BAB I PENDAHULUAN. dunia. Didalam perkembangan tersebut terkandung motivasi untuk. membangun citra komitmen Pendidikan Tinggi

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Program pembangunan Indonesia merupakan bagian dari upaya membangun dunia. Didalam perkembangan tersebut terkandung motivasi untuk membangun citra komitmen Pendidikan Tinggi mempercepat alih pengetahuan dan teknologi yang tidak bisa dilihat terlepas dari pembangunan bangsa. Undang-undang Pendidikan No 2 Tahun 1989 dan Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang merupakan penjabaran dari UUD 1945, dalam pasal 31 mengamanatkan agar pemerintah mengusahakan sistem pengajaran nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa PP 30 tahun 1990, menyebutkan bahwa tujuan pendidikan tinggi adalah menyiapkan peserta didik untuk : Mampu menciptakan ilmu pengetahuan teknologi dan/atau kesenian dan mengembangkan serta menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan/atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya. Pendidikan Tinggi selaku subsistem dan supra sistem mencakup campuran komunitas kesejawatan, manajerial dan senatorial yang memiliki ragam

2 2 struktur pembuatan keputusan dalam organisasinya, saat ini tidak dapat dipisahkan dari prediksi perkembangan ilmu pengetahuan termasuk ilmu sosial dan humaniora, teknologi, seni budaya dan ekonomi dunia. Dewasa ini perekonomian dunia sedang mengalami perubahan yang mendasar pada kekuatan daya saingnya, dari yang berbasis sumberdaya alam menjadi pengembangan kreativitas dan inovasi dalam memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Dari paparan di atas tampak bahwa pendidikan adalah wahana yang amat penting dan strategis untuk perkembangan ekonomi dan integrasi bangsa. Dengan kata lain pendidikan adalah sebagai investasi jangka panjang yang harus menjadi pilihan utama. Bahkan sebagian besar ekonom sepakat, sumber daya manusia dari suatu bangsa - bukan modal fisik atau sumber daya material - merupakan faktor paling menentukan karakter dan kecepatan pembangunan sosial dan ekonomi suatu bangsa bersangkutan (Todaro, 1997). Sejalan dengan hal tersebut Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi sebagai instansi pemerintah yang membidangi pendidikan tinggi, dituntut untuk mampu berfungsi sebagai pemberdaya, fasilitator dan motivator penyelenggaraan program perguruan tinggi, yang bertanggung jawab atas kualitas manusia Indonesia serta pengaruh sosial dan ekonomi yang melekat padanya. Memahami hal ini sistem pendidikan tinggi nasional sejak dekade tahun 70-an mulai melakukan pembaharuan dengan merumuskan arah dan misi pendidikan tinggi, serta kebijakan investasi dibidang pendidikan tinggi,

3 3 telah banyak mengalami kemajuan dengan ditandainya peningkatan Angka Partisipasi Kasar (APK) perguruan tinggi dari 2% pada tahun 1976 meningkat menjadi 14% pada tahun 2004 (, 2004) atau HELTS 2004, sedangkan untuk tahun 2009 diproyeksi menjadi 18% (Dokumen Dikti 2008). Disamping itu memasuki era tahun 90-an pendekatan yang dilakukan untuk pengembangan kapasitas perguruan tinggi berubah dari pendekatan investment based program menjadi pendekatan outcome based program yang dirancang dalam suatu competitive funding mechanism, (HELTS, 2004), namun demikian upaya tersebut sampai saat ini belum menampakan hasil yang menonjol dan belum mampu menempatkan semua perguruan tinggi pada posisi yang siap berkontribusi pada peningkatan daya saing bangsa, bahkan tidak satu pun perguruan tinggi Indonesia yang masuk 500 perguruan tinggi terbaik didunia maupun 100 perguruan tinggi terbaik di asia. Secara keseluruhan, Bank Dunia dalam salah satu laporannya mencatat bahwa posisi daya saing Indonesia di antara 30 negara yang berpenduduk di atas 20 juta jiwa menempati urutan ke 28, orderfarm, ini menunjukan betapa rendahnya daya saing Indonesia dibandingkan 30 negara lain. Ironisnya parameter penilaian yang digunakan mengandung aspek-aspek yang sangat erat kaitannya dengan kinerja perguruan tinggi, seperti konstribusi sains, teknologi dan sumber daya manusia (SDM) terhadap dunia usaha atau perilaku inovatif perusahaan. Kenyataan ini menandakan ketidak siapan perguruan tinggi dalam memainkan perannya sebagai pencetak sumberdaya manusia yang mampu berkompetisi dalam kualitas dan efisiensi.

4 4 Menyadari akan pengaruh globalisi terhadap budaya bangsa yang berpotensi untuk melunturkan karakter dan jati diri bangsa, maka Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi sejak tahun 2004 merumuskan Strategi Pendidikan Tinggi Jangka Panjang yang dikenal dengan HELTS (Higher Education Long Term Strategy). Dengan adanya HELTS setiap perguruan tinggi diberi kebebasan untuk menentukan arah pengembangannya sesuai potensi dan kompetensi yang dimiliki dengan fokus pada keunggulan pendidikan (teaching univeristy), penelitian (research University), sebagai suatu pilihan strategi pencapaian visi dan misi yang telah ditetapkan bersama penyelenggara pendidikan tinggi (Pemerintah atau Yayasan). Konsekuensi dari penetapan suatu strategi pencapaian visi dan misi suatu perguruan tinggi adalah dana untuk investasi, mengingat besarnya dana yang diperlukan bukan tidak mungkin suatu strategi yang sudah ditentukan tidak dapat dilaksanakan, terlebih lagi bagi perguruan tinggi negeri yang sumber dananya adalah anggaran pemerintah. Oleh karena itu maka proses pengambilan keputusan kebijakan investasi dibidang pendidikan tinggi harus dinilai dulu kelayakannya terutama mengenai manfaat sosial dan ekonomi yang ditimbulkan investasi tersebut. Secara teoritis Menurut Alhumami (2008) Pendidikan% 20tinggi.pdf ada empat pertimbangan sosial dan ekonomi yang menentukan kelayakan suatu investasi dibidang pendidikan tinggi yaitu :

5 Investasi untuk pendidikan tinggi akan melahirkan manfaat eksternal jangka panjang yang menjadi faktor krusial pembangunan ekonomi yang bertumpu pada ilmu pengetahuan Investasi untuk pendidikan tinggi memberi manfaat sosial politik karena akan melahirkan lapisan masyarakat terpelajar, yang dapat memperkuat kohesi sosial dan memantapkan dasar-dasar demokrasi Pendidikan tinggi memainkan peran kunci dalam menopang pendidikan dasar dan menengah, sekaligus menyokong economic externalities kedua jenjang pendidikan itu Pengembangan teknologi dan kegiatan penelitian dasar dan terapan oleh perguruan tinggi akan membawa keuntungan jangka panjang guna mencapai keunggulan bangsa. Salah satu perguruan tinggi negeri yang sedang gencar melakukan terobosan (breakthough) dengan melaksanakan kegiatan yang berdampak nyata bagi masyarakat adalah Universitas Andalas Padang. Fakultas Kedokteran Unversitas Andalas misalnya telah menentukan arah pengembangannya untuk unggul dalam pendidikan (teaching university) dan penelitian (research university) yang didukung kebijakannya untuk melakukan penambahan investasi pembangunan Teaching hospital. Namun demikian terhadap rencana implementasi program (RIP) pembangunan teaching hospital tersebut perlu dilakukan penilaian terlebih dahulu sebelum dilaksanakan khususnya

6 6 menyangkut manfaat sosial dan ekonomi yang ditimbulkan, agar investasi tersebut tepat guna dan berhasil guna secara optimal. Terkait dengan hal tersebut maka penulis berkeinginan untuk melakukan pengkajian terhadap kebijakan investasi dan sekaligus menganalisa manfaat sosial dan ekonomi dari investasi yang dilakukan oleh Universitas Andalas khususnya untuk pembangunan teaching hospital, yang kemudian dituangkan dalam thesis ini dengan judul Analysis Benefit Investasi Teaching Hospital Universitas Andalas 1.2 RUMUSAN MASALAH Dari uraian diatas ditemukan permasalahan bahwa kinerja perguruan tinggi belum mampu memberikan kontribusi pada peningkatan daya saing bangsa. Keterbatasan anggaran pendidikan yang dialokasikan oleh pemerintah selama ini mengharuskan manajemen pendidikan tinggi untuk menentukan program yang diperioritaskan dengan mempertimbangkan kepentingan publik atau masyarakat umum. Sedangkan investasi dibidang pendidikan tidak segera mendatangkan hasil yang langsung dinikmati oleh masyarakat. Sejalan dengan judul maka permasalahan dalam tulisan ini adalah : Bagai mana Benefit Investasi Teaching Hospital di Universitas Andalas dalam tatanan pembangunan nasional ditinjau dari aspek sosial dan ekonomi.

7 7 1.3 TUJUAN DAN MANFAAT Secara umum tujuan dari penulisan ini adalah untuk menganalisa kelayakan dan mengetahui benefit sosial dan ekonomi dari investasi Teaching Hospital Universitas Andalas. Sedangkan manfaat dari tulisan ini dapat dijadikan masukan bagi Instansi terkait dalam menetapkan kebijakan investasi, khususnya dibidang pendidikan tinggi. 1.4 RUANG LINGKUP Pembahasan dalam thesis ini hanya terbatas pada proyek investasi Teaching Hospital Universitas Andalas yang dibiayai dengan dana pemerintah baik dari APBN maupun dari Pinjaman LN. Karena keterbatasan waktu, biaya dan wawasan penulis maka penulisan ini terbatas pada masalah benefit biaya investasi teaching hospital pada fakulkas kedokteran universitas Andalas dengan menggunakan metode Analisis Benefit Cost Ratio (BCR) saja.