BAB II GAMBARAN UMUM KARANGANYAR DAN PABRIK GULA TASIKMADU. A. Kondisi Geografis dan Demografis Kabupaten Karanganyar

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II GAMBARAN UMUM KARANGANYAR DAN PABRIK GULA TASIKMADU. A. Kondisi Geografis dan Demografis Kabupaten Karanganyar"

Transkripsi

1 20 BAB II GAMBARAN UMUM KARANGANYAR DAN PABRIK GULA TASIKMADU A. Kondisi Geografis dan Demografis Kabupaten Karanganyar 1. Letak Geografis Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu wilayah di antara 35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah yang letaknya paling timur, yaitu terletak di sebelah barat Lereng Lawu. Kabupaten ini terletak di sebelah barat kota Solo. Secara astronomis, Kabupaten Karanganyar terletak pada garis lintang 7º.28'' sampai 7º.46'' Lintang Selatan dan garis bujur 110º.40'' sampai 110º.70'' Bujur Timur. Batas- batas Daerah Kabupaten Karanganyar yaitu : a. Sebelah Utara : Kabupaten Sragen b. Sebelah Timur : Provinsi Jawa Timur (Magetan) c. Sebelah Selatan : Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Sukoharjo d. Sebelah Barat : Kota Surakarta dan Kabupaten Boyolali Secara geografis Kabupaten Karanganyar terdiri dari daerah datar dan pegunungan tepatnya berada di Lereng Gunung Lawu. Selain hal tersebut, Kabupaten Karanganyar juga beriklim tropis dengan suhu udara rata-rata 22º C- 31º C. 1 Kalau dicermati dengan seksama, Kabupaten Karanganyar memiliki ketinggian 511 m diatas permukaan laut. Oleh karenanya Wilayah Kabupaten karanganyar memiliki suhu udara yang sejuk. Sebagai salah satu Kabupeten yang menonjol di sektor Pariwisata alamnya, Karanganyar mempunyai wilayah ± ,64 hektar. Karanganyar 1 Badan Pusat Statistik Kabupaten Karanganyar., Karanganyar dalam Angka 1980, (Karanganyar, 1980), hlm.26.

2 21 terbagi atas 17 wilayah kecamatan, 165 desa, 12 kelurahan, 1165 wilayah dusun, dan 2160 wilayah dukuh. Dari ke 17 wilayah kecamatan tersebut diantaranya adalah Karanganyar, Tasikmadu, Jaten, Kebakkramat, Mojogedang, Karangpandan, Matesih, Tawangmangu, Kerjo, Ngargoyoso, Jenawi, Jumapolo, Jumantono, Jatipuro, Jatiyoso, Colomadu, dan Gondangrejo. Kecamatan Colomadu dan Gondangrejo meliliki wilayahnya yang berada berada diseberang barat Karanganyar (melewati wilayah lain). Wilayah Kecamatan ini berbatasan langsung dengan wilayah Surakarta dan Boyolali. Jarak yang ditempuh dari ibu Kota Kabupaten ke ibu kota kecamatan terjauh adalah kecamatan jenawi yaitu 34 Km dan Jatiyoso 30 Km, sedangkan yang terdekat adalah Karanganyar 0 Km, Tasikmadu 4 Km, dan Jaten 7 Km. Berikut adalah tabel luas daerah di Kabupaten Karanganyar : Tabel 1. Tabel Luas daerah di Kabupaten Karanganyar No Kecamatan Luas Daerah (Km) 1 Jatipuro Jatiyoso Jumapolo Jumantono Matesih Tawangmangu Ngargoyoso Karangpandan Karanganyar Tasikmadu Jaten Colomadu Gondangrejo Kebakkramat Mojogedang Kerjo Jenawi Sumber : Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Karanganyar

3 22 Berdasarkan data dalam tabel, Kecamatan tawangmangu memiliki wilayah yang paling luas dengan 70,03 km², sedangkan kecamatan yang memiliki wilayah tersempit adalah Colomadu 15,64 Km².Kabupaten Karanganyar memiliki Luas wilayah ,64 hektar ini, yang terbagi dengan luas tanah sawah ,91 Ha dan luas tanah kering ,73 Ha. Tanah sawah terdiri dari irigasi teknis Ha, non teknis 7.587,62 Ha dan luas untuk tegalan/kebun ,40 Ha. Di Karanganyar terdapat hutan Negara seluas 9.729,50 Ha dan perkebunan seluas 3.251,50 Ha. 2. Kondisi Demografis Demografis adalah studi ilmiah tentang penduduk, yang meliputi jumlah penduduk, struktur dan perkembangan suatu penduduk. Di sisi lain, penduduk meliputi tingkat kelahiran, tingkat migrasi dan tingkat kematian. Demografis banyak digunakan untuk menyebut tentang sifat dan interaksi ketiga tingkat tersebut, serta pengaruh dari ketiganya. 2 a. Jumlah Penduduk Penduduk adalah orang-orang yang berada di dalam suatu wilayah yang terikat oleh aturan-aturan yang berlaku dan saling berinteraksi satu sama lain secara terus menerus. 3 Oleh sebab itulah penduduk mendiami suatu wilayah tertentu dengan batas waktu yang tidak ditentukan. Pada masa sekarang ini pembatasan penduduk menjadi masalah yang sangat penting untuk menekan 2 David Lucas, Peter Mc Donald. Pengantar Kependudukan. (Jogjakarta :Gadjah Mada University Press, 1982), hlm html (diakses pada tanggal 9 juni 2015)

4 23 angka kelahiran. Negara-negara yang sedang berkembang, memiliki pertumbuhan penduduk yang cukup signifikan dan menelan sebagian besar pertumbuhan ekonomi. Oleh karenanya, kemiskinan menjadi momok tersendiri dalam menanggapi situasi tersebut. Pertumbuhan penduduk yang terlalu cepat dapat menghalangi kemampuan suatu bangsa untuk mencapai kemajuan dan untuk memenuhi permintaan rakyat yang selalu meningkat akan kehidupan yang lebih baik. Kebanyakan penduduk Karanganyar adalah asli keturunan Jawa, namun dalam perkembanganya masyarakat pendatang Cina dan Arab juga mendiami Karanganyar. Kabupaten Karanganyar memiliki jumlah penduduk yang terus meningkat dari tahun ketahun. Antara tahun 1975 sampai dengan tahun 1997 prosentase peningkatan penduduk Karanganyar bisa kita ketahui melalui tabel prosentase pertambahan penduduk.

5 24 Tabel 2. Tabel pertambahan penduduk di Kabupaten Karanganyar tahun Tahun Jumlah Penduduk Pertambahan penduduk tiap Tahun (%) Sumber : Arsip Laporan Statistik BPS Kabupaten Karanganyar Berdasarkan keterangan tabel, jumlah penduduk di Kabupaten Karanganyar mengalami peningkatan. Pada tahun 1975 jumlah penduduk mencapai jiwa dan mengalami peningkatan menjadi jiwa pada tahun Prosentase peningkatan penduduk antara 1-2 % disetiap tahunnya. Namun dengan semakin banyaknya jumlah kenaikan penduduk, membuat Pemerintah di Karanganyar memberlakukan sebuah kebijakan. Kebijakan yang dimaksud

6 25 adalah dengan memberlakukannya Keluarga Berencana. Adanya Keluarga Berencana ni diharapkan dapat menekan ledakan penduduk dari ahun ketahun dan membatasi jumlah anak dari setiap keluarga. Pemerintah Kabupaten Karanganyar berperan aktif terhadap Program Keluarga Berencana. Kabupaten Karanganyar tercatat tahun 1997 sebagai keluarga berencana aktif sebanyak 118, 840 dan terhitung 4.25% naik dari tahun sebelumnya. Oleh karenanya, dengan program Keluarga yang diterapkan ini, Pemerintah Kabupaten Karanganyar bisa mengendalikan jumlah penduduk yang tidak terkendali. Mengingat pada tempo dulu banyak anggapan banyak anak banyak rejeki, namun kenyataan dilapangan banyak anak tanpa di imbangi dengan kerja keras dari seorang Orang tua berdampak negatif bagi perekonomian keluarga. Tujuan dari program berencana bukan hanya membatasi angka kelahiran suatu penduduk, melainkan juga untuk memperkaya hidup dari sebuah keluarga. Oleh karenanya dengan program ini diharapkan dapat membenahi sistem dalam keluarganya. b. Pendidikan Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam setiap orang, oleh karenanya pemerintah Indonesia mencanangkan pendidikan agar masyarakat Indonesia bisa merubah dirinya menjadi lebih baik. Secara umum proses pendidikan terjadi dalam 3 lingkungan, yaitu keluarga, sekolah, serta masyarakat. Melalui lingkungan tersebut, manusia mendapatkan pendidikan baik formal, informal maupun non formal.

7 26 Ahmad D. marimba berpendapat bahwa pendidikan merupakan proses bimbingan yang dilakukan secara sadar oleh pendidik terhadap proses perkembangan jasmani dan rohani peserta didik, dengan tujuanya supaya terbentuk kepribadian yang unggul. 4 Kepribadian yang unggul antara lain tak hanya sekedar pintar dalam akademis saja, namun non akademis juga. Jumlah murid Kabupaten Karanganyar pada tahun 1997 dapat dilihat sebagai berikut : Tabel 3. Banyaknya murid berdasarkan tingkat tahun No Tahun Jumlah Murid TK SD SMP SMA Jumlah Sumber : Kantor Statistik Kab. Karanganyar Berdasarkan keterangan tabel tersebut dapat diketahui pertambahan jumlah siswa TK dari tahun mengalami naik turun. Adapun hal ini disebabkan disetiap wilayah jumlah penduduknya berbeda beda disetiap tahunya, dan otomatis jumlah siswa yang belajar di taraf TK tidak mengalami kenaikan setiap tahunnya. Jumlah siswa SMA juga mengalami yang sedemikian rupa, di jenjang ini jumlahnya lebih sedikit daripada jenjang SD maupun SMP. Faktor ekonomi menjadikan sedikitnya anak yang melanjutkan pendidikan ke yang lebih tinggi. 4 html (diakses pada tanggal 9 juni 2015)

8 27 c. Mata Pencaharian Mata Pencaharian merupakan suatu usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup ekonomi) dengan cara bekerja. Mata pencaharian suatu masyarakat berbeda satu dengan yang lainya. Perbedaan ini tergantung oleh keadaan geografis, sosial maupun budaya setempat disamping kemampuan yang dimiliki. Adanya hal tersebut mempengaruhi berbagai macam mata pencaharian masyarakat. Karanganyar sendiri memiliki berbagai sektor mata pencaharian. Dalam catatan BPS Kabupaten Karanganyar tahun 1997 terdapat 11 sektor mata pencaharian. Adapun hal ini merupakan peringkasan dari tahun 1975, dimana di Kabupaten Karanganyar terdapat 13 sektor mata pencaharian. Berdasarkan hasil sensus yang ada, sektor Nelayan merupakan mata pencarian yang sangat sedikit atau bahkan tidak ada di Kabupaten ini. Faktor ini dikarenakan letak geografis Kabupaten Karanganyar yang berada di wilayah yang cukup tinggi. Sektor agraris yang sangat banyak dan berkembang di Kabupaten ini. Berikut penjelasan mengenai mata pencaharian di Kabupaten karanganyar tahun 1975:

9 28 Tabel 4. Penduduk menurut mata pencaharian di Kabupaten Karanganyar tahun 1975 No. Mata Pancaharian Tahun Petani Pemilik Lahan Buruh Tani Peternak Nelayan Ikan darat Industri Home Industri Pedagang Dokter 9 9 Bidan Mantri Guru Pegawai Lainya Buruh Lain-Lain Jumlah Sumber:Karanganyar Dalam Angka Badan Pusat Statisti Kabupaten Karanganyar Berdasarkann tabel tersebut, mata pencaharian di Kabupaten Karanganyar terbagi menjadi 13 macam. Pada tahun 1975, mata pencaharian buruh tani mendominasi dengan angka Oleh karenanya, buruh tani menjadi mata pencaharian yang paling banyak pada tahun tersebut. Mata pencaharian paling sedikit adalah dokter. Dokter pada tahun tersebut tercatat hanya 9 orang. Alhasil dokter menjadi pekerjaan yang kurang diminati pada tahun tersebut. Seiring dengan berjalanya waktu, sektor mata pencaharian di Kabupaten Karanganyar dipersempit menjadi lebih ringkas. Hal ini dilakukan agar dalam melakukan pendataan lebih mudah. Melalui cara tersebut dapat diperkirakan bagaimana pertambahan jumlah mata pencaharian di Kabupaten Karanganyar. Berikut adalah penjelasan mata pencaharian Kabupaten Karanganyar tahun 1997 :

10 29 Tabel 5. Penduduk menurut mata pencaharian di Kabupaten Karanganyar tahun 1997 No. Mata Pancaharian Tahun Petani Sendiri Buruh Tani Nelayan 0 4 Pengusaha Buruh Industri Buruh Bangunan Pedagang Pengangkutan PNS/ABRI Pensiunan Lain-lain Jumlah Sumber:Karanganyar Dalam Angka Badan Pusat Statistik Kabupaten Karanganyar Berdasarkan data tabel, pada tahun 1997 bahwa mata pencaharian dikabupaten Karanganyar didominasi oleh sektor pertanian dengan mata pencaharian sebagai petani meningkat sekitar dari tahun 1975 yang hanya Oleh karenanya, Kabupaten Karanganyar dapat dikategorikan sebagai wilayah agraris dengan mengandalkan sektor pertanian sebagai sumber pendapatan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka sebagai petani pemilik lahan maupun sebagai buruh tani. Sebagai mata pencaharian kedua yang terbesar adalah buruh industri karena memang sektor industri ini memiliki peluang yang sangat besar di Kabupaten Karanganyar. d. Agama dan Kepercayaan Sistem budaya dari agama yang banyak dianut oleh orang Jawa terdapat keyakinan, konsep, pandangan dan nilai dan juga memiliki konsep tentag hidup umat manusia dalam kehidupan setelah kematian. Sistem kepercayaan orang Jawa yang hingga kini masih kental budayanya adalah kepercayaan terhadap roh-

11 30 roh jalus, arwah dan para leluhur mereka yang telah meninggal. Melalui kepercayaan tersebut, banyak diyakini dapat memberikan kekuatan supranatural kepada orang yang melakukan persembahan kepada roh tersebut. Dalam kepercayaan Jawa, roh haus dianggap menempati tempat tinggal manusia seperti sawah, pertigaan jalan, pohon dan juga hutan yang diyakini sebagai sebuah kerajaan roh tersebut. Sekarang banyak dijumpai pada hari tertentu di perempatan jalan, tempat keramat, pohon keramat ditempatkan sesaji berupa bunga. Hal ini dilakukanya agar mendapatkan petunjuk agar dalam melakukan kegiatan sehari-hari tidak mendapat halangan. Agama menjamin adanya persetujuan bersama dalam masyarakat, hal itu dikarenakan nilai-nilai yang mendasari sistem-sistem kewajiban sosial didukung bersama oleh kelompokkelompok keagamaan. 5 Kabupaten Karanganayar mayoritas penduduk beragama islam. Di lihat dari budaya, Kabupaten Karanganyar terdiri dari dua golongan yaitu santri dan abangan.kalangan santri lebih dekat dlaam menjalankan agama Islam yang sesungguhnya, sedangkan abangan keyakinan yang masih cenderung percaya kearah konsep Hindu-Budha dimana arah mistik tercampur erat dalam ajaran agama islam yang dilaksanakanya. Jumlah penduduk menurut agama dan kepercayaan di Kabupaten Karanganyar dapat dilihat dari tabel 6. 5 Elizabeth K. Nottingham, Agama dan Masyarakat : Suatu Pengantar Sosiologi Agama, diterjemahkan oleh Abdul Muis Naharong, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,1996), hlm. 42.

12 31 No Tahun Tabel 6. Penduduk Menurut Agama di Kabupaten Karanganyar tahun Agama Islam Katolik Kristen Hindu Budha Jumlah Jumlah Ratarata Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Karanganyar Berdasarkan tabel tersebut, penduduk di Kabupaten Karanganyar yang beragama Islam sebagai penganut agama terbanyak dengan rata-rata pertahunya yaitu jiwa dan agama Budha yang paling sedikit dengan 583 jiwa pertahunya. Sebagai penunjang peribadatan Kabupaten Karanganyar telah memiliki Masjid 1518 buah, Mushala 677 buah, gereja 114 buah, pura 8 buah dan wihara 3 buah. Oleh karenanya, bagi umat Hindu terdapat beberapa bangunan candi seperti Candi Cetho, Candi Sukuh, Candi Kethek dan masih banyak bangunan Candi yang digunakan sebagai tempat keagamaan dan peribadatan. B. Gambaran Umum Pabrik Gula Tasikmadu 1. Sejarah Pabrik Gula Tasikmadu Karanganyar Industri Gula merupakan salah satu industri tua yang ada di Indonesia. Industri Gula menempuh perjalanan panjang sejak kolonial Belanda. Hal ini bisa ditemui dengan adanya pabrik-pabrik gula yang beroprasi bertahun-tahun di

13 32 Indonesia. Industri gula di Indonesia dimulai sejak abad ke 16 dari catatan Cornelis de Houtman yang singgah di pulau Jawa, ia menemukan bahwa penduduk di daerah Banten telah menjual gula yang didatangkan dari berbagai daerah. 6 Kemudian setelah itu mulailah didirikan pabrik-pabrik yang mulai beroperasi di berbagai daerah. Salah satu diantaranya didirikan di Kabupaten Karanganyar. Di Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah terdapat dua Pabrik Gula yaitu PG Colomadu dan PG Tasikmadu. Kedua pabrik ini dibangun oleh KGPA Mangkunegoro (MN) IV. Mangkunegoro IV adalah seorang Adipati dari Pura Mangkunegaran yang ketika itu sebagai cendekiawan yang memiliki pandangan untuk bisa mengendalilkan produksi gula di Jawa. 7 Berkat kegigihan dan kercerdikanya dalam memainkan peran di dalam industri gula membuat Pabrik Gula Colomadu menjadi semakin berkembang. Semakin berkembangnya industri gula di PG Colomadu menjadikan sebuah pertimbangan Mangkunegoro IV untuk membangun Pabrik lagi di wilayah lain. Akhirnya pada tanggal 11 Juni 1871 dibangunlah Pabrik Gula Tasikmadu. Pabrik Gula Tasikmadu dibangun 10 tahun semenjak didirikanya Pabrik Gula Colomadu. Melalui dua Pabrik Gula tersebut semain memantapkan Mangkunegoro IV dalam mengembangkan Industri gula. KGPA Mangkunagoro IV yang terkenal dengan jiwa wirausaha menanamkan modal dalam industri gula tersebut agar bisa memberi kehidupan kepada kawulanya atau rakyat Praja Mangkunegaran, khususnya bagi karyawan 6 Wanti. Buruh Pabrik Gula Tasikmadu Karanganayar tahun (Studi tentang kebijakan aturan perburuhan). Skripsi Fakultas Sastra dan Seni Rupa UNS hlm Ardian Kresna, Sejarah Panjang Mataram. (Yogyakarta : Diva Press, 2011),hlm. 164.

14 33 pabrik. Bahkah beliau berpesan kepada pengelola pabrik agar mempertahankan pabrik supaya bisa memberi kehidupan para karyawannya beberapa waktu sebelum mangkat. Oleh karenanya, dengan membangun dan mengembangkan usaha di bidang Industri gula ini KGPA Mangkunegoro IV berharap dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar. Pembangunan PG Tasikmadu ditanda tangani oleh arsitek berkebangsan Jerman bernama H. Kamp. Setelah 3 tahun semenjak berdirinya PG Tasikmadu, akhirnya PG tersebut mulai beroperasi. Dengan berdirinya perusahaan gula berarti telah terjadi perubahan besar dalam perekonomian di Mangkunegaran. Hal ini terbukti selama akhir abad XIX, perusahaan gula Mangkunegaran dapat memperoleh keuntungan yang cukup memuaskan. Selama masa , pendapatan rata-rata yang diperoleh perusahaan gula mencapai f pertahun. 8 Bertambah kuatnya usaha perkebunan tebu didorong oleh kondisi pasaran dunia yang semakin membaik, rasionalisasi pengelolaan perkebunan dengan penghematan biaya dan management yang ketat serta dukungan dari korporasi perusahaan. Pabrik gula Tasikmadu yang sebagian produksinya dari perkebunan tebu Triagan telah menghasilkan pikul pada tahun Hal ini mengalami banyak kenaikan yang cukup dari sejak awal Pabrik Tasikmadu tersebut berproduksi. Namun dalam perkembangannya, pada tahun 1930 an produksi Gula di Tasikmadu mengalami sedikit penurunan. Dampak yang ditimbulkan akibat kerugian ini adalah pengurangan jumlah produksi gula di 8 Abdul Karim, Pringgodigdo, Sejarah Perusahaan Perusahaan Kerajaan Mangkunegaran, (Solo: Reksopustoko, 1987), hlm 23.

15 34 Pabrik sendiri. Administratur menerapkan sistem ini untuk menekan banyaknya kerugian yang ada. Pabrik gula Tasikmadu merupakan aset ekonomi dan aset budaya yang berpengaruh dalam industri Gula. Dalam perkembangannya pabrik gula Tasikmadu mengalami beberapa perubahan status unit perusahaan yaitu tahun berdasarkan PP No.14/PP/1968 didirikan Perusahaan Perkebunan XVI (PNP XVI) dan Badan Pimpinan Umum Perusahaan Perkebunan Negara (BPUPPN) Gula dimasukkan ke dalam PNP XVI dan PG Tasikmadu masuk dalam unit kerja PNP XVI, setelah itu tahun 1996 berdasarkan PP No.17/PP/1996 tanggal 14 februari Surat KeputusanMenteri No.168/KMK.016/1996 tanggal 16 Maret 1996 dan No. 256/KMK.016/1996 tanggal 8 April 1996 PTP XV- XVI digabung dengan PTPN XVIII (Persero) menjadi PT Perkebunan Nusantara IX dan PG Tasikmadu menjadi salah satu unit kerja dari PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) sampai dengan sekarang Keadaan Geografis Wilayah Pabrik Gula Tasikmadu Pabrik Gula Tasikmadu terletak di sebelah barat lereng Gunung Lawu, tepatnya di Desa Ngijo, Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar. Pabrik Gula ini berjarak sekitar 15 km dari kota Solo, Jawa Tengah. Pabrik Gula Tasikmadu termasuk dalam wilayah desa Ngijo, yang mempunyai luas wilayah ,5 Hektar. 10 Dari segi geografisnya, terletak pada garis lintang 7º.28'' sampai 7º.46'' Lintang Selatan dan garis bujur 110º.40'' sampai 110º.70'' Bujur Timur. Wilayah ini mempunyai suhu antara 22 ºC-31 ºC dan beriklim tropis. 9 Wawancara dengan Taufan tanggal 21 Juli Monografi Desa Ngijo, hlm. 9.

16 35 Keadaan iklim topis dan suhu udara tersebut sangat menguntungkan bagi perkembangan dan pertumbuhan tanaman tebu. Iklim tropis yang mempunyai musim hujan dan kemarau membantu perumbuhan tebu menjadi lebih baik. Melalui musim kemarau, tebu-tebu menjadi lebih cepat matang dan kering sehinga dalam penebangan menjadi lebih mudah. Sementara itu, tebu juga membutuhkan sarana air dan pada musim penghujan menjadikan air sebagai sarana pokok pertumbuhan tebu. Melalui dua musim tersebut, pertumbuhan dan perkembangan tebu di wilayah Pabrik Gula Tasikmadu menjadi lebih baik. Ditunjang dengan perlengkapan lori untuk mencapai perkebunan luar, serta truk menjadikan Pabrik Gula Tasikmadu lebih berkembang dalam penyediaan sarana dan prasarana. C. Struktur Organisasi Memahami lebih dalam mengenai Pabrik Gula Tasikmadu Karanganyar, perlu diperhatikan lebih lanjut mengenai struktur organisasi. Melalui struktur organisasi tersebut bisa dilihat pembagian kerja antara atasan dengan bagian bawahnya. Pengertian struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang di harapakan dan di inginkan. Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa, jadi ada satu pertanggung jawaban apa yang akan di kerjakan. Adanya struktur organisasi ini

17 36 memudahkan hubungan yang baik antara pemimpin dan bawahanya. Hal ini bisa mewujudkan suatu kerjasama yang baik dan suasana yang harmonis dalam lingkup perusahaan tersebut. Struktur organisasi juga memiliki fungsi dan kegunaan. Kegunaan tersebut agar bisa membedakan antara kelompok pada bagian-bagian tersentu. Berikut adalah fungsi dan kegunaan struktur organisasi : Kejelasan tanggung jawab Setiap anggota dari organisasi harus dapat bertanggung jawab dan juga apa yang harus dilaksanakan bisa dipertanggung jawabkan. Setiap anggota organisasi harus dapat bertanggung jawab terhadap pemimpinnya yang memberikan wewenang kepadanya. 2. Kejelasan kedudukan Setiap Anggota yang ada dalam struktur organisasi harus dapat mempermudah dan melakukan koordinasi dengan bagian-bagian lainnya. 3. Kejelasan mengenai jalur hubungan Kejelasan dalam hal ini maksudnya adalah melakukan pekerjaan dan tanggung jawab setiap pegawai dalam sebuah organisasi maka akan dibutuhkan kejelasan hubungan yang tergambar dalam struktur sehingga dalam jalur penyelesaian suatu pekerjaan akan lebih mudah. PG Tasikmadu dipimpin oleh seorang administratur tang membawahi 4 bagian yaitu : Kepala Tanaman, Kepala A.K.U, Kepala Instalasi, dan Kepala Pengolahan. Melalui bagian tersebut melakukan tugas masing-masing dan bertanggung jawab kepada administratur selalaku pemimpin perusahaan (diakses pada tanggal 20 Desember 2015)

18 37 Bagan Organisasi Pabrik Gula Tasikmadu ADMINISTRATUR KEPALA TANAMAN KEPALA A.K.U KEPALA INSTALASI KEPALA PENGOLAHAN Litbang 4 Sub Bagian, yaitu : 1.Keuangan 2.Pembukuan 3.Hak Umum/SDM 4.Gudang Masinis Stasiun Chemiker SKK Ka Sub Tebang & angkut SKW KARYAWAN PELAKSANA TETAP PEKERJA PKWT Keterangan : A.K.U SKK SKW HAK, SDM PKWT = Administrasi Keuangan dan Umum = Sinder Kebun Kepala ( Mengelola Rayon) = Sinder Kebun Wilayah ( Mengelola Wilayah) = Hubungan Antar Kerja, Sumber Daya Manusia = Perjanjian Kerja Waktu Tertentu Sumber : Arsip Pabrik Gula Tasikmadu tahun 1997

19 38 Melalui skema bagan bisa dilihat pembagian tugas dari masing masing bagian, diantaranya : 1. Administratur Adalah pemimpin tertinggi dalam pabrik gula. Administratur dalam sistem dunia kerja sekarang fungsi dan kinerjanya sama dengan manager sebuah perusahaan. Administratur mempunyai tugas betanggung jawab memimpin dan mengelola semua kegiatan usaha yang meliputi perencanaan dan pelaksanaan seluruh operasional produksi, finansial dan administrasi dengan efektif dan efisien. Administratur juga bertanggung jawab terhadap perencanaan jangka pendek dan panjang dari kegiatan perusahaan serta membina hubungan baik terhadap petani tebu, KUD, dan instansi pemerintahan terkait Bagian Kepala Tanaman Bagian kepala Tanaman bertanggung jawab dalam mengelola tanaman / kebun tebu mulai dari persiapan lahan dan bibit sampai dengan penyediaan tebu sebagai bahan baku di Pabrik Gula. Adapun tugas dari kepala Tanaman yaitu merumuskan kebijakan dalam masalah areal, baik bibit maupun tebu giling, pengolahan tanah/lahan, penanaman dan pemeliharaan, penebangan dan pengangkutan, memberikan bimbingan dan teknis dalam penanaman tebu kepada petani tebu rakyat, menjamin kebutuhan pasokan bahan baku tebu ke Pabrik Gula baik secara kualitas maupun kuantitas, serta menyelenggarakan administrasi, arsip, dokumentasi, dan statistik dalam bagiannya. 13 Dalam 12 PT Perkebunan XV-XVI (Persero)., Instruksi Dasar No.XX-ID/ ( Solo,1982), hlm Ibid., hlm. 125.

20 39 pelaksanaan tugasnya sebagai Kepala Tanaman bertanggung jawab langsung kepada administratur dan mempunyai wewenang untuk memimpin dan mengkoordinir Sinder Kebun Kepala, Sinder Kebun Wilayah, Sinder Kebun Percobaan/Litbang, dan Kepala Tebang dan Angkut. Adapun pokok-pokok tugas dan wewenang dari bagian Tanaman adalah sebagai berikut : a. Sinder Kebun Kepada (SKK) Adapun tugas dari Sinder Kepal Kebun yang bertanggung jawab atas rayon tertentu dan melakukan pengawasan untuk meningkatkan ketertiban, efektivitas dan efisiensi dalam rayonnya yang meliputi pembibitan, penanaman, pemeliharaan, tebang dan angkut tebu, mengkoordinir dan melakukan pembagian tugas kepada bawahannya untuk mencapai peningkatan produktivitas, melakukan pembinaan kepada petani tebu rakyat dalam rangka penyediaan bahan baku tebu. Sinder Kebun Kepala juga memberikan saran dan pendapat kepada Kepala Tanaman dalam meningkatkan/pengembangan usaha perusahaan yang kaitanya dengan kualitas tanaman. 14 b. Sinder Kebun Wilayah (SKW) Adapun tugas dari Sinder Kebun Wilayah yaitu Mengatur pelaksanaan aktivitas kebun untuk menghasilkan produksi yang setinggi-tingginya baik kuantitas maupun kualitas yang meliputi mencari areal untuk tebu giling dan tebu bibit, pembibitan untuk tebu giling, 14 Ibid., hlm.128

21 40 pembukaan lahan, menanam dengan jenis atau varietas yang sesuai atau memadai, melakukan pemeliharaan, pemberantasan hama dan penyakit tebu, menaksir atau taksasi tebu, melakukan efisiensi pembiayaan, pembinaan tenaga kerja kebun, Mengelola sarana dan prasarana dalam hal membuat daftar alat dan bahan, sarana dan prasarana yang diperlukan dan pelaksanaan penggunaanya serta menjaga keamanan terhadap kehilangan dan kerusakan, mengatur serta mengawasi penggunaan semua perlengkapan seefisien mungkin. 15 Sinder Kebun Wilayah juga mengatur penyediaan tenaga kerja, membimbing, membina dan mengendalikan untuk mencapai produktivitas kerja yang optimal. Sinder Kebun Wilayah bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan administrasi, dokumentasi dan statistik atas seluruh aktivitas dalam kebunnya. c. Sinder Kebun Percobaan / Peneliti dan Pengembangan (Litbang) Adapun tugas dari Sinder Kebun Percobaan/Penelitian dan Pengembangan (Litbang) yaitu Bekerjasama dengan Sinder Kebun Wilayah, berkewajiban mengawasi penyelenggaraan kebun-kebun percobaan, pemeliharaan sampai dengan penebangan dan selanjutnya bekerjasama dengan Bagian Pengolahan Dalam penggilingan kemudian juga Menyelenggarakan dan mempertanggungjawabkan dalam pengambilan contoh kemasakan tebu dengan dibantu Sinder Kebun Wilayah dan Chemiker. 15 Ibid., hlm.131

22 41 Sinder Kebun Percobaan juga menggupayakan kerjasama dengan Bagian Pengolahan menyelenggarakan dan mempertanggungjawabkan penggilingan contoh tebu serta analisa kemasakan beserta administrasinya dengan baik dan benar; Melakukan analisa lori dalam rangka menjamin kualitas tebangan yang baik dengan menilai hasil mutu tebangan secara berkala. Bekerjasama dengan Sinder Kebun Wilayah melakukan pencegahan terhadap terjadinya serangan hama, penyakit serta tumbuhan pengganggu lainnya. Sinder Kebun Percobaan bersama dengan Sinder Kebun Wilayah menyelenggarakan Kebun Bibit yang meliputi kegiatan: 1. Membuat rencana susunan varietas 2. Melakukan seleksi terhadap varietas-varietas 3. Memberantas kebun bibit dari hama dan penyakit 4. Mengadakan penelitian 5. Pengembangan terhadap alat- alat mekanisasi pertanian. d. Kepala Tebang dan Angkut Tugas dari Kepada Tebang dan Angkut adalah bertanggung jawab atas semua terselenggaranya pelaksanaan tebang dan angkutan tebu. Pada tahapan ini kepala tebang angkut memiliki andil dalam pemilihan penebangan tanaman tebu yang diperlukan oleh Pabrik Gula. Setiap hari dalam musim giling menentukan tebu yang akan ditebang, memetakan wilayah tebu yang akan tebang angkut dan menyiapkan sarana dan prasarana berkaitan dengan hal tersebut.

23 42 Kepala tebang dan angkut juga merencanakan, menggunakan memelihara serta mengusulkan penambahan pengurangan alat kerja yang berkaitan dengan sistematika penebangan tebu di suatu wilyah. Dalam prasarana angkut tebu, PG Tasikmadu masih menggunakan lori, namun setelah adanya sistem TRI (Tebu Rakyat Intensifikasi) pengangkutan ditambah dengan kendaraan truk. Adapun hal ini dilakukan karena dengan adanya sistem TRI petani tebu bebas menanam tebu mereka dilahan yang mereka miliki dimanapun berada. 16 Oleh karenanya, lori yang semisal tidak bisa menjangkau wilayah perkebunan tebu petani diwilayah yang jauh bisa dibantu dengan menggunakan truk. 3. Bagian Kepala Administrasi, Keuangan dan Umum (A.K.U) Bagian A.K.U memiliki tugas dan tanggung jawab besar terhadap Pabrik Gula. Bagian ini mempunyai tugas dan tanggung jawab memberikan pelayanan kepada seluruh bagian yang ada di Pabrik Gula. Menangani masalah keuangan perusahaan dan ketenagakerjaan pada semua bagian merupakan tanggung jawab pada bagian ini. Dalam melaksanakan tugasnya, kepala A.K.U dibantu oleh 4 bagian yaitu : a) Sub Bagian Keuangan Tugasnya menangani hal yang kaitanya dengan masalah keuangan perusahaan 16 Soesilo Widhijanto, Bercocok tanam tebu di Lahan Kering dan masalah-masalahnya di PG Tasikmadu, (Surakarta : PTP.XV-XVII (Persero), 1994), hlm.8.

24 43 b) Sub Bagian Pembukuan Pada sub bagian ini memiliki tugas dan tanggung jawab terhadap pembukuan buku kas/bank, membukukan neraca bulanan, membukukan kartu buku besar, membukukan rekening Koran, membukukan hutang piutang Petani tebu rakyat, membukukan penerimaan dan pengeluaran barang, membukukan laporan manager. c) Sub Bagian Hubungan Antar Kerja (HAK) dan Umum/SDM dan Umum Pada bagian HAK dan umum bertanggung jawab terhadap urusan ketenagakerjaan dan urusan-urusan umum. Ketenagakerjaan kaitanya dengan sistem kepegawaian, masalah golongan pekerja, masa kerja/kontrak, pengurusan masa pension bagi pekerja dan mengurusi hakhak pekerja. d) Sub Bagian Gudang Tanggung jawab dari bagian gudang yaitu membukukan penerimaan dan pengeluaran barang yang bersangkutan dengan bagian gudang, kemudian meyimpan barang sesuai dengan klarifikasi barang, mencatat barang kedalam label barang dan mencatat laporan harian penerimaan suatu barang. 4. Bagian Instalasi Pada Bagian instalasi bertanggung jawab penuh terhadap seluruh peralatan dan instalasi yang terdiri dari stasiun gilingan, stasiun listrik stasiun ketel, stasiun besali, stasiun pemurnian, stasiun bangunan, stasiun penguapan, garasi/

25 44 kendaraan, stasiun puteran, pompa kebun/pemadam kebakaran, stasiun masakan. Bagian instalasi dikepalai oleh seorang Kepala Instalasi yang dibantu oleh masinis instalasi. Penyebutan masinis bukan berarti orang yang mengemudikan kereta/lori melainkan orang yang mempunyai wewenang membantu Kepala Instalasi mengurusi bagian pengelolaan bahan. 17 Kepala Instalasi mempunyai tugaa bertanggung jawab atas kelancaran fungsi stasiunstasiun secara optimal terutama dalam musim giling, menyusun daftar kebutuhan semua barang perlengkapan, bahan dan alat lengkap dengan spesifikasi teknisnya serta melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap penggunaannya, merencanakan investasi, rehabilitasi dan eksploitasi beserta perhitungan ekonomi teknisnya, bertanggung jawab atas terpeliharanya barang invetaris pabrik, melakukan koordinasi pemeliharaan terhadap peralatan/ mesimesin sehingga dapat digunakan secara optimal. Berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab seorang kepala Instalasi, masinis instalasi juga memiliki tugas membantu Kepala Instalasi dalam menyusun daftar kebutuhan semua barang perlengkapan, bahan dan alat lengkap dengan spesifikasi teknisnya serta melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap penggunaanya, membantu Kepala Instalasi dalam merencanakan investasi, rehabilitsi dan eksploitasi beserta perhitungan ekonomi teknisnya, menjaga kondisi mesin dan instalasi agar dapat tetap berfungsi dengan baik, melaksanakan persiapan dan pemeliharaan mesin dan instalasi sehingga dapat digunakan tepat pada waktunya dan menjamin kelancarannya, mengatur penggunaan tenaga kerja baik dalam musim giling Maupun luar musim giling 17 Wawancara dengan Hari Purnomo Tanggal 26 Juli 2015

26 45 serta memberikan bimbingan teknis demi peningkatan produksi yang efektif dan efisien, menyelenggarakan administrasi, arsip, dokumentasi dan statistik dalam bidangnya 5. Bagian Kepala Pengolahan Pada bagian Pengolahan fungsi dan tugasnya berkaitan dengan bagian instalasi, karena memang antara penyedia bahan dan pengolahan saling berhubungan. Apabila di salah satu dari kedua bagian tersebut mengalami sebuah kendala, sistem produksi giling tebu akan terhenti. Oleh karenanya, hubungan kerja diantara keduanya sangatlah terkait dalam proses giling tebu. Bagian Pengolahan ini bekerja sama dengan Kepala Instaasi merencanakan investasi dan rehabilitasi beserta perhitungan ekonomi tekniknya. Kepala Pengolahan juga memoitoring aktivitas pabrikasi, antara lain : 1. Memelihara proses pengolahan secara wajar dengan mengontrol biaya 2. Menyimpan hasil produksi utama 3. Penetapan standar produksi 4. Mengumpulkan semua data dan informasi dari seluruh kegiatan operasional.

BAB III DESKRIPSI INSTANSI

BAB III DESKRIPSI INSTANSI BAB III DESKRIPSI INSTANSI A. Nama Instansi Nama Instansi : Pabrik GulaTasikmadu Karanganyar Alamat : Desa Ngijo Kecamatan Tasikmadu Karanganyar, Telp : (0271) 7495562, Fax : (0271) 6497800 Email : sdmtasikmadu@ptpn9.co.id

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB III DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB III DESKRIPSI PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan Pabrik Gula Tasikmadu didirikan oleh kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegoro IV, yang peletakan batu pertamanya pada tanggal 11 juni 1871. Pembangunan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI INSTANSI

BAB III DESKRIPSI INSTANSI BAB III DESKRIPSI INSTANSI A. Nama Instansi Nama Instansi : Pabrik GulaTasikmadu Karanganyar Alama : Desa Ngijo Kecamatan Tasikmadu Karanganyar, Telp : (0271) 7495562, Fax : (0271) 6497800 Email : sdmtasikmadu@ptpn9.co.id

Lebih terperinci

Geografi. Astronomi. Batas Wilayah. Cuaca

Geografi. Astronomi. Batas Wilayah. Cuaca Geografi Astronomi No Garis 1 Lintang Selatan 70 28 70 46 2 Bujur Timur 110 40 110 70 Ketinggian rata-rata 511 meter di atas permukaan laut serta beriklim tropis dengan temperatur 22 31 C. Sumber: BAPPEDA

Lebih terperinci

Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah 2013 BAB I PENDAHULUAN

Laporan Status Lingkungan Hidup Daerah 2013 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Profil Daerah 1. Letak Geografis Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu kabupaten di wilayah Provinsi Jawa Tengah. Luas wilayah Kabupaten Karanganyar ± 77.378,64 ha terletak antara

Lebih terperinci

PENERAPAN PROYEKSI ATAS LAPORAN KEUANGAN PROFORMA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PG TASIKMADU KARANGANYAR TUGAS AKHIR

PENERAPAN PROYEKSI ATAS LAPORAN KEUANGAN PROFORMA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PG TASIKMADU KARANGANYAR TUGAS AKHIR PENERAPAN PROYEKSI ATAS LAPORAN KEUANGAN PROFORMA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PG TASIKMADU KARANGANYAR TUGAS AKHIR Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Ahli Madya Program Studi Diploma

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA A. Kondisi Geografi Surakarta merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang menunjang kota-kota besar seperti Semarang maupun Yogyakarta. Letaknya yang strategis dan berpotensi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN WILAYAH KKN KABUPATEN KARANGANYAR

PENGEMBANGAN WILAYAH KKN KABUPATEN KARANGANYAR PENGEMBANGAN WILAYAH KKN KABUPATEN KARANGANYAR Profil Letak Geografis: 110 0 40-110 0 70 BT 7 0 28-7 0 46 LS Batas-batas Wilayah: 1. Utara : Kab. Sragen 2. Barat : Kab. Boyolali 3. Selatan : Kab. Sukoharjo

Lebih terperinci

BAB III PROFIL INSTITUSI MITRA A. GAMBARAN UMUM KONDISI WILAYAH KABUPATEN KARANGANYAR.

BAB III PROFIL INSTITUSI MITRA A. GAMBARAN UMUM KONDISI WILAYAH KABUPATEN KARANGANYAR. 27 BAB III PROFIL INSTITUSI MITRA A. GAMBARAN UMUM KONDISI WILAYAH KABUPATEN KARANGANYAR. 1. Administratif dan Kondisi Fisik Dari sebuah company profile yang dibuat oleh Kabupaten Karanganyar, dijelaskan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Agar dapat memberikan kejelasan mengenai maksud dari judul yang diangkat, maka tiap-tiap kata dari judul tersebut perlu dijabarkan pengertiannya, yaitu sebagai berikut

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Sejarah Singkat dan Keadaan Umum Desa Rejosari

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Sejarah Singkat dan Keadaan Umum Desa Rejosari 60 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Singkat dan Keadaan Umum Desa Rejosari 1. Sejarah Desa Rejosari Desa Rejosari pada awalnya merupakan sebuah pedukuhan yang berada di bawah wilayah Desa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perikanan merupakan semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari pra produksi, produksi, pengolahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang putih dan terasa manis. Dalam bahasa Inggris, tebu disebut sugar cane. Tebu

BAB I PENDAHULUAN. yang putih dan terasa manis. Dalam bahasa Inggris, tebu disebut sugar cane. Tebu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman perkebunan merupakan salah satu tanaman yang prospektif untuk dikembangkan di Indonesia. Letak geografis dengan iklim tropis dan memiliki luas wilayah yang

Lebih terperinci

BAB II IDENTIFIKASI MASALAH

BAB II IDENTIFIKASI MASALAH BAB II IDENTIFIKASI MASALAH A. Profil Perusahaan 1. Sejarah Pendirian Pabrik Gula Tasikmadu didirikan oleh Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Mangkunegara IV pada tahun 1871 yang terletak di Desa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERKEBUNAN CENGKEH RAKYAT KECAMATAN JATIYOSO

BAB II GAMBARAN UMUM PERKEBUNAN CENGKEH RAKYAT KECAMATAN JATIYOSO BAB II GAMBARAN UMUM PERKEBUNAN CENGKEH RAKYAT KECAMATAN JATIYOSO A. Kondisi Geografis Perkebunan Cengkeh Rakyat Kecamatan Jatiyoso Kecamatan Jatiyoso merupakan salah satu dari 17 kecamatan yang termasuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Pertanian di Indonesia hingga saat ini masih berpotensi besar untuk dikembangkan, salah satunya pada tanaman obat. Trend gaya hidup back to nature yang berkembang di

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Provinsi Jawa Tengah 1. Peta Provinsi Jawa Tengah Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah 2. Kondisi Geografis Jawa Tengah merupakan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berbagai peranan penting perekonomian nasional. Hal ini bisa ditunjukan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berbagai peranan penting perekonomian nasional. Hal ini bisa ditunjukan dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara pertanian, artinya sektor tersebut memegang berbagai peranan penting perekonomian nasional. Hal ini bisa ditunjukan dari banyaknya penduduk

Lebih terperinci

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 KABUPATEN KARANGANYAR (ANGKA TETAP)

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 KABUPATEN KARANGANYAR (ANGKA TETAP) BADAN PU SAT STATISTIK No. 11 / 2 Desember 2013 HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 KABUPATEN KARANGANYAR (ANGKA TETAP) RUMAH TANGGA PETANI GUREM TAHUN 2013 SEBANYAK 85.706 RUMAH TANGGA, TURUN 32,65 PERSEN DARI

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1. Sejarah Umum PG. Subang PT. PG. Rajawali II Unit PG. Subang terletak di blok Cidangdeur, Desa Pasirbungur, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang, Jawa Barat, dengan posisi

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI JABATAN STRUKTURAL PADA INSPEKTORAT KABUPATEN KARANGANYAR

PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI JABATAN STRUKTURAL PADA INSPEKTORAT KABUPATEN KARANGANYAR PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI JABATAN STRUKTURAL PADA INSPEKTORAT KABUPATEN KARANGANYAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR, Menimbang

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda 31 BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR A. Sejarah Desa Sempor Pada jaman dahulu kala ada dua orang putra Eyang Kebrok, namanya belum diketahui mendapat perintah untuk membuat sungai. Putra yang tua membuat

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI WILAYAH. wilayah Caruban yang merupakan bagian dari Kecamatan Mejayan. Gedung

BAB III DESKRIPSI WILAYAH. wilayah Caruban yang merupakan bagian dari Kecamatan Mejayan. Gedung BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Gambaran umum Kabupaten Madiun a. Kondisi Geografis Kabupaten Madiun adalah sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukota dari Kabupaten Madiun adalah Kecamatan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Desa Margosari Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara Kabupaten Pringsewu. Desa Margosari dibuka pada tahun 1953 berdasarkan

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan 18 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Lubuk Gaung adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau. Kelurahan Lubuk

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup penting keberadaannya di Indonesia. Sektor inilah yang mampu menyediakan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia, sehingga

Lebih terperinci

PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT MELALUI PNPM MANDIRI PERDESAAN

PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT MELALUI PNPM MANDIRI PERDESAAN PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT MELALUI PNPM MANDIRI PERDESAAN Studi Kasus Realisasi Simpan Pinjam Khusus Perempuan sebagai Modal Usaha di Desa Bulurejo Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Kelurahan Karangrejo Karangrejo adalah salah satu Kelurahan di Kecamatan Metro Utara Kota Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PULAU SENGKILO KECAMATAN KELAYANG KABUPATEN INDRAGIRI HULU

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PULAU SENGKILO KECAMATAN KELAYANG KABUPATEN INDRAGIRI HULU BAB II GAMBARAN UMUM DESA PULAU SENGKILO KECAMATAN KELAYANG KABUPATEN INDRAGIRI HULU A. Geografis Dan Demografis Desa Pulau Sengkilo merupakan suatu desa yang terletak di Kecamatan kelayang Kabupaten Indragiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perusahaan sangat membutuhkan sumber daya manusia yang kompeten dan berkualitas, terutama di era globalisasi ini. Semua organisasi bisnis harus siap beradaptasi dan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Geografis dan Demografis Desa Rimbo Panjang

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Geografis dan Demografis Desa Rimbo Panjang BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Geografis dan Demografis Desa Rimbo Panjang 1. Geografis Desa Rimbo Panjang adalah sebuah Desa di Kecamatan Tambang yang sekarang berbatasan langsung dengan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH GAMBARAN UMUM WILAYAH. Geografi, Administratif dan Kondisi Fisik Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Jawa Tengah yang berbatasan dengan Kabupaten Sragen di sebelah utara, Propinsi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 96 IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Dalam bab ini, akan dipaparkan secara umum tentang 14 kabupaten dan kota yang menjadi wilayah penelitian ini. Kabupaten dan kota tersebut adalah

Lebih terperinci

RINGKASAN (INFORMASI) LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2016

RINGKASAN (INFORMASI) LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2016 RINGKASAN (INFORMASI) LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2016 Assalamu alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh. Salam sejahtera bagi kita semua, Saudara-saudara warga masyarakat

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah provinsi di Indonesia, yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 5.1 Provinsi Jawa Timur Jawa Timur merupakan penghasil gula terbesar di Indonesia berdasarkan

V. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 5.1 Provinsi Jawa Timur Jawa Timur merupakan penghasil gula terbesar di Indonesia berdasarkan 68 V. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Provinsi Jawa Timur Jawa Timur merupakan penghasil gula terbesar di Indonesia berdasarkan tingkat produksi gula antar daerah. Selain itu Jawa Timur memiliki jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan menegaskan bahwa air beserta sumber-sumbernya, termasuk kekayaan alam yang terkandung didalamnya

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PG. DJOMBANG BARU. sejarahnya PG. Djombang Baru ini mempunyai dua periode yaitu periode

BAB II GAMBARAN UMUM PG. DJOMBANG BARU. sejarahnya PG. Djombang Baru ini mempunyai dua periode yaitu periode BAB II GAMBARAN UMUM PG. DJOMBANG BARU 2.1 Sejarah PG. Djombang Baru Pabrik Gula Djombang baru berdiri sejak tahun 1895. Dalam sejarahnya PG. Djombang Baru ini mempunyai dua periode yaitu periode sebelum

Lebih terperinci

BAB III KONDISI UMUM. 3.1. Geografis. Kondisi Umum 14. Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga

BAB III KONDISI UMUM. 3.1. Geografis. Kondisi Umum 14. Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau Bintan dan Kabupaten Lingga Orientasi Pra Rekonstruksi Kawasan Hutan di Pulau dan Kabupaten Lingga BAB III KONDISI UMUM 3.1. Geografis Wilayah Kepulauan Riau telah dikenal beberapa abad silam tidak hanya di nusantara tetapi juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah saja, tetapi juga dari sektor privat. Dalam Undang-Undang No

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah saja, tetapi juga dari sektor privat. Dalam Undang-Undang No BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan publik merupakan kegiatan pemenuhan kebutuhan masyarakat secara adil dan merata sesuai dengan Perundang-undangan yang berlaku. Penyelenggaran pelayanan

Lebih terperinci

BAB III KERJA SAMA PENGAIRAN SAWAH DI DESA KEDUNG BONDO KECAMATAN BALEN KABUPATEN BOJONEGORO. Tabel 3.1 : Batas Wilayah Desa Kedung Bondo

BAB III KERJA SAMA PENGAIRAN SAWAH DI DESA KEDUNG BONDO KECAMATAN BALEN KABUPATEN BOJONEGORO. Tabel 3.1 : Batas Wilayah Desa Kedung Bondo BAB III KERJA SAMA PENGAIRAN SAWAH DI DESA KEDUNG BONDO KECAMATAN BALEN KABUPATEN BOJONEGORO A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Kedung Bondo merupakan salah satu desa yang terletak di daerah paling

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Dilihat dari peta Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Grobogan terletak diantara dua pegunungan kendeng yang membujur dari arah ke timur dan berada

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM Gambaran Umum Kecamatan Batang Cenaku. Kecamatan Batang Cenaku memiliki luas daerah sebesar 634,43 Km

BAB IV GAMBARAN UMUM Gambaran Umum Kecamatan Batang Cenaku. Kecamatan Batang Cenaku memiliki luas daerah sebesar 634,43 Km BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Kecamatan Batang Cenaku Kecamatan Batang Cenaku memiliki luas daerah sebesar 634,43 Km yang terdiri dari 20 Desa/Kelurahan yaitu Talang Bersemi, Talang Mulya, Anak

Lebih terperinci

BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN

BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN 5.1. LATAR BELAKANG DESA KESUMA Kawasan penelitian yang ditetapkan ialah Desa Kesuma, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Desa ini berada pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data 4.1.1 Peta Area Pelayanan PDAM TirtaLawuKabupaten Karanganyar Dari data yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI 4.1 Letak Geografis dan Keadaan Lingkungan Desa Cisarua adalah desa yang terletak di wilayah Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi. Desa ini memiliki luas wilayah sebesar ±

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM WILAYAH. Projotamansari singkatan dari Produktif-profesional, ijo royo royo, tertib, aman,

KEADAAN UMUM WILAYAH. Projotamansari singkatan dari Produktif-profesional, ijo royo royo, tertib, aman, IV. KEADAAN UMUM WILAYAH A. Keadaan Fisik Daerah Kabupaten Bantul merupakan kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Ibukotanya adalah Bantul. Motto dari Kabupaten ini adalah Projotamansari

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3. 54 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.185,80 km 2 dengan perbatasan wilayah dari arah Timur : Kabupaten Wonogiri di

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak, Batas Wilayah, dan Keadaan Alam Provinsi Jawa Timur merupakan satu provinsi yang terletak di Pulau Jawa selain Provinsi Daerah Khusus

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Desa Pesawaran Indah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2007 tanggal 10 Agustus 2007 tentang Pembentukan Kabupaten

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan 78 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran Kabupaten Pesawaran merupakan kabupaten baru yang dibentuk berdasarkan UU No.33 Tahun 2007 yang diundangkan pada tanggal 10 Agustus

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota Pekanbaru yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bekerja pada bidang pertanian. Menurut BPS tahun 2013, sekitar 39,96 juta orang

I. PENDAHULUAN. bekerja pada bidang pertanian. Menurut BPS tahun 2013, sekitar 39,96 juta orang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang sebagian besar penduduknya bekerja pada bidang pertanian. Menurut BPS tahun 2013, sekitar 39,96 juta orang bekerja

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah. dari kantor Kabupaten Wonogiri sekitar 30 km. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisiografis a. Letak, Luas dan Batas Wilayah Desa Punduh Sari merupakan bagian dari wilayah administratif di Kecamatan Manyaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara pertanian, artinya sektor tersebut memegang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara pertanian, artinya sektor tersebut memegang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara pertanian, artinya sektor tersebut memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Magelang secara Geografis terletak pada posisi Lintang

IV. GAMBARAN UMUM. Magelang secara Geografis terletak pada posisi Lintang IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Lokasi dan Geografi Kota Magelang Kota Magelang merupakan salah satu kota di Provinsi Jawa Tengah. Kota Magelang secara Geografis terletak pada posisi 7 0 26 18 7 0 30 9 Lintang

Lebih terperinci

BAB IV. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN

BAB IV. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN BAB IV. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN 4.1. Sejarah PG. Krebet Baru Pabrik Gula Krebet Baru didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda yang kemudian pada tahun 1906 dibeli oleh Oei Tiong Ham Concern. PG. Krebet

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi 4.1.1 Keadaan Geografis Desa Oluhuta Utara merupakan salah satu Desa yang berada di Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo. Luas

Lebih terperinci

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan

BAB II DESA PULOSARI. Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan BAB II DESA PULOSARI 2.1 Keadaan Umum Desa Pulosari 2.1.1 Letak Geografis, Topografi, dan Iklim Desa Pulosari merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Provinsi

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU

V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU V. KEADAAN UMUM WILAYAH DESA PABEAN UDIK KECAMATAN INDRAMAYU, KABUPATEN INDRAMAYU Wilayah Kabupaten Indramayu terletak pada posisi geografis 107 o 52 sampai 108 o 36 Bujur Timur (BT) dan 6 o 15 sampai

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Daerah tersebut merupakan daerah yang mempunyai iklim tropis dimana terdapat

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Daerah tersebut merupakan daerah yang mempunyai iklim tropis dimana terdapat BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Geografis Penelitian ini dilakukan di Desa Kebun Durian Kecamatan Gunung Sahilan Kabupaten Kampar. Daerah ini mempunyai luas wilayah ± 28.500 Ha. Daerah

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM DESA BATUR KECAMATAN GADING DAN PRAKTEK HUTANG PANENANAN KOPI BASAH. 1. Sejarah Desa Batur Kecamatan Gading

BAB III GAMBARAN UMUM DESA BATUR KECAMATAN GADING DAN PRAKTEK HUTANG PANENANAN KOPI BASAH. 1. Sejarah Desa Batur Kecamatan Gading BAB III GAMBARAN UMUM DESA BATUR KECAMATAN GADING DAN PRAKTEK HUTANG PANENANAN KOPI BASAH A. Letak Geografis Desa Kecamatan 1. Sejarah Desa Batur Kecamatan Gading Desa Batur terletak di Kecamatan Gading,

Lebih terperinci

IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 37 IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Pengelolaan Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang merupakan kawasan hutan produksi yang telah ditetapkan sejak tahun

Lebih terperinci

BAB III TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI DESA MASARAN KECAMATAN MUNJUNGAN KABUPATEN TRENGGALEK

BAB III TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI DESA MASARAN KECAMATAN MUNJUNGAN KABUPATEN TRENGGALEK BAB III TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI DESA MASARAN KECAMATAN MUNJUNGAN KABUPATEN TRENGGALEK A. Gambaran Umum Desa Masaran Kecamatan Munjungan Kabupaten Trenggalek

Lebih terperinci

A. Gambaran Umum Daerah

A. Gambaran Umum Daerah Pemerintah Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Daerah K ota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat, terletak di antara 107º Bujur Timur dan 6,55 º

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kota Yogyakarta 4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Kota Yogyakarta Kota Yogyakarta terletak di Pulau Jawa, 500 km ke arah selatan dari DKI Jakarta, Ibukota Negara

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN JUAL BELI BARANG REKONDISI DI DESA SIDOHARJO DUSUN TUMPAK MOJOKERTO

BAB III PELAKSANAAN JUAL BELI BARANG REKONDISI DI DESA SIDOHARJO DUSUN TUMPAK MOJOKERTO BAB III PELAKSANAAN JUAL BELI BARANG REKONDISI DI DESA SIDOHARJO DUSUN TUMPAK MOJOKERTO A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dalam kehidupan sosial bermasyarakat, keadaan suatu wilayah sangat berpengaruh

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Aspek Khusus 6.1.1. Pengelolaan Kebun Bibit Datar di PG. Krebet Baru Pengelolaan kebun bibit berjenjang dilakukan mulai KBP (Kebun Bibit Pokok), KBN (Kebun Bibit Nenek), KBI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Susukan merupakan salah satu Kecamatan yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Susukan merupakan salah satu Kecamatan yang berada di BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Wilayah Kecamatan Susukan merupakan salah satu Kecamatan yang berada di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Kecamatan ini berada di lereng gunung Merbabu. Kecamatan Susukan

Lebih terperinci

PELAKSANAAN TUGAS BAGIAN ADMINISTRASI KEUANGAN DAN UMUM PADA PABRIK GULA TASIKMADU KARANGANYAR

PELAKSANAAN TUGAS BAGIAN ADMINISTRASI KEUANGAN DAN UMUM PADA PABRIK GULA TASIKMADU KARANGANYAR PELAKSANAAN TUGAS BAGIAN ADMINISTRASI KEUANGAN DAN UMUM PADA PABRIK GULA TASIKMADU KARANGANYAR TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Sebutan Vokation Ahli Madya ( A.

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA 1 1 PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN LINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LINGGA

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang 38 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran 1. Keadaan Geografis Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2007 dan diresmikan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kapur IX adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Lima Puluh Kota,

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kapur IX adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Lima Puluh Kota, BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Geografis dan demografi Kapur IX adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, Indonesia. Kapur IX adalah salah satu dari tiga

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. bagian timur dan merupakan Kabupaten yang letaknya paling

BAB IV DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. bagian timur dan merupakan Kabupaten yang letaknya paling BAB IV DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN IV.1. Deskripsi Kabupaten Bima IV.1.1. Letak Dan Kondisi Geografis Wilayah Kabupaten Bima terletak di Pulau Sumbawa bagian timur dan merupakan Kabupaten yang letaknya

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 32 BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Letak dan Luas Wilayah Desa Sumberejo terletak di Kecamatan Batuwarno, Kabupaten Wonogiri, Propinsi Jawa Tengah. Secara astronomis, terletak pada 7 32 8 15

Lebih terperinci

Menyediakan Informasi untuk Masa Depan Petani yang Lebih Baik

Menyediakan Informasi untuk Masa Depan Petani yang Lebih Baik Menyediakan Informasi untuk Masa Depan Petani yang Lebih Baik BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KARANGANYAR Jl. Majapahit No 11 b Kompleks Perkantoran Cangakan, Karanganyar. Jawa Tengah Telp. : (0271) 495047,

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumberdaya alam seperti air, udara, lahan, minyak, ikan, hutan dan lain - lain merupakan sumberdaya yang esensial bagi kelangsungan hidup manusia. Penurunan

Lebih terperinci

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi

PROFIL DESA. Profil Kelurahan Loji. Kondisi Ekologi 23 PROFIL DESA Pada bab ini akan diuraikan mengenai profil lokasi penelitian, yang pertama mengenai profil Kelurahan Loji dan yang kedua mengenai profil Kelurahan Situ Gede. Penjelasan profil masingmasing

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN. Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten

BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN. Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN 2.1 Letak Geografis Sumbul Pegagan Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten Dairi, Propinsi Sumatera Utara. Secara geografis Sumbul Pegagan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Pulorejo merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Batas-batas

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis Sumber: Gambar 4.1 Peta Provinsi Banten 1. Batas Administrasi Secara geografis, Provinsi Banten terletak di ujung barat Pulau Jawa yang memiliki luas sebesar 9.160,70

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandar Lampung

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandar Lampung 53 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandar Lampung 1. Visi dan Misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandar Lampung Visi dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB III PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI

BAB III PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI BAB III PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dalam kehidupan sosial bermasyarakat, keadaan suatu

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM. Ibukotanya adalah Demak. Tanggal 28 Maret 1503 ditetapkan sebagai hari jadi

BAB II GAMBARAN UMUM. Ibukotanya adalah Demak. Tanggal 28 Maret 1503 ditetapkan sebagai hari jadi BAB II GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Kabupaten Demak Kabupaten Demak adalah salah satu kabupaten di provinsi Jawa Tengah. Ibukotanya adalah Demak. Tanggal 28 Maret 1503 ditetapkan sebagai hari jadi kabupaten

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN 3.1. Tinjauan Umum Kota Yogyakarta Sleman Provinsi Derah Istimewa Yogyakarta berada di tengah pulau Jawa bagian selatan dengan jumlah penduduk 3.264.942 jiwa,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : 54 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Tata Guna Lahan Kabupaten Serang Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : a. Kawasan pertanian lahan basah Kawasan pertanian lahan

Lebih terperinci

KAJIAN KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN KONSUMSI BERAS DI KABUPATEN KARANGANYAR, JAWA TENGAH. Sintha Prameswari Santosa

KAJIAN KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN KONSUMSI BERAS DI KABUPATEN KARANGANYAR, JAWA TENGAH. Sintha Prameswari Santosa KAJIAN KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN KONSUMSI BERAS DI KABUPATEN KARANGANYAR, JAWA TENGAH Sintha Prameswari Santosa sintha.prameswari.s@mail.ugm.ac.id Sudrajat sudrajat@ugm.ac.id Abstract As a strategic food

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 18 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Desa Gorowong Desa Gorowong merupakan salah satu desa yang termasuk dalam Kecamatan Parung Panjang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Naga Beralih adalah salah satu Desa yang ada di Kecamatan Kampar Utara.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Naga Beralih adalah salah satu Desa yang ada di Kecamatan Kampar Utara. BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geografi dan Demografi Geografi Desa Naga Beralih adalah salah satu Desa yang ada di Kecamatan Kampar Utara. Batas wilayah di Desa Naga Beralih Kecamatan Kampar

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. 43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada

Lebih terperinci

APLIKASI METODE REGRESI LINIER BERGANDA DALAM MENCARI FORMULASI PERSEDIAAN BAHAN BAKU GULA TEBU

APLIKASI METODE REGRESI LINIER BERGANDA DALAM MENCARI FORMULASI PERSEDIAAN BAHAN BAKU GULA TEBU APLIKASI METODE REGRESI LINIER BERGANDA DALAM MENCARI FORMULASI PERSEDIAAN BAHAN BAKU GULA TEBU (Saccharum officinarum L) (STUDI KASUS DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO) PABRIK GULA OLEAN SITUBONDO)

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH. 1. Kondisi Geografis dan Batas-Batas Administrasi

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH. 1. Kondisi Geografis dan Batas-Batas Administrasi IV. KEADAAN UMUM WILAYAH A. Keadaan Alam 1. Kondisi Geografis dan Batas-Batas Administrasi Desa Pendowoharjo terletak di Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul yang merupakan dataran rendah dengan ketinggian

Lebih terperinci

BURUH PABRIK GULA TASIKMADU KARANGANYAR TAHUN (Studi tentang Kebijakan Aturan Perburuhan)

BURUH PABRIK GULA TASIKMADU KARANGANYAR TAHUN (Studi tentang Kebijakan Aturan Perburuhan) BURUH PABRIK GULA TASIKMADU KARANGANYAR TAHUN 1980 1997 (Studi tentang Kebijakan Aturan Perburuhan) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan guna Mencapai Gelar Sarjana Sastra Jurusan Ilmu Sejarah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI KELURAHAN GEDAWANG

BAB II DESKRIPSI KELURAHAN GEDAWANG BAB II DESKRIPSI KELURAHAN GEDAWANG. Kondisi Alam Kelurahan Gedawang merupakan kelurahan yang berada di dalam wilayah administratif Kecamatan Banyumanik Kota Semarang. Kondisi daratan Kelurahan Gedawang

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah 36 BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 4.1 Kondisi Geografis Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di tengah Pulau Jawa. Secara geografis, Provinsi Jawa Tengah terletak

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci