BAB II TINJAUAN PUSATAKA. sebagian atau seluruh waktunya dijalanan dengan melakukan kegiatan-kegiatan guna
|
|
- Ratna Tedjo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSATAKA 2.1 Pengertian Anak Jalanan Anak jalanan adalah seseorang yang berumur dibawah 18 tahun yang menghabiskan sebagian atau seluruh waktunya dijalanan dengan melakukan kegiatan-kegiatan guna mendapatkan uang atau guna mempertahankan hidupnya (Shalahuddin, 2000). Anak jalanan merupakan sebagian dari anak-anak yang hidup dan tumbuh secara mandiri (Irwanto,2003). Kehidupan anak jalanan bagi sebagian anak jalanan mempunyai dampak yang positif misalnya anak menjadi tahan kerja keras karena sudah terbiasa terkena panas dan hujan, anak jalanan bisa belajar bekerja sendiri, bertanggungjawab dan membantu ekomoni orang tuanya (Sarwoto, 2002). Menurut Suyanto (2003), munculnya anak jalanan memiliki penyebab yang tidak tunggal. Munculnya fenomena anak jalanan tersebut disebabkan oleh dua hal yaitu : Problema sosiologis. Karena faktor keluarga yang tidak kondusif bagi perkembangan si anak, misalnya orang tua yang kurang perhatian kepada anak-anaknya, tidak ada kasih sayang dalam keluarga, diacuhkan dan banyak tekanan dalam keluarga serta pengaruh teman. Problema ekonomi, karena faktor kemiskinan anak terpaksa memikul beban ekonomi keluarga yang seharusnya menjadi tanggung jawab orang tua. 2.2 Karakteristik Anak Jalanan Garliah (2004) menuliskan bahwa anak jalanan bukanlah satu kelompok yang homogen. Sekurang-kurangnya mereka bisa di kategorikan ke dalam dua kelompok yaitu anak yang bekerja di jalan dan anak yang hidup di jalan. Perbedaan diantaranya ditentukan berdasarkan kontak 10
2 dengan keluarga. Anak yang bekerja di jalan masih memiliki kontak dengan orang tua sedangkan anak yang hidup di jalan putus hubungan dengan orang tua. Hal ini lebih diperinci oleh Anonim (2004) dengan membedakan ciri-ciri anak jalanan berdasarkan dua kategori kelompok tersebut sebagai berikut: 1. Anak yang hidup di jalan: Putus hubungan atau lama tidak bertemu dengan orang tuanya minimal setahun yang lalu. Berada di jalanan seharian dan meluangkan 8-10 jam untuk bekerja, sisanya untuk mengelandang atau tidur. Bertempat tinggal di jalanan dan tidur disembangan tempat seperti emper toko, kolong jembatan, taman, stasuin, dll. Tidak sekolah lagi. Pekerjaannya mengamen, mengemis, pemulung, dan serabutan yang hasilnya untuk diri sendiri. Rata-rata usia di bawah 14 tahun. 2. Anak yang bekerja di jalanan, cirinya adalah: Berhubungan tidak teratur dengan orangtuanya, yakni pulang secara periodik misalnya seminggu sekali, sebulan sekali, dan tidak tentu. Mereka umumnya berasal dari luar kota yang bekerja di jalanan. Berada di jalan sekitar 8-12 jam untuk bekerja, sebagian mencapai 16 jam. Bertempat tinggal dengan cara mengontrak sendiri atau bersama teman, dengan orang tua/saudaranya, atau tempat kerjanya di jalan. Tempat tinggal umumnya kumuh yang terdiri orang-orang sedaerah. 11
3 Pekerjaan menjual koran, mengasong, pengasong, pencuci bus, pemulung sampah, penyemir sepatu, dan sebagainya. Bekerja merupakan bagian utama setelah putus sekolah terlebih di antara mereka harus membantu orangtuanya karena miskin, cacat, dan tidak mampu lagi. Rata-rata usianya di bwah 16 tahun. Departemen sosial R.I,(2006) merumuskan ciri-ciri anak jalanan ke dalam dua kategori yaitu ciri fisik dan psikis. Ciri fisik anak jalanan adalah anak jalanan yang mempunyai kulit kusam, rambut kemerah-merahan, kebanyakan berbadan kurus, dan pakaian kotor. Ciri psikis adalah mereka mempunyai mobilitas yang tinggi terutama untuk memenuhui kebutuhan pangan, masa bodoh, mempunyai rasa penuh curiga, sangat sensitif, sulit diatur, berwatak keras, kreatif, semangat hidup yang tinggi, tidak berpikir panjang (berani mengambil resiko), dan mandiri. 2.3 Jenis Anak Jalanan Berdasarkan penelitian Surbakti (1997) anak jalanan dibedakan menjadi tiga kelompok : 1. Children on the street, yakni anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi sebagai pekerja anak dijalan,namun masih mempunyai hubungan yang kuat dengan orang tua mereka. Sebagai penghasilan mereka di jalan diberikan kepada orang tuanya (Soedijar.1984: Sanusi dalam Mulandar,1996:39). Fungsi anak jalanan pada kategori ini adalah untuk membantu memperkuat penyangga ekonomi keluarganya karena beban atau tekanan kemiskinan yang mesti ditanggung tidak dapat diselesaikan sendiri oleh kedua orangtuanya. 2. Children of the street, yakni anak-anak yang berpastisipasi penuh dijalanan baik secara sosial maupun ekonomi.beberapa diantara mereka masih mempunyai hubungan dengan 12
4 orangtuanya tetapi frekuensi pertemuan mereka tidak menentu. Banyak diantara mereka adalah anak-anak yang karena suatu sebab biasanya kekerasan lari atau pergi dari rumah. Anak-anak pada ketegori ini sangat rawan terhadap perlakuan salah, baik secara sosial maupun emosional, fisik maupun seksual. 3. Children from families of the street, yakni anak-anak yang berasal dari keluarga yang hidup di jalanan. Walupun anak-anak ini mempunyai hubungan kekeluargaan yang cukup kuat, tetapi hidup mereka terombang-ambing dari satu tempat ketempat lain dengan segala resikonya. 2.4 Faktor Penyebab Fenomena Anak Jalanan Berikut ini beberapa faktor penyebab fenomena anak jalanan berdasarkan penelitian oleh J.LE Roux (1997), yaitu : 1. Anak jalanan yang merupakan korban perceraian, dengan ciri-ciri: kemiskinan, orang tua tunggal, dan ekonomi rendah. 2. Anak jalanan Kekerasan keluarga terhadap anak. 3. Anak jalanan yang mengalami kematian keluarga dan mempunyai orang tua tiri. 4. Anak jalanan yang mengalami gagal sekolah 5. Anak jalanan yang tidak memiliki orang tua atau yatim piatu. 6. Anak jalanan yang menjadi korban dari kurangnya akomodasi, pecelahan seksual, dan diusir dari rumah. 7. Anak jalanan yang keluarganya memiliki ekonomi yang rendah, sehingga anak bekerja untuk membantu perekonomian keluarga. 13
5 8. Beberapa anak jalanan terjun ke jalan untuk menemukan keberuntungan dan kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya. 9. Anak jalanan yang terusir dari rumah karena kurangnya perhatian dari orang tua. 10. Anak jalanan yang mengalami penghinaan, penolakan, dan kegagalan di sekolah. 2.5 Faktor Penarik Menjadi Anak Jalanan. Berikut adalah beberapa faktor penarik menjadi anak jalanan: 1. Kehidupan anak jalanan yang menjanjikan, dimana anak mudah mendapatkan uang, anak bisa bermain dan bergaul dengan bebas. 2. Diajak teman, menjadi salah satu faktor yang menyebabkan anak pergi kejalanan. Pengaruh teman menunjukan dampak besar anak pergi kejalanan terlebih bila dorong pergi kejalanan mendapatkan dukungan dari orang tua atau keluarga. 3. Adanya peluang di sektor informal yang tidak terlalu membutuhkan modal dan keahlian Teori Budaya Kemiskinan Menurut Oscar Lewis kemiskinan merupakan budaya yang terjadi karena penderitaan ekonomi yang berlangsung lama. Lewis menemukan bahwa kemiskinan adalah salah satu subkultur masyarakat yang memiliki kesamaan ciri antar etnik satu dengan yang lain. Kebudayaan kemiskinan cenderung hadir dan berkembang di dalam masyarakat-masyarakat yang memilii seperangkat kondisi sebagai berikut. Pertama, sistem perekonomian terlalu berorientasi pada keuntungan. Kedua, tingginya tingkat atau angka penganguran dan setengah dari pengangguran tersebut adalah tenaga tak terampil. Ketika, rendahnya upah atau gaji yang di peroleh pekerja. Keempat. Tidak berhasilnya orang yang berpenghasilan rendah meningkatkan 14
6 organisasi sosial, ekonomi, dan politik secera sukarela. Kelima, sistem keluarga bilateral lebih menonjol daripada sistem unilateral. Keenam, kuatnya nilai-nilai pada kelas berkuasa yang menekankan penumpukan harta kekayaan dan adanya kemungkinan mobilitas vertikal atau kesempatan untuk terus meningkat dalam status, dan sikap hidup hemat, serta adanya anggapan bahwa kemiskinan atau rendahnya status ekonomi disebabkan oleh karena ketidaksanggupan pribadi ( pada dasarnya sudah rendah kedudukannya). Kemiskinan menurut Lewis pada akhirnya mendorong terwujudnya sikap meminta-minta dan mengharapkan sedekah yang menjadi ciri-ciri subkultur orang miskin. Namun, hal tersebut sebenarnya merupakan langkah adaptasi yang rasional atas kondisi yang mereka hadapi. Sikap-sikap ini pada akhirnya diturunkan kepada generasi sesudah melalui proses sosialisasi dan menjadi lestari. Oscar Lewis (1955), mengindentifikasi bahwa dalam kebudayaan kemiskinan (terutama di perkotaan), adalah sebagai konsekuensi dari masyarakat dengan kepadatan tinggi, terbatasnya akses-akses terhadap barang-barang konsumsi, layanan kesehatan dan sarana pendidikan. Demikian juga masyarakat yang mempunyai insitusi sosial yang lemah untuk mengontrol dan memecahkan masalah sosial dan kependudukan, yang berdampak pada pertumbuhan tinggi dan pengangguran juga tinggi. Kebudayaan kemiskinan merupakan suatu adaptasi atau penyesuian dan reaksi kaum miskin terhadap marginal mereka di dalam masyarakat yang berstrata kelas yang bersifat sangat individualistis kepada kaum kelas bawah. Sehingga yang mempunyai kemungkinan besar untuk memiliki kebudayaan kemiskinan adalah kelompok masyarakat yang berstrata rendah yang mengalamai perubahan sosial yang drastis yang ditunjukkan oleh ciri-ciri yang dikemukakan Oscar Lewis (1955): 15
7 1. Kurang efektifnya partisipasi dan integrasi kaum miskin ke dalam lembaga-lembaga utama masyarakat, yang berakibat munculnya rasa ketakutan, kecurigaan tinggi, apatis dan perpecahan. 2. Pada tingkat komunitas lokal secara fisik ditemui rumah-rumah dan permukiman kumuh, penuh sesak, bergerombol, dan rendahnya tingkat organisasi di luar keluarga inti dan keluarga luas. 3. Pada tingkat keluarga ditandai oleh masa kanak-kanak yang singkat dan kurang pengasuhan oleh orang tua, cepat dewasa, atau perkawinan usia dini, tingginya angka perpisahan keluarga, dan kecenderungan terbentuknya keluarga matrilineal dan dominannya peran sanak keluarga ibu pada anak-anaknya. 4. Pada tingat individu dengan ciri yang menonjol adalah kuatnya perasaan tidak berharga, tidak berdaya, ketergantungan yang tinggi dan rasa rendah diri. 5. Tingginya rasa tingkat kesengsaraan, karena beratnya perderitaan ibu, lemahnya struktur pribadi, kurangnya kendali diri dan dorongan nafsu, kuatnya orientasi masa kini, dan kurangnya kesabaran dalam hal menunda keinginan dan rencana masa depan, perasaan pasrah atau tidak berguna, tingginya anggapan terhadap keunggulan lelaki, dan berbagai jenis penyakit kejiwaan. 6. Kebudayaan kemiskinan juga membentuk orientasi yang sempit dari kelompoknya, mereka hanya mengetahui kesulitan-sulitan, kondisi setempat, lingkungan tetangga dan cara hidup mereka sendiri saja, tidak adanya kesadaran kelas walau mereka sangat sensitif terhadap perbedaan-perbedaan status. Kebudayaan kemiskinan merupakan adaptasi dan penyesuaian oleh sekelompok orang pada kondisi marginal mereka, tetapi bukan untuk eksistensinya karena sejumlah sifat dan sikap 16
8 mereka lebih banyak terbatas pada orientasi kekinian dominanya sikap rendah diri, apatis, dan sempitnya pada perencanaan masa depan. Oscar Lewis (1955) menjelaskan bahwa kemiskinan yang ia pahami adalah suatu sub-kebudayaan yang diwarisi dari generasi ke generasi. Ia membawakan pandangan lain bahwa kemiskinan hanya masalah kelumpuhan ekonomi, disorganisasi atau kelangkaan sumber daya. Kemiskinan dalam beberapa hal bersifat positif karena memberikan jalan keluar bagi kaum miskin untuk mengatasi kesulitan-kesulitan hidupnya. Teori kemiskinan budaya (cultural poverty) yang dikemukakan Oscar Lewis menyatakan bahwa kemiskinan dapat muncul sebagai akibat adanya nilai-nilai atau kebudayaan yang dianut oleh orang-orang miskin, seperti rasa malas, mudah menyerah pada nasib, dan kurang memiliki etos kerja. Kemampuan terbatas pada orang-orang miskin, seperti birokrasi atau peraturan-peraturan resmi yang dapat menghambat seseorang dalam memanfaatkan sumber daya. kemiskinan model ini seringkali diistilahkan dengan kemiskinan struktural. Menurut pandangan ini, kemiskinan terjadi bukan dikarenakan ketidakmauan si miskin untuk bekerja (malas), melainkan karena ketidakmampuan sistem dan struktur sosial dalam menyediakan kesempatan-kesempatan yang memungkinkan si miskin dapat bekerja. 2.7 Penelitian Yang Relevan Penelitan yang relevan dengan penelitian ini yakni penelitian dari Tjutjup Purwoko (2013) Penelitian ini meyangkut permasalah bagaimana faktor pembentukan anak jalanan yang ada di kota Balikpapan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data dengan pengamatan secara langsung dan wawancara mendalam. 17
9 Dalam hasil penelitian ini menjelaskan bahwa faktor-faktor penyebab keberadaan anak jalanan dikota Balikpapan meliputi : Pertama, faktor ekonomi yang meliputi: pendapatan, tempat tinggal, kepemilikan barang, berdasarkan hasil penelitian dilapangan, tempat tinggal para anak jalanan sebagian besar masih tinggal bersama orangtuanya. Penghasilan yang didapat oleh anak jalanan cukup beragam antara lain: penjual Koran mendapatkan penghasilan Rp Rp /perharinya. Anak yang mengemis Rp Rp perharinya. Anak yang bekerja sebagai pengamen dan buruh angkat di pasar mendapatkan Rp Rp perharinya. Kedua, Faktor sosial meliputi : aspirasi, partisipasi dalam masyarakat. Hal-hal yang berkaitan dengan aspirasi dan pastisipasi mereka di dalam lingkungan masyarakat seluruh informan tidak begitu mereka pikirkan, ada di dalam benak meraka semua ialah bekerja mencari uang untuk membantu mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarga mereka dan untuk memenuhui kebutuhan pribadi mereka sendiri tanpa harus meminta/membebani keluarga mereka. Mulai dari pagi hingga petang dan petang hingga dini hari semuanya mereka lakukan untuk bekerja di jalanan. Tidak memikirkan bahaya yang mengancam setiap kali mereka bekerja. Ketiga, faktor budaya meliputi: kebiasaan, keinginan untuk berusaha. Faktor budaya kebiasaaan dan keinginan untuk berusaha dimaksudkan oleh penulis bahwa kegiatan bekerja dijalanan yang mereka lakukan ini apakah ada unsur kebiasaan, paksaan ataukah keinginan atau kesadaran individu masing-masing untuk membantu perekonomian keluarga minimal untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari dan keinginan mereka. Mereka tidak takut untuk berjualan di pinggir jalan, mereka tidak malu untuk mengamen dijalanan atau sudut-sudut lampu merah, mereka tidak sungkan untuk mengamen atau hanya sekedar meminta-minta di jalanan atau pusat 18
10 keramaian kota, mereka mampu bekerja sebagai buruh angkat pasar, dan semua pekerjaan itu dilakukan dengan suka cita. Keempat, faktor pendidikan meliputi: tingkat pendidikan orangtua dan anak. Faktor pendidikan juga merupakan salah satu faktor penyebab munculnya anak jalanan di kota Balikpapan. Orang tua dari anak jalanan tidak memiliki tingkat pendidikan yang pada akhirnya tidak memiliki pengetahuan dan keahlian untuk bersaing di busra kerja, mereka hanya bekerja serabutan seadanya saja menjadi buruh angkat/buruh lepas. Rendahnya tingkat pendidikan orangtua mereka dan pada akhirnya berimbas pada pekerjaan yang mereka diperoleh. Dan di dukung lagi dengan kemampuan dan keahlian lain yang telah dimiliki oleh mereka yang telah siap mengadu nasib di kota orang sebagai pendatang. Penelitian lain dari Agustiar Muslim (2013) mempermasalahkan apa saja faktor dominan anak menjadi anak jalanan di Keluruhan air Kecamatan Medan Maimun. Metode yang digunakan tergolong penelitian tipe penelitian deskriftif dengan mengunakan teknik observasi, wawancara, dan juga dengan menggunakan kuesioner. Adapun hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, adanya pengaruh yang kuat dari lingkungan sosial tempat responden tinggal, hal ini terlihat pada alasan memilih melakukan kegiatan jalanan, sebanyak 67,87 % responden menjawab mengikuti teman sebayanya. Hasil ini diperkuat pada sajian teman yang bekerja di jalanan, yang menyatakan bahwa untuk turun kejalanan akibat terpengaruh teman sebayanya yang juga bekerja dijalanan. Akibat pengaruh lingkungan sosial, dalam hal ini pengaruh teman sebaya terhadap kecenderungan anak turun ke jalan, adalah dimana seorang anak kemudian mulai mempelajari keahlian-keahlian tertentu dari teman sebayanya dan merasakan bagaimana kehidupan dijalanan sebenarnya. Adanya pembiaran-pembiaran tertentu dari masyarakat 19
11 Kelurahan Aur demikian juga memberikan dampak terhadap keberadaan anak jalanan itu sendiri. Dalam penelitian ini, dinyatakan bahwa masyarakat Kelurahan Aur terjebak pada paradigma keberadaan anak jalanan adalah hal yang wajar. Akibatnya, walaupun masyarakat mengetahui keberadaan anak jalanan, tidak ditemukan ada pelanggaran tertentu atau tindakan untuk menghentikan kegiatan anak jalanan tersebut. Kedua, faktor yang menyebabkan seorang anak menjadi anak jalanan di Kelurahan Aur, diklasifikasikan ke dalam tiga kategori yang saling berhubungan yakni inisiatif atau dorongan dari anak itu sendiri, pola asuh keluarga, ekonomi keluraga. Ketiga faktor ini memberikan pengaruh secara tidak langsung terhadap kejadian anak menjadi anak jalanan di Kelurahan Aur. Adanya inisiatif atau dorongan dari anak itu sendiri dalam membantu keluarganya, dimana inisiatif anak tersebut berupa si anak menyadari keluaragnya miskin menjadi salah satu faktor pendorong yang memunculkan anak untuk turun kejalan. Ditemukan sebuah gambaran yang menjelaskan bahwa terdapat sebuah kesadaran dalam diri anak untuk turut serta dan ambil bagian dalam mengurangi berbagai beban keluarga melalui cara turun kejalanan. Sederhananya, anak menempatkan diri sebagai salah satu pihak atau aktor penunjang pendapatan orang tua. Hal ini kemudian di dukung oleh kategori pola asuh keluarga yang signifikan mengurangi aktivitas anak jalanan. Pola asuh orangtua yang kurang tersebut sepertinya kurangnya nasehat yang di berikan oleh orangtua tentang bahayanya kehidupan jalanan. Ketiga, faktor mengenai peluang pekerjaan yang menyebabkan responden memilih untuk melakukan aktivitas di jalanan. Berdasarkan hasil penelitian ini, di temui bahwa seluruh responden berada dalam kategori remaja dimana sejumlah 20 orang responden (88,96%) masih berstatus sekolah dan sebagian besar diantaranya masih berada di tingkat sekolah dasar. Poin ini menandakan status tingkat pendidikan anak di Kelurahan Aur membatasi peluang si anak untuk 20
12 mencari berbagai peluang pekerjaan yang tersedia di lingkungannya. Akibat, ketiadaan keahlian tertentu dalam diri si anak menyebabkan ia memutuskan untuk tidak mencari pekerjaan lain. Kejadian ini kemudian menyebabkan si anak memilih cara lain untuk turun ke jalanan tanpa harus diberatkan berbagai komponen seperti keahlian tertentu, kepemilikan ijazah, status pendidikan yang rendah, dan lain-lain. Turun kejalanan merupakan pilihan yang menjanjikan bagi seorang anak dalam Kelurahan Aur. 21
Bab 2 KONSEP ANAK JALANAN FENOMENA SOSIAL ANAK JALANAN 11
Bab 2 KONSEP ANAK JALANAN FENOMENA SOSIAL ANAK JALANAN 11 Bab 2 KONSEP ANAK JALANAN Dalam ketentuan umum pasal 1 ayat 1 UU RI No 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak menyebutkan anak adalah seseorang
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORITIK
BAB II KERANGKA TEORITIK A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Anak jalanan Konvensi Hak-hak Anak (Convention on The Right of The Child ) menyatakan anak adalah setiap individu yang berusia dibawah 18 tahun.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan penduduk yang pesat sebagai akibat dari faktor-faktor
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kota-kota besar di negara-negara berkembang umumnya mengalami laju pertumbuhan penduduk yang pesat sebagai akibat dari faktor-faktor alami yaitu kelahiran
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Perilaku 1.1. Pengertian Perilaku Perilaku menurut Oktaviawan (2003) adalah orientasi yang dipelajari terhadapat objek, atau predi posisi untuk bertindak dengan satu cara terhadap
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Teori 1. Pengertian Geografi Geografi merupakan suatu ilmu yang mempelajari seluk beluk permukaan bumi serta hubungan timbal balik antara manusia dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fenomena merebaknya anak jalanan di Indonesia saat ini mudah dijumpai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena merebaknya anak jalanan di Indonesia saat ini mudah dijumpai di sudut-sudut kota besar, selalu saja ada anak-anak yang mengerumuni mobil di persimpangan lampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dijalanan maupun ditempat-tempat umum lainnya (Huraerah, 2007).
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak jalanan di Indonesia mengalami peningkatan pesat dalam beberapa tahun belakangan. Seseorang bisa dikatakan anak jalanan apabila berumur dibawah 18 tahun, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak merupakan aset masa depan yang sangat berharga, dapat dikatakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan aset masa depan yang sangat berharga, dapat dikatakan bahwa baik buruknya masa yang akan datang suatu bangsa ditentukan oleh generasi-generasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperhatikan betul hak-haknya agar mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pentingnya posisi anak sebagai penerus bangsa sudah seharusnya diperhatikan betul hak-haknya agar mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Adanya undang-undang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kodrati memiliki harkat, martabat dan hak-hak sebagai manusia yang harus
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Anak merupakan karunia dari Tuhan yang Maha Esa. Keberadaanya merupakan anugrah yang harus dijaga, dirawat dan lindungi.setiap anak secara kodrati memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Anak merupakan aset masa depan yang sangat berharga, dapat dikatakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak merupakan aset masa depan yang sangat berharga, dapat dikatakan bahwa baik buruknya masa yang akan datang pada suatu bangsa ditentukan oleh generasi-generasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Anak Jalanan Tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Anak jalanan merupakan fenomena kota besar dimana saja. Perkembangan sebuah kota akan mempengaruhi jumlah anak jalanan. Semakin berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bernilai, penting, penerus bangsa. Pada kenyataannya, tatanan dunia dan perilaku
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Realitas keadaan anak di muka peta dunia ini masih belum menggembirakan. Nasib mereka belum seindah ungkapan verbal yang kerap kali memposisikan anak bernilai,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak asing lagi melihat anak-anak mengerumuni mobil-mobil dipersimpangan lampu
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan kerap kali menjadi persoalan yang tidak kunjung selesai, mulai dari kesadaran masyarakat sampai kemampuan pemerintah dalam menganalisis masalah dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelapisan sosial dalam masyarakat Jakarta disebut stratifikasi sosial. Stratifikasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelapisan sosial dalam masyarakat Jakarta disebut stratifikasi sosial. Stratifikasi secara luas disusun dalam tiga lapisan utama, yaitu kelas atas, kelas menengah,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. yang penting. Teori adalah konsep-konsep dan generalisasi-generalisasi hasil
12 BAB II LANDASAN TEORI Landasan teori merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didefenisikan sebagai masalah yang penting. Teori adalah konsep-konsep
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ANAK TURUN MENJADI ANAK JALANAN Terdapat tiga faktor internal yang disebutkan dalam penelitian ini, yaitu impian bebas, ingin
Lebih terperinciBab 5 AKTIVITAS EKONOMI FENOMENA SOSIAL ANAK JALANAN 55
Bab 5 AKTIVITAS EKONOMI FENOMENA SOSIAL ANAK JALANAN 55 Bab 5 AKTIVITAS EKONOMI Pada bagian yang aktifitas ekonomi anak jalanan di Kota Pekanbaru akan menjawab beberapa persoalan pertama: apa saja yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Menurut Hurlock (1999), masa kanak-kanak akhir berlangsung dari usia enam
BAB II LANDASAN TEORI A. MASA KANAK-KANAK AKHIR 1. Definisi Kanak-kanak Akhir Menurut Hurlock (1999), masa kanak-kanak akhir berlangsung dari usia enam tahun sampai tiba saatnya individu menjadi matang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. awal dekade 1980-an. Mereka adalah anak-anak yang hidup terpisah dari
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Fenomena anak hidup dijalan sudah mulai menjadi perbincangan sejak awal dekade 1980-an. Mereka adalah anak-anak yang hidup terpisah dari keluarga, dan menempati
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa, yang memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah generasi penerus cita-cita perjuangan bangsa, yang memiliki peran strategis dan ciri serta sifat-sifat khusus yang menjamin kelangsungan eksistensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. positif pula. Menurut Ginnis (1995) orang yang optimis adalah orang yang merasa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Optimisme merupakan kemampuan seseorang memandang positif dalam segala hal. Memiliki pemikiran yang selalu positif akan menghasilkan hasil yang positif pula.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. sungai yang lain. Pada beberapa kasus, sebuah sungai secara sederhana mengalir
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Sungai 1. Pengertian Sungai Sungai merupakan jalan air alami, mengalir menuju samudera, danau, laut, atau ke sungai yang lain. Pada beberapa kasus, sebuah sungai
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN FENOMENA SOSIAL ANAK JALANAN 1
Bab 1 PENDAHULUAN FENOMENA SOSIAL ANAK JALANAN 1 2 FENOMENA SOSIAL ANAK JALANAN Bab 1 PENDAHULUAN Berbagai dampak sosial, politik dan budaya telah mencuat sejak terjadinya krisis ekonomi dan moneter yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebudayaan tercipta karena keberadaan manusia. Manusialah yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan tercipta karena keberadaan manusia. Manusialah yang menciptakan kebudayaan dan memakainya sehingga kebudayaan akan selalu ada sepanjang keberadaan manusia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai Negara berkembang sedang giat melakukan pemba
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai Negara berkembang sedang giat melakukan pemba ngunan dalam segala bidang. Hal ini bertujuan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik demi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menarik orang mendatangi kota. Dengan demikian orang-orang yang akan mengadu nasib di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan kota yang selalu dinamis berkembang dengan segala fasilitasnya yang serba gemerlapan, lengkap dan menarik serta menjanjikan tetap saja menjadi suatu faktor
Lebih terperinciFAKTOR DOMINAN ANAK MENJADI ANAK JALANAN DI KELURAHAN AUR KECAMATAN MEDAN MAIMUN. AGUSTIAR MUSLIM
FAKTOR DOMINAN ANAK MENJADI ANAK JALANAN DI KELURAHAN AUR KECAMATAN MEDAN MAIMUN AGUSTIAR MUSLIM 080902034 ei_goez@yahoo.com Abstract Many children who are not fulfilled needs, especially those coming
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari derasnya arus urbanisasi dan perkembangan lingkungan perkotaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan anak-anak jalanan tampaknya telah menjadi fenomena keseharian kota-kota besar di Indonesia. Fenomena ini, selain dampak dari derasnya arus urbanisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Individu sejak dilahirkan akan berhadapan dengan lingkungan yang menuntutnya untuk menyesuaikan diri. Penyesuaian diri yang dilakukan oleh individu diawali dengan penyesuaian
Lebih terperinciKEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK JALANAN. Tata Sudrajat
Tata Sudrajat Anak jalanan membuat berita lagi. Beberapa waktu lalu kelompok ini dikaitkan dengan bahaya AIDS, jauh sebelumnya coba dihubungkan pula dengan kemiskinan yang melahirkan premis; Keluarga miskin
Lebih terperinciBudaya facebook dikalangan mahasiswa..
Budaya facebook dikalangan mahasiswa.. Beranjaknya teknologi yang membawa kita ke web 2.0, semua mulai berlomba untuk membuat aplikasi web yang bisa digunakan untuk berinteraksi satu dengan yang lain.
Lebih terperinciDaya Mas Media Komunikasi dan Informasi Hasil Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Volume 1 Nomor 2 September 2016; ISSN :
SOSIALISASI PENCEGAHAN PENELANTARAN DAN EKSPLOITASI TERHADAP ANAK Zulin Nurchayati 1 1 Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Merdeka Madiun Abstract Law No. 23 of 2002 on child protection.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mencangkup perubahan fisik dan psikologis. Perubahan psikologis yang terjadi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Remaja Remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju masa dewasa yang mencangkup perubahan fisik dan psikologis. Perubahan psikologis yang terjadi pada remaja meliputi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. keberadaan pekerja anak telah memberikan kontribusi dalam perekonomian.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pekerja anak merupakan salah satu fenomena tersendiri yang terjadi di Indonesia dalam hal ketenagakerjaan. Secara langsung maupun tidak langsung keberadaan pekerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2015 ini sejak pergantian Presiden lama kepada Presiden yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada tahun 2015 ini sejak pergantian Presiden lama kepada Presiden yang baru, Indonesia mengalami beberapa kenaikan harga seperti harga BBM yang naik dua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Anak adalah sumber daya bagi bangsa juga sebagai penentu masa depan dan penerus bangsa, sehingga dianggap penting bagi suatu negara untuk mengatur hak-hak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh anak-anak yang dianggap masih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak-anak pada dasarnya merupakan kaum lemah yang harus dilindungi oleh orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh anak-anak yang dianggap masih membutuhkan bimbingan orang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pesatnya kemajuan tehnologi di bidang industri akan berdampak positif maupun
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesatnya kemajuan tehnologi di bidang industri akan berdampak positif maupun negatif bagi masyarakat, khususnya pada keluarga yang tergolong miskin karena kebanyakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai suku daerah, etnis, budaya, bahkan berbeda kepercayaan dan agama, sehingga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan masyarakat di perkotaan dilihat dari struktur masyarakatnya yang heterogen, yaitu dari segi mata pencaharian utama yang beragam, mayoritas masyarakatnya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tingkat pertambahan penduduk dari tahun ke tahun semakin tinggi yang. formal akan mencari pekerjaan di sektor informal.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tingkat pertambahan penduduk dari tahun ke tahun semakin tinggi yang mengakibatkan peningkatan tenaga kerja atau semakin bertambah besarnya proporsi penduduk usia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jadi masih mengandung kemiskinan dimana-mana, baik di kota maupun di desa.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara berkembang 'identik dengan 'kemiskinan'. Jadi masih mengandung kemiskinan dimana-mana, baik di kota maupun di desa. Kita dapat melihat
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah anak-anak yang bekerja di sektor
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah anak-anak yang bekerja di sektor informal di Kecamatan Rajabasa Bandar Lampung yaitu yang melakukan pekerjaan
Lebih terperinciBAB III RUANG LINGKUP ANAK JALANAN DI KOTA BANDUNG
BAB III RUANG LINGKUP ANAK JALANAN DI KOTA BANDUNG A. ANAK JALANAN DI KOTA BANDUNG Kota Bandung sebagai Ibukota Jawa Barat telah mengalami perkembangan yang signifikan dalam berbagai hal, terutama dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menghendaki berbagai penyelenggaraan pendidikan dengan program-program
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri. Pembangunan diarahkan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. termasuk anak yang masih di dalam kandungan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tentang anak jalanan khususnya di desa Medan Estate dan uraian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, dibawah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peran menurut Soerjono Soekanto (1982:60), adalah Suatu system kaidah kaidah
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PengertianPeran Peran menurut Soerjono Soekanto (1982:60), adalah Suatu system kaidah kaidah yang berisikan patokan patokan perilaku, pada kedudukan kedudukan tertentu dalam
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keadaan responden berdasarkan umur pada tabel 12 berikut ini:
50 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. Umur Responden Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan alat pengumpul data wawancara langsung kepada responden
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebab kebanyakan mereka ditemukan di kota-kota besar. Mereka banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena anak jalanan sering diidentifikasi sebagai fenomena kota besar, sebab kebanyakan mereka ditemukan di kota-kota besar. Mereka banyak ditemukan di tempat-tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan aset dan generasi penerus bagi keluarga, masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak merupakan aset dan generasi penerus bagi keluarga, masyarakat maupun suatu bangsa. Bagaimana kondisi anak pada saat ini, sangat menentukan kondisi keluarga,
Lebih terperinciUniversitas Indonesia Library >> UI - Disertasi (Membership)
Universitas Indonesia Library >> UI - Disertasi (Membership) Dinamika kognitif dan pola-pola tingkah laku dalam kehidupan ekonomi orang-orang miskin pada tingkat individual : studi lapangan di Desa Parungsari,
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang. Kemiskinan bisa dijumpai di belahan manapun di dunia, tidak hanya di
PENDAHULUAN Latar Belakang Kemiskinan bisa dijumpai di belahan manapun di dunia, tidak hanya di perkotaan, tetapi juga di pedesaan. Chambers (1988) melihat bahwa ada lima "ketidakberuntungan" yang melingkari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan topik Sektor Informal Yogyakarta, pada hari Selasa 7 Maret 2005, diakses pada tanggal 9 Oktober 2009
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peluang bekerja dan berusaha bagi sejumlah penduduk yang semakin bertambah masih perlu diatasi dengan sungguh-sungguh. Menurut Badan Pusat Statistik (2009) jumlah
Lebih terperinciMEDIA INFORMASI PENELITIAN No. 180, Th. Ke 28 OKTOBER - DESEMBER Kehidupan Para Gelandangan di Yogyakarta Ditinjau dari Mobilitas Sosial Ekonomi
MEDIA INFORMASI PENELITIAN No. 180, Th. Ke 28 OKTOBER - DESEMBER 2004 Kehidupan Para Gelandangan di Yogyakarta Ditinjau dari Mobilitas Sosial Ekonomi oleh Salamah* Intisari Penelitian ini dilakukan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terperinci serta dapat mengaplikasikan ilmu tersebut dalam kehidupan sehari-hari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan generasi penerus yang diharapkan dapat melanjutkan cita-cita bangsa serta membawa bangsa kearah perkembangan yang lebih baik. Mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak manusia lahir, manusia telah hidup dengan orang lain. Mereka saling membutuhkan dan saling ketergantungan. Sebagai contoh, saat manusia dilahirkan ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan sosial yang kompleks. Keberadaan anjal diabaikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak jalanan (Anjal) adalah fenomena nyata bagian dari kehidupan yang menimbulkan permasalahan sosial yang kompleks. Keberadaan anjal diabaikan dan tidak dianggap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi permasalahan sosial. Sebagian besar masyarakat memandang sebelah mata
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Anak jalanan merupakan salah satu bagian dari fenomena kehidupan yang menjadi permasalahan sosial. Sebagian besar masyarakat memandang sebelah mata keberadaan anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak adalah amanah dan karunia Tuhan YME, yang dalam dirinya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah amanah dan karunia Tuhan YME, yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya, yang sekaligus merupakan tunas, potensi dan generasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ekonomi merosot hingga minus 20% mengakibatkan turunnya berbagai. jumlah masyarakat penyandang masalah sosial di daerah perkotaan.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah membawa dampak yang luas bagi masyarakat sampai saat ini. Pertumbuhan ekonomi merosot
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dewasa, anak juga memiliki harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan karunia dan amanah Tuhan Yang Maha Esa yang harus dijaga dengan baik, dalam tumbuh kembangnya menjadi manusia dewasa, anak juga memiliki harkat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. kelingkungan dan kompleks wilayah. Yeates (1968) dalam Bintarto dan. masih dalam Bintarto dan Surastopo Hadi Sumarmo (199 1: 9)
BAB II KAJIAN TEORI A. KAJIAN TEORI 1. Kajian tentang Geografi a. Pengertian Geografi Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang keruangan, kelingkungan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pengadaan Proyek
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Indonesia memiliki angka kependudukan yang besar jika disandingkan dengan negara-negara besar di dunia. Penduduk Indonesia menurut
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. Anak jalanan, anak gelandangan, atau kadang disebut juga sebagai anak mandiri,
Bab I Pendahuluan 1.1 Latar belakang Anak jalanan, anak gelandangan, atau kadang disebut juga sebagai anak mandiri, sesungguhnya adalah anak- anak yang tersisih, marginal dan teralinasi dari perlakuan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Sektor pertanian sudah seharusnya mendapat prioritas dalam kebijaksanaan strategis pembangunan di Indonesia. Selama lebih dari 30 tahun terakhir, sektor pertanian di Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sewajarnya menjamin dan melindungi hak-hak anak, baik sipil, sosial, politik,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan anugerah dalam keluarga. Anak sudah selayaknya dilindungi serta diperhatikan hak-haknya. Negarapun dalam hal ini sudah sewajarnya menjamin dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari, dan lain-lain. Setiap tugas dipelajari secara optimal pada waktu-waktu tertentu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. depan dipercayakan. Fenomena merebaknya anak jalanan di Indonesia merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan amanah yang harus dijaga, karena pada merekalah masa depan dipercayakan. Fenomena merebaknya anak jalanan di Indonesia merupakan persoalan sosial.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan diperkotaan merupakan masalah sosial yang masih belum
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiskinan diperkotaan merupakan masalah sosial yang masih belum terselesaikan di Indonesia khususnya Provinsi Sumatera Utara. Sebagai masalah bangsa, kemiskinan perkotaan
Lebih terperinciPada gambar 2.3 diatas, digambarkan bahwa yang melatarbelakangi. seseorang berpindah tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor non pertanian
31 Pada gambar 2.3 diatas, digambarkan bahwa yang melatarbelakangi seseorang berpindah tenaga kerja dari sektor pertanian ke sektor non pertanian dilatar belakangi oleh alih fungsi lahan. Lalu, perpindahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak pilihan ketika akan memilih sekolah bagi anak-anaknya. Orangtua rela untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya dunia pendidikan, kini orangtua semakin memiliki banyak pilihan ketika akan memilih sekolah bagi anak-anaknya. Orangtua rela untuk mendaftarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yakni melindungi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara berkembang seperti Indonesia, secara berkelanjutan melakukan pembangunan, baik fisik maupun mental untuk mencapai tujuan Negara yang tertuang dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Landasan Teori. besar mengamen dijadikan mata pencaharian. Hasil penelitian yang dilakukan
16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Fenomena banyaknya pengamen jalanan di Indonesia merupakan persoalan sosial. Hidup menjadi seorang pengamen karena kemiskinan, tetapi sebagian besar mengamen
Lebih terperinciSolidaritas sebagai Strategi Survival Anak Jalanan Studi Kasus di Lempuyangan Yogyakarta
Solidaritas sebagai Strategi Survival Anak Jalanan Studi Kasus di Lempuyangan Yogyakarta DR. SOETJI ANDARI, MSI BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PELAYANAN KESEJAHTERAAN SOSIAL YOGYAKARTA Child Poverty
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. calon mahasiswa dari berbagai daerah Indonesia ingin melanjutkan pendidikan mereka ke
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi perkembangan manusia dari generasi ke generasi untuk menciptakan seseorang yang berkualitas dan berkarakter,
Lebih terperinciOleh : Silvira Ayu Rosalia ( ) Pembimbing : Ir. Sri Pingit Wulandari, M.Si
SEMINAR HASIL TUGAS AKHIR Analisis Model Log Linier untuk Mengetahui Kecenderungan Perilaku Anak Jalanan Binaan di Surabaya (Kasus Khusus Yayasan Arek Lintang-ALIT) Oleh : Silvira Ayu Rosalia (1309 105
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dasar perilaku perkembangan sikap dan nilai kehidupan dari keluarga. Salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama bagi anak yang memberi dasar perilaku perkembangan sikap dan nilai kehidupan dari keluarga. Salah satunya adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa dimana seseorang akan mulai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa dimana seseorang akan mulai mempertanyakan tentang identitas dirinya, remaja merasa sebagai seseorang yang unik, seseorang dengan perubahan-perubahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berhubungan dengan manusia lainnya dan mempunyai hasrat untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada hakekatnya manusia adalah mahluk sosial yang tidak dapat lepas berhubungan dengan manusia lainnya dan mempunyai hasrat untuk berkomunikasi atau bergaul dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Secara konsepsional, pembangunan yang telah dan sedang dilaksanakan pada
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Secara konsepsional, pembangunan yang telah dan sedang dilaksanakan pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, memperluas kesempatan kerja dan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. lain. Menurut Chawazi (2001) tindak kekerasan sama juga pengertiannya dengan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kekerasan Kekerasan merupakan perlakuan menyimpang yang mengakibatkan luka dan menyakiti orang lain. Menurut Chawazi (2001) tindak kekerasan sama juga pengertiannya dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang, karena pada masa ini remaja mengalami perkembangan fisik yang cepat dan perkembangan psikis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang masih berada dalam kandungan. Pada UU RI no.23 Tahun 2002 Bab III
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak adalah anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa bagi sebuah keluarga. Anak juga merupakan generasi masa depan bagi suatu bangsa, karena kelak anak akan menjadi dewasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peradilan anak, perburuhan anak, kekerasan pada anak, pelecehan seksual pada
BAB I PENDAHULUAN Pada bab satu akan membahas latar belakang masalah yakni untuk mengetahui sebab-sebab masalah, merumuskan masalah dan menentukan pokok. Setelah merumuskan masalah maka menentukan tujuan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (http://repository.usu.ac.id/bitstream/ /30621/4/chapter%20i.pdf)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan kota yang semakin pesat tidak diikuti dengan pertambahan lapangan kerja yang memadai, menjadikan masyarakat yang tidak mendapatkan tempat pada
Lebih terperinciTentang Narkoba 27 Pernahkah anda mendengar tentang narkoba 28 Apa yang anda ketahui tentang narkoba?
Lampiran 1 : Pedoman Pertanyaan Untuk Remaja PERTANYAAN UNTUK REMAJA PENGGUNA NARKOBA BAGIAN 1 : KARAKTERISTIK RESPONDEN 1. Nama? 2. Berapakah usia anda saat ini (berdasarkan ulangtahun terakhir)? 3. Jenis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. orang tua. Seorang anak merupakan potensi yang sangat penting, generasi penerus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan sebuah anugerah yang tidak ternilai bagi setiap orang tua. Kelahiran seorang anak menjadi hal yang paling ditunggu dalam sebuah keluarga. Setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam Friz Oktaliza, 2015). Menurut WHO (World Health Organization), remaja adalah penduduk dalam rentang usia tahun, menurut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan periode transisi dari anak-anak menuju dewasa, dimana terjadi kematangan fungsi fisik, kognitif, sosial, dan emosional yang cepat pada laki-laki
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang menimbulkan permasalahan sosial yang komplek. Keberadaan anak
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak jalanan merupakan fenomena nyata bagian dari kehidupan yang menimbulkan permasalahan sosial yang komplek. Keberadaan anak jalanan sering diabaikan dan tidak dianggap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi sejak Agustus 1997 telah memporak-porandakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Krisis ekonomi yang terjadi sejak Agustus 1997 telah memporak-porandakan perekonomian dan tatanan sosial masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bemegara, sehingga
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG PENELITIAN
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Indonesia adalah negara agraris dimana mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian sebagai petani. Berbagai hasil pertanian diunggulkan sebagai penguat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang banyak terjadi pada laki-laki yang sering berganti - ganti pasangan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit sifilis merupakan salah satu penyakit menular seksual (PMS) yang banyak terjadi pada laki-laki yang sering berganti - ganti pasangan. Sifilis atau yang disebut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. seperti Jakarta, Surabaya (Jawa Timur), Semarang (Jawa Tengah), Bandung (Jawa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kapolri Jenderal Polisi Sutanto mengungkapkan, angka kejahatan selama satu tahun terakhir (006-007) mengalami peningkatan tajam. Terutama, di enam kota besar seperti
Lebih terperinciPENTINGNYA PERAN ORANGTUA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA
PENTINGNYA PERAN ORANGTUA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA Oleh : Wahyu Beny Mukti Setiyawan, S.H., M.H. Fakultas Hukum Universitas Surakarta Hp : 0857-2546-0090, e-mail : dosenbeny@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. artinya ia akan tergantung pada orang tua dan orang-orang yang berada di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia terlahir dalam keadaan yang lemah, untuk memenuhi kebutuhannya tentu saja manusia membutuhkan orang lain untuk membantunya, artinya ia akan tergantung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan penduduk kota kota di Indonesia baik sebagai akibat pertumbuhan penduduk maupun akibat urbanisasi telah memberikan indikasi adanya masalah perkotaan yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Personal Hygiene Organ Reproduksi Personal hygiene organ reproduksi merupakan suatu tindakan perorangan diperlukan untuk memperoleh kenyamanan individu, keamanan dan kesehatan
Lebih terperinciBAB II TINJUAN PUSTAKA. (Anonim, 2004 dalam Pramuchita 2008).
17 BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Anak Jalanan 1. Pengertian Anak jalanan adalah seorang anak yang berada di jalan untuk hidup maupun bekerja dengan memasuki kegiatan ekonomi di jalan, seperti pedagang asongan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tertuang dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945 yakni melindungi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara berkembang seperti Indonesia, secara berkelanjutan melakukan pembangunan baik fisik maupun mental untuk mencapai tujuan negara yang tertuang dalam pembukaan
Lebih terperincisebagai penjembatan dalam berinteraksi dan berfungsi untuk
BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Dalam penelitian kualitatif teknik analisis dilakukan bersamaan dengan pengumpulan data yang di peroleh dari berbagai macam sumber, baik itu pengamatan, wawancara,
Lebih terperinci