Makalah Perpindahan Kalor

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Makalah Perpindahan Kalor"

Transkripsi

1 Makalah Perpindahan Kalor Pemicu V Perpindahan Kalor Radiasi Disusun oleh: Kelompok 1 Angela Susanti / Rexy Darmawan / Reza Syandika / Seva Juneva / Wildan Nurasad / DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 22 MEI 2014

2 Makalah Perpindahan Kalor : Perpindahan Kalor Radiasi i DAFTAR ISI Daftar Isi...i BAB I : PENDAHULUAN I.1 Problem Statement...1 I.2 Rumusan Masalah...2 I.3 Informasi Informasi yang Diperlukan...2 BAB II : ISI II.1 Tugas...3 II.2 Perhitungan...21 BAB III : PENUTUP III.1 Kesimpulan...26 Daftar Pustaka...28 Lampiran

3 Makalah Perpindahan Kalor : Perpindahan Kalor Radiasi 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Problem Statement Radiasi termal adalah proses di mana permukaan benda memancarkan energi panas dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Contoh radiasi termal di antaranya adalah : radiasi infra merah dari radiator rumah tangga biasa atau pemanas listrik, serta panas dan cahaya yang dikeluarkan oleh sebuah bola lampu pijar bercahaya. Radiasi termal dihasilkan ketika panas dari pegerakan partikel bermuatan dalam atom diubah menjadi radiasi elektromagnetik. Gelombang frekuensi yang dipancarkan dari radiasi termal merupakan distribusi probabilitas tergantung hanya pada suhu. I. 2 Rumusan Masalah Apa yang dimaksud dengan radiasi termal? Apa perbedaan antara perpindahan kalor secara radiasi dengan berbagai mode perpindahan kalor lainnya? Bagaimana mekanisme fisis dan sifat sifat dari radiasi termal? Hukum hukum atau asas asas apa saja yang terlibat dalam perpindahan kalor radiasi? Bagaimana proses perpindahan kalor pada benda hitam dan benda tak-hitam? Apa yang dimaksud dengan koefiisen perpindahan kalor radiasi? Bagaimana cara menentukan faktor bentuk radiasi? Bagaimana mekanisme proses radiasi antara dua permukaan? Bagaimana proses perpindahan kalor secara radiasi yang terjadi pada gas? Bagaimana proses perpindahan kalor secara radiasi yang terjadi antara gas dan permukaan yang mengelilinginya? I. 3 Informasi Informasi yang Diperlukan Prinsip radiasi termal Perbedaan antara radiasi dan konveksi Mekanisme fisis proses radiasi Sifat sifat proses radiasi Hukum Stefan-Boltzman Hukum Kirchoff Asas Planck Benda hitam dan benda tak - hitam

4 Makalah Perpindahan Kalor : Perpindahan Kalor Radiasi 2 Perpindahan kalor secara radiasi pada benda hitam dan benda tak hitam Koefisien perpindahan kalor radiasi Faktor faktor yang mempengaruhi koefisien perpindahan kalor radiasi Pengertian faktor bentuk radiasi Cara menentukan faktor bentuk radiasi Hubungan antara berbagai faktor bentuk radiasi Radiasi antara dua permukaan Radiasi pada gas Radiasi antara gas dan permukaan yang mengelilinginya

5 Makalah Perpindahan Kalor : Perpindahan Kalor Radiasi 3 BAB II ISI II.1 Tugas 1. Apa yang anda ketahui tentang radiasi termal? Bagaimana perbedaannya dengan proses konveksi? Radiasi termal merupakan proses di mana energi diemisikan oleh suatu benda pada temperatur tak-nol. Emisi tak hanya terjadi pada permukaan solid, tetapi juga dapat timbul dari liquid maupun gas. Energi pada medan radiasi dipindahkan oleh gelombang elektromagnetik (atau secara alternatif, oleh foton). Apabila perpindahan kalor secara konveksi dan konduksi membutuhkan medium perantara, perpindahan kalor secara radiasi tidak membutuhkan medium. Pada kenyataannya, perpindahan secara radiasi dapat terjadi paling efektif dalam kondisi vakum. Gambar 1. Perpindahan Kalor Konduksi, Konveksi, dan Radiasi (Sumber : Fundamentals of Heat and Mass Transfer, 7 th Edition, Incropera, 2011) Beberapa perbedaan antara perpindahan kalor secara radiasi (radiasi termal) dan konveksi ditunjukkan dalam tabel di bawah ini. Tabel 1. Perbandingan Beberapa Karakteristik antara Perpindahan Kalor Radiasi dan Konveksi Perpindahan Kalor Radiasi Perpindahan Kalor Konveksi Pertukaran kalor terjadi antara permukaan Pertukaran kalor terjadi antara dua atau solid dan fluida bergerak yang berada pada lebih benda (permukaannya) temperatur yang berebeda Perpindahan kalor dapat terjadi tanpa Perpindahan kalor dapat terjadi dengan menggunakan medium perantara medium perantara = = = ( 4 4 ) = ( ) 2. Berikan penjelasan tentang mekanisme fisis dan sifat sifat dari radiasi termal!

6 Mekanisme Fisis dari Radiasi Termal

7 2 Makalah Perpindahan Kalor : Perpindahan Kalor Radiasi 4 Radiasi selalu merambat dengan kecepatan cahaya cm/s. Kecepatan cahaya setara dengan hasil perkalian antara panjang gelombang dengan frekuensi radiasi yang dapat dituliskan secara matematis sebagai berikut. = (1.1) Perambatan radiasi berlangsung dalam bentuk kuantum-kuantum yang diskrit. Setiap kuantum tersebut memiliki energi sebesar: = (1.2) dengan nilai h sebesar x J.s (konstanta Planck). Kuantum dapat dianggap sebagai partikel yang mengandung energi Radiasi dapat digambarkan sebagai gas foton ( photon gas ) yang dapat mengalir dari satu tempat ke tempat yang lain. Dengan menggunakan hubungan relativitas antara massa dan energi, dapat diturunkan sebuah persamaan untuk massa dan energi partikel tersebut, yaitu: = 2 = (1.3) (1.4) = (1.5) Momentum = 2 = Persamaan densitas energi radiasi per satuan volume dan per satuan panjang-gelombang dapat ditentukan dengan menerapkan prinsip termodinamika statistik-kuantum, yaitu : = (1.6) di mana k merupakan konstanta Boltzmann sebesar 1, J/molekul.K. Bila densitas energi diintegrasikan sepanjang seluruh panjang-gelombang untuk benda hitam, maka energi total yang dipancarkan sebanding dengan pangkat empat suhu absolut. Sifat - Sifat Radiasi Termal Ketika energi radiasi menimpa permukaan suatu bahan, maka sebagian dari radiasi itu akan dipantulkan (refleksi), sebagian lainnya akan diserap (absorpsi), dan sebagian lagi akan diteruskan (transmisi). Fraksi yang dipantulkan disebut sebagai reflektivitas ρ, fraksi yang diserap disebut sebagai absorptivitas α, dan fraksi yang diteruskan disebut sebagai transmisivitas τ. Ketiga komponen ini terhubung secara matematis dalam persamaan : + + = 1 (1.7) di mana ketiganya akan mempengaruhi sifat-sifat radiasi sebagai berikut. a. Absorpsi. Radiasi yang jatuh akan diserap oleh bahan, tergantung pada benda itu sendiri (hitam, kelabu, atau putih).

8 Makalah Perpindahan Kalor : Perpindahan Kalor Radiasi 5 b. Refleksi. Radiasi yang jatuh pada bahan akan dipantulkan. Dua fenomena refleksi yang dapat diamati adalah refleksi spekular dan refleksi baur. Pada refleksi spekular, sudut jatuh sama dengan sudut pantul radiasi sedangkan pada refleksi baur, radiasi yang jatuh tersebar merata ke segala arah. c. Transmisi. Radiasi yang jatuh akan diteruskan oleh bahan. Akan tetapi, tidak banyak benda yang mampu meneruskan radiasi (biasanya diserap). Besar radiasi dapat dinyatakan dalam : Daya emisi (E) yaitu energi yang dipancarkan suatu benda per satuan luas waktu. Jika terdapat suatu benda hitam sempurna dalam keadaan vakum maka lama kelamaan suhu benda tersebut akan turun dan sama dengan suhu lingkungan akibat dari permukaan yang memancarkan emisi radiasi termal, sampai pada suatu saat keadaan setimbang. Pada saat ini, berlaku hubungan: = (1.8) di mana A adalah luas permukaan sedangkan q i adalah fluks radiasi dalam W/m 2. Emisivitas ( ) yaitu perbandingan emisi suatu benda dengan daya emisi benda hitam pada suhu yang sama. Secara matematis, emisivitas dapat dinyatakan sebagai : = (1.9) dengan E dan E b adalah daya emisi benda dan benda hitam. 3. Apa yang anda ketahui tentang hukum Stefan-Boltzman, Hukum Kirchoff, dan Asas Planck? Hukum Stefan - Boltzman Hukum Stefan Boltzman menyatakan bahwa Jika suatu benda hitam memancarkan kalor, maka intensitas pemancaran kalor tersebut sebanding laras dengan pangkat empat dari temperatur absolut. Pernyataan tersebut dapat dituliskan secara matematis sebagai : = (1.10) 4 di mana merupakan konstanta Stefan Boltzman sebesar 5,6697 x 10-8 W/(m 2 K 4 ). Umumnya setiap permukaan memancarkan jumlah energi yang berbeda pada panjang gelombang yang tidak sama. Apabila melambangkan daya emisi monokromatik pada panjang gelombang, maka daya emisi total dapat dituliskan sebagai berikut : = (1.11) 0

9 sedangkan untuk benda hitam berlaku :

10 2 Makalah Perpindahan Kalor : Perpindahan Kalor Radiasi 6 = λ (1.12) 0 Dari hukum Stefan Boltzman tersebut, terlihat bahwa : Efek radiasi pada umumnya tidak signifikan pada temperatur yang relatif rendah karena nilai konstanta sangat rendah. Pada temperatur kamar, kira kira 300 K,bernilai 460 (W/m 2 ). Pada T rendah, efek radiasi sering diabaikan, sedangkan pada temperatur tinggi, efek radiasi perlu diperhatikan bahkan sering menjadi faktor yang dominan, karena E sebanding dengan T 4. Asas Planck Teori Max Planck mencoba menjelaskan konsep radiasi karakteristik yang dipancarkan oleh benda mampat. Radiasi inilah yang menunjukkan sifat partikel dari gelombang. Radiasi yang dipancarkan sertiap benda terjadi secara tidak kontinu dan dipancarkan dalam satuan kecil yang disebut kuanta (energi kuantum). Asas Planck menyatakan kuanta berbanding lurus dengan frekuensi tertentu dari cahaya (Persamaan 1.2) Asas Planck menyatakan bahwa Cahaya yang terdiri dari partikel partikel yang bergerak disebut foton mempunyai energi sebesar hv.. Energi yang dipancarkan pada panjang gelombang dari benda hitam dengan temperatur T dapat dinyatakan sebagai berikut. ( ) = 1 (1.13) 5 1 di mana melambangkan daya emisi radiasi monokromatik benda hitam pada temperatur T (W/m 3 ), 1 melambangkan konstanta radiasi pertama (3,7418 x W/m 2 ), dan 2 melambangkan konstanta radiasi kedua (1,4388 x 10-2 m K). Daya emisi akan mencapai nilai maksimum pada panjang gelombang yang menurun bersamaan dengan temperatur permukaan yang bertambah. Nilai dari saat maksimum dapat ditentukan dengan menggunakan Asas Planck dengan turunan pertama sebesar 0. = (1.14) Hukum Kirchoff Berdasarkan Hukum Kirchoff, pada saat kesetimbangan termal α dari body memiliki nilai yang sama besar dengan ɛ. Hasilnya tidak berlaku apabila body tidak berada dalam kesetimbangan termal dengan lingkungannya. Dalam kesetimbangan termal berlaku :

11 Makalah Perpindahan Kalor : Perpindahan Kalor Radiasi 7 1 = 1 (1.15) Gambar 2. Model yang Digunakan untuk Penurunan Hukum Kirchoff (Sumber : Heat Transfer, 10 th Edition, Holman, 2010) Berdasarkan persamaan 1.15, apabila suatu benda dengan properti T, α, dan ɛ berada di dalam selubung isotermal dengan temperatur T, maka dalam keadaan kesetimbangan berlaku kondisi Energi yang diserap sama dengan energi yang dikeluarkan. Apabila benda diganti dengan benda hitam, maka akan berlaku : 2 = 2 = (1.16) Dengan demikian berlaku : 1 = 1 (1.17) Karena benda hitam memiliki nilai absorptivitas 1, persamaan di atas dapat direduksi menjadi 2 = 1 (1.18) 1 Sesuai dengan definisi 1, persamaan di atas dapat diubah kembali ke dalam bentuk berikut. sehingga diperoleh bentuk Hukum Kirchoff, yaitu 1 = = 4 (1.19) 4. Apa yang dimaksud Benda Hitam dan Benda Tak-Hitam? Bagaimanakah proses perpindahan kalor yang terjadi pada benda tersebut? Pengertian Benda Hitam Benda hitam adalah objek yang dapat mengabsorb seluruh radiasi elektomagnetik yang jatuh kepadanya tanpa memperhatikan panjang gelombang dan arahnya. Pada suhu dan panjang gelombang tertentu, tidak ada permukaan yang dapat memancarkan energi lebih besar dari benda hitam. Radiasi yang dipancarkan oleh benda hitam merupakan fungsi dari panjang gelombang dan suhu, tetapi tidak bergantung kepada arah. Akan tetapi pada kenyataannya, tidak ada benda yang hitam sempurna. Setiap permukaan selalu memantulkan radiasi yang datang, betapapun kecilnya. Meskipun demikian, konsep benda hitam ini sangat diperlukan untuk menyederhanakan proses perhitungan perpindahan kalor radiasi. = 1.

12 Makalah Perpindahan Kalor : Perpindahan Kalor Radiasi 8 Pengertian Benda-Tak-Hitam Benda tak hitam adalah benda yang tidak menyerap seluruh energi yang jatuh pada permukaannya. Sebagian dari energi yang jatuh padanya akan dipantulkan kembali ke permukaan perpindahan kalor lainnya sedangkan sebagian lainnya akan dipantulkan ke luar sistem. Perpindahan Kalor Benda Hitam Daya emisi (emissive power), E dari suatu benda ialah energi yang dipancarkan benda itu per satuan luas per satuan waktu. Hukum Kirchhoff (1859) menunjukkan bahwa berdasarkan hukum kedua termodinamika, radiasi di dalam rongga benda hitam bersifat isotropik, yaitu fluks radiasi bebas dari arah, dan juga bersifat homogen yaitu fluks radiasi sama di setiap titik dan sama dalam semua rongga pada suhu yang sama, untuk setiap panjang gelombang. Relasi antara daya emisi yang dikaitkan dengan rapat energi u(λ, T) di dalam rongga adalah :, = 4, (1.20) Wien (1894) menunjukkan bahwa rapat energi dapat dinyatakan dalam bentuk berikut., = 5 (, ) (1.21)

13 dengan f yang merupakan sebuah fungsi maka persamaan dapat dituliskan kembali yang masih umum. Dalam bentuk fungsi frekuensi, menjadi

14 , =, = (, ) (1.22) Berdasarkan persamaan tersebut, hukum Wien dapat dinyatakan dalam bentuk : 2, = 3 ( ) (1.23) Implikasi dari hukum ini adalah : Distribusi spektrum radiasi benda hitam untuk sembarang temperatur dapat kita cari dengan persamaan di atas. Bila fungsi g(x) mempunyai nilai maksimum untuk x > 0 maka berlaku=, dengan b tetapan universal. Untuk fungsi g(x), Wien menggunakan model berikut = v Dengan model ini maka data eksperimen untuk frekuensi tinggi dapat diverifikasi dengan sangat baik. Pada tahun 1900, Rayleigh menurunkan sebuah formula, yaitu : 8 2 (1.24) -16, = 3

15 dengan k senilai 1,38 x 10 erg/derajat dan c adalah kecepatan cahaya. Rumus ini diturunkan berdasarkan dua hal, yaitu :

16 Makalah Perpindahan Kalor : Perpindahan Kalor Radiasi 9 1. Hukum klasik ekipartisi energi menyatakan bahwa rata-rata energi per derajat kebebasan untuk sistem dinamik yang berada dalam keadaan kesetimbangan adalah kt. 2. Perhitungan jumlah modus (yaitu derajat kebebasan) untuk radiasi elektromagnetik dengan frekuensi dalam interval (ν,ν+dν), yang dikungkung oleh rongga. Benda - benda nyata memancarkan radiasi yang lebih sedikit dari permukaan hitam sempurna. Pada kenyataannya, emisivitas bahan berubah menurut suhu dan panjang-gelombang radiasi. Emisivitas merupakan sifat karakteristik permukaan yang menggambarkan seberapa efektif permukaan beradiasi dibandingkan dengan black body. Black body merupakan permukaan ideal yang menerima emisi radiasi termal maksimum pada temperatur yang diberikan. Perpindahan Kalor Benda-Tak-Hitam Perhitungan perpindahan kalor untuk benda-tak-hitam (non-blackbodies) lebih rumit dibandingkan benda hitam, karena tidak seluruh energi yang jatuh di permukaan itu akan diserap. Sebagian energi yang jatuh pada permukaan tersebt akan dipantulkan kembali ke permukaan perpindahan-kalor lainnya, dan sebagian dipantulkan ke luar sistem. Energi radiasi mungkin dipantulkan bolak-balik berkali-kali di antara permukaan-permukaan perpindahankalor. Untuk mempermudah analisis, diasumsikan bahwa semua permukaan yang ada dalam analisis bersifat baur, mempunyai suhu seragam, dan sifat-sifat refleksi dan emisinya konstan di seluruh permukaan. Berdasarkan asumsi yang dibuat, akan diperkenalkan dua istilah baru yaitu: G (Irradiation), yaitu total radiasi yang menimpa suatu permukaan per satuan waktu per satuan luas. J (Radiocity), yaitu total radiasi yang meninggalkan suatu permukaan per satüan waktu per satuan luas Iradiasi dan radiositas dapat diasumsikan seragam pada setiap permukaan dalam analisis. Radiositas dapat dinyatakan sebagai =+ (1.25) di mana E adalah emisivitas dan E b merupakan daya emisi benda-hitam. Karena transmisivitas diasumsikan bernilai nol, maka refleksivitas dapat dinyatakan sebagai : sehingga = 1 = 1 (1.26) =+ 1 (1.27) Energi netto yang meninggalkan permukaan merupakan selisih antara radiositas dan iradiasi yang dapat dinyatakan sebagai :

17 Makalah Perpindahan Kalor : Perpindahan Kalor Radiasi 10 = 1 = ( ) 1 / (1.28) Jika pertukaran energi radiasi ditinjau di antara dua permukaan A 1 dan A 2, maka dari seluruh radiasi yang meninggalkan permukaan 1, jumlah yang mencapai permukaan 2 ialah J 1 A 1 F 12. Dari seluruh energi yang meninggalkan permukaan 2, yang sampai di permukaan 1 ialah J 2 A 2 F 21. Besar pertukaran netto antara kedua permukaan itu ialah : 1 2 = = (1.29) Dalam penyusunan jaringan suatu sistem perpindahan-kalor radiasi, hanya dibutuhkan hubungan antara tahanan-permukaan ke setiap permukaan, dan tahanan-ruang antara potensial radiositas. Dua permukaan yang hanya saling bertukar kalor saja dapat digambarkan dengan jaringan berikut. Gambar 3. Jaringan Radiasi untuk Dua Permukaan yang Saling Melihat dan Tidak Melihat Permukaan Lain (Sumber: Heat Trasnfer, 10 th Edition, Holman, 2010) Dalam hal ini, perpindahan-kalor netto dapat dinyatakan sebagai beda potensial menyeluruh dibagi dengan jumlah semua tahanan, sehingga : = ( 4 4 ) 1 1 = (1.30) Sistem tiga-benda dapat ditunjukkan melalui jaringan berikut

18

19 Gambar 4. Jaringan Radiasi Tiga Permukaan yang Saling Melihat Satu Sama Lain dan Tidak Melihat Permukaan Lain (Sumber: Heat Transfer, 10 th Edition, Holman, 2010)

20 Makalah Perpindahan Kalor : Perpindahan Kalor Radiasi 11 Dalam hal ini masing-masing benda itu mengalami pertukaran kalor dengan dua permukaan lain. Pertukaran kalor antara benda 1 dan benda 2 dapat dinyatakan sebagai : = 1 2 (1.31) 1 2 1/ 1 12 Pertukaran kalor antara benda 1 dan benda 3 dapat dinyatakan sebagai : = 1 3 (1.32) 1 3 1/ 1 13 Untuk menentukan perpindahan kalor dalam kondisi seperti ini, nilai-nilai radiositas harus dihitung. Hal ini dapat dicapai dengan melakukan metode analisis standar yang digunakan dalam teori rangkaian arus searah. Metode yang paling mudah ialah dengan menerapkan hukum arus Kirchoff pada rangkaian tersebut, yang menyatakan bahwa jumlah semua arus yang memasuki suatu node ialah nol. Suatu sistem yang dapat diselesaikan dengan mudah dengan metode jaringan ialah sistem dengan dua permukaan rata yang saling bertukar kalor, tetapi berhubungan dengan permukaan ketiga yang tidak menukar kalor; artinya, permukaan ketiga ini diisolasi sempuma. Namun, permukaan ketiga ini mempengaruhi proses perpindahan-kalor, karena ia menyerap dan meradiasikan kembali energi ke kedua permukaan yang saling bertukar kalor. Jaringan untuk sistem ini ditunjukkan pada gambar berikut Gambar 5. Jaringan Radiasi untuk Dua Permukaan yang Melingkungi Permukaan Ketiga yang Tidak Melakukan Konduksi tetapi Melakukan Radiasi Kembali. (Sumber: Heat Transfer, 10 th Edition, Holman, 2010) Node J 3 tidak dihubungkan dengan tahanan-permukaan radiasi karena permukaan 3 tidak bertukaran energi. Nilai tahanan ruang memiliki hubungan berupa : 13 = 1 12 (1.33) = (1.34) Hubungan tersebut diperoleh karena permukaan 3 melingkupi kedua permukaan lain sepenuhnya. Jaringan pada gambar di atas merupakan suatu jaringan seri-paralel yang sederhana, dan dapat diselesaikan untuk perpindahan-kalor sebagai berikut : ( 4 4 ) = (1.35)

21 Makalah Perpindahan Kalor : Perpindahan Kalor Radiasi 12 Jaringan ini, dan jaringan-jaringan berikutnya, mengandaikan bahwa pertukaran kalor terjadi semata-mata dengan radiasi, tanpa disertai dengan konduksi dan konveksi. 5. Bagaimana pula cara menentukan Koefisien Perpindahan Kalor Radiasi? Faktor faktor apa saja yang mempengaruhi nilai koefisien ini? Secara umum, penentuan koefisien perpindahan kalor radiasi dimulai dengan menuliskan persamaan untuk laju perpindahan kalor radiasi, yaitu : = ( 1 2) (1.36) di mana melambangkan koefisien perpindahan kalor radiasi (W/m 2 K). Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah menuliskan bentuk lain dari persamaan perpindahan kalor radiasi dengan menggunakan nilai emisivitas, yaitu : = 4 4 (1.37) 1 2 Modifikasi kedua persamaan (1.36 dan 1.37) dapat menghasilkan persamaan baru yaitu : = 4 4 = ( ) = 4 4 = ( ) = ( ) = (1.38) dengan keterangan : = Laju Perpindahan Kalor Radiasi (W) = Suhu Benda 1 (K) 2 = Suhu Benda 2 atau Suhu Lingkungan (K) = Konstanta Boltzman (5,673 x 10-8 W m -2 K -4 ) = Luas Permukaan Benda 1 (m 2 ) = Emisivitas Benda 1 Penentuan nilai bergantung pada sistem, tetapi prinsip yang digunakan sama seperti di atas, yaitu membagi nilai laju aliran kalor dengan ( 1 2 ), di mana persamaan untuk laju aliran kalor dapat diperoleh dari tabel yang ada pada referensi, misalnya tabel yang terdapat pada buku Cengel berikut :

22 Makalah Perpindahan Kalor : Perpindahan Kalor Radiasi 13 Tabel 2. Persamaan Laju Aliran Kalor untuk Beberapa Jenis Sistem. (Sumber : Heat Transfer : A Practical Approach, Cengel 2002) Dari persamaan-persamaan di atas, jelaslah bahwa koefisien perpindahan kalor radiasi merupakan sebuah fungsi yang sangat tergantung pada suhu. Selain itu, koefisien perpindahan kalor radiasi juga dipengaruhi oleh : Emisivitas Emisivitas merupakan sifat karakteristik permukaan yang menggambarkan seberapa efektif permukaan memancarkan radiasi dibandingkan dengan black body. Black body merupakan permukaan ideal yang memancarkan radiasi termal secara sempurna. Semakin besar emisivitas suatu benda, nilai h r akan semakin besar. Luas Permukaan Benda Semakin besar perbandingan antara luas permukaan benda 1 dengan benda 2 pada sistem, nilai h r akan semakin kecil. 6. Apa yang dimaksud dengan Faktor Bentuk Radiasi? Bagaimana cara menentukannya? Jelaskan hubungan antara berbagai faktor bentuk!

23 Makalah Perpindahan Kalor : Perpindahan Kalor Radiasi 14 Gambar 6. Sketsa Area Elemen untuk Menurunkan Faktor Bentuk Konduksi (Sumber : Heat Transfer, 10 th Edition, Holman, 2010) Gambar di atas menunjukkan dua permukaan hitam A 1 dan A 2. Persamaan umum yang menggambarkan pertukaran kalor antara keduanya pada temperatur yang sama dapat ditentukan apabila besar energi yang meninggalkan permukaan satu dan diterima oleh permukaan lain dapat diketahui. Dalam hal ini, faktor bentuk konduksi didefinisikan sebagai : F 1-2 = fraksi energi yang meninggalkan permukaan 1 dan diterima permukaan 2 F 2-1 = fraksi energi yang meninggalkan permukaan 2 dan diterima permukaan 1 F i-j = fraksi energi yang meninggalkan permukaan i dan diterima permukaan j Besarnya energi yang meninggalkan permukaan 1 dan sampai pada permukaan 2 adalah E b1 A 1 F 12 sedangkan besar energi yang meninggalkan permukaan 2 dan sampai pada permukaan 1 adalah E b2 A 2 F 21. Karena kedua permukaan adalah black surfaces, maka besar pertukaran energi antara keduanya adalah : = 1 2 (1.39) Jika suhu kedua permukaan sama (T 1 = T 2 ), tidak terjadi pertukaran panas sehingga nilai Q adalah nol dan E b1 = E b2 sehingga A 1 F 12 = A 2 F 21. Dengan demikian laju bersih pertukaran energi dituliskan sebagai : 1 2 = = 2 21 ( 1 2 ) (1.40) Persamaan (1.40) dikenal sebagai reciprocity relation, yang berlaku secara umum untuk dua permukaan bebas i dan j. = (1.41) Untuk menentukan persamaan umum untuk F 1-2 dan F 2-1, kedua permukaan pada Gambar 6 diamati. Sudut 1 dan 2 merupakan sudut yang diukur antara sumbu normal terhadap permukaan dan garis yang menghubungkan kedua area r. Proyeksi da 1 pada garis antar permukaan adalah da 1 1. Dalam analisis ini, diasumsikan permukaan bersifat diffuse sehingga intensitas radiasi bernilai seragam untuk seluruh arah. Intensitas merupakan radiasi yang dipancarkan per satuan luas dan per satuan solid angle dalam arah tertentu yang telah

24 Makalah Perpindahan Kalor : Perpindahan Kalor Radiasi 15 ditentukan. Dengan demikian, energi yang diemisikan elemen dengan luas da 1 pada arah tertentu adalah : 1 cos 1 (1.42) di mana I b menyatakan intensitas benda hitam. Radiasi yang diterima oleh elemen dengan luas da n dengan jarak r dari A 1 adalah : (1.43) 1 cos 1 2 di mana da n dibuat normal terhadap vektor radius. Nilai da n /r 2 menggambarkan solid angle subtended oleh area da n. Intensitas dapat diperoleh dalam bentuk daya emisi dengan cara mengintegralkan persamaan 1.43 sepanjang wilayah berbentuk setengah bola (hemisphere) yang melingkupi elemen dengan area da 1. Dalam koordinat bola, sistem dapat direpresentasikan melalui gambar berikut. Gambar 7. Sistem Koordinat Bola untuk Faktor Bentuk Relasi Maka (Sumber : Heat Transfer, 10 th Edition, Holman, 2010) 2 2 (1.44) 1 =1 sin cos=1 0 0 Dengan demikian diperoleh hubungan E b = πi b. Kembali pada masalah pertukaran energi yang tampak pada Gambar 6, luas area elemen da n dapat dinyatakan sebagai cos 2 da 2. Sehingga energi yang meninggalkan permukaan da 1 menuju permukaan da 2 adalah : Besar energi yang meninggalkan da 2 menuju da 1 adalah : Maka pertukaran energi bersih antara kedua permukaan adalah : = cos cos = cos cos (1.45) 1 2 = ( 1 2 ) cos 1 cos (1.46) 2 1 (1.47)

25 Makalah Perpindahan Kalor : Perpindahan Kalor Radiasi 16 Untuk mengevaluasi integral di atas, bentuk geometri dari kedua permukaan harus diketahui. Perhitungan faktor bentuk dapat dilakukan untuk geometri yang lebih kompleks. Hubungan analitis untuk berbagai bentuk geometri diberikan pada Tabel 8-2 halaman 396 buku Heat Transfer 10 th Edition karangan J.P. Holman. Hubungan antara Berbagai Faktor Bentuk Salah satu contoh bentuk persamaan yang menghubungkan faktor faktor bentuk dapat diperoleh dengan mengamati Gambar 8. Gambar 8. Relasi antara Beberapa Faktor Bentuk (Sumber : Heat Transfer, 10 th Edition, Holman, 2010) Faktor bentuk radiasi dari bidang A 3 menuju bidang gabungan A 12 adalah 3 1,2 = (1.48) Faktor bentuk total pada dasarnya merupakan hasil penjumlahan dari berbagai faktor bentuknya penyusunnya. Berdasarkan hubungan resiprositas berlaku : 1,2 1,2 3 = (1.49) Berdasarkan persamaan di atas, tampak bahwa besar radiasi total yang sampai pada permukaan 3 merupakan hasil penjumlahan radiasi dari permukaan 1 dan Jelaskan mekanisme proses perpindahan kalor secara radiasi antara dua permukaan! Radiasi Antar Dua Permukaan pada Benda Hitam

26 Gambar 9. Skema Laju Perpindahan Panas Radiasi Pada 2 Permukaan Benda Hitam (Sumber: Heat Transfer, 2 nd Edition, Cengel, 2002)

27 =1 =1 Makalah Perpindahan Kalor : Perpindahan Kalor Radiasi 17 Gambar 9 menunjukkan 2 permukaan benda hitam dengan bentuk tertentu yang mempunyai suhu permukaan sebesar T 1 dan T 2 secara merata. Pada sistem seperti ini, faktor bentuk radiasi (F 1-2 ) harus diperhitungkan, yaitu bagian radiasi yang meninggalkan permukaan 1 dan mengenai permukaan 2. Seperti yang telah diketahui, radiasi per unit luas area dari benda hitam adalah = 4 sehingga laju perpindahan panas total secara radiasi dari permukaan 1 ke permukaan 2 dapat diekspresikan sebagai : 1 2 = 1 2 (1.50) = (1.51) Lalu dengan mengaplikasikan hubungan resiprositas yaitu = 2 2 1, maka persamaan 1.51 diubah menjadi: = Nilai 1 2 yang negatif menunjukkan laju perpindahan panas secara radiasi terjadi dari permukaan 2 ke permukaan 1. 4 (1.52) Untuk sistem benda hitam tertutup dengan N permukaan yang memiliki suhu permukaan tertentu dan dijaga konstan, maka laju perpindahan panas secara radiasi dari permukaan i ke seluruh permukaan lainnya dinyatakan sebagai : = = 4 4 (1.53) Nilai yang negatif menunjukkan bahwa permukaan i justru mendapat energi radiasi dari permukaan di sekitarnya, atau dengan kata lain tidak kehilangan energi.

28 Radiasi Antar Dua Permukaan pada Benda Abu-Abu

29 Gambar 10. Analogi Radiasi pada Dua Permukaan Benda Abu-Abu (Sumber: Heat Transfer, 2 nd Edition, Cengel, 2002)

30 1 Makalah Perpindahan Kalor : Perpindahan Kalor Radiasi 18 Gambar di atas menunjukan radiasi yang terjadi antara dua benda abu-abu berbentuk lingkaran. Variabel J merepresentasikan radiositas, yaitu laju radiasi yang meninggalkan permukaan tiap satuan luas permukaan. Variabel F i-j merepresentasikan faktor bentuk radiasi, yaitu bagian radiasi yang meninggalkan permukaan i dan mengenai permukaan j. Laju radiasi yang terjadi dari permukaan i ke permukaan j dapat diekspresikan sebagai : = (1.54) = Dengan mengaplikasikan hubungan resiprositas, maka persamaan diatas menjadi : = ( ) di mana setara dengan. = ( ) (1.55) (1.56) (1.57) Variabel menunjukan resistansi radiasi. Perhitungan kuantitas mirip seperti perbedaan potensial, dan nilai laju perpindahan radiasi yang terjadi analoginya seperti arus listrik. Radiasi pada Dua Permukaan Tertutup Gambar 11. Skema Perpindahan Panas Radiasi pada Dua Permukaan Tertutup (Sumber: Heat Transfer, 2 nd Edition, Cengel, 2002) Gambar di atas menunjukan suatu sistem permukaan tertutup di mana terdapat perpindahan panas radiasi di dalamnya. Sistem ini terdiri dari 2 permukaan, yaitu permukaan 1 dengan 1, 1, 1 dan permukaan 2 dengan 2, 2, 2. Oleh karena itu, laju radiasi yang terjadi dapat dituliskan sebagai berikut. 12 = 1 = 2 (1.58) Perpindahan panas secara radiasi yang terjadi pada sistem ini melibatkan dua resistansi permukaan dan satu resistansi ruang. Apabila kita gunakan analogi aliran listrik maka sistem pada Gambar 11 serupa dengan rangkaian seri, sehingga laju radiasi yang terjadi :

31 1 2 Makalah Perpindahan Kalor : Perpindahan Kalor Radiasi = 1 2 = 1 = 2 (1.59) ( 4 4 ) 12 = (1.60) Untuk berbagai bentuk sistem dua permukaan tertutup, persamaan 1.60 akan berubah, tergantung pada geometrinya. Tabel 12-3 pada buku Heat Transfer 2 nd Edition Cengel hal. 628 telah memuat berbagai rumus laju radiasi untuk berbagai bentuk geometri yang berbeda-beda. 8. Bagaimana proses perpindahan kalor secara radiasi yang terjadi pada gas serta antara gas dengan permukaan yang mengelilinginya? Radiasi yang terjadi antara permukaan suatu benda dengan gas jauh lebih kompleks dibanding pada zat padat. Absorpsi suatu radiasi di lapisan gas dapat di ilustrasikan sebagai berikut. Gambar 12. Absorpsi Pada Suatu Lapisan Gas (Sumber : Heat Transfer, 10 th Edition, Holman, 2010) Gambar 12 menunjukkan suatu sinar monokromatis radiasi dengan intensitas yang ditembakkan ke lapisan gas dengan ketebalan dx. Penurunan intensitas akibat peristiwa absobrsi sebanding dengan ketebalan lapisan gas dan intensitas radiasi pada titik tersebut. = (1.61) 0 Persamaan 1.61 dikenal sebagai Hukum Beer, dan transmisivitas monokromatisnya dirumuskan Untuk gas yang tidak memantulkan berlaku persamaan : = (1.62) = 1 (1.63) Persamaan 1.61 dan 1.63 mendeskripsikan variasi intensitas dan absorptivitas untuk lapisan gas dengan ketebalan x. Emisivitas gas CO 2 dan uap air dapat dilihat pada Gambar buku Heat Transfer 2 nd Edition Cengel pada hal Selain itu, emisivitas gas juga dipengaruhi oleh tekanan. Apabila gas tidak berada pada tekanan 1 atm maka diperlukan faktor koreksi untuk menghitung nilai emisivitasnya. Faktor koreksi ini dapat dilihat melalui Gambar pada buku Heat Transfer 2 nd Edition Cengel pada hal Nilai emisivitas gas juga bergantung pada panjang sinar rata-rata (Le), yang dirumuskan sebagai :

32 = Makalah Perpindahan Kalor : Perpindahan Kalor Radiasi 20 = 3,6 (1.64) dengan V volume gas dan A luas permukaan total benda yang mengadakan kontak dengan gas. Radiasi pada Gas di Benda Hitam Tertutup Gambar 13. Radiasi pada Gas di Dalam Benda Hitam (Sumber: Heat Transfer, 2 nd Edition, Cengel, 2002) Gambar 13 menunjukan suatu balok tertutup yang mempunyai karakteristik seperti benda hitam dan mempunyai suhu permukaan yang merata sebesar T w. Di dalam balok tersebut terdapat gas dengan suhu T g. Laju perpindahan panas radiasi tiap satuan luas permukaan dari gas ke permukaan balok tersebut dirumuskan sebagai : = (1.65) = 4 4 (1.66) Maksud dari variabeldan berturut-turut adalah emisivitas gas pada suhu T g dan absorptivitas gas pada suhu T w. Apabila gas pada sistem terdiri dari campuran (misalnya CO 2 dan uap air) maka persamaan danmenjadi: = + (1.67) = + (1.68) dengan 0,65 0,45 dan = (1.69) Selain itu juga diketahui bahwa =. Untuk sistem dua plat hitam sejajar dengan suhu plat masing-masing T 1 dan T 2 dan di antaranya terdapat gas, maka laju energi radiasi yang didapat oleh masing-masing plat adalah: dengan Plat 1 1 = (1.70) Plat 2 2 = (1.71) 1 1 = (1.72)

33 Radiasi pada Gas di Benda Abu-Abu Tertutup Makalah Perpindahan Kalor : Perpindahan Kalor Radiasi = (1.73) 2 = 1 2 (1.74) Laju perpindahan panas total secara radiasi pada benda abu-abu lebih kompleks dari benda hitam, namun Hottel telah menemukan korelasinya dengan laju radiasi di benda hitam tertutup yaitu: = + 1 (1.75) 2 II. 2 Perhitungan 1. Hitunglah perpindahan kalor secara radiasi antara kedua tutup sebuah silinder yang berdiameter 12 in dan panjang 3 in. Suhu pada kedua bidang itu berturut turut 1940ºF dan 140ºF. Bahan tutup silinder terbuat dari Cr-Ni alloy dengan ε = 0,7. Dinding silinder dianggap tidak dapat menghantarkan panas tetapi dapat memantulkan semua panas yang diterimanya. Diketahui: - Sebuah silinder dengan diameter 12 inch - Panjang silinder 3 inch - Suhu kedua tutup silinder bertutur-turut adalah F dan F - Bahan kedua tutup silinder terbuat dari Cr-Ni alloy ( = 0,7) T 2 = F 12 inch

34 12 3 inch

35 Asumsi: T 1 = F - Dinding silinder dapat memantulkan semua panas yang diterimanya secara sempurna ( = 0) Jawab: Langkah 1: Menghitung luas kedua tutup silinder = 2 = = 6 = 113,04 = 0,

36 Langkah 2: Menghitung faktor bentuk radiasi

37 1 2 Makalah Perpindahan Kalor : Perpindahan Kalor Radiasi = 6 = 0,5 2 = 6 3 = 2 Dengan menggunakan gambar 8-16 pada buku Heat Transfer 10 th Edition karya J.P.Holman hal. 396 dapat diperoleh faktor bentuk radiasi antar kedua tutup silinder (F 1-2 ). 1 2 = 0,62 Langkah 3: Menghitung laju perpindahan kalor secara radiasi antar kedua tutup silinder 1 = = 1333,15 2 = = 333,15 ( 4 4 ) 12 = = 5, (1333, ,15 4 ) 4 =, 1 0, ,7 0, ,7 0, ,62 0, ,7 + + Jadi laju perpindahan kalor secara radiasi antar kedua tutup silinder (dari permukaan 1 ke permukaan 2) adalah sebesar 5296,7 W. 2. Gas hasil pembakaran terdiri atas 10,3% (mol) H 2 O, 11,4% CO 2 dan sisanya inert, pada tekanan 1 atm. Gas tersebut mengalir melalui pipa yang berdiameter 6 in dan mengalami perpindahan kalor secara radiasi dnegan udara luar. Suhu gas masuk 2000ºF dengan suhu permukaan ujung pipa 800ºF, sedangkan suhu gas keluar 1000ºF dengan suhu permukaan ujung pipa 600ºF. Jika massa gas x Cp gas (= m.cp) gas dianggap tetap sebesar 90Btu/J.ºF, hitunglah panjang pipa yang dibutuhkan agar perpindahan kalor terjadi sempurna. Berikut adalah sketsa sistem yang disebutkan pada soal. Diketahui : Komposisi gas = 10,3% H 2 O dan 11,4% CO 2, sisanya gas inert. Tekanan total = 1 atm. m gas C p,gas = C = 90 Btu/J o F.

38 Makalah Perpindahan Kalor : Perpindahan Kalor Radiasi 23 Ditanya : Panjang pipa yang dibutuhkan agar perpindahan kalor terjadi secara sempurna. Jawab : Karena diketahui kondisi sistem pada kedua ujung, maka dapat dibentuk persamaan di mana perbedaan kalor yang diserap pada kedua ujung merupakan akibat dari adanya kalor yang keluar ke udara dan menyebabkan suhu gas menurun, selain karena adanya perpindahan kalor radiasi sepanjang L. Dengan demikian persamaan yang digunakan menjadi = (2.1) dengan A = 2πrL, dan 1 2 = 4 ( ) 4 (2.2) Untuk Kondisi 1 : 1 4 = 5, / 2 4. (700 4 ) = ,27 / 2 4 = 5, / 2 4. ( ) = ,78 / 2 1 Diasumsikan pipa berbentuk silinder dengan panjang tak hingga dan radiasinya adalah ke permukaan cembung, sehingga dari Tabel 8-2 (Holman) dapat diketahui panjang ekuivalen ratarata L e yaitu 0,95D. Panjang berkas ekuivalen adalah = 0,5 0,95 = 0,475 = 0,14478 Tekanan parsial komponen-komponen gas ( = ) : Maka pco2 = 0,114 atm = (0,114)(1,0132 x 10 5 ) = 11,55 kpa = 1,593 psia ph2o = 0,103 atm = (0,103)(1,0132 x 10 5 ) = 10,435 kpa = 1,834 psia pco2le = (0,114 atm) (0,475 ft ) = 0,054 atm.ft ph2ole = (0,103 atm) (0,475 ft ) = 0,049 atm.ft pco2le + ph2ole = 0, ,049 = 0,103 atm.ft (½)(P + ph2o) = (0,5)(1 + 0,103) = 0,552 atm 2 0,103 = + 0, ,103 = 0, Sehingga pada T g = 2460 R = 1366 K, dari grafik diperoleh data sebagai berikut : 2 = 0,051 (Gambar 8.34 buku J. P. Holman) 2 = 0,023 (Gambar 8.35 buku J. P. Holman) = 0,001

39 Makalah Perpindahan Kalor : Perpindahan Kalor Radiasi 24 Karena tekanan total 1 atm maka tidak ada faktor koreksi. Sehingga dari persamaan 8-52 (J. P. Holman) : = 0, ,023 0,001 = 0,073 Pada T w = 800 o F = 700 K diperoleh : = 0, = 0,0276 atm ft 1366 = 0, = 0,0251 atm ft 1366 Dari grafik diperoleh : = 0,048 (Gambar 8.34 buku J. P. Holman) = 0,033 (Gambar 8.35 buku J. P. Holman) Sehingga : = = 0,048 = 0, = 2 = 0, = 0,051 = + Δ = 0, ,074 0,001 = 0, Nilai q/a dapat dicari dengan melakukan substitusi nilai-nilai yang sudah didapat ke persamaan 2.2, yaitu : 2 2 ) = 0,073 ( ,78 (0,124)(13.611,27 ) Untuk Kondisi 2 : 1 = ,15 = 12, (T g ) 2 = 1000 o F = 1460 R = 811 K Maka (T w ) 2 = 600 o F = 1060 R = 589 K 2 4 = 5, / 2 4. (811 4 ) = ,92 / = 5, / 2 4. (589 4 ) = 8.822,89 / 2 Pada T g = 1460 R = 811 K : 2 = 0,063 (Gambar 8.34 buku J. P. Holman) 2 = 0,047 (Gambar 8.35 buku J. P. Holman) = 0,001 = 0, ,059 0,001 = 0,121

40 2 2 2 Sehingga pada T w = 589 K = 1060,8 R : Makalah Perpindahan Kalor : Perpindahan Kalor Radiasi 25 = 0, = 0,039 atm ft 811 = 0, = 0,036 atm f 811 Dari grafik diperoleh : 2 = 0,054 2 = 0,046 Dari persamaan 8-55 dan 8-56 buku J. P. Holman diperoleh : = = 0,054 = 0, = 2 = 0, = 0,057 =+ Δ = 0, ,057 0,001 = 0, Nilai-nilai ini disubstitusi ke persamaan 2.2 untuk memperoleh q/a. = 0,121 (24.523,92 2) (0,122)(8.822,89 ) 2 = 1.891,00 = 1,89 Kemudian, nilai-nilai ini dimasukkan ke persamaan 2.1 menjadi : ,72 1,89 = (90 / )(1000 ) 2 2 = (0,026 )(1000 ) 12,49 2 1,85 2 = 2,4 2 (= 2 ) =, 2,4 2 = 2 (0,072 ) Jadi, panjang silinder agar perpindahan kalor terjadi sempurna adalah 5,307 m.

41 Makalah Perpindahan Kalor : Perpindahan Kalor Radiasi 26 BAB III PENUTUP III. 1 Kesimpulan Radiasi termal merupakan proses di mana energi diemisikan oleh suatu benda pada temperatur tak-nol melalui gelombang elektromagnetik. Perbedaan utama antara radiasi termal dan konveksi adalah ada tidaknya medium perantara yang terlibat selama proses perpindahan kalor. Radiasi yang dipancarkan sertiap benda terjadi secara tidak kontinu dan dipancarkan dalam satuan kecil yang disebut kuanta (energi kuantum). Proses perpindahan kalor radiasi dapat diartikan sebagai suatu bentuk pancaran energi dari suatu benda yang secara matematis dinyatakan sebagai : Q = eσat 4 Benda hitam adalah suatu benda dengan permukaan ideal yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: o Mengabsorbsi seluruh radiasi elektomegnetik yang jatuh kepadanya tanpa memperhatikan panjang gelombang dan arahnya. o Pada suhu dan panjang gelombang tertentu, tidak ada permukaan yang dapat memancarkan energi lebih besar dari benda hitam. o Walaupun radiasi yang dipancarkan oleh benda hitam merupakan fungsi dari panjang gelombang dan suhu, tetapi tidak bergantung kepada arah. Konsep benda hitam sebetulnya merupakan suatu idealisasi, artinya benda hitam sempurna tidak ada setiap permukaan selalu memantulkan, betapa pun kecilnya. Benda-tak-hitam adalah benda yang tidak seratus persen menyerap energi yang dipancarkan Penentuan nilai bergantung pada sistem. Prinsip penentuan yang digunakan adalah membagi nilai laju aliran kalor dengan ( 1 2 ), di mana persamaan untuk laju aliran kalor dapat diperoleh dari tabel yang ada pada referensi. Koefisien perpindahan kalor radiasi merupakan sebuah fungsi yang sangat tergantung pada suhu. Selain itu, koefisien perpindahan kalor radiasi juga dipengaruhi oleh emisivitas dan luas permukaan benda. Faktor bentuk radiasi dapat menunjukkan besarnya fraksi energi yang meninggalkan sebuah permukaan i dan diterima oleh permukaan lain, yaitu permukaan j. Laju perpindahan panas secara radiasi antar dua permukaan benda hitam adalah

42 1 2 Makalah Perpindahan Kalor : Perpindahan Kalor Radiasi = Laju perpindahan panas secara radiasi antar dua permukaan benda abu-abu adalah ( 4 4 ) 12 = Nilai negatif pada laju perpindahan panas secara radiasi menunjukkan bahwa laju perpindahan panas yang terjadi dalam arah sebaliknya Laju perpindahan panas secara radiasi per unit luas area pada gas di benda hitam tertutup adalah : = 4 4 Korelasi antara laju perpindahan panas secara radiasi pada gas di benda abu-abu tertutup dengan benda hitam adalah = 2 + 1

43 Makalah Perpindahan Kalor : Perpindahan Kalor Radiasi 28 DAFTAR PUSTAKA Cengel, Y Heat Transfer, 2 nd Edition. USA: Mc Graw-Hill. Holman, J.P Heat Transfer, 6 th Edition. Singapore: McGraw-Hill Book Company. Holman, J.P Heat Transfer, 10 th Edition. New York: McGraw-Hill. Incropera, F.P., et.al Fundamentals of Heat and Mass Transfer, 7 th Edition. NJ : John Wiley & Sons, Inc.

44

BAB V RADIASI. q= T 4 T 4

BAB V RADIASI. q= T 4 T 4 BAB V RADIASI Radiasi adalah proses perpindahan panas melalui gelombang elektromagnet atau paket-paket energi (photon) yang dapat merambat sampai jarak yang sangat jauh tanpa memerlukan interaksi dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dasar Dasar Perpindahan Kalor Perpindahan kalor terjadi karena adanya perbedaan suhu, kalor akan mengalir dari tempat yang suhunya tinggi ke tempat suhu rendah. Perpindahan

Lebih terperinci

Perpindahan Panas. Perpindahan Panas Secara Konduksi MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 02

Perpindahan Panas. Perpindahan Panas Secara Konduksi MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 02 MODUL PERKULIAHAN Perpindahan Panas Secara Konduksi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Teknik Teknik Mesin 02 13029 Abstract Salah satu mekanisme perpindahan panas adalah perpindahan

Lebih terperinci

IDE-IDE DASAR MEKANIKA KUANTUM

IDE-IDE DASAR MEKANIKA KUANTUM IDE-IDE DASAR MEKANIKA KUANTUM RADIASI BENDA HITAM EFEK FOTOLISTRIK DAN TEORI KUANTUM CAHAYA EFEK COMPTON GELOMBANG MATERI: Relasi de Broglie dan Prinsip Ketidakpastian Heisenbergh. PRINSIP HEISENBERGH

Lebih terperinci

BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang

BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS 2.1 Konsep Dasar Perpindahan Panas Perpindahan panas dapat terjadi karena adanya beda temperatur antara dua bagian benda. Panas akan mengalir dari

Lebih terperinci

PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA

PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA DIKTAT KULIAH PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 009 DIKTAT KULIAH PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA Disusun : ASYARI DARAMI YUNUS Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

RADIASI BENDA HITAM. Gambar 2.1 Benda Hitam

RADIASI BENDA HITAM. Gambar 2.1 Benda Hitam RADIASI BENDA HITAM Kesuksesan yang spektakuler dari teori Maxwell tentang asumsi cahaya, telah memungkinkan dilakukan suatu usaha untuk mengaplikasikan teori tersebut pada percobaan untuk menemukan jawaban

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Self Dryer dengan kolektor terpisah. (sumber : L szl Imre, 2006).

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Self Dryer dengan kolektor terpisah. (sumber : L szl Imre, 2006). 3 BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengering Surya Pengering surya memanfaatkan energi matahari sebagai energi utama dalam proses pengeringan dengan bantuan kolektor surya. Ada tiga klasifikasi utama pengering surya

Lebih terperinci

Analisis performansi kolektor surya terkonsentrasi menggunakan receiver berbentuk silinder

Analisis performansi kolektor surya terkonsentrasi menggunakan receiver berbentuk silinder Analisis performansi kolektor surya terkonsentrasi menggunakan receiver berbentuk silinder Ketut Astawa, I Ketut Gede Wirawan, I Made Budiana Putra Jurusan Teknik Mesin, Universitas Udayana, Bali-Indonesia

Lebih terperinci

PENGANTAR PINDAH PANAS

PENGANTAR PINDAH PANAS 1 PENGANTAR PINDAH PANAS Oleh : Prof. Dr. Ir. Santosa, MP Guru Besar pada Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas Padang, September 2009 Pindah Panas Konduksi (Hantaran)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1. Hot Water Heater Pemanasan bahan bakar dibagi menjadi dua cara, pemanasan yang di ambil dari Sistem pendinginan mesin yaitu radiator, panasnya di ambil dari saluran

Lebih terperinci

MODUL V FISIKA MODERN RADIASI BENDA HITAM

MODUL V FISIKA MODERN RADIASI BENDA HITAM 1 MODUL V FISIKA MODERN RADIASI BENDA HITAM Tujuan instruksional umum : Agar mahasiswa dapat memahami tentang radiasi benda hitam Tujuan instruksional khusus : Dapat menerangkan tentang radiasi termal

Lebih terperinci

CHAPTER I RADIASI BENDA HITAM

CHAPTER I RADIASI BENDA HITAM CHAPTER I RADIASI BENDA HITAM - Perpindahan panas matahari kebumi disebut salah satu contoh peristiwa radiasi - Setiap benda memancarkan radiasi panas - Pada suhu 1 K benda mulai berpijar kemerahan seperti

Lebih terperinci

Satuan Operasi dan Proses TIP FTP UB

Satuan Operasi dan Proses TIP FTP UB Satuan Operasi dan Proses TIP FTP UB Pasteurisasi susu, jus, dan lain sebagainya. Pendinginan buah dan sayuran Pembekuan daging Sterilisasi pada makanan kaleng Evaporasi Destilasi Pengeringan Dan lain

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem merupakan sekumpulan obyek yang saling berinteraksi dan memiliki keterkaitan antara satu obyek dengan obyek lainnya. Dalam proses perkembangan ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

T P = T C+10 = 8 10 T C +10 = 4 5 T C+10. Pembahasan Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X. Contoh soal kalibrasi termometer

T P = T C+10 = 8 10 T C +10 = 4 5 T C+10. Pembahasan Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X. Contoh soal kalibrasi termometer Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X Contoh soal kalibrasi termometer 1. Pipa kaca tak berskala berisi alkohol hendak dijadikan termometer. Tinggi kolom alkohol ketika ujung bawah pipa kaca dimasukkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sejarah dan Pengenalan Fenomena termoelektrik pertama kali ditemukan tahun 1821 oleh seorang ilmuwan Jerman, Thomas Johann Seebeck. Ia menghubungkan tembaga dan besi dalam sebuah

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN FISIKA BAB V PERPINDAHAN KALOR Prof. Dr. Susilo, M.S KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

DUALISME GELOMBANG-PARTIKEL. Oleh: Fahrizal Eko Setiono

DUALISME GELOMBANG-PARTIKEL. Oleh: Fahrizal Eko Setiono DUALISME GELOMBANG-PARTIKEL Oleh: Fahrizal Eko Setiono RADIASI BENDA HITAM Benda hitam adalah benda yang yang dapat menyerap semua radiasi yang dikenakan padanya. Radiasi yang dihasilkan oleh benda hitam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai bintang yang paling dekat dari planet biru Bumi, yaitu hanya berjarak sekitar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai bintang yang paling dekat dari planet biru Bumi, yaitu hanya berjarak sekitar BAB NJAUAN PUSAKA Sebagai bintang yang paling dekat dari planet biru Bumi, yaitu hanya berjarak sekitar 150.000.000 km, sangatlah alami jika hanya pancaran energi matahari yang mempengaruhi dinamika atmosfer

Lebih terperinci

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan 1. Sebuah benda dengan massa 5 kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari 1,5 m Jika kecepatan sudut tetap 2 rad/s,

Lebih terperinci

Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga

Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) 2337-3520 (2301-928X Print) A-13 Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga Vimala Rachmawati dan Kamiran Jurusan

Lebih terperinci

MARDIANA LADAYNA TAWALANI M.K.

MARDIANA LADAYNA TAWALANI M.K. KALOR Dosen : Syafa at Ariful Huda, M.Pd MAKALAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat pemenuhan nilai tugas OLEH : MARDIANA 20148300573 LADAYNA TAWALANI M.K. 20148300575 Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

XV. PENDAHULUAN FISIKA MODERN

XV. PENDAHULUAN FISIKA MODERN XV - 1 XV. PENDAHULUAN FISIKA MODERN 15.1 Pendahuluan. Pada akhir abad ke-xix dan awal abad ke-xx semakin jelas bahwa fisika (konsepkonsep fisika) memerlukan revisi atau perubahan/penyempurnaan. Hal ini

Lebih terperinci

A. 100 N B. 200 N C. 250 N D. 400 N E. 500 N

A. 100 N B. 200 N C. 250 N D. 400 N E. 500 N 1. Sebuah lempeng besi tipis, tebalnya diukur dengan menggunakan mikrometer skrup. Skala bacaan hasil pengukurannya ditunjukkan pada gambar berikut. Hasilnya adalah... A. 3,11 mm B. 3,15 mm C. 3,61 mm

Lebih terperinci

Suhu dan kalor 1 SUHU DAN KALOR

Suhu dan kalor 1 SUHU DAN KALOR Suhu dan kalor 1 SUHU DAN KALOR Pengertian Sifat Termal Zat. Sifat termal zat ialah bahwa setiap zat yang menerima ataupun melepaskan kalor, maka zat tersebut akan mengalami : - Perubahan suhu / temperatur

Lebih terperinci

Copyright all right reserved

Copyright  all right reserved Latihan Soal UN SMA / MA 2011 Program IPA Mata Ujian : Fisika Jumlah Soal : 20 1. Gas helium (A r = gram/mol) sebanyak 20 gram dan bersuhu 27 C berada dalam wadah yang volumenya 1,25 liter. Jika tetapan

Lebih terperinci

D. 85 N E. 100 N. Kunci : E Penyelesaian : Kita jabarkan ketiga Vektor ke sumbu X dan dan sumbu Y, lihat gambar di bawah ini :

D. 85 N E. 100 N. Kunci : E Penyelesaian : Kita jabarkan ketiga Vektor ke sumbu X dan dan sumbu Y, lihat gambar di bawah ini : 1. Tiga buah vektor gaya masing-masing F 1 = 30 N, F 2 = 70 N, dan F 3 = 30 N, disusun seperti pada gambar di atas. Besar resultan ketiga vektor tersebut adalah... A. 0 N B. 70 N C. 85 N D. 85 N E. 100

Lebih terperinci

LATIHAN UJIAN NASIONAL

LATIHAN UJIAN NASIONAL LATIHAN UJIAN NASIONAL 1. Seorang siswa menghitung luas suatu lempengan logam kecil berbentuk persegi panjang. Siswa tersebut menggunakan mistar untuk mengukur panjang lempengan dan menggunakan jangka

Lebih terperinci

Beranda SK-KD Indikator Materi Latihan Soal Uji Kompetensi Referensi Penyusun. Rela Berbagi Ikhlas Memberi

Beranda SK-KD Indikator Materi Latihan Soal Uji Kompetensi Referensi Penyusun. Rela Berbagi Ikhlas Memberi RADIASI BENDA HITAM SMA Kelas XII Semester 2 Standar Kompetensi 3. Menganalisis berbagai besaran fisis pada gejala kuantum dan batas-batas berlakunya relativitas Einstein dalam paradigma fisika modern

Lebih terperinci

P I N D A H P A N A S PENDAHULUAN

P I N D A H P A N A S PENDAHULUAN P I N D A H P A N A S PENDAHULUAN RINI YULIANINGSIH APA ITU PINDAH PANAS? Pindah panas adalah ilmu yang mempelajari transfer energi diantara benda yang disebabkan karena perbedaan suhu Termodinamika digunakan

Lebih terperinci

PREDIKSI 8 1. Tebal keping logam yang diukur dengan mikrometer sekrup diperlihatkan seperti gambar di bawah ini.

PREDIKSI 8 1. Tebal keping logam yang diukur dengan mikrometer sekrup diperlihatkan seperti gambar di bawah ini. PREDIKSI 8 1. Tebal keping logam yang diukur dengan mikrometer sekrup diperlihatkan seperti gambar di bawah ini. Dari gambar dapat disimpulkan bahwa tebal keping adalah... A. 4,30 mm B. 4,50 mm C. 4,70

Lebih terperinci

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. 1 D49 1. Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. Hasil pengukuran adalah. A. 4,18 cm B. 4,13 cm C. 3,88 cm D. 3,81 cm E. 3,78 cm 2. Ayu melakukan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. ke tempat yang lain dikarenakan adanya perbedaan suhu di tempat-tempat

BAB II DASAR TEORI. ke tempat yang lain dikarenakan adanya perbedaan suhu di tempat-tempat BAB II DASAR TEORI 2.. Perpindahan Panas Perpindahan panas adalah proses berpindahnya energi dari suatu tempat ke tempat yang lain dikarenakan adanya perbedaan suhu di tempat-tempat tersebut. Perpindahan

Lebih terperinci

BAB 7 SUHU DAN KALOR

BAB 7 SUHU DAN KALOR BB 7 SUHU DN OR 65 66 Peta onsep 67 7. PENGUURN TEMPERTUR Temperatur biasanya dinyatakan sebagai fungsi salah satu koordinat termodinamika lainnya. oordinat ini disebut sebagai sifat termodinamikannya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk membuat agar bahan makanan menjadi awet. Prinsip dasar dari pengeringan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk membuat agar bahan makanan menjadi awet. Prinsip dasar dari pengeringan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Dasar Pengeringan Dari sejak dahulu pengeringan sudah dikenal sebagai salah satu metode untuk membuat agar bahan makanan menjadi awet. Prinsip dasar dari pengeringan

Lebih terperinci

steady/tunak ( 0 ) tidak dipengaruhi waktu unsteady/tidak tunak ( 0) dipengaruhi waktu

steady/tunak ( 0 ) tidak dipengaruhi waktu unsteady/tidak tunak ( 0) dipengaruhi waktu Konduksi Tunak-Tak Tunak, Persamaan Fourier, Konduktivitas Termal, Sistem Konduksi-Konveksi dan Koefisien Perpindahan Kalor Menyeluruh Marina, 006773263, Kelompok Kalor dapat berpindah dari satu tempat

Lebih terperinci

C21 FISIKA SMA/MA IPA. 1. Seorang siswa mengukur panjang dan lebar suatu plat logam menggunakan mistar dan jangka sorong sebagai berikut.

C21 FISIKA SMA/MA IPA. 1. Seorang siswa mengukur panjang dan lebar suatu plat logam menggunakan mistar dan jangka sorong sebagai berikut. 1 1. Seorang siswa mengukur panjang dan lebar suatu plat logam menggunakan mistar dan jangka sorong sebagai berikut. Panjang Lebar (menggunakan mistar) (menggunakan jangka sorong) Luas plat logam di atas

Lebih terperinci

Getaran Dalam Zat Padat BAB I PENDAHULUAN

Getaran Dalam Zat Padat BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Getaran atom dalam zat padat dapat disebabkan oleh gelombang yang merambat pada Kristal. Ditinjau dari panjang gelombang yang digelombang yang digunakan dan dibandingkan

Lebih terperinci

KISI KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

KISI KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014 KISI KISI SOAL UJIAN AKHIR MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Mata Pelajaran : Fisika Kurikulum : KTSP Alokasi waktu : 120 menit Jenis Sekolah : Madrasah Aliyah Jumlah soal : 40 butir Penyusun : FARLIN

Lebih terperinci

1. RADIASI BENDA HITAM Beberapa Pengamatan

1. RADIASI BENDA HITAM Beberapa Pengamatan 1. RADIASI BENDA HITAM Beberapa Pengamatan setiap benda akan memancarkan cahaya bila dipanaskan, contoh besi yang dipanaskan warna yang terpancar tidak bergantung pada jenis bahan atau warna asalnya, melainkan

Lebih terperinci

Dualisme Partikel Gelombang

Dualisme Partikel Gelombang Dualisme Partikel Gelombang Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung agussuroso10.wordpress.com, agussuroso@fi.itb.ac.id 19 April 017 Pada pekan ke-10 kuliah

Lebih terperinci

KALOR. Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan

KALOR. Dari hasil percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan KALOR A. Pengertian Kalor Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda

Lebih terperinci

Intensitas spesifik Fluks energi Luminositas Bintang sebagai benda hitam (black body) Kompetensi Dasar: Memahami konsep pancaran benda hitam

Intensitas spesifik Fluks energi Luminositas Bintang sebagai benda hitam (black body) Kompetensi Dasar: Memahami konsep pancaran benda hitam RADIASI BENDA HITAM Intensitas spesifik Fluks energi Luminositas Bintang sebagai benda hitam (black body) Kompetensi Dasar: Memahami konsep pancaran benda hitam Teori Benda Hitam Jika suatu benda disinari

Lebih terperinci

KALOR Kalor 1 kalori 1 kalori = 4.18 joule 1 joule = 0.24 kalori Q = H. Dt Q = m. c. Dt H = m. c Q = m. L

KALOR Kalor 1 kalori 1 kalori = 4.18 joule 1 joule = 0.24 kalori Q = H. Dt Q = m. c. Dt H = m. c Q = m. L KALOR Kalor adalah bentuk energi yang berpindah dari suhu tinggi ke suhu rendah. Jika suatu benda menerima / melepaskan kalor maka suhu benda itu akan naik/turun atau wujud benda berubah. Beberapa pengertian

Lebih terperinci

Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang

Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang 1. Grafik antara tekanan gas y yang massanya tertentu pada volume tetap sebagai fungsi dari suhu mutlak x adalah... a. d. b. e. c. Menurut Hukum Gay Lussac menyatakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I. Tes Hasil Belajar Observasi Awal

LAMPIRAN I. Tes Hasil Belajar Observasi Awal 64 LAMPIRAN I Tes Hasil Belajar Observasi Awal 65 LAMPIRAN II Hasil Observasi Keaktifan Awal 66 LAMPIRAN III Satuan Pembelajaran Satuan pendidikan : SMA Mata pelajaran : Fisika Pokok bahasan : Kalor Kelas/Semester

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 2010

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 2010 PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA MUSYAWARAH KERJA KEPALA SEKOLAH (MKKS) SMA TRY OUT UJIAN NASIONAL 200 Mata Pelajaran : Fisika Kelas : XII IPA Alokasi Waktu : 20 menit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpindahan Kalor Kalor adalah energi yang diterima oleh benda sehingga suhu benda atau wujudnya berubah. Ukuran jumlah kalor dinyatakan dalam satuan joule (J). Kalor disebut

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kupang, September Tim Penyusun

KATA PENGANTAR. Kupang, September Tim Penyusun KATA PENGANTAR Puji syukur tim panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-nya tim bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Optika Fisis ini. Makalah ini diajukan guna memenuhi

Lebih terperinci

UN SMA IPA 2008 Fisika

UN SMA IPA 2008 Fisika UN SMA IPA 2008 Fisika Kode Soal P67 Doc. Name: UNSMAIPA2008FISP67 Doc. Version : 2011-06 halaman 1 01. Tebal pelat logam diukur dengan mikrometer skrup seperti gambar Tebal pelat logam adalah... (A) 4,85

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Berikut adalah diagram alir penelitian konduksi pada arah radial dari pembangkit energy berbentuk silinder. Gambar 3.1 diagram alir penelitian konduksi

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasar I (FI-321) Topik hari ini (minggu 15) Temperatur Skala Temperatur Pemuaian Termal Gas ideal Kalor dan Energi Internal Kalor Jenis Transfer Kalor Termodinamika Temperatur? Sifat Termometrik?

Lebih terperinci

UN SMA IPA 2008 Fisika

UN SMA IPA 2008 Fisika UN SMA IPA 008 Fisika Kode Soal P67 Doc. Version : 0-06 halaman 0. Tebal pelat logam diukur dengan mikrometer skrup seperti gambar Tebal pelat logam adalah... (A) 4,8 mm (B) 4,90 mm (C) 4,96 mm (D) 4,98

Lebih terperinci

PAKET SOAL 1.c LATIHAN SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PAKET SOAL 1.c LATIHAN SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012 UJI COBA MATA PELAJARAN KELAS/PROGRAM ISIKA SMA www.rizky-catatanku.blogspot.com PAKET SOAL 1.c LATIHAN SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012 : FISIKA : XII (Dua belas )/IPA HARI/TANGGAL :.2012

Lebih terperinci

ENERGI & PROSES FISIOLOGI TUMBUHAN

ENERGI & PROSES FISIOLOGI TUMBUHAN ENERGI & PROSES FISIOLOGI TUMBUHAN ENERGI & PROSES FISIOLOGI TUMBUHAN Contoh: Bahan bakar minyak digunakan sebagai sumber energi untuk kendaraan bermotor. Proses Pertumbuhan Tanaman : Merupakan kumpulan

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM

MATA PELAJARAN WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM MATA PELAJARAN Mata Pelajaran Jenjang Program Studi : Fisika : SMA/MA : IPA Hari/Tanggal : Kamis, 3 April 009 Jam : 08.00 0.00 WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM. Isikan identitas Anda ke dalam Lembar Jawaban

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM

MATA PELAJARAN WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM MATA PELAJARAN Mata Pelajaran Jenjang Program Studi : Fisika : SMA/MA : IPA Hari/Tanggal : Kamis, 3 April 009 Jam : 08.00 0.00 WAKTU PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM. Isikan identitas Anda ke dalam Lembar Jawaban

Lebih terperinci

MATA PELAJARAN PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM

MATA PELAJARAN PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM MATA PELAJARAN Mata Pelajaran Program Studi : Fisika : IPA Hari/Tanggal : Kamis, 24 April 2008 Jam : 08.00 0.00 PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM. Isikan identitas Anda ke dalam Lembar Jawaban Ujian Nasional (LJUN)

Lebih terperinci

Konsep Dasar Pendinginan

Konsep Dasar Pendinginan PENDAHULUAN Perkembangan siklus refrigerasi dan perkembangan mesin refrigerasi (pendingin) merintis jalan bagi pertumbuhan dan penggunaan mesin penyegaran udara (air conditioning). Teknologi ini dimulai

Lebih terperinci

FISIKA MODERN UNIT. Radiasi Benda Hitam. Hamburan Compton & Efek Fotolistrik. Kumpulan Soal Latihan UN

FISIKA MODERN UNIT. Radiasi Benda Hitam. Hamburan Compton & Efek Fotolistrik. Kumpulan Soal Latihan UN Kumpulan Soal Latihan UN UNIT FISIKA MODERN Radiasi Benda Hitam 1. Suatu benda hitam pada suhu 27 0 C memancarkan energi sekitar 100 J/s. Benda hitam tersebut dipanasi sehingga suhunya menjadi 327 0 C.

Lebih terperinci

BAB RADIASI BENDA HITAM

BAB RADIASI BENDA HITAM 1 BAB RADIASI BENDA HITAM 8.1 Radiasi Panas Panas (kalor) dari matahari sampai ke bumi melallui gelombang elektromagnetik. Perpindahan ini disebut radiasi, yang dapat berlangsung dalam ruang hampa. Radiasi

Lebih terperinci

KEMAMPUAN YANG DIUJI SOAL NO. SOAL Seorang siswa mengukur tebal kayu dengan menggunakan jangka sorong seperti diperlihatkan pada gambar.

KEMAMPUAN YANG DIUJI SOAL NO. SOAL Seorang siswa mengukur tebal kayu dengan menggunakan jangka sorong seperti diperlihatkan pada gambar. No. Komp. KEMAMPUAN YANG DIUJI SOAL NO. SOAL Seorang siswa mengukur tebal kayu dengan menggunakan jangka sorong seperti diperlihatkan pada gambar. 1 Hasil pengukuran tersebut adalah. a. 6,44 cm b. 6,34

Lebih terperinci

HIDROMETEOROLOGI TATAP MUKA KEEMPAT (RADIASI SURYA)

HIDROMETEOROLOGI TATAP MUKA KEEMPAT (RADIASI SURYA) HIDROMETEOROLOGI TATAP MUKA KEEMPAT (RADIASI SURYA) Dosen : DR. ERY SUHARTANTO, ST. MT. JADFAN SIDQI FIDARI, ST., MT 1.PANCARAN RADIASI SURYA Meskipun hanya sebagian kecil dari radiasi yang dipancarkan

Lebih terperinci

KALOR SEBAGAI ENERGI B A B B A B

KALOR SEBAGAI ENERGI B A B B A B Kalor sebagai Energi 143 B A B B A B 7 KALOR SEBAGAI ENERGI Sumber : penerbit cv adi perkasa Perhatikan gambar di atas. Seseorang sedang memasak air dengan menggunakan kompor listrik. Kompor listrik itu

Lebih terperinci

BERKAS SOAL BIDANG STUDI : FISIKA

BERKAS SOAL BIDANG STUDI : FISIKA BERKAS SOAL BIDANG STUDI : MADRASAH ALIYAH SELEKSI TINGKAT PROVINSI KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 2014 Petunjuk Umum 1. Silakan berdoa sebelum mengerjakan soal, semua alat komunikasi dimatikan. 2.

Lebih terperinci

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. analitik dengan metode variabel terpisah. Selanjutnya penyelesaian analitik dari

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. analitik dengan metode variabel terpisah. Selanjutnya penyelesaian analitik dari BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas penurunan model persamaan panas dimensi satu. Setelah itu akan ditentukan penyelesaian persamaan panas dimensi satu secara analitik dengan metode

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Persiapan UAS 1 Doc. Name: AR12FIS01UAS Version: 2016-09 halaman 1 01. Sebuah bola lampu yang berdaya 120 watt meradiasikan gelombang elektromagnetik ke segala arah dengan sama

Lebih terperinci

LABORATORIUM TERMODINAMIKA DAN PINDAH PANAS PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012

LABORATORIUM TERMODINAMIKA DAN PINDAH PANAS PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012 i KONDUKTIVITAS TERMAL LAPORAN Oleh: LESTARI ANDALURI 100308066 I LABORATORIUM TERMODINAMIKA DAN PINDAH PANAS PROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012 ii KONDUKTIVITAS

Lebih terperinci

PEMANASAN BUMI BAB. Suhu dan Perpindahan Panas. Skala Suhu

PEMANASAN BUMI BAB. Suhu dan Perpindahan Panas. Skala Suhu BAB 2 PEMANASAN BUMI S alah satu kemampuan bahasa pemrograman adalah untuk melakukan kontrol struktur perulangan. Hal ini disebabkan di dalam komputasi numerik, proses perulangan sering digunakan terutama

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tangerang, 24 September Penulis

KATA PENGANTAR. Tangerang, 24 September Penulis KATA PENGANTAR Puji serta syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan ridhonya kami bisa menyelesaikan makalah yang kami beri judul suhu dan kalor ini tepat pada waktu yang

Lebih terperinci

4. Sebuah sistem benda terdiri atas balok A dan B seperti gambar. Pilihlah jawaban yang benar!

4. Sebuah sistem benda terdiri atas balok A dan B seperti gambar. Pilihlah jawaban yang benar! Pilihlah Jawaban yang Paling Tepat! Pilihlah jawaban yang benar!. Sebuah pelat logam diukur menggunakan mikrometer sekrup. Hasilnya ditampilkan pada gambar berikut. Tebal pelat logam... mm. 0,08 0.,0 C.,8

Lebih terperinci

Fungsi distribusi spektrum P (λ,t) dapat dihitung dari termodinamika klasik secara langsung, dan hasilnya dapat dibandingkan dengan Gambar 1.

Fungsi distribusi spektrum P (λ,t) dapat dihitung dari termodinamika klasik secara langsung, dan hasilnya dapat dibandingkan dengan Gambar 1. Fungsi distribusi spektrum P (λ,t) dapat dihitung dari termodinamika klasik secara langsung, dan hasilnya dapat dibandingkan dengan Gambar 1. Hasil perhitungan klasik ini dikenal sebagai Hukum Rayleigh-

Lebih terperinci

FISIKA 2014 TIPE A. 30 o. t (s)

FISIKA 2014 TIPE A. 30 o. t (s) No FISIKA 2014 TIPE A SOAL 1 Sebuah benda titik dipengaruhi empat vektor gaya masing-masing 20 3 N mengapit sudut 30 o di atas sumbu X positif, 20 N mnegapit sudut 60 o di atas sumbu X negatif, 5 N pada

Lebih terperinci

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07)

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) 1. Gambar di samping ini menunjukkan hasil pengukuran tebal kertas karton dengan menggunakan mikrometer sekrup. Hasil pengukurannya adalah (A) 4,30 mm. (D) 4,18

Lebih terperinci

D. 15 cm E. 10 cm. D. +5 dioptri E. +2 dioptri

D. 15 cm E. 10 cm. D. +5 dioptri E. +2 dioptri 1. Jika bayangan yang terbentuk oleh cermin cekung dengan jari-jari lengkungan 20 cm adalah nyata dan diperbesar dua kali, maka bendanya terletak di muka cermin sejauh : A. 60 cm B. 30 cm C. 20 cm Kunci

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA COOLANT PADA RADIATOR

ANALISIS KINERJA COOLANT PADA RADIATOR ANALISIS KINERJA COOLANT PADA RADIATOR Alexander Clifford, Abrar Riza dan Steven Darmawan Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Tarumanagara e-mail: Alexander.clifford@hotmail.co.id Abstract:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Prinsip kerja kolektor surya pelat penyerap adalah memindahkan radiasi matahari ke fluida kerja. Radiasi matahari yang jatuh pada cover kaca sebagian akan langsung dipantulkan,

Lebih terperinci

UM UGM 2017 Fisika. Soal

UM UGM 2017 Fisika. Soal UM UGM 07 Fisika Soal Doc. Name: UMUGM07FIS999 Version: 07- Halaman 0. Pada planet A yang berbentuk bola dibuat terowongan lurus dari permukaan planet A yang menembus pusat planet dan berujung di permukaan

Lebih terperinci

TOPIK: PANAS DAN HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA. 1. Berikanlah perbedaan antara temperatur, panas (kalor) dan energi dalam!

TOPIK: PANAS DAN HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA. 1. Berikanlah perbedaan antara temperatur, panas (kalor) dan energi dalam! TOPIK: PANAS DAN HUKUM PERTAMA TERMODINAMIKA SOAL-SOAL KONSEP: 1. Berikanlah perbedaan antara temperatur, panas (kalor) dan energi dalam! Temperatur adalah ukuran gerakan molekuler. Panas/kalor adalah

Lebih terperinci

PETA MATERI FISIKA SMA UN 2015

PETA MATERI FISIKA SMA UN 2015 PETA MATERI FISIKA SMA UN 2015 Drs. Setyo Warjanto setyowarjanto@yahoo.co.id 081218074405 SK 1 Ind 1 Memahami prinsip-prinsip pengukuran dan melakukan pengukuran besaran fisika secara langsung dan tidak

Lebih terperinci

SIMAK UI Fisika

SIMAK UI Fisika SIMAK UI 2016 - Fisika Soal Halaman 1 01. Fluida masuk melalui pipa berdiameter 20 mm yang memiliki cabang dua pipa berdiameter 10 mm dan 15 mm. Pipa 15 mm memiliki cabang lagi dua pipa berdiameter 8 mm.

Lebih terperinci

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J 1. Bila sinar ultra ungu, sinar inframerah, dan sinar X berturut-turut ditandai dengan U, I, dan X, maka urutan yang menunjukkan paket (kuantum) energi makin besar ialah : A. U, I, X B. U, X, I C. I, X,

Lebih terperinci

1. Pengukuran tebal sebuah logam dengan jangka sorong ditunjukkan 2,79 cm,ditentikan gambar yang benar adalah. A

1. Pengukuran tebal sebuah logam dengan jangka sorong ditunjukkan 2,79 cm,ditentikan gambar yang benar adalah. A PREDIKSI 7 1. Pengukuran tebal sebuah logam dengan jangka sorong ditunjukkan 2,79 cm,ditentikan gambar yang benar adalah. A B C D E 2. Pak Pos mengendarai sepeda motor ke utara dengan jarak 8 km, kemudian

Lebih terperinci

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK I. SOAL PILIHAN GANDA Diketahui c = 0 8 m/s; µ 0 = 0-7 Wb A - m - ; ε 0 = 8,85 0 - C N - m -. 0. Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut : () Di udara kecepatannya cenderung

Lebih terperinci

HEAT TRANSFER METODE PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL

HEAT TRANSFER METODE PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL HEAT TRANSFER METODE PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL KELOMPOK II BRIGITA O.Y.W. 125100601111030 SOFYAN K. 125100601111029 RAVENDIE. 125100600111006 JATMIKO E.W. 125100601111006 RIYADHUL B 125100600111004

Lebih terperinci

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan 1. Sebuah benda dengan massa 5 kg yang diikat dengan tali, berputar dalam suatu bidang vertikal. Lintasan dalam bidang itu adalah suatu lingkaran dengan jari-jari 1,5 m Jika kecepatan sudut tetap 2 rad/s,

Lebih terperinci

Materi Pendalaman 03 GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK =================================================

Materi Pendalaman 03 GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK ================================================= Materi Pendalaman 03 GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK ================================================= Bila dalam kawat PQ terjadi perubahan-perubahan tegangan baik besar maupun arahnya, maka dalam kawat PQ

Lebih terperinci

UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A. 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut!

UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A. 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut! SOAL UJIAN SEKOLAH 2016 PAKET A 1. Hasil pengukuran diameter dalam sebuah botol dengan menggunakan jangka sorong ditunjukkan pada gambar berikut! 2 cm 3 cm 0 5 10 Dari gambar dapat disimpulkan bahwa diameter

Lebih terperinci

MODEL ATOM DALTON. Atom ialah bagian terkecil suatu zat yang tidak dapat dibagi-bagi. Atom tidak dapat dimusnahkan & diciptakan

MODEL ATOM DALTON. Atom ialah bagian terkecil suatu zat yang tidak dapat dibagi-bagi. Atom tidak dapat dimusnahkan & diciptakan MODEL ATOM MODEL ATOM DALTON Atom ialah bagian terkecil suatu zat yang tidak dapat dibagi-bagi. Atom tidak dapat dimusnahkan & diciptakan MODEL ATOM DALTON Konsep Model Atom Dalton : 1. Setiap benda (zat)

Lebih terperinci

WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Pengujian

WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Pengujian 1.1 Tujuan Pengujian WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN a) Mempelajari formulasi dasar dari heat exchanger sederhana. b) Perhitungan keseimbangan panas pada heat exchanger. c) Pengukuran

Lebih terperinci

g ) 102.( 6 10 ) 2 10

g ) 102.( 6 10 ) 2 10 6. Sebuah bola ditembakkan dari tanah ke udara. Pada ketinggian 9, m komponen kecepatan bola dalam arah x adalah 7,6 m/s dan dalam arah y adalah 6, m/s. Jika percepatan gravitasi g = 9,8 m/s, maka ketinggian

Lebih terperinci

KAJIAN JURNAL : PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL BATA MERAH PEJAL

KAJIAN JURNAL : PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL BATA MERAH PEJAL KAJIAN JURNAL : PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL BATA MERAH PEJAL Disusun Oleh : Brigita Octovianty Yohana W 125100601111030 Jatmiko Eko Witoyo 125100601111006 Ravendi Ellyazar 125100600111006 Riyadhul

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA Gelombang Bunyi Perambatan Gelombang dalam Pipa

2. TINJAUAN PUSTAKA Gelombang Bunyi Perambatan Gelombang dalam Pipa 2 Metode yang sering digunakan untuk menentukan koefisien serap bunyi pada bahan akustik adalah metode ruang gaung dan metode tabung impedansi. Metode tabung impedansi ini masih dibedakan menjadi beberapa

Lebih terperinci

KISI PLPG 2013 MATA PELAJARAN FISIKA

KISI PLPG 2013 MATA PELAJARAN FISIKA KISI PLPG 2013 MATA PELAJARAN FISIKA Kompetensi Utama Standar Kompetensi Guru Standar Isi Kognitif Bloom Kompetensi Inti Kompetensi Guru Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Esensial C 1 C 2 C

Lebih terperinci

Konduksi Mantap 2-D. Shinta Rosalia Dewi

Konduksi Mantap 2-D. Shinta Rosalia Dewi Konduksi Mantap 2-D Shinta Rosalia Dewi SILABUS Pendahuluan (Mekanisme perpindahan panas, konduksi, konveksi, radiasi) Pengenalan Konduksi (Hukum Fourier) Pengenalan Konduksi (Resistensi ermal) Konduksi

Lebih terperinci

KISI-KISI PENULISAN SOAL USBN FISIKA KURIKULUM 2013

KISI-KISI PENULISAN SOAL USBN FISIKA KURIKULUM 2013 Jenis Sekolah : SMA Mata Pelajaran : FISIKA Kurikulum : 2013 Alokasi Waktu : 120 menit Jumlah Soal : Pilihan Ganda : 35 Essay : 5 KISI-KISI PENULISAN USBN FISIKA KURIKULUM 2013 1 2 3 3.2 Menerapkan prinsipprinsip

Lebih terperinci

SNMPTN 2011 FISIKA. Kode Soal Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini.

SNMPTN 2011 FISIKA. Kode Soal Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini. SNMPTN 2011 FISIKA Kode Soal 999 Doc. Name: SNMPTN2011FIS999 Version: 2012-10 halaman 1 01. Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini. Percepatan ketika mobil bergerak semakin

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA101) Kalor Temperatur Pemuaian Termal Gas ideal Kalor jenis Transisi fasa

Fisika Umum (MA101) Kalor Temperatur Pemuaian Termal Gas ideal Kalor jenis Transisi fasa Fisika Umum (MA101) Topik hari ini: Kalor Temperatur Pemuaian Termal Gas ideal Kalor jenis Transisi fasa Kalor Hukum Ke Nol Termodinamika Jika benda A dan B secara terpisah berada dalam kesetimbangan termal

Lebih terperinci

KUMPULAN SOAL FISIKA KELAS XII

KUMPULAN SOAL FISIKA KELAS XII KUMPULAN SOAL FISIKA KELAS XII Nada-Nada Pipa Organa dan Dawai Soal No. 1 Sebuah pipa organa yang terbuka kedua ujungnya memiliki nada dasar dengan frekuensi sebesar 300 Hz. Tentukan besar frekuensi dari

Lebih terperinci