INFOGRAFIS LAMPIRAN PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "INFOGRAFIS LAMPIRAN PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA"

Transkripsi

1 INFOGRAFIS LAMPIRAN PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DALAM RANGKA HUT KE-72 PROKLAMASI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA DI DEPAN SIDANG BERSAMA DEWAN PERWAKILAN DAERAH REPUBLIK INDONESIA DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL 2017

2

3 PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN

4

5 PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN DAN KEMISKINAN Kinerja perekonomian Indonesia masih terus menunjukkan tren peningkatan dalam beberapa triwulan terakhir. Hal ini ditunjukkan dengan membaiknya kondisi perekonomian domestik dengan tingkat inflasi yang stabil dan relatif rendah, lebih efisiennya belanja pemerintah, membaiknya pertumbuhan ekonomi, berkurangnya tingkat pengangguran terbuka, menurunnya tingkat kemiskinan, serta meningkatnya investasi. Pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi tahun 2016 sebesar 5,02% dan tetap terjaga pertumbuhannya sebesar 5,01% hingga semester I tahun Pada sisi penawaran (YoY), realisasi pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) pada semester I tahun 2017 adalah 5,11% untuk sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan; 0,78% untuk sektor pertambangan dan penggalian; 3,88% untuk sektor industri pengolahan; 6,46% untuk sektor konstruksi; 4,36% untuk sektor perdagangan besar dan eceran serta reparasi mobil dan motor; serta 10,02% untuk sektor informasi dan komunikasi. Pada sisi pengeluaran (YoY): 4,94% untuk konsumsi rumah tangga; 8,27% untuk konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT); 0,03% untuk konsumsi pemerintah; 5,07% untuk investasi (Pembentukan Modal Tetap Bruto/PMTB); 5,76% untuk ekspor barang dan jasa; serta 2,80% untuk impor barang dan jasa. Neraca Pembayaran dan Perdagangan Indonesia. Peningkatan surplus yang signifikan pada Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) hingga triwulan I tahun 2017 menunjukkan membaiknya keseimbangan eksternal perekonomian dan stabilitas makroekonomi. Realisasi NPI pada triwulan I tahun 2017: Neraca transaksi berjalan sebesar USD-2,40 miliar; Neraca trasaksi finansial sebesar USD7,85 miliar; dan Posisi cadangan devisa USD sebesar USD121,81 miliar. Neraca perdagangan Indonesia (YoY, Juni 2017): Ekspor nonmigas meningkat 13,73%; Impor nonmigas meningkat 5,94%; dan Neraca nonmigas meningkat 84,14%. Realisasi Investasi dan Kontribusi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Pada kurun terus meningkat, dan hingga Semester I 2017, nilai investasi PMA telah mencapai Rp206,90 triliun dan PMDN sebesar Rp129,80 triliun. Sedangkan kontribusi PMA dan PMDN masing-masing sebesar 61,45% dan 38,55%. Realisasi APBN Indonesia untuk PMA dan PMDN menunjukkan kecenderungan meningkat sejak 2014 hingga Juni 2017, demikian pula dengan belanja negara (pemerintah pusat dan transfer ke daerah). Laju Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah. Selama periode 2016-Juni 2017, stabilitas moneter terutama inflasi dan nilai tukar rupiah terjaga sesuai dengan fundamental ekonomi Indonesia. Inflasi cenderung menurun pada , dan pada 2016 relatif stabil berada dalam rentang target inflasi yang ditetapkan (4±1 persen). Inflasi 2016 tercatat 3,02% (YoY), lebih kecil dari inflasi 2015 sebesar 3,35% (YoY), dan merupakan inflasi terendah sejak Pada Juni 2017, inflasi tercatat 4,37% (YoY) atau 2,38% (YtD). Diperkirakan pada akhir 2017 tingkat inflasi dapat terkendali sesuai target yaitu 4±1 persen. Sementara itu, penguatan dan fluktuasi nilai tukar rupiah cenderung stabil. Penguatan nilai tukar Rupiah ditopang oleh membaiknya stabilitas makroekonomi domestik dan persepsi positif pasar terhadap perekonomian Indonesia, terutama setelah meningkatnya rating investasi Indonesia yang semula BB+ (non-investment grade) menjadi BBB- (investment grade). Selain itu, dipengaruhi pula faktor eksternal yaitu membaiknya indikator ekonomi global, menurunnya defisit transaksi berjalan, serta meningkatnya surplus transaksi modal dan finansial. Pengangguran Terbuka dan Tingkat Kemiskinan. Data terakhir hingga Juni 2017, pengangguran terbuka terus menunjukkan penurunan. Pada tahun Februari 2017 TPT sebesar 5,33% mengalami penurunan dari 5,81% pada Tingkat kemiskinan dalam periode menunjukkan kecenderungan penurunan, yaitu dari 11,22% (Maret 2015) turun menjadi 10,64% (Maret 2017). Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Untuk memberikan manfaat yang besar dalam mendukung aktivitas perekonomian masyarakat, hingga 2016 perkembangan koperasi aktif di Indonesia mencapai unit koperasi, yang berarti mengalami peningkatan rata-rata 4,12% per tahun sejak Sedangkan perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) hingga Desember 2016 mencapai ribu unit UMKM dengan ribu tenaga kerja. 5

6 PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN CAPAIAN HASIL PEMBANGUNAN PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA NERACA PEMBAYARAN & PERDAGANGAN INDONESIA REALISASI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2014 SEMESTER I TAHUN 2017 REALISASI NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TRIWULAN I TAHUN Rp 4.88 Rp Rp Smt I Sumber: Badan Pusat Sta s k (BPS) REALISASI PERTUMBUHAN PDB SISI PENAWARAN (PERSEN, YOY) SEMESTER I TAHUN 2017 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Rp 5,11 Hingga semester I tahun 2017, kinerja ekonomi tetap terjaga dengan tumbuh sebesar 5,01 persen. REALISASI PERTUMBUHAN PDB SISI PENGELUARAN (PERSEN, YOY) SEMESTER I TAHUN 2017 Konsumsi Rumah Tangga 4,94 USD -2,40 M Neraca Transaksi Berjalan USD 7,85 M Neraca Transaksi Finansial NERACA PERDAGANGAN INDONESIA JUNI 2017 USD 121,81 M Posisi Cadangan Devisa USD Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) menunjukan perkembangan yang posi f hingga triwulan I tahun Pertambangan dan Penggalian 0,78 Konsumsi LNPRT 8,27 Industri Pengolahan 3,88 Konsumsi Pemerintah 0,03 USD 72,36 M USD 60,70 M USD 11,66 M Konstruksi Perdagangan besar dan eceran, dan reparasi Mobil dan Sepeda Motor Informasi dan Komunikasi 6,46 4,36 10,02 Rp Investasi (PMTB) Ekspor Barang dan Jasa Impor Barang dan Jasa 5,07 5,76 2,80 Ekspor Nonmigas Meningkat 13,73 persen (YoY) Impor Nonmigas Meningkat 5,94 persen (YoY) Neraca Nonmigas Meningkat 84,14 persen (YoY) 6

7 7

8 8

9 9

10 10

11 PEMBANGUNAN MANUSIA DAN MASYARAKAT

12

13 PEMBANGUNAN MANUSIA DAN MASYARAKAT Ikhtiar membangun manusia Indonesia yang berkualitas terus dilakukan untuk mewujudkan kesejahteraan dan meningkatkan kemajuan, yang diukur antara lain melalui Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia. Pada tahun 2016, IPM Indonesia telah mencapai 70,18, meningkat dibandingkan tahun 2015 (69,55). Pendidikan. Pembangunan pendidikan telah meningkatkan taraf pendidikan penduduk yang ditandai dengan: (1) Meningkatnya partisipasi pendidikan: (a) Rata-rata lama sekolah (RLS) penduduk usia 15 tahun ke atas dari 8,07 tahun (2012) menjadi 8,42 tahun (2016); (b) Angka melek aksara penduduk usia 15 tahun ke atas meningkat dari 95,22% (2015) menjadi 95,38% (2016); (c) Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A dari 93,38% (2015) menjadi 93,70% (2016); Angka partisipasi kasar (APK) SMA/SMK/MA/Paket C dari 76,45% (2015) menjadi 81,95% (2016); dan APK pendidikan tinggi dari 29,92% (2015) menjadi 31,61% (2016); (2) Meningkatnya sarana dan prasarana pendidikan: (a) Pembangunan unit sekolah baru (USB) dan ruang kelas baru (RKB), termasuk pada daerah Terluar, Tertinggal, dan Terdepan (3T) dan daerah yang belum terjangkau layanan pendidikan SD/sederajat; (b) Inisiasi program Sekolah Garis Depan (SGD) yang merupakan integerasi Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah dalam rangka menyediakan layanan pendidikan yang bermutu bagi siswa di wilayah terjauh, terpencil, dan perbatasan; (3) Penyediaan Kartu Indonesia Pintar bagi 19,2 juta siswa miskin (2016) dan ditargetkan 19,7 juta siswa miskin (2017); dan (4) Pemerataan akses dan layanan pendidikan tinggi, melalui program bantuan Biaya Pendidikan Mahasiswa Miskin Berprestasi (Bidikmisi), program Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik), dan program Peningkatan Prestasi Akademik (PPA). Kesehatan dan Gizi Masyarakat. Peningkatan kesehatan dan gizi masyarakat ditunjukkan oleh: (1) Pengendalian penyakit menular, yaitu menurunnya prevalensi HIV, TB per penduduk, dan malaria; (2) Peningkatan dukungan regulasi untuk Gerakan Masyarakat Hidup Sehat; (3) Kepesertaan Jaminan Kesehatan (JKN) yang mencapai 178,38 juta penduduk (68,11% total penduduk Indonesia) hingga Juli 2017; (4) Membaiknya status gizi masyarakat yang terlihat dari menurunnya prevalensi stunting (pendek dan sangat pendek); (5) Meningkatnya persalinan di fasilitas kesehatan; (6) Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan; dan (6) Membaiknya pelayanan Keluarga Berencana (KB). Perumahan dan Kawasan Permukiman. Capaian dalam kurun , antara lain: (1) Fasilitasi penyediaan hunian layak bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sebanyak unit; (2) Penyauran bantuan stimulan peningkatan kualitas rumah swadaya sebanyak unit, dan penyediaan infrastruktur dasar permukiman pada ha untuk mendukung pengentasan kawasan kumuh perkotaan; serta (3) Perhatian khusus pada pemenuhan layanan dasar, yaitu air minum dan sanitasi. Pengarusutamaan Gender dan Perlindungan Anak. Keberhasilan peningkatan kesetaraan gender ditunjukkan dengan meningkatnya Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG). Sedangkan keberhasilan upaya perlindungan anak ditunjukkan dengan menurunnya prevalensi kekerasan terhadap anak. Jaminan Sosial. Cakupan peserta program JKN/Kartu Indonesia Sehat (KIS) hingga 1 Juli 2017 mencapai 178,38 juta jiwa. Sedangkan dari aspek fasilitas kesehatan, jumlah fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) dan fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut (FKRTL) yang bekerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan untuk program JKN/KIS mencapai FKTP dan FKRTL. Peserta aktif Program Jaminan Sosial Bidang Ketenagakerjaan terus bertambah, dan ditargetkan dapat mencakup 1,75 juta pekerja informal pada akhir tahun

14 Pendidikan Angka Melek Aksara ,20 % ,38 % Partisipasi Pendidikan 2012 Angka Partisipasi (APK/APM) APM SD/ sederajat APM SMP/ sederajat APK SMA/ sederajat APK PT 91,28% (2014) 79,42% (2014) 79,22% (2014) 29,15% (2014) Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) 93,70% (2016) 76,29% (2016) 81,95% (2016) 31,61% (2016) 2016 Kartu Indonesia Pintar (KIP) Tahun ,2 juta siswa miskin Tahun ,7 juta siswa miskin (target) Angka Partisipasi Sekolah (APS) usia tahun dari kelompok masyarakat miskin Guru ,39 % ,88 % peserta SM3T (Sarjana Mendidik di Daerah 3T) Guru Garis Depan (GGD) 798 guru (2015) dan 7000 guru (2016) 8.07 tahun 8.36 tahun Sarana Prasarana Pendidikan Unit Sekolah Baru terbangun dalam 3 tahun terakhir (SMP, SMA, SMK) Ruang Kelas Baru terbangun dalam 3 tahun terakhir (SMP, SMA, SMK) Ruang Kelas Baru terbangun pada tahun 2015 (MI, MTs, MA) Sekolah Garis Depan di 3T 11 Unit Sekolah Baru 114 sekolah dikembangkan Pendidikan Tinggi BPOTN untuk 118 PTN dan 56 PKN ,22 T 2017 Beasiswas Bidik Misi mahasiswa (2016) mahasiswa (2017) Beasiswas Adik (afirmasi mahasiswa Papua) mahasiswa ( ) mahasiswa (2017) 5,46 T 14

15 Kesehatan dan Gizi Masyarakat 15

16 Pembangunan Perumahan dan Permukiman 16

17 Kesetaraan Gender, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 17

18

19 PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN

20

21 PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN Pembangunan nasional tahun menekankan kepada penguatan sektor domestik yang menjadi keunggulan komparatif Indonesia, yaitu ketahanan pangan berbasis produk pertanian dan perikanan berkelanjutan, kedaulatan energi berbasis sumber energi fosil dan terbarukan, kelautan dan kemaritiman sebagai daya ekonomi dan potensi penguatan konektivitas antarpulau, serta industri dan pariwisata dalam meningkatkan nilai tambah sumber daya alam dalam negeri. Arah pembangunan keempat sektor tersebut untuk mendorong perekonomian nasional sesuai dengan prinsip keberlanjutan dalam pemanfaatan sumber daya dalam negeri. Kedaulatan Pangan. Pelaksanaan Program Pembangunan Pertanian dalam dua tahun terakhir telah menghasilkan berbagai capaian positif yang tercermin dari: (1) Peningkatan produksi pangan strategis seperti beras, jagung, cabai, daging, dan bawang merah; (2) Tata niaga pangan yang semakin efisien, misalnya dengan penetapan batas harga acuan tertinggi (ceiling price) dan terendah (floor price) pada tujuh komoditas pangan, yaitu padi/beras, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, gula dan daging sapi, penetapan kebijakan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) dan intervensi pasar, serta pengembangan Toko Tani Indonesia (TTI); (3) Penurunan impor pangan; serta (4) Peningkatan kesejahteraan petani, yang diukur dari Nilai Tukar Petani (NTP) yang meningkat sebesar 0,06% (2016) dibanding tahun sebelumnya. Selain NTP, Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) tahun 2016 meningkat 2,32% dibandingkan tahun Kedaulatan Energi dan Listrik. Ketersediaan energi primer diperkuat melalui peningkatan produksi minyak dan gas bumi serta pengendalian produksi batubara sebagai upaya konservasi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri ditandai dengan kenaikan Domestic Market Obligation (DMO). Pada tahun 2016 realisasi produksi minyak bumi mencapai 829 ribu Barrel Oil per Day (BOPD) atau 101,34% dari target, meningkat dari 779 ribu BOPD (2015). Sementara itu, rasio elektrifikasi nasional pada tahun 2017 sampai dengan bulan April mencapai 92,26% atau meningkat 1,10% dari tahun 2016 yang mencapai 91,16%. Konsumsi listrik per kapita hingga Juni 2017 mencapai 977,69 Kwh atau meningkat dari 956 Kwh (2016). Kelautan dan Kemaritiman. Capaian pembangunan kelautan dan kemaritiman antara lain: (1) Pemberantasan Illegal, Unreported, and Unregulated (IUU) fishing, seperti penangkapan 271 unit kapal perikanan (71 unit kapal Indonesia dan 200 unit kapal asing) pada tahun ; (2) Peningkatan ketaatan pelaku usaha perikanan yang mencapai 78,24% sampai dengan triwulan II tahun 2017; (3) Peningkatan produksi hasil kelautan dan perikanan yang meliputi ikan hasil tangkapan, ikan budidaya, rumput laut, dan ikan olahan; (4) Pengembangan pelabuhan perikanan; serta (5) Penambahan luasan kawasan konservasi perairan seluas 17,30 juta ha (2015) dan 17,98 juta ha (2016) atau melampaui target yang ditetapkan (16,50 juta ha pada 2015 dan 17,90 juta ha pada 2016). Industri dan Pariwisata. Perkembangan industri pengolahan dalam dua tahun terakhir ditunjukkan oleh: (1) Peningkatan kontribusi pada Produk Domestik Bruto (PDB) dan ekspor. Pada triwulan I 2017, sebesar 20,48% (18,08% dari industri pengolahan nonmigas atau tumbuh 7,71 persen); dan (2) Kontribusi USD30,57 miliar nilai ekspor dari sektor industri pengolahan yang merupakan 75,28 persen dari total ekspor nasional pada triwulan I tahun Sedangkan capaian pembangunan pariwisata ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia sebesar 11,52 juta orang (2016), atau naik 12,59% dibandingkan dengan tahun 2015 dan menghasilkan Rp163,8 triliun devisa. Kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) pada tahun 2016 tercatat sebesar 263,69 juta, atau tumbuh 3,38 persen dibandingkan dengan tahun Peningkatan jumlah kunjungan wisman dan wisnus memberikan kontribusi PDB pada tahun 2016 sebesar Rp500,19 triliun, atau 4,03% dari PDB. 21

22 KEDAULATAN PANGAN 22

23 KEDAULATAN ENERGI DAN LISTRIK 23

24 KEMARITIMAN DAN KELAUTAN KEMARITIMAN DAN KELAUTAN TAHUN Ketaatan Pelaku Usaha Perikanan Perikanan Tangkap Produksi Hasil Kelautan dan Perikanan Perikanan Budidaya Garam Ikan Olahan Pengembangan Pelabuhan Perikanan Luasan Kawasan Konservasi 2016 (%) 79,85 (juta ton) 6,83 (juta ton) (juta ton) (juta ton) 16,67 0,12 5,96 (pelabuhan perikanan) 22 (juta hektar) 17, ,50 15,64 2,91 5, , ,48 14,36 2,50 5, ,40 Ketaatan pelaku usaha perikanan meningkat mencapai target seiring dengan upaya pemberantasan IUU Fishing Produksi hasil kelautan dan perikanan meliputi ikan hasil tangkapan, perikanan budidaya (ikan budidaya dan rumput laut), garam, dan ikan olahan. Produksi perikanan budidaya meningkat namun tidak mencapai target, sedangkan produksi garam menurun disebabkan musim hujan yang panjang Untuk mendukung peningkatkan produksi dan produktivitas serta meningkatkan nilai tambah usaha perikanan tangkap Peningkatan rehabilitasi kawasan pesisir dan laut melalui penambahan luasan kawasan konservasi perairan dalam pengelolaan tata ruang, konservasi, dan rehabilitasi pesisir dan laut, serta wisata bahari 24

25 PEMBANGUNAN INDUSTRI DAN PARIWISATA CAPAIAN UTAMA PEMBANGUNAN INDUSTRI DAN PARIWISATA 20,48% Kontribusi sektor industri terhadap PDB, 18,08% dari industri pengolahan nonmigas Rp 163,8 T Devisa dari hasil kunjungan wisatawan mancanegara 5,36 juta orang 4,71% Pertumbuhan PDB industri pengolahan nonmigas I N D U S T R I US$30,57 M Nilai ekspor industri atau 75,28% dari total ekspor nasional Angka triwulan I 2017 P A R I W I S A T A 4,03% Kontribusi pariwisata terhadap PDB Jumlah wisatawan mancanegara sampai Mei

26

27 PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN

28

29 PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN Pembangunan nasional harus dapat menghilangkan/memperkecil kesenjangan yang ada. Upaya pengurangan kesenjangan antarkelompok pendapatan dilakukan dengan memperbaiki distribusi pendapatan sehingga pendapatan penduduk kelompok 40% terbawah dapat tumbuh jauh lebih baik. Sementara itu, upaya pengurangan kesenjangan antarwilayah diselenggarakan dengan mendorong transformasi dan akselerasi pembangunan Kawasan Timur Indonesia. Ketimpangan Antarkelompok Masyarakat. Selama kurun , ketimpangan pendapatan yang diukur menggunakan koefisien gini menunjukkan tren yang cenderung stagnan di atas 0,40. Pada 2017 koefisien gini berhasil turun 0,004 poin dari 0,397 pada Maret 2016 menjadi 0,393 pada Maret Sementara itu, persentase pengeluaran pada kelompok 40% menengah naik dari 17,02% (Maret 2016) menjadi 17,12% (Maret 2017), sedangkan kelompok 20% teratas mengalami penurunan sebesar 0,45%. Pengembangan Wilayah. Sampai dengan tahun 2016, perkembangan kinerja pembangunan daerah terus meningkat, baik diukur dari pertumbuhan produksi, penurunan kemiskinan, dan pengangguran. Kinerja pembangunan daerah di Kawasan Barat Indonesia (KBI) relatif lebih baik dibanding Kawasan Timur Indonesia (KTI), namun mulai terjadi pergeseran kontribusi PDRB di luar Jawa dan Bali, yang ditunjukkan dengan pertumbuhan kontribusi PDRB Jawa dan Bali yang mulai melambat. Sementara itu, jumlah pengangguran tahun 2016 terkonsentrasi di Pulau Jawa-Bali, dengan jumlah terbesar berada di Provinsi Jawa Barat. Tingkat pengangguran terbuka tahun 2016 menurun kecuali wilayah Kalimantan. Tingkat pengangguran terbuka Wilayah Jawa-Bali dan Maluku berada di atas rata-rata nasional sebesar 5,61%. Persentase penduduk miskin per pulau pada tahun 2016 cenderung menurun. Sementara itu, capaian pembangunan kawasan strategis dalam rangka peningkatkan pengembangan wilayah adalah ditetapkannya satu kawasan ekonomi khusus (KEK) baru tahun 2017 yaitu KEK Arun Lhokseumawe. Otonomi Daerah. Pendapatan dalam APBD kabupaten/kota tahun anggaran 2015 terhadap tahun 2016 meningkat dari Rp630,28 triliun menjadi Rp749,44 triliun. Kontribusi rata-rata PDRD pada tahun 2015 adalah sebesar 7,46% dari total pendapatan APBD dan tahun 2016 sebesar 7,01% dari total pendapatan APBD. Secara nominal, jumlah pajak daerah dalam APBD provinsi/kabupaten/kota dari tahun 2015 ke tahun 2016 mengalami peningkatan, sedangkan untuk retribusi daerah relatif konstan. Perkotaan dan Perdesaan. Capaian pembangunan perkotaan hingga akhir tahun 2016 adalah: (1) Inkubasi lima kota baru publik, yaitu Pontianak, Tanjung Selor, Palembang, Manado, dan Makassar; (2) Perencanaan dan pembangunan lima Kawasan Strategis Nasional (KSN); dan (3) Optimalisasi 13 kota otonom sedang sebagai penyangga urbanisasi. Sedangkan hasil pembangunan desa dan kawasan perdesaan hingga akhir tahun 2016 adalah: (1) Pendampingan desa oleh orang pendamping; (2) Terlaksananya penyaluran Dana Desa tahap I sebesar Rp35,22 triliun untuk seluruh kabupaten/kota penerima; dan (3) Terbentuknya BUMDesa. Tata Ruang, Pertanahan, Reforma Agraria, dan Informasi Geospasial. Capaian pembangunan meliputi: (1) Perkembangan Penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) provinsi (94%), kabupaten (90%) dan kota (95%) hingga Mei 2017; (2) Penyusunan beberapa regulasi, maupun Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) bidang tata ruang, serta RTRW darat dan laut; (3) Penyusunan peta dasar pertanahan seluas ribu ha pada 2016, peningkatan kepastian hukum hak atas tanah melalui penanganan sengketa dan konflik, redistribusi tanah, dan legalisasi aset tanah; dan (4) Pembuatan peta dasar skala 1:5.000 dari 989 nomor lembar peta (NLP) pada 2016, menjadi NLP (2017). Kawasan Perbatasan dan Daerah Tertinggal. Percepatan pembangunan kawasan perbatasan dilaksanakan melalui pembangunan infrastruktur, peningkatan keamanan wilayah perbatasan negara, peningkatan diplomasi batas wilayah negara, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di 150 kecamatan lokasi prioritas perbatasan negara dan 10 Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN), termasuk pembangunan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu. Selanjutnya, pembangunan Daerah Tertinggal, dilakukan dengan: (1) Peningkatan pelayanan dasar; (2) Penempatan kapasitas SDM di daerah tertinggal; (3) Pembangunan ekonomi lokal; dan (4) Pembangunan sarana dan prasarana. 29

30 PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN KETIMPANGAN ANTARKELOMPOK KETIMPANGAN MASYARAKAT ANTARKELOMPOK MASYARAKAT PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN PENGEMBANGAN WILAYAH PENGEMBANGAN WILAYAH PERAN WILAYAH DALAM PEMBENTUKAN PDB 12,00% 11,93% 11,84% PERKEMBANGAN KOEFISIEN GINI Pendapatan Asli Daerah (PAD) Perkembangan Koefisien Gini di Indonesia Tahun Pajak Retribusi ,46% ,23% ,04% 9,28% ,67% ,88% 8,16% 2017 Sumber: BPS (2017) Distribusi Pengeluaran Antarkelompok Penduduk (Persen) Tahun ,20% ,07% 4,02% ,08% 5,29% 4,74% 1,66% 40% Terbawah 40% Menengah Maret Sumber: BPS (2017) 1,62% % Teratas 1,29% 1,34% Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) per pulau tahun 2016 menurun, 1,41% kecuali Wilayah1,50% Kalimantan; TPT Wilayah Jawa-Bali dan Maluku1,12% masih berada di atas rata-rata nasional Maret ,60% 5,30% TINGKAT PENGANGGURAN DAN KEMISKINAN WILAYAH ,89% Peran Wilayah Sumatera dan Jawa masih dominan dengan >80% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) 5,57% 5,64% kontribusi 2014 Persentase penduduk miskin per pulau tahun 2016 cenderung menurun, namun masih berada di atas rata-rata nasional, 1,12% 1,10% kecuali Wilayah Jawa-Bali dan Kalimantan * 2017 (per Mei)* PENGEMBANGAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS Perkembangan Pendapatan Daerah Tahun KEK ARUN LHOKSEUMAWE KEK & KI SEI MANGKEI TAHUN 2015 Sumber Pendapatan Lain 141, 20 Trilyun Pajak Daerah Trilyun TAHUN 2015 TAHUN Pada tahun 2017 koefisien gini turun2016 0,004 poin dari 0,397 pada Maret 2016 menjadi 0,393 pada Maret 2017 (BPS, 2017). Peningkatan pendapatan penduduk kelompok menengah ke bawah berkontribusi Pajak Daerah dalam menurunkan ketimpangan Trilyun KEK TANJUNG API-API KEK MBTK Retribusi Daerah 9.65 Trilyun Pajak Daerah KEK TANJUNG KELAYANG Trilyun KEK & KI BITUNG KEK MOROTAI TAHUN 2016 Retribusi Daerah KEK SORONG 9.86 Trilyun KEK & KI PALU Pajak Daerah Trilyun KEK TANJUNG LESUNG KEK & Destinasi Prioritas MANDALIKA Sumber Pendapatan Lain 162,68 Trilyun Sumber Sumber Penetapan KEK baru: Pendapatan Lain Pendapatan Lain 583, : KEK Tanjung Kelayang dan KEKTrilyun Sorong Feb 2017: KEK Arun Lhokseumawe696,91 Trilyun Retribusi Daerah 30

31 PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN OTONOMI DAERAH OTONOMI DAERAH 12,00% Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pajak 8,67% 7,23% 8,46% 4,74% 3,07% 4,20% 1,89% 1,89% ,66% 3,07% 1,66% 2009 TAHUN ,62% ,34% 1,29% 5,29% 1,41% 5,64% 1,50% ,29% 20121,34%2013 1,41% ,50% ,57% 2016* 1,12% 1,12% ,12% 1,10% (per Mei)* 2016* TAHUN 2016 Perkembangan Pendapatan Daerah Tahun Pajak Daerah Trilyun Sumber Pendapatan Lain 162,68 Trilyun PajakRetribusi DaerahDaerah 1.73Trilyun Trilyun (per Mei)* Retribusi Daerah 9.86 Trilyun Trilyun Sumber Pajak Daerah Pendapatan Lain Trilyun 583,25 Trilyun TAHUN 2016 Retribusi Daerah 9.65 Trilyun Sumber Pendapatan Lain 696,91 Trilyun Pajak Daerah Trilyun Pajak DaerahDaerah Retribusi ,92Trilyun Trilyun Sumber Pendapatan Lain 162,68 Trilyun Grafik Proporsi Total Pendapatan Seluruh Provinsi Tahun 2015 dan 2016 Retribusi Daerah 1.73 Trilyun Retribusi Daerah 9.65 Trilyun TAHUN 2015 Pajak Daerah TAHUN Trilyun2016 5,60% 5,30% 1,10% TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2015 Pajak Daerah Sumber Pendapatan Lain 141, 20 Trilyun 1,12% 5,60% 5,30% Perkembangan Pendapatan Daerah Tahun Pajak Daerah Trilyun Sumber Pendapatan Lain 141, 20 Trilyun 5,57% 5,64% 5,29% 4,74% 4,08% 4,02% 1,62% 10,88% 8,16% 4,08% 4,02% 11,93% 9,28% 8,16% 7,23% 4,20% 10,88% 10,04% 9,28% Retribusi 8,46% 11,93% 11,84% 10,04% Pajak Retribusi 8,67% 11,84% 12,00% Sumber Grafik Proporsi Total Pendapatan Seluruh Kabupaten/Kota Pendapatan Lain 583,25 Trilyun Tahun 2015 dan 2016 Retribusi Daerah 1,92 Trilyun31 Sumber Pendapatan Lain 696,91 Trilyun Retribusi Daerah 9.86 Trilyun

32 PEMERATAAN DAN DAN KEWILAYAHAN PERKOTAAN PERDESAAN 12,00% Pendapatan Asli Daerah (PAD) 10,88% Pajak 10,04% 9,28% Retribusi 8,46% 8,67% 11,93% 11,84% 8,16% 7,23% 4,20% 4,02% 4,08% 4,74% 5,29% 5,64% 1,50% 5,57% 5,30% 5,60% 1,10% 1,12% 3,07% 1,89% 1,66% ,62% ,29% 1,34% 1,41% ,12% * Perkembangan Pendapatan Daerah Tahun TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2015 Pajak Daerah Trilyun Sumber Pendapatan Lain 141, 20 Trilyun Pajak Daerah Trilyun 2017 (per Mei)* TAHUN 2016 Retribusi Daerah 9.65 Trilyun Pajak Daerah Trilyun Pajak Daerah Trilyun Sumber Pendapatan Lain 162,68 Trilyun Retribusi Daerah 1.73 Trilyun Grafik Proporsi Total Pendapatan Seluruh Provinsi Sumber Pendapatan Lain 583,25 Trilyun Sumber Pendapatan Lain 696,91 Trilyun Retribusi Daerah 1,92 Trilyun 32 Grafik Proporsi Total Pendapatan Seluruh Kabupaten/Kota Retribusi Daerah 9.86 Trilyun

33 PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN TATA RUANG, PERTANAHAN, REFORMA AGRARIA, TATA RUANG, PERTANAHAN, REFORMA AGRARIA DAN INFORMASI GEOSPASIAL DAN INFORMASI GEOSPASIAL Perkembangan Penetapan RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota* Provinsi Kabupaten Pajak Kota % 94% 8,67% 90% : Sudah ditetapkan ,46% 5% 9,28% 95% 8,16% ,23% : Belum ditetapkan 2014 * Status Tanggal 29 Mei ,93% 11,84% Capaian Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan (Kasus) Tahun ,88% 10,04% Retribusi 6% 12,00% Capaian Penyusunan Peta Dasar Pertanahan (Hektar) Pendapatan Asli DaerahTahun (PAD) ,74% 5,29% 5,64% ,57% 5,30% : Peta Dasar Pertanahan (Hektar) Capaian Pelaksanaan Redistribusi Tanah (Bidang) Tahun ,20% 4,02% 4,08% 2016 Capaian Pelaksanaan Legalisasi Aset Tanah (Bidang) Tahun ,07% 1,89% ,66% ,62% : Redistribusi Tanah (Bidang) ,34% 1,29% ,41% 1,50% ,10% 1,12% 2016* (per Mei)* 1,12% Perkembangan Pendapatan Daerah Tahun Sumber: Kementerian ATR/BPN, 2017 : Legalisasi Aset (Bidang) TAHUN 2015 TAHUN ,60% Capaian Peta Dasar Skala 1:5.000 (NLP) Tahun : Penanganan Sengketa dan Konflik (Kasus) 2017* : Nomor Lembar Peta (NLP) * Jumlah NLP di tahun 2017 merupakan target, capaian akan terlihat di akhir tahun. Sumber: BIG, 2017 TAHUN 2015 TAHUN 2016 Retribusi Daerah Retribusi Daerah 9.86 Trilyun

34 PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN 12,00% 10,88% Pajak 10,04% 9,28% Retribusi 8,46% 8,67% 11,93% 11,84% Pendapatan Asli Daerah (PAD) 8,16% 7,23% 4,20% 4,02% 4,08% 4,74% 5,29% 5,64% 1,50% 5,57% 5,30% 5,60% 1,10% 1,12% 3,07% 1,89% 1,66% ,62% ,29% 1,34% 1,41% ,12% * Perkembangan Pendapatan Daerah Tahun TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2015 Pajak Daerah Trilyun Sumber Pendapatan Lain 141, 20 Trilyun Pajak Daerah Trilyun 2017 (per Mei)* TAHUN 2016 Retribusi Daerah 9.65 Trilyun Pajak Daerah Trilyun Pajak Daerah Trilyun Sumber Pendapatan Lain 162,68 Trilyun Retribusi Daerah 1.73 Trilyun Grafik Proporsi Total Pendapatan Seluruh Provinsi Tahun 2015 dan 2016 Sumber Pendapatan Lain 583,25 Trilyun Sumber Pendapatan Lain 696,91 Trilyun Retribusi Daerah 1,92 Trilyun 34 Grafik Proporsi Total Pendapatan Seluruh Kabupaten/Kota Tahun 2015 dan 2016 Retribusi Daerah 9.86 Trilyun

35 PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL 12,00% Pendapatan Asli Daerah (PAD) 10,88% Pajak 10,04% 9,28% Retribusi 8,46% 8,67% 11,93% 11,84% 8,16% 7,23% 4,20% 4,02% 4,08% 4,74% 5,29% 5,64% 1,50% 5,57% 5,30% 5,60% 1,10% 1,12% 3,07% 1,89% 1,66% ,62% ,29% 1,34% 1,41% ,12% * Perkembangan Pendapatan Daerah Tahun TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2015 Pajak Daerah Trilyun Sumber Pendapatan Lain 141, 20 Trilyun Pajak Daerah Trilyun 2017 (per Mei)* TAHUN 2016 Retribusi Daerah 9.65 Trilyun Pajak Daerah Trilyun Pajak Daerah Trilyun Sumber Pendapatan Lain 162,68 Trilyun Retribusi Daerah 1.73 Trilyun Grafik Proporsi Total Pendapatan Seluruh Provinsi Sumber Pendapatan Lain 583,25 Trilyun Sumber Pendapatan Lain 696,91 Trilyun Retribusi Daerah 1,92 Trilyun 35 Grafik Proporsi Total Pendapatan Seluruh Kabupaten/Kota Retribusi Daerah 9.86 Trilyun

36

37 PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP

38

39 PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP Sumber daya alam dan lingkungan hidup memiliki peran yang sangat strategis dalam mengamankan kelangsungan pembangunan dan keberlanjutan kehidupan bangsa dan negara. Bidang ini menjadi tulang punggung sebagai penyedia pangan, energi, air, dan penyangga sistem kehidupan. Kebijakan dan capaian bidang sumber daya alam dan lingkungan hidup merupakan modal utama pembangunan untuk meningkatkan daya saing ekonomi sekaligus menjaga kualitas lingkungan hidup. Sumber Daya Mineral dan Pertambangan. Dalam rangka mewujudkan prinsip sumber daya energi sebagai modal pembangunan, dilakukan kebijakan peningkatan Domestic Market Obligation (DMO) untuk mewujudkan prinsip sumber daya energi sebagai modal pembangunan, sehingga pasokan kebutuhan batubara untuk pembangkit listrik dan industri dapat terjamin. Produksi mineral utama tahun 2016 meliputi katoda tembaga 246 ribu ton, emas 91 ton, perak 322 juta ton, timah 62,80 ribu ton, produk olahan nikel 860 ribu ton dan nikel matte 78,70 ribu ton. Capaian lain adalah implementasi peningkatan nilai tambah mineral melalui pembangunan smelter dan pembenahan administrasi perizinan pertambangan melalui penataan Izin Usaha Pertambangan (IUP) dan proses renegosiasi kontrak/perjanjian pertambangan. Kehutanan. Capaian pembangunan kehutanan di antaranya: (1) Penyediaan Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) kepada masyarakat di sekitar kawasan hutan, (2) Pemberian akses masyarakat terhadap kawasan hutan melalui Perhutanan Sosial (PS), dan (3) Peningkatan kontribusi sektor kehutanan dalam pariwisata nasional, serta (4) Penurunan luas kebakaran hutan dan lahan dari ha (2015) menjadi ha (2016). Sumber Daya Air. Capaian pembangunan ketahanan air antara lain: (1) Meningkatnya pemulihan Daerah Aliran Sungai (DAS) dan jumlah mata air di DAS di berbagai wilayah Indonesia, (2) Meningkatnya pembangunan waduk masing-masing 5 waduk (2015), 7 waduk (2016), 10 waduk (2017), dan bendungan dalam rangka peningkatan kapasitas air baku nasional (dari 58,41 m³/detik pada 2015 menjadi 64,56 m³/detik pada 2016), serta ketersediaan air irigasi. Lingkungan Hidup. Penggunaan sumber daya alam harus selaras, serasi, dan seimbang dengan fungsi lingkungan hidup. Pencapaian pembangunan lingkungan hidup dilakukan melalui: (1) Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), (2) Pengelolaan sampah dan limbah B3 untuk peningkatan kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan, serta (3) Pengelolaan Keanekaragaman hayati dengan pemutakhiran strategi dan rencana aksi keanekaragaman hayati dalam dokumen Indonesia Biodiversity Strategy and Action Plan (IBSAP) Perubahan Iklim dan Bencana. Dalam konteks penanganan perubahan iklim, dilakukan revisi Perpres No.61/2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) yang menunjukkan komitmen atas upaya emisi pra 2020 melalui maupun Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAD-GRK). Penanganan perubahan iklim juga dilakukan melalui pelaksanaan adaptasi, yaitu untuk peningkatan ketahanan masyarakat dan wilayah yang rentan terhadap perubahan iklim yang tertuang dalam Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API). Sementara itu, capaian utama dalam penanggulangan bencana adalah: (1) Penyusunan dan telaah kajian dan peta risiko bencana di 111 kabupaten/kota, (2) Pembangunan sistem peringatan dini, (3) Peningkatan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana, (4) Penanganan darurat bencana melalui operasi darurat dan penanganan pengungsi, penyaluran bantuan darurat, dan perbaikan sarana dan prasarana vital, (5) Penyaluran hibah rehabilitasi dan rekonstruksi kepada pemerintah daerah, serta (8) Pemuatan kegiatan penanggulangan bencana sudah dalam prioritas nasional. 39

40 SUMBER DAYA MINERAL DAN PERTAMBANGAN 40

41 KEHUTANAN 41

42 SUMBER DAYA AIR 42

43 7.4 LINGKUNGAN HIDUP CAPAIAN PEMBANGUNAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP 43

44 7.5 PERUBAHAN IKLIM DAN BENCANA PERUBAHAN IKLIM DAN PENANGGULANGAN BENCANA Penanggulangan Bencana telah berhasil menurunkan indeks risiko bencana s.d 15,98% (Juni 2017) Capaian Penyusunan dan reviu kajian dan peta risiko bencana di 11 kab/kota Pembangunan sistem peringatan dini Peningkatan kesiapsiagaan menghadapi bencana Penanganan darurat bencana melalui operasi darurat CAPAIAN PEMBANGUNAN BIDANG PERUBAHAN IKLIM DAN BENCANA 44 Penyaluran hibah rehabilitasi dan rekonstruksi Kegiatan penanggulangan bencana sudah masuk dalam Prioritas Nasional

45 PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA

46

47 PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA Pembangunan sarana dan prasarana dititikberatkan pada: (1) Penyediaan pelayanan dasar termasuk penyediaan air minum, sanitasi, listrik, perumahan, aksesibilitas daerah perbatasan dan tertinggal, pengendalian banjir serta peningkatan keselamatan transportasi; (2) Infrastruktur untuk mendukung sektor unggulan termasuk pembangunan konektivitas dengan tol laut sebagai tulang punggung, penyediaan energi, serta pembangunan jaringan serat optik, untuk mendukung kawasan pertanian, industri, dan pariwisata; serta (3) Infrastruktur perkotaan, termasuk pengembangan angkutan umum masal dan pengembangan TIK untuk mendukung pengembangan smart city. Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Pemenuhan pembiayaan untuk proyek-proyek infrastruktur terus ditingkatkan melalui skema-skema pembiayaan dengan partisipasi badan usaha (KPBU). Sampai dengan pertengahan 2017 lima proyek KPBU senilai Rp61,6 triliun sudah memasuki tahap konstruksi. Dengan adanya pembiayaan dengan pola KPBU, diharapkan dana pemerintah tidak terfokus kepada infrastruktur saja melainkan dapat dialokasikan pada sektor-sektor produktif lain. Transportasi. Fokus pembangunan dimulai dari pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa serta pengentasan daerah tertinggal, perbatasan, serta pulaupulau terluar dengan melaksanakan pembangunan di daerah perbatasan yang meliputi: (1) Pengembangan Pos Lintas Batas Negara (PLBN) dan pembangunan jalan perbatasan; (2) Penyediaan Kewajiban Pelayanan Umum (Public Services Obligation/PSO) serta layanan keperintisan untuk meningkatkan aksesibilitas di daerah tertinggal dengan tarif yang terjangkau; (3) Penyediaan rute subsidi angkutan barang tol laut dalam rangka menurunkan disparitas harga antara kawasan barat dan kawasan timur Indonesia; (4) Penyelesaian pemeliharaan dan pembangunan pelabuhan; (5) Penyelesaian pembangunan jalur kereta api (termasuk jalur ganda); serta (6) Pembangunan bandara baru, jalan bebas hambatan, dan transportasi umum massal yang modern dan terintegrasi secara menyeluruh. Prioritas diberikan pada penyelesaian proyek-proyek yang dapat menurunkan biaya logistik dan memiliki leverage pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Komunikasi dan Informatika. Capaian utama pembangunan komunikasi dan informatika antara lain: (1) Terselesaikannya penataan frekuensi (refarming) pita frekuensi untuk mendukung perluasan layanan pitalebar (broadband) 4G/LTE; (2) Peningkatan pengawasan pemanfaatan spektrum frekuensi radio melalui pembangunan sistem monitor frekuensi radio (SMFR) yang tingkat mobilitasnya tinggi (transportable); (3) Penanganan konten internet bermuatan negatif (blacklist) dan penyediaan konten internet bermuatan positif (whitelist); serta (4) Dukungan untuk pertumbuhan e-commerce nasional. Ketahanan Air. Pembangunan ketahanan air ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan air bagi kebutuhan rumah tangga dan industri serta termitigasinya daya rusak air. Pemenuhan kebutuhan air baku selama periode tahun ditujukan untuk mendukung program 100% layanan akses air bersih yang ditandai dengan meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana air baku dari sebesar 67,16 meter kubik/detik menjadi 118,60 meter kubik/detik pada tahun Dalam rangka penyediaan air untuk kebutuhan akses air minum yang layak pada tahun 2015, telah dilaksanakan kegiatan pembangunan sarana air baku dengan kapasitas 6,97 meter kubik/detik. Pada tahun 2016, telah dilakukan pembangunan sarana air baku dengan kapasitas 6,15 meter kubik/detik. Sedangkan untuk mengendalikan daya rusak air, pada tahun 2016 antara lain telah dibangun sarana pengendali banjir sepanjang 273 km dansarana pengaman pantai sepanjang 38 km. 47

48 KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA Capaian Proyek Kerja Sama Pemerintah dan Badan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Usaha Tahun 2017 Pajak 11,93% 11,84% 10,88% 10,04% 9,28% Retribusi 8,46% 8,67% 12,00% 8,16% 7,23% ** Perkiraan Nilai Investasi 4,20% 4,02% 4,08% 4,74% 3,07% 1,89% 1,66% 5,64% 5,29% 1,62% 1,08 T 2009 Rp ,50% 1,41% 1,29%Rp. 0,4 1,34% T ,12% Konstruksi (52015 Proyek) Pemenuhan Transaksi (2 Proyek) Penyiapan (19 Proyek) Sumber Pendapatan Lain 141, 20 Trilyun Pajak Daerah Trilyun Penandatanganan TAHUN 2016 Perjanjian Kerjasama (1 Proyek) (8 Proyek) TAHUN 2015 Pajak Daerah Trilyun Pajak Daerah Trilyun 1,10% 1,12% SPAM Umbulan 2017 (per Mei)* TAHUN 2016 Retribusi Daerah 9.65 Trilyun Retribusi Daerah 9.86 Trilyun Palapa Ring: Paket Barat, Paket Pajak DaerahTengah dan Paket Timur Trilyun * Nilai total investasi merupakan hasil estimasi awal Sumber Pendapatan Lain 162,68 Trilyun Tahapan Proyek KPBU Retribusi Daerah 1.73 Trilyun PLTU Jawa Tengah 5,60% 2016* Perkembangan PendapatanPembiayaan Daerah Tahun TAHUN ,30% Rp. 53,61 T* Rp. 44,29 T* 2008 Rp. 5,57% 61,59 T ** Retribusi Daerah 1,92 Trilyun 48 Sumber Sumber7 Proyek Jalan Tol telah mendapatkan Per Agustus 2017, pembiayaan Pendapatan Lain Pendapatan Lain dan memasuki konstruksi 696,91 Trilyun 583,25tahap Trilyun

49 PEMBANGUNAN TRANSPORTASI Pembangunan Bandara BaruPe 49

50 KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA 57 ibukota kabupaten dan kota (IKK) sedang dibangun jaringan serat optik melalui proyek Palapa Ring 514 kabupaten/kota 25 IKK sedang dibangun oleh operator swasta 222 kabupaten/kota terlayani pitalebar 4G /LTE 432 IKK telah terkoneksi konten positif domain Penapisan konten negatif domain 50

51 PEMBANGUNAN AIR BAKU, IRIGASI, DAN DAYA RUSAK AIR Sedimen/Lahar Irigasi Pengaman Pantai Pembangunan (Juta Ha) Pembangunan (buah) Pengendali Banjir Pembangunan (Juta Ha) Air Baku Pembangunan (km) Peningkatan (m3/detik)

52 PEMBANGUNAN BENDUNGAN Capaian dan Rencana Pembangunan Bendungan Tahun LEGENDA Bendung Yahukimo Bendungan Jar. Irigasi On Going Bendungan Provinsi Marangkayu Kalimantan Timur Kuningan Jawa Barat Bendo Jawa Timur Gonseng Jawa Timur Tukul Jawa Tengah Tugu Jawa Timur Gondang Jawa Tengah Pidekso Jawa Tengah Karalloe Sulawesi Selatan Keureuto Aceh On Going Bendungan Provinsi Sei Gong Tapin Kep. Riau Kalimantan Selatan Passeloreng Sulawesi Selatan Lolak Raknamo Rotiklod Sulawesi Utara Nusa Tenggara Timur Nusa Tenggara Timur Bintang Bano Nusa Tenggara Barat Mila Nusa Tenggara Barat Tanju Nusa Tenggara Barat Bendungan Tanju Sindangheula Logung Karian Napun Gete Ciawi Sukamahi On Going Provinsi Nusa Tenggara Barat Banten Jawa Tengah Banten Nusa Tenggara Timur Jawa Barat Jawa Barat Kuwil Kawangkon Sulawesi Utara Way Sekampung) Lampung Cipanas Leuwikeris Ladongi Jawa Barat Jawa Barat Sulawesi Tenggara Bendungan Bener Komering II (Tigadihaji) Pamukkulu Lausimeme Sidan Way Apu Margatiga Semantok Temef Baru Provinsi Jawa Tengah Sumatera Selatan Sulawesi Selatan Sumatera Utara Bali Maluku Lampung Jawa Timur Nusa Tenggara Timur Bendungan Baliem Selesai Bendungan Provinsi Rajui Aceh Jatigede Jawa Barat Bajul Mati Jawa Timur Nipah Jawa Timur Titab Bali Teritip 3 Kalimantan Timur Paya Seunara Aceh 52

53 PEMBANGUNAN POLITIK, HUKUM, PERTAHANAN, DAN KEAMANAN SERTA REFORMASI BIROKRASI

54

55 PEMBANGUNAN POLITIK, HUKUM, PERTAHANAN DAN KEAMANAN, SERTA REFORMASI BIROKRASI Kedudukan pembangunan bidang politik, hukum, pertahanan dan keamanan, serta reformasi birokrasi merupakan prasyarat untuk mendukung pembangunan nasional secara keseluruhan. Prasyarat tersebut meliputi pembangunan politik dan demokrasi, kepastian dan penegakan hukum, keamanan dan ketertiban, serta tata kelola dan reformasi birokrasi. Politik dan Demokrasi. Pada tahun 2017, pemerintah telah berhasil mendukung penyelenggaraan pemilihan kepala daerah yang mencakup 7 provinsi, 18 kota, dan 76 kabupaten. Jika dilihat tingkat partisipasi pemilih, terjadi peningkatan dari 69,2% (2015) menjadi 74,5% (2017). Selain itu, telah pula dilakukan penanganan konflik sosial melalui Rencana Aksi Nasional (RAN) dan Rencana Aksi Daerah (RAD), peningkatan kapasitas intelijen aparatur pusat dan daerah, serta proses konsolidasi demokrasi dalam hal penanggulangan terorisme. Dalam bidang politik luar negeri, diplomasi Indonesia telah berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan nasional, menjaga integritas wilayah Indonesia, serta memberikan kontribusi bagi stabilitas dan perdamaian dunia. Kepastian dan Penegakan Hukum. Upaya mewujudkan kepastian dan penegakan hukum telah menunjukkan berbagai kemajuan, antara lain: (1) Penurunan jumlah Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH); (2) Perbaikan pelayanan yang memberikan kemudahan berusaha, seperti kemudahan mendapatkan kredit dan perbaikan waktu pelayanan menjadi lebih singkat; (3) Peningkatan kuantitas maupun kualitas aparatur penegak hukum; (4) Penyelamatan kerugian negara dari tindak pidana korupsi; (5) Pelaksanaan Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar (Satgas Saber Pungli) dan Unit Pemberantasan Pungli (UPP); (6) Pelaksanaan bantuan hukum litigasi dan nonlitigasi kepada masyarakat miskin; (7) Peningkatan jumlah kebijakan yang kondusif terkait perlindungan perempuan dan anak; serta (8) Reformasi sistem hukum perdata melalui penyelesaian gugatan sederhana (small claim court). Keamanan dan Ketertiban. Pelaksanaan pembangunan keamanan dan ketertiban telah menunjukkan capaian antara lain pembangunan Kekuatan Pokok Minimum (Minimum Essential Force/MEF) Tahap II, penguatan perbatasan, pengembangan industri pertahanan, deteksi dini dan penanganan potensi gangguan keamanan dalam negeri, penguatan keamanan laut, serta pemberantasan narkoba. Berdasarkan data tahun 2016, 43 jaringan narkoba nasional dan 44 jaringan narkoba internasional berhasil dibongkar. Selain itu di tahun yang sama, dilakukan penyitaan aset Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) kejahatan narkotika Rp261 miliar. Tata Kelola dan Reformasi Birokrasi. Peningkatan kualitas pelaksanaan reformasi birokrasi nasional ditunjukkan oleh: (1) Capaian indeks RB dengan skor B ke atas untuk K/L (92,68%), provinsi (38,24%), dan kabupaten/kota (37,29%); (2) Penataan Lembaga Non Struktural (LNS); (3) Penguatan pelaksanaan manajemen ASN; (4) Penerapan Sistem Informasi Kearsipan Dinamis (SIKD) dan Sistem Informasi Kearsipan Statis (SIKS) berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK); (5) Penerapan standar pelayanan dengan tingkat kepatuhan K/L/Pemda yang semakin membaik; serta (6) Peningkatan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang ditunjukkan dengan peningkatan perolehan Opini BPK Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dan nilai akuntabilitas kinerja Baik pada instansi pemerintah, penerapan e-procurement untuk memastikan proses pengadaan barang/jasa berjalan secara transparan yang menghasilkan efisiensi belanja pengadaan. 55

56 POLITIK DAN DEMOKRASI 56

57 POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA 57

58 KEPASTIAN DAN PENEGAKAN HUKUM 870 kegiatan Operasi Tangkap Tangan (OTT) Saber Pungli dengan jumlah tersangka sebanyak orang Bantuan Hukum untuk penanganan litigasi kasus dan nonlitigasi kegiatan Fasilitas pelayanan pesan nama Perseroan Terbatas (PT) hanya 1 menit dan pendaftaran fidusia hanya 7 menit Reformasi sistem hukum perdata melalui Penyelesaian Gugatan Sederhana (Small Claim Court) Peningkatan jumlah kebijakan yang kondusif terhadap perempuan dari 276 kebijakan (2014) menjadi 349 kebijakan (2016) Penurunan jumlah Anak Berhadapan dengan Hukum (ABH) di Lembaga Pemasyarakatan Khusus Anak (LPKA) dari orang menjadi orang Penyelamatan kerugian negara dari tindak pidana korupsi Rp 3,55 triliun dan USD ,12 sepanjang 2016 dan 2017 Pelanggaran Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH) dari 87 hakim pada tahun 2016 turun menjadi 32 hakim di tahun

59 Capaian Pembangunan Pertahanan PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN PERTAHANAN PERTAHANAN PERTAHANAN Peningkatan Kekuatan Pertahanan di Natuna SHUKOI KRI Pos Perbatasan F-16 Pos Perbatasan KRI C-130 F-16 Kapal Selam KRI Nagapasa 59 CN-295 KRI

60 PEMBANGUNAN KEAMANAN Deteksi Dini Penanggulangan Terorisme Pembentukan Badan Siber dan Sandi Negara Penanganan 15 Kasus Penyebaran Paham Radikal Melalui internet Penegakkan Hukum 120 Situs Radikal yang terafiliasi ISIS Keberhasilan Operasi Tinombala Teroris Santoso Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban Pengamanan Gejolak Aksi Masa Pengamanan Kegiatan Skala Internasional Pengamanan Pilkada Serentak 2017 di 101 wilayah Pengamanan Hari Besar Keagamaan Keberhasilan Satgas Pangan Pengadaan Almatsus Polri Teknologi Tinggi Pengungkapan Kasus Illegal Fishing Jumlah Kapal yang Melanggar Hukum Kasus Kasus Juli Kasus Kapal Kapal Juni Kapal 60

61 PENANGANAN PERMASALAHAN NARKOBA KURATIF PREVENTIF 61

62 REFORMASI BIROKRASI Indeks RB nilai Baik pada: 92,68 % K/L 38,24 % provinsi 37,29 % kab/kota 11 LNS dibubarkan 2 LNS diintegrasikan 1 LNS disempurnakan tusinya LNS: Lembaga Non Struktural 103 K/L/Pemda menerapkan Sistem Informasi Kearsipan Dinamis (SIKD) dan Sistem Informasi Kearsipan Statis (SIKS) berbasis TIK 352 instansi pemerintah (44 K/L, 22 provinsi, 286 kab/kota) mengisi jabatan sesuai dengan standar kompetensi penerapan e-procurement telah menghasilkan efisiensi sebesar Rp 28,3 triliun 74 Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga mendapatkan opini WTP 44 % Kementerian, 66,67 % Lembaga, 39,39 % Provinsi menerapkan standar pelayanan 62

63

PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA

PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA Pembangunan sarana dan prasarana dititikberatkan pada: (1) Penyediaan pelayanan dasar termasuk penyediaan air minum, sanitasi, listrik,

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN POLITIK, HUKUM, PERTAHANAN, DAN KEAMANAN SERTA REFORMASI BIROKRASI

PEMBANGUNAN POLITIK, HUKUM, PERTAHANAN, DAN KEAMANAN SERTA REFORMASI BIROKRASI PEMBANGUNAN POLITIK, HUKUM, PERTAHANAN, DAN KEAMANAN SERTA REFORMASI BIROKRASI PEMBANGUNAN POLITIK, HUKUM, PERTAHANAN DAN KEAMANAN, SERTA REFORMASI BIROKRASI Kedudukan pembangunan bidang politik, hukum,

Lebih terperinci

PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN

PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN PEMERATAAN DAN KEWILAYAHAN Pembangunan nasional harus dapat menghilangkan/memperkecil kesenjangan yang ada. Upaya pengurangan kesenjangan antarkelompok pendapatan dilakukan

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN

PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN Pembangunan nasional tahun 2015-2017 menekankan kepada penguatan sektor domestik yang menjadi keunggulan komparatif Indonesia, yaitu ketahanan pangan

Lebih terperinci

PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP

PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP Sumber daya alam dan lingkungan hidup memiliki peran yang sangat strategis dalam mengamankan kelangsungan

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN MANUSIA DAN MASYARAKAT

PEMBANGUNAN MANUSIA DAN MASYARAKAT PEMBANGUNAN MANUSIA DAN MASYARAKAT PEMBANGUNAN MANUSIA DAN MASYARAKAT Ikhtiar membangun manusia Indonesia yang berkualitas terus dilakukan untuk mewujudkan kesejahteraan dan meningkatkan kemajuan, yang

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN DAN KEMISKINAN Kinerja perekonomian Indonesia masih terus menunjukkan tren peningkatan dalam beberapa triwulan

Lebih terperinci

RANCANGAN RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN

RANCANGAN RPJMD PROVINSI BANTEN TAHUN PROVINSI BANTEN TAHUN 2017-2022 Disampaikan Oleh : Dr. H. WAHIDIN HALIM, M.Si. GUBERNUR BANTEN Serang, 20 JUNI 2017 1 KONDISI EKSISTING 2 CAPAIAN INDIKATOR MAKRO CAPAIAN IPM CAPAIAN LPE 2014 2015 2016

Lebih terperinci

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 Prioritas Misi Prioritas Meningkatkan infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah 2 1 jalan dan jembatan Kondisi jalan provinsi mantap

Lebih terperinci

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH PROVINSI LAMPUNG 2015 2019 PROVINSI LAMPUNG 2015 2019 BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA 6 BAB II PERENCANAAN KINERJA Laporan Kinerja Kabupaten Purbalingga Tahun mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Lebih terperinci

IKU Pemerintah Provinsi Jambi

IKU Pemerintah Provinsi Jambi Pemerintah Provinsi Jambi dalam menjalankan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan senantiasa memperhatikan visi, misi, strategi dan arah kebijakan pembangunan. Untuk itu, dalam mewujudkan capaian keberhasilan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017 PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan dibawah

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS REPUBLIK INDONESIA RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN

Lebih terperinci

BAPPEDA Planning for a better Babel

BAPPEDA Planning for a better Babel DISAMPAIKAN PADA RAPAT PENYUSUNAN RANCANGAN AWAL RKPD PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2018 PANGKALPINANG, 19 JANUARI 2017 BAPPEDA RKPD 2008 RKPD 2009 RKPD 2010 RKPD 2011 RKPD 2012 RKPD 2013 RKPD

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 Oleh: BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN MALANG Malang, 30 Mei 2014 Pendahuluan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

PADA MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANGKA

PADA MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANGKA PADA MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANGKA Sungailiat, 14 Maret 2017 Oleh: Dr. YAN MEGAWANDI, SH., M.Si. Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung OUTLINE PERIODESASI DOKUMEN PERENCANAAN CAPAIAN

Lebih terperinci

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH MALUKU

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH MALUKU MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH MALUKU PRIORITAS NASIONAL MATRIKS ARAH KEBIJAKAN BUKU III RKP 2012 WILAYAH MALUKU 1 Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola Peningkatan kapasitas pemerintah Meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan NO 2018 A ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 1 PDRB per Kapita (juta rupiah) - PDRB

Lebih terperinci

PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017

PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017 PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun 2017-2022 Wates, 27 September 2017 1 PDRB PER KAPITA MENURUT KABUPATEN/ KOTA DI D.I. YOGYAKARTA ATAS DASAR HARGA BERLAKU, 2012-2016 (JUTA RUPIAH) 1 PERSENTASE PENDUDUK

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN TABEL PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH TERHADAP CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN

PROVINSI BANTEN TABEL PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH TERHADAP CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN PROVINSI BANTEN TABEL PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH TERHADAP CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN PERIODE : 2017-2022 NO 1 1 1106 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Fokus Kesejahteraan

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS Nama Organisasi : Pemerintah Kabupaten Tanggamus Visi INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS TERWUJUDNYA MASYARAKAT KABUPATEN TANGGAMUS YANG SEJAHTERA, AGAMIS, MANDIRI, UNGGUL DAN

Lebih terperinci

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan : Tgk.

Lebih terperinci

LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015

LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015 NO LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 05 Kehidupan yang kondusif bagi umat beragama. tercapai Mewujudkan tatanan sosial keagamaan 00% Penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Lebih terperinci

KOTA SURAKARTA KEBIJAKAN UMUM APBD (KUA) TAHUN ANGGARAN 2017 BAB I PENDAHULUAN

KOTA SURAKARTA KEBIJAKAN UMUM APBD (KUA) TAHUN ANGGARAN 2017 BAB I PENDAHULUAN - 3 - LAMPIRAN: NOTA KESEPAKATAN ANTARA PEMERINTAH KOTA SURAKARTA DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 910/3896 910/7101 TENTANG : KEBIJAKAN UMUM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah Kondisi perekonomian Kota Ambon sepanjang Tahun 2012, turut dipengaruhi oleh kondisi perekenomian

Lebih terperinci

TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA BOGOR SEBAGAI KOTA YANG CERDAS, BERDAYA SAING DAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI SMART GOVERMENT DAN SMART PEOPLE

TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA BOGOR SEBAGAI KOTA YANG CERDAS, BERDAYA SAING DAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI SMART GOVERMENT DAN SMART PEOPLE C. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN PENCAPAIAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015-2019 MISI 1. MEWUJUDKAN BOGOR KOTA YANG CERDAS DAN BERWAWASAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Gubernur terpilih pada masa jabatan. Hal ini ditunjukan

Lebih terperinci

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017 PRIORITAS PEMBANGUNAN 2017 Meningkatkan kualitas infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah

Lebih terperinci

BAB VII PENGEMBANGAN WILAYAH MALUKU TAHUN 2011

BAB VII PENGEMBANGAN WILAYAH MALUKU TAHUN 2011 BAB VII PENGEMBANGAN WILAYAH MALUKU TAHUN 2011 7.1. Kondisi Wilayah Maluku Saat Ini Perkembangan terakhir pertumbuhan ekonomi di wilayah Maluku menunjukkan tren meningkat dan berada di atas pertumbuhan

Lebih terperinci

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERJANJIANN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahann yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 06 Kabupaten Tahun Anggaran : 06 : Hulu Sungai Selatan TUJUAN SASARAN INDIKATOR SASARAN 4 Mewujudkan nilai- nilai agamis sebagai sumber

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 KABUPATEN ACEH TENGAH PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN ACEH TENGAH TAHUN 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Lebih terperinci

BUKU SAKU KINERJA PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN

BUKU SAKU KINERJA PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN BUKU SAKU KINERJA PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN Daftar Isi A. Fiskal... B. Program Prioritas Tahun 2017 dan 2018... C. Proyek Strategis Nasional Sumatera Selaan... D. Capaian Kinerja Tahun 2016,

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH ACEH TAHUN Pergub menjaga keberlanjutan perdamaian. 1.3 Persentase pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP.

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH ACEH TAHUN Pergub menjaga keberlanjutan perdamaian. 1.3 Persentase pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP. PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH ACEH TAHUN 2017 No (1) (2) (3) (4) 1. Meningkatnya implementasi UUPA 1.1 Jumlah Qanun Aceh yang ditetapkan. * 13 Qanun dalam percepatan pembangunan dan 1.2 Jumlah Peraturan

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi

Lebih terperinci

Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global

Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki daya saing dalam menghadapi tantangan global PENGUKURAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2015 VISI : Menuju Sidoarjo Sejahtera, Mandiri, dan Berkeadilan No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan Target 2015 Realiasasi 2015 % Capaian

Lebih terperinci

- 1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

- 1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA, - 1- SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2018 TENTANG RANCANGAN RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2019

Lebih terperinci

EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN VISI : Menuju Sidoarjo Sejahtera, Mandiri, dan Berkeadilan

EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN VISI : Menuju Sidoarjo Sejahtera, Mandiri, dan Berkeadilan EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN 2015 VISI : Menuju Sidoarjo Sejahtera, Mandiri, dan Berkeadilan NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA % Capaian Kinerja % Realisasi

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1 01 PELAYANAN UMUM 65.095.787.348 29.550.471.790 13.569.606.845 2.844.103.829 111.059.969.812 01.01 LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN DAN FISKAL, SERTA URUSAN LUAR NEGERI 64.772.302.460

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1 Halaman : 1 01 PELAYANAN UMUM 66.583.925.475 29.611.683.617 8.624.554.612 766.706.038 105.586.869.742 01.01 LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN DAN FISKAL, SERTA URUSAN LUAR NEGERI 66.571.946.166

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Pengembangan Kelembagaan Ekonomi dan Iklim Usaha Kondusif 1. Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Mendukung terciptanya kesempatan

Lebih terperinci

Pembangunan Infrastruktur PUPR Tekan Kesenjangan Antar Wilayah di Indonesia

Pembangunan Infrastruktur PUPR Tekan Kesenjangan Antar Wilayah di Indonesia Rilis PUPR #2 10 Agustus 2017 SP.BIRKOM/VIII/2017/39 Pembangunan Infrastruktur PUPR Tekan Kesenjangan Antar Wilayah di Indonesia Jakarta Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimlujono

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR Pemerintah Provinsi Banten Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala Daerah dan Wakil

Lebih terperinci

APBD KOTA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2018

APBD KOTA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2018 APBD KOTA YOGYAKARTA TAHUN ANGGARAN 2018 1. Tema pembangunan tahun 2018 : Meningkatnya Pelayanan Publik yang Berkualitas Menuju Kota Yogyakarta yang Mandiri dan Sejahtera Berlandaskan Semangat Segoro Amarto.

Lebih terperinci

Kebijakan Pemerataan Ekonomi Dalam Rangka Menurunkan Kemiskinan. Lukita Dinarsyah Tuwo

Kebijakan Pemerataan Ekonomi Dalam Rangka Menurunkan Kemiskinan. Lukita Dinarsyah Tuwo Kebijakan Pemerataan Ekonomi Dalam Rangka Menurunkan Kemiskinan Lukita Dinarsyah Tuwo Solo, 26 Agustus 2017 DAFTAR ISI 1. LATAR BELAKANG 2. KEBIJAKAN PEMERATAAN EKONOMI 3. PRIORITAS QUICK WIN Arah Kebijakan

Lebih terperinci

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi dan misi merupakan gambaran apa yang ingin dicapai Kota Surabaya pada akhir periode kepemimpinan walikota dan wakil walikota terpilih, yaitu: V.1

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1 Halaman : 1 01 PELAYANAN UMUM 66.396.506.021 27.495.554.957 7.892.014.873 639.818.161 102.423.894.012 01.01 LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN DAN FISKAL, SERTA URUSAN LUAR NEGERI 66.384.518.779

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT, GUBERNUR KALIMANTAN BARAT KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR : 678/ OR / 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 396/OR/2014 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

Lebih terperinci

PAPUA BANGKIT, MANDIRI & SEJAHTERA

PAPUA BANGKIT, MANDIRI & SEJAHTERA PEMERINTAH PROVINSI PAPUA KINERJA PAPUA BANGKIT, MANDIRI & SEJAHTERA PROVINSI PAPUA TAHUN - 2017 MISI 1 MEWUJUDKAN SUASANA AMAN, TENTRAM & NYAMAN BAGI SELURUH MASYARAKAT PAPUA DALAM KEDAULATAN NKRI ANGKA

Lebih terperinci

BAB III PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH

BAB III PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH BAB III PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH 3.1 PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH Pembangunan daerah tahun 2009 merupakan bagian dari pembangunan daerah jangka menengah tahun 2004 2009. Rencana Kerja Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I. VISI Pembangunan di Kabupaten Flores Timur pada tahap kedua RPJPD atau RPJMD tahun 2005-2010 menuntut perhatian lebih, tidak hanya untuk menghadapi permasalahan

Lebih terperinci

BAB II JAWA BARAT DALAM KONSTELASI NASIONAL

BAB II JAWA BARAT DALAM KONSTELASI NASIONAL BAB II JAWA BARAT DALAM KONSTELASI NASIONAL 2.1 Indeks Pembangunan Manusia beserta Komponennya Indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM; Human Development Index) merupakan salah satu indikator untuk mengukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN... I-1

BAB I PENDAHULUAN... I-1 DAFTAR ISI Daftar Isi... Daftar... Daftar Gambar... BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen... I-7 1.4. Kaidah Pelaksanaan...

Lebih terperinci

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH PAPUA

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH PAPUA MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH PAPUA Provinsi Papua PRIORITAS NASIONAL MATRIKS ARAH KEBIJAKAN BUKU III RKP 2012 WILAYAH PAPUA 1 Pendidikan Peningkatan akses pendidikan dan keterampilan kerja serta pengembangan

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012 [Type text] LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012 BUKU I: Prioritas Pembangunan, serta Kerangka Ekonomi Makro dan Pembiayaan Pembangunan

Lebih terperinci

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA BAB IX PENETAPAN INDIKATOR Pada akhir tahun kedua pelaksanaan Tahun 2011-2015, terjadi dinamika dalam pencapaian target kinerja daerah, antara lain beberapa indikator telah tercapai jauh melampaui target

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... xix BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen RPJMD

Lebih terperinci

: RUSLI HABIBIE :

: RUSLI HABIBIE : GUBERNUR GORONTALO PENETAPAN KINERIA TAHUN 2013 PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, yang bertanda

Lebih terperinci

TARGET DAN REALISASI INDIKATOR RPJMD PROVINSI DIY TAHUN

TARGET DAN REALISASI INDIKATOR RPJMD PROVINSI DIY TAHUN TARGET DAN REALISASI INDIKATOR RPJMD PROVINSI DIY TAHUN 2009-2013 Indikator MISI 1 1. Angka Melek Huruf Persen 94,90 96,98 98,93 100,00 100,00 98,10 98,18 98,18 2. Angka Rata-rata Lama Sekolah Tahun 12,20

Lebih terperinci

BUPATI PARIGI MOUTONG PROVINSI SULAWESI TENGAH

BUPATI PARIGI MOUTONG PROVINSI SULAWESI TENGAH BUPATI PARIGI MOUTONG PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN BUPATI PARIGI MOUTONG NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PARIGII MOUTONG TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAHAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2015

BAHAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2015 BAHAN MENTERI DALAM NEGERI PADA ACARA MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) REGIONAL KALIMANTAN TAHUN 2015 BALAI SIDANG JAKARTA, 24 FEBRUARI 2015 1 I. PENDAHULUAN Perekonomian Wilayah Pulau Kalimantan

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2019 1. PENDAHULUAN Penyusunan RKT 2019 mengacu kepada Dokumen Renstra Kemenko PMK 2015-2019, 100 Program Prioritas Presiden, serta Isu Strategis Bidang PMK dalam

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH B A B I X 1 BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja daerah bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi Kepala dan Wakil Kepala

Lebih terperinci

Walikota dan Wakil Walikota Samarinda. Periode

Walikota dan Wakil Walikota Samarinda. Periode VISI, MISI dan AGENDA PRIORITAS Walikota dan Wakil Walikota Samarinda Periode 2016-2021 1 INDIKATOR MAKRO KOTA SAMARINDA TARGET TAHAP 3 RPJPD KOTA SAMARINDA 2005-2025 PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS KOTA

Lebih terperinci

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, akuntabel dan berorientasi pada hasil, yang bertanda

Lebih terperinci

LKj Provinsi Lampung Tahun 2015 DAFTAR TABEL. xiii. Hal DAFTAR TABEL

LKj Provinsi Lampung Tahun 2015 DAFTAR TABEL. xiii. Hal DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Dasar Hukum Pembentukan Wilayah Administrasi Provinsi Lampung... 9 Tabel 1.2 Data Wilayah Administrasi Provinsi Lampung... 10 Tabel 1.3 Jumlah Penduduk Provinsi Lampung Menurut Kabupaten/Kota,

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2015 No. 56/08/71/Th. IX, 5 Agustus 2015 PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2015 PEREKONOMIAN SULAWESI UTARA TRIWULAN II-2015 TUMBUH 6,27 PERSEN Perekonomian Sulawesi Utara Triwulan II-2015 yang

Lebih terperinci

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun BAB 2 PERENCANAAN KINERJA 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018 Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berdasarkan amanat dari Peraturan Daerah

Lebih terperinci

SAMBUTAN SEKRETARIS JENDERAL PUPR PADA PRA KONSULTASI REGIONAL TAHUN 2017 WILAYAH SUMATERA

SAMBUTAN SEKRETARIS JENDERAL PUPR PADA PRA KONSULTASI REGIONAL TAHUN 2017 WILAYAH SUMATERA SAMBUTAN SEKRETARIS JENDERAL PUPR PADA PRA KONSULTASI REGIONAL TAHUN 2017 WILAYAH SUMATERA Palembang, 7 Maret 2017 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Tantangan Pembangunan 2 TANTANGAN PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TAHUN 2016 BPS PROVINSI LAMPUNG No. 09/02/18 Tahun XVIII, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TAHUN 2016 EKONOMI LAMPUNG TAHUN 2016 TUMBUH 5,15 PERSEN MENGUAT DIBANDINGKAN TAHUN SEBELUMNYA Perekonomian Lampung

Lebih terperinci

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012 Januari 2013 Kinerja Ekonomi Daerah Cukup Kuat, Inflasi Daerah Terkendali Ditengah perlambatan perekonomian global, pertumbuhan ekonomi berbagai daerah di Indonesia

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 EKONOMI PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 TUMBUH 5,21 PERSEN MENGUAT DIBANDINGKAN TRIWULAN II-2015

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 EKONOMI PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 TUMBUH 5,21 PERSEN MENGUAT DIBANDINGKAN TRIWULAN II-2015 BPS PROVINSI LAMPUNG No. 09/08/Th.XVII, 5 Agustus 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 EKONOMI PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 TUMBUH 5,21 PERSEN MENGUAT DIBANDINGKAN TRIWULAN II-2015 Perekonomian

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2010 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2010 MENURUT FUNGSI, SUBFUNGSI, PROGRAM DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1 Halaman : 1 01 PELAYANAN UMUM 70.623.211.429 31.273.319.583 8.012.737.962 316.844.352 110.226.113.326 01.01 LEMBAGA EKSEKUTIF DAN LEGISLATIF, MASALAH KEUANGAN DAN FISKAL, SERTA URUSAN LUAR NEGERI 70.609.451.524

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi merupakan cara pandang ke depan tentang kemana Pemerintah Kabupaten Belitung akan dibawa, diarahkan dan apa yang diinginkan untuk dicapai dalam kurun

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dan Berdaya Saing, Menuju Masyarakat Sejahtera Yang Berkeadilan Dan Berakhlak Mulia,

KATA PENGANTAR. Dan Berdaya Saing, Menuju Masyarakat Sejahtera Yang Berkeadilan Dan Berakhlak Mulia, KATA PENGANTAR Dengan niat yang tulus, segala bentuk kebijakan, program dan kegiatan diselenggarakan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan dengan harapan semoga gerak langkah kita selalu diberkahi

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN I-2016

PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN I-2016 BPS PROVINSI LAMPUNG No. 09/05/18/Th.XVII, 4 Mei 2016 PERTUMBUHAN EKONOMI LAMPUNG TRIWULAN I-2016 EKONOMI LAMPUNG TUMBUH 5,05 PERSEN MENGUAT DIBANDINGKAN TRIWULAN I-2015 Perekonomian Lampung triwulan I-2016

Lebih terperinci

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015 1.8. Kebijakan Pembangunan Daerah Berkelanjutan Provinsi DKI Jakarta Pembangunan di DKI Jakarta adalah bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional secara keseluruhan dan pembangunan pada hakekatnya

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Disampaikan dalam Acara: Musrenbang RKPD Provinsi Kepulauan Riau 2015 Tanjung

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN 2016 BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 63/11/34/Th.XVIII, 7 November PERTUMBUHAN EKONOMI D.I. YOGYAKARTA TRIWULAN III TAHUN EKONOMI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TRIWULAN III TUMBUH SEBESAR 4,68 PERSEN, LEBIH LAMBAT

Lebih terperinci

Tabel 5.1 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Indikator Sasaran dan Target Sasaran Visi : "Bali Mandara Jilid 2", Bali yang Maju, Aman, Damai dan Sejahtera

Tabel 5.1 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Indikator Sasaran dan Target Sasaran Visi : Bali Mandara Jilid 2, Bali yang Maju, Aman, Damai dan Sejahtera Tabel 5.1 Visi, Misi, Tujuan,, Indikator dan Target Visi : " Mandara Jilid 2", yang Maju, Aman, Damai dan Sejahtera No 1 Misi Mewujudkan yang Berbudaya, Metaksu, Dinamis, Maju dan Modern Tujuan Meningkatkan

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------------------------------------------ i DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH Perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah perlu memperhatikan korelasinya terhadap pencapaian prioritas dan sasaran pembangunan nasional, dan regional

Lebih terperinci

LAPORAN 3 TAHUN PEMERINTAHAN JOKO WIDODO - JUSUF KALLA

LAPORAN 3 TAHUN PEMERINTAHAN JOKO WIDODO - JUSUF KALLA KANTOR STAF PRESIDEN LAPORAN 3 TAHUN PEMERINTAHAN JOKO WIDODO - JUSUF KALLA RINGKASAN 17 OKTOBER 2017 PENGANTAR: TEMA LAPORAN TAHUNAN 1,2,3 MENGAPA PEMERATAAN YANG BERKEADILAN? NAWACITA Meletakkan Fondasi

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 263 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

LAPORAN 3 TAHUN PEMERINTAHAN JOKO WIDODO - JUSUF KALLA

LAPORAN 3 TAHUN PEMERINTAHAN JOKO WIDODO - JUSUF KALLA KANTOR STAF PRESIDEN LAPORAN 3 TAHUN PEMERINTAHAN JOKO WIDODO - JUSUF KALLA RINGKASAN 15 OKTOBER 2017 PENGANTAR: TEMA LAPORAN TAHUNAN 1,2,3 MENGAPA PEMERATAAN Meletakkan Fondasi Percepatan Pemerataan YANG

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Jabatan

Lebih terperinci

Analisis Isu-Isu Strategis

Analisis Isu-Isu Strategis Analisis Isu-Isu Strategis Permasalahan Pembangunan Permasalahan yang ada pada saat ini dan permasalahan yang diperkirakan terjadi 5 (lima) tahun ke depan yang dihadapi Pemerintah Kabupaten Bangkalan perlu

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH.

KATA PENGANTAR. Kota Mungkid, 25 Maret a.n. BUPATI MAGELANG WAKIL BUPATI MAGELANG H.M. ZAENAL ARIFIN, SH. KATA PENGANTAR Syukur alhamdulillah kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayahnya, sehingga Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Magelang Tahun 2014 dapat diselesaikan tepat waktu. Laporan

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 2015

PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 2015 BADAN PUSAT STATISTIK No. 16/2/Th.XIX, 5 Februari 216 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN EKONOMI INDONESIA TRIWULAN IV- TUMBUH 5,4 PERSEN TERTINGGI SELAMA TAHUN EKONOMI INDONESIA TAHUN TUMBUH 4,79 PERSEN

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016 PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) (4) 1 Menurunnya angka 1 Angka Kemiskinan (%) 10-10,22 kemiskinan 2 Pendapatan per kapita

Lebih terperinci

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT 1.1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) beserta Komponennya Angka Partisipasi Kasar (APK) SLTP meningkat di tahun 2013 sebesar 1.30 persen dibandingkan pada tahun

Lebih terperinci

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012 KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012 Oleh : Menteri PPN/Kepala Bappenas Disampaikan dalam acara Musyawarah

Lebih terperinci

BERITA RESMI STATISTIK

BERITA RESMI STATISTIK Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan IV-217 No. 16/2/Th.XXI, Februari 218 BERITA RESMI STATISTIK Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan IV-217 Ekonomi Indonesia Triwulan IV-217 Tumbuh,19 Persen Perekonomian

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH 2016

PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 09/02/Th.XX, 6 Februari 2017 PERTUMBUHAN EKONOMI ACEH EKONOMI ACEH SELAMA TAHUN DENGAN MIGAS TUMBUH 3,31 PERSEN, TANPA MIGAS TUMBUH 4,31 PERSEN. Perekonomian Aceh

Lebih terperinci