ANALISIS MAJAS EUFEMISME (ENKYOKUHOU) DIHUBUNGKAN DENGAN KONSEP MARAH (IKARI) DALAM NOVEL YUKI GUNI KARYA KAWABATA YASUNARI. Skripsi.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS MAJAS EUFEMISME (ENKYOKUHOU) DIHUBUNGKAN DENGAN KONSEP MARAH (IKARI) DALAM NOVEL YUKI GUNI KARYA KAWABATA YASUNARI. Skripsi."

Transkripsi

1 ANALISIS MAJAS EUFEMISME (ENKYOKUHOU) DIHUBUNGKAN DENGAN KONSEP MARAH (IKARI) DALAM NOVEL YUKI GUNI KARYA KAWABATA YASUNARI Skripsi Oleh Zaki Nashwan UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jakarta 2012

2 ANALISIS MAJAS EUFEMISME (ENKYOKUHOU) DIHUBUNGKAN DENGAN KONSEP MARAH (IKARI) DALAM NOVEL YUKI GUNI KARYA KAWABATA YASUNARI Skripsi Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk menyelesaikan Program Strata 1 Jurusan Sastra Jepang Oleh Zaki Nashwan UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jakarta 2012

3 ANALISIS MAJAS EUFEMISME (ENKYOKUHOU) DIHUBUNGKAN DENGAN KONSEP MARAH (IKARI) DALAM NOVEL YUKI GUNI KARYA KAWABATA YASUNARI Skripsi Oleh Zaki Nashwan Disetujui : Pembimbing Dra. Nalti Novianti M.Si D UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jakarta 2012

4 PERNYATAAN Dengan ini saya, Nama : Zaki Nashwan NIM : Judul skripsi :ANALISIS MAJAS EUFEMISME (ENKYOKUHOU) DIHUBUNGKAN DENGAN KONSEP MARAH (IKARI) DALAM NOVEL YUKI GUNI KARYA KAWABATA YASUNARI Memberikan kepada Universitas Bina Nusantara hak non-eksklusif untuk menyimpan, memperbanyak, dan menyebarluaskan skripsi karya saya, secara keseluruhan atau hanyasebagian atau hanya ringkasannya saja, dalam bentuk format tercetak dan atau elektronik.menyatakan bahwa saya, akan mempertahankan hak exclusive saya, untuk menggunakan seluruh atau sebagian isi skripsi saya, guna pengembangan karya di masa depan, misalnya bentuk artikel, buku, perangkat lunak, ataupun sistem informasi. Jakarta, Juli 2012 Zaki Nashwan

5 Abstraksi Marah adala sebuah emosi dan bersifat normal dan salah satu wujud ekspresi emosi manusia. Marah sebagai bentuk emosi, juga sama dengan jenis emosi lainnya karena memang pada dasarnya melibatkan perubahan psikologi dan biologis pada diri manusia. Marah terbagi kedalam empat kategori yang terdiri dari; marah disengaja, marah spontan atau mendadak, marah kontruktif atau yang disertai dengan ancaman pada orang lain, dan marah destruktif yang dilampiaskan secara tidak langsung. Bentuk marah tersebut juga akan dikaitkan dengan majas eufemisme (enkyokuhou) dengan tujuan mengetahui ciri khas majas eufemisme (enkyokuhou) yang dipakai dalam keadaan marah. Metode yang akan digunakan yaitu metode kepustakaan dan deskriptif analitis. Dari hasil analisis majas eufemisme memiliki beberapa fungsi yang dapat dikaitkan dengan konseo marah (ikari). Kata kunci : konstruktif, destruktif, enkyokuhou, ikari

6 ANALISIS MAJAS EUFEMISME (ENKYOKUHOU) DIHUBUNGKAN DENGAN KONSEP MARAH (IKARI) DALAM NOVEL YUKI GUNI KARYA KAWABATA YASUNARI Zaki Nashwan Jln. H.. Harun Rt. 04 Rw. 11 No.41 Petukangan Utara, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, , Zaki Nashwan, Dra. Nalti Novianti, M.Si ABSTRAK Marah adala sebuah emosi dan bersifat normal dan salah satu wujud ekspresi emosi manusia. Marah sebagai bentuk emosi, juga sama dengan jenis emosi lainnya karena memang pada dasarnya melibatkan perubahan psikologi dan biologis pada diri manusia. Marah terbagi kedalam empat kategori yang terdiri dari; marah disengaja, marah spontan atau mendadak, marah kontruktif atau yang disertai dengan ancaman pada orang lain, dan marah destruktif yang dilampiaskan secara tidak langsung. Bentuk marah tersebut juga akan dikaitkan dengan majas eufemisme (enkyokuhou) dengan tujuan mengetahui ciri khas majas eufemisme (enkyokuhou) yang dipakai dalam keadaan marah. Metode yang akan digunakan yaitu metode kepustakaan dan deskriptif analitis. Dari hasil analisis majas eufemisme memiliki beberapa fungsi yang dapat dikaitkan dengan konseo marah (ikari). Kata kunci : konstruktif, destruktif, enkyokuhou, ikari

7 Keyword : konstruktif, destruktif, enkyokuhou, ikari PENDAHULUAN Dalam kehidupan sehari-hari, dimanapun berada, manusia tidak akan pernah lepas dari aktifitas berbicara yang menandai adanya interaksi antar sesama manusia. Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam melakukan interaksi dengan sesama manusia. Salah satunya ialah melalui bahasa. Sutedi (2003, hal.2), menjabarkan bahwa bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan. Sedangkan menurut Koentjaraningrat (1990, hal.164), bahasa merupakan salah satu dari tujuh unsur yang paling utama dalam suatu kebudayaan. Melalui beberapa pemikiran dan pendapat dari para ahli diatas, bahasa memiliki peranan penting bagi keberlangsungan manusia untuk berkomunikasi satu sama lain dalam kehidupan individu dan berbudaya. Bahasa menjadi modal utama agar manusia satu dengan yang lainnya dapat saling menukar informasi. Penulis memilih tema ini, karena ingin memahami lebih lanjut mengenai majas eufemisme atau dalam bahasa Jepang disebut enkyokuhou ( 婉曲法 ), yang dihubungkan dengan sebuah konsep yang terjadi pada masyarakat Jepang, yakni konsep marah atau ikari ( 怒り ). Adapun sumber yang akan diteliti lebih lanjut mengenai masalah tersebut, diambil dari sebuah novel Jepang berjudul Yuki Guni ( 雪国 ) yang berarti Negeri Bersalju karya Kawabata Yasunari. Teori yang akan penulis gunakan pada skripsi kali ini adalah oleh teori semantik yang menerangkan tentang makna kata dan makna frase dalam sebuah kalimat langsung maupun tertulis. Didalam semantik dijelaskan berbagai makna kata denotasi maupun konotasi, yang sejalan dengan penggunaan majas eufemisme dalam bahasa Indonesia. Teori selanjutnya ialah konsep marah yang dihubungkan dengan teori sebelumnya guna mencari makna dan sebab-sebab timbulnya emosi marah ikari di dalam novel. Serta, mengetahui lebih dalam mengenai konsep marah yang dilakukan oleh kebanyakan masyarakat Jepang. Setiawati (2005, hal.114), menerangkan bahwa semantik merupakan bidang linguistik yang mempelajari makna tanda bahasa. Menurut Harimurti (2001, hal.193), menerangkan semantik adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara lambang dan refrennya. Dari teori-teori tersebut dijelaskan kembali bahwa, semantik merupakan sebuah pemahaman dalam sebuah bahasa berbeda, yang terdapat pada suatu bangsa atau negara dengan masyarakat berbeda pula. Dari masyarakat inilah timbul sebuah kebudayaan-kebudayaan baru yang pada akhirnya menyebabkan perubahan gaya bahasa akibat pemahaman yang berbeda antara masyarakat satu dengan lainnya. Seorang ahli semantik bernama

8 Heijima (1991, hal.1-3), mengatakan bahwa semantik merupakan cabang ilmu linguistik yang akan membahas arti atau makna. Makna tersebut terbagi menjadi : 1. Makna denotatif adalah makna dari sebuah frasa atau kata yang tidak mengandung arti atau perasaan tambahan. Dalam hal ini, seorang penulis hanya menyampaikan informasi, khususnya dalam bidang ilmiah, akan cenderung menggunakan kata-kata yang denotatif. Tujuan utamanya untuk memberikan penjelasan yang jelas terhadap fakta. Ia tidak menginginkan interpretasi tambahan dari tiap pembaca. 2. Makna konotatif, adalam makna yang mengandung arti tambahan, perasaan tertentu, atau nilai rasa tertentu disamping makna dasar yang pada umumnya. Makna tersebut sebagian terjadi karena pembicara ingin menimbulkan rasa setuju atau tidak setuju, senang atau tidak senang dan sebagainya pada pihak pendengar dengan orang lain, sebab itu bahasa manusia tidak hanya menyangkut makna denotatif atau ideasional dan sebagainya. Majas sering dianggap sebagai sinonim dari gaya bahasa, akan tetapi sebenarnya majas termasuk kedalam gaya bahasa. Gaya bahasa sendiri memiliki cakupan yang sangat luas. Menurut penjelasan Harimurti Kridalaksana didalam Kamus Linguistik (1982, hal.1), gaya bahasa (style) mempunyai tiga pengertian, yaitu : 1. pemanfaatan atas kekayaan bahasa oleh seseorang dalam bertutur atau menulis 2. pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu 3. keseluruhan ciri-ciri bahasa sekelompok penulis sastra. Pemakaian gaya bahasa juga dapat menghidupkan apa yang dikemukakan dalam teks, karena gaya bahasa dapat mengemukakan gagasan yang penuh makna dengan singkat. Gaya bahasa pada tataran ini biasa disebut dengan majas. Majas itu sendiri dapat diklasifikasikan dalam beberapa kategori. Menurut Moeliono (1989, hal.173), majas diklasifikasikan kedalam tiga kategori, yaitu majas perbandingan, majas pertentangan, dan majas pertautan yang masing-masing majas ini terdiri dari beberapa sub majas. Majas terbagi atas beberapa kategori berdasarkan fungsinya masing-masing. Salah satunya ialah majas yang berdasarkan perubahan intensitas makna dan perubahan acuan, diantaranya ialah, majas hiperbola, majas litotes, dan majas eufemisme. Majas eufemisme atau biasa disebut dengan enkyokuhou ( 婉曲法 ) dalam bahasa Jepang. Ada beberapa pendapat yang menerangkan tentang enkyokuhou ( 婉曲法 ), salah satunya ialah menurut Aramakitomoko (1999, hal ), yang mengatakan bahwa : 婉曲法は 他人との衝突を避けるために使われることになります 聞き手に不快感を与えないために露骨な表現を避けるばあいが この 婉曲語法 が使われる場面の例に当たります. Artinya, majas eufemisme adalah ungkapan yang digunakan untuk menghindari konflik dengan orang lain. Dalam

9 kasus ini, bentuk eufemisme digunakan apabila anda ingin menghindari representasi eksplisit mengenai seseorang untuk menghindari ketidaknyamanan bagi pendengarnya. Pendapat tersebut juga ditunjang oleh penjelasan yang ada di dalam Koujien (2005, hal.313), yang menerangkan bahwa : 表現などの遠まわしなさま 露骨にならないように言うさま 婉曲法表現と断る婉曲法. Artinya, eufemisme berfungsi sebagai ekspresi lain untuk menjelaskan sesuatu yang dianggap kurang baik, menjadi lebih halus. Mengungkapkan sesuatu agar tidak menjadi bahan eksplisit. Berfungsi untuk merepresentasikan seseorang secara halus, guna menghindari konflik dengan orang lain. Serta, berfungsi sebagai bentuk penolakan sesuatu secara tidak langsung. Kata eksplisit dalam bahasa Indonesia memiliki arti tegas, terus terang, tidak berbelit-belit (sehingga orang dapat menangkap maksudnya dengan mudah dan tidak mempunyai gambaran yang kabur atau salah mengenai berita, keputusan, pidato, dsb); tersurat (KBBI, 1995, hal.254). Didalam eufemisme juga memiliki fungsi berbeda-beda, salah satunya ialah sebagai bentuk penolakan. Dijelaskan oleh Itatani (1996 hal.13), bahwa dalam pengekspresian eufemisme memiliki keistimewaan tersendiri, yang sering ditunjukkan saat ingin mengatakan permintaan tolong (bantuan), dan kegiatan penolakan. Lebih lanjut lagi dijelaskan bahwa : 断りは 直接的なものと間接的なものとの二つに分けることができる 直接的なものは だめ 無理 嫌だ などであり 間接的なものは 今日はちょっと 今待ち合わせがなくて などがそれにあたる. Artinya, bentuk penolakan terbagi menjadi dua, secara langsung (chokusetsutekina kotowari) dan tidak langsung (kansetsutekina kotowari). Penolakan secara langsung biasa menggunakan kata dame, muri, iyada. Sedangkan penolakan tidak langsung biasa menggukan kata-kata seperti kyou wa chotto, ima mocha awaseganakute, dan lainnya. Sebagai seorang manusia, tentu kita tidak akan pernah terlepas dari emosi yang timbul secara alami dari dalam diri. Kemarahan atau marah timbul di dalam diri setiap manusia, dan tidak dapat dihindari tanpa adanya pengendalian diri oleh orang bersangkutan. Ada manusia yang jika sedang marah mampu mengekspresikan perasaan marah dengan tenang melalui kata-kata, yang disebut dengan pendekatan destruktif. Akan tetapi, ada juga manusia yang jika sedang marah mampu merusak barang-barang yang ada disekitarnya, bahkan hingga melukai diri mereka sendiri. Pendekatan seperti itu disebut dengan konstruktif (Mark dalam dio, 2006 : 27). Dari uraian diatas, pendekatan destruktif menjadi salah satu cara yang dapat dilakukan oleh banyak orang melalui kata-kata ketika marah. Pada titik inilah bahasa berperan penting dalam terciptanya pendekatan destruktif yang sesuai. Melalui bahasa yang tepat dan sesuai, seseorang yang sedang marah mampu mengontrol dirinya lebih baik. Masayarakat Jepang cenderung menggunakan pendekatan

10 destruktif ini dalam keadaan marah kepada lawan bicaranya. Dalam bahasa Jepang, marah atau ikari adalah : 怒りはコミュニケーションの大きな阻害要因の一つであり 怒りをいかに鎮めるかは コミュニケーションを円滑化する上で極めて重要と言いえます ビジネスシーンなど 現代社会では 怒りが好きましくない場面や状況は多くあり そのために使う. Artinya, salah satu bentuk hambatan terbesar dalam berkomunikasi, perlu adanya sebuah penekanan atau batasan pengendalian diri terhadap terhadap kondisi tersebut didalam berkomunikasi. Dalam kehidupan masyarakat modern, ada banyak keadaan yang menjadi penyebab timbulnya emosi marah, seperti saat dalam berbisnis, dan lain sebagainya.(carver and Harmon-Jones dalam Ohbuchi, 2009, hal.2). Yukawa (2008, hal.74), mendefinisikan sebuah konsep kemarahan sebagai sebuah bentuk pertahanan diri sebagai akibat adanya pelanggaran psikologis dan fisik serta pelanggaran sosial yang dilakukan secara sengaja maupun tidak. Pelanggaran psikologis tersebut juga memiliki beberapa faktor penyebab, antara lain akibat adanya ketidak setujuan akan sesuatu yang dikatakan atau dilakukan oleh orang lain. Sehingga, timbullah emosi lain, seperti sedih, kecewa dan marah. Selanjutnya, Tomomi Matsuda (1986, hal.8) menjelaskan bahwa, dalam mengungkapkan (mengekspresikan) kemarahan, orang Inggris (barat) dibandingkan orang Jepang, akan mengekspresikan kemarahan dengan tingkat yang lebih tinggi (meledak-ledak), ini disebabkan adanya perbedaan budaya dalam ekspresi yang dilakukan ketika marah. Faktor ini juga dipengaruhi oleh persoalan geografis yang mempengaruhi tentang bagaimana cara orang mengekspresikan kemarahan. Jika di barat, orang marah dengan berteriak-teriak, dan mengeluarkan kata-kata yang tidak layak bahkan pada tahap melakukan tindakan kekerasan fisik, maka hal itu jarang ditemui di Jepang. Hal tersebut telah mumbuktikan bahwa, peranan kebudayaan di setiap Negara mampu mempengaruhi sebuah pola pemikiran dan prilaku para warga negaranya. Hal ini terlihat dari masyarakat Jepang yang sangat berhati-hati, dalam mengungkapkan sebuah emosi yang berhubungan dengan emosi marah terhadap sebuah objek marah yang ada. Penulisan kali ini berfokus pada penggunaan majas eufemisme atau dalam bahasa Jepang disebut dengan enkyokuhou didalam novel Yuki Guni (Negeri bersalju) karya Kawabata Yasunari, yang dihubungkan dengan konsep marah atau biasa disebut ikari pada masyrakat Jepang. METODE PENELITIAN Dalam menganalisis masalah yang telah dikemukakan di latarbelakang penulisan ini, penulis mengumpulkan seluruh data pendukung dengan menggunakan metode deskriptif analitis. Metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian yang bertujuan mendreskripsikan apa-apa yang terjadi saat ini

11 yang didalamnya terdapat usaha deskripsi, pencatatan analisis, dan menginterpretasikan apa-apa yang terjadi saat ini (Sutedi, 2004,hal.24). Serta Metode Kepustakaan dimana penulis gunakan pada saat mengumpulkan data. Metode kepustakaan adalah metode yang dilakukan dengan mencari, mengumpulkan, membaca, dan mempelajari data yang diperoleh dari sumber data (Susilo, 2007, hal.11) HASIL DAN BAHASAN Dari hasil analisis data melalui sumber data Novel Yuki Guni karya Kawabata Yasunari, maka didapatkan hasil sebagai berikut : 1. Analisis penggunaan majas sebagai bentuk representatif terhadap seseorang agar menghidari konflik yang dihubungkan dengan konsep marah (ikari). Pada bagian awal ini, percakapan terjadi antara Komako dan Shimamura. Komako merupakan gadis yang berprofesi sebagai geisha di daerah tersebut. Sedangkan Shimamura adalah salah satu tamu (pelanggan) yang sering datang kedaerah tersebut untuk berlibur. Percakapan ini terjadi saat Komako datang ke kamar Shimamura setelah usai menjamu para tamu lain, dalam kondisi mabuk. Karena tidak bisa bangkit, ia hanya menggulingkan badan, sambil berbicara tidak jelas dihadapan Shimamura. Sepertinya ada hal yang ingin disampaikan kepada Shimamura. Akan tetapi, Shimamura hanya mendengarkan seluruh pembicaraan Komako yang tidak jelas tersebut. Percakapan : 駒子 そういう女 そういう女じゃな : 決して惜しいんじゃないのよ だけどそういう女そういう女じゃない 私はそういう女 いの と言った言葉も思い出されて来て 島村はためらつていると女は素早く気づいて撥ね反すように 零時の上りだわ とちょうどの時聞えた汽笛に立ち上って 思い切り乱暴に紙障子とガラス戸をあけ 手摺へ体を投げつけざま窓に腰かけた 島村 : おい 寒いじゃないか 馬鹿 と 島村も立ち上って行くと風はなかった Terjemahan : Karena tidak bisa bangkit, ia hanya menggulingkan badan. Komako : Saya tidak akan pernah menyesali apapun. Tetapi, saya bukan perempuan seperti itu. Bukan perempuan seperti itu. Kereta tengah malam dari Tokyo. Perempuan itu tampaknya memahami kebimbangan Shimamura, dan Ia bicara seolah untuk menyingkirkan itu jauh-jauh. Ketika terdengar peluit kereta, ia berdiri. Dengan

12 gerakan kasar, Ia membuka panel pintu geser dan jendela dibelakangnya kemudian duduk diambang jendela dan menyandarkan tubuhnya pada langkan. Shimamura : Apakah kau sudah kehilangan akal?. Shimamura memburunya ke jendela. Udara diam, seperti tidak ada angin. (Sumber : Kawabata Yasunari, Yuki Guni, Hal.36) Analisis : Pada percakapan diatas, kalimat yang menunjukkan ciri yang berhubungan dengan majas eufemisme (enkyokuhou) ialah frase souiu onna そういう女. Berdasarkan tabel makna yang telah dianalisis, frase souiu onna そういう女 memiliki pengertian sebagai perempuan seperti itu. Dalam hal ini apabila dihubungkan dengan situasi diatas, pengertian perempuan seperti itu mengandung tendensi negatif. Melalui tabel medan makna frase diatas, frase souiu onna そういう女 memiliki arti sebagai wanita dewasa yang mempunyai profesi tertentu. Pada data ini, profesi geisha-lah yang dimaksud. Selain itu, penggunaan frase tersebut juga menunjukkan keterkaitannya dengan emosi marah (ikari) 怒り, yang ditunjukkan oleh Komako. Komako merasa tidak senang karena dirinya harus disamakan dengan geisha lainya oleh Shimamura. Hal ini juga sejalan dengan teori yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya. Teori tersebut juga didukung oleh teori dari Michael Hershorn (2002, hal.19), yang mengatakan bahwa marah adalah emosi dan normal. Masalahnya datang tergantung pada apa yang kita lakukan dengan kemarahan kita. Ekspresi selain berbicara tentang kemarahan kita adalah tindakan atas kemarahan kita dan ini bisa bersifat destruktif bagi orang lain dan kita sendiri. Jika dilihat dari situasi yang terjadi pada percakapan diatas, timbulnya emosi marah yang ditunjukkan oleh Komako sejalan dengan teori timbulnya marah menurut Dio martin (2006 : 27), yang menjelaskan bahwa timbulnya emosi marah yang ada di dalam diri manusia diakibatkan oleh adanya jebakan emotional, atau emotional traps, yang membuat seseorang mudah meledak-ledak dan marah, baik dirumah, di kantor, maupun dalam kehidupan sehari-hari. Jebakan emosi atau emotional traps tersebut terbagi menjadi lima, salah satunya ialah akibat exaggerating. Faktor ini ditandai dengan sikap membesar-besarkan atau melebih-lebihkan sesuatu yang sebenarnya tidak demikian. Hal tersebut dilakukan karena merasa tidak puas dengan apa yang dilakukan atau dikatankan oleh orang lain, sehingga ingin merendahkan orang tersebut dengan melebih-lebihkan keadaan sebagai aksi balas dendam. Pada kasus ini Komako merasa tidak puas akan perlakuan yang diberikan oleh Shimamura kepadanya, sehingga timbulah emosi marah saat Komako berbicara kepada Shimamura dengan mengatakan souiu onna そういう女. Kondisi tersebut juga diperkuat oleh keterangan situasi yang menjelaskan bahwa sesaat setelah Komako mengeluarkan emosinya tersebut, Komako sengaja membuka jendela geser (langkan) yang ada dikamar, lalu duduk

13 dimuka jendela tersebut dalam keadaan sangat dingin karena sedang turun salju. Hal tersbut memperlihatkan Komako ingin meredam rasa marahnya tersebut dan membuat dirinya lebih tenang. Pada data 1, Komako mengatakan souiu onna そういう女, dikarenakan ia tidak ingin disamakan dengan geisha lain yang ada di daerah itu. Kata geisha 芸者 menurut Downer (2002, hal.3), berasal dari kata gei 芸 yang berarti seni, dan sha 者 yang berarti orang. Dengan demikian geisha memiliki arti sebagai orang seni, atau bisa di katakan sebagai seseorang yang memiliki keahlian dalam bidang seni, atau lebih sering diartikan sebagai artis yang memiliki tugas menjamu para tamu (langganan). Oleh karena itu, Komako merepresentasikan dirinya melalui kata perempuan seperti itu supaya tidak disamakan dengan geisha lain oleh Shimamura. Untuk lebih mengetahui keterkaitan diantara majas eufemisme dengan konsep marah (ikari), akan dijelaskan melalui tabel pembuktian dibawah ini. Frase percakapan : Majas eufemisme : souiu onna そういう女 Ungkapan yang digunakan untuk menghindari konflik dengan orang lain. Aramakitomoko (1999, hal ). Konsep marah : Timbulnya emosi marah akibat exaggerating (Dio martin 2006, hal.27). Melalui tabel pembuktian tersebut diatas, menunjukkan adanya keterkaitan antara majas eufemisme dengan konsep marah yang terjadi dalam sebuah percakapan dengan menganalisa frase souiu onna そういう女 terlebih dahulu. Dari analisa tersebut menyimpulkan bahwa, frase souiu onna そういう女 memiliki keterkaitan dengan majas eufemisme sebagai bentuk ungkapan untuk menghindari konflik dengan melembutkan sebuah perkataan, serta timbulnya emosi marah yang diakibatkan oleh exaggerating atau keadaan yang hanya menerka-nerka atas apa yang difikirkan oleh orang lain terhadap kita. 2. Analisis penggunaan majas sebagai bentuk penolakan secara halus agar tidak menyinggung atau menyakiti perasaan orang lain yang dihubungkan dengan konsep marah

14 Percakapan pada data ini, terjadi antara Komako dan Shimamura. Malam itu, Komako diminta oleh Shimamura untuk memanggilkan seorang geisha, yang akan menemaninya. Laki-laki itu berkata kimi ga tanonde mitekuru yo 君が頼んで見てくれよ, lalu dijawab oleh Komako dengan mengatakan watashi ga doushite sonna koto wo shinakerebanaranai no? 私がどうしてそんなことをしなければならないの. Perkataan tersebut juga menunjukkan ekspresi lain dari Komako. Untuk lebih mengetahui lebih jelas, mari lihat kutipan percakapan dibawah ini. Percakapan : 島村 : 君が頼んで見てくれよ こまこ : 私がどうしてそんなことをしなければならないの? 島村 : 友達だと思ってるんだ 友達にしときたいから 君は口説かないんだよ こまこ : それがお友達ってものなの? Terjemahan : Shimamura Komako Shimamura Komako : Tolong kau saja yang memanggilnya. : Mengapa saya yang harus melakukannya? : Saya menganggapmu teman. Sebabnya aku berlaku sopan kepadamu. : Dan, inikah yang Tuan maksud dengan teman? (Sumber : Yuki Guni, hal 19) Analisis : Berdasarkan percakapan diatas, frase yang menunjukkan ciri yang berhubungan dengan majas eufemisme (ekyokuhou) dapat dilihat pada frase percakapan, watashi ga doushite sonna koto wo shinakerebanaranaino 私がどうしてそんなことをしなければならないの. Berdasarkan tabel makna yang telah dianalisis, frase watashi ga doushite sonna koto wo shinakereba narana 私がどうしてそんなことをしなければならない memiliki arti mengapa saya yang harus melakukannya?. Pada frase percakaan tersebut, Komako terlihat menolak permintaan Shimamura yang sebelumnya mengatakan kimi ga tonde mitekureyo 君が頼んで見てくれよ, yang memiliki arti kau sajalah yang memanggilkannya (geisha). Hal tersebut sejalan dengan pengertian dari majas eufemisme yang digunakan untuk menghindari konflik, salah satu fungsinya ialah bentuk penolakan

15 secara tidak langsung terhadap permintaan orang lain dengan tujuan agar penolakan tersebut tidak terlaku menyakiti perasaan. Berdasarkan hipotesa awal, frase yang menunjukkan penolakan tersebut dilakukan oleh Komako terhadap permintaan Shimamura untuk memanggilkan seorang geisha. Dalam kasus ini, Komako bisa saja melakukan penyangkalan dengan yang lebih kasar atas permintaan Shimamura. Akan tetapi ia tidak mengatakannya secara terus terang, karena tidak ingin membuat Shimamura menjadi kesal atau sakit hati. Ekspresi penyangkalan dalam bahasa jepang disebut dengan hitei hyougen 否定表現. Dijelaskan oleh Itatani (1995:3), hitei hyogen memiliki beberapa hyougen dan pengertian yang berbeda. Berikut beberapa contoh hyougen yang termasuk hitei hyougen : 1. いやだ いやだ 嫌がっている好まないこと 欲しないこと きらうこと 承諾しないこと Bentuk penolakan langsung. Hal yang menunjukkan bentuk tidak suka. Ketidak inginan atas sesuatu. Kebencian. Bentuk ketidaksetujuan. 2. だめだ だめだ 囲碁で 双方の境にあって どちらの他にもならない空所 Adanya bentuk keterbatasan. Sebuah keadaan yang menjadi kosong (tidak ada arti). Tidak baik. Tidak berguna Tidak diijinkan. Tak dapat diterima. 3. 無理 無理 道理のないこと 理由のたたないこと 強いて行うこと Harus ada alasan. Tidak ada alasan untuk diri sendiri. sia-sia. Percuma. Paksaan. Kelebihan. Sesuai dengan data tersebut, bisa saja Komako menolak perintah Shimamura dengan mengatakan iyada, jibun de shite 嫌だ じぶんでして, yang memiliki arti lakukan sendiri, saya tidak mau. Kata iyada 嫌だ tersebut merupakan bentuk penolakan lain yang terkesan lebih kasar. Akan tetapi, pada kasus ini Komako menyampaikan penolakannya dengan lebih halus. Bentuk penolakan yang ditunjukkan oleh Komako juga memperlihatkan ekspresi marah terhadap Shimamura. Komako merasa tidak suka karena dia diperintahkan untuk mencari geisha lain oleh Shimamura, padahal dia sendiri seorang geisha. Untuk lebih mengetahui keterkaitan diantara majas eufemisme dengan konsep marah (ikari), akan dijelaskan melalui tabel pembuktian dibawah ini. Frase percakapan : Majas eufemisme : 私がどうしてそんなことをしなければ ならないの watashi ga doushite sonna koto wo shinakerebanaranaino? Digunakan apabila ingin menolak sebuah gagasan atau pendapat secara tidak langsung (Okamoto sarako dan Saito Oshigimi 1995, hal.6). Konsep Marah : Timbulnya emosi marah akibat shoulding (Dio martin 2006 : 27).

16 Pada tabel pembuktian diatas, dapat dikaitkan bahwa frase percakapan tersebut memiliki hubungan dengan majas eufemisme yang berfungsi sebagai bentuk penolakan secara tidak langsung yang dibertujuan agar penolakan tersebut tidak terlalu menyinggung atau meyakiti lawan bicara. Dalam data ini, Komako menolak permintaan Shimamura untuk memanggilkan seorang geisha, dan sekaligus dalam situasi ini, Komako merasa tersinggung, karena ia yang seorang geisha diminta untuk mencarikan geisha lain bagi tamunya (Shimamura). Komako merasa marah akan hal itu, dan situasi ini berkaitan dengan konsep marah (ikari) yang dijelaskan oleh Dio martin (2006 : 27), yang menjelaskan bahwa timbulnya emosi marah yang ada di dalam diri manusia diakibatkan oleh adanya jebakan emotional, atau emotional traps, yang sehingga membuat seseorang mudah meledak-ledak dan marah, baik dirumah, di kantor, maupun dalam kehidupan sehari-hari. Jebakan emosi atau emotional traps tersebut salah satunya dikarenakan oleh shoulding atau keharusan. Karena jebakan emosi ini, orang sering menjadi marah karena merasa bahwa orang lain seharusnya begini-begitu. Atau kita mengatakan, semestinya begini-begitu. Kita menjadi menuntut. Kadang kala, tuntutan itu tidak rasional atau tidak masuk akal. Apabila dihubungkan dengan data analisis diatas, timbulnya emosi marah yang diungkapkan oleh Komako yang merasa bahwa, seharusnya Shimamura tidak perlu mencari geisha lain, cukup dirinyalah yang menemaninya. Dengan kata lain Komako berfikir bahwa seharusnya Shimamura begini begitu, atau melakukan hal yang seperti itu, bukan sebaliknya. Melalui analisis yang telah dijabarkan diatas, akan dibuktikan keterkaitan antara majas eufemisme (enkyokuhou) dengan konsep marah (ikari) yang dilihat dari frase yang terdapat pada percakapan dan situasi didalam novel Yuki Guni. Berikut tabel pembuktiannya. Halaman Jumlah Fungsi 1 Hal.36 2 ( sebagai bentuk representatif terhadap seseorang secara halus agar menghindari konflik dengan orang lain yang dihubungkan dengan konsep marah) Hal.111 Fungsi 2 (sebagai bentuk penolakan secara halus agar tidak menyinggung perasaan orang lain yang dihubungkan dengan konsep marah) Hal. 19 Hal Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa pada novel Yuki Guni karya Kawabata Yasunari, setiap fungsi memiliki jumlah data yang sama yakni masing-masing dua.

17 SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil analisis yang dikaitkan dengan teori pendukung pada bab sebelumnya, maka penulis akan menarik sebuah kesimpulan di bagian ini. Kesimpulannya ialah, majas eufemisme atau biasa disebut dengan enkyoukuhou memiliki beberapa fungsi. Pada data yang telah dianalisis dan di perkuat dengan teori yang ada, eufemisme memiliki fungsi sebagai bentuk representatif seseorang secara halus, dan berfungsi sebagai bentuk penolakan secara halus atas pendapat, gagasaan maupun ajakan. Dari fungsi tersebut dikaitkan antara percakapan dan situasi yang ada dengan teori. Kemudian, dari percakapan tersebut dianalisis frase yang berhubungan dengan tujuan yang dicari. Misalnya, frase soi iu onna そういう女 yang memiliki makna asli yaitu perempuan seperti itu. Dalam kasus ini frase tersebut mengarah kepada bentuk representasi secara lebih halus mengenai keberadaan seorang geisha, yang sejalan dengan fungsi majas eufemisme (enkyokuhou) yakni untuk menghindari representasi eksplisit yang bertujuan untuk menghindari ketidaknyamanan bagi pendengarnya. Dalam bahasa Indonesia, kata eksplisit memiliki arti tegas, terus terang, tidak berbelit-belit (sehingga orang orang dapat menangkap maksudnya dengan mudah dan tidak mempunyai gambaran yang kabur atau salah mengenai berita, keputusan, pidato, dsb). Selain itu, frase tersebut juga memiliki keterkaitan terhadap konsep marah (ikari) yang dilakukan oleh seorang tokoh (Komako) karena tidak ingin disamakan dengan geisha pada umumnya didaerah tersebut. Karena pada umumnya geisha hanya akan melayani tamunya saat mereka dibayar, lalu mereka ditinggal pergi lagi oleh tamunya setelah usai masa berlibur. Dalam percakapan ini, Komako memperhalus ucapannya tersebut karena tidak ingin menimbulkan konflik lain, sekalipun dirinya sendiri ialah seorang geisha. Selain itu, majas eufemisme juga digunkan sebagai bentuk penolakan secara halus terhadap gagasan atau pendapat maupun ajakan, dengan tujuan agar tidak menyakiti perasaan orang lain. Majas eufemisme ini juga dihubungkan dengan konsep marah atau biasa disebut dengan (ikari), yang ditunjukkan dengan sangat sangat halus. Hal ini telah diperkuat oleh teori marah yang dijelaskan oleh Matsuda (1986, hal.8) yang menerangkan bahwa, dalam mengungkapkan (mengekspresikan) kemarahan, orang Inggris (barat) dibandingkan orang Jepang, akan mengekspresikan kemarahan dengan tingkat yang lebih tinggi (meledak-ledak), ini disebabkan adanya perbedaan budaya dalam ekspresi marah. Hal inipun dapat diambil contoh melalui percakapan antar tokoh dalam novel yuki Guni karya Kawabata Yasunari. Dari hasil analisis pada bab sebelumnya, menghasilkan kesimpulan yang bertujuan untuk mengetahui keterkaitan antara penggunaan majas eufemisme (enkyokuhou) dengan konsep marah (ikari) dalam novel Yuki Guni karya Kawabata Yasunari. Yaitu : 1. Penggunaan majas eufemisme (enkyokuhou) sebagai bentuk representatif terhadap seseorang secara halus agar menghindari konflik dengan orang lain yang dihubungkan dengan konsep marah (ikari). 2. Penggunaan majas eufemisme (enkyokuhou) sebagai bentuk penolakan secara halus agar tidak

18 menyinggung atau menyakiti perasaan orang lain yang dihubungkan dengan konsep marah (ikari). Sebenarnya Masih banyak hal yang dapat diteliti sehubungan dengan bahasan linguistik bahasa Jepang. Begitu pula dengan majas. Cakupan majas dalam bahasa Indonesia sangat beragam dan memiliki makna yang berbeda-beda. Banyak hal yang dapat digali dari kedua bahasan tersebut. Penulis menyarankan untuk meneliti lebih dalam keterkaitan majas eufemisme dengan konsep lain, seperti sedih, takut, senang dan lain sebagainya. Hal terpenting adalah menimbulkan hasrat dan keingintahuan lebih dalam mengenai bahasa dari dalam diri sendiri. REFERENSI Chaer, Abdul Linguistik Umum. Rineka Cipta: Jakarta. Darmojuwono, Setiawati PESONA BAHASA:Langkah Awal Memahami Linguistik. PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta. Dio Martin, Anthony SMART EMOTION: Volume 2. PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. Downer, Lesley The Secret History of geisha. London: Inggris. Hershorn, Michael Mengelola Kemarahan: Kiat cepat menangani Ledakan Perasaan. PT. Bhuana Ilmu Populer: Jakarta. Heijima, Ichiro Hajimete Deau Imiron no Sekai. Puspa Swara: Jakarta Itatani A Contrastive Study Of Japanese and English Indirectnes. Japan. Kartodirjo, Sartono Metode-metode Penelitian Masyarakat. Gramedia; Jakarta Kawabata, Yasunari Snow Country: Daerah Salju. PT. Gagasa Media: Jakarta. Kamus Besar Bahasa Indonesia Balai Pustaka : Jakarta. Koentjaraningrat Pengantar Ilmu Antropologi. Rineka Cipta : Jakarta. Kushartanti, Untung Yuwono, Multamia RMT Lauder PESONA BAHASA:Langkah Awal Memahami Linguistik. PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta. Suhardi, Basuki. Et al Teori dan metode Sosiolinguistik II. Depdikbud: Jakarta. Susilo Panduan Penelitian. Dunia Pustaka Jaya: Yogyakarta. Lexy J. Moleong Metode Kualitatif. Rosda Karya: Bandung.

19 Moeliono, Anton M Kembara Melayu: Dialek Batu Bara: Satu Tinjaun Lingusitik. Universitas Sumatera Utara: Medan. Ohbuchi, Kenichi Ikari no hikakubunkenkyuu: kihanitsudatsu no jigen to ikari kanjouoyobi bachiganbou ni taisuru sono eikyou. Touhouku daigaku bungakubu kenkyuu nenbou, 50, Diunduh dari Okamoto, Sarako. Saitou, Shigemi Nihongofukushi (chotto) ni okeru tazasei to kinou. Diunduh dari: Aramakitomoko Amerika jin to nihonji no kotowarihyougen nohikaku. Ryuugakuseisenta kouhouuiinkai: Japan. Pateda, Mansoer Linguistik (sebuah pengantar) PT. Angkasa: Bandung. Sato, Nobou Retorikku Kankaku. Tokyo : Kodansha. Tando, Sam Eufemisme Dalam Bahasa Indonesia. Unika Atma Jaya : Jakarta. Tomomi, matsuda Koto naru Ikari no hyoushutsukeikou ni taioushita ninchikoudouryouhou no yukousei. Diunduh dari Takagi, Abe (Yosuke, Yosuke. Takeda, Tomoya. Sakai, Motohiro) Negatiipu na hansukeikouto ikari no kanren Diunduh dari Zaimar, Okke Kusuma Sumantri Majas dan pembentuknya. Depok. Universitas Indonesia. RIWAYAT PENULIS Zaki nashwan lahir di kota Jakarta, pada tanggal 01 September Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Sastra Jepang pada tahun 2012.

Bab 2. Landasan Teori. Setiawati (2005, hal.114), menerangkan bahwa semantik merupakan bidang linguistik

Bab 2. Landasan Teori. Setiawati (2005, hal.114), menerangkan bahwa semantik merupakan bidang linguistik Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Semantik Setiawati (2005, hal.114), menerangkan bahwa semantik merupakan bidang linguistik yang mempelajari makna tanda bahasa. Menurut Ogden dan Richards dalam Setiawati

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Sutedi (2003, hal.2), menjelaskan bahwa bahasa adalah alat komunikasi untuk

Bab 5. Ringkasan. Sutedi (2003, hal.2), menjelaskan bahwa bahasa adalah alat komunikasi untuk Bab 5 Ringkasan Sutedi (2003, hal.2), menjelaskan bahwa bahasa adalah alat komunikasi untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan. Sedangkan Green (1972, hal.25), berpendapat bahwa bahasa

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Dalam kehidupan sehari-hari, dimanapun berada, manusia tidak akan pernah lepas dari

Bab 1. Pendahuluan. Dalam kehidupan sehari-hari, dimanapun berada, manusia tidak akan pernah lepas dari Bab 1 Pendahuluan 1. Latar belakang Dalam kehidupan sehari-hari, dimanapun berada, manusia tidak akan pernah lepas dari aktifitas berbicara yang menandai adanya interaksi antar sesama manusia. Ada beberapa

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

Lebih terperinci

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi. Lampiran 1 Soal Pre Test Terjemahkan kedalam bahasa jepang! 1. Anda boleh mengambil foto. ~てもいいです 2. Mandi ofuro Sambil bernyanyi. ~ ながら 3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan BAB IV KESIMPULAN Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan dochira terdapat dua makna, yaitu; arti terjemahan atau padanan terjemahan yang berupa padanan dinamis dan arti leksikal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan seiringnya waktu, bahasa terus mengalami perkembangan dan perubahan. Bahasa disampaikan oleh

Lebih terperinci

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup BAB II SOFTWERE JLOOK UP 2.1 SOFTWERE KAMUS JLOOK UP Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup handal, karena di samping dapat mengartikan bahasa Jepang ke Inggris dan begitu juga

Lebih terperinci

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK Secara umum, bahasa merupakan alat komunikasi yang hanya dimiliki oleh manusia. Ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA Bahasa adalah milik manusia yang merupakan pembeda utama antara manusia dengan makhluk lainnya didunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi makhluk hidup di seluruh dunia. Fungsi bahasa merupakan media untuk menyampaikan suatu pesan kepada seseorang baik secara lisan

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs.,M.A. media_pembelajaran@yahoo.co.jp Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Tujuan Perkuliahan 1. Mahasiswa memiliki

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM 0911120068 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Keigo Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa teori yang akan digunakan untuk menganalisis data. 2.1.1 Defenisi Keigo Menurut Hirabayashi, Hama (1988:1) dalam 外国人のため日本語例文

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs. M.A. Work Shop Pendidikan Bahasa Jepang FPS UPI 2009 FAKTOR KEMAMPUAN BERCAKAP-CAKAP Faktor kemampuan memahami melalui

Lebih terperinci

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah : LAMPIRAN PROGRAM TAHUNAN Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Program : X Tahun Pelajaran : 2008 / 2009 Semester : 1 dan 2 Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi

Lebih terperinci

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu ABSTRAK Bahasa adalah sistem lambang yang berwujud bunyi atau ujaran.sebagai lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu suatu pengertian, suatu konsep, suatu ide, atau

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Linguistik dipelajari dengan pelbagai maksud dan tujuan. Untuk sebagian orang, ilmu itu dipelajari demi ilmu itu sendiri; untuk sebagian yang lain, linguistik

Lebih terperinci

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,. 1.Dasar nya :Unkapan Pemberian dan Penerimaan Di bagian ini saya akan membahas lebih dalam mengenai pola kalimat sopan,.yang inti dari pelajaran bahasa jepang level 3 yaitu pola kalimat sopan,bentuk sopan

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ. (Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) こんじょう Percakapan: まま : さすが ママの子 いざとなると 根性あるわっ あさり ガンバレ! Terjemahan: Mama: Anak mama memang hebat. Walau dalam keadaan susah, tetap bersemangat. Berusaha Asari! b.

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini. Teori tersebut antara lain, Teori Keigo yang berupa sonkeigo ( 尊敬語 ) dan kenjoogo

Lebih terperinci

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA ICHSAN SALIM 2012110152 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS

Lebih terperinci

JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI

JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI PENGGUNAAN TSUMORI ( つもり ) DAN TO OMOIMASU ( と思います ) PADA MAHASISWA PENDIDIKAN BAHASA JEPANG ANGKATAN 2013 UNIVERSITAS BRAWIJAYA SKRIPSI OLEH : PUTRI EKA SARI NIM: 115110601111022 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN SAVOY HOMANN ホテルのエグセクテイブカラオケ JUN はビジネスマンの商談や海外の旅行者をリラックスさせるための憩いの憩いの場所

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan manusia dari jaman primitif hingga masa modern. Komunikasi berperan sangat penting dalam menjalin

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : 品詞というのはその語が文の中でどう使われているかで分類したものではなく ひとつひとつの語が潜在的な性質を調べて 日本語なら日本語の中にあるすべての語をグループ分けしたものです

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Tanda Baca Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat atau yang menyatakan sesuatu: dari kejauhan terdengar sirene -- bahaya; 2 gejala: sudah

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau シンタクス. Sutedi (2003, hal.61) berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji

Lebih terperinci

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III) ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III) Hargo Saptaji, Hani Wahyuningtias, Julia Pane, ABSTRAK Dalam Bahasa Jepang, partikel (joshi) sangat

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析 映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析 ノフィセチアワチ 0142012 マラナターキリスト教大学文学部日本語学科バンドン 2007 序論 苛めとは 弱い者を痛めつけることである 痛めつける方法は肉体的にも非肉体的つまり精神的によって為すことが出来る それにより 苛めを受ける人間は苦悩を味わうのである よく言われるように 日本の社会では集団が大きな役割を果しているのである 中根

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI OLEH FIRA JEDI INSANI NIM : 105110201111050 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す. Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Masuoka dan Takubo (1992:8) membagi hinshi 品詞 atau kelas kata ke dalam beberapa jenis, yaitu : 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu salah satu jenis kelas kata yang dapat mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Alat komunikasi paling sederhana dan bersifat universal yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Alat komunikasi paling sederhana dan bersifat universal yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Alat komunikasi paling sederhana dan bersifat universal yang digunakan dalam kehidupan manusia adalah bahasa. Dengan bahasa kita dapat menyampaikan ide, gagasan,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA. pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data

BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA. pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA Pada bab ini akan diuraikan analisis terhadap data tes mengenai pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data pada penelitian ini yaitu pengumpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak pernah lepas dari apa yang dinamakan interaksi atau

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak pernah lepas dari apa yang dinamakan interaksi atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1. Latar Belakang Manusia tidak pernah lepas dari apa yang dinamakan interaksi atau komunikasi. Apa yang terdapat pada komunikasi tersebut terdapat

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori Dalam bab ini, penulis akan menguraikan landasan teori yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu teori hinshi 品詞, teori kandoushi 感動詞, dan teori iya い や. 2.1 Teori Hinshi 品詞 Masuoka dan

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Karya sastra, baik puisi, drama, maupun prosa, selalu mengalami perkembangan

Bab 5. Ringkasan. Karya sastra, baik puisi, drama, maupun prosa, selalu mengalami perkembangan Bab 5 Ringkasan Karya sastra, baik puisi, drama, maupun prosa, selalu mengalami perkembangan dan menunjukkan keterkaitan dengan karya sastra yang terbit sebelumnya. Hal ini bukanlah sesuatu yang baru dalam

Lebih terperinci

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang. PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang Abstrak Fokus penelitian ini adalah penerapan metode pembelajaran yang berpusat

Lebih terperinci

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI OLEH DESY NITA SANJAYA 0911120088 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG JURUSAN

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KANJOU HYOUGEN KATA TANOSHII, URESHII, DAN YOROKOBU DALAM SERIAL DRAMA ITAZURA NA KISS LOVE IN TOKYO KARYA TADA KAORU SKRIPSI

PENGGUNAAN KANJOU HYOUGEN KATA TANOSHII, URESHII, DAN YOROKOBU DALAM SERIAL DRAMA ITAZURA NA KISS LOVE IN TOKYO KARYA TADA KAORU SKRIPSI PENGGUNAAN KANJOU HYOUGEN KATA TANOSHII, URESHII, DAN YOROKOBU DALAM SERIAL DRAMA ITAZURA NA KISS LOVE IN TOKYO KARYA TADA KAORU SKRIPSI OLEH HELDA DEWI ARINDAH NIM 105110200111005 PROGRAM STUDI S1 SASTRA

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan melalui bahasanya. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:88), yang selanjutnya

Lebih terperinci

Keyword : Speech Act, Refusal,Keigo

Keyword : Speech Act, Refusal,Keigo Pemahaman Ungkapan Penolakan Bahasa Jepang pada Mahasiswa Semester V Universitas Riau Oleh: Nunung Nurhayati 1 Anggota: 1. Nana Rahayu 2 2. Arza Aibonotika 3 Email: hayatin001@gmail.com, No. HP:082382432073

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Pustaka

BAB 2. Tinjauan Pustaka BAB 2 Tinjauan Pustaka Untuk mendukung penulis dalam menganalisa data, penulis akan menjelaskan teoriteori yang akan digunakan dalam penulisan ini. Teori yang akan digunakan mencakup konsep kanji dan teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dalam pikiran manusia. Seperti yang diungkapkan oleh Wibowo

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dalam pikiran manusia. Seperti yang diungkapkan oleh Wibowo BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah suatu komponen penting dalam menyampaikan hal-hal yang ada dalam pikiran manusia. Seperti yang diungkapkan oleh Wibowo (1990:4) bahwa bahasa adalah komunikasi

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. dasar analisis yang akan diuraikan pada bab selanjutnya.

Bab 2. Landasan Teori. dasar analisis yang akan diuraikan pada bab selanjutnya. Bab 2 Landasan Teori Pada bab 2 ini penulis memaparkan teori-teori yang digunakan sebagai pegangan dasar analisis yang akan diuraikan pada bab selanjutnya. 2.1 Teori Pragmatik Asal-usul kata pragmatik

Lebih terperinci

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran SILABUS Seklah : SMPN 2 CIAMIS Kelas : IX (Sembilan) Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Semester : 1 ( Satu ) Standar : Mendengarkan 1. Memahami lisan berbentuk paparan atau dialg hbi dan wisata 1.1 Mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maksud hati yang tersembunyi (Grice, 1975) Grice (1975:41-47) dalam bukunya Logic and Conversation menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. maksud hati yang tersembunyi (Grice, 1975) Grice (1975:41-47) dalam bukunya Logic and Conversation menyatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berkomunikasi sosial, penting bagi penutur dan lawan tutur saling memahami isi tuturannya. Berbicara secara langsung, apa adanya tanpa ada basabasi merupakan

Lebih terperinci

STRATEGI UNGKAPAN PENOLAKAN BAHASA JEPANG DALAM DRAMA SERIAL NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO EPISODE 1-12 SKRIPSI

STRATEGI UNGKAPAN PENOLAKAN BAHASA JEPANG DALAM DRAMA SERIAL NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO EPISODE 1-12 SKRIPSI STRATEGI UNGKAPAN PENOLAKAN BAHASA JEPANG DALAM DRAMA SERIAL NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO EPISODE 1-12 SKRIPSI OLEH: LENI MASLAKHAH NIM 105110201111032 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan sarana yaitu bahasa. Di dalam bahasa terdapat kalimat yang terangkai dari katakata, frase-frase,

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III SATUAN ACARA PERKULIAHAN SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2009/2010 JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III TEAM PENYUSUN HERNIWATI, S.PD.M.HUM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem lambang bunyi berartikulasi (yang dihasilkan alat-alat ucap) yang bersifat sewenangwenang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial masyarakat yang digunakan di berbagai negara sangat beragam.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial masyarakat yang digunakan di berbagai negara sangat beragam. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai alat komunikasi untuk berinteraksi antara individu dalam kehidupan sosial masyarakat yang digunakan di berbagai negara sangat beragam. Keberagaman bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia, bahasa mempunyai fungsi sebagai alat untuk berkomunikasi (Chaer, 2003: 31). Dengan adanya bahasa kita dapat menyampaikan informasi

Lebih terperinci

2015 UNGKAPAN ~NAKEREBANARANAI DAN ~NAKEREBAIKENAI DALAM BAHASA JEPANG (KAJIAN SEMANTIK)

2015 UNGKAPAN ~NAKEREBANARANAI DAN ~NAKEREBAIKENAI DALAM BAHASA JEPANG (KAJIAN SEMANTIK) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Bahasa memegang peranan yang penting sebagai alat komunikasi. Keberhasilan komunikasi merupakan keberhasilan dari penyampaian pesan dengan pemakaian bahasa

Lebih terperinci

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh. Kanji MORFOLOGI BAHASA JEPANG Pengantar Linguistik Jepang 7 April 2014 morfologi 形態論 けいたいろん Definisi Objek Kajian Morfologi merupakan salah satu cabang linguistik yang mengkaji tentang kata dan proses

Lebih terperinci

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II SILABUS PERKULIAHAN SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2011/2012 CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II TEAM PENYUSUN Dra. MELIA DEWI JUDIASRI, M.Hum., M.Pd. Drs. DEDI SUTEDI, M.A., M.Ed. DIANNI RISDA,

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA Oleh: Juju Juangsih, M.Pd Abstraksi Penelitian ini menganalisis tentang kesalahan pembelajar bahasa Jepang dilihat

Lebih terperinci

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan,

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan, ABSTRAK Bahasa merupakan sarana komunikasi untuk menyampaikan suatu maksud dan tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan, perasaan dan pendapat yang kita utarakan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di Indonesia adalah bahasa Jepang. Dalam bahasa Jepang itu sendiri terdapat berbagai macam struktur

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal BAB 3 ANALISIS DATA Dalam Bab 3 ini, saya akan menjelaskan mengenai spesifikasi kuesioner dan validasi instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal kuesioner yang

Lebih terperinci

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA DAN TOKOH KEDUA NOVEL 500G DE UMARETA MUSUME E KARYA MICHIYO INOUE

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA DAN TOKOH KEDUA NOVEL 500G DE UMARETA MUSUME E KARYA MICHIYO INOUE ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA DAN TOKOH KEDUA NOVEL 500G DE UMARETA MUSUME E KARYA MICHIYO INOUE OLEH NINA JULIANA HELMI 0701705035 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS UDAYANA 2011

Lebih terperinci

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna Bab 4 Simpulan dan Saran Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna figuratif yang terdapat dalam komik Crayon Shinchan Vol.32 sebagai bahasa sasaran dan manga クレヨンしんちゃん

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam sebuah kehidupan bermasyarakat, saling berkomunikasi dan berinteraksi adalah hal yang selalu terjadi setiap saat. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat

Lebih terperinci

BAB IV PENGGUNAAN DIALEK OSAKA PADA KOMIK YOZAKURA QUARTET JILID KE-1 KARYA YASUDA SUZUHITO

BAB IV PENGGUNAAN DIALEK OSAKA PADA KOMIK YOZAKURA QUARTET JILID KE-1 KARYA YASUDA SUZUHITO BAB IV PENGGUNAAN DIALEK OSAKA PADA KOMIK YOZAKURA QUARTET JILID KE-1 KARYA YASUDA SUZUHITO 4.1 Dialek Osaka Pada Komik Yozakura Quartet Jilid ke-1 Dalam komik Yozakura Quartet jilid pertama, terdapat

Lebih terperinci

KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI

KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI KEMAMPUAN DALAM MENGGUNAKAN VERBA MEMAKAI PADA SISWA KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 PROBOLINGGO TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI OLEH: RISKA FEBRIYANTI 105110207111008 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer (tidak tetap) yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer (tidak tetap) yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer (tidak tetap) yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak sosial antarmanusia, karena kehidupan manusia yang tidak lepas dari aktivitas berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prawiroatmodjo & Hoed (1997:115) dalam Dasar Dasar Linguistik Umum, menyatakan peranan bahasa sebagai berikut: Peranan bahasa dalam kehidupan manusia besar sekali.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya, yaitu adverbia atau yang disebut dengan kata keterangan. Menurut Dr. Gorys Keraf (1984;71-72),

Lebih terperinci

Dikerjakan O L E H SUNITA BR

Dikerjakan O L E H SUNITA BR PEMAKAIAN KATA (KABURU, KAKERU, HAKU, H KIRU, SURU) DALAM KALIMAT BAHASA JEPANG NIHONGO NO BUNSHOU U NO (KABURU, KAKERU, HAKU, KIRU, SURU) NO KOTOBA NO SHIYOU KERTAS KARYA Dikerjakan O L E H SUNITA BR

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Linguistik merupakan ilmu bahasa yang diperlukan sebagai dasar untuk meneliti suatu bahasa. Ilmu linguistik terdapat dalam semua bahasa. Bahasa merupakan media komunikasi

Lebih terperinci

Bab 2. Tinjauan Pustaka

Bab 2. Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Teori Pragmatik Pragmatik merupakan suatu cabang dari linguistik yang menjadi objek bahasa dalam penggunaannya, seperti komunikasi lisan maupun tertulis. Menurut Leech (1999:

Lebih terperinci

SOAL PRE TEST. A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! は に を ) やすみですか

SOAL PRE TEST. A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! は に を ) やすみですか Lampiran I SOAL PRE TEST NIM : A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! れいあした例 : 明日 授業 ( は に を ) やすみですか くうこう 1. 私は母とタクシー ( に を で ) 空港へ行きました はいたた 2. 歯 ( で は が ) 痛いですから 何も食べないです

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Giri dan Ninjou Dalam Urashima Tarou Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima Tarou dalam Nihon Ohanashi Meisakuzensyuu 2 Urashima Tarou

Lebih terperinci

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 - Registrasi ulang dimulai sejak pukul 7.30 09.00. Jika Telat diharuskan untuk registrasi ulang di bagian sekretariat, dan akan berpengaruh

Lebih terperinci

Seseorang yang menyampaikan suatu maksud tertentu sering dilakukan. ketersinggungan seseorang dengan adanya ujaran tertentu. Sama halnya dengan

Seseorang yang menyampaikan suatu maksud tertentu sering dilakukan. ketersinggungan seseorang dengan adanya ujaran tertentu. Sama halnya dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seseorang yang menyampaikan suatu maksud tertentu sering dilakukan secara tidak langsung dan bersifat simbolik dalam berkomunikasi antar sesama. Hal itu dilakukan dengan

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Saat ini banyak orang yang mempelajari bahasa Jepang dan mulai tertarik dengan

Bab 5. Ringkasan. Saat ini banyak orang yang mempelajari bahasa Jepang dan mulai tertarik dengan Bab 5 Ringkasan Saat ini banyak orang yang mempelajari bahasa Jepang dan mulai tertarik dengan segala informasi tentang Jepang. Salah satu media informasinya adalah majalah Jepang yang sudah bisa didapatkan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015 PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015 SKRIPSI OLEH : IKA KURNIAWATI ANDIANA 115110607111008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm dan Jensen dalam Wiryanto (2004, hal.44), mengatakan bahwa komunikasi antara dua orang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terciptanya interaksi antara manusia dengan sesamanya. Tanpa bahasa, manusia tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. terciptanya interaksi antara manusia dengan sesamanya. Tanpa bahasa, manusia tidak BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat komunikasi untuk berinteraksi dengan manusia lainnya. Tanpa bahasa, manusia tidak dapat berinteraksi, karena bahasa adalah sumber untuk terciptanya

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. semua ahli yang bergerak dalam bidang pengetahuan yang lain semakin memperdalam

Bab 1. Pendahuluan. semua ahli yang bergerak dalam bidang pengetahuan yang lain semakin memperdalam Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Belakangan ini makin dirasakan betapa pentingnya fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Kenyataan yang dihadapi dewasa ini adalah bahwa selain ahli-ahli bahasa, semua

Lebih terperinci

DEIKSIS WAKTU DALAM DRAMA CLEOPATRA NA ONNATACHI KARYA OOISHI SHIZUKA SKRIPSI OLEH DEASSA CHINTIA SERA NIM

DEIKSIS WAKTU DALAM DRAMA CLEOPATRA NA ONNATACHI KARYA OOISHI SHIZUKA SKRIPSI OLEH DEASSA CHINTIA SERA NIM DEIKSIS WAKTU DALAM DRAMA CLEOPATRA NA ONNATACHI KARYA OOISHI SHIZUKA SKRIPSI OLEH DEASSA CHINTIA SERA NIM 0911120086 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG JURUSAN BAHASA DAN SASTRA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Minami dalam Hinata ( 1990: 1 ), danwa dapat disebut juga discourse

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Minami dalam Hinata ( 1990: 1 ), danwa dapat disebut juga discourse Bab 2 Landasan Teori 2.1. Teori Danwa ( 談話 ) Menurut Minami dalam Hinata ( 1990: 1 ), danwa dapat disebut juga discourse (wacana), teks atau bunshou (karangan). Danwa adalah ungkapan bahasa berupa suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345)

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap bahasa yang ada di dunia memiliki keunikan kekhasan masingmasing termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah aya penggunaan 助詞 joshi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan.

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu rangkaian kalimat. Kalimat merupakan rangkaian dari beberapa kata. Kata-kata itu terbagi dalam kelas kata, yaitu kata benda, kata kerja,

Lebih terperinci

CARA EFEKTIF DALAM PEMEROLEHAN DAN PENGUASAAN GOI DALAM MATA KULIAH KAIWA ABSTRAK

CARA EFEKTIF DALAM PEMEROLEHAN DAN PENGUASAAN GOI DALAM MATA KULIAH KAIWA ABSTRAK CARA EFEKTIF DALAM PEMEROLEHAN DAN PENGUASAAN GOI DALAM MATA KULIAH KAIWA Aji Setyanto Universitas Brawijaya adjie_brawijaya@yahoo.co.jp ABSTRAK Dalam pembelajaran bahasa asing, goi (kosa kata), adalah

Lebih terperinci

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析 ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析 エマラマアジザ 1000878012 ビナヌサンタラ大学 文学部日本語科 2011 Angket Kemampuan Penggunaan Hyougen ~te aru ~ てある dan ~te oku ~ ておく Sumber soal adalah Kiso Hyougen 50 to Sono

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari bahasa karena bahasa merupakan alat penghubung atau alat untuk berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB 3. Analisis Data. Pada bab ini, peneliti akan melakukan analisis dalam kalimat yang menggunakan verba bantu

BAB 3. Analisis Data. Pada bab ini, peneliti akan melakukan analisis dalam kalimat yang menggunakan verba bantu BAB 3 Analisis Data Pada bab ini, peneliti akan melakukan analisis dalam kalimat yang menggunakan verba bantu のだ dalam novel Yaneura no Shoujo dan membaginya menjadi empat sub bab. 3.1 Analisis Fungsi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan pengumpulan data Dalam bab ini akan dijelaskan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

Lebih terperinci

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり Standar Kompetensi Mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog sederhana tentang Kehidupan Sekolah. Kompetensi Dasar - Mengidentifikasikan waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. struktur inilah menjadikan struktur bahasa Jepang menarik. Salah satunya disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. struktur inilah menjadikan struktur bahasa Jepang menarik. Salah satunya disebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Jepang merupakan bahasa yang kaya akan struktur. Keberagaman struktur inilah menjadikan struktur bahasa Jepang menarik. Salah satunya disebabkan karena

Lebih terperinci

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia BAB 4 KESIMPULAN Sebelumnya, telah dilakukan penelitian tentang realisasi penolakan dalam bahasa Jepang terhadap permohonan, penawaran, undangan, dan pemberian saran. Hasil penelitian-penelitian tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dimengerti oleh lawan bicara. Kata-kata tersebut terkadang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dimengerti oleh lawan bicara. Kata-kata tersebut terkadang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan, manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi satu sama lain. Komunikasi sangat penting untuk menjalin hidup dan hubungan antarmanusia. Bahasa

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Menurut Niwa saburo (1998 : 2005/03/18 ) bahwa: とも や っけ って か. menurut gendai nihongo bunpo gaisetsu adalah sebagai berikut :

LANDASAN TEORI. Menurut Niwa saburo (1998 : 2005/03/18 ) bahwa: とも や っけ って か. menurut gendai nihongo bunpo gaisetsu adalah sebagai berikut : 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Teori shuujoshi Menurut Niwa saburo (1998 : 2005/03/18 ) bahwa: とも や っけ って か ぜ ぞ さ わ よ ね disebut sebagai shuujoshi. Yang dimaksud dengan shuujoshi menurut gendai nihongo bunpo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah perilaku mengekspresikan, menyampaikan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah perilaku mengekspresikan, menyampaikan, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah perilaku mengekspresikan, menyampaikan, dan memahami pikiran, perasaan, dan maksud orang baik dengan lisan maupun tulisan. Manusia dapat berkomunikasi

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Sintaksis merupakan salah satu bidang kajian dalam linguistik.sintaksis berasal

Bab 2. Landasan Teori. Sintaksis merupakan salah satu bidang kajian dalam linguistik.sintaksis berasal Bab 2 Landasan Teori 2.1. Teori Sintaksis Sintaksis merupakan salah satu bidang kajian dalam linguistik.sintaksis berasal dari bahasa Yunani sun yang berarti dengan dan kata tattein yang berarti menempatkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mempelajari bahasa kedua terjadi di seluruh dunia karena berbagai sebab seperti imigrasi, kebutuhan perdagangan dan ilmu pengetahuan serta pendidikan. Belajar bahasa

Lebih terperinci