KIPAS OTOMATIS MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC TUGAS AKHIR. Oleh : DIO ANDHIKA FERNANDA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KIPAS OTOMATIS MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC TUGAS AKHIR. Oleh : DIO ANDHIKA FERNANDA"

Transkripsi

1 KIPAS OTOMATIS MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC TUGAS AKHIR Oleh : DIO ANDHIKA FERNANDA PROGRAM STUDI TEKNIK MEKATRONIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI BATAM 2017

2 KIPAS OTOMATIS MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC TUGAS AKHIR Oleh : DIO ANDHIKA FERNANDA NIM : Disusun untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Program Diploma IV Program Studi Teknik Mekatronika Politeknik Negeri Batam PROGRAM STUDI TEKNIK MEKATRONIKA POLITEKNIK NEGERI BATAM 2017

3

4

5 KIPAS OTOMATIS MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC Nama mahasiswa : Dio Andhika Fernanda NIM : Pembimbing I Pembimbing II Arif Febriansyah Juwito, S.T., M.Eng : Ridwan, S.ST. : dio.andhika.f@gmail.com ABSTRAK Kipas angin merupakan alat elektronik yang berfungsi untuk menghasilkan angin. Pada umumnya kipas masih menggunakan sistem manual yaitu, menekan tombol yang telah disediakan oleh pabriknya. Dengan pengontrolan kipas angin yang secara manual ini memerlukan operator(orang) untuk mengganti kecepatan kipas angin. Maka dari itu diperlukan pengontrolan kecepatan kipas angin yang bekerja secara otomatis. Pengontrolan otomatis tersebut menggunakan mikrokontroller dengan metoda logika fuzzy. Dengan memanfaatkan metoda tersebut, kita bisa mengatur kondisi kipas sesuai dengan nilai dua buah sensor suhu yang akan menjadi input logika fuzzy. Hasil yang diperoleh adalah ketika inputan fuzzy suhu 1 bernilai 30,74ºC dan suhu 2 bernilai 29,77ºC, maka keluaran fuzzynya dalam range 0-100% bernilai 72,30% dari hasil range tersebut di mapping kedalam nilai PWM menjadi inputan rangkaian dimmer. Nilai PWM yang menentukan kecepatan dari kipas. Dan dalam waktu 10 menit sensor PIR tidak mendeteksi adanya gerakan, kipas akan mati hingga mendeteksi adanya gerakan kembali. Kata kunci : Kipas, logika fuzzy, dimmer. iii

6 AUTOMATIC FAN USING FUZZY LOGIC Student Name : Dio Andhika Fernanda NIM : Supervisor I Supervisor II Arif Febriansyah Juwito, S.T., M.Eng : Ridwan, S.ST. : dio.andhika.f@gmail.com ABSTRACT Fan is an electronic device which has function to produce wind. In general, fan still using manual system that need push button provided by manufacturer. By controlling fan using this manual system, it requires the operator to change speed of the fan. Therefore it is necessary to control the speed of the fan automatically. The automatic control used microcontroller with fuzzy logic method. By utilizing this method, we can adjust condition of the fan according to the value of two temperature sensors that will become fuzzy logic input. The result are obtained when the input fuzzy temperature 1 equals 30,74ºC and temperature 2 equals 29,77ºC, then output fuzzy it in the range 0-100% is 72.30% the result is mapped into PWM as input dimmer circuit. Then the PWM determined the speed of fan, and within 10 minutes if the PIR sensor did not detect any movement the fan will turned off until it detect any movement again. Keyword : Fan, Fuzzy logic, dimmer. iv

7 KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul KIPAS OTOMATIS MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC. Tugas Akhir ini merupakan salah satu persyaratan akademis untuk menyelesaikan studi Diploma IV Teknik Mekatronika di Politeknnik Negeri Batam. Dalam pembuatan dan penyusunan tugas akhir ini penulis tidak terlepas dari bantuan dari beberapa pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada : 1. Allah Azza wa Jalla Tuhan yang maha esa atas segala rahmat dan karunia-nya. 2. Bapak dan Ibu penulis, atas jasa didikan, dukungan, doa dan nasehat yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. 3. Bapak Arif Febriansyah Juwito selaku Dosen Pembimbing 1 Tugas Akhir. 4. Bapak Ridwan selaku Dosen Pembimbing 2 Tugas Akhir. 5. Seluruh Dosen dan Staf Teknik Mekatronika Politeknik Negeri Batam yang telah membimbing dan mengajari selama ini. 6. Seluruh teman-teman Teknik Mekatronika 2013 yang telah membantu penulis dalam proses pembelajaran selama kuliah. 7. Dan Seluruh pihak yang telah mendukung penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis sangat menyadari bahwa dalam menyusun buku Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis sangat menerima kritik dan saran yang berguna dalam penyempurnaan sistem alat dimasa yang akan datang dan semoga apa yang telah penulis lakukan ini menjadi hal yang bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan penulis khususnya. Batam, 28 April 2017 Penulis Dio Andhika Fernanda v

8 DAFTAR ISI PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR... i LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... ii ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ix BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Perumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan dan manfaat Sistematika Penulisan... 2 BAB 2 DASAR TEORI Logika Fuzzy[2] Sensor LM Passive Infrared Receiver ( PIR ) Mikrokontroler TRIAC Teori ADC AC Regulator Beban R Beban RL BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Rancangan Penilitian Perancangan Perangkat Keras (Hardware) Desain mekanik Perancangan Perangkat Lunak (Software) Perancangan flowchart pemograman Arduino Perancangan sistem Fuzzy Schematic rangkaian Instrument penelitian vi

9 3.4.1 Alat Pengujian yang digunakan BAB 4 HASIL DAN ANALISA Pengujian Sensor Suhu Pengujian sensor PIR Pengujian Rangkaian AC Dimmer Pengujian keseluruhan sistem BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Lampiran A. Data pengukuran keseluruhan sistem dengan inputan manual Lampiran B. Program Arduino Lampiran C. Datasheet LM Lampiran D. Datasheet sensor PIR Lampiran E. Datasheet TRIAC BT Lampiran F. Foto Alat Lampiran G. Data sudut picu berdasarkan pengukuran dan program vii

10 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Flowchart logika Fuzzy... 4 Gambar 2.2 Representasi linier naik... 5 Gambar 2.3 Representasi linier turun... 5 Gambar 2.4 Representase kurva segitiga... 6 Gambar 2.5 Representasi kurva trapesium... 6 Gambar 2.6 Representasi kurva bentuk bahu... 7 Gambar 2.7 Pin pada kaki LM Gambar 2.8 PIR (Passive Infrared Receiver) [3]... 9 Gambar 2.9 Arduino Uno [4] Gambar 2.10 Sruktur dan simbol TRIAC Gambar 2.11 Karakteristik TRIAC Gambar 2.12 Skema Regulator AC 1 fasa gelombang penuh dengan SCR Gambar 2.13 Gelombang output Regulator AC 1 fasa gelombang penuh beban R[7] Gambar 2.14 Gelombang output Regulator AC 1 fasa gelombang penuh beban RL Gambar 3.1 Tahapan penelitian Gambar 3.2 Blok diagram perangkat keras kipas otomatis Gambar 3.3 (a) Kotak power supply (b) Kotak peletakan kontroler Gambar 3.4 (a) Kotak sensor suhu (b) Kotak sensor PIR Gambar 3.5 Flowchart program Gambar 3.6 Gambar alur proses Fuzzy Gambar 3.7 Fuzzyfikasi : (a) Himpunan Suhu 1 dan Suhu 2 (b) Himpunan TRIAC Gambar 3.8 Rangkaian powersupply Gambar 3.9 Rangkaian kontroller Gambar 4.1 Test point (TP) pengukuran rangkaian AC Dimmer Gambar 4.2 Gelombang tegangan keluaran zerocrossing (TP1) dan TRIAC (TP2) Gambar 4.3 Gelombang tegangan keluaran TRIAC pada kondisi fuzzy = 60% Gambar 4.4 Gelombang tegangan keluaran TRIAC pada kondisi fuzzy = 72% Gambar 4.5 Gelombang tegangan keluaran TRIAC pada kondisi fuzzy = 75% Gambar 4.6 Gelombang tegangan keluaran TRIAC pada kondisi fuzzy = 77% Gambar 4.7 Gelombang Tegangan keluaran TRIAC dan fuzzy = 75% viii

11 DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Rule Evaluation Tabel 4.1 Hasil pengujian sensor LM35(1) dan thermometer Tabel 4.2 Hasil pengujian sensor LM35(2) dan thermometer Tabel 4.3 Pengukuran PIR saat mendeteksi gerakan Manusia Tabel 4.4 Pengukuran PIR saat mendeteksi gerakan benda (Kipas) Tabel 4.5 Pengujian Alat di Kamar Tabel 4.6 Persentase Error Suhu ix

12 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini masih banyak alat elektronik yang bekerja secara konvesional dan masih diperlukan interaksi manusia dalam mengontrol alat tersebut. Alat elektronik tersebut masih sekedar untuk membantu manusia tetapi tidak bersifat cerdas. Padahal manusia sangat membutuhkan alat yang dapat membantu atau meringankan pekerjaannya tanpa sedikitpun mengeluarkan tenaga. Maka dari itu diperlukan inovasi dan pengembangan alat-alat elektronik menjadi lebih baik lagi. Salah satu alat elektronika konvesional yang digunakan sehari-hari adalah Kipas. Kipas yang dijual dipasaran sekarang, masih menggunakan sistem manual yang masih menggunakan interaksi manusia untuk mengontrolnya. Biasanya jarak antara kipas angin dan manusia cukup jauh, ketika suhu naik maka manusia harus berjalan ke tempat kipas untuk merubah tombol kipas tersebut. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka pada penelitian kali ini peneliti akan mengontrol kipas angin dengan berbasis mikrokontroller menggunakan dua sensor suhu. Dimana dua sensor suhu untuk membaca nilai suhu ruangan. Kedua sensor tersebut akan menjadi input pada mikrokontroller, sebelum output keluar, inputan sensor akan diproses menggunakan logika Fuzzy. 1.2 Perumusan Masalah Adapun masalah yang akan dibahas adalah bagaimana cara mengontrol kipas angin menggunakan metode logika Fuzzy dengan mengontrol kecepatan motor kipas menggunakan triac? 1.3 Batasan Masalah Adapun beberapa batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pengujian hanya dilakukan pada kamar rumah. 2. Tidak membahas motor pada kipas angin. 1.4 Tujuan dan manfaat Adapun tujuan dan manfaat penelitian ini adalah untuk : 1. Pengaplikasian sensor suhu sebagai input pengendali kipas angin menggunakan metode logika Fuzzy berbasis mikrokontroller. 2. Mempermudah interaksi manusia dalam mengontrol kipas angin. 1

13 1.5 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB I : Pendahuluan Menjelaskan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat, serta sistematika penulisan. BAB II : Dasar Teori Semua teori yang melandasi tugas akhir ini akan dibahas pada bab 2. BAB III : Perancangan Sistem Membahas tentang alat yang digunakan, langkah-langkah percobaan penelitian dan pengambilan data. BAB IV : Hasil dan Analisa Menjelaskan secara rinci hasil pengukuran dan pengujian yang telah dilakukan. BAB V : Kesimpulan dan Saran Berisikan kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran yang belum dilakukan atau harus dilakukan untuk memaksimalkan sistem. 2

14 BAB 2 DASAR TEORI Penelitian pada kipas otomatis yang telah dibuat adalah sistem yang digunakan masih terpisah antar sensor. Artinya jika sensor PIR aktif barulah sensor suhu atau LM35 aktif [1]. Pada sistem yang akan dibuat nanti akan menggunakan sistem pemograman logika Fuzzy, sistem logika Fuzzy sangat berguna untuk menyelesaian permasalahan yang kompleks. Selanjutnya mengaplikasikan logika Fuzzy kedalam mikrokontroller, mikrokontroller tersebut akan menerima dan membaca sinyal dari sensor suhu, setelah itu mikrokontroller akan memberikan output kepada triac pada kipas angin, lalu triac akan aktif sesuai dengan pemograman yang sedang berjalan. Berikut akan dibahas mengenai beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan. 2.1 Logika Fuzzy[2] Logika fuzzy pertama kali dikenalkan kepada publik oleh Lutfi A. Zadeh pada tahun 1956, logika fuzzy digunakan untuk menerjemahkan satu besaran yang diekspresikan menggunakan bahasa (linguistic), misalkan besaran kecepatan kipas angin yang diekspresikan dengan padam, pelan, normal, cepat, dan sangat cepat. Secara umum dalam sistem logika fuzzy terdapat empat buah elemen dasar, yaitu : 1. Basis kaidah (rule Base), yang berisi aturan-aturan secara linguistic yang bersumber dari para pakar. 2. Proses fuzzifikasi (fuzzyfication), yang mengubah besaran pegas (crisp) ke besaran fuzzy. 3. Satu mekanisme pengambilan keputusan (inference engine), yang mempergakan bagaimana para pakar mengambil suatu keputusan dengan menerapkan pengetahuan (knowledge). 4. Proses defuzzifikasi (defuzzyfication), yan mengubah besaran fuzzy dari inference engine, menjadi besaran tegas (crisp). Untuk struktur dasar pengendalian fuzzy dapat dibuat sebagai berikut : 3

15 Masukan Crips Fuzifikasi Masukan Fuzzy Evaluasi Aturan Keluaran Fuzzy Defuzifikasi Keluaran Crips Gambar 2.1 Flowchart logika Fuzzy Fungsi keanggotaan (membership function) Fungsi keanggotaan (membership function) adalah suatu kurva yang menunjukkan pemetaan titik-titik input data ke dalam nilai keanggotaannya yang memiliki interval antara 0 sampai 1. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendapatkan nilai membership adalah dengan pendekatan fungsi. Ada beberapa fungsi yang dapat digunakan, yaitu : 1. Representasi linier naik Representasi linier naik digunakan untuk menghitung pemetaan kenaikan dari 0 (nol) ke 1 (satu), berikut rumus fungsi keanggotaan linier naik : 0; x a x a [x] = { b a ; a x b 1; x b (2.1) Gambar 2.2 menunjukkan representasi linier naik dari a yang bernilai 0 (nol) menuju b yang bernilai 1 (satu). 4

16 Derajat 1 Keanggotaan μ[x] 0 a Domain b 2. Representasi linier turun Gambar 2.2 Representasi linier naik [2] Representasi linier turun digunakan untuk menghitung pemetaan penurunan dari 1 (satu) ke 0 (nol). Berikut rumus fungsi keanggotaan linier turun : b x μ[x] = { b a ; a x b 0; x b Gambar 2.3 menunjukkan representasi linier turun dari a yang bernilai 1 (satu) menuju b yang bernilai 0 (nol). (2.2) Derajat Keanggotaan 1 μ[x] 0 a Domain b Gambar 2.3 Representasi linier turun [2] 3. Representasi kurva segitiga Representasi kurva segitiga adalah gabungan dari 2 garis linier (naik dan turun). Berikut rumus fungsi keanggotaan kurva segitiga : 0; x a atau x c (2.3) μ[x] = { (x a)/(b a); a x b (c x)/(c b); b x c Gambar 2.4 menunjukkan representasi kurva segitiga dari 2 garis linier naik dan linier turun. 5

17 Derajat 1 Keanggotaan μ[x] 0 a b c Domain 4. Representasi kurva trapesium Gambar 2.4 Representase kurva segitiga [2] Representasi kurva trapesium adalah gabungan dari 2 garis linier (naik dan turun) dan terdapat beberapa titik yang memiliki nilai keanggotaan 1 (satu). Berikut rumus fungsi keanggotaan kurva trapesium : 0; x a atau x d (2.4) x a b a ; a x b μ[x] = 1; b x c d x { d c ; c x d Gambar 2.5 menunjukkan representasi kurva trapesium dari 2 garis linier naik dan linier turun serta ada beberapa titik yang memiliki nilai keanggotaan 1. Derajat Keanggotaan 1 Gambar 2.5 Representasi kurva trapesium [2] 5. Representasi kurva bentuk bahu Representasi kurva bentuk bahu adalah daerah yang terletak di tengah-tengah suatu variabel yang direpresentasikan dalam bentuk segitiga, pada sisi kanan dan kirinya akan naik dan turun. Himpunan Fuzzy bahu, bukan segitiga, digunakan untuk mengakhiri variabel suatu daerah Fuzzy, bahu kiri bergerak dari benar ke salah, sedangkan bahu kanan bergerak dari benar ke salah. kecepatan motor. μ[x] 0 a b c d Domain Gambar 2.6 menunjukkan representasi kurva bentuk bahu dalam aplikasi 6

18 Bahu kiri Bahu kanan Derajat Keanggotaan μ[x] 1 Slow Medium Half Fast Very fast 0 Domain Gambar 2.6 Representasi kurva bentuk bahu [2] x Fuzzyfikasi Fuzzyfikasi yaitu suatu proses untuk mengubah suatu masukan dari bentuk tegas (crisp) menjadi fuzzy (variabel linguistik) yang biasanya disajikan dalam bentuk himpunanhimpunan fuzzy dengan suatu fungsi keanggotaannya masing-masing Basis Aturan (Rule Base) Basis aturan berisi aturan-aturan fuzzy yang digunakan untuk pengendalian sistem. Aturan-aturan ini dibuat berdasarkan logika dan nalar manusia, serta berkaitran erat dengan jalan pikiran dan pengalaman pribadi yang membuatnya. Bisa dikatakan bahwa aturan ini bersifat subjektif, tergantung dari ketajaman yang membuat. Aturan yang telah ditetapkan, digunakan untuk menghubungkan antara variabel masukan dan variabel keluaran. Aturan ini berbentuk JIKA MAKA (IF THEN), sebagai contoh adalah: Aturan 1: JIKA x adalah A1 DAN y adalah B1 MAKA z adalah C1 Aturan 2: JIKA x adalah A2 DAN y adalah B2 MAKA z adalah C2 Aturan i: JIKA x adalah Ai DAN y adalah Bi MAKA z adalah Ci Dengan: Ai (i = 1,2,3,...) adalah himpunan fuzzy ke i untuk variabel masukan x Bi (i = 1,2,3,...) adalah himpunan fuzzy ke i untuk variabel masukan y Ci (i = 1,2,3,...) adalah himpunan fuzzy ke i untuk variabel keluaran z Defuzzifikasi Defuzzifikasi dapat didefinisikan sebagai proses perubahan besaran fuzzy yang disajikan dalam bentuk himpunan-himpunan fuzzy keluaran dengan fungsi keanggotaannya untuk mendapatkan kembali bentuk tegasnya (crisp). Hal ini diperlukan sebab dalam aplikasinya nyata dibutuhkan adalah nilai tegas (crisp). 7

19 Ada beberapa metode defuzzifikasi yang bisa dipakai pada komposisi aturan mamdani, antara lain : 1. Metode Centroid Metode centroid ini juga dikenal sebagai metode COA (Centre of Area) atau metode Centre of Gravity. Pada metode ini nilai tegas keluarannya diperoleh berdasarkan titik berat dari kurva hasil proses pengambilan keputusan. 2. Metode Bisektor Pada metode ini nilai tegasnya diperoleh dengan cara pengambilan nilai pada domain fuzzy yang memiliki keanggotaan setengah jumlah total nilai keanggotaan pada daerah fuzzy. 3. Metode MOM ( Mean of Maximum ) Pada metode ini nilai tegas keluarannya diperoleh berdasarkan rata-rata semua aksi kontrol fuzzy yang mempunyai fungsi keanggotaan maksimum. 4. Metode LOM ( Largest of Maximum ) Pada metode ini nilai tegas keluarannya diperoleh berdasarkan tingkat keanggotaan terbesar. 5. Metode SOM ( Smallest of Maximum ) Pada metode ini, nilai tegas keluarannya diperoleh berdasarkan tingkat keanggotaan terkecil. 2.2 Sensor LM35 Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk mengubah besaran suhhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. Sensor LM35 memiliki akurasi dan linieritas yang tinggi. Dimana output tegangan keluaran linier sebanding perubahan suhu. Secara prinsip sensor akan melakukan penginderaan pada saat perubahan suhu setiap 1ºC akan menunjukkan tegangan sebesar 10 mv. Untuk keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada Lampiran C Datasheet LM35. Gambar 2.7 Pin pada kaki LM35[] 8

20 2.3 Passive Infrared Receiver ( PIR ) PIR (Passive Infrared Receiver) adalah sebuah sensor yang merespon energi dari pancaran sinar infra merah pasif yang dimiliki setiap benda yang terdeteksi olehnya. Biasanya yang terdeteksi adalah manusia. Dimana PIR (Passive Infrared Receiver) tersebut merupakan sebuah sensor yang berbasis infrared[3]. Tidak seperti sensor infrared pada umumnya yang terdiri dari IR LED dan fototransistor. PIR tidak memancarkan apapun seperti IR LED. Ketika manusia berada di depan sensor PIR dengan kondisi diam selama beberapa menit, maka sensor PIR akan menghitung panjang gelombang yang dihasilkan oleh tubuh manusia tersebut. Panjang gelombang yang konstan ini menyebabkan energi panas yang dihasilkan dapat digambarkan hampir sama pada kondisi lingkungan disekitarnya. Ketika manusia tersebut melakukan gerakan, maka tubuh manusia itu akan menghasilkam pancaran sinar inframerah pasif dengan panjang gelombang yang bervariasi sehingga menghasilkan panas berbeda yang menyebabkan sensor menerima respon dengan cara menghasilkan arus pada material pyroelectricnya dengan besaran yang berbeda-beda. Karena besaran yang berbeda inilah comparator menghasilkan output [3]. Datasheet sensor PIR dapat dilihat pada Lampiran D. Gambar 2.8 PIR (Passive Infrared Receiver) [3] 2.4 Mikrokontroler Arduino Uno [4] adalah board mikrokontroler berbasis ATmega328. Memiliki 14 pin input dari output digital dimana dari 6 pin input tersebut dapat digunakan sebagai output PWM dan 6 pin sebagai input analog, 16 MHz osilator kristal, koneksi USB, jack power, ICSP header, dan tombol reset. Untuk mendukung mikrokontroler agar dapat digunakan, cukup hanya menghubungkan board Arduino Uno ke komputer dengan menggunakan kabel USB atau listrik dengan AC yang ke adaptor DC atau baterai untuk menjalankannya. Uno berbeda dengan semua board sebelumnya dalam hal koneksi USB-to-serial yaitu menggunakan fitur Atmega8U2 yang diprogram sebagai konverter USB-to-serial berbeda dengan board sebelumnya yang menggunakan chip FTDI driver USB-to-serial. 9

21 Gambar 2.9 Arduino Uno[4] Arduino Uno dapat diaktifkan melalui koneksi USB atau catu daya eksternal (non- USB). Kisaran daya yang disarankan untuk board Uno adalah 7 12 volt. Jika daya kurang dari 7 volt, board Uno akan tidak stabil. Kemudian jika diberikan tegangan lebih dari 12 volt, maka regulator tegangan dapat panas dan merusak board Uno. Ada 4 pin power pada Arduino Uno, yaitu : - VIN, tegangan input pada Arduino jika menggunakan catu daya ekstenal. - 5V, catu daya yang digunakan untuk daya mikrokontroler dan komponen lain - 3v3, sebuah supply 3,3 volt yang dihasilkan oleh regulator on-board - GND, Ground pin. Seperti yang telah kita ketahui, Arduino mempunyai 14 pin digital input atau output yang beroperasi dengan daya 5 volt. Dan dapat menerima atau memberikan maksimum arus 40mA dan memiliki internal pull-up resistor dari 20-50Kohm. Selain itu beberapa pin memiliki fungsi khusus : - Serial : pin 0 (RX) dan 1 (TX), digunakan untuk mengirimkan (TX) dan menerima (RX) TTL data serial. - External Interrupts : pin 2 dan 3, Pin ini dapat dikonfigurasi untuk memicu interrupt pada nilai yang rendah, dengan batasan tepi naik atau turun, atau perubahan nilai - PWM: 3, 5, 6, 9, 10, dan 11. Menyediakan output PWM 8-bit dengan fungsi analogwrite (). - SPI: 10 (SS), 11 (Mosi), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin ini mendukung komunikasi SPI menggunakan SPI library. - LED: 13. Ada built-in LED terhubung ke pin digital 13. Ketika pin bernilai nilai HIGH, LED on, ketika pin bernilai LOW, LED off. 10

22 Dan Uno juga memiliki 6 pin input analog, yang berlabel A0 A5. Dan masing-masing pin menyediakan 10 bit dengan resolusi (yaitu 1024 nilai yang berbeda). Selain itu ada beberapa pin yang memiliki fungsi khusus: - I2C: A4 (SDA) dan A5 (SCL). Dukungan I2C (TWI) komunikasi menggunakan library Wire. - Aref. Tegangan referensi (0 sampai 5V saja) untuk input analog. Digunakan dengan fungsi analogreference ()[4]. 2.5 TRIAC TRIAC merupakan singkatan dari TRIode Alternating Current, yang artinya adalah saklar triode untuk arus bolak-balik[5]. TRIAC adalah gabungan dua buah SCR atau Thyristor yang dirancang anti paralel dengan satu buah elektroda gerbang (gate electrode) yang menyatu. SCR merupakan piranti zat padat (solid state) yang berfungsi sebagai sakelar daya berkecepatan tinggi. Di Gambar 2.10 menunjukkan struktur dan simbol dari TRIAC. Gambar 2.10 Sruktur dan simbol TRIAC [5] Karakteristik TRIAC TRIAC memiliki karakteristik seperti pada SCR yaitu swicthing, kecuali TRIAC dapat berkonduksi dalam berbagai arah. TRIAC dapat digunakan untuk mengontrol aliran arus dalam rangkaian AC. Elemen seperti penyearah dalam dua arah menunjukkan kemungkinan dua aliran arus antara terminal utama MT1 dan MT2. Pengaturan dilakukan dengan memberi sinyal antara gate (gerbang) dan MT1[5]. Untuk datasheet TRIAC BT136 dapat dilihat pada Lampiran E. 11

23 Gambar 2.11 Karakteristik TRIAC [5] Karena dapat bersifat konduktif dalam dua arah, biasanya TRIAC digunakan untuk mengendalikan fasa arus AC. Selain itu, karena TRIAC merupakan bidirectional device, terminalnya tidak dapat ditentukan sebagai anode atau katode. Jika terminal MT2 positif terhadap terminal MT1, TRIAC dapat dimatikan dengan memberikan sinyal gerbang positif antara gerbang Gate dan MT1, sebaliknya jika terminal MT2 negatif terhadap MT1 maka TRIAC akan dapat dihidupkan dengan memberikan sinyal pulsa negatif antara gerbang G dan terminal MT1[5]. 2.6 Teori ADC ADC (Analog to Digital Converter) adalah suatu rangkaian pengubah informasi dari tegangan analog ke digital[6]. Pada board Arduino Uno, terdapat enam pin analog, yakni A0 hingga A5. Huruf A pada awal nama pin Arduino menandakan pin tersebut dapat digunakan untuk mengolah sinyal analog. Resolusi ADC menentukan ketelitian nilai hasil konversi ADC. Semakin besar resolusi ADC, maka semakin mendekati nilai analog dari signal tersebut. Untuk resolusi ADC pada board Arduino Uno adalah 10 bit, yang berarti mampu memetakan hingga 1024 discrete analog level. 2.7 AC Regulator Regulator AC digunakan untuk mengendalikan tegangan rms output. Aplikasi dari Regulator AC ini adalah untuk kendali kecepatan motor, untuk dimmer lampu, untuk pengatur suhu pemanas dan sebagainya[7]. Pengaturan nilai rms tegangan dilakukan 12

24 dengan cara mengatur sudut penyalaan saklar dayanya yang akan mendelay gelombang tegangan output, sehingga regulator AC ini disebut juga dengan phase delay control. Pada umumnya regulator AC menggunakan SCR dan TRIAC sebagai saklar dayanya. Ada dua jenis Regulator AC, yaitu setengah gelombang dan gelombang penuh. Pada Regulator AC setengah gelombang, yang didelay hanya gelombang tegangan positif. Regulator AC setengah gelombang ini umumnya menggunakan sebuah SCR dan sebuah diode yang dipasang antiparallel. Regulator AC jenis ini jarang diaplikasikan di lapangan. Pada Regulator AC gelombang penuh, Penundaan penyalaan dilakukan pada gelombang positif dan negatif. Regulator AC jenis ini menggunakan dua buah SCR yang dipasang anti parallel atau sebuah TRIAC. Gambar 2.12 menunjukkan skema Regulator AC 1 fasa gelombang penuh menggunakan dua buah SCR[7]. Gambar 2.12 Skema Regulator AC 1 fasa gelombang penuh dengan SCR [7] Regulator AC 1 fasa dapat dioperasikan dalam 3 mode, yaitu : 1. Sudut penyalaan besar dari sudut fasa ( α > φ ). Pada mode ini arus output tidak kontiniu. 2. Sudut penyalaan kecil dari sudut fasa ( α < φ ). Pada mode ini satu buah SCR akan gagal menyala. 3. Sudut penyalaan sama dengan sudut fasa ( α = φ ). Pada mode ini arus output akan kontiniu Beban R Bentuk gelombang output Regulator AC 1 fasa beban R ditunjukkan pada Gambar

25 Gambar 2.13 Gelombang output Regulator AC 1 fasa gelombang penuh beban R[7] Sudut penyalaan = α. Sudut pemadaman = β (β = π) dan sudut konduksi γ = β - α. Tegangan output rms : Vorms = Vm 2 2α 2(π α)+sin π (2.5) Arus rms : Iorms = Vorms R (2.6) Daya output : P =I 2 orms R (2.7) Faktor Daya : PF = cos φ = P VA = [1 α π + sin2α 2π ] (2.8) Dengan VA= IsVs Vs Merupakan tegangan rms input yang dirumuskan dengan Vs = Vm Arus rms yang mengalir pada setiap SCR dirumuskan dengan : Ioscr = Iorms Beban RL 2 2 (2.9) (2.10) (2.11) Gambar 2.14 menunjukkan bentuk gelombang output Regulator AC 1 fasa yang melayani beban RL. 14

26 Gambar 2.14 Gelombang output Regulator AC 1 fasa gelombang penuh beban RL[7] Sudut penyalaan = α. Sudut pemadaman = β (β = π + τ) dan sudut konduksi γ= β - α. Tegangan output rms : Vrms = Vmax 2(β α)+sin 2β 2 sinβ 2 π (2.12) Arus rms : Iorms = Vm z [sin( α) e{r( α) ωl } + sin( α)] (2.13) Daya output : P = Iorms. Vorms. cos (2.14) Faktor daya : PF = cos (2.15) Dengnan = tan 1 ωl R dan Z = R2 + (ωl) 2 (2.16) 15

27 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rancangan Penilitian Penelitian ini akan dibuat suatu program menggunakan logika Fuzzy untuk mengontrol kipas angin berdasarkan suhu dan motion detection dengan tahapan penelitian sebagai berikut : 1. Studi literatur 2. Pengujian sensor suhu dan sensor PIR 3. Pembuatan program logika Fuzzy 4. Pengujian perangkat lunak logika Fuzzy 5. Perancangan perangkat keras (hardware) 6. Pengujian sistem 7. Analisa dan statistik 8. Penulisan paper dan buku tugas akhir Tahap penelitian ini ditunjukkan dalam Gambar 3.1 : Gambar 3.1 Tahapan penelitian 16

28 3.2 Perancangan Perangkat Keras (Hardware) Dalam penelitian yang akan dilakukan alat yang dibuat berupa kontrol kipas angin berdasarkan input suhu dan kelembaban memiliki blok diagram seperti gambar berikut: Gambar 3.2 Blok diagram perangkat keras kipas otomatis Seperti yang terlihat dari diagram blok diatas, ada dua buah sensor yang ada merupakan sumber data input. Setelah itu, data yang ada di inputkan ke dalam mikrokontroler yang akan diolah dengan metode logika Fuzzy. Selanjutnya, sinyal output dari mikrokontroler akan diteruskan menuju TRIAC sebagai pengendali aktuator sesuai dengan kondisi logika Fuzzy yang telah ditentukan Desain mekanik Desain mekanik pada penelitian ini menggunakan lima buah kotak dengan tiga ukuran yang berbeda, kotak kontroler dan power supply memiliki ukuran 185x113x67mm, kotak sensor PIR dengan ukuran 65x65x65mm dan dua kotak sensor suhu ukuran 30x20x20mm. Seperti pada Gambar di bawah ini : (a) Gambar 3.3 (a) Kotak power supply (b) Kotak peletakan kontroler (b) 17

29 Gambar 3.3 (a) pada titik A menunjukkan pin konektor yang berfungsi sebagai keluaran powersupply, untuk titik B menunjukkan sakelar on/off dari powersupply. Dan Gambar 3.3 (b) pada titik A menunjukkan pin konektor yang berfungsi sebagai masukan pada arduino, untuk titik B menunjukkan sakelar on/off 220VAC, sedangkan titik C menunjukkan konektor 220VAC, titik D menunjukkan rumah fuse, dan titik E menunjukkan tampilan nilai fuzzy. (a) (b) Gambar 3.4 (a) Kotak sensor suhu (b) Kotak sensor PIR Gambar 3.4 (a) pada titik A menunjukkan konektor female untuk sensor suhu. Dan Gambar 3.4 (b) pada titik A menunjukkan konektor female untuk sensor PIR. untuk melihat alat yang telah dibuat dapat dilihat pada Lampiran F Foto Alat. 18

30 3.3 Perancangan Perangkat Lunak (Software) Perancangan flowchart pemograman Arduino Gambar 3.5 Flowchart program Dari flowchart diatas, ketika arduino menyala maka seluruh sistem akan dimulai dengan membaca kondisi dari sensor PIR, jika kondisi PIR tidak aktif maka kipas padam, dan saat kondisi PIR aktif maka tahap berikutnya membaca masukan dari sensor suhu, dan 19

31 akan diolah datanya menggunakan logika fuzzy dengan keluaran berupa persentase dalam range 0% - 100% yang kemudian di mapping kedalam nilai PWM, tahap selanjutnya nilai dari PWM tersebut yang akan menentukan waktu penyalaan/membuka gate dari TRIAC untuk mengatur kecepatan dari kipas Perancangan sistem Fuzzy Pada proses pembuatan sistem Fuzzy terdapat beberapa tahapan alur proses dari fuzzyfikasi hingga defuzzyfikasi. Gambar 3.6 Gambar alur proses Fuzzy Fuzzyfikasi Pada proses fuzzyfikasi, inputan crisp (tegas) akan dirubah menjadi variabel linguistic (Fuzzy). Dalam penelitian ini, yang digunakan sebagai input adalah dua buah sensor suhu. Sedangkan output berupa triac yang mengontrol kecepatan motor kipas. Fungsi keanggotaan dari input sensor suhu 1 µ(x) 1 0,5 Dingin Sejuk Normal Panas Sangat Panas ,5 30,5 33, x (Suhu, Celcius) 20

32 Fungsi keanggotaan dari input sensor suhu 2 µ(y) 1 Dingin Sejuk Normal Panas Sangat Panas 0, ,5 30,5 33, y(suhu, Celcius) (a) Fungsi keanggotaan dari output kecepatan kipas Padam Pelan Normal Cepat Sangat Cepat (b) Kecepatan Kipas (%) Gambar 3.7 Fuzzyfikasi : (a) Himpunan Suhu 1 dan Suhu 2 (b) Himpunan kecepatan kipas Rule Evaluation Rule Evaluation dapat dilihat pada tabel 3.1. Tabel 3.1 Rule Evaluation SUHU 2 SUHU 1 Dingin Sejuk Normal Panas Sangat Panas Dingin Padam Padam Pelan Normal Cepat Sejuk Padam Pelan Pelan Normal Cepat Normal Pelan Pelan Normal Cepat Sangat Cepat Panas Normal Normal Cepat Sangat Cepat Sangat Cepat Sangat Panas Cepat Cepat Sangat Cepat Sangat Cepat Sangat Cepat 21

33 Defuzifikasi Proses defuzzifikasi merupakan proses terakhir dalam sistem Fuzzy. Proses defuzifikasi merupakan sebuah proses perubahan data input yang telah dimasukkan dalam himpunan-himpunan Fuzzy untuk mendapatkan kembali bentuk tegasnya (Crisp). Pada Fuzzy ini, metode defuzzifikasi yang digunakan adalah centroid atau center of area(coa). Dimana nilai tegas outputnya diperoleh berdasarkan titik berat dari kurva hasil proses pengambilan keputusan. Dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: Nilai_Min = (Suhu 1 Suhu 2) Nilai_Min didapat dengan mencari nilai terendah dari masing-masing keanggotaan fungsi antara suhu 1 dan suhu 2. COA = (Nilai_Min X Bobot) (Nilai_Min) (3.1) Untuk mencari COA dapat dilakukan dengan menjumlahkan perkalian Nilai_Min dengan Bobot keanggotan keluaran TRIAC kemudian dibagi dengan jumlah Nilai_Min Schematic rangkaian Gambar 3.8 Rangkaian powersupply Pada Gambar 3.8 merupakan rangkaian powersupply dengan keluaran 5VDC dan 9VDC, keluaran 5VDC dihasilkan oleh IC regulator 7805 dan keluaran 9VDC dihasilkan oleh IC regulator Rangkaian powersupply ini berfungsi sebagai sumber tegangan untuk arduino pada rangkaian kontroler. 22

34 Gambar 3.9 Rangkaian kontroller Pada Gambar 3.9 menunjukkan rangkaian kontrol dengan masukan berupa dua sensor suhu LM35, sensor PIR, dan terdapat rangkaian zerocrossing yang memberi nilai masukan dengan mode interrupt pada arduino, kemudian diolah oleh arduino dengan keluaran berupa PWM yang berfungsi sebagai masukan pada rangkaian dimmer MOC Instrument penelitian Alat Pengujian yang digunakan Dalam melakukan penelitian ini alat pengujian yang digunakan untuk pengujian alat dan sebagai referensi keberhasilan dari alat yang dibuat adalah sebagai berikut: 1. Multimeter Multimeter digunakan untuk mengukur nilai tegangan, arus pada rangkaian dimmer TRIAC. 2. Thermometer Thermometer digunakan untuk mengukur suhu dan sebagai pembanding hasil output dari mikrokontoler. 23

35 Pengujian Sensor Suhu BAB 4 HASIL DAN ANALISA Tujuan dari sensor suhu LM35 pada penelitian ini adalah untuk membaca suhu yang ada disekitar sensor. Ada dua buah sensor suhu LM35 yang digunakan pada penelitian ini, untuk pembacaan kondisi suhu pada dua sudut ruangan. LM35 disini sebagai inputan untuk sistem Fuzzy yang akan mengontrol output dari pwm pada Arduino Uno. Sensor suhu LM35 diuji dengan memberikan tegangan input 5V dan memberikan pemanas secara langsung, nilai suhu akan ditampilkan pada LCD sedangkan outp ut langsung diambil nilainya dengan voltmeter. Dari pengujian didapatkan data sebagai berikut. Dari Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa suhu yang terdeteksi oleh sensor LM35(1) dan thermometer nilai errornya cukup kecil tidak lebih dari 3%. Rumus mencari nilai error terhadap pembacaan suhu : Error = (Nilai praktik Nilai sebenarnya) Nilai praktik Tabel 4.1 Hasil pengujian sensor LM35(1) dan thermometer X 100% (4.1) No. Suhu LM35 (1) (ºC) Tegangan output (mv) Thermometer (ºC) Persentase Error (%) 1 24,89 245,9 24,4 2, ,86 257,6 25,1 3, , ,8 0, ,82 279,4 27,7 0, ,3 288,9 28,5 0, ,28 299,7 29,3 0, , ,4 1, ,23 319,3 31,6 1, , ,5 0, , ,7 0, ,16 349,2 34,4 0, , ,8 0,50 Dari Tabel 4.1 diatas hasil kalibrasi dengan cara pemanasan dan pendinginan manual suhu disekitar LM35(1) menunjukkan persentase rata-rata error tidak lebih dari 1%. 24

36 Tabel 4.2 Hasil pengujian sensor LM35(2) dan thermometer No. Suhu LM35 (2) (ºC) Tegangan output (mv) Thermometer (ºC) Persentase Error (%) 1 24,89 249,3 24,4 2, ,38 255,4 25,1 1, , ,8 2, ,53 276,8 27,7 0, ,56 287,5 28,5 0, ,4 296,4 29,3 0, ,23 305,4 30,4 0, ,72 317,5 31,6 0, ,7 328,2 32,5 0, ,18 337,5 33,7 1, ,16 343,5 34,4 0, , ,8 0,50 Dari Tabel 4.2 diatas hasil kalibrasi dengan cara pemanasan dan pendinginan manual suhu disekitar LM35(2) menunjukkan persentase rata-rata error tidak lebih dari 1%. Jadi kalibrasi program untuk dua sensor LM35 sudah benar. Pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 menunjukkan hasil bahwa setiap perubahan 1ºC pada sensor suhu akan naik atau turun sebesar ±10mV pada kaki outputnya. Tujuan mengukur kaki output dari LM35 adalah untuk melihat hasil dari kalibrasi program berdasarkan karakteristik dari LM35 tersebut. Data perbandingan antara suhu dari sensor LM35 dan thermometer dengan pengukuran mulai dari 24ºC hingga 35ºC dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan Tabel 4.2 Data di ambil setiap kenaikan 1ºC. thermometer yang digunakan adalah thermometer digital. 4.2 Pengujian sensor PIR Pengujian Sensor PIR dengan menguji sensitifitas atau respon ketika mendeteksi adanya gerakan manusia. Cara menguji respon sensor PIR yaitu dengan memberikan indikator LED dan mengukur pada Output tegangan pada kaki out PIR ketika adanya gerakan yang dideteksi. Ketika adanya gerakan yang dideteksi, LED akan meyala dan terlihat perubahan nilai tegangan PIR pada AVO meter. Berdasarkan hasil pengujian dan pengukuran pada Tabel 4.3, sensor dapat mendeteksi gerakan manusia dengan jarak maksimal antara sensor PIR dan objek yaitu ± 7 meter. Ketika mendeteksi keberadaan manusia indikator LED akan menyala dan mengaktifkan sistem fuzzy pada mikrokontroller. 25

37 Tabel 4.3 Pengukuran PIR saat mendeteksi gerakan Manusia Tegangan Input PIR Objek Jarak Sensor- Objek Tegangan output PIR Indikator LED 4,9 Volt Manusia 1 meter 3,2 Volt Menyala 4,9 Volt Manusia 2 meter 3,2 Volt Menyala 4,9 Volt Manusia 3 meter 3,2 Volt Menyala 4,9 Volt Manusia 4 meter 3,2 Volt Menyala 4,9 Volt Manusia 5 meter 3,2 Volt Menyala 4,9 Volt Manusia 6 meter 3,2 Volt Menyala 4,9 Volt Manusia 7 meter 3,2 Volt Menyala 4,9 Volt Manusia 7,42 meter 0 Volt Padam Pada Tabel 4.4 pengujian menggunakan objek Kipas angin yang bergerak, kemampuan alat dalam mendeteksi gerakan kipas yaitu dengan jarak maksimal 0,32 meter. Tabel 4.4 Pengukuran PIR saat mendeteksi gerakan benda (Kipas) Tegangan Input PIR Objek Jarak Sensor- Objek Tegangan output PIR Indikator LED 4,9 Volt Kipas Angin 0,15 meter 3,2 Volt Menyala 4,9 Volt Kipas Angin 0,32 meter 3,2 Volt Menyala 4,9 Volt Kipas Angin 0,33 meter 0 Volt Padam 4.3 Pengujian Rangkaian AC Dimmer Pengujian ini dilakukan dengan mengukur tegangan dan gelombang sinyal pada test point (TP) pada gambar 4.4 berikut. TP1 TP2 Gambar 4.1 Test point (TP) pengukuran rangkaian AC Dimmer 26

38 Pada Gambar 4.1 di atas, ada rangkaian Zerocrossing yang digunakan untuk mendeteksi gelombang sinus 220 Volt saat melewati titik tegangan nol yaitu pada saat diode bridge memberikan sinyal double phased rectified untuk optocoupler 4N25. Sinyal LED pada optocoupler akan menjadi low dan sinyal kolektor akan high bersama dengan gelombang sinus yang masuk. Sinyal dari optocoupler 4N25 akan dikirimkan ke pin interrupt arduino dan dikembalikan lagi menuju rangkaian TRIAC dengan sinyal yang masuk akan mengaktifkan LED pada MOC3021 yang memicu opto-thyristor sesaat. Kemudian pada output dari opto-thyristor masuk ke gate TRIAC yang memicu tegangan T2 mengalir pada T1. Dan pada T1 akan mengaktifkan kipas. Pada Gambar 4.2 menunjukkan garis warna biru sebagai titik awal atau mulainya keluaran pada TRIAC (CH2) dan warna orange sebagai kondisi keluaran dari optocoupler 4N25 (CH1) yang mendeteksi kondisi nol dari gelombang sinus. Gambar 4. 2 Gelombang tegangan keluaran zerocrossing (TP1) dan TRIAC (TP2) Pada gambar dibawah ini merupakan gelombang sinyal sudut picu dari hasil perbandingan antara sumber tegangan terhadap keluaran TRIAC : Gambar 4.3 Gelombang tegangan keluaran TRIAC pada kondisi fuzzy = 60% 27

39 Pada Gambar 4.3 diatas menunjukkan garis warna orange merupakan gelombang keluaran dari TRIAC (CH1) yang bernilai fuzzy = 60% dan warna biru menunjukkan gelombang masukan dari tegangan sumber 220 Volt (CH2), sedangkan garis yang berada pada merah adalah sudut penyalaan dan yang dilingkaran warna kuning adalah sudut pemadaman, dengan hasil pengukuran : Vmax = 340Volt Cycle RMS = 204 Volt Vpp = 684 Volt Sudut penyalaan = ( 3,9/1000 0,01 Sudut pemadaman = ( 2,5/1000 0, ) = 70,2º 180 ) = 45º Hasil output fuzzy pada program, sudut penyalaan akan mulai pada : Waktu Penyalaan = 60 x128 = 76,8 100 = 75 x 76,8 = 5760 us = 5,76 ms Sudut penyalaan di program = 5,76 ms 9,6 ms x π = 5,76 ms 9,6 ms x 180º = 108º Sudut penyalaan di osiloskop = 180º 108º = 72º Gambar 4.4 Gelombang tegangan keluaran TRIAC pada kondisi fuzzy = 72% Pada Gambar 4.4 diatas menunjukkan garis warna orange merupakan gelombang keluaran dari TRIAC (CH1) yang bernilai fuzzy = 72% dan warna biru menunjukkan gelombang masukan dari tegangan sumber 220 Volt (CH2), sedangkan garis yang berada pada merah adalah sudut penyalaan dan yang dilingkaran warna kuning adalah sudut pemadaman, dengan hasil pengukuran : 28

40 Vmax = 340 Volt Cycle RMS = 209 Volt Vpp = 680 Volt Sudut penyalaan = ( 2,8/1000 0,01 Sudut pemadaman = ( 1,3/1000 0, ) = 50,4º 180 ) = 23,4º Hasil output fuzzy pada program, sudut penyalaan akan mulai pada : Waktu Penyalaan = 72 x128 = 92, = 75 x 92,16 = 6912 us = 6,912 ms Sudut penyalaan di program = 6,912 ms 9,6 ms x π = 6,912 ms 9,6 ms x 180º = 129,6º Sudut penyalaan di osiloskop = 180º 129,6º = 50,4º Gambar 4.5 Gelombang tegangan keluaran TRIAC pada kondisi fuzzy = 75% Pada Gambar 4.5 diatas menunjukkan garis warna orange merupakan gelombang keluaran dari TRIAC (CH1) yang bernilai fuzzy = 75% dan warna biru menunjukkan gelombang masukan dari tegangan sumber 220 Volt (CH2), sedangkan garis yang berada pada merah adalah sudut penyalaan dan yang dilingkaran warna kuning adalah sudut pemadaman, dengan hasil pengukuran : Vmax = 336 Volt Cycle RMS = 237 Volt 29

41 Vpp = 676 Volt Sudut penyalaan = ( 2,5/1000 0,01 Sudut pemadaman = ( 1,7/1000 0, ) = 45º 180 ) = 30,6º Hasil output fuzzy pada program, sudut penyalaan akan mulai pada : Waktu Penyalaan = 75 x128 = Sudut penyalaan di program = = 75 x 96 = 7200 us = 7,2 ms 7,2 ms 7,2 ms x π = x 180º = 135º 9,6 ms 9,6 ms Sudut penyalaan di osiloskop = 180º 135º = 45º Gambar 4.6 Gelombang tegangan keluaran TRIAC pada kondisi fuzzy = 77% Pada Gambar 4.6 diatas menunjukkan garis warna orange merupakan gelombang keluaran dari TRIAC (CH1) yang bernilai fuzzy = 75% dan warna biru menunjukkan gelombang masukan dari tegangan sumber 220 Volt (CH2), sedangkan garis yang berada pada merah adalah sudut penyalaan dan yang dilingkaran warna kuning adalah sudut pemadaman, dengan hasil pengukuran : Vmax = 340 Volt Cycle RMS = 238 Volt Vpp = 680 Volt Sudut penyalaan = ( 2,4/1000 0,01 Sudut pemadaman = ( 1,2/1000 0, ) = 43,2º 180 ) = 21,6º Hasil output fuzzy pada program, sudut penyalaan akan mulai pada : 30

42 Waktu Penyalaan = 77 x128 = 98, Sudut penyalaan di program = = 75 x 98,56 = 7392 us = 7,392 ms 7,392 ms 9,6 ms x π = 7,392 ms 9,6 ms Sudut penyalaan di osiloskop = 180º 138,6º = 41,4º x 180º = 138,6º Hasil pengukuran dan program sudut penyalaan dapat dilihat pada Lampiran G. Data sudut picu berdasarkan pengukuran dan program. 4.4 Pengujian keseluruhan sistem Pada pengujian keseluruhan sistem ini diambil data sudut penyala, data pengukuran switching pwm terhadap keluaran dari TRIAC, dan data pengukuran tegangan dan arus. Dapat dilihat pada Lampiran A Data pengukuran keseluruhan sistem dengan inputan manual. Nilai fuzzy pada Lampiran A adalah persentase keluaran yang telah di defuzifikasi dari inputan dua sensor suhu LM35, dan di mapping kedalam nilai PWM arduino untuk masukan pada rangkaian dimmer TRIAC. Tabel 4.5 Pengujian Alat di Kamar m/d/yyyy Waktu Suhu 1 Suhu 2 Thermometer Fuzzy (HH-MM-SS) (ºC) (ºC) (ºC) (%) 11/20/ :00:00 31,72 31,23 31,4 88,69 11/20/ :05:00 31,23 30,26 31,4 77,7 11/20/ :10:00 30,74 29, ,3 11/20/ :15:00 30,74 30,26 30, /20/ :20:00 29,77 29,28 30,8 61,31 11/20/ :25:00 30,74 30,26 30, /20/ :30:00 30,74 29,77 30,7 72,3 Pada Tabel 4.5 menunjukkan informasi mengenai perubahan data sensor suhu dari kondisi awal alat off hingga dinyalakan selama 30 menit. Pengambilan data dilakukan setiap 5 menit sekali. Data suhu yang diukur mengalami perubahan sedikit. Tabel 4.6 Persentase Error Suhu Persentase error (%) Sensor Suhu No Suhu 1 Suhu 2 1 1, , , , , , , , , ,

43 Persentase error (%) Sensor Suhu No Suhu 1 Suhu 2 6 0, , , , Avg Error 0, , Tabel 4.6 merupakan persentase error dimana data perbandingan tersebut diambil dari data sensor suhu pada kamar, dan data yang dibandingkan merupakan data yang didapat dari nilai thermometer. Nilai error pembacaan sensor suhu pada range 0% hingga 5% tidak terlalu berpengaruh terhadap nilai masukan fuzzy. Pada gambar dibawah ini merupakan perbandingan gelombang keluaran sudut picu TRIAC terhadap gelombang keluaran fuzzy dari arduino. Gambar 4.7 Gelombang Tegangan keluaran TRIAC dan fuzzy = 75% Pada Gambar 4.7 diatas menunjukkan garis warna biru adalah keluaran dari arduino yang sudah di mapping dari nilai fuzzy = 75% (CH2) dan warna orange adalah tegangan keluaran dari TRIAC berdasarkan inputan suhu yang telah di fuzzykan (CH1). Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa keluaran pada arduino mempengaruhi sudut penyalaan dari TRIAC. Hasil pengukuran sudut penyalaan dengan output fuzzy program berbeda, karena pada sudut 0º di gelombang sinus tegangan yang mengalir pada beban masih penuh atau belum terjadi phase delay control, sehingga jika nilai output fuzzy tidak di mapping, pada kondisi fuzzy = 0% kipas akan menyala dengan kecepatan penuh dan pada kondisi fuzzy = 100% kipas akan padam. Maka dari itu, hasil mapping tersebut membuat kondisi fuzzy = 0% berada pada sudut 180º. Sehingga t yang terukur berbeda dengan hasil output fuzzy program karena pengambilan data pada osiloskop tetap dimulai dari sudut 0º sedangkan pada output 32

44 fuzzy program, titik awal t dimulai dari sudut 180º hingga titik akhir pada sudut 0º. Dengan hasil pengukuran : Vmax = 336 Volt Cycle RMS = 237 Volt Vpp = 676 Volt Sudut penyalaan = ( 2,5/1000 0,01 Sudut pemadaman = ( 1,7/1000 0, ) = 45º 180 ) = 30,6º Hasil output fuzzy pada program, sudut penyalaan akan mulai pada : Waktu Penyalaan = 75 x128 = Sudut penyalaan di program = = 75 x 96 = 7200 us = 7,2 ms 7,2 ms 7,2 ms x π = x 180º = 135º 9,6 ms 9,6 ms Sudut penyalaan di osiloskop = 180º 135º = 45º 33

45 BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari seluruh pengujian yang dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan : 1. Kipas dapat dikontrol berdasarkan suhu sekitar dengan menggunakan logika fuzzy. Fuzzy sendiri berfungsi untuk mengatur kecepatan kipas sehingga ketika suhu naik atau panas kecepatan kipas akan semakin cepat, semakin meningkatnya kecepatan kipas, suhu ruangan perlahan akan turun sebesar ±2-4ºC. 2. Kipas akan mati dalam waktu 10 menit (bisa diatur) jika sensor PIR tidak mendeteksi adanya lagi gerakan. 3. Dengan adanya sistem kontrol ini, kipas akan lebih efektif dalam penggunaannya. 5.2 Saran Untuk pengembangan agar alat ini mendapatkan hasil yang lebih maksimal, maka disarankan untuk : 1. Melakukan pengujian dengan lebih banyak orang didalam ruangan agar didapat kondisi sensitifitas yang lebih baik untuk suhu dan PIR. 2. Merancang sistem kontrol kipas agar mempertahankan kondisi suhu yang nyaman. 3. Menambahkan kamera agar selalu mengikuti pergerakan manusia yang berada didalam ruangan. 34

46 DAFTAR PUSTAKA [1] Lingga, Topic : Otomasi Kipas Pada Ruangan Berbasis Mikrokotroler., Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Surabaya, [2] Sumantri K.R,.ST., MT. Class Lecture, Topic : Membership Function. RB 4, Politeknik Negeri Batam, Jalan Parkway Street, Batam Centre, September. 24, [3] Adrianto Aan, Pemanfaatan mikrokontroler dan sensor PIR sebagai pengendali alat pengering tangan, Ilmu Komputer, Universitas Sebelas Maret, [4] I. Puti Andini Setya, Pengaturan Takaran Air Untuk Mandi Bayi Menggunakan Metode Fuzzy Logic, Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Batam, [5] Irmansyah Iip. Pengendalian Pintu Gerbang Dan Intensitas Lampu Ruangan Berdasarkan Jam Kerja Menggunakan Delphi." Internet: elib.unikom.ac.id/files/disk1/535/jbptunikompp-gdl-iipirmansy unikom_i-i, [20 Desember 2016] [6] Academia. Microcontroller: Analog Digital Converter (ADC). Internet: C_, [12 April 2017] [7] labkeftunp. Regulator AC 1 Fasa labkeftunp 2/10/regulator-ac-1-fasa.pdf, [17 April 2017] 35

47 LAMPIRAN Lampiran A. Data pengukuran keseluruhan sistem dengan inputan manual No Data pengukuran Keseluruhan Vin (V) Fuzzy (%) PWM Vout (V) arus (A) t (ms) Sudut picu (º) 1 229, ,4 0 9,3 167, ,45 1 2,55 6,6 0 9,3 167, ,45 2 5,1 9,5 0 9,1 163, ,45 3 7,65 11,2 0 9,1 163, , ,2 12, , ,75 14,3 0 8,9 160, , ,3 18,1 0 8,8 158, , , ,7 156, , ,4 22,5 0 8,6 154, , ,95 24,7 0 8, , ,5 29,5 0 8,4 151, , ,05 31,4 0 8,3 149, , ,6 33,9 0 8,2 147, , ,15 36,5 0 8,1 145, , ,7 38,9 0,03 8,1 145, , ,25 44,3 0,03 7,9 142, , ,8 47,2 0,03 7,9 142, , ,35 49,8 0,04 7,8 140, , ,9 52,2 0,04 7,7 138, , ,45 57,99 0,04 7,6 136, , ,04 0,04 7, , ,55 64,5 0,05 7,4 133, , ,1 70,3 0,05 7,2 129, , ,65 73,4 0,05 7,2 129, , ,2 76,4 0,06 7,1 127, , ,75 79,8 0, , ,3 83,05 0,06 6,9 124, , ,85 86,2 0,06 6,8 122, , ,4 92,83 0,07 6,7 120, , ,95 96,1 0,07 6,6 118, , ,5 99,87 0,07 6, , ,05 106,27 0,08 6,4 115, , ,6 109,28 0,08 6,3 113, , ,15 112,13 0,08 6,2 111, , ,7 115,3 0,09 6,2 111, , ,25 118,43 0,09 6,1 109, , ,8 121,46 0,

48 No Data pengukuran Keseluruhan Vin (V) Fuzzy (%) PWM Vout (V) arus (A) t (ms) Sudut picu (º) , ,35 127,49 0,1 5,9 106, , ,9 130,32 0,11 5,8 104, , ,45 133,28 0,11 5,7 102, , ,66 0,11 5,6 100, , ,55 141,28 0,12 5, , ,1 144,23 0,12 5,4 97, , ,65 146,53 0,12 5,3 95, , ,2 151,71 0,13 5,2 93, , ,75 151,88 0,13 5,2 93, , ,3 156,52 0, , , , , ,4 161,42 0,14 4,9 88, , ,95 163,68 0,14 4,8 86, , ,5 168,25 0,15 4,7 84, , ,05 170,3 0,15 4,6 82, , ,6 172,71 0,15 4, , ,15 177,06 0,15 4,4 79, , ,7 179,16 0,16 4,3 77, , ,25 181,34 0,16 4,2 75, , ,8 183,35 0,16 4,1 73, , ,35 185,59 0, , ,9 187,55 0, , ,45 191,53 0,16 3,8 68, , ,77 0,17 3,7 66, , ,55 195,83 0,17 3,7 66, , ,1 199,73 0,17 3, , ,65 202,13 0,17 3,4 61, , ,2 203,65 0,17 3,3 59, , ,75 205,48 0,17 3,3 59, , ,3 208,86 0,17 3,1 55, , ,85 210,47 0,17 3,1 55, , ,4 211,91 0, , ,95 213,68 0,17 2,9 52, , ,5 214,87 0,17 2,8 50, , ,05 217,29 0,17 2,7 48, , ,6 218,28 0,17 2,6 46, , ,15 219,4 0,17 2, , ,7 220,33 0,17 2,4 43, , ,25 221,79 0,17 2,3 41, , ,8 222,66 0,17 2,3 41, , ,35 223,3 0,17 2,2 39,6 37

49 No Data pengukuran Keseluruhan Vin (V) Fuzzy (%) PWM Vout (V) arus (A) t (ms) Sudut picu (º) , ,9 223,4 0,17 2,1 37, , ,45 223,85 0, , ,12 0, , ,55 226,94 0,17 1,9 34, , ,1 227,01 0,17 1,8 32, , ,65 227,59 0,17 1,7 30, , ,2 228,09 0,17 1,6 28, , ,75 228,18 0,17 1, , ,3 228,23 0,17 1,4 25,2 38

50 Lampiran B. Program Arduino #include <Wire.h> #include <LiquidCrystal_I2C.h> int keluaran1; float a,b,c; float suhu_1, suhu_2; float member_suhu1; float member_suhu2; float dingin, sejuk, normal, panas, sangatpanas; float dingin1, sejuk1, normal1, panas1, sangatpanas1; float min1, min2, min3, min4, min5, min6, min7, min8, min9, min10, min11, min12, min13, min14, min15, min16, min17, min18, min19, min20, min21, min22, min23, min24, min25; int PD=0, PL=25, NR=50, CP=75, SC=100; float A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, U, V, W, X, Y; float output=0; const byte interruptpin = 3; // kondisi pir melewati pin interrupt int pirstate = LOW; // we start, assuming no motion detected int val = 0; int state = 2; //buat millis unsigned long time; long lastime; LiquidCrystal_I2C lcd(0x27,16,2); int AC_LOAD = 11; // Output to Opto Triac pin int dimming = 128; // Dimming level (0-128) 0 = ON, 128 = OFF void setup() { lcd.init(); Serial.begin(9600); Serial.print("Suhu1 "); Serial.print("Suhu2 "); Serial.print("OUTPUT"); Serial.print("\tKEANGGOTAAN"); Serial.println(); //buat PIR pinmode(interruptpin, INPUT_PULLUP); attachinterrupt(digitalpintointerrupt(interruptpin), waktu, RISING); pinmode(ac_load, OUTPUT);// Set AC Load pin as output attachinterrupt(0, zero_crosss_int, RISING); // Choose the zero cross interrupt # from the table above } void loop() { if (state == 1) { dimming=map(keluaran1, 0, 100, 128, 0); //Serial.println("Motion detected!"); time = millis()-abs (lastime); Serial.println("PRGRAM JALAN"); 39

51 if (time>=10000) { state = 2; } else { } } else if (state == 2) { Serial.println("PROGRAM MATI"); dimming = 128; } suhu_1 = analogread(a0) * 0.488;// konversi kedalam derajat celcius suhu_2 = analogread(a1) * 0.488;// keluaran1=output; membership(); defuzifikasi(); Output(); elsidi(); } void zero_crosss_int() //function to be fired at the zero crossing to dim the light { // Firing angle calculation : 1 full 50Hz wave =1/50=20ms // Every zerocrossing thus: (50Hz)-> 10ms (1/2 Cycle) // For 60Hz => 8.33ms (10.000/120) // 10ms=10000us // (10000us - 10us) / 128 = 75 us (Approx) For 60Hz =>65 us // 128 = karena setengah cycle (256:2=128) kalau full cycle baru 256 int dimtime = (75*dimming); // For 60Hz =>65 us delaymicroseconds(dimtime); // Wait till firing the TRIAC digitalwrite(ac_load, HIGH); // Fire the TRIAC delaymicroseconds(10); // triac On propogation delay (for 60Hz use 8.33) digitalwrite(ac_load, LOW); // No longer trigger the TRIAC (the next zero crossing will swith it off) TRIAC } void waktu() { time =0; lastime = millis(); state = 1; } void defuzifikasi() { A = min1*pd; B = min2*pd; C = min3*pl; D = min4*nr; E = min5*cp; F = min6*pd; G = min7*pl; H = min8*pl; I = min9*nr; J = min10*cp; K = min11*pl; L = min12*pl; M = min13*nr; N = min14*cp; O = min15*sc; P = min16*nr; Q = min17*nr; R = min18*cp; S = min19*sc; T = min20*sc; U = min21*cp; V = min22*cp; W = min23*sc; X = min24*sc; Y = min25*sc; output = (A + B + C + D + E + F + G + H + I + J + K + L + M + N + O + P + Q + R + S + T + U + V + W + X + Y )/(min1 + min2 + min3 + min4 + min5 40

52 + min6 + min7 + min8 + min9 + min10 + min11 + min12 + min13 + min14 + min 15 + min16 + min17 + min18 + min19 + min20 + min21 + min22 + min23 + min2 4 + min25); } void elsidi() { lcd.backlight(); lcd.setcursor ( 0, 0 ); lcd.print("s1="); lcd.setcursor ( 3, 0 ); lcd.print((float)suhu_1); lcd.print(" "); lcd.setcursor ( 11, 0 ); lcd.print("fuzzy"); } lcd.setcursor ( 11, 1); lcd.print((float)output); lcd.setcursor ( 0, 1 ); lcd.print("s2="); lcd.setcursor ( 3, 1 ); lcd.print((float)suhu_2); lcd.print(" "); void membership() { //SENSOR suhu1 member_suhu1 = 0; Sensor_1(a=0, b=24, c=26); dingin = member_suhu1; Sensor_1(a=24, b=26, c=29); sejuk = member_suhu1; Sensor_1(a=26, b=29, c=32); normal = member_suhu1; Sensor_1(a=29, b=32, c=35); panas = member_suhu1; Sensor_1(a=32, b=35, c=80); sangatpanas = member_suhu1; //Buat Dingin //Buat Sejuk //Buat Normal //Buat Panas //Buat Sangat Panas //SENSOR suhu2 member_suhu1 = 0; Sensor_2(a=0, b=24, c=26); dingin1 = member_suhu2; Sensor_2(a=24, b=26, c=29); sejuk1 = member_suhu2; Sensor_2(a=26, b=29, c=32); normal1 = member_suhu2; Sensor_2(a=29, b=32, c=35); panas1 = member_suhu2; Sensor_2(a=32, b=35, c=80); sangatpanas1 = member_suhu2; //Buat Dingin //Buat Sejuk //Buat Normal //Buat Panas //Buat Sangat Panas min1 = min(dingin, dingin1); 41

53 min2 = min(dingin, sejuk1); min3 = min(dingin, normal1); min4 = min(dingin, panas1); min5 = min(dingin, sangatpanas1); min6 = min(sejuk, dingin1); min7 = min(sejuk, sejuk1); min8 = min(sejuk, normal1); min9 = min(sejuk, panas1); min10 = min(sejuk, sangatpanas1); min11 = min(normal, dingin1); min12 = min(normal, sejuk1); min13 = min(normal, normal1); min14 = min(normal, panas1); min15 = min(normal, sangatpanas1); min16 = min(panas, dingin1); min17 = min(panas, sejuk1); min18 = min(panas, normal1); min19 = min(panas, panas1); min20 = min(panas, sangatpanas1); min21 = min(sangatpanas, dingin1); min22 = min(sangatpanas, sejuk1); min23 = min(sangatpanas, normal1); min24 = min(sangatpanas, panas1); min25 = min(sangatpanas, sangatpanas1); } void Output () { Serial.print(suhu_1); Serial.print("\t"); Serial.print(suhu_2); Serial.print("\t"); Serial.print(state); Serial.print("\t"); if (output < 20) { Serial.print("PADAM");} if (output >= 20 && output < 40) {Serial.print("PELAN");} if (output >= 40 && output < 60) {Serial.print("NORMAL");} if (output >= 60 && output < 80) {Serial.print("CEPAT");} if (output >= 80 && output < 101) {Serial.print("SANGAT CEPAT ");} if (output > 100) { output = 100; Serial.print("SANGAT CEPAT ");} Serial.println(); } //============ SENSOR SUHU1 ============ float Sensor_1(float a, float b, float c) { if ((suhu_1 >= a) && (suhu_1 < b)) { member_suhu1 = (suhu_1 - a) / (b - a); } if ((suhu_1 >= b) && (suhu_1 < c)) { member_suhu1 = (c - suhu_1) / (c - b); } if ((suhu_1 < 2) (suhu_1 > 250)) 42

54 } { member_suhu1 = 1; } if ((suhu_1 > c) (suhu_1 < a)) { member_suhu1 = 0; } //============ SENSOR SUHU2 ============ float Sensor_2(float a, float b, float c) { } if ((suhu_2 >= a) && (suhu_2 < b)) { member_suhu2 = (suhu_2 - a) / (b - a); } if ((suhu_2 >= b) && (suhu_2 < c)) { member_suhu2 = (c - suhu_2) / (c - b); } if ((suhu_2 < 0) (suhu_2 > 250)) { member_suhu2 = 1; } if ((suhu_2 > c) (suhu_2 < a)) { member_suhu2 = 0; } 43

55 Lampiran C. Datasheet LM35 44

56 Lampiran D. Datasheet sensor PIR 45

57 46

58 Lampiran E. Datasheet TRIAC BT136 47

59 48

60 Lampiran F. Foto Alat 49

61 Lampiran G. Data sudut picu berdasarkan pengukuran dan program No Program Pengukuran Fuzzy (%) t Sudut picu t Sudut picu (º) (ms) (º) (ms) , , ,2 9, , ,4 9,3 167, , ,6 9,3 167, , ,8 9,2 165, , ,1 163, , , , ,4 8,9 160, , ,6 8,8 158, , ,8 8,7 156, , ,6 154, , ,2 8, , ,4 8,4 151, , ,6 8,3 149, , ,8 8,3 149, , ,1 145, , ,2 8,1 145, , , , ,6 7,9 142, , ,8 7,8 140, , ,7 138, , ,2 7,6 136, , ,4 7,4 133, , ,6 7,4 133, , ,8 7,3 131, , ,2 129, , ,2 7,1 127, , , , ,6 6,9 124, , ,8 6,8 122, , ,7 120, , ,2 6,6 118, , ,4 6, , ,6 6,4 115, , ,8 6,4 115, , ,3 113, , ,2 6,2 111, , ,4 6,1 109,8 50

62 No Program Pengukuran Fuzzy (%) t Sudut picu t Sudut picu (º) (ms) (º) (ms) , , , ,8 5,9 106, , ,8 104, , ,2 5,7 102, , ,4 5,6 100, , ,6 5, , ,8 5,4 97, , ,4 97, ,416 97,2 5,2 93, ,512 95,4 5,2 93, ,608 93,6 5,1 91, ,704 91, ,8 90 4,9 88, ,896 88,2 4,8 86, ,992 86,4 4,7 84, ,088 84,6 4,6 82, ,184 82,8 4, , ,4 79, ,376 79,2 4,3 77, ,472 77,4 4,2 75, ,568 75,6 4,2 75, ,664 73, , ,9 70, ,856 70,2 3,9 70, ,952 68,4 3,7 66, ,048 66,6 3,6 64, ,144 64,8 3, , , ,336 61,2 3,3 59, ,432 59,4 3,3 59, ,528 57,6 3,2 57, ,624 55,8 3,1 55, , ,816 52,2 2,9 52, ,912 50,4 2,8 50, ,008 48,6 2,7 48, ,104 46,8 2,6 46, ,2 45 2, ,296 43,2 2, ,392 41,4 2,4 43,2 51

63 No Program Pengukuran Fuzzy (%) t Sudut picu t Sudut picu (º) (ms) (º) (ms) ,488 39,6 2,3 41, ,584 37,8 2,2 39, , ,2 39, ,776 34,2 2,1 37, ,872 32, ,968 30,6 1,9 34, ,064 28,8 1,8 32, , ,7 30, ,256 25,2 1,6 28,8 52

64 BIOGRAFI PENULIS Nama : Dio Andhika Fernanda Tempat/tanggal lahir : Taeh Baruh / 07 Januari 1995 Agama Alamat Rumah ISLAM : Tiban Indah Mc.Dermott Blok R No 17 Batam, Kepulauan Riau : dio.andhika.f@gmail.com Riwayat Pendidikan 1. SMA : SMKN 1 Batam 2. SMP : SMPN 3 Batam 3. SD : SDN 015 Batam

REGULATOR AC 1 FASA. Gambar 1. Skema Regulator AC 1 fasa gelombang penuh dengan SCR

REGULATOR AC 1 FASA. Gambar 1. Skema Regulator AC 1 fasa gelombang penuh dengan SCR FAKULTAS TEKNIK UNP REGULATOR AC 1 FASA JOBSHEET/LABSHEET JURUSAN : TEKNIK ELEKTRO NOMOR : XIV PROGRAM STUDI :DIV WAKTU : x 5 MENIT TOPIK : REGULATOR AC 1 FASA MATA KULIAH /KODE : ELEKTRONIKA DAYA 1/ TEI51

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Identifikasi Kebutuhan Proses pembuatan alat penghitung benih ikan ini diperlukan identifikasi kebutuhan terhadap sistem yang akan dibuat, diantaranya: 1. Perlunya rangkaian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori penunjang yang diperlukan dalam merancang dan merealisasikan skripsi ini. Bab ini dimulai dari pengenalan singkat dari komponen elektronik utama

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 Oleh : Andreas Hamonangan S NPM : 10411790 Pembimbing 1 : Dr. Erma Triawati Ch, ST., MT. Pembimbing 2 : Desy Kristyawati,

Lebih terperinci

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan

BAB III PEMBUATAN ALAT Tujuan Pembuatan Tujuan dari pembuatan alat ini yaitu untuk mewujudkan gagasan dan BAB III PEMBUATAN ALAT 3.. Pembuatan Dalam pembuatan suatu alat atau produk perlu adanya sebuah rancangan yang menjadi acuan dalam proses pembuatanya, sehingga kesalahan yang mungkin timbul dapat ditekan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak ( Software). Pembahasan perangkat keras meliputi perancangan mekanik

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan sistem keamanan pada kendaraan roda dua menggunakan sidik jari berbasis mikrokontroler ini terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

PENGENALAN ARDUINO. SPI : 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin-pin ini mensupport komunikasi SPI menggunakan SPI library.

PENGENALAN ARDUINO. SPI : 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin-pin ini mensupport komunikasi SPI menggunakan SPI library. PENGENALAN ARDUINO Arduino merupakan board mikrokontroller yang berbasis opensource. Ada beberapa macam arduino, salah satunya adalah arduino uno yang akan di gunakan pada kesempatan kali ini. SPESIFIKASI

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 30 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM 3.1 Perancangan Sistem Dalam membuat suatu alat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu bagaimana cara merancang sistem yang akan diimplementasikan pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain fungsi dari function generator, osilator, MAX038, rangkaian operasional amplifier, Mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berinteraksi dengan mudah dan interaksi dengan masyarakat umum juga menjadi

BAB II LANDASAN TEORI. berinteraksi dengan mudah dan interaksi dengan masyarakat umum juga menjadi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bahasa Isyarat Abjad Bahasa isyarat adalah media komunikasi bagi para penderita tuna-rungu agar dapat berinteraksi dengan para penderita tuna-rungu lainnya dan manusia normal,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. tertarik dalam menciptakan objek atau lingkungan yang interaktif.

BAB II DASAR TEORI. tertarik dalam menciptakan objek atau lingkungan yang interaktif. BAB II DASAR TEORI 2.1 Karakteristik Ikan Karakteristik ikan yang dapat dihitung ialah ikan yang dapat hidup di berbagai lingkungan air tawar, misalnya ikan lele. Ikan lele hidup di air tawar, tahan penyakit,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 BLOCK DIAGRAM Dalam bab ini akan dibahas perancangan perangkat keras dan perangkat lunak dari sistem kendali kecepatan robot troli menggunakan fuzzy logic. Serta latar belakang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Dalam bidang teknologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan,

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

Bab IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

Bab IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA 51 Bab IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA Dalam perancangan perangkat keras dan perangkat lunak suatu sistem yang telah dibuat ini dimungkinkan terjadi kesalahan karena faktor-faktor seperti human error, proses

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY

BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY 3.1 Perancangan Alat Dalam merealisasikan sebuah sistem elektronik diperlukan tahapan perencanaan yang baik dan matang. Tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini akan dijabarkan mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang menjadi bagian dari sistem ini.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain motor servo, LCD Keypad Shield, rangkaian pemantik, mikrokontroler arduino uno dan kompor

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. ACS712 dengan menggunakan Arduino Nano serta cara kerjanya.

BAB II LANDASAN TEORI. ACS712 dengan menggunakan Arduino Nano serta cara kerjanya. BAB II LANDASAN TEORI Di bab ini, akan dijelaskan komponen-komponen utama yang digunakan untuk merancang pembuatan suatu prototype kwh meter digital dengan menggunakan sensor ACS712 dengan menggunakan

Lebih terperinci

Perancangan dan Analisis Back to Back Thyristor Untuk Regulasi Tegangan AC Satu Fasa

Perancangan dan Analisis Back to Back Thyristor Untuk Regulasi Tegangan AC Satu Fasa Perancangan dan Analisis Back to Back Thyristor Untuk Regulasi Tegangan AC Satu Fasa Indah Pratiwi Surya #1, Hafidh Hasan *2, Rakhmad Syafutra Lubis #3 # Teknik Elektro dan Komputer, Universitas Syiah

Lebih terperinci

Bab III METODOLOGI PENELITIAN

Bab III METODOLOGI PENELITIAN 8 Bab III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas mengenai perangkat keras dan perangkat lunak serta beberapa hal mengenai perancangan sistem keseluruhan sehingga sistem bekerja dengan baik sebagaimana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan dioda biasa, komponen elektronika ini akan mengubah cahaya menjadi arus listrik. Cahaya

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN 3.1 Tujuan Perancangan Tujuan dari perancangan alat ini adalah untuk mewujudkan gagasan dan didasari oleh teori serta fungsi dari software arduino dan perangkat remote control,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini memuat hasil pengamatan dan analisis untuk mengetahui kinerja dari rangkaian. Dari rangkaian tersebut kemudian dilakukan analisis - analisis untuk mengetahui

Lebih terperinci

ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER. Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari

ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER. Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari Nur Hudi, Lestari; Robot Omni Directional Steering Berbasis Mikrokontroler ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari Abstrak: Robot Omni merupakan seperangkat

Lebih terperinci

BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS. Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk

BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS. Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS 3.1. Pendahuluan Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk menghidupkan HPL (High Power LED) dengan watt

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN RUMAH PINTAR BERBASIS ARDUINO

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN RUMAH PINTAR BERBASIS ARDUINO PERANCANGAN DAN PEMBUATAN RUMAH PINTAR BERBASIS ARDUINO LAPORAN TUGAS AKHIR Diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Ahli Madya (A.Md) Teknik Komputer Oleh: JONATHAN ALBERTO HUTAGAOL

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Didalam merancang sistem yang akan dibuat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelumnya, pertama-tama mengetahui prinsip kerja secara umum dari sistem yang akan dibuat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK

BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK 4.1 Rangkaian Pengontrol Bagian pengontrol sistem kontrol daya listrik, menggunakan mikrokontroler PIC18F4520 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 30. Dengan osilator

Lebih terperinci

Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC pada Alat Ektraksi Madu Menggunakan Kontrol Logika Fuzzy

Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC pada Alat Ektraksi Madu Menggunakan Kontrol Logika Fuzzy 1 Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC pada Alat Ektraksi Madu Menggunakan Kontrol Logika Fuzzy, Pembimbing 1: Erni Yudaningtyas, Pembimbing 2: Goegoes Dwi N. Abstrak Alat ekstraksi madu yang diputar secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ruangan kandang brooding ayam sesuai keinginan user. Bisa dikatakan adalah

BAB III METODE PENELITIAN. ruangan kandang brooding ayam sesuai keinginan user. Bisa dikatakan adalah BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian pada penelitian ini adalah mengatur suhu di dalam ruangan kandang brooding ayam sesuai keinginan user. Bisa dikatakan adalah sistem kontrol

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai proses perancangan mekanik pembersih lantai otomatis serta penyusunan rangkaian untuk merealisasikan sistem alat. Dalam hal ini

Lebih terperinci

Ahmadi *1), Richa Watiasih a), Ferry Wimbanu A a)

Ahmadi *1), Richa Watiasih a), Ferry Wimbanu A a) Prosiding Seminar Nasional Teknologi Elektro Terapan 2017 Vol.01 No.01, ISSN: 2581-0049 Ahmadi *1), Richa Watiasih a), Ferry Wimbanu A a) Abstrak: Pada penelitian ini metode Fuzzy Logic diterapkan untuk

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Permasalahan Dalam perancangan alat pengendali kipas angin menggunnakan mikrokontroler ATMEGA8535 berbasis sensor suhu LM35 terdapat beberapa masalah yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai prinsip kerja rangkaian yang disusun untuk merealisasikan sistem alat, dalam hal ini Bluetooth sebagai alat komunikasi penghubung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Model Penelitian Pada perancangan tugas akhir ini menggunakan metode pemilihan locker secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan III-1 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan menghasilkan suatu sistem yang dapat mengontrol cahaya pada lampu pijar untuk pencahayaanya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem. 2. Modul pemanas dan pengendali pemanas

BAB III PERANCANGAN. bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem. 2. Modul pemanas dan pengendali pemanas BAB III PERANCANGAN 3.1. Gambaran Umum Sistem Sistem yang akan dirancang dan direalisasikan merupakan sebuah inkubator bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 54 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja dari sistem mulai dari blok-blok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengontrolan sumber tegangan AC 1 fasa dengan memafaatkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. pengontrolan sumber tegangan AC 1 fasa dengan memafaatkan sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Regulator tegangan merupakan sebuah rangkaian yang dapat melakukan pengontrolan sumber tegangan AC 1 fasa dengan memafaatkan sumber tegangan AC yang bernilai tetap

Lebih terperinci

LAPORAN. Project Microcontroller Semester IV. Judul : Automatic Fan. DisusunOleh :

LAPORAN. Project Microcontroller Semester IV. Judul : Automatic Fan. DisusunOleh : LAPORAN Project Microcontroller Semester IV Judul : Automatic Fan DisusunOleh : Nama: Riesca Nusa.D Nim : 13140002 Nama: Nita Chairunnisa Nim : 13140007 Nama: Iqra Ali Nim : 13140026 Nama: Mufzan Nur Nim

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Philips Master LED. Sistem ini dapat mengatur intensitas cahaya lampu baik secara

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Philips Master LED. Sistem ini dapat mengatur intensitas cahaya lampu baik secara BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI 3.1. Gambaran Umum Sistem Sistem yang dirancang merupakan sistem pengatur intensitas cahaya lampu Philips Master LED. Sistem ini dapat mengatur intensitas cahaya lampu

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Persiapan Perancangan Alat Pada proses persiapan perakitan perangkat harus didukung dengan peralatan yang lengkap dan standar, agar memudahkan selama perakitan. Dalam melakukan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PENGENDALI PERALATAN LISTRIK RUMAH TANGGA DENGAN MENGGUNAKAN REMOTE KONTROL BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89C2051

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PENGENDALI PERALATAN LISTRIK RUMAH TANGGA DENGAN MENGGUNAKAN REMOTE KONTROL BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89C2051 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PENGENDALI PERALATAN LISTRIK RUMAH TANGGA DENGAN MENGGUNAKAN REMOTE KONTROL BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89C2051 LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari Instrumen dan komponen elektronika yang terdiri atas:

METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari Instrumen dan komponen elektronika yang terdiri atas: III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Februari 2013 sampai dengan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Realisasi Perangkat Keras Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara otomatis menggunakan sensor suhu LM35 ditunjukkan pada gambar berikut : 8 6

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran sistem Gambaran cara kerja sistem dari penelitian ini adalah, terdapat sebuah sistem. Yang didalamnya terdapat suatu sistem yang mengatur suhu dan kelembaban pada

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN 34 BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN Pada bab ini dilakukan proses akhir dari pembuatan alat Tugas Akhir, yaitu pengujian alat yang telah selesai dirakit. Tujuan dari proses ini yaitu agar

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT PENGATUR SUHU DAN KELEMBABAN PADA GREENHOUSE UNTUK TANAMAN STROBERI BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 LAPORAN TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN ALAT PENGATUR SUHU DAN KELEMBABAN PADA GREENHOUSE UNTUK TANAMAN STROBERI BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 LAPORAN TUGAS AKHIR RANCANG BANGUN ALAT PENGATUR SUHU DAN KELEMBABAN PADA GREENHOUSE UNTUK TANAMAN STROBERI BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535 LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dari tugas akhir ini yaitu akan membuat sebuah alat yang mampu

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dari tugas akhir ini yaitu akan membuat sebuah alat yang mampu BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Tujuan dari tugas akhir ini yaitu akan membuat sebuah alat yang mampu membantu manusia dalam memilih tingkat kematangan buah durian sesuai dengan keinginan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung, dari bulan Februari 2014 Oktober 2014. 3.2. Alat dan Bahan Alat

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 UPS dan Fungsinya Terputusnya sumber daya listrik yang tiba-tiba dapat mengganggu operasi sebuah unit bisnis. Pada beberapa contoh kasus bisa berakibat pada berhenti beroperasinya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik, sebagai penunjang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pengujian alat dilakukan untuk mengetahui dan menunjukkan hasil kerja dari keseluruhan sistem yang telah dirancang dan direalisasikan. Pengujian alat yang dilakukan meliputi

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN Sistem Kontrol Robot. Gambar 3.1. Blok Diagram Sistem

BAB III PERANCANGAN Sistem Kontrol Robot. Gambar 3.1. Blok Diagram Sistem BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan sistem yang meliputi sistem kontrol logika fuzzy, perancangan perangkat keras robot, dan perancangan perangkat lunak dalam pengimplementasian

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN WHIRLPOOL DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER

RANCANG BANGUN WHIRLPOOL DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER RANCANG BANGUN WHIRLPOOL DENGAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER Cahya Firman AP 1, Endro Wahjono 2, Era Purwanto 3. 1. Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Industri 2. Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN... i ABSTRAKSI... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiv DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN... xv BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai dasar teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan sistem. Dasar teori yang digunakan dalam merealisasikan sistem ini antara

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro 22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro Fakultas Tekik, Universitas Lampung, yang dilaksanakan mulai bulan Oktober

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung (khususnya Laboratorium

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Hasil Pengujian Penerapan sistem membahas hasil dari penerapan teori yang telah berhasil penulis kembangkan sehingga menjadi sistem tersebut dapat berjalan sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Diagram Blok Sistem Blok diagram dibawah ini menjelaskan bahwa ketika juri dari salah satu bahkan ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM KONVERSI ENERGI LISTRIK AC KE DC PADA STO SLIPI

BAB IV SISTEM KONVERSI ENERGI LISTRIK AC KE DC PADA STO SLIPI BAB IV SISTEM KONVERSI ENERGI LISTRIK AC KE DC PADA STO SLIPI 4.1 Umum Seperti yang telah dibahas pada bab III, energi listrik dapat diubah ubah jenis arusnya. Dari AC menjadi DC atau sebaliknya. Pengkonversian

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Penyaji Minuman Otomatis Berbasis Mikrokontroler ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino Uno R3 adalah papan pengembangan mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat menampikan dan menghitung hasil dari nilai nilai inputan sensor sensor dan gambaran Rancang Bangun Alat Pengukuran

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Definisi Perancangan Perancangan adalah proses menuangkan ide dan gagasan berdasarkan teoriteori dasar yang mendukung. Proses perancangan dapat dilakukan dengan cara pemilihan

Lebih terperinci

Rancang Bangun Penerangan Otomatis Berdasarkan Gerak Tubuh Manusia

Rancang Bangun Penerangan Otomatis Berdasarkan Gerak Tubuh Manusia Rancang Bangun Penerangan Otomatis Berdasarkan Gerak Tubuh Manusia Andreas Sjah Lamtari 1), Syaifurrahman 2), Dedy Suryadi 3) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura 1 andreassjahlamtari@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor Ultrasonik HCSR04. Gambar 2.2 Cara Kerja Sensor Ultrasonik.

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor Ultrasonik HCSR04. Gambar 2.2 Cara Kerja Sensor Ultrasonik. BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan sistem. Teori-teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari sensor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu. dengan penelitian yang dilakukan.

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu. dengan penelitian yang dilakukan. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu sebagai berikut : Studi literatur, yaitu dengan mempelajari beberapa referensi yang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN Pada bab ini dilakukan proses akhir dari pembuatan alat Tugas Akhir, yaitu pengujian alat yang telah selesai dirancang. Tujuan dari proses ini yaitu agar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL

BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL. Diagram Blok Diagram blok merupakan gambaran dasar membahas tentang perancangan dan pembuatan alat pendeteksi kerusakan kabel, dari rangkaian sistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konversi energi dari cahaya matahari menjadi energi listrik dilakukan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konversi energi dari cahaya matahari menjadi energi listrik dilakukan oleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sel Surya Konversi energi dari cahaya matahari menjadi energi listrik dilakukan oleh komponen yang disebut sel photovoltaic (sel PV). Sel PV pada dasarnya semikonduktor dioda

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini menguraikan perancangan mekanik, perangkat elektronik dan perangkat lunak untuk membangun Pematrian komponen SMD dengan menggunakan conveyor untuk indutri kecil dengan

Lebih terperinci

Sistem Pengendali Suhu Otomatis Pada Inkubator Fermentasi Yoghurt Berbasis Mikrokontroler Dengan Metode Logika Fuzzy

Sistem Pengendali Suhu Otomatis Pada Inkubator Fermentasi Yoghurt Berbasis Mikrokontroler Dengan Metode Logika Fuzzy 275 Sistem Pengendali Suhu Otomatis Pada Inkubator Fermentasi Yoghurt Berbasis Mikrokontroler Dengan Metode Logika Fuzzy Rizka Vionita *), Zaini **), Derisma ***) * *** Sistem Komputer Universitas Andalas

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 9 Penulisan dan Pembacaan ADC pada Mikrokontroler

PRAKTIKUM 9 Penulisan dan Pembacaan ADC pada Mikrokontroler PRAKTIKUM 9 Penulisan dan Pembacaan ADC pada Mikrokontroler 1. TUJUAN Mahasiswa dapat memahami pola pemrograman ADC pada Arduino Memahami pembacaan dan penulisan ADC pada mikrokontroler. 2. DASAR TEORI

Lebih terperinci

DESAIN SENSORLESS (MINIMUM SENSOR) KONTROL MOTOR INDUKSI 1 FASA PADA MESIN PERONTOK PADI. Toni Putra Agus Setiawan, Hari Putranto

DESAIN SENSORLESS (MINIMUM SENSOR) KONTROL MOTOR INDUKSI 1 FASA PADA MESIN PERONTOK PADI. Toni Putra Agus Setiawan, Hari Putranto Putra Agus S, Putranto, Desain Sensorless (Minimum Sensor) Kontrol Motor Induksi 1 Fasa Pada DESAIN SENSORLESS (MINIMUM SENSOR) KONTROL MOTOR INDUKSI 1 FASA PADA MESIN PERONTOK PADI Toni Putra Agus Setiawan,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 39 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras elektronik (hardware) dan pembuatan mekanik Eskalator. Sedangkan untuk pembuatan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Jalan MT Haryono 167 Telp & Fax. 0341 554166 Malang 65145 KODE PJ-01 PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN

Lebih terperinci

MENGUKUR KELEMBABAN TANAH DENGAN KADAR AIR YANG BERVARIASI MENGGUNAKAN SOIL MOISTURE SENSOR FC-28 BERSASIS ARDUINO UNO

MENGUKUR KELEMBABAN TANAH DENGAN KADAR AIR YANG BERVARIASI MENGGUNAKAN SOIL MOISTURE SENSOR FC-28 BERSASIS ARDUINO UNO MENGUKUR KELEMBABAN TANAH DENGAN KADAR AIR YANG BERVARIASI MENGGUNAKAN SOIL MOISTURE SENSOR FC-28 BERSASIS ARDUINO UNO A. PENDAHULUAN Sejalan dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan juga dengan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015, III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015, pembuatan alat dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian yang digunakan dalam perancangan sistem ini antara lain studi kepustakaan, meninjau tempat pembuatan tahu untuk mendapatkan dan mengumpulkan sumber informasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Perancangan merupakan proses yang kita lakukan terhadap alat, mulai dari rancangan kerja rangkaian hingga hasil jadi yang akan difungsikan. Perancangan dan pembuatan alat merupakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sisteem Monitoring dan Pengendalian Suhu Pada Inkubator Bayi Berbasis Fuzzy logic

Rancang Bangun Sisteem Monitoring dan Pengendalian Suhu Pada Inkubator Bayi Berbasis Fuzzy logic Rancang Bangun Sisteem Monitoring dan Pengendalian Suhu Pada Inkubator Bayi Berbasis Fuzzy logic Fadillah Nufinda Rachman 1, Supadi 2, Tri Anggono Prijo 3 1 Program Studi Teknobiomedik Fakultas Sains dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat menjalankan perintah inputan dan gambaran sistem monitoring Angiography yang bekerja untunk pengambilan data dari

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. HALAMAN PERNYATAAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. MOTO DAN PERSEMBAHAN... v. DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN... ii. HALAMAN PERNYATAAN... iii. KATA PENGANTAR... iv. MOTO DAN PERSEMBAHAN... v. DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... iii KATA PENGANTAR... iv MOTO DAN PERSEMBAHAN... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... x ABSTRAK... xi ABSTRACT...

Lebih terperinci

Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC Pada Alat Penyiram Tanaman Menggunakan Kontoler PID

Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC Pada Alat Penyiram Tanaman Menggunakan Kontoler PID Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC Pada Alat Penyiram Tanaman Menggunakan Kontoler PID 1 Ahmad Akhyar, Pembimbing 1: Purwanto, Pembimbing 2: Erni Yudaningtyas. Abstrak Alat penyiram tanaman yang sekarang

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN 35 BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN Pada bab ini dilakukan proses akhir dari pembuatan alat Tugas Akhir, yaitu pengujian alat yang telah selesai dirakit. Tujuan dari proses ini yaitu agar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses alur penelitian Dalam penelitian ini ada beberapa tahap atau langkah-langkah yang peneliti lakukan mulai dari proses perancangan model hingga hasil akhir dalam

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai bagaimana perancangan fire alarm sistem yang dapat ditampilkan di web server dengan koneksi Wifi melalui IP Address. Perancangan alat ini

Lebih terperinci

PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Jalan MT Haryono 67 Telp & Fax. 5566 Malang 655 KODE PJ- PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI

Lebih terperinci