BAB I PENDAHULUAN. fleksibilitas jam kerja (flexible work arrangement), seperti flex-time,

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Fleksibilitas jam kerja (flexible work arrangement) mulai populer pada awal tahun 1970 an (Sulliven & Lussier, 1995). Ada berbagai bentuk fleksibilitas jam kerja (flexible work arrangement), seperti flex-time, telecommuting, job share, dsb. Flex time dapat berupa bekerja pada jam/ hari kerja yang lebih sedikit, bekerja dalam jumlah jam yang sama tetapi dengan fleksibilitas yang lebih besar. Flex time membawa perubahan di lingkungan kerja profesional, dimana profesional tidak perlu lama bekerja dalam jam yang sama dan atau sebanyak jam yang ditetapkan kantor (Hooks & Higgs, 2000). Banyak pekerja mengharapkan agar tidak terikat dengan peraturan manajer dan informasi pelayanan: mengaktualkan waktu, bekerja dirumah, job-sharing, kontrak kerja dan waktu bekerja, dan lainlain. Flextime memungkinkan karyawan untuk melakukan variasi jam kerja pada jam kerja standar yang ada (Staffordshire University,2005), menawarkan suatu bentuk kerja yang fleksibel (flexible work arrangement) sehingga memungkinkan two-income couples dalam mengelola kerja dan keluarga dengan baik (Walls et al., 2001). Berdasarkan dasar teoritis yang diambil dari literature perhotelan, manajemen, dan psikologi pada penelitiannya Lee et al (2011) mengusulkan bahwa Organizational Citizenship Behavior (OCB) dan Turnover Intention merupakan konsekuensi dari kepuasan karyawan atas fleksibilitas jadwal kerja. Organizational Citizenship Behavior (OCB) dan 1

2 2 Turnover Intention sebagai konsekuensi karena pada literature sebelumnya (misalnya Barnard, 1983) menunjukkan bahwa kepuasan menghasilkan kesediaan untuk berpartisipasi bekerjasama dengan sistem dan ketidakpuasan menghasilkan keinginan untuk berpindah. Dalam sebuah studi, Staines dan Pleck (2007) melaporkan bahwa fleksibilitas jam kerja dapat berfungsi sebagai penyangga terhadap banyak dampak negatif yang biasanya terkait dengan jam kerja nontradisional [seperti yang biasa dialami dalam industri perhotelan]. Karena konsekuensi negatif dari konflik berbasis waktu, sejumlah studi di luar literatur perhotelan telah meneliti berbagai aspek fleksibilitas jam kerja. Pendukung fleksibilitas jam kerja berpendapat bahwa kepuasan atas fleksibilitas jam kerja dapat meningkatkan keinginan kuat untuk tetap tinggal di perusahaan (Mattis, 1990). Berdasarkan dasar teoritis yang diambil dari literature perhotelan, manajemen, dan psikologi, Lee et al (2011) juga mengusulkan bahwa emotional intelligence (EI) sebagai antecedent dari kepuasan karyawan atas fleksibilitas jadwal kerja karena emotional intelligence (EI) sangat terkait dengan suasana hati dan hubungan antar personal yang merupakan komponen adanya kepuasan di tempat kerja. Overall Job Satisfaction dibahas di dalam penelitiannya sebagai antecedent dari kepuasan karyawan atas fleksibilitas jadwal kerja karena jika seorang karyawan puas terhadap pekerjaannya secara menyeluruh maka secara psikologis karyawan akan melihat fleksibilitas jam kerja mereka secara positif.

3 3 Penelitian ini mereplikasi penelitian Lee et al (2011) yang menguji pengaruh antecedent secara psikologi terhadap kepuasan karyawan atas fleksibilitas jadwal kerja dan konsekuensinya di tempat kerja. Hasil penelitian tersebut mengatakan emotional intelligence dan overall job satisfaction berpengaruh positif terhadap kepuasaan karyawan atas fleksibilitas jam kerja, dan kepuasan karyawan atas fleksibilitas jadwal kerja memiliki pengaruh positif terhadap organizational citizenship behaviour (OCB) serta berpengaruh negatif terhadap turnover intension seorang karyawan. Penelitian ini menggunakan industri perhotelan sebegaimana yang dilakukan pada penelitian sebelumnya. Berdasarkan hasil pre-survey dari beberapa hotel di Surakarta, Kusuma Sahid Prince Hotel, Hotel Loji dan Hotel Pose in dipilih sebagai objek penelitian karena hotel tersebut menerapkan sistem schedule flexibility dengan tipe timing flexibility, di mana karyawan memiliki kebebasan untuk mengatur jadwal kerjanya. Schedule flexibility yang diterapkan terdiri dari 2 jenis, yaitu change off (karyawan dapat bertukar hari libur dengan rekan kerjanya), dan change schedule (karyawan dapat bertukar jadwal shift dengan rekan kerjanya). Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini menarik untuk dikaji lebih lanjut, yang akan dituangkan dalam bentuk rencana penelitian pada karyawan perhotelan dengan judul "Kepuasan Karyawan Atas Fleksibilitas Jadwal Kerja: Antecedent dan Konsekuensi di Tempat Kerja, Studi pada Karyawan Kusuma Sahid Prince Hotel, Hotel Loji dan Hotel Pose in, Di Surakarta".

4 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah tingkat emotional intelligence berpengaruh positif pada kepuasan karyawan atas fleksibilitas jadwal kerja? 2. Apakah tingkat overall job satisfaction berpengaruh positif pada kepuasan karyawan atas fleksibilitas jadwal kerja? 3. Apakah tingkat kepuasan karyawan atas fleksibilitas jadwal kerja berpengaruh positif pada organizational citizenship behavior? 4. Apakah tingkat kepuasan karyawan atas fleksibilitas jadwal kerja berpengaruh negatif pada turnover intention? 5. Apakah tingkat overall job satisfaction berpengaruh negatif pada turnover intention? 6. Apakah tingkat emotional intelligence berpengaruh positif pada organizational citizenship behavior? 7. Apakah tingkat overall job satisfaction berpengaruh positif pada organizational citizenship behavior? 1.3. TUJUAN PENELITIAN Dari perumusan masalah, maka tujuan penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh antara tingkat emotional intelligence dengan kepuasan karyawan atas fleksibilitas jadwal kerja 2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh antara tingkat overall job satisfaction dengan kepuasan karyawan atas fleksibilitas jadwal kerja

5 5 3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh antara tingkat kepuasan karyawan atas fleksibilitas jadwal kerja dengan organizational citizenship behavior. 4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh antara tingkat kepuasan karyawan atas fleksibilitas jadwal kerja dengan turnover intention. 5. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh antara tingkat overall job satisfaction dengan turnover intention. 6. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh antara tingkat emotional intelligence dengan organizational citizenship behavior. 7. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh antara tingkat overall job satisfaction dengan organizational citizenship behavior MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat tertentu bagi beberapa pihak terkait sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai antara lain: 1. Bagi Akademisi Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya dalam bidang yang sama. 2. Bagi Instansi/Organisasi Penelitian ini memberikan fakta penelitian mengenai hubungan antara kepuasan karyawan atas fleksibilitas jadwal kerja, emotional intelligence, overall job satisfaction, organizational citizenship behavior, dan turnover intention

6 6