PERKEMBANGAN PASAR USANG NAGARI LUBUK BASUNG KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM TAHUN ARTIKEL ILMIAH. Oleh

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERKEMBANGAN PASAR USANG NAGARI LUBUK BASUNG KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM TAHUN ARTIKEL ILMIAH. Oleh"

Transkripsi

1 0 PERKEMBANGAN PASAR USANG NAGARI LUBUK BASUNG KECAMATAN LUBUK BASUNG KABUPATEN AGAM TAHUN ARTIKEL ILMIAH Oleh RINI AGUSTIA PRATIWI NPM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2015

2 1

3

4 1 PENDAHULUAN Pasar merupakan tempat berinteraksi antara individu dengan individu lain dalam tawar-menawar barang dan juga menjadi tempat kontak sosial masyarakat yang berada di dalamnya. Dalam interaksi pasar terjadi kontak ekonomi, budaya, fisik, maupun tingkah laku individu-individu yang ada di pasar. Hal ini bisa berpengaruh dan mengakibatkan terjadinya perubahan sosial, ekonomi, budaya, dan lain sebagainya. Pada abad ke-19 sudah banyak daerah-daerah di Minangkabau yang memiliki pasar. Sebagian dari pasar-pasar di Minangkabau pada abad ini adalah pasar sarikat. Pasar dapat di maknai dalam artian yang konkrit dan abstrak. Dalam artian konkrit, pasar adalah tempat bertemunya pembeli dan pedagang untuk melakukan transaksi serta barang dan jasa yang terdapat di sana. Sedangkan dalam arti abstrak pasar dapat diartikan tempat bertemunya antara penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi penawaran yang berupa contoh-contoh barang. Dalam pasar terdapat tiga unsur yang tidak dapat dipisahkan yaitu: penjual, pembeli, dan barang. Pasar juga berfungsi sebagai pusat ekonomi, rekreasi dan pertemuan sosial serta pertukaran informasi. 1 Pasar Sarikat adalah pasar yang didirikan oleh beberapa nagari, kemudian pengelolaan pasar tersebut berdasarkan atas kebijakan dari nagari-nagari pendiri pasar. 2 Pasar Usang Lubuk Basung merupakan salah satu pasar sarikat yang sudah didirikan sejak zaman pemerintahan kolonial Belanda. Pembangunan pasar dilakukan secara gotong royong oleh tiga nagari, yaitu Nagari Geragahan, Nagari Bonjo Lama dan Nagari Bonjo Baru. Oleh karena itu pasar ini dinamakan Pasar Sarikat Lubuk Basung/ Geragahan meskipun terletak di Nagari Bonjo Baru. Sejak saat itu pasar sarikat ini menjadi pasar yang cukup penting, karena mempertemukan pedagang dari daerah Danau Maninjau dan Tiku. Di samping itu Nagari Bonjo Lamo dan dan Bonjo Baru bergabung menjadi satu nagari menjadi Nagari Lubuk Basung/ Geragahan. Pada tahun 1988 masyarakat Kecamatan Lubuk Basung secara resmi bersedia menyerahkan secara hibah tanah seluas kurang lebih 561 Km 2 kepada Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten Agam. Tanah ini dimaksudkan untuk dijadikan pusat pemerintah Kabupaten Agam yang akan dipindahkan dari Bukit Tinggi ke Lubuk Basung. 3 Hal ini juga menyebabkan lokasi Pasar Usang Lubuk Basung yang terletak dalam tanah Kecamatan Lubuk Basung diserahkan kepada Pemerintahan Kabupaten. Oleh Pemerintah Tingkat II Agam, lokasi pasar ini dipindahkan ke lokasi Padang Pusaro yang berjarak sekitar 5 km ke arah barat Pasar Usang Lubuk Basung. Kebijakan Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten Agam yang lain adalah dengan melakukan kerjasama pembangunan terminal di lokasi Pasar Usang Lubuk Basung yang lama dengan PT. Sitingkai Sakti Group. Perjanjian ini berisi kesepakatan bahwa PT. Sitingkai Sakti Group memiliki wewenang untuk membangun dan mengelola lokasi pasar selama 20 tahun ( ). PT. Sitingkai Sakti Group diberikan wewenang oleh Pemerintah Kabupaten Agam untuk merubah fungsi tanah Pasar Usang Lubuk Basung menjadi terminal, fasilitas terminal dan sarana tempat berjualan/tempat tinggal/penunjang terminal pada bekas Pasar Usang Lubuk Basung. Hal yang membuat penulis tertarik untuk mengkaji penelitian ini adalah, Pertama kondisi Pasar Usang Lubuk Basung padatahun 1989 masih kurang bagus karena masih kotor dan becek yang membuat para pembeli kurang berminat untuk datang membeli kebutuhan pokok mereka ke Pasar Usang Lubuk Basung, halinimengakibatkansedikitnya produsen dan distributor yang menawarkan barang kepedagang Pasar Usang Lubuk Basung, sehingga menjadikan pedagang kesulitan untuk mencukupi barang dagangannya. Para pedagang di Pasar Usang Lubuk Basung pada umumnya membeli barang dagangannya kepasar pusat dan setelah itu baru dijual kepada konsumen atau pembeli. 4 Kedua seiring berjalannya waktu pedagang pun mulai ramai berjualan, dan persediaan barang oleh para pedagang lebih lengkap. Pasar Usang Lubuk Basung mulai dikenal masyarakat setempat maupun masyarakat lainnya. Namun kondisi Pasar Usang Lubuk Basung masih berserakan atau tidak teratur, karena Pasar Usang Lubuk Basung ini belum 1 Suhardi, Perkembangan Pasar Abai Di Kabupaten Solok , (STKIP PGRI Sumbar, 2009), hal 8 2 Christine Dobbin, Gejolak Ekonomi, Kebangkitan Islamdan Gerakan Padri Minangkabau (Depok: Komunitas Bambu, 2008), hal Surat pernyataan tentang kesediaan masyarakat Kecamatan Lubuk BasungMenyerahkan Tanah Kecamatan Lubuk Basung Kepada Pemerintah Kabupaten (bertanggal 20 mei 1988) 4 Wawancara dengan Kasmir di Lubuk Basung tanggal 11 Agustus 2014

5 2 dikelola oleh pemerintah, tetapi dikelola oleh PT. Sitingkai Sakti Group. 5 Ketiga dengan berpindahnya Ibukota Kabupaten, maka Pasar Usang Lubuk Basung juga mengalami perkembangan. Hal ini disebabkan juga karena kantor-kantor Pemerintahan Kabupaten Agam secara bertahap dipindahkan ke Lubuk Basung, begitu juga pegawai Pemerintahan Daerah Tingkat II Agam.. 6 BatasanMasalah Pembatasan masalah diambil batasan awal tahun 1989, karena di tahun inilah terjadi kontrak antara PT. Sitingkai dengan Pemerintahan Daerah Tingkat II Agam beserta pemuka masyarakat Lubuk Basung untuk menjadikan Pasar Usang Lubuk Basung sebagai terminal bus yang dikelola oleh PT. Sitingkai. Batasan akhir diambil pada tahun 2009, karena pada tahun tersebut kontrak PT. Sitingkai tersebut berakhir. RumusanMasalah 1. Bagaimana latar belakang berdirinya Pasar Usang Lubuk Basung sebagai pasar sarikat? 2. BagaimanaperkembanganPasarUsangLubukB asungpadatahun ? 3. BagaimanafungsiPasarUsangLubukBasungba gimasyarakatlubukbasungpadamasapengawa san PT. SitingkaiSakti Group? TujuanPenelitian 1. Mendeskripsikan latar belakang Pasar Usang Lubuk Basung sebagai pasar sarikat. 2. MendeskripsikanperkembanganPasarUsangL ubukbasungpadatahun MendeskripsikanfungsiPasarUsangLubukBas ungbagimasyarakatlubukbasungpadamasape ngawasan PT. SitingkaiSakti Group. ManfaatPenelitian 1. BagimasyarakatPasarUsangLubukBasung, sebagaigambarankeadaanpasarusanglubukb asungpadatahun Hasilpenulisaninidiharapkandapatmeningkatk andanmenjagahubunganinteraksidankomunik asiantarpedagangdanpengunjung. 3. Bagipenelitiberikutnya, sebagaiwawasantambahandalampenulisanpen elitian. Penelitian yang Relevan Penelitian tentang pasar telah banyak dilakukan penulis sebelumnya seperti: Petri Soliasa, 2011, STKIP PGRI Sumbar dengan judul: Sejarah Perkembangan Pasar Surian Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Solok Tulisan ini membahas tentang 5 Wawancara dengan Safirman di Lubuk Basung tanggal 12 Agustus Wawancara dengan Samsul di Lubuk Basung tanggal 13 Agustus 2014 sebuah perubahan pasar yang pada awalnya hanya sebagai pasar impres berubah menjadi pasar nagari yang sekaligus sebagai pusat perekonomian bagi masyarakat setempat. 7 Ratna Sari, 2012, Skripsi STKIP PGRI Sumbar dengan judul: Pasar Nagari Sungai Rumbai antara tahun Tulisan ini mengenai sejarah berdirinya Pasar Nagari Sungai Rumbai, yang kemudian mengkaji perkembangan pasar dari tahun 1982 sampai 2011 serta mengkaji bagaimana dampak pasar terhadap perekonomian masyarakat setempat. 8 Suhardi, 2013, STKIP PGRI Sumbar dengan judul:perkembangan Pasar Abai Di Kabupaten Solok Tulisan ini membahas tentang pengaruh Pasar Abai terhadap perekonomian masyarakat Abai dan fungsi Pasar Abai bagi masyrakat Abai dan masyrakat sekitarnya. 9 Yenti Nurmaili, 1990, Unand dengan judul: Sejarah Perkembangan Pasar Bukittinggi Tulisan ini membahas tentang melihat pengaruh perkembangan sebuah pasar ini terhadap tingkat perekonomian masyarakat, ada atau tidaknya membawa suatu perubahan. 10 METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah dengan kaidah-kaidah penulisan sejarah, metode penelitian sejarah adalah suatu proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau, penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap, yaitu kegiatan pengumpulan data (heuristik), kritik sumber (pengujian), interpretasi data dan Historiografi 11. Tahap pertama, heuristik atau pengumpulan data, dengan melakukan wawancara, kemudian pengamatan, dan pengumpulan dokumen. Menurut Lincoln 7 Petri Soliasa, Sejarah Perkembangan Pasar Surian Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Solok ( STKIP PGRI Sumbar, 2009) 8 Ratna Sari, Pasar Nagari Sungai Rumbai (SKTIP PGRI Sumbar, 2012) 9 Suhardi, Perkembangan Pasar Abai Di Kabupaten Solok (STKIP PGRI Sumbar, 2009) 10 Yenti Nurmaili, Sejarah Perkembangan Pasar Bukittinggi (unand,1990) 11 Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah. (Yogyakarta: Yayasan Benteng Budoyo 1995). hal 89.

6 3 dankuba yang dikutip Moleong melakukan wawancara. 12 Sumber tulis berupa arsip-arsip tentang perkembangan Pasar Usang Lubuk Basung. Sumber lisan dilakukan dengan cara melakukan wawancara terhadap beberapa orang antara lain, Camat, Wali Nagari, ketua KAN, Pemuka masyarakat dan para pegawai dinas pasar serta para pedagang di sekitar Pasa Usang Lubuk Basung. Adapun data yang dapat menunjang yang diperoleh melalui studi kepustakaan dilakukan pada Perpustakaan STKIP PGRI, Perpustakaan UNP, Perpustakaan UNAND, Perpustakaan Daerah Sumatra Barat dan BPS. Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara yakni wawancara berstruktur yaitu dengan mempersiapkan pertanyaan yang sesuai dengan masalah peneliti, selanjutnya wawancara tidak terstruktur yaitu wawancara yang tidak mempersiapkan pertanyaan terlebih dahulu, dalam penelitian ini wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur dimana peneliti mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan. Tahap kedua, kritik sumber atau tahap pengujian data. Setelah mendapat data langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian data. Pada tahap ini data akan ditentukan apakah data tersebut asli atau tidak (kritik eksteren dan kritik interen) dan data yang sudah didapat keabsahannya akan dijadikan fakta sejarah. Kritik eksternal yaitu melakukan pengujian otentitas (keaslian) materinya terhadap aspekaspek luar dari sumber sejarah yang berkaitan dengan Pasar Usang Lubuk Basung. 13 Sedangkan kritik interen adalah kritik yang berkaitan dengan isi sumber yang tujuannya menguji isi sumber dengan memahami stuktur sumber. Tahap ketiga, interpretasi merupakan usaha untuk mengabungkan dan mengaitkan peristiwa atau fakta satu sama lain sedemikian rupa sehingga fakta yang satu dengan fakta yang lainnya kelihatan sebagai satu rangkaian yang masuk akal dan menunjukan kecocokan satu sama lain. Tahap keempat, historiografi merupakan langkah perumusan cerita sejarah ilmiah disusun secara logis menurut urutan kronologis dan sistematis yang jelas dan mudah dimengerti. Penulisan sejarah harus sesuai dengan data, fakta dan sumber yang telah diperoleh dan sesuai dengan kaidah-kaidah penelitian sejarah. 12 Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), hal Hellius Syamsuddin, Metodelogi Sejarah (Yogyakarta: Ombak, 2007), hal 132 HASIL DAN PEMBAHASAN Berdirinya Pasar Usang Lubuk Basung pada awalnya berasal dari Pasar Sarikat Geragahan, Bonjo Lamo dan Bonjo Baru. Sebelum Pasar Sarikat ini didirikan, lokasi pasar selalu berpindah-pindah dan tidak tetap sehingga perkembangan ekonomi masyarakat tidak teratur. Pada umumnya pasar sarikat merupakan peninggalan dari pemerintahn kolonial Belanda. Pasar sarikat dibentuk dari beberapa Nagari dalam bentuk gotong royong, dan bertujuan untuk memudahkan pengaturan ekonomi rakyat. 14 Begitu juga dengan pendirian pasar usang Lubuk Basung yang merupakan sebuah pasar serikat sudah didirikan sejak zaman pemerintahan kolonial Belanda. Pembangunan pasar dilakukan secara gotong royong oleh 3 Nagari yaitu Nagari Geragahan, Nagari Bonjo Lamo dan Nagari Bonjo Baru. Oleh karena itu pasar ini dinamakan Pasar Sarikat Geragahan/Bonjo Lamo/Bonjo Baru meskipun pasar ini terletak di Nagari Bonjo Baru. 15 Pasar yang sudah dipindahkan merupakan tanah milik datuak Saripado dari suku caniago dan datuak Marajo Dirajo dari suku koto yang berada di nagari Bonjo Baru. Tanah ini memiliki luas sekitar 1,6 Ha. Tanah ini diganti rugi sebesar 24 ameh ditambah 100 sukek beras pada masa itu, dimana masing-masing nagari bergotong royong membiayai pembelian tanah dan pembangunan pasar. Tiap nagari membayar sebesar 8 ameh dan 100 sukek beras ditanggung bersama. 16 Pada masa pemerintahan kolonial Belanda lokasi pasar usang Lubuk Basung dipindahkan ke lokasi yang baru. Hal ini karena adanya pembangunan jalan raya, jika tidak dipindahkan maka pasar sulit dijangkau penjual dan pembeli. Pemerintah Belanda membangun los-los untuk menunjang dan mendukung pedagang-pedagang di pasar usang Lubuk Basung pada masa itu. Los-los dibangun berbentuk persegi panjang tanpa dinding yang ditopang oleh beberapa tongga beton. Atap berbentuk segitiga dua tingkat memanjang, sementara lantai terbuat dari beton, dibuat beberapa undakan besar dilantai yang berfungsi sebagai tempat pedagang menggelar 14 Wawancara dengan Drs. Nasrial Datuak Asa Cabiah (ketua KAN Lubuk Basung ) di Lubuk Basung, tanggal 28 Desember Wawancara dengan Mustafa hasan datuak sindo magkuto(ketua KAN Geragahan), di nagari Geragahan, tanggal 29 Desember Wawancara dengan Syamsuar Udin Datuak Batu Basa(ketua KAN Lubuk Basung ) di Lubuk Basung, tanggal 28 Desember 2014.

7 4 dagangannya. Kemudian los-los dihuni oleh pedagang yang seragam dan diberi nama sesuai dengan kelompok pedagang yang berjualan di dalamnya seperti los bareh tempat para penjual beras berdagang, los daging tempat para penjual daging sapi dan daging kambing. Los kain tempat para penjual kain-kain meteran. Los tembakau tempat para penjual tembakau. Los kumangao tempat para penjual barang-barang kelontong. Los ikan tempat para penjual ikan dan los bunta tempat pertemuan tokoh-tokoh adat nagari Lubuk Basung dan tokoh-tokoh adat nagari geragahan. Hari pasar atau hari balai berlangsung setiap hari rabu dan sabtu. Keadaan lokasi pasar Lubuk Basung pada awalnya berdiri hanya berupa tanah lapang. Pedagang pada masa itu mendirikan tenda-tenda sederhana atau menggelar lapak-lapak di atas tanah pasar sebagai tempat berjualan. Setelah lokasi pasar dipindahkan ke tepi jalan raya yang dibangun oleh pemerintahan kolonial Belanda, dilokasi ini dibangun los-los dalam pasar. Selain pembangunan los-los tempat berdagang di dalam juga dibangun saluran air dan tempat pemberhentian alat-alat tranportasi seperti kereta kuda, bendi/delman, pedati, dan gerobak angkut barang dibagian timur pasar. Batas tanah pasar dipagari dan dibuat pintu masuk di ujung sebelah selatan pasar. Pembangunan ini guna meningkatkan kualitas pasar. 17 PasarusangLubukBasungadalaahsalahsa tupasar yang terletak di JorongPasarUsangLubukBasungKenagarianLubu kbasungkecamatanlubukbasungkabupatenaga m.pasarinisudahadasejakzamankolonialbelanda. Pasarinisejarahpanjangdanmenjadisebuahlokasip entingbagimasyarakatnagarilubukbasungdanse kitarnya.lokasipasariniterletakpadaposisi yang strategisyaitu di pertigaanjalan yang menghubungkandaerahtiku, Maninjau, Pariaman, sehinggamembuatpasarinisangatramaidikunjungi haribalai, tidakhanyapedagangdanpembelilokalsajatetapiju gadikunjungiolehpedagangtiku, ManinjaudanPariaman. DengandemikianpasarusangLubukBasungsejakd ahulumenjadilokasipentingterhadapperkembanga nekonomimasyarakatnagarilubukbasung. Pedagang-pedagang yang berjualan di pasar usang Lubuk Basung umumnya adalah pedagang lokal, yang berasal dari nagari Lubuk Basung dan Nagari Geragahan dan sebagian lagi pedagang yang berasal dari daerah lain seperti 17 Wawancara dengan Drs. Nasrial Datuak sa Cabiah ( ketua KAN Lubuk Basung ) di Lubuk Basung, tanggal 28 Desember Maninjau, Tiku, Pariaman, Matur, hingga Bukittinggi yang memiliki karakteristik tersendiri dalam berjualan. Pedagang dari Tiku umunya adalah pedagang ikan laut, karena daerah mereka memang dekat dengan laut. Pedagang dari Maninjau lebih bervariasi, ada pedagang beras (beras Maninjau), pedagang ikan tawar, pedagang buah, dan pedagang rinuak. Pedagang dari Pariaman umumnya adalah pedagang kain dan mereka telah berdagang kain secara turun temurun. Sedangkan pedagang dari Matur dan Bukittinggi umumnya adalah pedagang sayuran. Padatahun 1989 pemerintahmenunjukpihakswastauntukmengelola pasarusanglubukbasung.pihakswasta yang ditunjukmenjadimitrapemerintahankabupatenag amdalampembangunan terminal di atastanahbekaspasarusanglubukbasunginiadalah PT. SitingkaiSakti group.penunjukan PT. Sitingkaisakti group sebagaimitrakerjasamapemerintahankabupatena gamadalahkarenarencanapembangunan yang diusulkanoleh PT. Sitingkaisakti group cocokdenganrencanapembangunan yang akandilaksanakanolehpemerintahkabupatenaga m. Makakerjasamainidirealialisasikandalambentukp erjanjian yang berisikesepakatanbahwa PT sitingkaisakti group memilikiwewenanguntukmembangundanmengel olalokasipasardalambentukhakgunabangunan (HGB) selama 20 tahun ( ). PT. Sitingkai sakti group diberikan wewenang oleh pemerintah Kabupaten Agam untuk merubah tanah pasar usang Lubuk Basung menjadi terminal dan membangun fasilitas terminal seperti tempat berjualan, tempat tinggal, penunjang terminal pada bekas pasar usang Lubuk Basung. Terminal diberi nama terminal antokan dan diharapkan dapat berfungsi sebagai berikut: pertama, dapat menampung penumpang dari Lubuk Basung ke daerah-daerah lain ( khususnya Maninjau, Tiku dan Bukittinggi). Kedua, mengatur tertibnya kendaraan angkutan barang, angkutan kota, angkutan antar kota dan angkutan pedesaan. Ketiga, mengaturnya tertibnya naik turun penumpang kedatangan dan keberangkatan. Keempat, mempercepat akses ekonomi rakyat. Kelima, meningkatkan PAD( pendapatan asli daerah). 18 Maka sejak tahun 1989 dimulai pembangunan sarana dan prasarana terminal oleh PT. Sitingkai sakti group. Setelah perjajian ditanda tangani, maka ditetapkan masing-masing pihak sebagai berikut: 18 Dokumen dinas Koperindag Kabupaten Agam tentang kajian pengembangan terminal antokan (bertanggal 27 Desember 2014)

8 5 pertama, pihak II mendapatkan hak atas sarana perbelanjaan yang dibangun dan diberi hak untuk menjual, memindah namakan bangunan terminal serta fasilitas bangunan dan sarana tempat berjualan kepada pihak II dengan ketetapan harga jual seperti disebut di atas, dalam waktu dua belas bulan. Apabila bangunan terminal serta fasilitas terminal dan sarana tempat berjualan tidak terjual dalam waktu tersebut, maka pihak kedua dapat menambah harga penjualan dengan wajar. Kedua, pihak II mempunyai kewajiban menyerahkan kepada pihak I berupa I toko bertingkat dan 1 toko tidak bertingkat untuk diserahkan oleh pihak 1 kepada pihak Kerapatan Adat Nagari (KAN) yang bersangkutan dan sebuah tower terminal serta pelataran parkir kepada pemerintahan daerah tingkat II Agam dan akan dioperasikan sebagai sarana penunjang ibukota Kabupaten Agam. Ketiga, pihak II diberi hak pengelolaan loket serta kantin selama 20 tahun untuk disewakan kepada pihak III. 19 Selain itu pihak I memberikan HGB selama 20 tahun kepada pihak III dan apabila sampai masa 20 tahun itu habis, pihak III dapat memohon perpanjangan sewa sesuai dengan peraturan yang berlaku pada saat itu. 20 Pada tahun 1989 mulailah PT. Sitingkai Sakti Group mengelola pasar usang Lubuk Basung, banyak hal yang berubah dalam struktur bangunan pasar usang Lubuk Basung. Sesuai dengan isi perjajian dangan pemerintah PT. Sitingaki Sakti Group membangun terminal angkutan umum. Terminal ini berfungsi untuk tempat berhentinya angkutan umum dari berbagai daerah yang akan pergi ke pasar usang Lubuk Basung. Selain terminal pada pasar usang Lubuk Basung juga dibangun ruko-ruko bertingkat dan ruko biasa (toko), ruko bertingkat dibangun di dekat jalan raya, hal ini dilakukan agar pasar terlihat megah dari luar. Pada bagian dalam pasar toko-toko pun di bangun sehingga pedagang tidak kesulitan dalam menjual barang dagangan mereka karena barang yang mereka dagangkan bisa disimpan dan ditinggalkan dalam toko tersebut. Kesimpulan Pada tahun 1989 mulailah PT. Sitingkai Sakti Group mengelola pasar usang Lubuk Basung, banyak hal yang berubah dalam struktur bangunan pasar usang Lubuk Basung. Sesuai dengan isi perjajian dangan pemerintah PT. Sitingaki Sakti Group membangun terminal angkutan umum. Terminal ini berfungsi untuk tempat berhentinya angkutan umum dari berbagai daerah yang akan pergi ke pasar usang Lubuk Basung. Selain terminal pada pasar usang Lubuk Basung juga dibangun ruko-ruko 19 Ibid,. Pasal VIII 20 Ibid,.pasal IX bertingkat dan ruko biasa (toko), ruko bertingkat dibangun di dekat jalan raya, hal ini dilakukan agar pasar terlihat megah dari luar. Pada bagian dalam pasar toko-toko pun di bangun sehingga pedagang tidak kesulitan dalam menjual barang dagangan mereka karena barang yang mereka dagangkan bisa disimpan dan ditinggalkan dalam toko tersebut. Saran Denganadanyapenelitianinidiharapkanp arapedagang di pasar usang Lubuk Basunglebihmeningkatkanlagiusahameraka.Selai n itu diharapkan masyarakat pasar usang Lubuk Basung diharapkan bisa menjaga kebersihan pasar usang Lubuk basung sehingga pasar akan tampak lebih indah, kepada pemerintah Kabupaten Agam diharapkan untuk kembali mengelola dengan baik pasar usang Lubuk Basung agar keadaan pasar bisa lebih teratur. Selain itu pemerintah juga perlu mengaktifkan terminal pasar usang Lubuk Basung, hal ini bisa membuat tingkat kemacetan di waktu hari pasar berkurang. DAFTAR PUSTAKA A. Arsip ArsipKerapatanAdatNagari (KAN) LubukBasung BPS KecamatanDalamAngkaTahun 1989 BPS KecamatanDalamAngkaTahun 2001 BPS KecamatanDalamAngkaTahun 2006 BPS KecamatanDalamAngkaTahun 2009 BPS KecamatanDalamAngkaTahun 2010 Dokumententang status tanahbekaspasarsarikatdanpengelolaantok o/terminal antokanlubukbasung. B. Buku Dobbin,Christine GejolakEkonomi, Kebangkitan Islam dangerakanpadriminangkabau Depok: KomunitasBambu. Gerardo P.Sicat, danh.w.amd IlmuEkonomiuntukKonteksIndonesia.Jaka rta: LP3ES. Greetz Clifford Penjajadan Raja. Jakarta: YayasanObor Indonesia. GregorgiMankiw PengantarEkonomi 1. Jakarta: Erlangga. HelliusSyamsuddin MetodelogiSejarah. Yogyakarta: Ombak. Kuntowijoyo PengantarIlmuSejarah. Yogyakarta: YayasanBentengBudoyo. Koenjaraningrat ManusiadanKebudayaan Indonesia. Jakarta: Riambatan.

9 6 Moleong.MetodePenelitianKualitatif. Bandung: PT RemajaRosdakarya. SartonoKartodirjo PendekatanIlmuSosialdalamMetodologiS ejarah. Jakarta: Gramedia. SoejonoSoekanto SosiologiSuatuPengantar. Jakarta: Raja GrafindoPersada. C. Skripsi Petri soliasa, Sejarah Perkembangan Pasar Surian Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Solok Skripsi. STKIP PGRI Sumbar Ratna Sari,Pasar Nagari Sungai Rumbai Skripsi. SKTIP PGRI Sumbar Suhardi, Perkembangan Pasar Abai Di Kabupaten Solok Skripsi. STKIP PGRI Sumbar Yenti Nurmaili, Sejarah Perkembanagan Pasar Bukittinggi Skripsi. Unand.1990.

BAB V KESIMPULAN. Balai yang bernama Balai Tilatang. Balai Tilatang menjadi pasar distributor bagi

BAB V KESIMPULAN. Balai yang bernama Balai Tilatang. Balai Tilatang menjadi pasar distributor bagi BAB V KESIMPULAN Pada awal berdirinya pada tahun 1898, Pasar Pekan Kamis merupakan sebuah Balai yang bernama Balai Tilatang. Balai Tilatang menjadi pasar distributor bagi pasar-pasar kecil di Kecamatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar merupakan tempat terjadinya interaksi antara individu dengan individu lain dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pasar merupakan tempat terjadinya interaksi antara individu dengan individu lain dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar merupakan tempat terjadinya interaksi antara individu dengan individu lain dalam melakukan tawar menawar barang dan juga merupakan tempat kegiatan ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi kota adalah perdagangan. Sektor ini memiliki peran penting dalam mendukung

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Pasar Bandar Buat awal berdirinya merupakan sebuah pasar nagari, pasar

BAB V KESIMPULAN. Pasar Bandar Buat awal berdirinya merupakan sebuah pasar nagari, pasar 74 BAB V KESIMPULAN Pasar Bandar Buat awal berdirinya merupakan sebuah pasar nagari, pasar ini diperkirakan sudah ada sejak zaman belanda namun hanya sebatas untuk pasar untuk kebutuhan masyarkat nagari

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN. dengan menyediakan fungsi fasilitas berupa pasar ternak. (tengkulak/blantik) atau pembeli masih secara tradisional. Sistem jual beli /

I.PENDAHULUAN. dengan menyediakan fungsi fasilitas berupa pasar ternak. (tengkulak/blantik) atau pembeli masih secara tradisional. Sistem jual beli / I.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan peternakan di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan populasi ternak, meningkatkan produksi dan mutu hasil ternak agar dapat memenuhi permintaan pasar dan memperluas

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PASAR GAUNG TAHUN SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1)

PERKEMBANGAN PASAR GAUNG TAHUN SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) PERKEMBANGAN PASAR GAUNG TAHUN 1978-2014 SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) YUDI HENDRAWAN 11020115 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan primer masyarakat seperti kebutuhan akan sandang, pangan dan papan merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi untuk kelangsungan hidup masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam tawar-menawar barang dan jasa. Juga menjadi tempat kontak sosial masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dalam tawar-menawar barang dan jasa. Juga menjadi tempat kontak sosial masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar merupakan tempat berinteraksi antara individu dengan individu lain dalam tawar-menawar barang dan jasa. Juga menjadi tempat kontak sosial masyarakat maupun

Lebih terperinci

ABSTRAK Perkembangan Pasar Inpres Painan: Studi Kasus Setelah Kebakaran Tahun

ABSTRAK Perkembangan Pasar Inpres Painan: Studi Kasus Setelah Kebakaran Tahun iv ABSTRAK Skripsi ini berjudul Perkembangan Pasar Inpres Painan: Studi Kasus Setelah Kebakaran Tahun 2007-2013. Penulisan dari skripsi ini menjelaskan tentang perkembangan yang terjadi di Pasar Inpres

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melihat hubungan masyarakat dengan aktivitas ekonomi. 1. pembeli bertemu untuk menawarkan hasil perdagangan di pasar.

BAB I PENDAHULUAN. melihat hubungan masyarakat dengan aktivitas ekonomi. 1. pembeli bertemu untuk menawarkan hasil perdagangan di pasar. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar sebagai salah satu kegiatan ekonomi merupakan sarana untuk melihat hubungan masyarakat dengan aktivitas ekonomi. 1 Para pedagang dan pembeli bertemu

Lebih terperinci

Historiografi. (Jakarta: PT Gramedia.1985) Hal Wawancara dengan Adi Waluyo, 40. tahun peteni etnis Jawa desa Rami Mulya, 29 Desember

Historiografi. (Jakarta: PT Gramedia.1985) Hal Wawancara dengan Adi Waluyo, 40. tahun peteni etnis Jawa desa Rami Mulya, 29 Desember 2 PENDAHULUAN Negara Republik Indonesia pernah mengalami goncangan yang berat di bidang perekonomian dan juga politik yang terjadi pada tahun 1950-an yang disebabkan karena tidak puas terhadap keputusan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. BAPPEDA Kota Padang, tentang Penyusunan Masterplan Pasar raya dan Pasar Tradisonal Kota Padang, 2012.

DAFTAR PUSTAKA. BAPPEDA Kota Padang, tentang Penyusunan Masterplan Pasar raya dan Pasar Tradisonal Kota Padang, 2012. 79 DAFTAR PUSTAKA A. Arsip dan Dokumen BAPPEDA Kota Padang, tentang Penyusunan Masterplan Pasar raya dan Pasar Tradisonal Kota Padang, 2012. Data UPTD Pasar Bandar Buat. Padang : UPTD, 2014. Dinas Pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Silungkang atau lebih dikenal dengan nama? Balai Silungkang?

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Silungkang atau lebih dikenal dengan nama? Balai Silungkang? A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pasar Silungkang atau lebih dikenal dengan nama? Balai Silungkang? merupakan pusat aktivitas ekonomi masyarakat di Nagari Silungkang. Aktivitas yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan masyarakat dengan aktivitas ekonomi. 1 Pasar merupakan tempat

BAB I PENDAHULUAN. hubungan masyarakat dengan aktivitas ekonomi. 1 Pasar merupakan tempat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar sebagai salah satu kegiatan ekonomi merupakan sarana untuk melihat hubungan masyarakat dengan aktivitas ekonomi. 1 Pasar merupakan tempat bertemunya antara

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN MALALAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN MALALAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM, PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN MALALAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM, Menimbang : a. bahwa untuk memacu kemajuan Kecamatan IV Koto pada

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Badan Pusat Statistik. Kecamatan Tanjung Mutiara dalam Angka 2005 Kerjasama

DAFTAR PUSTAKA. Badan Pusat Statistik. Kecamatan Tanjung Mutiara dalam Angka 2005 Kerjasama DAFTAR PUSTAKA A. Arsip dan Dokumen Badan Pusat Statistik. Kecamatan Tanjung Mutiara dalam Angka 1995 Kerjasama dengan Bapedda dan Kantor Statistik Kabupaten Agam Tahun 1996. LubukBasung: BPS. 1996. Badan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. unsur sosial budaya yaitu: bahasa, sistem ilmu pengetahuan, sistem organisasi sosial, sistem

BAB I PENDAHULUAN. unsur sosial budaya yaitu: bahasa, sistem ilmu pengetahuan, sistem organisasi sosial, sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejarah adalah peristiwa yang ada hubungannya dengan kegiatan manusia sehingga terjadi berbagai dimensi perubahan baik politik, sosial, ekonomi dan kebudayaan

Lebih terperinci

PENURUNAN PEMANFAATAN PASAR MATUR KECAMATAN MATUR KABUPATEN AGAM. Yurni Suasti 1 dan Elvinalis 1. Abstrak

PENURUNAN PEMANFAATAN PASAR MATUR KECAMATAN MATUR KABUPATEN AGAM. Yurni Suasti 1 dan Elvinalis 1. Abstrak PENURUNAN PEMANFAATAN PASAR MATUR KECAMATAN MATUR KABUPATEN AGAM Yurni Suasti 1 dan Elvinalis 1 Abstrak Tujuan penelitian ini untuk melihat daerah-daerah yang memanfaatkan Pasar Matur dan faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Otonomi Daerah bermula dengan pemberlakuan Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar merupakan tempat berkumpulnya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli. Pasar dibedakan menjadi dua, yaitu pasar modern dan pasar tradisional.

Lebih terperinci

MARKET DEVELOPMENTS IBUH IN PAYAKUMBUH YEAR

MARKET DEVELOPMENTS IBUH IN PAYAKUMBUH YEAR MARKET DEVELOPMENTS IBUH IN PAYAKUMBUH YEAR 1986-2007 Oleh Fitria Eka Susanti 1 Kharles 2 Livia Ersi 3 Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK Jurnal ini merupakan kajian tentang,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori UKM Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Demikian pula dengan pembangunan pasar dalam arti

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Demikian pula dengan pembangunan pasar dalam arti BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Demikian pula dengan pembangunan pasar dalam arti fisik maupun

Lebih terperinci

Citra Lokal Pasar Rakyat pada Pasar Simpang Aur Bukittinggi

Citra Lokal Pasar Rakyat pada Pasar Simpang Aur Bukittinggi TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Citra Lokal Pasar Rakyat pada Pasar Simpang Aur Bukittinggi Gina Asharina, Agus S. Ekomadyo Program Studi Sarjana Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Pekanbaru 1. Sejarah Pekanbaru lahir sebelum masuknya penjajahan Belanda ke Indonesia.Pada waktu itu, baru berupa dusun yang bernama Dusun Payung

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan DKI Jakarta yang menjadi pusat perekonomian negara.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan DKI Jakarta yang menjadi pusat perekonomian negara. 45 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kota Bandar Lampung merupakan sebuah kota yang menjadi ibukota provinsi Lampung, Indonesia. Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini layak

Lebih terperinci

DAMPAK PERUBAHAN LOKASI PASAR TERHADAP SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT Di Nagari Muaralabuh Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan

DAMPAK PERUBAHAN LOKASI PASAR TERHADAP SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT Di Nagari Muaralabuh Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan DAMPAK PERUBAHAN LOKASI PASAR TERHADAP SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT Di Nagari Muaralabuh Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan SKRIPSI Oleh NELLA YULIANTI BP. 07191008 JURUSAN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional, terutama dalam aspek-aspek seperti: peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional, terutama dalam aspek-aspek seperti: peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan usaha kecil di Indonesia memang diakui sangat penting dalam perekonomian nasional, terutama dalam aspek-aspek seperti: peningkatan kesempatan kerja; pemerataan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Menurut Badan Pusat Statistik (2012), Kota Bandar Lampung merupakan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Menurut Badan Pusat Statistik (2012), Kota Bandar Lampung merupakan 46 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Menurut Badan Pusat Statistik (2012), Kota Bandar Lampung merupakan ibukota Propinsi Lampung. Oleh karena itu, selain merupakan

Lebih terperinci

Sejarah Pembudidayaan Perikanan Darat: Studi Kasus Balai Benih Ikan Beringin Rao, Pasaman ( ) 1. Oleh: Devra Lismanto 2

Sejarah Pembudidayaan Perikanan Darat: Studi Kasus Balai Benih Ikan Beringin Rao, Pasaman ( ) 1. Oleh: Devra Lismanto 2 Sejarah Pembudidayaan Perikanan Darat: Studi Kasus Balai Benih Ikan Beringin Rao, Pasaman (1984-2004) 1 Oleh: Devra Lismanto 2 Abstrak Tulisan ini berjudul Sejarah Pembudidayaan Perikanan Darat: Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup seluruh anggota masyarakat, baik material maupun

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup seluruh anggota masyarakat, baik material maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ialah proses perubahan fisik, ekonomi dan sosial untuk meningkatkan taraf hidup seluruh anggota masyarakat, baik material maupun spiritual. Pola,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar memegang peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar memegang peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar memegang peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat Indonesia selain sebagai muara dari produk-produk rakyat, pasar juga berfungsi sebagai tempat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Mengacu pada permasalahan yang dirumuskan, maka bentuk penelitian ini adalah deskriptif naratif. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2004 TENTANG PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMPUNG BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2004 TENTANG PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMPUNG BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 11 TAHUN 2004 TENTANG PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMPUNG BARAT Menimbang : a. bahwa dengan telah ditetapkannya Keputusan Menteri Dalam

Lebih terperinci

Pengaruh Perilaku Masyarakat pada Pembentukan Karakter Pasar Tradisional Melayu Kampar

Pengaruh Perilaku Masyarakat pada Pembentukan Karakter Pasar Tradisional Melayu Kampar TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Pengaruh Perilaku Masyarakat pada Pembentukan Karakter Pasar Tradisional Melayu Kampar Ratna Amanati, Neni Meilani Damanik, Noni Septiani Program Studi Arsitektur Universitas Riau.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjang dan mempengaruhi setiap individu di dalam masyarakat tersebut 1. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. menunjang dan mempengaruhi setiap individu di dalam masyarakat tersebut 1. Perubahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan masyarakat pada umumnya mengalami perubahan baik secara cepat maupun secara lambat. Perubahan tersebut terjadi dikarenakan adanya faktor yang menunjang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Kajian yang penulis ambil dalam penelitian skripsi ini adalah mengenai Perkembangan Pendidikan Islam di Bandung Tahun 1901-1942. Untuk membahas berbagi aspek mengenai judul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Perkembangan dan pertumbuhan suatu kota tidak terlepas dari pertambahan jumlah penduduk dengan berbagai aktivitas yang beragam dan tingkat mobilitas yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia selalu mengalami yang namanya perubahan. Perubahan tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui peristiwa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 Pengertian pasar tradisional menurut peraturan Menteri perdagangan RI, (2008): Pasar Tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Hampir di setiap daerah di Indonesia memiliki pasar baik pasar tradisional maupun pasar modern. Berbagai jenis pasar di Indonesia diantaranya pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Bangka, Singkep dan Belitung merupakan penghasil timah terbesar di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Bangka, Singkep dan Belitung merupakan penghasil timah terbesar di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pulau Bangka, Singkep dan Belitung merupakan penghasil timah terbesar di Indonesia. Berdasarkan data statistik yang dikeluarkan oleh United States Bureau of Mines (USBM)

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG. Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini layak untuk

IV. KEADAAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG. Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini layak untuk 33 IV. KEADAAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG A. Letak Geografis Dan Iklim Kota Bandar Lampung pintu gerbang Pulau Sumatera. Sebutan ini layak untuk ibu kota Propinsi Lampung. Kota yang terletak di sebelah barat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara, yang ibukotanya Gunungsitoli. Bersama pulau-pulau lain yang

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara, yang ibukotanya Gunungsitoli. Bersama pulau-pulau lain yang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Kabupaten Nias merupakian salah satu dari 17 kabupaten di Propinsi Sumatera Utara, yang ibukotanya Gunungsitoli. Bersama pulau-pulau lain yang mengelilinginya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sumberdaya alam yang banyak dimiliki di Indonesia adalah hutan. Pembukaan hutan di Indonesia merupakan isu lingkungan yang populer selama dasawarsa terakhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi memiliki peran yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan pergerakan manusia, seperti pergerakan dari rumah (tempat asal) menuju tempat sekolah (tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan adalah ibukota Kecamatan Bandar 1. di Selat Malaka, tepatnya di Kuala Tanjung Kabupaten Batu Bara.

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan adalah ibukota Kecamatan Bandar 1. di Selat Malaka, tepatnya di Kuala Tanjung Kabupaten Batu Bara. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan adalah ibukota Kecamatan Bandar 1 Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. Kota ini terletak sekitar 40 km arah Timur dari ibukota Kabupaten Simalungun,

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan

BAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan BAB I Pendahuluan I. 1. Latar belakang Pendidikan merupakan suatu hal yang penting di dalam perkembangan sebuah masyarakat. Melalui pendidikan kemajuan individu bahkan komunitas masyarakat tertentu dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bukittinggi merupakan salah satu kota yang terletak di provinsi

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bukittinggi merupakan salah satu kota yang terletak di provinsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota Bukittinggi merupakan salah satu kota yang terletak di provinsi Sumatera Barat. Luas kota Bukittinggi adalah 25,24 km 2 dengan jumlah penduduk 122.621 jiwa.

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Sumatera Tengah

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Sumatera Tengah BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.584, 2017 KEMENDAGRI. Kabupaten Agam dengan Kabupaten Padang Pariaman. Provinsi SUMBAR. Batas Daerah. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Transportasi merupakan proses pergerakan atau perpindahan orang atau barang dari suatu tempat ke tempat lain. Proses ini dapat dilakukan dengan menggunakan kendaraan

Lebih terperinci

TERMINAL TOPIK KHUSUS TRANSPORTASI

TERMINAL TOPIK KHUSUS TRANSPORTASI TERMINAL Terminal merupakan titik dimana penumpang dan barang masuk atau keluar dari sistem jaringan transportasi. Ditinjau dari sistem jaringan transportasi secara keseluruhan, terminal merupakan simpul

Lebih terperinci

JURNAL EKONOMI Volume 22, Nomor 1 Maret 2014 ANALISIS SUMBER MODAL PEDAGANG PASAR TRADISIONAL DI KOTA PEKANBARU. Toti Indrawati dan Indri Yovita

JURNAL EKONOMI Volume 22, Nomor 1 Maret 2014 ANALISIS SUMBER MODAL PEDAGANG PASAR TRADISIONAL DI KOTA PEKANBARU. Toti Indrawati dan Indri Yovita ANALISIS SUMBER MODAL PEDAGANG PASAR TRADISIONAL DI KOTA PEKANBARU Toti Indrawati dan Indri Yovita Jurusan Ilmu Ekonomi Prodi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Riau Kampus Bina Widya Km

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kegiatan manusia dalam usaha memenuhi kebutuhan tersebut adalah memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kegiatan manusia dalam usaha memenuhi kebutuhan tersebut adalah memerlukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Upaya manusia untuk memenuhi kebutuhannya sudah berlangsung sejak manusia itu ada. Salah satu kegiatan manusia dalam usaha memenuhi kebutuhan tersebut adalah

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TUGAS AKHIR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR REDESAIN RAU TRADE CENTER (RTC) DI KOTA SERANG Sebagai Pusat Perbelanjaan Bernuansa Modern Diajukan sebagai Pelengkap dan Syarat guna Mencapai Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1.

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1. Manusia itu sendiri merupakan objek pelaku dalam peristiwa sejarah. Demikian juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya dinikmati segelintir orang-orang yang relatif kaya pada awal 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Diawali dari kegiatan yang semula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Kota Bandung yang terjadi setelah selesainya pembangunan jalur

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Kota Bandung yang terjadi setelah selesainya pembangunan jalur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan sosial ekonomi masyarakat Kota Bandung merupakan hal yang menarik untuk dikaji. Khususnya perubahan kehidupan sosial ekonomi masyarakat Kota Bandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat berarti terhadap pembangunan, karena melalui pariwisata dapat diperoleh dana dan jasa bagi

Lebih terperinci

Program Kekhususan HUKUM TATA NEGARA

Program Kekhususan HUKUM TATA NEGARA SKRIPSI PELAKSANAAN KEWENANGAN BADAN MUSYAWARATAN NAGARI (BAMUS) DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NAGARI PADA NAGARI KOTO MALINTANG KECAMATAN TANJUNG RAYA KABUPATEN AGAM Program Kekhususan HUKUM TATA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan masyarakat dengan aktivitas ekonomi. 1. untuk memperoleh untung, sehingga banyak ditemukan hampir di setiap daerah

BAB I PENDAHULUAN. hubungan masyarakat dengan aktivitas ekonomi. 1. untuk memperoleh untung, sehingga banyak ditemukan hampir di setiap daerah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar sebagai salah satu kegiatan ekonomi merupakan sarana untuk melihat hubungan masyarakat dengan aktivitas ekonomi. 1 Pasar sebagai tempat para pedagang dan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG PANJANG NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG PANJANG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DESA 21 Desember 2012 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BLITAR SERI C 2/C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR, Menimbang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pemasaran lebih efektif dan efisien bagi seorang peternak serta untuk. menyediakan fungsi fasilitas berupa pasar ternak.

I. PENDAHULUAN. pemasaran lebih efektif dan efisien bagi seorang peternak serta untuk. menyediakan fungsi fasilitas berupa pasar ternak. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan peternakan di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan populasi ternak, meningkatkan produksi dan mutu hasil ternak agar dapat memenuhi permintaan pasar dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu wilayah. Menurut bentuk fisik, pusat perdagangan dibagi menjadi dua yaitu

BAB I PENDAHULUAN. suatu wilayah. Menurut bentuk fisik, pusat perdagangan dibagi menjadi dua yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian Indonesia pada saat ini bisa diukur oleh maraknya pembangunan pusat perdagangan. Keberadaan pusat perdagangan merupakan salah satu indikator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan berkembang atas kekuatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kota Payakumbuh diresmikan sebagai Kotamadya pada hari Kamis

BAB 1 PENDAHULUAN. Kota Payakumbuh diresmikan sebagai Kotamadya pada hari Kamis BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Masalah Kota Payakumbuh diresmikan sebagai Kotamadya pada hari Kamis tanggal 17 Desember 1970. Peresmian itu berdasarkan Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 08 Tahun

Lebih terperinci

WILAYAH PELAYANAN PASAR MUARALABUH SEBELUM DAN SESUDAH DIPINDAHKAN LOKASI PASAR DI KECAMATAN SUNGAI PAGU KABUPATEN SOLOK SELATAN

WILAYAH PELAYANAN PASAR MUARALABUH SEBELUM DAN SESUDAH DIPINDAHKAN LOKASI PASAR DI KECAMATAN SUNGAI PAGU KABUPATEN SOLOK SELATAN WILAYAH PELAYANAN PASAR MUARALABUH SEBELUM DAN SESUDAH DIPINDAHKAN LOKASI PASAR DI KECAMATAN SUNGAI PAGU KABUPATEN SOLOK SELATAN Widia Pitri Yeni Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini, mulai dari persiapan penelitian sampai dengan pelaksanaan penelitian dan analisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Jalan merupakan prasarana transportasi yang sangat penting untuk perkembangan suatu daerah, yaitu untuk mempermudah memindahkan barang dan manusia dari suatu tempat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata.

I. PENDAHULUAN. andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka percepatan pembangunan daerah, salah satu sektor yang menjadi andalan untuk memperoleh pendapatan asli daerah adalah sektor pariwisata. Pariwisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hukum adat terdapat pada Pasal 18 B ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. hukum adat terdapat pada Pasal 18 B ayat 2 Undang-Undang Dasar Negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nagari dalam sejarah dan perkembangannnya merupakan suatu wilayah Pemerintahan terendah. Pengakuan Nagari sebagai kesatuan masyarakat hukum adat terdapat pada Pasal

Lebih terperinci

DINAMIKA KEBERADAAN TERMINAL BAREH SOLOK ( ) Oleh: Risa Amelia

DINAMIKA KEBERADAAN TERMINAL BAREH SOLOK ( ) Oleh: Risa Amelia DINAMIKA KEBERADAAN TERMINAL BAREH SOLOK (1994-2004) Oleh: Risa Amelia 06 181 010 JURUSAN ILMU SEJARAH FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2011 ABSTRAK Skripsi ini berjudul Dinamika Keberadaan Terminal

Lebih terperinci

REDESAIN TERMINAL PENUMPANG MINANGKABAU INTERNATIONAL AIRPORT

REDESAIN TERMINAL PENUMPANG MINANGKABAU INTERNATIONAL AIRPORT LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR REDESAIN TERMINAL PENUMPANG MINANGKABAU INTERNATIONAL AIRPORT Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Indonesia sebagai negara agraris yang sebagian besar penduduknya hidup sebagai petani. Dalam rangka mengangkat derajat kehidupan petani serta mendukung penyediaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah tempat terjadinya transaksi jual beli yang dilakukan oleh penjual dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah tempat terjadinya transaksi jual beli yang dilakukan oleh penjual dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar merupakan suatu tempat dimana penjual dan pembeli dapat bertemu untuk melakukan transaksi jual beli barang. Penjual menawarkan barang dagangannya dengan harapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertemunya penjual dan pembeli tetapi juga sebagai wadah interaksi sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. bertemunya penjual dan pembeli tetapi juga sebagai wadah interaksi sosial dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar tradisional selama ini sudah menyatu dan memiliki tempat penting dalam kehidupan masyarakat. Bagi masyarakat, pasar bukan hanya sebagai tempat bertemunya penjual

Lebih terperinci

PERMOHONAN DUKUNGAN DANA PEMERINTAH PUSAT

PERMOHONAN DUKUNGAN DANA PEMERINTAH PUSAT PERMOHONAN DUKUNGAN DANA PEMERINTAH PUSAT UNTUK KEGIATAN : REHABILITASI PASAR KANDANGAN KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2017 DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI &

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian relasi kuasa dalam dinamika tari ulu ambek di masyarakat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian relasi kuasa dalam dinamika tari ulu ambek di masyarakat 70 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian relasi kuasa dalam dinamika tari ulu ambek di masyarakat Pariaman, Sumatera Barat pelaksanaanya memakai metode dan teknik penulisan kualitatif. Metode dan teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. eksternal dan internal yang menunjang dan mempengaruhi setiap individu di

BAB I PENDAHULUAN. eksternal dan internal yang menunjang dan mempengaruhi setiap individu di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan masyarakat pada umumnya mengalami perubahan baik secara cepat maupun lambat. Perubahan tersebut terjadi disebabkan oleh adanya faktor eksternal dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. minyak mentah, batu bara, tembaga, biji besi, timah, emas dan lainnya. Dampak

BAB I PENDAHULUAN. minyak mentah, batu bara, tembaga, biji besi, timah, emas dan lainnya. Dampak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia terkenal memiliki sumber daya alam dan mineral, seperti minyak mentah, batu bara, tembaga, biji besi, timah, emas dan lainnya. Dampak pertambangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sibulan-bulan merupakan suatu desa yang berada di Kecamatan Purbatua,

BAB I PENDAHULUAN. Sibulan-bulan merupakan suatu desa yang berada di Kecamatan Purbatua, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sibulan-bulan merupakan suatu desa yang berada di Kecamatan Purbatua, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara. Sebelum pemekaran, desa ini merupakan

Lebih terperinci

BAB II PASAR ATAS SEBAGAI SENTRA EKONOMI DI BUKITTINGGI. harus memiliki pasar, mesjid dan balai adat. Bukittinggi pada waktu dahulu

BAB II PASAR ATAS SEBAGAI SENTRA EKONOMI DI BUKITTINGGI. harus memiliki pasar, mesjid dan balai adat. Bukittinggi pada waktu dahulu 14 BAB II PASAR ATAS SEBAGAI SENTRA EKONOMI DI BUKITTINGGI A. Sejarah Pasar Dahulu di Minangkabau, syarat untuk mendirikan sebuah nagari adalah harus memiliki pasar, mesjid dan balai adat. Bukittinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan sektor pariwisata telah berkembang pesat seiring perubahan pola pikir, bentuk dan sifat kegiatan yang ditawarkan. Perkembangan ini menuntut agar industri

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km²

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km² BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG 2.1 Letak Geografis Pulau Burung Pulau Burung merupakan salah satu kecamatan dari 17 kecamatan yang berada dalam wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Perkembangan Pasar Pasar tradisional mempunyai peran signifikan dalam perkotaan. Pasar tumbuh dan berkembang sebagai simpul dari pertukaran barang dan jasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagi negara-negara yang sedang berkembang, termasuk Indonesia, pembangunan pertanian pada abad ke-21 selain bertujuan untuk mengembangkan sistem pertanian yang berkelanjutan

Lebih terperinci

Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2014 dan Prakiraan Maju Tahun 2015 Kabupaten Agam

Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2014 dan Prakiraan Maju Tahun 2015 Kabupaten Agam Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 24 dan Prakiraan Maju Tahun 25 Kabupaten Agam SKPD : DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PRIORITAS UTAMA (P) Kode Rencana Tahun 24 (Tahun Rencana)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Angkot Angkutan adalah mode transportasi yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat di Indonesia khususnya di Purwokerto. Angkot merupakan mode transportasi yang murah dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar tradisional merupakan salah satu tempat untuk melakukan transaksi jual beli dengan masih menggunakan sistem secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengangkut atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain. 1 Ditinjau

BAB I PENDAHULUAN. mengangkut atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain. 1 Ditinjau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transportasi merupakan unsur yang penting dan berfungsi sebagai urat nadi kehidupan masyarakat yang tidak memiliki kendaraan pribadi pada saat sekarang ini. Secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metodologi penelitian yang digunakan peneliti untuk mengkaji skripsi yang berjudul Peranan K.H Mas Mansur Dalam Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Kendaraan bermotor dalam perkembangannya setiap hari

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Kendaraan bermotor dalam perkembangannya setiap hari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lalu lintas dan angkutan jalan memegang peranan penting dalam menunjang, memperlancar dan meningkatkan pembangunan perekonomian baik regional maupun nasional. Kendaraan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TENTANG PASAR MODERN

BAB II TINJAUAN TENTANG PASAR MODERN BAB II TINJAUAN TENTANG PASAR MODERN 2.1 Pengertian Umum Tentang Pasar 1 Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan alam ini merupakan suatu anugerah ke arah pengembangan perikanan, baik perikanan

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan alam ini merupakan suatu anugerah ke arah pengembangan perikanan, baik perikanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sangat kaya dengan sungai, rawa, danau, telaga, sawah, tambak, dan laut. Kekayaan alam ini merupakan suatu anugerah ke arah pengembangan perikanan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Klewer Solo merupakan sebuah pasar tradisional di kota Solo dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Klewer Solo merupakan sebuah pasar tradisional di kota Solo dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar Klewer Solo merupakan sebuah pasar tradisional di kota Solo dengan aktivitas yang sangat padat. Pasar ini merupakan pusat batik dan tekstil yang menjadi tempat

Lebih terperinci

BUPATI AGAM. Kep sempadan bangunan *Sesuai dengan aslinya*

BUPATI AGAM. Kep sempadan bangunan *Sesuai dengan aslinya* z BUPATI AGAM PERATURAN BUPATI AGAM NOMOR 15 TAHUN 2005 TENTANG GARIS SEMPADAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM, Menimbang : bahwa sebagai tindak lanjut Pasal 10 ayat (3) Peraturan Daerah

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Kecamatan Pariaman Utara yang menghasilkan. Ada empat desa yang menjadi

BAB V KESIMPULAN. Kecamatan Pariaman Utara yang menghasilkan. Ada empat desa yang menjadi 64 BAB V KESIMPULAN Nareh Hilir merupakan satu diantara 17 desa yang berada di kawasan Kecamatan Pariaman Utara yang menghasilkan. Ada empat desa yang menjadi sentra sulaman benang emas di kota Pariaman,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kota Tanjung Balai adalah salah satu kota di provinsi Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kota Tanjung Balai adalah salah satu kota di provinsi Sumatera Utara. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kota Tanjung Balai adalah salah satu kota di provinsi Sumatera Utara. Luas wilayahnya 60 km. Kota ini berada ditepi Sungai Asahan, sebagai salah satu sungai terpanjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa dipisahkan dari komunitas lingkungan di sekitarnya. Manusia dikatakan makhluk sosial karena manusia hidup secara berkelompok

Lebih terperinci