PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KANCING GEMERINCING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN SISWA KELAS IV SDN 10 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017 JURNAL

Transkripsi

1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KANCING GEMERINCING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN SISWA KELAS IV SDN 10 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017 JURNAL Oleh: HAIRUL FITRI E1E Diajukan Kepada Tim Penguji Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Sebagai Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2017 i

2 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS MATARAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Jln. Majapahit No. 62 Mataram NTB Telp. (0370) HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING JURNAL SKRIPSI Jurnal dengan judul: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KANCING GEMERINCING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN SISWA KELAS IV SDN 10 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2016/ 2017 Telah disetujui pada tanggal: 26 Juli 2017 Dosen Pembimbing Skripsi I, Mataram, 26 Juli 2017 Dosen Pembimbing Skripsi II, (Khairun Nisa, S.Pd., M.Pd.) NIP (Ida Ermiana, S.Pd., M.Pd.) NIP Mengesahkan: Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan (Drs. Safruddin, M.Pd.) NIP ii

3 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KANCING GEMERINCING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN SISWA KELAS IV SDN 10 MATARAM TAHUN PELAJARAN 2016/2017 Oleh: HAIRUL FITRI E1E ABSTRAK Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn siswa kelas IV SDN 10 Mataram. Kurangnya kreatifits guru dalam menggunakan berbagai model pembelajaran yang ada, sehingga guru menjadi sumber utama pengetahuan dalam pembelajaran atau biasa disebut teacher centered. Sedangkan siswa hanya berperan sebagai penerima informasi atau hanya mendengar penjelasan dari guru. Hal ini mengakibatkan kurangnya partisipasi siswa dalam proses pembelajaran karena pembelajaran bersifat monoton dan siswa cenderung pasif. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas IV SDN 10 Mataram melalui penerapan model pembelajaran Kancing Gemerincing. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus, dimana setiap siklus terdiri 2 kali pertemuan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi aktivitas guru dan siswa kelas IV SDN 10 Mataram, serta tes hasil belajar pada setiap akhir siklus. Berdasarkan hasil penelitian siklus I diketahui nilai rata-rata hasil evaluasi belajar siswa 78,67 dengan ketuntasan klasikal 76,47%. Sedangkan hasil penelitian siklus II diketahui nilai ratarata hasil evaluasi belajar siswa 81,61 dengan ketuntasan klasikal 88,23%. Ketuntasan klasikal mengalami peningkatan sebesar 11,76% dan sudah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Kancing Gemerincing dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas IV SDN 10 Mataram tahun pelajaran 2016/2017. Kata-kata kunci : Kancing Gemerincing, Hasil Belajar, PKn. iii

4 THE APPLICATION OF LEARNING MODEL TALKING CHIPS TO IMPROVE LEARNING RESULT OF CIVICS STUDENTS GRADE IV IN SDN 10 MATARAM YEAR OF STUDY 2016/ 2017 By: HAIRUL FITRI E1E ABSTRACT This study is based on the low learning outcomes of students on the subjects of Civics students grade IV SDN 10 Mataram. Based on the results of observation and interviews caused that in the process of learning applied in the classroom, teachers still use lecture methods and the lack of creativeits teachers in using various models of learning that exist, so that teachers become the main source of knowledge in learning or so-called teacher centered. While students only act as the recipient of information or just hear the explanation from the teacher. This resulted in the lack of student participation in the learning process because the learning is monotonic and the students tend to be passive. This type of research is Classroom Action Research which aims to improve the learning outcomes of fourth grade students of SDN 10 Mataram through the application of learning models of talking chips. This study was conducted in 2 cycles, each cycle consisting of 2 meetings. The data collection technique used in this research is the observation of teacher activity and fourth grade students of SDN 10 Mataram, as well as the test of learning outcomes at the end of each cycle. Based on the results of research cycle I known the average value of the results of student learning evaluation with 76.47% classical completeness. While the results of research cycle II known the average value of student learning evaluation results with 88.23% classical completeness. Classical completeness has increased by 11.76% and has reached the predetermined success indicator. So it can be concluded that the application of the learning model talking chips can increase the results of learning Civic Students achievement of fourth grade students of SDN 10 Mataram in the academic year 2016/2017. Keyword: Talking Chips, Learning Result of Civics. iv

5 1. Pendahuluan Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadiaan, kecerdasan, akhlaq mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional merumuskan fungsi pendidikan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasarkan kehidupan bangsa. Tujuannya adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003: 4). Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD Menurut Zamroni (dalam Masyhuri dan Yuliatin, 2015: 2) pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berfikir kritis dan bertindak demokratis, melalui aktivitas menanamkan kesadaran pada generasi baru bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang paling menjamin hak-hak warga masyarakat. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan ibu Endiyah Sukesiningsih selaku guru kelas IV SDN 10 Mataram pada tanggal, 2 Desember 2016 menunjukkan bahwa dari 34 orang siswa terdapat 20 orang (59%) dinyatakan tuntas, dan 14 orang (41%) dinyatakan tidak tuntas. Hal ini disebabkan nilai yang diperoleh belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan oleh sekolah yaitu 77 pada mata pelajaran PKn. Rendahnya hasil belajar PKn siswa kelas IV SDN 10 Mataram Tahun Pelajaran 2016/2017 disebabkan oleh lemahnya pelaksanaan proses pembelajaran yang diterapkan oleh guru, karena proses pembelajaran yang terjadi, kurang mampu mengembangkan kemampuan berfikir peserta didik. Faktor yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah yang di ungkapkan oleh guru wali kelas adalah salah satunya, guru hanya menggunakan metode ceramah yang menutup kemungkinan siswa aktif. Guru mendominasi pembicaraan dan buku merupakan sumber belajar utama. Minat membaca siswa kurang, siswa cepat bosan dan jenuh sehingga siswa tidak mendengar 1

6 penjelasan guru, guru mengajar kurang menarik dan belum memaksimalkan penerapan berbagai model dalam proses pembelajaran. Berdasarkan beberapa faktor penyebab rendahnya hasil belajar yang telah diuraikan di atas, maka pemilihan model pembelajaran yang tepat dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan semua siswa dapat berperan aktif di kelas. Sehingga dalam hal ini guru perlu melakukan perbaikan pada proses pembelajaran di kelas. Sifat pembelajaran yang berpusat pada guru harus diubah menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa. Dengan menerapkan model pembelajaran yang tepat, diharapakan siswa dapat berperan aktif di kelas sehingga pembelajaran di kelas dapat berjalan dengan optimal. Salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat mengatasi masalah tersebut adalah model pembelajaran kancing gemerincing. Miftahul Huda (2016: 142) mengemukakan bahwa model pembelajaran kancing gemerincing merupakan model pembelajaran yang dapat diterapkan pada semua mata pelajaran dan tingkatan kelas. Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka diangkat judul Penerapan Model Pembelajaran Kancing Gemerincing untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKn Siswa Kelas IV SDN 10 Mataram Tahun Pelajaran 2016/ Kajian Pustaka Teori yang relevan dalam penelitian in, adalah sebagai berikut: 2.1 Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan dan perubahan perilaku siswa yang diperoleh setelah melalui proses belajar baik dari segi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dapat diukur dengan cara guru mengamati hal-hal yang dilakukan siswa, serta melalui tugas-tugas. 2.2 Model Pembelajaran Kancing Gemerincing Salah satu model pembelajaran dalam cooperative learning adalah model pembelajaran kancing gemering. Model pembelajaran kancing gemering adalah model pembelajaran yang dilaksanakan dengan melakukan diskusi bersama kelompoknya dimana setiap anggota kelompok akan mendapat beberapa kancing/ benda-benda kecil yang akan digunakan untuk menyampaikan pendapatnya. Jika kancing yang dimili telah habis digunakan maka siswa harus diam dan tidak berbicara. 2.3 Pendidikan Kewarganegaraan Pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia, serta pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mendidik generasi muda menjadi warga negara yang demokratis dan partisipatif melalui suatu pendidikan yang dialogial. 2

7 Penelitian yang relevan dengan penelitian ini, adalah penelitian yang dilakukan oleh: 1. Khamalat Azizah (2016) dalam skripsinya Peningkatan Hasil Belajar PKn Melalui Model Pembelajaran Kancing Gemerincing Berbantuan Media Peta Konsep Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Ngeling Jepara 2. Wahab (2013) dalam skripsinya yang berjudul Penggunaan Model Pembelajaran Talking Chips Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Alat Tubuh Makhluk Hidup dan Fungsinya(Studi Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV MI Matla ul Anwar). Hasil penelitian tersebut menunjukkan hasil yang positif yaitu dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran kancing gemerincing. Keberhasilan suatu proses belajar mengajar ditentukan oleh berbagai faktor, diantaranya: siswa, guru, mata pelajaran, dan penerapan model pembelajaran yang bervariasi. Namun penerapan berbagai model pembelajaran yang bervariasi masih sangat minim dilakukan oleh guru. Pada sekolah-sekolah khususnya pada Sekolah Dasar bahwa sebagian besar guru masih menggunkan metode ceramah saja ketika menyampaikan materi. Hal iu berarti bahwa hanya gurulah yang menguasai dan aktif di dalam kelas. Model pembelajaran seperti itu tentu saja akan mengakibatkan kurangnya partisipasi siswa dalam proses pembelajaran di kelas karena bersifat monoton sehingga siswa cenderung pasif dan hanya mendengarkan guru saja. Hal tersebut dapat menimbulkan kebosanan pada siswa dan kurangnya minat belajar siswa khususnya pada mata pelajaran PKn. Jika hal yang demikian terus saja terjadi tanpa adanya perbaikan proses pembelajaran dari guru, maka akan berdampak bagi hasil belajar siswa yang diperoleh di sekolah. Jika siswa sudah mulai bosan karena guru kurang kreatif dalam menerapkan berbagai model pembelajaran yang menarik bagi siswa, maka siswa cenderung akan malas belajar dan pasif ketika mengikuti pelajaran PKn. Dan akibatnya adalah hasil belajar siswa akan mengalami penurunan. Untuk itu sebaiknya guru senantiasa selalu mengrefleksi dirinya dan caranya mengajar. Guru tidak hanya mengandalkan metode ceramah saja dalam memberikan materi. Banyak sekali metode/ model pembelajaran yang cocok yang dapat digunakan untuk pelajaran PKn sehingga dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Pada penelitian ini akan diterapkan salah satu model pembelajaran, yaitu model pembelajaran kancing gemerincing untuk menyampaikan salah satu materi pelajaran PKn pada kelas IV di SDN 10 Mataram. Model pembelajaran kancing gemerincing ini ditetapkan karena model pembelajaran ini sangat menarik dan dapat mengatasi masalah siswa yang kurang aktif di kelas dalam mengutarakan pendapatnya. Model pembelajaran kancing gemerincing ini langsung melibatkan siswa untuk aktif di dalam kelas ketika mengeluarkan pendapat dan diskusi bersama dengan teman kelompoknya. Diharapkan 3

8 model pembelajaran kancing gemerincing akan sangat baik diterapkan dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn. Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berfikir yang telah dikemukakan diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Jika penerapan model pembelajaran kancing gemerincing dilakukan secara optimal, maka akan meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas IV SDN 10 Mataram tahun pelajaran 2016/ Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas atau Classroom Action Research. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu: (a) perencanaan tindakan, (b) pelaksanaan tindakan, (c) mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan, dan (d) melakukan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN 10 Mataram Kecamatan Selaparang, Kota Mataram. Penerapan tindakan dalam penelitian ini dilakukan pada semester dua bulan Mei tahun pelajaran 2016/2017. Subjek dalam penelitian ini, adalah siswa kelas IV SDN 10 Mataram yang berjumlah 34 siswa, terdiri atas 20 laki-laki dan 14 perempuan. Dalam penelitian ini, pembelajaran dilakukan oleh peneliti agar rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dipersiapkan dapat dilaksanakan dengan baik. Guru kelas IV SDN 10 Mataram sebagai observer aktivitas guru, dan teman sejawat peneliti sebagai observer aktivitas siswa yang akan mengamati proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan. Faktor-faktor yang menjadi fokus dalam penelitian ini diantaranya faktor guru, yang diteliti adalah dengan mengamati kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran kancing gemerincing saat proses pembelajaran. Selain itu faktor siswa, yang diteliti adalah dengan mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran PKn dengan menerapkan model pembelajaran kancing gemerincing. Variabel penelitian ini dibagi menjadi variabel harapan dan variabel tindakan. Definisi operasional variabel harapan hasil belajar adalah hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran PKn, dimana siswa harus mencapai skor minimal 77 agar dinyatakan tuntas. Sedangkan definisi operasional variabel tindakan kancing gemerincing adalah model pembelajaran dimana siswa akan berdiskusi bersama kelompoknya untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru khususnya pada mata pelajaran PKn, dimana setiap anggota memiliki kesempatan yang sama untuk mengemukakan pendapatnya. Pelaksanaan Siklus I terdiri dari 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 35 menit dan Pelaksanaan Siklus II terdiri dari 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu yang sama yaitu 2 35 menit. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 3 dan Mei 2017 dan siklus II dilaksanakan pada tanggal 24 dan 31 Mei

9 1. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini sumber data diperoleh dari siswa kelas IV SDN 10 Mataram dan peneliti yang melakukan penelitian tindakan kelas di kelas IV SDN 10 Mataram. Jenis data yang didapatkan adalah data kualitatif yang diperoleh dari observasi kelas berupa data aktivitas guru dan data aktivitas siswa. Dan data kuantitaif yang diperoleh dari hasil evaluasi dengan menggunakan tes tertulis berupa tes objektif sebanyak 20 soal yang disiapkan pada akhir siklus. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Observasi Observasi dalam penelitian ini yaitu melakukan pengamatan terhadap segenap aktivitas pembelajaran PKn yang dilakukan oleh guru dan siswa kelas IV SDN 10 Mataram. b. Tes Data hasil belajar PKn siswa diperoleh dengan memberikan tes pada siswa dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 20 soal. 2. Instrumen Penelitian Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari: a. Lembar observasi aktivitas mengajar guru b. Lembar observasi aktivitas belajar siswa c. Lembar tes 3. Analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut. a. Lembar aktivitas mengajar guru Penilaian terhadap aktivitas guru dilakukan melalui observasi langsung, dimana seorang guru yang sedang mengajar diobservasi langsung oleh observer. Adapun indikator aktivitas guru terdiri dari 6 indikator dengan masing-masing aspek memiliki 3 deskriptor dalam proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kancing gemerincing. Setelah diperoleh data, kemudian dianalisis dengan cara sebagai berikut: 1) Menentukan skor yang diperoleh guru dengan ketentuan sebagai berikut: Skor 1 diberikan jika setiap deskriptor terlaksana/ nampak. Skor 0 diberikan jika setiap deskriptor tidak terlaksana/ tidak nampak. 2) Menentukan skor maksimal ideal (SMI), yaitu skor yang mungkin dicapai apabila semua item tercapai Banyak indikator : 6 indikator Banyak deskriptor tiap indikator : 3 deskriptor Skor maksimal tiap deskriptor : 1 Skor minimal tiap deskriptor : 0 Skor maksimal ideal (SMI) : 6 x 3 x 1 = 18 5

10 3) Menentukan mean ideal (MI) dan standar deviasi ideal (SDI) dengan rumus sebagai berikut: MI = ½ x SMI = ½ x 18 = 9 SDI = 1/3 x MI = 1/3 x 9 = 3 (Nurkancana dan Sunartana, 1990: 100) Tabel 3.1 Kriteria Menentukan Aktivitas Guru Interval Interval Skor Kriteria Mi + 1,5 SDi X Smi X 13,5 Sangat Baik Mi + 0,5 SDi X < Mi + 1,5 SDi 10,5 X < 13,5 Baik Mi 0,5 SDi X < Mi + 0,5 SDi 7,5 X < 10,5 Cukup Baik Mi 1,5 SDi X < Mi 0,5 SDi 4,5 X < 7,5 Kurang Baik 0 X < Mi 1,5 Sdi X < 4,5 Tidak Baik Keterangan: SDi : Standar deviasi ideal Mi : Mean ideal X : Seluruh skor yang dicapai pada setiap indikator b. Lembar observasi aktivitas belajar siswa Penilaian terhadap aktivitas siswa dilakukan melalui observasi langsung, dimana siswa yang sedang belajar diobservasi langsung oleh observer. Adapun indikator aktivitas siswa terdiri dari 6 indikator dengan masing-masing aspek memiliki 3 deskriptor dalam proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kancing gemerincing. Setelah diperoleh data, kemudian dianalisis dengan cara sebagai berikut: 1) Menentukan skor yang diperoleh siswa dengan ketentuan sebagai berikut: Skor 4 diberikan jika lebih dari 75% siswa memenuhi deskriptor yang telah ditetapkan. Skor 3 diberikan jika lebih dari 50% sampai dengan 74% siswa memenuhi deskriptor yang telah ditetapkan. Skor 2 diberikan jika lebih dari 25% sampai dengan 49% siswa memenuhi deskriptor yang telah ditetapkan. Skor 1 diberikan jika lebih dari 0% sampai dengan 24% siswa memenuhi deskriptor yang telah ditetapkan. 6

11 2) Menentukan skor maksimal ideal (SMi), yaitu skor yang mungkin dicapai apabila semua item tercapai. Banyak indikator : 6 Banyak deskriptor tiap indikator : 3 Skor maksimal tiap deskriptor : 4 Skor maksimal ideal (SMi) : 6 x 3 x 4 = 72 3) Menentukan mean ideal (Mi) dan Standar deviasi ideal (SDi) dengan rumus sebagai berikut: MI = ½ x SMI = ½ x 72 = 36 SDI = 1/3 x MI = 1/3 x 36 = 12 (Nurkancana dan Sunartana, 1990: 100) Tabel 3.2 Kriteria Menentukan Aktivitas Siswa Interval Interval Skor Kriteria Mi + 1,5 SDi X SMi X 54 Sangat Aktif Mi + 0,5 SDi X < Mi + 1,5 SDi 42 X < 54 Aktif Mi 0,5 SDi X < Mi + 0,5 SDi 30 X < 42 Cukup Aktif Mi 1,5 SDi X < Mi 0,5 SDi 18 X < 30 Kurang Aktif 0 X < Mi 1,5 Sdi X < 18 Tidak Aktif Keterangan: SDi Mi X : Standar deviasi ideal : Mean ideal : Seluruh skor yang dicapai pada setiap indikator (Nurkancana dan Sunartana, 1990: 100) c. Lembar tes Setiap siswa dalam proses belajar mengajar dikatakan tuntas secara individu apabila mampu memperoleh nilai 77 sebagai standar ketuntasan belajar minimal (KKM). Adapun untuk mengetahui nilai akhir individual per siswa atau seorang siswa ditentukan dengan rumus sebagai berikut: 7

12 Keterangan: NA : Nilai Akhir SA : Skor Aktual SMi : Skor Maksimal Ideal (Nurkancana dan Sunartana, 1990: 100) Menghitung Nilai Rata-rata Keterangan : M : Nilai rata-rata hasil belajar siswa X :Nilai yang diperoleh masing-masing sisw N :Jumlah siswa yang mengikuti tes (Sudjana, 1989: 125) Menghitung hasil belajar klasikal Untuk mengetahui hasil belajar siswa, maka hasil evaluasi akan dianalisis dengan menentukan rata-rata nilai hasil tes. Analisis untuk mengetahui hasil evaluasi, dirumuskan sebagai berikut: Keterangan : P : Ketuntasan klasikal (Aqib, Zainal, dkk, 2009: 41) Indikator kinerja dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut: 1. Hasil belajar siswa dikatakan meningkat apabila jumlah siswa yang mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dengan standar nilai 77 dengan ketuntasan klasikal sebesar 85%. 2. Penelitian ini dikatakan berhasil bila aktivitas belajar siswa dan guru dalam belajar mencapai katagori aktif. 4. Hasil Penelitian Hasil penelitian yang diperoleh sebagai berikut. 1. Siklus I a. Jumlah skor aktivitas guru pada siklus I, yakni 13 dengan kategori baik. b. Jumlah skor aktivitas siswa pada siklus I, yakni 42 dengan kategori aktif. 8

13 c. Ketuntasan hasil belajar dari 34 orang siswa yaitu, terdapat 26 orang siswa yang tuntas, sedangkan siswa yang tidak tuntas ada 8 orang siswa, adapun nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 50. Persentase ketuntasan klasikal siswa sebesar 76,47%. Hasil yang diperoleh pada siklus I masih belum berhasil karena ketuntasan klasikal masih dibawah stndar yang ditetapkan yaitu 85%, sehingga penelitian dilanjutkan ke siklus II. 2. Siklus II a. Jumlah skor aktivitas guru pada siklus II, yakni 16 dengan kategori sangat baik. b. Jumlah skor aktivitas siswa pada siklus II, yakni 54 dengan kategori sangat aktif. c. Ketuntasan hasil belajar dari 34 orang siswa yaitu, terdapat 30 orang siswa yang tuntas, sedangkan siswa yang tidak tuntas ada 4 orang siswa, adapun nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 60. Persentase ketuntasan klasikal siswa sebesar 88,23%. Berdasarkan hasil tersebut ketuntasan klasikal sudah mencapai standar yang ditetapkan yaitu 85%. Peneliti tidak perlu melanjutkan ke siklus selanjutnya karena hasil evaluasi yang diperoleh sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan. Adapun ringkasan penelitian yang dilakukan di SDN 10 Mataram pada kelas IV mata pelajaran PKn dengan menerapkan model pembelajaran kancing gemerincing adalah sebagai berikut. Tabel 4.1 Ringkasan Hasil Penelitian Siklus Aktivitas guru Aktivitas siswa Hasil belajar siswa Skor Kategori Skor Kategori Nilai Ratarata Klasikal Ketuntasan I 13 Baik 42 Aktif 78,67 76,47 % II 16 Sangat Baik 54 Sangat Aktif 81,61 88,23 % Tabel 4.1 merupakan ringkasan hasil penelitian siklus I dan siklus II. Dari tabel tersebut diketahui bahwa skor aktivitas guru pada siklus I adalah 13 dari 18 skor maksimal dengan kategori baik. Sedangkan pada siklus II memperoleh skor 16 dari 18 skor maksimal dengan kategori sangat baik. Berdasarkan skor tersebut dapat diketahui bahwa peningkatan skor sebesar 3 poin. Selain peningkatan skor aktivitas guru, aktivitas siswa juga mengalami peningkatan. Skor aktivitas siswa pada siklus 1 adalah 42 dari 72 skor maksimal dengan kategori baik meningkat pada siklus II menjadi 54 dari 72 skor maksimal dengan kategori sangat baik. Berdasarkan data tersbut dapat diketahui terjadi peningkatan skor sebesar 12 poin. 9

14 Berdasarkan tabel diatas juga dapat dilihat peningkatan hasil belajar PKn siswa yang ditunjukkan melalui hasil evaluasi yang dilakukan pada setiap siklus. Tabel tersebut menunjukkan ketuntasan klasikal pada siklus I mencapai 76,47% dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 26 orang dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 8 orang dengan nilai rata-rata 78,67. Pada siklus II ketuntasan klasikal mengalami peningkatan menjadi 88,23% dengan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 30 orang dan 4 orang siswa yang tidak tuntas dengan nilai rata-rata 81,61. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kancing gemerincing telah berhasil sesuai dengan apa yang telah diharapkan. Sehingga penelitian tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya karena hasil evaluasi yang diperoleh sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan. 5. Simpulan dan Saran 1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kancing gemerincing dapat meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas IV SDN 10 Mataram tahun pelajaran 2016/ Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan nilai rata-rata pada siklus I sebesar 78,67 dan pada siklus II sebesar 81,61. Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan sebesar 2,94. Ketuntasan belajar klasikal siswa pada siklus I sebesar 76,47% dan pada siklus II sebesar 88,23%. Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan sebesar 11,76%. 2. Saran Berdasarkan hasil penelitian, maka dalam hal ini peneliti menyampaikan saran sebagai berikut: a. Untuk Kepala Sekolah SDN 10 Mataram, diharapkan dapat memberikan dorongan kepada dewan guru agar mengaplikasikan model pembelajaran kancing gemerincing dalam proses belajar, tidak hanya pada mata pelajaran PKn saja ataupun di kelas IV saja. Tetapi dapat diterapkan pada mata pelajaran yang lain dan kelas yang berbeda. b. Bagi guru untuk menerapkan model pembelajaran kancing gemerincing sebagai alternatif dalam pelaksanaan belajar mengajar. c. Bagi siswa kelas IV SDN 10 Mataram, sebaiknya siswa tetap semangat dan aktif melibatkan diri sepenuhnya dalam proses pembelajaran baik itu bertanya, mengeluarkan pendapat, menulis, membaca, mempelajari, dan memahami materi yang sudah dan akan dipelajari selanjutnya. d. Kepada peneliti berikutnya, agar dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penerapan model pembelajaran kancing gemerincing pada materi yang lain. 10

15 DAFTAR PUSTAKA Aqib, Zainal, dkk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk Guru SD, SLB, dan TK. Bandung: CV Yrama Widya. Arikunto, Suharsimi Prosedur Peneelitian. Jakarta: Rineka Cipta Azizah, Khamalat Peningkatan Hasil Belajar PKn Melalui Model Pembelajaran Kancing Gemerincing Berbantuan Media Peta Konsep Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Ngeling Jepara. Kudus: Universitas Muria Kudus. BNSP Standar Isi untuk Sekolah Dasar dan Menengah Standar Kompetensi dan Kompeensi Dasar SD/MI. Jakarta Huda, Miftahul Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Isjoni Cooperative Learning. Bandung: Alfabeta Masyhuri dan Yualiatin pendidikan kewarganegaraan. Mataram : FKIP Universitas Mataram Nurkancana, Wayan dan Sunartana Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional Purwanto Evaluasi Hasil Belajar. Surakarta: Pustaka Pelajar Sanjaya, Wina Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung: Prenada Media Group Solihatin, Etin dan Raharjo Cooperative Learning. Jakarta: PT Bumi Aksara Sudjana, Nana Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Bandung Suprijono, Agus Cooperative Learning. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Susanto, Ahmad Teori Belajar Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Jakarta Wahab Penggunaan Model Pembelajaran Talking Chips untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Konsep Alat Tubuh Makhluk Hidup dan Fungsinya (Studi Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas IV MI Matla ul Anwar). Jakarta: Univesitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah 11