BAB IX KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. manusia yang andal. Dengan kurikulum yang senantiasa disesuaikan
|
|
- Hartono Pranata
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 257 BAB IX KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 9.1 Kesimpulan Penelitian perkembangan lembaga pendidikan tinggi pariwisata swasta di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dapat memenuhi kebutuhan sumber daya manusia yang andal. Dengan kurikulum yang senantiasa disesuaikan dengan tuntutan industri pariwisata, menggunakan sarana dan prasarana yang memenuhi syarat, serta dibantu tenaga pendidik yang sesuai dengan ketetapan dari pemerintah dan tenaga kependidikan, mampu mewujudkan lulusan lembaga pendidikan tinggi yang andal. Terdapat 4 hal yang dijadikan sebagai indikator dalam rangka meningkatkan lembaga pendidikan tinggi pariwisata yakni dengan melihat upaya lembaga pendidikan dalam meraih status akreditasinya. Kurikulum yang senantiasa disesuaikan dengan kebutuhan industri dan masyarakat. Tenaga pendidik yang dimiliki oleh lembaga pendidikan tinggi pariwisata di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta senantiasa meng up date dirinya dengan kekinian, melakukan proses belajar mengajar dengan ditunjang dengan fasilitas sarana dan prasarana yang memadai. Faktor yang mendorong munculnya lembaga pendidikan pariwisata dipicu adanya perhatian pemerintah terhadap perkembangan dalam sektor pariwisata, Perhatian pemerintah ini diwujudkan dengan adanya kemudahan-kemudahan pendirian lembaga pendidikan, dari tahun 1970 ditandai dengan berdirinya
2 258 Akademi Kepariwisataan Indonesia, tahun 1977 berdiri Akademi Pariwisata Buana Wisata, kemudian tahun 1983 berdiri Akademi Pariwisata Indraphrasta, tahun 1987 berdiri Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA dan. tahun 1989 berdiri Akademi Pariwisata Yogyakarta. Kemudian tahun 1992 berdiri Akademi Pariwisata Dharma Nusantara Sakti dan tahun 1994 berdiri Akademi Pariwisata Stipary. Pada tahun 2001 berdiri Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata dan Akademi Pariwisata Ambarrukmo, dan terakhir tahun 2006 ditandai dengan berdirinya Akademi Pariwisata BSI. Dari ke delapan lembaga pendidikan tinggi pariwisata yang berada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta didominasi oleh lembaga pendidikan yang berjenjang pendidikan diploma 3 dengan jurusan perhotelan. Pada tahun 2001, terjadi penambahan program studi adminstrasi hotel dan manajemen hotel di Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA. Dengan adanya pertumbuhan di sektor pariwisata dapat menciptakan 4 lapangan pekerjaan baru. Adapun kebutuhan sumber daya manusia sektor pariwisata di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Istimewa tahun 1970 dapat diperinci sebagai berikut, kebutuhan keseluruhan sumber daya manusia sektor pariwisata sebanyak 851orang, yang terbagi atas sumber daya manusia pada hotel 535 orang, restoran sebanyak 216 orang, biro perjalanan wisata sebanyak 102 orang, dan pusat informasi pariwisata sebanyak 4 orang. Banyaknya sumber daya manusia yang tidak berkualitas dalam mengelola amenitas, daya tarik wisata, dan aksesibilitas, mengakibatkan pengelolaan sektor pariwisata menjadi kurang maksimal.
3 259 Perkembangan Lembaga Pendidikan Tinggi Pariwisata Swasta pada periode tahun Keberadaan Politeknik API, Akademi Pariwisata Indraprasta, Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA, dan Akademi Pariwisata Yogyakarta sampai saat ini, secara kualitas dapat memenuhi kebutuhan sumber daya manusia pariwisata di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini dibuktikan dengan kurikulum yang di miliiki oleh Politeknik API, Akademi Pariwisata Indraphrasta, Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA maupun Akademi Pariwisata Yogyakarta senantiasa berubah dan mengakomodir kebutuhan industri pariwisata. Dengan tahapan melalui kurikulum nasional tahun 1994 dan pada tahun Politeknik API dan Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA, memiliki sarana dan prasarana praktek laboratoriun yang sangat memadai dan gedung perkuliahan milik sendiri, Akademi Pariwisata Indraphrata dan Akademi Pariwisata Yogyakarta dalam proses belajar mengajarnya menggunakan gedung sewa. Akademi Pariwisata Indraphrasta menggunakan sarana prasarana sederhana untuk praktek laboratorium mahasiswa, Akparyo bekerja sama dengan Hotel Abadi untuk laboratorium praktek mahasiswanya. Di dalam proses belajar dan mengajarnya, Politeknik API, Akademi Pariwisata Indraphrasta, Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA, Akparyo, diampu oleh dosen tetap dan dosen tidak tetap yang sebagian besar belum menyesuaikan diri dengan Undang-Undang Nomor 14 tahun Menggunakan struktur organisasi sederhana, dimana dosen merangkap menjadi tenaga kependidikan, namun dengan job discription yang jelas dapat
4 260 memperlancar proses belajar mengajarnya. Politeknik API, Akademi Pariwisata Indraphrasta, dan Akparyo memiliki jumlah mahasiswa yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA. Meskipun pada akhirnya dapat meluluskan sumber daya manusia pariwisata yang profesional dan andal. Ini dibuktikan dengan alumni-alumninya yang banyak bekerja di sektor pariwisata. Perkembangan Lembaga Pendidikan Pariwisata Swasta Periode 1990 tahun Pada periode ini ditandai dengan timbulnya Akademi Pariwisata Dharma Nusantara Sakti, Akademi Pariwisata Stipary, dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata. Ke tiga lembaga pendidikan tinggi pariwisata swasta ini, dapat melaksanakan proses belajar mengajar dengan baik, senantiasa berpedoman pada kurikulum yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan sosial yang ada, serta materi pembelajaran yang selalu diselaraskan dan disesuaikan dengan kebutuhan industri pariwisata,melalui kurikulum nasional tahun 1994 dan pada tahun Ke tiga lembaga pendidikan tinggi pariwisata ini dalam proses belajar mengajaranya ditopang dengan sarana dan prasarana yang sederhana, bahkan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata bekerja sama dengan Politeknik API dalam menyelenggarakan praktek laboratorium kampus.akparda, Akademi Pariwista Stipary, merupakan lembaga pendidikan tinggi pariwisata yang menyelenggarakan proses pembelajaran. Ketiga lembaga pendidikan ini memiliki dosen tetap dan dosen tidak tetap, dimana sebagian besar belum memenuhi syarat yang ditetapkan oleh Undang-Undang Nomor 14 tahun Disamping itu,
5 261 memiliki sistem manajemen yang sederhana, dengan struktur organisasi yang sederhana, terjadi perangkapan tugas pada tenaga kependidikannya. Akparda, Akademi Pariwisata Stipary dan STIEPar API memiliki mahasiswa yang jumlahnya tidak terlalu banyak. Namun demikian dapat menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi sesuai dengan kualifikasi lulusan. Perkembangan Lembaga Pendidikan Pariwisata Swasta Periode tahun Keberadaan Sekolah Tinggi Pariwisata Stipram dan Akademi Pariwisata BSI sampai saat ini, secara kualitas dapat memenuhi kebutuhan sumberdaya manusia pariwisata di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Sebagai lembaga pendidikan yang lahir pada tahun 2000 an, di dalam menyelenggarakan perkuliahannya menggunakan kurikulum yang sudah lebih disempurnakan melalui Surat Keterangan Mendiknas No.232/U/2000. Kedua lembaga pendidikan tinggi pariwisata ini dalam menyelenggarakan perkuliahannya dibantu dosen tetap dan dosen tidak tetap yang berkualitas sehingga dapat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas. Memiliki struktur organisasi yang sederhana, tenaga kependidikan sebagian besar merangkap sebagai tenaga pendidik, ditopang oleh sumber dana tetap, semakin memperlancar kegiatan belajar mahasiswa. Sekolah Tinggi Pariwisata Stipram memiliki jumlah mahasiswa yang lebih banyak dibandingkan dengan Akademi Pariwisata BSI. Kedua lembaga tersebut telah menghasilkan lulusan yang bekerja di industri pariwisata. Sumberdaya manusia yang telah memiliki kompetensi tersebut akan bekerja sesuai dengan standar
6 262 operasional yang sudah ditetapkan serta mampu memunculkan inovasi, berkreasi, yang pada akhirnya dapat memberi nilai tambah pada sektor pariwisata. 9.2 Rekomendasi Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta sebagai daerah tujuan wisata memerlukan upaya untuk melestarikan daya tarik yangtelah tersedia, Daya tarik tersebut merupakan kekayaan yang tidak ternilai. Rekomendasi yang diberikan sebagai berikut : 1. Perlu segera melakukan penyesuaian dosen pengajar, sehingga dapat tidak mengganggu proses belajar mengajarnya. 2. Perlu perbaikan sarana dan prasarana, penerapan kurikukulum yang berbasis kompetensi agar mampu menciptakan sumberdaya manusia pariwisata yang profesional dan andal..
HUBUNGAN PARIWISATA DAN PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Saryani Dosen Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA Yogyakarta
HUBUNGAN PARIWISATA DAN PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Saryani Dosen Sekolah Tinggi Pariwisata AMPTA Yogyakarta ABSTRAK Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan di. meningkatkan produktivitas kreativitas, kualitas, dan efisiensi kerja.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional merupakan bagian yang saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan dengan pembangunan pendidikan dan latihan kerja. Dalam GBHN dinyatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk Indonesia semakin bertambah setiap tahunnya. Data Badan Pusat Statistik menyebutkan bahwa penduduk Indonesia hingga tahun 2016 yaitu sebanyak 255.461.700 jiwa.
Lebih terperinciSosialisasi Pendirian, Perubahan, Pembubaran PTN, dan Pendirian, Peubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta
Sosialisasi Pendirian, Perubahan, Pembubaran PTN, dan Pendirian, Peubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Ditjen Kelembagaan Iptek dan Dikti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berbagai belahan dunia. Pertumbuhan ekonomi ini tidak lepas dari peran industri
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sumber bagi pertumbuhan ekonomi di berbagai belahan dunia. Pertumbuhan ekonomi ini tidak lepas dari peran industri pariwisata dunia
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PERMEN-KP/2017 TENTANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEMIMPIN DAN PENDIDIK PADA SATUAN PENDIDIKAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43/PERMEN-KP/2017 TENTANG PENGANGKATAN, PEMINDAHAN, DAN PEMBERHENTIAN PEMIMPIN DAN PENDIDIK PADA SATUAN PENDIDIKAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA POLITEKNIK PARIWISATA MAKASSAR
SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA POLITEKNIK PARIWISATA MAKASSAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA. Tentang
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 108/DIKTI/Kep/2001 Tentang PEDOMAN PEMBUKAAN PROGRAM STUDI DAN/ATAU JURUSAN BERDASARKAN KEPUTUSAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. internasional. Hal ini sejalan dengan Kementerian Pendidikan Nasional yang memiliki target
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kunci utama kemajuan suatu bangsa adalah pendidikan, bersama pendidikan akan mengantarkan bangsa ini menjadi negara yang lebih unggul dalam meningkatkan
Lebih terperinciPENGENALAN TUGAS BIDANG UMUM DAN KEUANGAN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MULAWARMAN
PENGENALAN TUGAS BIDANG UMUM DAN KEUANGAN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MULAWARMAN Temu Orang Tua/Wali Mahasiswa Baru TA 2017/2018 Samarinda, 28 Agustus 2017 PENDAHULUAN Layanan Bidang Umum dan Keuangan pada
Lebih terperinciKEPUTUSAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 234/U/2000
KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 234/U/2000 TENTANG PEDOMAN PENDIRIAN PERGURUAN TINGGI MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 118
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2014 PENDIDIKAN. Pelatihan. Penyuluhan. Perikanan. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5564) PERATURAN PEMERINTAH
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 234/U/2000 TENTANG PEDOMAN PENDIRIAN PERGURUAN TINGGI
KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 234/U/2000 TENTANG PEDOMAN PENDIRIAN PERGURUAN TINGGI MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 118
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. temuan penelitian dan pembahasan yang telah penulis paparkan sebelumnya
106 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Pada bab ini akan dikemukakan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil temuan penelitian yang disajikan dalam bentuk kesimpulan penelitian berdasarkan
Lebih terperinciKementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Oleh Prof.Dr.Bernadette Waluyo,SH., MH.,CN
Persyaratan dan Dokumen Penggabungan atau Penyatuan PTS Berdasarkan Permenristekdkti No. 100 Tahun 2016 Tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran PTN, dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin PTS Oleh
Lebih terperinciSALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 234/U/2000 TENTANG PEDOMAN PENDIRIAN PERGURUAN TINGGI
SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 234/U/2000 TENTANG PEDOMAN PENDIRIAN PERGURUAN TINGGI MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG PENDIRIAN PERGURUAN TINGGI
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG PENDIRIAN PERGURUAN TINGGI NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. Indonesia yang oleh kebanyakan orang dijadikan sebagai daerah tujuan
BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu propinsi di Indonesia yang oleh kebanyakan orang dijadikan sebagai daerah tujuan wisata, baik itu oleh wisatawan
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Nomor : 108/DIKTI/Kep/2001 Tentang PEDOMAN PEMBUKAAN PROGRAM STUDI DAN / ATAU JURUSAN BERDASARKAN KEPUTUSAN
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 223 /U/1998 TENTANG
SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 223 /U/1998 TENTANG KERJASAMA ANTAR PERGURUAN TINGGI MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN, Menimbang : a. bahwa dengan meningkatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini sedang berusaha melaksanakan pembangunan nasional di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia saat ini sedang berusaha melaksanakan pembangunan nasional di segala bidang, usaha ini tentu sangat dipengaruhi oleh manusia yang berkualitas, karenanya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah termasuk di dalamnya
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia terletak diantara dua benua, yaitu Australia dan Asia, serta diantara dua samudera (Samudera Pasifik dan Samudera Hindia). Sebagai Negara kepulauan,
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Daya Saing Sektor Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta Menggunakan Metode Shift Share Metode shift share digunakan dalam penelitian ini untuk melihat
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STATUTA PERGURUAN TINGGI
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN STATUTA PERGURUAN TINGGI DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Nomor : 108/DIKTI/Kep/2001 Tentang PEDOMAN PEMBUKAAN PROGRAM STUDI DAN / ATAU JURUSAN BERDASARKAN KEPUTUSAN
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sektor yang terpengaruh oleh migas di Kabupaten Bojonegoro adalah sektor industri pengolahan;
Lebih terperinciBAGAN ORGANISASI SUBBAGIAN TATA USAHA SUBDIREKTORAT PEMBELAJARAN SUBDIREKTORAT SUBDIREKTORAT SARANA DAN PRASARANA SUBDIREKTORAT
JENDERAL Hasil Penyempurnaan Tanggal 18 Desember 2010 JENDERAL SEKRETARIAT JENDERAL PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN KEUANGAN HUKUM DAN KEPEGAWAIAN UMUM PEMBINAAN SEKOLAH DASAR PEMBINAAN SEKOLAH PEMBINAAN
Lebih terperinciBAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI. A. Sejarah Singkat Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI A. Sejarah Singkat Fakultas Ekonomi pada awalnya diprakarsai oleh pemuka masyarakat Sumatera Utara dan Aceh dengan membentuk Yayasan USU dan mendirikan Fakultas Kedokeran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Kota Bandung (Sumber: Pengadilan Negeri Bandung, 2017 )
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Kota Bandung merupakan kota metropolitan terbesar di Provinsi Jawa Barat dan juga merupakan ibu kota provinsi tersebut. Kota ini merupakan kota terbesar
Lebih terperinciRENCANA OPERASIONAL TEKNIK MESIN (RENOP) UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA TAHUN
RENCANA OPERASIONAL TEKNIK MESIN (RENOP) UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA TAHUN 2013 2022 SK: 062/SK.Kap/JTM/FT/UP/VII/2014 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN...1 BAB II VISI DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selanjutnya bank umum swasta nasional non devisa, bank persero, bank asing, bank
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelompok bank yang memiliki kinerja paling baik selama periode 2010 sampai dengan 2014 berdasarkan analisis 7 (tujuh) rasio keuangan yakni CAR, ROA, BOPO, LAR, LDR,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan Desa Tanjung Binga merupakan salah satu kawasan yang berada di zona pusat pengembangan pariwisata di Belitung yaitu terletak di Kecamatan Sijuk kawasan pesisir
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Sistem pendidikan nasional di Indonesia terdiri dari sub-sistem atau
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Sistem pendidikan nasional di Indonesia terdiri dari sub-sistem atau komponen-komponen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Salah
Lebih terperinciSTANDAR PENGELOLAAN PEMBELAJARAN
STD-SPM.Pol//7/2017 STD-SPM.Pol//7/2017 1. Visi dan Misi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surakarta Visi : Misi : Menjadi Institusi pendidikan tinggi kesehatan yang unggul, kompetitif dan bertaraf
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap daerah di Indonesia memperoleh hak untuk melakukan otonomi daerah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap daerah di Indonesia memperoleh hak untuk melakukan otonomi daerah dengan kewenangan yang luas, nyata, dan bertanggung jawab yang dapat menjamin perkembangan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Setiap orang, terutama warga negara Indonesia memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang
Lebih terperinciPendirian, Perubahan Bentuk, dan Pembukaan Program Studi Perguruan Tinggi Swasta
Prosedur Pendirian PTS dan Penyelenggaraan Program StPPudi PTS 0 PERSYARATAN DAN PROSEDUR Pendirian, Perubahan Bentuk, dan Pembukaan Program Studi Perguruan Tinggi Swasta Kementerian Riset, Teknologi,
Lebih terperinciDASAR PERENCANAAN STRATEGIS
DASAR PERENCANAAN STRATEGIS 1. Visi Program Studi Mewujudkan program studi Administrasi Negara yang mampu menciptakan lulusan yang unggul, mandiri, berbudaya, dinamis, kritis dan inovatif dalam bidang
Lebih terperinciFAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN BAU BAU
KEBIJAKAN AKADEMIK FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN BAU BAU DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i KATA PENGANTAR ii BAB I. PENDAHULUAN 1 BAB II. ARAH KEBIJAKAN 2 2.1 Kebijakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan pendidikan pada
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan peserta didik, setelah lulus,
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN PENYULUHAN PERIKANAN
SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN, PELATIHAN, DAN PENYULUHAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciManual Mutu Sumber Daya Manusia Universitas Sanata Dharma MM.LPM-USD.10
Manual Mutu Sumber Daya Manusia Universitas Sanata Dharma MM.LPM-USD.10 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 3 1.2 Tujuan 3 Halaman BAB 2 PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP
Lebih terperinci2016, No Pemasyarakatan, perlu menetapkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia tentang Organisasi dan Tata Kerja Politeknik Ilmu Pemas
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.522, 2016 KEMENKUMHAM. Politeknik Ilmu Pemasyarakatan. ORTA. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses
Lebih terperinciBAB II PROFIL FAKULTAS EKONOMI. A. Sejarah Ringkas Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
BAB II PROFIL FAKULTAS EKONOMI A. Sejarah Ringkas Fakultas Ekonomi Fakultas Ekonomi pertama kali berkedudukan di Banda Aceh. Pada tahun 1961 membuka Fakultas Ekonomi yang bertempat di Medan. Penetapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin besar dan memberatkan di sebagian besar anggota masyarakat. Tingginya biaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kondisi krisis multidimensi yang berkepanjangan, pendidikan telah menarik perhatian berbagai pihak setelah bergeser menjadi salah satu pos pengeluaran yang semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor penting bagi kelangsungan kehidupan bangsa dan faktor pendukung yang memegang peranan penting di seluruh sektor kehidupan. Pembangunan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada akhir tahun 2015 ini, negara-negara yang tergabung dalam ASEAN, akan memasuki era baru penerapan perdagangan bebas kawasan Asia Tenggara, yaitu ASEAN Free Trade
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA SURABAYA RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN
PEMERINTAH KOTA SURABAYA RINCIAN LAPORAN ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2012 URUSAN PEMERINTAHAN ORGANISASI : : 1 01 Pendidikan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI. A. Sejarah Singkat Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI A. Sejarah Singkat Fakultas Ekonomi (USU) diprakarsai oleh pemuka masyarakat Sumatera Utara dan Aceh dengan membentuk Yayasan USU. Fakultas Kedokteran merupakan fakultas
Lebih terperinciMENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA
SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PEMBUKAAN, PERUBAHAN,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan, berdasarkan kemampuan nasional dengan
Lebih terperinciDESKRIPTIF STATISTIK PTAI
DESKRIPTIF STATISTIK PTAI Deskriptif Statistik PTAI Statistik Pendidikan Islam Tahun 2008/2009 A. Lembaga Jumlah lembaga yang berhasil didata pada pendataan PTAI Tahun 2007/2008 sebanyak 558 lembaga, yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bangsa merupakan lembaga pendidikan dengan Standar Sekolah Nasional Plus
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Sekolah Dasar Pelita Bangsa didirikan pada tanggal 27 September 2003 oleh Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung. Sekolah Pelita Bangsa merupakan
Lebih terperinciSTANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN BADAN PENJAMINAN MUTU (BAJAMTU) UNIVERSITAS GUNADARMA 2017 Deskripsi Menurut Undang-Undang nomor 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif bertujuan untuk mendapatkan gambaran dari suatu keadaan yang ada
Lebih terperinciSTANDAR 1 VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN SERTA STRATEGI PENCAPAIAN. Studi, Serta Pihak-Pihak Yang Dilibatkan.
STANDAR 1 VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN SERTA STRATEGI PENCAPAIAN 1.1 Visi, Misi, Tujuan Dan Sasaran Serta Strategi Pencapaian. 1.1.1 Jelaskan Mekanisme Penyusunan Visi, Misi, Tujuan Dan Sasaran Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan komponen yang sangat penting dalam mencetak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan komponen yang sangat penting dalam mencetak sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan sangat membantu peserta didik dalam usaha mengembangkan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU
SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU
Lebih terperinciStandar Kompetensi Lulusan Acuan Standar Lain
Standar Kompetensi Lulusan Acuan Standar Lain Pasal 5 ayat (2) Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 Standar kompetensi lulusan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran lulusan digunakan sebagai
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 838 Tahun : 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI AKADEMI KEPERAWATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciTRACER STUDY MAHASISWA LULUSAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI. Sriyono Dosen Jurusan Geografi FIS - UNNES. Abstrak
TRACER STUDY MAHASISWA LULUSAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI Sriyono Dosen Jurusan Geografi FIS - UNNES Abstrak Untuk mendeteksi kualitas lulusan yang dihasilkan tidak cukup hanya melihat output-nya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian SMP-RSBI RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) adalah sekolah yang melaksanakan atau menyelenggarakan pendidikan bertaraf internasional, dimana baru sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia dan berfungsi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi di Indonesia ialah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015
PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015 NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI BIRO HUKUM DAN ORGANISASI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2016 12/8/2016 3:54 PM 1 SISTEMATIKA PERMENRISTEKDIKTI
Lebih terperinciKementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta Berdasarkan UU No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi, dan Permenristekdik: No. 50 Tahun 2015 Tentang Pendirian, Perubahan, dan Penutupan
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA SURABAYA RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN
PEMERINTAH KOTA SURABAYA RINCIAN LAPORAN ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 201 URUSAN PEMERINTAHAN ORGANISASI : : 1 01 Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keterkaitan secara sinergis, antara lain kebijakan, kurikulum, tenaga pendidik dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas sumber daya manusia Indonesia yang rendah disebabkan oleh rendahnya kualitas pendidikan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling keterkaitan
Lebih terperinciBAB V P E N U T U P. berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta. perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi.
BAB V P E N U T U P A. Simpulan 1. Kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola Sumberdaya Manusia berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta Kepemimpinan kepala sekolah dalam mengelola sumber daya manusia
Lebih terperinciJurusan Perikanan, Fakultas Pertanian UGM. Pendahuluan
Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian UGM Pendahuluan Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas laut mencapai 70% dari luas total wilayahnya. Dengan letak geografis di antara dua
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. dalam dokumen sekolah. Komite Sekolah SMA Islam Kartika Surabaya tidak. komite tidak banyak berpartisipasi dalam standar pengelolaan.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Di atas kertas, keadaan komite sekolah SMA Islam Kartika Surabaya seolah berjalan efektif. Namun realita di lapangan tidak senada dengan apa yang tertulis dalam dokumen sekolah.
Lebih terperinciRENCANA OPERASIONAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
RENCANA OPERASIONAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA 2010 RENCANA OPERASIONAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA Kode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, di antaranya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki potensi pariwisata yang sangat besar, di antaranya adalah wisata alam, wisata budaya, wisata sejarah, wisata belanja, dan masih banyak lagi. Dari
Lebih terperinciI-1 BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia memilki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan secara maksimal, termasuk didalamnya di sektor pariwisata. Untuk lebih memantapkan pertumbuhan
Lebih terperinciKawasan Wisata Rowo Jombor, Klaten
BAB 1 PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Indonesia memilki banyak potensi dan sumber daya alam yang belum dikembangkan secara maksimal, termasuk didalamnya di sector pariwisata. Untuk lebih memantapkan pertumbuhan
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. Jadwal Penggunaan Ruangan
LAMPIRAN 1 Jadwal Penggunaan Ruangan A. Jadwal Program Studi Destinasi Pariwisata SEMESTER I Senin 08.00-10.00 A1-A2 Agama Senin 10.00-12.00 A1-A2 Pancasila Senin 13.00-15.00 A1-A2 Pengantar Ilmu pariwisata
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA POLITEKNIK PARIWISATA PALEMBANG
SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA POLITEKNIK PARIWISATA PALEMBANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK
Lebih terperinciSTANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN
STANDAR 1. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN 1.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran serta Strategi Pencapaian 1.1.1 Mekanisme penyusunan visi, misi, tujuan, dan sasaran program studi,
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. khususnya untuk anggaran pendidikan SMA di Kota Metro sejak tahun
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab I telah dijelaskan bahwa pengeluaran pemerintah sektor pendidikan khususnya untuk anggaran pendidikan SMA di Kota Metro sejak tahun 2006/2007-2008/2009 perkembangannya
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN:
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 16 sampai dengan Pasal 22 Undangundang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini sulit terbendung lagi pengaruhnya terhadap pemanfaatan di ranah pendidikan. Kemajuan yang begitu
Lebih terperinciBAB II PROFIL INSTANSI. A. Sejarah Ringkas Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
BAB II PROFIL INSTANSI A. Sejarah Ringkas Fakultas Ekonomi diprakarsai oleh pemuka masyarakat Sumatera Utara dan Aceh dengan membentuk Yayasan dan mendirikan Fakultas Kedokteran pada 20 Agustus 1952 sebagai
Lebih terperinci2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.
A. Rasional Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 2 ayat (2) tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan yang sesuai dengan Standar Nasional
Lebih terperinciNomor : 1940/K5/KM/ Agustus 2015 Lampiran : - Hal : Pelatihan Penulisan Proposal dan Laporan Hasil PKM
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI KOORDINASI PERGURUAN TINGGI SWASTA WILAYAH V Jalan Tentara Pelajar 13 Yogyakarta 55231 Telepon (0274) 513538, 587249, Fax. (0274) 565131 e-mail : kopertis_5@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA
BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA Pasal 6 dan 15 Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) menetapkan bahwa Rencana Strategis (Renstra) kementerian/lembaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maka menuntut daerah Kab. Lombok Barat untuk meningkatkan kemampuan. Pendapatan Asli Daerah menurut Undang Undang Nomor 28 Tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Lombok Barat merupakan daerah tujuan wisata di kawasan Provinsi NTB dan merupakan daerah yang diberikan hak otonomi untuk mengelola daerahnya sendiri baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, Pelayanan Umum Bentuk Usaha. Pembangunan Proyek Nasional serbaguna Jatiluhur yang meliputi bendungan
BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Bentuk, Bidang, Pelayanan Umum 1.1.1. Bentuk Usaha Pembangunan Proyek Nasional serbaguna Jatiluhur yang meliputi bendungan utama dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) serta
Lebih terperinciPROPOSAL PENDIRIAN PROGRAM PENDIDIKAN SATU TAHUN (PPST) BIDANG TATANIAGA DAN PENGEMBANGAN PROGRAM PENDIDIKAN SATU TAHUN (PPST) BIDANG REKAYASA
PROPOSAL PENDIRIAN PROGRAM PENDIDIKAN SATU TAHUN (PPST) BIDANG TATANIAGA DAN PENGEMBANGAN PROGRAM PENDIDIKAN SATU TAHUN (PPST) BIDANG REKAYASA POLITEKNIK NEGERI MEDAN 2010 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 16 sampai dengan Pasal 22 Undang-undang
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS SISTEM. terdapat di Fakultas Ilmu Komputer Jurusan Sistem Informasi Universitas Bina
44 BAB 3 ANALISIS SISTEM 3.1 Riwayat Organisasi Program studi Sistem Informasi merupakan salah satu program studi yang terdapat di Fakultas Ilmu Komputer Jurusan Sistem Informasi Universitas Bina Nusantara.
Lebih terperinciRENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2013
RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2013 KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN SEKOLAH TINGGI PENYULUHAN PERTANIAN (STPP) GOWA 2012 PENGANTAR Penyuluhan dan Pengembangan SDM pertanian
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA 824, 2014 KEMENAG. Perguruan Tinggi. Keagamaan. Perubahan Bentuk. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN BENTUK PERGURUAN TINGGI
Lebih terperinciPENJABARAN KKNI JENJANG KUALIFIKASI V KE DALAM LEARNING OUTCOMES DAN KURIKULUM PROGRAM KEAHLIAN EKOWISATA PROGRAM DIPLOMA IPB 2012
PENJABARAN KKNI JENJANG KUALIFIKASI V KE DALAM LEARNING OUTCOMES DAN KURIKULUM PROGRAM KEAHLIAN EKOWISATA PROGRAM DIPLOMA IPB 2012 Halaman 1 PENJABARAN KKNI JENJANG KUALIFIKASI V KE DALAM LEARNING OUTCOMES
Lebih terperinciUNIVERSITAS SUMATERA UTARA PERATURAN PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI (Draft)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PERATURAN PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI (Draft) BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam keputusan ini yang dimaksud dengan: (1) Universitas adalah Universitas Sumatera Utara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wisata utama di Indonesia. Yogyakarta sebagai kota wisata yang berbasis budaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan salah satu daerah tujuan wisata utama di Indonesia. Yogyakarta sebagai kota wisata yang berbasis budaya dan dikenal dengan
Lebih terperincidengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dimana pimpinan
RINGKASAN EKSEKUTIF Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) Industri merupakan salah satu prioritas pembangunan dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035, dimana yang menjadi fokusnya
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL PERGURUAN TINGGI NEGERI
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL PERGURUAN TINGGI NEGERI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2016 Petunjuk Teknis Pelaksanaan Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI. Presiden Republik Indonesia,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 1990 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI Presiden Republik Indonesia, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 16 sampai dengan Pasal 22 Undangundang
Lebih terperinci