IN MEMORIAM DR WIJAYA HERLAMBANG
|
|
- Johan Widjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Ibrahim Isa Minggu. 06 Des IN MEMORIAM DR WIJAYA HERLAMBANG * * * Mengenang kembali Dr Wijaya Herlambang, seorang tokoh sarjana pejuang HAM, yang meninggal hari ini, --- di bawah ini, dimuat bagian dari tulisanku, Juli 2015 y.l -- di mana Dr Baskara Wardaya, membeberkan a.l buku Dr Wijaya Herlambang. Dr. Baskara Wardaya:. a.l DEMOKRATIS KERAKYATAN Salah satu buku Dr Wijaya Herlambang -- adalah yang berjudul Kekerasan Budaya Pasca Buku ini ditulis oleh Dr. Wijaya Herlambang, seorang dosen di Universitas Pancasila, Jakarta, yang sebelumnya menempuh studi di Australia. Buku itu menarik, karena padanya saya bisa berguru mengenai sejarah perkembangn pemikiran dan budaya yang ada di Indonesia, khususnya sejak terjadinya pembantaian massal tahun * * * Jika dilihat sekilas dinamika budaya ekonomi dan politik di Indonesia sejak pembantaian tersebut terkesan bergerak secara alamiah. Seakan semuanya berjalan sebagaimana seharusnya, suatu arus zaman. Bahkan seakan terasa normal juga jika sebagai orang Indonesia, kita itu berpikir bahwa orng-orng yang berorientasi kiri, berorientasi kerakyatan, apalagi komunis itu jahat dan layak dibunuh. Tak kalah alamiahnya adalah bahwa Presiden Sukarno itu gagal memerintah, bahwa Presiden Suharto itu penuh keberhasilan, bahwa pemerintahan Orde Baru lebih hebat daripada pemerintahan Orde yang dijuluki Lama, dan sebagainya. Melalui bukunya, Wijaya Herlambang mengingatkan saya bahwa opini-opini seperti itu tampaknya perlu dikaji ulang. Buku ini menggelitik rasa ingin tahu saya. 1
2 ... Saya membacanya dengan tekun. Isinya sangat menarik dan menurut saya perlu diketahui oleh sebanyak mungkin orng Indonesia, terutama para seniman, aktivis, dan kaum intelektualnya. Dari buku itu, misalnya, saya menjadi tahu bahwa taqk lama setelah berakhirnya Perng Dunia Kedua tahun 1945, Amerika membentuk sebuah organisasi internasional bernama Congress for Cultural Freedom, disingkat (CCF). Tujuannya adalah untuk membentuk (baca memformat) cara berpikir bangsa-bangsa di dunia ini supaya berpikir sedemikian rupa sehingga akan menerima dan mendukung gagasan kapitalisme liberal. Diterimanya gagasan dan sistem ekonomi kapitalisme liberal ini penting bagi Amerika karena, menurut buku ini, akan menjamin superioritas ekonomi Amerika Serikjat. Artinya, AS akan mampu menguasai sumber-sumbr alam milik banyak negara, sekaligus menjadikan negara-negara itu sebagai pasar bagi produknya. Sebagai bagian dari upaya tersebut, AS berusaha menyingkirkan setiap pemikiran yang berhaluan 'kiri'. Yang dimaksudkan dengn kiri disini adalah setiap bentuk pemikiran yang berorientasi kerakyatan dan yang bersikap anti terhadap sistem ekonomi kapitalis yang dikenal sangat eksploitatif itu. Dalam hal ini musuh terbesar bagi AS dengan ideologi kapitalisnya tentu saja adalah komunisme. Oleh karena itu, AS berusaha menghancurkan setiap pemikiran partai politik, dan pemerintahnya yang berhaluan kiri atau komunis. Bagi AS, komunisme harus dilawan, bukan terutama karena apakah orang-orang komunis bertuhan atau tidak, melainkan lebih karena jika dibiarkan, sistem komunis akan menjadi penghalang bagi berkembangnya sistem kapitalis yang tentu saja akan menguntungkan AS dan sekutu-sekutunya. Dalam pelaksanaannya, salah satu cara yang ditempuh oleh CCF adalah membentuk suatu jaringan yang terdiri dari kaum intelektual dan aktivis politik, maupun aktivis budaya supaya memeluk gagasan-gagsan liberalisme Barat. Pada saat yang sama kaum intelektual itu diperdaya supaya membantu menyebarkan komentar-komentar yang sifatnya mendeskreditkan dan memusuhi ide-ide kerakyatan dan komunis. Hal itu dilakukan oleh CCF hampir di setiap negeri yang menjadi targetnya. Salah satu negara yang menjadi target CCF itu tentunya adalah Indonesia. Sejak tahun 1950-an, masih kata buku Wijaya, melalui seorang agen CCF bernama Ivan Kats, agen CCF menggarap sejumlah aktivis Indonesia. Tujuannya adalah supaya para pemikir, aktivis, dan seniman itu membantu menyebarkan gagasan-gagasan yang mendukung kapitalisme sekaligus mendeskreditkan setiap pemikiran yang berciri kerakyatan. CCF 2
3 mendorong paham bahwa yang namanya kemanusiaan dan seni itu bersifat universil, tak hendak memihak siapapun. Gagasan ini kemudian terumus dalam istilah humanisme universil. (Wijaya Herlambang, Kekerasan Budaya Pasca 1965: Bagaimana Orde Baru Melegitimasi Anti-Komunisme melalui Sastra dan Film. Jakarta: Marjin Kiri, hlm 8-9.) Pada satu sisi gagasan demikian terdengar bagus dan mulya. Pada sisi lain ide seperti itu juga secara halus mengajak supaya para pemikir, aktivis, dan seniman Indonesia tidak tertarik untuk memperjuangkan kepentingan rakyat, khususnya mereka yang berada di lapisan bawah masyarakat. Dalam kaitannya dengan kelompok komunis, CCF mendorong para pemikir, aktivis, dan seniman Indonesia yang telah berada di bawah pengaruhnya untuk menyebarkan sikap anti-komunis. Caranya antara lain dengan menyebarkan tuduhan bahwa komunisme itu jahat, curang, ateis dan sebagainya. * * * Prabowo dan Jokowi, apa bedanya? Wawancara dengan Wijaya Herlambang Jakarta-KoPi - Tensi politik menjelang pilpres 9 Juli 2014 semakin meningkat panas. Dua kubu yang memperebutkan kekuasaan terlihat saling menyerang dan menyudutkan lawan melalui pelbagai cara. Kubu Prabowo dan Jokowi pun saling klaim membawa program berbasis pada ekonomi kerakyatan. Setidaknya ini yang terlihat pada permukaan. Benarkah seperti itu? Atau sebenarnya ada hal lain yang tak terjangkau oleh mata awam. Wawancara ini bermaksud melihat ke dua capres tersebut dari sisi yang lebih esensi-substansial. Di sini, kita juga akan melihat apakah ide "Revolusi Mental" yang dicanangkan Jokowi sudah tepat. Untuk itu KoranOpini.com mewancarai seorang tokoh muda, Wijaya Herlambang. Seorang sejarawan dengan gelar Ph.D lulusan University of Queensland Australia. Disertasinya berbicara tentang kekerasan budaya dan dibukukan dengan judul "Kekerasan Budaya Pasca 1965". Semoga menjadi wacana yang bermanfaat. Ranang Aji SP (RASP): 3
4 Ada dua polar dalam peta politik Indonesia saat ini. Jokowi versus Prabowo. Apa yang anda pahami dari dua polar ini secara ideologis? Wijaya Herlmbang (WH ): Ya. Dalam setiap pertarungan perebutan kekuasaan politik tentu saja harus terjadi polarisasi kekuatan dan orientasi politik. Namun sepanjang yang saya pahami polarisasi itu hanya menyentuh wilayah persaingan untuk meraih kekuasaan saja bukan pada wilayah orientasi. Artinya polarisasi itu terasa sangat artifisial namun tidak esensial. Dengan kata lain, tidak ada perbedaan ideologis yang jelas di antara keduanya. Memang, Jokowi menawarkan beberapa konsep yang pernah diperkenalkan oleh Presiden Sukarno, seperti konsep Trisakti misalnya, atau Revolusi Mental, namun sejauh ini konsep tersebut masih terbatas pada retorika politik saja, jadi, tidak menyentuh wilayah ideologis ajaran Presiden Sukarno. Sementara Prabowo, lebih artifisial lagi: dia hanya berdandan dan bergaya ala Sukarno saja. RASP: Apakah anda sepakat bahwa dua kubu ini adalah kesinambungan politik Orde Baru? WH: Jika kita bicara praktik politik jawabnya: tidak. Tapi jika bicara pada esensi jawabnya: Iya. Maksudnya begini, praktik politik Orde Baru sagat bersifat totalitarian dan otoritarian. Semua dikendalikan secara terpusat oleh oligarki dan kroni Cendana. Sementara, setelah reformasi, praktik politik seperti itu sudah tidak terjadi. Sebaliknya, kekuasaan dan kekuatan pheriperal kelas borjuis menjadi semakin dominan dan saling bersaing untuk meraih hegemoni walaupun hegemoni itu sendiri belum tercapai. Maka polarisasi itu jangan dipahami hanya dalam batas dua kekuatan yang kini direpresentasikan dalam figur Jokowi vs Prabowo, namun jauh lebih kompleks dari itu. Di belakang kedua figur yang sedang bersaing itu terdapat banyak sekali kepentingan, baik yang sama, berbeda, atau bahkan bertentangan, yang kelak bukan saja menimbulkan friksi namun juga akan mempertontonkan kepada rakyat bahwa mereka terjerumus ke dalam pertarungan di wilayah pragmatis. Artinya pertarungan kekuatan dan kekuasaan pheriperal (yang seolah-olah terbelah menjadi dua kubu) itu akan terfokus, utamanya, pada agenda-agenda ekonomi-politik jangka pendek dari masing-masing kepentingan yang kini berada di belakang kedua figur 4
5 capres itu. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya kerangka ideologis dan orientasi politik yang membedakan secara tegas di antara keduanya, seperti saya katakan tadi. Nah, praktik politik seperti ini menjelaskan kepada kita bahwa, secara esensial, pertarungan kedua kekuatan (yang minus kerangka ideologis yang jelas) itu, membuat kita mengerti bahwa baik kubu Jokowi maupun Prabowo tidak berbeda dari kerangka ideologis yang dibangun dan diwariskan oleh rezim Orde Baru. RASP : Saya kesulitan melihat dan memisahkan dua tokoh ini bukan dari perpanjangan sejarah politik Orde Baru. Anda bisa menjelaskan bagaimana ke dua kekuatan politik secara historigarfis? WH : Ya begitulah. Yang Anda lihat itu sebenarnya adalah tidak adanya ideologi alternatif yang ditawarkan oleh kedua figur itu. Bukan praktik politiknya. Praktik politiknya tetap berorientasi pragmatis jangka pendek. Dan praktik politik itu boleh saja hiruk-pikuk karena opini massa digiring ke sudut tertentu, terutama oleh media massa, untuk melihat perbedaan-perbadaan yang hanya bersifat artifisial. Dengan kata lain, kita dijejali oleh apa yang disebut oleh kaum posmo sebagai hiper-realitas atau simularka-simularka belaka, atau meminjam istilah Chomsky necessary illusions : yaitu ilusi-ilusi tentang gagasan-gagasan besar yang diperlukan untuk melegitimasi dan memelihara sistem ekonomi-politik yang sudah terbangun. Secara esensial, kita hidup di alam ultra-kapitalistik (sebagian menyebut post-capitalism) yang sangat menindas. Nah hiper-realitas itu atau simularka atau necessary illusions merupakan unsur penting dalam melanggengkan kekuatan dan kekuasaan yang bersifat ultra-kapitalistik itu. Dalam konteks Indonesia, pasca peristiwa G30S 1965, rezim Orde Baru berhasil gemilang dalam membangun dan memelihara landasan ideologis yang berorientasi pada pembangunan ekonomi-politik kapitalistik yang berbuntut pada penghancuran PKI dan penggulingan Presiden Sukarno dari tampuk kekuasaan. Sejak itu pula konsep kemandirian dan cita-cita Revolusi 45 yang dipimpin oleh Presiden Sukarno dijungkir-balikkan: dari anti-penghisapan menjadi pro-penghisapan, oleh dan terhadap kekuatan kapital. Apakah warisan ideologis itu sekarang sudah berubah? Belum kan? Apakah figur-figur capres itu menawarkan kerangka ideologis yang berbeda dari warisan ideologis Orde Baru yang kapitalistik itu? Tidak kan? 5
6 Di sinilah bedanya antara Presiden Sukarno dan kedua capres yang sedang bertarung itu.._,_. 6
MENYOROTI DUA BUKU PROF. DR. BASKARA T. WARDAYA
Kolom IBRAHIM ISA Senin Malam, 13 Juli 2015 ----------------------- KRONIK PULANG -KAMPUNG - (4) BUKU, BUKU, SEKALI LAGI... BUKU.. MENYOROTI DUA BUKU PROF. DR. BASKARA T. WARDAYA Sudah lanjut umur begini
Lebih terperinciBERTEMU MATAHARI... Seorang Kawanku berkomentar.. Bung menulis kolom Kronik Pulang-kampung.., kok isinya pembicaraan buku Romo Baskara T. Wardaya..
Kolom IBRAHIM ISA Sabtu, 18 Juli 2015 ---------------------- KRONIK PULANG-KAMPUNG -- (5) -- Menyoroti Buku Romo Baskara T. Wardaya: BERTEMU MATAHARI... (Sambungan terdahulu Kronik Pulang-Kampung - 4 )
Lebih terperinciBAB V. Penutup. Dari kajian wacana mengenai Partai Komunis Indonesia dalam Surat Kabar
BAB V Penutup A. Kesimpulan Dari kajian wacana mengenai Partai Komunis Indonesia dalam Surat Kabar Kompas dan Republika dapat ditarik beberapa kesimpulan. Pertama, produksi wacana mengenai PKI dalam berita
Lebih terperinciBAB V. Penutup. pengaruh kapitalisme guna mewujudkan revolusi sosialis di Indonesia, berangkat dari
BAB V Penutup 5.1. Kesimpulan PKI lahir sebagai organisasi kepartaian yang memiliki banyak tujuan. Di samping untuk menguasasi politik domestik negara, PKI juga memiliki misi untuk menghapus pengaruh kapitalisme
Lebih terperinciKekerasan Sipil dan Kekuasaan Negara
Kekerasan Sipil dan Kekuasaan Negara Abdil Mughis Mudhoffir http://indoprogress.com/2016/12/kekerasan-sipil-dan-kekuasaan-negara/ 15 December 2016 IndoPROGRESS KEBERADAAN kelompok-kelompok sipil yang dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berposisi di baris depan, sebagai komunitas sosial yang memotori perwujudan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam konteks transisi politik di Indonesia, gerakan mahasiswa memainkan peranan yang penting sebagai kekuatan yang secara nyata mampu mendobrak rezim otoritarian.
Lebih terperinciMeninjau Kembali Mimpi Buruk Sebuah Bangsa
Meninjau Kembali Mimpi Buruk Sebuah Bangsa Sabtu, 18 Januari 2014 19:56 WIB Wijaya Herlambang Setiap tahun pada tanggal 1 Oktober, sejak 1966, rakyat Indonesia melakukan ritual, memperingati kemenangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menyanjung-nyanjung kekuatan sebagaimana pada masa Orde Baru, tetapi secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak reformasi digulirkan akhir Mei 1998, kebebasan media massa di Indonesia telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Pemberitaan media tidak lagi didominasi
Lebih terperinciDiskusi Buku Kekerasan Budaya Pasca 1965
Diskusi Buku Kekerasan Budaya Pasca 1965 Karya Wijaya Herlambang PEMBEBASAN BANDUNG 11.50.00 BUKU http://pembebasanbandung.blogspot.hk/2016/09/diskusi-buku-kekerasan-budaya-pasca.html Sore hari, Jumat
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun , penulis
BAB V PENUTUP 1.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian Dampak Nasakom Terhadap Keadaan Politik Indonesia Pada Masa Demokrasi Terpimpin Tahun 1959-1966, penulis menarik kesimpulan bahwa Sukarno sebagi
Lebih terperinciAkui Dulu Pembantaian, Baru Minta Maaf
Akui Dulu Pembantaian, Baru Minta Maaf BY WEBMASTER OCTOBER 27, 2015 HTTP://1965TRIBUNAL.ORG/ID/AKUI-DULU-PEMBANTAIAN-BARU-MINTA-MAAF/ Menolak lupa, menjadi saksi (selama hayat di kandung badan). Galeri
Lebih terperinciTragedi 1965 dalam Pandangan Sastra dan Politik
Tragedi 1965 dalam Pandangan Sastra dan Politik Sastra dan Politik: Tragedi 1965 dalam Negara Orde Baru Buku Yoseph Yapi Taum Eva Yenita Syam 1 evanys99@gmail.com Pengantar Persoalan kesastraan tidak hanya
Lebih terperinciKARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS
KARAKTERISTIK STRUKTUR PERCAKAPAN DAN KONTEKS PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kita hidup ditengah derasnya perkembangan sistem komunikasi. Media massa adalah media atau sarana penyebaran informasi secara massa dan dapat diakses oleh masyarakat
Lebih terperinciJl. Lembang Terusan No. D57, Menteng Jakarta Pusat, 10310, Indonesia Telp. (021) , Fax (021) Website:
WARISAN POLITIK SOEHARTO Jl. Lembang Terusan No. D57, Menteng Jakarta Pusat, 10310, Indonesia Telp. (021) 391-9582, Fax (021) 391-9528 Website: www.lsi.or.id, Email: info@lsi.or.id Latar belakang Cukup
Lebih terperinciG30S dan Kejahatan Negara
Telah terbit Buku: G30S dan Kejahatan Negara Catatan Penyunting Pada tanggal 1 Oktober 1965, sekitar pukul 7 pagi, saya bermain catur dengan ayah saya, Siauw Giok Tjhan di beranda depan rumah. Sebuah kebiasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Media massa merupakan sarana manusia untuk memahami realitas. Oleh sebab itu, media massa senantiasa dituntut mempunyai kesesuaian dengan realitas dunia yang benar-benar
Lebih terperinciGerakan 30 September Hal tersebut disebabkan para kader-kader Gerwani tidak merasa melakukan penyiksaan ataupun pembunuhan terhadap para
BAB 5 KESIMPULAN Gerwani adalah organisasi perempuan yang disegani pada masa tahun 1950- an. Gerwani bergerak di berbagai bidang. Yang menjadi fokus adalah membantu perempuan-perempuan terutama yang tinggal
Lebih terperinciIndonesia akan menyelenggarakan pilpres setelah sebelumnya pilleg. Akankah ada perubahan di Indonesia?
{mosimage} Hafidz Abdurrahman Ketua DPP Hizbut Tahrir Indonesia Tak lama lagi, rakyat Indonesia akan kembali berpesta dalam demokrasi. Setelah beberapa waktu lalu diminta memilih wakil rakyat, kini rakyat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyebaran hate..., Gloria Truly Estrelita, FISIP UI, ), hal. 59. Universitas Indonesia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Abdurrahman Wahid atau Gus Dur semasa menjabat sebagai presiden mengumandangkan rekonsiliasi dengan orang-orang yang dikatakan komunis. Selanjutnya, ia mengusulkan
Lebih terperinciMuh. Syarifudin Noor 1/29/2014
2014 Rangkuman sistem komunikasi indonesia Muh. Syarifudin Noor 10034100010 1/29/2014 SISTEM PERS INDONESIA Posisi ideal yang harus dirasionalisasikan dan diaktualisasikan terus sebagai jati diri pers
Lebih terperinciGerwani dan Tragedi 1965
http://news.detik.com/read/2013/09/30/154108/2373384/10/sejarah-gerwis-dan-munculnya-gerwani?nd772204btr Senin, 30/09/2013 15:41 WIB Gerwani dan Tragedi 1965 Sejarah Gerwis dan Munculnya Gerwani Idham
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ideologi. Bagi Boediono dalam praktek kebijakan ekonomi tidak ada satu pun
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Dalam sebuah acara silahturahim dengan perwakilan SMA/SMK/MA mahasiswa se-sumatera Barat pada 8 Juni 2013, Wakil Presiden Republik Indonesia menjawab salah satu pertanyaan
Lebih terperinciSosialisme Indonesia
Sosialisme Indonesia http://sinarharapan.co/news/read/140819049/sosialisme-indonesia 19 Agustus 2014 12:50 Ivan Hadar* OPINI Sosialisme-kerakyatan bisa diterapkan di Indonesia. Terpilihnya Jokowi sebagai
Lebih terperinciBab 4 PENUTUP. Semenjak berakhirnya kekuasaan Orde Baru (negara) akibat desakan arus
Bab 4 PENUTUP Semenjak berakhirnya kekuasaan Orde Baru (negara) akibat desakan arus liberalisasi, ruang-ruang publik di tanah air mulai menampakkan dirinya. Namun kuatnya arus liberalisasi tersebut, justeru
Lebih terperinciSaleem Achia, Aktivis Hizbut Tahrir Inggris
Saleem Achia, Aktivis Hizbut Tahrir Inggris Buku Defeating the New Caliphate menyerukan kepada orang Kristen dan Yahudi untuk bersama-sama membendung tegaknya khilafah. Seruan itu bukan basi-basi, tapi
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN. sosial-politik yang melingkupinya. Demikian pula dengan Islamisasi dan
1 BAB VI KESIMPULAN Sebagaimana proses sosial lainnya, proselitisasi agama bukanlah sebuah proses yang berlangsung di ruang hampa. Ia tidak bisa dilepaskan dari konteks sosial-politik yang melingkupinya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembangnya sastra. Sastra tidak hanya sekedar bidang ilmu atau bentuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra yang banyak diterbitkan merupakan salah satu bentuk dari berkembangnya sastra. Sastra tidak hanya sekedar bidang ilmu atau bentuk seni, tetapi sastra juga
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Sejak awal integrasi ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tahun 1976, Timor Timur selalu berhadapan dengan konflik, baik vertikal maupun
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN REKOMENDASI. memuat serangkaian peristiwa yang dijalin dan disajikan secara kompleks. Novel
BAB 5 SIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan Novel Tapol merupakan salah satu prosa fiksi atau cerita rekaan yang memuat serangkaian peristiwa yang dijalin dan disajikan secara kompleks. Novel ini sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peran Berita Politik Dalam Surat Kabar Pikiran Rakyat Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa Ilmu Sosial se-kota Bandung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi ini, terutama teknologi informasi dan komunikasi yang semakin berkembang dengan cepat,
Lebih terperinciRESUME. Amerika Latin merupakan salah satu wilayah di dunia. yang mengalami dinamika sosial-politik yang menarik.
RESUME Amerika Latin merupakan salah satu wilayah di dunia yang mengalami dinamika sosial-politik yang menarik. Salah satu kasus yang mengemuka adalah tergulingnya presiden Honduras, Manuel Zelaya pada
Lebih terperinciPemerintah Baru, Masalah Lama Kamis, 04 September :12 - Terakhir Diperbaharui Kamis, 04 September :49
Pada 21 Agustus 2014 Mahkamah Konstitusi memutuskan menolak seluruh permohonan dan gugatan pihak Prabowo-Hatta, baik gugatan mengenai rekapitulasi suara oleh KPU maupun gugatan menyangkut pelanggaran pelaksanaan
Lebih terperinciNegara Jangan Cuci Tangan
Negara Jangan Cuci Tangan Ariel Heryanto, CNN Indonesia http://www.cnnindonesia.com/nasional/20160426085258-21-126499/negara-jangan-cuci-tangan/ Selasa, 26/04/2016 08:53 WIB Ilustrasi. (CNN Indonesia)
Lebih terperinciHabibi Serahkan Dokumen Tragedi 98
Habibi Serahkan Dokumen Tragedi 98 Bakal Ada yang Kejang2 Jelang Pilpres 2019 Friday, May 12, 2017 https://www.detikmetro.com/2017/05/habibi-serahkan-dokumen-tragedi-98.html DETIK METRO - Presiden ke-3
Lebih terperinci*SEKITAR TERORIS-KANAN ANDREAS BREIVIK*
*Kolom IBRAHIM ISA* *Kemis, 18 Agustus 2011* ------------------------ *SEKITAR TERORIS-KANAN ANDREAS BREIVIK* ** Setelah kejadian aksi-teror Andreas
Lebih terperincijumlah tentara FFL jauh lebih kecil dari jumlah tentara Sekutu dan tidak memadai untuk membebaskan Paris tanpa bantuan Sekutu.
BAB 5 KESIMPULAN Pembebasan Prancis merupakan sebuah proses yang terdiri dalam 3 tahap. Tahap pertama adalah penyerangan ke Normandie yang memungkinkan Sekutu mendirikan pangkalan untuk mengatur pembebasan
Lebih terperinciyang berperan sebagai milisi dan non-milisi. Hal inilah yang menyebabkan skala kekerasan terus meningkat karena serangan-serangaan yang dilakukan
Bab V Kesimpulan Hal yang bermula sebagai sebuah perjuangan untuk memperoleh persamaan hak dalam politik dan ekonomi telah berkembang menjadi sebuah konflik kekerasan yang berbasis agama di antara grup-grup
Lebih terperinciTentu saja bukan hanya Amerika, menurut saya banyak negara, bahkan negara sekecil Singapura saja punya kepentingan.
Ray Rangkuti, Direktur Eksekutif Lingkar Madani Rakyat sengsara, karena selama ini presiden pilihannya menjadi boneka asing. Untuk meraup suara rakyat, maka menjelang Pileg 9 April lalu, calon presiden
Lebih terperinciRELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI ANWAR ILMAR
RELEVANSI TEORI MARHAENISME DALAM MENJAWAB TANTANGAN ZAMAN DI ERA KAPITALISME GLOBAL SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hipotesis, tujuan penelitian, jangkauan penelitian, dan sistematika penelitian.
BAB I PENDAHULUAN Merupakan pendahuluan yang di dalamnya diuraikan mengenai alasan pemilihan judul, latar belakang masalah, perumusan masalah, kerangka dasar teori, hipotesis, tujuan penelitian, jangkauan
Lebih terperinciPresiden Seumur Hidup
Presiden Seumur Hidup Wawancara Suhardiman : "Tidak Ada Rekayasa dari Bung Karno Agar Diangkat Menjadi Presiden Seumur Hidup" http://tempo.co.id/ang/min/02/18/nas1.htm Bung Karno, nama yang menimbulkan
Lebih terperinciBAB 5 Penutup. dalam ciri-ciri yang termanifes seperti warna kulit, identitas keagamaan
BAB 5 Penutup 5.1 Kesimpulan Hidup bersama membutuhkan membutuhkan modus operandi agar setiap individu di dalamnya dapat berdampingan meskipun memiliki identitas dan kepentingan berbeda. Perbedaan tidak
Lebih terperinciMengapa Pilkada Jakarta Kali Ini Penting?
Mengapa Pilkada Jakarta Kali Ini Penting? Penulis Abdillah Toha - Jumat, 14 April 2017 http://geotimes.co.id/mengapa-pilkada-jakarta-kali-ini-penting/ Dua pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI
Lebih terperinciEtika Sosial. Dosen : Rudy Wawolumaja Disiapkan: Ferly David, M.Si
Etika Sosial Dosen : Rudy Wawolumaja Disiapkan: Ferly David, M.Si Bagian I PANDANGAN TENTANG INDIVIDU DAN MASYARAKAT 1. INDIVIDUALISME Nilai tertinggi manusia adalah perkembangan dan kebahagiaan individu.
Lebih terperinciSaatnya Rehabilitasi Bung Karno!
Saatnya Rehabilitasi Bung Karno! Bagaimana bisa dikatakan Saatnya Rehabilitasi Bung Karno??? Kalau pemerintah yang berkuasa, khususnya Presiden Jokowi masih saja begitu anti-komunis, sampai-sampai berulangkali
Lebih terperinciBAB V PENUTUP 1. Kesimpulan
BAB V PENUTUP 1. Kesimpulan Film Senyap mengungkapkan bahwa komunis merupakan korban pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang terjadi saat peristiwa pemberantasan komunis 1965 yang dampaknya masih terasa
Lebih terperinciIa mendesak dunia Barat untuk mengambil langkah agar khilafah bisa dicegah.
Ia mendesak dunia Barat untuk mengambil langkah agar khilafah bisa dicegah. Ideologi tak pernah mati. Begitu juga Islam. Meski telah kehilangan institusinya sejak 3 Maret 1924, ideologi Islam tetap tertanam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bebasnya telah menjadi dasar munculnya konsep good governance. Relasi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Eksistensi dan penyebaran ideologi neoliberal dengan ide pasar bebasnya telah menjadi dasar munculnya konsep good governance. Relasi yang terjalin antara
Lebih terperinciyang korup dan lemah. Berakhirnya masa pemerintahan Dinasti Qing menandai masuknya Cina ke dalam era baru dengan bentuk pemerintahan republik yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Republik Rakyat Cina (RRC) adalah salah satu negara maju di Asia yang beribukota di Beijing (Peking) dan secara geografis terletak di 39,917 o LU dan 116,383
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab V, penulis memaparkan kesimpulan dan rekomendasi dari hasil penelitian secara keseluruhan yang dilakukan dengan cara studi literatur yang data-datanya diperoleh
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PELAKSANAAN NILAI PANCASILA PADA ERA REFORMASI
KARYA TULIS ILMIAH PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PELAKSANAAN NILAI PANCASILA PADA ERA REFORMASI Oleh : 1. Fauzi R. I. Karo-Karo (13071010) 2. Vicky Zulfikar Adhi Putra (13071019) 3. Nevi Yuliana
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. Analisis Percakapan Online atas Diskusi Politik Online tentang pembentukan
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berikut ini adalah kesimpulan dari hasil dan pembahasan kajian kritis tentang media sosial, pola komunikasi politik dan relasi kuasa dalam masyarakat kesukuan Flores dengan
Lebih terperinci2015 IDEOLOGI PEMBERITAAN KONTROVERSI PELANTIKAN AHOK SEBAGAI GUBERNUR DKI JAKARTA
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wacana adalah bahasa yang digunakan untuk merepresentasikan suatu praktik sosial, ditinjau dari sudut pandang tertentu (Fairclough dalam Darma, 2009, hlm
Lebih terperincimengenai perubahan representasi kartun Panji Koming terhadap dua kondisi politik yang berbeda juga mewakili apa yang terjadi terhadap media-media
Bab 6 Kesimpulan Pada dasarnya tulisan ini ingin melihat suatu perubahan untuk mewakili hal-hal lain yang berkaitan. Hal yang dimaksud disini adalah keingintahuan mengenai perubahan representasi kartun
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanpa pretensi untuk mengecilkan peran kelompok lain dari masyarakat yang turut bergerak dalam panggung perubahan sosial, peran mahasiswa merupakan unsur yang seolah
Lebih terperinciKetika Islam dan Komunis Bersalaman
Ketika Islam dan Komunis Bersalaman Kompasiana, 21 September 2015 19:18:06 Islam dan Komunis, bertemu pada poros kemanusiaan yang sama. Dalam doktrin Komunis, tak ada kepemilikan pribadi, negaralah yang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Bab ini berisi interpretasi penulis terhadap judul skripsi Penerimaan Asas
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini berisi interpretasi penulis terhadap judul skripsi Penerimaan Asas Tunggal Pancasila oleh Nahdlatul Ulama : Latar Belakang dan Proses 1983-1985 yang menjadi bahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era keterbukaan dan demokrasi sekarang ini dalam pemilihan umum
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era keterbukaan dan demokrasi sekarang ini dalam pemilihan umum presiden 2014 semakin ketat dan sangat bersaing tidak hanya dibutuhkan kemampuan dari kandidat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peneliti karena sangat sulit sekali menemukan sumber-sumber yang berkaitan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Penulisan sejarah Amerika Latin merupakan sebuah tantangan bagi peneliti karena sangat sulit sekali menemukan sumber-sumber yang berkaitan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengenang sejarah Jerman akan selalu tertuju pada Perang Dunia II dan sosok pemimpinnya yaitu Adolf Hitler. Adolf Hitler menjabat sebagai kanselir Jerman di usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media massa dalam menyuguhkan informasi yang akurat dan faktual semakin dibutuhkan di tengah-tengah masyarakat. Kebutuhan tersebut diiringi dengan semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekarang ini lebih variatif dalam berkomunikasi di kehidupan sehari-hari. Bila
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia teknologi komunikasi dan informasi yang demikian pesat serta dibarengi dengan pengaruh globalisasi yang tinggi, membuat manusia sekarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai peristiwa sejarah tentu tidak terjadi dengan sendirinya. Peristiwaperistiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran, baik itu watak, kepercayaan,
Lebih terperinciPancasila Idiologi dan Identitas Nasional. D.H.Syahrial/PPKn
Pancasila Idiologi dan Identitas Nasional 1 D.H.Syahrial/PPKn Dr. H.Sy ahrial Pancasila sebagai Ideologi Negara Pemerimaan Pancasila sebagai konsensus (kesepakatan) politik, nilai-nilai cultural. Piagam
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab V, penulis memaparkan simpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan. Simpulan yang dibuat oleh penulis merupakan penafsiran terhadap analisis hasil
Lebih terperinciPartai PDIP dan Pembasmian PKI Melalui Supersemar.
Partai PDIP dan Pembasmian PKI Melalui Supersemar. BY HANDOKO WIZAYA ON OCTOBER 4, 2017POLITIK https://seword.com/politik/partai-pdip-dan-pembasmian-pki-melalui-supersemar/ Menurut Sekretaris Jenderal
Lebih terperinci2014 PEMILIHAN UMUM DAN MEDIA MASSA
BAB V KESIMPULAN Media massa di Indonesia berkembang seiring dengan bergantinya pemerintahan. Kebijakan pemerintah turut mempengaruhi kinerja para penggiat media massa (jurnalis) dalam menjalankan tugas
Lebih terperinciPANCASILA PANCASILA DAN IDEOLOGI DUNIA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi.
PANCASILA Modul ke: PANCASILA DAN IDEOLOGI DUNIA Fakultas FASILKOM Nurohma, S.IP, M.Si Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA ABSTRACT Menjelaskan ideologi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. serangan Paris oleh kaum Islamis dengan pandangan-pandangan SYRIZA terhadap
BAB V KESIMPULAN Pada Pemilihan di Yunani lalu, kampanye formal berlangsung pendek dan dimulai pada awal Januari, yang dilakukan segera setelah dua pihak berkuasa gagal memiliki kandidat untuk upacara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. editing, dan skenario yang ada sehingga membuat penonton terpesona. 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia perfilman Indonesia pada saat ini adalah kelanjutan dari tradisi tontonan rakyat sejak masa trandisional, dan masa penjajahan sampai masa kemerdekaan.film adalah
Lebih terperinci9 Penyebaran hate..., Gloria Truly Estrelita, FISIP UI, 2009
9 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Sejarah mengenai peristiwa G30S adalah tema yang sudah banyak digarap dan diangkat. Walau begitu, tema yang berkaitan dengan Lekra belumlah banyak. Padahal para anggota Lekra yang
Lebih terperinciSBY-Megawati bersalaman di Istana,
SBY-Megawati bersalaman di Istana, akhir dari persoalan 'dendam politik'? Heyder AffanWartawan BBC Indonesia 18 Agustus 2017 http://www.bbc.com/indonesia/indonesia-40960383 Hak atas fotoanung ANINDHITO/BIRO
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan karya seni kreatif yang menjadikan manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan karya seni kreatif yang menjadikan manusia dengan segala kompleks persoalan hidup sebagai objeknya, dan bahasa sebagai mediumnya. Peristiwa dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Partai politik merupakan elemen penting yang bisa memfasilitasi berlangsungnya sistem demokrasi dalam sebuah negara, bagi negara yang menganut sistem multipartai seperti
Lebih terperinciAKAR DAN DALANG PEMBANTAIAN MANUSIA TAK BERDOSA. dan PENGGULINGAN BUNG KARNO
Kolom IBRAHIM ISA Minggu, 15 Desember 2013 ----------------------- Menyambut Hangat Karya Penting SUAR SUROSO: AKAR DAN DALANG PEMBANTAIAN MANUSIA TAK BERDOSA dan PENGGULINGAN BUNG KARNO Senin, 16 Desember
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. historisnya, dipersoalkan oleh pemeluk agama, serta
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Praktik poligami dalam bentuk tindakan-tindakan seksual pada perempuan dan keluarga dekatnya telah lama terjadi dan menjadi tradisi masyarakat tertentu di belahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menjelang pemilihan presiden yang digelar pada 9 Juli 2014, para kandidat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menjelang pemilihan presiden yang digelar pada 9 Juli 2014, para kandidat capres mulai berlomba melakukan kampanye dengan berbagai cara dan melalui berbagai media.
Lebih terperinciTiga Komponen Marhaenisme
Tiga Komponen Marhaenisme http://www.berdikarionline.com/bung-karnoisme/20150630/tiga-komponen-marhaenisme.html?fb_ref=default Selasa, 30 Juni 2015 21:57 WIB 0 Komentar 541 Views Salah satu karya agung
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. (Kompas, Republika, dan Rakyat Merdeka) yang diamati dalam penelitian
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Pertarungan wacana politik Kasus Bank Century di media massa (Kompas, Republika, dan Rakyat Merdeka) yang diamati dalam penelitian menunjukkan berbagai temuan penelitian yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam telaah-telaah ilmu sosial, bahasa menempati posisi yang sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Dalam telaah-telaah ilmu sosial, bahasa menempati posisi yang sangat penting. Posisi penting bahasa tersebut, semakin diakui terutama setelah munculnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Permasalahan
BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Permasalahan Penulisan skripsi ini bermula dari ketertarikan penulis dengan konsep mitologi Roland Barthes. Ia menggunakannya sebagai alat untuk mengkritik ideologi
Lebih terperinciKapitalisme adalah ideologi yang cacat dan terbukti gagal membawa kebahagiaan bagi manusia di muka bumi ini.
Kapitalisme adalah ideologi yang cacat dan terbukti gagal membawa kebahagiaan bagi manusia di muka bumi ini. Mungkin hanya Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang menentang kedatangan Presiden Barack Obama
Lebih terperinciPOLITICS DAN POLITICKING Oleh Nurcholish Madjid
POLITICS DAN POLITICKING Oleh Nurcholish Madjid Adalah menarik sekali mencatat apa yang dikatakan oleh Presiden Soeharto dalam amanatnya kepada Musyawarah Nasional Golkar di Surabaya. Dalam amanat itu
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Sedari awal, penelitian ini berusaha menjawab pertanyaan, bagaimana survivor
BAB V KESIMPULAN A. Pengantar Sedari awal, penelitian ini berusaha menjawab pertanyaan, bagaimana survivor 1965 di Bali, berjuang dalam kehidupan sehari-hari mereka? Pembacaan telah menghantarkan kita
Lebih terperinciHead to Head Jokowi-JK Versus Prabowo Hatta Dan Kampanye Negatif. Mei 2014
Head to Head Jokowi-JK Versus Prabowo Hatta Dan Kampanye Negatif Mei 2014 Head to Head Jokowi-JK Vs Prabowo-Hatta dan Kampanye Negatif Geliat partai politik dan capres menggalang koalisi telah usai. Aneka
Lebih terperinciSISTEM POLITIK INDONESIA. 1. Pengertian Sistem Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks dan terorganisasi.
SISTEM POLITIK INDONESIA A. Pengertian sistem Politik 1. Pengertian Sistem Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks dan terorganisasi. 2. Pengertian Politik Politik berasal dari bahasa
Lebih terperinciAKTUALISASI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT. Abstrak
AKTUALISASI PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT Abstrak Sebuah kebijakan atau keputusan barulah nampak apabila diterapkan. Untuk menerapkan kebijakan atau aturan tersebut, kelompok
Lebih terperinciSURAT KEPERCAYAAN GELANGGANG SENIMAN MERDEKA INDONESIA
Surat Kepercayaan Gelanggang SURAT KEPERCAYAAN GELANGGANG SENIMAN MERDEKA INDONESIA Kami adalah ahli waris yang sah dari kebudayaan dunia dan kebudayaan ini kami teruskan dengan cara kami sendiri. kami
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. telah dikaji oleh banyak sejarawan. Hubungan historis ini dilatarbelakangi dengan
201 BAB V PENUTUP A. Simpulan Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hubungan historis antara Turki Utsmani dan Hindia Belanda sejatinya telah terjalin lama sebagaimana yang telah dikaji oleh banyak
Lebih terperinciManifesto Aidit dalam Peranan Koperasi Dewasa Ini
Manifesto Aidit dalam Peranan Koperasi Dewasa Ini Ilustrasi: Moh. Dzikri Handika Melalui buku Peranan Koperasi Dewasa Ini (PKDI), Aidit secara tegas meletakkan koperasi sebagai gerakan sosial dan ekonomi
Lebih terperinciSKRIPSI PENYIMPANGAN PRAGMATIK KARTUN OPINI DALAM BUKU DARI PRESIDEN KE PRESIDEN KARUT MARUT EKONOMI HARIAN & MINGGUAN KONTAN (2009)
SKRIPSI PENYIMPANGAN PRAGMATIK KARTUN OPINI DALAM BUKU DARI PRESIDEN KE PRESIDEN KARUT MARUT EKONOMI HARIAN & MINGGUAN KONTAN (2009) KARYA BENNY RACHMADI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai
Lebih terperinciMATA KULIAH CIRI UNIVERSITAS (MKCU)
MATA KULIAH CIRI UNIVERSITAS (MKCU) MATA KULIAH ETIKA BERWARGA NEGARA BAGIAN 4 DEMOKRASI: ANTARA TEORI DAN PELAKSANAANNYA DI INDONESIA Oleh: DADAN ANUGRAH, M.Si. UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2008 1
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. Perbincangan mengenai Partai Komunis Indonesia (PKI) hampir selalu
BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Perbincangan mengenai Partai Komunis Indonesia (PKI) hampir selalu menarik perhatian karena masalah tersebut menyangkut salah satu bagian sejarah perjalanan Bangsa Indonesia.
Lebih terperinci2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN
1 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Setelah berakhirnya perang dunia kedua, muncul dua kekuatan besar di dunia yaitu Uni Soviet dan Amerika Serikat. Kedua negara ini saling bersaing untuk
Lebih terperinciWulansari Budiastuti, S.T., M.Si.
Modul ke: Fakultas FIKOM Wulansari Budiastuti, S.T., M.Si. Program Studi Periklanan dan Komunikasi Pemasaran. www.mercubuana.ac.id Materi Pembelajaran Sistem ekonomi demokrasi pancasila Kajian ilmiah tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjalanan perpolitikan di Indonesia semakin menuju kearah tidak beretika lagi, dengan berbagai manuver politik dilakukan dengan tujuan untuk mencapai kemenangan.
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
5.1 Simpulan BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan kesimpulan dari penelitian skripsi berjudul Perbandingan pemikiran sosialisme Joseph Stalin dengan Leon Trotsky di Uni Soviet 1924-1929. Kesimpulan
Lebih terperinciRESENSI BUKU KELUAR DARI ORTODOKSI KAJIAN ISLAM POLITIK: KOMPARASI MESIR, TURKI, DAN INDONESIA
RESENSI BUKU KELUAR DARI ORTODOKSI KAJIAN ISLAM POLITIK: KOMPARASI MESIR, TURKI, DAN INDONESIA Bayu Mitra Adhyatma Kusuma Institute of Southeast Asian Islam, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta bayumitraa.kusuma@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Mahasiswa dikenal sebagai agen of change yaitu mahasiswa sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Mahasiswa dikenal sebagai agen of change yaitu mahasiswa sebagai perintis, penggerak dan penggagas untuk melakukan sebuah perubahan kearah yang lebih baik. Menurut
Lebih terperinci