BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Melalui penelitian ini dapat dihasilkan beberapa temuan. Pertama, dari

Transkripsi

1 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Melalui penelitian ini dapat dihasilkan beberapa temuan. Pertama, dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa organisasi BKN telah menjalankan proses inovasi melalui sistem Computer Assisted Test (CAT). Hal ini dibuktikan dengan hadirnya metode, cara, serta mekanisme baru dalam proses seleksi pegawai berbasis teknologi informasi. Sistem CAT memberikan alternatif solusi baru bagi sistem seleksi pegawai yang lebih transparan, obyektif, dan akuntabel. Lahirnya CAT didorong oleh beberapa faktor, diantara kajian naskah akademik oleh para ahli, adanya afirmasi dari pertemuan lembaga kepegawaian tingkat ASEAN, adanya persepsi negatif masyarakat terkait proses rekrutmen pegawai yang identik dengan praktek KKN, serta adanya motivasi kerja pegawai. Kedua, secara tipologi inovasi sistem CAT merupakan bentuk dari total and process innovation karena mengetengahkan mekanisme baru sistem rekrutmen pegawai yang obyektif, transparan, dan akuntabel sebagai strategi dalam memenuhi kebutuhan yang diharapkan masyarakat. Ketiga, dari penelitian ini juga memperlihatkan tiga dimensi utama dalam proses pengembangan sistem CAT yaitu: 1) membangun basis pengetahuan organisasi, 2) merancang sistem inovasi, dan 3) membangun keberlanjutan sistem. Membangun basis pengetahuan organisasi dilakukan melalui proses identifikasi pengetahuan serta menyesuaikan diri dengan kebutuhan stakeholder. Merancang sistem inovasi dilakukan melalui kerjasama eksternal untuk menjamin tersedianya database soal dan aplikasi, merancang mekanisme kerja untuk menjamin kelancaran 175

2 176 proses pelaksanaan sistem sesuai standar yang ditetapkan, serta menyupayakan legalitas produk melalui skenario peraturan, aksi simulasi dan promosi. Sementara membangun keberlanjutan sistem dilakukan dengan cara pengayaan fungsi CAT serta mempertahankan domain kerja untuk otoritasi kebijakan dan program. Proses pengembangan sistem CAT dalam pelaksanaannya bersinggungan dengan faktor pendukung maupun penghambat. Faktor pendukung berupa ketersediaan anggaran kegiatan, faktor kepemimpinan yang mendukung agenda perubahan, serta adanya sense of belonging pegawai. Sementara faktor penghambat berupa hambatan teknis proses fasilitasi, hambatan kurangnya sumber daya manusia pengelola, hambatan dalam ketersediaan database soal tes, serta hambatan dalam konteks hubungan kelembagaan. Secara umum, hambatan teknis, hambatan sumber daya pengelola, maupun hambatan database soal dapat diatasi melalui strategi yang digunakan, sementara hambatan hubungan kelembagaan masih menjadi tantangan bagi sistem CAT. Beberapa kebijakan maupun desain ideal dari sistem CAT belum dapat diwujudkan karena adanya tantangan implementasi pada konteks hubungan antar lembaga. B. Saran 1. Kepada Organisasi BKN a) Untuk mendukung eksistensi sistem CAT, upaya penetrasi perlu dilakukan BKN melalui memperbanyak inisiasi program dan kebijakan sebagai quick win dengan diikuti penajaman branding BKN sebagai organisasi yang memiliki kewenangan dalam pengelolaan manajemen

3 177 kepegawaian. Upaya ini sementara disarankan ketika masih terjadi dualisme fungsi antar lembaga untuk menjaga eksistensi dan motivasi dari lembaga yang telah menjalankan agenda inovasi. Upaya branding BKN salah satunya didukung dengan penetapan logo baku yang ditetapkan secara resmi sebagai simbol dari BKN. Sejauh ini, penggunaan logo BKN masih belum terstandar baik yang digunakan oleh BKN pusat, kantor regional, maupun unit kerja lainnya sehingga belum mampu dipersepsi secara tepat oleh publik. b) Menjalin komunikasi yang efektif dengan lembaga lain terlebih yang memiliki akses dalam mengambil kebijakan. Dibutuhkan kompetensi maupun skill berkomunikasi efektif dengan pihak eksternal dengan didukung aktivitas-aktivitas non formal. Hal ini dilakukan untuk memperlancar proses koordinasi serta membangun kedekatan secara personal dengan lembaga lain dalam rangka memperoleh otoritasi kebijakan. c) Untuk mendorong kinerja unggul dari para agen inovasi, BKN dapat melakukan stimulan melalui upaya peningkatan kesejahteraan secara adil bagi setiap komponen BKN yang terlibat. BKN dapat merumuskan sistem penghargaan yang tepat berbasis semangat keadilan dan kehati-hatian bagi pegawai yang memiliki kontribusi nyata dalam proses inisiasi, implementasi, serta menjaga keberlanjutan inovasi. 2. Kepada Pemerintah Pemerintah diharapkan dapat melakukan langkah kajian maupun penataan ulang terkait dengan struktur, tugas pokok, maupun fungsi dari lembaga-lembaga yang senafas dengan fungsi BKN. Melalui kajian ulang

4 178 diharapkan dapat dirumuskan secara lebih jelas pembagian tugas serta mekanisme kerja dari masing-masing lembaga sehingga tidak terjadi tumpang tindih kewenangan. Pemerintah juga dapat melakukan opsi penggabungan (merger) BKN dengan lembaga terkait yang memiliki tugas pokok dan fungsi yang beririsan. Upaya merger dilakukan secara totalitas dengan memunculkan nama dan budaya organisasi yang baru untuk mengurangi kecenderungan munculnya ego sektoral. Hal ini tentunya harus diikuti dengan pemunculan susunan organisasi dan tata kerja (SOTK) baru yang tidak memihak ke salah satu lembaga. Langkah merger lembaga akan menghasilkan sebuah lembaga baru yang secara tugas pokok dan budaya kerja mampu menjadi representasi dari masing-masing lembaga yang bergabung. Langkah merger harus dapat dilakukan secara tepat dengan mempertimbangkan aspek kinerja organisasi serta sumber daya pegawai yang menjalankannya. Jika langkah ini dilakukan, maka strategi untuk memperbanyak inisiasi program dan branding oleh lembaga BKN dengan sendirinya tidak perlu dilakukan. 3. Kepada Akademisi Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat dinamika yang terjadi pada proses inovasi yang dijalankan organisasi pemerintah dengan mengambil studi kasus implementasi sistem CAT BKN sebagai unit analisis. Untuk diperoleh hasil yang maksimal dalam pengambilan kesimpulan mengenai proses inovasi yang dijalankan organisasi pemerintah di Indonesia, maka kedepan dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan mengambil unit analisis yang lebih besar melibatkan beberapa organisasi pemerintah sebagai subyek penelitian dengan beragam produk inovasi yang berbeda.

5 179 Jika penelitian ini dilakukan pada salah satu organisasi pemerintah yang bersifat vertikal, kedepan sangat dimungkinkan juga dilakukan penelitian dengan mengambil unit analisis yang berbeda antara organisasi pemerintah yang bersifat vertikal seperti kementerian dan lembaga dengan organisasi pemerintah daerah. Adanya dualisme fungsi lembaga juga menjadikan celah kajian bagaimana dinamika yang berjalan didalamnya, serta mengapa upaya merger antara BKN dengan lembaga lain tidak dilakukan oleh pemerintah. Selain itu, jika pada penelitian ini unit analisis yang diteliti berada pada level organisasi, maka penelitian berikutnya dapat dilakukan eksplorasi lebih mendalam dengan mengambil unit analisis pada level individu pegawai. Bagaimana dinamika yang terjadi pada diri internal pegawai sebagai agen yang terlibat langsung dalam proses inovasi menarik untuk dikaji lebih dalam. Hasil dari penelitian ini ditemukan tiga dimensi utama proses pengembangan inovasi CAT. Hal ini membuka peluang untuk dilakukan penelitian lanjutan dengan fokus pada salah satu dimensi untuk dilihat secara mendalam dinamika yang terjadi didalamnya sehingga dapat memberikan informasi yang lebih komprehensip.