Bab II TANGGAPAN TERHADAP KAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bab II TANGGAPAN TERHADAP KAK"

Transkripsi

1 USULAN TEKNIS HAL Bab II TANGGAPAN TERHADAP KAK 2.1 Umum Kerangka Acuan Kerja Pekerjaan Perencanaan Peningkatan Jalan telah memberikan arahan yang jelas mengenai latar belakang, maksud, tujuan dan sasaran yang hendak dicapai dari kegiatan ini, hingga tahapan pelaksanaan kegiatan. Kerangka Acuan Kerja yang di diberikan sudah memberi gambaran kepada konsultan tentang pekerjaan yang ditawarkan. Konsultan berpendapat bahwa secara umum Kerangka Acuan Kerja tersebut sudah dapat digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan penyusunan dokumen usulan teknik. 2.2 Lingkup Umum Kegiatan Perencanaan Teknis Jalan yang akan dilaksanakan seluruhnya akan dibiayai dengan dana APBD (Rp. Murni). Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Barito Utara, dengan ruang lingkup pekerjaan meliputi: a. Survey Pengukuran (alinyement horizontal dan vertical) b. Survey sampel tanah yang dilakukan dengan hand boring, untuk mengetahui kondisi struktur tanah (CBR, dll) c. Survey sondir tanah untuk mengetahui kondisi struktur tanah pada kedalaman tertentu (perkiraan kedalaman tanah cadas) d. Survey Quarry, baik untuk batu belah, pasir, tanah timbunan, dll e. Test Laboratorium tanah untuk mengetahui CBR tanah asli (sub base) sebagai dasar untuk menentukan jenis serta metoda pekerjaan yang akan dilaksanakan (tebal base A atau B) f. Segala sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaan perencanaan teknis jalan, walaupun tidak termuat dalam KAK ini

2 USULAN TEKNIS HAL Batasan-Batasan Lingkup Kegiatan a. Konsultan akan melakukan seluruh pekerjaan Perencanaan, analisa lingkungan, ekonomi, dan keuangan serta pekerjaan terkait sebagaimana diuraikan disini untuk mencapai hasil yang diinginkan. b. Konsultan akan dilengkapi dengan laporan, data, informasi terkait yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut di atas. - Sehubungan dengan tugas-tugas yang akan dikerjakan oleh konsultan akan memerlukan kerjasama dengan instansi pemerintah dan instansi swasta yang terkait dengan proyek ini maka konsultan menjalin kerjasama yang baik agar konsultan memperoleh data dan informasi yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan ini. - Konsultan akan bertanggung jawab atas mutu hasil kerja dan penafsiran semua data yang diterima dan penyusunan kesimpulan serta rekomendasi dalam bentuk laporan.

3 USULAN TEKNIS HAL BAB IIII TANGGAPAN TERHADAP KAK 4.1. Latar Belakang Tujuan Seperti yang telah diuraikan di dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pekerjaan Perencanaan Jalan bahwa dalam rangka pengembangan prasarana jalan terutama jalan-jalan yang menghubungkan daerah-daerah terisolasi ataupun akses yang sulit untuk menuju pusat perekonomian, maka menjadi tugas pemerintah, untuk memprogramkan pengembangan Jalan dengan akan dilakukannya Seleksi Umum untuk Pekerjaaan Perencanaan Jalan Benao Jangkang Lahei - Malawaken. PT. Tema Karya Mandiri sebagai perusahaan yang telah berpengalaman di bidangnya antara lain dalam pekerjaan perencanaan teknis jalan bermaksud mengikuti Seleksi Umum untuk pekerjaan tersebut. Dalam pandangan konsultan PT. Tema Karya Mandiri untuk melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan inovasi-inovasi yang bermuara pada peningkatan produk pekerjaan tersebut. 1. Inovasi-inovasi dalam pandangan Konsultan Dalam hal melaksanakan tahapan kegiatan dari pekerjaan perencanaan teknis jalan ini konsultan PT. Tema Karya Mandiri melibatkan tenaga ahli yang telah berpengalaman yakni minimal telah memiliki pengalaman lebih dari 5 (lima) tahun dalam bidang pekerjaan perencanaan dan pengawasan teknis jalan dan jembatan dan memiliki sertifikat. Di dalam penyajian laporan terutama yang menyangkut penggambaran, PT. Tema Karya Mandiri akan menggunakan program-program terbaru sehingga tampilan dari desain/gambar hasil perencanaan menjadi menarik, informatif,

4 USULAN TEKNIS HAL mudah dibaca dan digunakan pihak pengguna jasa dari produk perencanaan tersebut. Sebagaimana biasanya pelaksanaan suatu pekerjaan agar menjadi hasil pekerjaan terutama yang menyangkut data sebagai dasar dari suatu perencanaan teknis jalan, maka pengambilan data diupayakan seakurat mungkin, yakni dengan melakukan pengukuran sedetail-detailnya dan diupayakan dengan ketelitian yang lebih dari apa yang ada dalam ketentuan Kerangka Acuan Kerja (KAK). Dengan data yang lebih akurat dan lebih mendetail maka hasil dari perencanaan benar-benar merupakan kebutuhan bagi pelaksanaan pembangunan dan peningkatan jalan yang direncanakan. Di dalam produk hasil perencanaan ini agar lebih menginformasikan kondisi visual lahan / jalan di lapangan. Perekaman dalam bentuk media tayang dari jalur pengukuran jalan yang akan dibuat perencanaan teknisnya akan lebih baik dan informatif serta memberikan gambaran kondisi tanah dan lokasi sehingga dapat pula memberikan dasar yang lebih lengkap dalam pelaksanaan pembangunan fisiknya nanti.

5 USULAN TEKNIS HAL BAB IV APRESIASI INOVASI 4.1. Latar Belakang Tujuan Seperti yang telah diuraikan di dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) Pekerjaan Perencanaan Peningkatan Jalan bahwa dalam rangka pengembangan prasarana jalan terutama jalan-jalan yang menghubungkan daerah-daerah terisolasi ataupun akses yang sulit untuk menuju pusat perekonomian, maka menjadi tugas pemerintah, untuk memprogramkan pengembangan Jalan dengan akan dilakukannya Seleksi Umum untuk Pekerjaaan Perencanaan Jalan Benao Jangkang Lahei - Malawaken. PT. Tema Karya Mandiri sebagai perusahaan yang telah berpengalaman di bidangnya antara lain dalam pekerjaan perencanaan teknis jalan bermaksud mengikuti Seleksi Umum untuk pekerjaan tersebut. Dalam pandangan konsultan PT. Tema Karya Mandiri untuk melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan inovasi-inovasi yang bermuara pada peningkatan produk pekerjaan tersebut. 2. Inovasi-inovasi dalam pandangan Konsultan Dalam hal melaksanakan tahapan kegiatan dari pekerjaan perencanaan teknis jalan ini konsultan PT. Tema Karya Mandiri melibatkan tenaga ahli yang telah berpengalaman yakni minimal telah memiliki pengalaman lebih dari 5 (lima) tahun dalam bidang pekerjaan perencanaan dan pengawasan teknis jalan dan jembatan dan memiliki sertifikat. Di dalam penyajian laporan terutama yang menyangkut penggambaran, PT. Tema Karya Mandiri akan menggunakan program-program terbaru sehingga tampilan dari desain/gambar hasil perencanaan menjadi menarik, informatif,

6 USULAN TEKNIS HAL mudah dibaca dan digunakan pihak pengguna jasa dari produk perencanaan tersebut. Sebagaimana biasanya pelaksanaan suatu pekerjaan agar menjadi hasil pekerjaan terutama yang menyangkut data sebagai dasar dari suatu perencanaan teknis jalan, maka pengambilan data diupayakan seakurat mungkin, yakni dengan melakukan pengukuran sedetail-detailnya dan diupayakan dengan ketelitian yang lebih dari apa yang ada dalam ketentuan Kerangka Acuan Kerja (KAK). Dengan data yang lebih akurat dan lebih mendetail maka hasil dari perencanaan benar-benar merupakan kebutuhan bagi pelaksanaan pembangunan dan peningkatan jalan yang direncanakan. Di dalam produk hasil perencanaan ini agar lebih menginformasikan kondisi visual lahan / jalan di lapangan. Perekaman dalam bentuk media tayang dari jalur pengukuran jalan yang akan dibuat perencanaan teknisnya akan lebih baik dan informatif serta memberikan gambaran kondisi tanah dan lokasi sehingga dapat pula memberikan dasar yang lebih lengkap dalam pelaksanaan pembangunan fisiknya nanti.

7 USULAN TEKNIS HAL BAB V PENDEKATAN DAN METODOLOGI 5.1 U M U M Agar dapat dihasilkan suatu mutu hasil pelaksanaan maksimal dan mencakup semua aspek yang telah diisyaratkan di dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka metodologi pendekatan teknis disusun berdasarkan tahap-tahap sebagai berikut : 1. Tahap persiapan Mempersiapkan bahan-bahan dasar perencanaan sebelum ke lapangan yaitu melaksanakan survey pendahuluan yang meliputi : - Mempersiapkan data-data awal. - Membuat desain sementara dari data-data awal untuk dipakai sebagai panduan survey pendahuluan / Recon di lapangan. - Menetapkan ruas yang akan disurvey 1.1. Lingkup Pekerjaan a. Mengumpulkan data kelas, fungsi dan status jalan yang akan didesain. b. Mempersiapkan peta-peta berupa : - Peta Tata Guna Lahan - Peta Topografi skala 1 : s/d 1: atau yang lebih besar - Peta Geologi skala 1 : s/d 1 : c. Menetapkan awal dan akhir rencana proyek pada peta jalan/alinnemen Horizontal dengan melakukan pengecekan alinnemen vertikal sesuai kondisi jalan d. Membuat estimasi panjang jalan, jumlah dan panjang jembatan, box culvert/gorong gorong, dan bangunan pelengkap jalanlainnya yang mungkin akan terdapat pada route jalan tersebut.

8 USULAN TEKNIS HAL e. Melakukan koordinasi dan konfirmasi dengan instansi terkait dipusat maupun didaerah termasuk juga mengumpulkan infomasi harga satuan/upah untuk disekitar lokasi proyek terutama pada proyek yang sedang berjalan. f. Mengumpulkan dan mempelajari laporan-laporan yang berkaitan dengan wilayah yang dipengaruhi atau mempengaruhi jalan/jembatan yang akan direncanakan. g. Menetapkan awal dan akhir rencana proyek pada peta serta menarik beberapa alternatif rencana as jalan dan jembatan, alinyemen horizontal dengan dilakukan pengecekan alinyemen vertikal sesuai dengan kondisi medan yang memenuhi standar perencanaan geometrik jalan dan dibahas bersama-sama dengan Geotecnical Engineer, Geodetic Engineer, Hydraulic Engineer. 2. Survey Pendahuluan Survey pendahuluan / Reconnaissance Survey adalah survey yang dilakukan pada awal pekerjaan di lokasi, yang bertujuan untuk memperoleh data awal sebagai bagian penting bahan kajian kelayakan teknis dan untuk pekerjaan selanjutnya. Serta diharapkan mampu memberikan saran dan bahan pertimbangan terhadap survey detail lanjutan diantaranya : survey topografi, survey geologi dan geoteknik, survey bahan quarry, survey hidrologi/hidrolik, jenis konstruksi serta metode pelaksanaan sehingga diperoleh suatu perencanaan detail desain yang matang, semua kegiatan recon survey harus dibuatkan laporan sebagai data awal perencanaan. Lingkup Pekerjaan Survey Pendahuluan adalah : - Studi Literatur yaitu mengumpulkan data pendukung perencanaan baik data sekunder maupun data laporan Studi Kelayakan (FS), dan laporan Studi AMDAL serta laporan-laporan lainnya yang berkaitan dengan wilayah yang dipengaruhi/mempengaruhi jalan / jembatan yang direncanakan.

9 USULAN TEKNIS HAL Koordinasi dengan Instansi Terkait yaitu melaksanakan koordinasi konfirmasi dengan instansi terkait di daerah yaitu di Kabupaten Barito Utara, sehubungan dengan dengan dilaksanakannya survey pendahuluan. - Diskusi Perencanaan Lapangan, Team bersama sama akan melakukan / melaksanakan survey dan mendistribusikannya dan membuat usul perencanaan dilapangan bagian demi bagian sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing serta membuat sketsa dilengkapi dengan catatan-catatan dan kalau perlu membuat tanda dilapangan berupa patok serta dilengkapi dengan foto-foto penting dan identitasnya masing-masing yang akan difinalkan di kantor sebagai bahan penyusunan laporan setelah kembali dari lapangan. - Racon Survey Topografi, Kegiatan yang akan dilakukan geodetic engineer pada survey pendahuluan adalah : a. Menentukan awal dan akhir pengukuran serta pemasangan patok beton Bench Mark di awal dan akhir proyek. b. Mengamati kondisi topografi c. Mencatat daerah-daerah yang akan dilakukan pengukuran khusus serta, morpologi dan lokasi yang perlu dilakukan perpanjangan koridor d. Membuat rencana kerja untuk survey detail pengukuran e. Menyarankan posisi patok Mench Mark pada lokasi/titik yang akan dijadikan referensi. - Recon Survey / Desain Geometrik Kegiatan yang dilakukan pada survey pendahuluan geoteknik adalah : a. Mengamati secara visual kondisi lapangan yang berkaitan dengan karateristik dan sifat tanah dan batuan. b. Mengamati perkiraan lokasi sumber material (quary) sepanjang lokasi pekerjaan. c. Memberikan rekomendasi pada Higway Engineer berkaitan dengan rencana trace jalan yang akan dipilih.

10 USULAN TEKNIS HAL d. Melakukan pemotretan pada lokasi-lokasi khusus ( rawan longsong, daerah banjir, dll ) e. Mencatat lokasi yang akan dilakukan DPC maupun lokasi untuk test pit. f. Membuat rencana kerja untuk team syrvey detail. - Recon Jembatan - Recon Survey Lalu Lintas - Recon Survey Geologi dan Geoteknik - Recon Survey Hidrologi/Hidraulik - Recon Survey Dampak Lingkungan - Recon Survey Upah dan Harga Satuan adalah tim melaksanakan pengumpulan data upah, harga satuan dan data peralatan yang akan digunakan 3. Pengukuran Topografi Pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah mengumpulkan data koordinat dan ketinggian permukaan tanah sepanjang rencana trace jalan dan jembatan di dalam koridor yang ditetapkan untuk penyiapan peta topografi dengan skala 1:1000, yang akan digunakan untuk perencanaan geometrik jalan, serta 1:5000 untuk perencanaan jembatan dan penanggulangan longsoran. Lingkup Pekerjaan Pengukuran Topografi : - Pemasangan Patok-patok a. Patok-patok BM dibuat dari beton dengan ukuran 10x10x75 cm atau pipa paralon ukuran 4 inci yang diisi dengan adukan beton dan diatasnya dipasang neut dari baut, ditempatkan pada tempat yang aman, mudah terlihat. Patok BM akan dipasang pada setiap 1 ( satu ) kilo meter. b. Patok BM dipasang/ditanam dengan kuat, bagian yang tampak diatas tanah setinggi 20 cm, dicat warna kuning, diberi lambang Prasarana Wilayah, Notasi dan nomor BM dengan warna hitam. Patok BM yang sudah terpasang, kemudian diphoto sebagai dokumentasi yang dilengkapi dengan nilai koordinat serta elevasi.

11 USULAN TEKNIS HAL c. Untuk setiap titik polygon dan sifat datar harus digunakan patok kayu yang cukup keras, lurus dengan diameter sekitar 5 cm, panjang sekurang-kurangnya 50 cm, bagian bawah diruncingkan, bagian atas diratakan dan diberi paku, ditanam dengan kuat, bagian yang masih nanpak diberi nomor dan dicat warna kuning. Dalam keadaan khusus akan ditambahkan patok bantu. d. Untuk memudahkan pencarian patok, pada daerah sekitar patok diberi tanda-tanda khusus. e. Pada lokasi-lokasi khusus dimana tidak mungkin dipasang patok, misalnya diatas permukaan jalan beraspal atau diatas permukaan batu, maka titik-titik poligon dan sipat datar ditandai dengan paku seng yang dilingkari cat kuning dan diberi nomor. - Pemasangan Titik Kontrol Horizontal ( apabila menggunakan alat konvensional ) a. Pengukuran titik kontrol horizontal dilakukan dengan sistem polygon, dan semua titik ikat (BM) dijadikan sebagai titik polygon. b. Sisi polygon atau jarak antar titik polygon maksimum 100 meter, diukur dengan meteran atau dengan alat ukur secara optis atau elektronis. c. Sudut sudut polygon diukur dengan alat ukur theodolit dengan ketelitian baca dalam detik. Theodolit yang akan digunakan adalah jenis T2 atau yang setingkat. d. Pengamatan matahari dilakukan pada titik awal dan tiitk akhir pengukuran dan untuk setiap interval ± 5 km disepanjang trace yang diukur. Apabila pengamatan matahari tidak bisa dilakukan akan digunakan alat GPS Portale ( Global Positioning System ). Setiap pengamatan matahari akan dilakukan dalam 2 seri ( 4 biasa dan 4 luar biasa ). - Pengukuran Titik Kontrol Vertikal ( apabila menggunakan alat konvensional )

12 USULAN TEKNIS HAL a. Pengukuran ketinggian dilakukan dengan cara 2 kali berdi / pembacaan pergi pulang. b. Pengukuran sifat datar mencakup semua titik pengukuran ( polygon, sifat datar, dan potongan melintang ) dan titik BM c. Rambu rambu ukur yang dipakai dalam kedaaan baik, berskala benar, jelas dan sama. d. Pada setiap pengukuran sifat datar dilakukan pembacaan ketiga benangnya yaitu /Benang Atas ( BA ), Benang Tengah (BT), dan Benang Bawah (BB), dalam satuan milimeter. Pada setiap pembacaan akan dipenuhi : 2.BT=BA+BB. e. Dalam satu seksi ( satu hari pengukuran ) adalah jumlah siang ( pengamatan ) yang genap. - Pengukuran Situasi ( apabila menggunakan alat konvensional ) a. Pengukuran situasi di lakukan dengan sistem tachimetri, yang mencakup semua objek yang dibentuk oleh alam ataupun manusia yang ada disepanjang jalur pengukuran, sperti alur, sungai, bukit, jembatan, rumah, gedung dan sebagainya. b. Dalam pengambilan data akan dioperhatikan keseragaman penyebaran dan kerapatan titik yang cukup sehingga akan dihasilkan gambar situasi yang benar. Pada lokasi lokasi khusus misalnya : sungai, persimpangan dengan jalan yang sudah ada pengukuran akan dilakukan dengan tingkat kerapatan yang lebih tinggi. c. Untuk pengukuran situasi akan digunakan alat theodolit.

13 USULAN TEKNIS HAL Pengukuran Penampang Melintang Pengukuran penampang melintang akan dilakukan dengan persyaratan sebagai berikut : Interval (m) Kondisi Lebar Koridor Interval (m) Jembatan (m) Jalan Baru dan Longsoran - Datar, Landai dan Lurus Pengunungan Tikungan 50 (luar) (dalam ) Untuk pengukuran penampang melintang akan digunakan alat theodolit. - Pengukuran Khusus Pengukuran khusus diperlukan pada beberapa kondisi khusus, misalnya : perpotongan rencana trace jalan dan sungai. a. Pengukuran pada perpotongan rencana trace jalan dengan sungai. - Koridor pengukuran ke arah hulu dan hilir masing-masing 200 m dari perkiraan titik perpotongan atau daerah sekitar sungai yang masih berpengaruh terhadap keamanan jembatan dengan interval pengukuran penampang melintang sengai sebesar 25 meter. - Pada daerah posisi jembatan interval pengukuran melintang dan memanjang dilakukan setiap 10 meter (maksimal 15 meter) - Koridor pengukuran searah rencana trace jalan masingmasing 100 m dari kedua tepi sungai dengan interval pengukuran penampang melintang rencana trace jalan sebesar 25 meter.

14 USULAN TEKNIS HAL a. Pengukuran pada perpotongan dengan jalan yang ada. - Koridor pengukuran ke setiap arah kaki perpotongan masingmasing 100 m dari perkiraan titik perpotongan dan interval pengukuran penampang melintang sebesar 25 meter. - Pengukuran situasi lengkap menampilkan segala obyek yang dibentuk alam ataupun oleh manusia disekitar peersilangan tersebut. - Persyaratan. Pemeriksaan dan koreksi alat ukur,. Sebelum melakukan pengukuran, setiap alat ukur yang akan digunakan akan diperiksa dan dikoreksi sebagai berikut : a. Pemeriksaan Theodolit - Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung. - Sumbu II tegak lurus sumbu I - Garis bidik tegak lurus sumbu II - Kesalahan kolimasi horizontal = 0 - Kesalahan indek vertikal = 0 b. Pemeriksaan alat sifat datar. - Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung. - Garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo Hasil pemeriksaan dan koreksi alat ukur akan dicatat dan lilampirkan kedalam laporan. - Perhitungan: a. Pengamatan Matahari. Dasar perhitungan pengamatan matahari akan mengacu pada tabel almanak matahari yang diterbitkan oleh

15 USULAN TEKNIS HAL Direktorat Topograpi TNI-AD untuk tahun yang sedang berjalan dan harus dilakukan dilokasi pekerjaan. b. Perhitungan Koordinat Perhitungan koordinat polygon dibuat setiap seksi, antara pengamatan matahari yang satu dengan pengamatan berikutnya. Koreksi sudut tidak boleh diberikan berdasarkan panjang kaki sudut ( kaki sudut yang lebih pendek mendapat koreksi yang lebih besar), dan harus dilakukan dilokasi pekerjaan. c. Perhitungan sifat Datar Perhitungan sifat datar harus dilakukan hingga 4 desimal ( ketelitian 0,5 mm ), dan harus dilakukan kontrol perhitungan pada setiap lembar perhitungan dengan menjumlahkan beda tingginya. d. Perhitungan ketinggian detail Ketinggian detail dihitung berdasarkan ketinggian patok ukur yang dipakai sebagai titik pengukuran detail dan dihitung secara tachimetris. e. Seluruh perhitungan akan dilakukan menggunakan komputerisasi. - Penggambaran a. Penggambaran poligon harus dibuat dengan skala 1 : untuk jalan dan 1 : 500 untuk jembatan b. Garis-garis dibuat setiap 10 cm. c. Koordinat grid terluar (dari gambar) harus dicantumkan harga absis (x) dan ordinat (y) nya. d. Pada setiap lembar gambar dan/atau setiap 1 meter panjang gambar harus dicantumkan petunjuk arah utara. e. Penggambaran tiitk poligon harus berdasarkan hasil perhitungan dan tidak boleh di lakukan secara grafis.

16 USULAN TEKNIS HAL f. Setiap titik ikat (BM) akan dicantumkan nilai X.Y.Z-nya dan diberi tanda khusus. Semua hasil perhitungan titik pengukuran detail, situasi, dan penampang melintang harus digambarkan pada gambar polygon, sehingga membentuk gambar situasi dengan interval garis ketinggian (contour) 1 meter, Semua gambar topograpi akan disajikan dengan menggunakan software computer. 4. Inventarisasi Jalan dan Jembatan Bertujuan untuk mendapatkan data secara umum mengenai kondisi perkerasan maupun kondisi jembatan yang terdapat pada ruas jalan yang disurvey meliputi : - Inventarisasi Kondisi Permukaan Jalan Pemeriksaan dilakukan dengan mencatat kondisi rata-rata setiap 200 m yang tercatat selamam berkendaraan. Data yang akan diperoleh dari pemeriksaan ini adalah : a. Lebar perkerasan yang ada dalam meter RCI Kondisi Visual Type Permukaan Tipikal 8-10 Sangat rata Hotmik (AC dan HRS) yang halus, baru dibuat/ditingkatkan dengan beberapa lapisan aspal 7-8 Sangat baik/rata Hotmik setelah dipakai beberapa tahun atau lapisan tipis hotmix diatas penetrasi macadam dipakai untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi disekitar ruas jalan yang ditingkatkan

17 USULAN TEKNIS HAL Baik Hotmix lama, Nacas/Lasbutag baru 5-6 Cukup, sedikit/tak Penetrasi macadam, ada lubang, Nacas baru atau permukaan rata Lasbutag berumur beberapa tahun 3-4 Jelek kadangkadang Penetrasi macadam berlubang, tidak rata berumur 4-5 tahun, jalan kerikil tak terawat 2-3 Rusak berat Semua type perkerasan yang sudah lama tidak terpelihara 1-2 Tidak dapat dilalui kecuali oleh Jeep 4 WD b. Jenis bahan perkerasan yang ada, misalnya AC, HRS, Lasbutag, Penetrasi Macadam dl.. c. Nilai kekerasan jalan yang dapat diperoleh dari hasil survey NAASRA Roughness Meter (IRI), atau ditentukan secara visual (RCI) dengan ketentuan skala.( jikalau itu adalah peningkatan jalan ) d. Kondisi daerah samping jalan serta utilitas yang ada seperti saluran samping, gorong-gorong, bahu, berm, kondisi drainase samping, jarak pagar/bangunan penduduk / tebing kepinggir perkerasan. e. Lokasi awal dan akhir pemeriksaan jelas dan sesuai dengan lokasi yang ditentukan untuk jenis pemeriksaan klainnya. f. Data yang diperoleh dicatat didalam format Invetarisasi Jalan ( Highway Geometric Inventory ), per 200 meter. g. Membuat photo dokumentasi inventarisasi geometrik jalan minimal 1 (satu) buah photo per 200 meter.

18 USULAN TEKNIS HAL h. Photo ditempel pada format standar dengan mencantumkan hal-hal yang diperlukan seperti nomor dan nama ruas jalan, arah pengambilan photo dan tinggi petugas yang memegang nomor STA. - Inventarisasi Jembatan Tujuan inventarisasi jembatan adalah untuk mendapatan informasi mengenai existing jembatan yang terdapat pada ruas jalan yang ditinjau diantaranya : a. Nama, lokasi serta kondisi jembatan b. Dimensi jembatan yang meliputi bentang, lebar, ruang bebas dan jenis lantai. c. Perkiraan volume pekerjaan bila diperlukan pekerjaan perbaikan atau pemeliharaan d. Data yang diperoleh akan dicatat dalam suatu format standar. e. Photo dokumentasi minimum 2 (dua) lembar untuk setiap jembatan yang diambil dari arah memanjang dan melintang. Photo ditempel pada format standar 5. Survey Lalu Lintas Bertujuan untuk mengetahui kondisi jalan yang ada, kecepatan kendaraan rata-rata, menginventarisasi jalan yang ada, serta menginventarisasi jumlah setiap jenis kendaraan yang melewati ruas jalan tertentu dalam satuan waktu, sehingga dapat dihitung lalu lintas harian rata-rata sebagai dasar perencanaan jalan dan jembatan. Lingkup Pekerjaan Survey Lalu Lintas : - Survey Volume Kendaraan Survey ini dilakukan di 3 (tiga) tempat yaitu : Ruas Jalan, Simpang Tiga Jalan, dan Simpang empat Jalan, seluruh jenis kendaraan yang lewat baik dari arah depan maupun dari arah belakang harus dicatat setiap lajur minimal 2 orang dengan peralatan yang digunakan 1 orang 1

19 USULAN TEKNIS HAL counter serta format survey yang telah ditentukan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK). - Pos pos perhitungan lalu lintas. - Pemilihan Lokasi pos a. Lokasi pos harus mewakili jumlah lalu lintas harian rata-rata dari ruas jalan, tidak terpengaruh oleh angkutan luang alik yang tidak mewakili ruas ( commuter traffic ) b. Lokasi pos harus mempunyai jarak pandang uang cukup untuk kedua arah, sehingga memungkinkan pencatatan kendaraan dengan mudah dan jelas. c. Lokasi pos tidak dapat ditempatkan pada persilangan jalan. - Tanda Pengenal Pos Setiap pos perhitungan lalu lintas rutin mempunyai nomor pengenal, terdiri dari satu huruf besar dan diikuti oleh tiga digit angka. Huruf besar A,B dan C memberikan identitas mengenai type kelas pos perhitungan. Tiga digit angka berikutnya identik denga nomor ruas jalan dimana pospos tersebut tergeletak. Apabila dalam suatu ruas jalan mempunyai pos perhitungan lebih dari satu, maka kode untuk pos kedua, digit pertama diganti dengan 4 dan seterunya. Urutan pos dimulai dari kilometer kecil ke kilometer besar pada ruas jalan tersebut. 6. Survey Kondisi Perkerasan Jalan Survey kondisi perkerasan jalan diharapkan dapat memberikan data akurat mengenai kondisi perkerasan pada ruas jalan yang meliputi lendutan dari suatu konstruksi jalan, kekerasan jalan, daya dukung tanah dasar dan susunan / lapisan perkerasan. Dengan lingkup pekerjaan antara lain : - Pemeriksaan Lendutan Balik dengan Benkelman Beam pemeriksaan akan dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut : a. Pengukuran beban gandar belakang harus dilakukan dengan menggunakan jembatan timbang atau dengan alat lain yang telah

20 USULAN TEKNIS HAL terbukti dapat dipakai untuk pengukuran beban gandar, dan hasil pengukuran beban gandar akan dicatat dengan jelas. b. Alat Benkelman Beam yang dipakai mempunyai ukuran standar misalnya perbandingan batang 1:2, Dimensi geometrik dan Benkelman Beam akan dicatat dengan jelas. c. Alat pembacaan (dial gauge ) lendutan pada kondisi yang baik dan skala ketelitian pembacaan jarum petunjuk akan dicatat. d. Hal-hal khusus yang akan dijumpai seperti kondisi drainase, nama daerah yang dilalui, cuaca, waktu peninggian perkukaan jalan dan sebagainya akan dicatat. e. Pemeriksaan lendutan balik dilakukan dengan interval pemeriksaan maksimal setiap 200 meter sepanjang ruas jalan beraspal yang telah ditetapkan. f. Lokasi awal dan akhir pemeriksaan harus dicatat dengan jelas. (Patok Km / Sta). - Pemeriksaan Daya Dukung tanah dasar dengan alat (DCP) Dynamic Cone Penetrometer ) akan dilakukan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut : a. Alat DCP yang dipakai sesuai dengan ketentuan ketentuan yang ada. b. Pemeriksaan dilakukan dengan interval pemeriksaan maksimal 200 m. c. Pemeriksaan dilakukan pada sumbu jalan dan pada permukaan lapisan tanah dasar. d. Akan selalu dicatat ketebalan dan jenis setiap bahan perkerasan yang ada seperti lapisan sirtu, lapisan telport, lapisan pasir dan sebagainya. e. Pemeriksaan dilakukan hingga kedalaman 90 cm dari permukaan lapisan tanah dasar. Terkecuali bila dijumpai lapisan tanah yang sangat keras ( cadas )

21 USULAN TEKNIS HAL f. Hal-hal khusus yang akan dijumpai seperti kondisi drainase, nama daerah yang dilalui, cuaca, waktu peninggian perkukaan jalan dan sebagainya akan dicatat g. Lokasi awal dan akhir pemeriksaan harus dicatat dengan jelas. ( Patok Km / Sta ). - Survey Susunan Lapisan Perkerasan dan Tanah dasar denga metode test Pit. 7. Survey Geologi dan Geoteknik Survey geologi dan geoteknik bertujuan mendapatkan identifikasi kondisi lapisan tanah secara lengkap sehingga dapat digunakan untuk menentukan jenis perkerasan jalan yang aman, ekonomis dan sesuai dengan keperluan proyek. serta untuk melakukan pemetaan penyebaran tanah / bantuan dasar termasuk kisaran tebal tanah pelapukan, memberikan informasi mengenai stabilitas tanah, menentukan jenis dan karakteristik tanah untuk keperluan bahan jalan dan struktur, serta mengidentifikasi lokasi sumber bahan termasuk perkiraan kuantitasnya. Lingkup Pekerjaan Survey Geologi dan Geoteknik meliputi penyelenggaraan penyelidikan mekanika tanah yang mencakup penyelidikan dilapangan, pengambilan contoh tanah ( disturbed dan undisturbed sample ), percobaan di laboratorium dan analisa beserta rekomendasi yang menyangkut karakteristik tanah dari lokasi proyek untuk sub base dan base jalan dan pengaruhnya terhadap lingkungan proyek. Penyelidikan / test dilakukan / dikerjakan sesuai dengan prosedurastm. - Pemeriksaan Daya Dukung tanah dasar dengan alat (DCP) Dynamic Cone Penetrometer ) akan dilakukan dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut : a. Alat DCP yang dipakai sesuai dengan ketentuan ketentuan yang ada.

22 USULAN TEKNIS HAL b. Pemeriksaan dilakukan dengan interval pemeriksaan maksimal 200 m. c. Pemeriksaan dilakukan pada sumbu jalan dan pada permukaan lapisan tanah dasar. d. Akan selalu dicatat ketebalan dan jenis setiap bahan perkerasan yang ada seperti lapisan sirtu, lapisan telport, lapisan pasir dan sebagainya. e. Pemeriksaan dilakukan hingga kedalaman 90 cm dari permukaan lapisan tanah dasar. Terkecuali bila dijumpai lapisan tanah yang sangat keras ( cadas ) f. Hal-hal khusus yang akan dijumpai seperti kondisi drainase, nama daerah yang dilalui, cuaca, waktu peninggian perkukaan jalan dan sebagainya akan dicatat g. Lokasi awal dan akhir pemeriksaan harus dicatat dengan jelas. ( Patok Km / Sta ). - Survey Susunan Lapisan Perkerasan dan Tanah Dasar dengan metode Test Pit. Pengambilan contoh tanah dari sumuran uji kg untuk setiap contoh tanah. Setiap contoh tanah diberi iidentitas yang jelas ( sumur uji, lokasi, kedalaman). Penggalian sumur gali dilakukan pada setiap jenis satuan tanah yang berbeda atau maksimum 5 km bila jenis tanah sama. Denagn kedalaman 1-2 meter. Setiap sumuran yang digali dan contoh tanah yang diambil akan diphoto. - Uji Laboratorium Uji laboratorium yang akan dilakukan pada contoh tanah asli ( undisturbed sample ) dimaksud untuk mendapatkan karakteristik identifikasi umum (Index Propertis ) dari contoh tanah yang bersangkutan. - Kadar Air (W) - Berat Isi Tanah (ỳ) - Berat Jenis Tanah (Gs)

23 USULAN TEKNIS HAL Batas-batas Attenberg - Uji Gradasi / Saringan dan Hidrometer - Uji Konsolidasi - Uji CBR Uji tersebut dilakukan sesuai standar pelakasanaan ASTM. - Penyelidikan Geologi - Penyelidikan Geoteknik - Lokasi Quarry 8. Survey Hidrologi dan Hidraulik Survey ini diharapkan dapat menyajikan data hidrologi dan karakter / perilaku aliran air pada bangunan air yang ada baik di sekitar jembatan maupun jalan, guna keperluan analisis hidrologi, penentuan debit banjir rencana (elevasi muka air banjir), perencanaan drainase dan bangunan pengaman terhadap gerusan, river training (pengarah arus) yang diperlukan. Lingkup Pekerjaan Survey Hirologi dan Hidraulik meliputi : - Mengumpulkan data curah hujan dan banjir tahunan. - Mengumpulkan data bangunan pengaman yang ada (gorong-gorong, jembatan selokan). - Menganilisis data curah hujan dan menentukan curah hujan rencana, debit dan tinggi muka air banjir. - Menganalisa pola aliran air. - Menghitung dimensi dan jenis bangunan pengaman yang diperlukan. - Menentukan rencana elevasi aman untuk jalan/jembatan termasuk pengaruhnya akibat adanya bangunan air (aflux). - Merencanakan bangunan pengaman jalan/jembatan terhadap gerusan sempit atau horizontal dan vertikal. 9. Perencanaan Teknis Bertujuan untuk merencanakan baik geometrik, perkerasan, jembatan, struktur bangunan pelengkap, landsekap, sampai dengan penyiapan

24 USULAN TEKNIS HAL dokumen pelelangan, sehingga menghasilkan suatu perencanaan yang sempurna, ekonomis, serta ramah terhadap lingkungan. Ruang lingkup dari pekerjaan ini meliputi kegiatan : - Merencanakan geometrik jalan dan jembatan dengan memperhatikan stabilitas lereng. - Merencanakan jenis serta tebal perkerasan. - Merencanakan bangunan atas dan bawah jembatan. - Merencanakan bangunan pelengkap dan pengaman jalan. - Merencanakan lansekap jalan. - Menyiapkan dokumen lelang. 5.2 Koordinasi Layanan Konsultansi Dalam melaksanakan tugasnya, Konsultan Perencana dituntut untuk selalu berkoordinasi dengan instansi terkait dalam suatu jalinan hubungan yang baik dan mantap sangat dibutuhkan di dalam usaha Pelayanan Jasa Konsultansi untuk menangani pekerjaan Perencanaan Teknis Jalan sepanjang 63 Km (Patung-Hayaping dll) pada Kegiatan Perencanaan Teknis Jalan dan Jembatan Propinsi

25 USULAN TEKNIS HAL Sasaran Kerja Dalam suatu pekerjaan pembangunan demi tercapainya sasaran hasil pekerjaan maksimal adanya kegiatan Perencanaan adalah mutlak diperlukan, yang harus sesuai dengan kriteria dan pokok-pokok ketentuan yang telah ditetapkan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK). Sasaran-sasaran dan tujuan yang ingin dicapai dalam Perencanaan tersebut antara lain : Tepat dalam waktu pelaksanaan pekerjaan Perencanaan. Mutu dan hasil pekerjaan sesuai dengan spesifikasi yang digunakan untuk pekerjaan ini. Dapat dilaksanakan dengan administrasi yang efektif dan efisien. Sehingga dengan demikian diperlukan perencanaan yang lebih teliti dan dimulai dari awal pekerjaan persiapan sampai dengan hasil akhir pekerjaan agar tercapai suatu hasil pekerjaan yang maksimal dan sesuai dengan spesifikasi. Pekerjaan Perencanaan akan dapat berjalan dengan baik dan lancar apabila ditunjang dengan sistem organisasi yang baik pula serta pelaksanaan perencanaan yang efektif dan efisien serta dapat dipertanggungjawabkan. 5.4 Metode Penanganan Pekerjaan Dalam usaha mendapatkan suatu kesatuan dalam pekerjaan diperlukan adanya suatu dasar serta pegangan sebagai acuan di dalam melaksanakan perencanaan, yaitu dengan cara menyebarluaskan beberapa dokumen-dokumen serta spesifikasi kepada personil/petugas lapangan yang terkait.

26 USULAN TEKNIS HAL BAB VI RENCANA KERJA Konsultan akan menyusun dan menyerahkan Rencana Kerja (Request For Work) dan Jadwal Waktu Pelaksanaan (Time Schedule) kepada Tim Perencana untuk diperiksa dan disetujui, sebagai dasar pertimbangan dalam penyusunan Rencana Kerja tersebut antara lain adalah sebagai berikut : Mobilisasi serta jumlah alat dan personil yang direncanakan akan dipergunakan di lapangan. Tahapan dan jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan. Metode Pelaksanaan yang telah disetujui. Kondisi Proyek dan lingkungan sekitarnya, cuaca serta dominan musim setempat. Konsultan akan mengajukan metode peaksanaan yang akan dipakai, selain menyusun Rencana Kerja dan menyerahkannya pada Tim pemeriksa untuk diperiksa dan disetujui, selanjutnya untuk dipertimbangkan dan disetujui bersama oleh Pihak Proyek.

BAB III METODE PELAKSANAAN

BAB III METODE PELAKSANAAN BAB III METODE PELAKSANAAN 3.1 Pekerjaan Persiapan dan pengumpulan Data 3.1.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan yang harus dipersiapkan guna memperlancar jalannya pelaksanaan pekerjaan Perencanaan Teknis dan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Detailed Engineering Design (DED) Ruas Jalan Basarang Murung Keramat Terusan Batanjung 1. Latar Belakang BAB. I U M U M Dinas Pekerjaan Umum adalah institusi pemerintah yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN MULAI. Perumusan Masalah. Pengumpulan Data. Penentuan Segmen Jalan. Penentuan Tebal Perkerasan

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN MULAI. Perumusan Masalah. Pengumpulan Data. Penentuan Segmen Jalan. Penentuan Tebal Perkerasan BAB III METODOLOGI PERENCANAAN 3.1 Diagram Alir Perencanaan MULAI Pengenalan Lokasi Perumusan Masalah Review Peraturan Perencaanan, Standar Desain & Metode Survey Pengumpulan Data Data Sekunder : - Data

Lebih terperinci

BAB I U M U M Latar Belakang

BAB I U M U M Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I U M U M Kebutuhan akan sarana dan prasarana jalan yang baik merupakan sesuatu yang diharapkan oleh masyarakat dan merupakan faktor penunjang lancarnya perekonomian. Mengingat

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA DATABASE PERENCANAAN JALAN KECAMATAN SAMPANG KABUPATEN SAMPANG

KERANGKA ACUAN KERJA DATABASE PERENCANAAN JALAN KECAMATAN SAMPANG KABUPATEN SAMPANG KERANGKA ACUAN KERJA DATABASE PERENCANAAN JALAN KECAMATAN SAMPANG KABUPATEN SAMPANG I. LATAR BELAKANG Transportasi merupakan pendukung perekonomian suatu daerah. Tersedianya suatu jaringan dan sistem transportasi

Lebih terperinci

MODUL RDE - 04: SURVEI PENENTUAN TRASE JALAN

MODUL RDE - 04: SURVEI PENENTUAN TRASE JALAN PELATIHAN ROAD DESIGN ENGINEER (AHLI TEKNIK DESAIN JALAN) MODUL RDE - 04: SURVEI PENENTUAN TRASE JALAN 2005 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN

Lebih terperinci

Banjir yang terjadi pada setiap musim hujan adalah disebabkan. volume pembuangan air kotor baik dari penduduk dan permukiman

Banjir yang terjadi pada setiap musim hujan adalah disebabkan. volume pembuangan air kotor baik dari penduduk dan permukiman BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Banjir yang terjadi pada setiap musim hujan adalah disebabkan volume pembuangan air kotor baik dari penduduk dan permukiman meningkat, sedangkan tampungan air yang

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN DESAIN

BAB II PERSIAPAN DESAIN 1.1. Latar Belakang BAB I U M U M Kebutuhan akan prasarana jalan yang baik merupakan sesuatu yang diharapkan oleh masyarakat dan merupakan faktor penunjang lancarnya perekonomian. Mengingat kondisi sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan secara matematis untuk meratakan kesalahan (koreksi), kemudian

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan secara matematis untuk meratakan kesalahan (koreksi), kemudian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu ukur tanah (Plane Surveying) adalah ilmu yang mempelajari tentang pengukuran-pengukuran pada sebagian permukaan bumi guna pembuatan peta serta memasang kembali

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Persiapan Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Kegiatan penelitian ini akan dilaksanakan di lokasi studi yaitu Jalan Raya Sekaran di depan Perumahan Taman Sentosa Gunungpati,

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN DESAIN

BAB II PERSIAPAN DESAIN 1.1. Latar Belakang BAB I U M U M Kebutuhan akan prasarana jalan yang baik merupakan sesuatu yang diharapkan oleh masyarakat dan merupakan faktor penunjang lancarnya perekonomian. Mengingat kondisi sarana

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN : PR-1 PERENCANAAN JALAN MABU UN SP. EMPAT HARUAI, BANJARMASIN SERAPAT BARITO & KELUA - TANJUNG

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN : PR-1 PERENCANAAN JALAN MABU UN SP. EMPAT HARUAI, BANJARMASIN SERAPAT BARITO & KELUA - TANJUNG KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN : PR-1 PERENCANAAN JALAN MABU UN SP. EMPAT HARUAI, BANJARMASIN SERAPAT BARITO & KELUA - TANJUNG SATUAN KERJA NVT PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL PROVINSI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 TINJAUAN UMUM

BAB III METODOLOGI 3.1 TINJAUAN UMUM III - 1 BAB III 3.1 TINJAUAN UMUM Di dalam suatu pekerjaan konstruksi diperlukan suatu rancangan yang dimaksudkan untuk menentukan fungsi struktur secara tepat dan bentuk yang sesuai serta mempunyai fungsi

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN DESAIN

BAB II PERSIAPAN DESAIN 1.1. Latar Belakang BAB I U M U M Kebutuhan akan prasarana jalan yang baik merupakan sesuatu yang diharapkan oleh masyarakat dan merupakan faktor penunjang lancarnya perekonomian. Mengingat kondisi sarana

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM RANCANGAN - 2 ( R-2 ) PEDOMAN Konstruksi dan Bangunan Pd. T-XX-2005-B Perancangan Teknik Jalan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Daftar isi Daftar isi... i Daftar tabel... iii Prakata... iv Pendahuluan... v 1

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI III-1

BAB III METODOLOGI III-1 BAB III METODOLOGI 3.1 TINJAUAN UMUM Dalam proses perencanaan jalan perlu dilakukan analisis yang teliti. Semakin rumit masalah yang dihadapi maka akan semakin kompleks pula analisis yang harus dilakukan.

Lebih terperinci

PERENCANAAN TEKNIS JALAN SEPANJANG 62 KM KATA PENGANTAR

PERENCANAAN TEKNIS JALAN SEPANJANG 62 KM KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Pendahuluan untuk pekerjaan Perencanaan Teknis Jalan Sepanjang 62 KM (Paket R-04) ini dibuat oleh konsultan berdasarkan kontrak No. KU.08.08 - W16/SNVT P2JJ/259 Tanggal 23 Februari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3. 1 TINJAUAN UMUM

BAB III METODOLOGI 3. 1 TINJAUAN UMUM BAB III METODOLOGI 3. 1 TINJAUAN UMUM Di dalam pembangunan suatu jalan diperlukan perencanaan yang dimaksudkan untuk merencanakan fungsi struktur secara tepat, dan bentuk bentuk yang sesuai serta mempunyai

Lebih terperinci

Tata cara pembuatan model fisik sungai dengan dasar tetap

Tata cara pembuatan model fisik sungai dengan dasar tetap Standar Nasional Indonesia Tata cara pembuatan model fisik sungai dengan dasar tetap ICS 93.025; 17.120.01 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata... ii Pendahuluan... iii 1 Ruang

Lebih terperinci

dimana, Ba = Benang atas (mm) Bb = Benang bawah (mm) Bt = Benang tengah (mm) D = Jarak optis (m) b) hitung beda tinggi ( h) dengan rumus

dimana, Ba = Benang atas (mm) Bb = Benang bawah (mm) Bt = Benang tengah (mm) D = Jarak optis (m) b) hitung beda tinggi ( h) dengan rumus F. Uraian Materi 1. Konsep Pengukuran Topografi Pengukuran Topografi atau Pemetaan bertujuan untuk membuat peta topografi yang berisi informasi terbaru dari keadaan permukaan lahan atau daerah yang dipetakan,

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN PEMELIHARAAN RUTIN JALAN DAN JEMBATAN PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN UPR. 02 UPR. 02.4 PEMELIHARAAN RUTIN TALUD & DINDING PENAHAN TANAH AGUSTUS 1992 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

BAB - A P E N D A H U L U A N

BAB - A P E N D A H U L U A N BAB - A P E N D A H U L U A N didirikan pada tanggal 04 September tahun 2002 oleh sekelompok tenaga ahli yang memiliki pengalaman luas dalam pelaksanaan konstruksi dan perencanaan, khususnya dalam bidang

Lebih terperinci

SNI 7827:2012. Standar Nasional Indonesia. Papan nama sungai. Badan Standardisasi Nasional

SNI 7827:2012. Standar Nasional Indonesia. Papan nama sungai. Badan Standardisasi Nasional Standar Nasional Indonesia Papan nama sungai ICS 93.140 Badan Standardisasi Nasional BSN 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi dokumen

Lebih terperinci

Perencanaan Geometrik & Perkerasan Jalan PENDAHULUAN

Perencanaan Geometrik & Perkerasan Jalan PENDAHULUAN PENDAHULUAN Angkutan jalan merupakan salah satu jenis angkutan, sehingga jaringan jalan semestinya ditinjau sebagai bagian dari sistem angkutan/transportasi secara keseluruhan. Moda jalan merupakan jenis

Lebih terperinci

3.2 TAHAP PENYUSUNAN TUGAS AKHIR

3.2 TAHAP PENYUSUNAN TUGAS AKHIR BAB III METODOLOGI 3.1 TINJAUAN UMUM Untuk membantu dalam proses penyelesaian Tugas Akhir maka perlu dibuat suatu pedoman kerja yang matang, sehingga waktu untuk menyelesaikan laporan Tugas Akhir dapat

Lebih terperinci

BAB II BAB I U M U M Latar Belakang

BAB II BAB I U M U M Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I U M U M Kebutuhan akan prasarana jalan yang baik merupakan sesuatu yang diharapkan oleh masyarakat dan merupakan faktor penunjang lancarnya perekonomian. Mengingat kondisi sarana

Lebih terperinci

MODUL 3 : PERENCANAAN JARINGAN JALAN DAN PERENCANAAN TEKNIS TERKAIT PENGADAAN TANAH

MODUL 3 : PERENCANAAN JARINGAN JALAN DAN PERENCANAAN TEKNIS TERKAIT PENGADAAN TANAH MODUL 3 : PERENCANAAN JARINGAN JALAN DAN PERENCANAAN TEKNIS TERKAIT PENGADAAN TANAH Diklat Perencanaan dan Persiapan Pengadaan Tanah KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Bab III Metodologi 3.1. PERSIAPAN

BAB III METODOLOGI. Bab III Metodologi 3.1. PERSIAPAN BAB III METODOLOGI 3.1. PERSIAPAN Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai pengumpulan dan pengolahan data. Dalam tahap awal ini disusun hal-hal penting yang harus segera dilakukan

Lebih terperinci

PENGUKURAN BEDA TINGGI / SIPAT DATAR

PENGUKURAN BEDA TINGGI / SIPAT DATAR PENGUKURAN BEDA TINGGI / SIPAT DATAR Survei dan Pengukuran APA YG DIHASILKAN DARI SIPAT DATAR 2 1 3 4 2 5 3 KONTUR DALAM ILMU UKUR TANAH Kontur adalah garis khayal yang menghubungkan titik-titik yang berketinggian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI III-1

BAB III METODOLOGI III-1 III-1 BAB III METODOLOGI III.1 PENDAHULUAN Dalam proses perencanaan jalan perlu dilakukan analisa yang teliti, semakin rumit masalah yang dihadapi maka akan semakin kompleks pula analisa yang harus dilakukan.

Lebih terperinci

Pembimbing : Ir. Agung Budipriyanto, M.Eng,P.hD

Pembimbing : Ir. Agung Budipriyanto, M.Eng,P.hD PERENCANAAN ULANG PENINGKATAN JALAN RAYA BROMO PROBOLINGGO STA 94+250 97+550 KOTA PROBOLINGGO,PROVINSI JAWA TIMUR Oleh : MOH WILDAN MAHMUD TS (3108.030.120 ) ARIF ILMAWAN HARYA S (3108.030.150) Pembimbing

Lebih terperinci

PEDOMAN. Perencanaan Trotoar. Konstruksi dan Bangunan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN 1-27

PEDOMAN. Perencanaan Trotoar. Konstruksi dan Bangunan DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN 1-27 PEDOMAN Konstruksi dan Bangunan Perencanaan Trotoar DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN JALAN DAN JEMBATAN 1-27 Daftar Isi Daftar Isi Daftar Tabel

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 24 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Tanah Bahan Timbunan 1. Berat Jenis Partikel Tanah (Gs) Pengujian Berat Jenis Partikel Tanah Gs (Spesific Gravity) dari tanah bahan timbunan hasilnya disajikan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Ketidakstabilan material sehingga terjadinya gerakan lereng yang mengubah bentuk geometrinya.

BAB I PENDAHULUAN. 1. Ketidakstabilan material sehingga terjadinya gerakan lereng yang mengubah bentuk geometrinya. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sebagai salah satu sarana transportasi utama, jalan memegang peranan penting untuk kelancaran perhubungan dari suatu tempat ke tempat lain, untuk itu jalan yang dibuat

Lebih terperinci

BAB 3 Bab 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 Bab 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 Bab 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Studi Kasus Obyek studi kasus untuk penulisan Tugas Akhir ini adalah Perencanaan Jalan Tol Kertosono Mojokerto, Surabaya yang berada pada provinsi Jawa Timur

Lebih terperinci

Penyusunan laporan dari pengumpulan data sampai pengambilan kesimpulan beserta saran diwujudkan dalam bagan alir sebagai berikut :

Penyusunan laporan dari pengumpulan data sampai pengambilan kesimpulan beserta saran diwujudkan dalam bagan alir sebagai berikut : III-1 BAB III 3.1 URAIAN UMUM Sebagai langkah awal sebelum menyusun Tugas Akhir terlebih dahulu harus disusun metodologi pelaksanaannya, untuk mengatur urutan pelaksanaan penyusunan Tugas Akhir itu sendiri.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1. TINJAUAN UMUM

BAB III METODOLOGI 3.1. TINJAUAN UMUM BAB III METODOLOGI 3.1. TINJAUAN UMUM Di dalam pembuatan suatu konstruksi bangunan diperlukan perencanaan yang dimaksudkan untuk menentukan fungsi struktur secara tepat, dan bentuk yang sesuai serta mempunyai

Lebih terperinci

Perencanaan Ulang Jalan Raya MERR II C Menggunakan Perkerasan Kaku STA Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur

Perencanaan Ulang Jalan Raya MERR II C Menggunakan Perkerasan Kaku STA Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur Perencanaan Ulang Jalan Raya MERR II C Menggunakan Perkerasan Kaku STA 3+500 6+450 Kota Surabaya Provinsi Jawa Timur Oleh : SHEILA MARTIKA N. (NRP 3109030070) VERONIKA NURKAHFY (NRP 3109030094) Pembimbing

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI BAB III METODOLOGI

BAB III METODOLOGI BAB III METODOLOGI Contents BAB III... 48 METODOLOGI... 48 3.1 Lingkup Perencanaan... 48 3.2 Metode Pengumpulan Data... 49 3.3 Uraian Kegiatan... 50 3.4 Metode Perencanaan... 51 BAB III METODOLOGI 3.1 Lingkup Perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM Jaringan jalan merupakan salah satu prasarana untuk meningkatkan laju pertumbuhan perekonomian suatu daerah. Berbagai kegiatan perekonomian selalu berkaitan dengan

Lebih terperinci

DIVISI 4 PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN SEKSI 4.1 PELEBARAN PERKERASAN UMUM PERSYARATAN

DIVISI 4 PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN SEKSI 4.1 PELEBARAN PERKERASAN UMUM PERSYARATAN 4.1.1 UMUM DIVISI 4 PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN SEKSI 4.1 PELEBARAN PERKERASAN 1) Uraian a) Yang dimaksud dengan Pelebaran Perkerasan adalah pekerjaan menambah lebar perkerasan pada jalan lama

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL. Pada bab ini akan dibahas mengenai pembahasan hasil dari pelaksanaan praktik

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL. Pada bab ini akan dibahas mengenai pembahasan hasil dari pelaksanaan praktik BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL A. Pembahasan Pada bab ini akan dibahas mengenai pembahasan hasil dari pelaksanaan praktik kerja lapangan pada Proyek Pengukuran Detail Desain Penyempurnaan Jaringan Reklamasi

Lebih terperinci

PROYEK AKHIR PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN BANGKALAN Bts.KAB SAMPANG STA MADURA, JAWA TIMUR

PROYEK AKHIR PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN BANGKALAN Bts.KAB SAMPANG STA MADURA, JAWA TIMUR PROYEK AKHIR PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN BANGKALAN Bts.KAB SAMPANG STA 23+000 26+000 MADURA, JAWA TIMUR Oleh : HENDI YUDHATAMA 3107.030.049 M. MAULANA FARIDLI 3107.030.101 Dosen Pembimbing: MACHSUS ST.

Lebih terperinci

PEDOMAN. Perencanaan Median Jalan DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH. Konstruksi dan Bangunan. Pd. T B

PEDOMAN. Perencanaan Median Jalan DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH. Konstruksi dan Bangunan. Pd. T B PEDOMAN Konstruksi dan Bangunan Pd. T-17-2004-B Perencanaan Median Jalan DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH Daftar isi Daftar isi Daftar tabel. Daftar gambar Prakata. Pendahuluan. i ii ii iii

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH DENGAN WATERPASS MEI 2014

TIM PENYUSUN LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH DENGAN WATERPASS MEI 2014 LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH MEI 2014 TIM PENYUSUN Pujiana (41113120068) Rohmat Indi Wibowo (41113120067) Gilang Aditya Permana (41113120125) Santi Octaviani Erna Erviyana Lutvia wahyu (41113120077)

Lebih terperinci

KLASIFIKASI PENGUKURAN DAN UNSUR PETA

KLASIFIKASI PENGUKURAN DAN UNSUR PETA PERPETAAN - 2 KLASIFIKASI PENGUKURAN DAN UNSUR PETA Pemetaan dimana seluruh data yg digunakan diperoleh dengan melakukan pengukuran-pengukuran dilapangan disebut : Pemetaan secara terestris Pemetaan Extra

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian dilakukan pada ruas jalan Jamblangan-Ngepring Desa Purwobinangun, Pakem, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Denah lokasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Tahapan Perencanaan Teknik Jalan

BAB 1 PENDAHULUAN Tahapan Perencanaan Teknik Jalan BAB 1 PENDAHULUAN Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap jalan, dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada

Lebih terperinci

DIVISI 4 PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN SEKSI 4.1 PELEBARAN PERKERASAN

DIVISI 4 PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN SEKSI 4.1 PELEBARAN PERKERASAN DIVISI 4 PELEBARAN PERKERASAN DAN BAHU JALAN SEKSI 4.1 PELEBARAN PERKERASAN 4.1.1 UMUM 1) Uraian a) Pekerjaan ini harus mencakup penambahan lebar perkerasan lama sampai lebar jalur lalu lintas yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Alat Ukur GPS GPS (Global Positioning System) adalah sistem radio navigasi menggunakan satelit yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat, untuk menentukan posisi, kecepatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI III-1

BAB III METODOLOGI III-1 BAB III METODOLOGI 3.1 Tinjauan Umum Pekerjaan pembangunan embung teknis (waduk kecil), diawali dengan survei dan investigasi secara lengkap, teliti dan aktual di lapangan, sehingga diperoleh data - data

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Jalan memiliki umur layan atau umur rencana. Jika umur layan telah terlampaui, maka perlu adanya suatu lapisan tambahan (overlay) untuk meremajakan struktur perkerasan.

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JALAN TOL SEMARANG KENDAL

LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JALAN TOL SEMARANG KENDAL LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JALAN TOL SEMARANG KENDAL Disusun Oleh : RADITYO ARDHIAN PRATAMA L2A000142 RONNY SAGITA L2A000157 Disetujui dan disahkan pada : Hari : Tanggal : Dosen

Lebih terperinci

SISTEM DRAINASE PERMUKAAN

SISTEM DRAINASE PERMUKAAN SISTEM DRAINASE PERMUKAAN Tujuan pekerjaan drainase permukaan jalan raya adalah : a. Mengalirkan air hujan dari permukaan jalan agar tidak terjadi genangan. b. Mengalirkan air permukaan yang terhambat

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN PERKERASAN RUAS JALAN ARIMBET-MAJU-UJUNG-BUKIT-IWUR PROVINSI PAPUA

PERENCANAAN GEOMETRIK DAN PERKERASAN RUAS JALAN ARIMBET-MAJU-UJUNG-BUKIT-IWUR PROVINSI PAPUA PERENCANAAN GEOMETRIK DAN PERKERASAN RUAS JALAN ARIMBET-MAJU-UJUNG-BUKIT-IWUR PROVINSI PAPUA Sabar P. T. Pakpahan 3105 100 005 Dosen Pembimbing Catur Arief Prastyanto, ST, M.Eng, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) OPTIMALISASI LAHAN KAMPUS STAIN ZAWIYAH COT KALA LANGSA TAHUN ANGGARAN 2013 1) DATA PROYEK Nama Pekerjaan : Optimalisasi Lahan Kampus STAIN Zawiyah Cot Kala Langsa Lokasi Pekerjaan

Lebih terperinci

III - 1 BAB III METODOLOGI

III - 1 BAB III METODOLOGI III - 1 BAB III METODOLOGI 3.1 PENDAHULUAN Dalam proses perencanaan jalan perlu dilakukan analisa yang teliti, semakin rumit masalah yang dihadapi maka akan semakin kompleks pula analisa yang harus dilakukan.

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN DOKUMEN NEGARA UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kompetensi Keahlian : Teknik Survei dan Pemetaan Kode Soal : 1014 Alokasi

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN DOKUMEN NEGARA UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kompetensi Keahlian : Teknik Survei dan Pemetaan Kode Soal : 1014 Alokasi

Lebih terperinci

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN DRAINASE

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN DRAINASE MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN PEKERJAAN DRAINASE NO. KODE :.P BUKU PENILAIAN DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 BAB I KONSEP

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN

KERANGKA ACUAN KERJA KEGIATAN KERANGKA ACUAN KERJA STUDI PENATAAN DAN PERENCANAAN DED KOMPONEN PSU KAWASAN KUMUH KEGIATAN PERENCANAAN DAN PENYIAPAN PRASARANA SARANA DAN UTILITAS KAWASAN KUMUH LOKASI : KABUPATEN BANGGAI LAUT TAHUN ANGGARAN

Lebih terperinci

TANAH DASAR, BADAN JALAN REL DAN DRAINASI

TANAH DASAR, BADAN JALAN REL DAN DRAINASI Nursyamsu Hidayat, Ph.D. TANAH DASAR, BADAN JALAN REL DAN DRAINASI TANAH DASAR (SUBGRADE) Fungsi tanah dasar: Mendukung beban yang diteruskan balas Meneruskan beban ke lapisan dibawahnya, yaitu badan jalan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 37 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 TAHAPAN PENELITIAN Penelitian ini di bagi menjadi 2 tahap: 1. Pengukuran kondisi geometri pada ruas jalan Ring Road Selatan Yogyakarta Km. 36,7-37,4 untuk mengkorfirmasi

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JALAN LAYANG SUMPIUH - BANYUMAS

LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JALAN LAYANG SUMPIUH - BANYUMAS III - 1 BAB III METODOLOGI 3.1. PENDAHULUAN Proses perencanaan yang terstruktur dan sisitematis diperlukan untuk menghasilkan suatu karya yang efektif dan efisien. Pada jembatan biasanya dirancang menurut

Lebih terperinci

PENENTUAN LOKASI (Route Location)

PENENTUAN LOKASI (Route Location) PENENTUAN LOKASI (Route Location) Penentuan lokasi jalan merupakan suatu tahapan dalam rekayasa jalan yang dilakukan setelah tahapan perencanaan (planning) dan sebelum tahap perancangan (design) suatu

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 161 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. KESIMPULAN Berdasarkan keseluruhan hasil perencanaan yang telah dilakukan dalam penyusunan Tugas Akhir ini, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

Lebih terperinci

Pemetaan dimana seluruh data yg digunakan diperoleh dengan melakukan pengukuran-pengukuran dilapangan disebut : Pemetaan secara terestris Pemetaan yan

Pemetaan dimana seluruh data yg digunakan diperoleh dengan melakukan pengukuran-pengukuran dilapangan disebut : Pemetaan secara terestris Pemetaan yan PERPETAAN - 2 Pemetaan dimana seluruh data yg digunakan diperoleh dengan melakukan pengukuran-pengukuran dilapangan disebut : Pemetaan secara terestris Pemetaan yang sebagian datanya diperoleh dari photo

Lebih terperinci

B2 STA STA KM

B2 STA STA KM 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalan merupakan sarana transportasi yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya memperlancar distribusi barang maupun jasa dari satu wilayah ke wilayah

Lebih terperinci

LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR

LAMPIRAN III PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR A.1. A.1.1. A.1.1.1. Lajur Lalu-lintas A.1.1.2. Bahu A.1.1.3. Median A.1.1.4. Selokan Samping UJI FUNGSI TEKNIS GEOMETRIK Potongan melintang badan jalan Lebar lajur Fungsi jalan Jumlah lajur Arus Lalu-lintas

Lebih terperinci

3.4 PEMBUATAN. Program D3/D4 Teknik Sipil FTSP ITS Mata Kuliah : Ilmu Ukur Tanah

3.4 PEMBUATAN. Program D3/D4 Teknik Sipil FTSP ITS Mata Kuliah : Ilmu Ukur Tanah 3.4 PEMBUATAN KONTUR Program D3/D4 Teknik Sipil FTSP ITS Mata Kuliah : Pengantar Pemetaan/ pembuatan peta adalah pengukuran secara langsung atau tidak langsung akan menghasilkan suatu gambar situasi/ permukaan

Lebih terperinci

GAMBAR KONSTRUKSI JALAN

GAMBAR KONSTRUKSI JALAN 1. GAMBAR KONSTRUKSI JALAN a) Perkerasan lentur (flexible pavement), umumnya terdiri dari beberapa lapis perkerasan dan menggunakan aspal sebagai bahan pengikat. Gambar 6 Jenis Perkerasan Lentur Tanah

Lebih terperinci

254x. JPH = 0.278H x 80 x 2.5 +

254x. JPH = 0.278H x 80 x 2.5 + 4.3. Perhitungan Daerah Kebebasan Samping Dalam memperhitungkan daerah kebebasan samping, kita harus dapat memastikan bahwa daerah samping/bagian lereng jalan tidak menghalangi pandangan pengemudi. Dalam

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA ( TERMS OF REFERENCE )

KERANGKA ACUAN KERJA ( TERMS OF REFERENCE ) KERANGKA ACUAN KERJA ( TERMS OF REFERENCE ) LAYANAN JASA KONSULTASI PEKERJAAN JASA KONSULTANSI PERENCANAAN PEMBANGUNAN JALAN MAREJEMEG - WASARAWI SUMBER DANA APBD KABUPATEN MANOKWARI TAHUN ANGGARAN 2017

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI START PERSIAPAN - - TELAAH PERMASALAHAN - - INVENTARISASI KEB. DATA PENGUMPULAN DATA AWAL PENGOLAHAN DATA ANALISA DATA & EVALUASI

BAB III METODOLOGI START PERSIAPAN - - TELAAH PERMASALAHAN - - INVENTARISASI KEB. DATA PENGUMPULAN DATA AWAL PENGOLAHAN DATA ANALISA DATA & EVALUASI III - 1 BAB III METODOLOGI 3.1. BAGAN ALIR PENYELESAIAN TUGAS AKHIR START PERSIAPAN - - TELAAH PERMASALAHAN - - INVENTARISASI KEB. DATA PENGUMPULAN DATA AWAL STUDI PUSTAKA PENGOLAHAN DATA DATA SEKUNDER

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PERENCANAAN JEMBATAN SEI. BENGKALIS DINAS PEKERJAAN UMUM PEMERINTAH KABUPATEN BENGKALIS

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PERENCANAAN JEMBATAN SEI. BENGKALIS DINAS PEKERJAAN UMUM PEMERINTAH KABUPATEN BENGKALIS KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PERENCANAAN JEMBATAN SEI. BENGKALIS DINAS PEKERJAAN UMUM PEMERINTAH KABUPATEN BENGKALIS 1. LATAR BELAKANG 2. MAKSUD DAN TUJUAN Sebagaimana diamanatkan di dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

MODUL 4 DRAINASE JALAN RAYA

MODUL 4 DRAINASE JALAN RAYA MODUL 4 DRAINASE JALAN RAYA TUJUAN PEKERJAAN DRAINASE PERMUKAAN UNTUK JALAN RAYA a) Mengalirkan air hujan dari permukaan jalan agar tidak terjadi genangan. b) Mengalirkan air permukaan yang terhambat oleh

Lebih terperinci

Perencanaan Peningkatan Jalan Ungaran-Cangkiran BAB III METODOLOGI START. Identifikasi Masalah dan Inventarisasi Kebutuhan Data

Perencanaan Peningkatan Jalan Ungaran-Cangkiran BAB III METODOLOGI START. Identifikasi Masalah dan Inventarisasi Kebutuhan Data 1 BAB III METODOLOGI 3.1 TINJAUAN UMUM Pembahasan metodologi meliputi uraian tahapan pelaksanaan studi dan uraian perencanaan yang digunakan. Adapun tahapan yang dilakukan dalam studi ini meliputi tahap

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN BATAS DELI SERDANG DOLOK MASIHUL-BATAS TEBING TINGGI PROVINSI SUMATERA UTARA

PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN BATAS DELI SERDANG DOLOK MASIHUL-BATAS TEBING TINGGI PROVINSI SUMATERA UTARA PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN BATAS DELI SERDANG DOLOK MASIHUL-BATAS TEBING TINGGI PROVINSI SUMATERA UTARA TUGAS AKHIR Ditulis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan oleh:

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA PERENCANAAN TEKNIS DAN ( DETAIL ENGINEERING DESIGN ) JEMBATAN SUNGAI SEPARI KAMPUNG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA BAB I PENDAHULUAN

KERANGKA ACUAN KERJA PERENCANAAN TEKNIS DAN ( DETAIL ENGINEERING DESIGN ) JEMBATAN SUNGAI SEPARI KAMPUNG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA BAB I PENDAHULUAN KERANGKA ACUAN KERJA PERENCANAAN TEKNIS DAN ( DETAIL ENGINEERING DESIGN ) JEMBATAN SUNGAI SEPARI KAMPUNG KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

Penempatan marka jalan

Penempatan marka jalan Penempatan marka jalan 1 Ruang lingkup Tata cara perencanaan marka jalan ini mengatur pengelompokan marka jalan menurut fungsinya, bentuk dan ukuran, penggunaan serta penempatannya. Tata cara perencanaan

Lebih terperinci

STANDAR LATIHAN KERJA

STANDAR LATIHAN KERJA STANDAR LATIHAN (S L K) Bidang Ketrampilan Nama Jabatan : Pengawasan Jembatan : Inspektor Lapangan Pekerjaan Jembatan (Site Inspector of Bridges) Kode SKKNI : INA.5212. 322.04 DEPARTEMEN PEAN UMUM BADAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI III-1

BAB III METODOLOGI III-1 BAB III METODOLOGI 3.1 Persiapan Pendahuluan Tahap ini merupakan kegiatan sebelum memulai pengumpulan data dan pengolahannya. Tahap persiapan ini meliputi kegiatan kegiatan sebagai berikut : 1) Menentukan

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR RINGKASAN VOLUME 2 : STUDI KELAYAKAN DAFTAR ISI PETA LOKASI DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN RINGKASAN EKSEKUTIF

LAPORAN AKHIR RINGKASAN VOLUME 2 : STUDI KELAYAKAN DAFTAR ISI PETA LOKASI DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN AKHIR VOLUME 2 : STUDI KELAYAKAN RINGKASAN DAFTAR ISI PETA LOKASI DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN RINGKASAN EKSEKUTIF 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang... 1-1 1.2 Tujuan Studi... 1-2 1.3 Wilayah Studi

Lebih terperinci

TUGAS PERENCANAAN JALAN REL

TUGAS PERENCANAAN JALAN REL TUGAS PERENCANAAN JALAN REL Pebriani Safitri 21010113120049 Ridho Fauzan Aziz 210101131200050 Niken Suci Untari 21010113120104 Aryo Bimantoro 21010113120115 BAB I Pendahuluan Latar Belakang Maksud Tujuan

Lebih terperinci

Persyaratan Teknis jalan

Persyaratan Teknis jalan Persyaratan Teknis jalan Persyaratan Teknis jalan adalah: ketentuan teknis yang harus dipenuhi oleh suatu ruas jalan agar jalan dapat berfungsi secara optimal memenuhi standar pelayanan minimal jalan dalam

Lebih terperinci

Tata cara pengukuran kecepatan aliran pada uji model hidraulik fisik (UMH-Fisik) dengan alat ukur arus tipe baling-baling

Tata cara pengukuran kecepatan aliran pada uji model hidraulik fisik (UMH-Fisik) dengan alat ukur arus tipe baling-baling Standar Nasional Indonesia SNI 3408:2015 Tata cara pengukuran kecepatan aliran pada uji model hidraulik fisik (UMH-Fisik) dengan alat ukur arus tipe baling-baling ICS 93.160 Badan Standardisasi Nasional

Lebih terperinci

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 1 PENDAHULUAN

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 1 PENDAHULUAN Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari Bab 1 PENDAHULUAN Bab PENDAHULUAN Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari 1

Lebih terperinci

ANALISA DESAIN OVERLAY DAN RAB RUAS JALAN PONCO - JATIROGO LINK 032, STA KM

ANALISA DESAIN OVERLAY DAN RAB RUAS JALAN PONCO - JATIROGO LINK 032, STA KM ANALISA DESAIN OVERLAY DAN RAB RUAS JALAN PONCO - JATIROGO LINK 032, STA KM 143+850 146+850 Nama Mahasiswa : Ocky Bahana Abdiano NIM : 03111041 Jurusan : Teknik SipiL Dosen Pembimbing : Ir. Sri Wiwoho

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN TUBAN BULU KM KM JAWA TIMUR DENGAN PERKERASAN LENTUR

PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN TUBAN BULU KM KM JAWA TIMUR DENGAN PERKERASAN LENTUR PERENCANAAN PENINGKATAN JALAN TUBAN BULU KM 121+200 KM 124+200 JAWA TIMUR DENGAN PERKERASAN LENTUR DIDI SUPRYADI NRP. 3108038710 SYAMSUL KURNAIN NRP. 3108038710 KERANGKA PENULISAN BAB I. PENDAHULUAN BAB

Lebih terperinci

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA

TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA D. TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA A) TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA Dalam rangka pelaksanaan Perencanaan teknis Peningkatan Jalan Ded Peningkatan Jalan Kabupaten,

Lebih terperinci

Perencanaan Geometrik dan Perkerasan Jalan Tol Pandaan-Malang dengan Jenis Perkerasan Lentur

Perencanaan Geometrik dan Perkerasan Jalan Tol Pandaan-Malang dengan Jenis Perkerasan Lentur E69 Perencanaan Geometrik dan Perkerasan Jalan Tol Pandaan-Malang dengan Jenis Perkerasan Lentur Muhammad Bergas Wicaksono, Istiar Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN A. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB IV METODE PENELITIAN A. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: BAB IV METODE PENELITIAN A. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Studi Pustaka Studi pustaka dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Definisi dan Klasifikasi jembatan serta standar struktur jembatan I.1.1 Definisi Jembatan : Jembatan adalah suatu struktur yang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Definisi dan Klasifikasi jembatan serta standar struktur jembatan I.1.1 Definisi Jembatan : Jembatan adalah suatu struktur yang BAB I PENDAHULUAN I.1 Definisi dan Klasifikasi jembatan serta standar struktur jembatan I.1.1 Definisi Jembatan : Jembatan adalah suatu struktur yang memungkinkan route jalan melintasi halangan yang berupa

Lebih terperinci

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Tata cara pengukuran kecepatan aliran pada uji model hidraulik fisik dengan tabung pitot

Tata cara pengukuran kecepatan aliran pada uji model hidraulik fisik dengan tabung pitot Standar Nasional Indonesia Tata cara pengukuran kecepatan aliran pada uji model hidraulik fisik dengan tabung pitot ICS 17.120.01; 91.220 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata...

Lebih terperinci

PETA TOPOGRAFI DAN PEMBACAAN KONTUR

PETA TOPOGRAFI DAN PEMBACAAN KONTUR PETA TOPOGRAFI DAN PEMBACAAN KONTUR Peta topografi adalah peta penyajian unsur-unsur alam asli dan unsur-unsur buatan manusia diatas permukaan bumi. Unsur-unsur alam tersebut diusahakan diperlihatkan pada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI III-1

BAB III METODOLOGI III-1 BAB III METODOLOGI 3.1 Persiapan Pendahuluan Tahap ini merupakan kegiatan sebelum memulai pengumpulan data dan pengolahannya. Tahap persiapan ini meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut : 1) Menentukan

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1 Persiapan Persiapan menjadi salah satu kegiatan yang penting di dalam kegiatan penelitian tugas akhir ini. Tahap persiapan terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu : 3.1.1

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA ( K A K )

KERANGKA ACUAN KERJA ( K A K ) z PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR Jalan Madukoro Blok AA BB Semarang Telp. (024) 7608201, 7608342, 7621825 Fax : 7612334, 7621825 Kode Pos : 50144 E-mail : dpuair@indosat.net.id

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR VOLUME 2 : STUDI KELAYAKAN DAFTAR ISI PETA LOKASI DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN RINGKASAN EKSEKUTIF

LAPORAN AKHIR VOLUME 2 : STUDI KELAYAKAN DAFTAR ISI PETA LOKASI DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN RINGKASAN EKSEKUTIF LAPORAN AKHIR VOLUME 2 : STUDI KELAYAKAN DAFTAR ISI PETA LOKASI DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN RINGKASAN EKSEKUTIF BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1-1 1.2 Tujuan Studi... 1-2 1.3 Wilayah Studi dan

Lebih terperinci