ARTIKEL CITRA YUDHA LESTARI NPM:

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ARTIKEL CITRA YUDHA LESTARI NPM:"

Transkripsi

1 STRATEGI BERTAHAN HIDUP PETANI KARET MENGHADAPI HARGA KARET YANG TIDAK TETAP (Studi Kasus Jorong Mekar Sari, Nagari Ampalu, Kecamatan Koto Salak, Kabupaten Dharmasraya) ARTIKEL CITRA YUDHA LESTARI NPM: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL STKIP PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2015

2 HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH STRATEGI BERTAHAN HIDUP PETANI KARET MENGHADAPI HARGA KARET YANG TIDAK TETAP (Studi Kasus Jorong Mekar Sari, Nagari Ampalu, Kecamatan Koto Salak, Kabupaten Dharmasraya) Nama : Citra Yudha Lestari NPM : Program Studi : Pendidikan Sosiologi Jurusan : Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Institusi : Sekolah Tinggi Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat Artikel ini telah disetujui oleh Dosen Pembimbing Skripsi untuk diserahkan ke Prodi Pendidikan Sosiologi. Pembimbing I Padang, 3 November 2015 Pembimbing II Dr.Zusmelia, M.Si Ariesta, M.Si

3 STRATEGI BERTAHAN HIDUP PETANI KARET MENGHADAPI HARGA KARET YANG TIDAK TETAP (Studi Kasus Jorong Mekar Sari, Nagari Ampalu, Kecamatan Koto Salak, Kabupaten Dharmasraya) Citra Yudha Lestari 1 Dr. Zusmelia, M.Si 2 Ariesta, M.Si 3 Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT Rubber prices are not fixed and declining to make rubber farmers had to find a way out in the form of a strategy to survive with livelihood and can increase the life of the sosial-ekonominya. Just as happened at Jorong Mekar Sari, rubber farmers do other strategies for survival facing the rubber price is not fixed. Formulation of the problem in this research is how the farmers ' survival strategy in the face of the rubber price is not fixed at Jorong Mekar Sari, Nagari Ampalu, Kecamatan Koto Salak, Kabupaten Dharmasraya. The purpose of this study is to describe the strategy of survival farmer rubber face rubber prices are not fixed at Jorong Mekar Sari, Nagari Ampalu, Kecamatan Koto Salak, Kabupaten Dharmasraya. This research uses the theory of Social Action that was pioneered by Max Weber and use qualitative research approach and using the type a descriptive research. The selected strategy is based on the ability of farmers rubber itself, by dividing the time to do the work and other activities that can provide results that are selected based on the capabilities of the rubber growers with the aim to survive, namely 1) farmed fields, 2) trade or sell, 3) raising cows, 4), arisan 5) loans or debts, 6) gardening plantations, 7) labour, 8) saved up, 9) set the finances, and 10) selling the Brown seeds. Keyword: Rubber prices, rubber farmers, survival strategy. ¹ Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat Angkatan 2011 ² Pembimbing I dan Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat ³ Pembimbing II dan Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat

4 PENDAHULUAN Karet merupakan jenis tanaman yang getahnya banyak digunakan sebagai bahan utama pembuat ban, beberapa alat kesehatan, alat-alat yang memerlukan kelenturan dan tahan goncangan di beberapa tempat. Tanaman karet banyak dibudidayakan dan dikembangkan di Provinsi Sumatera Barat. Provinsi Sumatera Barat merupakan provinsi yang sejak dahulunya sektor pertanian menempati sektor utama, karena keadaan geografisnya sangat cocok untuk pertanian. Usaha pertanian yang dilakukan mulai dari pertanian lahan basah dan pertanian lahan kering. Pertanian lahan basah yaitu seperti padi, dan pertanian lahan kering seperti karet, sawit, dan kopi. Kedua jenis pertanian tersebut merupakan tanaman komoditi perkebunan yang diandalkan dan dibudidayakan oleh rakyat. Lahan pertanian karet tersebar di beberapa Kabupaten yang dibudidayakan pada lahan kosong, dataran, dan lahan sawah. Lokasi berpotensial berada di Kabupaten Pasaman, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten 50 Kota, Kabupaten Solok, dan Kabupaten Pesisir Selatan (Badan Agribisnis Departemen Pertanian, 2003:18-19). Kabupaten Dharmasraya merupakan salah satu Kabupaten yang memiliki potensi yang besar untuk maju di Sumatera Barat. Potensi ini ditandai dengan beberapa sub sektor seperti sektor pertambangan berupa emas, biji besi, dan batu bara, kemudian sektor perkebunan berupa kelapa sawit, karet, coklat, kopi, dan kelapa. Tanaman karet menjadi komoditas perkebunan kedua terbesar di Dharmasraya setelah kelapa sawit. Tahun 2011 terjadi penambahan lahan perkebunan karet seluas 164,25 Ha yang mengindikasi peningkatan produktivitas tanaman karet sebesar 37,26%, dan pada tahun 2012 juga mengalami penambahan sebesar 463 Ha (Badan Pusat Statistik Kabupaten Dharmasraya 2011/2012: 19/14). Berdasarkan Web resmi Dharmasraya, Dharmasraya oleh sebagian orang dikatakan sebagai negara petro dollarnya Sumatera Barat atau dapat dikatakan orang Dharmasraya merupakan negaranya orang-orang kaya, dengan kekayaan alam melimpah dan menunggu diolah, seperti batu bara, biji besi, dan emas. Dari segala bentuk kekayaan alam tersebut perkebunan juga berkembang dengan pesat, karet dan sawit menjadikan rakyat Dharmasraya seakan tidak menghargai uang pecahan lima ratus rupiah. Banyak masyarakat yang hidup sejahtera sehingga ketika berbelanja ke warung atau tempat perbelanjaan lainnya uang receh berupa pecahan lima ratus rupiah tidak digunakan lagi. Hal ini juga menyebabkan masyarakat di Kabupaten Dharmasraya yang bergantung pada perkebunan karet dan menjadikan kebun karet sebagai penopang hidupnya dan mereka cenderung melupakan pekerjaan lain. Semua kebutuhan pokok, biaya hidup, pendidikan dan biaya lainnya ditopang dengan penghasilan dari kebun karet tersebut. Namun dengan harga karet yang turun dan cenderung tetap rendah harga jualnya para petani karet mengeluh, terlebih lagi petani yang bekerja di kebun milik orang lain (buruh penyadap). Dengan harga yang relatif rendah saat ini petani tersebut (buruh penyadap) masih harus membagi hasil dari penjualan karet yang didapatkan dengan pemilik kebun karet. Kehidupan para petani karet menjadi sulit dengan harga karet yang kian menurun dari harga yang sebelumnya berkisar antara Rp ,00 s/d Rp ,00 turun saat ini dengan kisaran Rp ,00 s/d Rp 6.500,00 perkilogramnya, mereka harus mengerjakan pekerjaan dan rutinitas lain untuk membantu menopang kehidupan. Banyak petani karet baik yang bekerja di kebun milik sendiri dan yang bekerja di kebun millik orang lain, yang mengerjakan pekerjaan lainnya sambil tetap menyadap dan menunggu harga karet membaik. Hal ini terjadi di daerah Jorong Mekar Sari, Nagari Ampalu, Kecamatan Koto Salak, Kabupaten Dharmasraya yang sering mengalami naik-turunnya harga karet dalam harga lelang dari pengepul atau toke karet. Mengerjakan pekerjaan dan rutinitas lain ini adalah tindakan sosial petani karet yang dalam kajian sosiologis sebagai aktor, dimana dalam menghadapi masalah harga karet yang tidak tetap, mereka melakukan pekerjaan dan rutinitas tersebut agar tetap bisa bertahan hidup memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya.

5 METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dimana metode ini merupakan proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Menekankan pada sifat realitas yang terbangun secara sosial, hubungan erat antara peneliti dan subjek yang diteliti (Noor, 2011:33-34). Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian deskriptif, dimana tipe ini merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan (Ar ikunto, 2010:234). Penelitian ini menggunakan jenis data primer dan data sekunder Pemilihan informan dalam penelitian ini adalah dengan cara purposive sampling (Bungin, 2011:108), dengan informan petani karet yang memiliki kebun sendiri sebanyak 9 informan dan petani karet yang bekerja di kebun milik orang lain sebanyak 4 informan (salah satu memiliki kebun sendiri dan juga bekerja di kebun milik orang lain), serta triangulasi data oleh toke karet dan kepala Jorong Mekar Sari. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan studi dokumen. Model analisis data dalam penelitian ini menggunakan model analisis interaksi dari Miles dan Huberman. Penelitian ini mulai dilakukan sejak bulan Juni hingga bulan Juli tahun Tempat penelitian ini, di Jorong Mekar Sari, Nagari Ampalu, Kecamatan Koto Salak, Kabupaten Dharmasraya. HASIL PENELITIAN Jorong Mekar Sari merupakan salah satu jorong yang berada di Nagari Ampalu, Kecamatan Koto Salak, Kabupaten Dharmasraya. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala jorong, diketahui luas wilayah Jorong Mekar Sari adalah 10,5 Ha terdiri dari lahan perumahan dan pekarangan, dengan jatah ¼ Ha untuk setiap KK berdasarkan program transmigrasi. Jarak Jorong Mekar Sari ke Kecamatan sekitar 4 Km dan jarak ke kabupaten sekitar 48 Km. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala jorong tanggal 13 Juli 2015, diperoleh penjelasan mengenai asal usul Jorong Mekar Sari yang dimulai dari transmigrasi penduduk yang dilakukan beberapa tahun lalu pada masa pemerintahan Presiden Soeharto. Transmigrasi penduduk ini dilakukan dari daerah Wonogiri, Jawa Tengah. Jorong Mekar Sari sebelumnya adalah Tanjung Harapan yang kemudian berubah menjadi Jorong Mekar Sari karena adanya pemekaran daerah dari kabupaten. Jorong Mekar Sari merupakan salah satu daerah usulan atau jorong di wilayah Nagari Ampalu, dimana Nagari Ampalu terdiri dari 5 jorong atau daerah usulan yaitu, Jorong Pasar Lama, Jorong Koto, Jorong Pasar Baru, Jorong Mekar sari, Jorong Pintu Agung. Secara umum, mayoritas mata pencaharian masyarakat Jorong Mekar Sari adalah petani, wiraswasta (berdagang) dan PNS. Mata pencaharian utama penduduk Jorong Mekar Sari sebagian besar adalah petani (bersawah dan berkebun). Untuk sawah masyarakat menanam padi dan bidang perkebunan masyarakat membudidayakan tanaman karet dan sawit, tapi umumnya lebih banyak membudidayakan tanaman karet. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa, penduduk Jorong Mekar Sari yang bekerja sebagai petani karet sebanyak 84% dari jumlah keseluruhan penduduk, yaitu 81 KK dari 96 KK yang terdapat di Jorong tersebut. A. Profil Petani Karet Jorong Mekar Sari 1. Umur Petani Karet Berdasarkan hasil wawancara yang diperoleh didapatkan data umur para petani karet di Jorong Mekar Sari dalam penelitian ini adalah tahun. Usia ini merupakan usia produktif dan termasuk pada usia kerja, karena dengan usia yang masih tergolong muda petani karet memiliki fisik yang cukup kuat dan memiliki energi yang lebih baik untuk melakukan suatu aktifitas yang berat dan kontiniu. Usia informan yang berada pada kisaran tersebut memiliki keinginan untuk hidup yang lebih baik dan mapan, seiring dengan semakin bertambahnya usia membuat para petani semakin berfikir dewasa dan dengan semakin banyaknya kebutuhan hidup yang harus dipenuhi. Sehingga informan akan lebih memikirkan cara atau strategi yang lebih baik guna memenuhi semua kebutuhan hidup keluarganya.

6 2. Jenis Kelamin Petani Karet Berdasarkan hasil yang didapatkan di lapangan dari wawancara dengan informan diketahui bahwa pekerjaan sebagai petani karet tidak saja dilakukan oleh kaum lakilaki saja, namun terdapat juga kaum perempuan atau ibu-ibu yang bekerja sebagai petani karet untuk membantu suami yang juga bekerja sebagai petani karet. Sebanyak 70% dan untuk perempuan sebanyak 30%. Dapat disimpulkan bahwa, tidak hanya laki-laki yang memiliki pekerjaan sebagai petani karet, namun perempuan atau lebih tepatnya ibu-ibu juga bekerja sebagai petani karet untuk membantu suaminya dalam mencari nafkah atau penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. 3. Pendidikan Petani Karet Berdasarkan hasil wawancara, tingkat pendidikan informan yang berprofesi sebagai petani karet pada umumnya 80% merupakan tamatan SMA, dan 20% tamatan SMP/Tsanawiyah. Pada era saat ini tingkat pendidikan SMA hampir sama dengan pendidikan SMP atau dianggap masih pada tingkat rendah. Pendidikan merupakan hal penting dalam menciptakan manusia yang memiliki produktivitas, keterampilan, dan kinerja yang lebih baik. Namun pendidikan yang masih tergolong rendah dikalangan petani karet tersebut membuat para petani karet lebih memilih untuk menjadi petani karena tidak membutuhkan title atau gelar tinggi untuk melakukan pekerjaan tersebut, cukup memiliki keahlian dalam menyadap karet, dan itupun tidak sulit untuk dipelajari bahkan oleh pemula yang sekalipun tidak pernah memegang pisau untuk menyadap karet. 4. Pendapatan Petani Karet Tingkat pendapatan yang diperoleh petani karet dengan harga yang tidak tetap saat ini umumnya berkisar Rp ,00 s/d Rp ,00. Berdasarkan hasil wawancara, pendapatan ini diperoleh petani karet dalam penjualan karet satu kali dalam satu minggu, sesuai dengan penjualan hasil karet yang dilakukan oleh petani karet dalam sekali masa panen dan sesuai dengan luas lahan karet yang dimiliki oleh petani karet. Bagi petani karet yang bekerja di kebun milik orang lain atau buruh penyadap hasil yang diperoleh dari penjualan karet dibagi dua kembali dengan pemilik lahan. Pembagian hasil penjualan dilakukan dengan cara membagi dua hasil yang diperoleh, setiap kali melakukan penjualan hasil karet. Hal ini menyebabkan hasil yang diperoleh petani karet (buruh penyadap) semakin berkurang, dan berdampak sangat tidak baik pada pemenuhan kebutuhan hidup petani karet tersebut. 5. Alasan Menjadi Petani Karet Setiap manusia pasti memiliki keinginan untuk menjadi lebih baik dan lebih mapan dalam kehidupannya. Dalam hal ini, tentunya harus diperoleh dengan semangat kerja keras yang sunggguhsungguh, sehingga mereka dapat berhasil dalam mencapai tujuan kesejahteraan hidup. Dalam hal ini, perkebunan karet menjadi komoditi andalan bagi masyarakat Jorong Mekar Sari telah dilakukan sejak lama dan turun-temurun. Alasan masyarakat Jorong Mekar Sari memilih menjadi petani karet karena harga komoditi karet yang dahulunya menjanjikan untung atau pendapatan yang lebih banyak dibandingkan pekerjaan lainnya. Selain itu waktu untuk mendapatkan hasil dari karet pun lebih cepat dalam satu minggu saja sudah bisa dijual dan mendapatkan hasil tanpa menghitung proses awal (penanaman s/d menunggu siap sadap). Serta modal yang dikeluarkan hanya sekali dilakukan dan dapat memperoleh hasil secara berkesinambungan, sehingga membuat masyarakat menjadi tertarik untuk menjadi petani karet. B. Masalah Yang Dihadapi Petani Karet 1. Harga Karet yang Tidak Tetap Harga karet yang saat ini tidak tetap dan cenderung menurun menjadi masalah bagi masyarakat, yang merugikan dan membebani masyarakat, apalagi masyarakat yang menjadikan karet sebagai pekerjaan utama dan merupakan pekerjaan satusatunya yang dimiliki. Dengan harga karet yang menurun, berdampak pada penghasilan yang diperoleh oleh petani karet, penghasilan yang diperoleh tentunya berkurang. Namun pekerjaan tersebut tetap dilakukan oleh petani karet dengan harapan harga bisa segera naik dan mereka bisa kembali tenang dalam memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Kisaran harga karet saat ini adalah sebesar Rp ,00 s/d Rp ,00 perkilogramnya, berbeda dengan harga di tehun-tahun sebelumnya yang mencapai Rp.

7 10.000,00 s/d Rp ,00 perkilonya. Hal ini menyebabkan pendapatan yang diperoleh petani juga berkurang, dimana sebelumnya dengan harga yang tinggi petani karet bisa memperoleh pendapatan dengan kisaran Rp ,00 s/d ,00 dalam setiap kali penjualan sesuai berat timbangan. Namun untuk saat ini petani karet hanya memperoleh pendapatan dengan kisaran Rp ,00 s/d ,00 dalam setiap penjualan. Bagi petani karet yang bekerja di kebun milik orang lain (buruh penyadap) hasil yang didapatkan harus di bagi kembali dengan pemilik kebun, dengan sistem bagi hasil atau bagi dua hasil penjualan karet setiap kali penjualan hasil karet (perminggu). 2. Musim Kemarau Selain masalah harga, masalah lain yang dihadapi oleh petani karet saat ini adalah musim, dimana musim sangat mempengaruhi hasil sadapan karet, jika musim hujan maka petani karet tidak bisa menyadap karet. Sedangkan pada musim kemarau juga menjadi masalah bagi petani karena jika musim kemarau hasil sadapan karet tidak banyak keluar. Musim kemarau adalah musim dimana suatu daerah mengalami kekeringan dalam waktu tertentu disebabkan karena kurangnya curah hujan. Selain itu pada musim kemarau yang terjadi saat ini menyebabkan daun-daun pohon karet rontok dan pohon karet mati plan (mati tegak/pohon tetap berdiri tapi mati dan tidak mengeluarkan getah karet lagi). Banyak masyarakat yang mengeluhkan akan musim kemarau yang menyebabkan banyak pohon mati dan tidak mengeluarkan getah lagi, sehingga hasil karet yang didapat sedikit dan mempengaruhi pendapatan yang diperoleh. Berdasarkan hasil wawancara mengenai musim kemarau tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa musim kemarau saat ini banyak memberikan dampak yang tidak baik, bagi tanaman, hasil sadapan dan juga tentunya mempengaruhi pendapatan petani karet. Dampak bagi tanaman berupa penyakit jamur cendawan akar putih yang menyebabkan pohon karet mati. Pada hasil sadapan dengan musim kemarau, getah karet yang keluar hanya sedikit, hal ini tentu mempengaruhi berat hasil karet yang di dapat berkurang dan berpengaruh pada pendapatan yang pastinya pendapatan akan berkurang juga. C. Strategi Bertahan Hidup Petani Karet Menghadapi Harga Yang Tidak Tetap Untuk melihat strategi bertahan hidup petani karet dalam menghadapi harga karet yang tidak tetap, kita perlu melihat terlebih dahulu pengertian strategi bertahan hidup. Strategi bertahan hidup menurut Snel dan Staring dalam Resmi Setia (2005: 6), adalah rangkaian tindakan yang dipilih secara sadar oleh individu. Melalui strategi ini, seseorang bisa berusaha untuk menambah penghasilan lewat pemanfaatan sumber-sumber lain ataupun mengurangi pengeluaran lewat pemanfaatan sumber lain. Ketika harga karet tidak tetap dan cenderung menurun, menyebabkan pendapatan para petani karet berkurang, sehingga petani karet harus memiliki strategi atau cara untuk tetap bisa bertahan hidup atau bisa tetap memenuhi kebutuhan hidupnya dengan melakukan pekerjaan sampingan atau kegiatan lain yang menghasilkan. 1. Bertani Sawah Bertani sawah adalah pekerjaan membudidayakan tanaman padi, dimulai dengan proses menanam benih padi hingga proses pemanenan padi. Bercocok tanam padi (bertani sawah) merupakan pekerjaan yang umum dilakukan oleh masyarakat Jorong Mekar Sari. Pekerjaan tetap atau utama adalah pekerjaan yang dilakukan oleh individu dalam jangka waktu tertentu, dengan menerima penghasilan secara teratur, sedangkan pekerjaan sampingan merupakan pekerjaan yang digunakan sebagai penunjang dari pekerjaan tetap yang dimiliki. Petani karet menjadikan dan mengalih fungsikan pekerjaan menjadi petani karet sebagai yang utama, dibandingkan dengan bertani sawah. Padi dijadikan sebagai pekerjaan yang sangat menunjang untuk menambah pendapatan bagi petani karet. Menanam padi hampir 90% dilakukan oleh penduduk Jorong Mekar Sari, karena padi merupakan komoditi utama sebelumnya bagi penduduk setempat. Namun karena dulu petani sawah susah untuk mendapatkan pupuk dan masalah hama yang dihadapi oleh petani berupa hama tanamana dan juga hama lain dari hewan kerbau yang sering merusak tanaman padi milik petani. Selain itu proses dan hasil yang didapat tidak seimbang, dimana biaya yang dikeluarkan lebih banyak dibandingkan

8 hasil yang diperoleh, dan harga beras yang murah, serta mencari buruh atau orang kerja susah, kemudian harga karet yang saat itu tinggi, maka petani karet banyak yang mengalih fungsikan lahan dan pekerjaannya menjadi petani karet, dan menjadikan karet sebagai yang utama. Saat ini hara karet mengalami penurunan, sehingga petani karet banyak yang kembali giat mengolah sawahnya yang dikerjakan setelah petani karet selesai menyadap. 2. Berdagang atau Berjualan Berdagang atau berjualan yang dilakukan petani karet berupa makanan kecil atau keperluan sehari-hari. Berjualan makanan kecil dilakukan oleh petani karet di kantin SMP di Jorong Mekar Sari, makanan kecil yang dijual berupa jajanan anak-anak sekolah, seperti lontong, nasi goreng, mie goreng, mie rebus, makanan ringan atau minuman yang sering menjadi jajanan anak sekolahan. Sedangkan untuk berdagang keperluan sehari-hari atau toko sembako menyediakan, seperti perlengkapan mandi, makanan ringan, perlengkapan pembersih lantai, dan perlengkapan-perlengkapan lainnya yang merupakan kebutuhan harian setiap orang. Strategi berdagang atau berjualan ini lebih cenderung dilakukan oleh petani karet yang memiliki kebun sendiri, dan dilakukan setelah petani karet tersebut selesai menyadap karet. 3. Beternak Sapi Strategi berikutnya yang dilakukan oleh petani karet adalah beternak sapi yang cenderung dilakukan oleh petani karet yang memiliki kebun sendiri. Beternak sapi merupakan kegiatan mengembangbiakkan dan membudidayakan hewan sapi dengan tujuan mendapatkan manfaat dan hasil dari sapi tersebut. Beternak dilakukan oleh petani karet sebagai tabungan atau investasi jangka panjang, dimana jika sewaktu-waktu petani karet membutuhkan uang cepat dan mendesak seperti untuk keperluan kesehatan atau biaya lanjut sekolah anak sapi bisa dijual dan untungnya pun bisa lebih banyak. Beternak sapi dilakukan petani karet setelah menyadap karet, kandang sapi biasanya ditempatkan didekat rumah petani, kemudian untuk mencari rumput ada yang dilakukan petani karet langsung setelah menyadap (membawa sabit juga ketika ke kebun karet) atau petani pulang dulu untuk makan dan istirahat sebentar, kemudian mencari rumput, dan kemudian sore harinya kembali mencari rumput untuk makan sapi. Petani karet membersihkan kandang pada sore hari dan kemudian menjelang waktu maghrib petani membuat perapian dengan membakar sekam padi untuk kenyamanan sapi. 4. Arisan Strategi bertahan hidup selanjutnya yang dilakukan oleh petani karet menghadapi harga karet yang tidak tetap ini adalah dengan mengikuti arisan. Arisan ini dilakukan oleh petani karet baik yang memiliki kebun sendiri dan yang bekerja di kebun milik orang lain dalam bentuk arisan uang. Arisan adalah kelompok orang yang mengumpul uang secara teratur pada tiaptiap periode tertentu. Setelah uang terkumpul, salah satu dari anggota kelompok akan keluar sebagai pemenang. Penentuan pemenang biasanya dilakukan dengan jalan pengundian, namun ada juga kelompok arisan yang menentukan pemenang dengan perjanjian. Arisan beroperasi di luar ekonomi formal sebagai sistem lain untuk menyimpan uang, namun kegiatan ini juga dimaksudkan untuk kegiatan pertemuan yang memiliki unsur "paksa" karena anggota diharuskan membayar dan datang setiap kali undian akan dilaksanakan. Berdasarkan hasil wawancara arisan yang dilakukan oleh petani karet Jorong Mekar Sari yaitu, ada yang dilakukan oleh petani karet dalam kelompok penjualan karet yang biasa disebut arisan karet yang dilakukan perminggu, dalam keluarga arisan keluarga yang dilakukan setiap bulan, dan ada juga arisan gabungan yang dilakukan oleh ibu-ibu dari berbagai daerah yang umumnya dilakukan oleh ibu-ibu petani karet yang juga dilakukan pada setiap bulan. 5. Pinjaman atau Utang Selanjutnya, strategi bertahan hidup dengan pinjaman atau berhutang juga dilakukan oleh para petani karet baik yang memiliki kebun sendiri atau yang bekerja di kebun milik orang lain. Pinjaman yang dilakukan adalah berupa pinjaman uang atau barang lainnya, dimana petani karet akan menerima pinjaman berupa uang sesuai yang dibutuhkan dan nantinya harus dikembalikan lagi ketika sudah memiliki uang baik dengan cara membayar lunas langsung atau berupa angsuran hingga utang yang dimiliki terbayarkan semua. Jika peminjaman berupa

9 barang maka petani karet harus membayar sejumlah uang sesuai dengan harga barang atau dengan cara mengganti barang tersebut sesuai dengan yang telah disepakati. Untuk strategi dengan melakukan peminjaman atau berhutang ini, hampir dilakukan oleh semua petani karet. 6. Berkebun Sawit Strategi bertahan hidup selanjutnya yang dilakukan petani karet adalah dengan menanam sawit (berkebun sawit) yang cenderung dilakukan oleh petani karet yang memiliki kebun sendriri dan yang bekerja di kebun milik orang lain. Berkebun sawit merupakan kegiatan membudidayakan tanaman sawit, dimana sawit merupakan tanaman penghasil minyak. Berkebun sawit dilakukan hanya oleh beberapa petani karet saja karena sawit membutuhkan dana dan waktu yang lebih banyak, dibandingkan yang lainnya. Berkebun sawit dilakukan oleh petani karet untuk menambah penghasilan dan bertahan hidup menghadapi harga karet yang tidak tetap. Berkebun sawit dilakukan oleh petani karet dengan mempekerjakan orang lain karena lokasi yang jauh dari tempat tinggal petani. Pengontrolan dilakukan oleh petani sesuai jadwal dan tahapan sawit. Berkebun sawit memberikan untung dan pendapatan yang lumayan banyak untuk petani. 7. Buruh Buruh merupakan strategi salah satu strategi bertahan hidup petani karet selanjutnya yang digunakan untuk menambah penghasilan keluarga petani karet yang memiliki kebun sendiri dengan luas kebun 1 Ha. Buruh dalam hal ini adalah berupa buruh musiman seperti buruh babat rumput dan buruh bangunan. Buruh merupakan pekerjaan musiman yang dilakukan oleh petani karet, pekerjaan sebagai buruh tidak selalu ada setiap waktu. Dalam hal ini buruh babat dan buruh bangunan yang dijalani petani karet dilakukan guna mendapatkan tambahan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Hasil yang didapatkan mungkin memang tidak sebanding dengan kerja keras yang cenderung kerja kasar (berat) yang dilakukan, namun demi tercukupinya kebutuhan para petani karet tetap melakukan pekerjaan tersebut. 8. Menabung Bagi petani karet yang tidak memiliki pekerjaan lain, berhutang adalah cara yang dipilih, selain itu para petani juga menabung untuk keperluan di masa yang akan datang. Tabungan ini dilakukan oleh petani karet yang bekerja di kebun sendiri atau yang bekerja di kebun milik orang lain yang diperoleh dari berbagai aktivitas atau pekerjaan yang dilakukan sebagian hasil pendapatannya ditabung guna keperluan tak terduga nantinya. Petani karet ada yang menabung di BANK atau lembaga keuangan lainnya yanng terpercaya, ada juga yang menabung dengan bentuk barang seperti sembako (min yak, gula, susu, dan lain sebagainya). Menabung merupakan strategi yang harus dan memang dilakukan oleh semua petani karet, karena menabung atau menyimpan uang sangat penting bagi kelangsungan hidup petani karet. Jika ada tabungan kebutuhan besar dan mendadak bisa segera ditangani, seperti kebutuhan penting dalam bidang kesehatan dan pendidikan yang sangat penting bagi kehidupan. Menabung yang dilakukan petani karet tidak hanya dalam bentuk uang, terkadang petani karet tabungannya ada yang berupa barang kebutuhan sehari-hari, emas, tanah, atau barang-barang lainnya yang teta bisa dijual dengan harga tinggi. 9. Mengatur Keuangan Berhemat atau mengatur keuangan supaya bisa terkontrol dengan baik dilakukan oleh petani karet yang memiliki kebun sendiri atau yang bekerja di kebun milik orang lain sebaik mungkin terlebih lagi oleh petani karet yang menjadikan karet sebagai pekerjaan utama dan satu-satunya yang dimilliki oleh petani karet. Pengeluaran-pengeluaran yang tidak perlu dicoret dari daftar belanja, kebutuhan pokok untuk makan dan kebutuhan penting lainnya didahulukan, dan kebutuhan lainnya yang tidak terlalu penting dikesampingkan terlebih dahulu. Petani karet yang bisanya membeli keperluan dalam jumlah banyak, harus dikurangi dan benar-benar diperhitungkan. Belanja ke pasar dilakukan satu kali dalam satu minggu, dalam daftar belanja oleh ibu-ibu benar-benar diperhitungkan agar cukup untuk kebutuhan selama satu minggu.

10 10. Menjual Biji Coklat Menjual biji coklat ini dalam bentuk kering atau basah dilakukan oleh petani karet perempuan (memiliki kebun sendiri dengan luas 1 Ha) untuk menambah uang belanja. Jika uang belanja dirasa kurang, ibu-ibu yang memanfaatkan biji coklat kering ataupun basah (belum terlalu kering) yang ditanam di sekitar rumah, untuk dijual sebagai tambahan uang belanja ketika di pasar. Biji karet yang telah kuning warna kullit buahnya kemudian di petik, dan dipisahkan biji dari kulitnya, lalu dijemur. Ketika biji coklat kering, biji tersebut kemudian dijual kepada pembeli yang biasanya bisa ditemui dijalan arah kepasar tepatnya dipinggir jalan sebelum pasar. Biji karet ditimbang perkilo baik yang basah maupun kering dengan harga yang telah ditentukan pembeli. Uang yang didapatkan dari menjual biji tersebut kemudian digunakan untuk tambahan uang belanja agar semua kebutuhan yang ingin dibeli sebagai persediaan bisa di beli semua. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi bertahan hidup petani karet menghadapi harga karet yang tidak tetap di Jorong Mekar Sari, Nagari Ampalu, Kecamatan Koto Salak, Kabupaten Dharmasraya, dapat disimpulkan bahwa, strategi bertahan hidup masyarakat Jorong Mekar Sari menghadapi harga karet yang tidak tetap adalah dengan memanfaatkan waktu untuk melakukan berbagai upaya seperti bertani sawah yang dilakukan oleh petani yang memiliki kebun sendiri dan yang bekerja di kebun milik orang lain, berdagang atau berjualan yang dilakukan oleh petani karet yang memiliki kebun sendiri, beternak sapi dilakukan oleh petani karet yang memiliki kebun sendiri, mengikuti arisan dilakukan oleh petani karet yang memiliki kebun sendiri dan yang bekerja di kebun milik orang lain, melakukan pinjaman atau utang yang dilakukan oleh petani karet yang bekerja di kebun milik sendiri dan yang bekerja di kebun milik orang lain, berkebun sawit dilakukan oleh petani karet yang memiliki kebun sendiri dan yang bekerja di kebun milik orang lain, menjadi buruh dilakukan oleh petani yang memiliki kebun sendiri, menabung sebagian penghasilan yang didapatkan oleh petani karet yang bekerja di kebun sendiri dan yang bekerja di kebun milik orang lain, mengatur keuangan dilakukan oleh petani karet yang memiliki kebun sendiri dan yang bekerja di kebun milik orang lain, dan menjual biji coklat dilakukan oleh petani karet yang memiliki kebun sendiri, derngan tujuan untuk tetap bisa bertahan hidup. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Badan Agribisnis Departemen Pertanian Potensi dan Peluang Investasi Agribisnis Provinsi Sumatera Barat. Yogyakarta: Kanisius. BPS Kabupaten Dharmasraya Dharmasraya Dalam Angka Badan Pusat Statistik Kabupaten Dharmasraya Statistik Daerah Kabupaten Dharmasraya Badan Pusat Statistik Kabupaten Dharmasraya. Burhan, Bungin Penelitian Kualitatif. Jakarta: Prenada Media Group. Noor, Juliansyah Metodologi Penelitian Skripsi, Thesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana. Setia, Resmi Gali Tutup Lubang Itu Biasa: Strategi Buruh Menanggulangi Persoalan dari Waktu ke Waktu. Bandung: Yayasan Akatiga.

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Desa Purwasari Desa Purwasari merupakan salah satu Desa pengembangan ubi jalar di Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. Usahatani ubi jalar menjadi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

memasuki lingkungan yang lebih luas yakni lingkungan masyarakat. PENDAHULUAN A. Permasalahan Penelitian

memasuki lingkungan yang lebih luas yakni lingkungan masyarakat. PENDAHULUAN A. Permasalahan Penelitian PENDAHULUAN A. Permasalahan Penelitian Pendidikan merupakan aset penting bagi kemajuan sebuah bangsa dan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.1.1. Kabupaten Banyuasin Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Selatan.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan 77 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada 104 552-105 102 BT dan 4 102-4 422 LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara geografis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya penduduk

Lebih terperinci

STRATEGI KELUARGA MISKIN MELANJUTKAN STUDI ANAKNYA KE PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS: KANAGARIAN TALU, KECAMATAN TALAMAU, KABUPATEN PASAMAN BARAT)

STRATEGI KELUARGA MISKIN MELANJUTKAN STUDI ANAKNYA KE PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS: KANAGARIAN TALU, KECAMATAN TALAMAU, KABUPATEN PASAMAN BARAT) STRATEGI KELUARGA MISKIN MELANJUTKAN STUDI ANAKNYA KE PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS: KANAGARIAN TALU, KECAMATAN TALAMAU, KABUPATEN PASAMAN BARAT) Cici Rahma Sari 1, Elvawati 2, Dian Kurnia Anggreta 3 Program

Lebih terperinci

ARTIKEL E JURNAL. Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (SI) Oleh: RISKA UTARI

ARTIKEL E JURNAL. Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (SI) Oleh: RISKA UTARI UPAH PANEN PEKERJA TANI SAWAH (Analisis Sosiologi Gender Tentang Perbedaan Upah Antar Pekerja Perempuan dengan Pekerja Laki-laki dari Jenis Pekerjaan yang Sama di Nagari Riak Danau, Kecamatan Basa Ampek

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

BAB III PRAKTIK PENGGARAPAN TANAH SAWAH DENGAN SISTEM SETORAN DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK

BAB III PRAKTIK PENGGARAPAN TANAH SAWAH DENGAN SISTEM SETORAN DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK BAB III PRAKTIK PENGGARAPAN TANAH SAWAH DENGAN SISTEM SETORAN DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK A. Profil Desa Lundo 1. Letak geografis Desa Lundo merupakan salah satu desa yang terletak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan merupakan salah satu daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara geografis berada di pesisir

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa wukirsari merupakan salah satu Desa dari total 4 Desa yang berada di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Desa Wukirsari yang berada sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendukung statusnya sebagai negara agraris, dengan sebagian besar masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. mendukung statusnya sebagai negara agraris, dengan sebagian besar masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang memiliki potensi alam melimpah ruah yang mendukung statusnya sebagai negara agraris, dengan sebagian besar masyarakat bermukim di pedesaan

Lebih terperinci

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada IV. LOKASI PENELITIAN A. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada dinaungan Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Berdasarkan Perda

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. perkebunan, khususnya pada sektor tanaman karet. Penduduk di Desa Negeri

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. perkebunan, khususnya pada sektor tanaman karet. Penduduk di Desa Negeri IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Negeri Baru yang merupakan salah satu desa berpotensial dalam bidang perkebunan, khususnya pada sektor tanaman karet. Penduduk di Desa Negeri

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. mempengaruhi kehidupan petani karet, karena pada musim hujan petani karet

BAB IV KESIMPULAN. mempengaruhi kehidupan petani karet, karena pada musim hujan petani karet BAB IV KESIMPULAN 4.1 Kesimpulan Mayoritas masyarakat Nagari Lubuk Tarok bermata pencaharian sebagai petani karet. Pada pertanian karet itulah mereka menggantungkan kehidupannya. Pertanian karet bukanlah

Lebih terperinci

BAB III TRANSAKSI GADAI SAWAH DI DESA BETON KECAMATAN SIMAN KABUPATEN PONOROGO

BAB III TRANSAKSI GADAI SAWAH DI DESA BETON KECAMATAN SIMAN KABUPATEN PONOROGO BAB III TRANSAKSI GADAI SAWAH DI DESA BETON KECAMATAN SIMAN KABUPATEN PONOROGO A. Gambaran Umum Objek Penelitian Pada bab ini akan diuraikan tentang objek penelitian dengan maksud untuk menggambarkan objek

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI KARET DI NAGARI AMPANG KURANJI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA JURNAL

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI KARET DI NAGARI AMPANG KURANJI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA JURNAL FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI KARET DI NAGARI AMPANG KURANJI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA JURNAL Oleh: GITA FITRIA 12090014 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten

BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten BAB V GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1 Letak Geografis Desa Banjar termasuk salah satu wilayah di Kecamatan Banjar Kabupaten Buleleng dengan jarak kurang lebih 18 km dari ibu kota Kabupaten Buleleng

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. makin maraknya alih fungsi lahan tanaman padi ke tanaman lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lahan sawah memiliki arti penting, yakni sebagai media aktivitas bercocok tanam guna menghasilkan bahan pangan pokok (khususnya padi) bagi kebutuhan umat manusia.

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Perbawati merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Batas-batas

Lebih terperinci

LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN

LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN 114 115 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Penelitian Variabel Sub Variabel No Item A. Karakteristik Responden a. Nama b. Alamat c. Jenis Kelamin d. Umur e. Pendidikan f. Pekerjaan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Desa Tegal Arum Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo merupakan daerah yang terbentuk karena transmigrasi berasal dari Jawa pada tahun 1979. Desa Tegal Arum merupakan daerah

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan

I. PENDAHULUAN. yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Lampung Timur merupakan salah satu daerah di provinsi Lampung yang memiliki potensi hijauan hasil limbah pertanian seperti padi, singkong, dan jagung, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian telah terbukti memiliki peranan penting bagi pembangunan perekonomian suatu bangsa. Hal ini didasarkan pada kontribusi sektor pertanian yang berperan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam di sektor pertanian dan perkebunan. Adapun produksi di

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam di sektor pertanian dan perkebunan. Adapun produksi di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Asahan dikenal dengan daerah yang memiliki potensi akan sumber daya alam di sektor pertanian dan perkebunan. Adapun produksi di sektor pertanian adalah, tanaman

Lebih terperinci

TIPOLOGI DESA BERDASARKAN MATA PENCAHARIAN PENDUDUK DI KECAMATAN V KOTO KABUPATEN MUKOMUKO JURNAL

TIPOLOGI DESA BERDASARKAN MATA PENCAHARIAN PENDUDUK DI KECAMATAN V KOTO KABUPATEN MUKOMUKO JURNAL 0 TIPOLOGI DESA BERDASARKAN MATA PENCAHARIAN PENDUDUK DI KECAMATAN V KOTO KABUPATEN MUKOMUKO JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan SI (Strata I) SAKRI EFENDI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia hingga saat ini masih tergolong negara yang sedang berkembang dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia hingga saat ini masih tergolong negara yang sedang berkembang dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia hingga saat ini masih tergolong negara yang sedang berkembang dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi. Selain itu juga Indonesia merupakan negara agraris

Lebih terperinci

FUNGSI ISTERI PETANI KARET DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KELUARGA (KASUS NAGARI SILONGO KECAMATAN LUBUK TAROK KABUPATEN SIJUNJUNG) ARTIKEL

FUNGSI ISTERI PETANI KARET DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KELUARGA (KASUS NAGARI SILONGO KECAMATAN LUBUK TAROK KABUPATEN SIJUNJUNG) ARTIKEL FUNGSI ISTERI PETANI KARET DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KELUARGA (KASUS NAGARI SILONGO KECAMATAN LUBUK TAROK KABUPATEN SIJUNJUNG) ARTIKEL DERNA WIANDA 12070037 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum, Geografis, dan Iklim Lokasi Penelitian Desa Ciaruten Ilir merupakan desa yang masih berada dalam bagian wilayah Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Citapen Lokasi penelitian tepatnya berada di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan data Dinas

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3 39 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kabupaten Tanggamus Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3 Januari 1997 dan pada tanggal 21 Maret 1997 resmi menjadi salah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional, yang memiliki warna sentral karena berperan dalam meletakkan dasar yang kokoh bagi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup penting keberadaannya di Indonesia. Sektor inilah yang mampu menyediakan kebutuhan pangan masyarakat Indonesia, sehingga

Lebih terperinci

JURNAL. Oleh : YULISA NPM

JURNAL. Oleh : YULISA NPM PENGARUH UPAH TENAGA KERJA, HARGA JUAL, LUAS KEBUN, TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERUBAHAN IKLIM TERHADAP PENDAPATAN PETANI KELAPA SAWIT DI KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA JURNAL Oleh : YULISA NPM.

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Petani Hutan Rakyat 5.1.1. Karakteristik Petani Hutan Rakyat Karakteristik petani hutan rakyat merupakan suatu karakter atau ciri-ciri yang terdapat pada responden.

Lebih terperinci

BAB III PRAKTIK AKAD MUKHA>BARAH DI DESA BOLO KECAMATAN UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK. sebagaimana tertera dalam Tabel Desa Bolo.

BAB III PRAKTIK AKAD MUKHA>BARAH DI DESA BOLO KECAMATAN UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK. sebagaimana tertera dalam Tabel Desa Bolo. BAB III PRAKTIK AKAD MUKHA>BARAH DI DESA BOLO KECAMATAN UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK A. Gambaran Umum Desa Bolo Kecamatan Ujungpangkah Kabupaten Gresik 1. Demografi Berdasarkan data Administrasi Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Luas dan Batas Wilayah 39 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisiografis a. Letak, Luas dan Batas Wilayah Letak geografis Kabupaten Landak adalah 109 40 48 BT - 110 04 BT dan 00

Lebih terperinci

BAB III IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

BAB III IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO BAB III IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO A. Gambaran Umum Desa Pucuk Letak Daerah dan Keadaan Alam Desa Pucuk terletak di Kecamatan Dawarblandong

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 15 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karet merupakan komoditas perkebunan yang sangat penting peranannya di Indonesia. Selain sebagai sumber lapangan kerja, komoditas ini juga memberikan kontribusi yang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. kehidupan sosial ekonomi masyarakat akan meningkat, ketika masyarakat

BAB V PENUTUP. kehidupan sosial ekonomi masyarakat akan meningkat, ketika masyarakat 160 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang sudah dilakukan, dapat diketahui bahwa kehidupan sosial ekonomi masyarakat akan meningkat, ketika masyarakat panen padi. Karena mereka dapat memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (pendapatan) yang tinggi. Petani perlu memperhitungkan dengan analisis

BAB I PENDAHULUAN. (pendapatan) yang tinggi. Petani perlu memperhitungkan dengan analisis BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tanaman karet merupakan salah satu komoditi yang menduduki posisi cukup penting sebagai devisa non-migas dan menunjang pembangunan ekonomi Indonesia, sehingga memiliki

Lebih terperinci

MOBILITAS SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT TRANSMIGRAN (Studi: Di Jorong Bukit Harapan (Sp3) Nagari Tiumang Kecamatan Tiumang Kabupaten Dharmasraya)

MOBILITAS SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT TRANSMIGRAN (Studi: Di Jorong Bukit Harapan (Sp3) Nagari Tiumang Kecamatan Tiumang Kabupaten Dharmasraya) MOBILITAS SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT TRANSMIGRAN (Studi: Di Jorong Bukit Harapan (Sp3) Nagari Tiumang Kecamatan Tiumang Kabupaten Dharmasraya) ARTIKEL ILMIAH MESI ARYANI 10070007 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Usaha perkebunan merupakan salah satu jenis usaha yang sangat potensial untuk

I. PENDAHULUAN. Usaha perkebunan merupakan salah satu jenis usaha yang sangat potensial untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha perkebunan merupakan salah satu jenis usaha yang sangat potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Hal itu dikarenakan Indonesia memiliki potensi sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu Negara yang bergerak dibidang pertanian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu Negara yang bergerak dibidang pertanian. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu Negara yang bergerak dibidang pertanian. Sekitar 60% penduduknya tinggal di daerah pedesaan dan bermata pencaharian sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan tingginya tingkat kemiskinanberhubungan erat dengan permasalahan pertanian di Indonesia. Menurut Nasution (2008), beberapa masalah pertanian yangdimaksud

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH

BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH 67 BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH Bab ini akan membahas keefektifan Program Aksi Masyarakat Agribisnis Tanaman Pangan (Proksi Mantap) dalam mencapai sasaran-sasaran

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN PRAKTEK SEWA SAWAH DI DESA TAMANREJO KECAMATAN TUNJUNGAN KABUPATEN BLORA

BAB III PELAKSANAAN PRAKTEK SEWA SAWAH DI DESA TAMANREJO KECAMATAN TUNJUNGAN KABUPATEN BLORA BAB III PELAKSANAAN PRAKTEK SEWA SAWAH DI DESA TAMANREJO KECAMATAN TUNJUNGAN KABUPATEN BLORA A. Demografi dan Monografi Desa Tamanrejo Kecamatan Tunjungan Kabupaten Blora Penulis akan menyampaikan gambaran

Lebih terperinci

SOSIALISASI KEMANDIRIAN KERJA ANAK PETANI MISKIN ( STUDI KASUS: KELUARGA PETANI MISKIN DI NAGARI TALU KECAMATAN TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT )

SOSIALISASI KEMANDIRIAN KERJA ANAK PETANI MISKIN ( STUDI KASUS: KELUARGA PETANI MISKIN DI NAGARI TALU KECAMATAN TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT ) SOSIALISASI KEMANDIRIAN KERJA ANAK PETANI MISKIN ( STUDI KASUS: KELUARGA PETANI MISKIN DI NAGARI TALU KECAMATAN TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT ) Dewifebrina 1 Dra. Fachrina,M.Si 2 Erningsih,S.Sos 3 Program

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sumber mata pencaharian sebagian besar masyarakat Provinsi

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sumber mata pencaharian sebagian besar masyarakat Provinsi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertanian merupakan sumber mata pencaharian sebagian besar masyarakat Provinsi Lampung, sebagai dasar perekonomian dan sumber pemenuh kebutuhan hidup. Selain itu,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Sisobambowo merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan. - sebelah Utara : Desa Iraono Geba

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Sisobambowo merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan. - sebelah Utara : Desa Iraono Geba BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN II.1.Lokasi dan Letak Desa Kabupaten Nias adalah salah satu daerah kabupaten di Propinsi Sumatera Utara. Kabupaten Nias berada satu pulau dengan Kabupaten Nias Selatan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang digilib.uns.ac.id 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara agraris dimana mata pencaharian mayoritas penduduknya dengan bercocok tanam. Secara geografis Indonesia yang juga merupakan

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi Gambaran umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi dalam penelitian ini dihat

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH Bab ini berisikan gambaran umum wilayah yaitu Kelurahan Purwawinangun Kecamatan Kuningan yang meliputi kondisi geografis, kependudukan, kondisi perekonomian, kondisi fasilitas

Lebih terperinci

BAB V PERAN USAHA KAYU RAKYAT DALAM STRATEGI NAFKAH RUMAH TANGGA PETANI

BAB V PERAN USAHA KAYU RAKYAT DALAM STRATEGI NAFKAH RUMAH TANGGA PETANI BAB V PERAN USAHA KAYU RAKYAT DALAM STRATEGI NAFKAH RUMAH TANGGA PETANI 5.1 Strategi Nafkah Petani Petani di Desa Curug melakukan pilihan terhadap strategi nafkah yang berbeda-beda untuk menghidupi keluarganya.

Lebih terperinci

Jurnal Wahana Foresta Vol 8, No. 2 Agustus 2014 IDENTIFIKASI SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT DI SEKITAR KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI TEBING TINGGI

Jurnal Wahana Foresta Vol 8, No. 2 Agustus 2014 IDENTIFIKASI SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT DI SEKITAR KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI TEBING TINGGI IDENTIFIKASI SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT DI SEKITAR KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI TEBING TINGGI 1) Oleh : Evi Sribudiani 1), dan Yuliarsa 2) Dosen Jurusan Kehutanan Universitas Riau (Email : sribudiani_unri@yahoo.co.id)

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Negeri Sakti merupakan salah satu desa di Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Negeri Sakti merupakan salah satu desa di Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten 45 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Desa Negeri Sakti Desa Negeri Sakti merupakan salah satu desa di Kecamatan Gedong Tataan, Kabupaten Pesawaran yang memiliki luas wilayah 400 Ha. Desa tersebut

Lebih terperinci

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Demografi Desa Citeko, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor Desa Citeko merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Cisarua. Desa Citeko memiliki potensi lahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek termasuk di dalamnya struktur sosial, sikap masyarakat, serta institusi nasional dan mengutamakan

Lebih terperinci

BAB III TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI DESA MASARAN KECAMATAN MUNJUNGAN KABUPATEN TRENGGALEK

BAB III TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI DESA MASARAN KECAMATAN MUNJUNGAN KABUPATEN TRENGGALEK BAB III TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI DESA MASARAN KECAMATAN MUNJUNGAN KABUPATEN TRENGGALEK A. Gambaran Umum Desa Masaran Kecamatan Munjungan Kabupaten Trenggalek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan dapat berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. pertanian yang dimaksud adalah pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan.

I PENDAHULUAN. pertanian yang dimaksud adalah pertanian rakyat, perkebunan, kehutanan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penduduk Indonesia yang tinggal di pedesaan, dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarganya sebagian besar bergantung pada sektor pertanian. Sektor pertanian yang

Lebih terperinci

BAB III PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI

BAB III PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI BAB III PENYITAAN BARANG AKIBAT HUTANG PIUTANG YANG TIDAK DITULISKAN DI DESA BERAN KECAMATAN NGAWI KABUPATEN NGAWI A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dalam kehidupan sosial bermasyarakat, keadaan suatu

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 43 IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Kudus secara geografis terletak antara 110º 36 dan 110 o 50 BT serta 6 o 51 dan 7 o 16 LS. Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN UTANG PIUTANG EMAS DI KEBOMAS GRESIK

BAB III PELAKSANAAN UTANG PIUTANG EMAS DI KEBOMAS GRESIK BAB III PELAKSANAAN UTANG PIUTANG EMAS DI KEBOMAS GRESIK A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Kelurahan Kelurahan Kebomas terletak di Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik. Penduduk Kelurahan Kebomas

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27

Lebih terperinci

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN

BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN BAB IV KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN SISTEM PERTANIAN 23 Gambaran penelitian yang dimuat dalam bab ini merupakan karakteristik dari sistem pertanian yang ada di Desa Cipeuteuy. Informasi mengenai pemerintahan

Lebih terperinci

BAB III PRAKTIK KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DENGAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB III PRAKTIK KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DENGAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN 46 BAB III PRAKTIK KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DENGAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN A. Profil Desa Tawangrejo 1. Letak geografis Secara geografis Desa Tawangrejo

Lebih terperinci

CONDITION OF PROSPERITY OF FARMER OF PADDY RICE FIELD [IN] KENAGARIAN BARUNG-BARUNG BELANTAI DISTRICT OF KOTO XI TARUSAN

CONDITION OF PROSPERITY OF FARMER OF PADDY RICE FIELD [IN] KENAGARIAN BARUNG-BARUNG BELANTAI DISTRICT OF KOTO XI TARUSAN CONDITION OF PROSPERITY OF FARMER OF PADDY RICE FIELD [IN] KENAGARIAN BARUNG-BARUNG BELANTAI DISTRICT OF KOTO XI TARUSAN Widia Prestika 1, Ridwan Ahmad 2, Ade Irma Suryani 2 Widia Prestika ( NPM:10030209),

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian 60 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian Daerah penelitian terletak di Desa Fajar Asri Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah. Desa Fajar Asri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. petani, mengisyaratkan bahwa produk pertanian yang dihasilkan harus memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. petani, mengisyaratkan bahwa produk pertanian yang dihasilkan harus memenuhi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan pembangunan pertanian ditujukan untuk meningkatkan ketahanan pangan, mengembangkan agribisnis dan meningkatkan kesejahteraan petani, mengisyaratkan bahwa

Lebih terperinci

PERENCANAAN KEUANGAN. Swiss Confederation. Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia

PERENCANAAN KEUANGAN. Swiss Confederation. Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia PERENCANAAN KEUANGAN ASET Aktiva/Harta/Kekayaan yang dimiliki, misalnya : uang tunai, tanah, sepeda motor, pohon kakao. LIABILITAS hutang yang dimiliki, misalnya tagihan untuk membayar pinjaman. PENDAPATAN

Lebih terperinci

KONDISI SOSIAL EKONOMI KELUARGA PETANI CACAO DI KENAGARIAN SIKUCUR KECAMATAN V KOTO KAMPUNG DALAM KABUPATEN PADANG PARIAMAN JURNAL

KONDISI SOSIAL EKONOMI KELUARGA PETANI CACAO DI KENAGARIAN SIKUCUR KECAMATAN V KOTO KAMPUNG DALAM KABUPATEN PADANG PARIAMAN JURNAL KONDISI SOSIAL EKONOMI KELUARGA PETANI CACAO DI KENAGARIAN SIKUCUR KECAMATAN V KOTO KAMPUNG DALAM KABUPATEN PADANG PARIAMAN JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu isu yang muncul menjelang berakhirnya abad ke-20 adalah persoalan gender. Isu tentang gender ini telah menjadi bahasan yang memasuki setiap analisis sosial. Gender

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi dan Kondisi Fisik Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administratif menjadi wilayah Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Purworejo yang terdiri dari 49 desa.luas wilayah Kecamatan Pituruh yaitu 7681

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Purworejo yang terdiri dari 49 desa.luas wilayah Kecamatan Pituruh yaitu 7681 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kecamatan Pituruh merupakan salah satu dari 16 Kecamatan di Kabupaten Purworejo yang terdiri dari 49 desa.luas wilayah Kecamatan Pituruh yaitu 7681.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi negara-negara yang sedang berkembang, termasuk Indonesia, pembangunan pertanian pada abad ke-21 selain bertujuan untuk mengembangkan sistem pertanian yang berkelanjutan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA ASAM JAWA KECAMATAN KOTA PINANG, KABUPATEN LABUHAN BATU

BAB II GAMBARAN UMUM DESA ASAM JAWA KECAMATAN KOTA PINANG, KABUPATEN LABUHAN BATU BAB II GAMBARAN UMUM DESA ASAM JAWA KECAMATAN KOTA PINANG, KABUPATEN LABUHAN BATU 2.1 Letak Geografis Desa Asam Jawa Desa Asam Jawa berada di Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhan Batu Selatan, Provinsi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Luas Wilayah Kecamatan Bangun Rejo merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Lampung Tengah. Kecamatan Bangun Rejo merupakan pemekaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Kelapa sawit termasuk tanaman keras (tahunan) yang mulai menghasilkan pada umur 3 tahun dengan

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Luas Lahan Komoditi Perkebunan di Indonesia (Ribu Ha)

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Luas Lahan Komoditi Perkebunan di Indonesia (Ribu Ha) 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Indonesia memiliki potensi yang sangat besar di sektor pertanian khususnya di sektor perkebunan. Sektor perkebunan memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pangan di mata dunia. Meski menduduki posisi ketiga sebagai negara penghasil

BAB I PENDAHULUAN. pangan di mata dunia. Meski menduduki posisi ketiga sebagai negara penghasil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara yang mempunyai kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Hal ini terbukti dengan keadaan tanah Indonesia yang sangat subur. Negara

Lebih terperinci

BAB. II GAMBARAN TENTANG DESA PAYUNG SEKAKI KECAMATAN TAMBUSAI UTARA ROHUL

BAB. II GAMBARAN TENTANG DESA PAYUNG SEKAKI KECAMATAN TAMBUSAI UTARA ROHUL 1 BAB. II GAMBARAN TENTANG DESA PAYUNG SEKAKI KECAMATAN TAMBUSAI UTARA ROHUL A. Sejarah Desa Pada masa Orde Baru tepatnya pada masa kepimimpinan Presiden SUHARTO pada tahun 1982. Warga Masyarakat umumnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Potensi sumber daya alam yang dimiliki setiap wilayah berbeda-beda, tiap daerah mempunyai

I. PENDAHULUAN. Potensi sumber daya alam yang dimiliki setiap wilayah berbeda-beda, tiap daerah mempunyai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Potensi sumber daya alam yang dimiliki setiap wilayah berbeda-beda, tiap daerah mempunyai ciri-ciri khas dan kemampuan dalam mengolah potensi sumber daya alam yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. berusia di atas 60 tahun berjumlah jiwa sedangkan di Palangki penduduk yang berusia di atas 60 tahun berjumlah 289 jiwa.

PENDAHULUAN. berusia di atas 60 tahun berjumlah jiwa sedangkan di Palangki penduduk yang berusia di atas 60 tahun berjumlah 289 jiwa. PENDAHULUAN A. Permasalah Penelitian Menurut Maryam (2008 :10) seiring dengan berkembangnya Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat perkembangan yang cukup baik, maka makin tinggi pula harapan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Way Kanan merupakan salah satu wilayah pemekaran dari wilayah

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Way Kanan merupakan salah satu wilayah pemekaran dari wilayah 71 IV. GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Kabupaten Way Kanan Kabupaten Way Kanan merupakan salah satu wilayah pemekaran dari wilayah Kabupaten Lampung Utara yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 12

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Sampel Penelitian ini dilakukan di Desa Namoriam dan Desa Durin Simbelang, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Penentuan daerah

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM DESA BATUR KECAMATAN GADING DAN PRAKTEK HUTANG PANENANAN KOPI BASAH. 1. Sejarah Desa Batur Kecamatan Gading

BAB III GAMBARAN UMUM DESA BATUR KECAMATAN GADING DAN PRAKTEK HUTANG PANENANAN KOPI BASAH. 1. Sejarah Desa Batur Kecamatan Gading BAB III GAMBARAN UMUM DESA BATUR KECAMATAN GADING DAN PRAKTEK HUTANG PANENANAN KOPI BASAH A. Letak Geografis Desa Kecamatan 1. Sejarah Desa Batur Kecamatan Gading Desa Batur terletak di Kecamatan Gading,

Lebih terperinci

SOSIAL KAPITAL ANTARA TOKE DAN PETANI KARET

SOSIAL KAPITAL ANTARA TOKE DAN PETANI KARET SOSIAL KAPITAL ANTARA TOKE DAN PETANI KARET (Studi Kasus: Petani Karet Yang Memiliki Hutang di Nagari Tanjung Betung, Kecamatan Rao Selatan Kabupaten Pasaman) ARTIKEL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 13 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum 4.1.1. Letak Geografis Desa Beji Lor Desa Beji Lor merupakan salah satu desa di Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah. Desa ini terletak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Definisi Konversi Lestari (2009) dalam Irsalina (2009) mendefinisikan bahwa alih fungsi lahan atau lazimnya disebut konversi lahan adalah perubahan fungsi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 38 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian 1) Usahatani Karet Usahatani karet yang ada di Desa Retok merupakan usaha keluarga yang dikelola oleh orang-orang dalam keluarga tersebut. Dalam

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM. dan berpenduduk jiwa dengan luas wilayah 90,58 km 2. Kecamatan Raman. Utara memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

GAMBARAN UMUM. dan berpenduduk jiwa dengan luas wilayah 90,58 km 2. Kecamatan Raman. Utara memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut : 44 IV. GAMBARAN UMUM A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Raman Utara Kecamatan Raman Utara merupakan bagian wilayah Kabupaten Lampung Timur dan berpenduduk 35.420 jiwa dengan luas

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geofrafis dan Demografis Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di wilayah Kecamatan Inuman Kabupaten Kuantan Singingi Propinsi Riau.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang 38 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran 1. Keadaan Geografis Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2007 dan diresmikan

Lebih terperinci