ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI PADA PT. SMARTFREN TELECOM, Tbk

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI PADA PT. SMARTFREN TELECOM, Tbk"

Transkripsi

1 ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI PADA PT. SMARTFREN TELECOM, Tbk Suciati Eka Candrasari Bambang Suryono Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The purpose of this research is to know the different of financial ratio at PT. Smartfren Telecom, Tbk before and after the acquisition. The observation data is financial report at PT. Smartfren Telecom, Tbk from the year of 2009 to The financial ratio analysis is using several financial ratio which are liquidity ratio, activity ratio, solvability ratio and profitability ratio. The test result shows that out of 10 ratios which are being observed at PT. Smartfren, Tbk which has been done the acquisition, as a matter of fact all those ratios do not have significant differences between before and after the acquisition. Keywords: liquidity ratio, activity ratio, solvability ratio, profitability ratio, Acquisition. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan rasio keuangan PT. Smartfren Telecom, Tbk antara sebelum dan sesudah akuisisi. Data yang diteliti adalah berupa laporan keuangan PT. Smartfren Telecom, Tbk dari tahun 2009 sampai Analisis rasio keuangan dilakukan dengan mengunakan beberapa rasio keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas. Dari hasil pengujian dapat diketahui bahwa dari 10 rasio yang diteliti dari PT. Smartfren, Tbk yang melakukan akuisisi, ternyata kesemua rasio tersebut tidak mempunyai perbedaan secara signifikan antara sebelum dan sesudah akuisisi. Kata kunci: rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, akuisisi PENDAHULUAN Memasuki era globalisasi pasar bebas, persaingan usaha di antara perusahaanperusahaan yang ada semakin ketat. Kondisi demikian menuntut perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi perusahaan agar dapat bertahan atau bahkan lebih berkembang. Untuk itu perusahaan perlu mengembangkan suatu strategi agar perusahaan bisa mengembangkan eksistensinya dan memperbaiki kinerjanya. Strategi pertumbuhan merupakan strategi bersaing yang berusaha mengembangkan/ membesarkan perusahaan sesuai dengan ukuran besar yang di sepakati untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi yang tepat dalam rangka meningkatkan pertumbuhan perusahaan di tempuh adalah dengan melakukan ekspansi baik itu internal maupun eksternal. Ekspansi internal dapat dilakukan dengan menambah kapasitas produksi atau membangun divisi bisnis yang baru, sedangkan ekspansi eksternal dapat dilakukan dengan penggabungan usaha. Dalam penggabungan usaha, akuisisi merupakan salah satu strategi yang tepat untuk melakukan efisiensi, yaitu dengan membeli perusahaan yang sudah ada tetapi mengalami kesulitan-kesulitan baik di bidang manajemen maupun keuangan. Ada beberapa faktor yang menjadi pendukung terjadinya akuisisi, yaitu: untuk mengurangi persaingan, meningkatkan skala ekonomis, dan memperoleh sinergi. Dengan adanya akuisisi perusahaan dapat memperoleh sinergi dan efisiensi, diversifikasi resiko serta dapat memperluas pasar. Dengan harapan perusahaan akan memperoleh nilai tambahan atau sinergi yang bersifat jangka panjang, yang dapat meningkatkan efisiensi terhadap profitabilitas yang meningkat. Sinergi

2 merupakan nilai keseluruhan perusahaan untuk menciptakan nilai yang lebih besar melalui kerjasama dari pada yang bisa di capai dengan kerja sendiri-sendiri. Perubahan-perubahan yang terjadi setelah di lakukan akuisisi biasanya akan tampak pada kinerja dan keungan perusahaan. Dalam pasca akuisisi kondisi dan posisi keuangan perusahaan mengalami perubahan dalam laporan keuangan perusahaan, untuk menilai bagaimana keberhasilan akuisisi yang di lakukan dapat dilihat dari kinerja perusahaan setelah melakukan akuisisi terutama bagi perusahaan pengakuisisi maupun diakuisisi. Alat untuk mengukur kinerja keuangan pada penelitian ini adalah menggunakan analisis rasio. Analisis rasio keuangan merupakan salah satu teknik atau metode dalam mengevaluasi laporan keuangan dalam mengukur kinerja keuangan. Berdasarkan melihat latar belakang penulis tertarik untuk meneliti bagaimana kinerja keuangan PT. Smartfren Telecom, Tbk sebelum dan sesudah akuisisi. Dalam hal ini, penulis menggunakan empat rasio dari delapan rasio yang ada, yaitu: rasio likuiditas, rasio aktivitas,rasio solvabilitas,dan rasio profitabilitas. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut: Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan sebelum dan sesudah akuisisi pada PT. Smartfren Telecom, Tbk yang terdaftar di bursa efek indonesia? Sesuai dengan rumusan masalah yang telah di uraikan sebelumnya, maka tujun penelitian dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui kinerja keuangan PT. Smartfren Telecom, Tbk sebelum dan sesudah akuisisi; Untuk memberikan bukti empiris pengaruh akuisisi terhadap kinerja PT. Smartfren Telecom, Tbk pada tahun sebelum pelaksanaan akuisisi dengan setelah akuisisi; Untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya kenaikan dan penurunan kinerja keuangan PT. Smartfren Telecom, Tbk pasca akuisisi. TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Pengertian Akuisisi Akuisisi berasal dari kata acquisitio (Latin) dan acquisition (Inggris), sedangkan makna harfiah akuisisi adalah membeli atau mendapatkan sesuatu atau obyek untuk di tambahkan pada sesuatu atau obyek yang telah di miliki sebelumnya. Dengan akuisisi perusahaan dapat memperoleh sinergi dan efisiensi, diversifikasi resiko serta dapat memperluas pasar. Pengertian akuisisi menurut peraturan pemerintah Republik Indonesia No.27 Tahun 1998 tentang penggabungan, peleburan, dan pengambilalihan perseroan terbatas yang mendefinisikan akuisisi adalah pembuatan hukum yang dilakukan oleh badan atau orang perseorangan baik seluruh atau sebagian besar saham perseroan yang dapat mengakibatkan beralihnya pengendalian terhadap perseroan tersebut. Menurut Moin (2007:8) penggabungn usaha yang disebut akuisisi dapat diartikan sebagai pengambilalihan kepemilikan atau pengendalian atas saham atau asset suatu perusahaan oleh perusahaan lain, dan dalam peristiwa ini perusahaan, pengambilalihan atau yang diambil alih tetap eksis sebagai badan hukum yang terpisah. PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) No.22 tahun 2004 mendefinisikan akuisisi adalah suatu penggabungan usaha dimana suatu perusahaan yaitu mengakuisisi (acquirer) memperoleh kendali atas aktiva neto dan operasi perusahaan yang diakuisisi (acquire) dengan memberikan aktiva tertentu, mengakui suatu kewajiban atau mengeluarkan saham. Tujuan Akuisisi Menurut Moin (2007:13) ada beberapa alasan perusahaan melakukan akuisisi yaitu: a. Mendapatkan cash flow dengan cepat karena produk dan pasar sudah jelas. 2

3 b. Memperoleh kemudahan dana atau pembiayaan karena kreditor lebih percaya dengan perusahaan lebih berdiri dan mapan. c. Memperoleh karyawan yang telah berpengalaman. d. Mendapatkan pelanggan yang telah mapan tanpa harus merintis dari awal. e. Memperoleh system operasional dan administratif yang mapan. f. Mengurangi resiko kegagalan bisnis karena tidak harus mencari konsumen baru. g. Memperoleh infrastruktur untuk mencapai pertumbuhan yang lebih cepat. h. Menghemat waktu untuk memasuki bisnis baru. Jenis Akuisisi Menurut Junaedi (2004), jenis akuisisi terbagi atas : a. Akuisisi vertikal Akuisisi vertikal merupakan gabungan dua atau lebih perusahaan yang memiliki tahapan-tahapan produksi yang berbeda dengan keterkaitan input atau output dalam proses produksi suatu industri. b. Akuisisi horisontal Akuisisi horisontal merupakan penggabungan dua perusahaan atau lebih yang memiliki kegiatan usaha yang sejenis untuk meningkatkan skala ekonomi. Menurut Suta (2000:300) akuisisi dibedakan menjadi dua, yaitu : a. Akuisisi saham (stock acquisition) merupakan salah satu alternatif akuisisi yang tersedia dimana acquiring company akan mengakuisisi sebagian besar atau seluruh saham target company. b. Akuisisi aset (asset acquisition), melibatkan aset dari target company dengan saham dari acquiring company atau perusahaan induk dari acquiring company. Tahap-tahap Proses Akuisisi Adapun proses akuisisi menurut Moin (2007:112) pada dasarnya melalui tahapantahapan sebagai berikut: a. Identifikasi Awal b. Screening c. Penawaran Formal d. Due diligence e. Negosiasi atau deal f. Closing g. Integrasi Tata Cara Pelaksanaan Akuisisi Moin (2007:124) menunjukkan bahwa peraturan pemerintah No.27 tahun 1998 mengatur tata cara akuisisi sebagai berikut: a. Direksi kedua belah pihak menyusun usulan rencana akuisisi dan wajib mendapat persetujuan dari komisaris masing-masing pihak. Usulan tersebut memuat antara lain: 1. Identitas perseroan, badan hukum lain atau individu yang melakukan akuisisi. 2. Motif atau alasan akuisisi oleh pihak-pihak tersebut. 3. Laporan tahunan atau laporan keuangan tahun buku terakhir pengakuisisi. 4. Tata cara konversi saham jika akuisisi dilakukan sebagian atau seluruhnya melalui pertukaran saham (share swap). 5. Rancangan perubahan anggaran dasar perusahaan hasil akuisisi. 6. Jumlah saham yang diakuisisi. 3

4 7. Pendanaan. 8. Neraca konsolidasi. 9. Cara penyelesaian terhadap pemegang saham yang menolak akuisisi. 10. Cara penyelesaian status karyawan perseroan yang diakuisisi. 11. Estimasi waktu pelaksanaan akuisisi. b. Direksi kedua belah pihak menyusun rancangan akuisisi berdasarkan usulan rencana akuisisi tersebut dan rancangan ini harus mendapat persetujuan RUPS masing-masing pihak. c. Masing-masing perseroan wajib mengumumkan rancangan akuisisi tersebut dalam dua surat kabar haian dan memberitahukan kepada karywan paling lambat 14 hari sebelum pemanggilan RUPS. d. Rancangan akuisisi yang telah disetujui oleh RUPS dituangkan dalam akta akuisisi yang dibuat dihadapan notaris. Tanggal efektif akuisisi adalah sama dengan tanggal afektif merger sebagaimana disebutkan dimuka. Keuntungan dan Kelemahan Akuisisi Moin (2007:13) keuntungan melakukan akuisisi untuk pertumbuhan perusahaan adalah: a. Dari segi operasi (operation advantage) merupakan tindakan untuk melakukan take over maupun akuisisi karena alasan skala ekonomis yang kemungkinan dapat tercapai. b. Dari segi finansial (financial advantage) menjadi keuntungan yang kedua setelah operatian advantage. Perusahaan hasil akuisisi memperoleh manfaat dipasar uang maupun pasar modal karena meningkatkan ukuran efisiensi. c. Melalui akuisisi perusahaan dapat mengakselerasi tingkat pertumbuhan, jika di bandingkan dengan ekspansi eksternal. d. Difersifikasi kegiatan usaha perusahaan dapat dilakukan melalui akuisisi, dengan demikian dapat dijaga perolehan tingkat keuntungan agar tidak mengalami fluktuasi karena berbagai faktor. Kelemahan dari akuisisi adalah sebagai berikut: a. Proses integrasi yang tidak mudah. b. Kesulitan menentukan nilai perusahaan target secara akurat. c. Biaya konsultan yang mahal. d. Meningkatnya kompleksitas birokrasi. e. Biaya koordinasi yang mahal. f. Tidak menjamin peningkatan kemakmuran pemegang saham. g. Seringkali menurunkan moral organisasi. h. Tidak menjamin peningkatan nilai perusahaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan melakukan akuisisi Berdasarkan PSAK No. 2 paragraf 08 tahun 1999, faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan melakukan akuisisi adalah: a. Sinergi. b. Tambahan Modal Kerja. c. Perubahan Biaya Finansial. d. Meningkatkan Penjualan. e. Memungkinkan Perluasan Pinjaman. f. Memperoleh keunggulan manajemen Profesional. g. Mendapatkan Kompetisi yang lebih efektif. h. Meningkatkan Efisiensi (Skala Ekonomi). 4

5 i. Mengurangi Kompetisi. j. Memperbaiki Posisi Pemegang Saham Berkenaan Dengan Undang-undang Pemilikan Tanah. k. Mengurangi Risiko Memasuki Industri Baru. l. Pemanfaatan Kapasitas Hutang. m. Memecah-mecah Resiko. Analisis Kinerja Keuangan kinerja keuangan merupakan suatu gambarann mengenai kondisi keuangan perusahaan yang meliputi posisi keuangan serta hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan, yang tercermin dalam laporan keuangan. Kinerja keuangan perusahaan adalah prestasi atau kemampuan yang dimiliki perusahaan, terutama kemampuannya menghasilkan laba. Dalam standar akuntansi keuangan menyebutkan bahwa penghasilan bersih atau laba sering kali digunakan sebagai ukuran kinerja perusahaan yang dianalisis dengan mengukur efektifitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari penjualan dan investasi. Pengukuran kinerja perusahaan yang dilakukan oleh pihak manajemen mempunyai tujuan-tujuan tertentu sehingga yang perlu diperhatikan disini bahwa pengukuran kinerja perusahaan berhubungan dengan data kondisi masa lampau, dimana kemungkinan sulit untuk meramalkan kejadian-kejadian dimasa yang akan datang. Adapun tujuan pengukuran kinerja menurut Munawir (200:31) yaitu: a. Untuk mengetahui tingkat likuiditas; yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih. b. Untuk mengetahui tingkat aktivitas; yaitu mengukur tingkat efektivitas perusahaan dalam mempergunakan sumber-sumber dana yang ada. c. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas; yaitu kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang. d. Untuk mengetahui tingkat profitabilitas; yaitu kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba selama periode tertentu. Laporan Keuangan Laporan keuangan menggambarkan keadaan dan posisi keuangan perusahaan, hasil usaha perusahaan dalam suatu periode, dan arus dana (kas) perusahaan dalam periode tertentu. Laporan keuangan juga sebagai media informasi yang merangkum semua aktivitas dan prestasi perusahaan dimasa lampau dan dapat memberikan petunjuk untuk penetapan kebijakan dimasa yang akan datang. Jika informasi tersebut disajikan dalam laporan keuangan dengan benar, maka akan memberi manfaat bagi pengguna laporan keuangan, diantaranya investor, kreditor, dan pemakai potensial lainnya dalam melakukan investasi, kredit dan keputusan lainnya. Setiap perusahaan selalu membuat laporan keuangan sebagai suatu laporan pertanggungjawabannya terhadap semua pemakai laporan keuangan. Menurut PSAK (2004:4) tujuan laporan keuangan adalah: 1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. 2. Laporan keuangan yang di susun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi 5

6 karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian dimasa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan. 3. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi, keputusan ini mungkin mencakup, misalnya keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen. Metode Analisis Kinerja Keuangan dengan Rasio Keuangan Menurut Harahap (2004:297) rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari suatu posisi laporan keuangan dengan posisi lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Rasio keuangan merupakan hasil perhitungan dari informasi yang ada pada laporan keuangan yang nantinya harus mencerminkan tujuan analisis seperti yang hendak dicapai. Analisis rasio keuangan merupakan metode umum yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan di bidang keuangan, sehingga untuk menghasilkan informasi yang akurat seorang analisis harus dapat menginterpretasikan dengan tepat. Jenis-jenis pengukuran rasio keuangan yang sering digunakan, yaitu: 1. Rasio Likuiditas Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Untuk menilai posisi keuangan jangka pendek (likuiditas) terdapat beberapa rasio yang dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisis dan menginterpretasikan data dalam laporan keuangan. Diantaranya adalah: a. Rasio Lancar (Current Ratio) Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Untuk menentukan besarnya current ratio digunakan rumus sebagai berikut: Aktiva Lancar Current Ratio Kewajiban Lancar b. Rasio Cepat (Quick Ratio) Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar. Rumus yang digunakan untuk menentukan besarnya quick ratio adalah sebagai berikut: Aktiva Lancar Persediaan Quick Ratio Kewajiban Lancar 2. Rasio Aktivitas Rasio aktivitas digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber-sumber dananya. Sehingga dapat mendorong perusahaan untuk lebih efisien dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Semakin tinggi rasio aktivitas perusahaan, maka semakin baik kemampuan perusahaan dalam menggunakan sumber daya yang secara efisien dan optimal. Rasio aktivitas yang digunakan dalam menilai efektivitas perusahaan meliputi: a. Fixed Asset Turn over Rasio ini mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan, dengan memperlihatkan sejauh mana efektivitas perusahaan menggunakan aktiva tetapnya. Semakin tinggi rasio ini 6

7 berarti semakin efektif penggunaan aktiva tetap tersebut. Rasio perputaran aktiva tetap dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut: Penjualan Fixed Asset Turn over AktivaTetap 7 b. Total Asset Turn over Rasio ini menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan dengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik. Rasio perputaran ini dihitung dengan cara sebagai berikut: Penjualan Total Asset Turn over Total Aktiva 3. Rasio Solvabilitas Rasio Solvabilitas menggambarkan kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua utang-utangnya (baik jangka pendek maupun angka panjang)/kewajiban finansialnya apabila sekiranya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasi. Rasio ini dapat dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan utang jangka panjang. Beberapa rasio Solvabilitas yang dapat digunakan dalam menganalisis laporan keuangan adalah sebagai berikut: a. Total Debt To Asset Ratio Total Debt To Asset Ratio adalah beberapa bagian dari keseluruhan aktiva yang digunakan untuk menjamin hutang. Semakin besar nilai rasio ini, maka jaminan aktiva yang dimiliki perusahaan untuk menutupi hutang semakin kecil, sehingga dapat dikatakan perusahaan tidak mempunyai aktiva yang cukup untuk menutupi pinjaman yang dimiliki oleh perusahaan. Untuk mencari Total Debt To Asset Ratio dipergunakan rumus sebagai berikut: Total Debt To Asset Ratio Total Hutang Total Aktiva b. Total Debt To Equity Ratio Rasio ini menyatakan bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang. Rasio ini mengukur seberapa jauh perusahaan dibelanjai oleh pihak kreditur. Makin tinggi rasio ini berarti semakin besar dana yang diambil dari luar. Ditinjau dari sudut Solvabilitas, rasio yang tinggi relatif kurang baik, karena bila terjadi likuidasi, perusahaan akan mengalami kesulitan. Rumus yang digunakan untuk menghitung Total Debt To Equity Ratio adalah sebagai berikut: Total Hutang 4. Rasio Profitabilitas Total Debt To Equity Ratio Total Modal Rasio Profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Rasio ini membantu perusahaan dalam mengontrol penerimaan. Rasio-rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Operating Profit Margin Operating Profit Margin mengukur berapa laba usaha yang dihasilkan dari penjualan atau pendapatan. Semakin rendah rasio ini, semakin kurang baik karena biaya-biaya operasi naik. Kemungkinan hal ini terjadi karena ada pemborosan. Perhitungan Operating Profit Margin dapat dirumuskan sebagai berikut:

8 Laba Usaha Operating Profit Margin Penjualan b. Net Profit Margin Net Profit Margin mengukur seberapa banyak laba bersih setelah pajak dan bunga yang dapat dihasilkan dari penjualan atau pendapatan. Rasio yang rendah bisa disebabkan karena penjualan turun lebih besar daripada penurunan ongkos, dan sebaliknya. Setiap perusahaan berkepentingan terhadap Net Profit Margin yang tinggi. Untuk menghitung Net Profit Margin digunakan rumus sebagai berikut: Net Profit Laba Bersih Margin Penjualan c. Return On Investment Return On Investment mengukur keuntungan yang dihasilkan dari seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan. Rasio yang rendah menunjukkan kinerja atas penggunaan aktiva yang baik. Untuk menghitung Return On Investment digunakan rumus sebagai berikut: Laba Bersih Return On Investment Total Aktiva d. Return On Equity Return On Equity mengukur seberapa banyak laba bersih yang dapat dihasilkan dari investasi dari para pemegang saham dalam perusahaan. Rasio yang rendah dapat diartikan bahwa manajemen kurang efisien dalam penggunaan modal, sedangkan rasio yang tinggi dapat menunjukkan bahwa sebagian besar modal diperoleh dari pinjaman atau manajemen sangat efisien. Untuk menghitung Return On Equity digunakan rumus sebagai berikut: Return On Equity Laba Bersih Modal Sendiri 8 Perumusan Hipotesis Berdasarkan telaah literatur mengenai perbandingan kinerja perusahaan, yang ditunjukkan oleh rasio keuangan, yang melakukan akuisisi maka selanjutnya dapat diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut: H a H a1 H a2 H a3 H a4 H a5 H a6 H a7 : Tingkat kinerja keuangan pada masa sesudah akuisisi berbeda dengan pada masa sebelum akuisisi. : Tingkat current ratio perusahaan pada masa sesudah akuisisi berbeda dengan pada masa sebelum akuisisi. : Tingkat quick ratio perusahaan pada masa sesudah akuisisi berbeda dengan pada masa sebelum akuisisi. : Tingkat fixed asset turn over perusahaan pada masa sesudah akuisisi berbeda dengan pada masa sebelum akuisisi. : Tingkat total asset turn over perusahaan pada masa sesudah akuisisi berbeda dengan pada masa sebelum akuisisi. : Tingkat Total Debt To Asset Ratio perusahaan pada masa sesudah akuisisi berbeda dengan pada masa sebelum akuisisi. : Tingkat Total Debt To Equity Ratio perusahaan pada masa sesudah akuisisi berbeda dengan pada masa sebelum akuisisi. : Tingkat OPM perusahaan pada masa sesudah akuisisi berbeda dengan pada masa sebelum akuisisi.

9 9 H a8 H a9 H a10 : Tingkat NPM perusahaan pada masa sesudah akuisisi berbeda dengan pada masa sebelum akuisisi. : Tingkat ROI perusahaan pada masa sesudah akuisisi berbeda dengan pada masa sebelum akuisisi. : Tingkat ROE perusahaan pada masa sesudah akuisisi berbeda dengan pada masa sebelum akuisisi. METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Gambaran dari populasi (obyek) penelitian adalah PT. Smartfren Telecom, Tbk yang bergerak di bidang jasa telekomunikasi yang bertempat di Jl. H. Agus Salim No. 45 Jakarta 10340, Indonesia. Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder. Data tersebut diperoleh dari laporan keuangan pokok yang dipublikasikan, meliputi: neraca, laporan labarugi PT. Smartfren Telecom, Tbk tahun 2009, 2010, 2011, 2012 dan harga saham sekitar kejadian. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Kinerja keuangan didefinisikan sebagai prestasi manajemen dalam hal ini manajemen keuangan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu menghasilkan keuntungan dan meningkatkan nilai perusahaan. Rasio keuangan dan return saham merupakan variabel yang diteliti dalam penelitian ini sebagai cerminan kinerja perusahaan. Rasio keuangan merupakan alat yang menunjukkan hubungan atau korelasi dari suatu laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba-rugi. Dalam penelitian ini, rasio keuangan yang digunakan meliputi rasio berikut ini: a. Rasio likuiditas, meliputi: current ratio dan quick ratio. b. Rasio aktivitas, meliputi: Fixed Asset Turn over dan Total Asset Turn over. c. Rasio solvabilitas, meliputi: Total Debt To Asset Ratio dan Total Debt To Equity Ratio. d. Rasio profitabilitas, meliputi: Operating Profit Margin, Net Profit Margin, Return on Investment dan Return on Equity. Teknik Analisis Data Teknik analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Analisis deskriptif kuantitatif. Analisis deskriptif kuantitatif merupakan analisis dengan merinci dan menjelaskan secara panjang lebar keterkaitan data penelitian yang biasanya tercantum dalam bentuk tabel dan analisis didasarkan pada data di tabel tersebut. Data penelitian tersebut adalah olahan data perhitungan rasio keuangan dan return saham. 2. Analisis Statistika. Analisis statistika merupakan analisis yang dilakukan dengan menggunakan teknik statistik. Teknik ini dipergunakan untuk membuktikan hipotesis penelitian yang diajukan sebelumnya. Setelah menghitung rasio-rasio keuangan, dilanjutkan analisis uji signifikansi untuk mengetahui apakah ada perbedaan secara signifikan antara rasio-rasio keuangan pada masa sebelum dengan sesudah akuisisi. Berdasarkan perhitungan masing-masing rasio, berikutnya disajikan data statistik yang memuat nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata, standar deviasi, standar error mean dan pengujian statistik paired t-test untuk uji signifikansi.

10 Langkah-langkah Uji t adalah: a. Merumuskan uji hipotesis dengan langkah: Ho : μ1=μ2, tidak ada perbedaan terhadap kinerja perusahaan sebelum dan sesudah akuisisi. Ho : μ1 μ2, ada perbedaan terhadap kinerja perusahaan sebelum dan sesudah akuisisi. b. Menggunakan level of significant (α) 5%, karena pengujian menggunakan dua sisi (Two Tailed) maka probability pembatas antara daerah penerimaan Ho dan penolakan Ho masing-masing 2,5% dengan: Df=n-1 c. Menentukan nilai kritis dengan rumus: df=n-1 d. Menghitung uji hipotesis dengan rumusan nilai t menurut Djarwanto PS: d d t hitung = ; d = sd / n n 10 sd = (d d)² n 1 Keterangan: d = Selisih data sebelum dan sesudah akuisisi d = rata-rata selisih data sebelum dan sesudah akuisisi sd = standart deviasi n = Jumlah Perusahaan e. Membandingkan antara t hitung dengan t tabel f. Mengambil kesimpulan. 1) Jika tα / 2 ; n-1 t hitung tα / 2 ; n-1, maka Ho diterima atau Hi ditolak. 2) Jika < -tα / 2 ; n-1 t hitung > tα / 2 ; n-1, maka Ho ditolak atau Hi diterima. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan 1. Analisis Perbedaan Current Ratio Adapun langkah-langkah analisis data untuk menguji signifikansi Current Ratio dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Rumusan hipotesis Ho : μ 1 = μ 2 Ha : Tidak semua rata-rata populasi sama b. Menentukan nilai kritis Tingkat signifikansi (α) adalah 5% dengan 2 sisi (α = 2,5%) dan derajat kebebasan atau degree of freedom (df) = (n-1) = 1, maka nilai kritis (t tabel) dalam pengujian ini adalah = 25,452. c. Menentukan nilai t hitung: Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS 20.0 didapatkan output sebagai berikut:

11 11 Tabel 1 t hitung Current Ratio Paired Samples Test Paired Differences Std. Std. Error 95% Confidence Interval of the Difference Sig. (2 Deviation Lower Upper T Df tailed) Pair CR sblm, CR ssdh,10607, ,93797,96797,200 1,874 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa t hitung sebesar 0,200. d. Kriteria keputusan Bila t tabel < t hitung < t tabel, maka H 0 tidak berhasil ditolak Bila t hitung t tabel atau t hitung t tabel, maka H 0 ditolak e. Keputusan Nilai distribusi t hitung berada di daerah penerimaan hipotesis nol (Ho), karena t tabel < t hitung < t tabel, maka H 0 tidak berhasil ditolak, yang berarti bahwa secara statistik Current Ratio sebelum dan sesudah akuisisi tidak berbeda secara signifikan. Tidak adanya perbedaan yang signifikan juga ditunjukkan dari adanya nilai signifikansi > 0,025 yaitu 0, Analisis Perbedaan Quick Ratio Adapun langkah-langkah analisis data untuk menguji signifikansi Quick Ratio dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Rumusan hipotesis Ho : μ 1 = μ 2 Ha : Tidak semua rata-rata populasi sama b. Menentukan nilai kritis Tingkat signifikansi (α) adalah 5% dengan 2 sisi (α = 2,5%) dan derajat kebebasan atau degree of freedom (df) = (n-1) = 1, maka nilai kritis (t tabel) dalam pengujian ini adalah = 25,452. c. Menentukan nilai t hitung: Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS 20.0 didapatkan output sebagai berikut: Tabel 2 t hitung Quick Ratio Paired Samples Test Std. Deviation Paired Differences Std. Error 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Sig. (2- tailed) T Df Pair QR sblm, QR ssdh,00707, ,05853, ,000 1,500

12 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa t hitung sebesar 1,000. d. Kriteria keputusan Bila t tabel < t hitung < t tabel, maka H 0 tidak berhasil ditolak Bila t hitung t tabel atau t hitung t tabel, maka H 0 ditolak e. Keputusan Nilai distribusi t hitung berada di daerah penerimaan hipotesis nol (Ho), karena t tabel < t hitung < t tabel, maka H 0 tidak berhasil ditolak, yang berarti bahwa secara statistik Quick Ratio sebelum dan sesudah akuisisi tidak berbeda secara signifikan. Tidak adanya perbedaan yang signifikan juga ditunjukkan dari adanya nilai signifikansi > 0,025 yaitu 0, Analisis Perbedaan Fixed Asset Turn Over Adapun langkah-langkah analisis data untuk menguji signifikansi Fixed Asset Turn Over dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Rumusan hipotesis Ho : μ 1 = μ 2 Ha : Tidak semua rata-rata populasi sama b. Menentukan nilai kritis Tingkat signifikansi (α) adalah 5% dengan 2 sisi (α = 2,5%) dan derajat kebebasan atau degree of freedom (df) = (n-1) = 1, maka nilai kritis (t tabel) dalam pengujian ini adalah = 25,452. c. Menentukan nilai t hitung: Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS 20.0 didapatkan output sebagai berikut: Std. Deviation Tabel 3 t hitung Fixed Asset Turn Over Paired Samples Test Paired Differences Std. Error 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper t Df Pair FATO sblm,00500,04950, ,43972,44972,143 1,910 1 FATO ssdh Sig. (2- tailed) Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa t hitung sebesar 0,143. d. Kriteria keputusan Bila t tabel < t hitung < t tabel, maka H 0 tidak berhasil ditolak Bila t hitung t tabel atau t hitung t tabel, maka H 0 ditolak e. Keputusan Nilai distribusi t hitung berada di daerah penerimaan hipotesis nol (Ho), karena t tabel < t hitung < t tabel, maka H 0 tidak berhasil ditolak, yang berarti bahwa secara statistik Fixed Asset Turn Over sebelum dan sesudah akuisisi tidak berbeda secara signifikan. Tidak adanya perbedaan yang signifikan juga ditunjukkan dari adanya nilai signifikansi > 0,025 yaitu 0,

13 4. Analisis Perbedaan Total Asset Turn Over Adapun langkah-langkah analisis data untuk menguji signifikansi Total Asset Turn Over dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Rumusan hipotesis Ho : μ 1 = μ 2 Ha : Tidak semua rata-rata populasi sama b. Menentukan nilai kritis Tingkat signifikansi (α) adalah 5% dengan 2 sisi (α = 2,5%) dan derajat kebebasan atau degree of freedom (df) = (n-1) = 1, maka nilai kritis (t tabel) dalam pengujian ini adalah = 25,452. c. Menentukan nilai t hitung: Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS 20.0 didapatkan output sebagai berikut: Std. Deviatio n Tabel 4 t hitung Total Asset Turn Over Paired Samples Test Paired Differences Std. Error 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper t Df Pair TATO sblm - -,00500,04950, ,44972, ,143 1,910 1 TATO ssdh 13 Sig. (2- tailed) Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa t hitung sebesar 0,143. d. Kriteria keputusan Bila t tabel < t hitung < t tabel, maka H 0 tidak berhasil ditolak Bila t hitung t tabel atau t hitung t tabel, maka H 0 ditolak e. Keputusan Nilai distribusi t hitung berada di daerah penerimaan hipotesis nol (Ho), karena t tabel < t hitung < t tabel, maka H 0 tidak berhasil ditolak, yang berarti bahwa secara statistik Total Asset Turn Over sebelum dan sesudah akuisisi tidak berbeda secara signifikan. Tidak adanya perbedaan yang signifikan juga ditunjukkan dari adanya nilai signifikansi > 0,025 yaitu 0, Analisis Perbedaan Total Debt to Asset Ratio Adapun langkah-langkah analisis data untuk menguji signifikansi Total Debt to Asset Ratio dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Rumusan hipotesis Ho : μ 1 = μ 2 Ha : Tidak semua rata-rata populasi sama b. Menentukan nilai kritis Tingkat signifikansi (α) adalah 5% dengan 2 sisi (α = 2,5%) dan derajat kebebasan atau degree of freedom (df) = (n-1) = 1, maka nilai kritis (t tabel) dalam pengujian ini adalah = 25,452.

14 c. Menentukan nilai t hitung: Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS 20.0 didapatkan output sebagai berikut: Pair 1 DAR sblm DAR ssdh Tabel 5 t hitung Total Debt to Asset Ratio Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval Std. Std. Error of the Difference Deviation Lower Upper,24000,19799, , , ,714 1,336 t Df 14 Sig. (2- tailed) Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa t hitung sebesar 1,714. d. Kriteria keputusan Bila t tabel < t hitung < t tabel, maka H 0 tidak berhasil ditolak Bila t hitung t tabel atau t hitung t tabel, maka H 0 ditolak e. Keputusan Nilai distribusi t hitung berada di daerah penerimaan hipotesis nol (Ho), karena t tabel < t hitung < t tabel, maka H 0 tidak berhasil ditolak, yang berarti bahwa secara statistik Total Debt to Asset Ratio sebelum dan sesudah akuisisi tidak berbeda secara signifikan. Tidak adanya perbedaan yang signifikan juga ditunjukkan dari adanya nilai signifikansi > 0,025 yaitu 0, Analisis Perbedaan Total Debt to Equity Ratio Adapun langkah-langkah analisis data untuk menguji signifikansi Total Debt to Equity Ratio dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Rumusan hipotesis Ho : μ 1 = μ 2 Ha : Tidak semua rata-rata populasi sama b. Menentukan nilai kritis Tingkat signifikansi (α) adalah 5% dengan 2 sisi (α = 2,5%) dan derajat kebebasan atau degree of freedom (df) = (n-1) = 1, maka nilai kritis (t tabel) dalam pengujian ini adalah = 25,452. c. Menentukan nilai t hitung: Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS 20.0 didapatkan output sebagai berikut:

15 15 Tabel 6 t hitung Total Debt to Equity Ratio Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval Std. Std. Error of the Difference Deviation Lower Upper T df Pair DER sblm -19, DER ssdh 30, , , , ,895 1,535 Sig. (2- tailed) Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa t hitung sebesar -0,895. d. Kriteria keputusan Bila t tabel < t hitung < t tabel, maka H 0 tidak berhasil ditolak Bila t hitung t tabel atau t hitung t tabel, maka H 0 ditolak e. Keputusan Nilai distribusi t hitung berada di daerah penerimaan hipotesis nol (Ho), karena t tabel < t hitung < t tabel, maka H 0 tidak berhasil ditolak, yang berarti bahwa secara statistik Total Debt to Equity Ratio sebelum dan sesudah akuisisi tidak berbeda secara signifikan. Tidak adanya perbedaan yang signifikan juga ditunjukkan dari adanya nilai signifikansi > 0,025 yaitu 0, Analisis Perbedaan Operating Profit Margin Adapun langkah-langkah analisis data untuk menguji signifikansi Operating Profit Margin dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Rumusan hipotesis Ho : μ 1 = μ 2 Ha : Tidak semua rata-rata populasi sama b. Menentukan nilai kritis Tingkat signifikansi (α) adalah 5% dengan 2 sisi (α = 2,5%) dan derajat kebebasan atau degree of freedom (df) = (n-1) = 1, maka nilai kritis (t tabel) dalam pengujian ini adalah = 25,452. c. Menentukan nilai t hitung: Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS 20.0 didapatkan output sebagai berikut: Pair 1 OPM sblm OPM ssdh Tabel 7 t hitung Operating Profit Margin Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval Std. Std. Error of the Difference Deviation Lower Upper -, , , , , ,147 1,907 t df Sig. (2- tailed)

16 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa t hitung sebesar -0,147. d. Kriteria keputusan Bila t tabel < t hitung < t tabel, maka H 0 tidak berhasil ditolak Bila t hitung t tabel atau t hitung t tabel, maka H 0 ditolak e. Keputusan Nilai distribusi t hitung berada di daerah penerimaan hipotesis nol (Ho), karena t tabel < t hitung < t tabel, maka H 0 tidak berhasil ditolak, yang berarti bahwa secara statistik Operating Profit Margin sebelum dan sesudah akuisisi tidak berbeda secara signifikan. Tidak adanya perbedaan yang signifikan juga ditunjukkan dari adanya nilai signifikansi > 0,025 yaitu 0, Analisis Perbedaan Net Profit Margin Adapun langkah-langkah analisis data untuk menguji signifikansi Net Profit Margin dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Rumusan hipotesis Ho : μ 1 = μ 2 Ha : Tidak semua rata-rata populasi sama b. Menentukan nilai kritis Tingkat signifikansi (α) adalah 5% dengan 2 sisi (α = 2,5%) dan derajat kebebasan atau degree of freedom (df) = (n-1) = 1, maka nilai kritis (t tabel) dalam pengujian ini adalah = 25,452. c. Menentukan nilai t hitung: Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS 20.0 didapatkan output sebagai berikut: Tabel 8 t hitung Net Profit Margin Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval Std. Std. Error of the Difference Deviation Lower Upper t df Pair NPM sblm -, NPM ssdh 2, , , , ,439 1, Sig. (2- tailed) Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa t hitung sebesar -0,439. d. Kriteria keputusan Bila t tabel < t hitung < t tabel, maka H 0 tidak berhasil ditolak Bila t hitung t tabel atau t hitung t tabel, maka H 0 ditolak e. Keputusan Nilai distribusi t hitung berada di daerah penerimaan hipotesis nol (Ho), karena t tabel < t hitung < t tabel, maka H 0 tidak berhasil ditolak, yang berarti bahwa secara statistik Net Profit Margin sebelum dan sesudah akuisisi tidak berbeda secara signifikan. Tidak adanya perbedaan yang signifikan juga ditunjukkan dari adanya nilai signifikansi > 0,025 yaitu 0,737.

17 9. Analisis Perbedaan Return on Investments Adapun langkah-langkah analisis data untuk menguji signifikansi Return on Investments dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Rumusan hipotesis Ho : μ 1 = μ 2 Ha : Tidak semua rata-rata populasi sama b. Menentukan nilai kritis Tingkat signifikansi (α) adalah 5% dengan 2 sisi (α = 2,5%) dan derajat kebebasan atau degree of freedom (df) = (n-1) = 1, maka nilai kritis (t tabel) dalam pengujian ini adalah = 25,452. c. Menentukan nilai t hitung: Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS 20.0 didapatkan output sebagai berikut: Tabel 9 t hitung Return on Investments Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval Std. Std. Error of the Difference Deviation Lower Upper t df Pair ROI sblm -, ROI ssdh,17678, , , ,600 1, Sig. (2- tailed) Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa t hitung sebesar -0,600. d. Kriteria keputusan Bila t tabel < t hitung < t tabel, maka H 0 tidak berhasil ditolak Bila t hitung t tabel atau t hitung t tabel, maka H 0 ditolak e. Keputusan Nilai distribusi t hitung berada di daerah penerimaan hipotesis nol (Ho), karena t tabel < t hitung < t tabel, maka H 0 tidak berhasil ditolak, yang berarti bahwa secara statistik Return on Investments sebelum dan sesudah akuisisi tidak berbeda secara signifikan. Tidak adanya perbedaan yang signifikan juga ditunjukkan dari adanya nilai signifikansi > 0,025 yaitu 0, Analisis Perbedaan Return on Equity Adapun langkah-langkah analisis data untuk menguji signifikansi Return on Equity dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Rumusan hipotesis Ho : μ 1 = μ 2 Ha : Tidak semua rata-rata populasi sama b. Menentukan nilai kritis Tingkat signifikansi (α) adalah 5% dengan 2 sisi (α = 2,5%) dan derajat kebebasan atau degree of freedom (df) = (n-1) = 1, maka nilai kritis (t tabel) dalam pengujian ini adalah = 25,452. c. Menentukan nilai t hitung: Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS 20.0 didapatkan output sebagai berikut:

18 18 Pair 1 ROE sblm ROE ssdh Tabel 10 t hitung Return on Equity Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval Std. Std. Error of the Difference Deviation Lower Upper 5, , , , ,56491,971 1,510 t df Sig. (2- tailed) Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa t hitung sebesar 0,971. d. Kriteria keputusan Bila t tabel < t hitung < t tabel, maka H 0 tidak berhasil ditolak Bila t hitung t tabel atau t hitung t tabel, maka H 0 ditolak e. Keputusan Nilai distribusi t hitung berada di daerah penerimaan hipotesis nol (Ho), karena t tabel < t hitung < t tabel, maka H 0 tidak berhasil ditolak, yang berarti bahwa secara statistik Return on Equity sebelum dan sesudah akuisisi tidak berbeda secara signifikan. Tidak adanya perbedaan yang signifikan juga ditunjukkan dari adanya nilai signifikansi > 0,025 yaitu 0,510. Dari analisis diatas dapat dilihat pada table sebagai berikut: Tabel 11 Rekapitulasi Hasil Analisis Uji t Sampel Berpasangan t Nilai Penolakan / No Rasio Keuangan hitung t table Sig. Penerimaan Ho Tidak berhasil 1 Current Ratio 0,200 ±25,452 0,874 ditolak Tidak berhasil 2 Quick Ratio 1,000 ±25,452 0,500 ditolak Tidak berhasil 3 Fixed Asset Turn over 0,143 ±25,452 0,910 ditolak Tidak berhasil 4 Total Asset Turn over 0,143 ±25,452 0,910 ditolak Tidak berhasil 5 Total Debt To Asset Ratio 1,714 ±25,452 0,336 ditolak Tidak berhasil 6 Total Debt To Equity Ratio -0,895 ±25,452 0,535 ditolak Tidak berhasil 7 Operating Profit Margin -0,147 ±25,452 0,907 ditolak Tidak berhasil 8 Net Profit Margin -0,439 ±25,452 0,737 ditolak Tidak berhasil 9 Return on Investment -0,600 ±25,452 0,656 ditolak Tidak berhasil 10 Return on Equity 0,971 ±25,452 0,510 ditolak Keterangan Tidak Berbeda Tidak Berbeda Tidak Berbeda Tidak Berbeda Tidak Berbeda Tidak Berbeda Tidak Berbeda Tidak Berbeda Tidak Berbeda Tidak Berbeda Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 10 rasio yang diteliti dari PT. Smartfreen Telecom, Tbk yang melakukan akuisisi, ternyata semua rasio tersebut tidak mempunyai

19 perbedaan secara signifikan antara sebelum dan sesudah akuisisi. Sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini tidak terbukti. Tidak adanya perbedaan yang signifikan ini salah satu penyebabnya adalah komposisi kepemilikan yang banyak berubah pada PT. Mobile-8 Telecom, Tbk yang di akuisisi oleh PT. Smartfreen Telecom, Tbk pada kenyataannya hanya menjual sahamnya pada publik sebesar 0,03% sehingga PT. Smartfreen Telecom, Tbk sekarang mempunyai saham 99,97%. Perubahan komposisi kepemilikan ini tentunya juga mempengaruhi kebijakan manajemen perusahaan, termasuk bidang keuangan. SIMPULAN DAN KETERBATASAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai perbedaan rasio keuangan PT. Smartfreen Telecom, Tbk antara sebelum dan sesudah akuisisi, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: (1) Berdasarkan hasil perhitungan rasio likuiditas yaitu current ratio tidak mengalami perubahan setelah dilakukan akuisisi, sedangkan quick ratio mengalami penurunan setelah dilakukan akuisisi. Ini berarti bahwa setelah akuisisi kinerja keuangan berupa rasio likuiditas menunjukkan penurunan kinerja; (2) Berdasarkan hasil perhitungan rasio aktivitass yang terdiri dari Fixed Asset Turn Over mengalami penurunan setelah dilakukan akuisisi, sedangkan Total Asset Turn Over tidak mengalami peningkatan setelah dilakukan akuisisi. Ini berarti bahwa setelah akuisisi kinerja keuangan berupa rasio aktivitas menunjukkan penurunan kinerja; (3) Berdasarkan hasil perhitungan rasio solvabilitas yang terdiri dari Total Debt to Asset Ratio mengalami penurunan setelah dilakukan akuisisi, sedangkan Total Debt to Equity Ratio mengalami penurunan setelah dilakukan akuisisi. Ini berarti bahwa setelah akuisisi kinerja keuangan berupa rasio solvabilitas menunjukkan penurunan kinerja; (4) Berdasarkan hasil perhitungan rasio profitabilitas yang terdiri dari operating profit margin, net profit margin, return on investments, dan return on equity diketahui bahwa keempat rasio tersebut mengalami peningkatan setelah dilakukan akuisisi. Ini berarti bahwa setelah akuisisi kinerja keuangan berupa rasio profitabilitas menunjukkan perbaikan kinerja; (5) Dari hasil pengujian dapat diketahui bahwa dari 10 rasio yang diteliti dai PT. Smartfren Telecom, Tbk yang melakukan akuisisi, ternyata kesemua rasio tersebut tidak mempunyai perbedaan secara signifikan antara sebelum dan sesudah akuisisi. Sehingga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini tidak terbukti. Keterbatasan Keterbatasan utama yang terdapat dalam penelitian ini adalah dari tidak adanya perbedaan yang signifikan beberapa rasio keuangan PT. Smartfren Telecom, Tbk antara sebelum dan sesudah akuisisi dapat menjadi pertimbangan bagi investor yang akan menginvestasikan dananya sesuai dengan kecenderungannya dalam melihat kinerja keuangan (rasio keuangan). Perlu dilakukan penelitian serupa dengan mengambil jumlah sampel perusahaaan yang lebih banyak dan periode peneitian yang lebih lama, agar menghasilkan informasi yang lengkap kepada investor maupun calon investor. 19

20 20 DAFTAR PUSTAKA Harahap, S. S Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Edisi Pertama. Cetakan Keempat. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Indriyani, S. dan A. Maksum. Analisis Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Merger dan Akuisisi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (kasus 30 perusahaan di Indonesia). Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Universitas Sumatera Utara. Mahrus Analisis Perbedaan Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Akuisisi pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public. Skripsi STIE Perbanas. Moin, A Merger, Akuisisi dan Divestasi. Edisi Kedua. Ekonisia. Yogyakarta. Munawir, S Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Cetak. Penerbit Liberty. Yogyakarta. Payamta, dan D. Setiawan, Analisis Pengaruh Merger dan Akuisisi, Terhadap Kinerja Peusahaan Publik Di Indonesia. Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 7 No. 3 (september) Pujiati, L Analisis Kinerja Keuangan PT. HM Sampoerna, Tbk Sebelum dan Sesudah Akuisisi. Skripsi STIESIA. Soelistyowati, E Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Akuisisi pada Perusahaan Non Keuangan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia. Skripsi STIESIA.

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI PADA PT. MITRABAHTERA SEGARA SEJATI TBK

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI PADA PT. MITRABAHTERA SEGARA SEJATI TBK Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen Volume 6, Nomor 11, November 2017 ISSN: 2461-0593 ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI PADA PT. MITRABAHTERA SEGARA SEJATI TBK Laelly Ramadhani

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Penggabungan Usaha Penggabungan usaha merupakan salah satu strategi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan menegmbangkan perusahaan. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian Tajjali Fatima dan Amir Shehzad (2014) menggunakan paired sample T-test. Penelitian ini menunjukkan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian Tajjali Fatima dan Amir Shehzad (2014) menggunakan paired sample T-test. Penelitian ini menunjukkan bahwa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya yang mengambil topik mengenai Dampak Merger atau Akuisisi Terhadap Kinerja Keuangan antara lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, tingkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, tingkat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, tingkat persaingan antar perusahaan pun semakin tinggi dan pada akhirnya menjadi suatu tuntutan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Harga saham a. Pengertian saham Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan keuangan Menurut Djarwanto (2004:5) laporan keuangan merupakan hasil dari pembuatan ringkasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda. Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara pendapatan yang

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI PT. BANK RAKYAT INDONESIA Tbk. Danang Bayu Irawanto

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI PT. BANK RAKYAT INDONESIA Tbk. Danang Bayu Irawanto Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume 5, Nomor 1, Januari 2016 ISSN : 2461-0593 ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI PT. BANK RAKYAT INDONESIA Tbk. Danang Bayu Irawanto Bayuirawanto62@yahoo.com

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN FARMASI DI BEI

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN FARMASI DI BEI ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN FARMASI DI BEI Lilis Tri Jayanti lilistrijayanti@gmail.com Budhi Satrio hasta.budhisatrio@gmail.com Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat berkompetisi secara luas dengan perusahaan lainnya. Salah satu strateginya

BAB I PENDAHULUAN. dapat berkompetisi secara luas dengan perusahaan lainnya. Salah satu strateginya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman yang begitu cepat menuntut perusahaan untuk melakukan inovasi dengan merancang berbagai macam strategi jangka panjang maupun jangka pendek. Hal ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Saham Saham merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

Lebih terperinci

Dan Akuisisi. (Studi Pada Perusahaan Yang Melakukan Merger dan Akuisisi tahun 2013 di Bursa. Efek Indonesia) Enny Tiya Rosyandy.

Dan Akuisisi. (Studi Pada Perusahaan Yang Melakukan Merger dan Akuisisi tahun 2013 di Bursa. Efek Indonesia) Enny Tiya Rosyandy. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum Dan Sesudah Merger Dan Akuisisi (Studi Pada Perusahaan Yang Melakukan Merger dan Akuisisi tahun 2013 di Bursa Efek Indonesia) Enny Tiya Rosyandy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi perusahaan bahkan dapat berkembang. Perusahaan yang mampu untuk

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi perusahaan bahkan dapat berkembang. Perusahaan yang mampu untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adanya globalisasi, kemajuan teknologi dan komunikasi serta adanya perdagangan bebas yang saat ini terjadi mengakibatkan adanya perubahan lingkungan serta

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PUBLIK YANG MELAKUKAN MERGER DAN AKUISISI SELAMA DAN SESUDAH KRISIS MONETER

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PUBLIK YANG MELAKUKAN MERGER DAN AKUISISI SELAMA DAN SESUDAH KRISIS MONETER ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PUBLIK YANG MELAKUKAN MERGER DAN AKUISISI SELAMA DAN SESUDAH KRISIS MONETER (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Go Publik Yang Tergabung Di Bursa Efek Indonesia)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 18 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Merger dan akuisisi adalah salah satu tindakan strategis perusahaan untuk menjaga eksistensi dan mengembangkan usahanya. Dalam merger, entitas

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH GO PUBLIC PADA PT. SAMPOERNA AGRO

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH GO PUBLIC PADA PT. SAMPOERNA AGRO 1 ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH GO PUBLIC PADA PT. SAMPOERNA AGRO Novita Dwi Anggraini Vitha_anggraini27@yahoo.com Sasi Agustin Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia usaha menjadi semakin ketat. Perusahaan harus memiliki strategi yang tepat agar perusahaan tersebut dapat terus

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MELAKUKAN MERGER DAN AKUISISI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA

ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MELAKUKAN MERGER DAN AKUISISI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MELAKUKAN MERGER DAN AKUISISI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA (Studi Empiris Pada Perusahanaan Manufaktur di BEI) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI PADA TAHUN 2012 DI BEI

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI PADA TAHUN 2012 DI BEI ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI PADA TAHUN 2012 DI BEI Dwita Ristasari dwitarista@gmail.com Hening Widi Oetomo Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT Acquisition

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara untuk menjadi perusahaan yang besar dan kuat melalui

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara untuk menjadi perusahaan yang besar dan kuat melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki era globalisasi persaingan usaha semakin ketat. Kondisi tersebut menuntut suatu perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi perusahaan agar dapat bertahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Oleh karena itu perlu adanya pengembangan suatu strategi yang tepat agar

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Oleh karena itu perlu adanya pengembangan suatu strategi yang tepat agar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi persaingan usaha yang semakin ketat menuntut suatu perusahaan untuk dapat selalu mengembangkan strategi perusahaan agar dapat terus bertahan, memiliki

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisis terhadap laporan keuangan pada dasarnya karena ingin mengetahui posisi keuangan perusahaan saat

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN ROKOK (Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode )

ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN ROKOK (Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode ) ANALISIS RASIO UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN ROKOK (Studi Pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2013) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-syarat Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu strategi yang dapat dilakukan perusahaan dalam. yang dapat dilakukan baik dalam bentuk ekspansi internal maupun ekspansi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu strategi yang dapat dilakukan perusahaan dalam. yang dapat dilakukan baik dalam bentuk ekspansi internal maupun ekspansi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memasuki era pasar bebas, persaingan usaha di antara perusahaanperusahaan yang ada semakin erat. Kondisi demikian menuntut perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH GO PUBLIC

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH GO PUBLIC ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH GO PUBLIC Fitria Susilowati fitria.susilowati@rocketmail.com Lailatul Amanah Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT This research

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperluas kegiatan perusahaan yang sudah ada, misalnya saja dengan

BAB I PENDAHULUAN. memperluas kegiatan perusahaan yang sudah ada, misalnya saja dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan yang semakin ketat di dunia usaha menuntut setiap perusahaan untuk bertahan pada setiap kondisi, serta bisa berkembang dan berdaya saing tinggi.

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI PT.SAMPOERNA AGRO,Tbk

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI PT.SAMPOERNA AGRO,Tbk ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI PT.SAMPOERNA AGRO,Tbk Ulil Irbati Ulil_irbati@yahoo.com Imam Hidayat Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT This research

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peluang investasi karena banyak perusahaan berlomba-lomba meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. peluang investasi karena banyak perusahaan berlomba-lomba meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat dan ketat menimbulkan persaingan antar para pelaku bisnis. Keadaan yang seperti ini memaksa para pelaku bisnis untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam Perkembangan perekonomian yang pesat serta kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam Perkembangan perekonomian yang pesat serta kemajuan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam Perkembangan perekonomian yang pesat serta kemajuan teknologi yang terjadi saat ini, mengakibatkan berkembangnya pula usaha yang dilakukan oleh para pengusaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif dan efisien. Terlebih lagi dalam situasi globalisasi seperti masa

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif dan efisien. Terlebih lagi dalam situasi globalisasi seperti masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan ataupun organisasi pasti menginginkan tujuannya tercapai secara efektif dan efisien. Terlebih lagi dalam situasi globalisasi seperti masa sekarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bidang keuangan merupakan bidang yang sangat penting dalam perusahaan. Banyak perusahaan yang berskala besar atau kecil, akan mempunyai perhatian besar di bidang keuangan,

Lebih terperinci

DI BEI. Tugas dan. Diajukan Untuk. Memenuhi. Oleh:

DI BEI. Tugas dan. Diajukan Untuk. Memenuhi. Oleh: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGANN TERHADAP LABAA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN LAMPIRAN I Perhitungan rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, dan rasio aktivitas pada PTPN III A. 2005 1. Rasio Likuiditas a. Quick Ratio b. Cash Ratio 2. Rasio Solvabilitas

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN AKUISISI TAHUN 2011)

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN AKUISISI TAHUN 2011) ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI (STUDI KASUS PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN AKUISISI TAHUN 2011) COMPARATIVE ANALYSIS OF FINANCIAL PERFORMANCE BEFORE AND AFTER ACQUISITION

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan keputusan yang tepat dan cepat. Dalam bisnis setiap

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan keputusan yang tepat dan cepat. Dalam bisnis setiap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan bisnis selalu di hadapkan berbagai persoalan yang memerlukan keputusan yang tepat dan cepat. Dalam bisnis setiap permasalahan akan berdampak

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PENGGUNAAN ANALISIS RASIO KEUANGAN DENGAN METODE TIME SERIES UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN Syamsul Arif R. Rustam Hidayat Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam keadaan masa sekarang sangat dirasakan ketatnya persaingan dalam dunia usaha, karenanya perusahaan diharapkan harus memiliki kemampuan yang kuat diberbagai

Lebih terperinci

Evaria Novita, Achmad Husaini, MG Wi Endang Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak

Evaria Novita, Achmad Husaini, MG Wi Endang Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia Abstrak Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Analisis Rasio Keuangan dan Metode Economic Value Added (EVA) (Studi pada PT. HM Sampoerna, Tbk dan Anak Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode 2008-2010)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian Laba Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan investasi pihak di luar BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Pesinyalan (Signalling theory) Signalling theory menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI PADA PT ALAM SUTERA REALTY

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI PADA PT ALAM SUTERA REALTY 1 ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI PADA PT ALAM SUTERA REALTY Dhiaz Idea Meilina dhiaz.idea@gmail.com Nur Laily Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The

Lebih terperinci

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Novia Dian Praptica noviadianprapticaa@gmail.com Sri Utiyati Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas.

BAB I PENDAHULUAN. laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memiliki usaha untuk menjaga kelangsungan serta eksistensinya. Untuk menjaga kelangsungan serta eksistensinya, perusahaan tidak akan terlepas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian merupakan hak pemegang saham biasa (common stock) untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Jika perusahaan memutuskan untuk membagi keuntungan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laporan Keuangan Pengertian laporan keuangan menurut Feriansya (2015:4) : Laporan keuangan merupakan tindakan pembuatan ringkasan dan keuangan perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk berusaha terus mengembangkan inovasi dan strategi-strategi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk berusaha terus mengembangkan inovasi dan strategi-strategi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era perdagangan bebas dan globalisasi, perkembangan dan persaingan dunia bisnis di Indonesia semakin pesat. Hal tersebut menuntut setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang ketat. Karena itu, perusahaan dituntut untuk selalu. Perusahaan perlu mengembangkan strategi yang tepat agar mampu

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang ketat. Karena itu, perusahaan dituntut untuk selalu. Perusahaan perlu mengembangkan strategi yang tepat agar mampu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi membawa masyarakat kepada era perdagangan bebas yang berdampak besar terhadap sektor perekonomian. Banyak perusahaan baru yang berdiri dan berkompetisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di semua sektor, baik sektor yang sama maupun sektor yang berbeda. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. di semua sektor, baik sektor yang sama maupun sektor yang berbeda. Kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi sekarang ini, kemajuan teknologi komputer dan komunikasi yang semakin canggih telah menciptakan persaingan yang ketat antar perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kondisi finansial atau kondisi permodalan yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. memperkuat kondisi finansial atau kondisi permodalan yang dimiliki oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam memasuki era pasar bebas dan globalisasi persaingan dunia usaha di Indonesia semakin ketat. Setiap perusahaan ditantang untuk dapat merancang strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh setiap manajemen perusahaan. Dengan mengetahui. dimasa depan. Disebutkan bahwa terdapat tiga area penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh setiap manajemen perusahaan. Dengan mengetahui. dimasa depan. Disebutkan bahwa terdapat tiga area penting dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Performa atau kinerja suatu perusahaan merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh setiap manajemen perusahaan. Dengan mengetahui perkembangan kinerja perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan banyaknya perusahaan sejenis bermunculan dan mengakibatkan semakin ketatnya persaingan. Perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Laporan Keuangan Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 2012 dikemukakan laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA CV. MITRA SARANA ABADI SAMARINDA TASIANA BUAQ

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA CV. MITRA SARANA ABADI SAMARINDA TASIANA BUAQ ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA CV. MITRA SARANA ABADI SAMARINDA TASIANA BUAQ FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 Email : tasianaa93@gmail.com ABSTRACT Latar belakang penelitian adalah menganalisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi di suatu Negara dapat dilihat dan diukur dari kinerja perusahaan, yaitu melihat perkembangan dan pertumbuhan perusahaan tersebut melalui

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI MILIK PEMERINTAH (BUMN) DAN MILIK SWASTA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI MILIK PEMERINTAH (BUMN) DAN MILIK SWASTA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI MILIK PEMERINTAH (BUMN) DAN MILIK SWASTA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Heri Setiawan Politeknik Negeri Sriwijaya Abstract This study aims

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Sebuah perusahaan pastilah memerlukan pencatatan keuangan atas transaksi-transaksi bisnis yang telah dilakukan agar perusahaan

Lebih terperinci

Nama : Martha Romadoni NPM : Kelas : 3EA13

Nama : Martha Romadoni NPM : Kelas : 3EA13 ANALISA KINERJA KEUANGAN PT. PEGADAIAN Tbk BERDASARKAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS Nama : Martha Romadoni NPM : 16209473 Kelas : 3EA13 LATAR BELAKANG Mengingat pegadaian merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya sebagai pedoman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya sebagai pedoman BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peneliti Terdahulu Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya sebagai pedoman yang mengambil topik mengenai literasi keuangan antara lain penelitian : 2.1.1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Sumber: Majalah SWA 6 Desember 2007

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Sumber: Majalah SWA 6 Desember 2007 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia usaha dewasa ini semakin maju ditandai dengan semakin ketatnya persaingan di antara perusahaan-perusahaan yang ada. Persaingan ini terjadi di dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini. Pada awalnya, peristiwa akuisisi hanya terbatas pada kalangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini. Pada awalnya, peristiwa akuisisi hanya terbatas pada kalangan 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Akuisisi telah menjadi topik populer dalam beberapa tahun terakhir ini. Pada awalnya, peristiwa akuisisi hanya terbatas pada kalangan komunitas pelaku bisnis,

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN ANTARA SEBELUM DAN SESUDAH IPO (INITIAL PUBLIC OFFERING)

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN ANTARA SEBELUM DAN SESUDAH IPO (INITIAL PUBLIC OFFERING) ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN ANTARA SEBELUM DAN SESUDAH IPO (INITIAL PUBLIC OFFERING) Ari Putri Rachmawati ariputripuput16@gmail.com Budiyanto ybudi1957@yahoo.com Sekolah Tinggi Ilmu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. perusahaan serta proyeksi keuangan, dan harus mengevaluasi akuntansi. untuk meramalkan laba, deviden, dan harga saham. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Tujuan manajemen keuangan yakni memaksimalkan harga saham, bukan memaksimalkan laba per saham. Data akuntansi sangat mempengaruhi

Lebih terperinci

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MERGER DAN AKUISISI (Study Empiris pada Perusahaan Manufaktur di BEI )

ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MERGER DAN AKUISISI (Study Empiris pada Perusahaan Manufaktur di BEI ) ANALISIS PERBEDAAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH MERGER DAN AKUISISI (Study Empiris pada Perusahaan Manufaktur di BEI ) SKRIPSI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston, 18 II. LANDASAN TEORI 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan dari dalam perusahaan (internal financing) maupun

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan dari dalam perusahaan (internal financing) maupun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah keuangan merupakan salah satu masalah pendanaan yang sangat vital bagi perusahaan. Setiap perusahaan membutuhkan dana untuk menunjang jalannya aktifitas perusahaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja perusahaan dalam suatu periode produksi perlu dilakukan evaluasi untuk melihat dan mengetahui pencapaian yang telah dilakukan perusahaan baik dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada hakekatnya laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengukomunikasikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persaingannya semakin hari semakin besar adalah dengan melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. persaingannya semakin hari semakin besar adalah dengan melakukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Merger dan Akuisisi Salah satu upaya untuk dapat bertahan dalam dunia bisnis yang persaingannya semakin hari semakin besar adalah dengan melakukan penggabungan

Lebih terperinci

Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 16 No. 03 Tahun 2016

Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 16 No. 03 Tahun 2016 ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 20-204 (STUDI KASUS PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA TBK DAN PT. XL AXIATA TBK) COMPARATIVE

Lebih terperinci

Volume 1 No 1 Juli 2017

Volume 1 No 1 Juli 2017 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi Kasus Pada PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk Periode 2011-2015) Safriadi Pohan Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan ukuran besaran yang disepakati untuk mencapai tujuan jangka

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan ukuran besaran yang disepakati untuk mencapai tujuan jangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan dalam lingkungan bisnis, seperti globalisasi, deragulasi, kemajuan teknologi dan telekomunikasi, serta fragmentasi pasar telah menciptakan persaingan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Demi menjaga kelangsungan hidup usahanya, perusahaan harus menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Demi menjaga kelangsungan hidup usahanya, perusahaan harus menjalankan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Demi menjaga kelangsungan hidup usahanya, perusahaan harus menjalankan dan mengelola kegiatan bisnis dengan baik. Hal ini perlu didukung oleh ketersediaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Memasuki era perdagangan bebas persaingan usaha di antara perusahaan yang semakin ketat, menuntut perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi perusahaan

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA. Abstrak

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA. Abstrak ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Abstrak Yehezkiel Tesar Janaloka. Konsentrasi Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Lebih terperinci

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAIN KINERJA KEUANGAN PADA PT. H.M SAMPOERNA Tbk. Recly Bima Rhamadana

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAIN KINERJA KEUANGAN PADA PT. H.M SAMPOERNA Tbk. Recly Bima Rhamadana Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen : Volume 5, Nomor 7, Juli 2016 ISSN : 2461-0593 ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAIN KINERJA KEUANGAN PADA PT. H.M SAMPOERNA Tbk Recly Bima Rhamadana Reclybima1@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, bidang keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, bidang keuangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan dunia usaha yang semakin pesat, bidang keuangan menjadi sangat penting bagi suatu perusahaan. Perekonomian yang kompleks dan persaingan antar

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH MERGER PADA PT BANK OCBC NISP. Ockto Dinar Alan Prakoso Yahya

ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH MERGER PADA PT BANK OCBC NISP. Ockto Dinar Alan Prakoso Yahya ANALISIS KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH MERGER PADA PT BANK OCBC NISP Ockto Dinar Alan Prakoso ocktort@gmail.com Yahya Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The purpose

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Laba Setiap perusahaan berusaha untuk memperoleh laba yang maksimal. Laba yang diperoleh perusahaan akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan tersebut.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian dan Karakteristik Laba Setiap perusahaan pasti menginginkan memproleh laba yang maksimal atas usaha yang dikelolanya sehingga perusahaan dapat terus maju

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Anggarini (2009) melakukan penelitian dengan judul Analisis Hubungan Likuiditas dan Leverage Terhadap Profitabilitas Pada PT. Perkebunan Nusantara II (Persero)

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham.

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham. A. Penelitian Terdahulu BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai penelitian-penelitian terdahulu tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham. Adha dan Ratna

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE ANALISIS KINERJA KEUANGAN BERDASARKAN RASIO KEUANGAN PADA PT. INDOSAT, Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2009-2013 Sutoro, Arna Suryani, Evi Adriani Abstract This research aims to identify

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Dalam PSAK No. 1, 2012 : 1,3, dalam Denny (2014) Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kinerja Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut Sawir (2008:67) kinerja keuangan adalah penilaian tingkat efisiensi dan produktifitas perusahaan di bidang keuangan yang dilakukan secara berkala atas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering digunakan. Rasio keuangan menghubungkan berbagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya yang mengambil topik mengenai Pengaruh Rasio Keuangan. Terhadap Perubahan Laba Perusahaan antara lain penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya yang mengambil topik mengenai Pengaruh Rasio Keuangan. Terhadap Perubahan Laba Perusahaan antara lain penelitian. 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini menggunakan beberapa penelitian terdahulu yang digunakan sebagai referensi sebagai berikut : Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Analisis Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lain dalam suatu laporan

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan dapat dikatakan mencapai kesuksesan dan berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang maksimal (Mahaputra, 2012). Di samping

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, persaingan antar perusahaan sangat ketat. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori A. Kinerja Keuangan a. Pengertian Kinerja Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dikatakan bahwa kinerja adalah (a) sesuatu yang dicapai, (b) prestasi yang diperlihatkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin canggih menjadikan perusahaan berusaha akan tetap eksis dan

BAB I PENDAHULUAN. semakin canggih menjadikan perusahaan berusaha akan tetap eksis dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi seiring dengan berkembangnya dunia teknologi dan komunikasi semakin canggih menjadikan perusahaan berusaha akan tetap eksis dan mengalami pertumbuhan dalam

Lebih terperinci

BAB II 1 TINJAUAN PUSTAKA. topik mengenai merger akuisi perusahaan. Ada beberapa penelitian tentang

BAB II 1 TINJAUAN PUSTAKA. topik mengenai merger akuisi perusahaan. Ada beberapa penelitian tentang 9 BAB II 1 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian terdahulu yang mengambil topik mengenai merger akuisi perusahaan. Ada beberapa penelitian tentang merger/akuisisi

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk Nama : Stephanie Octaviani Npm : 21209655 Jurusan : S1 - Akuntansi Latar Belakang Masalah Sebagaimana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi saat ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, keadaan perekonomian semakin tidak stabil. Dimana melemahnya nilai investasi di Indonesia serta ketidakstabilan mata uang dollar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset 2.1.1 Pengertian Aset Aset merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan yang bentuknya dapat berupa hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki perusahaan yang bersangkutan.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dengan judul ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG GO PUBLIC DI

Lebih terperinci

ABSTRAK : Tujuan penelitian, ialah untuk mengetahui pada perusahaan semen yang terdaftar di

ABSTRAK : Tujuan penelitian, ialah untuk mengetahui pada perusahaan semen yang terdaftar di ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN ANTAR PERUSAHAAN SEMEN (YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-2013) Rosanilawati Aquarini (watinila689@yahoo.com) MANAJEMEN UNITRI

Lebih terperinci