FAKTOR PENYEBAB KETIDAKBAHAGIAAN PESERTA DIDIK PADA MASA PUBERTAS DI SMP NEGERI 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FAKTOR PENYEBAB KETIDAKBAHAGIAAN PESERTA DIDIK PADA MASA PUBERTAS DI SMP NEGERI 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL"

Transkripsi

1 1 FAKTOR PENYEBAB KETIDAKBAHAGIAAN PESERTA DIDIK PADA MASA PUBERTAS DI SMP NEGERI 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL Oleh: SISRI WAHYUNI NPM PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2016

2 1 FAKTOR PENYEBAB KETIDAKBAHAGIAAN PESERTA DIDIK PADA MASA PUBERTAS DI SMP NEGERI 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh: Sisri Wahyuni* Dra. Hj. Fitria Kasih, M.Pd., Kons** Septya Suarja., M.Pd** Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT Their research was motivated learners who are unhappy at puberty, feel uncomfortable with the changes in her body, and less able to control emotions. This study aims to describe: 1) The internal factors cause unhappiness learners at puberty. 2) External factors cause unhappiness learners at puberty. This type of research is descriptive quantitative research. The entire study population of learners who are unhappy at puberty in class VIII SMP Negeri 1 Sutera South Coastal District totaling 55 learners. Sampling using total sampling technique. The instrument used was a questionnaire. to analyze the percentage of data used techniques. Results of the study revealed that: 1) The internal factors cause unhappiness learners at puberty are in the category of pretty much. 2) External factors cause unhappiness learners at puberty are in the category of pretty much. Keywords: Cause, unhappiness, Puberty PENDAHULUAN Masa remaja adalah masa dimana anak yang sudah beranjak usia dari masa kanakkanak ke masa pubertas atau masa dewasa awal. Remaja yang sudah memasuki masa pubertas mengalami perubahan pada organorgan tubuh dan sudah mengenal lawan jenis. Masa remaja ini berada pada umur antara 12 sampai 21 tahun. Menurut Mappiare, (Ali & Asrori, 2004:9) Remaja yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa latin adolescere yang artinya tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan. Bangsa primitif dan orang-orang purbakala memandang masa pubertas dan masa remaja tidak berbeda dengan periode lain dalam rintang kehidupan. Anak dianggap sudah dewasa apabila sudah mampu mengadakan produksi. Perkembangan lebih lanjut, istilah adolescence sesungguhnya memiliki arti yang luas, mencakup kematangan mental, emosional, dan fisik. Menurut Hurlock, (Ali & Asrori, 2004:9) Remaja adalah suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berbeda di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar. Memasuki masyarakat dewasa ini mengandung banyak aspek efektif, lebih atau kurang dari usia pubertas. Remaja juga sedang mengalami perkembangan pesat dalam aspek intelektual. Transformasi intelektual dari cara berfikir remaja ini memungkinkan mereka tidak hanya mampu mengintegrasikan dirinya ke dalam masyarakat dewasa, tapi juga merupakan karakteristik yang paling menonjol dari semua periode perkembangan (Shaw dan Costtanzo, 1985:9). Menurut Mappiare, (Ali & Asrori, 2004:9) Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria. Rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu usia12/13 tahun sampai dengan 17/18 tahun adalah remaja awal, dan usia 17/18 tahun samapi dengan 21/22 tahun adalah remaja akhir. Sedangkan Hurlock, (Ali & Asrori, 2004:9) menyatakan hukum di Amerika Serikat saat ini, individu dianggap telah dewasa apabila telah mencapai usia 18 tahun bukan 21 tahun seperti ketentuan yang sebelumnya. Pada usia ini, umunya anak sedang duduk dibangku sekolah menengah. 1

3 2 Selanjutnya Prayitno (2006:6) Masa remaja merupakan salah satu periode dalam rentangan kehidupan manusia. Periode remaja adalah periode dimana individu meninggalkan masa kanak-kanak ke masa dewasa. Dalam masa ini individu mengalami banyak tantangan perkembangannya, baik dalam diri maupun diluar diri terutama lingkungan sosial. Tantangan dalam diri seperti perubahan fisik yang sangat menonjol yang memerlukan penyesuaian agar tidak timbul kesulitan bagi remaja itu sendiri. Tantangan dari lingkungan, Misalnya perilaku orang tua dan orang dewasa lainnya yang tidak konsisten atau mendua (ambigius) kadang-kadang memperlakukan remaja sebagai anak-anak dan pada saat lain menuntut remaja itu bertingkah laku sebagai orang dewasa. Untuk mengatasi kedua tantangan ini remaja perlu bantuan. Oleh karena itu orang-orang yang bekerja dengan remaja perlu memahami hakikat perkembangan remaja dengan benar supaya dapat membantu mereka menghadapi perkembangannya dengan tepat. Remaja sebetulnya tidak mempunyai tempat yang jelas. Mereka sudah tidak termasuk golongan anak-anak, tetapi belum juga dapat diterima secara penuh untuk masuk kedalam golongan orang dewasa. Monks, dkk (Ali dan Asrori, 2004:9-10) Remaja ada di antara anak dan orang dewasa. Oleh karena itu, remaja sering kali dikenal dengan fase mencari jati diri atau fase topan dan badai. Remaja masih belum mampu menguasai dan mefungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya Selanjutnya Prayitno (2006:18) menyatakan Pubertas (pra remaja) terjadi pertumbuhan yang penting artinya bagi perkembangan remaja. Jika seorang remaja pubertas mengalami pertumbuhan yang kurang sempurna dalam ukuran tinggi, kekuatan otot, organ-organ seksual, organorgan bagian dalam tubuh. Sedangkan Hurlock (2006:184) menyatakan Pubertas berasal dari bahasa latin yang berarti usia kedewasaan. Kata ini lebih mengindikasikan pada perubahan fisik dari pada perubahan perilaku yang terjadi ketika individu secara seksual menjadi matang dan mampu memberikan keturunan. Selama berabad-abad, mayoritas orang primitif mengenal masa puber sebagai masa yang penting dalam rentang kehidupan setiap orang. Terjadinya perubahan tubuh pada seorang menunjukan anak tersebut siap melangkah dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Begitu banyak laki-laki dan perempuan mampu melewati beragam ujian dari semua masa puber, mereka mendapatkan hak dan keistimewaan sebagai orang dewasa dan diharapkan mampu menghambat tanggung jawab. Selanjutnya Hurlock (2006:184) berpendapat Pubertas adalah masa munculnya perubahan-perubahan fisik dan perilaku. Aristoteles berkata, sebagian besar laki-laki mulai memproduksi sperma setelah usia 14 tahun. Pada saat yang sama rambut kemaluan mulai tumbuh. Pada saat yang sama payudara wanita mulai membesar dan haid mulai mengalir. Cairan haid menyerupai darah segar. Pada umumnya darah haid terjadi bila mana payudara sudah tumbuh setinggi dua jari. Berkaitan dengan perubahan-perubahan perilaku, Aristoteles (Hurlock, 2006:148) menjelaskan bahwa anak perempuan yang sedang mengalami masa pubertas menjadi mudah marah, penuh gairah, sangat rajin. Akibat perkembanggan dorongan-dorongan seksualnya, ia memerlukan pengawasan. Adapun pada anak laki-laki, gejala yang menunjukan terjadinya masa pubertas adalah mimpi basah saat tidur, terkadang penis menjadi tegang, dan bibit cair yang mengandung sperma dipancarkan. Gejala ini adalah normal bagi organ produksi laki-laki, tetapi tidak semua anak laki-laki mengalami dan menyadari. Masa ini disebut dengan masa yang sulit karena anak memasuki tahap baru dalam kehidupannya. Disinilah peran orang tua dan guru sangat penting untuk memahami mereka. Masa puber disebut sebagai masa bangkitnya kepribadian ketika minatnya lebih ditunjukan kepada perkembangan pribadi sendiri. Pribadi itulah yang menjadi pusat pemikirannya. Selanjutnya Hurlock (2006:184) menyatakan Ada beberapa pusat yang menonjol pada masa ini, yang tidak sama kuatnya pada semua remaja. Diantara sifatsifat itu adalah: Pertama, pendapat lama ditinggalkan mereka ingin menyusun pendirian yang baru. Pada saat-saat mencari kebenaran itu segalah sesuatunya berubah menjadi tidak berketentuan. Kedua, keseimbangan jiwanya terganggu mereka suka menentang tradisi, mengira mereka sanggup menentukan pendapatnya tentang masalah kehidupan. Mereka menggunakan pendiriannya sendiri sebagai pedoman hidupnya. Karena itu sikap dan perbuatannya serba tidak tenang. Ketiga, suka menyembunyikan hatinya remaja puber suka

4 3 menjadi teka-teki, karena sukar diselami jiwanya. Baik perbuatan maupun tindakannya tidak dapat dijadikan pedoman untuk menentukan corak kejiwaannya. Sebentar ia bertindak kasar, kemudian ia tampak lemah lembut; kadang-kadang ia suka melamun, kemudian ia tampak giat dan kembali gembira. Keempat, masa tumbunnya perasaan kemasyarakatan pada masa ini sudah terjalinya masa persahabatan karena dorongan bersatu dengan teman sebaya semakin bertambah kuat, tetapi sikapnya masih menentang kewibawaan orang dewasa. Mereka lebih memperhatikan ejekan teman dari pada orang dewasa. Mereka mendirikan perkumpulan, mereka susun sendiri peraturannya, mereka memilih ketuanya, tetapi umur perkumpulan itu biasanya tidak tahan lama. Selain pendapat Hurlock menyatakan ada beberapa pusat yang menonjol pada remaja ada juga beberapa faktor penyebab ketidakbahagiaan pada masa pubertas yang dinyatakan oleh Al-Mighwar (2006:31) Ketidakbahagiaan pada masa pubertas di samping mempengaruhi semua bagian tubuh baik internal maupun eksternal, faktor internal yang mempengaruhi ketidakbahagiaan peserta didik yaitu adanya pengaruh pada kondisi fisik, kemudian terjadinya pengaruh sikap dan tingkah laku, dan terjadinya pengaruh pada kematangan saat memasuki masa pubertas. Sedangkan faktor eksternal juga mempengaruhi ketidakbahagiaan peserta didik pada masa pubertasnya yaitu berpengaruh pada keluarga, pengaruh pada status ekonomi, dan pengaruh pada lingkungan tempat tinggal. Anak laki-laki maupun perempuan sama-sama mengalami kondisi yang tidak mengenakan itu. Seberapa sering intens dan beratnya penderitaan itu sangat bergantung pada seberapa cepat perubahan dan kondisi kesehatan pada saat dimulainya masa pubertas. Berdasarkan hasil observasi di SMP Negeri 1 Sutera pada tanggal 20 November 2015 yang peneliti lihat masih banyak peserta didik yang malu pada perubahan tubuhnya pada memasuki masa pubertas yaitu: masih banyak terlihat peserta didik yang tidak bahagia dengan fisiknya seperti: tubuh yang kurang tinggi, badan terlalu kurus, kurangnya rasa percaya diri pada dirinya sendiri, dan kurang bisa mengendalikan emosi. Selanjutnya dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan 4 orang peserta didik di SMP Negeri 1 Sutera pada tanggal 02 Desember 2015 tentang faktor penyebab ketidakbahagiaan peserta didik yaitu: Peserta didik merasa tidak bahagia ketika dia tidak mendapatkan tubuh yang indah, dan peserta didik laki-laki ingin memiliki tubuh yang tinggi dan berat badan ideal, dan juga peserta didik laki-laki ingin bahu yang lebar dan lengan serta tungkai kakinya berisi, dan peserta didik perempuan ingin memiliki pinggul dan pinggang yang ramping, lengan dan tungkai kaki yang lebih kecil, peserta didik juga ingin memiliki hidung yang mancung, peserta didik perempuan yang cemas dengan payudara yang besar, dan peserta didik kurangnya rasa percaya diri dan kurang bisa mengendalikan emosi. Selain itu peserta didik dalam memasuki masa puber dia menginginkan kasih sayang dari orang lain. Berdasarkan dari hasil observasi dan wawancara yang dikemukankan di atas, peneliti tertarik mendalami dengan sebuah penelitian dengan judul Faktor Penyebab Ketidakbahagiaan Peserta Didik pada Masa Pubertas di SMP Negeri 1 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi masalah penelitian yaitu : 1. Faktor internal penyebab ketidakbahagiaan peserta didik. 2. Faktor eksternal penyebab ketidakbahagiaan peserta didik. Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dapat dirumuskan; Bagaimana faktor penyebab ketidakbahagiaan peserta didik pada masa pubertas di SMP Negeri 1 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan? Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: 1. Faktor internal penyebab ketidakbahagiaan peserta didik. 2. Faktor eksternal penyebab ketidak bahagiaan peserta didik. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Borg and Gall, (Sugiyono, 2014:198), Penelitian kuantitatif yang disebut sebagai metode tradisional, positivistik, scientific, dan confirmatory. Yusuf (2005:83) mengemukakan Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai faktafakta dan sifat populasi tertentu, atau mencoba mengambarkan fenomena secara detail. Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 28 Mei 2016 tempat penelitian ini bertempat di SMP Negeri 1 Sutera Kabupaten

5 4 Pesisir Selatan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti mengetahui bahwa masih banyak peserta didik yang belum bisa atau belum siap untuk menerima perubahanperubahan fisik pada dirinya. Populasi penelitian ini adalah semua peserta didik yang memiliki ketidakbahagiaan pada masa pubertasnya di kelas VIII SMP Negeri 1 Sutera yaitu berjumlah 55 orang peserta didik. Dalam pengambilan sampel, peneliti menggunakan teknik total sampling. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data interval. Yusuf (2005:133) menyatakan bahwa Data interval adalah antara kategori dalam variabel ini dapat diketahui selisih atau jumlahnya dan satuan ukuran mempunyai unit yang sama. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer pada penelitian ini yaitu data yang langsung diperoleh dari peserta didik yang ketidakbahagiaan pada masa pubertasnya di SMP Negeri 1 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan. Data sekunder pada penelitian ini adalah guru BK di SMP Negeri 1 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket. Untuk pengolahan data dilakukan dengan menggunakan rumus persentase. Rumusan yang digunakan untuk menganalisis data tentang faktor penyebab ketidakbahagiaan di SMP Negeri 1 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan. Menurut Sugiyono (2013: 89) persentase dapat dihitung dengan rumus: P = x 100% a. 81% - 100% Sangat Banyak b. 61% - 80% Banyak c. 41% - 60% Cukup Banyak d. 21% - 40% Sedikit e. 0 % - 20% Sangat Sedikit HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Faktor Penyebab Ketidakbahagiaan Peserta Didik pada Masa Pubertas Dilihat dari Faktor Internal di SMP Negeri 1 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan a. Faktor penyebab ketidakbahagiaan dilihat dari pengaruh kondisi fisik. yang sudah dilakukan, diketahui bahwa faktor penyebab ketidakbahagiaan dilihat dari aspek pengaruh pada kondisi fisik yang berada pada kategori sangat banyak 5,45 % frekuensi 3, kategori banyak 32,73 % frekuensi 18, kategori cukup banyak 54,55 % frekuensi 30, kategori sedikit 7,27 % frekuensi 4, dan kategori sangat sedikit 0,00 % frekuensi 0. Pesatnya pertumbuhan dan perubahan-perubahan tubuh cenderung menimbulkan kesepaian, kelesuan, dan gejala-gejala lainnya. Dengan semakin betambahnya tugas-tugas dan tanggung jawab, sedangkan individu tidak dapat melaksanaanya dengan baik, kondisi itu sering memburuk. Gejala yang sering terjadi antara lain pencernaan dan kurangnya nafsu makan. Anemia juga sering terjadi akibat kebiasaan makan yang tidak menentu. Anak lakilaki maupun perempuan sama-sama mengalami kondisi yang tidak mengenakan itu. Seberapa sering intens dan beratnya penderitaan itu sangat bergantung pada seberapa cepat perubahan dan kondisi kesehatan pada saat dimulainya masa puber. b. Faktor penyebab ketidakbahagiaan dilihat dari pengaruh sikap dan tingkah laku yang sudah dilakukan, diketahui ketidakbahagiaan peserta didik pada masa pubertas dilihat dari pengaruh sikap dan tingkah laku yang berada pada kategori sangat banyak 1,82 % frekuensi 1, kategori banyak 14,55 % frekuensi 8, kategori cukup banyak 58,17 % frekuensi 32, kategori sedikit 23,64 % frekuensi 13, dan kategori sangat sedikit 1,82 % frekuensi 1. luasnya pengaruh perubahan fisik masa pubertas juga berpengaruh pada sikap dan tingkah lakunya. Realita nenunjukan bahwa perubahan sikap dan tingkah lakunya saat itu lebih merupakan akibat dari perubahan sosial dari pada akibat perubahan kelenjer yang berpengaruh kepada keseimbangan tubuh. Bila orang tua, kakak, adik, guru-guru, dan temanteman kurang memberikan pengertian dan simpati pada anak puber yang harapan-harapan sosialnya begitu besar, akibat psikologis yang

6 5 ditimbulkan oleh perubahan-perubahan fisik itu semakin membesar. c. Faktor penyebab ketidakbahagiaan dilihat dari pengaruh kematangan yang sudah dilakukan, diketahui ketidakbahagiaan peserta didik pada masa pubertas dilihat dari aspek pengaruh kematangan yang berada pada kategori sangat banyak 1,82 % frekuensi 1, kategori banyak 7,27 % frekuensi 4, kategori cukup banyak 63,63 % frekuensi 35, kategori sedikit 23,64 % frekuensi 13, dan kategori sangat sedikit 3,64 % frekuensi 2. Pengaruh perubahan fisik banyak terjadi pada masa puber, terutama pada anak yang kematanganya menyimpang. Penyimpangan kematangan anak puber tampak pada penyimpangan proses kematangan organ-organ seksnya selama satu tahun lebih dari yang norma. Menurut Al-Mighwar (2006: 31) Ketidakbahagiaan pada masa pubertas ada beberapa pengaruh pada masa pubertas di samping mempengaruhi semua bagian tubuh baik internal maupun eksternal, perubahan fisik perubahan fisik pada masa pubertas juga mempengaruhi perubahan fisik dan psikologi remaja. Walaupun berlangsung sementara, pengaruh itu menimbulkan perubahan pada kepribadian, sikap, dan pola tingka laku. Selanjutnya Al-Mighwar (2006:31) menyatakan Ada beberapa faktor internal penyebab ketidakbahagiaan pada masa pubertas diantaranya : a. Pengaruh pada kondisi fisik Pesatnya pertumbuhan dan perubahan-perubahan tubuh cenderung menimbulkan kesepaian, kelesuan, dan gejala-gejala lainnya. Dengan semakin betambahnya tugas-tugas dan tanggung jawab, sedangkan individu tidak dapat melaksanaanya dengan baik, kondisi itu sering memburuk. Gejala yang sering terjadi antara lain pencernaan dan kurangnya nafsu makan. Anemia juga sering terjadi akibat kebiasaan makan yang tidak menentu. Anak laki-laki maupun perempuan sama-sama mengalami kondisi yang tidak mengenakan itu. Seberapa sering intens dan beratnya penderitaan itu sangat bergantung pada seberapa cepat perubahan dan kondisi kesehatan pada saat dimulainya masa puber. b. Pengaruh sikap dan tingkah laku Luasnya pengaruh perubahan fisik masa pubertas juga berpengaruh pada sikap dan tingkah lakunya. Realita nenunjukan bahwa perubahan sikap dan tingkah lakunya saat itu lebih merupakan akibat dari perubahan sosial dari pada akibat perubahan kelenjer yang berpengaruh kepada keseimbangan tubuh. Bila orang tua, kakak, adik, guru-guru, dan teman-teman kurang memberikan pengertian dan simpati pada anak puber yang harapan-harapan sosialnya begitu besar, akibat psikologis yang ditimbulkan oleh perubahan-perubahan fisik itu semakin membesar. 1) Suka menyendiri Terjadinya masa puber menyebabkan remaja menarik diri dari teman-teman dan berbagai aktifitas keluarga, sering bertengkar dengan teman-teman dan anggota keluarga, sering melamun dan mempertanyakan mengapa keinginannya tidak dimengerti dan ia diperlakukan dengan kurang baik. 2) Jenuh Berbagai permainan yang dulu disenangi mulai ditinggalkan karena merasa jemu. Dia juga merasa jemu pada tugas-tugas sekolah, aktivitas sosial dan kehidupan lainnya. 3) Beremosi tinggi Anak puber cepat murung, khawatir, cemas, marah dan menangis hanya karena hasutan yang sangat kecil. Selama masa prahaid dan awal periode haid, sensitivitas emosi dan suasana hati yang negatif ini sering terjadi.

7 6 4) Kurang percaya diri Rasa percaya diri dulu yang dimiliki anak puber, kini hilang karena akibat menurunnya daya tahan fisik dan datangnya kritikan dari teman-teman dan orang tua.tidak sedikit anak laki-laki dan perempuan mengalami perasaan kurang peercaya diri ini setelah masa puber. c. Pengaruh pada kematangan Pengaruh perubahan fisik banyak terjadi pada masa puber, terutama pada anak yang kematanganya menyimpang. Penyimpangan kematangan anak puber tampak pada penyimpangan proses kematangan organ-organ seksnya selama satu tahun lebih dari yang norma. 2. Faktor Penyebab Ketidakbahagiaan Peserta Didik pada Masa Pubertas Dilihat dari Faktor Eksternal di SMP Negeri 1 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan a. Faktor penyebab ketidakbahagiaan dilihat dari pengaruh keluarga yang sudah dilakukan, diketahui ketidakbahagiaan peserta didik dilihat dari aspek pengaruh keluarga yang berada pada kategori sangat banyak 5,45 % frekuensi 3, kategori banyak 36,36% frekuensi 20, kategori cukup banyak 49,00 % frekuensi 27, kategori sedikit 5,45 % frekuensi3, kategori sangat sedikit 3,64% frekuensi 2. Pengaruh faktor keluarga meliputi faktor keturunan mempunyai faktor lingkungan. Karena faktor keturunan, seorang anak dapat lebih tinggi atau panjang dari pada anak lainnya sehingga ia lebih berat tubuhnya, jika ayah dan ibu atau kakeknya tinggi dan panjang. b. Faktor penyebab ketidakbahagiaan 6 dilihat dari pengaruh status sosial ekonomi yang sudah dilakukan dapat diketahui ketidakbahagiaan peserta didik pada masa pubertas dilihat dari pengaruh status sosial ekonomi yang berada pada kategori sangat banyak 5,45 % frekuensi 3, kategori banyak 3,64 % frekuensi 2, kategori cukup banyak 61,82 % frekuensi 34, kategori sedikit 25,45% frekuensi 14, kategori sangat sedikit 3,64 % frekuensi 2. Anak yang berasal dari keluarga dengan status ekonomi rendah, cenderung lebih kecil dari pada anak yang berasal dari keluarga yang status sosial ekonominya tinggi. c. Faktor penyebab ketidakbahagiaan dilihat dari pengaruh lingkungan yang sudah dilakukan, diketahui ketidakbahagiaan peserta didik pada masa pubertas dilihat dari aspek pengaruh lingkungan yang berada pada kategori sangat banyak 27,27 % frekuensi 15, kategori banyak 30,91 % frekuensi 17, kategori cukup banyak dengan 32,73 % frekuensi 18, kategori sedikit 7,27 % frekuensi 4, dan kategori sangat sedikit 1,82 % frekuensi 1. Individu yang tubuhnya sering dilatih untuk meningkatkan percepatan pertumbuhannya akan berbeda dengan yang tidak pernah mendapat latihan. Menurut Sunarto (2002:88) Ada beberapa faktor internal penyebab ketidakbahagiaan pada masa pubertas diantaranya : a. Pengaruh keluarga Pengaruh faktor keluarga meliputi faktor keturunan mempunyai faktor lingkungan. Karena faktor keturunan, seorang anak dapat lebih tinggih atau panjang dari pada anak lainnya sehingga ia lebih berat tubuhnya, jika ayah dan ibu atau kakeknya tinggi dan panjang. b. Status sosial ekonomi Anak yang berasal dari keluarga dengan status ekonomi rendah, cenderung lebih kecil dari pada anak yang berasal dari keluarga yangg status sosial ekonominya tinggi. c. Pengaruh lingkungan Individu yang tubuhnya sering dilatih untuk meningkatkan percepatan pertumbuhannya akan

8 7 berbeda dengan yang tidak pernah mendapat latihan. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor penyebab ketidakbahagiaan pada masa pubertas adalah terbagi dua yaitu internal dan eksternal. Internal yaitu faktor dari dalam diri individu yang mana seorang individu tidak bahagia karena individu tidak mendapatkan tubuh yang indah dan tidak bisa mengendalikan emosinya serta merasa cemas dengan keadaan fisik yang sedang individu alami. Sedangkan eksternal yaitu faktor dari luar diri individu yang mana seorang individu tidak merasa bahagia ketika tidak mendapatkan perhatian dari orang tua, guru, teman sebaya, status ekonomi yang rendah dan pengaruh pada lingkungan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa Faktor Penyebab Ketidakbahagiaan Peserta Didik pada Masa Pubertas di SMP Negeri 1 Sutera Kabupaten Pesisir Selatan sebagai berikut: 1. Faktor penyebab ketidakbahagiaan peserta didik pada masa pubertas dilihat pada faktor internal berada pada kategori cukup banyak. 2. Faktor penyebab ketidakbahagiaan peserta didik pada masa pubertas dilihat pada faktor eksternal berada pada kategori cukup banyak. SARAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka dapat diberikan beberapa saran kepada: 1. Peserta didik Hendaknya peserta didik lebih bisa memahami tentang perubahan tubuhnya pada memasuki masa pubertas. 2. Guru BK Diharapkan kepada guru BK sebagai pembimbing peserta didik di sekolah untuk lebih mengarahkan peserta didik tersebut bisa memahami bagaimana perubahannya pada masa pubertas. 3. Kepala sekolah Hendaknya kepala sekolah meningkatkan dan mengembangkan kualitas calon guru BK di sekolah untuk memberikan arahan kepada peserta didik sehingga peserta didik dapat memahami, menerima dan mengetahui apa itu masa pubertas. 4. Pengelola Program Studi BK Diharapkan kepada pimpinan prodi BK dapat mempersiapkan dan mengembangkan kualitas calon guru BK yang akan memasuki dunia kerja baik di lapangan maupun di sekolah secara profesional. 5. Peneliti selanjutnya, melalui penelitian ini diharapkan bisa menjadi pedoman dan acuan untuk meneliti lebih lanjut khususnya mengenai faktor penyebab ketidakbahagiaan peserta didik pada masa pubertas. KEPUSTAKAAN Al-Mighwar, Muhammad Psikologi Perkembangan Remaja Petunjuk Bagi Guru dan Orang Tua. Bandung: Pustaka Setia. Hurlock, Elizaberh Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepangjang Rentan Kehidupan. Jakarta: Erlangga. Prayitno, Elida Psikologi Perkembangan Remaja. Padang: Angkasa Raya. Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sugiyono Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sunarto Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Asdi Mahasatya. Yusuf, A Muri Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press.

FAKTOR PENYEBAB KURANG LANCARNYA REMAJA AWAL DALAM MELAKSANAKAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN DI SMP NEGERI 25 PADANG JURNAL

FAKTOR PENYEBAB KURANG LANCARNYA REMAJA AWAL DALAM MELAKSANAKAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN DI SMP NEGERI 25 PADANG JURNAL FAKTOR PENYEBAB KURANG LANCARNYA REMAJA AWAL DALAM MELAKSANAKAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN DI SMP NEGERI 25 PADANG JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata

Lebih terperinci

KESIAPAN PESERTA DIDIK MENGHADAPI MASA PUBERTAS DAN LAYANAN BK DI KELAS VII SMP NEGERI 31 PADANG

KESIAPAN PESERTA DIDIK MENGHADAPI MASA PUBERTAS DAN LAYANAN BK DI KELAS VII SMP NEGERI 31 PADANG KESIAPAN PESERTA DIDIK MENGHADAPI MASA PUBERTAS DAN LAYANAN BK DI KELAS VII SMP NEGERI 31 PADANG *Mahasiswa ** Dosen Pembimbing Oleh: Nadia Pratiwi * Fitria Kasih ** Rahma Wira Nita ** Bimbingan dan Konseling,

Lebih terperinci

PROFIL PENYESUAIAN DIRI PADA PERUBAHAN FISIK PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP N 4 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN JURNAL

PROFIL PENYESUAIAN DIRI PADA PERUBAHAN FISIK PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP N 4 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN JURNAL PROFIL PENYESUAIAN DIRI PADA PERUBAHAN FISIK PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP N 4 BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN JURNAL APRIL YULIANTI NPM. 12060020 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH

Lebih terperinci

PENGARUH KONDISI FISIK DAN PSIKOLOGIS PADA MASA PUBERTAS TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII DI MTsN PARAK LAWAS PADANG. Oleh.

PENGARUH KONDISI FISIK DAN PSIKOLOGIS PADA MASA PUBERTAS TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII DI MTsN PARAK LAWAS PADANG. Oleh. PENGARUH KONDISI FISIK DAN PSIKOLOGIS PADA MASA PUBERTAS TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII DI MTsN PARAK LAWAS PADANG Oleh Yulinar* Fitria Kasih** Nofrita** Mahasiswa Bimbingan dan Konseling

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL FERA ARDANTI. Z NPM. 10060140 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EMOSI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 26 PADANG ARTIKEL E JURNAL ZILVIANDA LUSIANA NIM

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EMOSI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 26 PADANG ARTIKEL E JURNAL ZILVIANDA LUSIANA NIM FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EMOSI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 26 PADANG ARTIKEL E JURNAL ZILVIANDA LUSIANA NIM. 10060036 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)

Lebih terperinci

Faktor Penyebab Kecemasan Peserta Didik dalam Menghadapi Ujian Nasional di SMP Negeri 1 Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat.

Faktor Penyebab Kecemasan Peserta Didik dalam Menghadapi Ujian Nasional di SMP Negeri 1 Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat. Faktor Penyebab Kecemasan Peserta Didik dalam Menghadapi Ujian Nasional di SMP Negeri 1 Sasak Ranah Pasisie Kabupaten Pasaman Barat Oleh: Yulia Musnika Fitria Kasih Rahma Wira Nita Mahasiswa Bimbingan

Lebih terperinci

PENYESUAIAN DIRI PADA MASA PUBERTAS

PENYESUAIAN DIRI PADA MASA PUBERTAS Volume 2 Nomor 1 Januari 2013 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor Info Artikel: Diterima01/01/2013 Direvisi12/01/2013 Dipublikasikan 01/03/2013 hlm. 136-140 PENYESUAIAN

Lebih terperinci

PERMASALAHAN PESERTA DIDIK PADA MASA PUBERTAS DI SMP NEGERI 1 DUA KOTO KABUPATEN PASAMAN JURNAL

PERMASALAHAN PESERTA DIDIK PADA MASA PUBERTAS DI SMP NEGERI 1 DUA KOTO KABUPATEN PASAMAN JURNAL 0 PERMASALAHAN PESERTA DIDIK PADA MASA PUBERTAS DI SMP NEGERI 1 DUA KOTO KABUPATEN PASAMAN JURNAL SILVIA SARI NPM: 11060017 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

RARA NINGRUM NPM:

RARA NINGRUM NPM: 0 PROFIL KEPRIBADIAN REMAJA AWAL DILIHAT DARI LIFE POSITION DI JORONG PADANG BUNGUR KECAMATAN KOTO BESAR KABUPATEN DHARMASRAYA JURNAL Oleh: RARA NINGRUM NPM: 11060262 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DIRI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL ESA JUNITA NPM

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DIRI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL ESA JUNITA NPM FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DIRI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL ESA JUNITA NPM. 10060168 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI

Lebih terperinci

PERSEPSI PESERTA DIDIK KELAS XII TENTANG PENDIDIKAN SEKS DI SMA NEGERI 1 NAN SABARIS PAUH KAMBAR PARIAMAN JURNAL

PERSEPSI PESERTA DIDIK KELAS XII TENTANG PENDIDIKAN SEKS DI SMA NEGERI 1 NAN SABARIS PAUH KAMBAR PARIAMAN JURNAL PERSEPSI PESERTA DIDIK KELAS XII TENTANG PENDIDIKAN SEKS DI SMA NEGERI 1 NAN SABARIS PAUH KAMBAR PARIAMAN JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Derajat Srata

Lebih terperinci

MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DAN PROGRAM LAYANAN OLEH GURU BK (Studi di SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG) JURNAL RANI ETA PUTRI NPM:

MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DAN PROGRAM LAYANAN OLEH GURU BK (Studi di SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG) JURNAL RANI ETA PUTRI NPM: 0 MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DAN PROGRAM LAYANAN OLEH GURU BK (Studi di SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG) JURNAL RANI ETA PUTRI NPM: 10060099 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

PEMENUHAN KEBUTUHAN PENGHARGAAN PADA MASA REMAJA (Studi terhadap Peserta Didik di Kelas X SMA Negeri 1 Kinali Pasaman Barat) ARTIKEL ILMIAH

PEMENUHAN KEBUTUHAN PENGHARGAAN PADA MASA REMAJA (Studi terhadap Peserta Didik di Kelas X SMA Negeri 1 Kinali Pasaman Barat) ARTIKEL ILMIAH PEMENUHAN KEBUTUHAN PENGHARGAAN PADA MASA REMAJA (Studi terhadap Peserta Didik di Kelas X SMA Negeri 1 Kinali Pasaman Barat) ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PEMAHAMAN TENTANG PERUBAHAN SEKS BAGI PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 29 SIJUNJUNG. Oleh: Apri Kasman

PEMAHAMAN TENTANG PERUBAHAN SEKS BAGI PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 29 SIJUNJUNG. Oleh: Apri Kasman PEMAHAMAN TENTANG PERUBAHAN SEKS BAGI PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 29 SIJUNJUNG Oleh: Apri Kasman Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT This research is motivated by

Lebih terperinci

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MEWUJUDKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK DI KELAS VII SMP NEGERI 27PADANG JURNAL PENELITIAN

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MEWUJUDKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK DI KELAS VII SMP NEGERI 27PADANG JURNAL PENELITIAN PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MEWUJUDKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK DI KELAS VII SMP NEGERI 27PADANG JURNAL PENELITIAN Oleh : SYUKRI MARZUKI NPM: 11060269 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN

Lebih terperinci

UPAYA GURU BK DALAM MEMPERBAIKI CARA BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DI SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL

UPAYA GURU BK DALAM MEMPERBAIKI CARA BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DI SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL UPAYA GURU BK DALAM MEMPERBAIKI CARA BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DI SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL Oleh: DONI HERIANTO NPM: 12060106 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH

Lebih terperinci

PROFIL PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI ASRAMA PUTRA SMAN 1 LUBUK SIKAPING KABUPATEN PASAMAN

PROFIL PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI ASRAMA PUTRA SMAN 1 LUBUK SIKAPING KABUPATEN PASAMAN PROFIL PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI ASRAMA PUTRA SMAN 1 LUBUK SIKAPING KABUPATEN PASAMAN Fuji Fulanda 1, Ahmad Zaini 2, Citra Imelda Usman 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan konseling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. namun akan lebih nyata ketika individu memasuki usia remaja.

BAB I PENDAHULUAN. namun akan lebih nyata ketika individu memasuki usia remaja. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang permasalahan Setiap manusia tidak dapat hidup sendiri, manusia pasti membutuhkan orang lain disekitarnya mulai dari hal yang sederhana maupun untuk hal-hal besar didalam

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMATANGAN EMOSI DENGAN KEMAMPUAN BERSOSIALISASI PESERTA DIDIK DI SMKN 4 PADANG

HUBUNGAN KEMATANGAN EMOSI DENGAN KEMAMPUAN BERSOSIALISASI PESERTA DIDIK DI SMKN 4 PADANG HUBUNGAN KEMATANGAN EMOSI DENGAN KEMAMPUAN BERSOSIALISASI PESERTA DIDIK DI SMKN 4 PADANG Egi Dian Febrina 1, Rila Rahma Mulyani 2, Hafiz Hidayat 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa belajar bagi remaja untuk mengenal dirinya,

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa belajar bagi remaja untuk mengenal dirinya, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa belajar bagi remaja untuk mengenal dirinya, mengenal lingkungannya, dan mengenal masyarakat di sekitarnya. Remaja mulai memahami

Lebih terperinci

PROFIL KEPRIBADIAN REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DI KELURAHAN BUNGO PASANG TABING PADANG Oleh:

PROFIL KEPRIBADIAN REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DI KELURAHAN BUNGO PASANG TABING PADANG Oleh: PROFIL KEPRIBADIAN REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DI KELURAHAN BUNGO PASANG TABING PADANG Oleh: Novrisa Putria Gusti Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACK This research was motivated by

Lebih terperinci

MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK YANG TIDAK TINGGAL DENGAN ORANG TUA (Suatu Kajian di SMA Negeri I Rao Kabupaten Pasaman) E-JURNAL

MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK YANG TIDAK TINGGAL DENGAN ORANG TUA (Suatu Kajian di SMA Negeri I Rao Kabupaten Pasaman) E-JURNAL MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK YANG TIDAK TINGGAL DENGAN ORANG TUA (Suatu Kajian di SMA Negeri I Rao Kabupaten Pasaman) E-JURNAL SILVIA RINA NPM: 10060102 PROGAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

Jurnal Konseling dan Pendidikan

Jurnal Konseling dan Pendidikan Jurnal Konseling dan Pendidikan ISSN Cetak: 2337-6740 - ISSN Online: 2337-6880 http://jurnal.konselingindonesia.com Volume 2 Nomor 1, Februari, Hlm 1-7 dan Info Artikel: Diterima 08/01/2014 Direvisi 12/01/2014

Lebih terperinci

PROFIL PENYESUAIAN DIRI REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DENGAN TEMAN SEBAYA DI KAMPUNG KAYU GADANG KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL

PROFIL PENYESUAIAN DIRI REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DENGAN TEMAN SEBAYA DI KAMPUNG KAYU GADANG KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL PROFIL PENYESUAIAN DIRI REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DENGAN TEMAN SEBAYA DI KAMPUNG KAYU GADANG KECAMATAN SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANTU PENCAPAIAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK SEKOLAH DASAR DI KELURAHAN SIGUHUNG KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM.

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANTU PENCAPAIAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK SEKOLAH DASAR DI KELURAHAN SIGUHUNG KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM. PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANTU PENCAPAIAN PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK SEKOLAH DASAR DI KELURAHAN SIGUHUNG KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM Oleh: Ira Maisyara. S *) Fitria Kasih**) Rahma Wira Nita**)

Lebih terperinci

Keyword: Self Confidence

Keyword: Self Confidence FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK DI KELAS VIII MTsN 1 PESISIR SELATAN Monica Hanna Tasya 1, Rahma Wira Nita 2, Suryadi 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI

Lebih terperinci

PROFIL PERHATIAN ORANG TUA KEPADA PESERTA DIDIK YANG MEMPUNYAI KESULITAN BELAJAR DI KELAS X SMA NEGERI I KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT

PROFIL PERHATIAN ORANG TUA KEPADA PESERTA DIDIK YANG MEMPUNYAI KESULITAN BELAJAR DI KELAS X SMA NEGERI I KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT 1 PROFIL PERHATIAN ORANG TUA KEPADA PESERTA DIDIK YANG MEMPUNYAI KESULITAN BELAJAR DI KELAS X SMA NEGERI I KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT Ilmawati 1, Ahmad Zaini 2, Septya Suarja, 2 1 Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rentang kehidupan individu mengalami fase perkembangan mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. Rentang kehidupan individu mengalami fase perkembangan mulai dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rentang kehidupan individu mengalami fase perkembangan mulai dari masa pranatal, bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, dan masa tua. Masing-masing fase memiliki

Lebih terperinci

PERAN GURU BK DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL PESERTA DIDIK KELAS VIII MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DI SMP NEGERI 12 PADANG

PERAN GURU BK DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL PESERTA DIDIK KELAS VIII MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DI SMP NEGERI 12 PADANG PERAN GURU BK DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL PESERTA DIDIK KELAS VIII MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DI SMP NEGERI 12 PADANG ARTIKEL E JURNAL YULLY HASMI YELVI NPM:10060026 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

PROFIL HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI SMK NEGERI 1 SIJUNJUNG

PROFIL HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI SMK NEGERI 1 SIJUNJUNG PROFIL HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI SMK NEGERI 1 SIJUNJUNG By: Didi Volanda * Dra. Hj. Fitria Kasih, M.Pd.,Kons ** Fifi Yasmi, S,Pd, I.,M.Pd ** Program Bimbingan dan Konseling, STKIP

Lebih terperinci

CAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN SOSIAL SISWA DENGAN KELOMPOK TEMAN SEBAYA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

CAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN SOSIAL SISWA DENGAN KELOMPOK TEMAN SEBAYA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING Volume 1 Nomor 1 Januari 2012 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling Halaman 1-5 http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor CAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN SOSIAL SISWA DENGAN KELOMPOK TEMAN SEBAYA DAN IMPLIKASINYA

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA DI SMP NEGERI 28 SIJUNJUNG By :

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA DI SMP NEGERI 28 SIJUNJUNG By : 1 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA DI SMP NEGERI 28 SIJUNJUNG By : *Student **Lecturers ***Lecturers Rigita * Dr. Yuzarion Zubir, S.Ag., S.Psi., M.Si ** Septya Suarja, M.Pd *** Student

Lebih terperinci

PROFIL PERKEMBANGAN SOSIAL SISWA TERISOLASI DALAM MEMBINA HUBUNGAN SOSIAL KELAS XI SMA NEGERI 12 PADANG. Oleh: Yulia Ningsih Lovita

PROFIL PERKEMBANGAN SOSIAL SISWA TERISOLASI DALAM MEMBINA HUBUNGAN SOSIAL KELAS XI SMA NEGERI 12 PADANG. Oleh: Yulia Ningsih Lovita PROFIL PERKEMBANGAN SOSIAL SISWA TERISOLASI DALAM MEMBINA HUBUNGAN SOSIAL KELAS XI SMA NEGERI 12 PADANG Oleh: Yulia Ningsih Lovita Azrul Said Yusnetti Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera

Lebih terperinci

Oleh : Novita Sari. Fitria Kasih Rahma wira Nita. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

Oleh : Novita Sari. Fitria Kasih Rahma wira Nita. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat TEKNIK-TEKNIK YANG DIGUNAKAN OLEH GURU PEMBIMBING DALAM MEMBANTU MENGATASI MASALAH PRIBADI PESERTA DIDIK BROKEN HOME MELALUI KONSELING PERORANGAN DI SMA NEGERI 11 PADANG Oleh : Novita Sari Fitria Kasih

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Tugas-tugas Perkembangan Remaja. Menurut Havighurst (dalam Syaodih : 161) mengatakan bahwa:

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Tugas-tugas Perkembangan Remaja. Menurut Havighurst (dalam Syaodih : 161) mengatakan bahwa: BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian Tugas-tugas Perkembangan Remaja Menurut Havighurst (dalam Syaodih. 2009.: 161) mengatakan bahwa: Definisi tugas perkembangan adalah suatu tugas yang

Lebih terperinci

PROFIL MINAT PESERTA DIDIK MENGIKUTI KONSELING KELOMPOK KELAS VII DI SMP NEGERI 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL

PROFIL MINAT PESERTA DIDIK MENGIKUTI KONSELING KELOMPOK KELAS VII DI SMP NEGERI 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL PROFIL MINAT PESERTA DIDIK MENGIKUTI KONSELING KELOMPOK KELAS VII DI SMP NEGERI 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL Oleh: WITRI MULYANA ELSA NPM: 12060016 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DENGAN TEMAN SEBAYA DI SMK NEGERI 4 PADANG By:

KOMUNIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DENGAN TEMAN SEBAYA DI SMK NEGERI 4 PADANG By: 1 1 KOMUNIKASI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DENGAN TEMAN SEBAYA DI SMK NEGERI 4 PADANG By: * Student ** lectures Meri Handayani * Ahmad Zaini, S.Ag, M.Pd ** Citra Imelda Usman,M.Pd.,Kons ** Program Bimbingan

Lebih terperinci

oleh: ARI DARMANSYAH Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

oleh: ARI DARMANSYAH Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT PROFIL PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN MASA DEWASA AWAL (STUDI PADA MAHASISWA DI PROGRAN STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING STKIP PGRI SUMATRA BARAT ANGKATAN 2014) oleh: ARI DARMANSYAH Mahasiswa Bimbingan dan

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CARA BELAJAR MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING ANGKATAN 2011 DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT JURNAL

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CARA BELAJAR MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING ANGKATAN 2011 DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT JURNAL FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CARA BELAJAR MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING ANGKATAN 2011 DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT JURNAL EKA PUSPITA SARI NIM. 09060046 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

Peni Putri Ninda Sari * Dra. Hj. Fitria Kasih, M.Pd., Kons ** Yasrial Chandra, M.Pd **

Peni Putri Ninda Sari * Dra. Hj. Fitria Kasih, M.Pd., Kons ** Yasrial Chandra, M.Pd ** 1 2 PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG PENERAPAN AZAS KERAHASIAAN OLEH GURU BK DALAM PELAKSANAAN KONSELING PERORANGAN (Studi di Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Linggo Sari Baganti) By: * Student ** lectures Peni

Lebih terperinci

FAKTOR PENYEBAB PESERTA DIDIK MELAKUKAN KONFORMITAS DALAM KELOMPOK SOSIAL DI KELAS XI SMA NEGERI 1 TIMPEH KECAMATAN TIMPEH KABUPATEN DHARMASRAYA

FAKTOR PENYEBAB PESERTA DIDIK MELAKUKAN KONFORMITAS DALAM KELOMPOK SOSIAL DI KELAS XI SMA NEGERI 1 TIMPEH KECAMATAN TIMPEH KABUPATEN DHARMASRAYA FAKTOR PENYEBAB PESERTA DIDIK MELAKUKAN KONFORMITAS DALAM KELOMPOK SOSIAL DI KELAS XI SMA NEGERI 1 TIMPEH KECAMATAN TIMPEH KABUPATEN DHARMASRAYA ARTIKEL Oleh: TRYA SAWITRI INARIE NPM: 12060126 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara manusia yang satu dengan yang lainnya. perkembangan yang terjadi pada remaja laki-laki meliputi tumbuhnya rambut,kulit

BAB I PENDAHULUAN. antara manusia yang satu dengan yang lainnya. perkembangan yang terjadi pada remaja laki-laki meliputi tumbuhnya rambut,kulit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam siklus kehidupan manusia pasti mengalami proses perkembangan baik dari segi fisik maupun psikologinya. Ini dapat dilihat dari semasa bayi sampai dewasa,

Lebih terperinci

REGULASI DIRI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 2 SIJUNJUNG

REGULASI DIRI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 2 SIJUNJUNG 1 REGULASI DIRI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 2 SIJUNJUNG JURNAL Oleh: ANDI PRIMA KURNIA NPM: 11060064 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)

Lebih terperinci

PELAKSANAAN LAYANAN PENGUASAAN KONTEN OLEH GURU BK DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X SMKN 2 PAYAKUMBUH By:

PELAKSANAAN LAYANAN PENGUASAAN KONTEN OLEH GURU BK DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X SMKN 2 PAYAKUMBUH By: 1 PELAKSANAAN LAYANAN PENGUASAAN KONTEN OLEH GURU BK DALAM MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS X SMKN 2 PAYAKUMBUH By: M. Alfi Syafri ABSTRACT Student Guidance and Counseling, STKIP

Lebih terperinci

PROFIL PERILAKU SOSIAL REMAJA DI RT 02 / RW 04 KELURAHAN LAMBUNG BUKIT KECAMATAN PAUH KOTA PADANG JURNAL

PROFIL PERILAKU SOSIAL REMAJA DI RT 02 / RW 04 KELURAHAN LAMBUNG BUKIT KECAMATAN PAUH KOTA PADANG JURNAL PROFIL PERILAKU SOSIAL REMAJA DI RT 02 / RW 04 KELURAHAN LAMBUNG BUKIT KECAMATAN PAUH KOTA PADANG JURNAL Oleh : TRI MULYATI. M 10060129 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

USAHA GURU BK UNTUK MEMBANTU MEMENUHI KEBUTUHAN SOSIAL REMAJA DALAM BELAJAR DI SMP N 2 PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA. Oleh: Fauziah Latif *)

USAHA GURU BK UNTUK MEMBANTU MEMENUHI KEBUTUHAN SOSIAL REMAJA DALAM BELAJAR DI SMP N 2 PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA. Oleh: Fauziah Latif *) USAHA GURU BK UNTUK MEMBANTU MEMENUHI KEBUTUHAN SOSIAL REMAJA DALAM BELAJAR DI SMP N 2 PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA Oleh: Fauziah Latif *) Indra Ibrahim **) Ahmad Zaini **) *) Mahasiswa Bimbingan

Lebih terperinci

Keywords: Assertive Behavior, Interaction, Passive Attitude of Aggressive Attitude

Keywords: Assertive Behavior, Interaction, Passive Attitude of Aggressive Attitude 1 DAMPAK PERILAKU TIDAK ASSERTIVE PESERTA DIDIK DALAM BERINTERAKSI DI KELAS X SMA NEGERI 1 PASAMAN Tia Ayu Putri Aulia 1, Rahma Wira Nita 2, Septya Suarja 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling

Lebih terperinci

FAKTOR PENGHAMBAT PELAKSANAAN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING OLEH GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI KOTA PADANG.

FAKTOR PENGHAMBAT PELAKSANAAN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING OLEH GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI KOTA PADANG. FAKTOR PENGHAMBAT PELAKSANAAN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING OLEH GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI KOTA PADANG Oleh: Triyono Afrizal Sano Fitria Kasih Mahasiswa Bimbingan dan Konseling

Lebih terperinci

PENGARUH PERILAKU TEMAN SEBAYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 01 RANAH BATAHAN KABUPATEN PASAMAN BARAT

PENGARUH PERILAKU TEMAN SEBAYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 01 RANAH BATAHAN KABUPATEN PASAMAN BARAT PENGARUH PERILAKU TEMAN SEBAYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 01 RANAH BATAHAN KABUPATEN PASAMAN BARAT Oleh: Novi Susana*) Fitria Kasih**) Nofrita**) *Mahasiswa Bimbingan dan Konseling

Lebih terperinci

PROFIL BENTUK KOMUNIKASI PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X SMA NEGERI 1 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT

PROFIL BENTUK KOMUNIKASI PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X SMA NEGERI 1 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT 1 PROFIL BENTUK KOMUNIKASI PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X SMA NEGERI 1 KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT Nofi Yani 1, Ahmad Zaini 2, Septya Suarja 2. 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan

TINJAUAN PUSTAKA. adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Perilaku 1. Defenisi Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Yang dimaksud dengan perilaku manusia, pada hakikatnya

Lebih terperinci

PROFIL PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DI SMK NEGERI 5 PADANG. (Studi Deskriptif Kuantitatif di Kelas XI SMK Negeri 5 Padang) Oleh:

PROFIL PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DI SMK NEGERI 5 PADANG. (Studi Deskriptif Kuantitatif di Kelas XI SMK Negeri 5 Padang) Oleh: PROFIL PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DI SMK NEGERI 5 PADANG. (Studi Deskriptif Kuantitatif di Kelas XI SMK Negeri 5 Padang) Oleh: Robi Nofendra Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya manusia pasti mengalami proses perkembangan baik dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya manusia pasti mengalami proses perkembangan baik dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya manusia pasti mengalami proses perkembangan baik dari segi fisik maupun psikologis. Manusia mengalami perkembangan sejak bayi, masa kanak- kanak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja adalah masa transisi antara masa anak-anak dan dewasa, di mana terjadi pacu tumbuh, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapainya fertilitas, dan terjadi

Lebih terperinci

UPAYA GURU BK DALAM MENGEMBANGKAN HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DIKLAT DI SMA NEGERI 5 PADANG Oleh:

UPAYA GURU BK DALAM MENGEMBANGKAN HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DIKLAT DI SMA NEGERI 5 PADANG Oleh: 1 UPAYA GURU BK DALAM MENGEMBANGKAN HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DIKLAT DI SMA NEGERI 5 PADANG Oleh: Elvia Erviana * Yarmis Syukur** Rahma Wira Nita ** Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial setiap manusia mempunyai dorongan untuk berhubungan dengan orang lain, atau dengan kata lain manusia mempunyai dorongan untuk bersosialisasi.

Lebih terperinci

MASALAH-MASALAH PESERTA DIDIK PINDAH SEKOLAH KE SMA ADABIAH PADANG. Oleh: Sefriani. Fitria Kasih Yusnetti ABSTRACT

MASALAH-MASALAH PESERTA DIDIK PINDAH SEKOLAH KE SMA ADABIAH PADANG. Oleh: Sefriani. Fitria Kasih Yusnetti ABSTRACT MASALAH-MASALAH PESERTA DIDIK PINDAH SEKOLAH KE SMA ADABIAH PADANG Oleh: Sefriani Fitria Kasih Yusnetti Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT The problem in this study is

Lebih terperinci

PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK PINDAHAN DALAM BELAJAR DI MTs TI BATANG KABUNG PADANG. Oleh: Hermina Mirawati*) Asmaiwaty Arief**)) Yusnetti**))

PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK PINDAHAN DALAM BELAJAR DI MTs TI BATANG KABUNG PADANG. Oleh: Hermina Mirawati*) Asmaiwaty Arief**)) Yusnetti**)) PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK PINDAHAN DALAM BELAJAR DI MTs TI BATANG KABUNG PADANG Oleh: Hermina Mirawati*) Asmaiwaty Arief**)) Yusnetti**)) *Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

Lebih terperinci

PROFIL PENCAPAIAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SOSIAL PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 RAO KECAMATAN RAO INDUK KABUPATEN PASAMAN TIMUR E-JURNAL

PROFIL PENCAPAIAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SOSIAL PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 RAO KECAMATAN RAO INDUK KABUPATEN PASAMAN TIMUR E-JURNAL PROFIL PENCAPAIAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SOSIAL PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 RAO KECAMATAN RAO INDUK KABUPATEN PASAMAN TIMUR E-JURNAL YULIA HERMIKA 10060053 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

Lebih terperinci

PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 18 PADANG ABSTRACT

PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 18 PADANG ABSTRACT PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 18 PADANG Sintya Putri Wulan Dari 1, Yuzarion Zubir 2, Triyono 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program

Lebih terperinci

PERAN GURU DAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI DI TK HARAPAN AYAH BUNDA KALUMBUK PADANG ARTIKEL FITRIA ELVINA NPM:

PERAN GURU DAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI DI TK HARAPAN AYAH BUNDA KALUMBUK PADANG ARTIKEL FITRIA ELVINA NPM: PERAN GURU DAN ORANGTUA DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI DI TK HARAPAN AYAH BUNDA KALUMBUK PADANG ARTIKEL FITRIA ELVINA NPM: 11060107 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dibaca dalam media massa. Menurut Walgito, (2000) perkawinan

BAB II KAJIAN TEORI. dibaca dalam media massa. Menurut Walgito, (2000) perkawinan 6 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Pernikahan 2.1.1. Pengertian Pernikahan Pernikahan merupakan suatu istilah yang tiap hari didengar atau dibaca dalam media massa. Menurut Walgito, (2000) perkawinan adalah nikah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. awal yaitu berkisar antara tahun. Santrock (2005) (dalam

BAB I PENDAHULUAN. awal yaitu berkisar antara tahun. Santrock (2005) (dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usia sekolah menengah pertama pada umumnya berada pada usia remaja awal yaitu berkisar antara 12-15 tahun. Santrock (2005) (dalam http:// renika.bolgspot.com/perkembangan-remaja.html,

Lebih terperinci

JURNAL PENELITIAN. Oleh : SOTRIADI NPM:

JURNAL PENELITIAN. Oleh : SOTRIADI NPM: LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MEMINIMALISIR PESERTA DIDIK YANG KURANG BERMINAT DALAM BELAJAR DI KELAS XI SMA NEGERI 2 BAYANG KECAMATAN BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL PENELITIAN Oleh : SOTRIADI

Lebih terperinci

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANTU ARAH PILIHAN KARIR ANAK DI KELAS IX SMP NEGERI 2 LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK JURNAL

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANTU ARAH PILIHAN KARIR ANAK DI KELAS IX SMP NEGERI 2 LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK JURNAL PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANTU ARAH PILIHAN KARIR ANAK DI KELAS IX SMP NEGERI 2 LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan fisik dan juga kelainan fisik yang sering disebut tunadaksa.

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan fisik dan juga kelainan fisik yang sering disebut tunadaksa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya manusia terlahir di dunia dengan keadaan normal dan sempurna. Namun pada kenyataannya hal tersebut tidak dialami oleh semua orang. Beberapa orang

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI TINGKAH LAKU SALAH SUAI REMAJA MELALUI PENDEKATAN KONSELING PSIKOLOGI INDIVIDUAL DI SMKN 4 PADANG

IDENTIFIKASI TINGKAH LAKU SALAH SUAI REMAJA MELALUI PENDEKATAN KONSELING PSIKOLOGI INDIVIDUAL DI SMKN 4 PADANG IDENTIFIKASI TINGKAH LAKU SALAH SUAI REMAJA MELALUI PENDEKATAN KONSELING PSIKOLOGI INDIVIDUAL DI SMKN 4 PADANG Lian Anella 1, Rahma Wira Nita 2, Ryan Hidayat Rafiola 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan

Lebih terperinci

DAMPAK POLA PERLAKUAN ORANG TUA PADA PERILAKU REMAJA DI RW 02 KELURAHAN KOTO LUA KECAMATAN PAUH KOTA PADANG

DAMPAK POLA PERLAKUAN ORANG TUA PADA PERILAKU REMAJA DI RW 02 KELURAHAN KOTO LUA KECAMATAN PAUH KOTA PADANG 1 DAMPAK POLA PERLAKUAN ORANG TUA PADA PERILAKU REMAJA DI RW 02 KELURAHAN KOTO LUA KECAMATAN PAUH KOTA PADANG Oleh Rismayeni* Dra. Suheni, M.Pd.** Mori Dianto, M.Pd.** Program Studi Bimbingan dan Konseling

Lebih terperinci

BENTUK KONFORMITAS DALAM PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK KELAS XI SMAN 1 KOTO XI TARUSAN JURNAL NOVI ERISTA

BENTUK KONFORMITAS DALAM PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK KELAS XI SMAN 1 KOTO XI TARUSAN JURNAL NOVI ERISTA BENTUK KONFORMITAS DALAM PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK KELAS XI SMAN 1 KOTO XI TARUSAN JURNAL NOVI ERISTA 12060164 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)

Lebih terperinci

PERANAN GURU BK DALAM MEMBENTUK KONSEP DIRI (SELF CONCEPT) PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 11 PADANG. Oleh: Fitri Yumilda * Fitria Kasih ** Nofrita **

PERANAN GURU BK DALAM MEMBENTUK KONSEP DIRI (SELF CONCEPT) PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 11 PADANG. Oleh: Fitri Yumilda * Fitria Kasih ** Nofrita ** PERANAN GURU BK DALAM MEMBENTUK KONSEP DIRI (SELF CONCEPT) PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 11 PADANG Oleh: Fitri Yumilda * Fitria Kasih ** Nofrita ** *) Mahasiswa BK STKIP PGRI Sumatera Barat **) Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI PESERTA DIDIK DALAM MENGIKUTI BIMBINGAN KELOMPOK DI SMP NEGERI 2 LEMBANG JAYA. Oleh:

KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI PESERTA DIDIK DALAM MENGIKUTI BIMBINGAN KELOMPOK DI SMP NEGERI 2 LEMBANG JAYA. Oleh: KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI PESERTA DIDIK DALAM MENGIKUTI BIMBINGAN KELOMPOK DI SMP NEGERI 2 LEMBANG JAYA Oleh: Nur Azmi, Pembimbing I: Dra. Hj. Fitria Kasih, M.Pd., Kons, Pembimbing II: Rici Kardo, M.Pd

Lebih terperinci

FAKTOR PENDORONG INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DENGAN GURU MATA PELAJARAN DI SMA NEGERI 2 SOLOK SELATAN JURNAL PENELITIAN

FAKTOR PENDORONG INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DENGAN GURU MATA PELAJARAN DI SMA NEGERI 2 SOLOK SELATAN JURNAL PENELITIAN FAKTOR PENDORONG INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DENGAN GURU MATA PELAJARAN DI SMA NEGERI 2 SOLOK SELATAN JURNAL PENELITIAN Oleh: GENDRI ZATION NPM: 11060079 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH

Lebih terperinci

PROFIL PERKEMBANGAN KONSEP DIRI REMAJA DI KELURAHAN KALUMBUK KECAMATAN KURANJI PADANG

PROFIL PERKEMBANGAN KONSEP DIRI REMAJA DI KELURAHAN KALUMBUK KECAMATAN KURANJI PADANG 1 PROFIL PERKEMBANGAN KONSEP DIRI REMAJA DI KELURAHAN KALUMBUK KECAMATAN KURANJI PADANG By: *Student ** lecturers Yuvenia Rafika Sari * Rahma Wira Nita., M.Pd., Kons ** Citra Imelda Usman., M.Pd., Kons

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK ARTIKEL

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK ARTIKEL FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK ARTIKEL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) PUJA WARER NPM. 10060150 PROGRAM STUDI BIMBINGAN

Lebih terperinci

EMOSI NEGATIF SISWA KELAS XI SMAN 1 SUNGAI LIMAU

EMOSI NEGATIF SISWA KELAS XI SMAN 1 SUNGAI LIMAU Volume 2 Nomor 1 Januari 2013 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor Info Artikel: Diterima 19/02/2013 Direvisi 26/02/2013 Dipublikasikan 01/03/2013 EMOSI NEGATIF

Lebih terperinci

FAKTOR LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEMATANGAN EMOSI REMAJA DALAM INTERAKSI SOSIAL KELAS XI DI SMA PGRI I PADANG JURNAL

FAKTOR LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEMATANGAN EMOSI REMAJA DALAM INTERAKSI SOSIAL KELAS XI DI SMA PGRI I PADANG JURNAL FAKTOR LINGKUNGAN YANG MEMPENGARUHI KEMATANGAN EMOSI REMAJA DALAM INTERAKSI SOSIAL KELAS XI DI SMA PGRI I PADANG JURNAL GINA ANDRIA SARI NPM: 10060236 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

Oleh: Meylani Rena Agustin* Fitria Kasih** Weni Yulastri*** *) Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat **) Dosen Pembimbing

Oleh: Meylani Rena Agustin* Fitria Kasih** Weni Yulastri*** *) Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat **) Dosen Pembimbing TINGKAT KECEMASAN WANITA YANG BERADA PADA MASA DEWASA AWAL DALAM MEMASUKI PERNIKAHAN DI NAGARI MUARA INDERAPURA KECAMATAN AIR PURA KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh: Meylani Rena Agustin* Fitria Kasih** Weni

Lebih terperinci

SKRIPSI IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB KENAKALAN REMAJA PADA SISWA SMP PGRI 4 KOTA JAMBI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

SKRIPSI IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB KENAKALAN REMAJA PADA SISWA SMP PGRI 4 KOTA JAMBI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh SKRIPSI IDENTIFIKASI FAKTOR PENYEBAB KENAKALAN REMAJA PADA SISWA SMP PGRI 4 KOTA JAMBI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pendidikan Pada Program Ekstensi Bimbingan dan Konseling

Lebih terperinci

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA JURNAL

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA JURNAL 0 PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA JURNAL LAURA SUKMAWATI NPM: 11060152 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH

Lebih terperinci

`BAB I PENDAHULUAN. mengalami kebingungan atau kekacauan (confusion). Suasana kebingunan ini

`BAB I PENDAHULUAN. mengalami kebingungan atau kekacauan (confusion). Suasana kebingunan ini 1 `BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Siswa sekolah menengah umumnya berusia antara 12 sampai 18/19 tahun, yang dilihat dari periode perkembangannya sedang mengalami masa remaja. Salzman (dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. generasi berikutnya (Jameela, 2010). fase ini individu mengalami perubahan dari anak-anak menuju dewasa

BAB I PENDAHULUAN. generasi berikutnya (Jameela, 2010). fase ini individu mengalami perubahan dari anak-anak menuju dewasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini di Indonesia 62 juta remaja sedang tumbuh di tanah air. Artinya satu dari lima orang Indonesia berada dalam rentang usia remaja. Mereka adalah calon generasi

Lebih terperinci

PERAN GURU BK DALAM MEMBANTU PESERTA DIDIK YANG MENGALAMI PERILAKU MENYIMPANG DI SMP NEGERI 2 BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN.

PERAN GURU BK DALAM MEMBANTU PESERTA DIDIK YANG MENGALAMI PERILAKU MENYIMPANG DI SMP NEGERI 2 BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN. PERAN GURU BK DALAM MEMBANTU PESERTA DIDIK YANG MENGALAMI PERILAKU MENYIMPANG DI SMP NEGERI 2 BAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh: Anisa Syaputri *) Fitria Kasih **) Ahmad Zaini **) *) Mahasiswa Bimbingan

Lebih terperinci

Standar Kompetensi 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia. Kompetensi Dasar 1.2. Mendeskripsikan tahapan perkembangan manusia

Standar Kompetensi 1. Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia. Kompetensi Dasar 1.2. Mendeskripsikan tahapan perkembangan manusia RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Jenjang Sekolah : SMP 3 Pajangan Mata Pelajaran : IPA Terpadu Kelas / Semester : VIII / I Alokasi waktu : 1 X 40 (1 x Pertemuan) Standar Kompetensi 1. Memahami

Lebih terperinci

PENGARUH PERKEMBANGAN SOSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK (STUDI DESKRIPTIF KUANTITATIF) DI SMP N 1 PASAMAN KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT

PENGARUH PERKEMBANGAN SOSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK (STUDI DESKRIPTIF KUANTITATIF) DI SMP N 1 PASAMAN KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT PENGARUH PERKEMBANGAN SOSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK (STUDI DESKRIPTIF KUANTITATIF) DI SMP N 1 PASAMAN KABUPATEN PASAMAN BARAT Yuli Yelda 1, Ismarianti 2, Septya Suarja 2 1 Mahasiswa Program

Lebih terperinci

TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SMP

TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SMP TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SMP Dra. Aas Saomah, M.Si JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SMP A. Pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah bagian yang penting dalam masyarakat, terutama di negara

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah bagian yang penting dalam masyarakat, terutama di negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja adalah bagian yang penting dalam masyarakat, terutama di negara berkembang, remaja merupakan bagian terbesar dalam populasi. Data demografi menunjukkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP ) berada dalam masa

I. PENDAHULUAN. Peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP ) berada dalam masa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial, dimana manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain. Begitu juga dengan siswa di sekolah, siswa

Lebih terperinci

BENTUK PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DALAM PERUBAHAN KURIKULUM DI KELAS XI SMA NEGERI 6 PADANG JURNAL PENELITIAN

BENTUK PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DALAM PERUBAHAN KURIKULUM DI KELAS XI SMA NEGERI 6 PADANG JURNAL PENELITIAN BENTUK PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK DALAM PERUBAHAN KURIKULUM DI KELAS XI SMA NEGERI 6 PADANG JURNAL PENELITIAN Oleh: AHMAT HIDAYAT NPM: 11060060 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

Keyword: Reinforcement, Learning BK, Information Service

Keyword: Reinforcement, Learning BK, Information Service PENGGUNAAN REINFORCEMENT OLEH GURU BK DALAM PEMBERIAN LAYANAN INFORMASI PADA PESERTA DIDIK DI KELAS XII SMA NEGERI 2 BATANG KAPAS Sofia Devita 1, Fitria Kasih 2, Fuaddillah Putra 2 1 Mahasiswa Program

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7 PENELITIAN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7 Vivin Sabrina Pasaribu*, El Rahmayati*, Anita Puri* *Alumni Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang *Dosen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mayang Wulan Sari,2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mayang Wulan Sari,2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan manusia terbagi menjadi beberapa fase selama rentang kehidupan. Beberapa fase tersebut diantaranya fase bayi, anak-anak, remaja hingga dewasa.

Lebih terperinci

GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA DIAN ANDALAS PADANG JURNAL

GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA DIAN ANDALAS PADANG JURNAL PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG KEBERADAAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA DIAN ANDALAS PADANG JURNAL CICI FITRIA NPM: 10060152 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Diet 2.1.1 Pengertian Perilaku Diet Perilaku adalah suatu respon atau reaksi organisme terhadap stimulus dari lingkungan sekitar. Lewin (dalam Azwar, 1995) menyatakan

Lebih terperinci

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN KARIR PESERTA DIDIK KELAS XII DI SMK NEGERI 1 PAINAN Oleh:

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN KARIR PESERTA DIDIK KELAS XII DI SMK NEGERI 1 PAINAN Oleh: FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN KARIR PESERTA DIDIK KELAS XII DI SMK NEGERI 1 PAINAN Oleh: Syefni Liliawati. D Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT This research is supported

Lebih terperinci

TAHAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 12-17 TAHUN

TAHAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 12-17 TAHUN TAHAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 12-17 TAHUN LATAR BELAKANG Lerner dan Hultsch (1983) menyatakan bahwa istilah perkembangan sering diperdebatkan dalam sains. Walaupun demikian, terdapat konsensus bahwa yang

Lebih terperinci

PROFIL PERILAKU BULLYING PESERTA DIDIK DI SEKOLAH (Studi Terhadap Siswa Kelas VIII SMP N 1 Panti Kabupaten Pasaman) ABSTRACT

PROFIL PERILAKU BULLYING PESERTA DIDIK DI SEKOLAH (Studi Terhadap Siswa Kelas VIII SMP N 1 Panti Kabupaten Pasaman) ABSTRACT PROFIL PERILAKU BULLYING PESERTA DIDIK DI SEKOLAH (Studi Terhadap Siswa Kelas VIII SMP N 1 Panti Kabupaten Pasaman) Radhita Syam Prima Mutiara 1, Helma 2, Joni Adison 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Asuh Orangtua Pola asuh orangtua merupakan interaksi antara anak dan orangtua selama mengadakan kegiatan pengasuhan. Pengasuhan ini berarti orangtua mendidik, membimbing,

Lebih terperinci

PROFIL PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA DI KELAS VII MTsN MODEL PADANG ARTIKEL

PROFIL PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA DI KELAS VII MTsN MODEL PADANG ARTIKEL PROFIL PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA DI KELAS VII MTsN MODEL PADANG ARTIKEL AHMAD ALFIAN NIM. 12060182 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI

Lebih terperinci