BAB I PENDAHULUAN. Remitan merupakan pengiriman uang, barang, dan ide-ide pembangunan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Remitan merupakan pengiriman uang, barang, dan ide-ide pembangunan"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remitan merupakan pengiriman uang, barang, dan ide-ide pembangunan dari perkotaan ke pedesaan (Curson, 1981 dalam Rahayu, 2008:5). Ide-ide pembangunan dari migran untuk masyarakat di daerah asal dapat berupa pengetahuan, pengalaman, dan jasa (Sunarto, 1991:41). Remitan merupakan salah satu instrument penting dalam perubahan sosial ekonomi pada kehidupan suatu masyarakat karena mampu meningkatkan ekonomi keluarga dan juga untuk kemajuan bagi masyarakat penerimanya (Pratama, 2016:2). Besarnya remitan yang diterima oleh rumah tangga yang berada di daerah asal berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, besarnya pendapatan di daerah tujuan, lamanya bekerja, dan sistem hubungan keluarga (Herwanti, 2011:127). Salah satu cara untuk dapat mengetahui dampak dari remitan ialah dengan mengamati tingkat perekonomian dan perubahan perilaku pada pengeluaran perkapita dari remitan yang diterima (Airola, 2007:851). Adanya peningkatan perekonomian ditandai dengan peningkatan daya beli masyarakat seperti membeli kebutuhan pokok (pangan, sandang, dan papan) dan kebutuhan lain (pendidikan, kesehatan, sosial, agama rekreasi, transportasi dan peralatan rumah tangga) (Primawati, 2011:217). Remitan berperan penting dalam mengurangi kemiskinan, berpengaruh pada perubahan mata pencaharian masyarakat daerah asal migran, berkontribusi terhadap standar hidup keluarga migran yang ada di daerah asal, dan berpengaruh pada pembangunan yang 1

2 berkelanjutan (Haas, 2006:569). Dengan kata lain, kegiatan migrasi akan memberikan dampak positif terhadap peningkatan ekonomi desa (Frucht, 1968:202). Remitan akan berdampak positif pada pembangunan daerah jika ditujukan untuk kegiatan-kegiatan produktif, namun sebaliknya jika remitan ditujukan untuk kegiatan-kegiatan yang kurang produktif, maka dampak remitan di daerah asal tidak akan sesuai dengan yang diharapkan. Seperti penelitian yang dilakukan Airola (2007:851), remitan tidak selalu dimanfaatkan dengan kegiatan yang produktif, namun juga digunakan untuk kegiatan non produktif yang memungkinkan terjadinya perubahan pola konsumsi dan munculnya ketergantungan pada kiriman, hal ini menyebabkan turunnya dorongan/motivasi untuk bekerja ataupun berinvestasi. Remitan yang diterima rumah tangga memiliki dampak yang besar bagi kesejahteraan masyarakat luas (Airola, 2007:851). Remitan tidak hanya diberikan kepada anggota rumah tangga, namun juga diberikan kepada kerabat lain, bahkan bukan kerabat secara langsung. Remitan merupakan komponen utama dalam melestarikan ikatan dengan daerah asal (Effendi, 2004:219). Dapat dikatakan remitan memiliki peran ganda yaitu selain menjaga tegaknya kehidupan ekonomi rumah tangga, juga mampu menjaga keselarasan hubungan kemasyarakatan (Sunarto, 1991:41). Remitan tidak hanya berpengaruh pada keluarga yang ditinggalkan saja, namun juga berpengaruh pada masyarakat sekitar ditandai oleh banyaknya orang melakukan migrasi (Airola, 2007:851). Masyarakat di sekeliling keluarga migran di daerah asal memiliki keinginan untuk dapat meraih kesuksesan seperti yang dilakukan 2

3 oleh migran. Menurut Lee (1976), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi orang mengambil keputusan untuk bermigrasi, meliputi faktor-faktor yang terdapat di daerah asal, faktor-faktor yang terdapat di tempat tujuan, rintangan rintangan yang menghambat, dan faktor-faktor pribadi. Banyaknya perpindahan penduduk dari daerah pedesaan ke kota disebabkan adanya daya dorong dari desa, seperti rendahnya penghasilan perkapita, pengangguran baik yang nyata ada maupun yang tersembunyi, serta kurangnya atau tidak adanya kepemilikan tanah. Selain itu juga adanya daya tarik kota, seperti kesempatan kerja dengan upah yang menarik. Mobilitas penduduk yang meningkat secara pesat terjadi pada masyarakat modern yang salah satunya ditandai dengan adanya industrialisasi (Zelinsky, 1971). Menurut teori industrialisasi, pembangunan industri dilakukan untuk menurunkan tingkat ketimpangan dan untuk meningkatkan perekonomian melalui mobilitas sosial dimana akan berimplikasi terhadap peningkatan status sosial di masyarakat (Kerr dkk, 1960; Lipset dan Bendix, 1959 dalam Haller dkk, 1989:11). Industrialisasi yang semakin menguat di Indonesia menjadi tujuan utama penduduk usia produktif terutama yang baru saja menamatkan sekolah. Hal ini merupakan salah satu indikator penyebab masyarakat berorientasi untuk bekerja di perkotaan. Adanya sanak saudara yang berhasil di kota juga mendorong masyarakat desa untuk melakukan hal yang sama. Hal yang sama terjadi pada masyarakat Desa Melikan, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten.Sebagian besar penduduknya memutuskan pergi merantau ke kota.berdasarkan observasi awal, sebagian besar masyarakat Desa Melikan, Kecamatan 3

4 Wedi, Kabupaten Klaten melakukan migrasi ke wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (JABODETABEK). Hal ini terjadi karena wilayah-wilayah tersebut merupakan pusat kegiatan ekonomi dan kawasan industri, sehingga menjadi suatu daya tarik masyarakat desa untuk bekerja di kota. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Effendi (2015:90), bahwa Tangerang merupakan kota dengan jumlah terbesar kedua setelah Batam, utamanya di bidang manufaktur. Setiap tahunnya penduduk Desa Melikan yang melakukan migrasi ke JABODETABEK semakin meningkat, terutama dilakukan oleh penduduk usia produktif yang telah menamatkan pendidikannya. Seperti dalam penelitian Delina dkk (2015:16) bahwa tingkat mobilitas penduduk usia tua rendah karena memang tidak berniat untuk melakukan migrasi. Pemuda yang berumur belasan tahun lebih banyak bermigrasi daripada kelompok umur lainnya (Shaw dalam Gilbert dan Gugler, 1996). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Susilo (2014:66), karakteristik usia migran sebagian besar lebih muda dari 35 tahun. Berdasarkan paparan di atas, penelitian ini ingin mengetahui frekuensi dan besaran remitan yang berasal dari para migran, serta pemanfaatan remitan oleh keluarga migran yang berada di daerah asal. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana frekuensi dan besaran penerimaan remitan dari migran di kota oleh keluarga yang berada di daerah asal? 4

5 2. Bagaimana pemanfaatan remitan tersebut dan dampaknya pada perbaikan kehidupan keluarga yang berada di daerah asal? C. Tujuan Penelitian Mengidentifikasi, mengolah, dan menganalisis data tentang frekuensi, besaran penerimaan remitan, dan pemanfaatan remitan oleh keluarga migran yang berada di daerah asal. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan ilmu pengetahuan dan dapat dijadikan referensi bagi penelitian yang relevan yang akan mendatang. Adanya penelitian ini diharapkan masyarakat dapat mempertimbangkan dalam pemanfaatan remitan utamanya untuk kegiatan yang produktif. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pemerintah dalam kebijakan migrasi khususnya terkait dengan remitan, supaya tercipta keseimbangan pembangunan baik di daerah asal maupun daerah tujuan, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan migran dan keluarganya. E. Telaah Studi Terdahulu Remitan membawa dampak yang signifikan terhadap kesejahteraan atau perbaikan taraf hidup keluarga migran yang berada di daerah asal (Susilo, 2014; Keese, 2003:20-24 dalam Eversole, 2008). Perbaikan taraf hidup yang dimaksud diantaranya dapat menopang pendapatan rumah tangga dan terciptanya akumulasi modal keluarga migran yang ditinggalkan di daerah asal (Effendi, 2004; Herwanti, 2011). Akumulasi 5

6 modal yang terkumpul digunakan keluarga migran untuk keperluan produktif seperti adanya investasi dalam bentuk sawah dan pekarangan di desa, untuk pengembangan pertanian (membeli alat-alat pertanian, pupuk, benih, dan obat kimia), dan juga mampu mencegah terjadinya penggadaian lahan pertanian, serta dapat meningkatkan keberanian untuk mengambil kredit usaha tani (Haryono, 1999; Forbes, 1976: 8-9 dalam Effendi, 2004; Sunarto, 1991). Disamping banyaknya remitan yang digunakan untuk keperluan produktif, beberapa penelitian juga menemukan pemanfaatan remitan untuk keperluan konsumtif. Berdasarkan penelitian Effendi (2015:101) di empat kota di Indonesia yakni Tangerang, Samarinda, Medan, dan Makassar, sebagian besar remitan dihabiskan untuk konsumsi harian rumah tangga, membeli barang-barang tahan lama, biaya kesehatan, upacara adat, arisan, upacara kematian, pembangunan makam, dan pembangunan rumah. Rumah tangga yang menerima remitan lebih sering merenovasi rumah dibandingkan dengan rumah tangga yang tidak menerima remitan (Airola, 2007; Haryono, 1999). Airola (2007:851) mengungkapkan bahwa remitan berpengaruh pada kesejahteraan masyarakat luas. Hal ini menunjukkan bahwa remitan tidak hanya berdampak pada keluarga yang ditinggalkan, namun juga kerabat lain, dan bahkan bukan kerabat secara langsung. Seperti penelitian yang ditemukan Haas (2006) bahwa remitan memiliki pengaruh besar terhadap masyarakat daerah asal, seperti mengurangi kemiskinan, adanya perubahan mata pencaharian, berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan, dan adanya perubahan pola pikir masyarakat terhadap kesadaran akan pendidikan dan peningkatan perekonomian. Kesadaran akan pendidikan ditunjukkan dengan adanya prioritas pemanfaatan remitan yang tidak hanya untuk biaya pendidikan 6

7 anak-anaknya, namun juga keluarga dekatnya. Peningkatan perekonomian ditandai dengan jumlah uang yang beredar di daerah asal menjadi lebih banyak dan keadaan ini membantu pembangunan yang sedang dilakukan di daerah asal dan berpengaruh pada perubahan persepsi terhadap lingkungan dan etos kerja (Herwanti, 2011). Pada lingkup yang lebih luas,remitan dapat membantu distribusi modal ke pedesaan sehingga mendukung dalam pembangunan desa terutama menumbuhkan peluang berusaha bagi masyarakat desa (Effendi, 2004:224). Contohnya,pemanfaatan remitan oleh masyarakat Jatinom digunakan untuk modal perdagangan, usaha pertanian (jeruk), usaha peternakan (ayam buras, sapi lemon), dan usaha jasa (salon, bengkel, sepeda motor, ojek, reparasi TV, dan radio). Selain itu, remitan juga dapat memenuhi kewajiban sebagai penduduk seperti membayar iuran desa ataupun membayar pajak, serta dapat menopang perbaikan fasilitas umum yang pembiayaannya dilakukan secara swadaya (Herwanti, 2011; Haryono, 1999). Berdasarkan dari beberapa hasil penelitian tersebut, ada beberapa kesamaan dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu tentang tema dan fokus mengenai pemanfaatan remitan di daerah asal dari para migran yang bekerja di kota. Hanya saja terdapat perbedaan pada lokasi penelitian. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti memiliki fokus pada pemanfaatan remitan di daerah asal dari para migran yang bekerja di JABODETABEK. 7

8 F. Kerangka Teori Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori keseimbangan (equilibrium) yang merupakan teori yang diungkapkan oleh Ravenstein (1885) yang berasal dari kerangka pemikiran klasik. Menurut perspektif ini mobilitas penduduk dikonseptualisasikan sebagai mobilitas geografi dari para pekerja yang mencoba menjawab ketidakseimbangan distribusi ruang dalam kaitannya dengan lahan, angkatan kerja, modal, dan sumber daya alam (Wood, 1982). Besarnya arus migrasi ditentukan oleh lokasi faktor produksi, hal ini merujuk pada perkotaan sebagai pusat industrialisasi. Pekerja melakukan migrasi dari tempat yang kekurangan modal dengan angkatan kerja yang melimpah menuju ke wilayah dengan modal yang melimpah namun angkatan kerja kurang. Dengan kata lain, terdapat redistribusi sumber daya manusia dari daerah dengan produktivitas rendah ke daerah produktivitas tinggi. Adanya keseimbangan ini membantu proses kelancaran dalam pembangunan dan dapat mengkoreksi ketidakseimbangan pembangunan antara desa-kota. Menurut model equilibrium ini, mobilitas dan migrasi pekerja dapat membantu proses konvergensi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial (Effendi, 2004:217). Proses konvergensi pertumbuhan ekonomi dapat diamati melalui adanya multiplier effect yang tercipta dari kegiatan belanja dalam regional, tabungan dan lapangan pekerjaan baru (Wang dan Hofe, 2011 dalam Puspitasari dan Salim, 2012). Teori equilibrium dapat dilihat dari perspektif makro, dimana pemerataan dimaknai sebagai upaya untuk menyamaratakan antara wilayah yang maju (dalam hal ini perkotaan) dengan wilayah yang masih tertinggal (pedesaan). Pemerataan dilakukan melalui migrasi, dimana pusat perekonomian tumbuh, dan mendorong orang untuk 8

9 melakukan migrasi ke wilayah tersebut, sehingga pendapatan yang diterima dari pusat perekonomian dapat dikirimkan ke wilayah asal migran (Noer, 2010:162). Teori keseimbangan (equilibrium)dapat dilihat dari perspektif mikro, yang meletakkan individu sebagai pelaku migrasi yang aktif dan rasional, karena memutuskan untuk melakukan mobilitas berdasarkan kalkulasi ekonomi (de Haas, 2007:12 dikutip oleh Noer, 2010:162). Akumulasi ekonomi yang dilakukan oleh individu dilihat sebagai upaya untuk memperoleh keuntungan lebih di tempat tujuan (perkotaan), dimana mereka memperoleh apa yang tidak mereka peroleh di daerah asal (Idrus, 2008 dalam Noer, 2010:162). Individu yang telah memperoleh keuntungan di daerah tujuan (perkotaan), baik secara langsung maupun tidak langsung, akan menyebarkan apa yang diperoleh dari daerah tujuan ke daerah asal, dalam hal ini erat kaitannya dengan adanya remitan. Secara singkat, jika jumlah orang melakukan migrasi ke kota semakin banyak, maka mereka menciptakan kesempatan lebih luas. Hal ini dapat terjadi karena semakin banyak uang dikirimkan ke daerah asal, maka sangat memungkinkan orang membuka lapangan pekerjaan baru di desa, sehingga akan terjadi keseimbangan antara daerah tujuan dengan daerah asal. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa migrasi merupakan cara yang efektif untuk mendorong terciptanya keseimbangan dari sisi ekonomi (Noer, 2010:162). Berdasarkan pemaparan di atas dapat dituangkan dalam skema berikut ini : 9

10 Gambar 1.1. Alur Kerangka Teori Mobilitas Penduduk Remitan Perbaikan Kehidupan Masyarakat Gambar 1.1 menunjukkan alur kerangka teori dari penelitian ini yang di dalamnya tertuang tiga konsep utama yaitu mobilitas penduduk, remitan, dan perbaikan kehidupan masyarakat. Ketiga konsep tersebut digunakan karena memiliki hubungan yang komprehensif. Adanya remitan disebabkan oleh adanya mobilitas penduduk, dan kedua hal tersebut dapat berpengaruh terhadap perbaikan kehidupan masyarakat(badriyah dkk, 2014: 154). 1. Mobilitas Penduduk Mobilitas penduduk horizontal atau mobilitas geografis merupakan gerak penduduk yang melintasi batas wilayah ke wilayah lain dalam jangka waktu tertentu (Mantra, 1999 dikutip oleh Arini, 2001:3). Mobilitas horizontal dibagi menjadi dua, yakni mobilitas penduduk permanen dan mobilitas penduduk non permanen. Mobilitas penduduk permanen ditandai oleh adanya niatan bagi migran untuk menetap di daerah tujuan secara permanen. Mobilitas penduduk non permanen dapat dibagi menjadi dua. Pertama ialah ulang-alik/commuting dimana migran dalam jangka waktu tertentu meninggalkan daerah asal dan kembali pada hari yang sama. Keduaialah mereka yang menginap/mondok di daerah tujuan. 10

11 Adanya mobilitas penduduk utamanya disebabkan oleh faktor ekonomi, yang berarti mobilitas penduduk tidak dapat dipisahkan dari pembangunan. Mobilitas terjadi dari wilayah yang memiliki pendapatan sedikit (pedesaan) menuju ke wilayah yang memiliki pendapatan tinggi (perkotaan), akibatnya pendapatan mengalir dari wilayah yang surplus menuju wilayah yang minus (Skeldon, 1997 dalam Noer, 2010:162). Melalui teori keseimbangan (equilibrium) melihat mobilitas penduduk sebagai suatu cara yang efektif dalam mendorong terwujudnya keseimbangan ekonomi yang merata (Castles and Miller, 2003 dalam Noer, 2010:162). 2. Remitan Remitan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu remitan ke luar dan remitan masuk(effendi, 2004:221). Remitan ke luar adalah dana yang berasal dari rumah tangga migran, dan digunakan migran untuk biaya perjalanan, mencari pekerjaan dan biaya hidup selama belum mendapat kerja di daerah tujuan. Sedangkan remitan masuk adalah barang, uang, dan ide yang dikirim atau dibawa migran ke daerah asal. Penelitian ini memiliki fokus pada remitan yang berupa uang, hal ini berdasarkan pada observasi awal yang notabene para keluarga migran yang berada di Desa Melikan menerima remitan dalam bentuk uang. Penelitian ini memiliki bahasan utama mengenai remitan masuk, yang berarti membahas terkait remitan yang dikirim oleh migran yang berada di JABODETABEK kepada masyarakat yang berada di daerah asal, yaitu masyarakat Desa Melikan, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten. Pemanfaatan remitan pada setiap keluarga migran tentu berbeda-beda, tergantung pada kebutuhan rumah tangga. 11

12 Pemanfaatan remitan dapat dirumuskan ke dalam enam tujuan utama sebagai berikut : untuk membantu keluarga, peringatan tujuan siklus hidup,membantu para calon migran,melunasi hutang, investasi, dan perencanaan pensiun (Curson, 1981 dalam Susilo, 2014). Kesejahteraan keluarga migran tercipta ketika pemanfaatan remitan dapat berdayaguna dalam waktu jangka panjang. Remitan dapat menopang kesejahteraan keluarga, karena ditandai oleh adanya perbaikan kehidupan/peningkatan taraf hidup pada keluarga migran (Haas, 2006). Kesejahteraan merujuk pada terpenuhinya kebutuhan material dan non-material (Suharto, 2006).Dengan kata lain, jika masyarakat desa mengalami peningkatan dalam pemenuhan kebutuhan karena adanya remitan, maka tercipta perekonomian yang seimbang antara kota dengan desa. G. Metode Penelitian Bagian ini memaparkan metode yang digunakan dalam penelitian ini. 1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Melikan, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten. Penelitian yang membahas tentang peran remitan yang dihasilkan oleh para migran yang bekerja di kota belum pernah dilakukan di desa ini.padahal jika melihat fenomena migrasi dan adanya remitan yang terdapat di desa tersebut menarik untuk dikaji. Menurut observasi awal, penduduk Desa Melikanyang melakukan migrasi ke JABODETABEK dari tahun ke tahun kian bertambah, utamanya yaitu penduduk yang telah menamatkan bangku SMA/SMK. Desa Melikan memiliki angka migrasi keluar sebesar 5,2% dari 381 jiwa yang pergi dari Kecamatan Wedi. Jika dibandingkan dengan 12

13 angka migrasi masuk hanya sedikit, angka migrasi masuk sebesar 7,4% dari 389 jiwa yang masuk ke Kecamatan Wedi (BPS, 2014).Dari banyaknya penduduk yang melakukan migrasi, penelitian ini bermaksud untuk menggali informasi tentangpenerimaan dan pemanfaatan remitan oleh keluarga migran yang berada di daerah asal. Waktu yang diperlukan dalam melakukan penelitian kurang lebih 4 bulan, yang dimulai dari diskusi konsep, survei lapangan, diskusi pelaporan survei, studi lapangan, analisis data, diskusi draft laporan akhir, dan yang terakhir yaitu penyusunan laporan akhir. 2. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan menggunakan instrument pengumpulan data berupa interview guide. Pendekatan kualitatif digunakan dalam penelitian ini karena peneliti ingin mendapatkan data secara intensif, mendalam, mendetail, dan komprehensif tentang pemanfaatan remitan oleh masyarakat Desa Melikan dari para migran yang bekerja di JABODETABEK. 3. Unit Analisa Unit analisa dari penelitian ini yaitu rumah tangga di Desa Melikan yang anggota keluarganya ada yang melakukan migrasi ke JABODETABEK dengan tujuan untuk bekerja. 13

14 4. Teknik Pemilihan Informan Penelitian ini membagi informan berdasarkan mata pencaharian keluarga migran yang berada di Desa Melikan, dengan tujuan untuk melihat perbedaan dari masing-masing rumah tangga yang ditinggalkan migran dalam memanfaatkan remitan. Peneliti membagi ke dalam lima rumah tangga, diantaranya ialah rumah tangga petani, rumah tangga pedagang, rumah tangga pensiunan PNS, rumah tangga buruh, dan rumah tangga pengrajin gerabah. Kategori ini terbagi berdasarkan hasil pengamatan lapangan dan data desa. Tidak hanya berdasarkan pada mata pencaharian keluarga migran, namun juga berdasarkan pada status perkawinan migran, baik migran yang belum menikah maupun migran yang sudah menikah dan menetap di kota bersama anak/istri/suami. Hal ini dilakukan supaya terdapat variasi data. Seperti dalam penelitian Effendi (2004), terdapat perbedaan persentase besaran remitan dan frekuensi pengiriman antara migran yang belum berumah tangga dengan migran yang sudah berumah tangga. Selain itu lamanya migran bekerja di kota juga mempengaruhi dalam pengiriman remitan. 5. Jenis Data Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama berupa hasil wawancara mendalam. Data sekunder adalah data yang bukan berasal dari sumber utama, namun melalui orang lain atau dokumen, dalam penelitian ini yakni seperti 14

15 infromasi dari perangkat Desa Melikan, data monografi desa, dan literature lainnya (Sugiyono, 2011). 6. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data meliputi observasi (pengamatan), indepth interview (wawancara secara mendalam). a. Observasi Peneliti melakukan observasi untuk mengetahui secara subyektif bagaimana situasi sosial masyarakat Desa Melikan. Hal tersebut dilakukan untuk melihat dampak dari banyaknya penduduk yang melakukan migrasi ke JABODETABEK. Observasi dilakukan dengan cara mengelilingi desa dan mengamati warga yang sedang berkumpul dan membicarakan keluarganya. b. Wawancara Peneliti melakukan wawancara dengan menggunakan interview guide. Pertama,peneliti mendatangi satu persatu informan yang dijadikan narasumber, kemudian peneliti menjelaskan tujuan dari penelitian ini, sehingga informan memahami pertanyaan-pertanyaan yang diberikan. c. Dokumentasi Selanjutnya yaitu melalui dokumentasi yang bersumber dari data kependudukan BPS, data monografi Desa Melikan, buku-buku literatur, jurnal penelitian, skripsi, dan laporan penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini.. Data sekunder ini digunakan untuk memperkuat data atau mempermudah dalam menggali data. Untuk memperkuat hasil pengamatan maka diperlukan beberapa alat bantu, antara 15

16 lain kamera, perekam suara, maupun alat tulis yang digunakan peneliti untuk mencatat hasil lapangan yang diperoleh. 7. Teknik Pengolahan dan Analisa Data Dalam pengolahan data, penelitian ini dimulai dari proses transkrip wawancara, dimana para informan menggunakan Bahasa Jawa, sehingga peneliti menelaah setiap kalimat yang diungkapkan oleh informan, sehingga menghasilkan suatu interpretasi data yang akan dikaji dalam analisa data. Dalam melakukan analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif kualitatif yang terbagi ke dalam tiga langkah yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan (Miles dan Huberman, 1992). a. Reduksi Data Peneliti melakukan proses seleksi data yaitu dengan cara memberi tanda khusus/highlightpada data yang akan digunakan. Data yang telah diseleksi, dikelompokkan menurut subbab dari pembahasan. Pengelompokkan data dilakukan dengan cara memberi highlight dengan warna yang berbeda, hal ini dilakukan supaya mempermudah dalam menyajikan data. b. Penyajian Data Data yang telah diseleksi berupa tanda khusus (highlight), kemudian disusun dan dikelompokkan berdasarkan warna. Masing-masing data dari setiap warna ditulis dalam bentuk teks naratif. Teks naratif yang telah disusun kemudian dimasukkan ke dalam masing-masing sub bab dari pembahasan.teks naratif yang telah tersusun dalam 16

17 suatu bentuk yang padu memudahkan untuk melihat apa yang sedang terjadi, dan memudahkan dalam penarikan kesimpulan. C. Penarikan Kesimpulan Dari setiap tulisan yang telah disusun, peneliti melihat alur teks narasi yang sudah dituliskan dan memahami suatu keterkaitan antara sub bab yang satu dengan sub bab lainnya. Kesimpulan ditulis berupa gambaran secara umum, dan peneliti meninjau ulang kembali tulisan, sehingga pernyataan yang diungkapkan sesuai dengan data di lapangan. 17

BAB I PENDAHULUAN. antar masing-masing daerah, antar golongan pendapatan dan di seluruh aspek. kehidupan sehingga membuat stuktur ekonomi tidak kokoh.

BAB I PENDAHULUAN. antar masing-masing daerah, antar golongan pendapatan dan di seluruh aspek. kehidupan sehingga membuat stuktur ekonomi tidak kokoh. 19 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan meliputi kenaikan pendapatan perkapita yang relatif cepat, ketersediaan kesempatan kerja yang luas, distribusi pendapatan yang merata serta kemakmuran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Gambaran Umum Kabupaten Tulungagung Letak Geografis Wilayah Kabupaten Tulungagung terletak antara koordinat ( 111 0 43 112 0 07 ) Bujur Timur, ( 7 0 51 8 0

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja (juta) (2009 est) 3 Angka pengangguran (%) Produk Domestik Bruto 1,918 7,033 35,163 42,421

BAB I PENDAHULUAN. kerja (juta) (2009 est) 3 Angka pengangguran (%) Produk Domestik Bruto 1,918 7,033 35,163 42,421 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Salah satu dampak dari adanya krisis ekonomi adalah melonjaknya angka pengangguran. Belum pulihnya perekonomian dan timpangnya perkembangan suatu wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mobilitas penduduk, terutama mobilitas dari pedesaan ke perkotaan. Banyak hal yang

BAB I PENDAHULUAN. mobilitas penduduk, terutama mobilitas dari pedesaan ke perkotaan. Banyak hal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Indonesia berpengaruh terhadap perubahan sosial demografi. Salah satu perubahan itu tercermin dari meningkatnya mobilitas penduduk,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. timpang dan ketidakseimbangan struktural (Mudrajad Kuncoro, 1997). tidak hanya mampu mendorong, tetapi juga dapat menganggu proses

BAB I PENDAHULUAN. timpang dan ketidakseimbangan struktural (Mudrajad Kuncoro, 1997). tidak hanya mampu mendorong, tetapi juga dapat menganggu proses 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Teori Kuznet pembangunan di Negara sedang berkembang identik dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi pada tahap awal pembangunan namun disertai dengan timbulnya

Lebih terperinci

PENGARUH PERGERAKAN PENDUDUK TERHADAP KETERKAITAN DESA-KOTA DI KECAMATAN KARANGAWEN DAN KECAMATAN GROBOGAN TUGAS AKHIR

PENGARUH PERGERAKAN PENDUDUK TERHADAP KETERKAITAN DESA-KOTA DI KECAMATAN KARANGAWEN DAN KECAMATAN GROBOGAN TUGAS AKHIR PENGARUH PERGERAKAN PENDUDUK TERHADAP KETERKAITAN DESA-KOTA DI KECAMATAN KARANGAWEN DAN KECAMATAN GROBOGAN TUGAS AKHIR Oleh : KURNIAWAN DJ L2D 004 330 NOVAR ANANG PANDRIA L2D 004 340 JURUSAN PERENCANAAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri.

I. PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri. Tidak terkecuali di Provinsi Lampung khususnya Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN...

HALAMAN PENGESAHAN... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mobilitas penduduk tentunya mempunyai kaitan yang sangat erat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Mobilitas penduduk tentunya mempunyai kaitan yang sangat erat dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mobilitas penduduk tentunya mempunyai kaitan yang sangat erat dengan pembangunan sebab mobilitas penduduk merupakan bagian integral dari proses pembangunan secara keseluruhan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia yang apabila dikelola dengan baik penduduk dapat menjadi salah satu modal dasar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kemakmuran antar daerah. Namun kenyataan yang ada adalah masih besarnya distribusi

BAB 1 PENDAHULUAN. kemakmuran antar daerah. Namun kenyataan yang ada adalah masih besarnya distribusi BAB 1 PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Tujuan pembangunan daerah yaitu mencari kenaikan pendapatan perkapita yang relatif cepat, ketersediaan kesempatan kerja yang luas, distribusi pendapatan yang merata,

Lebih terperinci

BAB VI PEMANFAATAN REMITAN

BAB VI PEMANFAATAN REMITAN 49 BAB VI PEMANFAATAN REMITAN 6.1 Jumlah dan Alokasi Penggunaan Remitan Migrasi Internasional Remitan merupakan pengiriman uang ke daerah asal, seperti diungkapkan Connel (1979) dalam Effendi (2004), menggambarkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penduduk yang tinggi disebabkan oleh tingkat fertilitas yang tinggi yang

I. PENDAHULUAN. penduduk yang tinggi disebabkan oleh tingkat fertilitas yang tinggi yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kependudukan merupakan masalah umum yang dimiliki oleh setiap negara di dunia ini. Secara umum masalah kependudukan di berbagai negara dapat dibedakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemiskinan merupakan hal klasik yang belum tuntas terselesaikan terutama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemiskinan merupakan hal klasik yang belum tuntas terselesaikan terutama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan hal klasik yang belum tuntas terselesaikan terutama di negara berkembang, artinya kemiskinan menjadi masalah yang dihadapi dan menjadi

Lebih terperinci

Mobilitas Penduduk I. Kependudukan (Demografi) Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si 1

Mobilitas Penduduk I. Kependudukan (Demografi) Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si 1 Mobilitas Penduduk I Kependudukan (Demografi) Dian Kurnia Anggreta, S.Sos, M.Si 1 Mobilitas Ditinjau Secara Sosiologis Mobilitas o Mobilitas Geografis Perpindahan penduduk dari batas geografis yang satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Migrasi 1. Pengertian Migrasi Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu wilayah ke wilayah tujuan dengan maksud menetap. Sedangkan migrasi sirkuler ialah gerak penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan yang terjadi karena adanya dinamika

BAB I PENDAHULUAN. pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan yang terjadi karena adanya dinamika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Migrasi dalam konteks demografi cukup memberikan sumbangan yang sangat besar pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan yang terjadi karena adanya dinamika

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 25 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Kondisi Fisik Desa Desa Pusakajaya merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Pusakajaya, Kabupaten Subang, Propinsi Jawa Barat, dengan

Lebih terperinci

2015 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MIGRAN BERMIGRASI KE KECAMATAN BANTARGEBANG KO TA BEKASI

2015 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN MIGRAN BERMIGRASI KE KECAMATAN BANTARGEBANG KO TA BEKASI 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Migrasi adalah salah satu fenomena penduduk yang dipelajari dalam studi geografi. Migrasi merupakan salah satu dari tiga faktor dasar yang mepengaruhi pertumbuhan

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORITIS, HIPOTESIS. Menurut Bintarto (1998:6) geografi penduduk mempelajari sebaran penduduk dipermukaan bumi

I. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORITIS, HIPOTESIS. Menurut Bintarto (1998:6) geografi penduduk mempelajari sebaran penduduk dipermukaan bumi I. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORITIS, HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Geografi Penduduk 1.1 Pengertian Menurut Bintarto (1998:6) geografi penduduk mempelajari sebaran penduduk dipermukaan bumi dan memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan berkembang atas kekuatan

Lebih terperinci

MIGRASI INTERNASIONAL DAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI BAGI KELUARGA MIGRAN DI DESA SERAH, KABUPATEN GRESIK, JAWA TIMUR PENDAHULUAN

MIGRASI INTERNASIONAL DAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI BAGI KELUARGA MIGRAN DI DESA SERAH, KABUPATEN GRESIK, JAWA TIMUR PENDAHULUAN P R O S I D I N G 429 MIGRASI INTERNASIONAL DAN DAMPAK SOSIAL EKONOMI BAGI KELUARGA MIGRAN DI DESA SERAH, KABUPATEN GRESIK, JAWA TIMUR 1) Dian Retno Intan, 2) Yayuk Yuliati 1) Mahasiswa Program Pasca Sarjana,

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Kontribusi Dana Remitan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Dalam. Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Kabupaten Tulungagung

BAB V PEMBAHASAN. Kontribusi Dana Remitan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Dalam. Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Kabupaten Tulungagung BAB V PEMBAHASAN Kontribusi Dana Remitan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Dalam Peningkatan Kesejahteraan Ekonomi Kabupaten Tulungagung Walaupun sangat disadari bahwa proses pembangunan bukan hanya ditentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dianggap dapat memberikan harapan. Faktor-faktor yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. dianggap dapat memberikan harapan. Faktor-faktor yang mempengaruhi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analisis demografi memberikan sumbangan yang sangat besar pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan terjadi karena adanya dinamika kelahiran, kematian dan perpindahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membantu pertumbuhan ekonomi kota Medan. Konsumsi rumah tangga Medan

BAB I PENDAHULUAN. membantu pertumbuhan ekonomi kota Medan. Konsumsi rumah tangga Medan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan masyarakat adalah tujuan utama dan cita-cita dari setiap negara. Tingkat kesejahteraan suatu negara merupakan salah satu tolak ukur untuk mengetahui keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan. penduduk melakukan mobilitas ke daerah yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan. penduduk melakukan mobilitas ke daerah yang lebih baik. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinamika kependudukan terjadi karena adanya dinamika kelahiran, kematian dan perpindahan penduduk (mobilitas) terhadap perubahan-perubahan dalam jumlah, komposisi dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif dipilih karena mampu memberikan pemahaman yang mendalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah IMAM NAWAWI, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah IMAM NAWAWI, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan suatu proses perubahan yang direncanakan sebagai salah satu upaya manusia dalam meningkatkan kualitas hidupnya. Begitu pun dengan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah menjadi salah satu kegiatan perekonomian penduduk yang sangat penting. Perikanan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada berbagai. dari tahun ke tahun, hal tersebut menimbulkan berbagai masalah bagi

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada berbagai. dari tahun ke tahun, hal tersebut menimbulkan berbagai masalah bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai negara berkembang, Indonesia dihadapkan pada berbagai masalah, seperti pengangguran, kemiskinan, tingkat pendapatan yang rendah dan lain sebagainya. Dimana

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi penduduk atau population geography merupakan cabang ilmu geografi.

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi penduduk atau population geography merupakan cabang ilmu geografi. 10 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Geografi Penduduk Geografi penduduk atau population geography merupakan cabang ilmu geografi. Menurut Bintarto (1977: 10) geografi dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang pengelolaan sumber daya alam yang berada di daerah-daerah tersebut, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. tentang pengelolaan sumber daya alam yang berada di daerah-daerah tersebut, sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia merupakan sebuah Negara kepulauan yang terdiri dari beriburibu pulau dengan luas wilayahnya yang mencapai 1.919,4 ribu km,memiliki sumber kekayaan alam

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan pada pengembangan dan peningkatan laju pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan pada pengembangan dan peningkatan laju pertumbuhan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang diarahkan pada pengembangan dan peningkatan laju pertumbuhan antar daerah. Pelaksanaan pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis demografi memberikan sumbangan yang sangat besar pada. kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan terjadi karena adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisis demografi memberikan sumbangan yang sangat besar pada. kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan terjadi karena adanya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis demografi memberikan sumbangan yang sangat besar pada kebijakan kependudukan. Dinamika kependudukan terjadi karena adanya dinamika kelahiran, kematian dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk Indonesia saat ini diperkirakan sekitar 1,2

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk Indonesia saat ini diperkirakan sekitar 1,2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertambahan penduduk Indonesia saat ini diperkirakan sekitar 1,2 persen dari jumlah penduduk atau sekitar 2,5 sampai 3 juta orang per tahun (Nehen, 2010:96).

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI NAFKAH MASYARAKAT SEBELUM DAN SESUDAH TERJADINYA KONVERSI LAHAN

BAB VI STRATEGI NAFKAH MASYARAKAT SEBELUM DAN SESUDAH TERJADINYA KONVERSI LAHAN BAB VI STRATEGI NAFKAH MASYARAKAT SEBELUM DAN SESUDAH TERJADINYA KONVERSI LAHAN 6.1. Strategi Nafkah Sebelum Konversi Lahan Strategi nafkah suatu rumahtangga dibangun dengan mengkombinasikan aset-aset

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atau struktur sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional

Lebih terperinci

KOMUTER DKI JAKARTA TAHUN 2014

KOMUTER DKI JAKARTA TAHUN 2014 BPS PROVINSI DKI JAKARTA No.12/02/31/Th.XVII, 16 Februari 2015 KOMUTER DKI JAKARTA TAHUN 2014 PENDUDUK MALAM JAKARTA (PROYEKSI PENDUDUK 2014) : 10 075 310 orang KOMUTER BODETABEK BERKEGIATAN DI JAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia telah mampu meningkatkan taraf hidup penduduknya. Peningkatan pendapatan di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia telah mampu meningkatkan taraf hidup penduduknya. Peningkatan pendapatan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia telah mampu meningkatkan taraf hidup penduduknya. Peningkatan pendapatan di wilayah ini ditunjukkan dengan pertumbuhan kegiatan produksi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan

I. PENDAHULUAN. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Migrasi merupakan perpindahan orang dari daerah asal ke daerah tujuan. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan dengan kedua daerah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat tersebut tidak hanya terjadi di daerah perkotaan, tetapi juga. dengan keberadaan industri yang ada di pedesaan.

I. PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat tersebut tidak hanya terjadi di daerah perkotaan, tetapi juga. dengan keberadaan industri yang ada di pedesaan. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan industri di Indonesia sangat pesat dan telah membawa perubahan tata kehidupan pada masyarakat di sekitar lokasi industri. Perubahan tata kehidupan masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi pada penelitian ini bertempat di SDN 3 Nagarawangi, Jl. KH. Lukmanul Hakim No. 6, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya. Lokasi tersebut

Lebih terperinci

MOBILITAS TENAGA KERJA KE MALAYSIA SERTA SUMBANGAN REMITAN TERHADAP EKONOMI KELUARGA DI KABUPATEN TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR

MOBILITAS TENAGA KERJA KE MALAYSIA SERTA SUMBANGAN REMITAN TERHADAP EKONOMI KELUARGA DI KABUPATEN TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR MOBILITAS TENAGA KERJA KE MALAYSIA SERTA SUMBANGAN REMITAN TERHADAP EKONOMI KELUARGA DI KABUPATEN TULUNGAGUNG PROPINSI JAWA TIMUR SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan Mencapai derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan masalah yang dihadapi oleh semua negara di

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan masalah yang dihadapi oleh semua negara di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan masalah yang dihadapi oleh semua negara di dunia, yang memiliki berbagai latar belakang dan penyebab. Bahkan, di beberapa negara menunjukkan

Lebih terperinci

BAB IV DISKUSI TEORITIK

BAB IV DISKUSI TEORITIK BAB IV DISKUSI TEORITIK Teori yang digunakan dalam analisa ini bermaksud untuk memahami apakah yang menjadi alasan para buruh petani garam luar Kecamatan Pakalmelakukan migrasi ke Kecamatan Pakal, Kota

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut peraturan Menteri Tenaga Kerja No : PER-05/MEN/1988

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut peraturan Menteri Tenaga Kerja No : PER-05/MEN/1988 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tenaga Kerja Indonesia (TKI) 1. Pengertian Menurut peraturan Menteri Tenaga Kerja No : PER-05/MEN/1988 tentang Antar Kerja Antar Negara yang dimaksud dengan tenaga kerja Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah tenaga kerja dan kesempatan kerja merupakan salah satu diantara banyak permasalahan yang ada di Indonesia. dengan bertambahnya penduduk dari tahun ke tahun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang disertai terjadinya perubahan struktur ekonomi. Menurut Todaro

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang disertai terjadinya perubahan struktur ekonomi. Menurut Todaro BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam proses pembangunan salah satu indikator keberhasilan pembangunan Negara berkembang ditunjukkan oleh terjadinya pertumbuhan ekonomi yang disertai terjadinya perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya industri-industri besar maupun kecil di Indonesia. Pembangunan sektor-sektor industri ini muncul sebagai

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

BAB II PENDEKATAN TEORITIS 6 BAB II PENDEKATAN TEORITIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1.Konsep dan Teori Mobilitas Penduduk Istilah umum bagi gerak penduduk dalam demografi adalah population mobility atau secara lebih khusus territorial

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PANEL PETANI NASIONAL (PATANAS)

LAPORAN AKHIR PANEL PETANI NASIONAL (PATANAS) LAPORAN AKHIR PANEL PETANI NASIONAL (PATANAS) Oleh: A. Rozany Nurmanaf Adimesra Djulin Herman Supriadi Sugiarto Supadi Nur Khoiriyah Agustin Julia Forcina Sinuraya Gelar Satya Budhi PUSAT PENELITIAN DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya alam yang terdapat pada suatu wilayah pada dasarnya merupakan modal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber daya alam yang terdapat pada suatu wilayah pada dasarnya merupakan modal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya alam yang terdapat pada suatu wilayah pada dasarnya merupakan modal dasar pembangunan yang perlu digali dan dimanfaatkan secara tepat dengan memperhatikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. positif. Migrasi dianggap sebagai proses alami di mana surplus tenaga kerja

I. PENDAHULUAN. positif. Migrasi dianggap sebagai proses alami di mana surplus tenaga kerja I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di masa lalu migrasi dari desa ke kota dipandang sebagai sesuatu yang positif. Migrasi dianggap sebagai proses alami di mana surplus tenaga kerja sedikit demi sedikit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebuah negara tidak akan pernah bisa lepas dari berbagai permasalahan yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Sugiyono (2009, hlm.2) menyatakan bahwa metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian di Indonesia merupakan kegiatan yang masih banyak dilakukan oleh penduduk dalam memperoleh penghasilan. Menurut hasil Sensus Pertanian tahun 2003, jumlah rumah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. dengan ilmiah adalah menyangkut masalah cara kerja, yakni cara kerja untuk

III. METODOLOGI PENELITIAN. dengan ilmiah adalah menyangkut masalah cara kerja, yakni cara kerja untuk III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah cara atau jalan yang digunakan peneliti untuk menyelesaikan suatu permasalahan di dalam suatu kegiatan penelitian. Metode yang berhubungan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu negara ataupun daerah. Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah ketenagakerjaan di Indonesia terjadi akibat. ketidakseimbangan antara pertumbuhan angkatan kerja dengan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah ketenagakerjaan di Indonesia terjadi akibat. ketidakseimbangan antara pertumbuhan angkatan kerja dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah ketenagakerjaan di Indonesia terjadi akibat ketidakseimbangan antara pertumbuhan angkatan kerja dengan kemampuan menciptakan lapangan kerja sebagai

Lebih terperinci

MEDIA INFORMASI PENELITIAN No. 180, Th. Ke 28 OKTOBER - DESEMBER Kehidupan Para Gelandangan di Yogyakarta Ditinjau dari Mobilitas Sosial Ekonomi

MEDIA INFORMASI PENELITIAN No. 180, Th. Ke 28 OKTOBER - DESEMBER Kehidupan Para Gelandangan di Yogyakarta Ditinjau dari Mobilitas Sosial Ekonomi MEDIA INFORMASI PENELITIAN No. 180, Th. Ke 28 OKTOBER - DESEMBER 2004 Kehidupan Para Gelandangan di Yogyakarta Ditinjau dari Mobilitas Sosial Ekonomi oleh Salamah* Intisari Penelitian ini dilakukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem negara kesatuan. Tuntutan desentralisasi atau otonomi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem negara kesatuan. Tuntutan desentralisasi atau otonomi yang lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Otonomi daerah memiliki kaitan erat dengan demokratisasi pemerintahan di tingkat daerah. Agar demokrasi dapat terwujud, maka daerah harus memiliki kewenangan yang lebih

Lebih terperinci

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Indonesia adalah negara agraris dimana mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Berbagai hasil pertanian diunggulkan sebagai penguat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk melihat keberhasilan pembangunan suatu negara. Setiap negara akan

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk melihat keberhasilan pembangunan suatu negara. Setiap negara akan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan merupakan indikator penting untuk melihat keberhasilan pembangunan suatu negara. Setiap negara akan berusaha keras untuk

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Sektor pertanian sudah seharusnya mendapat prioritas dalam kebijaksanaan strategis pembangunan di Indonesia. Selama lebih dari 30 tahun terakhir, sektor pertanian di Indonesia,

Lebih terperinci

Distribusi Variabel Berdasarkan Tingkat Analisis, Jenis data, Variabel, dan Skala Pengukuran

Distribusi Variabel Berdasarkan Tingkat Analisis, Jenis data, Variabel, dan Skala Pengukuran Distribusi Variabel Berdasarkan, Jenis data, Variabel, dan Skala Pengukuran No 1. Individu Umur Umur dihitung berdasarkan ulang tahun Demografi yang terakhir (berdasarkan konsep demografi). Pencatatan

Lebih terperinci

Fenomena Migrasi dan Pergerakan Penduduk. kependudukan semester

Fenomena Migrasi dan Pergerakan Penduduk. kependudukan semester Fenomena Migrasi dan Pergerakan Penduduk kependudukan semester 2 2012 pokok bahasan Konsep dasar Migrasi dan pergerakan: jenis mobilitas penduduk Faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas penduduk determinan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini meliputi teknik penjelasan tentang jenis penelitian; jenis data, lokasi dan waktu penelitian; kerangka sampling, pemilihan responden dan informan; teknik pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bab ini berkaitan erat dengan metode penelitian yang akan digunakan selama penelitian, meliputi pendekatan dan jenis penelitian, kehadiran dan peran peneliti di

Lebih terperinci

dikonsumsi (termasuk kebutuhan pangan dan non pangan).

dikonsumsi (termasuk kebutuhan pangan dan non pangan). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bagi penduduk Indonesia pengeluaran untuk kebutuhan keluarga masih mengambil bagian terbesar dari seluruh pendapatan keluarga. Peningkatan proporsi pengeluaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang dipakai oleh penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan judul skripsi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua Desa dengan pola hutan rakyat yang berbeda dimana, desa tersebut terletak di kecamatan yang berbeda juga, yaitu:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau pemasaran hasil pertanian. Padahal pengertian agribisnis tersebut masih jauh dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau pemasaran hasil pertanian. Padahal pengertian agribisnis tersebut masih jauh dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Agribisnis Sering ditemukan bahwa agribisnis diartikan secara sempit, yaitu perdagangan atau pemasaran hasil pertanian. Padahal pengertian agribisnis tersebut masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang tahun merupakan kelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang tahun merupakan kelanjutan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Jangka Panjang tahun 2005 2025 merupakan kelanjutan perencanaan dari tahap pembangunan sebelumnya untuk mempercepat capaian tujuan pembangunan sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara defenitif, pada awalnya pengertian pembangunan ekonomi diberi

BAB I PENDAHULUAN. Secara defenitif, pada awalnya pengertian pembangunan ekonomi diberi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara defenitif, pada awalnya pengertian pembangunan ekonomi diberi pemahaman yang sama dengan pertumbuhan ekonomi (Jhingan, 1988:4-5). Pertumbuhan ekonomi adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 25 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di TNW Kabupaten Merauke Provinsi Papua (Lampiran 1). Kegiatan penelitian dilakukan selama 3 (tiga) bulan, diawali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan perpindahan masyarakat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Setiap individu

BAB I PENDAHULUAN. melakukan perpindahan masyarakat mampu memenuhi kebutuhan hidupnya. Setiap individu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena umum yang menjadi masalah kependudukan di Indonesia meliputi jumlah penduduk yang sangat besar atau padat,tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki kekayaan sumberdaya ekonomi melimpah. Kekayaan sumberdaya ekonomi ini telah dimanfaatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

ANALISIS MIGRASI PENDUDUK KE DESA NDOKUMSIROGA KECAMATAN SIMPANG EMPAT KABUPATEN KARO. Oleh : Drs. Walbiden Lumbantoruan, M.Si

ANALISIS MIGRASI PENDUDUK KE DESA NDOKUMSIROGA KECAMATAN SIMPANG EMPAT KABUPATEN KARO. Oleh : Drs. Walbiden Lumbantoruan, M.Si ANALISIS MIGRASI PENDUDUK KE DESA NDOKUMSIROGA KECAMATAN SIMPANG EMPAT KABUPATEN KARO Oleh : Drs. Walbiden Lumbantoruan, M.Si ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui arus migrasi menuju Desa

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

BAB III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti akan mengambil lokasi penelitian di SMA N 7 Surakart. Lokasi dari SMA N 7 Surakarta terletak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

BAB II METODE PENELITIAN. metode penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang dilakukan untuk

BAB II METODE PENELITIAN. metode penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang dilakukan untuk BAB II METODE PENELITIAN 2.1. Bentuk Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Sugiyono (2012:35) metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh suatu bangsa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan maupun taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN. oleh suatu bangsa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan maupun taraf hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan salah satu alternatif terbaik yang dapat dilakukan oleh suatu bangsa dalam upaya meningkatkan kesejahteraan maupun taraf hidup masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan rumah tangga. Semakin tinggi pendapatan rumah tangga atau

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan rumah tangga. Semakin tinggi pendapatan rumah tangga atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsumsi merupakan pengeluaran total untuk memperoleh barang dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu terentu. Pengeluaran konsumsi menjadi komponen

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 1997 TENTANG KETRANSMIGRASIAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 1997 TENTANG KETRANSMIGRASIAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 1997 TENTANG KETRANSMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anggita Khusnur Rizqi, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anggita Khusnur Rizqi, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu hal yang menjadi ciri dari negara berkembang adalah angka pertumbuhan penduduknya yang tinggi. Hal tersebut sudah sejak lama menjadi masalah kependudukan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. banyak belum menjamin bahwa akan tersedia lapangan pekerjaan yang memadai

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. banyak belum menjamin bahwa akan tersedia lapangan pekerjaan yang memadai BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Penduduk merupakan faktor penting dalam proses pembangunan yakni sebagai penyedia tenaga kerja. Namun dengan kondisi tenaga kerja dalam jumlah banyak belum menjamin bahwa

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH

BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH Strategi pembangun daerah adalah kebijakan dalam mengimplementasikan program kepala daerah, sebagai payung pada perumusan program dan kegiatan pembangunan di dalam mewujdkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terakhir. Pertumbuhan Indonesia hanya mencapai 5,8% pada tahun 2013 dan turun

BAB I PENDAHULUAN. terakhir. Pertumbuhan Indonesia hanya mencapai 5,8% pada tahun 2013 dan turun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perlambatan dalam dua tahun terakhir. Pertumbuhan Indonesia hanya mencapai 5,8% pada tahun 2013 dan turun menjadi 5,2%

Lebih terperinci

ANALISIS KETERKAITAN KREDIT DAN KONSUMSI RUMAH TANGGA DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT DHONA YULIANTI

ANALISIS KETERKAITAN KREDIT DAN KONSUMSI RUMAH TANGGA DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT DHONA YULIANTI ANALISIS KETERKAITAN KREDIT DAN KONSUMSI RUMAH TANGGA DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT DHONA YULIANTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis, Sifat, Lokasi, dan Waktu Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Adapun bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan bentuk kualitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kota ataupun kabupaten untuk berlomba-lomba mengembangkan daerahnya di

BAB I PENDAHULUAN. kota ataupun kabupaten untuk berlomba-lomba mengembangkan daerahnya di BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Adanya kebijakan otonomi daerah di Indonesia, menuntut setiap daerah baik kota ataupun kabupaten untuk berlomba-lomba mengembangkan daerahnya di segala sektor. Hal ini

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GEOGRAFI

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GEOGRAFI SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GEOGRAFI BAB VII KEPENDUDUKAN Drs. Daryono, M.Si. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Dalam kegiatan rebranding Dhea Bordir, peneliti berusaha menganalisa dan menemukan informasi sebagai jalan keluar untuk permasalahan yang ada dengan pendekatan

Lebih terperinci

POLA DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN RUMAH TANGGA BEBERAPA DESA DI JAWA TIMUR

POLA DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN RUMAH TANGGA BEBERAPA DESA DI JAWA TIMUR POLA DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN RUMAH TANGGA BEBERAPA DESA DI JAWA TIMUR Oleh : Handewi Purwati S. Rachman*) Abstrak Dengan menggunakan data penelitian Patanas Jawa Timur yang dilakukan oleh Pusat Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses industrialisasi dan pengembangan industri merupakan salah satu jalur kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. akan dicapai berdasarkan pada filsafat fenomenologis yang mengutamakan

III. METODE PENELITIAN. akan dicapai berdasarkan pada filsafat fenomenologis yang mengutamakan III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, karena ditinjau dari sudut cara dan taraf pembahasan masalahnya serta hasil yang

Lebih terperinci

laporan penelitian ini dan menyajikan hipotesis. dan sumber data, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.

laporan penelitian ini dan menyajikan hipotesis. dan sumber data, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data. penelitian sebelumnya yang dipakai sebagai acuan dalam penulisan laporan penelitian ini dan menyajikan hipotesis. Bab III : Metode Penelitian Metode penelitian, menjelaskan mengenai metode penelitian yang

Lebih terperinci

Pada gambar 2.3 diatas, digambarkan bahwa yang melatarbelakangi. seseorang berpindah tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor non pertanian

Pada gambar 2.3 diatas, digambarkan bahwa yang melatarbelakangi. seseorang berpindah tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor non pertanian 31 Pada gambar 2.3 diatas, digambarkan bahwa yang melatarbelakangi seseorang berpindah tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor non pertanian dilatar belakangi oleh alih fungsi lahan. Lalu, perpindahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk yang hidup dan tinggal di daerah kota tersebut. Penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk yang hidup dan tinggal di daerah kota tersebut. Penduduk yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan sebuah kota sangat erat kaitannya dengan jumlah penduduk yang hidup dan tinggal di daerah kota tersebut. Penduduk yang banyak dan berkualitas

Lebih terperinci