Pada pengguna data dengan tingkat pendidikan S2/S3, hanya lima atribut pelayanan yang termasuk dalam kuadran B. Lima atribut tersebut adalah kejelasan informasi prosedur pelayanan, kecepatan petugas ketika memberikan pelayanan, kemampuan petugas dalam memberikan informasi mengenai data/buku/publikasi, pelayanan selesai sesuai dengan target waktu penyelesaian, dan data BPS bebas dari intervensi pihak lain. Kuadran C memetakan atribut pelayanan yang memiliki nilai harapan dan nilai kinerja di bawah rata-rata. Oleh karena itu, atribut pelayanan yang berada pada kuadran C perlu diperbaiki namun prioritasnya lebih rendah dibandingkan atribut pelayanan yang berada pada kuadran A. Pengguna data dengan tingkat pendidikan SLTA/sederajat, menilai enam atribut pelayanan perlu diperbaiki dengan prioritas rendah. Atribut-atribut tersebut adalah kesesuaian layanan dengan maklumat/janji pelayanan yang ditetapkan, kejelasan petugas (nama dan tanggung jawab), kemasan produk layanan rapi dan formal, kemudahan komunikasi melalui , kemudahan komunikasi melalui telepon/faximile, dan ketersediaan sarana pengaduan. Pengguna data dengan tingkat pendidikan D4/S1 juga menilai enam atribut pelayanan termasuk dalam kuadran C. Enam atribut tersebut adalah kesesuaian layanan dengan maklumat/janji pelayanan yang ditetapkan, ketersediaan fasilitas wifi, biaya atau tarif pelayanan diinformasikan dengan jelas dan dapat diakses dengan mudah, kemasan produk layanan rapi dan formal, kemudahan komunikasi melalui telepon/faximile, dan ketersediaan sarana pengaduan. Sementara itu, hanya empat atribut pelayanan yang dinilai termasuk dalam kuadran C oleh pengguna data dengan tingkat pendidikan S2/S3. Empat kuadran tersebut adalah ketersediaan fasilitas wifi, kemasan produk layanan rapi dan formal, kemudahan komunikasi melalui telepon/faximile, dan ketersediaan sarana pengaduan. Kuadran D memetakan atribut pelayanan yang memilki nilai harapan di bawah rata-rata harapan tetapi kinerja di atas rata-rata kinerja. Oleh karena itu, atribut pelayanan yang berada pada kuadran D tidak perlu diperbaiki bahkan pelayanan yang diberikan sudah melebihi harapan pengguna data. Lima atribut

122 pelayanan dinilai tidak perlu diperbaiki bahkan telah melebihi harapan pengguna data dengan tingkat pendidikan SLTA/sederajat. Atribut-atribut tersebut adalah waktu pelaksanaan layanan sesuai dengan waktu layanan, biaya atau tarif pelayanan diinformasikan dengan jelas dan dapat diakses dengan mudah, persyaratan pelayanan mudah dipahami dan dipenuhi, informasi keberadaan ruang pelayanan jelas, dan ketersediaan fasilitas komputer untuk pengisian buku tamu. Pengguna data dengan tingkat pendidikan D4/S1 dan S2/S3 masing-masing menilai bahwa delapan dan sepuluh atribut pelayanan termasuk dalam kuadran D. Tujuh diantaranya sama untuk kedua kategori pengguna data tersebut, yaitu kejelasan alur prosedur pelayanan, kejelasan petugas (nama dan tanggung jawab), kedisiplinan petugas dalam memberikan pelayanan, kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan, persyaratan pelayanan mudah dipahami dan dipenuhi, informasi keberadaan ruang pelayanan jelas, dan ketersediaan fasilitas komputer untuk pengisian buku tamu. Adapun satu atribut lain yang dinilai termasuk dalam kuadran D oleh pengguna data dengan tingkat pendidikan D4/S1 adalah kejelasan informasi prosedur pelayanan. Sementara itu, tiga atribut lain yang dinilai termasuk dalam kuadran D adalah kesesuaian layanan dengan maklumat/janji palayanan yang ditetapkan, waktu pelaksanaan pelayanan sesuai dengan waktu layanan, dan kenyamanan ruang pelayanan. Tabel 5.5. Importance and Performace Analysis (IPA) Pelayanan BPS di Wilayah PST BPS Menurut Atribut Pelayanan dan Tingkat Pendidikan Tahun 2016 Atribut Pelayanan SLTP/ Sederajat Tingkat Pendidikan SLTA/ D1/D2/D3 D4/S1 S2/S3 Sederajat Kejelasan informasi prosedur pelayanan A A B D B Kejelasan alur dari prosedur pelayanan A A D D D Kesesuaian layanan dengan maklumat/janji pelayanan yang D C B C D ditetapkan Ketersediaan fasilitas wifi BPS C A C C C Kejelasan petugas (nama dan tanggung jawab) C C D D D Kecepatan petugas ketika memberikan pelayanan B B B B B

123 Tingkat Pendidikan Atribut Pelayanan SLTP/ SLTA/ Sederajat Sederajat D1/D2/D3 D4/S1 S2/S3 Kedisiplinan petugas dalam memberikan pelayanan B B B D D Kemampuan petugas dalam memberikan informasi mengenai data/buku/publikasi B B B B B Kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan D B B D D Kepedulian petugas terhadap keluhan C B B B A Pelayanan selesai sesuai dengan target waktu penyelesaian layanan D A D B B Waktu pelaksanaan layanan sesuai dengan waktu layanan D D D B D Biaya atau tarif pelayanan diinformasikan dengan jelas dan dapat C D D C A diakses dengan mudah Persyaratan pelayanan mudah dipahami dan dipenuhi B D C D D Informasi keberadaan ruang pelayanan jelas A D B D D Kemasan produk layanan rapi dan formal D C C C C Kenyamanan ruang pelayanan D B D B D Ketersediaan fasilitas komputer untuk pengisian buku tamu D D D D D Kemudahan akses untuk pencarian koleksi publikasi A A C B A Kelengkapan koleksi publikasi pada digital library D A A A A Kemudahan memperoleh softfile dari digital library A A A A A Data BPS mudah ditemukan melalui website BPS A A A A A Website BPS mudah diakses (bps.go.id) B B B B A Kemudahan akses website metadata Sistem Rujukan Statistik B A A A A (sirusa.bps.go.id) Kemudahan komunikasi melalui D C A A A Kemudahan komunikasi melalui telepon/faximile B C C C C Kemudahan mendapatkan produk BPS (hardcopy publikasi/ B A A A A softcopy publikasi/data mikro) Data BPS bebas dari intervensi pihak lain A B B B B Ketersediaan sarana pengaduan C C C C C

124 Indeks Kepuasan Konsumen (IKK) terhadap Pelayanan BPS Menurut Tingkat Pendidikan Indeks Kepuasan Konsumen menggambarkan tingkat kepuasan pengguna data, dalam hal ini, terhadap pelayanan yang diberikan oleh BPS. Indeks ini diperoleh dengan membandingkan harapan pengguna data dan kinerja pelayanan di wilayah PST BPS. Semakin tinggi IKK yang dihasilkan, dapat dikatakan bahwa pengguna data merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh BPS. Tabel 5.6 menyajikan IKK pelayanan BPS menurut atribut pelayanan dan tingkat pendidikan pengguna data di wilayah PST BPS. Secara umum, pengguna data dengan tingkat pendidikan SLTA/sederajat, D4/S1, dan S2/S3 menganggap bahwa pelayanan BPS sangat memuaskan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai IKK masingmasing lebih dari 80, yaitu 86,22; 87,98; dan 88,45. Pengguna data dengan tingkat pendidikan SLTA/sederajat menilai bahwa ketersediaan fasilitas komputer untuk pengisian buku tamu sangat memuaskan dengan IKK tertinggi, yaitu 97,54. Sebaliknya, nilai IKK terendah terdapat pada atribut ketersediaan fasilitas wifi, yaitu 74,73. Pada pengguna data dengan tingkat pendidikan D4/S1, atribut kejelasan petugas merupakan atribut pelayanan yang memiliki nilai IKK tertinggi atau sangat memuaskan, yaitu 95,01. Sebaliknya, atribut data BPS mudah ditemukan menjadi atribut dengan IKK terendah, yaitu 79,11. Ketersediaan fasilitas komputer untuk pengisian buku tamu merupakan atribut dengan nilai IKK tertinggi bagi pengguna data dengan tingkat pendidikan S2/S3, yaitu 99,68. Sebaliknya, atribut data BPS mudah ditemukan merupakan atribut dengan IKK terendah, yaitu 80,07. Tabel 5.6. Indeks Kepuasan Konsumen (IKK) Pelayanan BPS di Wilayah PST BPS Menurut Atribut Pelayanan dan Tingkat Pendidikan Tahun 2016 Atribut Pelayanan SLTP/ Sederajat Tingkat Pendidikan SLTA/ D1/D2/D3 D4/S1 S2/S3 Sederajat Umum Kejelasan informasi prosedur pelayanan

125 Atribut Pelayanan SLTP/ Sederajat Tingkat Pendidikan SLTA/ D1/D2/D3 D4/S1 S2/S3 Sederajat Kejelasan alur dari prosedur pelayanan Kesesuaian layanan dengan maklumat/janji pelayanan yang ditetapkan Ketersediaan fasilitas wifi BPS Kejelasan petugas (nama dan tanggung jawab) Kecepatan petugas ketika memberikan pelayanan Kedisiplinan petugas dalam memberikan pelayanan Kemampuan petugas dalam memberikan informasi mengenai data/buku/publikasi Kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan Kepedulian petugas terhadap keluhan Pelayanan selesai sesuai dengan target waktu penyelesaian layanan Waktu pelaksanaan layanan sesuai dengan waktu layanan Biaya atau tarif pelayanan diinformasikan dengan jelas dan dapat diakses dengan mudah Persyaratan pelayanan mudah dipahami dan dipenuhi Informasi keberadaan ruang pelayanan jelas Kemasan produk layanan rapi dan formal Kenyamanan ruang pelayanan Ketersediaan fasilitas komputer untuk pengisian buku tamu Kemudahan akses untuk pencarian koleksi publikasi Kelengkapan koleksi publikasi pada digital library Kemudahan memperoleh softfile dari digital library Data BPS mudah ditemukan melalui website BPS Website BPS mudah diakses (bps.go.id) Kemudahan akses website metadata Sistem Rujukan Statistik (sirusa.bps.go.id) Kemudahan komunikasi melalui Kemudahan komunikasi melalui telepon/faximile Kemudahan mendapatkan produk BPS (hardcopy publikasi/softcopy publikasi/ data mikro) Data BPS bebas dari intervensi pihak lain Ketersediaan sarana pengaduan

126 5.3 Analisis Kepuasan Layanan Menurut Pekerjaan Utama Analisis pada subbab ini membahas mengenai kepuasan pengguna data terhadap pelayanan BPS menurut pekerjaan utama pengguna data dan atribut pelayanan. Pada Bab 2, telah dibahas mengenai karakteristik pengguna data di wilayah PST BPS menurut pekerjaan utama. Berdasarkan Tabel 2.5, diketahui bahwa pengguna data yang banyak menggunakan layanan BPS adalah pengguna data dengan pekerjaan utama pelajar/mahasiswa (63,73%), pegawai swasta (14,48%), dan PNS/TNI/Polri (10,32%). Selanjutnya akan dibahas mengenai kepuasan pengguna data di wilayah PST BPS dengan tiga pekerjaan utama tersebut. Persentase Pengguna Data yang Puas Terhadap Pelayanan BPS Menurut Pekerjaan Utama Tabel 5.7 menyajikan persentase pengguna data yang puas terhadap pelayanan BPS di wilayah PST BPS. Persentase tersebut disajikan menurut atribut pelayanan dan pekerjaan utama. Secara umum, pengguna data dengan pekerjaan utama pelajar/mahasiswa, pegawai swasta, dan PNS/TNI/Polri merasa puas dengan pelayanan BPS. Hal tersebut ditunjukkan dengan persentase kepuasan yang melebihi 80%, yaitu 87,97% untuk pengguna data dengan pekerjaan utama pelajar/mahasiswa, 93,46% untuk pengguna data dengan pekerjaan utama pegawai swasta, dan 89,52% untuk pengguna data dengan pekerjaan utama PNS/TNI/Polri. Kepuasan pengguna data pada masing-masing pekerjaan utama juga disajikan menurut atribut pelayanan. Pada pekerjaan utama pelajar/mahasiswa, persentase kepuasan tertinggi terdapat pada atribut data BPS bebas dari intervensi dari pihak lain (97,39%). Sementara itu, persentase kepuasan terendah untuk pengguna data dengan pekerjaan utama pelajar/mahasiswa terdapat pada atribut ketersediaan fasilitas wifi BPS (66,67%). Pada pekerjaan utama pegawai swasta, persentase kepuasan tertinggi terdapat pada atribut data BPS bebas dari intervensi dari pihak lain (98,85%). Sementara itu, persentase kepuasan terendah untuk pengguna data dengan pekerjaan utama pegawai swasta terdapat pada atribut data

127 BPS mudah ditemukan melalui website BPS (80,95%). Pada pekerjaan utama PNS/TNI/Polri, persentase kepuasan tertinggi terdapat pada atribut kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan (98,33%). Sementara itu, persentase kepuasan terendah untuk pengguna data dengan pekerjaan utama PNS/TNI/Polri terdapat pada atribut ketersediaan fasilitas wifi BPS (73,21%). Tabel 5.7. Persentase Pengguna Data yang Puas terhadap Pelayanan BPS di Wilayah PST BPS Menurut Atribut Pelayanan dan Pekerjaan Utama Tahun 2016 Atribut Pelayanan Pelajar/ Mahasiswa Peneliti/ Dosen Pekerjaan Utama PNS/TNI/ Pegawai Polri BUMN/D Pegawai Swasta Wiraswasta Lainnya Umum Kejelasan informasi prosedur pelayanan Kejelasan alur dari prosedur pelayanan Kesesuaian layanan dengan maklumat/janji pelayanan yang ditetapkan Ketersediaan fasilitas wifi BPS Kejelasan petugas (nama dan tanggung jawab) Kecepatan petugas ketika memberikan pelayanan Kedisiplinan petugas dalam memberikan pelayanan Kemampuan petugas dalam memberikan informasi mengenai data/buku/publikasi Kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan Kepedulian petugas terhadap keluhan Pelayanan selesai sesuai dengan target waktu penyelesaian layanan Waktu pelaksanaan layanan sesuai dengan waktu layanan Biaya atau tarif pelayanan diinformasikan dengan jelas dan dapat diakses dengan mudah Persyaratan pelayanan mudah dipahami dan dipenuhi Informasi keberadaan ruang pelayanan jelas

128 Atribut Pelayanan Pelajar/ Mahasiswa Peneliti/ Dosen Pekerjaan Utama PNS/TNI/ Pegawai Polri BUMN/D Pegawai Swasta Wiraswasta Lainnya Kemasan produk layanan rapi dan formal Kenyamanan ruang pelayanan Ketersediaan fasilitas komputer untuk pengisian buku tamu Kemudahan akses untuk pencarian koleksi publikasi Kelengkapan koleksi publikasi pada digital library Kemudahan memperoleh softfile dari digital library Data BPS mudah ditemukan melalui website BPS Website BPS mudah diakses (bps.go.id) Kemudahan akses website metadata Sistem Rujukan Statistik (sirusa.bps.go.id) Kemudahan komunikasi melalui Kemudahan komunikasi melalui telepon/faximile Kemudahan mendapatkan produk BPS (hardcopy publikasi/softcopy publikasi/data mikro) Data BPS bebas dari intervensi pihak lain Ketersediaan sarana pengaduan Gap Analysis Kepuasan Pengguna Data Terhadap Pelayanan BPS Menurut Pekerjaan Utama Tingkat kepuasan pengguna data terhadap pelayanan BPS bergantung pada tingkat kepentingan pelayanan BPS bagi pengguna data tersebut. Pada bagian ini, akan dianalisis mengenai tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan pengguna data terhadap pelayanan BPS menurut atribut pelayanan dan pekerjaan utama pengguna data di wilayah PST BPS. Kepuasan pengguna data tersebut dianalisis lebih lanjut dengan gap analysis untuk memotret tingkat kepentingan dibandingkan dengan tingkat kepuasan pengguna data terhadap pelayanan BPS.

129 Tabel 5.8 menyajikan tingkat kepentingan, tingkat kepuasan, dan gap pelayanan BPS dari pengguna data yang memberikan nilai kepuasan lebih dari 2 dari 4 skala likert yang digunakan. Artinya, pengguna data yang dicakup adalah pengguna data di wilayah PST BPS yang merasa puas dan sangat puas terhadap pelayanan BPS. Secara umum, pengguna data dengan pekerjaan utama pelajar/mahasiswa sudah puas dengan pelayanan yang diberikan oleh BPS, namun kepuasan tersebut belum sesuai dengan harapan pengguna data. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai gap antara tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan pengguna data dengan pekerjaan utama pelajar/mahasiswa sebesar 0,50. Hal yang sama juga terlihat pada pengguna data dengan pekerjaan utama pegawai swasta dengan gap yang lebih rendah, yaitu 0,35. Pengguna data dengan pekerjaan utama PNS/TNI/Polri juga sudah puas dengan pelayanan yang diberikan oleh BPS walaupun belum sesuai dengan harapan dengan gap sebesar 0,47. Gap terendah kepuasan pengguna data dengan pekerjaan utama pelajar/mahasiswa terdapat pada atribut ketersediaan fasilitas komputer untuk pengisian buku tamu, yaitu 0,13. Hal ini menunjukkan bahwa atribut pelayanan tersebut sudah hampir sesuai dengan harapan pengguna data. Sebaliknya, gap tertinggi terdapat pada atribut data BPS mudah ditemukan melalui website BPS, yaitu 0,89. Artinya, meskipun pengguna data merasa puas, atribut pelayanan tersebut masih belum sesuai dengan harapan pengguna data. Ketersediaan fasilitas komputer untuk pengisian buku tamu merupakan atribut pelayanan yang memiliki gap terendah dari pengguna data dengan pekerjaan utama pegawai swasta, yaitu 0,13. Sebaliknya, gap tertinggi terdapat pada atribut kelengkapan koleksi publikasi pada digital library, yaitu 0,56. Sementara itu, pengguna data dengan pekerjaan utama PNS/TNI/Polri merasa bahwa ketersediaan fasilitas komputer untuk pengisian buku tamu sangat mendekati harapan yang ditunjukkan dengan nilai gap sebesar 0,12. Sebaliknya, atribut kemudahan memperoleh softfile dari ditigal library dianggap belum sesuai dengan harapan yang ditunjukkan dengan gap sebesar 0,76.

130 Tabel 5.8. Tingkat Kepentingan (TK), Tingkat Kepuasan (TP), dan Gap Pelayanan BPS di Wilayah PST BPS Menurut Atribut Pelayanan dan Pekerjaan Utama Tahun 2016 Atribut Pelayanan Pelajar/ Mahasiswa Peneliti/ Dosen Pekerjaan Utama PNS/TNI/ Polri Pegawai BUMN/D TK TP Gap TK TP Gap TK TP Gap TK TP Gap Umum Kejelasan informasi prosedur pelayanan Kejelasan alur dari prosedur pelayanan Kesesuaian layanan dengan maklumat/janji pelayanan yang ditetapkan Ketersediaan fasilitas wifi BPS Kejelasan petugas (nama dan tanggung jawab) Kecepatan petugas ketika memberikan pelayanan Kedisiplinan petugas dalam memberikan pelayanan Kemampuan petugas dalam memberikan informasi mengenai data/buku/publikasi Kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan Kepedulian petugas terhadap keluhan Pelayanan selesai sesuai dengan target waktu penyelesaian layanan Waktu pelaksanaan layanan sesuai dengan waktu layanan Biaya atau tarif pelayanan diinformasikan dengan jelas dan mudah diakses Persyaratan pelayanan mudah dipahami dan dipenuhi Informasi keberadaan ruang pelayanan jelas Kemasan produk layanan rapi dan formal Kenyamanan ruang pelayanan Ketersediaan fasilitas komputer untuk pengisian buku tamu Kemudahan akses untuk pencarian koleksi publikasi Kelengkapan koleksi publikasi pada digital library Kemudahan memperoleh softfile dari digital library Data BPS mudah ditemukan melalui website BPS Website BPS mudah diakses (bps.go.id) Kemudahan akses website metadata Sistem Informasi Rujukan Statistik (sirusa.bps.go.id) Kemudahan komunikasi melalui Kemudahan komunikasi melalui telepon/faximile Kemudahan mendapatkan produk BPS (hardcopy publikasi/softcopy publikasi/data mikro) Data BPS bebas dari intervensi pihak lain Ketersediaan sarana pengaduan

131 Tabel 5.8. Tingkat Kepentingan (TK), Tingkat Kepuasan (TP), dan Gap Pelayanan BPS di Wilayah PST BPS Menurut Atribut Pelayanan dan Pekerjaan Utama Tahun 2016 (lanjutan) Atribut Pelayanan Pegawai Swasta Pekerjaan Utama Wiraswasta Lainnya TK TP Gap TK TP Gap TK TP Gap Umum Kejelasan informasi prosedur pelayanan Kejelasan alur dari prosedur pelayanan Kesesuaian layanan dengan maklumat/janji pelayanan yang ditetapkan Ketersediaan fasilitas wifi BPS Kejelasan petugas (nama dan tanggung jawab) Kecepatan petugas ketika memberikan pelayanan Kedisiplinan petugas dalam memberikan pelayanan Kemampuan petugas dalam memberikan informasi mengenai data/buku/publikasi Kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan Kepedulian petugas terhadap keluhan Pelayanan selesai sesuai dengan target waktu penyelesaian layanan Waktu pelaksanaan layanan sesuai dengan waktu layanan Biaya atau tarif pelayanan diinformasikan dengan jelas dan mudah diakses Persyaratan pelayanan mudah dipahami dan dipenuhi Informasi keberadaan ruang pelayanan jelas Kemasan produk layanan rapi dan formal Kenyamanan ruang pelayanan Ketersediaan fasilitas komputer untuk pengisian buku tamu Kemudahan akses untuk pencarian koleksi publikasi Kelengkapan koleksi publikasi pada digital library Kemudahan memperoleh softfile dari digital library Data BPS mudah ditemukan melalui website BPS Website BPS mudah diakses (bps.go.id) Kemudahan akses website metadata Sistem Informasi Rujukan Statistik (sirusa.bps.go.id) Kemudahan komunikasi melalui Kemudahan komunikasi melalui telepon/faximile Kemudahan mendapatkan produk BPS (hardcopy publikasi/softcopy publikasi/data mikro) Data BPS bebas dari intervensi pihak lain Ketersediaan sarana pengaduan

132 Importance and Performance Analysis (IPA) Kepuasan Pengguna Data Terhadap Pelayanan BPS Menurut Pekerjaan Utama IPA memetakan atribut pelayanan ke dalam empat kuadran yang dipisahkan oleh rata-rata tingkat kepentingan (harapan) pada sumbu Y dan rata-rata tingkat kepuasan (kinerja) pada sumbu X (Gambar 1.1). Maka dari itu, prioritas perbaikan kinerja pelayanan yang harus dilakukan oleh PST BPS dapat dianalisis. Dalam IPA, upaya perbaikan kinerja dilakukan dalam rangka mencapai target nilai kinerja sesuai dengan rata-rata kinerja hasil penilaian pengguna data serta mencapai target nilai harapan sesuai dengan rata-rata harapan yang diinginkan pengguna data. Kuadran A memetakan atribut pelayanan yang memiliki nilai harapan lebih dari rata-rata harapan tetapi nilai kinerja kurang dari rata-rata kinerja. Oleh karena itu, atribut tersebut menjadi prioritas utama perbaikan. Berdasarkan Tabel 5.9, pengguna data dengan pekerjaan utama pelajar/mahasiswa menganggap bahwa tujuh atribut pelayanan BPS perlu menjadi prioritas utama perbaikan. Tujuh atribut tersebut adalah pelayanan selesai sesuai dengan target waktu penyelesaian, kemudahan akses untuk pencarian koleksi publikasi, kelengkapan koleksi publikasi pada digital library, kemudahan memperoleh softfile dari digital library, data BPS mudah ditemukan melalui website BPS, kemudahan akses website metadata Sistem Rujukan Statistik (sirusa.bps.go.id), dan kemudahan mendapatkan produk BPS. Pengguna data dengan pekerjaan utama pegawai swasta menganggap bahwa delapan atribut pelayanan BPS berada pada kuadran A sehingga perlu menjadi prioritas utama perbaikan. Delapan atribut tersebut adalah kejelasan informasi prosedur pelayanan, kepedulian petugas terhadap keluhan, biaya atau tarif pelayanan diinformasikan dengan jelas dan dapat diakses dengan mudah, kemudahan akses untuk pencarian koleksi publikasi, kelengkapan koleksi publikasi pada digital library, kemudahan memperoleh softfile dari digital library, data BPS mudah ditemukan melalui website BPS, dan kemudahan akses website metadata Sistem Rujukan Statistik (sirusa.bps.go.id).

133 Delapan atribut pelayanan BPS dianggap perlu menjadi prioritas utama perbaikan oleh pengguna data dengan pekerjaan utama PNS/TNI/Polri. Atributatribut tersebut adalah kejelasan informasi prosedur pelayanan, kepedulian petugas terhadap keluhan, biaya atau tarif pelayanan diinformasikan dengan jelas dan dapat diakses dengan mudah, kemudahan akses untuk pencarian koleksi publikasi, kelengkapan koleksi publikasi pada digital library, kemudahan memperoleh publikasi dari digital library, data BPS mudah ditemukan melalui webiste BPS, dan kemudahan akses website metadata Sistem Rujukan Statistik (sirusa.bps.go.id). Kuadran B memetakan atribut pelayanan yang memiliki nilai harapan dan nilai kinerja lebih dari rata-rata. Dengan kata lain, atribut pelayanan yang berada pada kuadran B tidak perlu diperbaiki namun perlu dipertahankan kinerjanya. Berdasarkan Tabel 5.9, dapat dilihat bahwa harapan dan kinerja dari sepuluh atribut pelayanan dinilai telah melebihi rata-rata oleh pengguna data dengan pekerjaan utama pelajar/mahasiswa. Adapun sepuluh atribut pelayanan tersebut adalah kejelasan informasi prosedur pelayanan, kejelasan alur dari prosedur pelayanan, kecepatan petugas ketika memberikan pelayanan, kemampuan petugas dalam memberikan informasi mengenai data/buku/publikasi, kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan, kepedulian petugas terhadap keluhan, kenyamanan ruang pelayanan, website BPS mudah diakses (bps.go.id), dan data BPS bebas intervensi dari pihak lain. Tidak berbeda jauh dengan pengguna data sebelumnya, pengguna data dengan pekerjaan utama pegawai swasta menilai bahwa sembilan atribut pelayanan termasuk dalam kuadran B. Atribut-atribut tersebut adalah kecepatan petugas ketika memberikan pelayanan, kedisiplinan petugas dalam memberikan pelayanan, kemampuan petugas dalam memberikan informasi mengenai data/buku/publikasi, kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan, pelayanan selesai sesuai dengan target waktu penyelesaian, kenyamanan ruang pelayanan, website BPS mudah diakses (bps.go.id), kemudahan mendapatkan produk BPS, dan data BPS bebas dari intervensi pihak lain.

134 Pada pengguna data dengan pekerjaan utama PNS/TNI/Polri, sembilan atribut pelayanan yang termasuk dalam kuadran B. Sembilan atribut tersebut adalah kecepatan petugas ketika memberikan pelayanan, kedisiplinan petugas dalam memberikan pelayanan, kemampuan petugas dalam memberikan informasi mengenai data/buku/publikasi, kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan, pelayanan selesai sesuai dengan target waktu penyelesaian, kenyamanan ruang pelayanan, website BPS mudah diakses (bps.go.id), kemudahan mendapatkan produk BPS, dan data BPS bebas dari intervensi pihak lain. Kuadran C memetakan atribut pelayanan yang memiliki nilai harapan dan nilai kinerja di bawah rata-rata. Oleh karena itu, atribut pelayanan yang berada pada kuadran C perlu diperbaiki namun prioritasnya lebih rendah dibandingkan atribut pelayanan yang berada pada kuadran A. Baik pengguna data dengan pekerjaan utama pelajar/mahasiswa, pegawai swasta, maupun PNS/TNI/Polri menilai tujuh atribut pelayanan perlu diperbaiki dengan prioritas rendah. Atribut-atribut tersebut adalah kesesuaian layanan dengan maklumat/janji pelayanan yang ditetapkan, ketersediaan fasilitas wifi BPS, kejelasan petugas (nama dan tanggung jawab), kemasan produk layanan rapi dan formal, kemudahan komunikasi melalui , kemudahan komunikasi melalui telepon/faximile, dan ketersediaan sarana pengaduan. Kuadran D memetakan atribut pelayanan yang memilki nilai harapan di bawah rata-rata harapan tetapi kinerja di atas rata-rata kinerja. Oleh karena itu, atribut pelayanan yang berada pada kuadran D tidak perlu diperbaiki bahkan pelayanan yang diberikan sudah melebihi harapan pengguna data. Lima atribut pelayanan dinilai tidak perlu diperbaiki bahkan telah melebihi harapan pengguna data dengan pekerjaan utama pelajar/mahasiswa. Atribut-atribut tersebut adalah waktu pelaksanaan layanan sesuai dengan waktu layanan, biaya atau tarif pelayanan diinformasikan dengan jelas dan dapat diakses dengan mudah, persyaratan pelayanan mudah dipahami dan dipenuhi, informasi keberadaan ruang pelayanan jelas, dan ketersediaan fasilitas komputer untuk pengisian buku tamu.

135 Pengguna data dengan pekerjaan utama pegawai swasta dan PNS/TNI/polri menilai bahwa lima atribut pelayanan termasuk dalam kuadran D. Lima atribut tersebut adalah kejelasan alur dari prosedur pelayanan, waktu pelaksanaan layanan sesuai dengan waktu layanan, persyaratan pelayanan mudah dipahami dan dipenuhi, informasi keberadaan ruang pelayanan jelas, dan ketersediaan fasilitas komputer untuk pengisian buku tamu. Tabel 5.9. Importance and Performace Analysis (IPA) Pelayanan BPS di Wilayah PST BPS Menurut Atribut Pelayanan dan Pekerjaan Utama Tahun 2016 Atribut Pelayanan Pelajar/ Mahasiswa Peneliti/ Dosen PNS/TNI/ Polri Pekerjaan Utama Pegawai BUMN/D Pegawai Swasta Kejelasan informasi prosedur pelayanan B B A B A D B Kejelasan alur dari prosedur pelayanan B D D C D D A Kesesuaian layanan dengan maklumat/janji pelayanan yang C D C C C C A ditetapkan Ketersediaan fasilitas wifi BPS C C C A C A C Kejelasan petugas (nama dan tanggung jawab) C D C C C D D Kecepatan petugas ketika memberikan pelayanan B B B D B D B Kedisiplinan petugas dalam memberikan pelayanan B D B D B D B Kemampuan petugas dalam memberikan informasi mengenai B B B D B D B data/buku/publikasi Kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan B D B D B D D Kepedulian petugas terhadap keluhan B C A B A D D Pelayanan selesai sesuai dengan target waktu penyelesaian layanan A B B B B D A Waktu pelaksanaan layanan sesuai dengan waktu layanan D B D C D D D Biaya atau tarif pelayanan diinformasikan dengan jelas dan D D A D A C A dapat diakses dengan mudah Persyaratan pelayanan mudah dipahami dan dipenuhi D D D C D C C Informasi keberadaan ruang pelayanan jelas D D D C D D C Kemasan produk layanan rapi dan formal C D C C C D C Kenyamanan ruang pelayanan B D B D B D D Wiraswasta Lainnya

136 Atribut Pelayanan Pelajar/ Mahasiswa Peneliti/ Dosen PNS/TNI/ Polri Pekerjaan Utama Pegawai BUMN/D Pegawai Swasta Ketersediaan fasilitas komputer untuk pengisian buku tamu D D D C D D C Kemudahan akses untuk pencarian koleksi publikasi A A A B A D A Kelengkapan koleksi publikasi pada digital library A A A B A C A Kemudahan memperoleh softfile dari digital library A A A B A B A Data BPS mudah ditemukan melalui website BPS A A A B A A A Website BPS mudah diakses (bps.go.id) B B B B B A B Kemudahan akses website metadata Sistem Rujukan Statistik A A A B A A C (sirusa.bps.go.id) Kemudahan komunikasi melalui C A C A C B A Kemudahan komunikasi melalui telepon/faximile C C C A C A C Kemudahan mendapatkan produk BPS (hardcopy publikasi/ A A B B B B B softcopy publikasi/data mikro) Data BPS bebas dari intervensi pihak lain B A B B B C B Ketersediaan sarana pengaduan C C C C C C B Wiraswasta Lainnya Indeks Kepuasan Konsumen Data (IKK) terhadap Pelayanan BPS Menurut Pekerjaan Utama Indeks Kepuasan Konsumen menggambarkan tingkat kepuasan pengguna data, dalam hal ini, terhadap pelayanan yang diberikan oleh BPS. Indeks ini diperoleh dengan membandingkan harapan pengguna data dan kinerja pelayanan di wilayah PST BPS. Semakin tinggi IKK yang dihasilkan, dapat dikatakan bahwa pengguna data merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh BPS. Tabel 5.10 menyajikan IKK pelayanan BPS menurut atribut pelayanan dan pekerjaan utama pengguna data di wilayah PST BPS. Secara umum, pengguna data dengan pekerjaan utama pelajar/mahasiswa, pegawai swasta, dan PNS/TNI/Polri menganggap bahwa pelayanan BPS sangat memuaskan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai IKK masing-masing lebih dari 80, yaitu 85,96; 89,81; dan 86,93.

137 Pengguna data dengan pekerjaan utama pelajar/mahasiswa menilai bahwa ketersediaan fasilitas komputer untuk pengisian buku tamu sangat memuaskan dengan IKK tertinggi, yaitu 96,08. Sebaliknya, nilai IKK terendah terdapat pada atribut data BPS mudah ditemukan melalui website BPS, yaitu 75,97. Pada pengguna data dengan pekerjaan utama pegawai swasta, atribut ketersediaan fasilitas komputer untuk pengisian buku tamu juga merupakan atribut pelayanan yang memiliki nilai IKK tertinggi atau sangat memuaskan, yaitu 96,22. Sebaliknya, atribut kelengkapan koleksi publikasi pada digital library menjadi atribut dengan IKK terendah, yaitu 84,11. Ketersediaan fasilitas komputer untuk pengisian buku tamu merupakan atribut dengan nilai IKK tertinggi bagi pengguna data dengan pekerjaan utama PNS/TNI/Polri, yaitu 96,48. Sebaliknya, atribut kemudahan memperoleh softfile dari digital library merupakan atribut dengan IKK terendah, yaitu 79,83. Tabel Indeks Kepuasan Konsumen (IKK) Pelayanan BPS di Wilayah PST BPS Menurut Atribut Pelayanan dan Pekerjaan Utama Tahun 2016 Atribut Pelayanan Pelajar/ Mahasiswa Peneliti/ Dosen PNS/TNI/ Polri Pekerjaan Utama Pegawai BUMN/D Pegawai Swasta Umum Kejelasan informasi prosedur pelayanan Kejelasan alur dari prosedur pelayanan Kesesuaian layanan dengan maklumat/janji pelayanan yang ditetapkan Ketersediaan fasilitas wifi BPS Kejelasan petugas (nama dan tanggung jawab) Kecepatan petugas ketika memberikan pelayanan Kedisiplinan petugas dalam memberikan pelayanan Kemampuan petugas dalam memberikan informasi mengenai data/buku/publikasi Kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan Kepedulian petugas terhadap keluhan Pelayanan selesai sesuai dengan target waktu penyelesaian layanan Wiraswasta Lainnya

138 Atribut Pelayanan Pelajar/ Mahasiswa Peneliti/ Dosen PNS/TNI/ Polri Pekerjaan Utama Pegawai BUMN/D Pegawai Swasta Waktu pelaksanaan layanan sesuai dengan waktu layanan Biaya atau tarif pelayanan diinformasikan dengan jelas dan dapat diakses dengan mudah Persyaratan pelayanan mudah dipahami dan dipenuhi Informasi keberadaan ruang pelayanan jelas Kemasan produk layanan rapi dan formal Kenyamanan ruang pelayanan Ketersediaan fasilitas komputer untuk pengisian buku tamu Kemudahan akses untuk pencarian koleksi publikasi Kelengkapan koleksi publikasi pada digital library Kemudahan memperoleh softfile dari digital library Data BPS mudah ditemukan melalui website BPS Website BPS mudah diakses (bps.go.id) Kemudahan akses website metadata Sistem Rujukan Statistik (sirusa.bps.go.id) Kemudahan komunikasi melalui Kemudahan komunikasi melalui telepon/faximile Kemudahan mendapatkan produk BPS (hardcopy publikasi/ softcopy publikasi/data mikro) Data BPS bebas dari intervensi pihak lain Ketersediaan sarana pengaduan Wiraswasta Lainnya 5.4 Analisis Kepuasan Layanan Menurut Pemanfaatan Data Analisis pada subbab ini membahas mengenai kepuasan pengguna data terhadap pelayanan BPS menurut pemanfaatan data dan atribut pelayanan. Pada Bab 2, telah dibahas mengenai karakteristik pengguna data di wilayah PST BPS menurut pemanfaatan data. Berdasarkan Tabel 2.7, diketahui bahwa pengguna data yang banyak menggunakan layanan BPS adalah pengguna data yang memanfaatkan

139 data untuk skripsi/tesis/disertasi (50,80%), penelitian (17,36%), dan tugas sekolah/tugas kuliah (14,97%). Selanjutnya akan dibahas mengenai kepuasan pengguna data di wilayah PST BPS dengan tiga pemanfaatan data tersebut. Persentase Pengguna Data yang Puas Terhadap Pelayanan BPS Menurut Pemanfaatan Data Tabel 5.11 menyajikan persentase pengguna data yang puas terhadap pelayanan BPS di wilayah PST BPS. Persentase tersebut disajikan menurut atribut pelayanan dan pemanfaatan data. Secara umum, pengguna data yang memanfaatkan data untuk skripsi/tesis/disertasi, penelitian, dan tugas sekolah/tugas kuliah merasa puas dengan pelayanan BPS. Hal tersebut ditunjukkan dengan persentase kepuasan yang melebihi 80%, yaitu 86,81% untuk skripsi/tesis/disertasi, 89,52% untuk penelitian, dan 87,97% untuk tugas sekolah/tugas kuliah. Kepuasan pengguna data pada masing-masing pemanfaatan data juga disajikan menurut atribut pelayanan. Pada pemanfaatan data untuk skripsi/tesis/disertasi, persentase kepuasan tertinggi (100%) terdapat pada atribut kejelasan petugas, kenyamanan ruang pelayanan, dan ketersediaan fasilitas komputer untuk pengisian buku tamu. Sementara itu, persentase kepuasan terendah terdapat pada atribut kemampuan petugas dalam memberikan informasi mengenai data/buku/publikasi (62,50%). Pada pemanfaatan data untuk penelitian, persentase kepuasan tertinggi sebesar 98,33% terdapat pada atribut kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan dan pelayanan selesai sesuai dengan target waktu penyelesaian. Sementara itu, persentase kepuasan terendah terdapat pada atribut ketersediaan fasilitas wifi BPS (73,21%). Pada pemanfaatan data untuk tugas sekolah/tugas kuliah, persentase kepuasan tertinggi terdapat pada atribut data BPS bebas dari intervensi pihak lain (97,39%). Sementara itu, persentase kepuasan terendah terdapat pada atribut ketersediaan fasilitas wifi BPS (66,67%).

140 Tabel Persentase Pengguna Data yang Puas terhadap Pelayanan BPS di Wilayah PST BPS Menurut Atribut Pelayanan dan Pemanfaatan Data Tahun 2016 Atribut Pelayanan Tugas Sekolah/ Tugas Kuliah Skripsi/ Tesis/ Disertasi Pemanfaatan Data Evaluasi Penelitian Perencanaan Penyebaran Informasi Umum Kejelasan informasi prosedur pelayanan Kejelasan alur dari prosedur pelayanan Kesesuaian layanan dengan maklumat/janji pelayanan yang ditetapkan Ketersediaan fasilitas wifi BPS Kejelasan petugas (nama dan tanggung jawab) Kecepatan petugas ketika memberikan pelayanan Kedisiplinan petugas dalam memberikan pelayanan Kemampuan petugas dalam memberikan informasi mengenai data/buku/publikasi Kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan Kepedulian petugas terhadap keluhan Pelayanan selesai sesuai dengan target waktu penyelesaian layanan Waktu pelaksanaan layanan sesuai dengan waktu layanan Biaya atau tarif pelayanan diinformasikan dengan jelas dan dapat diakses dengan mudah Persyaratan pelayanan mudah dipahami dan dipenuhi Informasi keberadaan ruang pelayanan jelas Kemasan produk layanan rapi dan formal Kenyamanan ruang pelayanan Ketersediaan fasilitas komputer untuk pengisian buku tamu Kemudahan akses untuk pencarian koleksi publikasi Kelengkapan koleksi publikasi pada digital library Kemudahan memperoleh softfile dari digital library Data BPS mudah ditemukan melalui website BPS Website BPS mudah diakses (bps.go.id) Kemudahan akses website metadata Sistem Rujukan Statistik (sirusa.bps.go.id) Kemudahan komunikasi melalui Kemudahan komunikasi melalui telepon/faximile Kemudahan mendapatkan produk BPS (hardcopy publikasi/softcopy publikasi/data mikro) Data BPS bebas dari intervensi pihak lain Ketersediaan sarana pengaduan

141 Gap Analysis Kepuasan Pengguna Data Terhadap Pelayanan BPS Menurut Pemanfaatan Data Tingkat kepuasan pengguna data terhadap pelayanan BPS bergantung pada tingkat kepentingan pelayanan BPS tersebut bagi pengguna data. Pada bagian ini, akan dianalisis mengenai tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan pengguna data di wilayah PST BPS terhadap pelayanan BPS menurut atribut pelayanan dan pemanfaatan data. Kepuasan pengguna data tersebut dianalisis lebih lanjut dengan gap analysis untuk memotret tingkat kepentingan dibandingkan dengan tingkat kepuasan pengguna data terhadap pelayanan BPS. Tabel 5.12 menyajikan tingkat kepentingan, tingkat kepuasan, dan gap pelayanan BPS dari pengguna data yang memberikan nilai kepuasan lebih dari 2 dari 4 skala likert yang digunakan. Artinya, pengguna data yang dicakup adalah pengguna data di wilayah PST BPS yang merasa puas dan sangat puas terhadap pelayanan BPS. Secara umum, pengguna data yang memanfaatkan data untuk skripsi/tesis/disertasi sudah puas dengan pelayanan yang diberikan oleh BPS, namun kepuasan tersebut belum sesuai dengan harapan pengguna data. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai gap sebesar 0,51. Hal yang sama juga terlihat pada pengguna data yang memanfaatkan data untuk penelitian dengan gap yang lebih rendah, yaitu 0,47. Pengguna data yang memanfaatkan data untuk tugas sekolah/tugas kuliah juga sudah puas dengan pelayanan yang diberikan oleh BPS walaupun belum sesuai dengan harapan dengan gap sebesar 0,50. Gap terendah kepuasan pengguna data yang memanfaatan data untuk skripsi/tesis/disertasi terdapat pada atribut kejelasan petugas, yaitu 0,00. Hal ini menunjukkan bahwa atribut pelayanan tersebut sudah sesuai dengan harapan pengguna data. Sebaliknya, gap tertinggi terdapat pada kelengkapan koleksi publikasi pada digital library, yaitu 0,98. Artinya, meskipun pengguna data merasa puas, atribut pelayanan tersebut belum sesuai dengan harapan pengguna data. Ketersediaan fasilitas komputer untuk pengisian buku tamu merupakan atribut pelayanan yang memiliki gap terendah pada pemanfaatan data untuk

142 penelitian, yaitu 0,12. Sebaliknya, gap tertinggi terdapat pada atribut kemudahan memperoleh softfile dari digital library dan data BPS mudah ditemukan melalui website BPS, yaitu 0,76. Sementara itu, pengguna data yang memanfaatkan data untuk tugas sekolah/tugas kuliah merasa bahwa ketersediaan fasilitas komputer untuk pengisian buku tamu sangat mendekati harapan dengan gap sebesar 0,13. Sebaliknya, atribut data BPS mudah ditemukan melalui website BPS dianggap belum sesuai dengan harapan yang ditunjukkan dengan gap sebesar 0,89. Tabel Tingkat Kepentingan (TK), Tingkat Kepuasan (TP), dan Gap Pelayanan BPS di Wilayah PST BPS Menurut Atribut Pelayanan dan Pemanfaatan Data Tahun 2016 Atribut Pelayanan Tugas Sekolah/ Tugas Kuliah Pemanfaatan Data Skripsi/Tesis/ Disertasi Penelitian TK TP Gap TK TP Gap TK TP Gap Umum Kejelasan informasi prosedur pelayanan Kejelasan alur dari prosedur pelayanan Kesesuaian layanan dengan maklumat/janji pelayanan yang ditetapkan Ketersediaan fasilitas wifi BPS Kejelasan petugas (nama dan tanggung jawab) Kecepatan petugas ketika memberikan pelayanan Kedisiplinan petugas dalam memberikan pelayanan Kemampuan petugas dalam memberikan informasi mengenai data/buku/publikasi Kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan Kepedulian petugas terhadap keluhan Pelayanan selesai sesuai dengan target waktu penyelesaian layanan Waktu pelaksanaan layanan sesuai dengan waktu layanan Biaya atau tarif pelayanan diinformasikan dengan jelas dan mudah diakses Persyaratan pelayanan mudah dipahami dan dipenuhi Informasi keberadaan ruang pelayanan jelas Kemasan produk layanan rapi dan formal Kenyamanan ruang pelayanan Ketersediaan fasilitas komputer untuk pengisian buku tamu Kemudahan akses untuk pencarian koleksi publikasi Kelengkapan koleksi publikasi pada digital library Kemudahan memperoleh softfile dari digital library Data BPS mudah ditemukan melalui website BPS

143 Atribut Pelayanan Tugas Sekolah/ Tugas Kuliah Pemanfaatan Data Skripsi/Tesis/ Disertasi Penelitian TK TP Gap TK TP Gap TK TP Gap Website BPS mudah diakses (bps.go.id) Kemudahan akses website metadata Sistem Informasi Rujukan Statistik (sirusa.bps.go.id) Kemudahan komunikasi melalui Kemudahan komunikasi melalui telepon/faximile Kemudahan mendapatkan produk BPS (hardcopy publikasi/softcopy publikasi/data mikro) Data BPS bebas dari intervensi pihak lain Ketersediaan sarana pengaduan Tabel Tingkat Kepentingan (TK), Tingkat Kepuasan (TP), dan Gap Pelayanan BPS di Wilayah PST BPS Menurut Atribut Pelayanan dan Pemanfaatan Data Tahun 2016 (lanjutan) Atribut Pelayanan Perencanaan Pemanfaatan Data Evaluasi Penyebaran Informasi TK TP Gap TK TP Gap TK TP Gap Umum Kejelasan informasi prosedur pelayanan Kejelasan alur dari prosedur pelayanan Kesesuaian layanan dengan maklumat/janji pelayanan yang ditetapkan Ketersediaan fasilitas wifi BPS Kejelasan petugas (nama dan tanggung jawab) Kecepatan petugas ketika memberikan pelayanan Kedisiplinan petugas dalam memberikan pelayanan Kemampuan petugas dalam memberikan informasi mengenai data/buku/publikasi Kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan Kepedulian petugas terhadap keluhan Pelayanan selesai sesuai dengan target waktu penyelesaian layanan Waktu pelaksanaan layanan sesuai dengan waktu layanan Biaya atau tarif pelayanan diinformasikan dengan jelas dan mudah diakses Persyaratan pelayanan mudah dipahami dan dipenuhi Informasi keberadaan ruang pelayanan jelas Kemasan produk layanan rapi dan formal Kenyamanan ruang pelayanan Ketersediaan fasilitas komputer untuk pengisian buku tamu Kemudahan akses untuk pencarian koleksi publikasi Kelengkapan koleksi publikasi pada digital library Kemudahan memperoleh softfile dari digital library

144 Atribut Pelayanan Perencanaan Pemanfaatan Data Evaluasi Penyebaran Informasi TK TP Gap TK TP Gap TK TP Gap Data BPS mudah ditemukan melalui website BPS Website BPS mudah diakses (bps.go.id) Kemudahan akses website metadata Sistem Informasi Rujukan Statistik (sirusa.bps.go.id) Kemudahan komunikasi melalui Kemudahan komunikasi melalui telepon/faximile Kemudahan mendapatkan produk BPS (hardcopy publikasi/softcopy publikasi/data mikro) Data BPS bebas dari intervensi pihak lain Ketersediaan sarana pengaduan Importance and Performance Analysis (IPA) Kepuasan Pengguna Data Terhadap Pelayanan BPS Menurut Pemanfaatan Data IPA memetakan atribut pelayanan ke dalam empat kuadran yang dipisahkan oleh rata-rata tingkat kepentingan (harapan) pada sumbu Y dan rata-rata tingkat kepuasan (kinerja) pada sumbu X (Gambar 1.1). Maka dari itu, prioritas perbaikan kinerja pelayanan yang harus dilakukan oleh PST BPS dapat dianalisis. Dalam IPA, upaya perbaikan kinerja dilakukan dalam rangka mencapai target nilai kinerja sesuai dengan rata-rata kinerja hasil penilaian pengguna data serta mencapai target nilai harapan sesuai dengan rata-rata harapan yang diinginkan pengguna data. Kuadran A memetakan atribut pelayanan yang memiliki nilai harapan lebih dari rata-rata harapan tetapi nilai kinerja kurang dari rata-rata kinerja. Oleh karena itu, atribut tersebut menjadi prioritas utama perbaikan. Berdasarkan Tabel 5.13, pengguna data yang memanfaatkan data untuk skripsi/tesis/disertasi menganggap bahwa delapan atribut pelayanan BPS perlu menjadi prioritas utama perbaikan. Delapan atribut tersebut adalah kemudahan akses untuk pencarian koleksi publikasi, kelengkapan koleksi publikasi pada digital library, kemudahan memperoleh softfile dari digital library, data BPS mudah ditemukan melalui website BPS, kemudahan akses website metadata Sistem Rujukan Statistik (sirusa.bps.go.id),

145 kemudahan komunikasi melalui , kemudahan mendapatkan produk BPS, dan data BPS bebas dari intervensi pihak lain. Pengguna data yang memanfaatkan data untuk penelitian menganggap bahwa delapan atribut pelayanan BPS berada pada kuadran A sehingga perlu menjadi prioritas utama perbaikan. Delapan atribut tersebut adalah kejelasan informasi prosedur pelayanan, kepedulian petugas terhadap keluhan, biaya atau tarif pelayanan diinformasikan dengan jelas dan dapat diakses dengan mudah, kemudahan akses untuk pencarian koleksi publikasi, kelengkapan koleksi publikasi pada digital library, kemudahan memperoleh softfile dari digital library, data BPS mudah ditemukan melalui website BPS, dan kemudahan akses website metadata Sistem Rujukan Statistik (sirusa.bps.go.id). Tujuh atribut pelayanan BPS dianggap perlu menjadi prioritas utama perbaikan oleh pengguna data yang memanfaatkan data untuk tugas sekolah/tugas kuliah. Atribut-atribut tersebut adalah pelayanan selesai sesuai dengan target waktu penyelesaian, kemudahan akses untuk pencarian koleksi publikasi, kelengkapan koleksi publikasi pada digital library, kemudahan memperoleh softfile dari digital library, data BPS mudah ditemukan melalui website BPS, kemudahan akses website metadata Sistem Rujukan Statistik (sirusa.bps.go.id), dan kemudahan mendapatkan produk BPS. Kuadran B memetakan atribut pelayanan yang memiliki nilai harapan dan nilai kinerja lebih dari rata-rata. Dengan kata lain, atribut pelayanan yang berada pada kuadran B tidak perlu diperbaiki namun perlu dipertahankan kinerjanya. Berdasarkan Tabel 5.17, dapat dilihat bahwa harapan dan kinerja dari enam atribut pelayanan dinilai telah melebihi rata-rata oleh pengguna data yang memanfaatkan data untuk skripsi/tesis/disertasi. Adapun enam atribut pelayanan tersebut adalah kejelasan informasi prosedur pelayanan, kecepatan petugas ketika memberikan pelayanan, kemampuan petugas dalam memberikan informasi mengenai data/buku/publikasi, pelayanan selesai sesuai dengan target waktu penyelesaian,

146 waktu pelaksanaan layanan sesuai dengan wakyu layanan, dan website BPS mudah diakses (bps.go.id). Pengguna data yang memanfaatkan data untuk penelitian menilai bahwa sembilan atribut pelayanan termasuk dalam kuadran B. Atribut-atribut tersebut adalah kecepatan petugas ketika memberikan pelayanan, kedisiplinan petugas dalam memberikan pelayanan, kemampuan petugas dalam memberikan informasi mengenai data/buku/publikasi, kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan, pelayanan selesai sesuai dengan target waktu penyelesaian, kenyamanan ruang pelayanan, website BPS mudah diakses (bps.go.id), kemudahan mendapatkan produk BPS, dan data BPS bebas dari intervensi pihak lain. Tidak berbeda jauh dengan pengguna data sebelumnya, pengguna data yang memanfaatkan data untuk tugas sekolah/tugas kuliah menilai bahwa sepuluh atribut pelayanan termasuk dalam kuadran B. Sepuluh atribut tersebut adalah kejelasan informasi prosedur pelayanan, kejelasan alur dari prosedur pelayanan, kecepatan petugas ketika memberikan pelayanan, kedisiplinan petugas dalam memberikan pelayanan, kemampuan petugas dalam memberikan informasi mengenai data/buku/publikasi, kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan, kepedulian petugas terhadap keluhan, kenyamanan ruang pelayanan, website BPS mudah diakses (bps.go.id), dan data BPS bebas dari intervensi pihak lain. Kuadran C memetakan atribut pelayanan yang memiliki nilai harapan dan nilai kinerja di bawah rata-rata. Oleh karena itu, atribut pelayanan yang berada pada kuadran C perlu diperbaiki namun prioritasnya lebih rendah dibandingkan atribut pelayanan yang berada pada kuadran A. Pengguna data yang memanfaatkan data untuk skripsi/tesis/disertasi menilai empat atribut pelayanan perlu diperbaiki dengan prioritas rendah. Atribut-atribut tersebut adalah ketersediaan fasilitas wifi, kepedulian petugas terhadap keluhan, kemudahan komunikasi melalui telepon/faximile, dan ketersediaan sarana pengaduan.

147 Baik pengguna data yang memanfaatkan data untuk penelitian maupun tugas sekolah/tugas kuliah menilai tujuh atribut pelayanan perlu diperbaiki dengan prioritas rendah. Atribut-atribut tersebut adalah kesesuaian layanan dengan maklumat/janji pelayanan yang ditetapkan, ketersediaan fasilitas wifi BPS, kejelasan petugas (nama dan tanggung jawab), kemasan produk layanan rapi dan formal, kemudahan komunikasi melalui , kemudahan komunikasi melalui telepon/faximile, dan ketersediaan sarana pengaduan. Kuadran D memetakan atribut pelayanan yang memilki nilai harapan di bawah rata-rata harapan tetapi kinerja di atas rata-rata kinerja. Oleh karena itu, atribut pelayanan yang berada pada kuadran D tidak perlu diperbaiki bahkan pelayanan yang diberikan sudah melebihi harapan pengguna data. Sebelas atribut pelayanan dinilai tidak perlu diperbaiki bahkan telah melebihi harapan pengguna data yang memanfaatkan data untuk skripsi/tesis/disertasi. Atribut-atribut tersebut adalah kejelasan alur dari prosedur pelayanan, kesesuaian layanan dengan maklumat/janji pelayanan yang ditetapkan, kejelasan petugas (nama dan tanggung jawab), kedisplinan petugas dalam memberikan pelayanan, kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan, biaya atau tarif pelayanan diinformasikan dengan jelas dan dapat diakses dengan mudah, persyaratan pelayanan mudah dipahami dan dipenuhi, informasi keberadaan ruang pelayanan jelas, kemasan produk layanan rapi dan formal, kenyamanan ruang pelayanan, dan ketersediaan fasilitas komputer untuk pengisian buku tamu. Pengguna data yang memanfaatkan data untuk penelitian menilai bahwa lima atribut pelayanan termasuk dalam kuadran D. Lima atribut tersebut adalah kejelasan alur dari prosedur pelayanan, waktu pelaksanaan layanan sesuai dengan waktu layanan, persyaratan pelayanan mudah dipahami dan dipenuhi, informasi keberadaan ruang pelayanan jelas, dan ketersediaan fasilitas komputer untuk pengisian buku tamu. Sementara itu, pengguna data yang memanfaatkan data untuk tugas sekolah dan tugas kuliah juga menilai lima atribut pelayanan termasuk dalam kuadran D. Atribut-atribut tersebut adalah waktu pelaksanaan layanan sesuai

148 dengan waktu layanan, biaya atau tarif pelayanan diinformasikan dengan jelas dan dapat diakses dengan mudah, persyaratan pelayanan mudah dipahami dan dipenuhi, informasi keberadaan ruang pelayanan jelas, dan ketersediaan fasilitas komputer untuk pengisian buku tamu. Tabel Importance and Performace Analysis (IPA) Pelayanan BPS di Wilayah PST BPS Menurut Atribut Pelayanan dan Pemanfaatan Data Tahun 2016 Atribut Pelayanan Tugas Sekolah/ Tugas Kuliah Skripsi/ Tesis/ Disertasi Pemanfaatan Data Evaluasi Kejelasan informasi prosedur pelayanan B B A B A D Kejelasan alur dari prosedur pelayanan B D D C D D Kesesuaian layanan dengan maklumat/janji pelayanan yang ditetapkan C D C C C C Ketersediaan fasilitas wifi BPS C C C A C A Kejelasan petugas (nama dan tanggung jawab) C D C C C D Kecepatan petugas ketika memberikan pelayanan B B B D B D Kedisiplinan petugas dalam memberikan pelayanan B D B D B D Kemampuan petugas dalam memberikan informasi mengenai data/buku/publikasi B B B D B D Kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan B D B D B D Kepedulian petugas terhadap keluhan B C A B A D Pelayanan selesai sesuai dengan target waktu penyelesaian layanan A B B B B D Waktu pelaksanaan layanan sesuai dengan waktu layanan D B D C D D Biaya atau tarif pelayanan diinformasikan dengan jelas dan dapat diakses dengan mudah D D A D A C Persyaratan pelayanan mudah dipahami dan dipenuhi D D D C D C Informasi keberadaan ruang pelayanan jelas D D D C D D Kemasan produk layanan rapi dan formal C D C C C D Kenyamanan ruang pelayanan B D B D B D Ketersediaan fasilitas komputer untuk pengisian buku tamu D D D C D D Kemudahan akses untuk pencarian koleksi publikasi A A A B A D Kelengkapan koleksi publikasi pada digital library A A A B A C Kemudahan memperoleh softfile dari digital library A A A B A B Data BPS mudah ditemukan melalui website BPS A A A B A A Website BPS mudah diakses (bps.go.id) B B B B B A Kemudahan akses website metadata Sistem Rujukan Statistik (sirusa.bps.go.id) A A A B A A Penelitian Perencanaan Penyebaran Informasi

149 Atribut Pelayanan Tugas Sekolah/ Tugas Kuliah Skripsi/ Tesis/ Disertasi Pemanfaatan Data Evaluasi Kemudahan komunikasi melalui C A C A C B Kemudahan komunikasi melalui telepon/faximile C C C A C A Kemudahan mendapatkan produk BPS (hardcopy publikasi/softcopy publikasi/data mikro) A A B B B B Data BPS bebas dari intervensi pihak lain B A B B B C Ketersediaan sarana pengaduan C C C C C C Penelitian Perencanaan Penyebaran Informasi Indeks Kepuasan Konsumen Data (IKK) terhadap Pelayanan BPS Menurut Pemanfaatan Data Indeks Kepuasan Konsumen menggambarkan tingkat kepuasan pengguna data, dalam hal ini, terhadap pelayanan yang diberikan oleh BPS. Indeks ini diperoleh dengan membandingkan harapan pengguna data dan kinerja pelayanan di wilayah PST BPS. Semakin tinggi IKK yang dihasilkan, dapat dikatakan bahwa pengguna data merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh BPS. Tabel 5.14 menyajikan IKK pelayanan BPS menurut atribut pelayanan dan pemanfaatan data oleh pengguna data di wilayah PST BPS. Secara umum, pengguna data yang memanfaatkan data untuk skripsi/tesis/disertasi, penelitian, dan tugas sekolah/tugas kuliah menganggap bahwa pelayanan BPS sangat memuaskan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai IKK lebih dari 80, yaitu 85,94; 86,93; dan 85,96. Pengguna data yang memanfaatkan data untuk skripsi/tesis/disertasi menilai bahwa ketersediaan fasilitas komputer untuk pengisian buku tamu sangat memuaskan dengan IKK tertinggi, yaitu 104,31. Sebaliknya, nilai IKK terendah terdapat pada atribut kelengkapan koleksi publikasi pada digital library, yaitu 74,21. Bagi pengguna data yang memanfaatkan data untuk penelitian, atribut ketersediaan fasilitas komputer untuk pengisian buku tamu juga merupakan atribut pelayanan yang sangat memuaskan atau memiliki nilai IKK tertinggi, yaitu 96,48. Sebaliknya, atribut kemudahan memperoleh softfile dari digital library menjadi atribut dengan IKK terendah, yaitu 79,83. Ketersediaan fasilitas komputer untuk pengisian buku

150 tamu merupakan atribut pelayanan yang sangat memuaskan bagi pengguna data yang memanfaatkan data untuk tugas sekolah/tugas kuliah dengan IKK tertinggi, yaitu 96,08. Sebaliknya, atribut data BPS mudah ditemukan melalui website BPS merupakan atribut dengan IKK terendah, yaitu 75,97. Tabel Indeks Kepuasan Konsumen (IKK) Pelayanan BPS di Wilayah PST BPS Menurut Atribut Pelayanan dan Pemanfaatan Data Tahun 2016 Atribut Pelayanan Tugas Sekolah/ Tugas Kuliah Skripsi/ Tesis/ Disertasi Pemanfaatan Data Evaluasi Penelitian Perencanaan Penyebaran Informasi Umum Kejelasan informasi prosedur pelayanan Kejelasan alur dari prosedur pelayanan Kesesuaian layanan dengan maklumat/janji pelayanan yang ditetapkan Ketersediaan fasilitas wifi BPS Kejelasan petugas (nama dan tanggung jawab) Kecepatan petugas ketika memberikan pelayanan Kedisiplinan petugas dalam memberikan pelayanan Kemampuan petugas dalam memberikan informasi mengenai data/buku/publikasi Kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan Kepedulian petugas terhadap keluhan Pelayanan selesai sesuai dengan target waktu penyelesaian layanan Waktu pelaksanaan layanan sesuai dengan waktu layanan Biaya atau tarif pelayanan diinformasikan dengan jelas dan dapat diakses dengan mudah Persyaratan pelayanan mudah dipahami dan dipenuhi Informasi keberadaan ruang pelayanan jelas Kemasan produk layanan rapi dan formal Kenyamanan ruang pelayanan Ketersediaan fasilitas komputer untuk pengisian buku tamu Kemudahan akses untuk pencarian koleksi publikasi Kelengkapan koleksi publikasi pada digital library

151 Atribut Pelayanan Tugas Sekolah/ Tugas Kuliah Skripsi/ Tesis/ Disertasi Pemanfaatan Data Evaluasi Penelitian Perencanaan Penyebaran Informasi Kemudahan memperoleh softfile dari digital library Data BPS mudah ditemukan melalui website BPS Website BPS mudah diakses (bps.go.id) Kemudahan akses website metadata Sistem Rujukan Statistik (sirusa.bps.go.id) Kemudahan komunikasi melalui Kemudahan komunikasi melalui telepon/faximile Kemudahan mendapatkan produk BPS (hardcopy publikasi/softcopy publikasi/data mikro) Data BPS bebas dari intervensi pihak lain Ketersediaan sarana pengaduan Analisis Kepuasan Layanan Menurut Jenis Layanan yang Digunakan Analisis pada subbab ini membahas mengenai kepuasan pengguna data terhadap pelayanan BPS menurut jenis layanan yang digunakan dan atribut pelayanan. Unit analisis yang dibahas pada subbab ini adalah orang-layanan. Orang-layanan adalah pasangan satu-satu antara setiap pengguna data dengan jenis layanan yang digunakan. Misalnya, seorang pengguna data menggunakan dua jenis layanan BPS (layanan perpustakaan tercetak dan layanan konsultasi data statistik) maka dihitung dua orang-layanan. Pada Bab 2, telah dibahas mengenai karakteristik pengguna data BPS menurut jenis layanan yang digunakan. Berdasarkan Tabel 2.8, diketahui bahwa jenis layanan di wilayah PST BPS yang paling banyak digunakan oleh pengguna data adalah perpustakaan tercetak sebesar 52,86%. Sementara itu, jenis layanan perpustakaan digital berada pada urutan kedua (18,22%) dan jenis layanan data mikro/peta digital/softcopy publikasi berada pada urutan ketiga (13,56%). Selanjutnya, akan dibahas mengenai kepuasan pengguna data pada tiga jenis layanan di wilayah PST BPS tersebut.

152 Berdasarkan Tabel 5.15, atribut pelayanan yang digunakan dalam SKD 2016 sebanyak 29 atribut. Atribut pelayanan tersebut sesuai dengan pelayanan yang diberikan oleh setiap jenis layanan. Sementara itu, ada atribut pelayanan yang tidak diberikan oleh setiap jenis layanan, tetapi diberikan oleh unit kerja lain yang mendukung pelayanan BPS, yaitu ketersediaan fasilitas wifi, ketepatan waktu penerbitan data, data BPS bebas dari intervensi, dan kemasan publikasi. Pada jenis layanan perpustakaan tercetak, terdapat gap antara tingkat kepentingan (3,48) dan tingkat kepuasan (3,04) sebesar 0,45. Jika dilihat dari atribut pelayanan, gap tertinggi ada pada atribut ketersediaan fasilitas wifi (0,75). Sementara itu, gap terendah ada pada atribut kesungguhan petugas memberikan pelayanan (0,50). Jenis layanan perpustakaan digital memiliki gap antara tingkat kepentingan (3,46) dan tingkat kepuasan (3,01) sebesar 0,45. Jika dilihat dari atribut pelayanan, gap tertinggi ada pada atribut kelengkapan koleksi publikasi pada digital library (0,80). Sementara itu, gap terendah ada pada atribut ketersediaan fasilitas komputer untuk pengisian buku tamu (0,17). Pada jenis layanan mikro/peta digital/softcopy publikasi, terdapat gap antara tingkat kepentingan (3,56) dan tingkat kepuasan (3,16) sebesar 0,40. Jika dilihat dari atribut pelayanan, gap tertinggi ada pada atribut data BPS mudah ditemukan melalui website BPS (0,73). Sementara itu, gap terendah ada pada atribut kenyamanan ruang pelayanan (0,02). Nilai persepsi tingkat kepuasan pengguna data yang menggunakan jenis layanan perpustakaan tercetak adalah 2,75 3,28; layanan perpustakaan digital adalah 2,77 3,20; dan layanan mikro/peta digital/softcopy publikasi adalah 2,87 3,52. Dengan demikian, kualitas pelayanan di tiga unit layanan tersebut masuk dalam kategori memuaskan (Tabel 1.1). Bahkan, beberapa atribut pelayanan masuk dalam kategori sangat memuaskan. Walaupun demikian, upaya perbaikan kinerja pelayanan tetap perlu dilakukan untuk mengurangi kesenjangan kinerja pelayanan pada tahun berikutnya.

153 Tabel Tingkat Kepentingan (TK), Tingkat Kepuasan (TP), dan Gap Pelayanan BPS di Wilayah PST BPS Menurut Atribut Pelayanan dan Jenis Layanan yang Digunakan Tahun 2016 Atribut Pelayanan Layanan Perpustakaan Tercetak Layanan Perpustakaan Digital Layanan Penjualan Buku Layanan Data Mikro/ Peta Digital/ Softcopy Publikasi Layanan Konsultasi Data Statistik Layanan Konsultasi dan Rekomendasi Kegiatan Statistik TK TP Gap TK TP Gap TK TP Gap TK TP Gap TK TP Gap TK TP Gap Umum Kejelasan informasi prosedur pelayanan Kejelasan alur dari prosedur pelayanan Kesesuaian layanan dengan maklumat/ janji pelayanan yang ditetapkan Ketersediaan fasilitas wifi BPS Kejelasan petugas (nama dan tanggung jawab) Kecepatan petugas ketika memberikan pelayanan Kedisiplinan petugas dalam memberikan pelayanan Kemampuan petugas dalam memberikan informasi mengenai data/buku/publikasi Kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan Kepedulian petugas terhadap keluhan Pelayanan selesai sesuai dengan target waktu penyelesaian layanan Waktu pelaksanaan layanan sesuai dengan waktu layanan Biaya atau tarif pelayanan diinformasikan dengan jelas dan mudah diakses Persyaratan pelayanan mudah dipahami dan dipenuhi Informasi keberadaan ruang pelayanan jelas

154 Atribut Pelayanan Kemasan produk layanan rapi dan formal Kenyamanan ruang pelayanan Ketersediaan fasilitas komputer untuk pengisian buku tamu Kemudahan akses untuk pencarian koleksi publikasi Kelengkapan koleksi publikasi pada digital library Kemudahan memperoleh softfile dari digital library Data BPS mudah ditemukan melalui website BPS Website BPS mudah diakses (bps.go.id) Kemudahan akses website metadata Sistem Informasi Rujukan Statistik (sirusa.bps.go.id) Kemudahan komunikasi melalui Kemudahan komunikasi melalui telepon/faximile Kemudahan mendapatkan produk BPS (hardcopy publikasi/softcopy publikasi/data mikro) Data BPS bebas dari intervensi pihak lain Ketersediaan sarana pengaduan Layanan Perpustakaan Tercetak Layanan Perpustakaan Digital Layanan Penjualan Buku Layanan Data Mikro/ Peta Digital/ Softcopy Publikasi Layanan Konsultasi Data Statistik Layanan Konsultasi dan Rekomendasi Kegiatan Statistik TK TP Gap TK TP Gap TK TP Gap TK TP Gap TK TP Gap TK TP Gap

155 Importance and Performance Analysis (IPA) memetakan atribut pelayanan dalam empat kuadran yang dipisahkan oleh rata-rata tingkat kepentingan (harapan) pada sumbu Y dan rata-rata tingkat kepuasan (kinerja) pada sumbu X. Sehingga, upaya perbaikan kinerja pelayanan yang harus dilakukan oleh PST BPS dapat dianalisis. Berdasarkan Tabel 5.16, pada layanan perpustakaan tercetak, terdapat 14 atribut pelayanan yang sudah sesuai dengan harapan pengguna data, bahkan tujuh diantaranya melebihi harapan pengguna data. Tujuh atribut pelayanan yang sudah sesuai dengan harapan pengguna data (kuadran B) adalah kecepatan petugas ketika memberikan pelayanan, kedisiplinan petugas dalam memberikan pelayanan, kemampuan petugas dalam memberikan informasi mengenai data/buku/publikasi, kesungguhan petugas memberikan pelayanan, kepedulian petugas terhadap keluhan, kenyamanan ruang pelayanan, dan data BPS bebas dari intervensi pihak lain. Selanjutnya, tujuh atribut pelayanan yang sudah sesuai bahkan melebihi harapan pengguna data (kuadran D) adalah kejelasan alur prosedur pelayanan, pelayanan sesuai target waktu penyelesaian, waktu pelaksanaan layanan sesuai dengan waktu layanan, persyaratan pelayanan mudah dipahami dan dipenuhi, informasi keberadaan ruang pelayanan jelas, ketersediaan fasilitas komputer untuk pengisian buku tamu, dan ketersediaan sarana pengaduan. Atribut pelayanan yang perlu diperbaiki pada layanan perpustakaan tercetak adalah atribut yang termasuk dalam kuadran A untuk prioritas tinggi dan kuadran C untuk prioritas rendah. Adapun atribut yang perlu diperbaiki dengan prioritas tinggi ada sebanyak tiga, yaitu kejelasan informasi prosedur pelayanan, ketersediaan fasilitas wifi, dan kemudahan mendapatkan produk BPS. Sementara itu, atribut yang perlu diperbaiki dengan prioritas rendah ada sebanyak empat, yaitu kesesuaian layanan dengan maklumat/janji pelayanan yang ditetapkan, kejelasan petugas (nama dan tanggung jawab), biaya atau tarif pelayanan diinformasikan dengan jelas dan dapat diakses dengan mudah, serta kemasan produk layanan rapi dan formal.

156 Upaya perbaikan kinerja pelayanan pada layanan perpustakaan digital perlu dilakukan pada delapan atribut pelayanan yang dibagi menjadi perbaikan prioritas tinggi dan perbaikan prioritas rendah. Upaya perbaikan dengan prioritas tinggi perlu dilakukan pada tiga atribut, yaitu kelengkapan koleksi publikasi pada digital library, kemudahan memperoleh softfile dari digital library, dan kemudahan mendapatkan produk BPS. Adapun upaya perbaikan dengan prioritas rendah perlu dilakukan pada lima atribut, yaitu kesesuaian layanan dengan maklumat/janji pelayanan yang ditetapkan, ketersediaan fasilitas wifi BPS, biaya atau tarif pelayanan diinformasikan dengan jelas dan dapat diakses dengan mudah, kemasan produk layanan rapi dan formal, serta kemudahan komunikasi melalui . Sementara itu, 17 atribut pelayanan sudah sesuai dengan harapan pengguna data, bahkan, sembilan diantaranya melebihi harapan pengguna data. Pada layanan data mikro/peta digital/softcopy publikasi, terdapat 14 atribut pelayanan yang perlu dilakukan perbaikan, baik prioritas tinggi maupun prioritas rendah. Upaya perbaikan dengan prioritas tinggi perlu dilakukan pada sembilan atribut, yaitu kejelasan informasi prosedur pelayanan, kejelasan alur dari prosedur pelayanan, kemampuan petugas dalam memberikan informasi mengenai data/buku/publikasi, pelayanan selesai sesuai dengan target waktu penyelesaian layanan, waktu pelaksanaan layanan sesuai dengan waktu layanan, data BPS mudah ditemukan melalui website BPS, website BPS mudah diakses (bps.go.id), kemudahan komunikasi melalui , dan kemudahan mendapatkan produk BPS. Adapun upaya perbaikan dengan prioritas rendah perlu dilakukan pada lima atribut, yaitu kesesuaian layanan dengan maklumat/janji pelayanan yang ditetapkan, ketersediaan fasilitas wifi BPS, biaya atau tarif pelayanan diinformasikan dengan jelas dan dapat diakses dengan mudah, kemudahan komunikasi melalui telepon/faximile, dan ketersediaan sarana pengaduan. Sementara itu, 11 atribut pelayanan sudah sesuai dengan harapan pengguna data, bahkan, enam diantaranya melebihi harapan pengguna data.

157 Tabel Importance and Performance Analysis (IPA) Pelayanan BPS di Wilayah PST BPS Menurut Atribut Pelayanan dan Jenis Layanan yang Digunakan Tahun 2016 Atribut Pelayanan Kejelasan informasi prosedur pelayanan Kejelasan alur dari prosedur pelayanan Kesesuaian layanan dengan maklumat/ janji pelayanan yang ditetapkan Ketersediaan fasilitas wifi BPS Kejelasan petugas (nama dan tanggung jawab) Kecepatan petugas ketika memberikan pelayanan Kedisiplinan petugas dalam memberikan pelayanan Kemampuan petugas dalam memberikan informasi mengenai data/buku/publikasi Kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan Kepedulian petugas terhadap keluhan Pelayanan selesai sesuai dengan target waktu penyelesaian layanan Waktu pelaksanaan layanan sesuai dengan waktu layanan Biaya atau tarif pelayanan diinformasikan dengan jelas dan mudah diakses Persyaratan pelayanan mudah dipahami dan dipenuhi Layanan Perpustakaan Tercetak Layanan Perpustakaan Digital Layanan Penjualan Buku Layanan Data Mikro/Peta Digital/ Softcopy Publikasi Layanan Konsultasi Data Statistik Layanan Konsultasi Kegiatan dan Rekomendasi Statistik A D B A A D D D C A A B C C B C C C A C A C C C C D C D C D B B B B B B B D D B D B B B A A B B B B B B B B B B B B B B D B C A A A D D D A D B C C B C D A D D C D D D

158 Atribut Pelayanan Informasi keberadaan ruang pelayanan jelas Kemasan produk layanan rapi dan formal Kenyamanan ruang pelayanan Ketersediaan fasilitas komputer untuk pengisian buku tamu Kemudahan akses untuk pencarian koleksi publikasi Kelengkapan koleksi publikasi pada digital library Kemudahan memperoleh softfile dari digital library Data BPS mudah ditemukan melalui website BPS Website BPS mudah diakses (bps.go.id) Kemudahan akses website metadata Sistem Informasi Rujukan Statistik (sirusa.bps.go.id) Kemudahan komunikasi melalui Kemudahan komunikasi melalui telepon/faximile Kemudahan mendapatkan produk BPS (hardcopy publikasi/ softcopy publikasi/ data mikro) Data BPS bebas dari intervensi pihak lain Ketersediaan sarana pengaduan Layanan Perpustakaan Tercetak Layanan Perpustakaan Digital Layanan Penjualan Buku Layanan Data Mikro/Peta Digital/ Softcopy Publikasi Layanan Konsultasi Data Statistik Layanan Konsultasi Kegiatan dan Rekomendasi Statistik D D B D D D C C C D D B B B D B D D D D D D B A A A A A A A B C A A A A C C C A A A A A A B B B B B D D C C C B

159 Indeks Kepuasan Konsumen (IKK) menggambarkan tingkat kepuasan pengguna data. Semakin tinggi nilai IKK, maka pengguna data semakin puas dengan pelayanan yang diberikan oleh setiap jenis layanan. Selain menjadi jenis layanan dengan pengguna data terbanyak, layanan perpustakaan tercetak, layanan perpustakaan digital, dan layanan data mikro/peta digital/softcopy publikasi juga menjadi jenis layanan dengan nilai IKK terbesar (Tabelm 5.17). IKK pengguna data yang menggunakan jenis layanan perpustakaan tercetak sebesar 87,18. Angka tersebut menunjukkan bahwa kualitas pelayanan BPS masuk dalam kategori sangat memuaskan (Tabel 1.1). Jika dilihat menurut atribut pelayanan pada jenis layanan tersebut, hanya satu atribut pelayanan yang masuk dalam kategori kualitas pelayanan memuaskan, yaitu ketersediaan fasilitas wifi (78,66). Sementara itu, 20 atribut pelayanan lainnya masuk dalam kategori kualitas pelayanan sangat memuaskan (84,30 95,67). IKK pengguna data yang menggunakan jenis layanan perpustakaan digital sebesar 87,11. Nilai tersebut berarti bahwa kualitas pelayanan BPS masuk dalam kategori sangat memuaskan (Tabel 1.1). Jika dilihat menurut atribut pelayanan pada jenis layanan tersebut, tiga atribut pelayanan yang masuk dalam kategori kualitas pelayanan memuaskan, yaitu ketersediaan fasilitas wifi (80,33), Kelengkapan koleksi publikasi pada digital library (77,68), dan kemudahan memperoleh softfile dari digital library (78,60). Sementara itu, 22 atribut pelayanan lainnya masuk dalam kategori kualitas pelayanan sangat memuaskan (83,76 94,96). IKK pengguna data yang menggunakan jenis layanan data mikro/peta digital/softcopy publikasi sebesar 88,67 yang berarti kualitas pelayanan BPS masuk dalam kategori sangat memuaskan (Tabel 1.1). Jika dilihat menurut atribut pelayanan pada jenis layanan tersebut, dapat dilihat bahwa seluruh atribut pelayanan masuk dalam kategori sangat memuaskan. Adapun nilai IKK terendah terdapat pada atribut ketersediaan fasilitas wifi (82,63) dan nilai IKK tertinggi terdapat pada atribut ketersediaan fasilitas komputer untuk pengisian buku tamu (101,13).

160 Tabel Indeks Kepuasan Konsumen (IKK) Pelayanan BPS di Wilayah PST BPS Menurut Atribut Pelayanan dan Jenis Layanan yang Digunakan Tahun 2016 Atribut Pelayanan Layanan Perpustakaan Tercetak Layanan Perpustakaan Digital Layanan Penjualan Buku Layanan Data Mikro/ Peta Digital/ Softcopy Publikasi Layanan Konsultasi Data Statistik Layanan Konsultasi Kegiatan dan Rekomendasi Statistik Umum Kejelasan informasi prosedur pelayanan Kejelasan alur dari prosedur pelayanan Kesesuaian layanan dengan maklumat/janji pelayanan yang ditetapkan Ketersediaan fasilitas wifi BPS Kejelasan petugas (nama dan tanggung jawab) Kecepatan petugas ketika memberikan pelayanan Kedisiplinan petugas dalam memberikan pelayanan Kemampuan petugas dalam memberikan informasi mengenai data/buku/publikasi Kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan Kepedulian petugas terhadap keluhan Pelayanan selesai sesuai dengan target waktu penyelesaian layanan Waktu pelaksanaan layanan sesuai dengan waktu layanan Biaya atau tarif pelayanan diinformasikan dengan jelas dan mudah diakses Persyaratan pelayanan mudah dipahami dan dipenuhi Informasi keberadaan ruang pelayanan jelas Kemasan produk layanan rapi dan formal Kenyamanan ruang pelayanan

161 Atribut Pelayanan Ketersediaan fasilitas komputer untuk pengisian buku tamu Kemudahan akses untuk pencarian koleksi publikasi Kelengkapan koleksi publikasi pada digital library Kemudahan memperoleh softfile dari digital library Data BPS mudah ditemukan melalui website BPS Website BPS mudah diakses (bps.go.id) Kemudahan akses website metadata Sistem Informasi Rujukan Statistik (sirusa.bps.go.id) Kemudahan komunikasi melalui Kemudahan komunikasi melalui telepon/faximile Kemudahan mendapatkan produk BPS (hardcopy publikasi/ softcopy publikasi/ data mikro) Data BPS bebas dari intervensi pihak lain Ketersediaan sarana pengaduan Layanan Perpustakaan Tercetak Layanan Perpustakaan Digital Layanan Penjualan Buku Layanan Data Mikro/ Peta Digital/ Softcopy Publikasi Layanan Konsultasi Data Statistik Layanan Konsultasi Kegiatan dan Rekomendasi Statistik

162

163 Bab 6 Analisis Perilaku Anti Korupsi Indeks Persepsi ANTI KORUPSI semakin tinggi IPAK, semakin anti terhadap korupsi 83,15 81,07 81,86 di Wilayah PST BPS 80,21 PUBLIKASI Penjualan Buku 80,02 Data Mikro/Peta Digital/ Softcopy Publikasi 79,55 Perpustakaan Tercetak 79,48 Konsultasi Data Statistik Perpustakaan Digital Konsultasi Kegiatan & Rekomendasi Statistik

164

165 Bab VI Analisis Perilaku Anti Korupsi Pada bab ini, dilakukan analisis mengenai persepsi pengguna data terhadap perilaku anti korupsi pada layanan BPS. Analisis perilaku anti korupsi meliputi persentase pengguna data yang setuju bahwa perilaku anti korupsi diterapkan pada layanan BPS, prioritas perbaikan terhadap perilaku korupsi pada layanan BPS, dan Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) pada layanan BPS. Unit analisis yang digunakan adalah pengguna data (orang). Persentase Pengguna Data yang Setuju Bahwa Perilaku Anti Korupsi Diterapkan pada Layanan BPS Bagian ini menyajikan analisis perilaku anti korupsi terhadap pelayanan BPS secara umum dan berdasarkan atribut persepsi anti korupsi di wilayah PST (nasional, BPS, dan BPS kabupaten/kota). Pengguna data di level nasional ada sebanyak orang. Berdasarkan Tabel 6.1, persentase pengguna data yang setuju bahwa perilaku anti korupsi diterapkan pada layanan BPS sebesar 89,41%. Jika dilihat menurut atribut persepsi anti korupsi, persentase tertinggi pengguna data yang setuju bahwa perilaku anti korupsi diterapkan pada layanan BPS adalah petugas pelayanan tidak meminta imbalan berupa uang/barang di luar tarif resmi (92,74%). Sementara itu, persentase terendah pengguna data yang setuju bahwa perilaku anti korupsi diterapkan pada layanan BPS adalah petugas pelayanan tidak menawarkan pelayanan untuk mempercepat proses di luar prosedur dan waktu (81,40%). Pengguna data di wilayah PST BPS ada sebanyak 601 orang. Berdasarkan Gambar 6.1, persentase pengguna data yang setuju bahwa perilaku anti korupsi diterapkan pada layanan BPS sebesar 93,59%. Jika dilihat menurut atribut persepsi anti korupsi, persentase tertinggi pengguna data yang setuju bahwa perilaku anti korupsi diterapkan pada layanan BPS adalah petugas pelayanan tidak meminta imbalan berupa uang/barang di luar tarif resmi (97,34%) dan tidak terdapat praktik

166 percaloan (97,34%). Sementara itu, persentase terendah pengguna data yang setuju bahwa perilaku anti korupsi diterapkan pada layanan BPS adalah petugas pelayanan tidak menawarkan pelayanan untuk mempercepat proses di luar prosedur dan waktu (85,69%). Pengguna data di level kabupaten/kota ada sebanyak orang. Berdasarkan Tabel 6.1, persentase pengguna data yang setuju bahwa perilaku anti korupsi diterapkan pada layanan BPS sebesar 87,36%. Jika dilihat menurut atribut persepsi anti korupsi, persentase tertinggi pengguna data yang setuju bahwa perilaku anti korupsi diterapkan pada layanan BPS adalah petugas pelayanan tidak meminta imbalan berupa uang/barang di luar tarif resmi (91,12%). Sementara itu, persentase terendah pengguna data yang setuju bahwa perilaku anti korupsi diterapkan pada layanan BPS adalah petugas pelayanan tidak menawarkan pelayanan untuk mempercepat proses di luar prosedur dan waktu (78,36%).

167 Pelayanan BPS Petugas pelayanan menolak hadiah/barang dari pengguna (gratifikasi) Tidak terdapat jenis layanan selain yang ditetapkan yang mengindikasikan kecurangan Petugas pelayanan tidak membedakan perlakuan terhadap pengguna data dalam memberikan pelayanan Petugas pelayanan menolak tawaran untuk melakukan pelayanan di luar tarif resmi Petugas pelayanan tidak meminta imbalan berupa uang/barang di luar tarif resmi Biaya yang dibayarkan sesuai dengan tarif pelayanan yang ditetapkan Tidak terdapat praktik percaloan Petugas pelayanan tidak memberikan pelayanan di luar prosedur dan waktu Petugas pelayanan tidak menerima tawaran untuk melakukan pelayanan di luar prosedur dan waktu Petugas pelayanan tidak menawarkan pelayanan untuk mempercepat proses di luar prosedur dan waktu Sistem dan prosedur pelayanan tidak berpeluang menimbulkan KKN Setuju Tidak Setuju Gambar 6.1. Persentase Pengguna Data yang Setuju Bahwa Perilaku Anti Korupsi Diterapkan pada Layanan BPS di Wilayah PST BPS Tahun 2016

168 Tabel 6.1. Persentase Pengguna Data yang Setuju Bahwa Perilaku Anti Korupsi Diterapkan pada Layanan BPS Menurut Wilayah PST dan Atribut Perilaku Anti Korupsi Tahun 2016 Wilayah PST Sistem dan prosedur pelayanan berpeluang menimbulkan KKN Petugas pelayanan menawarkan pelayanan untuk mempercepat proses di luar prosedur dan waktu Atribut Perilaku Anti Korupsi Petugas pelayanan menerima tawaran untuk melakukan pelayanan di luar prosedur dan waktu Petugas pelayanan memberikan pelayanan di luar prosedur dan waktu Terdapat praktik percaloan Biaya yang dibayarkan tidak sesuai dengan tarif pelayanan yang ditetapkan Nasional BPS Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Kabupaten/Kota

169 Tabel 6.1. Wilayah PST Persentase Pengguna Data yang Setuju Bahwa Perilaku Anti Korupsi Diterapkan pada Layanan BPS Menurut Wilayah PST dan Atribut Perilaku Anti Korupsi Tahun 2016 (lanjutan) Petugas pelayanan meminta imbalan berupa uang/barang di luar tarif resmi Petugas pelayanan menerima tawaran untuk melakukan pelayanan di luar tarif resmi Atribut Perilaku Anti Korupsi Petugas pelayanan Terdapat jenis membedakan layanan selain perlakuan yang ditetapkan terhadap yang pengguna data mengindikasikan dalam kecurangan memberikan pelayanan Petugas pelayanan menerima hadiah/ barang dari pengguna (gratifikasi) Jumlah Nasional BPS Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Kep. Bangka Belitung Kep. Riau DKI Jakarta Jawa Barat Jawa Tengah DI Yogyakarta Jawa Timur Banten Bali Nusa Tenggara Barat Nusa Tenggara Timur Kalimantan Barat Kalimantan Tengah Kalimantan Selatan Kalimantan Timur Sulawesi Utara Sulawesi Tengah Sulawesi Selatan Sulawesi Tenggara Gorontalo Sulawesi Barat Maluku Maluku Utara Papua Barat Papua Kabupaten/Kota

170 Prioritas Perbaikan terhadap Perilaku Korupsi Pada Layanan BPS Bagian ini menganalisis persepsi pengguna data terhadap perilaku korupsi di wilayah PST BPS berdasarkan atribut perilaku korupsi serta prioritas perbaikannya. Prioritas perbaikan tersebut merujuk pada persentase pengguna data yang menyatakan perlu perbaikan pada perilaku korupsi di wilayah PST BPS. Berdasarkan Gambar 6.1 pada analisis sebelumnya, persentase pengguna data yang tidak setuju bahwa perilaku anti korupsi diterapkan pada layanan BPS sebesar 6,41%. Artinya, ada sebanyak 6,41% pengguna data yang menyatakan bahwa perilaku korupsi masih ada di wilayah PST BPS. Kemudian berdasarkan Gambar 6.2, pengguna data yang menyatakan perlu perbaikan pada perilaku korupsi di wilayah PST BPS ada sebanyak 5,14%. Dengan demikian, ada sebanyak 1,27% pengguna data yang tetap mendukung perilaku korupsi tersebut karena memudahkan mereka dalam memperoleh data. Namun demikian, perilaku korupsi tetap harus dihilangkan dari setiap unit qlayanan publik kemudian diikuti dengan perbaikan pelayanan menjadi pelayanan yang mudah dan bebas korupsi. Fokus upaya perbaikan dapat dilakukan melalui prioritas perbaikan berikut: 1. Petugas pelayanan menawarkan pelayanan untuk mempercepat proses di luar prosedur dan waktu (10,98%). 2. Sistem dan prosedur pelayanan berpeluang menimbulkan KKN (10,82%). 3. Petugas pelayanan memberikan pelayanan di luar prosedur dan waktu (7,49%). 4. Petugas pelayanan menerima tawaran untuk melakukan pelayanan di luar prosedur dan waktu (6,16%). 5. Petugas pelayanan membedakan perlakuan terhadap pengguna data dalam memberikan pelayanan (5,49%). 6. Terdapat jenis layanan selain yang ditetapkan yang mengindikasikan kecurangan (3,33%). 7. Biaya yang dibayarkan tidak sesuai dengan tarif pelayanan yang ditetapkan (3,16%).

171 8. Petugas pelayanan menerima tawaran untuk melakukan pelayanan di luar tarif resmi (2,50%). 9. Petugas pelayanan meminta imbalan berupa uang/barang di luar tarif resmi (2,33%). 10. Petugas pelayanan menerima hadiah/barang dari pengguna (gratifikasi) (2,16%). 11. Terdapat praktik percaloan (2,16%). Pelayanan BPS 5.14 Petugas pelayanan menerima hadiah/barang dari pengguna (gratifikasi) 2.16 Terdapat jenis layanan selain yang ditetapkan yang mengindikasikan kecurangan 3.33 Petugas pelayanan membedakan perlakuan terhadap pengguna data dalam memberikan pelayanan 5.49 Petugas pelayanan menerima tawaran untuk melakukan pelayanan di luar tarif resmi Petugas pelayanan meminta imbalan berupa uang/barang di luar tarif resmi Biaya yang dibayarkan tidak sesuai dengan tarif pelayanan yang ditetapkan Terdapat praktik percaloan 2.16 Petugas pelayanan memberikan pelayanan di luar prosedur dan waktu 7.49 Petugas pelayanan menerima tawaran untuk melakukan pelayanan di luar prosedur dan waktu 6.16 Petugas pelayanan menawarkan pelayanan untuk mempercepat proses di luar prosedur dan waktu Sistem dan prosedur pelayanan berpeluang menimbulkan KKN Gambar 6.2. Prioritas Perbaikan terhadap Perilaku Korupsi Pada Layanan BPS di Wilayah PST BPS Tahun 2016

172 Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) Pada Layanan BPS Bagian ini menganalisis tingkat persepsi pengguna data terhadap perilaku anti korupsi pada layanan BPS secara umum dan atribut persepsi anti korupsi di wilayah PST BPS dalam bentuk indeks. Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) digunakan untuk mengetahui perkembangan perilaku anti korupsi dari tahun ke tahun. Penghitungan IPAK ini baru dilakukan pada tahun 2016 sehingga tidak dapat diketahui perkembangan perilaku anti korupsi, namun dapat diketahui nilai atribut persepsi anti korupsi tertinggi hingga terendah. Petugas pelayanan menolak hadiah/barang dari pengguna (gratifikasi) Pelayanan BPS Sistem dan prosedur pelayanan tidak berpeluang menimbulkan KKN Petugas pelayanan tidak menawarkan pelayanan untuk mempercepat proses di luar prosedur dan waktu Petugas pelayanan tidak menerima tawaran untuk melakukan pelayanan di luar prosedur dan waktu Tidak terdapat jenis layanan selain yang ditetapkan yang mengindikasikan kecurangan Petugas pelayanan tidak memberikan pelayanan di luar prosedur dan waktu Petugas pelayanan tidak membedakan perlakuan terhadap pengguna data dalam memberikan pelayanan Petugas pelayanan menolak tawaran untuk melakukan pelayanan di luar tarif resmi Petugas pelayanan tidak meminta imbalan berupa uang/barang di luar tarif resmi Tidak terdapat praktik percaloan Biaya yang dibayarkan sesuai dengan tarif pelayanan yang ditetapkan Gambar 6.3. Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) pada Layanan BPS di Wilayah PST BPS Tahun 2016

173 Berdasarkan Gambar 6.3, IPAK di wilayah PST BPS sebesar 81,86. Jika dilihat menurut atribut pelayanan, IPAK tertinggi hingga terendah di wilayah PST BPS sebagai berikut: 1. Petugas pelayanan tidak meminta imbalan berupa uang/barang di luar tarif resmi sebesar 82,36 2. Tidak terdapat jenis layanan selain yang ditetapkan yang mengindikasikan kecurangan sebesar 82,34 3. Petugas pelayanan tidak membedakan perlakuan terhadap pengguna data dalam memberikan pelayanan sebesar 82,23 4. Petugas pelayanan menolak tawaran untuk melakukan pelayanan di luar tarif resmi sebesar 82,20 5. Tidak terdapat praktik percaloan sebesar 82,06 6. Petugas pelayanan menolak hadiah/barang dari pengguna (gratifikasi) sebesar 82,00 7. Petugas pelayanan tidak menerima tawaran untuk melakukan pelayanan di luar prosedur dan waktu sebesar 81,75 8. Biaya yang dibayarkan sesuai dengan tarif pelayanan yang ditetapkan sebesar 81,64 9. Petugas pelayanan tidak memberikan pelayanan di luar prosedur dan waktu sebesar 81, Sistem dan prosedur pelayanan tidak berpeluang menimbulkan KKN sebesar 81, Petugas pelayanan tidak menawarkan pelayanan untuk mempercepat proses di luar prosedur dan waktu sebesar 80,84

174

175 IndeksKepuasanKonsumen Gambaran tingkat kepuasan pengguna data terhadap kualitas data, pelayanan, dan keragaman data DI WILAYAH pst bps IKK BPS 86, ,11 87, ,87 1 Perpustakaan Tercetak Data Mikro/ Peta Digital/ Softcopy Publikasi 85,86 3 Perpustakaan Digital 84,03 PUBLIKASI 5 4 Konsultasi Kegiatan & Rekomendasi Statistik Konsultasi Data Statistik 6 Penjualan Buku

176

177 Bab VII Kesimpulan dan Saran 7.1 Kesimpulan Survei Kebutuhan Data (SKD) adalah survei yang dirancang oleh BPS untuk mengidentifikasi tingkat kebutuhan dan tingkat kepuasan pengguna data terhadap data dan pelayanan BPS. Hal tersebut dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas data dan informasi statistik serta memberikan pelayanan publik yang lebih baik. Pelaksanaan SKD 2016 mencakup BPS, 33 BPS provinsi, dan 477 BPS kabupaten/kota selama Bulan Maret-Juni 2016 dengan metode pengumpulan data wawancara langsung. Metode yang digunakan untuk menganalisis data hasil SKD 2016 meliputi analisis deskriptif, analisis tabulasi silang, analisis kesenjangan, analisis kuadran, penghitungan Indeks Kepuasan Konsumen (IKK), dan penghitungan Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK). Berdasarkan hasil analisis SKD 2016, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil SKD 2016 menunjukkan bahwa pengguna data BPS sangat beragam. Walaupun demikian, mayoritas pengguna data berasal dari lembaga pendidikan dan penelitian dalam negeri, yaitu sebesar 41,78%, dengan pemanfaatan data terbesar digunakan untuk skripsi/tesis/disertasi (39,98%). Selain itu, sebagian besar pengguna data menggunakan data BPS sebagai rujukan utama (87,74%). 2. Jenis layanan yang paling sering digunakan oleh pengguna data adalah layanan perpustakaan tercetak (52,86%). Sementara itu, fasilitas utama yang paling banyak digunakan untuk memperoleh data BPS adalah kunjungan langsung ke PST/perpustakaan BPS (68,86%). 3. Menurut jenisnya, data yang paling banyak dicari adalah data kesejahteraan sosial (36,07%) yang sebagian besar diperoleh dari Data Mikro Potensi Desa (Podes), Susenas KOR, dan Sensus Penduduk. Adapun periode tahunan

178 merupakan periode data yang paling banyak dicari oleh pengguna data dengan persentase mencapai 94,52%. 4. Sebagian besar pengguna data menyatakan puas terhadap data yang diperoleh pada ragam data statistik sosial (95,06%) dan seluruh pengguna data menyatakan puas terhadap data yang diperoleh pada ragam data metodologi dan informasi statistik (100%). 5. Kepuasan pengguna data terhadap tiga data terpenting yang dicari menurut dimensi kualitas data menunjukkan bahwa lebih dari 90% pengguna data merasa puas terhadap data yang diperoleh pada masing-masing dimensi kualitas data. Adapun dimensi kualitas data tersebut adalah kelengkapan data, akurasi data, kemutakhiran data, relevansi, koherensi dan komparabilitas, aksesibilitas, interpretabilitas, serta aktualitas dan ketepatan waktu. 6. Indeks Kepuasan Konsumen (IKK) pelayanan BPS mengalami peningkatan dari 84,87 (tahun 2015) menjadi 86,72 (tahun 2016). Atribut pelayanan yang mengalami peningkatan meliputi ketersedian wifi, kemasan produk layanan rapi dan formal, data BPS mudah ditemukan melalui website BPS, dan kemudahan komunikasi melalui Gap antara tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan pengguna data terhadap pelayanan BPS sebesar 0,47. Artinya, pelayanan BPS sudah memuaskan pengguna data, namun kepuasan tersebut belum sesuai dengan harapan pengguna data. 8. Sebanyak 93,59% pengguna data di wilayah PST BPS menyatakan setuju bahwa perilaku anti korupsi diterapkan pada layanan BPS. 7.2 Saran Adapun saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil analisis SKD 2016 dalam rangka meningkatkan kualitas data dan informasi statistik serta memberikan pelayanan publik yang lebih baik adalah:

179 1. Berdasarkan analisis kuadran Importance and Performance Analysis (IPA), atribut pelayanan yang menjadi prioritas utama perbaikan oleh PST BPS adalah: a. Kemudahan akses untuk pencarian koleksi publikasi b. Kelengkapan koleksi publikasi pada digital library c. Kemudahan memperoleh softfile dari digital library d. Data BPS mudah ditemukan melalui website BPS e. Kemudahan akses website metadata Sistem Rujukan Informasi Statistik f. Kemudahan mendapatkan produk BPS 2. Atribut pelayanan yang akan digunakan pada kuesioner SKD 2017 sebaiknya tidak mengalami banyak perubahan dibandingkan SKD Hal ini ditujukan untuk memudahkan dalam mencari keterbandingan variabel antar tahun, khususnya dalam menghitung Indeks Kepuasan Konsumen (IKK). 3. Penghitungan Indeks Perilaku Anti Korupsi (IPAK) baru dilaksanakan tahun 2016, sehingga tidak dapat dketahui perkembangan perilaku anti korupsi. Oleh karena itu, pada pelaksanaan SKD 2017 penghitungan IPAK juga perlu dilakukan.

180

181 Daftar Pustaka Badan Pusat Statistik Analisis Hasil Survei Kebutuhan Data Jakarta: Badan Pusat Statistik. Badan Pusat Statistik Analisis Hasil Survei Kebutuhan Data Jakarta: Badan Pusat Statistik. Brandt, R.D An 'Outside-In' Approach to Determining Customer-Driven Priorities for Improvement and Innovation. Burke White Paper Series, Vol. 2, Issue 2, pp Latu, TM & Everett, AM Review of Satisfaction Research and measurement Approaches. Science & Research Internal Report 183. New Zealand: Departement of Conservation. Martilla, JA, & James, JC Importance Performance Analysis. Journal of Marketing, 41(1), Martinez, CL Evaluation Report: Tools Cluster Networking Meeting #1. Arizona: CenterPoint Institute Inc. Parasuraman, A. Valerie Delivering Quality Service. New York: The Free Press. Samuel, Hatane & Foedjiawati Pengaruh Kepuasan Konsumen Terhadap Kesetiaan Merek (Studi Kasus Restoran The Prime Steak & Ribs Surabaya). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol 7, No 1.

182

183

184

185 Lampiran 1. Kuesioner VKD16-P

186

187

188

189 Lampiran 2. Kuesioner VKD16-D

190

191

192

193

194 Jl. dr. Sutomo No. 6-8 Jakarta Telp. : (021) , , , Fax. : (021) Homepage : bpshq@bps.go.id

Analisis Hasil Survei Kebutuhan Data 2015

Analisis Hasil Survei Kebutuhan Data 2015 Analisis Hasil Survei Kebutuhan Data 2015 ISSN: 2302-7738 No. Publikasi: 03210.1601 Katalog BPS: 1399013 Ukuran Buku: 18,5 x 25 cm Jumlah Halaman: xii + 138 Halaman Naskah: Subdirektorat Rujukan Statistik

Lebih terperinci

Analisis Hasil Survei Kebutuhan Data 2014

Analisis Hasil Survei Kebutuhan Data 2014 Analisis Hasil Survei Kebutuhan Data 2014 ISSN: 2302-7738 No. Publikasi: 03210.1501 Katalog BPS: 1399013 Ukuran Buku: 18,5 x 25 cm Jumlah Halaman: xiv + 123 Halaman Naskah: Subdirektorat Rujukan Statistik

Lebih terperinci

Hasil Survei Kebutuhan Data Provinsi Kalimantan Tengah 2016 ISBN : 978-602-6774-66-8 Nomor Publikasi : 62560.1704 Katalog : 1399013.62 Ukuran Buku : 14,8 x 21 cm Jumlah Halaman : xiv + 54 halaman Naskah:

Lebih terperinci

Survei Kebutuhan Data, 2014

Survei Kebutuhan Data, 2014 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Kebutuhan Data, 2014 ABSTRAKSI Badan Pusat Statistik (BPS) memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai penyedia data dan informasi. Data BPS dipakai oleh berbagai instansi dan

Lebih terperinci

Analisis Hasil Survei Kebutuhan Data 2013

Analisis Hasil Survei Kebutuhan Data 2013 Analisis Hasil Survei Kebutuhan Data 2013 ISSN: 2302-7738 No. Publikasi / Publication Number: 03210.1305 Katalog BPS / BPS Catalogue: 1399013 Ukuran Buku / Book Size: 18,5 x 25 cm Jumlah Halaman / Total

Lebih terperinci

Survei Kebutuhan Data, 2013

Survei Kebutuhan Data, 2013 BADAN PUSAT STATISTIK Survei Kebutuhan Data, 2013 ABSTRAKSI SKD pertama kali dilaksanakan pada tahun 2005, setelah itu tahun 2008, tahun 2009 dan tahun 2010. Pada SKD 2010 analisis dilakukan terhadap data

Lebih terperinci

SURVEI PELAYANAN PUBLIK RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

SURVEI PELAYANAN PUBLIK RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1 SURVEI PELAYANAN PUBLIK RSUP Dr. SARDJITO YOGYAKARTA TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keberhasilan RSUP Dr. Sardjito dalam menjalankan peranannya sebagai Rumah Sakit Tipe A Pendidikan sangat

Lebih terperinci

Pedoman Pencacahan dan Pemeriksaan Survei Kebutuhan Data 2014

Pedoman Pencacahan dan Pemeriksaan Survei Kebutuhan Data 2014 i ii iii Pedoman Pencacahan dan Pemeriksaan Survei Kebutuhan Data 2014 No. Publikasi: 03210.1401 Katalog BPS: 1404007 Ukuran Buku: 18,3 x 25,6 cm Jumlah Halaman: x + 73 Naskah: Subdirektorat Rujukan Statistik,

Lebih terperinci

SURVEI KEBUTUHAN DATA TAHUN 2010

SURVEI KEBUTUHAN DATA TAHUN 2010 RAHASIA VKD10-D SURVEI KEBUTUHAN DATA TAHUN 2010 Survei Kebutuhan Data yang dilaksanakan Badan Pusat Statistik (BPS) digunakan untuk mengetahui kebutuhan konsumen terhadap data statistik, baik yang tersedia

Lebih terperinci

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009 ACEH ACEH ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT RIAU JAMBI JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT

Lebih terperinci

SURVEI KEBUTUHAN DATA TAHUN 2010

SURVEI KEBUTUHAN DATA TAHUN 2010 RAHASIA VKD10-P Survei ini bukan untuk Pegawai BPS SURVEI KEBUTUHAN DATA TAHUN 2010 Survei Kebutuhan Data yang dilaksanakan Badan Pusat Statistik (BPS) digunakan untuk mengetahui kebutuhan konsumen terhadap

Lebih terperinci

LAPORAN SURVEI KEPUASAN KONSUMEN BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) TAHUN PT. ICONESIA SOLUSI PRIORITAS Jl. Baratajaya 5 No.10 Surabaya, Jawa Timur

LAPORAN SURVEI KEPUASAN KONSUMEN BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) TAHUN PT. ICONESIA SOLUSI PRIORITAS Jl. Baratajaya 5 No.10 Surabaya, Jawa Timur LAPORAN SURVEI KEPUASAN KONSUMEN BADAN PUSAT STATISTIK (BPS) TAHUN 2015 PT. ICONESIA SOLUSI PRIORITAS Jl. Baratajaya 5 No.10 Surabaya, Jawa Timur KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan

Lebih terperinci

Survei Kepuasan Konsumen Provinsi Sulawesi Tengah 2015 KATA PENGANTAR

Survei Kepuasan Konsumen Provinsi Sulawesi Tengah 2015 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, hidayah dan taufik-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Analisis kegiatan Survei Konsumen (SKK)

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK No. 58/11/Th. XI, 6 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA BARAT Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Provinsi Papua Barat Triwulan III 2017 ITK Papua Barat Triwulan III 2017

Lebih terperinci

iii Survei Kebutuhan Data 2009

iii Survei Kebutuhan Data 2009 Survei Kebutuhan Data 2009 iii SURVEI KEBUTUHAN DATA 2009 No. Publikasi / Publication Number: 03210.0904 Katalog BPS / BPS Catalogue: 1399013 Ukuran Buku / Book Size: 18,3 x 25,6 cm Halaman / Total Pages:

Lebih terperinci

. Keberhasilan manajemen data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat, lengkap, dan selalu termutakhirkan.

. Keberhasilan manajemen data dan informasi kependudukan yang memadai, akurat, lengkap, dan selalu termutakhirkan. S ensus Penduduk, merupakan bagian terpadu dari upaya kita bersama untuk mewujudkan visi besar pembangunan 2010-2014 yakni, Terwujudnya Indonesia yang Sejahtera, Demokratis dan Berkeadilan. Keberhasilan

Lebih terperinci

RINGKASAN DATA DAN INFORMASI KEMISKINAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR 2016 ISSN : 2528-2271 Nomor Publikasi : 53520.1702 Katalog : 3205008.53 Jumlah halaman : viii + 24 halaman Ukuran : 21 cm x 14,5 cm

Lebih terperinci

Analisis Survei Kebutuhan Data 2010

Analisis Survei Kebutuhan Data 2010 Analisis Survei Kebutuhan Data No. Publikasi / Publication Number:.9 Katalog BPS / BPS Catalogue: 99 Ukuran Buku / Book Size:, x, cm Halaman / Total Pages: viii + Naskah/ Manuscript: Subdirektorat Rujukan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Indeks Tendensi Konsumen III-2017 Provinsi Nusa Tenggara Timur No. 10/11/53/Th. XX, 6 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK Indeks Tendensi Konsumen III-2017 Secara umum kondisi ekonomi dan tingkat optimisme

Lebih terperinci

TABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011

TABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011 TABEL 1 GAMBARAN UMUM No. Provinsi Lembaga Pengelola Pengunjung Judul Buku 1 DKI Jakarta 75 83 7.119 17.178 2 Jawa Barat 1.157 1.281 72.477 160.544 3 Banten 96 88 7.039 14.925 4 Jawa Tengah 927 438 28.529

Lebih terperinci

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor), Babi Aceh 0.20 0.20 0.10 0.10 - - - - 0.30 0.30 0.30 3.30 4.19 4.07 4.14 Sumatera Utara 787.20 807.40 828.00 849.20 871.00 809.70 822.80 758.50 733.90 734.00 660.70 749.40 866.21 978.72 989.12 Sumatera

Lebih terperinci

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik

Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik Seuntai Kata Sensus Pertanian 2013 (ST2013) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 10 (sepuluh) tahun sekali sejak 1963. Pelaksanaan ST2013 merupakan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Triwulan III-2017 Provinsi Nusa Tenggara Barat No. 73/11/52/Th.VIII, 6 Nopember 2017 BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) TRIWULAN III-2017

Lebih terperinci

w tp :// w ht.b p w.id s. go ii Umur dan Jenis Kelamin Penduduk Indonesia Umur dan Jenis Kelamin Penduduk Indonesia HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 ISBN : 978-979-064-314-7 No. Publikasi: 04000.1109 Katalog

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN GENDER DAN INDEKS PEMBERDAYAAN GENDER Provinsi DKI Jakarta TAHUN 2011

INDEKS PEMBANGUNAN GENDER DAN INDEKS PEMBERDAYAAN GENDER Provinsi DKI Jakarta TAHUN 2011 No. 07/01/31/Th. XV, 2 Januari 2013 INDEKS PEMBANGUNAN GENDER DAN INDEKS PEMBERDAYAAN GENDER Provinsi DKI Jakarta TAHUN 2011 1. Indeks Pembangunan Gender (IPG) DKI Jakarta Tahun 2011 A. Penjelasan Umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan Pusat Statistik (BPS) merupakan lembaga non departemen yang mempunyai tugas sebagai penyelenggara statistik dasar [1]. Penyelenggaraan statistik dasar dilakukan

Lebih terperinci

INDEKS KEBAHAGIAAN BANTEN TAHUN 2017

INDEKS KEBAHAGIAAN BANTEN TAHUN 2017 No. 49/08/36/Th. XI, 15 Agustus 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN BANTEN TAHUN 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN BANTEN TAHUN 2017 SEBESAR 69,83 PADA SKALA 0-100 Indeks Kebahagiaan Banten tahun 2017 berdasarkan hasil Survei

Lebih terperinci

PANDUAN. Aplikasi Database Tanah, Bangunan/Gedung, dan Rumah Negara Gol. 2

PANDUAN. Aplikasi Database Tanah, Bangunan/Gedung, dan Rumah Negara Gol. 2 PANDUAN Aplikasi Database Tanah, Bangunan/Gedung, dan Rumah Negara Gol. 2 Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN

Lebih terperinci

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN Pembangunan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Tahun 2016 PERUMAHAN PERBATASAN LAIN2 00 NASIONAL 685.00 1,859,311.06 46,053.20 4,077,857.49 4,523.00 359,620.52 5,293.00 714,712.50 62,538.00 1,344,725.22

Lebih terperinci

Katalog BPS : Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan. INDUSTRI MIKRO DAN KECIL BADAN PUSAT STATISTIK

Katalog BPS : Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan.  INDUSTRI MIKRO DAN KECIL BADAN PUSAT STATISTIK Katalog BPS : 6104008 Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan INDUSTRI MIKRO DAN KECIL 2014-2016 http://www.bps.go.id BADAN PUSAT STATISTIK Perkembangan Indeks Produksi Triwulanan INDUSTRI MIKRO DAN KECIL

Lebih terperinci

INDEKS KEBAHAGIAAN INDONESIA TAHUN 2017

INDEKS KEBAHAGIAAN INDONESIA TAHUN 2017 BADAN PUSAT STATISTIK INDEKS KEBAHAGIAAN INDONESIA TAHUN 2017 No. 79/08/Th. XX, 15 Agustus 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN INDONESIA TAHUN 2017 SEBESAR 70,69 PADA SKALA 0 100 Kebahagiaan Indonesia tahun 2017 berdasarkan

Lebih terperinci

INDEKS KEBAHAGIAAN SULAWESI UTARA TAHUN 2017

INDEKS KEBAHAGIAAN SULAWESI UTARA TAHUN 2017 No. 77/08/71/Th. XI, 15 Agustus 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN SULAWESI UTARA TAHUN 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN SULAWESI UTARA TAHUN 2017 SEBESAR 73,69 PADA SKALA 0-100 Kebahagiaan Sulawesi Utara tahun 2017 berdasarkan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2017 No. 103/11/Th. XX, 06 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2017 A. KEADAAN KETENAGAKERJAAN Agustus 2017: Tingkat

Lebih terperinci

INDEKS KEBAHAGIAAN MALUKU UTARA TAHUN 2017

INDEKS KEBAHAGIAAN MALUKU UTARA TAHUN 2017 No. 48/08/82/Th XVI, 15 Agustus 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN MALUKU UTARA TAHUN 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN MALUKU UTARA TAHUN 2017 SEBESAR 75,38 PADA SKALA 0-100 Kebahagiaan Maluku Utara tahun 2017 berdasarkan

Lebih terperinci

INDEKS KEBAHAGIAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2017

INDEKS KEBAHAGIAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2017 BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU No. 62/08/21/Th. XII, 15 Agustus 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2017 SEBESAR 73,11 PADA SKALA 0-100

Lebih terperinci

INDEKS KEBAHAGIAAN KALIMANTAN UTARA TAHUN 2017

INDEKS KEBAHAGIAAN KALIMANTAN UTARA TAHUN 2017 BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No. 70/08/64/Th.XX, 15 Agustus 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN KALIMANTAN UTARA TAHUN 2017 Penghitungan Kebahagiaan Kalimantan Utara tahun 2017 merupakan yang pertama berdasarkan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH No. 17/08/62/Th. II, 15 Agustus 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2017 SEBESAR 70,85

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI SUMATERA BARAT No. 46/08/13/Th. XX, 15 Agustus 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN SUMATERA BARAT TAHUN 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN SUMBAR TAHUN 2017 SEBESAR 72,43 PADA SKALA 0-100

Lebih terperinci

INDEKS KEBAHAGIAAN KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2017

INDEKS KEBAHAGIAAN KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2017 BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR No. 69/08/Th. XX, 15 Agustus 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2017 Kebahagiaan Kalimantan Timur tahun 2017 berdasarkan hasil Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan

Lebih terperinci

SURVEI KEBUTUHAN DATA (SKD) PEDOMAN PENCACAHAN dan PEMERIKSAAN. Badan Pusat Statistik

SURVEI KEBUTUHAN DATA (SKD) PEDOMAN PENCACAHAN dan PEMERIKSAAN. Badan Pusat Statistik SURVEI KEBUTUHAN DATA (SKD) 2009 PEDOMAN PENCACAHAN dan PEMERIKSAAN Badan Pusat Statistik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Umum Tugas dan tanggung jawab yang dimiliki Badan Pusat Statistik (BPS) bukan hanya sebagai

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF SURVEI KEPUASAN PEMANGKU KEPENTINGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2016

RINGKASAN EKSEKUTIF SURVEI KEPUASAN PEMANGKU KEPENTINGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2016 RINGKASAN EKSEKUTIF SURVEI KEPUASAN PEMANGKU KEPENTINGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2016 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus berupaya untuk meningkatkan kinerja program

Lebih terperinci

INDEKS KEBAHAGIAAN SULAWESI BARAT TAHUN 2017

INDEKS KEBAHAGIAAN SULAWESI BARAT TAHUN 2017 BPS PROVINSI SULAWESI BARAT No. 79/08/Th. XX, 15 Agustus 2017 No. 51/08/76/Th.XI, 15 Agustus 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN SULAWESI BARAT TAHUN 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN SULAWESI BARAT TAHUN 2017 SEBESAR 70,02

Lebih terperinci

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SULAWESI TENGGARA MARET 2017 MENURUN TERHADAP MARET 2016

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SULAWESI TENGGARA MARET 2017 MENURUN TERHADAP MARET 2016 BADAN PUSAT STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK No.39/07/Th.XX, 17 Juli 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SULAWESI TENGGARA MARET 2017 MENURUN TERHADAP MARET 2016 GINI RATIO PADA MARET 2017 SEBESAR

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii iv I. PENDAHULUAN Latar Belakang... 1 Rumusan Masalah... 12 Tujuan Penelitian... 13 Manfaat Penelitian...

Lebih terperinci

Analisis Survei Kebutuhan Data 2011

Analisis Survei Kebutuhan Data 2011 Analisis Survei Kebutuhan Data 2011 ISBN: 978-979-064-456-4 No. Publikasi / Publication Number: 03210.1101 Katalog BPS / BPS Catalogue: 1399013 Ukuran Buku / Book Size: 21,0 x 29,5 cm Jumlah Halaman /

Lebih terperinci

INDEKS KEBAHAGIAAN RIAU TAHUN 2017

INDEKS KEBAHAGIAAN RIAU TAHUN 2017 No. 39/08/14/Th.XVIII, 15 Agustus 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN RIAU TAHUN 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN RIAU TAHUN 2017 SEBESAR 71,89 PADA SKALA 0-100 Kebahagiaan Riau Tahun 2017 berdasarkan hasil Survei Pengukuran

Lebih terperinci

Nusa Tenggara Timur Luar Negeri Banten Kepulauan Riau Sumatera Selatan Jambi. Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Sumatera Utara.

Nusa Tenggara Timur Luar Negeri Banten Kepulauan Riau Sumatera Selatan Jambi. Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Sumatera Utara. LAMPIRAN I ZONA DAN KOEFISIEN MASING-MASING ZONA Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4 Zona 5 Zona 6 Koefisien = 5 Koefisien = 4 Koefisien = 3 Koefisien = 2 Koefisien = 1 Koefisien = 0,5 DKI Jakarta Jawa Barat Kalimantan

Lebih terperinci

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016 No. 11/02/82/Th. XVI, 1 Februari 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016 GINI RATIO DI MALUKU UTARA KEADAAN SEPTEMBER 2016 SEBESAR 0,309 Pada September 2016, tingkat ketimpangan

Lebih terperinci

INDEKS KEBAHAGIAAN KALIMANTAN BARAT TAHUN 2017

INDEKS KEBAHAGIAAN KALIMANTAN BARAT TAHUN 2017 BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT No. 51/09/Th. XX, 4 September 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN KALIMANTAN BARAT TAHUN 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN KALIMANTAN BARAT TAHUN 2017 SEBESAR 70,08 PADA SKALA 0-100 Kebahagiaan

Lebih terperinci

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN BADAN PUSAT STATISTIK No.06/02/81/Th.2017, 6 Februari 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN GINI RATIO MALUKU PADA SEPTEMBER 2016 SEBESAR 0,344 Pada September 2016,

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN DAN PENGENDALIAN KUALITAS JASA BERDASARKAN PERSEPSI PENGUNJUNG (Studi Kasus di UPT Perpustakaan Universitas Diponegoro)

ANALISIS KUALITAS PELAYANAN DAN PENGENDALIAN KUALITAS JASA BERDASARKAN PERSEPSI PENGUNJUNG (Studi Kasus di UPT Perpustakaan Universitas Diponegoro) ANALISIS KUALITAS PELAYANAN DAN PENGENDALIAN KUALITAS JASA BERDASARKAN PERSEPSI PENGUNJUNG (Studi Kasus di UPT Perpustakaan Universitas Diponegoro) SKRIPSI Oleh : LISTIFADAH J2E 005 234 PROGRAM STUDI STATISTIKA

Lebih terperinci

SURVEI NASIONAL LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN 2016

SURVEI NASIONAL LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN 2016 SURVEI NASIONAL LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN 2016 1 PILAR 1 PILAR 2 PILAR 3 SURVEI NASIONAL 2013 Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan mengamanatkan Otoritas Jasa Keuangan untuk

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK No. 47/08/Th. XX, 04 September 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN SULAWESI TENGGARA TAHUN 2017 Kebahagiaan Sulawesi Tenggara Tahun 2017 Sebesar 71,22 Pada Skala 0-100

Lebih terperinci

PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT

PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT No. 42 / IX / 14 Agustus 2006 PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2005 Dari hasil Susenas 2005, sebanyak 7,7 juta dari 58,8 juta rumahtangga

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan pengumpulan dan pengolahan data, langkah selanjutnya adalah menganalisa hasil yang diperoleh yang berupa nilai kepuasan mahasiswa. Pada Tugas Akhir

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 47/08/16/Th. XIX, 15 Agustus 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN SUMSEL TAHUN 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN SUMSEL TAHUN 2017 SEBESAR 71,98 PADA SKALA 0-100 Kebahagiaan

Lebih terperinci

INDEKS KEBAHAGIAAN SUMATERA UTARA TAHUN 2017

INDEKS KEBAHAGIAAN SUMATERA UTARA TAHUN 2017 BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 49/08/12/Th. XX, 15 Agustus 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN SUMATERA UTARA TAHUN 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN SUMATERA UTARA TAHUN 2017 SEBESAR 68,41 PADA SKALA 0-100 Kebahagiaan Sumatera

Lebih terperinci

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No.53/09/16 Th. XVIII, 01 September 2016 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA SELATAN MARET 2016 GINI RATIO SUMSEL PADA MARET 2016 SEBESAR

Lebih terperinci

INDEKS KEBAHAGIAAN JAWA BARAT TAHUN 2017

INDEKS KEBAHAGIAAN JAWA BARAT TAHUN 2017 BPS PROVINSI JAWA BARAT No. 51/09/32/Th.XVII, 4 September 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN JAWA BARAT TAHUN 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN JAWA BARAT TAHUN 2017 SEBESAR 69,58 PADA SKALA 0-100 Kebahagiaan Jawa Barat tahun

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA KEPUTUSAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA NOMOR 0057/94/KPG TAHUN 2017 TENTANG

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA KEPUTUSAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA NOMOR 0057/94/KPG TAHUN 2017 TENTANG 1 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA KEPUTUSAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA NOMOR 0057/94/KPG 2017 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA ATAS KEPUTUSAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran KOGUPE SMAN 46 Jakarta merupakan koperasi konsumen di kawasan Jakarta Selatan yang bergerak di bidang usaha pertokoan dan simpan pinjam. Dalam upaya memenuhi

Lebih terperinci

INDEKS KEBAHAGIAAN PROVINSI PAPUA TAHUN 2017

INDEKS KEBAHAGIAAN PROVINSI PAPUA TAHUN 2017 No. 48/08/94/Th.III 15 Agustus 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN PROVINSI PAPUA TAHUN 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN PROVINSI PAPUA TAHUN 2017 SEBESAR 67,52 PADA SKALA 0-100 Indeks Kebahagiaan Provinsi Papua pada tahun

Lebih terperinci

INDEKS KEBAHAGIAAN DKI JAKARTA TAHUN 2017

INDEKS KEBAHAGIAAN DKI JAKARTA TAHUN 2017 Indeks Kebahagiaan DKI Jakarta Tahun 2017 No. 44/09/31/Th.XIX, 4 September 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN DKI JAKARTA TAHUN 2017 Indeks Kebahagiaan DKI Jakarta tahun 2017 sebesar 71,33 yang merupakan indeks komposit

Lebih terperinci

INDEKS KEBAHAGIAAN SULAWESI TENGAH TAHUN 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN SULAWESI TENGAH TAHUN 2017 SEBESAR 71,92 PADA SKALA 0-100

INDEKS KEBAHAGIAAN SULAWESI TENGAH TAHUN 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN SULAWESI TENGAH TAHUN 2017 SEBESAR 71,92 PADA SKALA 0-100 No. 48/08/72/Th. XX, 15 Agustus 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN SULAWESI TENGAH TAHUN 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN SULAWESI TENGAH TAHUN 2017 SEBESAR 71,92 PADA SKALA 0-100 Kebahagiaan Sulawesi Tengah tahun 2017 berdasarkan

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR No. 05/09/5300/Th. XX, 4 September 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN NTT TAHUN 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN NTT TAHUN 2017 SEBESAR 68,98 PADA SKALA 0-100 Indeks

Lebih terperinci

STATISTIK PENDUDUK PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014

STATISTIK PENDUDUK PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 STATISTIK PENDUDUK 1971-2015 PUSAT DATA DAN SISTEM INFORMASI PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2014 Statistik Penduduk 1971-2015 Ukuran Buku : 27 Cm x 19 Cm (A4) Jumlah Halaman : 257 halaman Naskah : Pusat

Lebih terperinci

INDEKS KEBAHAGIAAN PROVINSI BALI TAHUN 2017

INDEKS KEBAHAGIAAN PROVINSI BALI TAHUN 2017 No. 54/08/51/Th. II, 15 Agustus 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN PROVINSI BALI TAHUN 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN PROVINSI BALI TAHUN 2017 SEBESAR 72,48 PADA SKALA 0-100 Kebahagiaan Provinsi Bali tahun 2017 berdasarkan

Lebih terperinci

INDEKS KEBAHAGIAAN KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2017

INDEKS KEBAHAGIAAN KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2017 No. 56/08/19/Th.II, 15 Agustus 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN KEP. BABEL TAHUN 2017 SEBESAR 71,75 PADA SKALA 0-100 Indeks Kebahagiaan Provinsi Kepulauan Bangka

Lebih terperinci

DATA MENCERDASKAN BANGSA

DATA MENCERDASKAN BANGSA Visi BPS Pelopor Data Statistik Terpercaya untuk Semua Jumlah penduduk Indonesia berdasarkan hasil SP2010 sebanyak 237,6 juta orang dengan laju pertumbuhan sebesar 1,49 persen per tahun DATA MENCERDASKAN

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR. TAHUN 2017 TENTANG

- 1 - PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR. TAHUN 2017 TENTANG - 1 - PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR. 2017 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 3 2015 TENTANG UTAMA DI LINGKUNGAN BADAN PUSAT STATISTIK DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Indeks Kepuasan Konsumen Terhadap Kualitas Layanan BPS Menurut Pendidikan Responden Rata-rata Kepuasan

Indeks Kepuasan Konsumen Terhadap Kualitas Layanan BPS Menurut Pendidikan Responden Rata-rata Kepuasan KEPUASAN DAN HARAPAN KONSUMEN BPS Indeks Konsumen Terhadap Kualitas BPS Menurut Pendidikan Responden Pendidikan Indeks Kinerja Unit SLTA kebawah 3.13 3.17 78.13 B Baik D1/D2/D3 3.01 3.21 75.35 B Baik D4/S1

Lebih terperinci

INDEKS KEBAHAGIAAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN PROV BENGKULU TAHUN 2017 SEBESAR 70,61 PADA SKALA 0-100

INDEKS KEBAHAGIAAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN PROV BENGKULU TAHUN 2017 SEBESAR 70,61 PADA SKALA 0-100 No. 51/09/17/II, 04 September 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN PROV BENGKULU TAHUN 2017 SEBESAR 70,61 PADA SKALA 0-100 Kebahagiaan Provinsi Bengkulu tahun 2017 berdasarkan

Lebih terperinci

INDEKS KEBAHAGIAAN PAPUA BARAT TAHUN 2017

INDEKS KEBAHAGIAAN PAPUA BARAT TAHUN 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN PAPUA BARAT TAHUN 2017 No. 43/08/91 Th. XI, 15 Agustus 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN PAPUA BARAT TAHUN 2017 SEBESAR 71,73 PADA SKALA 0-100 Indeks Kebahagiaan Papua Barat tahun 2017 berdasarkan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG KOMPONEN DALAM PENGHITUNGAN HARGA ECERAN TERTINGGI BUKU TEKS PELAJARAN MILIK KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1652, 2014 KEMENDIKBUD. Mutu Pendidikan. Aceh. Sumatera Utara. Riau. Jambi. Sumatera Selatan. Kepulauan Bangka Belitung. Bengkulu. Lampung. Banten. DKI Jakarta. Jawa

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Perubahan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Perubahan. No.1562, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Perubahan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN II-2016

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN II-2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN A. Penjelasan Umum No. 44/08/94/Th. VI, 5 Agustus 2016 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan

Lebih terperinci

Hasil Evaluasi Pelaksanaan Undang-Undang No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik

Hasil Evaluasi Pelaksanaan Undang-Undang No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik Hasil Evaluasi Pelaksanaan Undang-Undang No. 14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik Implementasi Inpres No. 7 tahun 2015 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi Dalam rangka implementasi

Lebih terperinci

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK BANTEN SEPTEMBER 2016 MENURUN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK BANTEN SEPTEMBER 2016 MENURUN No.12/02/Th.XI, 6 Februari 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK BANTEN SEPTEMBER 2016 MENURUN GINI RATIO PADA SEPTEMBER 2016 SEBESAR 0,392 Pada ember 2016, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk

Lebih terperinci

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN KONSUMSI MARET 2017

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN KONSUMSI MARET 2017 No. 41/07/36/Th.XI, 17 Juli 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN KONSUMSI MARET 2017 GINI RATIO PROVINSI BANTEN MARET 2017 MENURUN Pada 2017, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Banten yang diukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Provinsi Papua. Provinsi Papua merupakan salah satu provinsi terkaya di Indonesia dengan luas wilayahnya

Lebih terperinci

Jumlah Akomodasi, Kamar, dan Tempat Tidur yang Tersedia pada Hotel Bintang Menurut Provinsi,

Jumlah Akomodasi, Kamar, dan Tempat Tidur yang Tersedia pada Hotel Bintang Menurut Provinsi, yang Tersedia pada Menurut, 2000-2015 2015 yang Tersedia pada ACEH 17 1278 2137 SUMATERA UTARA 111 9988 15448 SUMATERA BARAT 60 3611 5924 RIAU 55 4912 7481 JAMBI 29 1973 2727 SUMATERA SELATAN 61 4506 6443

Lebih terperinci

INDEKS PEMBANGUNAN GENDER DAN INDEKS PEMBERDAYAAN GENDER Provinsi DKI Jakarta TAHUN 2012

INDEKS PEMBANGUNAN GENDER DAN INDEKS PEMBERDAYAAN GENDER Provinsi DKI Jakarta TAHUN 2012 No. 12/02/31/Th. XVI, 5 Februari 2014 INDEKS PEMBANGUNAN GENDER DAN INDEKS PEMBERDAYAAN GENDER Provinsi DKI Jakarta TAHUN 2012 1. Indeks Pembangunan Gender (IPG) DKI Jakarta Tahun 2012 A. Penjelasan Umum

Lebih terperinci

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh No.1368, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. Hasil Pemetaan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG HASIL PEMETAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG

Lebih terperinci

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA BARAT MARET 2016 MULAI MENURUN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA BARAT MARET 2016 MULAI MENURUN No.54/9/13/Th. XIX, 1 ember 2016 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA BARAT MARET 2016 MULAI MENURUN GINI RATIO PADA MARET 2016 SEBESAR 0,331 Pada 2016, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk

Lebih terperinci

Ringkasan Survei Kebutuhan Data

Ringkasan Survei Kebutuhan Data Ringkasan Survei Kebutuhan Data Pengertian SKD Survei Kebutuhan Data (SKD) adalah survei yang dilakukan dan dirancang oleh BPS untuk mengidentifikasi tingkat kebutuhan dan kepuasan pengguna data dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan suatu Negara untuk tujuan menghasilkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan suatu Negara untuk tujuan menghasilkan sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan manusia merupakan salah satu syarat mutlak bagi kelangsungan hidup bangsa dalam rangka menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Menciptakan pembangunan

Lebih terperinci

ANALISIS PERSEPSI NASABAH TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PADA PT. BPD ACEH CABANG SUMATERA UTARA TUGAS SARJANA. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

ANALISIS PERSEPSI NASABAH TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PADA PT. BPD ACEH CABANG SUMATERA UTARA TUGAS SARJANA. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari ANALISIS PERSEPSI NASABAH TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PADA PT. BPD ACEH CABANG SUMATERA UTARA TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Oleh : Cut

Lebih terperinci

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2016 MENURUN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2016 MENURUN BPS PROVINSI SUMATERA UTARA No. 13/02/12/Th. XX, 06 Februari 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA UTARA SEPTEMBER 2016 MENURUN GINI RATIO PADA SEPTEMBER 2016 SEBESAR 0,312 Pada ember

Lebih terperinci

INDEKS KEBAHAGIAAN PROVINSI JAMBI TAHUN 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN PROVINSI JAMBI TAHUN 2017 SEBESAR 70,45 PADA SKALA 0-100

INDEKS KEBAHAGIAAN PROVINSI JAMBI TAHUN 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN PROVINSI JAMBI TAHUN 2017 SEBESAR 70,45 PADA SKALA 0-100 No. 47/08/15/Th.XI, 15 Agustus 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN PROVINSI JAMBI TAHUN 2017 INDEKS KEBAHAGIAAN PROVINSI JAMBI TAHUN 2017 SEBESAR 70,45 PADA SKALA 0-100 Indeks Kebahagiaan Provinsi Jambi tahun 2017

Lebih terperinci

DATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA

DATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA DATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA DATA STATISTIK TENTANG PERKAWINAN DI INDONESIA Drs. Razali Ritonga, MA (Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan BPS RI) Disampaikan di Lokakarya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pelayanan yang terdiri dari bukti fisik (tangibles), empati (empathy),

BAB III METODE PENELITIAN. pelayanan yang terdiri dari bukti fisik (tangibles), empati (empathy), BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mendalami tentang pengaruh kualitas pelayanan yang terdiri dari bukti fisik (tangibles), empati (empathy), keandalan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI ACEH, PROVINSI SUMATERA UTARA, PROVINSI RIAU,

Lebih terperinci

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU MARET 2016 MULAI MENURUN

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU MARET 2016 MULAI MENURUN No.54/09/17/I, 1 September 2016 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU MARET 2016 MULAI MENURUN GINI RATIO PADA MARET 2016 SEBESAR 0,357 Daerah Perkotaan 0,385 dan Perdesaan 0,302 Pada

Lebih terperinci

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : 255.461.686 Sumber : Pusdatin, 2015 ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK PROVINSI GORONTALO TAHUN 2015 Estimasi Jumlah Penduduk Gorontalo

Lebih terperinci

Fungsi, Sub Fungsi, Program, Satuan Kerja, dan Kegiatan Anggaran Tahun 2012 Kode. 1 010022 Provinsi : DKI Jakarta 484,909,154

Fungsi, Sub Fungsi, Program, Satuan Kerja, dan Kegiatan Anggaran Tahun 2012 Kode. 1 010022 Provinsi : DKI Jakarta 484,909,154 ALOKASI ANGGARAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN YANG DILIMPAHKAN KEPADA GUBERNUR (Alokasi Anggaran Dekonsentrasi Per Menurut Program dan Kegiatan) (ribuan rupiah) 1 010022 : DKI Jakarta 484,909,154

Lebih terperinci

Jumlah Ternak yang dipotong di rumah potong hewan (RPH) menurut Provinsi dan Jenis Ternak (ekor),

Jumlah Ternak yang dipotong di rumah potong hewan (RPH) menurut Provinsi dan Jenis Ternak (ekor), Sapi ACEH 25055 25902 18002 23456 22172 19693 9931 27698 26239 35601 36014 36287 30145 11316 10986 13231 SUMATERA UTARA 22557 22578 17050 21686 20380 19275 20816 24077 19676 28901 31926 32163 21761 24434

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA DI LINGKUNGAN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN ACEH, SUMATERA UTARA, RIAU,

Lebih terperinci

Analisis Data Eksploratif. Sri Siska Wirdaniyati

Analisis Data Eksploratif. Sri Siska Wirdaniyati Berdasarkan data pada kasus berikut, tentukan a. Objek yang diamati b. Atribut/variabel yang diamati c. Skala Pengukuran masing-masing variabel d. Cara pengumpulan e. Analisis yang bisa dilakukan (masalah

Lebih terperinci

LAPORAN SURVEY KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KUA SEMESTER I TAHUN 2017

LAPORAN SURVEY KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KUA SEMESTER I TAHUN 2017 LAPORAN SURVEY KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP LAYANAN KUA SEMESTER I TAHUN 2017 SEKSI BIMAS ISLAM KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN KLATEN Jl. Ronggowarsito Klaten Utara TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Alhamdulillahi

Lebih terperinci