KEKERASAN DAN KEBIADABAN
|
|
- Vera Setiabudi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Kolom IBRAHIM ISA Senin Malam, 15 Desember KEKERASAN DAN KEBIADABAN YANG MENYESAKKAN DENYUT HATI-NURANI Kemarin sore, hari Minggu, 14 Desember 2014, antara jam s/d , Stichting DIAN sebuah organisasi sosial perempuan Indonesia di Belanda, dengan Farida Ishaya sebagai ketuanya, --- mengadakan suatu acara yang, menggugah.. sekaligus menimbulkan kemarahan dan kutukan terhadap apa yang terjadi antara Mei 1998 di Jakarta. Kegiatan kemarin sore tsb diselenggarakan oleh Dian dalam rangka kampanye: 'We can' Anti Kekerasan Terhadap Perempuan. Pertemuan yang dihadiri sekitar 50 peserta itu (untuk pertemuan-pertemuan serupa di negeri Belanda. Sudah dianggp suatu pertemuan yang SUKSES), berlangsung di Gedung Vrouwen Empowerment Centrum (VEC), Bijlmerdreef 1301, Amsterdam Zuidoost. Salah satu bahan dokumenter yang diperlihatkan kemarin itu adalah foto-foto mengenai korban-korban (terutama perempuan-perempuan etnis Tionghoa-Indonesia). Film dokumenter lainnya yang dipertunjukkan adalah yang berjudul BEHIND THEIR SMILE dan HARUS!! Belum terlalu lama terjadinya. Maka banyak orang masih menyandang ingatan kuat dan traumatik, sekitar huru-hara, kekerasan, pembakaran, perampokan, penganiayaan, PEMERKOSAAN dan PEMBUNUHAN terhadap warga Republik Indonesia ASAL KETURUNAN TIONGHOA. Suatu kasus kekerasan rasialis anti-tionghoa yang amat biadab dan amat sangat mengerikan! Dengan aparat kekuasaan negeri sebagai DALANGNYA. Dari sejumlah foto-foto (yang amat shokking ) dan presentasi sekitar KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP PEREMPUAN ETNIS TIONGHOA MEI 1998 DI INDONESIA, 1
2 orang mendapat sekadar gambaran betapa biadab dan kejamnya kejahatan yang berlangsung terhadap warga Indonesia turunan etnis Tionghoa ketika itu. Peristiwa yang berlangsung pada bulan Mei 1998 itu, tidak hanya di Jakarta. Tetapi juga di beberapa kota besar lainnya. Saat itu suasana tanah air sedang dilanda prahara arus protes dan tuntutan: Sasaran utama adalah rezim Orde Baru. Tuntutan terfokus: SUHARTO TURUN PANGGUNG!! ADILI SUHARTO!!. Kemarahan dan kebangkitan massa sudah tidak bisa dibendung lagi! Situasi gawat dan krusial inilah yang hendak dibendung dan ditahan oleh Orde Baru. Oleh Presiden Suharto dan kroni-kroni terdekatnya. Resep mujarab penguasa reaksioner Indonesia untuk mengalihkan perhatian, menyelamatkan kekuasaan, serta MENUNJUK KAMBING HITAM, adalah menciptakan huru-hara rasialis, keonaran, kekerasan dan keganasan tertuju pada WARGA KETURUNAN TIONGHOA. Dari sumber informaswi yang bisa mudah diperoleh di media internet: Banyak analis berpendapat, perancang kerusuhan tsb erat hubungannya dengan pertarungan internal para elit politik Indonesia, terutama presiden Indonesia saat itu, Soeharto, berusaha mengalihkan tekanan krisis moneter dan meringankan tekanan dari dalam negeri, melalui upaya memecah belah kaum muslim tradisional dengan non-tradisional, kaum muslim dengan kristiani, bahkan orang Tionghoa dengan pribumi. Untuk mencapai tujuan mengikis kekuatan oposisi, maka melalui lembaga intel militer dengan sengaja merancang, menghasut serta mengendalikan pertentangan SARA (suku, agama, ras, antar-golongan). Kerusuhan bersamaan yang terjadi di berbagai daerah jelas, terancang dan terorganisir. Pada saat kerusuhan terjadi selama 30 jam, polisi dan tentara menghilang di sejumlah daerah, bahkan terjadi penarikan polisi dan pasukan militer beberapa jam sebelum kerusuhan terjadi..... Untuk sekadar menyegarkan ingatan, dikutip di bawah ini beberapa tulisan, a.l yang berjudul Apa Yang Terjadi Pada Mei 1998 Serta Tanggapan Dunia? Dikirim oleh 2
3 Michael Steven di situs INFO TIONGHOA. Pada tanggal 13 Mei hingga 15 Mei 1998, di Jakarta dan beberapa kota lain di Indonesia terjadi kerusuhan anti Tionghoa yang menggemparkan seluruh dunia, penduduk etnik Tionghoa mengalami penganiayaan dan pembunuhan, wanita Tionghoa diperkosa secara massal, perusahaan dan rumah penduduk Tionghoa dijarah dan dibakar. Pada Mei 1998 di Indonesia terjadi kerusuhan rasialis anti-tionghoa yang menggemparkan dunia, yang kemudian disebut Kerusuhan Kelam Mei. Atas tekanan kuat opini dunia, pemerintah Indonesia pada 3 November 1998 mengumumkan laporan penyelidikan lembaga penyelidikan resmi Tim Gabungan Pencari Fakta, sebanyak penduduk Tionghoa tewas, 24 luka-luka, 85 perempuan diperkosa, diperkosa bergilir atau mengalami pelecehan seksual. Pemerintah dan rakyat berbagai negara dunia beramai-ramai telah melakukan protes serta mengutuk keras kepada pemerintah Indonesia kala itu.... Sebuah laporan dari Organisasi HAM dan Bantuan Untuk Perempuan, secara terperinci telah melaporkan kejadian kerusuhan di Indonesia serta menyampaikan kecaman keras terhadap kejadian tersebut, sehingga tersebar luas dan menimbulkan badai di seluruh dunia Laporan membuktikan, kerusuhan Mei benar-benar adalah kerusuhan yang terorganirsir dan terencana secara rapi, pada masa kerusuhan dan pasca kerusuhan dengan sasaran penyerangan utama adalah orang Tionghoa, jelas-jelas telah terjadi peristiwa perkosaan secara massal terhadap para perempuan Tionghoa yang mengejutkan itu. Laporan menunjukkan, pada masa kerusuhan Mei, di Jakarta telah terjadi kasus 52 perempuan diperkosa, 14 perempuan diperkosa dan dianiaya, 10 perempuan mengalami serangan seksual dan penganiayaan, 9 perempuan mengalami pelecehan seksual; kasus pemerkosaan hampir bersamaan terjadi di daerah yang berlainan, lagi pula sebagian besar adalah kasus perkosaan massal, dan hampir semua penderita adalah keturunan Tionghoa Dalam peringatan 10 tahun Kerusuhan Mei pada 15 Mei 2008, Komite Hak Asasi Perempuan Indonesia dalam laporannya menyebutkan, sejumlah besar perempuan etnis Tionghoa di dalam kerusuhan Mei 1998 telah mengalami kekerasan adalah realita yang tak terbantahkan. Ia mengatakan, sebagian besar korban diperkosa massal, bahkan 3
4 ada yang mengalami perusakan anggota vital seksual, selain itu terdapat pula banyak sekali pelecehan seksual dan angka korban jauh melebihi 85 kasus yang dilaporkan oleh tim gabungan pencari fakta. Catatan tim gabungan pencari fakta dalam keterangan yang disampaikan Gubernur DKI dan Panglima Kodam DKI saat itu mengenai peristiwa kerusuhan Mei, Gubernur mengakui kerusuhan dilakukan secara terorganisir dan ada yang menghasut; sedangkan mantan panglima kodam DKI mengakui sejumlah perusuh datang dari luar Jakarta, namun catatan keterangan tersebut belakangan dihilangkan. Kerusuhan anti Tionghoa Mei 1998 di Indonesia telah berlalu 14 tahun lamanya. Hingga saat ini, para perusuh masih belum mendapat hukuman yang setimpal, juga tidak terdapat laporan penyelidikan yang menyeluruh dan terpercaya dari pihak pemerintah yang mengungkap seluruh fakta peristiwa kejadian Pada tanggal 21 Mei 2013, tertulis di Kolom IBRAHIM ISA, a.l. Sbb: Salah satu gejala yang menjadi perhatian peneliti dan fokus pembicaraan serta perdebatan di masyarakat, adalah sekitar terjadinya peristiwa *"kerusuhan Mei 1998"*, yang bernuansa rasis anti-etnik-tionghoa. Peristiwa kekerasan itu telah menelan korban lebih 1000 jiwa manusia. Pelbagai analisis dan tafsiran diajukan melalui penulisan maupun diskusi-diskusi yang diselenggarakan oleh pelbagai stasiun TV dan Radio Cukup menarik "analisis" yang dikemukakan oleh*fadli Zon*, Wakil Ketua GERINDRA. Ia berpendapat bahwa *yang menjadi penyebab "kerusuhan Mei 1998"*, *ialah faktor luar*. Kita jangan hanya "inward looking". Harus "outward looking", kata Fadli di sebuah diskusi TV dimana hadir Komisioner KomnasHAM Zamrotin, dan Ester Jusuf dari *Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF)* sekitar Peristiwa Kerusuhan Mei Penyebab utama "kerusuhan Mei 1998", menurut Fadli Zon, adalah suatu badan internasional --- International Monetary Fund", IMF. IMF adalah pemberi 4
5 "kredit" utama Barat/AS kepada pemerintahan Suharto. Dikatakan Fadli, itu adalah cara IMF dimana-mana, khususnya didunia ketiga. Yaitu menciptakan syarat untuk digantikannya suatu rezim yang tidak lagi disokongnya. Sedangkan menurut Ester Jusuf dari TGPF, jelas adanya kekuatan (militer) yang terlibat, paling tidak "membiarkan" terjadinya kerusuhan Mei tsb. Demikian juga laporan KomnasHAM mengenai kerusuhan Mei 1998, mengindikasikan terlibatnya aparat, serta menunjuk pada tanggung jawab aparat dalam peristiwa kerusuhan tsb. Fadli Zon berusaha menjelaskan bahwa laporan yang dikemukakan TGPF dan KomnasHAM adalah dugaan dan tafsiran belaka, tanpa bukti. Namun, Estter Jusuf maupun Zamrotin menandaskan bahwa laporan-laporan mereka bersumber pada penelitian lapangan, saksi dan bukti-bukti. Tampak sekali usaha Fadli Zon, mmengalihkan perhatian dari fihak yang terlibat dan bertanggung jawab sekitar Kerusuhan Mei Yaitu fihak aparat keamanan negara. Fadli Zon menuding FAKTOR LUAR, IMF. Sehingga bisa disimpulkan bahwa Fadli Zon yang menjabat Wakil Ketua Garindra itu, berusaha membela Prabowo Subianto, yang ketika terjadinya peristisa kerusuhan Mei 1998, menjabat sebagai Panglima Kostrad..... TGPF tiba pada kesimpulan bahwa, --- kekerasan yang terjadi itu, merupakan "usaha menciptakan situsai kritis sehingga memerlukan dibentuknya kekuasaan in-skonstitusinil untuk menguasai situasi. *Dalam bahasa sehari-hari: menciptakan situasi untuk melakukan KUDETA.* Menurut TGPF, Jendral Prabowo Subianto adalah tokoh kunci dalam keterlibatan tentara dengan kerusuhan Jakarta itu. Ester Jusuf menekankan bahwa terjadinya kerusuhan adalah pada waktu yang hampir bersamaan di Medan, Jakarta, Bandung, Makasar, Jogya, dll -- hal mana tidak mungkin bila tidak ada pengaturan menurut rencana yang sudah ditetapkan. Fadli Zon dengan keras membantah tuduhan tsb. Dinyatakannya laporan TPGF itu adalah fitnah terhadap Prabowo Subianto. 5
6 Yang parah ialah bahwa pemerintah yang sekarang ini, samasekali tidak menunjukkan "political will" dan tindakan apapun untuk menangani kasus Kerusuhan Mei 1998, menghukum yang bertanggung-jawab, dan para pelakunya serta mememberikan keadilan kepada para korban. Seperti dinyatakan oleh Komisioner KomnasHAM, Zamrotin, dalam diskusi tsb: -- Pada tahun 2004 KomnasHAM mengajukan pertanyaan kepada Kejaksaan Agung sekitar kerusuhan Mei 1998, tapi tidak menerima tanggapan. Apa yang terjadi pada kerusuhan Mei 1998, jelas menuruti suatu pola tertentu. Yaitu *KEKERASAN*. Yang disutradarai oleh aparat keamanan. Pola ini persis sama dengan apa yang terjadi menjelang berdirinya Orde Baru. Pola kekerasan mencirii Peristiwa Pelanggaran HAM berat yang paling luas dalam sejarah Republik Indonesia. Yaitu Peristiwa Pembantaian Masal 1965/66. Sikap pemerintah dewasa ini terhadap Kerusuhan Mei 1998, dan terhadap Peristiwa Pembantaian Masal 1965 dengan keterlibatan aparat keamanan negeri, adalah...*b u ng k a m!* "Let bygones be bygones".... "Mari bersama melihat kedepan"..... kata mereka-mereka itu. Bukankah sikap seperti itu merupakan usaha *UNTUK MELUPAKAN SEJARAH?* Menanggapi sikap tidak bertanggung-jawab pemerintah ini seorang penulis, AYANG UTRIZA NWAY, mahasiswa S-2 sejarah "Ecole des Hautes Etudes en Sciences Sociales" (EHESS) Paris, tergugah dan menulis a.l : Kini, pemerintahan yang baru ini, apakah punya niat baik untuk merehabilitasi para korban PKI dan membuat tim pencari fakta korban pembantaian 65-66? Kita tidak tahu. Kita hanya bisa mengharap bahwa tragedi besar kemanusian ini segera diselesaikan. Kita hanya tak ingin negara ini berdiri di atas piramida korban kemanusiaan. Paling tidak, studi dan penelitian tentang korban pembantaian "65-66" harus terus dilakukan agar semakin jelas sejarah kelabu bangsa ini. 6
7 Pertanyaan serupa harus ditanyakan kepada pemerintah sekarang ini mngenai kasus Kerusuhan Mei 1998: Dan dengan tegas dan keras kita nyatakan: *Kita tidak ingin negara ini ini berdiri di atas piramida korban kemanusiaan.* What Next....?* Jawaban tegas dan adil sudah diberikan, oleh salah seorang dari generasi muda: Paling tidak, studi dan penelitian tentang korban pembantaian harus terus dilakukan agar semakin jelas sejarah kelabu bangsa ini.* 7
Habibi Serahkan Dokumen Tragedi 98
Habibi Serahkan Dokumen Tragedi 98 Bakal Ada yang Kejang2 Jelang Pilpres 2019 Friday, May 12, 2017 https://www.detikmetro.com/2017/05/habibi-serahkan-dokumen-tragedi-98.html DETIK METRO - Presiden ke-3
Lebih terperinciPENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-3
PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-3 Pelanggaran HAM Menurut Undang-Undang No.39 tahun 1999 pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang
Lebih terperinciTragedi Mei 1998 dan Lahirnya Komnas Perempuan
Tragedi Mei 1998 dan Lahirnya Komnas Perempuan http://media.kompasiana.com/buku/2014/05/10/perkosaan-massal-di-kerusuhan-mei-1998-itu-memang-ada-tinjauan-buku-652239.html Buku dan foto koleksi penulis
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan pembahasan, dapat ditarik simpulan sebagai berikut: 1. Setting Sosial Tahun 1998, di Indonesia banyak terjadi demonstrasi hingga berujung pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kita hidup ditengah derasnya perkembangan sistem komunikasi. Media massa adalah media atau sarana penyebaran informasi secara massa dan dapat diakses oleh masyarakat
Lebih terperinciBuku «Memecah pembisuan» Tentang Peristiwa G30S tahun 1965
Buku «Memecah pembisuan» Tentang Peristiwa G30S tahun 1965 Tulisan ini bukanlah resensi buku. Melainkan seruan atau anjuran kepada orang-orang yang mempunyai hati nurani dan berperkemanusiaan, atau yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada masa pemerintahan Orde Baru, keberadaan etnis Tionghoa merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada masa pemerintahan Orde Baru, keberadaan etnis Tionghoa merupakan masalah yang krusial dalam tatanan pemerintahan Soeharto. Masalah tersebut begitu kompleks
Lebih terperinciKeterlibatan Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris. dalam Genosida 65
Keterlibatan Pemerintah Amerika Serikat dan Inggris dalam Genosida 65 Majalah Bhinneka April 2, 2016 http://bhinnekanusantara.org/keterlibatan-pemerintah-amerika-serikat-dan-inggris-dalam-genosida-65/
Lebih terperinciKenapa Isu PKI Muncul
Kenapa Isu PKI Muncul ketika Pemerintah sedang Mengebut Pembangunan dan Penegakan Hukum? https://seword.com/politik/kenapa-isu-pki-muncul-ketika-pemerintah-sedang-mengebut-pembangunan-dan-penegakan-hukum/
Lebih terperinciBACAAN UNTUK HARI " SEBELAS MARET" HARI "SUPERSEMAR"
Kolom IBRAHIM ISA Rabu Sore, 11 Maret 2015 ---------------------- BACAAN UNTUK HARI " SEBELAS MARET" HARI "SUPERSEMAR" SUPERSEMAR Di Satu Tangan, B E D I L Di Tangan Satunya KUDETA Paling CANGGIH, Paling
Lebih terperinciNegara Jangan Cuci Tangan
Negara Jangan Cuci Tangan Ariel Heryanto, CNN Indonesia http://www.cnnindonesia.com/nasional/20160426085258-21-126499/negara-jangan-cuci-tangan/ Selasa, 26/04/2016 08:53 WIB Ilustrasi. (CNN Indonesia)
Lebih terperinciBuku Letjen (Pur) Sintong Panjaitan yang membikin heboh
Buku Letjen (Pur) Sintong Panjaitan yang membikin heboh Diterbitkannya buku Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando tentang berbagai pengalaman Letjen (Pur) Sintong Panjaitan,yang diluncurkan 11 Maret
Lebih terperinciCari Kuburan Massal untuk Pelurusan Sejarah
Cari Kuburan Massal untuk Pelurusan Sejarah Selasa, 26 April 2016 01:43 http://www.beritametro.co.id/feature/cari-kuburan-massal-untuk-pelurusan-sejarah Aktivis HAM menemukan kuburan massal yang diduga
Lebih terperinciKaum Muslim Myanmar merupakan 4 persen total populasi 60 juta, menurut sensus pemerintah.
Biksu Buddha Saydaw Wirathu, yang dikenal sebagai bin Laden dari Myanmar, telah menyerukan untuk memboikot secara nasional bisnis kaum Muslim di Myanmar Belum kering air mata warga Rohingya yang dianiaya
Lebih terperinciIni Pantauan CIA Saat Kejadian G30S/PKI
Selasa 26 September 2017, 15:58 WIB CIA Pantau PKI Momen Krusial! Ini Pantauan CIA Saat Kejadian G30S/PKI Fitraya Ramadhanny detiknews https://news.detik.com/berita/d-3658975/momen-krusial-ini-pantauan-cia-saat-kejadian-g30spki
Lebih terperinci*BUNG KARNO PENYAMBUNG LIDAH RAKYAT INDONESIA CINDY ADAMS* *<EDISI ASLI: SUKARNO AN AUTOBIOGRAPHY, AS TOLD TO CINDY ADAMS>*
*Kolom IBRAHIM ISA* *Minggu, 28 Agustus, 2011* *------------------------------* *BUNG KARNO PENYAMBUNG LIDAH RAKYAT INDONESIA CINDY ADAMS* **
Lebih terperinciAKAR DAN DALANG PEMBANTAIAN MANUSIA TAK BERDOSA. dan PENGGULINGAN BUNG KARNO
Kolom IBRAHIM ISA Minggu, 15 Desember 2013 ----------------------- Menyambut Hangat Karya Penting SUAR SUROSO: AKAR DAN DALANG PEMBANTAIAN MANUSIA TAK BERDOSA dan PENGGULINGAN BUNG KARNO Senin, 16 Desember
Lebih terperinciTanggung Jawab Komando Dalam Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia Oleh : Abdul Hakim G Nusantara
Tanggung Jawab Komando Dalam Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia Oleh : Abdul Hakim G Nusantara Impunitas yaitu membiarkan para pemimpin politik dan militer yang diduga terlibat dalam kasus pelanggaran
Lebih terperinci* * * II. Angan-angan Jendral Pangkostrad Mau KEMBALI * * *
Kolom IBRAHIM ISA Rabu, 06 November 2013 --------------------- I. Buku Baru Prof Salim Said.... II. Angan-angan Jendral Pangkostrad Mau KEMBALI Ke DWIFUNGSI-ABRI I. Senin 04 November 2013 y.l, ketika membuka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hampir bersamaan muncul gerakan-gerakan pendaulatan dimana targetnya tak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Periode 1945-1949 merupakan tahun-tahun ujian bagi kehidupan masyarakat Indonesia, karena selalu diwarnai dengan gejolak dan konflik sebagai usaha untuk merebut dan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP 1. Kesimpulan
BAB V PENUTUP 1. Kesimpulan Film Senyap mengungkapkan bahwa komunis merupakan korban pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang terjadi saat peristiwa pemberantasan komunis 1965 yang dampaknya masih terasa
Lebih terperinciBAB V. Kesimpulan. dari revolusi di kerdua Negara tersebut. Bahkan di Mesir media sosial
BAB V Kesimpulan Berdasarkan tulisan diatas, dapat diambil argumen bahwa Media memiliki peranan yang sangat penting dalam isu politik dan hubungan internasional. Di kawasan Mesir dan Suriah bisa dikatakan
Lebih terperinciKorban Perkosaan Capai 168 Orang
Banjarmasin Post 14 Juli 1998 http://www.indomedia.com/bpost/9807/14/depan/depan6.htm Laporan Resmi Tim Relawan: Korban Perkosaan Capai 168 Orang JAKARTA - Setelah melakukan investigasi intensif sejak
Lebih terperinciDokumentasi Peristiwa Reformasi 1998
AJI INDONESIA Foto: DR/Rully Kesuma Dokumentasi Peristiwa Reformasi 1998 Dokumentasi Peristiwa Reformasi 1998 Dokumentasi Peristiwa Reformasi 1998 Foto jurnalistik karya Rully Kesuma saat bekerja untuk
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi yang berjudul Peristiwa Mangkok Merah (Konflik Dayak Dengan Etnis Tionghoa Di Kalimantan Barat Pada Tahun 1967), berisi mengenai simpulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perang atau konflik bersenjata merupakan salah satu bentuk peristiwa yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perang atau konflik bersenjata merupakan salah satu bentuk peristiwa yang hampir sama tuanya dengan peradaban kehidupan manusia. Perang merupakan suatu keadaan dimana
Lebih terperinciKASUS ETIKA PROFESI KASUS ANGELINE. Pembunuhan Berencana Angeline
KASUS ETIKA PROFESI KASUS ANGELINE Pembunuhan Berencana Angeline A. IDENTIFIKASI ISU 1. ISU FAKTUAL - APA YANG TERJADI? Pembunuhan berencana Angeline yang dilakukan oleh ibu angkat dan pembantunya. - DIMANA
Lebih terperinciRANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN
RANCANGAN LAPORAN SINGKAT RAPAT PANJA KOMISI III DPR-RI DENGAN KEPALA BADAN PEMBINAAN HUKUM NASIONAL (BPHN) DALAM RANGKA PEMBAHASAN DIM RUU TENTANG KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA ---------------------------------------------------
Lebih terperinciSurat-Surat Buat Dewi
Surat-Surat Buat Dewi Di bawah ini kami turunkan surat-surat Presiden Soekarno, yang ditulis dan dikirim kepada istrinya, Ratna Sari Dewi, selama hari-hari pertama bulan Oktober 1965. Surat-surat ini berhasil
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS FIQH SIYASAH TERHADAP PENANGANAN PELANGGARAN BERAT HAM
73 BAB IV ANALISIS FIQH SIYASAH TERHADAP PENANGANAN PELANGGARAN BERAT HAM A. Analisis Penanganan Pelanggaran Berat HAM menurut Undang- Undang Nomor 26 Tahun 2000 Sebagaimana telah disinggung pada pembahasan
Lebih terperinciAPA SEBAB JENDRAL SUHARTO TIDAK PUNYA SYARAT UNTUK DIBENUM -- JADI PAHLAWAN NASIONAL * * *
Kolom IBRAHIM ISA Selasa Sore, 30 Juni 2015 ---------------------- APA SEBAB JENDRAL SUHARTO TIDAK PUNYA SYARAT UNTUK DIBENUM -- JADI PAHLAWAN NASIONAL Entah disebabkan mimpi buruk (nightmare) apa Dua
Lebih terperinciKASUS PELANGGARAN HAM BERAT 1965*
MASALAH IMPUNITAS DAN KASUS PELANGGARAN HAM BERAT 1965* Oleh MD Kartaprawira Bahwasanya Indonesia adalah Negara Hukum, dengan jelas tercantum dalam Pasal 1 ayat 3 UUD 1945. Siapa pun tidak bisa mengingkari.
Lebih terperinciIndonesia Lakukan Genosida
Putusan Pengadilan Rakyat 1965: Indonesia Lakukan Genosida Yuliawati, Trifitri Muhammaditta & Prima Gumilang, CNN Indonesia Rabu, 20/07/2016 14:17 WIB http://www.cnnindonesia.com/nasional/20160720141601-12-145854/putusan-pengadilan-rakyat-1965-indonesia-lakukan-genosida/
Lebih terperinciPENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001
PENGARUH AIPAC TERHADAP KEBIJAKAN AMERIKA SERIKAT PASCA PERISTIWA 11 SEPTEMBER 2001 Oleh: Muh. Miftachun Niam (08430008) Natashia Cecillia Angelina (09430028) ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU
Lebih terperinciPENDAPAT HUKUM ( DISSENTING OPINION )
PENDAPAT HUKUM ( DISSENTING OPINION ) I. Pendahuluan 1. Mengingat sidang permusyawaratan Majelis Hakim tidak dapat dicapai mufakat bulat sebagaimana diatur di dalam pasal 19 ayat ( 5 ) Undang-Undang Nomor
Lebih terperinciKEJAHATAN SEKSUAL Lindungi Hak Korban. Masruchah Komnas Perempuan 11 Januari 2012
KEJAHATAN SEKSUAL Lindungi Hak Korban Masruchah Komnas Perempuan 11 Januari 2012 KOMNAS PEREMPUAN Mei 1998 : kerusuhan dibeberapa kota besar, dengan berbagai bentuk kekerasan Kekerasan seksual menjadi
Lebih terperinci10 Kasus yang Belum Terselesaikan 67 Tahun Indonesia, Melawan Lupa
http://id.berita.yahoo.com/10-kasus-yang-belum-terselesaikan.html 10 Kasus yang Belum Terselesaikan 67 Tahun Indonesia, Melawan Lupa Oleh Vista Yahoo! News Rab, 15 Agu 2012 Sebentar lagi Hari Raya Idul
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Penerapan konsep noodweer exces dalam kasus penganiayaan atas dasar
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Bahwa berdasarkan analisis yang diuraikan sebelumnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Penerapan konsep noodweer exces dalam kasus penganiayaan atas dasar pembelaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang kerap digunakan dalam konteks politik di Indonesia. Aksi saling serang antar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar golongan) merupakan isu publik yang kerap digunakan dalam konteks politik di Indonesia. Aksi saling serang antar politisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di berbagai media massa baik elektronik maupun cetak semua menyajikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi membuat informasi mudah di akses dengan cepat tanpa harus menunggu lama. Hal tersebut yang membuat internet menjadi pilihan banyak masyarakat dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa (Effendy, 2003: 407).
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dahulu, peneliti-peneliti komunikasi massa telah menyadari betapa kuatnya peran media komunikasi dalam membentuk pikiran masyarakat. Media komunikasi memiliki
Lebih terperinciKekerasan Seksual oleh Media dari Sudut Pandang Penyintas
Kekerasan Seksual oleh Media dari Sudut Pandang Penyintas I. Testimoni II. Kekerasan Seksual III. Meliput & Menayangkan Tentang Penyintas I. Testimoni Peristiwa 5 tahun, 8 tahun & 24 tahun Beda korban
Lebih terperinciBAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA
BAB III PROBLEMATIKA KEMANUSIAAN DI PALESTINA Pada bab ini penulis akan bercerita tentang bagaimana sejarah konflik antara Palestina dan Israel dan dampak yang terjadi pada warga Palestina akibat dari
Lebih terperinciPelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat adalah pelanggaran sebagaimana dimaksud
15 Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat adalah pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini. Adapun jenis-jenis pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berat, sebagai berikut: 1. Kejahatan Genosida
Lebih terperinciGus Dur minta ma'af atas pembunuhan tahun 1965/66
Gus Dur minta ma'af atas pembunuhan tahun 1965/66 (Oleh : A. Umar Said ) Renungan tentang HAM dan demokrasi di Indonesia (pamflet, gaya bebas berfikir) Agaknya, bagi banyak orang, pernyataan Gus Dur dalam
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA I. UMUM Bahwa hak asasi manusia yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945, Deklarasi Universal
Lebih terperinciPerspektif Hukum Internasional atas Tragedi Kemanusiaan Etnis Rohingya Hikmahanto Juwana
Perspektif Hukum Internasional atas Tragedi Kemanusiaan Etnis Rohingya Hikmahanto Juwana Guru Besar Hukum Internasional Fakultas Hukum UI 1 Cycle of Violence Tragedi kemanusiaan atas etnis Rohingnya berulang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan tersebar di berbagai pulau. Setiap pulau memiliki ciri khas dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan dengan jumlah penduduk yang banyak dan tersebar di berbagai pulau. Setiap pulau memiliki ciri khas dan keanekaragaman masing-masing,
Lebih terperinci*PEMUTARAN PERDANA THE ACT OF KILLING Di LONDON *
*Kolom IBRAHIM ISA Sabtu, 16 Maret 2013 -----------------------------* *PEMUTARAN PERDANA THE ACT OF KILLING Di LONDON * Maret 2013, adalah peiode yang sarat dengan acara sekitar *Peristiwa 1965*. Reaksi
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa hak asasi manusia merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang dirinya sendiri. Semua usaha yang tidak menentu untuk mencari identitas-identitas
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Revolusi yang menjadi alat tercapainya kemerdekaan bukan hanya merupakan kisah sentral dalam sejarah Indonesia, melainkan unsur yang kuat dalam persepsi bangsa Indonesia
Lebih terperinciJokowi, Antara Hantu Komunisme dan Vonis Si 'Nemo' Ahok
Jokowi, Antara Hantu Komunisme dan Vonis Si 'Nemo' Ahok Anugerah Perkasa, CNN Indonesia Rabu, 10/05/2017 10:25 WIB Di balik aksi anti-ahok, tersirat keinginan menumpas komunisme, yang mendapatkan ruang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. julukan The Punisher atas janji-janjinya untuk menangkap seluruh Bandar dan
BAB V KESIMPULAN Banyak hal terjadi saat Filipina menempatkan seorang pria mantan walikota kota Davao menjadi Presiden Filipina pertama yang berasal dari Mindanao. Rodrigo Roa Duterte melahirkan banyak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia memiliki martabat yang berbeda beda dengan manusia yang lainnya karena Tuhan menciptakan manusia dengan sikap,perilaku dan fisik yang berbeda. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu gejala positif yang seharusnya dilakukan oleh para sastrawan,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu gejala positif yang seharusnya dilakukan oleh para sastrawan, penikmat sastra ataupun masyarakat Indonesia secara umum, adalah membaca, mempelajari, bahkan menulis
Lebih terperincipengalaman putra 'tokoh integrasi' Tionghoa Indonesia pada 1965
'Dicina-cinakan' di jalan: pengalaman putra 'tokoh integrasi' Tionghoa Indonesia pada 1965 Endang NurdinBBC Indonesia 27 Oktober 2017 http://www.bbc.com/indonesia/dunia-41738253?ocid=wsindonesia.chat-apps.in-app-msg.whatsapp.trial.link1_.auin
Lebih terperinciDefinisi dan Jenis Bencana
Definisi dan Jenis Bencana Definisi Bencana Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana menyebutkan definisi bencana sebagai berikut: Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa
Lebih terperinciLaporan akhir IPT, 8 Juni, 2016
Laporan akhir IPT, 8 Juni, 2016 DAFTAR ISI Catatan editorial Ucapan terima kasih Daftar istilah dan singkatan A SIDANG IPT A1 PENGANTAR IPT A2 KATA PEMBUKAAN PANEL HAKIM, 10 NOVEMBER 2015 A3 KATA PENUTUP
Lebih terperinciKEKERASAN MASSA. Oleh : Chery Aditya Romiko Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Purwokerto ABSTRAK
KEKERASAN MASSA Oleh : Chery Aditya Romiko Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Purwokerto ABSTRAK Kekerasan terjadi pada mereka yang mudah terprovokasi, frustasi atau menderita stres
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Etnis Tionghoa merupakan suku yang berasal dari dataran Tiongkok yang merantau dan mengadu nasib di Indonesia. Mereka bukan seperti suku lainnya di Indonesia yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut UU No 39/1999, HAM adalah seperangkat hak yang melekat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut UU No 39/1999, HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah- Nya yang wajib dihormati,
Lebih terperinciSeolah umat Islam itu jahat dan tidak ada baiknya sedikit pun terhadap mereka. Ini tidak fair.
Seolah umat Islam itu jahat dan tidak ada baiknya sedikit pun terhadap mereka. Ini tidak fair. Nama Gereja Kristen Indonesia (GKI) Taman Yasmin tiba-tiba mencuat ke permukaan. Seolah-alah ada masalah besar
Lebih terperinciSebuah Upaya Meluruskan Sejarah
Resensi buku Talangsari 1989, Kesaksian Korban Pelanggaran HAM Peristiwa Lampung (Dimuat di harian Lampung Post, Sabtu 28 April 2007) Sebuah Upaya Meluruskan Sejarah Judul buku : Talangsari 1989, Kesaksian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak adil, dan tidak dapat dibenarkan, yang disertai dengan emosi yang hebat atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Mendengar kata kekerasan, saat ini telah menjadi sesuatu hal yang diresahkan oleh siapapun. Menurut Black (1951) kekerasan adalah pemakaian kekuatan yang
Lebih terperinciMeninjau Kembali Pembantaian 50 Tahun Lalu
Wawancara dengan Soe Tjen: Meninjau Kembali Pembantaian 50 Tahun Lalu Tak ada yang memberitahu Soe Tjen tentang nasib ayahnya dan genosida anti-komunis. Sampai ia mendengar kisah itu dari ibunya, setelah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumardja dan Saini (1988: 3) menjabarkan bahwa sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, dan keyakinan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sejak diumumkannya Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia Universal Declaration of
I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Sejak diumumkannya Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia Universal Declaration of Human Rights pada tahun 1948 telah terjadi perubahan arus global di dunia internasional
Lebih terperinciKAJIAN TERMINOLOGI TERHADAP PEMBERITAAN PERANG GAZA: TINJAUAN SEMANTIK SKRIPSI. Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
KAJIAN TERMINOLOGI TERHADAP PEMBERITAAN PERANG GAZA: TINJAUAN SEMANTIK SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S-I Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain. Dalam kegiatan saling
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna karena manusia dianugrahkan akal, pikiran dan perasaan. Manusia juga merupakan makhluk sosial yang tidak dapat
Lebih terperinciG30S dan Kejahatan Negara
Telah terbit Buku: G30S dan Kejahatan Negara Catatan Penyunting Pada tanggal 1 Oktober 1965, sekitar pukul 7 pagi, saya bermain catur dengan ayah saya, Siauw Giok Tjhan di beranda depan rumah. Sebuah kebiasaan
Lebih terperinciJl. Lembang Terusan No. D57, Menteng Jakarta Pusat, 10310, Indonesia Telp. (021) , Fax (021) Website:
WARISAN POLITIK SOEHARTO Jl. Lembang Terusan No. D57, Menteng Jakarta Pusat, 10310, Indonesia Telp. (021) 391-9582, Fax (021) 391-9528 Website: www.lsi.or.id, Email: info@lsi.or.id Latar belakang Cukup
Lebih terperinciDefinisi dan Jenis Bencana
Definisi dan Jenis Bencana Definisi Bencana Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan Bencana menyebutkan definisi bencana sebagai berikut: Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Menimbang : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa hak asasi manusia merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkuasa selama 32 tahun penuh dengan kejayaan pembangunan kemudian jatuh
BAB I PENDAHULUAN I.1.Latar Belakang Masalah Sejarah akan selalu jadi kenangan bagi hidup manusia. Sejarah tidak selalu datang dengan penuh keramahan, tetapi juga datang dengan cara tidak terduga, dengan
Lebih terperinciKebencian pada Keturunan PKI Belum Hilang, Negara Harus Minta Maaf
Komunitas Merah Putih: Kebencian pada Keturunan PKI Belum Hilang, Selasa, 11 Agustus 2015 16:30 Negara Harus Minta Maaf http://sp.beritasatu.com/home/kebencian-pada-keturunan-pki-belum-hilang-negara-harus-minta-maaf/93433
Lebih terperinciSURAT EDARAN Nomor: SE/ 06 / X /2015. tentang PENANGANAN UJARAN KEBENCIAN (HATE SPEECH)
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA MARKAS BESAR SURAT EDARAN Nomor: SE/ 06 / X /2015 tentang PENANGANAN UJARAN KEBENCIAN (HATE SPEECH) 1; Rujukan: a; Kitab Undang-Undang Hukum Pidana; b; Undang-Undang
Lebih terperinciUndang-Undang Republik Indonesia. Nomor 26 Tahun Tentang. Pengadilan Hak Asasi Manusia BAB I KETENTUAN UMUM
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan : 1. Hak Asasi Manusia adalah seperangkat
Lebih terperinciVonis Ahok, kampanye anti-cina, dan trauma 98
11 May 2017 Vonis Ahok, kampanye anti-cina, dan trauma 98 http://www.bbc.com/indonesia/indonesia-39871159 Hak atas fotoafp/bay ISMOYOImage captionseorang warga Indonesia etnis Cina menyatakan simpatinya
Lebih terperinciNo ekonomi. Akhir-akhir ini di Indonesia sering muncul konflik antar ras dan etnis yang diikuti dengan pelecehan, perusakan, pembakaran, perkel
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 4919 DISKRIMINASI.Ras dan Etnis. Penghapusan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 170) PENJELASAN A T A S UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciKAUM EKSIL INDONESIA MEMPERTAHANKAN PERJUANGAN DEMI REFORMASI, DEMOKRASI DAN HAM DI INDONESIA
Kolom IBRAHIM ISA Minggu, 09 Maret 2014 -------------------- KAUM EKSIL INDONESIA MEMPERTAHANKAN PERJUANGAN DEMI REFORMASI, DEMOKRASI DAN HAM DI INDONESIA Tulisan penulis Singapura, May Swan, disiarkan
Lebih terperinciPengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, di Kantor Presiden, tanggal 1 April 2014 Selasa, 01 April 2014
Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, di Kantor Presiden, tanggal 1 April 2014 Selasa, 01 April 2014 PENGANTAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA SIDANG KABINET PARIPURNA DI KANTOR PRESIDEN,
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa hak asasi manusia merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat dibagi dalam 4 daerah, yaitu Gayo Laut yang mendiami sekitar danau Laut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suku Bangsa Gayo menurut daerah kediaman dan tempat tinggalnya dapat dibagi dalam 4 daerah, yaitu Gayo Laut yang mendiami sekitar danau Laut Tawar, Gayo Linge yang
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAK ASASI MANUSIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa hak asasi manusia merupakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Permasalahan
BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Permasalahan Penulisan skripsi ini bermula dari ketertarikan penulis dengan konsep mitologi Roland Barthes. Ia menggunakannya sebagai alat untuk mengkritik ideologi
Lebih terperinciNOTA PEMBELAAN. BASUKI TJAHAJA PURNAMA TERHADAP TUNTUTAN PENUNTUT UMUM DALAM PERKARA PIDANA No. 1537/Pid.B/2016/PN.JKT.UTR
NOTA PEMBELAAN BASUKI TJAHAJA PURNAMA TERHADAP TUNTUTAN PENUNTUT UMUM DALAM PERKARA PIDANA No. 1537/Pid.B/2016/PN.JKT.UTR TETAP MELAYANI WALAU DI FITNAH Bapak Ketua Majelis Hakim, dan Anggota Yang saya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan pelaksanaan HAM lebih banyak dijadikan objek power game diantara blokblok
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Promosi dan proteksi Hak Asasi Manusia (HAM) boleh dikatakan telah menjadi agenda internasional. Jika sebelumnya, selama lebih dari 40 tahun, ide dan pelaksanaan HAM
Lebih terperinciSilahkan Baca Tragedi PKI Ini
Silahkan Baca Tragedi PKI Ini Nusantarapos,- Apakah Pantas Soeharto Diampuni?, Ada seorang ahli sejarah yang sempat meneliti tentang kejadian yang menimpa bangsa kita di tahun 1965, mengatakan bahwa di
Lebih terperinciBAB III PENYAJIAN DATA KEJAHATAN KEMANUSIAAN DALAM DESKRIPSI UU NO. 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAM
39 BAB III PENYAJIAN DATA KEJAHATAN KEMANUSIAAN DALAM DESKRIPSI UU NO. 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGADILAN HAM A. Deskripsi Undang Undang No. 26 Tahun 2000 1. Ketentuan Umum Ketentuan umum terdapat dalam
Lebih terperinciAdalah Gerakan 1 Oktober ( GESTOK )... dan Keadilan.. Sekitar Peristiwa '65
Kolom IBRAHIM ISA Senin, 30 September 2013 ------------------------------------ -- Gerakan 30 September, G30S Adalah Gerakan 1 Oktober ( GESTOK )... -- Meningkatnya Kesedaran Mengungkap Kebenaran dan Keadilan..
Lebih terperinciIN MEMORIAM DR WIJAYA HERLAMBANG
Ibrahim Isa Minggu. 06 Des 2015 ------------------------ IN MEMORIAM DR WIJAYA HERLAMBANG * * * Mengenang kembali Dr Wijaya Herlambang, seorang tokoh sarjana pejuang HAM, yang meninggal hari ini, --- di
Lebih terperinciBahan Renungan Sekitar G30S, Bung Karno, Suharto dan PKI
Bahan Renungan Sekitar G30S, Bung Karno, Suharto dan PKI Menjelang tanggal 30 September 2011 dalam website http://umarsaid.free.fr/ akan diusahakan penyajian secara berturut-turut tulisan atau artikel
Lebih terperinciTelah terjadi penembakan terhadap delapan TNI dan empat warga oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM). Bagaimana tanggapan Anda terkait hal ini?
Organisasi Papua Merdeka (OPM) terus beraksi dalam beberapa bulan terakhir di Papua. Aparat keamanan dan kepolisian jadi sasaran, termasuk warga sipil. Sudah banyak korban yang tewas karenanya, termasuk
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVlNSl KALIMANTAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG
PERATURAN DAERAH PROVlNSl KALIMANTAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PERISTIWA MANDOR SEBAGAI HARI BERKABUNG DAERAH DAN MAKAM JUANG MANDOR SEBAGAI MONUMEN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dengan tindakan ancaman dan kekerasan. Perkosaan sebagai salah satu bentuk kejahatan yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kejahatan merupakan salah satu fenomena sosial yang selalu ada dan melekat pada setiap kehidupan masyarakat terbebas dari kejahatan. Kejahatan disini dapat dilakukan oleh
Lebih terperinciTuduhan Amnesty Internasional terhadap Sudan terkait penggunaan senjata kimia di Jabal Murrah
Tuduhan Amnesty Internasional terhadap Sudan terkait penggunaan senjata kimia di Jabal Murrah Rabu, 28 September 2016, Taryana Hassan, Direktur Riset Krisis dan Bencana di Lembaga Amnesty Internasional
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berangkat dari hasil penelitian serta pembahasan dalam rumusan masalah penulisan ini.maka dapat disimpulkan. Bahwa; 1. Penyelesaian pelanggaran telah diatur secara
Lebih terperinciAkui Dulu Pembantaian, Baru Minta Maaf
Akui Dulu Pembantaian, Baru Minta Maaf BY WEBMASTER OCTOBER 27, 2015 HTTP://1965TRIBUNAL.ORG/ID/AKUI-DULU-PEMBANTAIAN-BARU-MINTA-MAAF/ Menolak lupa, menjadi saksi (selama hayat di kandung badan). Galeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penderitaan. Manusia diciptakan bersuku suku dan berbangsa bangsa untuk saling
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakekatnya semua manusia mendambakan untuk hidup dalam suasana damai, tenteram, dan sejahtera, bahkan tak satupun makhluk hidup ini yang suka akan penderitaan.
Lebih terperinciKEADILAN UNTUK MASYARAKAT PAPUA
KEADILAN UNTUK MASYARAKAT PAPUA Disusun Oleh : Nama : Rian Eka Putra Nim : 11.11.5130 Dosen : Drs. Tahajudin Sudibyo Kelompok : D Untuk memenuhi salah satu syarat Mata Kuliah Pendidikan Pancasila JURUSAN
Lebih terperinci