BAB I PENDAHULUAN. kepada kelompok usaha kecil dan menengah semakin meningkat karena berbagai studi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. kepada kelompok usaha kecil dan menengah semakin meningkat karena berbagai studi"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejak krisis ekonomi melanda Indonesia pada pertengahan tahun 1997, perhatian kepada kelompok usaha kecil dan menengah semakin meningkat karena berbagai studi tentang dampak krisis terhadap usaha kecil membuktikan bahwa sektor ini mampu bertahan. Sejumlah sektor juga mengalami peningkatan produktivitas yang disebabkan naiknya sebuah permintaan. Sektor usaha kecil tidak akan berjalan mulus melainkan akan merasakan masa krisis ekonomi yang mana telah menunjukkan kekuatan dan potensi dari kelompok usaha kecil dalam hal daya tahan menghadapi guncangan dalam ekonomi maupun dalam peranannya sebagai salah satu penggerak ekonomi yang penting ( Widyaningrum, Nurul dkk, 2003:01 ). Salah satu dampak dari krisis ekonomi yang sangat memprihatinkan adalah meningkatnya pengganguran yang dapat mengakibatkan berjuta-juta pekerja mengalami sebuah penderitaan. Dampak krisis ekonomi ini belum ada upaya yang dilakukan pemerintah untuk menyelesaikannya, terutama dalam meningkatkan ekonomi masyarakat. Kebutuhan ekonomi masyarakat yang semakin mendesak dan meningkat membuat masyarakat untuk bekerja keras dengan melakukan banyak cara demi memenuhi kebutuhan hidup. Untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup dan kebutuhan lainnya masyarakat mencoba membuka usaha sendiri ataupun bekerja dengan orang lain. Membuka usaha sendiri secara mandiri mengharuskan seseorang memiliki modal usaha secara pribadi dengan jumlah banyak dan bertanggung jawab atas segala resiko yang akan dialami sedangkan bekerja dengan orang lain

2 akan diberikan upah/gaji atas hasil pekerjaannya dan sifatnya bergantung pada orang yang memiliki modal usaha tersebut. Membuka usaha industri kecil seperti usaha konveksi yang mengolah bahan mentah menjadi barang jadi lebih bernilai untuk dijual dan mendapatkan keuntungan. Kegiatan ekonomi ini identik dengan proses produksi. Meningkatnya proses produksi, karena adanya pelanggan yang telah memberikan peningkatan dalam usaha. Selain itu, meningkatnya hasil produksi juga dibantu oleh tenaga kerja dari pihak keluarga yang sedarah atau saudara maupun tetangga yang terlibat dalam memajukan usaha. Membangun usaha industri yang melibatkan tenaga kerja keluarga dan tetangga ini tidak membutuhkan persyaratan ketat, seperti halnya tingkat pendidikan tinggi, sejumlah modal tertentu dan prosedur lainnya. Pada dasarnya jika memiliki kemauan, pengetahuan, keterampilan, peralatan sederhana dan keuletan dalam bekerja atau berusaha, maka akan dapat seseorang membuka usaha pada bidang tersebut. Sektor usaha industri kecil juga memiliki peranan penting dalam perekonomian masyarakat, karena usaha ini menjadi sumber peningkatan penghasilan dan mampu mempekerjakan tenaga kerja yang membutuhkan pekerjaan (Ahimsa, 2003:63-69). Perkembangan masyarakat yang semakin maju dan meningkat membuat keberadaan usaha industri kecil tidak dapat dipandang sebelah mata melainkan sudah dianggap telah membantu masyarakat terdekat maupun keluarga sendiri yang terlibat dalam hubungan kerja. Keberadaan usaha industri kecil ini dapat menjalin kerjasama dan hubungan kekeluargaan antara pemilik usaha dengan tenaga kerjanya yang sudah saling mengenal satu sama lain. Menjalin hubungan kerja dengan tenaga kerja yang sudah saling mengenal akan membuat usaha tersebut dapat bertahan lama dan hubungan kerjasama dengan pelanggan juga dapat memberikan peningkatan dalam usaha maupun peningkatan pemilik usahanya.

3 Usaha industri kecil seperti konveksi yang terdapat di Kelurahan Setia, tepatnya di Binjai Kota berawal pada tahun 1980 dan hampir seluruh warga di Kelurahan Setia membuka usaha konveksi. Namun seiring berjalannya waktu usaha konveksi mengalami kemunduran pada tahun 2000-an sehingga pemilik usaha konveksi yang mampu bertahan hanya 12 usaha. Mayoritas pemilik usaha konveksi di Kota Binjai merupakan etnis Minang yang sudah lama tinggal di Kelurahan Setia. Usaha konveksi ini terbagi menjadi 2 yaitu usaha konveksi kodian dan usaha konveksi upahan yang mana kebanyakan usaha konveksi di Kelurahan Setia adalah usaha konveksi upahan. Membuka usaha konveksi mengeluarkan modal besar sekitar Rp ,- sampai Rp ,-. Pemilik usaha juga menetapkan harga produksi sekitar Rp s/d Rp.5.000/potong baju. Jika dihitung dalam sebulan pakaian yang dihasilkan sebanyak potong, yang mana 1 potong pakaian dihargai Rp.5.000,- maka Rp x12 bulan = Rp /tahun. Usaha di Kelurahan Setia yang memberikan keuntungan ini banyak memproduksi baju kemeja pria, kemeja seragam sekolah tingkat SD, SMP, SMA, celana panjang pria, gorden dan lainnya. Pola perekrutan tenaga kerja usaha konveksi berasal dari masyarakat Kota Binjai atau adanya kesamaan asal dalam suatu tempat tinggal seperti tenaga kerja tetangga. Usaha konveksi ini mempekerjakan 5 sampai 10 orang. Dalam usaha konveksi terdapat 2 jenis tenaga kerja: 1. Tenaga kerja dalam, merupakan tenaga kerja yang bekerja di tempat usaha konveksi dan telah mengikuti ketentuan yang berlaku, misalnya pada jam kerjanya telah ditentukan dari mulai bekerja sampai selesai bekerja. 2. Tenaga kerja luar, merupakan tenaga kerja yang pekerjaannya dilakukan di rumah masingmasing dan pemilik usaha memberikan bahan yang akan dijahit dengan model dan ukuran yang sesuai dengan pesanan pemilik usaha konveksi.

4 Mempekerjakan tenaga kerja tetangga dapat memudahkan hubungan kerjasama, komunikasi, mempercayai dan saling membutuhkan antara pemilik dan tenaga kerja. Keterlibatan tenaga kerja tetangga ini tidak kalah penting, karena tenaga kerja merupakan ujung tombak dari kemajuan sebuah usaha. Melibatkan tenaga kerja tetangga dapat meningkatkan pendapatan usaha maupun penghasilan ekonomi pemiliknya begitu juga dengan tenaga kerjanya dan bekerja sama dengan tenaga kerja tetangga lebih pada menjaga hubungan silaturahmi dengan baik dan saling menghargai satu sama lain. Keterlibatan tenaga kerja tetangga dalam meningkatkan usaha konveksi lebih banyak dilakukan oleh kaum perempuan (ibu rumah tangga), karena pekerjaan ini membutuhkan ketelatenan, kesabaran, dan ketrampilan sedangkan pekerja laki-laki hanya bekerja pada bagian memotong dan mengukur pola (mode) bahan jahitan. Usaha ini memulai aktivitasnya dari jam Wib sampai Wib. Upah dari tenaga kerja dihitung perminggu tergantung dari jumlah jahitan yang telah diselesaikan. Hasil jahitan per potong baju diupah Rp.1.300,- yang diberikan setiap 1 minggu sebesar Rp s/d Rp ,-. Pembagian kerja di usaha konveksi berbeda-beda mulai dari bagian lipat, memasang kancing, jahit kerah, jahit badan, menggosok dan lainnya. Usaha konveksi ini sudah diwariskan oleh orang tua mereka hingga sampai generasi saat ini. Keahlian menjahit yang mereka dapatkan bukan dari kursus menjahit melainkan dari anggota keluarga. Pemilik usaha konveksi yang turun temurun ini mampu mengembangkan usahanya secara kreatif dengan memanfaatkan modal yang dipergunakan dengan sebaikbaiknya sehingga mendapatkan keuntungan bagi usaha maupun penghasilan pemiliknya. Menurut Ibu Fadillah menggunakan tenaga kerja tetangga atau dari keluarga sendiri merupakan komponen terdekat untuk saling bekerja sama dalam mengembangkan usaha industri kecil, sehingga memberikan hasil produk yang lebih bermutu dan berkualitas. Selain

5 itu, tenaga kerja dapat memberikan kenyamanan dalam bekerja bagi pemilik usaha dan mencerminkan saling keterbukaan antara satu sama lain serta dapat meringankan beban ekonomi warga sekitar atau pihak keluarga yang bekerja di usaha konveksi. Dilihat dalam penelitian T.Yordan (2007) yang berbeda dalam penelitian diatas, menjelaskan bahwa modal sosial yang ada pada komunitas bertetangga di Kota Binjai kurang memiliki korelasi terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat dan kurangnya kesadaran masyarakat untuk mandiri dalam meningkatkan kesejahteraannya. Berbagai modal yang bisa digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota komunitas tidak dipakai semaksimal. Misalnya pada organisasi PKK atau Desa Wisma, di mana organisasi ini merupakan koperasi simpan pinjam dalam membantu persoalan keuangan anggotanya ketika dibutuhkan. Ketetanggaan di Kota Binjai dimaknai juga oleh warga sebagai kehidupan bersama, menjunjung nilai-nilai keharmonisan dan kebaikan dan disisi lain warga tidak memiliki kesadaran bahwa mereka memiliki kemampuan dalam membangun lingkungan dan kotanya bahkan modal sosial yang ada tidak diketahui oleh warga. Hal ini terjadi karena tidak adanya nilai yang menjadi acuan bersama. Tidak hanya itu, kaum perempuan memiliki peran sentral dalam pembangunan dan pendayagunaan modal sosial. Karena kehidupan sosiabilitas bertetangga sehari-hari dilakukan oleh kaum perempuan, termasuk dalam hal berorganisasi. Berdasarkan hal ini penelitian yang dilakukan peneliti untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan dan keuntungan dalam menggunakan jaringan tetangga sebagai tenaga kerja dalam usaha konveksi dan peneliti juga tertarik dengan penelitian ini, dikarenakan belum ada yang meneliti mengenai jaringan tetangga sebagai tenaga kerja dalam usaha home industri, khususnya usaha konveksi.

6 1.2. Perumusan masalah Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dilatar belakang diatas, maka yang menjadi pokok permasalahan yang diteliti adalah : 1. Bagaimana pemanfaatan menggunakan jaringan tenaga kerja tetangga dalam usaha industri konveksi di Kelurahan Setia, Kecamatan Binjai Kota? 2. Bagaimana keuntungan menggunakan jaringan tenaga kerja tetangga dalam usaha industri konveksi di Kelurahan Setia, Kecamatan Binjai Kota? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun yang diharapkan menjadi tujuan penelitian ini adalah : 1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa serta melihat jaringan tenaga kerja tetangga dengan pemilik usaha yang terbangun di usaha konveksi dalam mempertahankan kelangsungan usahanya. Hal ini dimaksud untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai masalah-masalah secara menyeluruh yang terjadi dalam usaha konveksi. 2. Untuk mengetahui bagaimana hubungan saling menguntungkan dan pemanfaatannya menggunakan tenaga kerja tetangga dalam memajukan usaha industri konveksi Manfaat Penelitian Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat teoritis Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan sumbangan kepada peneliti lain sebagai bahan perbandingan referensi dalam meneliti masalah yang mirip dengan penelitian ini dalam bidang Ilmu Sosiologi tertentu terutama bidang sosiologi

7 ekonomi khususnya sektor informal dan sosiologi industri. Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah rujukan bagi mahasiswa Sosiologi Fisip USU mengenai penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini. 2. Manfaat praktis Bagi penulis, penelitian ini dapat mengasah penulis dalam membuat karya tulis ilmiah serta menambah pengetahuan penulis mengenai masalah yang diteliti Definisi Konsep Adapun defenisi konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Jaringan sosial, menurut George Ritzer (2004:382), merupakan hubunganhubungan yang tercipta antara banyak individu dalam suatu kelompok atau kelompok ataupun suatu kelompok dan kelompok lainnya. Dalam penelitian ini jaringan sosial adalah hubungan yang terbentuk baik antara pemilik usaha dalam mempekerjakan tenaga kerja tetangga dan memungkinkan akan terciptanya suatu jalinan yang saling menguntungkan satu sama lain. 2. Industri kecil, Menurut Irianto dalam jurnal online Muzamil, Misbach (2011:01), merupakan suatu basis yang cukup besar dalam menunjang ekspor non migas dan memperkuat struktur industri transformasi dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Industri kecil mempunyai peranan yang cukup kuat untuk mendorong kearah yang lebih berkembang, melalui penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan masyarakat, dan penyerapan industri dalam rangka mengantisipasi ketimpangan perekonomian di perkotaan. Keberadaan industri kecil mampu menciptakan kesempatan kerja atau lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar tempat usaha. ( Muzamil, Misbach Ekonomi, UMKM dan

8 Koperasi (online). ( diakses pada 25 Maret 2012). 3. Tetangga adalah orang-orang yang kediamannya atau tempat tinggalnya saling berdekatan baik tetangga tersebut yang muslim atau kafir, ahli ibadah, teman maupun musuh. 4. Tenaga Kerja adalah orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Tenaga kerja ini meliputi 2 bagian: 4.1. Tenaga kerja dalam adalah tenaga kerja yang bekerja di tempat usaha konveksi dan telah mengikuti ketentuan yang berlaku, misalnya pada jam kerjanya telah ditentukan mulai bekerja sampai selesai bekerja Tenaga kerja luar adalah tenaga kerja yang pekerjaannya dilakukan di rumah masing-masing dan pemilik usaha konveksi memberikan bahan yang akan dijahit dengan model dan ukuran yang sesuai dengan pesanan pemilik usaha konveksi. 5. Pemilik usaha konveksi adalah seseorang yang memiliki usaha industri kecil dan mengatur segala sesuatu kebutuhan produksi bahan baku dan kebutuhan lainnya. 6. Sektor informal adalah sektor yang tidak terorganisasi (unorganized), tidak teratur (unregulated), dan kebanyakan legal tetapi tidak terdaftar (unregisted). Sektor informal memiliki karakteristik seperti jumlah unit usaha yang banyak dalam skala kecil, kepemilikan oleh individu atau keluarga, teknologi yang sederhana dan padat tenaga kerja, tingkat pendidikan dan keterampilan yang rendah, akses, produktivitas tenaga kerja yang rendah dan tingkat upah yang juga relative lebih rendah dibandingkan sektor formal. 7. Pelanggan adalah orang-orang yang kegiatannya membeli atau menggunakan suatu produk, baik barang maupun jasa secara terus menerus dan membina hubungan baik dengan orang lain khususnya dalam bidang usaha.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Jaringan sosial merupakan hubungan-hubungan yang tercipta antar banyak individu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Jaringan sosial merupakan hubungan-hubungan yang tercipta antar banyak individu BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Jaringan Sosial Jaringan sosial merupakan hubungan-hubungan yang tercipta antar banyak individu dalam suatu kelompok ataupun antar suatu kelompok dengan kelompok lainnya. Hubunganhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dan pemerataan distribusi hasil-hasil pembangunan, UMKM juga berperan dalam penyerapan tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dan pemerataan distribusi hasil-hasil pembangunan, UMKM juga berperan dalam penyerapan tenaga kerja. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mempunyai peran yang strategis dalam perekonomian nasional, karena selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan pemerataan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengrajin bambu merupakan mata pencaharian sebagian besar masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Pengrajin bambu merupakan mata pencaharian sebagian besar masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengrajin bambu merupakan mata pencaharian sebagian besar masyarakat perempuan di Desa Timbang Lawan, Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat. Kreatifitas pengrajin bambu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Posisi usaha kecil dalam perekonomian Indonesia menjadi semakin penting terutama setelah krisis melanda Indonesia. Kelompok usaha kecil pada saat krisis ekonomi dipandang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memegang peran penting di hampir semua negara berkembang. Berdasarkan data

BAB I PENDAHULUAN. memegang peran penting di hampir semua negara berkembang. Berdasarkan data BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sektor ekonomi di Indonesia khususnya sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan salah satu sektor yang paling di perhatikan oleh pemerintah dalam usaha

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Kemiskinan Nelayan Nelayan adalah suatu kelompok masyarakat yang kehidupannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan merupakan salah satu daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara geografis berada di pesisir

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan Sentra industri rajutan Binong Jati merupakan sentra rajut terbesar di Kota Bandung yang terletak di Jl.Binong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena manusia melangsungkan hidupnya dengan cara berinteraksi di. Kondisi sosial ekonomi menunjukkan tingkat kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. karena manusia melangsungkan hidupnya dengan cara berinteraksi di. Kondisi sosial ekonomi menunjukkan tingkat kesejahteraan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi geografi merupakan faktor yang berpengaruh besar terhadap kehidupan manusia, diantaranya kondisi sosial dan ekonomi masyarakat. Perbedaan kondisi sosial

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perekonomian nasional yang dibangun dan bertumpu pada perindustrian manufaktur, yang sebagian besar menggunakan bahan baku impor ketika terjadi krisis nilai tukar mata uang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar belum tentu dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. pasar belum tentu dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang kemampuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan dinamika pembangunan, peningkatan kesejahteraan masyarakat telah menumbuhkan aspirasi dan tuntutan baru dari masyarakat untuk mewujudkan kualitas kehidupan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. interaksi antara pengembangan teknologi, inovasi, spesialisasi produksi, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. interaksi antara pengembangan teknologi, inovasi, spesialisasi produksi, dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industrialisasi merupakan salah satu proses kunci dalam perubahan struktur perekonomian yang ditandai dengan terjadinya keseimbangan proses interaksi antara

Lebih terperinci

MODUL 14 KEWIRAUSAHAAN. Oleh : Agus Supriyanto, SE

MODUL 14 KEWIRAUSAHAAN. Oleh : Agus Supriyanto, SE FAKULTAS KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA MODUL 14 KEWIRAUSAHAAN Oleh : Agus Supriyanto, SE POKOK BAHASAN Peranan Kewirausahaan dalam Meningkatkan Kesejarhteraan Masyarakat DESKRIPSI Dalam perkulihan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan program wajib belajar sembilan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Semua data yang telah berhasil dikumpulkan oleh peneliti selama melakukan penelitian akan disajikan pada bab ini. Data tersebut merupakan data tentang partisipasi

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Keadaan Umum Wilayah Kota Bogor Kota Bogor terletak diantara 16 48 BT dan 6 26 LS serta mempunyai ketinggian minimal rata-rata 19 meter, maksimal 35 meter dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang baik (Bastian, 2001).Tingkatan kinerja organisasi dapat dilihat dari sejauh mana

BAB I PENDAHULUAN. yang baik (Bastian, 2001).Tingkatan kinerja organisasi dapat dilihat dari sejauh mana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja organisasi merupakan sebuah alat ukur untuk menilai dan mengevaluasi berhasil atau tidak tujuan organisasi. Kinerja didefinisikan sebagai suatu gambaran

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. Keberadaan usaha mikro, kecil dan menengah (UKM) mencerminkan

BAB I. Pendahuluan. Keberadaan usaha mikro, kecil dan menengah (UKM) mencerminkan BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Keberadaan usaha mikro, kecil dan menengah (UKM) mencerminkan wujud nyata kehidupan sosial dan ekonomi bagian terbesar dari rakyat Indonesia. UKM di Indonesia telah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 18 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Usaha Konveksi Surya Pelangi Usaha konveksi ini mulai dirintis pada tahun 2000. Surya memulai kariernya dengan bekerja kepada orang lain. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri di Indonesia diarahkan untuk mampu. pemerataan pendapatan dan pengentasan kemiskinan. Salah satu jalan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri di Indonesia diarahkan untuk mampu. pemerataan pendapatan dan pengentasan kemiskinan. Salah satu jalan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan industri di Indonesia diarahkan untuk mampu memecahkan masalah-masalah sosial ekonomi yang mendasar, khususnya dalam memperluas kesempatan kerja,

Lebih terperinci

PENGARUH PERSEBARAN LOKASI UMKM BERBASIS RUMAH (HOME BASED ENTERPRISES) TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KEL. BUGANGAN DAN JL.

PENGARUH PERSEBARAN LOKASI UMKM BERBASIS RUMAH (HOME BASED ENTERPRISES) TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KEL. BUGANGAN DAN JL. PENGARUH PERSEBARAN LOKASI UMKM BERBASIS RUMAH (HOME BASED ENTERPRISES) TERHADAP PENDAPATAN RUMAH TANGGA DI KEL. BUGANGAN DAN JL. BARITO KEC.SEMARANG TIMUR TUGAS AKHIR Oleh: LEONARD SIAHAAN L2D 005 373

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sentral dalam perekonomian Indonesia khususnya Jawa Barat. Walaupun krisis

BAB I PENDAHULUAN. sentral dalam perekonomian Indonesia khususnya Jawa Barat. Walaupun krisis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri kecil sebagai kegiatan ekonomi rakyat berskala kecil memiliki peran sentral dalam perekonomian Indonesia khususnya Jawa Barat. Walaupun krisis ekonomi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak tahun 1997 telah mengakibatkan

I. PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak tahun 1997 telah mengakibatkan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Krisis yang terjadi di Indonesia sejak tahun 1997 telah mengakibatkan kedudukan posisi pelaku sektor ekonomi berubah. Usaha besar satu persatu mengalami kemunduran, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri merupakan hal yang sangat penting dalam. meningkatkan kesempatan kerja serta memperbaiki kualitas pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri merupakan hal yang sangat penting dalam. meningkatkan kesempatan kerja serta memperbaiki kualitas pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan industri merupakan hal yang sangat penting dalam meningkatkan kesempatan kerja serta memperbaiki kualitas pertumbuhan ekonomi. Pembangunan industri ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perempuan di Indonesia. Diperkirakan persen perempuan di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perempuan di Indonesia. Diperkirakan persen perempuan di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Menikah di usia muda masih menjadi fenomena yang banyak dilakukan perempuan di Indonesia. Diperkirakan 20-30 persen perempuan di Indonesia menikah di bawah usia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Peranan bagi wanita secara keseluruhan dapat dikatakan sebagai sesuatu yang mulia dan dijunjung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri garmen sebagai salah satu industri utama pemuas kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Industri garmen sebagai salah satu industri utama pemuas kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri garmen sebagai salah satu industri utama pemuas kebutuhan masyarakat akan sandang terus berkembang. Bergesernya alasan kebutuhan dan perhatian masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini perkembangan dunia usaha yang dinamis dan penuh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini perkembangan dunia usaha yang dinamis dan penuh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan dunia usaha yang dinamis dan penuh persaingan menuntut setiap perusahaan untuk melakukan perubahan orientasi secara signifikan terhadap cara

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 123 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa data-data dan pembahasan pada bab sebelum ini, dapat ditarik beberapa kesimpulan : 1. Karakteristik dan Kondisi Industri Tenun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia yang berpengaruh terhadap perekonomian global. Ini ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. dunia yang berpengaruh terhadap perekonomian global. Ini ditandai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dinamika perekonomian tidak terlepas dari perkembangan perekonomian dunia yang berpengaruh terhadap perekonomian global. Ini ditandai dengan adanya krisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terletak di kota Medan. Kecamatan Medan Marelan merupakan satu-satunya

BAB I PENDAHULUAN. terletak di kota Medan. Kecamatan Medan Marelan merupakan satu-satunya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kecamatan medan marelan merupakan salah satu dari 21 kecamatan yang terletak di kota Medan. Kecamatan Medan Marelan merupakan satu-satunya Kecamatan yang memiliki

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Sektor pertanian sudah seharusnya mendapat prioritas dalam kebijaksanaan strategis pembangunan di Indonesia. Selama lebih dari 30 tahun terakhir, sektor pertanian di Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan perubahan struktur ekonomi di dalam negeri. Menurut Undang Undang

BAB I PENDAHULUAN. dan perubahan struktur ekonomi di dalam negeri. Menurut Undang Undang A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam mendukung kebutuhan sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik, dalam menunjang perkembangan dan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang, termasuk didalamnya adalah pembangunan di bidang ekonomi. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. bidang, termasuk didalamnya adalah pembangunan di bidang ekonomi. Salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini pemerintah Indonesia terus melakukan pembangunan disegala bidang, termasuk didalamnya adalah pembangunan di bidang ekonomi. Salah satu sektor perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidup manusia, banyak jenis

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidup manusia, banyak jenis 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidup manusia, banyak jenis pekerjaan yang dilakukan. Hal ini pula yang menyebabkan timbulnya stratifikasi atau status sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan didukung dengan kondisi kesuburan tanah dan iklim tropis yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan didukung dengan kondisi kesuburan tanah dan iklim tropis yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor kehidupan masyarakat Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari mayoritas penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani dan didukung

Lebih terperinci

Wanita Pertiwi Gebangsari. Berdasarkan analisis data penelitian dan berdasarkan

Wanita Pertiwi Gebangsari. Berdasarkan analisis data penelitian dan berdasarkan Penelitian ini berfokus pada partisipasi ibu rumah tangga dalam Koperasi Wanita Pertiwi Gebangsari. Berdasarkan analisis data penelitian dan berdasarkan keseluruhan temuan di lapangan yang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ides Sundari, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ides Sundari, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia sebagaimana bangsa-bangsa lain di berbagai belahan dunia menghadapi gelombang besar berupa meningkatnya tuntutan demokratisasi, desentralisasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. parah bagi perekonomian nasional. Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald

BAB I PENDAHULUAN. parah bagi perekonomian nasional. Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis moneter dan ekonomi terus melanda baik itu di negara maju maupun negara berkembang. Salah satu negara yang merasakannya yaitu Indonesia, dimana krisis moneter

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Logo Laundry Bar Sumber: Laundry Bar

Gambar 1.1 Logo Laundry Bar Sumber: Laundry Bar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Laundry Bar adalah salah satu usaha penyedia jasa laundry yang berdiri pada tanggal 20 Mei 2015 dan didirikan oleh Bapak Andi Muhammad Yusuf Pratama

Lebih terperinci

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI

Ketua Komisi VI DPR RI. Anggota Komisi VI DPR RI PEMBERDAYAAAN KOPERASI & UMKM DALAM RANGKA PENINGKATAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT 1) Ir. H. Airlangga Hartarto, MMT., MBA Ketua Komisi VI DPR RI 2) A. Muhajir, SH., MH Anggota Komisi VI DPR RI Disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh negara-negara sedang berkembang tetapi juga di negara-negara maju.

BAB I PENDAHULUAN. oleh negara-negara sedang berkembang tetapi juga di negara-negara maju. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perspektif dunia, sudah diakui bahwa usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) telah lama memainkan suatu peran vital di dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Menurut Keputusan

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Menurut Keputusan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Usaha kecil dan menengah (UKM) merupakan sektor usaha yang memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Menurut Keputusan Presiden RI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Masalah Emansipasi wanita telah memberikan semangat dan dorongan bagi kaum perempuan untuk tampil secara mandiri dalam mencapai segala impian, cita-cita dan memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berdasarkan pada jenis kelamin tentunya terdiri atas laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berdasarkan pada jenis kelamin tentunya terdiri atas laki-laki dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penduduk suatu negara merupakan sumber daya manusia yang memiliki potensi atau peranan yang cukup besar dalam pembangunan ekonomi. Penduduk tersebut berdasarkan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kota ataupun kabupaten untuk berlomba-lomba mengembangkan daerahnya di

BAB I PENDAHULUAN. kota ataupun kabupaten untuk berlomba-lomba mengembangkan daerahnya di BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Adanya kebijakan otonomi daerah di Indonesia, menuntut setiap daerah baik kota ataupun kabupaten untuk berlomba-lomba mengembangkan daerahnya di segala sektor. Hal ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang sedang berkembang tidak lepas dari masalah-masalah yang harus

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang sedang berkembang tidak lepas dari masalah-masalah yang harus BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memajukan perekonomian suatu negara baik negara maju maupun negara yang sedang berkembang tidak lepas dari masalah-masalah yang harus diselesaikan. Masalah kemiskinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akses, bersifat privat dan tergantung kepada pihak lain (laki-laki). Perempuan

BAB I PENDAHULUAN. akses, bersifat privat dan tergantung kepada pihak lain (laki-laki). Perempuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perempuan merupakan makhluk sosial yang membutuhkan pengakuan dan penghormatan untuk memosisikan dirinya sebagai manusia yang bermartabat. Dalam pandangan politik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Salah satu sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan ekonomi nasional adalah pertumbuhan ekonomi yang dapat mempercepat peningkatan pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian. karena sektor ini akan banyak menyerap tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian. karena sektor ini akan banyak menyerap tenaga kerja. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian Indonesia merupakan salah satu kelompok usaha yang paling banyak jumlahnya. UMKM dapat membantu mempercepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) memiliki kontribusi yang cukup penting didalam pembangunan nasional. Kemampuannya untuk tetap bertahan dimasa krisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya di kehidupan sehari-hari, sehingga akan terjadi beberapa masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya di kehidupan sehari-hari, sehingga akan terjadi beberapa masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perempuan merupakan makhluk yang diciptakan dengan berbagai kelebihan, sehingga banyak topik yang diangkat dengan latar belakang perempuan. Kelebihan-kelebihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. andalan untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Sektor ini sebagai penyumbang. pertanian memberi andil sekitar 13,39 %, (BPS, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. andalan untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Sektor ini sebagai penyumbang. pertanian memberi andil sekitar 13,39 %, (BPS, 2006). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang menetapkan sektor industri sebagai sektor utama penggerak pembangunan dan juga sebagai sektor andalan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan bagian penting dalam kehidupan perekonomian suatu negara, sehingga merupakan harapan bangsa dan memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Menurut Keputusan

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Menurut Keputusan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Usaha kecil dan menengah (UKM) merupakan sektor usaha yang memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Menurut Keputusan Presiden RI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dan Pertumbuhan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) merupakan salah satu motor pengerak yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dan Pertumbuhan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) merupakan salah satu motor pengerak yang sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan dan Pertumbuhan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) merupakan salah satu motor pengerak yang sangat penting bagi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor industri sepatu di era globalisasi seperti sekarang ini berada dalam persaingan yang semakin ketat. Terlebih lagi sejak tahun 2010 implementasi zona perdagangan

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN DESIGN PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN DESIGN PENELITIAN BAB 3 OBJEK DAN DESIGN PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian 3.1.1 Sejarah Singkat Pada tahun 1995, permintaan ekspor pakaian jadi (garment) khususnya kemeja ke negara timur tengah semakin bertambah dan keadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang saat ini sedang dalam tahap tinggal landas dari negara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang saat ini sedang dalam tahap tinggal landas dari negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia yang saat ini sedang dalam tahap tinggal landas dari negara berkembang menjadi negara maju. Pembangunan yang dilaksanakan di Indonesia bertujuan untuk mengubah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis ekonomi dan moneter yang dialami oleh bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis ekonomi dan moneter yang dialami oleh bangsa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak terjadinya krisis ekonomi dan moneter yang dialami oleh bangsa Indonesia, pemerintah terus melakukan upaya percepatan pembangunan untuk mengejar ketertinggalan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adang nutu. Syair yang terjemahan bebasnya berbunyi ; Balada kue putu, lelaki

BAB I PENDAHULUAN. adang nutu. Syair yang terjemahan bebasnya berbunyi ; Balada kue putu, lelaki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Emplek-emplek menir ketepu, wong lanang goleke kayu wong wadon sing adang nutu. Syair yang terjemahan bebasnya berbunyi ; Balada kue putu, lelaki carilah kayu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia dewasa ini kondisinya dirasakan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia dewasa ini kondisinya dirasakan sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian Indonesia dewasa ini kondisinya dirasakan sangat memprihatinkan. Hal ini terlihat pada sektor industrialisai dan urbanisasi di daerah perkotaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada sebuah pembangunan dapat mendatangkan dampak berupa manfaat yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada sebuah pembangunan dapat mendatangkan dampak berupa manfaat yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Pembangunan ekonomi pada dasarnya dicerminkan oleh terjadinya perubahan-perubahan dalam aliran baru yang menyangkut arus pendapatan dan manfaat kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa keluarga miskin dan kemiskinan pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa keluarga miskin dan kemiskinan pada umumnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidak dapat dipungkiri bahwa keluarga miskin dan kemiskinan pada umumnya masih menjadi masalah sosial yang harus dihadapi oleh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan aset dan generasi penerus bagi keluarga, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan aset dan generasi penerus bagi keluarga, masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak merupakan aset dan generasi penerus bagi keluarga, masyarakat maupun suatu bangsa. Bagaimana kondisi anak pada saat ini, sangat menentukan kondisi keluarga,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ditinjau dari pihak yang mempersoalkan dan mencoba mencari solusi atas

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ditinjau dari pihak yang mempersoalkan dan mencoba mencari solusi atas BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Berbicara mengenai kemiskinan berarti berbicara mengenai harkat dan martabat manusia. Ditinjau dari pihak yang mempersoalkan dan mencoba mencari solusi atas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian Kecamatan Mojotengah merupakan salah satu dari 15 kecamatan di Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada umumnya bertujuan untuk merubah kualitas kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pada umumnya bertujuan untuk merubah kualitas kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan pada umumnya bertujuan untuk merubah kualitas kehidupan manusia dan kualitas wilayahnya atau lingkungannya ke arah yang lebih baik. Pembangunan juga merupakan

Lebih terperinci

ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK JAKARTA

ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK JAKARTA ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK JAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nilai sosial budaya dan norma sosial yang berlaku di masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Nilai sosial budaya dan norma sosial yang berlaku di masyarakat Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nilai sosial budaya dan norma sosial yang berlaku di masyarakat Indonesia pada umumnya memposisikan perempuan sebagai pekerja domestik, mempunyai tugas untuk mengurus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan agamanya, semenjak dahulu menjadi perhatian khas dari para ilmuwan dan para

BAB I PENDAHULUAN. dan agamanya, semenjak dahulu menjadi perhatian khas dari para ilmuwan dan para BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Daerah Sumatera Barat beserta masyarakatnya, kebudayaannya, hukum adat dan agamanya, semenjak dahulu menjadi perhatian khas dari para ilmuwan dan para cendikiawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antar individu dengan individu, individu dengan kelompok dan

BAB I PENDAHULUAN. antar individu dengan individu, individu dengan kelompok dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Objek studi dari sosiologi adalah masyarakat dimana dalam kehidupan bermasyarakat terdapat suatu hubungan sosial. Hubungan sosial tersebut seperti interaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan di bidang tersebut, juga karena semakin. lebih memperhatikan penampilan berbusananya.

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan di bidang tersebut, juga karena semakin. lebih memperhatikan penampilan berbusananya. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan memiliki peranan penting untuk menciptakan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Selama ini pemerintah telah berupaya mencetak tenaga terampil di kelas menengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Merdikanto (2003) mendefinisikan partisipatif sebagai. berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Merdikanto (2003) mendefinisikan partisipatif sebagai. berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Terbentuknya kepribadian yang partisipatif dalam kehidupan bermasyarakat sudah menjadi suatu keharusan khususnya dikalangan pemuda belakangan ini. Harapan terhadap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam penyediaan pangan, pangsa pasar, dan hasil produksi.

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam penyediaan pangan, pangsa pasar, dan hasil produksi. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sektor pertanian berpengaruh bagi pertumbuhan perekonomian Indonesia, terutama pada wilayah-wilayah di pedesaan. Sektor pertanian juga memegang peranan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi kesejahteraan suatu bangsa. Pengelolaan sumber daya alam yang

BAB I PENDAHULUAN. besar bagi kesejahteraan suatu bangsa. Pengelolaan sumber daya alam yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya alam seperti air, udara, lahan, minyak, ikan, hutan dan lain-lain merupakan sumber daya yang esensial bagi kelangsungan hidup manusia. Hilangnya atau berkurangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari suatu negara ke negara lain di dunia. Internet berasal dari kata Interconnection

BAB I PENDAHULUAN. dari suatu negara ke negara lain di dunia. Internet berasal dari kata Interconnection BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Internet merupakan jaringan komputer yang menghubungkan pemakai komputer dari suatu negara ke negara lain di dunia. Internet berasal dari kata Interconnection Networking

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Penelitian. Pada Era modern ini dunia wirausaha tidak hanya didominasi oleh lakilaki

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Penelitian. Pada Era modern ini dunia wirausaha tidak hanya didominasi oleh lakilaki BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Penelitian Pada Era modern ini dunia wirausaha tidak hanya didominasi oleh lakilaki saja,namun banyak wanita yang mulai masuk ke dunia bisnis untuk membantu meningkatkan

Lebih terperinci

COVER PROPOSAL PERMOHONAN BANTUAN DANA PENGEMBANGAN USAHA KONVEKSI BAJU DAN KAOS

COVER PROPOSAL PERMOHONAN BANTUAN DANA PENGEMBANGAN USAHA KONVEKSI BAJU DAN KAOS COVER PROPOSAL PERMOHONAN BANTUAN DANA PENGEMBANGAN USAHA KONVEKSI BAJU DAN KAOS DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG... B. TUJUAN DAN MANFAAT... C. IDENTITAS USAHA... D. KEPENGURUSAN... E. PEMASARAN... F. ANALISA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat juga terasa kian beragam. Saat ini konsumen dalam. pengaruhi oleh beberapa faktor lainnya seperti untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat juga terasa kian beragam. Saat ini konsumen dalam. pengaruhi oleh beberapa faktor lainnya seperti untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi masyarakat sebagai konsumen berbagai jenis produk dewasa ini semakin menunjukkan kemajuan. Hal ini tentunya terjadi seiring dengan meningkatnya daya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sering disebut sebagai salah satu pilar

I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sering disebut sebagai salah satu pilar 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sering disebut sebagai salah satu pilar perekonomian masyarakat suatu daerah. Hal ini disebabkan karena UMKM mempunyai fleksibilitas

Lebih terperinci

perlu emberikan perhatian yang besar untuk mendorong pengembangannya. Pengembangan UKM melalui pendekatan pemberdayaan usaha, perlu

perlu emberikan perhatian yang besar untuk mendorong pengembangannya. Pengembangan UKM melalui pendekatan pemberdayaan usaha, perlu 2 Dengan batasan tersebut diharapkan peranan pemerintah maupun masyarakat perlu emberikan perhatian yang besar untuk mendorong pengembangannya. Pengembangan UKM melalui pendekatan pemberdayaan usaha, perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persebaran penduduk yang tidak merata, dan sebagainya. Pada Maret 2016,

BAB I PENDAHULUAN. persebaran penduduk yang tidak merata, dan sebagainya. Pada Maret 2016, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat (sumber: www.kemenkopmk.go.id).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara yang kuat sering di artikan sebagai negara dengan kondisi ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Negara yang kuat sering di artikan sebagai negara dengan kondisi ekonomi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara yang kuat sering di artikan sebagai negara dengan kondisi ekonomi yang kuat. Beberapa negara di dunia yang ekonominya kuat umumnya memiliki pondasi

Lebih terperinci

Inka Dwi Fitriana Sari. Pendidikan Sosiologi Antropologi. Universitas Sebelas Maret Surakarta

Inka Dwi Fitriana Sari. Pendidikan Sosiologi Antropologi. Universitas Sebelas Maret Surakarta PERANAN UKM (USAHA KECIL MENENGAH ) TENUN LURIK UNTUK MENYERAP TENAGA KERJA PEREMPUAN (Studi Kasus Kelompok Tenun Sumber Rejeki Tex, Dusun Cabeyan, Desa Mlese, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten) Inka Dwi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan pada hakekatnya adalah perubahan terencana dari satu situasi ke situasi lainnya yang dinilai lebih baik. Pembangunan yang terlalu mengejar pertumbuhan ekonomi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah perekonomian merupakan masalah yang paling menarik untuk

BAB I PENDAHULUAN. Masalah perekonomian merupakan masalah yang paling menarik untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah perekonomian merupakan masalah yang paling menarik untuk diperbincangkan terutama dikalangan elite khususnya para pebisnis. Terbukanya globalisasi aktivitas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penambangan batu kapur di Desa Citatah telah dilakukan sejak abad ke-19 yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penambangan batu kapur di Desa Citatah telah dilakukan sejak abad ke-19 yang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penambangan batu kapur di Desa Citatah telah dilakukan sejak abad ke-19 yang semakin meningkat setelah masuknya pengusaha-pengusaha Cina dengan mendirikan Lio

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kualitas hidup manusia merupakan upaya yang terus

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kualitas hidup manusia merupakan upaya yang terus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Pembangunan kualitas hidup manusia merupakan upaya yang terus dilakukan pemerintah dalam rangka mencapai kehidupan yang lebih baik. Upaya pembanguan ini ditujukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Penduduk Indonesia usia 15 tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, (juta orang) No.

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Penduduk Indonesia usia 15 tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, (juta orang) No. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yaitu negara pertanian dengan daratannya yang subur dan didukung oleh iklim yang menguntungkan. Usaha pertanian, budidaya tanaman dan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. 1 http ://cianjur.go.id (diakses15 Mei 2011)

PENDAHULUAN. 1 http ://cianjur.go.id (diakses15 Mei 2011) PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan pertanian mempunyai peranan yang strategis dalam penyerapan tenaga kerja yang ada di Indonesia, yaitu dengan tingginya penyerapan tenaga kerja sekitar 44 persen dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Hampir di setiap daerah di Indonesia memiliki pasar baik pasar tradisional maupun pasar modern. Berbagai jenis pasar di Indonesia diantaranya pasar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pakaian merupakan kebutuhan dasar yang memiliki beragam. makna bagi manusia. Pakaian tidak hanya berfungsi sebagai pelindung

I. PENDAHULUAN. Pakaian merupakan kebutuhan dasar yang memiliki beragam. makna bagi manusia. Pakaian tidak hanya berfungsi sebagai pelindung I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakaian merupakan kebutuhan dasar yang memiliki beragam makna bagi manusia. Pakaian tidak hanya berfungsi sebagai pelindung tubuh, tetapi juga berfungsi sebagai identitas

Lebih terperinci

BAB VI. KARAKTERISTIK PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR

BAB VI. KARAKTERISTIK PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR BAB VI. KARAKTERISTIK PEDAGANG MARTABAK KAKI LIMA DAN WARUNG TENDA PECEL LELE DI KOTA BOGOR 6.1 Karakteristik Pedagang Martabak Kaki Lima di Kota Bogor Martabak merupakan salah satu jenis makanan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tolak ukur kemajuan negara tersebut. Menurut Kasmir (2014) bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. tolak ukur kemajuan negara tersebut. Menurut Kasmir (2014) bank adalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga yang memegang peranan penting dalam perekonomian suatu negara. Kemajuan bank di suatu negara dapat dijadikan tolak ukur kemajuan negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi pada dasarnya dicerminkan oleh terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi pada dasarnya dicerminkan oleh terjadinya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi pada dasarnya dicerminkan oleh terjadinya perubahan dalam aliran-aliran baru yang menyangkut arus pendapatan dan manfaat (benefit) kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengetaskan kemiskinan, tetapi hingga

BAB I PENDAHULUAN. upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengetaskan kemiskinan, tetapi hingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia salah satu negara dengan jumlah penduduk yang banyak sehingga kemiskinan pun tak dapat dihindari. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang akan mengalami pertumbuhan lebih lambat dari pada yang. tumpuan harapan bagi pembangunan (Purnama, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang akan mengalami pertumbuhan lebih lambat dari pada yang. tumpuan harapan bagi pembangunan (Purnama, 2013). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor industri bagi suatu negara merupakan sektor yang menimbulkan perkembangan jauh lebih pesat untuk pertumbuhan ekonomi. Analisis teoritis dan penyelidikan empiris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan diberbagai daerah serta menciptakan kesempatan kerja. Sasaran

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan diberbagai daerah serta menciptakan kesempatan kerja. Sasaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan suatu wilayah adalah serangkaian kebijakan sebagai usaha meningkatkan taraf hidup masyarakat, untuk menciptakan keseimbangan pembangunan diberbagai daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perempuan yang bekerja di luar rumah sepertinya tidak jauh berbeda. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. perempuan yang bekerja di luar rumah sepertinya tidak jauh berbeda. Berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak zaman dahulu hingga kini, persoalan yang dihadapi oleh kaum perempuan yang bekerja di luar rumah sepertinya tidak jauh berbeda. Berbagai hambatan dan

Lebih terperinci