BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Dasar Kegiatan CSR Perusahaan Landasan Kegiatan CSR Nilai-nilai perusahaan Dasar CSR Faktor pendukung Peraturan, Sanksi, Evaluasi dalam prakteknya, dan Tim yang mengawasi Gambar 4.1 Dasar pelaksanaan CSR Astra dalam menjalankan kegiatan CSR memiliki dasar-dasar yang digunakan sebagai panduan pelaksanaannya. Dasar - dasar tersebut antara lain nilai-nilai, filosofi, cita-cita dimana nilai - nilai tersebut menjadi bagian perusahaan yang dikembangkan sebagai dasar dari kegiatan CSR. Dari nilai-nilai tersebut dan juga faktor-faktor pendukung pelaksanaan CSR, menjadi suatu landasan bagi perusahaan untuk menjalankan kegiatan CSR agar dasar CSR dalam perusahaan itu dapat dijalankan ke seluruh unit bisnis perusahaan, dalam hal ini Astra, dengan memberikan pelatihan dan pengarahan secara langsung yang ditangani oleh divisi

2 ESR, dengan terjun langsung pada unit bisnisnya. Selain dengan pelatihan, Astra juga membuat suatu program penghargaan yang melibatkan semua unit-unit bisnis sehingga pelaksanaan CSR dapat berjalan dari atas sampai ke unit-unit bisnis Astra, dan dari unit bisnis yang berhasil menjalankan kegiatan CSR akan mendapatkan pengakuan berupa AGC atau AFC Award sesuai dengan kegiatan CSR-nya. Cara lain yang dapat ditempuh adalah dengan membuat peraturan untuk diikuti oleh para karyawan dimana kegiatan ini diawasi oleh suatu tim yang khusus sehingga dasar pelaksanaan CSR tersebut dapat menjadi bagian dari seluruh unit bisnis. Secara garis besar pelaksanaan tersebut dapat dilihat pada gambar 4.1 di atas. Dasar dari penerapan CSR sangat bervariatif dan bergantung kepada perusahaan yang menjalankannya dan juga tidak ada suatu teori mutlak yang memberikan gambaran mengenai dasar-dasar dari suatu CSR. Akan tetapi dari informasi, data, dan prakteknya, dalam menerapkan CSR dapat dijabarkan bahwa dasar-dasar yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Misi, Visi, dan Filosofi Dari informasi dan data yang didapatkan, penerapan CSR ada yang menjadi bagian integral dalam bisnis. Perusahaan yang mengintegrasikan CSR dalam seluruh pengambilan keputusan akan lebih mengkaitkan CSR ini pada misi, visi dan filosofi dari perusahaan. Dari misi dan visi ini tidak memfokuskan pada menghasilkan keuntungan atau menjadi yang terbaik, akan tetapi lebih menekankan pada menciptakan suatu nilai yang lebih bagi seluruh stakeholder perusahaan. Stakeholder yang dimaksud adalah karyawan, konsumen, supplier, komunitas dan lingkungan disekitar perusahaan.

3 2. Komitmen dari Top Eksekutif Suatu kegiatan CSR tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya komitmen dan dukungan dari top eksekutif yang terus menekankan penerapan CSR, memberikan pengarahan pengarahan. 3. Komunikasi, pendidikan dan pelatihan Dalam penerapan CSR, sangat memerlukan keikutsertaan dari seluruh karyawan untuk berpartisipasi, kegitan CSR tidak dapat hanya dijalankan oleh suatu bagian saja dalam perusahaan akan tetapi seluruh bagian dari perusahaan. Karyawan tidak dapat disalahkan bila tidak menjalankan suatu bentuk kegiatan CSR karena mereka tidak mengetahui pentingnya kegiatan CSR. Oleh karena itu komunikasi, pendidikan dan pelatihan harus diberikan agar karyawan tersebut mengerti mengenai pentingnya penerapan CSR, salah satunya adalah dengan mempublikasikan secara internal tentang pentingnya CSR. 4. Penghargaan bagi karyawan Banyak perusahaan mengerti bahwa karyawannya akan berpartisipasi dalam suatu kegiatan yang akan memberikan pengakuan dan penghargaan, dan mereka akan menghindari suatu tidakan yang merugikannya. Oleh karena itu, suatu sistem promosi, kompensasi, penghargaan dapat digunakan untuk mendorong dalam melakukan kegiatan CSR yang telah direncanakan. Pada penerapannya, Astra mengimplementasikan penghargaan ini dengan memberi nama AGC dan AFC Award untuk meningkatkan semangat grup Astra dalam mengimplementasikan AGC dan AFC.

4 5. Perencanaan strategis Dalam penerapan CSR, banyak perusahaan yang melihat kegunaannya dimasa mendatang, oleh karena itu perusahaan menggunakan CSR sebagai proses perencanaan jangka panjang, dan mengidentifikasi tujuan-tujuan yang lebih spesifik, dan implikasi CSR dalam suatu proposal bisnis. 6. Mempengaruhi perusahaan lain Perusahaan yang benar-benar tertarik menjalankan CSR dapat menjadi pelopor dan mempengaruhi perusahaan lain, baik dari partner bisnis sampai perusahaan-perusahaan lain di dunia. 4.2 Perencanaan Pelaksanaan CSR Dalam prakteknya, penerapan dan implementasi CSR bergantung kepada perusahaan yang menjalankannya. Implementasi dan penerapan CSR pada perusahaan berbeda - beda bergantung pada ukuran perusahaan, sektor, pangsa pasar dan budaya dan komitmen dari pemimpin perusahaan tersebut. Beberapa perusahaan fokus pada suatu area tunggal seperti pada aspek lingkungan, dan beberapa perusahaan lainya memiliki tujuan untuk mengintegrasikan visi CSR dalam seluruh aspek operasi perusahaan. Ada beberapa penerapan CSR yang dapat digunakan : Secara Umum 1. Strategic Alliance Penerapan CSR dapat dilakukan dengan bermitra dengan organisasi social, seperti international NGO, Domestic NGO atau dengan bekerja sama dengan institusi

5 pendidikan. Hal ini dapat dilihat pada penerapannya pada Astra, Astra bekerja sama dengan beberapa lembaga sosial di Indonesia yang terkait dengan suatu penerapan kegiatan CSR yang akan dilakukan. 2. Joint Sertification Standar-standar dalam pelaksanaan CSR yang dilakukan perusahaan akan diakui bila perusahaan bekerja sama dengan badan sertifikasi yang menilai bagaimana penerapan CSR dalam suatu perusahaan sudah memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh badan sertifikasi tersebut. Dalam prakteknya Astra bekerjasama dengan badan sertifikasi asing yaitu AFAQ - Acert International Perancis yang bertujuan memberikan sertifikasi terhadap perusahaan dengan pengelolaan LK3 yang baik. 3. Mendirikan yayasan sosial Dalam melakukan kegiatan sosial seringkali perusahaan mendirikan suatu yayasan yang khusus menangani masalah-masalah sosial yang terjadi dalam masyarakat. Astra memiliki lembaga sosial yang membantu dan mengembangkan masyarakat dalam usaha kecil dan menengah (YDBA) 4. Membuat divisi khusus dalam perusahaan Perusahaan yang menjadikan CSR dalam bagian pengambilan keputusan bisnisnya ada yang membentuk divisi khusus untuk menangani masalah-masalah yang berkaitan dengan kegiatan sosial, seperti pada Astra yang membentuk divisi Environment and Social Responsibility untuk menangani masalah yang berhubungan dengan CSR Secara Khusus 1. Menentukan dan mengidentifikasi target dan performa

6 Dalam menjalankan kegiatan social, harus ada target yang menjadi patokan dalam menilai kesuksesan dan ketepatan pelaksanaan CSR. Suatu program yang tidak diberi patokan akan sulit untuk diketahui ketepatan dan akan menghabiskan sumberdaya yang ada pada perusahaan. Oleh karena itu Astra memberikan suatu patokan dalam penghematan sumber daya alam sebesar 10% lebih kecil dari tahun sebelumnya. 2. Mengikutsertakan karyawan Keikutsertaan karyawan memegang peranan penting dalam implementasi CSR. Selain keikutsertaan dari karyawan, kadang kala supplier memegang peranan yang penting dalam menyukseskan kegiatan CSR. Oleh karena itu komunikasi antara top manajemen dan karyawan menjadi kunci kesuksesan penerapan CSR. Karyawan dan supplier harus mendapatkan informasi yang jelas tentang bagaimana perusahaan melaksanakan CSR, motivasi dalam menjalankan, pendekatan yang dilakukan, relevansinya dalam bisnis, dan juga implikasiimplikasi lainnya. 3. Membuat rencana komunikasi internal dan eksternal Komunikasi sangat penting dalam pelaksanaan CSR baik dalam internal dan eksternal. Untuk internal, pelaksanaan CSR dan performa yang dihasilkan sebisa mungkin dikomunikasikan secara transparan dan juga secara berkala kepada seluruh karyawan. Berbagai media dapat digunakan seperti newsletters, laporan tahunan, komunikasi intranet, rapat-rapat. Karyawan perlu untuk diinformasikan bahwa CSR menjadi prioritas dalam perusahaan.

7 Untuk rencana komunikasi eksternal, merupakan suatu faktor yang penting dan memerlukan perencanaan yang matang. Target dari pendengar sangat bermacammacam tergantung dari perusahaan dan kegiatan CSR yang dilakukan oleh perusahaan. Kegiatan komunikasi dapat berupa awareness campaign, iklan, pidato, dan informasi yang tersedia dalam website. Secara garis besar dasar dan perencanaan penerapan CSR dapat di rangkum sebagai berikut : Dasar Utama o Misi dan Visi Visi dan misi merupakan bagian penting dalam suatu perusahaan yang memberikan suatu pedoman dan arah yang ingin dituju oleh perusahaan. Dalam kaitannya dengan CSR, isi dari visi dan misi lebih dari sekedar menjadi yang terbaik dan mendapatkan keuntungan, tetapi menekankan menciptakan value bagi stakeholder perusahaan. Secara umum, dalam membuat suatu visi dan misi perusahaan ada beberapa hal yang harus diperhatikan, dan dimana dari keempat hal tersebut akan meningkatkan posisi dari perusahaan dan prospek di masa mendatang. Hal - hal yang harus diperhatikan adalah seperti : Produk yang dihasilkan Visi dan misi akan dipengaruhi dari produk yang dihasilkan oleh perusahaan, misalnya untuk produk makanan, akan lebih tepat bila visi misi yang digunakan adalah menjadi yang terbaik dalam menyediakan

8 produk yang baik bagi masyarakat, dari pada menjadi nomor satu di suatu Negara. Trend teknologi Teknologi berperan penting dalam kehidupan manusia, dan teknologi ini dapat menciptakan suatu keungulan bagi perusahaan yang menggunakannya. Teknologi ada yang dapat berguna dalam proses produksi dan juga ada yang berguna dalam penanganan limbah industri. Selain visi dan misi, ada juga nilai-nilai yang dapat menjadi panduan dalam suatu perusahaan dimana nilai-nilai ini berasal dari founder dari suatu perusahaan. Nilai-nilai ini dapat berupa kepercayaan dan juga prinsip bisnis yang menjadi suatu pandangan yang sangat berguna bagi kelangsungan bisnis dan kegiatan-kegiatan yang dijalankan oleh perusahaan. Filosofi ini dapat menjadi dasar dari penetapan visi dan misi perusahaan, seperti pada Astra, yaitu Catur Dharma, dimana filosofi ini menjadi akar dari segala kegiatan operasional bisnis dan juga kegiatan CSR. o Komitment dari Top Eksekutif Komitmen dari top eksekutif untuk menjalankan kegiatan CSR menjadi panduan bagi seluruh karyawan dari perusahaan untuk turut serta. Dalam prakteknya di Astra, komitmen dari top eksekutif ini dapat dilihat dari President Letter yang menekankan Triple Bottom Line. Faktor Pendukung o Mengikutsertaan karyawan dalam kegiatan CSR

9 Dalam kegiatan CSR, keikutsertaan dari karyawan dalam pelaksanaan program CSR memberikan suatu kesuksesan dari program tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan komunikasi dan pelatihan kepada karyawan, dalam hal ini Astra memotivasi mereka untuk menjalankan kegiatan CSR salah satunya tentang keselamatan kerja dengan mengikut sertakan karyawan mereka dalam kegiatan pelatihan-pelatihan, dan program penghargaan. o Komunikasi, pendidikan dan pelatihan CSR bagi karyawan Suatu CSR akan sulit untuk dijalankan bila karyawan dari perusahaan kurang memahami arti pentingnya CSR, oleh karena itu suatu sistem komunikasi perlu diformulasikan sehingga karyawan dapat mengerti pentingnya CSR. Selain itu perencanaan pendidikan dan pelatihan CSR juga diikut sertakan dalam prakteknya dimana karyawan diberikan suatu pelatihan dan sekaligus pelatihan tentang point-point kegiatan CSR yang dilakukan oleh perusahaan seperti keselamatan kerja. Astra memberikan pelatihan-pelatihan yang ditujukan bagi karyawan seperti pendidikan dan pelatihan mengenai LK3. Dalam mengkomunikasikan pentingnya CSR, Astra melakukannya dengan value, mindset, dan behaviour dimana suatu kegiatan yang positif akan memberikan dampak positif. o Program penghargaan pencapaian CSR Program-program penghargaan dalam pencapaian suatu kinerja akan lebih menarik perhatian dari karyawan, untuk itu, program penghargaan dirancang

10 sedemikian rupa sehingga menarik para karyawan ikut serta menjalankan kegiatan CSR yang dijalankan oleh perusahaan. Dalam membuat program penghargaan harus dijelaskan tentang bagaimana pencapaiannya, salah satunya dengan menetapkan tujuan dari kegiatan yang ingin dicapai secara specifik. Astra memiliki program AGC dan AFC Award dalam pencapaian kegiatan CSR. Hal ini memberikan motivasi bagi karyawan untuk turut serta dan menjalankan kegiatan CSR. o Perencanaan program strategis berkaitan dengan CSR Suatu kegiatan CSR merupakan suatu investasi jangka panjang, oleh karena itu perlu untuk melihat kedepan dan mengidentifikasikan tujuan-tujuan yang lebih spesifik dari kegiatan CSR yang kemudian dapat memberikan peluang bagi perusahaan. Selain itu perusahaan-perusahaan berskala internasional mulai menekankan penerapan CSR bagi para partner bisnis mereka sebagai bagian dari proposal bisnis mereka. Astra sadar akan pentingnya sustainability, oleh karena itu Astra menjalankan kegiatan CSR dan juga melihat keuntungan-keuntungan yang didapat dari kegiatan CSR, seperti penghematan biaya. o Membuat divisi khusus dalam perusahaan Target merupakan suatu keharusan dalam pelaksanaan semua kegiatan bisnis, oleh karena itu dalam penerapan CSR harus menentukan kriteria-kriteria yang menjadi penilaian kesuksesan suatu penerapan CSR. Sebagai contoh, pada Astra misalnya, pembangunan sekolah di Meulaboh keberhasilan dari

11 pelaksanaannya dapat dilihat dari : pertama, jadinya bangunan tersebut, dan kedua, meningkatnya taraf pendidikan bagi anak-anak di sekitar sekolah tersebut. o Target performa kesuksesan Suatu divisi khusus dapat dibentuk untuk khusus menangani masalah-masalah sosial, dimana anggota dari divisi-divisi tersebut memang memiliki pengetahuan tentang pelaksanaan kegiatan sosial yang ingin dilakukan oleh perusahaan, selain itu bila divisi ini dibentuk didalam perusahaan maka divisi ini dapat bekerja sama dengan divisi lain dalam perusahaan untuk merencanakan suatu kegiatan CSR. Astra memiliki divisi khusus dalam penanganan kegiatan CSR dengan membentuk divisi Environment and Sosial Responsibility (ESR). o Komunikasi internal dan eksternal Komunikasi sangat memegang peranan penting dalam menginformasikan kesuksesan pelaksanaan CSR oleh perusahaan, untuk itu komunikasi dalam internal perusahaan dapat dilakukan dengan memberikan informasi secara berkala mengenai hasil yang dicapai dalam pelaksanaan CSR sehingga terdapat transparansi dalam pelaporannya dan memberikan penekanan bahwa kegiatan CSR yang dilakukan oleh perusahaan terus berlanjut dan tidak setengah-setengah. Untuk komunikasi eksternal juga memegang peranan penting dimana komitmen dari perusahaan untuk menjalankan kegiatan CSR tidak setengah-

12 setengah. Hal ini dapat dilakukan dengan menerbitkan laporan-laporan perkembangan dari kegiatan CSR yang dilakukan, memberikan informasi yang selengkapnya pada website perusahaan, dimana orang yang tertarik bisa mendapatkan informasi mengenai kegiatan CSR yang dilakukan oleh perusahaan. Selain itu juga dapat memberikan suatu kontribusi sehingga konsumen menjadi loyal terhadap produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Astra dalam komunikasinya memberikan informasi kegiatan CSR dalam website dan juga laporan sustaibility. 4.3 Pelaksanaan CSR Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan CSR Misi dan Visi Tujuan Bisnis Stakeholder Kegiatan CSR Produk dan jasa yang dihasilkan Gambar 4.2 Faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan kegiatan CSR

13 Dari data-data yang didapatkan dari Astra dan juga sumber-sumber lainnya, pemilihan kegiatan CSR sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, dimana faktor-faktor tersebut berkaitan dengan misi dan visi, tujuan bisnis, stakeholder, dan produk yang dihasilkan oleh perusahaan dimana faktor - faktor ini menjadi pertimbangan dalam menentukan kegiatan CSR yang akan dilakukan, antara lain : Misi dan Visi Misi dan visi menjadi panduan dalam menjalankan segala kegiatan perusahaan. Dalam pemilihan suatu issue social, misi dan visi mempengaruhi keputusan dalam pemilihan issue sosial yang ada dalam masyarakat tersebut seperti apa yang dicitacitakan oleh perusahaan, misalnya perusahaan memiliki visi mencerdaskan bangsa dan misi untuk mencapai visi tersebut adalah memberikan pendidikan dan pelatihan kepada anak-anak bangsa. Maka issue yang akan dipilih dan dikembangkan oleh perusahaan adalah masalah pendidikan. Tujuan Bisnis Tujuan dan sasaran bisnis dapat memberi suatu gambaran dan arah mengenai masalah sosial dan bagaimana penerapan CSR yang akan dilakukan oleh perusahaan. Stakeholder Masalah-masalah yang berhubungan atau yang menjadi perhatian stakeholder, akan lebih ditekankan untuk dilaksanakan. Produk dan jasa yang dihasilkan Pada pelaksanaannya perusahaan mempertimbangkan menggunakan produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan itu sendiri dalam kegiatan CSR yang dijalankan.

14 Faktor Pertimbangan Kegiatan CSR Prioritas Issue Partner Pengalaman Kegiatan CSR Sumber daya Gambar 4.3 Faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan kegiatan CSR Selain faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan kegiatan CSR ada faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan kegiatan CSR, dimana faktor-faktor tersebut antara lain : Prioritas issue

15 Semakin besar atau banyak suatu masalah sosial, akan lebih mendapatkan prioritas dari perusahaan untuk penyelesaiannya, selain besar atau banyaknya masalah, faktor mudah atau tidaknya penyelesaian dari suatu masalah sosial juga mempengaruhi pertimbangan pemilihan issue tersebut. Partner Ada tidaknya partner dalam kegiatan CSR juga menjadi pertimbangan, dalam hal ini ada partner dalam kegiatan internal perusahaan seperti lembaga yang mengawasi dan menilai kegiatan yang dilakukan persusahaan dan juga partner dalam menjalankan kegiatan CSR khususnya ke komunitas masyarakat. Pengalaman Adanya pengalaman perusahaan dalam menjalankan kegiatan CSR lebih menjadi pertimbangan dalam pelaksanaannya karena pelaksanaan CSR yang dilakukan dapat lebih effisien dan efektif untuk menghasilkan performa yang optimal. Sumber daya Sumber daya menjadi perhatian penting dalam pemilihan kegiatan CSR, perusahaan dapat menjalankan suatu kegiatan CSR bila terdapat sumber daya yang cukup untuk membantu suatu masalah sosial Dari dua faktor diatas yaitu faktor yang mempengaruhi dan yang dipertimbangkan, dapat digambarkan seperti dibawah ini :

16 Landasan Kegiatan CSR Lingkup kegiatan CSR Shareholder Karyawan Konsumen Lingkungan Komunitas Partner bisnis Pemerintah Faktor yang mempengaruhi Faktor yang dipertimbangkan Pelaksanaan CSR Gambar 4.4 Pelaksanaan CSR Dari dasar dan penerapan CSR diawal bab empat, dapat digambarkan secara keseluruhan seperti pada gambar dibawah ini :

17 Faktor yang mempengaruhi Dasar CSR Nilai-nilai perusahaan Perusahaan Faktor pendukung Perkembangan dan hasil kegiatan CSR Peraturan, sanksi, evaluasi dalam prakteknya dan Tim yang mengawasi Pelaksanaan CSR P e r u s a h a a n Lingkup kegiatan CSR Shareholder Karyawan Konsumen Lingkungan Komunitas Partner bisnis Pemerintah Marketing Masyarakat Faktor yang dipertimbangkan Gambar 4.5 Keseluruhan tahap pelaksanaan CSR Dari gambar ini dapat dirangkum mulai dari kegiatan dasar sampai hasil pelaksanaan CSR pada perusahaan, dimana perusahaan memiliki nilai-nilai yang menjadi panutan bagi perusahaan dimana nilai-nilai ini sebagai suatu dasar bagi penciptaan dasar pelaksanaan CSR. Dari dasar-dasar pelaksanaan CSR ini digunakan untuk menjalankan kegiatan CSR yang mencakup stakeholder perusahaan yaitu shareholder, karyawan, konsumen, lingkungan, komunitas, partner bisnis, pemerintah. Dari cakupan pelaksanaan CSR ini dipengaruhi juga oleh faktor-faktor seperti misi dan visi, tujuan bisnis, stakeholder, dan produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Dari kegiatan CSR yang

18 dipilih kemudian mempertimbangkan faktor-faktor seperti prioritas issue, partner, pengalaman dan sumberdaya perusahaan. Dari tahap ini, maka perusahaan memilih dan menjalankan kegiatan CSR yang ditentukan, selanjutnya hasil dari penerapan CSR ini dilaporkan kepada perusahaan mengenai apa yang dicapai dari pelaksanaan CSR tersebut sebagai pertanggung jawaban dari tugas pelaksanaan kegiatan CSR. Dari hasil kegiatan CSR, masyarakat mendapatkan dampak dari kegiatan sosial dan hal ini memberikan dampak bertahannya (sustainability) perusahaan. 4.4 Peran CSR Astra CSR di Astra lebih digunakan sebagai komponen dalam manajemen operasional hariannya. Seperti pada Astra Green Company, konsep CSR contohnya diterapkan pada penghematan energi dan kertas dikantor, dan efisiensi proses produksi. Sedangkan Astra Friendly Company berhubungan dengan perlakuan yang lebih baik pada pegawai dan lingkungan dimana Astra beroperasi. Dalam hubungannya dengen lingkungan sosial, Astra mencoba mendukung lingkungan sosial dengan membuat program bagi anak-anak muda dan membeli seni dan kerajinan yang dibuat oleh penduduk sekitar. Program CSR Astra terlihat lebih diarahkan pada level korporasi, bukan pada konsumen. Hal ini berarti Astra berarti memilih pendekatan yang lebih sederhana dalam menjalankan CSR-nya. Program CSR Astra jarang muncul pada iklan-iklan besar atau media lainnya. Programnya tertulis dengan detail dan ditampilkan pada buku Sustainability Report-nya. Buku-buku tersebut tidak tersedia secara luas bagi konsumen, tetapi hanya tersedia untuk kepentingan internal dan korporasi.

19 4.5 Manfaat CSR Bagi Astra Keuntungan CSR bagi Astra adalah sebagai berikut: 1. Tuntutan Global Kompetisi global untuk tersedianya perusahaan yang semi-etis memberikan keuntungan kompetitif bagi perusahaan yang terlibat dalam CSR. Astra sebagai perusahaan yang sadar akan CSR memiliki keuntungan signifikan dalam tender global khususnya dalam issue lingkungan dalam proses produksinya maupun hasil produksinya. 2. Permasalahan Tenaga Kerja Indonesia sebagai negara dunia ketiga, menawarkan buruh dengan upah yang rendah dan penegakan hukum buruh yang lemah, di mana buruh tersebut seringkali tereksploitasi. Eksploitasi buruh akan menyebabkan pemogokan, dan juga kerusakan fisik bagi proses produksi. Astra Friendly Company menangani masalah ini dengan memberikan tunjangan dan penghidupan yang lebih baik bagi seluruh karyawannya. 3. Dampak Sosial Dampak sosial perusahaan dapat membawa permasalahan seperti yang muncul pada revolusi industri pertama, seperti :pertikaian antar kelas sosial, jurang miskin dan kaya yang melebar, dan eksternalitas yang ditakuti. Dengan Astra Friendly Company, jurang tersebut mengecil dan perusahaan dapat membawa lingkungan sosial ekonomi yang lebih baik bagi masyarakat sekitar. 4. Pelanggan Ritel

20 Dengan pemanasan global yang merambah dengan cepat dan permasalahan lingkungan lainnya, konsumen ritel, baik global atau lokal, mulai memiliki kepedulian yang besar atas permasalahan tersebut. Walaupun mayoritas masih memilih harga terendah barang tertentu, yang lainnya, khususnya yang berkecukupan, mulai memperdulikan dampak lingkungan produk yang mereka gunakan dan beberapa merelakan harga yang lebih tinggi untuk membelinya. Dengan melaksanakan CSR, konsumen dapat meyakini produk Astra adalah produk yang ramah lingkungan dan kepedulian mereka dapat secara tidak langsung memberikan keuntungan bagi Astra. 5. Loyalitas Manajemen Salah satu permasalahan dari pekerja tingkat-manajemen adalah tingginya tingkat perpindahan pegawai. Dengan mendengarkan dan peduli pada karyawannya, tingkat perpindahan karyawan dapat diturunkan yang menghasilkan angkatan kerja yang lebih kompeten, terlatih dan terampil. 6. Branding Korporasi Banyak perusahaan yang mengambil konsep CSR karena mereka ingin menghijaukan diri akhir-akhir ini. Mereka mereformasi dirinya mayoritas dalam aspek lingkungan, contohnya: British Petroleum mengganti nama mereka menjadi BP (Beyond Petroleum), Unilever mengganti logo U mereka sehingga penuh dengan gambar-gambar dedaunan. Astra Green Company dan Astra Friendly Company dapat meningkatkan brand korporat Astra dengan cara tersebut. 7. Penghematan Biaya

21 Salah satu dari program CSR Astra adalah mengurangi penggunaan energi dan kertas. Dengan penghematan tersebut, biaya overhead dapat dikurangi. Salah satu programnya adalah penurunan penggunaan energi dan limbah kantornya secara terus-menerus. 8. Lingkungan yang lebih baik Bahaya lingkungan adalah salah satu permasalahan yang dihadapi oleh setiap entitas dalam planet ini. Bagi Astra, pabrik-pabriknya rentan terhadap bencana alam, khususnya banjir. Dengan membangun saluran air dan membangun elemen lingkungan di sekitarnya, banjir dapat dihindari, atau bilapun terjadi, efek kerusakannya dapat dikurangi. 9. Kepatuhan pada Standar Pemerintahan Hukum-hukum pemerintahan mulai ditegakkan baik pada masalah buruh atau lingkungan. Emisi dan limbah dari pabrik memiliki batas seperti halnya upah minimum dan perlakuan buruh yang baik. Karena perusahaan dapat dikenakan denda pada tiap pelanggarannya, penerapan CSR dapat menghindarkan denda tersebut atau menguranginya. 10. Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Nasional Dengan menerapkan CSR, Astra juga membantu masyarakat sekitar bertumbuh dalam ekonomi. Salah satu contohnya, dengan didirikannya pabrik, penduduk lokal dapat menjual makanan, tempat tinggal, atau toko-toko kecil lainnya yang berguna bagi pertumbuhan ekonomi daerah tersebut. Dan efeknya, dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi, Astra juga akan bertumbuh bersama dengan pertumbuhan ekonomi negara tersebut.

22 4.6 Pembedaan CSR dengan Kegiatan Sosial (philanthropy) Kegiatan CSR adalah suatu bentuk tanggung jawab perusahaan kepada stakeholder-nya dan kegiatan CSR berbeda dengan Kegiatan Sosial. Untuk itu perlu dibedakan antara pelaksanaan CSR dan juga kegiatan sosial. Kegiatan sosial adalah suatu kegiatan yang dengan iklas memberikan bantuan kepada masyarakat tanpa mengharapkan balasan dari kegiatan yang dilakukan dan cakupan lebih besar kepada antara sesama manusia. Dalam hal ini ada nilai-nilai dari masyarakat untuk tidak membesar-besarkan kegiatan sosial yang dilakukan. Sedangkan CSR lebih merupakan bentuk pertanggung jawaban perusahaan kepada stakeholder dalam menjalankan bisnisnya, yaitu shareholder, karyawan, konsumen, lingkungan, komunitas, partner bisnis, dan pemerintah. CSR lebih dititik beratkan pada kewajiban yang benar-benar harus dilakukan perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya sehingga tercipta suatu sustainable business antara perusahaan, lingkungan dan masyarakat. Untuk itu, dalam kegiatan CSR marketing, harus membedakan mana yang kegiatan sosial dan mana yang merupakan tanggung jawab perusahaan sehingga dalam praktek CSR marketing-nya perusahaan tidak mengalami suatu benturan. Dari keterangan ini dapat dijelaskan mengenai kegiatan tanggung jawab perusahaan : 1. Kepada shareholder, hal ini dalam prakteknya dilaksanakan dengan membuat laporan keuangan mengenai kegiatan-kegiatan operasional perusahaan sebagai pertanggung jawaban dari dana dari shareholder.

23 2. Kepada karyawan, perusahaan bertanggung jawab kepada karyawan yang bekerja pada perusahaan, untuk itu perusahaan membuat program-prgram pelatihan seperti LK3 dan juga tunjangan-tunjangan 3. Kepada konsumen, konsumen berhak mendapatkan informasi mengenai produk yang digunakan berupa keaman dari produk 4. Kepada lingkungan, untuk pelaporan keadaan lingkungan harus dilaporkan kepada para stakeholder yang ada mengenai dampak yang diakibatkan oleh beroperasinya perusahaan dan bagaimana perusahaan bertanggung jawab dalam mengatasi masalah tersebut. 5. Kepada komunitas, dapat memberikan pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kemampuan penduduk sekitar yang nantinya akan berguna bagi perusahaan. 6. Kepada partner bisnis, salah satu bentuk tanggung jawab perusahaan adalah dengan membayar tepat waktu. Hal ini dapat diperluas dengan perusahaan mengambil barang dari supplier dimana supplier juga merupakan suatu bentuk perusahaan. Perusahaan dapat memberikan suatu standar kepada supplier mengenai produk yang akan dibeli dengan memberikan pelatihan-pelatihan sehingga standar yang diberikan dapat tercapai. 7. Kepada pemerintah, perusahaan menaati peraturan yang berlaku dan membayar pajak tepat pada waktunya. 4.7 Premium Price dan CSR Marketing

24 Dari penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa produk-produk yang dihasilkan dari kegiatan CSR seperti makanan organik yang tanpa pestisida, kosmetik yang aman bagi manusia yang tidak merusak lingkungan, biasanya dijual dengan harga premium, hal ini berbeda dengan maksud dari CSR itu sendiri yaitu menghasilkan produk yang berkualitas bagi konsumen yang pada akhirnya akan membuat perusahaan itu sustain dengan produknya yang baik bagi kesehatan dan tidak merusak lingkungan hidup. 4.8 Philanthropy, Premium Price dan CSR Marketing Dari uraian diatas dan teori-teori yang ada, dapat disimpulkan CSR bukan merupakan kegiatan sosial (philanthropy) dalam arti tanpa pamrih dan bukan suatu hal yang harus ditutupi, dimana banyak faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam menjalankan suatu kegiatan CSR. CSR lebih dapat dikatakan sebagai suatu kewajiban bagi perusahaan. Kegiatan CSR lebih diarahkan pada misi dan visi, tujuan bisnis, stakeholder, dan produk yang dihasilkan oleh perusahaan, sedangkan kegiatan sosial, pada prakteknya penerapannya tidak terlalu atau bahkan tidak sama sekali mempertimbangkan faktorfaktor tersebut, dimana kegiatan sosial perusahaan merupakan keinginan pemilik modal. Oleh karena itu, CSR Marketing tentunya dapat membagi-bagi mana yang merupakan kegiatan philanthropy dan mana yang merupakan kegiatan CSR. Dengan menjual produk CSR dengan premium price, bukan merupakan kegiatan CSR marketing, dimana pada definisi-definisi yang ada, CSR merupakan tanggung jawab perusahaan. Premium price merupakan kegiatan marketing produk pada umumnya, dan bukan CSR marketing.

25 4.9 CSR Marketing Dengan demikian, CSR marketing yang diinginkan bukanlah bentuk pemberian marketing spin CSR pada produk-produk perusahaan (dalam hal menjual produk, bukan berarti perusahaan tidak memarketingkan produknya, dapat dilihat kegiatan CSR yang dilakukan pasti akan berdampak pada produk yang dihasilkan, dalam hal ini CSR marketing yang dimaksud adalah penggunaan marketing bukan hanya sebagai alat penyampaian informasi kepada masyarakat, melainkan juga sebagai untuk menjual nilainilai tanggung jawab sosial dan lingkungan kepada masyarakat luas dan stakeholder perusahaan. Di sini CSR marketing didefinisikan sebagai sebuah konsep mempromosikan, mengkomunikasikan, dan membawa nilai-nilai dan ide-ide CSR melalui prinsip-prinsip marketing sehingga dapat mencapai yang target yang lebih luas dan lebih menjual, sehingga setiap aktivitas CSR tidak terhenti pada aktivitas itu sendiri, melainkan akan membawa efek yang lebih besar kepada dunia. Dalam prakteknya sehari-hari dapat dikatakan masyarakat umum jarang sekali mengenal prinsip-prinsip CSR, padahal mereka adalah stakeholder yang paling berpengaruh pada perkembangan dunia. CSR hanya diajarkan pada sekolah-sekolah dan majalah bisnis, dan itupun sebagai teori belaka dan bukan sebagai rujukan umum. Jika perusahaan melakukan CSR dalam kegiatannya, memang benar bahwa mereka dapat melakukannya dengan baik, efek yang ditimbulkan pun akan besar bagi lingkungan sekitar. Namun, jikalau sebuah perusahaan melakukan CSR dengan baik, efek yang dihasilkan akan tak berarti ditinjau dari sudut pandang secara makro. CSR tidak/ belum

26 diatur oleh hukum yang berarti sebuah perusahaan boleh tidak melakukannya, dan masyarakat pun sebagai pemegang peranan terbesar tidak terlalu memperdulikannya. Jika sebuah perusahaan melakukan CSR dengan baik, hal ini berarti ia hanya melakukannya demi perusahaan itu sendiri, dan bukan untuk scope yang lebih luas. PT. Astra International Tbk yang berlokasi di Sunter telah melakukan CSR dengan baik yang berarti sebuah nilai positif bagi masyarakat di sana, akan tetapi apakah masyarakat di daerah lain tidak dapat memperolehnya dan harus menggusur perusahaan yang ada sekarang dan meminta PT. Astra International Tbk berlokasi di daerah masingmasing? Oleh karena itu, karena di sini yang menjadi tujuan adalah CSR dan tanggung jawab sosial dan lingkungan, maka CSR tidak cukup hanya dilakukan oleh satu perusahaan bagi dirinya sendiri, namun juga CSR tersebut dapat menjadi berarti dan bermanfaat bagi perusahaan dan masyarakat lain. Tanggung jawab sosial dan lingkungan tidak hanya terletak pada perusahaan. Akan tetapi tanggung jawab tersebut berada di tangan segenap masyarakat. Marketing diperlukan di sini karena marketing bukan saja dapat memberikan informasi kepada masyarakat, namun marketing dapat menjual informasi tersebut kepada masyarakat. Yang dimaksud adalah jika sebuah perusahaan melakukan marketing atas produknya misalnya produk otomotif, masyarakat tidak hanya sekedar tahu perusahaan tersebut menjual produk otomotif, melainkan masyarakat juga tertarik untuk membelinya. Ketertarikan ini jika dihubungkan dengan CSR, diharapkan marketing juga dapat mengubah CSR dari sekedar pesan informatif, menjadi pesan inspiratif pada masyarakat.

27 Dapat dilihat pula secara garis besar ada dua jenis perlakuan gabungan CSR dan marketing. Yang pertama adalah pemanfaatan CSR sebagai marketing spin, yaitu dengan menjual produk yang ramah lingkungan/ sosial. Hal ini kurang baik, karena masyarakat yang lebih berpendidikan akan menganggap hal ini sebagai salah satu jenis menjual kemiskinan yang dilakukan perusahaan. Misalnya perusahaan dapat mengatakan ia memberikan 10 rupiah dari setiap produk yang dijual kepada panti asuhan. Hal ini berarti ia melempar tanggung jawab kepada masyarakat dan membebankannya sebagai pajak lingkungan/ sosial yang harus ditanggung masyarkat. Hal ini pun tidak mendidik masyarakat, karena dengan melempar tanggung jawab ini, masyarakat tidak diajak melainkan dipaksa melakukan CSR. Tindakan CSR masyarakat ini pun terlalu superfisial dan instan sehingga tak berarti mereka sadar pentingnya CSR, melainkan mereka hanya melakukannya karena ada yang menyuruhnya secara mekanis-ekonomis. Tujuan akhir dari CSR marketing ini adalah edukasi masyarakat dan pelaku bisnis lainnya mengenai permasalahan sosial dan lingkungan yang dihadapi planet ini, dan mengajak untuk membangun tempat yang lebih baik, yang dapat dilakukan bersamasama dengan perusahaan. Ada beberapa alasan yang mendukung CSR marketing: Efek CSR yang lebih luas CSR tidak terhenti pada kegiatan itu sendiri, kegiatan itu akan mendorong masyarakat melakukannya juga pada yang lain. Hal ini berarti CSR akan terjadi terus-menerus dengan scope lebih luas dan efek lebih besar. Brand image yang lebih baik

28 Brand image perusahaan akan terbentuk di mata publik sebagai perusahaan yang ramah lingkungan dan mau melakukan kegiatan sosial. Akan tetapi tidak terhenti sampai di situ, perusahaan pun karena mengajak masyarakat, akan menganggap masyarakat tidak hanya sebagai target atau objek kegiatan. Melainkan perusahaan menganggap masyarakat sebagai partner atau subjek bersama kegiatan CSR ini. Publik akan lebih mengapresiasi perusahaan yang mau merendahkan diri dan bergabung bersama untuk mengatasi masalah yang dihadapi ini. Apresiasi publik yang lebih baik Publik akan menganggap perusahaan bukan sebagai perusahaan yang sekedar ingin menjual produknya melalui penjualan nilai ekonomis CSR melainkan publik akan menganggap perusahaan benar-benar berniat melakukan CSR melalui menjual nilainilai lingkungan dan sosial dari CSR. Perusahaan akan lebih diapresiasi oleh masyarakat melalui hal ini. Walaupun demikian, terdapat beberapa permasalahan yang mungkin timbul, antara lain: Permasalahan budget Penggunaan budget akan bermasalah karena diperlukan kerjasama lintas divisi, yaitu marketing dan CSR. Budget yang manakah yang akan digunakan? Permasalahan divisi CSR seringkali direduksi menjadi hanya kegiatan marketing perusahaan, dan apakah dengan CSR marketing ini, akan menjadi afirmasi pendapat tersebut? Divisi marketing menjadi divisi CSR dan divisi CSR menjadi divisi marketing?

29 4.9.1 Hal Penting Dalam CSR Marketing Untuk mengatasi hal tersebut, ada beberapa poin-poin penting yang harus diperhatikan, yaitu: Budget yang digunakan berasal dari marketing Divisi marketing dan CSR harus terpisah Bentuk CSR marketing bukanlah iklan penjualan produk melainkan Public Service Announcement (Iklan Layanan Masyarakat) Pendekatan yang low-key Bukan menjual kemiskinan yang dikemas dalam produk melainkan ide perubahan Perencanaan CSR Marketing Plan Penetapan visi, misi dan nilai-nilai Perencanaan jangka panjang dan jangka pendek Komunikasi, edukasi dan pelatihan bagi karyawan Penentuan batasan budget Tentukan scope, target pasar, dan tujuan Tentukan tema yang sesuai berhubungan dengan CSR yang ada Pilih isu yang berhubungan dengan bisinis perusahaan Pilih media atau aktivitas yang akan digunakan sebagai alat komunikasi marketing

30 Do Divisi CSR memulai bekerjasama dengan divisi marketing dengan memberitahukan divisi marketing mengenai aktivitas-aktivitasnya Informasi ini diproses menjadi pesan bagi publik Pesan ini disampaikan melalui media atau aktivitas tertentu Menggunakan budget dari marketing Check Men-survey respons publik Melihat apakah hasil yang diperoleh sesuai dengan yang diinginkan Menjaga budget tetap pada batasan Action Mengevaluasi hasil program Mengembangkan progam yang berhasil dan re-evaluasi program yang gagal dan memperbaikinya Dari pembedaan yang dikemukakan antara kegiatan CSR dengan kegiatan sosial (philanthropy), maka CSR marketing dapat dibuat dengan pertimbangan perbedaan tersebut. Tujuan dari CSR marketing yang dilakukan oleh perusahaan adalah meningkatnya loyalitas dan image dari perusahaan yang melakukannya. Dampak kedua dari CSR marketing adalah meningkatnya efek CSR yang dilakukan kepada masyarakat dimana dari kegiatan ini dapat memberikan suatu dorongan bagi perusahaan-perusahaan

31 lain untuk juga menerapkan kegiatan CSR dalam perusahaan mereka. Dari kedua penjelasan ini akan memberikan tujuan ketiga yang dapat dicapai dimana tujuan CSR adalah meningkatkan dan mengarahkan kehidupan kearah yang lebih baik. Akan tetapi kegiatan CSR kurang diperkenalkan, oleh karena itu marketing memberikan informasi kepada masyarakat mengenai apa yang dilakukan. Informasi tersebut dapat diberikan melalui media, dengan pertimbangan saat ini masyarakat modern lebih berorientasi pada media sebagai sumber informasi, dan efek dari media ini lebih besar pengaruhnya pada publik. Dalam praktek CSR marketing dapat digambarkan sebagai berikut : Perusahaan Perkembangan dan hasil kegiatan CSR Penerapan CSR Marketing Masyarakat Gambar 4.6 Alur CSR marketing Penerapan CSR marketing juga tidak cukup hanya dilakukan pada masyarakat di luar perusahaan. Untuk menerapkannya, karyawan perusahaan juga perlu diedukasi dan dilatih supaya dapat mengerti apa itu CSR sebagai konsep dan bukan sebagai perintah atasan. Oleh karena itu perlunya diedukasi mengenai konsep, benefit pelaksanaan CSR. Hal ini harus diteruskan sampai pada lini terbawah sehingga segenap karyawan

32 memahaminya bukan sebagai perintah Head Office melainkan sebagai kesadaran pribadi mengenai pentingnya CSR. Cara-cara melakukannya antara lain: Training dari Kantor Pusat (Divisi ESR) sampai ke lini terbawah untuk menerangkan tujuan, dasar, cara-cara melakukan CSR yang baik dan benar Melakukan kontrol yang berkesinambungan dari Kantor Pusat (misalnya dengan membuat program-program yang efektif untuk dilaksanakan di unit-unit bisnis Astra misalnya dengan kompetisi pelaksanaan CSR untuk seluruh unit bisnis Astra) Materi tambahan juga dapat ditambahkan ke dalam training CSR yaitu dengan melaksanakan CSR ini, akan berdampak positif bagi seluruh stakeholder Astra yang berarti perusahaan akan terus berkembang Marketing Plan CSR Marketing Untuk melaksanakan CSR marketing di Astra, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah: 1. Survey pasar Survey pasar dilakukan untuk melihat seberapa siap pasar dalam menerima penetrasi konsep-konsep CSR. Apakah pasar sudah cukup perduli pada masalah-masalah sosial dan lingkungan. 2. Survey demografi Dari sudut demografi mana masyarakat harus dibagi-bagi dan diperhatikan. 3. Mengenali isu-isu penting

33 Isu-isu penting yang bersesuaian dengan bisnis perusahaan apa yang harus diangkat perusahaan sehingga masyarakat mudah menangkapnya. 4. Segmenting Membagi-bagi masyarakat menjadi beberapa subkelompok berdasarkan usia, tingkat pendidikan, geografis, ekonomis sehingga dapat dilihat pola yang jelas di antar kelompok tersebut. 5. Targeting Melihat dari segmentation, pada kelompok manakah masyarakat mulai mengenal/ menyadari CSR dan di kelompok mana CSR sama sekali belum disadari, sehingga pola CSR marketing dapat dibedakan. 6. Product Jika CSR marketing akan digabungkan dengan produk, produk apakah di mana para konsumennya sudah dapat mengerti dan memahami konsep-konsep CSR di sana. 7. Price Pada jangkauan harga berapakah, konsumen sudah mengerti CSR, apakah pada premium goods atau pada barang-barang umum. 8. Promotion Bentuk promosi seperti apa yang paling mudah dimengerti masyarakat, apakah melalui media massa atau melalui kegiatan. 9. Place Daerah-daerah mana yang dapat digunakan sebagai tempat dilakukan kegiatan CSR marketing

34 Astra, dalam melaksanaakan CSR Marketing, dapat dilakukan dengan : 1. Meningkatkan ketersediaan yang lebih luas dari Astra Sustaibability Report. Astra Sustaibability Report sekarang ini tersedia hanya untuk kalangan internal perusahaan. Oleh karena itu ketersediaan laporan ini dapat diperluas ke pelanggan. Hal ini dapat dilakukan dengan hanya menyediakan beberapa salinan Astra Sustaibability Report dalam semua kantor, ruang pameran, dan unit bisnis Astra dan juga website Astra. Ini akan memberikan informasi kepada pelanggan tentang apa yang Astra lakukan secara lebih terperinci. Selain itu, hal ini akan lebih bermanfaat bila karyawan dapat memberikan informasi kepada konsumen yang bertanya mengenai pelaksanaan CSR dan juga menjelaskan mengenai manfaat dari kegiatan CSR itu yang membedakan produk Astra dengan produk lainnya. 2. Menggunakan tema green dan friendly dalam marketing. Dalam iklan produk Astra baik di televisi dan surat kabar, Astra dapat menambahkan slogan dalam beberapa detik yang bertuliskan AGC dan AFC, seperti pada pesan medis, dimana tema ini akan menciptakan kesadaran penonton mengenai implementasi CSR pada produk Astra. Diharapkan penonton dapat menyimpulkan apapun produk yang dilihat atau dibaca dimana terdapat logo AGC dan AFC, produk tersebut merupakan hasil dari perusahaan yang memiliki dan menjalankan CSR. Selain itu akan memunculkan rasa ingin tahu dari penonton tentang apa ituagc dan AFC, dan keingin tahuan mengenai AGC dan

35 AFC ini dapat dijawab melalui laporan Sustainability Astra, website, brosur, selebaran. 3. Branding korporasi secara menyeluruh Astra dapat menambahkan catatan dalam bungkus dari produk yang dihasilkan dengan kata-kata yang sesuai dengan produknya, misalnya Astra menghasilkan produk dengan pertimbangan CSR, sehingga dapat memberikan pengertian bahwa produk Astra dihasilkan dengan pertimbangan CSR baik dalam divisi otomotif, agribisnis, dan lainnya. Metode ini akan menciptakan branding korporasi di dalam ingatan konsumen dalam hal kualitas dan juga penerapan CSR. 4. Kegiatan CSR marketing pada umumnya Cause promotion Contohnya Astra tidak menggunakan bahan yang mengandung asbes dalam produk rem-nya. Cause related marketing Contohnya Honda yang mendukung pelestarian hutan, dengan membeli mobil Honda berarti menyumbang sebuah pohon. Corporate sosial marketing Contohnya pada Astra berbagi sehat, menggalakkan program cuci tangan sebelum makan, merubah kebiasaan masyarakat yang selama ini kurang memperhatikan hal tersebut. Community volunteering Contohnya Astra membeli kompos dari masyarakat sekitar (income generating activity).

36 Social responsibility business practice Menjalankan bisnis sesuai dengan kebijakan perusahaan dan melakukan kegiatan sosial Astra Green Company and Astra Friendly Company Nama Astra sangat dikenal dengan produknya yang unggul dalam divisi otomotif. Penggunaan nama AGC dan AFC adalah perluasan dari kegiatan CSR yang dilakukan oleh perusahaan. Dari penamaan ini, mungkin dapat muncul suatu masalah bagi masyarakat. Dari informasi yang dikumpulkan, Astra jarang menginformasikan mengenai AGC dan AFC sehingga dapat menimbulkan suatu persepsi bahwa AGC dan AFC merupakan suatu unit usaha Astra dan menciptakan suatu brand confusion bagi masyarakat, dimana pada kenyataanya, AGC dan AFC merupakan suatu program CSR Astra yang merupakan suatu kegiatan CSR.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5. 1 Kesimpulan Dari pembahasan yang dilakukan dapat diambil kesimpulan : Astra memiliki banyak usaha dan sekarang ini mempunyai enam divisi bisnis: Permobilan, Jasa Keuangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah PT. Astra International Tbk. UD Trucks Cabang Bandung

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah PT. Astra International Tbk. UD Trucks Cabang Bandung BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1. Sejarah PT. Astra International Tbk. UD Trucks Cabang Bandung PT. Astra Multi Trucks Indonesia atau AMT Indonesia adalah sebuah perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI CSR PT. ASTRA INTERNASIONAL

BAB V IMPLEMENTASI CSR PT. ASTRA INTERNASIONAL BAB V IMPLEMENTASI CSR PT. ASTRA INTERNASIONAL 5.1 Cara Pandang PT. Astra Internasional Tbk terhadap CSR Tanggung jawab sosial bagi PT. Astra Internasional Tbk. merupakan sebuah proses berkelanjutan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan seringkali melatar belakangi perusahaan untuk menghalalkan segala cara untuk menekan biaya serendah-rendahnya dan meraih keuntungan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia terus mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Meski bukan lagi menjadi isu baru, CSR dapat menjembatani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, hal ini dapat terlihat dari adanya kekhawatiran kemungkinan

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, hal ini dapat terlihat dari adanya kekhawatiran kemungkinan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya pelestarian lingkungan semakin meningkat, hal ini dapat terlihat dari adanya kekhawatiran kemungkinan besar terjadinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan keberlanjutan (sustainability) perusahaan telah menjadi isu perkembangan utama perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya kesadaran dan kepekaan para stakeholders perusahaan, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya kesadaran dan kepekaan para stakeholders perusahaan, maka 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama kurun waktu 20-30 tahun terakhir ini, kesadaran masyarakat akan peran perusahaan dalam lingkungan sosial semakin meningkat. Banyak perusahaan besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Citra perusahaan adalah sesuatu yang penting untuk dijaga dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Citra perusahaan adalah sesuatu yang penting untuk dijaga dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Citra perusahaan adalah sesuatu yang penting untuk dijaga dan dikembangkan. Citra pada dasarnya merupakan salah satu harapan yang ingin dicapai perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam dunia bisnis yang semakin ketat seperti sekarang ini,

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam dunia bisnis yang semakin ketat seperti sekarang ini, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam dunia bisnis yang semakin ketat seperti sekarang ini, menyebabkan banyak sekali perusahaan yang melakukan segala cara agar dapat menekan biaya produksi serendah-rendahnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaruh terjadinya Global warming yang terjadi pada saat ini. Hal ini sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. pengaruh terjadinya Global warming yang terjadi pada saat ini. Hal ini sangat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah Di era modern seperti sekarang ini banyak sekali kegiatan-kegiatan yang dilakukan manusia berdampak tidak baik bagi lingkungan. Saat ini adalah dimana terjadinya

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB V PENUTUP Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan CSR merupakan bagian dari kebijakan bisnis Trans TV, dan merupakan bentuk komitmen manajemen yang dijalankan entitas bisnis untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan berdasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. publik eksternalnya adalah mereka yang berada di luar bagian dari organisasi atau

BAB I PENDAHULUAN. publik eksternalnya adalah mereka yang berada di luar bagian dari organisasi atau 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagian orang menganggap organisasi sebagai suatu objek yang menyenangkan dan menarik. Tujuan utama organisasi adalah untuk memahami organisasi dengan mendeskripsikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan lingkungan menjadi semakin menarik seiring dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Persoalan lingkungan menjadi semakin menarik seiring dengan adanya BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Isu mengenai lingkungan bukan lagi merupakan suatu isu yang baru. Persoalan lingkungan menjadi semakin menarik seiring dengan adanya perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai 18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya, laporan keuangan digunakan sebagai salah satu sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai kinerja perusahaan, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya perusahaan didirikan adalah untuk menggabungkan semua

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya perusahaan didirikan adalah untuk menggabungkan semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya perusahaan didirikan adalah untuk menggabungkan semua potensi efektif yang ada untuk mencapai tujuan tertentu, tidak peduli bagaimana bentuk struktur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi ditandai dengan perkembangan industri pada. umumnya. Perkembangan industri merupakan hasil dari perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi ditandai dengan perkembangan industri pada. umumnya. Perkembangan industri merupakan hasil dari perkembangan 18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi ditandai dengan perkembangan industri pada umumnya. Perkembangan industri merupakan hasil dari perkembangan perusahaan yang pesat. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Porter Strategi kompetitif merupakan suatu framework yang dapat membantu perusahaan untuk menganalisa industrinya secara keseluruhan, serta menganalisa kompetitor dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Corporate Social Responsibility (CSR) 2.1.1. Pengertian CSR Definisi Corporate Social Responsibility yang biasanya disingkat CSR adalah komitmen perusahaan atau dunia bisnis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston (2009) adalah suatu tindakan

BAB II LANDASAN TEORI. Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston (2009) adalah suatu tindakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Signaling Theory Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston (2009) adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pasangan hidup yang saling memberi dan membutuhkan. Kontribusi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. pasangan hidup yang saling memberi dan membutuhkan. Kontribusi dan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menjaga eksistensinya, perusahaan tidak dapat dipisahkan dengan masyarakat sebagai lingkungan eksternalnya. Ada hubungan resiprokal (timbal balik) antara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan tidak hanya bertanggungjawab kepada investor dan kreditor, tetapi juga

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan tidak hanya bertanggungjawab kepada investor dan kreditor, tetapi juga 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan sebagai salah satu pelaku ekonomi mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan perekonomian dan masyarkat luas, sehingga suatu perusahaan tidak

Lebih terperinci

ATAS RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA

ATAS RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN KEUANGAN BERKELANJUTAN BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN, EMITEN, DAN PERUSAHAAN PUBLIK BATANG TUBUH RANCANGAN PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sebuah perusahaan yang baik harus mampu mengontrol potensi finansial maupun potensi non finansial di dalam meningkatkan nilai perusahaan untuk eksistensi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. satu sumber daya utama. Tiap perusahaan memiliki tujuan yang berbeda-beda.

BAB 1 PENDAHULUAN. satu sumber daya utama. Tiap perusahaan memiliki tujuan yang berbeda-beda. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era modernisasi dan globalisasi saat ini, kebutuhan informasi dan teknologi semakin meningkat sejalan dengan persaingan semakin ketat pada setiap sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran komunikasi Public Relations adalah Publik Eksternal,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran komunikasi Public Relations adalah Publik Eksternal, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dengan berkembang pesatnya dunia usaha serta industri di indonesia, banyak perusahaan yang berlomba untuk meningkatkan citra positifnya. Hal ini dilakukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan suatu negara bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, setiap insan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan suatu negara bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, setiap insan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan suatu negara bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, setiap insan manusia berperan untuk mewujudkan kesejahteraan sosial dan peningkatan kualitas hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada perubahan lingkungan yang menyebabkan semakin ketatnya persaingan dalam dunia industri. Makin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia usaha kini berkembang pesat seiring dengan perkembangan pesat dalam dunia teknologi dan informasi yang kemudian melahirkan era globalisasi dan memicu

Lebih terperinci

CSR (Corporet Social Responsibility) WAWONG DWI RATMINAH UPN VETERAN YOGYAKARTA

CSR (Corporet Social Responsibility) WAWONG DWI RATMINAH UPN VETERAN YOGYAKARTA CSR (Corporet Social Responsibility) WAWONG DWI RATMINAH UPN VETERAN YOGYAKARTA Corporate Social Responsibility ( CSR ) dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan tanggung jawab sosial perusahaan. Definisi

Lebih terperinci

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Masalah

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Berdasarkan Journal Strategi Green Marketing Terhadap Pilihan Konsumen Melalui Pendekatan Marketing Mix yang ditulis oleh Rudi Haryadi (2009:9), kesadaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengimplementasikan strategi yang tepat agar dapat memenangkan persaingan dan

BAB I PENDAHULUAN. mengimplementasikan strategi yang tepat agar dapat memenangkan persaingan dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan yang tajam dalam dunia bisnis saat ini mendorong perusahaan untuk mengimplementasikan strategi yang tepat agar dapat memenangkan persaingan dan mencapai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian dimanfaatkan oleh banyak perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari hasil tambang batubara. Keberadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan semata (single bottom line), melainkan juga beberapa aspek penting

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan semata (single bottom line), melainkan juga beberapa aspek penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini dunia usaha tidak hanya memperhatikan informasi laporan keuangan perusahaan semata (single bottom line), melainkan juga beberapa aspek penting lainnya yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wacana CSR berkembang. Munculnya KTT Bumi di Rio pada 1992

BAB I PENDAHULUAN. wacana CSR berkembang. Munculnya KTT Bumi di Rio pada 1992 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Saat ini persoalan lingkungan sudah menjadi persoalan yang menarik dan menjadi isu sentral bagi negara-negara di dunia. Semenjak tahun 1980-1990, wacana CSR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era persaingan bisnis saat ini, sebuah perusahaan dituntut untuk mampu memiliki langkahlangkah inovatif yang mampu memberi daya saing dengan kompetitor. Selain

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan yang berhubungan dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan merupakan isu yang sangat penting bagi perusahaan baik perusahaan nasional maupun perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Program tanggung jawab sosial perusahaan atau lebih dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang direkomendasikan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini, proses globalisasi terjadi sangat pesat di seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini, proses globalisasi terjadi sangat pesat di seluruh dunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, proses globalisasi terjadi sangat pesat di seluruh dunia. Persaingan antar perusahaan juga sangat ketat. Perusahaan berusaha untuk melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan baik

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lingkungan merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan baik untuk pribadi, keluarga, masyarakat, perusahaan, pemerintah maupun dunia. Lingkungan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Teori II.1.1. Pengertian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) Tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) adalah bentuk kepedulian perusahaan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan keadaan gejala sosial budaya yang ada disekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan keadaan gejala sosial budaya yang ada disekitarnya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin ketatnya persaingan dalam bisnis usaha di Indonesia mendorong banyak perusahaan untuk lebih berpikir ke depan guna menjalankan strategi yang terbaik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk dientaskan secara bersama-sama. Menurut data dari Bappenas tahun 2010,

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk dientaskan secara bersama-sama. Menurut data dari Bappenas tahun 2010, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan merupakan permasalahan yang menjadi fokus di Indonesia untuk dientaskan secara bersama-sama. Menurut data dari Bappenas tahun 2010, dari 31,02 juta penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan sebagai sebuah sistem, dalam keberlanjutan dan keseimbangannya tidak dapat berdiri sendiri. Keberadaan perusahaan dalam lingkungan masyarakat membawa pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak dan secara terus menerus berkembang untuk selalu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. banyak dan secara terus menerus berkembang untuk selalu meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, perusahaan perusahaan multinasional saat ini semakin banyak dan secara terus menerus berkembang untuk selalu meningkatkan kinerjanya demi persaingan global.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu organisasi yang melakukan aktivitas dengan menggunakan sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Maraknya isu kedermawanan sosial perusahaan belakangan ini mengalami perkembangan yang sangat pesat sejalan dengan berkembangnya konsep tanggung jawab sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Orang-orang mulai khawatir akan dampak global warming pada

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Orang-orang mulai khawatir akan dampak global warming pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejak beberapa dekade terakhir kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya pelestarian lingkungan semakin meningkat, peningkatan ini dicetuskan oleh adanya

Lebih terperinci

Jakarta, 5 Desember Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat pagi dan Salam Sejahtera Bagi Kita Semua,

Jakarta, 5 Desember Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Selamat pagi dan Salam Sejahtera Bagi Kita Semua, Sambutan KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN Pada Launching Road Map Keuangan Berkelanjutan dan Buku Pedoman Energi Bersih yang dilanjutkan dengan Seminar Nasional Jakarta, 5 Desember 2014 Assalamu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Isu kerusakan lingkungan yang mencuat akhir-akhir ini menimbulkan kesadaran dan

BAB I PENDAHULUAN. Isu kerusakan lingkungan yang mencuat akhir-akhir ini menimbulkan kesadaran dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu kerusakan lingkungan yang mencuat akhir-akhir ini menimbulkan kesadaran dan keprihatinan masyarakat dunia tentang pentingnya pelestarian lingkungan, hal ini tentu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pedulinya terhadap masyarakat mengingat ada berbagai tingkat perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. pedulinya terhadap masyarakat mengingat ada berbagai tingkat perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hanya perusahaan yang peduli yang bisa tetap bertahan. Devi Yulianti dalam tulisannya yang berjudul Efektivitas Program PTPN 7 Peduli di PTPN VII (PERSERO)

Lebih terperinci

Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian

Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian Corporate Social Responsibility (CSR) Bidang Pertanian Paradigma dalam CSR Dr. Ir. Teguh Kismantoroadji, M.Si. Ir. Indah Widowati, MP. Eko Murdiyanto, SP., M.Si. Pertemuan-7 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS UPN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu 12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu kegiatan sosial perusahaan, dari tahun ke tahun semakin menjadi perbincangan. CSR merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi situasi ekonomi pasar bebas. Perkembangan bisnis dalam

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi situasi ekonomi pasar bebas. Perkembangan bisnis dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Corporate Social Responsibility (CSR), merupakan suatu wacana yang sedang mengemuka di dunia bisnis atau perusahaan. Wacana CSR tersebut digunakan oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan pertumbuhan ekonomi di suatu Negara dapat memberikan dampak

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan pertumbuhan ekonomi di suatu Negara dapat memberikan dampak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan pertumbuhan ekonomi di suatu Negara dapat memberikan dampak positif dan negatif bagi Negara tersebut. Salah satu dampak positif dari pekembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan operasionalnya perusahaan dituntut bertindak secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan operasionalnya perusahaan dituntut bertindak secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan operasionalnya perusahaan dituntut bertindak secara etis, beroperasi secara legal dan memiliki komitmen untuk berkontribusi dalam peningkatan ekonomi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum, perusahaan atau business merupakan suatu organisasi atau lembaga dimana sumber daya (input) dasar seperti bahan baku dan tenaga kerja dikelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja, serta kerusakan hutan dan lingkungan (Sembiring, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. kerja, serta kerusakan hutan dan lingkungan (Sembiring, 2005). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tidak dapat dipungkiri bahwa adanya perusahaan memberikan keuntungan bagi masyarakat. Dengan adanya perusahaan membuka lapangan pekerjaan dan menyediakan barang dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. H. Frazier Moore. Humas Membangun Citra Dengan Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, Hal 85

BAB I PENDAHULUAN. H. Frazier Moore. Humas Membangun Citra Dengan Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, Hal 85 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Komunikasi merupakan suatu elemen penting dalam kehidupan kita. Salah satu alasan kenapa komunikasi merupakan hal yang penting adalah karena kita hidup bersosial

Lebih terperinci

5. RENCANA PEMASARAN (Marketing plan) 5.1. Pengertian Marketing Plan Pemasaran adalah suatu proses penciptaan dan penyampaian barang dan jasa yang

5. RENCANA PEMASARAN (Marketing plan) 5.1. Pengertian Marketing Plan Pemasaran adalah suatu proses penciptaan dan penyampaian barang dan jasa yang 5. RENCANA PEMASARAN (Marketing plan) 5.1. Pengertian Marketing Plan Pemasaran adalah suatu proses penciptaan dan penyampaian barang dan jasa yang diinginkan pelanggan, yang meliputi kegiatan yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan yang berkelanjutan yang memiliki sikap ketidakperdulian terhadap lingkungan ini sudah tidak relevan lagi. Reorientasi pembangunan yang telah memperhatikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. profesional agar tidak tergeser oleh pesaing di sektor serupa.

BAB I PENDAHULUAN. profesional agar tidak tergeser oleh pesaing di sektor serupa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi menjadikan kebutuhan masyarakat semakin kompleks dan beragam serta mendorong pola pikir masyarakat untuk lebih kritis dan selektif dalam memilih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat. Kesadaran akan lingkungan telah meningkat dalam dua dasawarsa

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat. Kesadaran akan lingkungan telah meningkat dalam dua dasawarsa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya perlindungan lingkungan semakin lama semakin berkembang dengan pesat. Kesadaran akan lingkungan telah meningkat dalam dua dasawarsa terakhir. Menurut riset,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saham dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Tujuan perusahaan untuk memperoleh profit tentunya harus didukung

BAB I PENDAHULUAN. saham dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Tujuan perusahaan untuk memperoleh profit tentunya harus didukung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang merupakan tempat terjadinya kegiatan operasional dan berkumpulnya semua faktor pendukung kegiatan operasional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era globalisasi sekarang ini menyebabkan persaingan dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era globalisasi sekarang ini menyebabkan persaingan dalam dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi sekarang ini menyebabkan persaingan dalam dunia usaha menjadi bertambah ketat. Banyak badan usaha yang membangun usaha kecil menengah yang memerlukan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB 2 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB 2 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB 2 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Pemasaran (Marketing) Pemasaran adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasimengenai barang atau jasa dalam kaitannya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Merek merupakan salah satu indikator kualitas sekaligus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia bisnis antar pasar industri produk perawatan kecantikan dan kosmetik sekarang ini semakin kompetitif. Hal ini dapat terlihat dari peningkatan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menginformasikan dan tanggap terhadap opini publik, mendefinisikan dan. etika komunikasi sebagai alat utamanya (Butterick, 2013:7).

BAB I PENDAHULUAN. menginformasikan dan tanggap terhadap opini publik, mendefinisikan dan. etika komunikasi sebagai alat utamanya (Butterick, 2013:7). BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Harlow menyatakan bahwa Public Relations adalah fungsi manajemen yang unik dan membantu membangun dan memelihara jalur komunikasi, memunculkan pemahaman, kerja

Lebih terperinci

Bab 5. Simpulan. membentuk sebuah mesin yang dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan manusia.

Bab 5. Simpulan. membentuk sebuah mesin yang dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. 96 Bab 5 Simpulan Seperti halnya mobil yang dirakit dari satu bagian ke satu bagian lainnya, membentuk sebuah mesin yang dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Banyak komponen kecil yang sepertinya

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Bisnis dan masyarakat saling membutuhkan dan melengkapi satu sama lain. Bisnis merupakan bagian dari masyarakat dan masyarakat terlibat dalam keputusan bisnis (Lawrence dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada zaman sekarang ini perkembangan dunia bisnis di Indonesia sudah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada zaman sekarang ini perkembangan dunia bisnis di Indonesia sudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman sekarang ini perkembangan dunia bisnis di Indonesia sudah sangat berkembang dan terus semakin berkembang. Segala macam produk dan jasa yang disediakan oleh

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN. empat variabel independen (produk ramah lingkungan, atribut merek hijau,

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN. empat variabel independen (produk ramah lingkungan, atribut merek hijau, BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI HASIL PENELITIAN A. Kesimpulan Hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi pada empat variabel independen (produk ramah lingkungan, atribut merek hijau,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi

BAB I PENDAHULUAN. pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi berdampak sangat besar pada industri otomotif nasional pada saat ini, meskipun pada tahun 2011 terjadi permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergeraknya kegiatan bisnis yang dilakukan. Penunjang tersebut berguna

BAB I PENDAHULUAN. bergeraknya kegiatan bisnis yang dilakukan. Penunjang tersebut berguna BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berjalannya kegiatan usaha dari perusahaan di suatu negara akan melibatkan pihak-pihak atau lingkungan sekitarnya sebagai penunjang bergeraknya kegiatan bisnis

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sosial, ekonomi, politik, kesehatan, dan lingkungan makin banyak. Kemajuan

I. PENDAHULUAN. sosial, ekonomi, politik, kesehatan, dan lingkungan makin banyak. Kemajuan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Motivasi utama setiap perusahaan atau industri atau bisnis adalah meningkatkan keuntungan. Logika ekonomi neoklasik adalah bahwa dengan meningkatnya keuntungan dan kemakmuran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini, perekonomian nasional yang diselenggarakan berdasarkan atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan,

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) Nama Kelompok : Fadhyl Muhammad 115030407111072 Ardhya Harta S 115030407111075 Ardiansyah Permana 115030407111077 UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi mendorong sejumlah perusahaan untuk memperluas jangkauan dengan memasarkan produk atau jasanya ke berbagai negara secara global. Alasan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk memerhatikan dua aspek penting selain keuntungan yang

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk memerhatikan dua aspek penting selain keuntungan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama perusahaan adalah untuk menghasilkan laba dan pertumbuhan usaha. Namun seiring dengan berkembangnya zaman, perusahaan dituntut untuk memerhatikan dua aspek

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. (corporate social responsibility) dikemukakan oleh John Elkington (1997) yang

PENDAHULUAN. (corporate social responsibility) dikemukakan oleh John Elkington (1997) yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Satu terobosan besar perkembangan gema tanggungjawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) dikemukakan oleh John Elkington (1997) yang terkenal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pemerintahan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM)

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pemerintahan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga Pemerintahan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM) adalah suatu institusi dalam melindungi masyarakat dari produk obat dan makanan yang membahayakan

Lebih terperinci

Pengantar. responsibility (CSR).

Pengantar. responsibility (CSR). Pengantar Perusahaan mengejar laba memang sudah menjadi wataknya. Tetapi jika kemudian sebuah perusahaan juga ikut repot-repot melibatkan diri dalam suatu gerakan mencerdaskan bangsa melalui pemberian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan dapat dikatakan sebagai salah satu aktor ekonomi dalam satu wilayah, baik itu wilayah desa, kecamatan, kabupaten, provinsi, dan negara. Sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB VI KEBIJAKAN DAN STRATEGI

BAB VI KEBIJAKAN DAN STRATEGI BAB VI KEBIJAKAN DAN STRATEGI 6.1. Kebijakan Pengembangan Investasi di Kabupaten Banyuaesin Konsep dan design arah pengembangan investasi di Kabupaten Banyuasin dibuat dengan mempertimbangkan potensi wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran adalah proses sosial yang dengan proses itu individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia usaha semakin menyadari bahwa perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada nilai perusahaan yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh sebagian besar ditopang oleh sektor jasa. Menurut data yang ada pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh sebagian besar ditopang oleh sektor jasa. Menurut data yang ada pada tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun terakhir ini, industri dan bisnis sektor jasa di Yogyakarta berkembang dengan pesat. Hal ini terjadi karena bidang jasa memberi kontribusi yang signifikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci

KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK.

KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK. KODE ETIK PT DUTA INTIDAYA, TBK. PENDAHULUAN Tata kelola perusahaan yang baik merupakan suatu persyaratan dalam pengembangan global dari kegiatan usaha perusahaan dan peningkatan citra perusahaan. PT Duta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam mengkomunikasikan perubahan tersebut. Tidak hanya top management

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam mengkomunikasikan perubahan tersebut. Tidak hanya top management BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan faktor penting dalam kehidupan organisasi atau perusahaan karena perusahaan dapat mencapai tujuannya melalui komunikasi yang efektif dengan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI BENTUK-BENTUK INVESTASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN OLEH SEKTOR INDUSTRI

IDENTIFIKASI BENTUK-BENTUK INVESTASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN OLEH SEKTOR INDUSTRI IDENTIFIKASI BENTUK-BENTUK INVESTASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN OLEH SEKTOR INDUSTRI (Studi Kasus: PT Coca Cola Bottling Indonesia Divisi Jawa Tengah, PT. Leo Agung Raya, PT Djarum Kudus, dan Sentra Industri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan pasti memiliki suatu sistem manajemen yang dikelola sedemikian rupa guna mencapai tujuan perusahaan tersebut. Suatu sistem manajemen di perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan teknologi yang begitu dinamis dan perkembangan dunia bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan teknologi yang begitu dinamis dan perkembangan dunia bisnis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan teknologi yang begitu dinamis dan perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat telah memunculkan banyaknya pesaing-pesaing di dunia perekonomian. Para pesaing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jalal (2013) dalam tulisan artikelnya mengatakan bahwa tanggungjawab

BAB I PENDAHULUAN. Jalal (2013) dalam tulisan artikelnya mengatakan bahwa tanggungjawab BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jalal (2013) dalam tulisan artikelnya mengatakan bahwa tanggungjawab sosial perusahaan atau Corporate social responsibility sejak beberapa tahun belakangan seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia perdagangan terbilang sangat ketat. Apalagi dengan. konsumen di dalam perdagangan internasional.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia perdagangan terbilang sangat ketat. Apalagi dengan. konsumen di dalam perdagangan internasional. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Persaingan di dunia perdagangan terbilang sangat ketat. Apalagi dengan adanya globalisasi yang menyebabkan munculnya perdagangan bebas yang membuat dunia

Lebih terperinci

PERBANKAN YANG BERKELANJUTAN DAN UNEP FI

PERBANKAN YANG BERKELANJUTAN DAN UNEP FI Lokakarya Nasional Peran dan Manfaat Pembangunan Berkelanjutan Bagi Kalangan Perbankan PERBANKAN YANG BERKELANJUTAN DAN UNEP FI Toshiro Nishizawa Japan Bank for International Cooperation Chair, UNEP FI

Lebih terperinci

ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors. Membuat Visi. 3 N/A Membuat Misi 2

ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors. Membuat Visi. 3 N/A Membuat Misi 2 ID No EQUIS Input Proses Output Predecessors 1 N/A Perencanaan Visi, Misi, Nilai 2 1.d.2 Daftar pemegang kepentingan, deskripsi organisasi induk, situasi industri tenaga kerja, dokumen hasil evaluasi visi

Lebih terperinci