PENERAPAN PROYEKSI ATAS LAPORAN KEUANGAN PROFORMA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PG TASIKMADU KARANGANYAR TUGAS AKHIR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN PROYEKSI ATAS LAPORAN KEUANGAN PROFORMA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PG TASIKMADU KARANGANYAR TUGAS AKHIR"

Transkripsi

1 PENERAPAN PROYEKSI ATAS LAPORAN KEUANGAN PROFORMA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PG TASIKMADU KARANGANYAR TUGAS AKHIR Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Akuntansi Oleh : Karlina Fatma F PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2 2 BAB I PENDAHULUAN A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1. Sejarah berdirinya Pabrik Gula Tasikmadu Pabrik Gula Tasikmadu didirikan oleh KGPA Mangkunegaran IV pada tahun 1871 yang telah lebih dahulu mendirikan Pabrik Gula Colomadu pada tahun 1861 dengan sejarah singkat sebagai berikut : a. Tahun 1871 KGPAA Mangkunegoro IV bekerjasama dengan pemerintah Hindia Belanda (Superintendents M.S.Zeken) mendirikan PG Tasikmadu dan mulai beroperasi tahun 1874 dibawah pengelolaan Het Fonds Eigendommen Mangkoenegaranse Rijk. b. Tahun Pada tahun 1926 dilakukan perbaikan untuk meeningkatkan kapasitas dan mulai beroperasi normal kembali pada tahun 1937 sampai dengan pendudukan Jepang tahun c. Tahun Pengelola perusahaan berada dibawah kantor Pimpinan Oemoem Peroesahaan Mangkoenegaran (POPMN)

3 3 d. Tahun Bergabung dengan Perusahaan Kasunanan menjadi Perusahaan Nasional Surakarta (PNS) e. Tahun Tahun 1947 lahir Peraturan Pemerintah (PP) No. 9/PP/1947 mengubah PNS menjadi Perusahaan Perkebunan Republik Indonesia (PPRI) sampai dengan tahun f. Tahun Tahun 1960 lahir (PP) No. 47/PP/1960 tentang penyerahan PRRI kepada Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) dan pada tahun 1961 lahir PP No. 164/PP/1961 yang memasukkan PG Tasikmadu ke dalam PPN Jawa Tengah dan memiliki status Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sampai dengan tahun g. Tahun Tahun 1963 lahir PP No. 1/PP/1963 yang mengubah PPN menjadi Badan Pimpinan Umum Perusahaan Perkebunan Negara (BPUPPN) sampai dengan tahun h. Tahun Pada tahun 15 Mei 1965 lahir Keputusan Menteri Koordinator Departemen Pertanian dan Agraria No. 179/SK/Kompag/1965 yang mengubah BPUPPN menjadi Badan Pimpinan Umum Perusahaan Perkebunan Negara Gula (BPUPPN Gula) sampai dengan tahun 1968.

4 4 i. Tahun Berdasarkan PP No.14/PP/1968 didirikan Perusahaan Negara Perkebunan XVI (PNP XVI) dan BPUPPN Gula dimasukkan kedalam PNP XVI dan PG Tasikmadu masuk dalam unit kerja PNP XVI sampai dengan j. Tahun Pada tahun 1973 lahir PP No. 32/PP/1973 yang mengubah status PNP menjadi Persero yaitu PT. Perkebunan XVI (PTP XVI) sampai dengan tahun1981. k. Tahun Pada tanggal 28 April 1981 lahir Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 236/KMK.011/1981 yang menggabungkan PTP XV dengan PTP XVI menjadi PTP XV XVI (Persero) yang berkedudukan di Jl. Ronggowarsito No. 164 Surakarta sampai dengan tahun Pada rentang waktu tersebut tepatnya tahun 1989 diadakan rehabilitasi PG Tasikmadu dengan menaikkan kapasitas dari 2500 TCD menjadi 4000 TCD. l. Tahun 1996 Berdasarkan PP No.17/PP/1996 tanggal 14 Februari 1996, Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 168/KMK.016/1996 tanggal 16 Maret 1996 dan No. 256/KMK.016/1996 tanggal 8 April 1996, PTP XV XVI (Persero) digabung dengan PTP XVIII (Persero) menjadi PT Perkebunan Nusantara IX

5 5 (Persero) dan PG Tasikmadu menjadi salah satu unit kerja dari PT Perkebunan Nusantara IX (Persero). m. Tahun 1997 Pada tahun 1997 PG Colomadu ditidurkan dan tahun 1998 digabung dengan PG Tasikmadu menjadi PG Tasikmadu Afdeling Colomadu. n. Tahun 2005 Pada tanggal 18 Desember 2005 diresmikan berdirinya Agro Wisata Sondokoro yang merupakan salah satu diversifikasi usaha dari PG Tasikmadu. o. Tahun 2007 Pada tanggal 11 Mei 2007 diresmikan alih proses PG Tasikmadu dari Karbonasi menjadi Sulfitasi..

6 ADMINISTRATUR KEPALA TANAMAN KEPALA A.K.U KEPALA INSTALASI KEPALA PENGOLAHAN Litbang SKK Ka Sub Teb/Angk 4 Sub Bagian Masinis Stasiun Chemiker SKW KARYAWAN PELAKSANA TETAP PEKERJA PKWT Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi PG Tasikmadu Karanganyar 5

7 7 1. Struktur Organisasi Kegiatan usaha unit kerja PG Tasikmadu dikelola dan dipimpin oleh Administratur dibantu oleh beberapa Kepala Bagian. Adapun susunan dan tugas masing-masing jabatan pada PG Tasikmadu adalah sebagai berikut : a. Administratur Administratur adalah pimpinan tertinggi dalam struktur organisasi PG yang bertanggung jawab memimpin dan mengelola semua kegiatan usaha yang meliputi perencanaan dan pelaksanaan seluruh operasional produksi, finansial dan administrasi dengan efektif dan efisien. Administratur membawahi 4 Bagian yaitu: 1. Bagian Tanaman Bagian tanaman bertanggungjawab dalam pengelolaan tanaman/kebun tebu mulai dari persiapan lahan dan bibit sampai dengan penyediaan tebu sebagai bahan baku di Pabrik Gula. Bagian tanaman membawahi bagian-bagian berikut : a. Sinder kebun Kepala 1) Bertanggungjawab atas Rayon Tertentu dan melakukan pengawasan untuk meningkatkan ketertiban, efektivitas dan efisiensi dalam rayonnya yang meliputi pembibitan, penanaman, pemeliharaan, tebang dan angkut tebu. 2) Mengkoordinir dan melakukan pembagian tugas kepada bawahannnya untuk mencapai peningkatan produktivitas.

8 8 3) Melakukan pembinaan kepada Petani Tebu Rakyat dalam rangka penyediaan bahan baku yang diperlukan untuk mencapai target produksi. 4) Menyelenggarakan administrasi, arsip, dokumentasi dan statistik atas seluruh hasil kegiatan dalam rayonnya. b. Sinder Kebun Wilayah 1) Mengatur pelaksanaan aktivitas kebun untuk menghasilkan produksi yang setinggi-tingginya baik kuantitas maupun kualitas. 2) Mengelola sarana dan prasarana. 3) Mengatur penyediaan tenaga kerja, membimbing, membina dan mengendalikan untuk menjaga produktivitas kerja yang optimal. 4) Menyelenggarakan administrasi, dokumentasi dan statistik atas seluruh aktivitas dalam kebunnya. c. Sinder Kebun Percobaan/Penelitian dan Pengembangan (Litbang) 1) Bekerjasama dengan Sinder Kebun Wilayah, berkewajiban mengawasi penyelenggaraan kebun-kebun percobaan, pemeliharaan sampai dengan penebangandan selanjutnya bekerjasama dengan Bagian Pengolahan dalam penggilingan. 2) Menyelenggarakan dan mempertanggungjawabkan pengambilan contoh kemasakan tebu dengan dibantu Sinder Kebun Wilayah dan Chemiker

9 9 3) Bekerjasama dengan Bagian Pengolahan menyelenggarakan dan mempertanggungjawabkan penggilingan contoh tebu serta analisa kemasakan beserta administrasinya dengan baik dan benar. 4) Melakukan analisa lori dalam rangka menjadi kualitas tebangan yang baik dengan menilai hasil mutu tebangan secara berkala. 5) Bekerjasama dengan Sinder Kebun Wilayah melakukan pencegahan terhadap terjadinya serangan hama, penyakit serta tumbuhan pengganggu lainnya. 6) Bekerjasama dengan Sinder Kebun Wilayah menyelenggarakan Kebun Bibit. 7) Mengadakan penelitian dan pengembangan terhadap alat-alat mekanisasi pertanian. d. Kepala Tebang dan Angkut 1) Bertanggung jawab atas terselenggaranya efektivitas dan efisiensi pelaksanaan teknis operasional tebang dan angkutan tebu. 2) Merencanakan, menggunakan, memlihara, mengawasi keamanan dan mengusulkan penambahan atau pengurangan alat-alat kerja, perlengkapa, sarana dan prasarana tebang dan angkutan tebu 3) Menyelenggarakan rapat tebangan setiap hari dalam musim giling 2. Bagian Instalasi Dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi yang bertanggung jawab mengelola seluruh peralatan dan instalasi yang terdiri dari stasiun-stasiun :

10 10 a. Stasiun Gilingan b. Stasiun Ketel c. Stasiun Pemurnian d. Stasiun Penguapan e. Stasiun Masakan f. Stasiun Puteran g. Stasiun Listrik h. Stasiun Besali i. Stasiun Bangunan j. Garasi/Kendaraan k. Pompa Kebun/Pemadam Kebakaran Kepala Instalasi dibantu oleh Masinis yang bertugas : 1) Bertanggung jawab atas kelancaran fungsi stasiun-stasiun secara optimal terutama dalam musim giling. 2) Menyusun daftar kebutuhan semua barang perlengkapan, bahan dan alat lengkap dengan spesifikasi teknisnya serta melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap penggunaannya. 3) Merencanakan investasi, rehabilitasi, dan eksploitasi beserta perhitungan ekonomi tekniknya. 4) Bertanggung jawab atas terpeliharanya barang investasi pabrik. 5) Melakukan koordinasi pemeliharaan (maintenance) terhadap peralatan/mesin-mesin sehingga dapat digunakan secara optimal dan ekonomis. 6) Bertanggung jawab atas keselamatan dan kesehatan kerja serta menciptakan suasana kerja yang tenang dan kerjasama yang baik dengan karyawan.

11 11 7) Menyelenggarakan administrasi, arsip, dokumentasi dan statistik dalam bagiannya. 3. Bagian Pengolahan Dipimpin oleh seorang Kepala Pengolahan yang bertanggung jawab terhadap seluruh proses pengolahan tebu menjadi gula yang dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh beberapa Chemiker. 4. Bagian Administrasi, Keuangan dan Umum (A.K.U) Bagian A.K.U mempunyai tugas dan tanggung jawab memberikan pelayanan kepada semua bagian yang ada di Pabrik Gula. Mengkompilir dan mengkoordinasi dalam masalah keuangan dan ketenagakerjaan pada semua bagian. Dipimpin oleh seorang Kepala Administrasi, Keuangan dan Umum (Kepala A.K.U) dan dalam pelaksanaan tugasnya membawahi 4 (empat) Sub Bagian atau urusan/seksi yang masing-masing dipimpin oleh seorang staf yaitu : a. Sub Bagian Keuangan 1) Menyusun Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) 2) Mengurusi Administrasi b. Sub Bagian Pembukuan Memcatat dan mengumpulkan semua bukti dalam pembukuan. c. Sub Bagian Hubungan Antar Kerja (HAK) dan Umum/SDM & Umum Sub bagian H.A.K & Umum bertanggungjawab atas urusan administrasi karyawan dan urusan-uruan umum. Semua ketentuan

12 12 mengenai Ketenagakerjaan telah tertuang dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara Direksi PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) dengan Serikat Pekerja Perkebunan Nusantara IX (SP BUN Nusantara IX). PKB inilah yang dijadikan pedoman untuk seluruh urusan teknis ketenagakerjaan di Pabrik Gula. Sub Bagian H.A.K dan Umum bertanggungjawab atas ketertiban administrasi kepegawaian seluruh karyawan di seluruh bagian Pabrik Gula. Hal ini berkaitan erat dengan data-data kepegawaian karyawan yang mencakup permasalahan golongan, masa kerja, hak-hak karyawan, perhitungan masa bebas tugas, penetapan pension, sampai dengan penghitungan santunan hari tua. d. Sub Bagian Gudang Gudang dalam hal ini adalah gudang materialyang berfungsi untuk menyimpan barang-barang, bahan-bahan dan perlengkapan yang dibutuhkan Pabrik Gula untuk keperluan produksi selama musim giling maupun kebutuhan rutin lainnya selama dalam musim giling maupun di luar musim giling. Gudang di PG Tasikmadu terdiri dari : a. Gudang Induk (Dalam) Menyimpan barang-barang investasi, suku cadang mesin-mesin dan instalasi, bahan-bahan pembantu pengolahan b. Gudang Luar

13 13 1) Gudang pupuk 2) Gudang alat-alat pertanian 3) Gudang IDO/FO (minyak bakar) 4) Gudang besi tua 5) Gudang oil 6) Gudang solar 7) Gudang pipa-pipa 8) Gudang gula catu karyawan c. Gudang Gula Produksi Menyimpan gula hasil produksi d. Tanki Tetes Menyimpan tetes hasil produksi b. Personalia PG Tasikmadu mempunyai beberapa karyawan yang tergolong dalam jenis karyawan yaitu : a. Karyawan Pimpinan = 43 orang b. Karyawan Pelaksana = 655 orang c. Pekerja Musiman = 679 orang d. Pekerja dalam kesepakatan kerja : - Luar musim giling = 3 orang - Dalam musim giling = 739 orang Pengupahan dilakukan dengan cara :

14 14 1) Upah Harian Upah harian diterapkan untuk bagian produksi dan upah dibayar setiap minggu sekali. 2) Upah Bulanan Upah bulanan diterapkan untuk karyawan bagian administrasi dan staff, pembayarannya setiap bulan sekali. 3) Jam Kerja Senin - Sabtu (Kecuali jumat) Jumat (tanpa istirahat) Istirahat : WIB : WIB : WIB B. LATAR BELAKANG MASALAH Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi yang pesat terutama untuk saat ini menuntut perusahaan meningkatkan eksistensinya. Banyak hal yang dilakukan perusahaan dalam peningkatan kualitas dengan merancang strategi manajemen dan pengendalian yang sangat ketat. Pada umumnya, perusahaan didirikan dengan tujuan untuk mencari laba yang sebesar-besarnya dari hasil operasi perusahaan. Tetapi dengan melihat fenomena sekarang menunjukkan semakin besar tingkat kinerja sebuah perusahaan maka semakin besar keuntungan yang diperoleh. Laporan keuangan merupakan wujud pertanggungjawaban pengelola perusahaan atas kekayaan yang diamanahkan oleh investor dan sebagai alat untuk memperoleh informasi mengenai posisi keuangan serta hasil yang telah dicapai

15 15 oleh instansi yang bersangkutan. Dalam menyelenggarakan laporan keuangan manajemen perusahaan menggunakan akuntansi sebagai bahasa komunikasi. Penyusunan laporan keuangan yang berupa laporan laba rugi, neraca, perubahan modal, dan arus kas dalam tiap periodenya merupakan salah satu disyaratkan oleh Standar Akuntansi Indonesia untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi para pemakai laporan keuangan baik pemakai internal maupun eksternal. Dengan membaca dan mempelajari laporan keuangan yang disusun tersebut para pemakai dapat mendapatkan informasi yang kemudian dapat dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi. Namun demikian, laporan keuangan yang disusun dalam tiap periodenya tersebut memiliki keterbatasan-keterbatasan karena di dalam penyusunannya didasarkan pada taksiran estimasi. Sehingga informasi yang disediakan tidak sepenuhnya mampu memenuhi kebutuhan informasi para pemakai sesuai dengan tujuan masing-masing (Munawir, 2004). Agar informasi yang diperoleh dapat maksimal diperlukan analisis lebih lanjut dengan menggunakan teknik analisis tertentu. Untuk itu penulis memilih Pabrik Gula TASIKMADU, KARANGANYAR sebagai tempat penelitian menganalisis laporan keuangan menggunakan teknik analisis yaitu Laporan Keuangan Proforma. Laporan Keuangan Proforma adalah suatu teknik untuk memproyeksikan kondisi keuangan untuk masa mendatang. Proyeksi laporan keuangan terutama neraca dan laba rugi pada periode berikutnya akan terlihat dengan menggunakan teknik ini. Dengan menggunakan data laporan keuangan periode sebelumnya di tahun 2004, 2005 dan 2006 dapat diketahui proyeksi

16 16 periode mendatang yaitu Hasil proyeksi periode 2007 kemudian dibandingkan dengan data laporan keuangan yang sebenarnya pada periode 2007 sehingga dapat diketahui seberapa besar perbedaannya dan perkembangan kinerja keuangan serta faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut. Dengan demikian, akan diketahui dapat atau tidaknya penerapan teknik analisis ini pada PG Tasikmadu Karanganyar. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis bermaksud memilih judul PENERAPAN PROYEKSI ATAS LAPORAN KEUANGAN PROFORMA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PG. TASIKMADU KARANGANYAR C. PERUMUSAN MASALAH Dalam perusahaan, laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan perusahaan. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis bermaksud merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Berapa besar proyeksi laporan keuangan proforma periode 2007? 2. Apakah laporan keuangan proforma dapat diterapkan pada PG Tasikmadu Karanganyar?

17 17 D. TUJUAN PENELITIAN Penelitian dilakukan salah satunya mempunyai beberapa tujuan. Adapun tujuan dari penelitian ini, sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui hasil proyeksi pada laporan keuangan proforma periode Untuk mengetahui dapat atau tidaknya laporan keuangan proforma diterapkan pada PG Tasikmadu Karanganyar. E. MANFAAT PENELITIAN 1. Bagi Penulis Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana mengaplikasikan teori yang diperoleh selama perkuliahan dan media untuk mendapatkan gambaran secara nyata dalam praktik yang sesungguhnya. 2. Bagi Perusahaan Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk perbaikan perusahaan dalam hal kinerja pada periode berikutnya. 3. Bagi Pembaca Penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca serta dapat digunakan sebagai acuan pengembangan penelitian lebih lanjut.

18 18 F. SISTEMATIKA PENULISAN Adapun sistematika penulisan Tugas Akhir nanti terdiri dari beberapa bab yaitu sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini meliputi: latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian tugas akhir, manfaat penelitian tugas akhir, metodologi penelitian. BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan menguraikan tentang tinjauan pustaka yang sesuai dan relevan dengan masalah yang akan dibahas, dimulai dari landasan teori yang kemudian membahas sampai ke proyeksi atas laporan keuangan proforma dan faktor-faktor yang menyebabkan perbedaan hasil proyeksi dengan laporan keuangan perusahaan. BAB III TEMUAN Dalam bab ini berisi tentang kelebihan dan kelemahan yang sesuai dengan masalah yang dibahas. BAB IV PENUTUP DAFTAR PUSTAKA Dalam bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran dari penulis. LAMPIRAN-LAMPIRAN

19 BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Akuntansi Ditinjau dari sudut pemakaiannya akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu disiplin yang menyatakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi. (Jusup, 2003: 4) 2. Pengertian Laporan Keuangan Laporan Keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan. Laporan keuangan ini disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak-pihak lain yang menaruh perhatian atau mempunyai kepentingan dengan data keuangan perusahaan. (Djarwanto, 1993: 5). a. Tujuan Laporan Keuangan Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas

20 20 penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. (IAI, 2004: 4) b. Pemakai Laporan Keuangan Pemakai laporan keuangan meliputi para investor dan calon investor, kreditor (pemberi pinjaman), pemasok, kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah, pemerintah dan lembaga lainnya, karyawan dan masyarakat, dan shareholders (para pemegang saham). (Prastowo, 2005: 3) Para pemakai laporan keuangan ini menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berbeda, yang meliputi : 1. Investor Para investor (dan penasihatnya) berkepentingan terhadap resiko yang melekat dan hasil pengembangan dari investasi yang dilakukannya. Investor ini membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi tersebut. Selain itu, mereka juga tertarik pada informasi yang memungkinkan melakukan penilaian terhadap kemampuan perusahaan dalam membayar dividen. 2. Kreditor (pemberi pinjaman)

21 21 Para kreditor tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo. 3. Pemasok dan kreditor usaha lainnya Tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek dibanding kreditor. 4. Shareholders (pemegang saham) Para pemegang saham berkepentingan dengan informasi mengenai kemajuan perusahaan, pembagian keuntungan yang akan diperoleh dan penambahan modal untuk business plan selanjutnya. 5. Pelanggan Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan atau bergantung pada perusahaan. 6. Pemerintah Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan oleh karenanya berkepentingan dengan aktivitas perusahaan.

22 22 Selain itu mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik nasional dan statistik lainnya. 7. Karyawan Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakilinya tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka melakukan penilaian atas kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pension dan kesempatan kerja. 8. Masyarakat Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara, seperti pemberian kontribusi pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada para penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.

23 23 c. Jenis Laporan keuangan Jenis Laporan keuangan, meliputi : 1. Neraca Neraca (balance sheet) adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Daftar ini menunjukkan tentang kekayaan yang dipunyai perusahaan serta sumber pembelanjaannya. Neraca menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada suatu saat tertentu. (Soemarso, 2004: 55) 2. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi (income statement) adalah ikhtisar pendapatan dan beban suatu perusahaan untuk suatu jangka waktu tertentu. Laporan laba rugi menunjukkan hasil usaha suatu perusahaan dalam jangka waktu tertentu. (Soemarso, 2004: 55) 3. Laporan Perubahan Modal Laporan perubahan modal adalah ikhtisar tentang perubahan modal suatu perusahaan yang terjadi selama jangka waktu tertentu. (Soemarso, 2004: 54) 4. Laporan Arus Kas Laporan arus kas (cash flow statement) adalah laporan yang mengikhtisarkan sumber kas yang tersedia untuk melakukan

24 24 kegiatan perusahaan serta penggunaannya selama suatu periode tertentu. (Soemarso, 2004: 338) 5. Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan. (SAK, 2004: 69) d. Analisis Laporan Keuangan Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) adalah hubungan antara suatu angka dalam laporan keuangan dengan angka lain yang mempunyai makna atau dapat menjelaskan arah perubahan (trend) suatu fenomena. (Jusup, 2003) B. PEMBAHASAN Penelitian kali ini PT Perkebunan Nusantara IX (Persero) merupakan induk perusahaan dari Pabrik Gula Tasikmadu. Dalam hal ini induk perusahaan dan anak perusahaan menyusun laporan keuangan konsolidasi untuk mencapai suatu kesatuan ekonomi. Dengan adanya laporan keuangan perusahaan dapat mengetahui kondisi keuangan dan perubahan posisi keuangan dalam periode tertentu. Selain itu laporan keuangan bisa dipakai untuk menganalisis data masa lalu dan kemudian memproyeksikan data tersebut ke masa depan. Teknik yang

25 25 digunakan untuk menganalisis kondisi keuangan PG Tasikmadu adalah laporan keuangan proforma. 1. Definisi Laporan Keuangan Proforma Laporan keuangan proforma, yaitu suatu teknik untuk memproyeksikan kondisi keuangan untuk masa mendatang. (Falikhatun dan Putri N., 2007: 40) 2. Tujuan Laporan Keuangan Proforma Pada umumnya, laporan keuangan mempunyai dua tujuan, yaitu : 1. Menganalisis kondisi keuangan perusahaan di masa lalu dan masa sekarang. 2. Memproyeksikan kondisi keuangan (prestasi dan posisi keuangan) perusahaan pada masa-masa mendatang. (Falikhatun dan Putri N., 2007: 40) 3. Metode Laporan Keuangan Proforma Menurut Falikhatun dan Putri N. (2007: 40) penyusunan laporan keuangan proforma memerlukan banyak asumsi (seperti tingkat pertumbuhan penjualan, perilaku biaya dari sejumlah pos rekening, tingkat investasi pada modal kerja dan aktiva tetap, dan lain-lain). Para stakeholder ingin melihat sensitivitas laporan keuangan proforma terhadap perubahanperubahan asumsi dan pengaruh asumsi-asumsi tersebut terhadap laporan keuangan proforma.

26 26 Prosedur penyusunan laporan keuangan proforma meliputi beberapa langkah: 1. Memproyeksikan penjualan untuk sejumlah periode pada masa mendatang. 2. Memproyeksikan biaya operasional (harga pokok penjualan, biaya penjualan dan administrasi, biaya pajak di luar bunga) dan kemudian menerapkan proyeksi pendapatan operasional. 3. Memproyeksikan total aset, utang, dan modal saham yang diperlukan untuk mendukung tingkat operasi yang diproyeksikan pada (1) dan (2). 4. Menentukan biaya pendanaan (financing cost) dari utang pada (3) dan kemudian menerapkan dari pendapatan operasional untuk memperoleh laba bersih proyeksi. 5. Menerapkan laporan aliran kas dari laporan keuangan yang diproyeksikan (laporan laba rugi dan neraca) Menurut Falikhatun dan Putri N. (2007: 41) memproyeksikan laporan keuangan terbagi dalam : A. Memproyeksikan Laporan laba rugi 1. Memproyeksikan Penjualan Langkah pertama adalah dengan memproyeksikan penjualan, hasil proyeksi penjualan ini kemudian dipakai untuk menurunkan angkaangka dalam laporan keuangan proforma. Jika penjualan tumbuh dengan relative stabil, maka tingkat pertumbuhan tersebut bisa dipakai untuk memproyeksikan penjualan pada masa-masa mendatang.

27 27 2. Memproyeksikan Biaya Operasional Proyeksi biaya operasional tergantung pada asumsi perilaku biaya. Jika analis bisa mengasumsikan biaya operasional mempunyai perilaku sebagai biaya variable sepenuhnya, biaya operasional diproyeksikan pada masa mendatang dengan menggunakan laporan keuangan commonsize (proporsional). Biaya-biaya operasional seperti harga pokok penjualan, biaya administrasi, diperoleh dengan mengalikan proporsinya terhadap penjualan saat ini (untuk masing-masing komponen biaya) dengan penjualan yang diproyeksikan. B. Memproyeksikan Neraca Sesudah proyeksi penjualan dan laporan laba rugi dibuat, langkah berikutnya adalah membuat proyeksi neraca. Cara yang paling mudah membuat proyeksi ini dilakukan dengan memproyeksikan sisi kiri neraca (sisi aktiva) terlebih dahulu, langkah selanjutnya menyusun komposisi yang diinginkan untuk sisi kanan (pasiva atau pendanaan) neraca untuk tingkat total asset yang diproyeksikan. Ada dua pendekatan yang bisa dipakai untuk memproyeksikan aset : 1. Memproyeksikan total aset, kemudian memproyeksikan neraca common-size untuk mengalokasikan total aset ke komponenkomponennya. 2. Memproyeksikan asset secara individual, kemudian menjumlahkan aset-aset individual tersebut untuk memperoleh total aset.

28 28 Untuk memproyeksikan aset (baik total maupun individual), ada dua cara yang dilakukan, yaitu : 1. Memproyeksikan aset dengan menggunakan tingkat pertumbuhan. 2. Memproyeksikan aset dengan menganggap perputaran aktiva konstan untuk masa mendatang. C. Memproyeksikan Total Aset Total aset bisa diproyeksikan dengan menggunakn pendekatan tingkat pertumbuhan aset pada masa lalu. Apabila pertumbuhan rata-rata aset untuk beberapa tahun diasumsikan sama, maka tingkat pertumbuhan aset yang terjadi di masa mendatang diasumsikan sama. D. Memproyeksikan Aset Individual Cara lain adalah dengan menggunakan metoda kedua yaitu memproyeksi aset secara individual, kemudian menjumlahkan aset-aset tersebut menjadi total aset. Untuk memproyeksi aset secara individual, sama halnya seperti ketika memproyeksi total aset. E. Memproyeksikan Utang dan Modal Saham Setelah sisi kiri neraca proforma selesai disusun, tahap berikutnya adalah menyusun sisi kanan neraca (sisi pasiva). Cara untuk menyusun komposisi pasiva adalah dengan menggunakan common-size sisi kanan. Pendekatan ini diasumsikan apabila komposisi tersebut tidak berubah untuk masa-masa mendatang.

29 29 4. Perhitungan Menggunakan Laporan Keuangan Proforma Dibawah ini akan disajikan laporan keuangan proforma PG Tasikmadu Karanganyar periode Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah neraca dan laporan laba rugi. Beberapa langkah yang diperlukan untuk mengetahui proyeksi pada periode berikutnya (tahun 2007) adalah sebagai berikut ini : 1. Dengan menghitung besar kenaikan / penurunan tahun 2007 dalam persen. 2. Selanjutnya menghitung rata-rata pertahun dalam persen 3. Kemudian menghitung proyeksi tahun mendatang (tahun 2007). Terakhir, setelah melakukan proyeksi tahun berikutnya adalah membandingkan data keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi tahun 2007 dengan hasil proyeksi tahun 2007 yang telah dihitung menggunakan langkah di atas. Untuk mengetahui hasil proyeksi periode 2007, dapat dilihat dari laporan keuangan proforma dengan beberapa langkah sebagai berikut : 1) Dengan menghitung peningkatan atau penurunan per tahun. Menggunakan rumus : Tahun Tahun 2004 Tahun 2005 = X100% Tahun 2004 Tahun Tahun 2005 Tahun 2006 = X100% Tahun 2005

30 30 2) Selanjutnya mencari rata-rata per tahun dalam persen. Dengan menggunakan rumus : Rata-rata = Tahun Tahun ) Kemudian menghitung proyeksi tahun mendatang (2007). Menggunakan rumus: Tahun 2007 = Tahun (Rata-rata per tahun x Tahun 2006) Dari laporan laba rugi PG Tasikmadu dari tahun 2004, 2005, 2006 dan 2007 akan dibandingkan dengan laporan keuangan proforma laporan laba rugi PG Tasikmadu tahun 2007 yang terlihat pada 2 tabel di bawah ini.

31 POS-POS LABA RUGI TAHUN (dlm Rp) (dlm Rp) (dlm Rp) (dlm Rp) A B C D PENDAPATAN Penjualan gula lokal Penjualan tetes Penjualan gula Impor Jumlah pendapatan HARGA POKOK PENJUALAN GULA Persediaan awal gula Biaya produksi Alokasi biaya : Pimpinan & tata usaha Tanaman Tebang & angkut tebu Pabrik & pengolahan Penyusutan aktiva tetap PG Sub Jumlah Biaya Raw Sugar Biaya gula import Jumlah Biaya Produksi Persediaan akhir gula Jumlah Harga Pokok Penjualan gula

32 TETES Persediaan awal tetes Biaya Produksi Alokasi biaya : Pimpinan & tata usaha Tanaman Tebang & angkut tebu Pabrik & pengolahan Penyusutan aktiva tetap PG Sub Jumlah Persediaan akhir tetes Jumlah Harga Pokok Penjualan Tetes Jumlah Harga Pokok Penjualan Laba/Rugi Kotor BIAYA USAHA Biaya umum & administrasi Biaya kantor direksi Penyusutan aktiva benda KD Biaya bunga exploitasi Biaya bunga RDI Sub Jumlah Biaya Penjualan Biaya penjualan gula Biaya penjualan tetes Sub Jumlah Jumlah Biaya Usaha

33 Laba/Rugi Bersih Usaha Gula Laba/Rugi Bersih Usaha Tetes Laba /Rugi Bersih Laba Rugi Diluar Usaha Pendapatan lain-lain Biaya lain-lain Laba/Rugi Diluar Usaha Laba/Rugi sblm PLB Pendapatan luar biasa Pajak penghasilan Laba/Rugi setelah Pajak Tabel 1. Laporan laba rugi PG Tasikmadu periode 2004, 2005, 2006 dan

34 POS-POS LABA RUGI TAHUN Kenaikan (Penurunan) Ratarata Proyeksi (dlm 2007 (dlm (dlm persen) (dlm Rp) (dlm Rp) (dlm Rp) persen) persen) (dlm Rp) A B C D E F G PENDAPATAN Penjualan gula lokal ,52 34,89 20, Penjualan tetes ,23-34,99-20, Penjualan gula Impor ,00-28,88-14, Jumlah pendapatan ,21-4,91 69, HARGA POKOK PENJUALAN GULA Persediaan awal gula ,18 75,69 10, Biaya produksi 0,00 0,00 0,00 0 Alokasi biaya : 0,00 0,00 0,00 0 Pimpinan & tata usaha ,55 37,11 32, Tanaman ,58 22,31 28, Tebang & angkut tebu ,65 23,32 29, Pabrik & pengolahan ,64-41,28 23, Penyusutan aktiva tetap PG ,98 69,53 37, Sub Jumlah ,18-18,83 23, Biaya Raw Sugar ,00 0,00 0,00 0 Biaya gula import ,00-31,07-15,

35 Jumlah Biaya Produksi ,53-25,49 118, Persediaan akhir gula ,69-68,60 3, Jumlah Harga Pokok Penjualan gula ,74-14,50 79, TETES 0,00 0 Persediaan awal tetes ,98-4,47 126, Biaya Produksi 0,00 0 Alokasi biaya : 0,00 0 Pimpinan & tata usaha ,96-4,12-7, Tanaman ,37-13,99-44, Tebang & angkut tebu ,99-13,76-9, Pabrik & pengolahan ,79-28,90-14, Penyusutan aktiva tetap PG ,77 18,56-3, Sub Jumlah ,40-20,37-29, Persediaan akhir tetes ,47 223,23 109, Jumlah Harga Pokok Penjualan Tetes ,90-44,24-39, Jumlah Harga Pokok Penjualan ,79-16,13 58, Laba/Rugi Kotor ,04-284,11-137, BIAYA USAHA Biaya umum & administrasi Biaya kantor direksi ,47 83,02 32, Pnystn aktv benda KD ,01 23,06 12,

36 Biaya bunga exploitasi ,55 16,52-1, Biaya bunga RDI ,90 4,47-20, Sub Jumlah ,25 32,38 6, Biaya Penjualan Biaya penjualan gula ,00 0,00-50,00 0 Biaya penjualan tetes ,00 0,00 0,00 0 Sub Jumlah ,00 0,00-50,00 0 Jumlah Biaya Usaha ,61 32,38 6, Laba/Rugi Bersih Usaha Gula ,68-89,87-35, Laba/Rugi Bersih Usaha Tetes ,14-102,69-90, Laba/Rugi Bersih ,19-90,80-50, Laba Rugi Diluar Usaha Pendapatan lain-lain ,65 0,51-10, Biaya lain-lain ,11 118,49 41, Laba/Rugi Diluar Usaha ,21 173,83 66, Laba/Rugi sblm PLB ,64-64,68-39, Pendapatan luar biasa ,00 0,00-50, Pajak penghasilan ,00 0,00 0, Laba/Rugi setelah Pajak ,34-64,68-38, Tabel 2. Laporan Keuangan Proforma Laporan Laba Rugi PG Tasikmadu Karanganyar 35

37 37 Dilihat dari kedua tabel diatas, dapat diperbandingkan beberapa hal diantaranya: 1. Pendapatan mengalami perubahan naik dan turun tiap tahunnya dari tahun 2004 sampai tahun Pada tahun 2004 sampai 2005 naik dari menjadi Untuk tahun 2005 sampai 2006 turun dari menjadi Tahun 2006 menuju tahun 2007 pendapatan naik dari menjadi Selisih antara pendapatan periode 2007 dengan proyeksi tahun 2007 sebesar Pendapatan periode 2005 mengalami kenaikan sebesar 144,21% dan periode 2006 menurun sebesar 4,91%. Rata-rata dua tahun (periode 2006 dan 2007) adalah naik 69,65%. Proyeksi menunjukkan pendapatan meningkat pada tahun 2007 sebesar terlihat dari naiknya penjualan gula lokal tiap tahun dan penurunan yang tidak terlalu besar pada penjualan tetes dan penjualan impor gula. Proyeksi tersebut berbeda pada pendapatan yang sebenarnya di tahun 2007 dimana terjadi selisih yang disebabkan oleh harga gula yang selalu berubah sesuai kebijakan pemerintah dan perusakan tanaman oleh hama sehingga penjualan gula lokal turun dan pabrik harus meningkatkan penjualan tetes dan penjualan impor gula untuk tahun Harga Pokok Penjualan peningkatan dan penurunan di tiap periodenya. Pada tahun 2004 sampai 2005 naik dari menjadi Tahun 2005 sampai 2006 turun dari menjadi Untuk tahun 2006 ke 2007 naik dari menjadi

38 38 Harga Pokok Penjualan tahun 2005 mengalami persentase kenaikan sebesar 132,79% dan tahun 2006 menurun sebesar 16,13%. Rata-rata dua tahun (periode 2006 dan 2007) naik sebesar 58,33%. Selisih antara harga pokok penjualan periode 2007 dengan proyeksi tahun 2007 sebesar Proyeksi harga pokok penjualan tahun 2007 meningkat menjadi terlihat dari naiknya harga pokok penjualan gula tiap tahun. Adanya selisih begitu besar pada Harga Pokok Penjualan periode 2007 dengan proyeksi periode 2007 dikarenakan pada kenyataan yang terjadi di pabrik banyak gula yang terjual dan minimnya penjualan tetes periode sebelumnya sehingga persediaan awal gula periode 2007 menurun dan persediaan awal tetes periode 2007 meningkat sedangkan untuk persediaan akhir gula periode 2007 meningkat disebabkan minimnya gula yang terjual akibat harga gula pada saat itu naik. Pada persediaan akhir tetes periode 2007 menurun disebabkan banyaknya tetes yang dijual di industri kimia untuk keperluan pembuatan etanol, metanol dan spiritus. Penyebab lain adalah pengeluaran untuk biayabiaya gula dan tetes mengalami peningkatan terutama pada Biaya Tanaman, Biaya Tebang dan Angkut Tebu, serta Biaya Pabrik dan Pengolahan. 3. Pada Biaya Usaha terjadi perubahan pula tiap tahunnya. Tahun 2006 sampai 2007 turun dari menjadi Pada tahun 2004 sampai 2005 naik dari menjadi Untuk tahun 2005 sampai 2006 turun dari menjadi Biaya Usaha

39 39 periode 2005 mengalami penurunan sebesar 19,61% dan periode 2006 meningkat sebesar 32,38%. Rata-rata dua tahun (tahun 2006 dan 2007) adalah naik 6,38%. Proyeksi biaya usaha periode 2007 meningkat menjadi Terjadi selisih yang tidak terlalu besar untuk neraca pada biaya usaha periode 2007 dengan proyeksi periode 2007 sebesar dikarenakan pada pabrik hampir semua biaya administrasi dan umum tidak mengeluarkan biaya-biaya yang terlalu besar. 4. Pada laporan laba rugi tahun 2007 terjadi rugi setelah pajak sebesar Laporan keuangan proforma menunjukkan persentase penurunan dari tahun 2004 sampai 2005 dan tahun 2005 sampai 2006 sebesar 12,34% dan 64,68%. Rata-rata dua tahun turun sebesar 38,51%. Proyeksi rugi setelah pajak periode 2007 sebesar Selisih antara rugi setelah pajak pada neraca dengan proyeksi rugi setelah pajak adalah Dari hasil tersebut terlihat adanya perubahan pada rugi setelah pajak dimana terjadi penurunan tiap tahun yang disebabkan peningkatan kinerja pabrik semakin membaik tiap tahunnya. Selanjutnya adalah membandingkan neraca PG Tasikmadu Karanganyar tahun 2004, 2005, 2006 dan 2007 dengan laporan keuangan proforma neraca PG Tasikmadu Karanganyar, yang tertera pada 2 tabel di bawah ini.

40 POS-POS NERACA TAHUN (dlm Rp) (dlm Rp) (dlm Rp) (dlm Rp) A B C D AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas Bank Piutang Usaha Piutang Pegawai Piutang JPP Piutang lain-lain Persediaan hasil produksi Persediaan bhn/brg prlgkpn Biaya tanaman thn tebang sethn yad Biaya non tanaman thn tebang sethn yad Jumlah aktiva lancar AKTIVA TETAP Bangunan & rumah Akumulasi penystn bangunan & rumah Gedung & penataran Akumulasi penystn gedung & penataran

41 Mesin & instalansi Akumulasi penystn mesin & instalansi Jalan & jembatan Akumulasi penystn jalan & jembatan Alat pengangkutan Akumulasi penystn alat pengangkutan Alat pertanian Akumulasi penystn alat pertanian Inventaris kantor & rumah Akumulasi penystn inventaris kantor & rumah Aktiva tak berujud Akumulasi penyusutan aktiva tak berujud Jumlah aktiva tetap AKTIVA LAIN-LAIN Aktiva non operasional Akumulasi penystn aktiva Non operasional Aktiva non produktif Akumulasi pnystn aktv non produktif Piut. usaha jk pjg Piut. sangsi

42 Cad. piutang sangsi Bahan/brg incourant Cad. Bhn/brg incourant Biaya tanaman thn tebang yad Biaya thn tebang yad Jumlah aktiva lain-lain Jumlah Aktiva PASIVA HUTANG LANCAR Hutang Niaga Hutang Pegawai Hutang Lain-lain Hutang KKP TRI Hutang Pajak Biaya yang masih harus dibyr Jumlah Hutang Lancar HUTANG JANGKA PANJANG Hutang RDI Dapenbun Jumlah Hutang Jk Pjg MODAL Modal saham biasa Jumlah modal Jumlah pasiva Tabel 3. Neraca PG Tasikmadu periode dan

43 POS-POS NERACA TAHUN Kenaikan (Penurunan) Ratarata (persen) Proyeksi (dlm 2007 (dlm (dlm persen) (dlm Rp) (dlm Rp) (dlm Rp) persen) persen) (dlm Rp) A B C D E F G AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas ,71 187,78 48, Bank ,66-94,36 34, Piutang Usaha ,60 56,49 26, Piutang Pegawai ,62 738,48 354, Piutang JPP ,96-100,00-84,48 0 Piutang lain-lain ,68 137,38 35, Persediaan hasil produksi ,83-53,14-44, Persediaan bhn/brg prlgkpn ,84-32,54-40, Biaya tanaman thn tebang sethn yad ,92 55,55 42, Biaya non tanaman thn tebang sethn yad ,64 256,17 94, Jumlah aktiva lancar ,69 4,03-9, AKTIVA TETAP Bangunan & rumah ,00-5,73-2,

44 Akum penystn bgnan rumah ,60-5,23-2, Gedung & penataran ,02 13,14 16, Akumulasi penystn gedung & penataran ,04-1,61 0, Mesin & instalansi ,90 12,31 7, Akumulasi penystn - mesin & instalansi ,12 4,09 2, Jalan & jembatan ,66 0,00 43, Akumulasi penystn jalan & jembatan ,85 4,77 7, Alat pengangkutan ,96-7,95 0, Akumulasi penystn alat pengangkutan ,05-6,02-4, Alat pertanian ,00 0,00 0, Akumulasi penystn alat pertanian ,00 0,00 0, Inventaris kantor & rumah ,00 0,00 0, Akumulasi penystn inventaris kantor & rumah ,00 0,00 0, Aktiva tak berujud ,00 0,00 0, Akumulasi penyusutan aktiva tak berujud ,13 4,88 5, Jumlah aktiva tetap ,84 63,33 39, AKTIVA LAIN-LAIN Aktiva non operasional ,30 88,53 62,

45 Akumulasi penystn aktiva Non operasional ,19 90,05 67, Aktiva non produktif ,00 7,77 3, Akumulasi pnystn aktv non produktif ,00 7,77 3, Piut. usaha jk pjg ,00 0,00 0, Piut. sangsi ,03-0,08-0, Cad. piutang sangsi ,03-0,08-0, Bahan/brg incourant ,39-7,44-3, Cad. Bhn/brg incourant ,39-7,44-3, Biaya tanaman thn tebang yad ,07-49,62-12, Biaya thn tebang yad ,69 179,11 92, Jumlah aktiva lain-lain ,43 54,35 34, Jumlah Aktiva ,26 17,58 0, PASIVA HUTANG LANCAR Hutang Niaga ,74-42,99-9, Hutang Pegawai ,32-81,54-32, Hutang Lain-lain ,39-6,89-19, Hutang KKP TRI ,99 39,52 165, Hutang Pajak ,34 195,94 72, Biaya yang masih harus dibyr ,21 69,20 40, Jumlah Hutang Lancar ,34-2,69-15,

46 HUTANG JANGKA PANJANG Hutang RDI ,00 0,00 0, Dapenbun ,00 0,00 0, Jumlah Hutang Jk Pjg ,00 0,00 0, MODAL Modal saham biasa ,52 73,65 59, Jumlah modal ,52 73,65 59, Jumlah pasiva ,26 17,58 0, Tabel 4. Laporan Keuangan Proforma Neraca PG Tasikmadu Karanganyar 45

47 47 Dilihat dari kedua tabel neraca diatas, maka dapat diketahui beberapa hal yaitu : 1. Secara keseluruhan total aktiva tahun 2007 adalah Angka tersebut lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya. Proyeksi total aktiva tahun 2007 sebesar Selisih antara total aktiva periode 2007 dengan proyeksi total aktiva tahun 2007 adalah Laporan keuangan proforma menunjukkan persentase total aktiva di tahun 2005 turun sebesar 17,26% dan tahun 2006 naik sebesar 17,58% sehingga rata-rata tahun 2005 dan 2006 sebesar 0,16%. Hal tersebut dipengaruhi oleh aktiva lancar, aktiva tetap dan aktiva lain-lain. 2. Untuk aktiva lancar tahun 2007 meningkat dari tahun-tahun sebelumnya sebesar Laporan keuangan proforma menunjukkan persentase aktiva lancar di tahun 2005 turun sebesar 23,69% dan tahun 2006 naik sebesar 4,03% sehingga rata-rata tahun 2005 dan 2006 turun sebesar 9,83%. Pada aktiva lancar tahun 2007 dan proyeksi tahun 2007 menghasilkan selisih sebesar Proyeksi tahun 2007 menghasilkan terlihat dari naiknya piutang usaha, piutang pegawai dan piutang lain-lain tiap tahun sedangkan persediaan hasil produksi dan persediaan bahan/barang perlengkapan sedikit turun. Total aktiva tahun 2007 sedikit berbeda dengan proyeksi tahun 2007, hal tersebut disebabkan adanya pelunasan piutang terutama piutang karyawan dan piutang lain-lain pada tahun 2007 sehingga kas dan bank untuk tahun 2007 mengalami peningkatan, sedangkan rendahnya penjualan gula dan

48 48 tetes sehingga barang yang terlalu lama disimpan dalam gudang tidak efektif dalam menghasilkan laba dan menyebabkan persediaan hasil produksi tinggi. 3. Aktiva tetap tahun 2007 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar Jumlah tersebut dua kali lebih besar dari tahun 2006 dan empat kali lebih besar dari tahun 2004 dan Laporan keuangan proforma menunjukkan persentase aktiva tetap tahun 2005 dan tahun 2006 naik sebesar 14,84% dan 63,33% sehingga rata-rata tahun 2005 dan 2006 naik sebesar 39,09%. Proyeksi aktiva tetap tahun 2007 sebesar terjadi peningkatan pada gedung, mesin dan instalasi, jalan dan jembatan. Selisih antara data neraca dan proyeksi sebesar dikarenakan naiknya mesin dan instalasi dari tahun sebelumnya sehingga pabrik melakukan penambahan mesin dan mengganti spare part karena ditemukan beberapa mesin yang sudah kurang layak digunakan dan spare part yang rusak, selain itu naiknya gedung dan penataran dikarenakan adanya pengeluaran untuk biaya perbaikan dan pemeliharaan gedung, sedangkan untuk jalan dan jembatan di tahun 2007 meningkat karena perbaikan jalan dan jembatan yang rusak. Untuk beberapa aktiva tetap lain seperti alat pengangkutan, alat pertanian, inventaris kantor dan rumah, aktiva tak berujud hanya mengalami sedikit perubahan dalam tiap tahunnya baik pada neraca ataupun proyeksi. 4. Aktiva lain-lain tahun 2007 mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya sebesar Proyeksi aktiva lain-lain tahun 2007 sebesar

49 Laporan keuangan proforma menunjukkan persentase aktiva lain-lain di tahun 2005 dan tahun 2006 naik sebesar 14,43% dan 54.35% sehingga rata-rata tahun 2005 dan 2006 naik sebesar 54,35%. Selisih antara data neraca dan proyeksi adalah Hal ini dikarenakan besarnya nilai aktiva non operasional pada tahun 2007 dari tahun sebelumnya dikarenakan pembelian dan perawatan kipas angin, AC dan televisi, serta pemeliharaan tanaman hias dan taman. 5. Pada pasiva, total pasiva mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar Jumlah tersebut meningkat dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Dengan menggunakan laporan keuangan proforma proyeksi tahun 2007 sebesar Selisih antara total pasiva periode 2007 dengan proyeksi total pasiva tahun 2007 adalah Persentase total pasiva di tahun 2005 turun sebesar 17,26% dan tahun 2006 naik sebesar 17,58% sehingga rata-rata tahun 2005 dan 2006 sebesar 0,16%. Hal tersebut dipengaruhi oleh utang dan ekuitas. 6. Utang lancar dari tahun 2004 menuju 2006 selalu mengalami perubahan naik dan turun. Dari tahun 2004 ke 2006 terjadi penurunan, sedangkan untuk tahun 2006 menuju tahun 2007 terjadi peningkatan sebesar Proyeksi tahun 2007 menghasilkan utang lancar sebesar Selisih utang lancar tahun 2007 dengan proyeksi utang lancar tahun 2007 adalah dikarenakan kegagalan panen, kurangnya jumlah gula yang

50 50 diproduksi dan keterlambatan pengolahan produksi gula dapat menyebabkan kerugian-kerugian sehingga pabrik menambah utang-utang seperti utang niaga, utang pegawai, utang lain-lain, utang KKP TRI, utang pajak untuk memenuhi kebutuhan pengolahan gula. 7. Untuk tahun 2004 sampai 2007 perusahaan tidak melakukan utang jangka panjang. 8. Modal pada neraca mengalami peningkatan tiap tahun, terutama tahun 2007 sebesar Proyeksi modal tahun 2007 sebesar Laporan keuangan proforma menunjukkan persentase modal di tahun 2005 dan tahun 2006 naik sebesar 44,52% dan 73,65% sehingga rata-rata tahun 2005 dan 2006 naik sebesar 59,08%. Kenaikan modal pada tahun 2007 dipengaruhi oleh keuntungan penjualan dan kebijakan dari pemerintah untuk menaikkan harga gula pada saat itu sehingga rugi dapat ditekan serta masuknya investor baru dalam yang menanamkan modalnya pada pabrik.

51 BAB III TEMUAN Berdasarkan data yang diperoleh dan penelitian yang dilakukan oleh penulis pada PG Tasikmadu Karanganyar, maka penulis menemukan beberapa kelebihan dan kelemahan sebagai berikut : A. Kelebihan Kelebihan yang ditemukan dalam penulisan ini adalah sebagai berikut : 1. Persediaan pada data asli/sebenarnya mengalami peningkatan terutama tahun 2007 sebesar dikarenakan pesanan dan penjualan pada data asli/sebenarnya untuk gula dan tetes yang meningkat menjadi Dengan demikian, pabrik menambah jumlah produksi gula dan tetes tiap tahunnya untuk memenuhi permintaan pasar sehingga perusahaan selalu memperoleh keuntungan. 2. Pabrik berusaha menambah keuntungan tiap tahunnya, salah satunya dengan meningkatkan penjualan. Hal tersebut dapat dilihat dari laporan laba rugi dimana rugi setelah pajak pabrik tiap tahun berkurang sehingga pabrik tidak mengalami kerugian yang besar yang dapat menyebabkan pailit/gulung tikar. 3. Adanya peran serta dari pemerintah dalam memberikan bantuan yang digunakan untuk membayar utang dan menambah aktiva tetap pabrik 51

52 52 sehingga dapat mengurangi utang dan pemambahan alat mempermudah pabrik dalam melakukan produksi secara cepat dan dengan jumlah yang maksimal. B. Kelemahan Dilihat dari teknik analisis yang digunakan, laporan keuangan proforma memiliki beberapa kelemahan yang dipengaruhi beberapa faktor, yaitu : 1. Kurangnya jumlah bahan baku yang dibutuhkan perusahaan untuk diolah dikarenakan adanya serangan hama tanaman tebu, kekeringan dan keterlambatan dalam distribusi bahan baku. 2. Kondisi perekonomian Indonesia saat ini kurang stabil, yang dapat dilihat dari krisis keuangan di berbagai negara yang menyebabkan tingginya harga-harga kebutuhan pokok manusia termasuk gula. Hal tersebut juga mempengaruhi penjualan gula lokal pada pabrik yang menurun di tahun 2007 menjadi Kurs valuta asing yang naik mengakibatkan tingginya harga bahan baku dan mempengaruhi besarnya harga pokok produksi gula dimana harga pokok penjualan gula pun akan meningkat. Sedangkan permintaan konsumen yang tinggi mengakibatkan perusahaan menambah persediaannya. Dengan demikian, harga pokok penjualan gula yang cukup tinggi mengakibatkan konsumen kesulitan dalam pemenuhan pemakaian gula dari biasanya.

53 53 4. Pada data asli/sebenarnya laporan laba rugi tahun 2007 masih terlihat adanya rugi setelah pajak sebesar Rugi tersebut dikarenakan jumlah pendapatan lebih kecil dari biaya-biaya yang dikeluarkan.

54 BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang dilakukan penulis pada PG. Tasikmadu, dimana dilakukan perbandingan antara data neraca dan laba rugi dengan proyeksi laporan keuangan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pada laporan laba rugi tiap-tiap tahun selalu terjadi perubahan naik dan turun. Tahun 2007 masih terlihat adanya rugi setelah pajak sebesar Proyeksi rugi setelah pajak tahun 2007 turun sebesar Rugi setelah pajak pada laba rugi tahun 2007 lebih besar daripada proyeksi tahun Selisihnya adalah rata-rata kenaikan 17,58%. Hal tersebut disebabkan pendapatan yang meningkat dipengaruhi oleh harga gula yang selalu berubah sesuai kebijakan pemerintah dan besarnya penjualan tetes dan gula impor, sedangkan pada harga pokok penjualan yang tinggi dipengaruhi oleh gula dan tetes yang dijual cukup banyak sehingga menambah persediaan barang dalam gudang, demikian pula pada biaya usaha yang menurun, serta peningkatan kinerja pabrik semakin membaik tiap tahunnya sehingga pabrik tidak mengalami kerugian yang besar yang dapat menyebabkan pailit/gulung tikar. 2. Pada neraca juga selalu mengalami perubahan baik dalam aktiva maupun pasiva. Pada aktiva, total aktiva tahun 2007 adalah Proyeksi total aktiva tahun 2007 sebesar Total aktiva pada neraca tahun 2007 lebih 54

55 55 besar daripada proyeksi total aktiva tahun Selisihnya adalah dengan rata-rata kenaikan 17,58% dipengaruhi oleh aktiva lancar, aktiva tetap dan aktiva lain-lain dimana aktiva lancar yang meningkat akibat pelunasan piutang terutama piutang karyawan dan piutang lain-lain sehingga ada pemasukan yang cukup besar pada kas dan bank untuk tahun 2007, aktiva tetap yang meningkat disebabkan penambahan alat dan pengeluaran biaya untuk perbaikan dan pemeliharaan gedung serta perbaikan jalan dan jembatan, terjadi peningkatan pada aktiva lain-lain dikarenakan besarnya aktiva non operasional. Pada pasiva, total pasiva tahun 2007 sebesar Proyeksi total pasiva tahun 2007 sebesar Total pasiva pada neraca tahun 2007 lebih besar daripada proyeksi total pasiva tahun Selisihnya adalah dengan rata-rata kenaikan 17,58%. Hal tersebut dipengaruhi oleh hutang dan modal, dimana hutang lancar selalu berubah naik ataupun turun tiap tahunnya dikarenakan pabrik terkadang membutuhkan tambahan biaya untuk produksi gula tetes, penambahan aktiva, menggaji pegawai lepas sehingga pabrik menambah hutang lancarnya, sedangkan modal yang yang selalu meningkat tiap tahunnya dikarenakan keuntungan penjualan dan kebijakan dari pemerintah untuk menaikkan harga gula pada saat itu sehingga rugi dapat ditekan serta masuknya investor baru dalam yang menanamkan modalnya pada pabrik 3. Dengan menggunakan teknik analisis laporan keuangan, maka dapat dilihat perubahan kondisi keuangan suatu perusahaan. Salah satu teknik analisis yang digunakan adalah laporan keuangan proforma dimana akan diketahui proyeksi

56 56 keuangan masa mendatang. Namun, dalam penelitian kali ini laporan keuangan proforma tidak dapat dijadikan acuan karena hasil yang diperkirakan berbeda dengan kenyataan yang sebenarnya dan kuantitas gula yang dihasilkan selalu berubah-ubah tiap tahunnya sehingga besar keuntungan/kerugian tidak dapat diperkirakan secara pasti. B. REKOMENDASI 1. Pada laporan laba rugi, pabrik mengalami kerugian tiap tahunnya yang dapat dilihat dari rugi setelah pajak. Namun, bukan berarti pabrik mengalami kemunduran di tiap tahunnya. Hal tersebut dapat dilihat dari penurunan rugi setelah pajak tiap tahunnya dimulai dari tahun 2004 hingga 2006 dikarenakan pabrik selalu berusaha meningkatkan pendapatan, persediaan dan aktiva tetap. Oleh karena itu, pabrik sebaiknya menambah produksi tetes dan gula, baik lokal maupun impor dan mengganti aktiva yang rusak dengan yang layak pakai sehingga pabrik dapat menghasilkan gula yang berkualitas dengan keuntungan yang tinggi. 2. Dalam neraca, perubahan terjadi dipengaruhi oleh beberapa hal. Pada sisi aktiva terdapat aktiva lancar, aktiva tetap dan aktiva lain-lain yang mengalami peningkatan tiap tahunnya. Hal tersebut terjadi pula pada sisi pasiva yang mengalami peningkatan baik hutang maupun modal. Penyebab terjadinya peningkatan tersebut adalah pelunasan piutang dan keuntungan penjualan sehingga menambah kas pada aktiva lancar, penambahan aktiva tetap,

57 57 penambahan aktiva non operasional, peminjaman hutang lancar dan bertambahnya modal. Dengan kondisi meningkatnya aktiva dan modal menunjukkan keadaan pabrik menuju ke arah positif sehingga pabrik harus selalu memperbaiki dan mempertahankan kinerjanya. 3. Meskipun dalam analisis kali ini laporan keuangan proforma tidak dapat dijadikan acuan. Namun, dengan ini pabrik dapat melihat kemajuan dan kemunduran dalam kinerjanya sehingga pertumbuhan dan perkembangan kondisi keuangannya dapat diperkirakan. 4. Terjadinya rugi pada laporan laba rugi dikarenakan pendapatan lebih kecil dibandingkan biaya-biaya yang dikelurakan. Oleh sebab itu, sebaiknya perusahaan meningkatkan penjualan dan kinerja perusahaan dengan sistem yang lebih baik lagi.

58

59

60 perpustakaan.uns.ac.id

61

BAB III DESKRIPSI INSTANSI

BAB III DESKRIPSI INSTANSI BAB III DESKRIPSI INSTANSI A. Nama Instansi Nama Instansi : Pabrik GulaTasikmadu Karanganyar Alamat : Desa Ngijo Kecamatan Tasikmadu Karanganyar, Telp : (0271) 7495562, Fax : (0271) 6497800 Email : sdmtasikmadu@ptpn9.co.id

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB III DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB III DESKRIPSI PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan Pabrik Gula Tasikmadu didirikan oleh kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegoro IV, yang peletakan batu pertamanya pada tanggal 11 juni 1871. Pembangunan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI INSTANSI

BAB III DESKRIPSI INSTANSI BAB III DESKRIPSI INSTANSI A. Nama Instansi Nama Instansi : Pabrik GulaTasikmadu Karanganyar Alama : Desa Ngijo Kecamatan Tasikmadu Karanganyar, Telp : (0271) 7495562, Fax : (0271) 6497800 Email : sdmtasikmadu@ptpn9.co.id

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang

BAB II LANDASAN TEORI. keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Hasil akhir dari proses pencatatan akuntansi disebut dengan laporan keuangan, jadi laporan keuangan merupakan suatu ringkasan transaksi yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selama bertahun-tahun pemerintah pada tingkat-tingkat tertentu

BAB I PENDAHULUAN. Selama bertahun-tahun pemerintah pada tingkat-tingkat tertentu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul Selama bertahun-tahun pemerintah pada tingkat-tingkat tertentu mendorong perkembangan ekonomi nasional. Hal ini menuntut setiap perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan keuangan Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari pembuatan ringkasan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi-transaksi tersebut dapat mengakibatkan perubahan terhadap aktiva, hutang,

Lebih terperinci

PEMAKAI DAN KEBUTUHAN INFORMASI

PEMAKAI DAN KEBUTUHAN INFORMASI LAPORAN KEUANGAN Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses analisis terhadap laporan keuangan dengan tujuan untuk memberikan tambahan informasi kepada para pemakai laporan keuangan untuk pengambilan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena

Lebih terperinci

PELAKSANAAN TUGAS BAGIAN ADMINISTRASI KEUANGAN DAN UMUM PADA PABRIK GULA TASIKMADU KARANGANYAR

PELAKSANAAN TUGAS BAGIAN ADMINISTRASI KEUANGAN DAN UMUM PADA PABRIK GULA TASIKMADU KARANGANYAR PELAKSANAAN TUGAS BAGIAN ADMINISTRASI KEUANGAN DAN UMUM PADA PABRIK GULA TASIKMADU KARANGANYAR TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Sebutan Vokation Ahli Madya ( A.

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN - 2 Galih Chandra Kirana, SE.,M.Ak

KEWIRAUSAHAAN - 2 Galih Chandra Kirana, SE.,M.Ak KEWIRAUSAHAAN - 2 Modul ke: LAPORAN KEUANGAN Fakultas Galih Chandra Kirana, SE.,M.Ak Program Studi www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN Laporan keuangan merupakan hasil pencatatan transaksi yang terjadi pada

Lebih terperinci

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero)

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero) ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero) I. Pendahuluan PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) merupakan penyedia listrik utama di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah berkepentingan menjaga kelayakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perusahaan sangat membutuhkan sumber daya manusia yang kompeten dan berkualitas, terutama di era globalisasi ini. Semua organisasi bisnis harus siap beradaptasi dan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Hamidullah (2004) melakukan penelitian dengan judul Analisis Rasio Keuangan Sebagai Dasar Untuk Memprediksi Kondisi Keuangan Perusahaan Pada PT. Agro Max

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Laporan keuangan merupakan laporan yang dibuat untuk mengetahui

BAB II BAHAN RUJUKAN. Laporan keuangan merupakan laporan yang dibuat untuk mengetahui BAB II BAHAN RUJUKAN Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan laporan yang dibuat untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut pada

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Prinsip manajemen perusahaan mengharuskan agar dalam proses memperoleh maupun menggunakan dana harus didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efektivitas.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget), merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk. modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Hal ini berarti bahwa

BAB IV. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk. modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya. Hal ini berarti bahwa BAB IV ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT GUDANG GARAM Tbk IV.1 Analisis Laporan Arus Kas Kas merupakan aktiva yang paling likuid atau merupakan salah satu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya.

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN & ANALISIS LAPORAN KINERJA KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN & ANALISIS LAPORAN KINERJA KEUANGAN Modul ke: 02 ROY Fakultas FEB LAPORAN KEUANGAN & ANALISIS LAPORAN KINERJA KEUANGAN BUDIHARJO, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi Kinerja Keuangan adalah hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Disamping itu bank adalah badan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan Keuangan 1) Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:1), laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.

Lebih terperinci

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan berisi informasi keuangan sebuah organisasi. Laporan keuangan diterbitkan oleh perusahaan merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN LAPORAN KEUANGAN PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN ADALAH ANTARA LAIN : 1. INVESTOR 2. KREDITOR 3. PEMASOK 4. KREDITOR USAHA LAIN 5. PELANGGAN 6. PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Anggaran Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan anggaran (budget), merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu

Lebih terperinci

GAMBARAN MENGENAI PERGERAKAN DAN KECENDERUNGAN SERTA MEMBERIKAN PETUNJUK YANG BERHARGA DI DALAM RANGKA MEMPREDIKSI MASA DATANG.

GAMBARAN MENGENAI PERGERAKAN DAN KECENDERUNGAN SERTA MEMBERIKAN PETUNJUK YANG BERHARGA DI DALAM RANGKA MEMPREDIKSI MASA DATANG. LAPORAN KEUANGAN KOMPARATIF LANGKAH AWAL YANG BAIK DALAM MELAKUKAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ADALAH DENGAN MENYAJIKAN LAPORAN KEUANGAN SECARA KOMPARATIF, MISALNYA UNTUK DUA ATAU TIGA TAHUN ATAU LEBIH.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi. II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi. II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi 6 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi Akuntansi adalah suatu sistem untuk mengumpulkan dan memproses, termasuk melakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LAPORAN KEUANGAN 1. Pengertian Laporan Keuangan Akuntansi adalah proses identifikasi, pencatatan, pengukuran, pengklasifikasian, pengikhtisaran transaksi dan kejadian keuangan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Sebuah perusahaan pastilah memerlukan pencatatan keuangan atas transaksi-transaksi bisnis yang telah dilakukan agar perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi bahwa, Undang Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis Pengertian analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Yuniarsih dan Suwatno (2008:98) adalah: Analisis adalah penguraian suatu pokok atas

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Inggris Victory English School. Penulis ditempatkan pada bagian keuangan,

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Inggris Victory English School. Penulis ditempatkan pada bagian keuangan, BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Penulis melaksanakan kuliah kerja praktek di lembaga pendidikan bahasa Inggris Victory English School. Penulis ditempatkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Prinsip dan Tujuan Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi Koperasi yang berawal dari kata co yang berarti bersama dan operation yang berarti bekerja, sehingga koperasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan merupakan hasil akhir suatu proses kegiatan pencatatan akuntansi yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 37 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan PT Indonesia Trading Company (Persero) dikenal diluar negeri sebagai ITC yang menjadi singkatan dari Indonesia Trading Company, yang satusatunya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan hasil kegiatan operasi perusahaan yang disajikan dalam bentuk angka-angka keuangan. Hasil kegiatan perusahaan periode saat ini harus

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Menurut Hery (2012:3) laporan keuangan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Harahap (2011:105) mendefinisikan laporan keuangan sebagai suatu laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan

Lebih terperinci

BAB. II Telaah Literature dan Pengembangan Hipotesis 2.1. Teori yang mendasari Konsep Koperasi Pengertian koperasi telah dikemukakan oleh

BAB. II Telaah Literature dan Pengembangan Hipotesis 2.1. Teori yang mendasari Konsep Koperasi Pengertian koperasi telah dikemukakan oleh BAB. II Telaah Literature dan Pengembangan Hipotesis 2.1. Teori yang mendasari 2.1.2 Konsep Koperasi Pengertian koperasi telah dikemukakan oleh beberapa pakar koperasi. Menurut Koesoemo dalam Razak (2012:3)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Reviu Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan arus kas dan likuiditas telah banyak dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan berpengaruh

Lebih terperinci

JUMLAH AKTIVA

JUMLAH AKTIVA NERACA 31 DESEMBER 2007 AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan bank 3 866.121.482 3.038.748.917 Piutang usaha - bersih Hubungan istimewa 2b, 2c, 4, 5, 8 2.635.991.416 328.548.410 Pihak ketiga - setelah dikurangi

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Hotel Inna Dharma Deli dengan teori-teori yang ada maupun yang didapat dari

BAB III PEMBAHASAN. Hotel Inna Dharma Deli dengan teori-teori yang ada maupun yang didapat dari BAB III PEMBAHASAN Dalam Bab ini penulis mencoba membuat analisa dan evaluasi melalui cara perbandingan antara hasil riset mengenai sumber dan penggunaan dana pada Hotel Inna Dharma Deli dengan teori-teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan pangsa pasar yang besar. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus mampu

BAB I PENDAHULUAN. dan pangsa pasar yang besar. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus mampu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, semua perusahaan bersaing ketat untuk memperoleh keuntungan dan pangsa pasar yang besar. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus mampu mengembangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan merupakan laporan pertanggungjawaban suatu perusahaan pada satu periode tertentu mengenai kegiatan perusahaan

Lebih terperinci

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN MEMBACA LAPORAN KEUANGAN Denny S. Halim Jakarta, 31 Juli 2008 1 Outline Pengertian Akuntansi Proses Akuntansi Laporan Keuangan Neraca Laporan Rugi Laba Laporan Arus Kas Pentingnya Laporan Keuangan Keterbatasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian Bab 1 Pasal 1 ayat 1, koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan memerlukan laporan keuangan perusahaan, Laporan keuangan yang dimaksudkan

Lebih terperinci

1. Pengertian dan Jenis Laporan Keuangan 2. Manfaat, Tujuan dan Skema ALK

1. Pengertian dan Jenis Laporan Keuangan 2. Manfaat, Tujuan dan Skema ALK 1 1. General Overview 2. Dasar dasar Analisis laporan Keuangan 1. Pengertian dan Jenis Laporan Keuangan 2. Manfaat, Tujuan dan Skema ALK 3. Analisis Komparatif Laporan Keuangan 4. Analisis Common Size

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN COMMON SIZE DAN RASIO- RASIO KEUANGAN PADA PT SAPTA PRIMA ADIKARYA PALEMBANG Devi Mutiana Jurusan Akuntansi Politeknik PalComTech Palembang Abstrak Tujuan utama laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat penting dalam menjalankan kelangsungan hidup perusahaan, berikut beberapa pendapat mengenai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Pengertian manajemen keuangan menurut beberapa pendapat, yaitu: Segala aktifitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang akan bermanfaat bagi sejumlah besar

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis Beberapa pandangan teoretis mengenai akuntansi, pendapatan, biaya, laporan keuangan, dan akuntansi kontrak konstruksi dapat menjadikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Salah satu bentuk informasi untuk melihat dan menilai perkembangan kinerja perusahaan ialah laporan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan menurut Sutrisno (2007:3) adalah semua aktivitas

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan menurut Sutrisno (2007:3) adalah semua aktivitas BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan 2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan menurut Sutrisno (2007:3) adalah semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha-usaha mendapatkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 21 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian perkembangan kinerja keuangan PT ITC dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan usaha perusahaan tersebut yang tercermin

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN. Budi Sulistyo

LAPORAN KEUANGAN. Budi Sulistyo LAPORAN KEUANGAN Budi Sulistyo LAPORAN KEUANGAN Laporan yang menunjukkan aktivitas perusahaan sehari - hari Laporan yang memberikan informasi tentang kebutuhan dana perusahaan untuk beroperasi Laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan memerlukan laporan keuangan perusahaan, laporan keuangan yang dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 38 BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun berdasarkan catatan-catatan dalam akuntansi sebagai sumbernya. Penyusunan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. perusahaan. Pada pokoknya laporan keuangan ditujukan kepada pihak-pihak di

BAB II LANDASAN TEORITIS. perusahaan. Pada pokoknya laporan keuangan ditujukan kepada pihak-pihak di BAB II LANDASAN TEORITIS A. Teori-teori 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan perusahaan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dari suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan yang terdiri atas neraca,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perekonomian Indonesia didukung oleh tiga pilar ekonomi yaitu sektor swasta, pemerintah, dan koperasi. Menurut UUD 1945 pasal 33 ayat 2 yang berbunyi

Lebih terperinci

PENGERTIAN DASAR AKUNTANSI. Akuntansi dapat didefinisikan berdasarkan dua aspek penting yaitu :

PENGERTIAN DASAR AKUNTANSI. Akuntansi dapat didefinisikan berdasarkan dua aspek penting yaitu : PENGERTIAN DASAR AKUNTANSI Akuntansi dapat didefinisikan berdasarkan dua aspek penting yaitu : 1. Penekanan pada aspek fungsi yaitu pada penggunaan informasi akuntansi. Berdasarkan aspek fungsi akuntansi

Lebih terperinci

Menurut Rudianto (2010:9), tujuan koperasi adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya

Menurut Rudianto (2010:9), tujuan koperasi adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya 8 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Peraturan Mentri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 04/Per/M.Kukm/Vii/2012, Koperasi adalah :

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi maka kualitas sumber daya manusia juga harus meningkat agar sebuah perusahaan dapat berjalan efektif

Lebih terperinci

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTURDI KABUPATEN SRAGEN

PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTURDI KABUPATEN SRAGEN PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN DALAM PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTURDI KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Sesuai dengan Undang-Undang No.20 tahun 2008 pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

Lebih terperinci

PSAK KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

PSAK KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Teori Akuntansi Keuangan PSAK KERANGKA DASAR PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Penyusun : Mikael Siahaan (1406645168) Muhammad Gunawan H.M (1406645765) Muhammad Iqbal (1406645771) PROGRAM EKSTENSI

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN METODE COMMON SIZE PADA PT. HOLCIM INDONESIA Tbk.

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN METODE COMMON SIZE PADA PT. HOLCIM INDONESIA Tbk. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DENGAN METODE COMMON SIZE PADA PT. HOLCIM INDONESIA Tbk. Nama : Syarif Saefullah NPM : 26210788 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Silvia Avira SE.,MM. bab1 Latar Belakang Banyak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Terdapat beberapa pengertian mengenai analisis, yaitu : 1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) : Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kaitannya dengan operasional perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan dagang, jasa, maupun industri mempunyai dana dan membutuhkan modal kerja, karena itulah masalah modal kerja sangat erat kaitannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Segala macam kegiatan terorganisir untuk mencapai tujuan pasti membutuhkan manajemen. Jadi orang-orang dalam kegiatan tersebut akan membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi salah satu bagian penting di dalam komunitas perekonomian global. Hal

BAB I PENDAHULUAN. menjadi salah satu bagian penting di dalam komunitas perekonomian global. Hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan perekonomian yang begitu pesat menampilkan Indonesia menjadi salah satu bagian penting di dalam komunitas perekonomian global. Hal ini tidak terlepas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi dan Tujuan Laporan Keuangan Definisi laporan keuangan menurut IAI dalam SAK ETAP Bab 3 (2013:17) paragraf 3.12 yaitu bagian dari proses pelaporan keuangan dan laporan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Fungsi Akuntansi Keuangan 2.1.1 Pengertian Akuntansi Keuangan Data akuntansi merupakan salah satu sumber pokok analisis keuangan, oleh karena itu pemahaman terhadap

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menggunakan arus kas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yaitu sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menggunakan arus kas BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Laporan Arus Kas Laporan arus kas yang disajikan sangat berguna bagi para pemakai laporan keuangan yaitu sebagai dasar untuk menilai kemampuan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Kinerja Perusahaan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerjanya. Kinerja suatu perusahaan dapat dilihat di dalam laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan tersebut. Wirawan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses kegiatan pencatatan akuntansi yang memberikan informasi mengenai perkembangan suatu

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Laporan neraca Laporan rugi/laba Laporan aliran kas Analisa common size Analisa indeks. Septiani Juniarti, SE.MM.

Manajemen Keuangan. Laporan neraca Laporan rugi/laba Laporan aliran kas Analisa common size Analisa indeks. Septiani Juniarti, SE.MM. Manajemen Keuangan Modul ke: Laporan neraca Laporan rugi/laba Laporan aliran kas Analisa common size Analisa indeks 02 Fakultas Ekonomi Septiani Juniarti, SE.MM Program Studi S1 Manajemen www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Febriyanto, S.E., M.M. LAPORAN KEUANGAN Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen satu dengan elemen lain dalam suatu laporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Salah satu fungsi akuntansi adalah mencatat transaksi-transaksi yang terjadi serta pengaruhnya terhadap aktiva, utang modal,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada hakekatnya laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukomunikasikan

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan. Analisis Kondisi dan Kinerja Keuangan. YANANTO MIHADI PUTRA, S.E., M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Manajemen Keuangan. Analisis Kondisi dan Kinerja Keuangan. YANANTO MIHADI PUTRA, S.E., M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Manajemen Keuangan Modul ke: Analisis Kondisi dan Kinerja Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis YANANTO MIHADI PUTRA, S.E., M.Si. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Abstrak Pengertian dan pentingnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya. 1. Pengertian Akuntansi Biaya BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian dan Fungsi Akuntansi Biaya 1. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi berkaitan dengan hal pengukuran, pencatatan dan pelaporan informasi keuangan kepada pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,

Lebih terperinci

Materi ke-2 ENTITAS BISNIS DAN LAPORAN KEUANGAN

Materi ke-2 ENTITAS BISNIS DAN LAPORAN KEUANGAN Materi ke-2 ENTITAS BISNIS DAN LAPORAN KEUANGAN I. FUNGSI MANAJEMEN KEUANGAN & ANALYSIS KEUANGAN I. PENGERTIAN DAN FUNGSI MANAJEMEN KEUANGAN DALAM PERUSAHAAN Manajemen keuangan dalam banyak hal berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejenis maupun industry secara keseluruhan. Masing-masing perusahaan dituntut

BAB I PENDAHULUAN. sejenis maupun industry secara keseluruhan. Masing-masing perusahaan dituntut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan salah satu pokok kegiatan perekonomian yang hidup dalam lingkungan dunia usaha yang berubah cepat dan dinamis. Seiring dengan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin maju, bidang keuangan menjadi bidang yang sangat penting bagi perusahaan. Perekonomian yang semakin kompleks

Lebih terperinci

30 Juni 31 Desember

30 Juni 31 Desember LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 30 Juni 31 Desember ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 73102500927 63710521871 Investasi 2072565000 1964636608 Piutang usaha - setelah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian, Tujuan dan Jenis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan suatu perusahaan memiliki peranan yang sangat penting bagi pihak manajemen perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian koperasi berdasarkan Undang-Undang no. 17 tahun 2012 pasal 1 disebutkan bahwa : Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh

Lebih terperinci

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PT. SINAR SEMESTA KLATEN SKRIPSI

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PT. SINAR SEMESTA KLATEN SKRIPSI ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PT. SINAR SEMESTA KLATEN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kinerja Kinerja adalah hasil dari banyak keputusan individual yang dibuat secara berkala oleh pihak manajemen. Informasi kinerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan dan transaksi-transaksi keuangan

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. PT. PLN (PERSERO) Distribusi Jawa Barat dan Banten yang bergerak

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. PT. PLN (PERSERO) Distribusi Jawa Barat dan Banten yang bergerak BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek PT. PLN (PERSERO) Distribusi Jawa Barat dan Banten yang bergerak pada bidang produksi dan jasa. Dalam melakukan kegiatan perusahaan

Lebih terperinci

PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z -SCORE PADA PT SKYBEE, Tbk. DAN ENTITAS ANAK

PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z -SCORE PADA PT SKYBEE, Tbk. DAN ENTITAS ANAK PREDIKSI KEBANGKRUTAN DENGAN METODE ALTMAN Z -SCORE PADA PT SKYBEE, Tbk. DAN ENTITAS ANAK Sasialimia Email: sasialimia@yahoo.co.id Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian dewasa ini menunjukan perkembangan yang semakin pesat sekaligus meningkatnya tingkat persaingan usaha. Kondisi demikian menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Adapun tujuan akhir yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Adapun tujuan akhir yang ingin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era persaingan industri manufaktur yang berkembang bebas saat ini, perusahaan diharapkan mampu menghasilkan produk bermutu bagi konsumen untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci