Kata Pengantar. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan informasi atas pencapaian kinerja BKN.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kata Pengantar. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan informasi atas pencapaian kinerja BKN."

Transkripsi

1 Kata Pengantar Dengan mengucap puji syukur kepada Allah Subhanallah Wata ala Tuhan Yang Maha Esa yang telah mencurahkan rahmat dan nikmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Kinerja (LK) Badan Kepegawaian Negara (BKN) Tahun LK BKN merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggung jawaban kinerja BKN dalam mencapai tujuan/sasaran strategis selama tahun LK ini diharapkan bermanfaat dalam memberikan masukan guna penyempurnaan penyusunan rencana kerja tahun mendatang dengan memperhatikan kekurangankekurangan yang ada. Informasi yang disampaikan dalam laporan kinerja ini dapat menjadi referensi umum bagi BKN maupun semua pihak dalam menyempurnakan dokumen perencanaan periode yang akan datang. Tahun 2014 merupakan tahun terakhir pelaksanaan Rencana Strategis (Renstra) BKN Oleh karena itu dalam LK 2014 ini kami sajikan capaian kinerja selama 5 (lima) tahun sebagai bahan evaluasi capaian kinerja dalam pelaksanaan Renstra BKN BKN terus berupaya meningkatkan perannya sebagai lembaga pemerintahan di bidang manajemen kepegawaian yang menyelenggarakan pembangunan bidang aparatur negara yang dilakukan melalui Reformasi Birokrasi (RB). RB adalah upaya untuk meningkatkan profesionalisme aparatur negara dan mewujudkan tata pemerintahan yang baik guna mendukung keberhasilan pembangunan di berbagai bidang. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan informasi atas pencapaian kinerja BKN. Jakarta 23 Februari 2015 Plt. Kepala Badan Kepegawaian Negara DR. Ir. Bima Haria Wibisana, MSIS i

2 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i ii RINGKASAN EKSEKUTIF... iii PERNYATAAN TELAH DIREVIU... iv BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi... 2 C. Rencana Strategis BKN... 4 D. Struktur Organisasi... 8 BAB II PERENCANAAN KINERJA... 9 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja BKN Tahun B. Realisasi Anggaran BKN Tahun Bab IV PENUTUP LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. Struktur Organisasi 2. Pengukuran Kinerja 3. Capaian Kinerja BKN Tahun ii

3 Ikhtisar Eksekutif Laporan Kinerja (LK) Badan Kepegawaian Negara (BKN) Tahun 2014 sebagai wujud pertanggungjawaban kinerja BKN atas pelaksanaan tugas dan fungsinya yang tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2013 tentang Badan Kepegawaian Negara. Laporan Kinerja ini memberikan gambaran tingkat keberhasilan pencapaian kinerja BKN tahun 2014 terhadap penetapan kinerja tahun 2014 serta analisis atas capaian kinerja tahun 2010 sampai dengan 2014 terhadap rencana kinerja berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) BKN Pembuatan laporan kinerja tersebut didasarkan pada Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah dan berpedoman pada Peraturan Menteri Negara PAN dan RB Nomor 53 Tahun Komponen yang disajikan dalam LK meliputi dokumen Rencana Strategis, Rencana Kinerja Tahunan (RKT), Penetapan Kinerja, Pengukuran Kinerja, Analis Capaian Kinerja serta Capaian BKN telah menetapkan 8 sasaran strategis dengan 19 indikator kinerja utama yang mendukung pencapaian sasaran strategis. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan, menunjukkan bahwa BKN sudah memenuhi sasaran kinerja yang direncanakan untuk mencapai sasaran strategis. Hanya 2 dari 8 sasaran strategis yang targetnya belum tercapai secara maksimal di tahun Berikut sasaran strategis dicapai melalui indikator kinerja utama yang telah ditetapkan antara lain : a. Meningkatkan efektifitas sistem perencanaan dan pengembangan kepegawaian dengan indikator kinerja berupa: 1) Persentase instansi pemerintah yang menerapkan kebijakan penataan kepegawaian (rightsizing) di lingkungannya 80% instansi dari 600 instansi 480 instansi terlaksana 80% 2) Persentase instansi pemerintah yang menerapkan standar kompetensi jabatan di lingkungannya naik sebesar 2,33% dari target 40% iii

4 3) Persentase instansi pemerintah yang menerapkan penilaian kompetensi PNS dalam pengembangan karier kepegawaian di lingkungannya dari target 18 % realisasi 18,50% 4) Persentase instansi pemerintah yang menghitung kebutuhan formasi PNS dengan tepat sesuai NSP dari target 50 % realisasi 50 % b. Meningkatkan sistem pembinaan kinerja yang optimal dengan indikator kinerja berupa: 1) Jumlah instansi pemerintah yang telah memanfaatkan sistem rekrutmen dan promosi dengan menggunakan alat bantu computer (CAT). Dari 70 instansi yang ditargetkan dapat terealisasi sebanyak 349 instansi 2) Jumlah pertimbangan pengangkatan jabatan fungsional analis kepegawaian dapat di realisasikan sebanyak 550 analis dari target 600 analisis c. Meningkatkan kualitas rumusan perundang-undangan kepegawaian dengan indikator kinerja berupa: Jumlah rumusan peraturan perundang-undangan yang diselesaikan dengan target 20 naskah menjadi 26 naskah d. Meningkatkan pelayanan kepegawaian berbasis teknologi informasi dengan indikator kinerja berupa: Indeks kepuasan instansi/ PNS terhadap pelayanan kepegawaian target kategori Sangat Baik (86) walaupun menjadi 84,48 tapi masih kategori Sangat Baik e. Meningkatkan sistem informasi kepegawaian yang terintegrasi dengan indikator kinerja berupa: 1) Persentase database PNS yang akurat dan terkini berdasarkan data pokok pegawai. Target 90% realisasi 87,63 % 2) Persentase Instansi Pemerintah yang telah terintegrasi dengan sistem aplikasi pelayanan kepegawaian (SAPK) Target 100% realisasi 98,80 % 3) Persentase instansi/ stakeholders yang telah menggunakan sistem KPE Target 98,50% realisasi 88,42 % f. Meningkatkan efektifitas sistem pengawasan dan pengendalian kepegawaian dengan indikator kinerja berupa: iv

5 Persentase penurunan tingkat pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan bidang kepegawaian dari target 10% dapat direalisasikan 32,70% g. Meningkatkan efektifitas koordinasi perencanaan program, sumber daya, serta pengelolaan administrasi dengan indikator kinerja berupa: 1) Hasil evaluasi terhadap implementasi SAKIP BKN dari Target B dapat direalisasikan B 2) Opini BPK terhadap laporan keuangan BKN dari target WTP direalisasikan WTP 3) Persentase penempatan pegawai yang sesuai dengan kompetensi dapat direalisasikan 100 % dari target 100 % 4) Persentase pemenuhan sarana operasional kantor sesuai standard dari target 90 % direalisasikan 89,91 % 5) Indeks kepuasan publik terhadap ketersediaan layanan informasi BKN dari target kategori Baik terealisasi Sangat Baik h. Meningkatkan pemenuhan standar dan mutu sarana prasarana kantor dengan indikator kinerja berupa: 1) Indeks kepuasan pegawai terhadap sarana dan prasarana kantor yang tersedia dari target Baik, untuk Tahun 2014 ini realisasi Baik 2) Persentase pemenuhan standar sarana dan prasarana untuk target 100 % dapat direalisasikan 100 %. Anggaran BKN untuk mendukung program dan kegiatan pada tahun 2014 sebesar Rp ,- dan mengalami pemotongan anggaran sebesar Rp ,- sehingga pagu anggaran BKN menjadi Rp ,-. Realisasi anggaran BKN tahun 2014 adalah sebesar Rp ,- atau sebesar 91,92%. Sisa sebesar 8,08% merupakan penghematan sesuai dengan surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan RB Nomor: SE Nomor 10 Tahun 2014 tentang Penghematan dari Efisiensi Kerja Aparatur Negara, SE Nomor 11 Tahun 2014 tentang Penghematan dari Kegiatan Pertemuan/Rapat diluar Kantor, dan SE Nomor 13 Tahun 2014 perihal Penghematan dari Gerakan Hidup Sederhana. Terkait dengan capaian kinerja tersebut, BKN secara terus menerus berupaya melakukan perbaikan dalam rangka meningkatkan kinerja di masa yang akan datang. v

6 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Badan Kepegawaian Negara (BKN) mempunyai peran yang sangat strategis dalam membangun sumber daya aparatur sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) di bidang Hukum dan Aparatur. Peran dan kedudukan BKN kian strategis, dengan adanya Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2013 tentang Badan Kepegawaian Negara bahwa BKN mempunyai tugas pemerintahan di bidang manajemen kepegawaian yang menyelenggarakan pembangunan bidang aparatur negara yang dilakukan melalui reformasi birokrasi untuk meningkatkan profesionalisme aparatur negara dan mewujudkan tata kepemerintahan yang baik. Sesuai dengan Undang Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang menyebutkan bahwa BKN sebagai instansi yang membina dan menyelenggarakan Manajemen PNS dalam upaya mewujudkan Aparatur Sipil Negara sebagai bagian dari reformasi birokrasi, perlu ditetapkan sebagai profesi yang memiliki kewajiban mengelola dan mengembangkan dirinya dan wajib mempertanggungjawabkan kinerjanya dan menerapkan prinsip merit dalam pelaksanaan manajemen Aparatur Sipil Negara. Pelaksanaan program dan kegiatan BKN dalam rangka pelaksanaan fungsi dan pencapaian kinerja dibiayai oleh Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2014 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-KL). Sebagai lembaga yang menggunakan anggaran negara dalam pelaksanaan tugas dan kegiatannya mengedepankan sistem keterbukaan dan dapat dipertanggungjawabkan, maka disusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). 1

7 LAKIP sebagai wujud pertanggungjawaban kinerja BKN dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya, serta sebagai bahan analisis dan evaluasi dalam membuat kebijakan untuk meningkatkan kinerja dimasa yang akan datang. Pembuatan laporan pertanggungjawaban kinerja tersebut didasarkan pada Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah. LAKIP ini memberikan penjelasan mengenai pencapaian kinerja BKN selama Tahun Anggaran 2014 sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Capaian kinerja (performance results) Tahun 2014 tersebut diperbandingkan dengan Penetapan Kinerja (performance agreement) Tahun 2014 sebagai tolok ukur dan gambaran tingkat keberhasilan pencapaian kinerja BKN selama 1 (satu) tahun. Analisis atas capaian kinerja terhadap rencana target kinerja digunakan sebagai pembanding yang memberikan hasil guna perbaikan dan peningkatan kinerja. B. Kedudukan, Tugas Pokok Dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2013 tentang Badan Kepegawaian Negara, bahwa BKN berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden melalui menteri yang membidangi urusan pemerintahan di bidang pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi. Berdasarkan Peraturan Kepala BKN Nomor 19 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Kepegawaian Negara, BKN melaksanakan tugas pemerintahan di bidang manajemen kepegawaian negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas tersebut, BKN menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: a. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang kepegawaian; b. Penyelenggaraan koordinasi identifikasi kebutuhan pendidikan dan pelatihan, pengawasan dan pengendalian pemanfaatan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia Pegawai Negeri Sipil; Penyelenggaraan administrasi kepegawaian pejabat negara dan mantan pejabat Negara; 2

8 c. Penyelenggaraan administrasi dan sistem informasi kepegawaian dan mutasi kepegawaian antar Provinsi dan/atau antar Kabupaten/Kota; d. Penyelenggaraan koordinasi penyusunan norma, standar dan prosedur mengenai mutasi, gaji, tunjangan, kesejahteraan, hak dan kewajiban, kedudukan Pegawai Negeri Sipil Pusat dan Pegawai Negeri Sipil Daerah dan bidang kepegawaian lainnya; e. Penyelenggaraan bimbingan teknis pelaksanaan peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian kepada instansi pemerintah; f. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BKN; g. Pelancaran kegiatan instansi pemerintah di bidang administrasi kepegawaian; h. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawaian, keuangan, kearsipan, persandian, perlengkapan, dan rumah tangga. Di samping kedudukan, tugas, dan fungsi, BKN juga memiliki kewenangan yaitu: a. Penyusunan rencana nasional secara makro di bidang manajemen kepegawaian; b. Perumusan kebijakan di bidang manajemen kepegawaian untuk mendukung pembangunan secara makro; c. Penetapan sistem informasi di bidang manajemen kepegawaian; d. Pelaksanaan mutasi kepegawaian antar Provinsi; e. Kewenangan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; f. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan tertentu di bidang kepegawaian; g. Penyusunan norma, standar dan prosedur kepegawaian dan pengendaliannya; h. Penyusunan program kepegawaian secara nasional sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan Pemerintah; i. Penyelenggaraan administrasi mutasi kepegawaian antar provinsi, serta perumusan standar prosedur mengenai perencanaan, pengangkatan, pemindahan, pemberhentian, penetapan standar, gaji, tunjangan, kesejahteraan, hak dan kewajiban serta kedudukan Pegawai Negeri Sipil; 3

9 j. Penyelenggaraan administrasi kepegawaian nasional; k. Perencanaan kebijakan dan pemantauan pemanfaatan pendidikan dan pelatihan standar; l. Pengawasan dan pengendalian norma, standar dan prosedur kepegawaian. C. Rencana Strategis BKN Rencana strategis (Renstra) BKN Tahun disusun sebagai perencanaan jangka menengah BKN yang berisi tujuan, sasaran strategis dan target yang akan dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun sesuai dengan tugas dan fungsinya. Dalam rangka penyempurnaan Renstra BKN Tahun dan penguatan implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di lingkungan BKN, maka telah dilakukan revisi terhadap Renstra BKN Tahun dengan memperhatikan harapan dan keinginan pihak terkait (stakeholder) BKN. Revisi Renstra BKN meliputi Tujuan, Sasaran Strategis, dan Indikator Kinerja Utama (IKU). 1. Visi, Misi dan Tujuan BKN Visi : Menjadi Pembina dan Penyelenggara Manajemen Kepegawaian yang Profesional dan Bermartabat Tahun 2025 Tujuan : 1. Mewujudkan manajemen kepegawaian yang moderen. 2. Mewujudkan pelayanan prima bidang kepegawaian. 3. Mewujudkan manajemen internal yang efektif, efisien dan akuntabel. Misi : 1. Mengembangkan Sistem Manajemen Kepegawaian Negara. 2. Mengembangkan Sistem Pelayanan Kepegawaian. 3. Mengembangkan Manajemen Internal BKN. 4

10 2. Sasaran Strategis dan IKU Sasaran strategis BKN disusun berdasarkan tujuan strategis yang ingin dicapai. Ada 8 (delapan) sasaran strategis yang ditempuh dalam rangka mewujudkan tujuan strategis BKN, dan di dalamnya terdapat 19 (sembilan belas) IKU. IKU merupakan salah satu tolok ukur dalam menghitung tingkat keberhasilan atas tercapainya sasaran strategis yang dibuat. 1. Meningkatkan efektifitas sistem perencanaan dan pengembangan kepegawaian 2. Meningkatkan Sistem Pembinaan Kinerja yang Optimal 3. Meningkatkan kualitas rumusan perundang-undangan kepegawaian 4. Meningkatkan pelayanan kepegawaian berbasis teknologi informasi 5. Meningkatkan sistem informasi kepegawaian yang terintegrasi 6. Meningkatkan efektifitas sistem pengawasan dan pengendalian kepegawaian 7. Meningkatkan efektifitas koordinasi perencanaan program, sumber daya, serta pengelolaan administrasi 8. Meningkatkan pemenuhan standard dan mutu sarana prasarana kantor Berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN, BKN sebagai lembaga penyelenggara manajemen ASN yang melakukan pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. BKN memiliki peran yang sangat strategis dalam pengembangan manajemen kepegawaian dan pelayanan administrasi kepegawaian yang melayani seluruh instansi pemerintah baik 5

11 pusat maupun daerah. Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Sistem Merit adalah kebijakan dan Manajemen ASN yang berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur, atau kondisi kecacatan. Peran strategis BKN meliputi beberapa bidang, yaitu: 1) Bidang Perencanaan dan Pengembangan Kepegawaian Peran strategis BKN terkait bidang perencanaan dan pengembangan kepegawaian yaitu merumuskan kebijakan perencanaan dan pengembangan kepegawaian melalui pemberian pertimbangan pengusulan formasi PNS, penyediaan pedoman penyusunan standar kompetensi manajerial dan teknis, penilaian kompetensi PNS (Assessment Center), pengembangan kompetensi sumber daya aparatur melalui Diklat-diklat Kepegawaian, penelitian dan pengkajian dalam rangka mendukung perumusan kebijakan di bidang kepegawaian. Terkait peran strategis ini BKN telah melaksanakan berbagai program antara lain melaksanakan kegiatan penataan PNS dengan fasilitasi instansi untuk melakukan penghitungan jumlah kebutuhan PNS yang tepat berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban kerja, dan evaluasi jabatan. Selain itu, masing-masing instansi pemerintah juga diwajibkan melakukan distribusi pegawai dan menyusun proyeksi kebutuhan PNS selama lima tahun. 2) Bidang Kinerja dan Perundang-undangan Peran strategis BKN terkait Bidang Kinerja dalam rangka peningkatan kualitas seleksi CPNS untuk mendapatkan SDM yang berkualitas maka BKN membangun dan mengembangkan sistem rekrutmen dan seleksi berbasis kompetensi dengan menggunakan alat bantu komputer atau Computer Assisted Test (CAT). Disamping itu dalam rangka pembinaan kinerja pegawai, BKN melaksanakan asistensi penyusunan Sasaran Kerja Pegawai (SKP) pada instansi pusat dan daerah. 6

12 Peran strategis BKN di bidang Perundang-undangan adalah melaksanakan perumusan kebijakan pembinaan kinerja dan penyusunan peraturan perundangundangan kepegawaian. 3) Bidang Layanan Kepegawaian. BKN harus cepat merespons berbagai harapan masyarakat dan menjawab berbagai tantangan yang ada, khususnya dalam memberikan layanan bidang kepegawaian. Salah satu upaya yang dilakukan dengan menerapkan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO terhadap pelayanan kepegawaian. Hal ini menjadi momentum kebangkitan kualitas layanan yang prima, cepat, tepat, murah dan transparan kepada PNS yang diharapkan dapat menjadi pemicu lahirnya prestasi di sektor lain, sehingga pelayanan kepada PNS semakin baik. Berkaitan dengan peningkatan layanan kepegawaian berbasis IT mulai dari rekruitmen hingga pensiun, BKN menerapkan Sistim Aplikasi Pelayanan Kepegawaian (SAPK On-Line) yang terintegrasi pada seluruh instansi pusat dan daerah sehingga pelayanan menjadi lebih cepat, tepat, transparan, efektif dan efisien. 4) Bidang Informasi Kepegawaian. Dalam rangka pengembangan sistem informasi kepegawaian, BKN memiliki peran strategis menyediakan data kepegawaian yang valid, akurat dan terkini untuk menjamin ketersediaan informasi kepegawaian yang dibutuhkan. Berbagai upaya yang dilakukan BKN diantaranya adalah membangun dan mengembangkan sistem informasi kepegawaian yang terintegrasi pada seluruh instansi pusat dan daerah melalui penggunaan aplikasi SAPK dalam pelayanan kepegawaian. Untuk meningkatkan kualitas pengelolaan arsip kepegawaian dilakukan dengan menerapkan digitalisasi tata naskah kepegawaian yang didukung oleh Document Management System (DMS). 7

13 5) Bidang Pengendalian Kepegawaian. BKN memiliki peran strategis di Bidang Pengendalian Kepegawaian dengan melaksanakan perumusan kebijakan pengendalian kepegawaian dan tindakan korektif terhadap pelanggaran peraturan kepegawaian. Selain itu untuk meningkatkan pemahaman terhadap penerapan peraturan perundang-undangan di bidang kepegawaian, BKN melaksanakan kegiatan sosialisasi dan bimbingan teknis kepada seluruh instansi pemerintah pusat dan daerah. D. Struktur Organisasi Berdasarkan Peraturan Kepala BKN Nomor 19 Tahun 2014 Organisasi dan Tata Kerja BKN, susunan organisasi BKN terdiri dari: a. Kepala; b. Wakil Kepala; c. Sekretaris Utama; d. Deputi Bidang Pembinaan Manajemen Kepegawaian; e. Deputi Bidang Mutasi Kepegawaian f. Deputi Bidang Sistem Informasi Kepegawaian; g. Deputi Bidang Pengawasan dan Pengendalian; h. Pusat Perencanaan Kepegawaian dan Formasi; i. Pusat Pembinaan Jabatan Fungsional Kepegawaian; j. Pusat Pengembangan Sistem Rekrutmen Aparatur Sipil Negara; k. Pusat Penilaian Kompetensi Aparatur Sipil Negara; l. Pusat Pengembangan Aparatur Sipil Negara; m. Pusat Pengkajian dan Penelitian Kepegawaian; n. Pusat Konsultasi dan Bantuan Hukum Kepegawaian; o. Inspektorat. 8

14 BAB II PERENCANAAN KINERJA Penetapan kinerja atau perjanjian kinerja pada dasarnya merupakan pernyataan komitmen pimpinan atas apa yang akan dicapai selama kurun waktu satu tahun dengan mempertimbangkan tugas pokok, fungsi, dan segala sumber daya yang dimiliki. Pada penetapan kinerja harus terdapat indikator kinerja, karena indikator kinerja merupakan salah satu tolak ukur dalam menghitung tingkat keberhasilan atas tercapainya sasaran strategis yang dibuat. Di tahun 2014 BKN menetapkan 8 (delapan) sasaran strategis dan 19 Indikator Kinerja Utama yang meliputi : a. Sasaran strategis yang pertama adalah meningkatkan efektifitas sistem perencanaan dan pengembangan kepegawaian. Pada sasaran strategis ini terdapat 4 (empat) Indikator Kinerja Utama, yaitu 1. Instansi pemerintah yang mengimplementasikan kebijakan penataan kepegawaian (Right sizing) di lingkungannya, dengan target yang ditetapkan 80% dari seluruh instansi yang ada. 2. Persentase instansi pemerintah yang telah menerapkan standar kompetensi jabatan di lingkungannya, dengan target sebesar 40% dari keseluruhan instansi pemerintah. 3. Persentase instansi pemerintah yang menerapkan penilaian kompetensi PNS dalam pengembangan karier kepegawaian di ligkungannya, target di tahun 2014 sebesar 18% dari seluruh instansi pemerintah. 4. Persentase instansi pemerintah yang menghitung kebutuhan formasi PNS dengan tepat sesuai NSP, dengan target yang ditetapkan sebesar 50% dari seluruh instansi. 9

15 b. Sasaran yang kedua adalah meningkatkan sistem pembinaan kinerja yang optimal dengan Indikator Kinerja Utama sebanyak 2 indikator, yaitu : 1. Jumlah instansi pemerintah yang telah memanfaatkan sistem rekrutmen dan promosi dengan menggunakan alat bantu computer (CAT) dengan target 70 instansi. 2. Jumlah pertimbangan pengangkatan jabatan fungsional Analis Kepegawaian dengan target capaian sebanyak 600 Analis Kepegawaian. c. Sasaran yang ketiga adalah meningkatkan kualitas rumusan perundang-undangan kepegawaian, dengan Indikator Kinerja Utama yaitu jumlah rumusan perundangundangan yang diselesaikan. Target yang diharapkan dapat tercapai adalah 20 naskah peraturan perundang-undangan. d. Sasaran keempat yaitu meningkatkan pelayanan kepegawaian berbasis teknologi informasi, dengan indikator kinerja utama berupa Indeks kepuasan instansi/pns terhadap pelayanan kepegawaian. BKN mengharapkan predikat yang sangat baik dari seluruh stakeholders baik pusat maupun daerah. e. Sasaran kelima yaitu meningkatkan sistem informasi kepegawaian yang terintegrasi. Pada sasaran strategis ini terdapat 3 (tiga) indikator kinerja utama yang meliputi : 1. Persentase database PNS yang akurat dan terkini berdasarkan data pokok pegawai, dengan target 90%. 2. Persentase instansi pemerintah yang telah terintegrasi dengan sistem aplikasi pelayanan kepegawaian (SAPK), dengan target 100%. 3. Kartu PNS dan elektronik (KPE) yang diselesaikan, dengan target 98,5%. f. Sasaran keenam yaitu meningkatkan efektifitas sistem pengawasan dan pengendalian kepegawaian, dengan indikator kinerja berupa persentase penurunan tingkat pelanggaran terhadap pelaksanaan peraturan perundangundangan di bidang kepegawaian. Target yang diharapkan adalah 10%. 10

16 g. Sasaran yang ketujuh adalah meningkatkan efektifitas koordinasi perencanaan program, sumber daya, serta pengelolaan administrasi. Pada sasaran strategis ini terdapat 5 (lima) indikator kinerja utama, yaitu : 1. Hasil evaluasi terhadap implementasi SAKIP BKN. Di tahun 2014 BKN menargetkan memperoleh predikat B untuk hasil evaluasi terhadap implementasi SAKIP dengan rentang nilai > Opini BPK terhadap laporan keuangan BKN. Pada indikator ini BKN menargetkan penilaian yang tertinggi dari Badan Pemeriksa Keuangan, yaitu wajar tanpa pengecualian (WTP). 3. Persentase penempatan pegawai yang sesuai dengan kompetensi, dengan target yang hendak dicapai adalah 100%. Target yang maksimal tersebut dimaksudkan untuk memenuhi azas dalam penempatan pegawai, yakni prinsip The right man on the right place agar seluruh pegawai dapat bekerja dengan efektif dan efisien dalam organisasi. 4. Persentase pemenuhan sarana operasional kantor sesuai standar. Dengan target 90%. 5. Indeks kepuasan publik terhadap ketersediaan layanan informasi BKN. Pada indikator ini BKN menargetkan untuk mendapatkan predikat Baik dengan penilaian >75. h. Sasaran strategis yang terakhir adalah meningkatkan pemenuhan standard dan mutu sarana prasarana kantor. Pada sasaran strategi ini terdapat 2 (dua) Indikator Kinerja Utama yaitu : 1. Indeks kepuasan pegawai terhadap sarana dan prasarana kantor yang tersedia, dengan target yang diharapkan adalah penilaian dengan predikat Baik. 2. Persentase pemenuhan standar sarana dan prasarana. Indikator ini mengacu pada Permen PU Nomor 45 Tahun 2007 tentang Pembangunan Gedung Milik Negara, dengan target yang ditetapkan adalah 100%. 11

17 Untuk mencapai seluruh target tersebut BKN membutuhkan anggaran sebesar Rp ,- (Lima ratus empat puluh dua milyar sembilan ratus lima puluh lima juta seratus tiga belas ribu rupiah). Anggaran tersebut dibagi menjadi 3 (tiga) program, yaitu Program Penyelenggaraan Manajemen Kepegawaian Negara sebesar Rp ,- (Seratus dua puluh enam milyar tujuh ratus dua puluh satu juta tujuh ratus ribu rupiah), Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BKN sebesar Rp ,- (Tiga ratus delapan puluh dua milyar empat ratus tiga belas juta empat ratus tiga belas ribu rupiah), dan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur BKN sebesar Rp ,- (Tiga puluh tiga milyar delapan ratus dua puluh juta rupiah). Penetapan kinerja di atas adalah penetapan kinerja berdasarkan RENSTRA , adapun perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan akan dilaksanakan dan dilaporkan pada tahun mendatang. 12

18 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Badan Kepegawaian Negara Tahun 2014 I. Sasaran I: Meningkatkan efektifitas sistem perencanaan dan pengembangan kepegawaian 1.1 Persentase instansi pemerintah yang menerapkan kebijakan penataan kepegawaian (rightsizing) di lingkungannya Di tahun 2014 BKN menargetkan persentase instansi pemerintah yang menerapkan kebijakan penataan kepegawaian (rightsizing) di lingkungannya sebesar 80% instansi dari 600 instansi yang ada. Dari target tersebut, BKN di tahun 2014 telah berhasil mencapai target dengan terealisasikannya 80% instansi yang telah menerapkan kebijakan penataan kepegawaian. Jika dilihat capaian kinerja BKN dari tahun 2010 hingga 2014, maka data menunjukkan bahwa capaian kinerja BKN dari tahun 2010 hingga 2014 senantiasa mengalami peningkatan sebagaimana digambarkan pada grafik 3.1 berikut. 13

19 Grafik 3.1 Persentase instansi pemerintah yang menerapkan kebijakan penataan kepegawaian (rightsizing) di lingkungannya 1.2 Persentase instansi pemerintah yang menerapkan standar kompetensi jabatan di lingkungannya BKN menargetkan di tahun 2014 pada indikator persentase instansi pemerintah yang menerapkan standar kompetensi jabatan di lingkungan sebesar 40% dari 600 instansi. Dari target tersebut, BKN berhasil merealisasikan 42,33% instansi yang menerapkan standar kompetensi. Dengan demikian, capaian kinerja BKN dari indikator ini mencapai 105,83%. Jika dilihat capaian kinerja BKN dari tahun 2010 hingga 2014, kinerja BKN senantiasa mengalami kenaikan dari 6,10% instansi di tahun 2010 hingga 42,3% instansi di tahun 2014 sebagaimana tergambar pada grafik 3.2 berikut. 14

20 Grafik 3.2 Persentase instansi pemerintah yang menerapkan standar kompetensi jabatan di lingkungannya 1.3 Persentase instansi pemerintah yang menerapkan penilaian kompetensi PNS dalam pengembangan karier kepegawaian di lingkungannya. Indikator kinerja persentase instansi pemerintah yang menerapkan penilaian kompetensi PNS dalam pengembangan karir pegawai di lingkungannya digunakan untuk mengukur berapa banyak instansi pemerintah pusat dan daerah yang telah melaksanakan penilaian kompetensi untuk pengembangan karir pegawainya. Target di tahun 2014 sebesar 18% instansi pemerintah yang menerapkan penilaian kompetensi PNS, dan berhasil direalisasikan sebesar 18,5% atau 111 instansi. Target tersebut merupakan akumulasi dari tahuntahun sebelumnya, dengan kenaikan target setiap tahun sebesar 2% atau sebanyak 12 instansi setiap tahunnya (dengan dasar pada saat pertama kali ditetapkan target jumlah instansi pemerintah pusat dan daerah sebanyak 600 instansi). Jika melihat target kenaikan 2% 15

21 tersebut di tahun 2014, maka realisasi yang telah dicapai sebesar 13 instansi atau 2,16 %(lihat lampiran 4). Dibandingkan dengan data sebelumnya, pada tahun 2010 jumlah instansi pemerintah yang telah menerapkan penilaian kompetensi sebanyak 60 instansi atau 10%, tahun 2011 capaiannya sebesar 67 instansi atau 11,24%, tahun 2012 naik menjadi 79 instansi atau 13,22%, tahun 2013 naik menjadi 98 instansi atau 16,33%. Dengan demikian terdapat peningkatan jumlah instansi pemerintah yang menerapkan penilaian kompetensi PNS dalam pengembangan karir PNS dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 sebagaimana dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut. Tabel 3.1 Jumlah instansi yang menerapkan penilaian kompetensi PNS NO TAHUN TARGET (%) JUMLAH TARGET INSTANSI CAPAIAN (%) JUMLAH CAPAIAN INSTANSI % 60 10,40 % % 72 11,24 % % 84 13,22 % % 96 16,33 % % , 50% 111 Persentase target dan persentase capaian tersebut juga dapat dilihat dalam grafik 3.3 berikut. 16

22 Grafik 3.3 Persentase instansi pemerintah yang menerapkan penilaian kompetensi PNS Sejak tahun 2010 hingga 2014, BKN telah melakukan penilaian kompetensi dan pemetaan potensi terhadap PNS dari berbagai instansi sebesar PNS dengan komposisi pertahunnya dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut. Tabel 3.2 Penilaian Kompetensi dan Pemetaan Potensi PNS NO TAHUN JUMLAH JUMLAH

23 Jika melihat hasil capaian penilaian potensi dan kompetensi yang cenderung turun dari tahun ke tahun, hal ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: 1) Bahwa dari tahun 2011 sampai tahun 2014, Puspenkom ASN BKN hanya mengandalkan permintaan dari instansi lain, sehingga capaiannya tergantung dari pihak eksternal. Dari hal tersebut, maka mulai tahun 2015 BKN menganggarkan biaya untuk penilaian potensi dan kompetensi bagi instansi lain dengan target yang telah ditetapkan. 2) Sebagai instansi pembina assessment center, fokus utama Puspenkom ASN BKN tidak lagi hanya sebagai penyelenggara penilaian potensi dan kompetensi namun juga menyelenggarakan pembinaan terhadap lembaga assessment center dari instansi lain. 1.4 Persentase instansi pemerintah yang menghitung kebutuhan formasi PNS dengan tepat sesuai NSP Pada tahun 2014, persentase instansi pemerintah yang menghitung kebutuhan formasi PNS dengan tepat sesuai dengan norma, standar dan prosedur, ditargetkan 50% dari 616 instansi. Dengan target tersebut, BKN telah merealisasikan sebanyak 77 instansi pusat dan 539 instansi daerah. Dengan demikian di tahun 2014 BKN berhasil mencapai target realisasi sebesar 50% instansi atau terdapat 316 instansi yang telah melaksanakan penghitungan kebutuhan formasi PNS sesuai norma, standar, dan prosedur, sehingga capaian kinerja BKN dapat tercapai 100%. Adapun Capaian kinerja BKN terkait indikator tersebut dari tahun 2010 hingga 2014 dapat dilihat pada grafik 3.4 berikut. 18

24 Grafik 3.4 Persentase instansi yang menghitung kebutuhan formasi PNS dengan tepat sesuai NSP II. Sasaran II: Meningkatkan sistem pembinaan kinerja yang optimal 2.1 Jumlah instansi pemerintah yang telah memanfaatkan sistem rekrutmen dan promosi dengan menggunakan alat bantu komputer (CAT) Untuk dapat mewujudkan sasaran strategis meningkatkan sistem pembinaan kinerja yang optimal yang merupakan salah satu sasaran strategis BKN yang diiukur dari berapa banyaknya instansi yang telah memanfaatkan sistem rekrutmen dan promosi dengan menggunakan alat bantu komputer (CAT). Pada tahun 2014 BKN mentargetkan untuk memfasilitasi pelaksanaan seleksi CPNS Tahun 2014 pada 70 (tujuh puluh) instansi pusat dan daerah. Dalam pelaksanaannya BKN dapat memfasilitasi pelasanaan seleksi CPNS Tahun 2014 pada 349 instansi pusat maupun daerah. Capaian kinerja ini meningkat sangat tajam dibandingkan 19

25 capaian kinerja tahun 2012 yang hanya dapat memfasilitasi 59 instansi dan tahun 2013 sebanyak 73 instansi. Capaian kinerja BKN dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 bisa dilihat dari grafik 3.5 dibawah ini: Grafik 3.5 Jumlah instansi pemerintah yang menggunakan sistem rekrutmen dan promosi dengan CAT Rekrutmen dan seleksi merupakan salah satu fungsi manajemen PNS yang strategis. Melalui rekrutmen yang obyektif, akuntabel, transparan dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme, diharapkan dapat diperoleh PNS yang berkualitas, yang mampu melaksanakan tugas secara professional. Metode yang telah dan akan terus dikembangkan oleh BKN dalam proses rekrutmen dan seleksi adalah system rekrutmen berbabsis kompetensi dengan menggunakan alat bantu computer (CAT). Dengan metode ini dapat dipastikan pelaksanaan rekrutmen dan seleksi berlangsung secara adil bagi para peserta tes, karena pelaksanaanya tidak dapat diintervensi dan dipengaruhi oleh pihak manapun. 20

26 Sesuai data grafik diatas dapat dilihat bahwa capaian kinerja BKN dalam memfasilitasi instansi pemerintah untuk seleksi CPNS Tahun 2014 dengan menggunakan system Cumputer Assisted Test (CAT) meningkat sangat tajam dibandingkan tahun 2012 dan 2013, dimana peningkatannya mencapai 378,08% dibandingkan capaian kinerja tahun Sedangkan capaian kinerja BKN dalam memfasilitasi pelaksanaan rekrutmen dan seleksi CPNS Tahun 2014 mencapai 349 (tiga ratus empat puluh sembilan) instansi atau sebesar 498,57%. Capaian kinerja BKN terkait indikator tersebut untuk tahun 2014 jauh meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini terjadi karena didukung oleh kebijakan pemerintah bahwa untuk tahun 2014 seluruh instansi pusat dan daerah yang memperoleh tambahan alokasi formasi dalam pelaksanaan seleksinya wajib menggunakan system CAT, sedangkan pada tahun 2013 instansi masih diberi opsi dalam pelaksanaan seleksinya, apakah akan menggunakan system CAT atau Lembar Jawaban Komputer (LJK). Untuk tahun 2014 jumlah instansi pusat dan daerah yang memperoleh tambahan alokasi formasi sebanyak kurang lebih 514 (lima ratus empat belas) instansi. Perlu diketahui bahwa untuk tahun 2014 ada 2 (dua) system CAT dalam pelaksanaan seleksi CPNS, yaitu : 1. CAT BKN dan 2. UKG On Line. Dalam pelaksanaan seleksi CPNS Tahun 2014, sebanyak 349 instansi pusat dan daerah dapat difasilitasi oleh CAT BKN sedangkan selebihnya difasilitasi oleh UKG On Line. Meningkatnya kinerja BKN dalam memfasilitasi pelaksanaan seleksi CPNS dengan sistem CAT menunjukkan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap sistem seleksi yang dibangun oleh BKN semakin meningkat, karena memang sistem ini dibangun untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat yang selama ini menilai bahwa seleksi CPNS banyak dipengaruhi unsur korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Disamping itu pelaksanaan seleksi dengan sistem CAT menurut instansi-instansi yang telah memanfaatkan seleksi 21

27 dengan menggunakan CAT menilai bahwa metode seleksi ini dapat berlangsung secara lebih obyektif, akuntabel, transparan dan efisien. Disamping itu, pemanfaatan sistem CAT ini tidak hanya digunakan untuk seleksi CPNS semata, namun juga digunakan untuk fungsi pembinaan PNS, seperti pelaksanaan pendidikan dan pelatihan (Diklat), ujian dinas, Kenaikan pangkat, dan promosi jabatan, serta digunakan untuk kepentingan pemetaan kompetensi pada suatu instansi. Di tahun mendatang BKN dapat lebih meningkatkan kinerjanya dalam memfasilitasi pelaksanaan rekrutmen dan promosi dengan menggunakan alat bantu komputer (CAT) baik untuk intansi pusat maupun daerah. Namun agar sistem seleksi dengan CAT yang dibangun BKN dengan kerja keras dan waktu yang cukup lama ini dapat tetap eksis dan dipercaya oleh masyarakat luas, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai pengelola dan pelaksana proses rekrutmen dengan sistem CAT, baik dikantor pusat maupun kantor-kantor regional BKN, 2. Sarana dan prasarana yang memadai sebagai pendukung pelaksanaan proses rekrutmen dengan sistem CAT, baik instansi pusat maupun daerah, 3. Jalur komunikasi data berbasis Virtual Private Network (VPN) yang ada di BKN Pusat maupun kantor-kantor regional BKN dalam pendistribusian materi soal tes, 4. Program aplikasi dan materi soal, 5. Integrasi dengan sistem lainnya, antara lain identitas tunggal e-ktp, aplikasi SSCN (Sistem seleksi CPNS Nasional) sebagai identitas dalam pendaftaran peserta tes CPNS, 22

28 6. Sosialisasi Standar Operasional dan Prosedur (SOP) sistem rekrutmen berbasis kompetensi dengan sistem CAT pada instansi pusat dan daerah. Berikut ini disampaikan persentase jumlah Instansi Pusat/Provinsi/Kab/Kota yang telah memanfaatkan sistem rekrutmen dan promosi dengan menggunakan alat bantu komputer (CAT). 2.2 Jumlah pertimbangan pengangkatan jabatan fungsional analis kepegawaian BKN di tahun 2014 menargetkan 600 pertimbangan pengangkatan jabatan fungsional kepegawaian. Terealisasi sejumlah 550 pertimbangan pengangkatan jabatan fungsional analis kepegawaian atau 91,67%. Hal ini disebabkan oleh kesiapan anggaran instansi, mutasi pegawai, dan belum maksimalnya pengawasan dan pengendalian pasca diklat. 23

29 Grafik 3.6 Jumlah pertimbangan pengangkatan jabatan fungsional analis kepegawaian Berdasarkan data diatas, hingga tahun 2014 Badan Kepegawaian Negara telah menyelesaikan pertimbangan pengangkatan jabatan analis kepegawaian sebanyak PNS dalam jumlah akumulatif dari tahun sebelumnya memang bertambah tetapi dalam satuan tahun terjadi penurunan, sehingga untuk tahun depan diperlukan evaluasi antara BKN dan instansi lain untuk perkembangan pengangkatan analis di samping kesanggupan untuk mengangkat secara formasi, juga untuk lebih cepat mengangkat para calon analis yang sudah diklat untuk diangkat menjadi analis untuk perpindahan jabatan serta melakukan inovasi baik berupa peraturan atau program-program untuk pemenuhan kebutuhan jabatan fungsional analis kepegawaian demi terlancarnya penyelenggara manajemen kepegawaian pada setiap instansi. Dalam pemenuhan kebutuhan analis kepegawaian dan peningkatan kompetensi tidak terlepas dari kesiapan instansi pengguna untuk mengangkat dan melakukan pembinaan terhadap analis kepegawaian, sehingga BKN dalam menjalankan tugas dan fungsinya dalam perumusan kebijakan dibidang pembinaan jabatan fungsional analis kepegawaian sesuai yang telah diamanatkan dalam Undangundang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. 24

30 III. Sasaran III: Meningkatkan kualitas rumusan perundang-undangan kepegawaian 3.1 Jumlah rumusan peraturan perundang-undangan yang diselesaikan Dengan ditetapkannya Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, maka semua peraturan tentang manajemen Pegawai Negeri Sipil harus mengacu pada Undang-undang tersebut. Pada pasal 134 Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 disebutkan bahwa Peraturan Pelaksanaan dari undang-undang tersebut harus ditetapkan paling lama 2 tahun terhitung sejak undang-undang ini diundangkan (tanggal 15 Januari 2014). Di tahun 2014 hanya 1 (satu) PP yaitu Nomor 21 Tahun 2014 tentang Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil Yang Mencapai Batas Usia Pensiun Bagi Pejabat Fungsional yang telah ditetapkan oleh Pemerintah. Grafik 3.7 Jumlah rumusan peraturan perundang-undangan yang diselesaikan Sesuai data grafik 3.7, BKN pada tahun 2014 mentargetkan untuk merumuskan dan menetapkan sebanyak 20 naskah rumusan 25

31 peraturan perundang-undangan bidang kepegawaian. Dalam pelaksanaannya, rumusan peraturan perundang-undangan yang ditetapkan menjadi peraturan perundang-undangan bidang kepegawaian sebanyak 26 naskah dalam bentuk PP, Perpres, dan Perka BKN sehingga capaian kinerja 130%. IV. Sasaran IV: Meningkatkan pelayanan kepegawaian berbasis teknologi informasi 4.1 Indeks kepuasan instansi/ PNS terhadap pelayanan kepegawaian Untuk mendorong semua pemangku kepentingan baik instansi pusat maupun daerah agar memanfaatkan teknologi informasi sebagai upaya peningkatan kualitas pelayanan kepegawaian melalui proses cepat, tepat, murah, dan terintegrasi dengan didukung peraturan yang mengikat. Hal tersebut dilakukan sebagai respon atas tuntutan kinerja PNS yang terus meningkat maupun kepada CPNS. Untuk mengukur tingkat keberhasilan pada Sasaran IV yang meliputi Pengadaan CPNS, Kepangkatan dan Mutasi Kepegawaian, Penetapan Status dan Kedudukan Kepegawaian serta Penetapan Pensiun menggunakan metode pengukuran Indek Kepuasan Masyarakat. Indikator keberhasilan dan capaian kinerja terkait pencapaian sasaran meningkatkan pelayanan kepegawaian berbasis teknologi informasi dapat dilihat pada grafik 3.8 berikut. 26

32 Grafik 3.8 Indeks kepuasan instansi/ PNS terhadap pelayanan kepegawaian Capaian kinerja Indek kepuasan instansi/ PNS terhadap pelayanan kepegawaian di BKN meliputi Pengadaan CPNS, Kepangkatan dan Mutasi Kepegawaian, Penetapan Status dan Kedudukan Kepegawaian serta Penetapan Pensiun adalah sangat baik. Hasil pengukuran indikator sasaran meningkatkan pelayanan kepegawaian berbasis teknologi informasi secara kualitatif capaiannya dalam kategori sangat memuaskan. Namun segi kuantitatif tingkat capaiannya masih dibawah target yang diperjanjikan. Adapun parameternya bukan disebabkan oleh kinerja yang tidak optimal namun oleh faktor eksternal antara lain belum optimalnya penyelesaian terhadap penyelesaian CPNS Kategori II yang memerlukan persyaratan surat pertanggungjawaban mutlak Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK). Selain hal tersebut terdapat pengangkatan dalam jabatan tertentu yang tidak memenuhi persyaratan sehingga mengakibatkan 27

33 PNS yang bersangkutan tidak dapat naik pangkat bahkan pensiunnya ditetapkan tidak sesuai yang diharapkan. Adapun perbandingan indikator capaian indek kepuasan masyarakat terealisasi (kategori baik) dari target 79 pada tahun 2012, capaian meningkat menjadi 83,09 (sangat baik) pada tahun 2013 dari target 82, capaian lebih meningkat menjadi 84,48 (sangat baik) dari target 86 pada tahun 2014 sebagaimana dalam grafik 3.8. Berdasarkan hasil penilaian responden terhadap kuisioner layanan kepegawaian yang meliputi pengadaan kepegawaian, pertimbangan kepangkatan dan mutasi, penetapan pensiun PNS dan Pejabat Negara serta penetapan status dan kedudukan kepegawaian periode Januari s/d Desember 2014 terdapat 2 parameter yang memperoleh skor tertinggi yaitu parameter P9 (Kesopanan dan keramahan petugas), dan parameter P6 (Kemampuan petugas dalam memberikan pelayanan). Secara umum tingkat capaian tersebut bila dilihat dari tahun ketahun menunjukan peningkatan(perbaikan), namun dari sisi lain masih terdapat 1(satu) penilaian mendapat skor terendah pada parameter P10 (Ketepatan pelaksanaan terhadap jadwal waktu pelayanan) secara kualitas peniliannya masih dalam kategori baik. Untuk memperbaiki hasil penilian masyarakat pada parameter P 10 pada tahun Anggaran 2015 dan seterusnya diupayakan perbaikan terhadap penetapan pertimbangan kenaikan pangkat dan mutasi serta penetapan pensiun PNS golongan ruang IV/b kebawah secara langsung sebagai amanah dari Perka BKN No 25 Tahun 2013 dan Perka BKN No. 26 Tahun Dengan berpedoman Permenpan No 25 tahun 2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah, BKN hanya menggunakan 12 parameter dari 14 parameter yang ada seperti terurai pada tabel 3.3 berikut. 28

34 Tabel 3.3 Tabel Parameter Pengukuran Kode P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 Penjelasan Kemudahan prosedur pelayanan Kesesuaian persyaratan pelayanan dengan jenis pelayanan Kejelasan dan kepastian petugas yang melayani Kedisiplinan petugas dalam memberikan pelayanan Tanggung jawab petugas dalam memberikan pelayanan Kemampuan petugas dalam memberikan pelayanan Kecepatan pelayanan Keadilan mendapatkan pelayanan Kesopanan dan keramahan petugas Ketepatan pelaksanaan terhadap jadwal waktu pelayanan Kenyamanan di lingkungan unit pelayanan Keamanan pelayanan Dari hasil pengolahan data yang diperoleh dari penilaian setiap unsur parameter yang dinilai responden,maka diperoleh angka ratarata secara keseluruhan adalah pada interval nilai 83,09 yang menempatkan mutupelayanan dengan kategori A (sangat baik). Hasil penilaian dimaksud dapat dilihat pada tabel

35 Tabel 3.4 Tabel Konversi Nilai Mutu Pelayanan Nilai Persepsi Nilai Interval Nilai Interval Konversi Kategori MutuPelayanan Mutu Pelayanan 1 1,00 1,75 25,00 43,75 D TidakBaik 2 1,76 2,50 43,76 62,50 C KurangBaik 3 2,51 3,25 62,51 81,25 B Baik 4 3,26 4,00 81,26 100,0 A SangatBaik Hasil penghitungan Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan kepegawaian yang diberikan BKN Tahun 2014 dapat dilihat dalam grafik 3.9 Grafik 3.9 Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Kepegawaian Tahun 2014 Responden selain memberikan penilain terhadap layanan kepegawaian yang diberikan juga memberikan saran/rekomendasi hasilnya akan menjadi pedoman perbaikan untuk 30

36 meningkatakan/mempertahankan mutu layanan sehingga kedepan akan lebih meningkat lagi. Dari saran dan harapan maupun penilaian yang disampaikan responden periode Januari s/d Desember 2014, terdapat hal yang dominan positif yaitu pelayanan mutasi kepegawaian mendapat penilaian tertinggi 40% sesuai dengan prosedur yang ditetapkan, tetapi terdapat pula hal- hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan pelayanan pensiun walaupun penyelesaian pensiun lebih cepat dari periode batas usia pensiun PNS yang bersangkutan tetapi khusus untuk yang menduduki gol IV/c masih tergantung instansi lain. Untuk mengatasi hal tersebutdalam rangka meningkat mutu layanan kedepan dibuat terobosan dengan menyederhanakan usul penetapan pertimbangan kenaikan pangkat dan pensiun yang lebih simpel dan lebih transparan sesuai dengan Peraturan Kepala BKN Nomor 25 Tahun 2013 dan Perka BKN Nomor 26 Tahun Adapun saran dan harapan yang disampaikan adalah sebagai berikut: 1) Menyatakan bahwa pelayan sudah bagus sesuai SOP sebesar 40% 2) PelayananPensiun agar semakincepat.sebesar 27% 3) Perlu disediakan ruang pelayanan sebesar 20% 4) Lain-lain sebesar 13% Grafik 3.10 Saran dan harapan terhadap Pelayanan Kepegawaian Tahun

37 Adapun jenis layanan kepegawaian yang diberikan meliputi pengadaan kepegawaian, pertimbangan kepangkatan dan mutasi, penetapan pensiun PNS dan Pejabat Negara serta penetapan status dan kedudukan kepegawaian dengan capaian masing-masing layanan adalah sebagai berikut: Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Pengadaan dan Kepangkatan Rata-rata penilaian dari 12 parameter yang digunakan untuk masing-masing daftar pertanyaan/kuisioner yang disampaikan kepada responden sebagai instrumen pengukuran diperoleh nilai indeks sebesar 3,55. Dengan demikian, nilai Indeks setelah dikonversi dengan nilai dasar menjadi nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM: 3,55 x 25 = 81,29), yang menempatkan penilaian pelayanan Pengadaan dankepangkatan BKN pada skala interval 62,51 81,25 yang berarti mutu pelayanan bernilai A (Sangat Baik). Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan Pensiun PNS dan Pejabat Negara Pada layanan pensiun nilai rata-rata dari 12 parameter daftar pertanyaan/kuisioner yang disampaikan kepada para responden/pelanggan diperoleh nilai indeks sebagai instrument pengukuran adalah 3,44. Dengan demikian nilai indeks dikonversikan dengan nilai dasar menjadi 3,44 x 25 = 85,88 yang berarti pelayanan pensiun PNS dan pejabat negara yang diberikan BKN dinilai sangat baik berdasarkan tabel penilaian angkat 85,88 berada pada interval 81,26 100,00, dengan nilai pelayanan Sangat Baik. 32

38 Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Penetapan Status dan Kedudukan Kepegawaian Nilai rata-rata dari 12 parameter daftar pertanyaan/kuisioner yang disampaikan kepada responden diperoleh indeks sebesar 3,45. Dengan demikian, nilai indeks tersebut setelah dikonversi dengan nilai dasar adalah sebesar 86,29 (3,45 x 25). Artinya, pelayanan penetapan status dan kedudukan pegawai dinilai baik, dimana berdasarkan tabel penilaian angkat 83,08 berada pada interval 81,26 100,00 yang berarti Sangat Baik. V. Sasaran V: Meningkatkan sistem informasi kepegawaian yang terintegrasi 5.1 Persentase database PNS yang akurat dan terkini berdasarkan data pokok pegawai Indikator Persentase database PNS yang akurat dan terkini dimaksudkan untuk melihat tingkat akurasi data pokok PNS. Untuk mencapai hal tersebut telah dilakukan peremajaan atau penambahan data dilakukan secara terus menerus sampai dengan akhir tahun Indikator tersebut sangat ditentukan dengan perubahan jumlah data kepegawaian yang dilakukan oleh BKN dan instansi pusat/daerah secara terintegrasi dengan database kepegawaian di BKN. 33

39 Grafik 3.11 Persentase database PNS yang akurat dan terkini berdasarkan data pokok pegawai Dengan penerapan National Civil Service Information System (NCSIS) dan sistem aplikasi SAPK dimungkinkan updating data yang dilakukan oleh unit kepegawaian/bkd yang secara otomatis akan mengupdate database PNS. Dengan demikian, BKN sebagai instansi pengelola manajemen kepegawaian di Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN akan memiliki database PNS yang akurat dan mutakhir. Pada tahun 2014 ditargetkan sebesar 90,00% data PNS menjadi akurat dan terkini. Persentase ini didasarkan dari target akurasi data yang dilakukan oleh instansi selama tahun 2014, Namun realisasi persentasenya hanya sebesar 87,63%. Dengan demikian capaian kinerja pada indikator ini mencapai 97,37%. Rendahnya tingkat akurasi data ini dikarenakan tingkat partisipasi dan keaktifan instansi pusat dan daerah dalam melakukan peremajaan data PNS-nya. 34

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Lebih terperinci

Jakarta, Maret 2013 Kepala Badan Kepegawaian Negara. Eko Sutrisno

Jakarta, Maret 2013 Kepala Badan Kepegawaian Negara. Eko Sutrisno Dengan memanjatkan Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya, sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Kepegawaian Negara Tahun 2012 dapat

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RPJMN 2010-2014 Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) menjelaskan bahwa Rencana Pembangunan Jangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Lebih terperinci

ambutan internal maupun eksternal BKN tentang berbagai

ambutan internal maupun eksternal BKN tentang berbagai ambutan Kepala Badan Kepegawaian Negara P uji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat-nya kepada kami sehingga Laporan Kinerja (LKj) Badan Kepegawaian Negra (BKN)

Lebih terperinci

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i RINGKASAN EKSEKUTIF... ii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 2 B. Kedudukan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan Kepegawaian Negara (BKN) sebagai lembaga penyelenggara manajemen kepegawaian negara berkomitmen untuk memajukan dan mengembangkan sistem manajemen kepegawaian

Lebih terperinci

TARGET PEMBANGUNAN TAHUN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

TARGET PEMBANGUNAN TAHUN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA TARGET PEMBANGUNAN TAHUN 2013-2014 BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA Lampiran 2 Kode Program/ Kegiatan Outcome/ Output Indikator kinerja (IKU/ IKK) 06 Program Penyelenggaraan Manajemen Negara A Deputi Bidang Pengembangan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan cita-cita

Lebih terperinci

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA Keberadaan BKN secara yuridis formal termuat di dalam Undang- Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

DASAR HUKUM JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEPEGAWAIAN :

DASAR HUKUM JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEPEGAWAIAN : DASAR HUKUM JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEPEGAWAIAN : 1. Undang-Undang Nomor 5 Th 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2014 Tentang Batas Usia Pensiun Bagi Pejabat Fungsional;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN RENSTRA BKN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN RENSTRA BKN TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Kondisi Umum Aparatur Negara merupakan unsur penting dalam melaksanakan pemerintahan dan pembangunan di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Aparatur Negara juga sebagai mesin birokrasi

Lebih terperinci

RPP MANAJEMEN PPPK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI

RPP MANAJEMEN PPPK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI RPP MANAJEMEN PPPK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI @2015 LATAR BELAKANG PENGATURAN MANAJEMEN PPPK 19 Desember 2013 Ditandatangani DPR 15 Januari 2014 Diundangkan dalam

Lebih terperinci

BAB III ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB III ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB III ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN 3.1 Arah Strategi dan kebijakan Nasional Arah strategi dan kebijakan umum pembangunan nasional 2010-2014 adalah sebagai berikut: 1. Melanjutkan pembangunan mencapai

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Sektor Publik dan Pusat Kesehatan Masyarakat. Dwi Handono Sulistyo PKMK FKKMK UGM

Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Sektor Publik dan Pusat Kesehatan Masyarakat. Dwi Handono Sulistyo PKMK FKKMK UGM Penerapan Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Sektor Publik dan Pusat Kesehatan Masyarakat Dwi Handono Sulistyo PKMK FKKMK UGM Pokok Bahasan Pendahuluan Gambaran Reformasi Birokrasi dan Permasalahannya

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR \0 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA KEBUTUHAN PEGAWAI DAN FORMASI

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR \0 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA KEBUTUHAN PEGAWAI DAN FORMASI GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR \0 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA KEBUTUHAN PEGAWAI DAN FORMASI APARATUR SIPIL NEGARA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Lebih terperinci

Ikhtisar Eksekutif. vii

Ikhtisar Eksekutif. vii Kata Pengantar Laporan Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi kepada masyarakat (stakeholders) dalam menjalankan visi dan misi

Lebih terperinci

2 Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusya

2 Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusya No.1802, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN RB. Analis Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Fungsional. Pedoman. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN 2011

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN 2011 MATRIK 2.3 TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN KEMENTERIAN/LEMBAGA : BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA (BKN) I. II. PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA BKN PROGRAM PENINGKATAN

Lebih terperinci

2017, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8

2017, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8 No.1907, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN-RB. Jabatan ASN. Stankom. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BIRO ORGANISASI

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BIRO ORGANISASI BAB II GAMBARAN PELAYANAN BIRO ORGANISASI II.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Biro Organisasi Tugas dan Fungsi pada Biro Organisasi berdasarkan pada Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 58 Tahun

Lebih terperinci

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR DALAM RANGKA REFORMASI BIROKRASI BIRO KEPEGAWAIAN

PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR DALAM RANGKA REFORMASI BIROKRASI BIRO KEPEGAWAIAN PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR DALAM RANGKA REFORMASI BIROKRASI BIRO KEPEGAWAIAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN OKTOBER 2012 1. Krisis ekonomi Tahun 1997 berkembang menjadi krisis multidimensi.

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA RANCANGAN UNDANG-UNDANG NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Page i. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung RI Tahun 2014 KATA PENGANTAR Penyusunan Laporan Akuntabilitasi Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum Tahun 2014 mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Saat Ini telah melaksanakan program reformasi birokrasi pada periode 2005-2009. Sampai saat ini program reformasi birokrasi masih terus berlanjut, dan telah memberikan manfaat

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 72 Tahun : 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 72 Tahun : 2016 BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 72 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 72 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS,

Lebih terperinci

Menimbang Kembali Gagasan Revisi UU Aparatur Sipil Negara

Menimbang Kembali Gagasan Revisi UU Aparatur Sipil Negara Menimbang Kembali Gagasan Revisi UU Aparatur Sipil Negara Oleh : Akbar Faizal Ketua DPP Partai Nasdem, Anggota Komisi III DPR RI Jakarta, 1 Februari 2017 Tiga Isu Krusial RUU ASN 1. Open Recruitment/Open

Lebih terperinci

BKN. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan.

BKN. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan. No.998, 2014 BKN. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 JAKARTA, FEBRUARI 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR

Lebih terperinci

KABUPATEN KARIMUN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI KARIMUN NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG MERITOKRASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN

KABUPATEN KARIMUN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI KARIMUN NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG MERITOKRASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN 1 KABUPATEN KARIMUN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI KARIMUN NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG MERITOKRASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARIMUN,

Lebih terperinci

MANAJEMEN KARIR JABATAN FUNGSIONAL

MANAJEMEN KARIR JABATAN FUNGSIONAL MANAJEMEN KARIR JABATAN FUNGSIONAL DALAM PERSPEKTIF UNDANG-UNDANG ASN DAN PP NOMOR 11 TAHUN 2017 KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI @2017 POKOK BAHASAN 1 2 PENGANTAR MANAJEMEN

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Disampaikan dalam Rapat Kerja/Sosialisasi Reformasi Birokrasi kepada Pemerintah Daerah Regional I (Provinsi/Kabupaten/Kota se-sumatera, DKI

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

MEMBANGUN ZONA INTEGRITAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM RANGKA MEWUJUDKAN WILAYAH BEBAS KORUPSI DAN MELAYANI

MEMBANGUN ZONA INTEGRITAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM RANGKA MEWUJUDKAN WILAYAH BEBAS KORUPSI DAN MELAYANI MEMBANGUN ZONA INTEGRITAS PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM RANGKA MEWUJUDKAN WILAYAH BEBAS KORUPSI DAN MELAYANI OLEH : MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI JAKARTA, 14 FEBRUARI 2012

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA BATU

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA BATU SALINAN WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA BATU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 94 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis dan Target Tahun L K I P B K D K o t a B a n d u n g T a h u n

PERENCANAAN KINERJA Rencana Strategis dan Target Tahun L K I P B K D K o t a B a n d u n g T a h u n PERENCANAAN KINERJA Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2015 ini mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan

Lebih terperinci

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat B A B I I I A K U N T A B I L I T A S K I N E R J A Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat pencapaian kinerja, berdasarkan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis, yang kemudian dijabarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BKD KABUPATEN GRESIK 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BKD KABUPATEN GRESIK 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kesuksesan sebuah penyelenggaraan tugas pemerintahan, terutama pada penyelenggaraan pelayanan public kepada masyarakat sangat tergantung pada kualitas SDM Aparatur.

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN UMUM FORMASI JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

KEBIJAKAN UMUM FORMASI JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI KEBIJAKAN UMUM FORMASI JABATAN FUNGSIONAL TERTENTU KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI Pangkalpinang, April 2014 POLA PIKIR MANAJEMEN SDM APARATUR DASAR HUKUM UU No. 5 Tahun

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF disusun untuk menyajikan informasi tentang capaian komitmen kinerja yang telah diperjanjikan Sekretariat Kabinet kepada kepada pimpinan dan stakeholders selama tahun 2015. Laporan Kinerja

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 4.1 Dasar Hukum Terbentuknya Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Latihan Kabupaten Lampung Selatan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 4.1 Dasar Hukum Terbentuknya Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Latihan Kabupaten Lampung Selatan BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Dasar Hukum Terbentuknya Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Latihan Kabupaten Lampung Selatan Dasar hukum terbentuknya Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Latihan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62

Lebih terperinci

JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN REFORMASI BIROKRASI. Oleh Opong Sumiati. Dasar Hukum

JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN REFORMASI BIROKRASI. Oleh Opong Sumiati. Dasar Hukum JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN REFORMASI BIROKRASI Oleh Opong Sumiati Dasar Hukum Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014

LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014 LAPORAN KINERJA BIRO ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN TAHUN 2014 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN Jakarta, Januari 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT, BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2017 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGISIAN

Lebih terperinci

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG KINERJA DAN DISIPLIN PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANGANDARAN,

Lebih terperinci

KEBIJAKANPELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI

KEBIJAKANPELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI KEBIJAKANPELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI AZWAR ABUBAKAR Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Disampaikan pada Acara Kunjungan Kerja Menpan-RB di Provinsi Banten 20 Januari 2012

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PERENCANAAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH

GAMBARAN UMUM PERENCANAAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH 1 GAMBARAN UMUM PERENCANAAN KINERJA PEMERINTAH DAERAH Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah dan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Organisasi Perangkat Daerah,

Lebih terperinci

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI PAPUA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PAPUA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sulawesi Utara Dalam upaya mewujudkan rencana pembangunan jangka menengah daerah 2010-2015

Lebih terperinci

PEMBERHENTIAN TIDAK HORMAT PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA

PEMBERHENTIAN TIDAK HORMAT PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA PEMBERHENTIAN TIDAK HORMAT PEGAWAI APARATUR SIPIL NEGARA tukangteori.com I. PENDAHULUAN Untuk mencapai tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Lebih terperinci

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 14 BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional dan Provinsi Dokumen Renja BKD adalah dokumen perencanaan untuk periode 1 (satu) tahun, dan bersumber dari dokumen

Lebih terperinci

Guarding meritocracy, creating world-class civil service PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI

Guarding meritocracy, creating world-class civil service PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI Guarding meritocracy, creating world-class civil service PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI TRANSFORMASI MANAJEMEN ASN ARAH TRANSFORMASI BIROKRASI DAN PENGELOLAAN SDM APARATUR 2018 2025 BIROKRASI BERSIH,

Lebih terperinci

POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA SISTEMATIKA (JUMLAH BAB: 13 JUMLAH PASAL: 89 ) BAB I KETENTUAN UMUM BAB II JENIS, STATUS, DAN KEDUDUKAN Bagian

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2016

RENCANA KINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 2016 RENCANA KINERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN GRESIK TAHUN 206 BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN GRESIK Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo No. 245 Telp. (03) 3952825 pswt 300, Fax. (03) 3952744 Website

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGISIAN JABATAN PIMPINAN TINGGI SECARA TERBUKA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS 2011-2016 2.1.1. Pernyataan Visi Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan dan pandangan jauh kedepan, kemana organisasi akan dibawa dan

Lebih terperinci

DISIPLIN ASN DENGAN BERLAKUNYA PP NOMOR 11 TAHUN 2017

DISIPLIN ASN DENGAN BERLAKUNYA PP NOMOR 11 TAHUN 2017 DISIPLIN ASN DENGAN BERLAKUNYA PP NOMOR 11 TAHUN 2017 KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI 2017 1 APARATUR SIPIL NEGARA APARATUR SIPIL NEGARA (ASN): profesi bagi pegawai negeri

Lebih terperinci

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI KEBIJAKAN Reformasi Birokrasi NASIONAL ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI Pengorganisasian Pelaksanaan Tim Pengarah Kementerian/Lembaga Ketua: Pimpinan K/L Sekretaris: Sekjen Anggota: Pejabat Eselon I Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN GARUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BPKP untuk Indonesia

LAPORAN KINERJA BPKP untuk Indonesia LAPORAN KINERJA 2014 BPKP untuk Indonesia Nomor: LKIN- 502/K.SU/01/2015 Tanggal: 26 Februari 2015 Ringkasan Eksekutif B adan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) telah menyusun Rencana Strategis

Lebih terperinci

2 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara R

2 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara R BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1805, 2014 KEMENPAN RB. Analis Keuangan. Pusat. Daerah. Jabatan Fungsional. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH. LKjIP TAHUN 2016 BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI BALI

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH. LKjIP TAHUN 2016 BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI BALI LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LKjIP TAHUN 2016 BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI BALI IKHTISAR EKSEKUTIF Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Bali berkomitmen meningkatkan kinerja secara terus-menerus

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER

Lebih terperinci

Peraturan...

Peraturan... PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PELELANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA SEKRETARIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA SEKRETARIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA SEKRETARIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR JalanJemurAndayani No 1 Surabaya (60236) Telp. (031) 8477551, Faks (031)

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2012

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2012 PERATURAN MENTERI NOMOR 38 TAHUN 212 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KINERJA UNIT PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pembinaan aparatur negara yang

Lebih terperinci

Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu BAB I PENDAHULUAN

Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Yang menjadi dasar hukum dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi serta penyusunan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) B PMPT Provinsi Jawa Barat sebagai

Lebih terperinci

KERANGKA LOGIS PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI TINGKAT MAKRO

KERANGKA LOGIS PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI TINGKAT MAKRO Lampiran A 73 KERANGKA LOGIS PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI 2015 2019 TINGKAT MAKRO Sasaran Reformasi A. yang bersih dan akuntabel. 1. Penerapan sistem nilai dan integritas birokrasi yang efektif. 2.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 3 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 3 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 3 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KOTA CILEGON DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Lebih terperinci

2012, No BAB I PENDAHULUAN

2012, No BAB I PENDAHULUAN 2012, No.750 4 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KINERJA UNIT PELAYANAN PUBLIK BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH

BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo No. 245 Telp. 3952811, 3952823 3952825 307 G R E S I K KEPUTUSAN KEPALA NOMOR : / /437.73/2016 TENTANG INDIKATOR KINERJA

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT - 1 - GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu tinggi, dan sarana prasarana transportasi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu tinggi, dan sarana prasarana transportasi yang lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia merupakan bangsa berpendapatan menengah dan memiliki tingkat pendidikan semakin tinggi, mempunyai kehidupan politik yang semakin demokratis, serta rakyat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Pengawasan Intern pemerintah merupakan unsur manajemen yang penting dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagai pelaksana pengawasan

Lebih terperinci

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI SEKRETARIAT KABINET 2010 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum Good Governance pada hakekatnya merupakan kepemerintahan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2018 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Tahun

Lebih terperinci

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN 1 WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PENGISIAN JABATAN TINGGI PRATAMA APARATUR SIPIL NEGARA SECARA TERBUKA DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 243 TAHUN 2014

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 243 TAHUN 2014 BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 243 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. SLAMET GARUT DENGAN STATUS POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. 4.1 Sejarah Singkat Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi Badan. Badan Kepegawaian Daerah (BKD) merupakan unsur

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. 4.1 Sejarah Singkat Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi Badan. Badan Kepegawaian Daerah (BKD) merupakan unsur BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Singkat Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Badan Kepegawaian Daerah (BKD) merupakan unsur pendukung tugas Pemerintah

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 BAPPEDA LITBANG KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan Puji dan Syukur kehadirat

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH. frame foto kegiatan BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH TAHUN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH. frame foto kegiatan BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH TAHUN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG K, frame foto kegiatan LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DAERAH TAHUN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sebagai salah satu wujud

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN

BAB III OBJEK PENELITIAN BAB III OBJEK PENELITIAN A. Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Salah satu unsur yang sangat penting dalam rangka mendukung tugastugas Dewan adalah Sekretariat Jenderal DPR RI (Setjen DPR RI)

Lebih terperinci