BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB I ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis menganalisis data secara sitematis sesuai dengan struktur penyajian pos-pos aset yang terdapat pada Neraca Kantor Pusat DJKN Per 31 Desember 2008 (lihat lampiran 1). Penulis akan menganalisis data dengan cara menyajikan nilai aset dan pengungkapannya secara ringkas, mendeskripsikan sistem pengendalian manajemen terkait dengan pos aset tersebut, menguji kehandalan dan pelaksanaan sistem pengendalian manajemen, melakukan perhitungan pengujian kewajaran nilai, dan kemudian membandingkan penyajian dan pengungkapan nilai aset tersebut menggunakan kriteria tertentu sesuai dengan peraturan/standar yang berlaku. A. Aset Lancar 1. Kas di Bendahara Pengeluaran Standar Akuntansi Pemerintahan mengatur bahwa Kas di Bendahara Pengeluaran merupakan kas yang dikuasai, dikelola dan di bawah tanggung jawab Bendahara Pengeluaran yang berasal dari Uang Persediaan (UP) yang belum dipertanggungjawabkan atau disetorkan kembali ke kas negara per tanggal neraca. Kas di Bendahara Pengeluaran mencakup seluruh saldo rekening bendahara pengeluaran, uang logam, uang kertas dan lain lain kas (termasuk bukti bukti pertanggungjawaban yang belum dipertanggungjawabkan) yang sumbernya berasal dari dana 30

2 31 kas kecil (UP) yang belum dipertanggungjawabkan atau belum disetor kembali ke kas negara per tanggal neraca. Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran Kantor Pusat DJKN per 31 Desember 2008 sebesar Rp.0,00. Hal ini sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 73/PMK.05/2008 tentang Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Kementerian Negara/Lembaga/Kantor/Satuan Kerja. Pada pasal 11 PMK ini disebutkan bahwa Pada akhir anggaran, Bendahara Pengeluaran wajib menyetorkan seluruh sisa UP/TUP ke Kas Negara. Kantor Pusat DJKN juga mengungkapkan terjadinya kesalahan setor pengembalian belanja kepada Kantor Pelayanan Pebendaharaan Negara (KPPN) dengan mengunakan Surat Setoran Bukan Pajak (SSBP) sebesar Rp ,00 dengan rincian sebagai berikut: a. Pengembalian sisa anggaran berupa uang persediaan sebesar Rp ,00 b. Pengembalan sisa anggaran belanja pemeliharaan sebesar Rp76.400,00 c. Kelebihan setor sisa anggaran sebesar Rp ,00. Seharusnya untuk poin a dan b menggunakan Surat Setoran Pengembalian Belanja (SSPB). Selanjutnya setelah dilakukan rekonsiliasi belanja dengan KPPN Jakarta II dalam neraca Kantor Pusat DJKN terdapat saldo Kas di Bendahara Pengeluaran sebesar Rp ,00. Oleh karena itu, Kantor Pusat DJKN telah menyampaikan surat nomor S- 03/KN.1/2009 tanggal 19 Januari 2009 kepada KPPN Jakarta II guna

3 32 mengajukan usul ralat terhadap SSBP dimaksud agar dapat dipisahkan sebagaimana akun yang yang seharusnya. Dengan demikian seharusnya saldo Kas di Bendahara Pengeluaran Kantor Pusat DJKN per 31 Desember 2008 menjadi Rp ,00 dan saldo poin a dan b akan mengurangi belanja MAK yang bersangkutan. Namun, melalui surat Nomor S-648/WPB.11/KP/0104/2009 tanggal 22 Januari 2009, KPPN Jakarta I menindaklanjuti surat Kantor Pusat DJKN yang diteruskan dari KPPN Jakarta II, yaitu menolak usulan dimaksud. Namun, saldo sebesar tersebut telah dikeluarkan dari neraca Kantor Pusat DJKN per 31 Desember 2008 dengan penjelasan tambahan bahwa kelebihan setor sebesar Rp ,00 tersebut akan dibukukan sebagai Penerimaan Pendapatan Lain-lain. Sehingga saldo Kas di Bendahara Pengeluaran pada 31 Desember 2008 adalah Rp0,00. Berikut ini adalah daftar pertanyaan yang penulis gunakan untuk meneliti kehandalan sistem pengendalian Kas di Bendahara Pengeluaran pada Kantor Pusat DJKN. Untuk mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan pada tabel di bawah ini, penulis melakukan wawancara langsung dengan Bendahara Pengeluaran Kantor Pusat DJKN dan meneliti secara langsung data-data yang diperlukan. NO PERTANYAAN JAWABAN YA TIDAK KET. 1. Apakah Bendahara Pengeluaran dijabat oleh pegawai tertentu yang ditunjuk berdasarkan SK?

4 Apakah Bendahara Pengeluaran merangkap jabatan sebagai Kuasa Pengguna Anggaran atau Petugas/Anggota Panitia Pengadaan Barang/Jasa? Apakah semua pengeluaran kas melalui Bendahara Pengeluaran memiliki bukti dan tercatat pada buku kas? Apakah Kuasa Pengguna Anggaran atau Pimpinan secara rutin melakukan opname fisik pada Kas di Bendahara Pengeluaran? Apakah Bendahara Pengeluaran dapat membayar tagihan yang melebihi pagu/anggaran yang telah ditetapkan? Apakah Bendahara Pengeluaran bertanggung jawab secara pribadi terhadap pembayaran yang dilaksanakannya? Apakah Bendahara Pengeluaran hanya menyimpan kas pada Rekening khusus Bendahara Pengeluaran dan bukan pada rekening pribadi? Apakah Rekening Bendahara Pengeluaran digunakan untuk menyimpan dana lain selain dana yang dikelola oleh Bendahara Pengeluaran? Apakah setiap bulan Bendahara Pengeluaran selalu menyusun Laporan Pertanggung Jawaban terhadap dana yang dikelolanya? Apakah seluruh saldo kas sudah disetorkan ke Kas Negara pada akhir periode anggaran? Tiap bulan Tabel 4.1 Pengujian Sistem Pengendalian Kas di Bendahara Pengeluaran

5 34 Bendahara Pengeluaran merupakan jabatan khusus yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) yang dalam hal ini KPA dijabat oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Kekayaan Negara. Jabatan Bendahara Pengeluaran juga merupakan jabatan yang tidak bisa dirangkap pegawai yang telah menjabat sebagai Kuasa Pengguna Anggaran, Bendahara Penerimaan, dan Petugas/Anggota Panitia Pengadaan Barang/Jasa. Hal ini ditujukan untuk menghindari penyalahgunaan anggaran dan tercampurnya dana bendahara penerimaan dengan dana bendahara pengeluaran. Dalam melaksanakan pengeluaran Uang Persediaan (Kas di Bendahara Pengeluaran), Bendahara Pengeluaran terlebih dahulu harus: a. Mendapat perintah dari Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). b. Meneliti kelengkapan perintah pembayaran yang diajukan oleh PA/KPA meliputi kuitansi/tanda terima, faktur pajak, dan dokumen lainnya yang menjadi dasar hak tagih. c. Menguji kebenaran perhitungan tagihan yang tercantum dalam perintah pembayaran, termasuk perhitungan pajak dan perhitungan atas kewajiban lainnya yang berdasarkan ketentuan dibebankan kepada pihak ketiga. d. Menguji ketersediaan dana, meliputi pengujian kecukupan pagu/sisa pagu DIPA untuk jenis belanja yang dimintakan pembayarannya.

6 35 Bendahara Pengeluaran juga wajib menolak perintah membayar dari PA/KPA apabila persyaratan pada poin b, c, dan d tidak terpenuhi. Bendahara Pengeluaran juga bertanggung jawab secara pribadi terhadap seluruh pembayaran yang dilakukannya. Bendahara Pengeluaran memiliki rekening khusus yang hanya digunakan untuk mengelola dana yang ada pada Bendahara Pengeluaran. Bendahara Pengeluaran juga tidak diijinkan untuk memindahkan dana yang dikelolanya ke rekening lain. Hal ini berguna untuk mempermudah kontrol terhadap kas di bendahara pengeluaran, mempermudah saat opname fisik, dan menghindari penyalahgunaan serta tercampurnya dana bendahara pengeluaran dengan dana lain. Setiap bulan Bendahara Pengluaran juga menyusun Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ) atas dana yang dikelolanya. LPJ tersebut menyajikan informasi sebagai berikut: a. Keadaan pembukuan pada bulan pelaporan, meliputi saldo awal, penambahan, penggunaan, dan saldo akhir dari buku-buku pembantu. b. Keadaan kas pada akhir bulan pelaporan, meliputi uang tunai di brankas dan saldo di rekening bank/pos. c. Hasil rekonsiliasi internal (antara pembukuan bendahara dengan UAKPA). d. Penjelasan atas selisih (jika ada), antara saldo buku dan saldo kas.

7 36 Bendahara Pengeluaran Kantor Pusat DJKN menyampaikan LPJ tersebut kepada Kepala KPPN Jakarta II, Menteri Keuangan, dan Badan Pemeriksa Keuangan. Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran juga telah disetorkan seluruhnya ke Kas Negara c.q. KPPN Jakarta II pada tanggal 30 Desember 2008, sehingga saldo pada akhir periode anggaran 2008 adalah Rp0,00. Penulis dapat meyakini kebenaran jumlah saldo Rp0,00 ini setelah melihat Berita Acara Penutupan Kas, Register Penutupan Kas, dan print out transaksi/saldo rekening bendahara pengeluaran pada 31 Desember 2008 yang terlampir dalam Laporan Keuangan Kantor Pusat DJKN Tahun 2008 (lihat lampiran 2, 3, dan 4). Berdasarkan penelitian di atas penulis menyimpulkan bahwa sistem pengendalian kas bendahara pengeluaran telah cukup handal dan telah dilaksanakan secara konsisten. Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran yang tersaji di dalam Neraca Laporan Keuangan Kantor Pusat DJKN Tahun 2008 juga telah sesuai prosedur (Rp0,00) dan dapat diyakini kewajarannya, meskipun terdapat kesalahan klasifikasi penyetoran ke Kas Negara c.q. KPPN Jakarta II namun jumlahnya tidak materiil dan telah diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. 2. Persediaan Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntasi Pemerintahan (PSAP), yang dimaksud dengan persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan

8 37 operasional pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Penambahan nilai persediaan dalam neraca disebabkan oleh transaksi saldo awal, pembelian, transfer masuk, hibah masuk, rampasan, koreksi tambah nilai/kuantitas persediaan, dan perolehan lainnya. Sedangkan pengurangan nilai persediaan disebabkan oleh transaksi habis pakai, transfer keluar, hibah keluar, persediaan usang, persediaan rusak, koreksi kurang nilai/kuantitas persediaan, dan penghapusan lainnya. Persediaan yang terdapat pada Kantor Pusat DJKN TA 2008 berupa barang konsumsi (alat tulis kantor), bahan untuk pemeliharaan (misal: gunting), dan persediaan lainnya (misal: CD-R). Adapun mekanisme penatausahaan persediaan pada Kantor Pusat DJKN adalah sebagai berikut: a. Sub Bagian Rumah Tangga Kantor Pusat DJKN mengajukan permohonan pengadaan barang persediaan sesuai dengan kebutuhan kepada Panitia Pengadaan Barang/Jasa dengan sepengetahuan Kepala Bagian Umum. b. Panitia Pengadaan Barang/Jasa melaksanakan pengadaan barang persediaan yang diminta sesuai peraturan yang berlaku (Keppres Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah) dan dengan mempertimbangkan anggaran yang tersedia. Karena pengadaan barang persediaan tersebut tidak dapat dilaksanakan apabila anggaran tidak tersedia.

9 38 c. Panitia Pemeriksa Barang/Jasa memeriksa jumlah dan kesesuaian barang yang disediakan oleh penyedia barang/jasa dengan spesifikasi yang diminta oleh Panitia Pengadaan Barang/Jasa. d. Panitia Pengadaan Barang/Jasa menerima barang dari penyedia barang/jasa yang telah diperiksa oleh Panitia Pemeriksa Barang/Jasa, kemudian menyerahkannya kepada Sub Bagian Rumah Tangga (dalam hal ini langsung diterima oleh Petugas Pengurus Persediaan). e. Petugas Pengurus Persediaan mencatat dan menyimpan barang persediaan ke dalam gudang persediaan. Pencatatan dilakukan menggunakan aplikasi persediaan. Aplikasi ini digunakan dalam rangka akuntansi persediaan. f. Petugas Pengurus Persediaan hanya mendistribusikan barang apabila ada permintaan resmi dari Sub Bagian Tata Usaha masing-masing Direktorat atau permintaan resmi dari masing-masing Kepala Bagian di Kantor Pusat DJKN. Barang yang telah didistribusikan dikeluarkan dari catatan/saldo persediaan Kantor Pusat DJKN. g. Petugas Pengurus Persediaan melakukan opname fisik setiap akhir periode pelaporan keuangan untuk mengetahui jumlah dan kondisi riil barang, membuat Berita Acara Opname Fisik, dan mencatat hasil opname fisik tersebut ke dalam Aplikasi Persediaan. Tabel di bawah ini memuat beberapa pertanyaan untuk menguji kehandalan sistem pengendalian manajemen Kantor Pusat DJKN dalam mengurus persediaannya dan untuk mengetahui apakah pelaksanaan

10 39 pengurusan persediaan telah sesuai dengan prosedur-prosedur operasional yang ditetapkan. Penulis melakukan wawancara langsung dengan Petugas Pengurus Persediaan DJKN dan meneliti langsung beberapa bukti yang terkait dengan persediaan, seperti: nota dinas permintaan barang, surat perintah mengeluarkan barang, faktur pembelian, dsb. NO PERTANYAAN Apakah persediaan diadakan sesuai dengan kebutuhan? Apakah kebutuhan pembelian persediaan telah dianggarkan? Apakah pembelian dan pengurusan persediaan dilakukan oleh orang yang sama? Apakah barang selalu diperiksa sebelum diterima di gudang? Apakah semua pegawai mendapatkan akses untuk masuk ke gudang? Apakah pendistribusian barang keluar selalu berdasarkan permintaan resmi? Apakah akuntansi persediaan dilaksanakan menggunakan software (aplikasi)? Apakah selalu dilakukan opname fisik pada setiap akhir periode pelaporan? JAWABAN YA TIDAK KET. Terakhir dilakukan pada 30 Juni 2008 Tabel 4.2 Pengujian Sistem Pengendalian Persediaan Berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan pada tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa secara umum sistem pengendalian manajemen persediaan Kantor Pusat DJKN sudah cukup bagus meskipun

11 40 belum semuanya dilaksanakan secara konsisten. Hal ini dibuktikan dengan: a. Persediaan hanya diadakan/dibeli jika ada permintaan. b. Penganggaran terhadap kebutuhan persediaan telah dibuat. Hal ini menunjukkan bahwa perencaanaan terhadap terhadap kebutuhan pembelian persediaan telah dilaksanakan. c. Pemisahan fungsi antara pembelian dan pengurus persediaan selalu dilakukan. d. Sebelum masuk ke gudang persediaan, barang persediaan selalu diperiksa oleh Panitia Pemeriksa Barang yang beranggotakan pegawaipegawai yang tidak menangani pembelian ataupun pengurusan persediaan. e. Hanya pegawai tertentu saja yang mendapatkan otorisasi untuk memasuki gudang persediaan. f. Keluarnya barang persediaan dari gudang untuk didistribusikan senantiasa dilakukan berdasarkan permintaan resmi dari unit pemohon. Dalam kondisi tertentu dan mendesak, barang dapat dikeluarkan terlebih dahulu dengan syarat surat permintaan resmi harus disusulkan. g. Kantor Pusat DJKN telah menggunakan Aplikasi Persediaan untuk melaksanakan akuntansi persediaan. Aplikasi ini dibuat oleh Direktorat Sistem Perbendaharaan Direktorat Jenderal Perbandaharaan Departemen Keuangan Republik Indonesia dengan cara kerja berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP)

12 41 Nomor 5 tentang Akuntansi Persediaan. Aplikasi ini merupakan aplikasi yang digunakan oleh semua instansi pemerintah pusat untuk melaksanakan akuntansi persediaan. h. Pada akhir periode akuntansi tahun 2008 Kantor Pusat DJKN tidak melakukan salah satu kewajiban dalam pengurusan persediaan, yaitu tidak melakukan opname fisik pada 31 Desember Opname fisik terakhir dilakukan pada tanggal 30 Juni 2008 (akhir periode akuntansi semester I). Sementara itu Laporan Keuangan Kantor Pusat DJKN mengungkapkan bahwa persediaan Kantor Pusat DJKN untuk TA 2008 adalah sebesar Rp ,00. Jumlah ini mengalami penurunan sebesar 81,56 persen apabila dibandingkan dengan TA 2007 yang sebesar Rp ,00. Tidak ada pengungkapan lain terkait dengan saldo ini selain dari pengungkapan tersebut. Dalam tabel di bawah ini penulis mengemukakan beberapa pertanyaan terkait dengan penyajian dan dan pengungkapan akun persediaan dalam Laporan Keuangan Kantor Pusat DJKN Tahun NO Tabel 4.3 Penelitian Penyajian dan Pengungkapan Persediaan dalam Laporan Keuangan DJKN Tahun 2008 JAWABAN PERTANYAAN KET. YA TIDAK 1. Apakah dalam laporan keuangan tersebut melampirkan Laporan Persediaan per 31 Desember 2008?

13 Apakah dalam nilai persediaan yang tercantum pada neraca dinilai berdasarkan harga beli barang terakhir? Apakah dalam laporan keuangan tersebut melampirkan Berita Acara Opname Fisik pada 31 Desember 2008? Dalam Laporan Keuangan Tahun 2008, Kantor Pusat DJKN tidak melampirkan Laporan Persediaan per 31 Desember Hal ini seyogianya tidak terjadi karena: a. Hal ini melanggar Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor: PER-51/PB/2008 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara. b. Laporan Persediaan merupakan satu-satunya dokumen sumber yang digunakan untuk menyajikan nilai persediaan dalam neraca. Dengan tidak adanya Laporan Persediaan maka dapat menimbulkan keraguan terhadap nilai akun persediaan yang tercantum dalam neraca. c. Laporan Persediaan memuat nilai per kode dan nama subkelompok barang. Tanpa adanya dokumentasi nilai per sub kelompok barang akan memperbesar kemungkinan terjadinya rekayasa dalam akuntansi dan pengurusan persediaan. Namun berdasarkan keterangan yang penulis peroleh dari pihak Kantor Pusat DJKN, tidak dilampirkannya Laporan Persediaan dalam Laporan Keuangan Kantor Pusat DJKN Tahun 2008 bukanlah karena faktor kesengajaan, tetapi karena human eror (lupa). Dan pihak Kantor

14 43 Pusat DJKN pun bersedia menambahkan Laporan Persediaan sebagai lampiran dalam Laporan Keuangannya (lihat lampiran 5). Sedangkan nilai persediaan pada tanggal 31 Desember 2008 dapat dipastikan telah dinilai berdasarkan harga pembelian barang terakhir. Penulis dapat meyakini bahwa metode penilaian tersebut telah dilakukan karena dalam aplikasi persediaan yang digunakan, telah secara otomatis menilai persediaan berdasarkan harga pembelian barang terakhir. Selanjutnya, dalam Laporan Keuangan Kantor Pusat DJKN Tahun 2008 tidak terlampir Berita Acara Opname Fisik pada 31 Desember Padahal, sesuai dengan paragraf 16 Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) Nomor 5 tentang Akuntansi Persediaan disebutkan bahwa Pada akhir periode akuntansi, persediaan dicatat berdasarkan hasil inventarisasi fisik. Tanpa adanya Berita Acara Opname Fisik pada 31 Desember 2008, maka sulit untuk dapat meyakini bahwa pencatatan nilai persediaan telah sesuai dengan PSAP. Dan berdasarkan konfirmasi dari pihak Kantor Pusat DJKN, memang benar pada 31 Desember 2008 Kantor Pusat DJKN belum melakukan inventarisasi/opname fisik terhadap barang-barang persediaan. Inventarisasi fisik persediaan terakhir dilakukan pada tanggal 30 Juni Terkait dengan hal tersebut, penulis mencoba untuk melakukan kroscek data antara saldo 31 Desember 2008 dengan saldo terkini dengan mempertimbangkan pembelian dan pengeluaran persediaan. Namun karena keterbatasan akses data, penulis tidak dapat menyajikan hasil kroscek tersebut sehingga tidak dapat meyakini

15 44 kewajaran saldo persediaan yang tercantum dalam neraca. Di sisi lain, auditor juga tidak melakukan opname fisik terhadap persedian dan juga tidak memberikan catatan terkait dengan akun persediaan pada laporan keuangan ini. Berdasarkan penelitian tersebut di atas penulis menyimpulkan tidak dapat meyakini kewajaran penyajian dan pengungkapan nilai akun persediaan pada Neraca Laporan Keuangan Kantor Pusat DJKN Tahun B. Aset Tetap Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntasi Pemerintahan (PSAP) Nomor 7 tentang Akuntansi Aset Tetap, aset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Untuk dapat diakui sebagai aset tetap, suatu aset harus berwujud dan memenuhi kriteria: a. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas)bulan; b. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal; c. Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas; dan d. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan. Penambahan nilai aset tetap dalam neraca terjadi sebagai akibat dari beberapa transaksi, yaitu penambahan saldo awal, pembelian, transfer masuk, hibah masuk, rampasan, penyelesaian pembangunan, pembatalan penghapusan, reklasifikasi masuk, bangun serah guna, bangun guna serah,

16 45 pertukaran, pengembangan aset, koreksi tambah nilai/kuantitas aset, penerimaan aset dari pengembangan aset renovasi, dan perolehan lainnya. Sedangkan pengurangan nilai aset tetap dalam neraca terjadi karena adanya transaksi penghapusan, transfer keluar, hibah keluar, reklasifikasi keluar, dan koreksi kurang nilai/kuantitas aset. Gambaran Umum Aset Tetap Kantor Pusat DJKN Aset tetap yang dimiliki oleh Kantor Pusat DJKN TA 2008 terdiri dari beberapa kelompok aset tetap, yaitu: 1. Tanah, 2. Peralatan dan Mesin, 3. Gedung dan Bangunan, 4. Jalan, Irigasi, dan Jaringan, 5. Aset Tetap Lainnya. Nilai aset tetap yang dimiliki oleh DJKN dapat di lihat pada tabel di bawah ini: No. Uraian per 31 Desember 2008 per 31 Desember 2007 Kenaikan / (penurunan) 1 Tanah Rp 105,503,414,000 Rp 1,174,821, % 2 Peralatan dan Mesin Rp 34,083,754,001 Rp 25,665,034, % 3 Gedung dan Bangunan Rp 928,109,315 Rp 37,401, % 4 Jalan, Irigasi, dan Jaringan Rp 994,539,700 Rp % 5 Aset Tetap Lainnya Rp 485,788,463 Rp 137,703, % Jumlah Rp 141,995,605,479 Rp 27,014,959, % Tabel 4.4 Nilai Aset Tetap Kantor Pusat DJKN

17 46 Rp Rp Rp Rp Rp Rp (dalam rrupiah Rp- Tanah Gedung dan Bangunan Aset tetap Lainnya Gambar 4.1 Perbandingan Nilai Aset Tetap Kantor Pusat DJKN Berdasarkan tabel di atas, selama tahun 2008 Kantor Pusat DJKN mengalami kenaikan nilai aset tetap sebesar Rp , Tanah Tanah yang dikelompokkan sebagai aset tetap ialah tanah yang diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai. Sesuai dengan Laporan Keuangan Kantor Pusat DJKN Tahun 2008, nilai tanah Kantor Pusat DJKN pada 31 Desember 2008 sebesar Rp ,00. Jumlah ini mengalami kenaikan sebesar Rp ,00 atau 8880,38% dibandingkan pada 31 Desember 2007 sebesar Rp ,00. Kenaikan tersebut karena Koreksi nilai

18 47 Tim Penertiban Aset. Selain itu, terdapat mutasi kurang senilai Rp ,00 yang berasal dari reklasifikasi masuk tanah dan bangunan perumahan senilai Rp ,00 dan aset tanah senilai Rp ,00 yang disebabkan oleh perlunasan pembayaran atas tanah negara berdasarkan tanda bukti hak milik rumah dan pelepasan hak atas tanah dari Direktorat Jenderal Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum. 2. Peralatan dan Mesin Peralatan dan mesin mencakup mesin-mesin dan kendaraan bermotor, alat elektonik, dan seluruh inventaris kantor, dan peralatan lainnya yang nilainya signifikan dan masa manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan dan dalam kondisi siap pakai. Sesuai dengan Laporan Keuangan Kantor Pusat DJKN Tahun 2008, nilai peralatan dan mesin Kantor Pusat DJKN pada 31 Desember 2008 sebesar Rp ,00 atau mengalami kenaikan sebesar Rp ,00 (32,80%) jika dibandingkan pada 31 Desember 2007 sebesar Rp , Desember Desember 2007 Kenaikan / Kenaikan / (penurunan) (penurunan) Rp34,083,754,001 Rp25,665,034,345 Rp8,418,719, % Tabel 4.5 Posisi Perbandingan Peralatan dan Mesin

19 48 Mutasi/perubahan peralatan dan mesin sebesar Rp ,00 tersebut adalah sbb: Penambahan : Saldo Awal Rp 180,200,000 Pembelian Rp 19,682,920,994 Transfer Masuk Rp 55,543,390 Hibah Rp 424,671,500 Koreksi Nilai Tim Penertiban Aset Rp 11,145,349,526 Jumlah Rp 31,488,685,410 Pengurangan : Transfer Keluar Rp 22,731,533,990 Penghentian Aset dari Penggunaan Rp 338,431,764 Koreksi Nilai Rp - Jumlah Rp 23,069,965,754 Jumlah Penambahan/(Pengurangan) Rp 8,418,719,656 Tabel 4.6 Mutasi Peralatan dan Mesin Realisasi Belanja Modal peralatan dan mesin sampai dengan 30 Desember 2008 adalah sebagai berikut: MA Uraian Jumlah BM Peralatan dan Mesin Rp 19,682,920, Belanja Biaya Pemeliharaan Peralatan dan Mesin Lainnya Yang Dikapitalisasi Rp 348,085,265 Jumlah Belanja Rp 20,031,006,259 Tabel 4.7 Penambahan Aset/Belanja yang Dikapitalisasi Penambahan peralatan dan mesin tidak sama dengan realisasi belanja modal senilai Rp ,00. Hal ini disebabkan oleh terdapatnya aset tetap renovasi gedung Sekretariat Jenderal yang belum diserahterimakan sebesar Rp ,00 dan pengadaan jaringan Rp ,00.

20 49 3. Gedung dan Bangunan Gedung dan bangunan mencakup seluruh gedung dan bangunan yang diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai. Nilai Gedung dan Bangunan Kantor Pusat DJKN pada 31 Desember 2008 adalah sebesar Rp ,00, yaitu mengalami kenaikan sebesar 2.381,50% jika dibandingkan dengan nilai pada 31 Desember 2007 sebesar Rp ,00. Kenaikan tersebut karena Koreksi nilai Tim Penertiban Aset. 4. Jalan, Irigasi dan Jaringan Jalan, irigasi, dan jaringan mencakup jalan, irigasi, dan jaringan yang dibangun oleh pemerintah serta dimiliki dan/atau dikuasai oleh pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai. Nilai Jalan, Irigasi dan Jaringan Kantor Pusat DJKN pada 31 Desember 2008 sebesar Rp ,00, yaitu mengalami kenaikan sebesar Rp ,00 (100%) jika dibandingkan pada 31 Desember 2007 sebesar Rp0, Aset Tetap Lainnya Aset tetap lainnya mencakup aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam kelompok aset tetap di atas, yang diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan operasional pemerintah dan dalam kondisi siap dipakai.

21 50 Berdasarkan Laporan Keuangan Kantor Pusat DJKN Tahun 2008, nilai Aset Tetap Lainnya pada 31 Desember 2008 sebesar Rp ,00, yaitu mengalami kenaikan sebesar Rp ,00 atau 252,77% jika dibandingkan pada 31 Desember 2007 yang sebesar Rp ,00. Adapun perinciannya adalah sebagai berikut : a. Pada tahun 2008, Kantor Pusat DJKN merenovasi gedung Syafruddin Prawiranegara dengan belanja modal senilai Rp ,00; b. Pada tahun 2007, Kantor Pusat DJKN merenovasi Gedung Syafrudin Prawiranegara dengan belanja modal Rp ,00; c. Pengadaan buku perpustakaan tahun sebelumnya yang dicatat dalam SIMAK BMN Rp ,00. Namun, sehubungan gedung dan bangunan tersebut bukan milik Kantor Pusat DJKN dan statusnya sebagai pinjaman/hak pakai, maka nilai penambahan renovasi gedung dan bangunan tersebut masih tercatat dalam aset tetap lainnya. Hal tersebut mengacu pada Buletin Teknis Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 04 Tahun Penelitian Terhadap Nilai Aset Kantor Pusat DJKN Untuk mengetahui tingkat kewajaran dan kecukupan pengungkapan nilai aset tetap Kantor Pusat DJKN tanggal 31 Desember 2008, penulis melakukan penelitian sebagai berikut: a. Meneliti dasar pengukuran nilai aset yang dilaporkan dalam laporan keuangan.

22 51 b. Membandingkan jumlah penambahan aset tetap pada neraca Laporan Keuangan Kantor Pusat DJKN Tahun 2008 dengan mutasi/transaksi aset selama tahun tersebut. c. Meneliti pelaksanaan penyusutan aset tetap pada Kantor Pusat DJKN. d. Meneliti pengungkapan aset tetap pada Catatan atas Laporan Keuangan DJKN Tahun Dengan melakukan penelitian tersebut di atas diharapkan penulis dapat memperoleh data yang dapat penulis gunakan untuk menarik kesimpulan pada sub bab ini. a. Dasar Pengukuran Nilai Aset Tetap. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 07 tentang Akuntansi Aset Tetap menentukan pengukuran nilai aset tetap sebagai berikut: 1) Barang berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai suatu aset dan dikelompokkan sebagai aset tetap, pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan. 2) Bila aset tetap diperoleh dengan tanpa nilai, biaya aset tersebut adalah sebesar nilai wajar pada saat aset tersebut diperoleh. 3) Untuk keperluan penyusunan neraca awal suatu entitas, biaya perolehan aset tetap yang digunakan adalah nilai wajar pada saat neraca awal tersebut disusun. Untuk periode selanjutnya setelah tanggal neraca awal, atas perolehan aset tetap baru, suatu entitas

23 52 menggunakan biaya perolehan atau harga wajar bila biaya perolehan tidak ada. Berdasarkan observasi langsung pada Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK BMN) dan wawancara dengan pihak Kantor Pusat DJKN, pengukuran nilai aset tetap pada Kantor Pusat DJKN adalah sebagai berikut: 1) Aset tetap yang diperoleh setelah 31 Desember 2004 dinilai menggunakan nilai perolehan. Nilai perolehan yang diakui adalah sebesar nilai seluruh Surat Perintah Membayar (SPM) dari Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) yang dikeluarkan dalam rangka memperoleh aset tetap tersebut sampai dengan siap digunakan (apabila aset tetap tersebut diperoleh dengan pembelian) atau nilai yang tertera pada Berita Acara Serah Terima (BAST) ditambah dengan seluruh nilai SPM yang dikeluarkan sampai aset tetap tersebut siap digunakan (apabila aset tetap tersebut diperoleh dari transfer masuk ataupun hibah). 2) Aset tetap yang diperoleh sampai dengan 31 Desember 2004 dinilai menggunakan nilai wajar dari hasil penilaian Tim Inventarisasi dan Penilaian Barang Milik Negara Direktorat Jenderal Kekayaan Negara. Penilaian ini sesuai dengan program nasional pemerintah dalam rangka pembentukan neraca awal Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) Tahun 2004.

24 53 3) Aset tetap yang tidak diketahui nilai perolehannya, dinilai berdasarkan nilai wajar. Dokumen sumber yang digunakan untuk menginput nilai aset pada poin 1 di atas ke dalam aplikasi SIMAK BMN adalah SPM dan/atau BAST. Sedangkan dokumen sumber yang digunakan untuk menginput nilai aset pada poin 2 dan 3 adalah Laporan Hasil Penertiban Barang Milik Negara dari Tim Penertiban Barang Milik Negara dan/atau Laporan Hasil Penilaian dari Tim Penilai DJKN. Dari penelitian tersebut di atas penulis menyimpulkan bahwa dasar pengukuran nilai aset tetap pada Kantor Pusat DJKN telah sesuai dengan SAP. b. Perbandingan Jumlah Penambahan Aset Tetap pada Neraca Laporan Keuangan Kantor Pusat DJKN Tahun 2008 dengan mutasi/transaksi aset selama tahun tersebut. Penambahan aset tetap pada neraca laporan keuangan Kantor Pusat DJKN pada tahun 2008 adalah: Nilai Aset Tetap per 31 Desember Nilai Aset Tetap per 31 Desember Penambahan Aset Tetap pada Tahun

25 54 Sedangkan transaksi penambahan dan pengurangan aset tetap Kantor Pusat DJKN selama tahun 2008 adalah: Penambahan : + Saldo Awal Pembelian Transfer Masuk Hibah (Masuk) Reklasifikasi Masuk Koreksi Nilai Tim Penertiban Aset Renovasi Gedung Bukan Milik Sendiri Total Penambahan Pengurangan : - Penghapusan Transfer Keluar Reklasifikasi Keluar Penghentian Aset dari Penggunaan Total Pengurangan Kenaikan Nilai Aset Tetap Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa tidak terdapat selisih antara penambahan aset tetap pada neraca tahun 2008 dengan mutasi/transaksi aset tetap selama tahun c. Meneliti Pelaksanaan Penyusutan Aset Tetap pada Kantor Pusat DJKN. Penyusutan didefinisikan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP 07) sebagai penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset. Selanjutnya Komite Standar Akuntansi Pemerintahan secara teknis mengatur peyusutan aset tetap ini dalam Buletin Teknis (Bultek) 05 Standar Akuntansi Pemerintahan tentang Akuntansi Penyusutan. Adapun langkah-langkah penyusutan dalam buletin teknis ini penulis sertakan dalam lampiran 6.

26 55 Berdasarkan observasi penulis, Kantor Pusat DJKN belum menerapkan penyusutan aset tetap sebagaimana PSAP 07 dan Bultek 05 Standar Akuntansi Pemerintahan. Hal ini juga terjadi di seluruh instansi/satuan kerja pemerintah yang lain. Penyebabnya adalah belum adanya instruksi resmi dari Pemerintah Pusat untuk secara serentak menerapkan akuntansi penyusutan ini, belum adanya menu penyusutan dalam sistem akuntansi instansi, dan belum siapnya sumber daya manusia yang memahami akuntansi penyusutan pada masing-masing satuan kerja. d. Meneliti Pengungkapan Aset Tetap pada Catatan atas Laporan Keuangan DJKN Tahun Berdasarkan PSAP, laporan keuangan harus mengungkapkan untuk masing-masing jenis aset tetap sebagai berikut: 1) Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat (carrying amount); 2) Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan penambahan, pelepasan, akumulasi penyusutan dan perubahan nilai (jika ada), dan mutasi aset tetap lainnya; 3) Informasi penyusutan yang meliputi nilai penyusutan, metode penyusutan yang digunakan, masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan, nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode.

27 56 Laporan keuangan juga harus mengungkapkan: 1) Eksistensi dan batasan hak milik atas aset tetap; 2) Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan dengan aset tetap; 3) Jumlah pengeluaran pada pos aset tetap dalam konstruksi; dan 4) Jumlah komitmen untuk akuisisi aset tetap. Jika aset tetap dicatat pada jumlah yang dinilai kembali, halhal berikut harus diungkapkan: 1) Dasar peraturan untuk menilai kembali aset tetap; 2) Tanggal efektif penilaian kembali; 3) Jika ada, nama penilai independen; 4) Hakikat setiap petunjuk yang digunakan untuk menentukan biaya pengganti; 5) Nilai tercatat setiap jenis aset tetap. Berdasarkan penelitian penulis terhadap Catatan atas Laporan Keuangan Kantor Pusat DJKN Tahun 2008 diperoleh fakta-fakta sebagai berikut: 1). Pada bagian pengungkapan kebijakan akuntansi atas aset tetap, Kantor Pusat DJKN telah mengungkapkan nilai perolehan sebagai dasar penilaian atas aset tercatat dan nilai satuan minimum kapitalisasi, namun belum mengungkapkan bahwa nilai wajar digunakan sebagai dasar penilaian terhadap aset tetap tercatat yang diperoleh sampai dengan 31 Desember 2004.

28 57 2). Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan penambahan dan pengurangan aset tetap telah disajikan kecuali perihal penyusutan aset tetap yang memang belum diterapkan. 3). Eksistensi dan batasan hak milik atas aset tetap tidak seluruhnya diungkapkan/dilampirkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan, namun dilaporkan secara terpisah dalam Laporan Penertiban Barang Milik Negara Kantor Pusat DJKN tanggal 30 Desember ). Terdapat aset tetap yang dicatat dengan nilai wajar (penilaian kembali), namun tidak seluruhnya diungkapkan secara memadai dalam Catatan Atas Laporan Keuangan sesuai dengan kriteria pengungkapan aset yang dinilai kembali seperti tersebut di atas. Hanya laporan penilaian atas tanah dan bangunan saja yang dilampirkan dalam Laporan Keuangan Kantor Pusat DJKN Tahun 2008, sementara laporan penilaian atas barang-barang inventaris lainnya tidak dilampirkan. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pengungkapan aset tetap dalam Catatan atas Laporan Keuangan Kantor Pusat DJKN Tahun 2008 telah memadai kecuali dalam hal penilaian kembali atas aset tetap dengan perolehan sampai dengan 31 Desember 2004 dan dalam hal eksistensi serta batasan hak milik terhadap aset tetap.

29 58 C. Aset Lainnya Aset lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, investasi jangka panjang, dan aset tetap. Termasuk dalam aset lainnya adalah Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) yang jatuh tempo lebih dari satu tahun, Kemitraan dengan Pihak Ketiga, Dana yang Dibatasi Penggunaannya, Aset Tak Berwujud, dan Aset Lain-lain. Aset lainnya yang terdapat pada Neraca Kantor Pusat DJKN tanggal 31 Desember 2008 terdiri dari beberapa kelompok, yaitu: 1. Tagihan Tuntutan Perbendaharaan / Tuntutan Ganti Rugi, 2. Aset Tak Berwujud, dan 3. Aset Lain-lain. 1. Tagihan Tuntutan Perbendaharaan / Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) merupakan suatu proses yang dilakukan terhadap bendahara/ pegawai negeri bukan bendahara dengan tujuan untuk menuntut penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh negara sebagai akibat langsung ataupun tidak langsung dari suatu perbuatan yang melanggar hukum yang dilakukan oleh bendahara/pegawai tersebut atau kelalaian dalam pelaksanaan tugasnya. Nilai TP/TGR pada Neraca Kantor Pusat DJKN tanggal 31 Desember 2008 adalah Rp0,00. Pada Catatan atas Laporan Keuangan Kantor Pusat DJKN Tahun 2008 dijelaskan bahwa pada Neraca Kantor

30 59 Pusat DJKN s.d. 30 Oktober 2008 terdapat saldo nilai Tuntutan Ganti Rugi/Tuntutan Perbendaharaan (TGR/TP) sebesar Rp ,00. Namun demikian, per 31 Desember 2008 saldo TP/TGR tersebut telah dikeluarkan dari Laporan Keuangan Kantor Pusat DJKN mengingat berdasarkan hasil rekonsiliasi data dan Surat Kepala Biro Perencanaan dan Keuangan Nomor S-1293/SJ/2008 tanggal 1 Desember 2008 perihal Tindak Lanjut Penyelesaian Kasus Kerugian Negara di Lingkungan Departemen Keuangan ternyata jumlah tersebut di atas tidak terdapat pada Kantor Pusat DJKN tetapi terdapat pada beberapa satuan kerja vertikal DJKN dengan rincian sebagaimana tersebut pada tabel 4.8. Berdasarkan surat Sekretaris DJKN Nomor S-575/KN.1/2008 tanggal 15 Desember 2008 perihal yang sama, Kantor Pusat DJKN telah menyampaikan pemberitahuan kepada satuan kerja yang terdapat TGR/TP agar melaporkannya kepada Kantor Pusat DJKN dan Sekretariat Jenderal Departemen Keuangan serta membukukannya dalam laporan keuangan satuan kerja masing-masing (lihat lampiran 7). Oleh karena itu, penulis berkesimpulan bahwa penyajian dan pengungkaan saldo TP/TGR Kantor Pusat DJKN tanggal 31 Desember 2008 dapat dipertangungjawabkan. Sisa Kerugian No. Satker Kerugian Negara Angsuran Negara 1 KP2NL Serang/Bandung Rp 21,500,000 Rp 20,000,000 Rp 1,500,000 2 PUPN Cabang NTT Rp 7,650,000 Rp 1,650,000 Rp 6,000,000 3 Kanwil I DJKN Serang Rp 11,700,000 Rp 5,850,000 Rp 5,850,000 4 KPKNL Jakarta II Rp 45,000,000 Rp 5,625,000 Rp 39,375,000 Jumlah Rp 85,850,000 Rp 33,125,000 Rp 52,725,000 Tabel 4.8 Kerugian Negara pada Satker ertikal DJKN

31 60 2. Aset Tak Berwujud Aset Tak Berwujud merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya termasuk hak atas kekayaan intelektual. Aset Tak Berwujud meliputi software komputer; lisensi dan franchise; hak cipta (copyright), paten, goodwill, dan hak lainnya, hasil kajian/penelitian yang memberikan manfaat jangka panjang. Nilai Aset Tak Berwujud Kantor Pusat DJKN pada 31 Desember 2008 adalah sebesar Rp ,00. Nilai ini mengalami kenaikan sebesar 100% jika dibandingkan dengan 31 Desember 2007 yang sebesar Rp0,00. Aset tak berwujud yang terdapat pada Kantor Pusat DJKN berupa Software yang berada di Direktorat Hukum dan Informasi. Dalam catatan atas laporan keuangannya, Kantor Pusat DJKN mengungkapkan bahwa telah terjadi kesalahan pembebanan dalam pengadaan aset tak berwujud berupa software yang seharusnya dibebankan pada belanja modal tetapi dibebankan pada belanja barang berupa kegiatan inventarisasi dan penilaian kekayaan negara/barang milik negara, sub kegiatan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, Mata Anggaran Kegiatan belanja barang non operasional , senilai total Rp ,00. Adapun rincian belanja barang tersebut adalah sebagai berikut:

32 61 a. Pengadaan software dengan bukti SPK-PRJ- 01/KN.PPBJ/HI.1.06/2008 tanggal 7 November 2008 dan bukti pembayaran SP2D No J tanggal 15 Desember 2008 senilai Rp ,00 b. Pengadaan software dengan bukti SPK-PRJ.01/KN/PPBJ/HI.1.05/2008 tanggal 7 November 2008 dan bukti pembayaran SP2D No J tanggal 30 Desember 2008 senilai Rp ,00 Meskipun terdapat kesalahan pelaksanaan prosedur sebagaimana tersebut di atas, penulis beranggapan penyajian dan pengungkapan akun ini adalah wajar karena pengungkapan sudah dibuat secara cukup jelas pada Catatan atas Laporan Keuangan. Selanjutnya mengenai amortisasi terhadap aset tak berwujud ini, Kantor Pusat DJKN belum menentukan masa manfaat dan tingkat amortisasinya karena belum ada ketentuan yang mengatur mengenai akuntansi amortisasi terhadap aset tak berwujud dalam laporan keuangan instansi pemerintahan. 3. Aset Lain-lain Aset Lain-lain merupakan aset lainnya yang tidak dapat dikategorikan ke dalam TPA, Tagihan TGR, Kemitraan dengan Pihak Ketiga, maupun Dana yang Dibatasi Penggunaannya. Aset lain-lain dapat berupa aset tetap pemerintah yang dihentikan dari penggunaan aktif pemerintah.

33 62 Nilai Aset Lain-lain pada periode 31 Desember 2008 sebesar Rp ,00 atau naik 100% jika dibandingkan dengan periode 31 Desember 2007 sebesar Rp0,00. Berdasarkan Catatan atas Laporan Keuangan DJKN Tahun 2008, Aset lain-lain tersebut merupakan Aset Tetap yang Tidak Digunakan dalam Operasi Pemerintahan. Aset yang Tidak Digunakan dalam Operasi Pemerintahan dapat berupa aset dengan kondisi rusak berat ataupun aset yang berdasarkan keputusan Pengguna Barang(PB)/Kuasa Pengguna Barang(KPB) tidak digunakan lagi dalam operasi pemerintahan karena alasan tertentu. Berhubung surat keputusan PB/KPB terhadap aset yang tidak digunakan lagi dalam operasi pemerintahan karena alasan tertentu belum pernah diterbitkan, maka penulis mencoba membandingkan saldo Aset yang Tidak Digunakan dalam Operasi Pemerintahan Kantor Pusat DJKN tanggal 31 Desember 2008 dengan jumlah nilai aset dengan kondisi rusak berat Kantor Pusat DJKN pada tanggal yang sama (lihat lampiran 8). Barang Kondisi Rusak berat Rp 248,658,092 Aset yang Tidak Digunakan dalam Operasi Pemerintahan (Aset Lain-lain) Rp 338,431,764 Selisih Rp 89,773,672 Berdasarkan penelitian tersebut di atas, terdapat selisih antara nilai Barang Kondisi Rusak Berat dengan nilai Aset yang Tidak Digunakan dalam Operasi Pemerintahan sebesar Rp ,00. Diindikasikan perbedaan tersebut terjadi karena adanya duplikasi data dan/atau kesalahan

34 63 input yang dilakukan oleh operator pada aplikasi Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). Berdasarkan keterangan yang penulis dapat dari satker-satker pengguna SIMAK BMN, beberapa satker memang pernah mengalami duplikasi data ketika menggunakan aplikasi ini. Duplikasi data ini berupa penggandaan kuantitas dan nilai barang pada database aplikasi yang terjadi di luar kendali operator sehingga menyebabkan nilai dan kuantitas barang yang tercantum pada laporan yang dihasilkan oleh aplikasi ini lebih besar daripada yang seharusnya. Auditor juga telah memberikan catatan terkait dengan perbedaan nilai kedua akun tersebut di atas dan meminta Kantor Pusat DJKN untuk segera membenahi data yang tercantum pada SIMAK BMN. Dan sampai dengan skripsi ini dibuat, pihak Kantor Pusat DJKN masih melakukan pembenahan database dalam aplikasi SIMAK BMN. Berdasarkan temuan tersebut di atas penulis menyatakan tidak dapat meyakini kewajaran terhadap nilai akun Aset Lain-lain yang tercantum dalam Laporan Keuangan Kantor Pusat DJKN Tahun 2008.

C. PENJELASAN ATAS POS- POS NERACA

C. PENJELASAN ATAS POS- POS NERACA C. PENJELASAN ATAS POS POS NERACA C.1. PENJELASAN UMUM NERACA . Penjelasan atas pospos neraca

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Reviu Laporan Keuangan

Petunjuk Teknis Reviu Laporan Keuangan 1 Petunjuk Teknis Reviu Laporan Keuangan Disampaikan oleh: Mohamad Hardi, Ak. MProf Acc., CA Inspektur I Kementerian Ristek Dikti Pada Rapat Koordinasi Pengawasan 2 Februari 2017 1. PELAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

BALAI BESAR PULP DAN KERTAS NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 31 DESEMBER 2013

BALAI BESAR PULP DAN KERTAS NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 BALAI BESAR PULP DAN KERTAS NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 II. NERACA ( dalam Rp) NAMA PERKIRAAN CATATAN 31 DESEMBR 2014 31 DESEMBER 2013 ASET Aset Lancar C.1 Kas dan Bank Kas di Bendahara

Lebih terperinci

III. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

III. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN III. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Dasar Hukum A. PENJELASAN UMUM A.1. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA PADA LAPORAN BARANG KUASA PENGGUNA UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA BARANG PENGADILAN AGAMA BANJARNEGARA BAGIAN ANGGARAN 5.4 SEMESTER I TAHUN 216 I. Pendahuluan CATATAN

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Kantor Pembinaan Akuntansi Instansi Jakarta semester I Tahun 2013 I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN KANTOR PEMBINAAN AKUNTANSI INSTANSI JAKARTA LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK PERIODE YANG

Lebih terperinci

III. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

III. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN III. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Dasar Hukum A. PENJELASAN UMUM A.1. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

SMK-SMAK MAKASSAR Laporan Keuangan

SMK-SMAK MAKASSAR Laporan Keuangan SMK-SMAK MAKASSAR Laporan Keuangan Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2015 Jalan Urip Sumoharjo, Km.4 Pampang Makassar 1 KATA PENGANTAR Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SIBOLGA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SIBOLGA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga PENGADILAN NEGERI SIBOLGA LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2014 Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga Sibolga Jl. Padangsidimpuan - Sumatera Utara 22553 No. 6 Sibolga Telp. Sibolga

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SIBOLGA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SIBOLGA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga PENGADILAN NEGERI SIBOLGA LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2014 Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga Sibolga Jl. Padangsidimpuan - Sumatera Utara 22553 No. 6 Sibolga Telp. Sibolga

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA PADA LAPORAN BARANG KUASA PENGGUNA UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA BARANG PENGADILAN AGAMA BANJARNEGARA BAGIAN ANGGARAN 005.04 SEMESTER II TAHUN2016 I. Pendahuluan

Lebih terperinci

Laporan Keuangan UAPPA-E1 Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Tahun 2014 (Unaudited) No Jenis Tahun 2014 Tahun 2013

Laporan Keuangan UAPPA-E1 Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Tahun 2014 (Unaudited) No Jenis Tahun 2014 Tahun 2013 Kas di Bendahara Pengeluaran Rp237.135.737 C. PENJELASAN ATAS POS- POS NERACA C.1. Aset Lancar C.1.1. Kas di Bendahara Pengeluaran Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2014 dan 31 Desember

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN BAGIAN ANGGARAN 018

LAPORAN KEUANGAN BAGIAN ANGGARAN 018 LAPORAN KEUANGAN BAGIAN ANGGARAN 018 TAHUN ANGGARAN 2014 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN Untuk Periode Yang Berakhir 31 DESEMBER 2014 Alamat Kantor: (Jalan Raya Mapanget, PO. BOX 1004 Manado

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KLATEN PERIODE 31 Desember 2017

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KLATEN PERIODE 31 Desember 2017 CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KLATEN PERIODE 31 Desember 2017 I. PENDAHULUAN 1. DASAR HUKUM a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; b. Undang-Undang

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SIBOLGA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SIBOLGA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga PENGADILAN NEGERI SIBOLGA LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2013 Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga Sibolga Jl. Padangsidimpuan - Sumatera Utara 22553 No. 6 Sibolga Telp. Sibolga

Lebih terperinci

SALINAN LAMPIRAN II : TATA CARA PEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARA

SALINAN LAMPIRAN II : TATA CARA PEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARA LAMPIRAN II : TATA CARA PEMBUKUAN BARANG MILIK NEGARA A. Pengertian dan maksud pembukuan Pembukuan adalah kegiatan pendaftaran dan pencatatan BMN ke dalam Daftar Barang yang ada pada Kementerian Sosial.

Lebih terperinci

Tabel 12 Rincian Aset lancar per 31 Desember 2014 dan 2013

Tabel 12 Rincian Aset lancar per 31 Desember 2014 dan 2013 Laporan Keuangan Kode Satker 076.01.657605.KD Tahun Anggaran 2014 Unaudited C. PENJELASAN ATAS POSPOS NERACA C.1. Aset Lancar Aset Lancar 811.729.108 Nilai Aset Lancar per 31 Desember 2014 dan 2013 adalah

Lebih terperinci

V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN A. PENJELASAN UMUM A.1. Profil dan Kebijakan Teknis Pengadilan Tinggi Agama Kupang Dasar Hukum Entitas dan Rencana Strategis Tahun 2014 merupakan bagian dari rencana strategis

Lebih terperinci

Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2013 dan 2012 dapat disajikan sebagai berikut:

Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2013 dan 2012 dapat disajikan sebagai berikut: RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 233/PMK.05/2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENGAKUAN DAN PENILAIAN ASET TETAP

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENGAKUAN DAN PENILAIAN ASET TETAP BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENGAKUAN DAN PENILAIAN ASET TETAP Dalam melaksanakan pencatatan dan penilaian aset tetap pemerintah, dokumen sumber utama yang digunakan oleh Kementerian Komunikasi

Lebih terperinci

Realisasi Belanja Negara pada TA 2014 adalah senilai Rp ,00 atau mencapai 90,41% dari alokasi anggaran senilai Rp ,00.

Realisasi Belanja Negara pada TA 2014 adalah senilai Rp ,00 atau mencapai 90,41% dari alokasi anggaran senilai Rp ,00. RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 213/PMK.05/2013 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

Lebih terperinci

BALAI BESAR PULP DAN KERTAS NERACA PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2012

BALAI BESAR PULP DAN KERTAS NERACA PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 BALAI BESAR PULP DAN KERTAS NERACA PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 II. NERACA ( dalam Rp) NAMA PERKIRAAN CATATAN 31 DESEMBER 2013 31 DESEMBER 2012 ASET Aset Lancar C.1 Kas dan Bank Kas di Bendahara Pengeluaran

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN (04)

LAPORAN KEUANGAN (04) PENGADILAN TINGGI AGAMA JAYAPURA LAPORAN KEUANGAN (04) Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2014 Jl. Baru Kotaraja Nomor 103 Jayapura Jl.Baru - Papua Kotaraja 99225 No.103 Telp. Jayapura (0967) 583210

Lebih terperinci

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI Tujuan kebijakan akuntansi adalah menciptakan keseragaman dalam penerapan perlakuan akuntansi dan penyajian laporan keuangan, sehingga meningkatkan daya banding di antara laporan

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA TAHUNAN SEKRETARIAT KOMISI INFORMASI PUSAT KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA TAHUN 2013

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA TAHUNAN SEKRETARIAT KOMISI INFORMASI PUSAT KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA TAHUN 2013 CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA TAHUNAN SEKRETARIAT KOMISI INFORMASI PUSAT KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA TAHUN 2013 I. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA PADA LAPORAN BARANG KUASA PENGGUNA UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA BARANG PENGADILAN AGAMA BANJARNEGARA BAGIAN ANGGARAN 005.01 SEMESTER I TAHUN 2016 I. Pendahuluan

Lebih terperinci

MODUL PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT ABSTRAK

MODUL PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT ABSTRAK LAMPIRAN SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR /KM.6/2013 TENTANG MODUL PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS MODUL PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS

Lebih terperinci

Laporan Barang Kuasa Pengguna Balai Besar Logam dan Mesin Tahun Anggaran 2017

Laporan Barang Kuasa Pengguna Balai Besar Logam dan Mesin Tahun Anggaran 2017 CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA PADA BALAI BESAR LOGAM DAN MESIN PERIODE TAHUN ANGGARAN 2017 I. PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM a) Undang-Undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara; b) Undang-Undang

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PERIODE TAHUN ANGGARAN 2013

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PERIODE TAHUN ANGGARAN 2013 CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PERIODE TAHUN ANGGARAN 2013 I. PENDAHULUAN A. Dasar Hukum 1. Undang- Undang Nomor. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.912, 2011 KEMENTERIAN SOSIAL. PNBP. Pedoman Pengelolaan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 183 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA

Lebih terperinci

IV. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN. Akuntansi Pemerintahan. Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.

IV. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN. Akuntansi Pemerintahan. Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah. IV. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN A. PENJELASAN UMUM Dasar Hukum A.1. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA WONOSARI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun KRT. Judoningrat, Siraman, Wonosari

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA WONOSARI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun KRT. Judoningrat, Siraman, Wonosari PENGADILAN AGAMA WONOSARI LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2013 KRT. Judoningrat, Siraman, Wonosari Gunungkidul KRT. Judoningrat, - DI Yogyakarta Siraman, 55851Wonosari Telp.

Lebih terperinci

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Magetan

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Magetan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Magetan LAPORAN BARANG MILIK NEGARA Untuk Periode Yang Berakhir 30 Juni 2016 TAHUN ANGGARAN 2016 KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MAGETAN Jl. Karya Dharma No. 70 Magetan

Lebih terperinci

BAGIAN ANGGARAN

BAGIAN ANGGARAN BAGIAN ANGGARAN 005.01 LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA TAHUNAN TAHUN ANGGARAN 2012 Jl. K.H. M as Mansyur/Awaluddin

Lebih terperinci

MODUL PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT

MODUL PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR... TENTANG MODUL PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS PEMERINTAH PUSAT MODUL PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP PADA ENTITAS

Lebih terperinci

C. PENJELASAN ATAS POS- POS NERACA C.1. Penjelasan Umum Neraca Komposisi Neraca per 30 Juni 2012 adalah sebagai berikut :

C. PENJELASAN ATAS POS- POS NERACA C.1. Penjelasan Umum Neraca Komposisi Neraca per 30 Juni 2012 adalah sebagai berikut : C. PENJELASAN ATAS POS POS NERACA C.1. Penjelasan Umum Neraca Komposisi Neraca per 30 Juni 2012 adalah sebagai berikut : Tabel 9 Perbandingan Neraca Semester I dan Semester I Uraian Semester I % Kenaikan/

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pengelolaan Dana Kas Kecil Bendahara Pengeluaran adalah orang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA GIRI MENANG. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2013 JL. SOEKARNO-HATTA NO.2, GERUNG

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA GIRI MENANG. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2013 JL. SOEKARNO-HATTA NO.2, GERUNG PENGADILAN AGAMA GIRI MENANG LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun JL. SOEKARNO-HATTA NO.2, GERUNG LOMBOK JL. SOEKARNO-HATTA BARAT - Nusa Tenggara NO.2, Barat GERUNG 83363 Telp.

Lebih terperinci

BAHAN AJAR PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA

BAHAN AJAR PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA BAHAN AJAR PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA DTSS Pengelolaan Barang Milik Negara (Bagi Pengguna Barang) Tahun 2016 Maret 2016 Oktavia E P Pusdiklat KNPK [TYPE THE COMPANY ADDRESS] A. Pembukuan BMN Penatausahaan

Lebih terperinci

I. DASAR HUKUM II. RINGKASAN LAPORAN BARANG

I. DASAR HUKUM II. RINGKASAN LAPORAN BARANG CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA BARANG (UAKPB) SEKRETARIAT KOMISI INFORMASI PUSAT - SEKRETARIAT JENDERAL SEMESTER II - TAHUN ANGGARAN 2011 I. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang

Lebih terperinci

BAGIAN ANGGARAN 015 LAPORAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN ANGGARAN 2011 AUDITED

BAGIAN ANGGARAN 015 LAPORAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN ANGGARAN 2011 AUDITED BAGIAN ANGGARAN 015 LAPORAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN ANGGARAN 2011 AUDITED Jl. Gatot Subroto Kav. 40-42 Jakarta Selatan SISTEMATIKA PENYAJIAN LAPORAN

Lebih terperinci

B. Sasaran Verifikasi Sasaran verifikasi adalah untuk memperoleh keyakinan bahwa laporan

B. Sasaran Verifikasi Sasaran verifikasi adalah untuk memperoleh keyakinan bahwa laporan ketentuan yang berlaku. B. Sasaran Verifikasi Sasaran verifikasi adalah untuk memperoleh keyakinan bahwa laporan keuangan dan laporan BMN entitas akuntansi dan entitas pelaporan telah disusun dan disajikan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong PENGADILAN AGAMA BANGGAI LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2016 Jl. Ki Hajar Dewantara, Kec. Banggai Tengah Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong Kab. Banggai Laut - Sulawesi Tengah

Lebih terperinci

1. Sampul Luar Merupakan sampul luar dari laporan keuangan, memuat informasi mengenai Eselon I dan periode penyampaian laporan keuangan.

1. Sampul Luar Merupakan sampul luar dari laporan keuangan, memuat informasi mengenai Eselon I dan periode penyampaian laporan keuangan. BAGIAN ANGGARAN 015 LAPORAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN ANGGARAN 2010 AUDITED Jl. Gatot Subroto Kav. 40-42 Jakarta Selatan SISTEMATIKA PENYAJIAN LAPORAN

Lebih terperinci

Halaman Kata Pengantar Pernyataan Tanggung Jawab. Daftar Tabel Daftar Grafik. viii Daftar Lampiran. ix Daftar Singkatan

Halaman Kata Pengantar Pernyataan Tanggung Jawab. Daftar Tabel Daftar Grafik. viii Daftar Lampiran. ix Daftar Singkatan DAFTAR ISI Halaman Kata Pengantar i Pernyataan Tanggung Jawab ii Daftar Isi iii Daftar Tabel iv Daftar Grafik viii Daftar Lampiran ix Daftar Singkatan x Ringkasan 1 I. Laporan Realisasi Anggaran 4 II.

Lebih terperinci

C.3 Kas Lainnya dan Setara Kas Saldo Kas Lainnya dan Setara Kas per tanggal 30 Juni 2015 dan 2014 masingmasing

C.3 Kas Lainnya dan Setara Kas Saldo Kas Lainnya dan Setara Kas per tanggal 30 Juni 2015 dan 2014 masingmasing Kas di Bendahara Pengeluaran Rp 851.289.800 C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA C.1 Kas di Bendahara Pengeluaran Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran per 30 Juni 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1256, 2012 KEMENTERIAN KEUANGAN. Likuidasi. Akuntansi. Pelaporan. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 198 /PMK.05/2012 TENTANG PELAKSANAAN

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong PENGADILAN AGAMA BANGGAI LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2016 Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong Banggai Jl. Ki Hajar Laut - Sulawesi Dewantara, Tengah Timbong 94791 Telp. Banggai

Lebih terperinci

C. PENJELASAN ATAS POS- POS NERACA C.1. Penjelasan Umum Neraca Komposisi Neraca per 30 Juni 2012 adalah sebagai berikut :

C. PENJELASAN ATAS POS- POS NERACA C.1. Penjelasan Umum Neraca Komposisi Neraca per 30 Juni 2012 adalah sebagai berikut : C. PENJELASAN ATAS POS POS NERACA C.1. Penjelasan Umum Neraca Komposisi Neraca per 30 Juni 2012 adalah sebagai berikut : Tabel 9 Perbandingan Neraca Semester I dan Semester I Uraian Semester I % Kenaikan/

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN MILITER III - 13 MADIUN. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. SALAK III NO. 38

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN MILITER III - 13 MADIUN. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. SALAK III NO. 38 PENGADILAN MILITER III - 13 MADIUN LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2013 Jl. SALAK III NO. 38 Madiun Jl. SALAK - Jawa III Timur NO. 63131 38 Telp. Madiun 0351-452186 - Jawa

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR Proses Pelaporan Keuangan Urutan siklus akuntansi menurut Indra Bastian (2005) adalah sebagai berikut:

BAB 2 TINJAUAN LITERATUR Proses Pelaporan Keuangan Urutan siklus akuntansi menurut Indra Bastian (2005) adalah sebagai berikut: 9 BAB 2 TINJAUAN LITERATUR 2.1. Proses Pelaporan Keuangan Urutan siklus akuntansi menurut Indra Bastian (2005) adalah sebagai berikut: a. pencatatan bukti-bukti pembukuan dalam buku jurnal. Transaksi yang

Lebih terperinci

CATATAN RINGKAS BARANG MILIK NEGARA TA. 2016

CATATAN RINGKAS BARANG MILIK NEGARA TA. 2016 CATATAN RINGKAS BARANG MILIK NEGARA TA. 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2017 I. PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM bcatatan ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 162/PMK.05/2013 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 162/PMK.05/2013 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 162/PMK.05/2013 TENTANG KEDUDUKAN DAN TANGGUNG JAWAB BENDAHARA PADA SATUAN KERJA PENGELOLA ANGGARAN PENDAPATAN

Lebih terperinci

BALAI BESAR PULP DAN KERTAS

BALAI BESAR PULP DAN KERTAS BALAI BESAR PULP DAN KERTAS Laporan Keuangan Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2014 JALAN RAYA DAYEUHKOLOT No. 132 BANDUNG 40258 KATA PENGANTAR Sebagaimana diamanatkan Undang-undang RI Nomor 17 tahun

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A PENGADILAN AGAMA SANGGAU LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2016 Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A Sanggau Jl. Jend. - Kalimantan Sudirman Barat km 78511 7 No.14A Telp. Sanggau 0564-2025334

Lebih terperinci

Pada hari ini Jumat tanggal Tiga belas bulan Januari tahun Dua Ribu Tujuh belas, bertempat di KOTA MATARAM, kami yang bertanda tangan dibawah ini :

Pada hari ini Jumat tanggal Tiga belas bulan Januari tahun Dua Ribu Tujuh belas, bertempat di KOTA MATARAM, kami yang bertanda tangan dibawah ini : KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA KANTOR WILAYAH DJKN BALI DAN NUSA TENGGARA KPKNL MATARAM Jalan Pendidikan 24 Mataram BERITA ACARA REKONSILIASI DATA BARANG MILIK

Lebih terperinci

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Magetan

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Magetan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Magetan LAPORAN BARANG MILIK NEGARA Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2015 TAHUN ANGGARAN 2015 KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN MAGETAN Jl. Karya Dharma No. 70 Magetan

Lebih terperinci

Petunjuk Update Aplikasi SAIBA dan Referensi SAIBA Versi 3.4

Petunjuk Update Aplikasi SAIBA dan Referensi SAIBA Versi 3.4 Petunjuk Update Aplikasi SAIBA dan Referensi SAIBA Versi 3.4 Hal-hal yang Wajib Diperhatikan: 1. Update Aplikasi dan Referensi SAIBA versi 3.4 agar digunakan dalam penyusunan laporan keuangan tingkat UAKPA

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari Tim Penyusun, Direktorat Jenderal Perbendaharaan

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari Tim Penyusun, Direktorat Jenderal Perbendaharaan MODUL PEMBUKUAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA KATA PENGANTAR Kami ucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyusun

Lebih terperinci

B A B V PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET T ETAP

B A B V PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET T ETAP 41 B A BV PENYUSUTAN BARANG MILIK NEGARA BERUPA ASET TETAP Berdasarkan lampiran I Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, khususnya Paragraf 52 Pernyataan Standar

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SIBOLGA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SIBOLGA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga PENGADILAN NEGERI SIBOLGA LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2013 Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga Sibolga - Sumatera Utara 22553 Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga Telp. 0631 23204/21572

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA SEMESTER II PERIODE 31 DESEMBER 2015 TAHUN 2015

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA SEMESTER II PERIODE 31 DESEMBER 2015 TAHUN 2015 CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA SEMESTER II PERIODE 31 DESEMBER 2015 TAHUN 2015 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN-SMAK MAKASSAR PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (PUSDIKLAT) INDUSTRI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS <KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA> (Diisi dengan rencana strategis Kementerian Negara/Lembaga)

RENCANA STRATEGIS <KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA> (Diisi dengan rencana strategis Kementerian Negara/Lembaga) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (UNAUDITED/AUDITED)* A. PENJELASAN UMUM Dasar Hukum A.1. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA /ESELON I/SATUAN KERJA...

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA /ESELON I/SATUAN KERJA... LAMPIRAN VI CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA /ESELON I/SATUAN KERJA... I. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A PENGADILAN AGAMA SANGGAU LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2014 Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A Sanggau Jl. Jend. - Kalimantan Sudirman Barat km 78511 7 No.14A Telp. Sanggau 0564-2025335

Lebih terperinci

1.3 Sistematika penulisan catatan atas laporan SKPD

1.3 Sistematika penulisan catatan atas laporan SKPD CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO Laporan keuangan Tahun Anggaran 2016 ini kami sajikan secara lengkap sebagai salah satu wujud transparansi

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA DUMAI. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Putri Tujuh. Telp. Dumai Riau Fax.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA DUMAI. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Putri Tujuh. Telp. Dumai Riau Fax. PENGADILAN AGAMA DUMAI LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2016 Jl. Putri Tujuh Dumai Jl. Putri - Riau Tujuh 28812 Telp. Dumai 076531928 - Riau Fax. 076531928 e-mail : keuanganpadumai@ymail.com

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL KEKAYAAN NEGARA Gedung Syafrudin Prawiranegara Lantai 10 Utara Jalan Lapangan Banteng Timur No. 2-4 Jakarta 10710 Telepon : 3449230 (7 saluran),

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA POLEWALI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Budi utomo No. 23

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA POLEWALI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Budi utomo No. 23 PENGADILAN AGAMA POLEWALI LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2014 Jl. Budi utomo No. 23 Polewali Jl. Budi Mandar utomo - Sulawesi No. 23 Barat 91315 Telp. Polewali (0428) 23234

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A PENGADILAN AGAMA SANGGAU LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2014 Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A Sanggau Jl. Jend. - Kalimantan Sudirman Barat km 78511 7 No.14A Telp. Sanggau

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG POLITIK, HUKUM, DAN KEAMANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENATAUSAHAAN BARANG MILIK NEGARA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 265/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BELANJA LAIN-LAIN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 265/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BELANJA LAIN-LAIN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 265/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BELANJA LAIN-LAIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (AUDITED) A. PENJELASAN UMUM A.1. DASAR HUKUM A.2. KEBIJAKAN TEKNIS BPK RI. Laporan Keuangan BPK RI Tahun 2008 (Audited)

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (AUDITED) A. PENJELASAN UMUM A.1. DASAR HUKUM A.2. KEBIJAKAN TEKNIS BPK RI. Laporan Keuangan BPK RI Tahun 2008 (Audited) CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (AUDITED) A. PENJELASAN UMUM Dasar Hukum Rencana Strategis A.1. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004

Lebih terperinci

C. PENJELASAN ATAS POS- POS NERACA C.1. POSISI KEUANGAN SECARA UMUM

C. PENJELASAN ATAS POS- POS NERACA C.1. POSISI KEUANGAN SECARA UMUM C. PENJELASAN ATAS POS POS NERACA C.1. POSISI KEUANGAN SECARA UMUM Posisi Neraca Pengadilan Agama Banjarmasin per tanggal 30 Juni 2012 adalah sebagai berikut, Aset sebesar Rp. 3.710.579.481, Kewajiban

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA AMUNTAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2015

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA AMUNTAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2015 PENGADILAN AGAMA AMUNTAI LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2015 Jl.Empu Mandastana No.10 Kel.Sungai Malang Kec. Amuntai Tengah Hulu Jl.Empu Sungai Mandastana Utara - Kalimantan

Lebih terperinci

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 05/IN/M/2011 TENTANG

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 05/IN/M/2011 TENTANG MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA INSTRUKSI MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 05/IN/M/2011 TENTANG PENGAMANAN DAN PENATAUSAHAAN BARANG PERSEDIAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM MENTERI PEKERJAAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 272/PMk.05/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 272/PMk.05/2014 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 272/PMk.05/2014 TENTANG PELAKSANAAN LIKUIDASI ENTITAS AKUNTANSI DAN ENTITAS PELAPORAN PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA BANGLI

PENGADILAN AGAMA BANGLI KATA PENGANTAR Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara bahwa Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA POLEWALI. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Budi utomo No. 23

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA POLEWALI. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Budi utomo No. 23 PENGADILAN AGAMA POLEWALI LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2014 Jl. Budi utomo No. 23 Polewali Jl. Budi Mandar utomo - Sulawesi No. 23 Barat 91315 Telp. Polewali (0428) 23234

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (Lembaran Ne

2017, No Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (Lembaran Ne No.532, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Likuidasi Entitas Akuntansi. Entitas Pelaporan pada Kementerian Negara/Lembaga. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A PENGADILAN AGAMA SANGGAU LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2016 Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A Sanggau Jl. Jend. - Kalimantan Sudirman Barat km 78511 7 No.14A Telp. Sanggau 0564-2025334

Lebih terperinci

c. jumlah bagian lancar TGR/TPA ini dimasukkan ke kelompok aset

c. jumlah bagian lancar TGR/TPA ini dimasukkan ke kelompok aset 8. Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak a. piutang penerimaan negara bukan pajak disajikan sebesar nilai tagihan yang belum dibayarkan ditambah denda atas piutang tersebut jika ada. b. piutang dienth

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA SUNGGUMINASA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jalan Masjid Agung No. 25 Sungguminasa

PENGADILAN AGAMA SUNGGUMINASA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jalan Masjid Agung No. 25 Sungguminasa PENGADILAN AGAMA SUNGGUMINASA LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2013 Jalan Masjid Agung No. 25 Sungguminasa Jalan Masjid Agung No. 25 Sungguminasa Gowa - Sulawesi Selatan 92111

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA (CALBMN) AUDITED UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA BARANG (UAKPB) UNIVERSITAS BENGKULU TA.

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA (CALBMN) AUDITED UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA BARANG (UAKPB) UNIVERSITAS BENGKULU TA. KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS BENGKULU Jalan W.R. Supratman, Kandang Limun Bengkulu 38371A Telpon (0736) 21170, 26793 Faksimile (0736) 20815 Laman : //www.unib.ac.id e-mail

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN (01)

LAPORAN KEUANGAN (01) PENGADILAN TINGGI AGAMA JAYAPURA LAPORAN KEUANGAN (01) Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2014 Jalan Baru Kotaraja Nomor 103 Jayapura Jl.Baru - Papua Kotaraja 99225 No.103 Telp. Jayapura (0967)

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA GIRI MENANG. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2014 JL. SOEKARNO-HATTA NO.2, GERUNG

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA GIRI MENANG. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2014 JL. SOEKARNO-HATTA NO.2, GERUNG PENGADILAN AGAMA GIRI MENANG LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2014 JL. SOEKARNO-HATTA NO.2, GERUNG LOMBOK JL. SOEKARNO-HATTA BARAT - Nusa Tenggara NO.2, Barat GERUNG 83363

Lebih terperinci

INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERHUBUNGAN INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Laporan Keuangan Audited Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2013 Jalan Medan Merdeka Barat No. 8 Jakarta KATA PENGANTAR Sebagaimana diamanatkan UndangUndang

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA

CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA CATATAN ATAS LAPORAN BARANG MILIK NEGARA PADA LAPORAN BARANG KUASA PENGGUNA UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA BARANG PENGADILAN AGAMA BANJARNEGARA BAGIAN ANGGARAN 5.1 SEMESTER II TAHUN216 I. Pendahuluan a.

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jln. R.A. Kartini No. 18/23

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jln. R.A. Kartini No. 18/23 PENGADILAN NEGERI MAKASSAR LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2017 Jln. R.A. Kartini No. 18/23 MAKASSAR Jln. R.A. - Kartini Sulawesi No. Selatan 18/23 90111 Telp. MAKASSAR 04113624058

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PURWOREJO. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jalan Pahlawan. Purworejo - Jawa Tengah

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PURWOREJO. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jalan Pahlawan. Purworejo - Jawa Tengah PENGADILAN AGAMA PURWOREJO LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2014 Jalan Pahlawan Purworejo - Jawa Tengah Jalan Pahlawan No.5 Purworejo - Jawa Tengah 54171 Telp. 0275-323180 Fax.

Lebih terperinci

NOMOR 73 /PMK.05/2008 TENTANG

NOMOR 73 /PMK.05/2008 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 73 /PMK.05/2008 TENTANG TATA CARA PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA/KANTOR/SATUAN KERJA MENTERI KEUANGAN,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.48/MENHUT-II/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.48/MENHUT-II/2012 TENTANG 1 PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.48/MENHUT-II/2012 TENTANG PENATAUSAHAAN PERSEDIAAN LINGKUP KEMENTERIAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK

Lebih terperinci

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 183 TAHUN 2011 TENTANG

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 183 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 183 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PINRANG. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Jl. Bintang. Pinrang Jl. Bintang - Sulawesi Selatan 91212

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PINRANG. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Jl. Bintang. Pinrang Jl. Bintang - Sulawesi Selatan 91212 PENGADILAN AGAMA PINRANG LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni 2015 Jl. Bintang Pinrang Jl. Bintang - Sulawesi Selatan 91212 Telp. Pinrang 0421-921145 - Sulawesi Fax. 0421-921145 Selatan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN BAGIAN ANGGARAN 018 SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2014

LAPORAN KEUANGAN BAGIAN ANGGARAN 018 SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2014 LAPORAN KEUANGAN BAGIAN ANGGARAN 018 SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2014 BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN 018.09.648673 Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2014 BADAN PENELITIAN

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. K.H. Mas Mansyur/Awaluddin II/2, Tanah Abang

PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. K.H. Mas Mansyur/Awaluddin II/2, Tanah Abang PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2013 Jl. Rawasari Selatan No. 51 Cempaka Putih Jl. K.H. Mas Mansyur/Awaluddin II/2, Tanah Abang Jakarta Pusat

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A PENGADILAN AGAMA SANGGAU LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2017 Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A Sanggau Jl. Jend. - Kalimantan Sudirman Barat km 78511 7 No.14A Telp. Sanggau 0564-2025334

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong PENGADILAN AGAMA BANGGAI LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2015 Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong Banggai Jl. Ki Hajar Laut - Sulawesi Dewantara, Tengah Timbong 94791 Telp. Banggai

Lebih terperinci

PENGADILAN AGAMA BENGKULU KELAS IA LAPORAN KEUANGAN

PENGADILAN AGAMA BENGKULU KELAS IA LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BENGKULU KELAS IA LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2014 Jalan Jend Basuki Rahmat No 11 Kota Bengkulu Bengkulu Jalan Jend - Bengkulu Basuki 38221 Rahmat No 11

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Semester 1 Tahun 2013

Laporan Keuangan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Semester 1 Tahun 2013 RINGKASAN Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 sebagaimana telah diubah dengan 233/PMK.05/2011

Lebih terperinci