ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI YAYASAN PUSAT KAJIAN DAN PERLINDUNGAN ANAK (PKPA) DALAM MELAKUKAN PENDAMPINGAN ANAK JALANAN DI KOTA MEDAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI YAYASAN PUSAT KAJIAN DAN PERLINDUNGAN ANAK (PKPA) DALAM MELAKUKAN PENDAMPINGAN ANAK JALANAN DI KOTA MEDAN"

Transkripsi

1 ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI YAYASAN PUSAT KAJIAN DAN PERLINDUNGAN ANAK (PKPA) DALAM MELAKUKAN PENDAMPINGAN ANAK JALANAN DI KOTA MEDAN (Studi Kasus Rumah Singgah Sanggar Kreatifitas Anak) OK. SYAHPUTRA HARIANDA ABSTRAK Penelitian ini berjudul Strategi Komunikasi Antarpribadi Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) dalam Melakukan Pendampingan Anak Jalanan (Street Base) di Kota Medan (Studi Kasus Rumah Singgah Sanggar Kreatifitas Anak (SKA)). Penelitian bertujuan untuk mengetahui strategi komunikasi antar pribadi yang dilakukan SKA dalam Melakukan Pendampingan Anak Jalanan di Kota Medan.Metode penelitian ini adalah studi kasus. Penelitian tidak menggunakan sampel tetapi menggunakan subjek penelitian atau informan. Informan dalam penelitian adalah 3 orang pendamping yang diperoleh dengan menggunakan teknik Snowball Sampling. Pengumpulan data dengan cara wawancara mendalam (indepth interview) dan observasi terhadap subjek penelitian. Analisis data dilakukan secara kualitatif. Temuan penelitian menunjukan strategi komunikasi antarpribadi yang dilakukan pendamping SKA cukup efektif. Dilihat dari cara mereka melakukan pendampingan, pendamping harus mengenal karakteristik dan latar belakang, membangun rasa empati, keterbukaan, saling mendukung, selalu menanggapi dengan pikiran positif dan membangun persamaan. Selama ini komunikasi yang dilakukan dengan cara tatap muka (face to face) dan hanya menggunakan media secara verbal dan non verbal. Proses komunikasi yang terjadi adalah proses komunikasi primer dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Sedangkan Metode komunikasi yang dilakukan adalah metode komunikasi sebagai interaksi yang berjalan secara dinamis sehingga respon secara verbal dan non verbal dapat dilihat secara langsung. Kata Kunci : Strategi Komunikasi, Komunikasi Antar Pribadi, Anak Jalanan, Rumah Singgah PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Masalah Anak Jalanan termasuk di Kota Medan adalah persoalan sosial yang belum dapat diatasi oleh pemerintah secara komprehensif. Berbagai kebijakan dan tindakan telah dilakukan, termasuk anggaran yang dialokasikan setiap tahun dalam APBD untuk penanggulangan masalah tersebut. Namun persoalan sosial ini masih saja mewarnai kehidupan perkotaan. Jumlah mereka cenderung semakin meningkat setiap tahun. Bahkan, hingga tahun 2010 lalu 1

2 Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara mengidentifikasi besaran anak jalanan di seluruh kota di provinsi Sumatera Utara jumlahnya mencapai anak. Jumlah terbesar ada di kota Medan (663 anak). Saat ini rumah singgah sebagai salah satu metode pendekatan yang sangat efektif terhadap anak jalanan. Rumah singgah yang menjadi tumpuan dalam penelitian ini adalah Rumah Singgah Sanggar Kreatifitas Anak (SKA) yang didirikan sejak tahun 1998 oleh Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) yang beralamat di Jl. Hasan Basri - No.3, Pinang Baris - Medan. SKA mengkhususkan kegiatannya pada kegiatan pencegahan, perlindungan dan pengembangan minat dan bakat anak jalanan dan miskin kota. Dengan melihat keberhasilan Rumah Singgah SKA dalam menjangkau anak jalanan di Kota Medan untuk beraktifitas bersama di Rumah Singgah, menunjukkan bahwa SKA cukup layak dijadikan tempat untuk melihat Strategi Komunikasi yang mereka lakukan terhadap anak jalanan di Kota Medan. Berdasarkan kenyataan tersebut, maka penulis tertarik melakukan penelitian mengenai Analisis Strategi Komunikasi Antar Pribadi Yayasan Pusat Kajian Dan Perlindungan Anak (PKPA) Dalam Melakukan Pendampingan Anak Jalanan (Street Base) Di Kota Medan (Studi Kasus Rumah Singgah Sanggar Kreatifitas Anak (SKA) binaan PKPA). Rumusan Masalah Bagaimanakah strategi komunikasi antar pribadi yang dilakukan Rumah Singgah Sanggar Kreatifitas Anak (SKA) dalam melakukan Pendampingan Anak Jalanan (Street Base) di Kota Medan? URAIAN TEORITIS Strategi Komunikasi Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Onong Uchjana Effendi dalam buku berjudul Dimensi-dimensi Komunikasi menyatakan bahwa:... strategi komunikasi merupakan panduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan manajemen (communications management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut strategi komunikasi harus dapat menunjukkan bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung dari situasi dan kondisi. (1981: 84). Dalam rangka menyusun strategi komunikasi akan lebih baik apabila memperhatikan unsur-unsur komunikasi, proses komunikasi, metode komunikasi, teknik komunikasi, komponen-komponen komunikasi dan factor-faktor pendukung dan penghambat pada setiap komponen tersebut. Komunikasi Antar Pribadi Menurut Dean C. Barnlund (Liliweri,1991:12), mengemukakan bahwa komunikasi antar pribadi biasanya dihubungkan dengan pertemuan antar dua orang atau tiga orang atau mungkin empat orang yang terjadi secara sangat 2

3 spontan dan tidak berstruktur. Sementara itu de Vito (Liliweri,1991:12), komunikasi antar pribadi merupakan pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang yang lain, atau sekelompok orang dengan efek dan umpan balik yang langsung. De Vito juga mengemukakan suatu komunikasi antar pribadi mengandung ciri-ciri; Keterbukaan (Opennes), Empati (Empathy), Dukungan (Support), Rasa Positif (positivnes), Kesamaan (Equality). Pengertian Anak Jalanan Hasil temuan lapangan yang diperoleh panji Putranto menunjukkan bahwa ada dua tipe anak jalanan, yaitu anak yang bekerja di jalan dan anak yang hidup di jalan. Perbedaan antara kedua kategori ini adalah kontak dengan orang tua. Mereka yang bekerja masih memiliki kontak dengan orang tua sedang yang hidup di jalanan sudah putus hubungan dengan keluarga. Hal ini sejalan dengan kategori anak jalanan menurut Azas Tigor Nainggolan menunjukkan ada tiga kategori anak-anak yang bekerja di jalanan. Pertama, anak-anak miskin perkampungan kumuh yaitu anak-anak kaum urban yang tinggal bersama orang tuanya di kampung-kampung yang tumbuh secara liar di perkotaan. Kedua, pekerja anak perkotaan yaitu mereka yang hidup dan bekerja tetapi tidak tinggal bersama orang tua. Kategori ketiga, adalah anak-anak jalanan yang sudah putus hubungan dengan keluarga (Kirik Ertanto & Siti Rohana dalam \vww. humana. 20m. com/babll/htm). METODELOGI PENELITIAN Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pusat Kajian Perlindungan Anak (PKPA) pada Unit Layanan Sanggar Kreatifitas Anak (SKA) yang beralamat di Jl. TB. Simatupang Gg. Wakaf No. 3 P. Baris, Kelurahan Lalang, Kecamatan Medan Sunggal. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dalam bentuk studi kasus. Penelitian dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung dan wawancara mendalam (depth interview), yang hasilnya akan dianalisis dalam pembahasan. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah 3 orang pendamping anak jalanan Sanggar Kreatifitas Anak (SKA) yang dipilih dengan teknik purposive sampling dengan criteria tidak didasarkan atas strata, kedudukan, pedoman atau wilayah, tetapi didasarkan adanya tujuan tertentu yang tetap berhubungan dengan permasalahan penelitian. 3

4 Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data : 1. Teknik Pengumpulan Data Primer. Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan instrumen sebagai berikut: a) Observasi atau Pengamatan b) Wawancara memerlukan alat bantu berupa pedoman wawancara (daftar pertanyaan wawancara) dan tape recorder untuk merekam hasil wawancara. 2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder. Teknik pengumpulan data sekunder dapat dilakukan dengan menggunakan instrument Studi Dokumen dan Studi Kepustakaan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Disini peneliti mendapatkan 3 (tiga) orang informan sebagai subjek penelitian, wawancara dengan informan dilakukan pada tanggal 29 November 2011 di Sanggar Kreatifitas Anak (SKA). Berikut daftar informan : Tabel 1 Karakteristik Informan No Nama Informan Jenis Kelamin Umur Jabatan 1 Wina Meriana Parinduri Perempuan 28 thn Pendamping 2 Lasto Laki-laki 24 thn Pendamping 3 Iwan Laki-laki 35 thn Pimpinan SKA-PKPA Analisis hasil wawancara dengan informan I, yakni Wina Meriana Parinduri. Wina dipercaya SKA-PKPA untuk mendampingi anak jalanan di wilayah Pinang Baris. Selama kurang lebih 5 (lima) tahun, Wina telah mendampingi 80 (delapan puluh) anak jalanan di sekitar Pinang Baris. Dalam melakukan pendampingan, hal yang paling utama dilakukan Wina adalah mengetahui latar belakang anak jalanan dampingannya dengan cara membangun kepercayaan antara dirinya dengan anak jalanan dampingannya. Dalam melakukan pendampingan berbasis penjangkauan anak-anak di jalanan (street based), terlebih dahulu Wina harus menentukan siapa anak jalanan yang akan wina dampingi, kemudian wina harus tau dimana anak tersebut mangkal, selanjutnya Wina juga harus memperhatikan jam berapa anak tersebut dapat dijumpai untuk melakukan interaksi. Isi pesan biasanya mengalir begitu saja sesuai kondisi dilapangan, kecuali ada hal-hal penting yang memang harus di diskusikan. Bagi seorang pendamping, wina juga memperhatikan apakah anak tersebut sedang dalam keadaan mood yang bagus, karena kalau dalam situasi mood yang tidak bagus, biasanya anak tersebut sering mengabaikan Wina ketika berinteraksi, hal ini menyebabkan pesan yang disampaikan tidak diterima dengan baik. Selama melakukan interaksi, wina tidak pernah menggunakan media 4

5 atau alat tertentu, wina hanya melakukan komunikasi antar pribadi dengan cara face to face secara verbal. Prinsip partisipatif selalu menjadi hal yang terdepan dilakukan Wina, tidak mendominasi dalam berinteraksi dan selalu memberi kesempatan untuk mengutarakan pendapat. Menurut Wina, seorang pendamping harus bisa menciptakan rasa persamaan antara pendamping dan anak jalanan dampingan. Selain itu harus bisa menunjukan rasa empaty terhadap kondisi yang mereka hadapi dan bisa bersikap jujur untuk menilai semua pendapat yang mereka utarakan, sehingga seorang pendamping memutuskan mana pendapat yang harus didukung dan mana yang tidak. Analisis hasil wawancara dengan informan II, yakni Lasto. Lasto telah menjadi pendamping anak jalanan di SKA kurang lebih 2 (dua) tahun. Selama itu pula Lasto telah mendampingi kurang lebih 80 (delapan puluh) puluh anak jalanan yang tersebar dibeberapa titik persimpangan yang ada di Kota Medan, seperti Simpang Guru Patimpus, Simpang Kelambir, Simpang Pinang Baris, dan Pusat perbelanjaan Pasar Petisah. Untuk bisa mendampingi anak jalanan, yang paling penting untuk diketahui adalah latar belakang kehidupan mereka, karakter mereka, watak dan perilaku mereka. Ada beberapa hal prinsip yang memang harus dilakukan seorang pendamping, yang pertama pendamping harus bisa menanamkan rasa saling percaya antara pendamping dengan anak jalanan yang didampingi. Yang kedua adalah pendamping harus mampu menjadi bagian dari kehidupan mereka. Ketiga, pendamping harus memiliki rasa empaty terhadap persoalan yang mereka hadapi. Keempat, pendamping harus bisa menunjukan sikap dukungan terhadap hal-hal positif yang mereka lakukan. Dan Kelima, pendamping harus terbuka untuk menerima saran dan masukan yang mereka sampaikan. Ketika ke lima hal tersebut sudah terbangun, maka proses pendampingan akan mampu meminimalisir persoalan-perseoalan yang akan terjadi. Ketika Lasto akan melakukan pendampingan, harus menentukan siapa anak yang akan didampingi. Penentuan siapa anak yang akan didampingi menjadi hal penting, karena dari situ kemudian Lasto menentukan pesan apa yang akan didiskusikan, walau terkadang materi itu datang secara spontan saat berinteraksi. Selanjutnya Lasto juga harus mengetahui dimana si anak akan dijumpai, dan pada saat kapan si anak bisa dijumpai. Beberapa hal tersebut lah yang harus dipersiapkan Lasto sebelum ia turun mendampingi dijalanan. Setiap anak, akan berbeda-beda pula pesan yang akan disampaikan. Semua tergantung latar belakang, watak, prilaku dan jenis kelamin. Tidaklah sama pesan yang disampaikan antara anak perempuan dengan anak laki-laki. Selain itu, isi pesan yang didiskusikan berbeda antara anak jalanan yang bersekolah dengan anak jalanan yang tidak bersekolah. Selama Lasto melakukan interaksi, ia tidak pernah menggunakan media atau alat ketika menyampaikan pesan. Yang Lasto lakukan adalah berkomunikasi langsung face to face. Alasan ini disampaikan Lasto supaya pesan yang disampaikan dapat langsung diterima anak dampingannya. 5

6 Lasto punya keyakinan bahwa pesan yang selama ini disampaikannya dapat diterima mereka dengan baik, hal ini dapat dilihat dari wajah dan perubahan perilaku yang mereka tunjukan. Namun, terkadang sering juga pesan-pesan yang lasto sampaikan tidak dapat mereka terima. Cara lasto ketika pesan yang ia sampaikan tidak diterima dengan baik, lasto selalu mengulang pesan yang sama berkali-kali, bahkan pesan tersebut disampaikan lasto melalui keluarga, lingkungannya, maupun guru di sekolah mereka. Analisis hasil wawancara dengan informan III, yakni Irwan Hadi. Melihat karakter anak jalanan yang liar, keras dan sulit untuk dididik membuat Iwan tertantang untuk menjadi pendamping anak jalanan di SKA- PKPA. Menjadi seorang pendamping telah dijalani Iwan selama kurang lebih 11 tahun semenjak tahun Selain menjadi pendamping, kini Iwan dipercaya sebagai pimpinan SKA-PKPA. Dalam kurun waktu tersebut, Iwan telah mendampingi anak jalanan di Kota Medan kurang lebih 100 anak yang tersebar dibeberapa titik persimpangan dan pusat kota. Dari jumlah tersebut, hanya 15 orang anak yang ia kenal baik latar belakangnya. Jumlah pendamping tidak sebanding dengan jumlah anak jalanan yang harus didampingi, ini menjadi penyebab mengapa hanya sedikit anak jalanan yang mampu didampingi secara intensiv. Pertama sekali yang dilakukan Iwan ketika masuk kedalam komunitas anak jalanan yang akan didampinginya adalah dengan berkenalan untuk mulai menjalin persahabatan, kemudian selama di dalam komunitas Iwan tidak melarang apa yang mereka lakukan meski apa yang mereka lakukan adalah salah, selanjutnya Iwan tidak menempatkan dirinya sebagai guru yang seolah-olah mengetahui semua apa yang tidak mereka ketahui. Yang tidak kalah pentingnya lagi membrikan perhatian kepada mereka, karena anak jalanan butuh perhatian, karena selama ini mereka nyaris tidak terperhatikan dan nyaris terabaikan. Ada dua hal yang dilakukan Iwan untuk mengetahui latar belakang dampingannya. Yang pertama Iwan melakukan pertemuan dan berkomunikasi secara intensiv, karena menurutnya dengan selalu melakukan komunikasi, akan selalu mendapatkan informasi yang berbeda-beda setiap pertemuan. Yang kedua, dari pengamatan Iwan juga sudah mendapatkan informasi dari karakter si anak. Yang ketiga melakukan home visit dengan bertemu orang tuanya di rumah. Ketika melakukan interaksi Iwan tidak pernah mendominasi percakapan, justru materi pesan yang diskusikan lebih banyak muncul dari anak dampingannya, Pesan yang didiskusikan juga berbeda-beda antara satu anak dengan anak lainnya tergantung persoalan yang mereka hadapi. Dalam berkomunikasi Iwan juga tidak pernah menggunakan media atau alat tertentu, Iwan dan anak jalanan dampingannya hanya berkomunikasi tatap muka langsung dan berkomunikasi secara verbal. Sejauh ini menurut Iwan, pesan yang selalu disampaikannya dapat mereka terima dengan baik. Iwan melihat bukti kongkrit dari apa yang disampaikannya antara lain adalah perubahan perilaku positif dari anak jalanan dampingannya. ketika pesan yang Iwan sampaikan tidak dapat mereka terima dengan baik, Iwan terus berusaha untuk menyampaikannya terus menerus. 6

7 Selama Iwan melakukan pendampingan, Iwan kerap sekali menjumpai masalah. Maslah ini biasanya diakibatkan adanya pihak lain diluar komunitas mereka. Pihak lain yang dimaksud adalah orang-orang yang ada di lingkungan mereka yang mempengaruhi anak dampingannya dengan menyampaikan hal-hal yang negative tentang maksud dan tujuan Iwan mendampingi mereka. Biasanya ketika Iwan menghadapi persoalan tersebut, solusi yang dilakukannya adalah dengan menunjukan hal-hal positif dan kongkrit kepada lingkungan mereka. Pembahasan Untuk melihat bagaimana strategsi komunikasi antarpribadi yang dilakukan SKA-PKPA dalam melakukan pendampingan anak jalanan di Kota Medan, hal-hal yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah unsur komunikasi, proses komunikasi, metode komunikasi apa yang digunakan dan bagaimana teknik komunikasinya. 1. Unsur Komunikasi Dalam proses pendampingan anak jalanan, Informan I, II dan III merupakan sumber penyampai pesan yang dikomunikasikan kepada anak jalanan dampingan mereka. Dari ketiga informan tersebut, masing-masing mereka memiliki pengalaman menjadi pendamping yang berbeda-beda. Informan I dan III menjadi pendamping sudah lebih dari lima tahun, sedangkan informan II melakukan pendampingan baru berjalan dua tahun. Informan I dan III sudah sering mendapatkan pelatihan tentang pendampingan anak jalanan dari lembagalembaga lain, sedangkan Informan II belum pernah mendapatkan pelatihan sama sekali, Informan II hanya mendapatkan bimbingan dari informan I dan III tentang bagaimana mendampingi anak jalanan. Dari ketiga informan tersebut, wilayah yang menjadi focus pendampingan juga berbeda-beda, informan I yang menjadi wilayah dampingan adalah daerah Pinang Baris, sedangkan Informan II dan III mendampingi anak jalanan yang ada di setiap wilayah atau daerah dampingan SKA-PKPA. Dari ketiga informan tersebut, pesan yang mereka komunikasikan berbedabeda, tergantung dari jenis kelamin, latar belakang dan karaktersitik anak jalanan yang didampingi. Tentunya persoalan anak jalanan yang perempuan akan berbeda dengan persoalan yang dialami anak jalanan laki-laki. Begitu juga seterusnya terkait tentang karakter dan latar belakang anak jalanan. Biasanya pesan-pesan yang disampaikan ketiga informan dalam bentuk nasihat dan motivasi. Dalam menyampaikan pesan, ketiga informan biasanya berkomunikasi dengan tatap muka (face to face) secara verbal dan non verbal menggunakan bahasa sebagai lambing dan symbol. Dengan cara seperti ini, ketiga informan dapat secara langsung mendapatkan umpan balik (feedback) dari anak jalanan sehingga maksud dan tujuan pesan yang disampaikan dapat berjalan dengan efektif dan anak jalanan yang menerima pesan tersebut akan lebih mudah memahami dan merespon pesan yang disampaikan. Karakteristik penerima pesan dalam hal ini adalah anak jalanan yang didampingi ketiga informan berbeda-beda, Informan I mendampingi anak jalanan yang masih memiliki keluarga dan anak jalanan yang masih bersekolah, 7

8 sedangkan Informan II dan III lebih banyak mendampingi anak jalanan yang tidak memiliki keluarga dan putus sekolah. Usia rata-rata anak jalanan yang didampingi ketiga informan sama antara 6 tahun sampai dengan 18 tahun. Faktor penyebab anak jalanan yang didampingi ketiga informan juga berbeda-beda. Anak jalanan yang didampingi Informan I factor penyebabnya adalah persoalan ekonomi, sehingga anak-anak tersebut harus mencari nafkah untuk menambah uang saku atau uang sekolah dengan cara turu ke jalan meminta-minta atau menjadi pedagang asongan, sementara Faktor penyebab anak jalanan yang didampingi Informan II dan III selain factor ekonomi, adalah broken home dan hilangnya perhatian orang tua kepada mereka, sehingga mereka mencari kehidupan yang bebas tanpa ada aturan di jalanan. Ketiga Informan merasakan hal yang sama terkait tanggapan atau umpan balik (feed back) dari proses komunikasi yang mereka lakukan selama dalam pendampingan. Biasanya ketiga informan terkadang menerima feed back bisa secara langsung ketika berkomunikasi, tanggapan ini bisa dilihat ketiga informan dari respon verbal dan non verbal yang disampaikan kepada ketiga informan ketika komunikasi berlangsung. Respon verbal dan non verbal ini biasanya dalam bentuk mimic wajah, gesture tubuh maupun bahasa. Pengaruh dari apa yang disampaikan oleh ketiga informan, dapat dilihat dari perubahan tingkah laku maupun perilaku yang ditujunjukan oleh anak jalanan yang didampingi. Perubahan perilaku yang ditemukan ketiga informan seperti kebiasaan anak jalanan yang tidak pernah mandi, kemudian memiliki kesadaran tentang pentingnya mandi untuk menjaga kesehatan tubuh. Perubahan perilaku ini efek dari pesan yang selama ini disampaikan ketiga informan kepada anak jalanan yang didampingi mereka. Proses Komunikasi Melihat dari proses komunikasi yang dilakukan ketiga informan, menunjukan bahwasannya ketiga informan menggunakan Proses Komunikasi Primer, dimana ketika ketiga informan menyampaikan pesan kepada anak jalanan dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media nya. Lambang sebagai media dalam proses komunikasi primer adalah bahasa dan isyarat yang secara langsung dapat menerjemahkan pesan-pesan yang disampaikan ketiga informan kepada anak jalanan dampingan mereka. Ketiga informan lebih banyak menggunakan bahasa dalam menyampaikan pesan, karena lebih gampang untuk dicerna dan dipahami. Metode Komunikasi Dari hasil penelitian juga ditemukan bahwa ketiga informan sama-sama menggunakan metode komunikasi sebagai interaksi, dimana dalam metode ini ketiga informan berinteraksi dengan ketiga anak jalanan dampingan mereka secara dinamis. Ketiga informan menyampaikan pesan baik verbal maupun non verbal kepada anak jalanan, kemudian anak jalanan bereaksi dengan meberi respon baik verbal maupun non verbal juga, proses ini berjalan terus hingga kedua belah pihak memutuskan untuk menghentikan proses komunikasi. Dengan menggunakan metode ini, ketiga informan sebagai komunikator mendapat feed back secara 8

9 langsung yang dapat digunakan ketiga informan sebagai petunjuk untuk melihat efektifitas pesan yang disampaikan. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian tentang Strategi Komunikasi Antarpribadi SKA- PKPA dalam melakukan penjangkauan anak jalanan (street base) di Kota Medan, dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu: a) Dalam proses pendampingan anak jalanan, adanya sebuah strategi komunikasi yang harus dipersiapkan pendamping ketika melakukan pendampingan. Sesuai hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti, ditemukan bahwa komunikasi yang digunakan informan I, II dan III adalah Komunikasi antarpribadi, dimana pendamping merupakan komunikator atau pembuat pesan sedangkan komunikannya adalah anak jalanan yang didampingi. Komunikasi antarpribadi digunakan karena dianggap efektif dalam merubah sikap, pendapat, atau perilaku manusia, hal ini disebabkan karena dalam prosesnya ada arus balik langsung, sehingga komunikator dapat mengetahui apakah pesan yang disampaikan berhasil atau tidak. b) Dalam proses komunikasi yang dilakukan pendamping terhadap anak jalanan, Informan I, II dan III merupakan sumber penyampain pesan. Sedangkan komunikan dalam proses komunkasi ini adalah Anak Jalanan yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Pesan yang mereka komunikasikan berbeda-beda, tergantung dari jenis kelamin, latar belakang dan karaktersitik anak jalanan yang didampingi. Dalam menyampaikan pesan, ketiga informan berkomunikasi dengan cara langsung tatap muka (face to face) secara verbal dan non verbal dan tidak menggunakan media kecuali bahasa sebagai lambing dan symbol. Dalam menerima umpan balik (feed back), selama proses komunikasi berlangsung, ketiga informan dapat merasakan secara langsung dan pengaruh dari pesan itu sendiri dapat dilihat dari perubahan tingkah laku maupun prilaku yang ditunjukan anak jalanan yang didampingi. c) Proses komunikasi yang digunakan ketiga informan, menggunakan Proses Komunikasi Primer, dimana ketika ketiga informan menyampaikan pesan kepada anak jalanan dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media nya. Lambang sebagai media dalam proses komunikasi primer adalah bahasa dan isyarat yang secara langsung dapat menerjemahkan pesan-pesan yang disampaikan ketiga informan kepada anak jalanan dampingan mereka. Ketiga informan lebih banyak menggunakan bahasa dalam menyampaikan pesan, karena lebih gampang untuk dicerna dan dipahami. d) Metode komunikasi yang digunakan ketiga informan adalah metode komunikasi sebagai interaksi. Metode ini ketiga informan berinteraksi dengan ketiga anak jalanan secara dinamis. Ketiga informan menyampaikan pesan baik verbal maupun non verbal kepada anak jalanan, 9

10 kemudian anak jalanan bereaksi dengan meberi respon baik verbal maupun non verbal juga, proses ini berjalan terus hingga kedua belah pihak memutuskan untuk menghentikan proses komunikasi. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, maka peneliti perlu untuk mengajukan beberapa saran: a) Agar tujuan pendampingan dapat tercapai, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, misalnya ada keseimbangan antara jumlah anak jalanan yang didampingi dengan jumlah para pendamping, hendaknya para pendamping membuat skala prioritas jumlah anak yang akan didampingi. Kemudian, para pendamping hendaknya membuat target capaian untuk masingmasing anak jalanan yang didampingi, sehingga kegiatan pendampingan dapat terukur dan terencana dengan baik. b) Penelitian ini bisa menjadi bahan rujukan untuk melihat bagaimana fenomena anak jalanan di Kota Medan dan strategi komunikasi yang harus dilakukan seorang pendamping anak jalanan. c) Penelitian ini juga bisa menjadi bahan bacaan tambahan bagi peneliti lain yang tertarik untuk meneliti lebih lanjut lagi mengenai pendampingan anak jalanan di Kota Medan. d) Penelitian berikutnya sebaiknya bersifat membandingkan dengan menggunakan metode penelitian yang lain. Jika subjek penelitian dalam penelitian ini dirasa terlalu kecil, karena peneliti memang ingin melakukan penelitian yang mendalam terhadap aspek pendampingannya saja, bagi peneliti yang lain dapat memperluas subjek penelitian. DAFTAR PUSTAKA Bodgan, Robert dan Steven J. Taylor Pengantar Metoda Penelitian Kualitatif. Usaha Nasional, Surabaya. Onong Uchjana Effendi, Dimensi-dimensi Komunikasi, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya, Rakhmat, Jalaluddin, Metode Penelitian Komunikasi. Bandung; PT Remaja Rosdakarya. Soedijar, Z.A. 1990, Penelitian Profil Anak Jalanan di DKI Jakarta, badan penelitian dan Pengembangan Sosial, Departemen Sosial. diakses pada 18 November diakses 18 November

SKRIPSI. Disusun Oleh : OK. SYAHPUTRA HARIANDA

SKRIPSI. Disusun Oleh : OK. SYAHPUTRA HARIANDA ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI YAYASAN PUSAT KAJIAN DAN PERLINDUNGAN ANAK (PKPA) DALAM MELAKUKAN PENDAMPINGAN ANAK JALANAN (Street Base) DI KOTA MEDAN (Studi Kasus Rumah Singgah Sanggar Kreatifitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mengenai Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Secara estimologis istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin yakni Communicare. Artinya berbicara, menyampaikan pesan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sosial budaya, politik, ekonomi, teknologi serta

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan sosial budaya, politik, ekonomi, teknologi serta BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Masalah Perkembangan sosial budaya, politik, ekonomi, teknologi serta pertumbuhan penduduk yang cukup cepat, langsung atau tidak langsung telah mempengaruhi tatanan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Komunikasi Pengertian Komunikasi

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Komunikasi Pengertian Komunikasi BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Komunikasi 2.1.1. Pengertian Komunikasi Komunikasi dalam bahasa Ingris adalah communication, berasal dari kata commonicatio atau dari kata comunis yang berarti sama atau sama maknanya

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI BAGI PENGEMBANGAN DIRI MAHASISWA

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI BAGI PENGEMBANGAN DIRI MAHASISWA EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI BAGI PENGEMBANGAN DIRI MAHASISWA Indah Wahyu Utami, S.T., M.Si. 1, Margaretha Evi Yuliana, S.S, M.Si Teknik Informatika 1, Sistem Informasi 2 STMIK Duta Bangsa Surakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. canggih ini membutuhkan sarana atau media untuk menyampaikan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. canggih ini membutuhkan sarana atau media untuk menyampaikan informasi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran globalisasi membawa pengaruh bagi kehidupan suatu bangsa, termasuk di Indonesia. Pengaruh globalisasi dirasakan diberbagai bidang kehidupan seperti

Lebih terperinci

KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT

KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT KONSEP DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTARPRIBADI (Studi Kasus pada Anggota Language and Cultural Exchange Medan) RICO SIMANUNGKALIT 100904069 ABSTRAK Penelitian ini berjudul Konsep Diri dalam Komunikasi Antarpribadi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi Rakhmat (1992) menjelaskan bahwa komunikasi berasal dari bahasa latin communicare, yang berarti berpartisipasi atau memberitahukan. Thoha (1983) selanjutnya

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FISIP USU TERHADAP PROSES KOMUNIKASI DALAM BIMBINGAN SKRIPSI

PERSEPSI MAHASISWA DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FISIP USU TERHADAP PROSES KOMUNIKASI DALAM BIMBINGAN SKRIPSI PERSEPSI MAHASISWA DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FISIP USU TERHADAP PROSES KOMUNIKASI DALAM BIMBINGAN SKRIPSI (Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Persepsi Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ORANG TUA DALAM MELAKUKAN MOTIVASI BELAJAR ANAK USIA REMAJA (STUDY DI KELURAHAN WUA WUA KECAMATAN WUA WUA KOTA KENDARI ).

KOMUNIKASI ORANG TUA DALAM MELAKUKAN MOTIVASI BELAJAR ANAK USIA REMAJA (STUDY DI KELURAHAN WUA WUA KECAMATAN WUA WUA KOTA KENDARI ). KOMUNIKASI ORANG TUA DALAM MELAKUKAN MOTIVASI BELAJAR ANAK USIA REMAJA (STUDY DI KELURAHAN WUA WUA KECAMATAN WUA WUA KOTA KENDARI ). *La Rafi**La Ode.Muh.Umran***Hasriani Amin Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengajar muda dan peserta didik di desa tertinggal dalam meningkatkan motivasi

BAB III METODE PENELITIAN. pengajar muda dan peserta didik di desa tertinggal dalam meningkatkan motivasi 35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian bersifat deskriptif, yaitu untuk memperoleh deskripsi mengenai Peranan komunikasi antar pribadi antara pengajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertemu dalam waktu yang cukup lama. Long Distance Relationship yang kini

BAB I PENDAHULUAN. bertemu dalam waktu yang cukup lama. Long Distance Relationship yang kini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Long Distance Relationship adalah suatu hubungan dimana para pasangan yang menjalaninya dipisahkan oleh jarak yang membuat mereka tidak dapat saling bertemu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang

BAB II KAJIAN TEORITIS. (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal, yang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi disebut juga dengan komunikasi interpersonal (interpersonal communication). Diambil dari terjemahan kata interpersonal,

Lebih terperinci

Fitri Saraswati / Ike Devi Sulistyaningtyas

Fitri Saraswati / Ike Devi Sulistyaningtyas PENGARUH INTENSITAS PENGGUNAAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI TERHADAP TINGKAT KEINTIMAN KOMUNIKAS INTERPERSONAL (Kasus penggunaan Smartphone Blackberry Pada Mahasiswa Universitas Atma Jaya Program Studi Ilmu Komunikasi

Lebih terperinci

URAIAN TEORITIS. menusia dapat saling berhubungan. Pada abad ke-5 sebelum masehi, di Yunani,

URAIAN TEORITIS. menusia dapat saling berhubungan. Pada abad ke-5 sebelum masehi, di Yunani, URAIAN TEORITIS I. 1. Komunikasi I.6. 1. Pengertian Komunikasi Pada awalnya komunikasi memang sekedar alat antar manusia, agar menusia dapat saling berhubungan. Pada abad ke-5 sebelum masehi, di Yunani,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 KonteksMasalah Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang pertama kali kita masuki dimana didalamnya kita mendapatkan pembelajaran mengenai norma-norma, agama maupun proses sosial

Lebih terperinci

STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI (Studi Kasus Pada Sekolah Alam Bukit Hijau Medan) HELFRAN F SIPAYUNG

STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI (Studi Kasus Pada Sekolah Alam Bukit Hijau Medan) HELFRAN F SIPAYUNG STRATEGI KOMUNIKASI GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI (Studi Kasus Pada Sekolah Alam Bukit Hijau Medan) HELFRAN F SIPAYUNG 100904084 Abstrak Skripsi ini berisi penelitian mengenai strategi

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1 Proses Komunikasi 2.1.1 Pengertian Proses Komunikasi Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya sehingga dapat menciptakan suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,

III. METODE PENELITIAN. yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami

Lebih terperinci

Bernadheta Damaris Mutiara Isya Riska Ardila P Ukhtiani Putri S

Bernadheta Damaris Mutiara Isya Riska Ardila P Ukhtiani Putri S Bernadheta Damaris Mutiara Isya Riska Ardila P Ukhtiani Putri S Komunikasi Interpersonal?? Kamus Besar Bahasa Indonesia, komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. muka atau melalui media lain (tulisan, oral dan visual). akan terselenggara dengan baik melalui komunikasi interpersonal.

BAB I PENDAHULUAN. muka atau melalui media lain (tulisan, oral dan visual). akan terselenggara dengan baik melalui komunikasi interpersonal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang hidup dan menjalankan seluruh aktivitasnya sebagai individu dalam kelompok sosial, komunitas, organisasi maupun masyarakat. Dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Pengertian komunikasi secara umum (Uchjana, 1992:3) dapat dilihat dari dua sebagai: 1. Pengertian komunikasi secara etimologis Komunikasi berasal dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun masyarakat sendiri. Kondisi seperti ini memberikan dampak. bisnis baru yang berkembang di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. maupun masyarakat sendiri. Kondisi seperti ini memberikan dampak. bisnis baru yang berkembang di Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi perekonomian yang berlangsung tidak menentu di Indonesia belakangan ini memberikan dampak yang cukup drastis bagi para pebisnis maupun masyarakat sendiri.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian korelasi. Arikunto (1998) menyatakan bahwa penelitian korelasional merupakan penelitian untuk mengetahui ada dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan bermasyarakat. Komunikasi memegang peran penting dalam kehidupan bersosial dan bermasyarakat. Tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya sering dipertemukan satu sama lainnya dalam suatu wadah baik formal maupun informal. Organisasi adalah sebuah sistem sosial yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap paradigma positivis. Menurut paradigma konstruktivistik, realitas sosial

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap paradigma positivis. Menurut paradigma konstruktivistik, realitas sosial 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivistik. Paradigma konstruktivistik dalam ilmu sosial merupakan kritik terhadap paradigma

Lebih terperinci

Salsabila Khairani 1 ABSTRAK

Salsabila Khairani 1 ABSTRAK KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI ORANG TUA ANAK PENDERITA AUTIS DENGAN TERAPIS DALAM MASA TERAPI SERTA EFEKNYA TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK (Studi Pada Orang Tua Dan Terapis Siswa Autis Di SLB Dharma Bhakti Dharma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di tempat bekerja, di pasar, dan sebagainya. Sejalan hal tersebut komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. di tempat bekerja, di pasar, dan sebagainya. Sejalan hal tersebut komunikasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia setiap hari melakukan komunikasi mulai dari lingkungan keluarga, di tempat bekerja, di pasar, dan sebagainya. Sejalan hal tersebut komunikasi adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar

BAB II KAJIAN TEORI. yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo, 2005). Komunikasi antar BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian komunikasi antar pribadi Komunikasi antar pribadi merupakan proses sosial dimana individu-individu yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi (Sugiyo,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris, yaitu, communication berasal dari kata Latin communication dan bersumber dari kata communis yang berarti

Lebih terperinci

BAB IV TEMUAN TENTANG POLA KOMUNIKASI VIRTUAL PENGGUNA GAME ONLINE TOWNSHIP. menghasilkan temuan-temuan penelitian yang sudah dilakukan.

BAB IV TEMUAN TENTANG POLA KOMUNIKASI VIRTUAL PENGGUNA GAME ONLINE TOWNSHIP. menghasilkan temuan-temuan penelitian yang sudah dilakukan. BAB IV TEMUAN TENTANG POLA KOMUNIKASI VIRTUAL PENGGUNA GAME ONLINE TOWNSHIP A. Temuan Data Penelitian Dalam penelitian kualitatif analisis data tahap paling penting dalam untuk menelaah data yang diperoleh

Lebih terperinci

KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA DAN ANAK TENTANG PENDIDIKAN KESEHATAN REPDORUKSI

KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA DAN ANAK TENTANG PENDIDIKAN KESEHATAN REPDORUKSI KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA DAN ANAK TENTANG PENDIDIKAN KESEHATAN REPDORUKSI (Studi Deskriptif Kuantitatif Mengenai Komunikasi Interpersonal Orang Tua Dan Anak Tentang Pendidikan Kesehatan Reproduksi

Lebih terperinci

Psikologi Komunikasi Antar Pribadi

Psikologi Komunikasi Antar Pribadi Modul ke: Psikologi Komunikasi Antar Pribadi Fakultas 04FIKOM Komunikasi Antarpribadi Sebagai Proses Komponen-Komponen dalam Komunikasi Antarpribadi Saling Tergantung Para Pelaku dalam komunikasi Antarpribadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No

BAB I PENDAHULUAN. didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau sekelompok orang yang dianggap berasal dari masalah sosial atau

BAB III METODE PENELITIAN. atau sekelompok orang yang dianggap berasal dari masalah sosial atau BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan pendekatan Penelitian Jenis skripsi yang penulis teliti ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Creswell mendefinisikan metode kualitatif merupakan metodemetode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian status

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian status 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. adanya bantuan dari orang lain, bantuan tersebut didapatkan melalui

BAB II URAIAN TEORITIS. adanya bantuan dari orang lain, bantuan tersebut didapatkan melalui BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Pengertian Komunikasi Manusia tercipta sebagai mahkluk social yang tidak dapat hidup tanpa adanya bantuan dari orang lain, bantuan tersebut didapatkan melalui sebuah komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesamanya.

BAB I PENDAHULUAN. pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesamanya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Manusia didalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Adapun jenis penelitian ini yaitu penelitian kualitatif. Menurut Moleong

III. METODE PENELITIAN. Adapun jenis penelitian ini yaitu penelitian kualitatif. Menurut Moleong III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Adapun jenis penelitian ini yaitu penelitian kualitatif. Menurut Moleong (2006:6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini terdiri atas kesimpulan dan saran penelitian. Kesimpulan diharapkan dapat memberikan gambaran secara menyeluruh terhadap temuan dan analisis data terkait pokok permasalahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian (research) merupakan rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan suatu permasalahan. Hasil penelitian tidak pernah dimaksudkan sebagai

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi

Pengantar Ilmu Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Pengantar Ilmu Komunikasi Model-Model Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ilmu Komunikasi Broadcasting 07 Abstract Modul ini membahas pengertian dan funsi

Lebih terperinci

B. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana karakteristik komunikasi interpersonal orang tua tunggal dalam mendidik

B. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana karakteristik komunikasi interpersonal orang tua tunggal dalam mendidik KOMUNIKASI INTERPERSONAL ORANG TUA TUNGGAL DALAM MENDIDIK ANAK REMAJA AWAL BAB I A. Latar Belakang Komunikasi interpersonal merupakan suatu cara yang dilakukan orang tua tunggal dalam mendidik anak, karena

Lebih terperinci

Materi Minggu 1. Komunikasi

Materi Minggu 1. Komunikasi T e o r i O r g a n i s a s i U m u m 2 1 Materi Minggu 1 Komunikasi 1.1. Pengertian dan Arti Penting Komunikasi Komunikasi adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Peneliti memilih pendekatan kualitatif karena sebagai prosedur

Lebih terperinci

PENDEKATAN KOMUNIKASI ANTAR PERSONAL GURU PADA ANAK USIA DINI DALAM PEMAHAMAN BACA IQRO (STUDI PADA TK ISLAM KEMARAYA KENDARI) Oleh :

PENDEKATAN KOMUNIKASI ANTAR PERSONAL GURU PADA ANAK USIA DINI DALAM PEMAHAMAN BACA IQRO (STUDI PADA TK ISLAM KEMARAYA KENDARI) Oleh : PENDEKATAN KOMUNIKASI ANTAR PERSONAL GURU PADA ANAK USIA DINI DALAM PEMAHAMAN BACA IQRO (STUDI PADA TK ISLAM KEMARAYA KENDARI) Oleh : *Asri Wati **Masrul *** Harnina Ridwan Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: stakeholder, pelanggan, proses komunikasi interpersonal, tahapan penetrasi sosial

ABSTRAK. Kata kunci: stakeholder, pelanggan, proses komunikasi interpersonal, tahapan penetrasi sosial ABSTRAK Pada dasarnya setiap perusahaan tidak akan pernah terlepas dari stakeholder. Salah satu stakeholder eksternal perusahaan yang berperan penting dalam keberhasilan suatu perusahaan adalah pelanggan,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. bersih dan aman masih sulit ditemukan. Maka, PT Diva Lestari memberanikan diri

BAB IV ANALISIS DATA. bersih dan aman masih sulit ditemukan. Maka, PT Diva Lestari memberanikan diri BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Bisnis karaoke menjamur dikota-kota besar. Tapi, karaoke yang sungguh-sungguh bersih dan aman masih sulit ditemukan. Maka, PT Diva Lestari memberanikan diri terjun

Lebih terperinci

Proses Komunikasi Kelompok Antara Pendamping Dengan Anak Pinggiran Di Sanggar X

Proses Komunikasi Kelompok Antara Pendamping Dengan Anak Pinggiran Di Sanggar X JURNAL E- KOMUNIKASI PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS KRISTEN PETRA, SURABAYA Proses Komunikasi Kelompok Antara Pendamping Dengan Anak Pinggiran Di Sanggar X Halena Stephanie Sutedjo, Prodi Ilmu

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA. oleh Gunter K. Stahl, L. A. (2010 : ) berjudul Quality of Communication

BAB II STUDI PUSTAKA. oleh Gunter K. Stahl, L. A. (2010 : ) berjudul Quality of Communication BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian pertama yang dijadikan bahan acuan adalah tulisan yang disusun oleh Gunter K. Stahl, L. A. (2010 : 469-487) berjudul Quality of Communication Experience:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi antar pribadi merupakan salah satu bentuk komunikasi. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi antar pribadi merupakan salah satu bentuk komunikasi. Komunikasi BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Komunikasi antar pribadi merupakan salah satu bentuk komunikasi. Komunikasi Antar Pribadi sebenarnya merupakan satu proses sosial dimana orang orang yag terlibat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. menelaah data yang telah diperoleh peneliti dari informan maupun dari lapangan.

BAB IV ANALISIS DATA. menelaah data yang telah diperoleh peneliti dari informan maupun dari lapangan. 82 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Peneliti Analisis data adalah bagian dari tahap penelitian yang berguna untuk menelaah data yang telah diperoleh peneliti dari informan maupun dari lapangan. Analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dan buah pikiran manusia menghasilkan kebudayaan. Tiap kelompok. Setiap suku dan bangsa mempunyai budaya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dan buah pikiran manusia menghasilkan kebudayaan. Tiap kelompok. Setiap suku dan bangsa mempunyai budaya masing-masing. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan. Segala kegiatan dan buah pikiran manusia menghasilkan kebudayaan. Tiap kelompok masyarakat mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan sosial yaitu hubungan berpacaran atau hubungan romantis.

BAB I PENDAHULUAN. hubungan sosial yaitu hubungan berpacaran atau hubungan romantis. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan aktivitas manusia yang dasar, dengan berkomunikasi manusia melakukan hubungan karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perkembangan Sosial 2.1.1 Pengertian Perkembangan Sosial Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berprilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Menjadi orang yang mampu

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Komunikasi berasal dari bahasa Latin Communicatio, yang artiya sama. Maksudnya

BAB II URAIAN TEORITIS. Komunikasi berasal dari bahasa Latin Communicatio, yang artiya sama. Maksudnya 15 BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Teori Komunikasi Komunikasi berasal dari bahasa Latin Communicatio, yang artiya sama. Maksudnya adalah komunikasi dapat terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan sebuah hal penting dalam sebuah kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan sebuah hal penting dalam sebuah kehidupan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan sebuah hal penting dalam sebuah kehidupan, terutama dalam kehidupan manusia. Tanpa berkomunikasi orang tidak akan bisa mengerti apa yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Judi Perjudian adalah permainan di mana pemain bertaruh untuk memilih satu pilihan di antara beberapa pilihan dimana hanya satu pilihan saja yang benar dan menjadi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Pemkab Sragen, dalam hal ini Disparbudpor, telah melaksanakan komunikasi

BAB V PENUTUP. Pemkab Sragen, dalam hal ini Disparbudpor, telah melaksanakan komunikasi BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian dan pembahasan yang telah peneliti lakukan maka beberapa kesimpulan dapat dibuat. Pertama, hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa Pemkab Sragen, dalam hal ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan data deskriptif berupa kata - kata tertulis atau lisan dari orang -

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan data deskriptif berupa kata - kata tertulis atau lisan dari orang - BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kulaitatif. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2009) mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk publiknya. Komunikasi juga sebagai kontak antara manusia baik

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk publiknya. Komunikasi juga sebagai kontak antara manusia baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan yang disampaikan komunikator kepada komunikan. Biasanya pesan tersebut berisi informasi yang ditujukan untuk publiknya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia terkenal dengan keragaman budayanya. Ragam budaya yang terdapat di Indonesia memiliki nilai-nilai budaya yang tinggi di tiap-tiap penganutnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap kalangan masyarakat di indonesia, tidak terkecuali remaja.

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap kalangan masyarakat di indonesia, tidak terkecuali remaja. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecepatan arus informasi dan semakin majunya teknologi sekarang ini yang dikenal dengan era globalisasi memberikan bermacam-macam dampak bagi setiap kalangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Untuk menciptakan komunikasi yang efektif antara komunikator dengan komunikan maka komunikator terlebih dahulu harus mengetahui unsur

I. PENDAHULUAN Untuk menciptakan komunikasi yang efektif antara komunikator dengan komunikan maka komunikator terlebih dahulu harus mengetahui unsur I. PENDAHULUAN Untuk menciptakan komunikasi yang efektif antara komunikator dengan komunikan maka komunikator terlebih dahulu harus mengetahui unsur komunikasi. Hal yang penting dalam mempengaruhi proses

Lebih terperinci

B A B I I URAIAN TEORITIS. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu

B A B I I URAIAN TEORITIS. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu B A B I I URAIAN TEORITIS II.1. Pengertian Komunikasi Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain dalam kelompok (Bungin, 2006:43). Komunikasi yang terjalin dalam sebuah

BAB I PENDAHULUAN. lain dalam kelompok (Bungin, 2006:43). Komunikasi yang terjalin dalam sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan kelompok adalah sebuah naluri manusia sejak ia dilahirkan. Naluri ini yang mendorongnya untuk selalu menyatukan hidupnya dengan orang lain dalam kelompok

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Hakikat manusia adalah sebagai makhluk sosial, oleh karena itu setiap manusia tidak lepas dari kontak sosialnya dengan masyarakat, dalam pergaulannya

Lebih terperinci

POLA KOMUNIKASI REMAJA MASJID DENGAN PREMAN. (Studi Kualitatif Mengenai Pola Komunikasi Remaja Masjid dengan Preman di Daerah Kandangan Surabaya)

POLA KOMUNIKASI REMAJA MASJID DENGAN PREMAN. (Studi Kualitatif Mengenai Pola Komunikasi Remaja Masjid dengan Preman di Daerah Kandangan Surabaya) POLA KOMUNIKASI REMAJA MASJID DENGAN PREMAN (Studi Kualitatif Mengenai Pola Komunikasi Remaja Masjid dengan Preman di Daerah Kandangan Surabaya) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas

Lebih terperinci

KBBI, Effendy James A. F. Stoner Prof. Drs. H. A. W. Widjaya

KBBI, Effendy James A. F. Stoner Prof. Drs. H. A. W. Widjaya DEFINISI KBBI, Pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami Effendy, proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi antara dua orang. dan pengalaman masing-masing dalam percakapan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi antara dua orang. dan pengalaman masing-masing dalam percakapan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi antara dua orang atau lebih, yang biasanya tidak diatur secara formal. Dalam komunikasi interpersonal, setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera utara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera utara. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Komunikasi adalah suatu hal yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia. Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin (communicatio)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini terbagi atas empat sub bab. Sub bab pertama membahas mengenai komunikasi sebagai media pertukaran informasi antara dua orang atau lebih. Sub bab kedua membahas mengenai

Lebih terperinci

Sunarti MI Al-Istiqamah Banjarbaru, Abstract

Sunarti MI Al-Istiqamah Banjarbaru,  Abstract PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL BAHASA INDONESIA GURU DAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI MI AL-ISTIQAMAH BANJARBARU (INFLUENCE OF INTERPERSONAL COMMUNICATION SKILLS INDONESIAN

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI ANTARA FISIOTERAPIS DAN PASIEN

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI ANTARA FISIOTERAPIS DAN PASIEN KOMUNIKASI ANTARPRIBADI ANTARA FISIOTERAPIS DAN PASIEN (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarpribadi Fisioterapis untuk Memotivasi Pasien Penyakit Stroke di Rumah Sakit Ortopedi Surakarta) NASKAH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Pemilihan pendekatan dan jenis penelitian

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KOMUNIKASI

SOSIOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: 02 Dr. Fakultas ILMU KOMUNIKASI SOSIOLOGI KOMUNIKASI Komunikasi Sebagai Proses Interaksi Heri Budianto,M.Si Program Studi PUBLIC RELATIONS KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES INTERAKSI Setiap manusia pasti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memaksa manusia perlu berkomunikasi (Cangara, 1998). yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. memaksa manusia perlu berkomunikasi (Cangara, 1998). yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi

Lebih terperinci

Kata Kunci: komunikasi interpersonal, implikasi, sikap individu

Kata Kunci: komunikasi interpersonal, implikasi, sikap individu IMPLIKASI KOMUNIKASI INTERPERSONAL TERHADAP PERUBAHAN SIKAP INDIVIDU Siti Nurul Yaqinah 1 Abstrak Komunikasi interpersonal merupakan jenis komunikasi yang frekuensi terjadinya cukup tinggi dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis, Sifat, Lokasi, dan Waktu Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Adapun bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan bentuk kualitatif

Lebih terperinci

PERANAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN NILAI MORAL ANAK DI KELOMPOK B TK AISYIYAH V PALU

PERANAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN NILAI MORAL ANAK DI KELOMPOK B TK AISYIYAH V PALU PERANAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN NILAI MORAL ANAK DI KELOMPOK B TK AISYIYAH V PALU Rahmawati 1 ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada peranan guru dalam mengembangkan nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1 Peserta Program Student Exchange Asal Jepang Tahun (In Bound) No. Tahun Universitas Jumlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1.1 Peserta Program Student Exchange Asal Jepang Tahun (In Bound) No. Tahun Universitas Jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia dan Jepang sudah lama menjadi mitra strategis dalam berbagai bidang perekonomian. Berdasarkan data yang diperoleh dari situs www.bppt.go.id kerjasama ini

Lebih terperinci

POLA KOMUNIKASI PIMPINAN DEPARTEMEN KOMUNIKASI PT. DIRGANTARA INDONESIA. ( Studi Deskriptif Tentang Pola Komunikasi Pimpinan Departemen

POLA KOMUNIKASI PIMPINAN DEPARTEMEN KOMUNIKASI PT. DIRGANTARA INDONESIA. ( Studi Deskriptif Tentang Pola Komunikasi Pimpinan Departemen POLA KOMUNIKASI PIMPINAN DEPARTEMEN KOMUNIKASI PT. DIRGANTARA INDONESIA ( Studi Deskriptif Tentang Pola Komunikasi Pimpinan Departemen Komunikasi Dalam Memotivasi Karyawan PT. Dirgantara Indonesia ) Ricky

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk hidup sosial, dalam kesehariannya senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk hidup sosial, dalam kesehariannya senantiasa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk hidup sosial, dalam kesehariannya senantiasa berhubungan dengan individu lainnya atau dapat dikatakan dengan melakukan komunikasi. Komunikasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. dari penelitian kualitatif ini berupa data-data yang bersifat Deskriptif. Hal

BAB IV ANALISIS DATA. dari penelitian kualitatif ini berupa data-data yang bersifat Deskriptif. Hal 67 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Temuan penelitian berupa data-data dari lapangan yang diperoleh dari penelitian kualitatif ini berupa data-data yang bersifat Deskriptif. Hal ini sangat diperlukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. baik. Begitu pula dengan penelitian ini, sehingga tujuan dari penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. baik. Begitu pula dengan penelitian ini, sehingga tujuan dari penelitian ini 0 BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Setiap kegiatan yang dilakukan oleh manusia diperlukan suatu metode tertentu dalam agar tujuan yang telah ditentukan dapat tercapai dengan baik. Begitu pula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik individu maupun kelompok. Setiap saat manusia berpikir, bertindak

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik individu maupun kelompok. Setiap saat manusia berpikir, bertindak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi selalu digunakan dan mempunyai peran yang penting dalam segala aspek kehidupan manusia. Komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik individu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Komunikasi 1. Definisi Komunikasi Secara etimologis, istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin, yaitu communication, yang akar katanya adalah communis, tetapi

Lebih terperinci

Tinjauan Mengenai Pola Komunikasi Public Relations PT. Pos Indonesia

Tinjauan Mengenai Pola Komunikasi Public Relations PT. Pos Indonesia Prosiding Penelitian SPeSIA Unisba 2015 ISSN 2460-6510 Tinjauan Mengenai Pola Komunikasi Public Relations PT. Pos Indonesia 1 Gya Adinda Sonia, 2 Riza Hernawati 1,2 Bidang Kajian Public Relations, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tidak ada manusia yang tidak terlibat dalam komunikasi. Komunikasi pada

BAB I PENDAHULUAN. Tidak ada manusia yang tidak terlibat dalam komunikasi. Komunikasi pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan aktivitas dasar yang dilakukan manusia. Tidak ada manusia yang tidak terlibat dalam komunikasi. Komunikasi pada hakikatnya adalah sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengerti. Semua itu merupakan proses perkembangan pada manusia. Widjaja

BAB I PENDAHULUAN. mengerti. Semua itu merupakan proses perkembangan pada manusia. Widjaja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk yang hidup saling bergantung dan membutuhkan ditengah-tengah masyarakat. Dalam memenuhi kebutuhannya sebagai makhluk sosial, tentunya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa komunikasi merupakan salah satu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa komunikasi merupakan salah satu hal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tidak dapat dipungkiri bahwa komunikasi merupakan salah satu hal yang sangat vital dalam kehidupan bermasyarakat. Tidak ada satu orang manusia yang tidak pernah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa peralihan atau masa transisi di mana para remaja belum bisa sungguh-sungguh

BAB I PENDAHULUAN. Masa peralihan atau masa transisi di mana para remaja belum bisa sungguh-sungguh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Masa peralihan atau masa transisi di mana para remaja belum bisa sungguh-sungguh dikatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam fungsinya sebagai individu maupun makhluk sosial. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. dalam fungsinya sebagai individu maupun makhluk sosial. Komunikasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan sarana paling utama dalam kehidupan manusia, yang berarti tak ada seorangpun yang dapat menarik diri dari proses ini baik dalam fungsinya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan unit yang diteliti, yaitu berusaha menggambarkan, menganalisis masalahmasalah

BAB III METODE PENELITIAN. dan unit yang diteliti, yaitu berusaha menggambarkan, menganalisis masalahmasalah BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian dan Pendekatan Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriftif kualitatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komunikasi Interpersonal Individu Dengan Ciri-ciri Avoidant

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komunikasi Interpersonal Individu Dengan Ciri-ciri Avoidant BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Komunikasi Interpersonal Individu Dengan Ciri-ciri Avoidant 1. Definisi Komunikasi Interpersonal Individu Dengan Ciri-ciri Avoidant Komunikasi interpersonal (interpersonal communication)

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. pedagang lansia dengan menggunakan komunikasi teori persuasif adalah pola

BAB V PENUTUP. pedagang lansia dengan menggunakan komunikasi teori persuasif adalah pola BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan data dan temuan-temuan penelitian mengenai pola komunikasi Komunitas Ketimbang Ngemis Sidoarjo terhadap pedagang lansia di Kabupaten Sidoarjo, penulis dapat menarik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh manusia untuk saling berinteraksi atau berhubungan baik dengan manusia lainnya. Komunikasi sangat erat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. data sekunder yang telah dikumpulkan oleh peneliti melalui proses. wawancara dan observasi secara langsung di lokasi penelitian.

BAB IV ANALISA DATA. data sekunder yang telah dikumpulkan oleh peneliti melalui proses. wawancara dan observasi secara langsung di lokasi penelitian. BAB IV ANALISA DATA A. Temuan Penelitian Bab ini adalah bagian dari sebuah tahapan penelitian kualitatif yang akan memberikan pemaparan mengenai beberapa temuan dari semua data yang ada. Data yang diperoleh

Lebih terperinci

ejournal Ilmu Komunikasi Volume 3, Nomor 2, 2015

ejournal Ilmu Komunikasi Volume 3, Nomor 2, 2015 ejournal Ilmu Komunikasi, 2015 ISSN 0000-0000ejournal.ilkom.fisip-unmul.org Copyright 2015 EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI ORANG TUA DAN ANAK DALAM MENANAMKAN PENGETAHUAN BAHASA DAERAH (Studi pada

Lebih terperinci