BAB II KAJIAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Menurut Slameto (2010), Hasil belajar adalah proses perubahan tingkah laku seseorang dalam bertindak atau beraktifitas menuju pembenaran, dari belum mampu ke arah mampu. Winkel (2004), juga mengemukaan bahwa hasil belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Sedangkan menurut Wahyu (2012), hasil belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Menurut Arifin dalam Jarwati (2011), hasil belajar merupakan indikator dari perubahan yang terjadi pada individu setelah mengalami proses belajar mengajar, dimana untuk mengungkapkannya menggunakan suatu alat penilaian yang disusun oleh guru, seperti tes evaluasi. Tu u (2004), juga menyatakan hasil belajar adalah hasil yang dicapai murid dalam bidang studi tertentu dengan menggunakan tes sebagai alat keberhasilan seorang murid. Menurut Rusman (2012), hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang diperoleh siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar juga dapat diartikan hasil belajar telihat dari terjadinya perubahan dari presepsi dan prilaku, termasuk juga perbaikan prilaku (Hamalik, 2002 dalam Rusman, 2012). Hasil belajar menurut Susanto (2013), perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sudjana (2009), juga mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2009) juga menyatakan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar, dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar, dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar. 5

2 6 Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu penilaian akhir dari proses kegiatan siswa yang dicapai dalam belajar yang diukur dengan suatu alat evaluasi yaitu dengan tes. b. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Menurut Munnandi dalam Slameto (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor Intern adalah faktor - faktor yang ada di dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor ini meliputi: a) Faktor jasmani (kesehatan dan cacat tubuh), kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Dan banyak lagi aspek-aspek fisiologi yang dapat berpengaruh dalam belajar, misalnya; pusing, sakit, lelah,dsb; b) Faktor psikologis (minat, bakat, dan motif pribadi), faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial itu adalah sebagai berikut: kecerdasan/inteligensi adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya; bakat adalah kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan; minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenai beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa sayang; motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar. (2) Faktor Ekstern, faktor ekstern adalah faktor-faktor yang ada di luar individu yang sedang belajar. Faktor ini meliputi: a) Faktor keluarga (keadaan ekonomi orang tua, keharmonisan keluarga, dan latar belakang budaya). b) Faktor sosial (metode mengajar, kurikulum, alat belajar, dan relasi antara siswa dengan siswa). c). Faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentuk kegiatan masyarakat). Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu. Winkel (2004) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar tentunya beraneka ragam, tetapi secara garis besar ada dua faktor, yaitu: Faktor-faktor pada pihak siswa (faktor internal) dan faktorfaktor di luar siswa (faktor eksternal). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar

3 7 diri anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah, masyarakat dan sebagainya. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa faktorfaktor yang mempengaruhi hasil belajar dibagi menjadi dua yaitu faktor internal (berasal dari setiap individu) meliputi kecerdasan/intelegensi, bakat, minat, motivasi dan faktor eksternal (berasal dari lingkungan sekitar) meliputi keadaan keluarga keadaan sekolah, lingkuangan masyarakat. c. Ranah Hasil Belajar Ranah hasil belajar terbagi menjadi tiga ranah. Menurut Bloom dalam Sudjana (2008) hasil belajar terbagi menjadi tiga ranah yaitu: 1) Ranah Kognitif, yaitu berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan, contohnya pengetahuan hafalan atau untuk diingat seperti rumus, definisi, istilah, pasal dalam undang - undang, istilah tersebut memang perlu dihafal dan diingat agar dikuasainya sebagai dasar bagi pengetahuan atau pemahaman konsep lainnya; Pemahaman, contohnya menjelaskan dengan susunan kalimat, memberi contoh lain dari yang telah dicontohkan, atau mengungkapkan petunjuk penerapan pada kasus lain; Aplikasi, yakni penerapan didasarkan atas realita yang ada di masyarakat ataurealita yang ada dalam teks bacaan; Analisis, yaitu usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan atau susunannya; Sintesis, yakni kemampuan menemukan hubungan yang unik, kemampuan menyusun rencana atau langkah-langkah operasi dari suatu tugas atau problem yang ditengahkan, kemampuan mengabstraksikan sejumlah besar gejala, data, dan hasil observasi menjadi terarah; Evaluasi, yaitu pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan masalah, metode, materil, dll.; 2) Ranah Afektif, yaitu berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penelitian, organisasi, dan internalisasi; 3) Ranah Psikomotorik, yaitu berkenaan dengan hasil belajar ketrampilan dan kemampuan bertindak, terdapat enam aspek ranah psikomotorik, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perceptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.

4 8 Bloom dalam Dimyati dan Mudjiono (2009), juga menyebutkan enam jenis perilaku ranah kognitif, sebagai berikut: 1) pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip, atau metode; 2) pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang dipelajari; 3) penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya, menggunakan prinsip; 4) analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya mengurangi masalah menjadi bagian yang telah kecil; 5) sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya kemampuan menyusun suatu program; 6) evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. misalnya, kemampuan menilai hasil ulangan. Sejalan dengan Bloom dalam Suprijono (2009), hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respons), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotor juga mencakup keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial dan intelektual. 2. Keterlibatan Orang Tua a. Pengertian Keterlibatan Orang Tua Keterlibatan orang tua ini merupakan hal yang sangat penting untuk mendukung belajar anak, baik formal maupun di kursus belajar (Henderson dalam Wahyu, 2012 ). Keterlibatan orang tua diartikan sebagai partisipasi orang tua terhadap pendidikan dan pengalaman anaknya (Hawes dan Jesney dalam Padevick 2006). Sejalan dengan Wiyanti (2009), yang menyatakan bahwa keterlibatan orang tua adalah tingkat baik buruknya partisipasi orang tua atau berperannya orang tua dalam proses pembelajaran anak didik.

5 9 Wong dalam Lestari (2012) menyatakan bahwa ketelibatan orang tua adalah suatu derajat yang ditunjukan orang tua dalam hal ketertarikan, berpengetahuan dan kesediaan untuk berperan aktif dalam aktivitas anakanak sehari-hari. Keterlibatan orang tua juga dapat diartikan sebagai presepsi orang tua terhadap keterlibatannya dalam pengasuhan anak dalam bentuk partisipasi aktif ketika bermain dan mengisi waktu luang maupun kontribusi substantif (William & Kelly, 2005 dalam Lestari 2012). Wahyu (2012) menyatakan banyak sekali variasi bentuk keterlibatan orang tua dan tingkatan dari keterlibatan tersebut, baik di dalam maupun di luar sekolah. Semuanya mencakup segala kegiatan yang dapat didukung dan didorong oleh sekolah dan yang memberi kewenangan bagi para orang tua dalam hal pembelajaran dan perkembangan anakanak. Menurut Morisson (2012), keterlibatan orang tua merupakan suatu proses dimana orang tua menggunakan segala kemampuan mereka guna keuntungan mereka sendiri, anak-anaknya, dan program yang dijalankan anak itu sendiri. Orang tua, anak, dan program sekolah semuanya merupakan bagian dari suatu proses. Adanya keterlibatan orang tua dalam belajar akan semakin tinggi pula minat belajar anak yang berdampak baik pula dengan hasil belajar. Tingkat minat keterlibatan orang tua dalam belajar yang semakin tinggi mempunyai arti bahwa para guru mendapatkan kesempatan membangkitkan kebersamaan dengan orang tua dalam membantu perkembangan pendidikan anak. Anak akan senang bila orang tuanya memperhatikan tentang pendidikannya. Anak juga akan semakin giat dalam belajarnya. Semakin besar keterlibatan orang tua terhadap perkembangan dalam pendidikannya, semakin besar pula kesempatan anak menjadi teladan di dalam prestasinya. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa keterlibatan orang tua merupakan partisipasi dari orang tua terhadap pendidikan belajar anak baik disekolah maupun ditempat lain yang dapat mendukung kemajuan anak. b. Keterlibatan Orang Tua dalam Belajar Anak Menurut Grolnick dan Slowiaczek dalam Lestari (2012) menggambarkan keterlibatan orang tua dalam tiga dimensi, yakni 1) keterlibatan disekolah, orang tua berpartisipasi pada aktivitas sekolah. Terdapat beberapa cara-cara orang tua dapat terlibat disekolah, memperhatikan dan mengikuti perkembangan belajar anak dan

6 10 berpartisipasi dalam kegiatan sekolah; 2) keterlibatan dirumah seperti orang tua melibatkan diri pada belajar anak, dalam hal ini sebagai orang tua yang peduli dengan kemajuan anaknya ikut serta dalam proses belajar dengan cara menemani atau mendampingi kegiatan belajar di rumah, sehingga dapat mengetahui apakah anaknya belajar dengan sebaikbaiknya; bersedia menjadi pendengar aktif anak disaat anak mengalami kesuliatan dalam belajar, sehingga dapat membantu usaha anak dalam mengatasi kesulitannya dalam belajar; mengatur waktu belajar anak di rumah, sehingga orang tua dapat mengetahui apakah anaknya menggunakan waktu dengan teratur dan sebaik-baiknya; memberikan hadiah pada saat nilainya bagus; 3) Keterlibatan dalam kehidupan anak, seperti memberikan dorongan belajar dan memberikan nasehat; menyediakan sarana belajar yang nyaman, sarana belajar yang dibutuhkan oleh anak. Sedangkan menurut Padevick (2006) orang tua memiliki keterlibatan yang sangat strategi dalam belajar anaknya. 1) peran dalam meningkatkan nilai-nilai positif pada diri anak untuk belajar; 2) peran dalam mengembangkan sikap dan kebiasaan yang terarah untuk belajar; 3) peran dalam membantu anak belajar melihat kepada diri mereka sendiri; 4) peran dalam memberikan teladan yang baik dan menonjolkan tingkah laku positif; 5) peran dalam mengurangi rasa ketakutan dan perilaku negatif anak. Menurut Schunk dalam Titis (2010) menyatakan keterlibatan orang tua pada belajar anak, diantaranya yaitu 1) menumbuhkan minat belajar anak misalnya: memberikan perintah, menyediakan buku, perlengkapan belajar, mendampingi belajar; 2) membantu anak dengan mengikutsertakan anak kedalam kursus belajar; 3) peduli dengan tugas anak, ujian, dan kegiatan anak. 4) berpartisipasi pada aktifitas sekolah. Penelitian ini mengacu pada teori Grolnick dan Slowiaczek dalam Lestari (2012) menggambarkan keterlibatan orang tua dalam tiga dimensi, yakni keterlibatan disekolah, keterlibatan dirumah, Keterlibatan dalam kehidupan anak. 2. Minat Belajar a. Pengertian Minat Belajar Minat belajar dapat diartikan sebagai kecenderungan untuk mempelajari sesuatu dengan perasaan senang (Slameto, 2008). Salah satu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh adalah pengertian minat belajar (Djamarah dan Bahari,

7 ). Menurut Surtinah (2004) minat belajar adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan yang menimbulkan keinginan untuk berhubungan lebih aktif yang ditandai adanya hubungan perasaan senang tanpa ada paksaan Siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi dalam kelasnya akan menimbulkan keinginan untuk berhubungan lebih aktif dengan proses belajar di kelas seperti sering bertanya pada guru, rajin mengerjakan pekerjaan rumah, mencari referensi materi pelajaran sekolah dengan rasa senang, ikhlas dalam menjalankan kegiatan tanpa ada ada pemaksaan dari dalam dan dari luar individu. Sejalan dengan Martini (2002) minat belajar siswa merupakan rasa suka dan ketertarikan pada aktifitas belajar antara lain membaca, menulis, serta tugas praktek, tanpa ada yang menyuruh. Siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi akan memperhatikan partisipasinya pada suatu aktifitas yang diaminati khusus di kelas. Menurut W. S. Winkel (2004), minat belajar diartikan sebagai kecenderungan subyek yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu. Baharudin dan Wahyuni (2007) mengemukakan, minat belajar belajar berarti kecenderungan dan gairah yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat sama halnya dengan kecerdasan dan motivasi karena memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar. Rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh adalah pengertian minat belajar menurut Slameto dalam Syaiful Bahri Djamarah (2011). Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah dorongan yang berasal dari dalam individu untuk merasa sesuatu keinginan atau kemauan yang disertai perhatian dan keaktifan yang disengaja yang akhirnya melahirkan rasa senang dalam perubahan tingkah laku, baik berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan. b. Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Sinem (2010) ada beberapa faktor yang mempengaruhi minat belajar yaitu motivasi, bahan pelajaran dan sikap guru, pengalaman, keluarga, cita-cita. Sedangkan menurut Hidayati (2004) faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa, secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: (1) Faktor Intern faktor yang bersumber dari siswa itu sendiri faktor ini meliputi: a) Kondisi fisik/jasmani siswa saat mengikuti pelajaran; b) Pengalaman belajar Matematika di jenjang

8 12 pendidikan sebelumnya; c) Tidak mempunyai tujuan yang jelas,; d) Bermanfaat atau tidaknya sesuatu yang dipelajari bagi individu; e) Kesehatan yang sering mengganggu; f) Adanya masalah atau kesukaran kejiwaan. (2) Faktor Ekstern meliputi : a) Metode dan gaya mengajar guru Matematika; b) Tersedianya fasilitas dan alat penunjang pelajaran Matematika; c) Situasi dan kondisi lingkungan; d) Faktor yang bersumber dari lingkungan sekolah; e) Cara menyampaikan pelajaran. Dalam proses belajar-mengajar penyampaian pelajaran oleh guru sangat menentukan minat belajar siswa. Apabila guru menguasai materi tetapi ia kurang pandai dalam menerapkan metode belajar yang tepat akan mempengarhi minat belajar siswa; f) Adanya konflik pribadi antara guru dengan siswa; g) Suasana lingkungan sekolah. (3) Faktor yang bersumber dari lingkungan keluarga dan masyarakat adalah masalah broken home, masalah yang terjadi dari pihak orang dan lingkungan keluarga akan mempengaruhi minat belajar siswa. Perhatian utama siswa dicurahkan kepada kegiatankegiatan di luar sekolah. Pada saat ini di luar sekolah banyak sekali hal-hal yang dapat menarik minat siswa yang dapat mengurangi minat siswa terhadap belajar seperti kegiatan olah raga dan bekerja. Menurut Slameto (2010) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa yaitu: 1) faktor intern: faktor jasmaniah, seperti faktor kesehatan dan cacat tubuh; faktor sikologi, seperti intelegensi, perhatian, bakat, kematangan, kesiapan. 2) faktor ekstern: faktor keluarga, seperti cara orang tua mendidik, relasi antar angota keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan; faktor sekolah seperti metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar penilaian diatas ukuran, keadaan gedung, metode mengajar dan tugas rumah. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa minat belajar siswa dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu keadaan fisik dari siswa itu sendiri, lingkungan sekitar dan keadaan keluarga atau orang tua yang mendukung atau tidaknya dalam menumbuhkan minat siswa. c. Aspek-Aspek Minat Belajar Winkel dalam Hasty (2010) mengemukakan bahwa minat belajar pada diri seseorang terdiri dari empat aspek, yaitu: 1) perasaan senang berawal dari adanya perasaan senang terhadap suatu obyek menyebabkan seseorang ingin mengetahui selalu berhubungan dengan obyek tersebut.

9 Perasaan senang dapat menimbulkan minat dan berlanjut pada adanya suatu keinginan untuk memiliki serta mempertahankannya; 2) Perhatian siswa merupakan pusat tenaga psikis yang ditunjukan pada suatu obyek, adanya perhatian terhadap suatu obyek karena seseorang memperlukan dan merasakan pula adanya manfaat dari obyek tersebut; 3) Kesadaran dalam belajar juga merupakan salah satu aspek penting dalam membangun minat belajar anak. Timbulnya minat belajar pada diri seseorang dapat diawali dari adanya kesadaran bahwa suatu obyek itu ada manfaat bagi dirinya. Kesadaran itu mutlak harus ada dan dengan kesadaran itu pula seseorang akan mengenal bahwa obyek tersebut ada daya tariknya; 4) Kemauan untuk belajar yang ada pada diri seseorang menimbulkan dorongan kehendak untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Dorongan kehendak dikendalikan oleh akal yang menimbulkan keinginan, perhatian dan pemusatan pikiran yang tertuju pada obyek sehingga dapat membangkitkan minat belajar. Menurut Hurlock (2014) ada beberapa aspek yang mempengaruhi minat belajar seseorang yaitu: 1) Aspek kognitif, berdasarkan atas pengalaman pribadi dan apa yang pernah dipelajari baik di rumah, sekolah dan masyarakat serta dari berbagai jenis media massa. 2) Aspek afektif, konsep yang membangun aspek kognitif, minat belajar dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan yang ditimbulkan minat. Berkembang dari pengalaman pribadi dari sikap orang yang penting yaitu orang tua, guru dan teman sebaya terhadap kegiatan yang berkaitan dengan minat belajar tersebut dan dari sikap yang dinyatakan atau tersirat dalam berbagai bentuk media massa terhadap kegiatan itu. 3) Aspek psikomotor, berjalan dengan lancar tanpa perlu pemikiran lagi, urutannya tepat, namun kemajuan tetap memungkinkan sehingga keluwesan dan keunggulan meningkat meskipun ini semua berjalan lambat. Menurut Safran dalam Endang (2010), aspek-aspek minat yang perlu diperhatikan dalam belajar adalah: 1) minat anak yang diekspresikan (Expressed Interest), seseorang dapat mengungkapkan minat atau pilihannya dengan kata-kata tertentu seperti siswa merasa tertarik terhadap guru dan mata pelajaran, kemauan siswa dalam belajar untuk mencapai cita-cita. 2) minat anak yang dimanifestasikan atau diwujudkan (Manivest Interest), seseorang dapat mengungkapkan minat bukan katakata melainkan dengan tindakan atau perubahan nyata yaitu ikut serta berperan aktif dalam suatu kegiatan seperti perhatian siswa mengikuti pelajaranan dengan konsentrasi, kemauan siswa untuk belajar dirumah, 13

10 14 serta ketertarikan siswa untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. 3) minat belajar yang di inventarisasikan (Inventoried Interest), seseorang menilai minatnya agar dapat diukur dengan menjawab sejumlah pertanyaan tertentu dalam kelompok aktivitas tertentu. Seperti kemauan siswa dalam belajar mandiri serta sikap bertanggung jawab dalam belajar. Aspek - aspek minat belajar dalam penelitian ini mengacu pada teori Winkel (2004) mengemukakan bahwa minat belajar pada diri seseorang terdiri dari empat aspek, yaitu perasaan senang, perhatian siswa, kesadaran dalam belajar, dan kemauan untuk belajar. Indikator minat belajar meliputi 1) perasaan senang: pendapat siswa tentang matematika, perasaan siswa saat mengikuti pelajaran matematika dikelas maupun belajar matematika secara kelompok, 2) perhatian siswa: perhatian dan konsentrasi siswa saat mengikuti pelajaran matematika, konsentrasi siswa saat belajar matematika dirumah, 3) kesadaran dalam belajar: kesadaran siswa tentang belajar matematika, kesadaran siswa untuk mengerjakan tugas dan kesadaran untuk mengisi waktu luang, dan 4) kemauan untuk belajar: kemauan siswa untuk mengikuti pelajaran matematika dan kemauan untuk mengerjakan soal matematika. B. Penelitian yang Relevan Menurut Titis (2012) dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Keterlibatan Orang Tua Dengan Hasil Belajar Anak Usia Sekolah Di SDIT Permata Hati, Banjarnegara. Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui pengaruh keterlibatan orang tua dengan hasil belajar anak usia sekolah kelas 3 dan kelas 4 di SDIT Permata Hati yang menyatakan ada pengaruh positif antara keterlibatan orang tua dengan hasil belajar Anak Usia Sekolah Di SDIT Permata Hati, Banjarnegara dengan P Value = 0,00. Terlibat atau tidaknya orang tua dalam proses belajar anak akan mempengaruhi tinggi atau rendahnya hasil belajar anak. Penelitian yang dilakukan Wahyu (2012), Penelitian yang berjudul Pengaruh Keterlibatan Orang Tua dan Kecerdasan Emosi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V-VI SD Gedawang 02 Kabupaten Semarang. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh keterlibatan orangtua dan kecerdasan emosi terhadap prestasi belajar pada siswa SD. Hasil penelitian ini bahwa pengaruh keterlibatan orang tua dan kecerdasan emosi mempunyai tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas V-VI SD gedawang 02 Kabupaten Semarang dengan studi (F = 13,346, p > 0,05). Sebesar 27%

11 15 variasi hasil studi dapat dijelaskan oleh kedua variabel tersebut (R square=0,27). Menurut penelitian lainya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Mayis (2005), dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Perhatian Orang Tua dan Minat Belajar dengan Hasil Belajar Matematika Siswa SMA PGRI 2 Kajen Pekalongan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh perhatian orang tua dan minat belajar dengan hasil belajar matematika siswa program IPA kelas II. Hasil penelitian ini adalah terdapat pengaruh perhatian orang tua, dan minat belajar mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan dengan hasil belajar matematika siswa pilihan program IPA kelas II SMA PGRI 2 Kajen Kabupaten Pekalongan. Dengan koefisien determinannya ( R 2 ) = 0,381 Perhatian orang tua berada pada kategori sedang dengan prosentase 78,9 %, minat belajar pada kategori tinggi dengan prosentase 92,1 %, dan hasil belajar siswa berada pada kategori sedang dengan prosentase 63,1 %. Adapun sumbangan efektif yang diberikan secara keseluruhan, oleh variabel bebas terhadap variabel terikat sebesar 102,6%. Penelitian yang dilakukan oleh Hasty (2010) yang berjudul Hubungan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa kelas VIII SMP Kristen 2 EBEN HAEZER Salatiga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan minat belajar terhadap hasil belajar matematika pada siswa kelas VIII SMP Kristen 2 EBEN HAEZER Salatiga. Hasil penelitian ini adalah tidak ada hubungan positif yang signifikan antara minat belajar terhadap hasil belajar matematika dengan koefisien korelasi rxy = 0,124 dengan p = 0,167 (p > 0,05). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, penelitian ini yang berjudul Pengaruh Keterlibatan Orang tua dan Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Matematika. Dalam penelitian ini ingin mengetahui apakah faktor keterlibatan orang tua disekolah, dirumah, dalam kehidupan pribadi anak dan minat belajar matematika siswa dirumah dan disekolah yang mempengaruhi hasil belajar kelas VIII SMP NEGERI 2 Kedungjati. C. Kerangka Berfikir Keberhasilan siswa dalam belajar ditandai oleh hasil belajar yang dicapai, tidak hanya dipengaruhi oleh proses pendidikan yang dilakukan oleh pihak sekolah, faktor lain pendukung yang sangat penting adalah keterlibatan orang tua dan anak yang baik karena orang tua dapat memberi dorongan kepada anak untuk belajar. Kesibukan orang tua bekerja salah satu faktor yang membuat terlibatnya orang tua kepada anak tidak ada. Orang tua terkadang mempercayakan pendidikan anak pada guru seutuhnya, padahal itu

12 16 kurang tepat karena guru yang terutama bagi siswa adalah orang tua. keterlibatan orang tua sebagai pendidik dapat meliputi memberi anak dorongan pentingnya belajar matematika, penyediaan fasilitas belajar matematika, bimbingan serta dorongan untuk menggiatkan belajar matematika, dll. Mempelajari matematika harus banyak berlatih menyelesaikan soal-soal matematika. Hal itu dapat dilakukan di rumah karena di sekolah waktunya terbatas. Di rumah guru yang terutama bagi siswa adalah orang tua, jadi keterlibatan antara orang tua dan anak sangat penting untuk memberi dorongan anak belajar matematika. Keterlibatan orang tua dan anak yang baik misalnya ketika anak mengalami kesulitan belajar matematika, anak dapat bertanya kepada orang tua. Jika orang tua tidak dapat membantu dalam belajar matematika maka orang tua dapat mencarikan guru les private matematika bagi anak serta memberikan anak dukungan untuk belajar matematika kepada anak. Orang tua juga perlu meningkatkan minat anak untuk belajar matematika kepada anak karena banyak anak menganggap bahwa matematika itu sulit. Tetapi faktor internal yang terdapat dalam diri sendiri, kemungkinan besar juga salah satu yang menjadi faktor penyebab rendahnnya hasil belajar matematika siswa, salah satunya minat belajar siswa dalam belajar matematika dan mengikuti pembelajaran matematika. Berdasarkan uraian tersebut, maka diduga terdapat pengaruh keterlibatan orang tua dan minat belajar yang tepat dan sesuai dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Berdasarkan pemikiran diatas, maka dapat di gambarkan sebagai berikut: X1 Keterlibatan Orang Tua X2 Y Hasil Belajar Matematika Minat Belajar Gambar 1. Kerangka berpikir Keterangan : X1 : Keterlibatan orang tua X2 : Minat Belajar Y : Hasil Belajar Matematika

13 D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh keterlibatan orang tua terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kedungjati Kabupaten Grobogan. 2. Terdapat pengaruh minat belajar terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kedungjati Kabupaten Grobogan. 3. Terdapat pengaruh keterlibatan orang tua dan minat belajar terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kedungjati Kabupaten Grobogan. 17

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Minat Belajar 2.1.1.1 Pengertian Minat Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Everyone Is Teacher Here (ETH) a. Pengertian Tipe Everyone Is Teacher Here (ETH) Strategi pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. KAJIAN TEORI 1. Lingkungan Sekolah a. Pengertian Lingkungan Sekolah Manusia sebagai makhluk sosial pasti akan selalu bersentuhan dengan lingkungan sekitar,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu kata yang tidak asing lagi bagi semua orang terutama bagi para pelajar. Kegiatan belajar merupakan bagian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kerangka pikir yang merupakan perpaduan antara variabel satu dengan variabel II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS Pembahasan pada bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka yang berisi teori dan pendapat para ahli yang bisa mendukung penelitian, hasil penelitian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana kebiasaan belajar peserta didik. Segala bentuk

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana kebiasaan belajar peserta didik. Segala bentuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perilaku belajar merupakan kebiasaan belajar yang dilakukan oleh individu secara berulang-ulang sehingga menjadi otomatis atau berlangsung secara spontan.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. mencapai sesuatu yang dicita - citakan.. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang

BAB II KAJIAN TEORETIS. mencapai sesuatu yang dicita - citakan.. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1. Pentingnya Minat Belajar Kata minat dalam bahasa Inggris disebut interest yang berarti menarik atau tertarik. Minat adalah keinginan jiwa terhadap sesuatu

Lebih terperinci

yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan

yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THE POWER OF TWO PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI KELAS VIII-B DI SMP NEGERI 1 BOLAANG Tjitriyanti Potabuga 1, Meyko

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Belajar Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memeperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Pada sub bab ini, peneliti akan membahas mengenai teori - teori yang berkaitan dengan variabel yang sudah ditentukan. Adapaun teori yang berkaitan dengan variabel

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Lembar Kerja Siswa LKS merupakan salah satu media instruksional edukatif berbasis cetakan. LKS digunakan sebagai perangkat pembelajaran menjadi pendukung

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang

BAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Pengertian Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah menentukan model atau metode mengajar tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus berkembang. Persaingan semakin ketat dan masyarakat dituntut untuk dapat bersaing dalam menghadapi tantangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Belajar Banyak ahli pendidikan yang mengungkapkan pengertian belajar menurut sudut pandang mereka masing-masing. Berikut ini kutipan pendapat beberapa ahli pendidikan tentang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi Belajar 1. Pengertian Prestasi Belajar Matematika Prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari masalah belajar. Pada dasarnya, prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Metode Diskusi 1. Pengertian Diskusi Dalam kegiatan pembejaran dengan metode diskusi merupakan cara mengajar dalam pembahasan dan penyajian materinya melalui suatu problema atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. perlu dilakukan usaha atau tindakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Hamalik

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. perlu dilakukan usaha atau tindakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Hamalik 8 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2..1 Kajian Teoritis 2.1.1 Hasil Belajar Untuk dapat menentukan tercapai tidaknya tujuan pendidikan dan pengajaran perlu dilakukan usaha atau tindakan untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi 13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi a. Pengertian Minat Menurut Sardiman (2011: 76), minat diartikan sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1Pengertian Belajar Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosial menuju ke perkembangan pribadi seutuhnya. Namun, realitas yang dipahami oleh sebagian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Model Pembelajaran Make a Match 2.1.1 Pengertian Model pembelajaran Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran sebagai hasil penurunan teori psikologi pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Kajian Teori BAB II TINJAUAN TEORITIS 1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray a) Pengertian model pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray Menurut Isjoni (2010, h.15 ) model pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan mata pelajaran eksak yang esensial, yang dapat menjadi penunjang untuk mata pelajaran yang lain. Melalui pelajaran matematika siswa diharapkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hasil Belajar Hasil belajar adalah hasil akhir baik berupa perilaku, maupun pengetahuan (kognitif) yang terjadi setelah proses pembelajaran dalam rangka memperoleh suatu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan manusia diera global seperti saat ini menjadi kebutuhan yang amat menentukan bagi masa depan seseorang dalam kehidupannya, yang menuntut

Lebih terperinci

PRADIFTA YUYUN SETYANINGRUM K

PRADIFTA YUYUN SETYANINGRUM K HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN KEPALA KELUARGA DAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 JURNAL Oleh PRADIFTA YUYUN SETYANINGRUM

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI 1. Keaktifan Belajar a. Pengertian Keaktifan Belajar Proses pembelajaran pada hakekatnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreatifitas siswa melalui berbagai interaksi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Pembelajaran Problem Posing Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa adalah menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORETIS 16 BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1. Konsep Belajar 2.1.1. Pengertian Belajar Slameto (2010, h. 1) mengatakan, Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata motif, dalam bahasa inggris adalah motive atau motion, lalu motivation yang berarti gerakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Efektivitas Pembelajaran Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil atau berdaya guna. Efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS Pembahasan pada Bab II ini terdiri dari tinjauan pustaka, hasil penelitian yang relevan, kerangka pikir, dan hipotesis penelitian. Sebelum membuat analisis

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Landasan Teori 1. Hakikat Belajar Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Matematika 2.1.1.1 Pengertian Matematika Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Fiqih dengan melalui penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe picture and

BAB V PEMBAHASAN. Fiqih dengan melalui penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe picture and BAB V PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas II di MIN Sumberjati Kademangan Blitar pada mata pelajaran Fiqih dengan melalui penerapan model

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lingkungannya (Slameto, 2010). Menurut Gredler dalam Aunurrahman. sebelumnya tidak mengetahui sesuatu menjadi mengetahui.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lingkungannya (Slameto, 2010). Menurut Gredler dalam Aunurrahman. sebelumnya tidak mengetahui sesuatu menjadi mengetahui. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Hakikat Belajar dan Pembelajaran Belajarmerupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi merupakan pendorong bagi perbuatan siswa. Menyangkut soal mengapa siswa berbuat demikian dan apa tujuannya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri

BAB II KAJIAN TEORI. dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Belajar a. Pengertian Belajar Pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. 1. Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. 1. Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru Menurut Slameto (2003:102) pengertian persepsi adalah proses yang menyangkut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Metode Demonstrasi 2.1.1.1 Hakekat Metode Demonstrasi Metode demonstrasi merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari jawaban

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar 5 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar 2.1.1 Pengertian Belajar Dalam proses pembelajaran, berhasil tidaknya pencapaian tujuan banyak dipengaruhi oleh bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa. Oleh

Lebih terperinci

II. KERANGKA TEORETIS. menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan

II. KERANGKA TEORETIS. menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan II. KERANGKA TEORETIS A. Tinjauan Pustaka 1. Intelegensi Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk 10 BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Pengertian Belajar Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Belajar Aunurrahman ( 2012 : 35 ) belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. sesuatu yang menarik minatnya. Minat akan semakin bertambah jika

TINJAUAN PUSTAKA. sesuatu yang menarik minatnya. Minat akan semakin bertambah jika 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1) Minat Belajar Apabila seseorang menaruh perhatian terhadap sesuatu, maka minat akan menjadi motif yang kuat untuk berhubungan secara lebih aktif dengan sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Segala sesuatu untuk meraih kesuksesan memerlukan proses dan proses yang terjadi disebut proses belajar (Slameto 2010: 1). Menurut Mahmud (2010: 61), belajar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebuah usaha yang tidak terlepas dari kehidupan manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya dengan kebutuhan lainnya,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KAJIAN TEORI 1. Hakekat Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi. tinggi dan berbagai keterampilan khusus yang dimiliki oleh peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi. tinggi dan berbagai keterampilan khusus yang dimiliki oleh peserta didik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi perkembangan dan kemampuan siswa. Dengan pendidikan diharapkan individu (siswa) dapat mengembangkan potensi-potensinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang berkualitas. Dwi Siswoyo,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Belajar adalah perubahan yang relatif permanen pada perilaku, pengetahuan dan kemampuan berfikir yang diperoleh karena pengalaman (Santrock,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teori Dalam Bab II ini akan diuraikan kajian teori yang merupakan variabel dalam penelitian yang dilakukan yaitu hasil belajar, pendekatan CTL, dan alat peraga. 2.1.1 Hasil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang. arti tidak memerlukan rangsangan (stimulus) dari luar dirinya,

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang. arti tidak memerlukan rangsangan (stimulus) dari luar dirinya, 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Motivasi berasal dari kata motif. Motif artinya keadaan dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang berbuat sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. suatu wadah yang disebut sebagai lenbaga pendidikan. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP dan MTs

I. PENDAHULUAN. suatu wadah yang disebut sebagai lenbaga pendidikan. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP dan MTs I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Manusia memerlukan pendidikan untuk menjadi manusia seutuhnya. Di indonesia,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI Metode Pembelajaran Drill And Practice Pengertian Metode Pembelajaran Drill And Practice

BAB II KAJIAN TEORI Metode Pembelajaran Drill And Practice Pengertian Metode Pembelajaran Drill And Practice BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Metode Pembelajaran Drill And Practice 2.1.1. Pengertian Metode Pembelajaran Drill And Practice Sebelum mendefinisikan tentang metode drill, ada baiknya terlebih dahulu mengetahui

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Belajar IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik. Dari tidak tahu menjadi

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik. Dari tidak tahu menjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mengandung pengertian suatu perbuatan yang di sengaja untuk menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik. Dari tidak tahu menjadi tahu, dari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Pengertian Belajar Pendapat tentang pengertian belajar ada bermacam-macam. Pendapat tersebut lahir

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Pengertian Belajar Pendapat tentang pengertian belajar ada bermacam-macam. Pendapat tersebut lahir BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Belajar Pendapat tentang pengertian belajar ada bermacam-macam. Pendapat tersebut lahir berdasarkan sudut pandang yang berbeda-beda. Menurut Slameto

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Disiplin Belajar 1. Pengertian Disiplin Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang keberhasilan siswa di kelas maupun di sekolah. Ini bertujuan agar siswa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam Dalam bahasa inggris Ilmu Pengetahuan Alam disebut natural science, natural yang artinya berhubungan dengan alam dan science artinya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Matematika

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Matematika 4 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Hakekat Pembelajaran Matematika 2.1.1. Pengertian Belajar Belajar adalah proses pemberian pengalaman belajar kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya. Selain itu menurut

BAB II KAJIAN TEORI. pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya. Selain itu menurut 1 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Belajar Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara siswa dengan guru, antar sesama siswa, serta antara guru dan siswa terhadap lingkunganya. Slameto (20010:2)

Lebih terperinci

BAB II HASIL BELAJAR SISWA DAN METODE PEMBELAJARAN RESITASI. 1. Pengertian Metode Pembelajaran Resitasi

BAB II HASIL BELAJAR SISWA DAN METODE PEMBELAJARAN RESITASI. 1. Pengertian Metode Pembelajaran Resitasi BAB II HASIL BELAJAR SISWA DAN METODE PEMBELAJARAN RESITASI A. Metode Resitasi 1. Pengertian Metode Pembelajaran Resitasi Metode resitasi merupakan salah satu metode pembelajaran yang menekankan pada siswa

Lebih terperinci

II. KERANGKA TEORETIS. Harlen & Russel dalam Fitria (2007: 17) mengatakan bahwa kemampuan

II. KERANGKA TEORETIS. Harlen & Russel dalam Fitria (2007: 17) mengatakan bahwa kemampuan 6 II. KERANGKA TEORETIS A. Tinjaun Pustaka 1. Keterampilan Eksperimen Harlen & Russel dalam Fitria (2007: 17) mengatakan bahwa kemampuan merancanakan percobaan merupakan kegiatan mengidenfikasi berapa

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS VIIC SMP N 1 PAJANGAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS VIIC SMP N 1 PAJANGAN UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS VIIC SMP N 1 PAJANGAN Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hakikat Pembelajaran IPA di SD Pembelajaran IPA Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan bagian dari ilmu pegetahuan atau sains yang semula berasal dari bahasa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 1.1 Kajian Teoritik 2.1.1 Hasil Belajar Belajar dan mengajar merupakan konsep yang tidak bisa dipisahkan. Belajar merujuk pada apa yang harus dilakukan seseorang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif adalah suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif adalah suatu BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif adalah suatu pola atau langkah-langkah pembelajaran tertentu yang diterapkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Prestasi Belajar Matematika a. Pengertian Prestasi Belajar Matematika Kata prestasi berasal dari Bahasa Belanda yaitu prestatie, kemudian dalam Bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar adalah proses perubahan tingkah laku seseorang dalam bertindak atau beraktifitas menuju pembenaran, dari

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan tentang Perhatian Orang Tua

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan tentang Perhatian Orang Tua BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Tinjauan tentang Perhatian Orang Tua Perhatian merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Wasty Soemanto (2003: 34), mengartikan perhatian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia dalam rangka mencapai cita-cita dan tujuan yang diharapkan karena itu pendidikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendidikan Menurut UU No. 2o Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pendidikan adalah Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hasil Belajar 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Pendidikan bertujuan antara lain mengembangkan dan meningkatkan kepribadian individu yang sedang melakukan proses pendidikan. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada masa kini di seluruh dunia telah timbul pemikiran baru terhadap status pendidikan. Pendidikan diterima dan dihayati sebagai kekayaan yang sangat berharga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang kompleks, sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri.

BAB II LANDASAN TEORI. yang kompleks, sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 1. Belajar Hampir senada dengan pendapat, Winkel (Dian Nur Khayati; 2005) mendefinisikan belajar sebagai suatu aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi

Lebih terperinci

DESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA SISWA DI SDN 3 TAPA KECAMATAN TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

DESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA SISWA DI SDN 3 TAPA KECAMATAN TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO DESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA SISWA DI SDN 3 TAPA KECAMATAN TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO Oleh DELI MA RUF NIM : 151 409 192 (Mahasiswa Program

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi suatu bangsa merupakan salah satu usaha yang strategis dalam rangka mempersiapkan warga negara dalam menghadapi masa depan diri sendiri dan bangsanya.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemahaman terhadap informasi yang diterimanya dan pengalaman yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemahaman terhadap informasi yang diterimanya dan pengalaman yang BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Pada hakekat belajar diartikan sebagai proses membangun makna atau pemahaman terhadap informasi yang diterimanya dan pengalaman yang dialaminya sehingga terjadi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 9 BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Kajian Teori 1. Media Pembelajaran Mind Mapping a. Pengertian Media Pembelajaran Mind Mapping Sadiman (dalam Rianti, 2012, h.9) menjelaskan media pembelajaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian. I. PENDAHULUAN Pada bab 1 ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. makna yang berbeda-beda. Status adalah penempatan orang pada

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. makna yang berbeda-beda. Status adalah penempatan orang pada 1 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Status Sosial Ekonomi Orang Tua 2.1.1 Status Sosial Ekonomi Status sosial ekonomi berasal dari tiga buah kata yang memiliki makna yang berbeda-beda. Status adalah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan. 1. menemukan dirinya dalam diri orang lain.

BAB II KAJIAN TEORI. proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan. 1. menemukan dirinya dalam diri orang lain. BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoretis 1. Pengertian Pemahaman Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pemahaman adalah proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan. 1 Menurut Benyamin S. Bloom pemahaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin dengan mengarahkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin dengan mengarahkan berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia dalam rangka mencapai cita-cita dan tujuan yang diharapkan karena itu pendidikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Metode Observasi Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar yang digunakan oleh guru atau instruktur. Pengertian lain ialah sebagai teknik penyajian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Hamalik (2009: 155) hasil belajar tampak sebagai

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Hamalik (2009: 155) hasil belajar tampak sebagai BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Hasil Belajar Menurut Hamalik (2009: 155) hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Aktivitas Belajar Aktivitas dalam hal ini berarti siswa aktif dalam mengerjakan soal-soal atau tugas-tugas yang diberikan dengan rasa senang dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Kata "media" menurut Heinich, dkk (1982) berasal dari bahasa latin,

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Kata media menurut Heinich, dkk (1982) berasal dari bahasa latin, BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. KAJIAN PUSTAKA 1. Media Pembelajaran Kata "media" menurut Heinich, dkk (1982) berasal dari bahasa latin, merupakan bentuk jamak dari kata "medium"

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setelah proses berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. setelah proses berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap proses pembelajaran, terutama pembelajaran di sekolah akan dilihat hasil belajarnya. Untuk mengetahui hasil belajar siswa bisa dilakukan melalui tes, misalnya

Lebih terperinci

Hesti Yunitasari Universitas PGRI Yogyakarta

Hesti Yunitasari Universitas PGRI Yogyakarta UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS VIIF SMP N 2 SRANDAKAN Hesti Yunitasari Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 11 BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Model Pembelajaran Cooperative Learning 2.1.1 Pengertian Model Pembelajaran Cooperative Learning Menurut Asmani (2016, h. 37) cooperative learning dapat

Lebih terperinci

OLEH : DELVIZA SURYANI

OLEH : DELVIZA SURYANI PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU, PERHATIAN ORANG TUA DAN KESIAPAN BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII MTsN LEMBAH GUMANTI JURNAL OLEH :

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ada di sekitar individu. Menurut Sudjana dalam Rusman. (2011: 1) Belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ada di sekitar individu. Menurut Sudjana dalam Rusman. (2011: 1) Belajar BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Menurut Sudjana dalam Rusman. (2011: 1) Belajar dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh kualitas pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan memiliki tempat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Kajian Tentang Model Pembelajaran Cooperative Learning a. Pengertian Model Pembelajaran Menurut Agus Suprijono (2009: 46) mengatakan bahwa model pembelajaran

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. ingin terus belajar. Hal tersebut didukung oleh pendapat Sardiman (2007 : 76)

II. TINJAUAN PUSTAKA. ingin terus belajar. Hal tersebut didukung oleh pendapat Sardiman (2007 : 76) 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teoritis 1. Minat Minat selalu berkaitan dengan soal kebutuhan atau keinginan. Dalam belajar mengajar, penting menciptakan kondisi tertentu agar siswa selalu butuh dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Gaya Belajar adalah cara atau pendekatan yang berbeda yang dilakukan oleh seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia pendidikan, istilah gaya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar Matematika Menurut Sadirman (2004) hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya.

Lebih terperinci