Wanita Pertiwi Gebangsari. Berdasarkan analisis data penelitian dan berdasarkan

Transkripsi

1 Penelitian ini berfokus pada partisipasi ibu rumah tangga dalam Koperasi Wanita Pertiwi Gebangsari. Berdasarkan analisis data penelitian dan berdasarkan keseluruhan temuan di lapangan yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara secara langsung dengan informan, maka kesimpulan yang dapat ditarik sebagai berikut: 1. Koperasi Wanita Pertiwi Gebangsari adalah Koperasi Simpan Pinjam (KSP) yang telah berbadan hukum dan dibentuk karena adanya program dari Provinsi Jawa Timur. Program provinsi tersebut terkait adanya Keputusan Gubernur Jawa Timur No188/284/KPTS/013/2009 tentang Lokasi dan Alokasi penerima bantuan keuangan Pemberdayaan Perempuan Pengembangan Ekonomi Lokal (P3EL); dan (e) struktur pemerintahan dan gerakan Koperasi tingkat nasional dan daerah. Sasaran utama program Pemberdayaan Perempuan Pengembangan Ekonomi Lokal (P3EL) adalah para perempuan di Jawa Timur. Melalui program tersebut Koperasi mendapatkan kelucuran dana sebesar Rp ,00 yang di jadikan modal awal untuk melakukan kegiatan operasi usaha Koperasi. Koperasi Wanita Pertiwi Gebangsari hanya mengandalkan dana hibah dan simpanan anggota untuk 130

2 permodalan, telah direncanakan melakukan pengajuan pinjaman pada bank, namun hingga saat ini belum direalisasikan. 2. Partisipasi ibu rumah tangga dalam Rapat Anggota Tahunan Koperasi Wanita Pertiwi Gebangsari sangat baik. Hampir 90% anggota hadir setiap ada rapat anggota atau pertemuan yang di adakan Koperasi. terlihat ibu rumah tangga tidak hanya datang untuk memenuhi kewajiban atau memenuhi undangan, namun juga aktif dalam proses rapat atau pertemuan. Keaktifan tersebut ditunjukkan dengan banyaknya ibu rumah tangga yang menyampaikan pendapat, menyampaikan saran, dan mengutarakan kritikan. 3. Partisipasi ibu rumah tangga dalam Manajemen Koperasi Wanita Pertiwi Gebangsari juga terlihat baik. Partisipasi tersebut terlihat dari keterlibatan ibu rumah tangga dalam menyampaikan saran terkait proses pembuatan perencanaan Koperasi untuk periode berikutnya. Seluruh ibu rumah tangga juga terlibat langsung dalam proses pemilihan pengurus dan pengawas Koperasi. Terkait proses pengawasan, Koperasi memberlakukan pola tanggung renteng. Sehingga kontrol yang dilakukan ibu rumah tangga tercermin dari perekrutan calon anggota kelompok yang selektif guna meminimalkan ibu rumah tangga yang tidak bisa dipercaya dan berdampak pada pinjaman bermasalah/kredit macet. 4. Pengurus dan Pengawas Koperasi menjalankan peran, fungsi, dan tugasnya dengan baik. Hal tersebut tercermin dari terus dibuatnya 131

3 sebuah inovasi seperti penemuan software untuk mengolah data Koperasi dengan output laporan-laporan keuangan. Pengurus dan pengawas selalu mengikuti kegiatan-kegatan yang diadakan dinas seperti pelatihan dan pendidikan, kemudian ilmu yang didapat diinformasikan kepada seluruh ibu rumah tangga yang menjadi anggota Koperasi. Sehingga ada peningkatan pengetahuan tentang dunia perkoperasian yang diperoleh ibu rumah tangga yang menjadi anggota Koperasi. 5. Partisipasi ibu rumah tangga dalam permodalan Koperasi Wanita Pertiwi Gebangsari dapat dikatakan baik. Hal ini tercermin dari adanya kesadaran ibu rumah tangga untuk membayarkan Simpanan Pokok dan Wajib tanpa adanya penagihan-penagihan yang dilakukan oleh Koperasi. Selain itu, ibu rumah tangga tidak pernah menunggak dalam pembayaran segala macam simpanan, dengan sendirinya ibu rumah tangga membayar Simpanan Wajib dan Sukarela ketika membayar angsuran pada setiap bulannya. Ibu rumah tangga juga aktif membayar Simpanan Sukarela. Bagi mereka, Simpanan Sukarela merupakan simpanan yang digunakan untuk merealisasikan keinginan ibu rumah yang berkaitan dengan Koperasi, seperti membuat seragam anggota. 6. Partisipasi ibu rumah tangga dalam pemanfaatan usaha Koperasi sangat baik. Hal tersebut terlihat dari banyaknya ibu rumah tangga yang menabungkan uangnya di Koperasi Wanita Pertiwi Gebangsari. 132

4 Selain membantu permodalan Koperasi, alasan lain ialah terkait ibu rumah tangga merasa lebih praktis ketika menabung di Koperasi daripada di bank konvensional. Pernyataan tersebut didukung dengan letak bank konvensional yang jauh dari Desa Gebangsari. terkait peminjaman, ibu rumah tangga jaga aktif melakukan pinjaman. Hal tersebut terlihat dari banyaknya ibu rumah tangga yang melakukan real sebelum 10 bulan masa angsuran. Ibu rumah tangga terdorong untuk pinjam dan menabung di Koperasi dikarenakan telah menerima banyak manfaat, seperti bunga yang lebih ringan dari pada bank harian, pembagian SHU, dan adanya reward diberikan ketika Rapat Anggota Tahunan, untuk ibu rumah tangga dengan jumlah tabungan terbanyak, serta ibu rumah tangga yang selalu tepat waktu ketika membayar angsuran. 7. Partisipasi ibu rumah tangga tidak terlepas dari peran Ketua Koperasi, yang informatif, dan selalu menanamkan rasa kekeluargaan dalam menjalankan kegiatan Koperasi. Ketua Koperasi selalu membaur dengan anggota, sehingga tidak ada jarak pemisah antara ketua dengan anggota biasa. Gaya kepemimpinan Ketua Koperasi yang luwes, berhasil mendorong partisipasi ibu rumah tangga dalam berbagai aspek kegiatan yang di adakan Koperasi Wanita Pertiwi Gebangsari. Selain itu manfaat yang dirasakan ibu rumah tangga ketika bergabung menjadi anggota Koperasi juga mendorong keterlibatan ibu rumah tangga dalam setiap kegiatan Koperasi. 133

5 1. Untuk Pengurus Koperasi Wanita Pertiwi Gebangsari Melihat perkembangan Koperasi dari Tahun 2010 hingga Tahun 2015, yang terus mengalami perkembangan, seharusnya dapat menambah kepercayaan ketua untuk merealisasikan pinjaman ke bank. Mungkin pengajuan pinjaman tidak harus langsung dengan jumlah yang besar, namun bisa disesuaikan dengan kemampuan Koperasi untuk menyicil tiap bulannya. Pentingnya direalisasikan pengajuan pinjaman tersebut, melihat permodalan Koperasi yang dapat dikatakan kurang besar. Akibatnya adanya ibu rumah tangga yang membutuhkan dana mendesak, Koperasi tidak bisa memberikan pinjaman terkait kas yang kurang. Kesabaran tidak dapat diterapkan dalam segala keadaan yang dialami ibu rumah tangga. Hal yang dikhawatirkan ialah ibu rumah tangga kembali memilih alternatif untuk meminjam di bank harian. 2. Untuk Pengambil Kebijakan Sebaiknya mensinergikan program-program pemberdayaan perempuan dengan perkoperasian. Salah satunya dengan tidak sekedar mendorong ibu rumah aktif menggunakan dana/modal Koperasi untuk membuka warung saja, namun bisa juga diadakan pembinaan untuk memberikan suatu pelatihan terkait ketrampilan, seperti menjahit. Sehingga ibu rumah tangga dapat menghasilkan suatu produk yang bernilai jual. Melihat partisipasi ibu rumah tangga dalam Koperasi Wanita Pertiwi Gebangsari yang menuju 134

6 pada tahapan kategori Citizen Power, maka akan lebih mudah mengarahkan dan memberikan berbagai pembinaan atau pelatihan. Semakin banyak informasi yang didapatkan ibu rumah tangga terkait pemanfaatan penggunaan pinjaman modal, diharapkan semakin mendorong ibu rumah tangga lebih kreatif dan inovatif untuk produktif. 3. Untuk Peneliti Selanjutnya Peneliti selanjutnya bisa meneruskan penelitian ini terkait peran Koperasi Wanita Pertiwi Gebangsari terhadap pendapatan ibu rumah tangga di Desa Gebangsari, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Dengan demikian dapat melengkapi penelitian ini guna memperkaya wawasan bagi semua pihak serta penyusun kebijakan. 135