UJIAN SEMESTER ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
|
|
- Ida Pranata
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 UJIAN SEMESTER ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA I. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dari pertanyaan no. 1 s/d no. 16 dan buatlah tanda silang pada jawaban yang benar. 1. Yang termasuk dalam general violence pada abortus provokatus adalah, kecuali : A. Olahraga berlebihan D. Menyemprot rongga uterus dengan sabun B. Menekan perut dari bawah E. Mengikat perut kuat-kuat C. Mengurut uterus dari dinding perut 2. Kriteria yang penting diperhatikan untuk diagnosa sebab kematian karena keracunan adalah, kecuali : A. Anamnese kontak antara korban dengan racun B. Tanda dan gejala yang sesuai dengan gejala keracunan C. Pada autopsi ditemukan kelainan yang sesuai dengan keracunan yang diduga D. Dijumpai penyebab kematian lainnya E. Analisa kimia dari racun 3. Pada keracunan insektisida golongan cholin esterase inhibitor yang terjadi adalah gejala, kecuali : A. Efek muskarinik D. Efek hepatik B. Efek nikotinik E. Semua benar C. Efek terhadap SSP 4. Tes yang sederhana untuk menentukan keracunan karbonmonoksida adalah : A. Spektroskopik test C. Kunkel s test B. Katayana test D. Prussian Blue test E. Alkali delution test 5. Kematian mendadak adalah kematian tiba-tiba yang disebabkan : A. Keracunan D. Penyakit alamiah B. Trauma E. Bunuh diri C. Asfiksia aksidental 6. Pada pemeriksaan kasus infantisida haruslah ditentukan hal-hal berikut, kecuali : A. Penyebab kematian B. Bayi lahir hidup atau mati C. Berapa lama bayi hidup setelah dilahirkan D. Berapa umur bayi E. Berat badan bayi kurang dari 1500 gram 7. Penentuan umur janin dalam kandungan dapat diketahui dari : A. Berat badan B. Panjang badan C. Pusat penulangan D. Lingkaran kepala E. SDB 8. Inhibisi parsial enzim sitokrom oksidase terjadi pada keracunan : A. Keracunan CO D. Keracunan Insektisida B. Keracunan Barbiturat E. Keracunan alkohol C. Keracunan HCN 1
2 9. Dokter yang memberi harapan untuk dapat menggugurkan kandungan, dihukum penjara paling lama 4 tahun. Hal ini tertera pada : A. 299 KUHP C. 347 KUHP E. 247 KUHP B. 346 KUHP D.348 KUHP 10. Gangguan sistem respirasi yang paling sering terjadi yang menyebabkan kematian mendadak, adalah : A. Perdarahan yang masif pada TBC D. Pneumothoraks B. Infeksi berat pada paru-paru E. Asma kronik C. Emboli pulmonal 11. Jenis kematian akibat asfiksia yang disebabkan oleh paralisis otot pernapasan adalah : A. Burking C. Strangulasi E. Drowning B. Hanging D.Mugging 12. Strangulasi berbeda dari hanging dalam hal, kecuali : A. Jejas jeratannya kontinu B. Aspek medikolegalnya homisida C. Tanda asfiksia tidak jelas D. Tidak dipengaruhi berat badan E. Warna jejas kemerahan 13. Yang benar tentang keracunan Karbonmonoksida, kecuali : A. CO mempunyai affinitas yang tinggi tehadap Hb B. Pemeriksaan dengan spektroskopik test C. Lebih berbahaya dari keracunan karbondioksida D. Otot berwarna merah terang E. BSSD 14. Jenis asfiksia yang menyebabkan kematian akibat asfiksia mekanik adalah: A. Anoksik anoksia B. Anemik anoksia C. Histotoksik anoksia intrasel D. Histotoksik anoksia ekstrasel E. Stagnant anoksia 15. Yang terbaik untuk identifikasi tinggi badan dan jenis kelamin dari tulang adalah, kecuali : A. Tengkorak D. Dada B. Panggul E. Belikat C. Paha 16. Yang dimaksud dengan abortus dalam bidang kedokteran forensik adalah : A. Membunuh anak yang baru dilahirkan B. Terputusnya kehamilan sebelum janin berumur 20 minggu C. Terputusnya kehamilan sebelum janin berumur 22 minggu D. Terputusnya kehamilan sebelum janin berumur 28 minggu E. Semua benar 2
3 II. No. 17 s/d 31 terdapat soal-soal yang mempunyai kejadian yang dapat timbul bersama-sama. Tulislah : A. Jika 1,2,3 yang benar C. Jika 2,4 yang benar B. Jika 1,3 yang benar D. Jika 4 yang benar E. Jika semua di atas benar 17. Kontra indikasi dari kumbah lambung adalah : 1. Anak-anak 3. Keracunan racun korosif 2. Pasien koma 4. Lebih dari 4-6 jam minum racun 18. Pada pemeriksaan luar dan dalam kasus drowning yang spesifik adalah : 1. Cadaveric spasme pada tangan 2. Busa kecil dan sukar pecah pada mulut dan hidung 3. Pada lambung dan usus ditemukan pasir dan lumpur 4. Balloning pulmonum 19. Asam sianida mempunyai sifat-sifat berikut : 1. Sangat toksik 2. Tidak berwarna 3. Bau seperti Bitter almond 4. Tidak mudah menguap pada suhu kamar 20. Penyebab kematian akibat hanging adalah : 1. Asfiksia 3. Iskemi otak 2. Pembendungan vena 4. Syok 21. Tanda-tanda atropinisasi adalah : 1. Pupil miosis 3. Muka merah 2. Bradikardi 4. Mulut kering 22. Penyebab kematian pada abortus provokatus biasanya oleh karena : 1. Perdarahan 2. Emboli 3. Perforasi uterus 4. Infeksi 23. Tanda-tanda asfiksia dapat berupa : 1. Sianosis 3. Tardeaus spot 2. Kongesti organ dalam 4. Concjuntival bleeding 24. Dalam hal penentuan apakah tulang berasal dari manusia atau bukan dilakukan tes : 1. Spektroskopik test 3. Diatome test 2. Barberio test 4. Presipitin test 25. Dalam hal mengidentifikasi tulang dilakukan tahapan berikut : 1. Apakah tulang tersebut tulang manusia 2. Jika tulang manusia, apa jenis kelaminnya 3. Apakah tulang tersebut berasal dari satu individu 4. Menentukan penyebab kematian dari tulang 26. Perbuatan cabul terhadap anak yang belum cukup umur diancam hukuman pidana seperti tercantum dalam : 1. Pasal 290 KUHP 3. Pasal 293 KUHP 2. Pasal 294 KUHP 4. Pasal 287 KUHP 3
4 27. Gambaran postmortem keracunan HCN : 1. Dijumpai tanda asfiksia 3. Lebam mayat berwarna merah terang 2. Pupil midriasis 4. Kaku mayat terjadi lebih cepat 28. Pemeriksaan luar dari hanging dapat dijumpai: 1. Jejas jeratan kontinu 2. Jejas jeratan kasar seperti kertas perkamen 3. muka membiru dan sembab 4. Lebam mayat di atas jejas jeratan 29. Penyebab kematian pada strangulasi adalah : 1. Asfiksia 3. Vagal inhibisi 2. Apopleksia 4. Kongesti vena 30. Untuk kematian karena hanging dapat diperhatikan : 1. Tanda asfiksia tidak jelas 3. Bentuk jeratan seperti V 2. Muka pucat 4. Jejas jeratan kontinue 31. Paru-paru bayi yang belum pernah bernafas sesudah dilahirkan dapat diketahui dari : 1. Warna paru merah tua seperti hati 2. Warna tidak seragam dan seperti mosaik 3. Pinggir paru tajam 4. Ada krepitasi III. Hubungan sebab akibat. Untuk soal no. 32 s/d 41, jawablah : A. Bila pernyataan benar, alasan benar ada hubungan B. Bila pernyataan benar, alasan benar tidak ada hubungan C. Bila pernyataan benar, alasan salah D. Bila pernyataan salah, alasan benar E. Bila pernyataan salah, alasan salah 32. Prognosis keracunan asam sianida sangat buruk karena cepat menyebabkan kematian Asam sianida merusak enzim sitokrom oksidase. 33. Kematian bayi sewaktu lahir tidak selamanya akibat pembunuhan bayi Kematian bayi sewaktu lahir dapat terjadi akibat peristiwa alamiah 34. Pemberian antidotum pada semua keracunan harus dilakukan Hampir semua racun yang dikenal ada anti dotumnya. 35. Racun paling cepat bekerja pada tubuh bila pemberian melalui inhalasi Racun bisa masuk melalui kulit yang sehat 36. Tanda pasti kematian akibat drowning adalah balloning pulmonum Ketika mati tenggelam, orang dalam keadaan inspirasi maksimal 4
5 37. Insektisida golongan organofosfat lebih berbahaya daripada golongan hidrokarbon terklorinasi Golongan ini tidak mempunyai antidotum 38. Keracunan sianida lebih berbahaya daripada keracunan barbiturat Kedua racun tersebut sama-sama merusak enzim sitokrom oksidase 39. Tenggelam di air laut lebih cepat menyebabkan kematian daripada di air tawar Tenggelam di air tawar menyebabkan anoksia serebral dan fibrilasi ventrikel 40. Pada strangulasi jarang terjadi fraktur tulang lidah Pada strangulasi hentakan terhadap leher tidak begitu kuat 41. Cara mendeteksi cairan semen pada pemeriksaan adalah dengan sinar ultra violet Cairan semen dapat mengandung sperma IV.Menjodohkan Tema: Asfiksia 42. Tanda asfiksia berat A. Tardeau spot 43. Tanda asfiksia tidak jelas B. Conjunctival bleeding 44. Pencekikan C. Sianosis 45. Red Line D. Judicial hanging 46. Perdarahan peteki E. Manual strangulation 47. Perfusi jaringan berkurang F. Kongesti vena 48. Stagnant asphyxia G. Cardiac arrest 49. Histotoxic asphyxia H. Keracunan sianida 50. Anemic asphyxia I. Tidak ada pilihan Tema: Toksikologi 51. Bitter Almond A. Keracunan CO 52. Inhalan B. Keracunan Sianida 53. inhibisi enzim sitokrom oksidase C. Keracunan insektisida 54. Silent murder D. Keracunan barbiturat 55. Organofosfat E. Keracunan makanan 56. Cherry red 57. Atropinisasi 58. Efek muskarinik 59. Karbonisasi 60. Merusak enzim sitokrom oksidase 5
6 Tipe soal I: Multiple choices Question 61. Yang termasuk kedalam keadaan pingsan dan tak berdaya pada kasus pelanggaran kesusilaan berdasarkan pasal 89 KUHP adalah: a. Cedera kepala b. Penyakit Epilepsi c. Koma diabetik d. Syok setelah disuntik insulin e. Lumpuh seluruh badan 62. Berikut ini bukan wewenang penyidik pembantu kepolisian yang diatur dalam pasal 11 KUHAP: a. Memeriksa saksi-saksi b. Meminta keterangan ahli c. Menahan tersangka d. Meminta autopsi e. Melakukan penyidikan 63. Pada tingkat dokter, pada pemeriksaan korban delik kesusilaan perlu diperhatikan: a. Menanyakan waktu dan tempat pemeriksaan b. Membuat laporan berita acara penyidikan c. Menilai kebenaran keterangan korban d. Menanyakan nama penyidik dan pangkatnya e. Tidak perlu menyertakan pendamping Tipe soal II: Multiple analyzed Choices Question Untuk no jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini: Kasus I. Badu, laki-laki berusia 13 tahun, bekerja pada sebuah bengkel door smear mobil. Badu terpaksa bekerja untuk menutupi kebutuhan keluarganya. Ayahnya kecelakaan sewaktu mengendarai becak, menurut hasil visum et repertum, tulang kakinya fraktur dan sampai sekarang ia mengalami amnesia akibat kejadian tersebut dan harus dirawat beberapa hari di rumah sakit. Suatu hari, ketika badu mencuci mobil, tidak tahu mengapa mobil tersebut tergores. Badu harus mengganti kerugian si pemilik mobil. Badu terus berusaha, namun ia tidak mampu mengumpulkan uang sebanyak itu. Lama kelamaan ia putus asa, terpaksa ia mencuri uang kas di bengkel tersebut. Badu tidak sadar, ternyata Anto temannya melihat perbuatannya, Badu terperanjat dan berusaha mengejar Anto. Mereka berkelahi, tanpa sengaja Anto memukul daerah tulang servikal Badu dengan kayu balok sampai ia terkapar tak bernyawa di tanah. Anto pun panik dan melaporkan kejadian itu kepada pihak yang berwajib. Untuk No jawablah pertanyaan berikut menurut teks kasus I. 64. Perbuatan Badu pada kasus di atas dapat digolongkan pada: a. Pelanggaran hukum pidana b. Pelanggaran hukum perdata c. Pelanggaran hukum administrasi d. Pelanggaran etika e. Pelanggaran hukum perdata dan pidana 6
7 65. Derajat luka dapat disimpulkan dari keadaan ayah Badu yang berarti hal tersebut termasuk derajat luka: a. Derajat ringan b. Derajat sedang c. Derajat berat d. Derajat ringan sedang e. Derajat sedang - berat 66. Anto pada kasus diatas dapat dikenai ancaman pidana yaitu pasal: a. 350 KUHP b. 351 KUHP c. 352 KUHP d. 338 KUHP e. 340 KUHP 67. Penyebab kematian Badu yang paling mungkin adalah: a. Perdarahan d.asfiksia b. Sinkop e.koma c. Penyakit 68. Peran dokter pada kasus diatas yang paling menentukan penyelesaian kasus berupa: a. Pemeriksaan di TKP untuk melihat barang bukti b. Pemeriksaan di kuburan c. Pemeriksaan dalam untuk menentukan sebab kematian d. Pemeriksaan laboratorium e. Pemeriksaan barang bukti 69. Pasal-pasal yang terkait dengan penanganan kasus diatas adalah: a. Pasal 133 KUHAP b. Pasal 135 KUHAP c. Pasal 136 KUHAP d. Pasal 179 KUHAP e. Pasal 222 KUHP Kasus II. Dokter Habibie memeriksa seorang perempuan, sebut aja namanya Dina, yang tampak dari perawakannya masih sangat muda. Dina terus menangis ketika dokter menanyakan kejadian apa yang menimpanya. Perempuan itu ditemani oleh seorang petugas RPK dari kepolisian. Dokter lalu diminta penyidik untuk menandatangani surat permintaan visum et repertum berdasar pasal 133 KUHAP, 285 KUHP, 286 KUHP dan 287 KUHP. Dokter menemukan luka memar pada kedua lengan dan paha Dina. Dan melalui pemeriksaan laboratorium secara kualitatif ditemukan zat Amfetamin pada air urin perempuan itu. Dokter terus berusaha mencari informasi tentang keadaan Dina dan memintanya untuk dirawat di ruang Shelter selama sebulan. Sembari memonitor perkembangan Dina, penyidik melacak biological trace evidences di tempat kejadian perkara. 7
8 Untuk No jawablah pertanyaan berikut menurut teks kasus II. 70. Dilihat dari pasal-pasal permintaan Visum yang disodorkan oleh polisi, kemungkinan kasus diatas merupakan kasus: a. Penelantaran anak b. Percabulan c. Perkosaan d. Pembunuhan anak e. Pengguguran kandungan 71. inti dari bunyi pasal 133 KUHAP adalah: a. pemeriksaan di TKP b. pemeriksaan korban luka c. pemeriksaan di kuburan d. pemeriksaan di laboratorium e. pemeriksaan di sidang pengadilan 72. Yang dimaksud dengan trace evidence yang paling mungkin ditemukan pada kasus diatas adalah: a. Darah b. Semen c. Urin d. Rambut e. Gigi 73. Pada kasus diatas ancaman pidana bagi pelaku yang paling mungkin dapat berupa ketentuan: a. Pasal 281 KUHP b. Pasal 285 KUHP c. Pasal 286 KUHP d. Pasal 287 KUHP e. Pasal 288 KUHP Kasus III. Malam itu tampak kerumunan orang di instalasi kedokteran forensik RSU A, ternyata ada korban tenggelam yang dibawa dari pantai, yang membuat orang-orang berkerumun ternyata korban tersebut adalah seorang artis ibukota. Tubuh korban tampak memar dan buih dengan gelembung halus kemerahan keluar dari lubang hidungnya. Dokter memperkirakan korban telah meninggal sehari yang lalu. Dokter menyarankan kepada penyidik untuk dilakukan autopsi namun keluarga menolak karena korban segera akan dibawa ke Jakarta dan akan dikuburkan disana. Menurut keterangan saksi mata yang melihat kejadian itu, ternyata timbul kecurigaan adanya tindak pidana. Penyidik lalu melakukan penyidikan dan memutuskan untuk melakukan penggalian kuburan artis malang tersebut untuk mencari penyebab kematiannya dan menghubungi dokter pertama untuk dimintai keterangan. 74. Pada kasus diatas yang berhak menentukan ada tidaknya tindak pidana menurut sistem medikolegal di Indonesia adalah: a. Polisi d. Jaksa b. Dokter e.hakim c. Pengacara 8
9 75. Penyebab kematian korban pada kasus diatas yang paling mungkin adalah: a. Mati lemas b. Perdarahan c. Overdosis obat d. Penyakit alamiah e. Epilepsi Tipe IV.Hubungan sebab akibat. Untuk soal no. 77 s/d 80, jawablah : A. Bila pernyataan benar, alasan benar ada hubungan B. Bila pernyataan benar, alasan benar tidak ada hubungan C. Bila pernyataan benar, alasan salah D. Bila pernyataan salah, alasan benar E. Bila pernyataan salah, alasan salah 76. Sebuah luka kecil tidak mempunyai peran penting dari segi forensik Luka kecil tersebut sudah pasti dikategorikan luka ringan. 77. Sewaktu menolong korban sengatan listrik, jangan melepaskan korban dari sumber listrik dengan tangan kosong Apabila menolong korban sengatan listrik dengan tangan kosong dapat membahayakan si penolong 78. Dikatakan persetubuhan apabila penetrasi alat kelamin laki-laki telah menyentuh labia mayora Adanya tanda-tanda persetubuhan sangat penting dalam memeriksa kasus perkosaan 79. Luka bakar akibat cairan panas disebut scald Luka bakar jenis ini terdiri dari 6 stadium 80. Dokter dapat memberitahukan penyebab kematian melalui surat kematian Seorang dokter telah merawatnya sebelum meninggal dan telah didaftarkan sebagai ahli Ujian@ 9
10 LEMBAR JAWABAN NAMA : NIM : TANDA TANGAN : 1. A B C D E 26. A B C D E 2. A B C D E 27. A B C D E 3. A B C D E 28. A B C D E 4. A B C D E 29. A B C D E 5. A B C D E 30. A B C D E 6. A B C D E 31. A B C D E 7. A B C D E 32. A B C D E 8. A B C D E 33. A B C D E 9. A B C D E 34. A B C D E 10. A B C D E 35. A B C D E 11. A B C D E 36. A B C D E 12. A B C D E 37. A B C D E 13. A B C D E 38. A B C D E 14. A B C D E 39. A B C D E 15. A B C D E 40. A B C D E 16. A B C D E 41. A B C D E 17. A B C D E 42. A B C D E 18. A B C D E 43. A B C D E 19. A B C D E 44. A B C D E 20. A B C D E 45. A B C D E 21. A B C D E 46. A B C D E 22. A B C D E 47. A B C D E 10
11 23. A B C D E 48. A B C D E 24. A B C D E 49. A B C D E 25. A B C D E 50. A B C D sejenak@@@ 51. A B C D E 66. A B C D E 52. A B C D E 67. A B C D E 53. A B C D E 68. A B C D E 54. A B C D E 69. A B C D E 55. A B C D E 70. A B C D E 56. A B C D E 71. A B C D E 57. A B C D E 72. A B C D E 58. A B C D E 73. A B C D E 59. A B C D E 74. A B C D E 60. A B C D E 75. A B C D E 61. A B C D E 76. A B C D E 62. A B C D E 77. A B C D E 63. A B C D E 78. A B C D E 64. A B C D E 79. A B C D E 65. A B C D E 80. A B C D E === Selamat Ujian=== 11
BAB I PENDAHULUAN. Infantisid yaitu pembunuhan dengan sengaja. terhadap bayi baru lahir oleh ibunya (Knight, 1997).
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar belakang Infantisid yaitu pembunuhan dengan sengaja terhadap bayi baru lahir oleh ibunya (Knight, 1997). Infantisid adalah pembunuhan orok (bayi) yang dilakukan oleh ibu kandungnya
Lebih terperinciPencatatan, Pelaporan Kasus Keracunan dan Penanganan Keracunan. Toksikologi (Teori)
Pencatatan, Pelaporan Kasus Keracunan dan Penanganan Keracunan Toksikologi (Teori) KELOMPOK 2 Anggota : 1. Adi Lesmana 2. Devy Arianti L. 3. Dian Eka Susanti 4. Eneng Neni 5. Eningtyas 6. Khanti 7. Nurawantitiani
Lebih terperinciPEMBEKAPAN. Disusun oleh : Shinta Febriana Yustisiari G Pembimbing : dr. Hari Wujoso, Sp. F, MM
PEMBEKAPAN Disusun oleh : Shinta Febriana Yustisiari G 0003181 Pembimbing : dr. Hari Wujoso, Sp. F, MM KEPANITERAAN KLINIK LAB/SMF ILMU KEDOKTERAN FORENSIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Lebih terperincihandayani dwi utami Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia,
handayani dwi utami Bagian Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia, haniforensic@gmail.com Lingkup delik kesusilaan Pelanggaran kesusilaan dimuka umum (281)
Lebih terperinciTinjauan Hukum (Isi KUHP) 1. KUHP pasal 285 Barang siapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seorang wanita bersetubuh dengan dia di luar
Perkosaan Oleh : Dr. H. Mistar Ritonga, Sp.F Dr.H.Guntur Bumi Nasution, Sp.F Perkosaan Hal hal yang termasuk kedalam kejahatan seksual, memiliki unsur : Tanda kekerasan (+ / -) Tanda persetubuhan (+ /
Lebih terperinciPengertian Maksud dan Tujuan Pembuatan Visum et Repertum Pembagian Visum et Repertum
VISUM et REPERTUM Pengertian Menurut bahasa: berasal dari kata latin yaitu visum (sesuatu yang dilihat) dan repertum (melaporkan). Menurut istilah: adalah laporan tertulis yang dibuat oleh dokter berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian. Kejahatan merupakan perilaku anti sosial dan juga
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Kejahatan merupakan perilaku anti sosial dan juga gejala sosial yang bersifat universal. Pembunuhan, penganiayaan, pemerkosaan, hingga kejahatan-kejahatan
Lebih terperinciKEDARURATAN LINGKUNGAN
Materi 14 KEDARURATAN LINGKUNGAN Oleh : Agus Triyono, M.Kes a. Paparan Panas Panas dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh. Umumnya ada 3 macam gangguan yang terjadi td&penc. kebakaran/agust.doc 2 a. 1.
Lebih terperinciVISUM ET REPERTUM No : 15/VRJ/06/2016
INSTALASI KEDOKTERAN FORENSIK DAN PEMULASARAN JENAZAH RUMAH SAKIT DR. KARIADI Jl. Dr. Sutomo No. 16 Semarang. Telp. (024) 8413993 PRO JUSTITIA VISUM ET REPERTUM No : 15/VRJ/06/2016 Atas permintaan tertulis
Lebih terperinciTOKSIKOLOGI BEBERAPA ISTILAH. Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik. Alfi Yasmina. Sola dosis facit venenum
TOKSIKOLOGI Alfi Yasmina BEBERAPA ISTILAH Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik Sola dosis facit venenum 1 KLASIFIKASI Berdasarkan cara: Self-poisoning Attempted poisoning Accidental poisoning
Lebih terperinciMajalah Kedokteran Andalas No.1. Vol.36. Januari-Juni 2012 114
Majalah Kedokteran Andalas No.1. Vol.36. Januari-Juni 2012 114 Pendahuluan Asfiksia adalah kumpulan dari berbagai keadaan dimana terjadi gangguan dalam pertukaran udara pernafasan yang normal. Afiksia
Lebih terperinciPERANAN DOKTER FORENSIK DALAM PEMBUKTIAN PERKARA PIDANA. Oleh : Yulia Monita dan Dheny Wahyudhi 1 ABSTRAK
Peranan Dokter Forensik, Pembuktian Pidana 127 PERANAN DOKTER FORENSIK DALAM PEMBUKTIAN PERKARA PIDANA Oleh : Yulia Monita dan Dheny Wahyudhi 1 ABSTRAK Di dalam pembuktian perkara tindak pidana yang berkaitan
Lebih terperinciKriteria Infanticide
REFERAT INFANTICIDE Dokter Pembimbing: dr. Hari, Sp.F Disusun oleh: Intan T.P Pendahuluan Kematian bayi yang terjadi di Indonesia bisa dimasukan kedalam kategori Kinderdoodslag yaitu tanpa rencana atau
Lebih terperinciPMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita
Saat menemukan penderita ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menentukan tindakan selanjutnya, baik itu untuk mengatasi situasi maupun untuk mengatasi korbannya. Langkah langkah penilaian pada penderita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan 5 besar negara dengan populasi. penduduk terbanyak di dunia. Jumlah penduduk yang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan 5 besar negara dengan populasi penduduk terbanyak di dunia. Jumlah penduduk yang banyak ini tentu akan menyebabkan Indonesia memiliki perilaku dan
Lebih terperinciMateri 13 KEDARURATAN MEDIS
Materi 13 KEDARURATAN MEDIS Oleh : Agus Triyono, M.Kes Pengertian Kedaruratan medis adalah keadaan non trauma atau disebut juga kasus medis. Seseorang dengan kedarutan medis dapat juga terjadi cedera.
Lebih terperinci11/9/2011 TOKSIKOLOGI. Alfi Yasmina BEBERAPA ISTILAH. Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik. Sola dosis facit venenum
TOKSIKOLOGI Alfi Yasmina BEBERAPA ISTILAH Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik Sola dosis facit venenum 1 KLASIFIKASI Berdasarkan cara: Self-poisoning Attempted poisoning Accidental poisoning
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berada disekitar kita. Pemerkosaan merupakan suatu perbuatan yang dinilai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingkat perkembangan kasus perkosaan yang terjadi di masyarakat pada saat ini dapat dikatakan bahwa kejahatan pemerkosaan telah berkembang dalam kuantitas maupun kualitas
Lebih terperinciBAB III PEMERIKSAAN LABORATORIUM PENUNJANG
BAB III PEMERIKSAAN LABORATORIUM PENUNJANG A. Tujuan pembelajaran Tujuan instruksional umum: mahasiswa mampu memahami penanganan sampel untuk pemeriksaan penunjang Mampu mengelola sampel untuk pemeriksaan
Lebih terperinciPENCEGAHAN KERACUNAN SECARA UMUM
PENCEGAHAN KERACUNAN SECARA UMUM Peredaran bahan kimia semakin hari semakin pesat, hal ini disamping memberikan manfaat yang besar juga dapat menimbulkan masalah yang tak kalah besar terhadap manusia terutama
Lebih terperinciBAB II. 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 Tentang KUHP. yang dibuat tertulis dengan mengingat sumpah jabatan atau dikuatkan dengan
BAB II PENGATURAN HUKUM YANG MENGATUR VISUM ET REPERTUM DALAM TINDAK PIDANA YANG DILAKUKAN SESEORANG A. Pengaturan Visum et Repertum dalam Perundang-undangan Indonesia 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1. Definisi. Pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
Lebih terperinciREFRAT GANTUNG DIRI ( HANGING ) Oleh : DEVI FIKASARI K G0002169
REFRAT GANTUNG DIRI ( HANGING ) Oleh : DEVI FIKASARI K G0002169 KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN FORENSIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA 2008 KATA PENGANTAR Puji syukur Penulis
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1. Definisi Pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindaraan terjadi melalui
Lebih terperinciAwal Kanker Rongga Mulut; Jangan Sepelekan Sariawan
Sariawan Neng...! Kata-kata itu sering kita dengar pada aneka iklan suplemen obat panas yang berseliweran di televisi. Sariawan, gangguan penyakit pada rongga mulut, ini kadang ditanggapi sepele oleh penderitanya.
Lebih terperinciMODUL FORENSIK FORENSIK KLINIK dan VeR. Penulis : Dr.dr. Rika Susanti, Sp.F Dr. Citra Manela, Sp.F Dr. Taufik Hidayat
MODUL FORENSIK FORENSIK KLINIK dan VeR Penulis : Dr.dr. Rika Susanti, Sp.F Dr. Citra Manela, Sp.F Dr. Taufik Hidayat BAGIAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2015
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terdakwa melakukan perbuatan pidana sebagaimana yang didakwakan Penuntut. tahun 1981 tentang Kitab Hukum Acara Pidana.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembuktian merupakan tahap paling menentukan dalam proses peradilan pidana mengingat pada tahap pembuktian tersebut akan ditentukan terbukti tidaknya seorang
Lebih terperinciLuka Akibat Trauma Benda Tumpul a Luka Lecet (Abrasi)
Secara umum, luka atau cedera dibagi kepada beberapa klasifikasi menurut penyebabnya yaitu, trauma benda tumpul, trauma benda tajam dan luka tembak (Vincent dan Dominick, 2001). a. Trauma Benda Tumpul
Lebih terperinciKONSEP MATI MENURUT HUKUM
KONSEP MATI MENURUT HUKUM A. DEFINISI KEMATIAN Menurut UU no.36 tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 117, kematian didefinisikan sebagai Seseorang dinyatakan mati apabila fungsi system jantung-sirkulasi
Lebih terperinciKEKUATAN PEMBUKTIAN VISUM ET REPERTUM BAGI HAKIM DALAM MEMPERTIMBANGKAN PUTUSANNYA. Oleh : Sumaidi, SH.MH
KEKUATAN PEMBUKTIAN VISUM ET REPERTUM BAGI HAKIM DALAM MEMPERTIMBANGKAN PUTUSANNYA Oleh : Sumaidi, SH.MH Abstrak Aparat penegak hukum mengalami kendala dalam proses pengumpulan alat-alat bukti yang sah
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Antropometri Antropometri adalah pengukuran manusia dan lebih cenderung terfokus pada dimensi tubuh manusia. Ilmu pengetahuan mengenai antropometri berkembang terutama dalam
Lebih terperinciP U T U S A N. Nomor : 680/PID/2015/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P U T U S A N Nomor : 680/PID/2015/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam Peradilan Tingkat Banding, telah
Lebih terperinciLUKA BAKAR Halaman 1
LUKA BAKAR Halaman 1 1. LEPASKAN: Lepaskan pakaian/ perhiasan dari daerah yang terbakar. Pakaian yang masih panas dapat memperburuk luka bakar 2. BASUH: Letakkan daerah yang terbakar di bawah aliran air
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan pada 80 (delapan puluh) lembar putusan dari 7
BAB V PEMBAHASAN Penelitian yang dilakukan pada 80 (delapan puluh) lembar putusan dari 7 (tujuh) pengadilan negeri di Karesidenan Surakarta menunjukkan hasil penelitian bahwa keberadaan Visum et Repertum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Angka kematian tidak wajar yang kadang-kadang belum. diketahui penyebabnya saat ini semakin meningkat.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian tidak wajar yang kadang-kadang belum diketahui penyebabnya saat ini semakin meningkat. Berbagai faktor ikut berperan di dalam meningkatnya angka kematian
Lebih terperinciPengertian. Bayi berat lahir rendah adalah bayi lahir yang berat badannya pada saat kelahiran <2.500 gram [ sampai dengan 2.
Pengertian Bayi berat lahir rendah adalah bayi lahir yang berat badannya pada saat kelahiran
Lebih terperinciRELEVANSI Skm gatra
SURAT KETERANGAN DOKTER DIVISI BIOETIKA DAN MEDIKOLEGAL FK USU RELEVANSI Skm gatra SURAT KETERANGAN DOKTER Dalam menjalankan tugas profesinya, seorang dokter kadang kalanya harus menerbitkan surat-surat
Lebih terperinciPERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN Pengertian P3K Pertolongan sementara yang diberikan kepada seseorang yang menderita sakit atau kecelakaan sebelum mendapat pertolongan dari dokter. Sifat dari P3K :
Lebih terperinciDASAR HUKUM PEMERIKSAAN FORENSIK 133 KUHAP
DASAR HUKUM PEMERIKSAAN FORENSIK Pasal 133 KUHAP (1) Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan
Lebih terperinciJenis Bahaya Dan Cara Penanganan Kecelakaan Yang Terjadi Laboratorium Biologi
Jenis Bahaya Dan Cara Penanganan Kecelakaan Yang Terjadi Laboratorium Biologi Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan. Biasanya kecelakaan menyebabkan, kerugian material
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini. Udara berfungsi juga sebagai pendingin benda-benda yang panas, penghantar bunyi-bunyian,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Udara merupakan salah satu unsur atau zat yang sangat penting setelah air. Seluruh makhluk hidup membutuhkan udara sebagai oksigen demi kelangsungan hidupnya di muka
Lebih terperinciTINJAUAN TERHADAP LANGKAH JAKSA PENUNTUT UMUM DALAM MEMBUKTIKAN PERKARA TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN BERENCANA YANG MENGGUNAKAN RACUN
SKRIPSI/ PENULISAN HUKUM TINJAUAN TERHADAP LANGKAH JAKSA PENUNTUT UMUM DALAM MEMBUKTIKAN PERKARA TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN BERENCANA YANG MENGGUNAKAN RACUN Disusun oleh : Laurensius Geraldy Hutagalung NPM
Lebih terperinciSURAT KETERANGAN MEDIS
SURAT KETERANGAN MEDIS & VISUM et REPERTUM Presented by : Sarah Habibah Nurul Azizah M David Grandisa Deden Panji W Neti Watini LAB. ILMU KEDOKTERAN FORENSIK & MEDIKOLEGAL FK UNJANI SURAT KETERANGAN MEDIS
Lebih terperinciKEDARURATAN LAIN DIABETES HIPOGLIKEMIA
DIABETES HIPOGLIKEMIA GEJALA TANDA : Pusing Lemah dan gemetar Lapar Jari dan bibir kebas Pucat Berkeringat Nadi cepat Mental bingung Tak sadar DIABETES HIPOGLIKEMIA PERTOLONGAN PERTAMA ; Bila tak sadar
Lebih terperinciP U T U S A N Nomor : 143/PID/2012/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P U T U S A N Nomor : 143/PID/2012/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA ----- PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA DIMEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam peradilan
Lebih terperinciDISKUSI TOPIK SEXUAL AB USE K E L O M P O K 1
DISKUSI TOPIK SEXUAL AB USE K E L O M P O K 1 KASUS Seorang perempuan diantar oleh polisi dan angg ota keluarganya ke IGD membawa Surat Permintaa n Visum dari kepolisiian yang berdasarkan Surat Per mintaan
Lebih terperinciVISUM et REPERTUM dr, Zaenal SugiyantoMKes
VISUM et REPERTUM dr, Zaenal SugiyantoMKes visum et Repertum Keterangan yang dibuat dokter atas permintaan penyidik yang berwewenang mengenai hasil pemeriksaan medis terhadap manusia, hidup maupun mati
Lebih terperinciBAB XX KETENTUAN PIDANA
Undang-undang Kesehatan ini disyahkan dalam sidang Paripurna DPR RI tanggal 14 September 2009 1 PASAL-PASAL PENYIDIKAN DAN HUKUMAN PIDANA KURUNGAN SERTA PIDANA DENDA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...
Lebih terperinciMANAJEMEN TERPADU UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN
MANAJEMEN TERPADU BAYI MUDA UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN PENDAHULUAN Bayi muda : - mudah sekali menjadi sakit - cepat jadi berat dan serius / meninggal - utama 1 minggu pertama kehidupan cara memberi pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pribadi maupun makhluk sosial. Dalam kaitannya dengan Sistem Peradilan Pidana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara berdasarkan hukum bukan semata-mata kekuasaan penguasa. Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, maka seluruh warga masyarakatnya
Lebih terperinciAsfiksia. Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur
Asfiksia Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur 1 Tujuan Menjelaskan pengertian asfiksia bayi baru lahir dan gawat janin Menjelaskan persiapan resusitasi bayi baru
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Visum et Repertum 2.1.1. Pengertian Visum et Repertum Secara harfiah kata Visum et Repertum berasal dari kata visual (melihat) dan reperta (temukan), sehingga Visum et Repertum
Lebih terperinciP U T U S A N Nomor : 543/PID/2015/PT.MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P U T U S A N Nomor : 543/PID/2015/PT.MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam Peradilan Tingkat Banding, telah
Lebih terperinciRONTGEN Rontgen sinar X
RONTGEN Penemuan sinar X berawal dari penemuan Rontgen. Sewaktu bekerja dengan tabung sinar katoda pada tahun 1895, W. Rontgen menemukan bahwa sinar dari tabung dapat menembus bahan yang tak tembus cahaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Racun merupakan substansi ( kimia maupun fisik) yang dapat menimbulkan cidera atau kerusakan pada
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Racun merupakan substansi ( kimia maupun fisik) yang dapat menimbulkan cidera atau kerusakan pada sistem biologik sehingga menimbulkan gangguan fungsi sistem itu bermanifestasi
Lebih terperinciBAB II HUBUNGAN KUHP DENGAN UU NO. 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
40 BAB II HUBUNGAN KUHP DENGAN UU NO. 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA A. Ketentuan Umum KUHP dalam UU No. 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga Dalam
Lebih terperinciPusat Hiperked dan KK
Pusat Hiperked dan KK 1. Gangguan pernafasan (sumbatan jalan nafas, menghisap asap/gas beracun, kelemahan atau kekejangan otot pernafasan). 2. Gangguan kesadaran (gegar/memar otak, sengatan matahari langsung,
Lebih terperinciBANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)
BANTUAN HIDUP DASAR (BHD) DAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP) Artikel ini merupakan sebuah pengetahuan praktis yang dilengkapi dengan gambar-gambar sehingga memudahkan anda dalam memberikan pertolongan untuk
Lebih terperinciANATOMI DAN FISIOLOGI
ANATOMI DAN FISIOLOGI Yoedhi S Fakar ANATOMI Ilmu yang mempelajari Susunan dan Bentuk Tubuh FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari faal (fungsi) dari Ilmu yang mempelajari faal (fungsi) dari alat atau jaringan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1399, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Pemberi Layanan Kesehatan. Memberikan Informasi. Kekerasan Terhadap Anak. Kewajiban. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciKanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved
Kanker Serviks Kanker serviks merupakan penyakit yang umum ditemui di Hong Kong. Kanker ini menempati peringkat kesepuluh di antara kanker yang diderita oleh wanita dengan lebih dari 400 kasus baru setiap
Lebih terperinciNEONATUS BERESIKO TINGGI
NEONATUS BERESIKO TINGGI Asfiksia dan Resusitasi BBL Mengenali dan mengatasi penyebab utama kematian pada bayi baru lahir Asfiksia Asfiksia adalah kesulitan atau kegagalan untuk memulai dan melanjutkan
Lebih terperinciPetir : Volt Volt = Kvolt PLN : Sumber 1 KVolt Gardu 1000 Volt Rumah 220 Volt Baterei : 9 Volt, 1,5 Volt
Petir : 30.000 Volt 60.000 Volt = 30-60 Kvolt PLN : Sumber 1 KVolt Gardu 1000 Volt Rumah 220 Volt Baterei : 9 Volt, 1,5 Volt Tubuh Manusia: 70 milivolt = 0,07 Volt Biolistrik_02 Listrik Eksternal. Yang
Lebih terperinciPEMBUNUHAN ANAK SENDIRI (INFANTICIDE)
PEMBUNUHAN ANAK SENDIRI (INFANTICIDE) Syifa Munawarah*, Taufik Suryadi** *Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala ** Bagian/SMF Ilmu Kedokteran dan Medikolegal Fakultas Kedokteran Unsyiah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. adalah bertujuan untuk mencari kebenaran materi terhadap perkara tersebut. Hal
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemeriksaan suatu perkara pidana dalam suatu proses peradilan pada hakekatnya adalah bertujuan untuk mencari kebenaran materi terhadap perkara tersebut. Hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan penyebab pertama kematian pada remaja usia tahun (WHO, 2013).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab kematian kedelapan di dunia dan penyebab pertama kematian pada remaja usia 15-29 tahun (WHO, 2013). Secara global, diperkirakan
Lebih terperinciBantuan Hidup Dasar. (Basic Life Support)
Bantuan Hidup Dasar (Basic Life Support) Sistem utama tubuh manusia Sistem Pernapasan Sistem Peredaran Darah Mati Mati klinis Pada saat pemeriksaan penderita tidak menemukan adanya fungsi sistem perdarahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam ilmu pengetahuan hukum dikatakan bahwa tujuan hukum adalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam ilmu pengetahuan hukum dikatakan bahwa tujuan hukum adalah untuk menjamin adanya kepastian hukum bersendikan keadilan agar ketertiban, kemakmuran dan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Tindak Pidana pembunuhan termasuk dalam tindak pidana materiil ( Materiale
1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tindak Pidana pembunuhan termasuk dalam tindak pidana materiil ( Materiale delicht), artinya untuk kesempurnaan tindak pidana ini tidak cukup dengan dilakukannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peradilan adalah untuk mencari kebenaran materiil (materiile waarheid)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama pemeriksaan suatu perkara pidana dalam proses peradilan adalah untuk mencari kebenaran materiil (materiile waarheid) terhadap perkara tersebut.
Lebih terperinciTuberkulosis Dapat Disembuhkan
Tuberkulosis Dapat Disembuhkan Erlina Burhan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Apakah Penyakit Tuberkulosis atau TB itu? Penyakit menular Kuman penyebab: Mycobacterium tuberculosis Bukan penyakit keturunan
Lebih terperinciP3K Posted by faedil Dec :48
P3K Posted by faedil011-06 Dec 2009 20:48 PENDAHULUAN 1. Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) merupakan salah satu kegiatan kepramukaan yang memberikan bekal peserta didik dalam hal pengalaman:
Lebih terperinciP U T U S A N Nomor : 38/PID/2012/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Umur / Tgl. Lahir : 15 Tahun / 15 Februari 1996;
P U T U S A N Nomor : 38/PID/2012/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI SUMATERA UTARA di MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam Peradilan Tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kasus bunuh diri di Indonesia belakangan ini. dinilai cukup memprihatinkan karena angkanya cenderung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kasus bunuh diri di Indonesia belakangan ini dinilai cukup memprihatinkan karena angkanya cenderung meningkat. Kasus bunuh diri menempati 1 dari 10 penyebab kematian
Lebih terperinciGambaran Tanda Kardinal Asfiksia Pada Kasus Kematian Gantung Diri di Departemen Forensik RSU Dr. Muhammad Hoesin Palembang Periode Tahun
Gambaran Tanda Kardinal Asfiksia Pada Kasus Kematian Gantung Diri di Departemen Forensik RSU Dr. Muhammad Hoesin Palembang Periode Tahun 2011-2012 Indra Sakti Nasution 1, RA Tanzila 2., Irfanuddin 3 Abstrak
Lebih terperinciDiabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya
Diabetes tipe 1- Gejala, penyebab, dan pengobatannya Apakah diabetes tipe 1 itu? Pada orang dengan diabetes tipe 1, pankreas tidak dapat membuat insulin. Hormon ini penting membantu sel-sel tubuh mengubah
Lebih terperinciDepartemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Pro: Justicia Rahasia
Departemen Ilmu Kedokteran Forensik dan Medikolegal RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang No : R/10/XI/2011 SAT POLAN Lampiran : - Perihal : Pemeriksaan jenazah a.n. Srimongkhon Sakhon Pro: Justicia Rahasia
Lebih terperinciVISUM ET REPERTUM NO : 027 / VER / RS / I / 2014
PRO JUSTITIA PEMERINTAH KABUPATEN SERANG VISUM ET REPERTUM NO : 027 / VER / RS / I / 2014 Serang, 27 Juni 2015 Saya yang bertanda tangan di bawah Dr. Budi Suhendar, DFM, Sp.F. Dokter Spesialis Forensik
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI PUTUSAN PENGADILAN NEGERI GRESIK NO: 262/Pid. B/2006/PN. GRESIK TENTANG KEALPAAN YANG MENYEBABKAN ORANG LAIN MATI
BAB III DESKRIPSI PUTUSAN PENGADILAN NEGERI GRESIK NO: 262/Pid. B/2006/PN. GRESIK TENTANG KEALPAAN YANG MENYEBABKAN ORANG LAIN MATI A. Kasus tentang Kealpaan yang Menyebabkan Orang Lain Mati Tindak pidana
Lebih terperinciBAB III IMPLEMENTASI KETERANGAN AHLI DALAM PEMERIKSAAN PERKARA PIDANA DI TINGKAT PENYIDIKAN
BAB III IMPLEMENTASI KETERANGAN AHLI DALAM PEMERIKSAAN PERKARA PIDANA DI TINGKAT PENYIDIKAN A. Hal-Hal Yang Menjadi Dasar Penyidik Memerlukan Keterangan Ahli Di Tingkat Penyidikan Terkait dengan bantuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemeriksaan suatu perkara pidana di dalam suatu proses peradilan pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Pemeriksaan suatu perkara pidana di dalam suatu proses peradilan pada hakekatnya adalah bertujuan untuk mencari kebenaran materiil (materiile waarheid) terhadap
Lebih terperinciProsedur Pemeriksaan Medis dan Pengumpulan Bukti Medis Kekerasan pada Perempuan. Seminar dan Workshop Penanganan Kekerasan SeksualTerhadap Perempuan
Prosedur Pemeriksaan Medis dan Pengumpulan Bukti Medis Kekerasan pada Perempuan Seminar dan Workshop Penanganan Kekerasan SeksualTerhadap Perempuan Pendahuluan Penatalaksanaan kekerasan terhadap perempuan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN [LN 2009/144, TLN 5063]
UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN [LN 2009/144, TLN 5063] BAB XX KETENTUAN PIDANA Pasal 190 (1) Pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau tenaga kesehatan yang melakukan praktik
Lebih terperinciSMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.5
SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 8. Penggunaan Alat Dan Bahan Laboratorium Latihan Soal 8.5 1. Zat berikut yang merangsang berkembangnya sel kanker adalah... Alkohol Formalin Rhodamin-B Kunci Jawaban : D Rhodamin-B
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. ASFIKSIA 2.1.1. Defenisi Asfiksia Asfiksia adalah suatu keadaan yang ditandai dengan terjadinya gangguan pertukaran udara pernapasan, mengakibatkan oksigen darah berkurang (hipoksia)
Lebih terperinciPENGADILAN TINGGI MEDAN
P U T U S A N NOMOR : 514/PID/2016/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam peradilan tingkat banding, telah menjatuhkan putusan sebagai
Lebih terperinciPERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT. Klinik Pratama 24 Jam Firdaus
PERTOLONGAN PERTAMA GAWAT DARURAT Klinik Pratama 24 Jam Firdaus Pendahuluan serangkaian usaha pertama yang dapat dilakukan pada kondisi gawat darurat dalam rangka menyelamatkan seseorang dari kematian
Lebih terperinciKERACUNAN AKIBAT PENYALAH GUNAAN METANOL
KERACUNAN AKIBAT PENYALAH GUNAAN METANOL Metanol adalah bentuk paling sederhana dari alkohol yang biasa digunakan sebagai pelarut di industri dan sebagai bahan tambahan dari etanol dalam proses denaturasi
Lebih terperinciBAB II BATASAN PENGATURAN KEKERASAN FISIK TERHADAP ISTRI JIKA DIKAITKAN DENGAN TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN MENURUT KETENTUAN HUKUM PIDANA DI INDONESIA
BAB II BATASAN PENGATURAN KEKERASAN FISIK TERHADAP ISTRI JIKA DIKAITKAN DENGAN TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN MENURUT KETENTUAN HUKUM PIDANA DI INDONESIA A. Batasan Pengaturan Tindak Pidana Kekekerasan Fisik
Lebih terperinciBab XV. Aborsi dan Komplikasinya. Mengapa bisa terjadi aborsi pada perempuan? Aborsi yang aman dan tidak aman. Komplikasi aborsi
Bab XV Aborsi dan Komplikasinya Mengapa bisa terjadi aborsi pada perempuan? Aborsi yang aman dan tidak aman Komplikasi aborsi Pencegahan aborsi yang tidak aman 326 Aborsi adalah suatu tindakan yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan panas, api, bahan kimia, listrik, atau radiasi. 1. mortalitas yang tinggi, terutama pada usia dibawah 40 tahun.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Luka bakar didefinisikan sebagai cedera pada jaringan akibat kontak dengan panas, api, bahan kimia, listrik, atau radiasi. 1 Luka bakar merupakan salah satu cedera
Lebih terperinciKEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
P U T U S A N No.333/PID/2013/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PENGADILAN TINGGI MEDAN, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam tingkat banding, telah menjatuhkan putusan
Lebih terperinciPerawatan kehamilan & PErsalinan. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH
Perawatan kehamilan & PErsalinan Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH 1 Pokok Bahasan Pendahuluan Konsep kehamilan Tanda tanda kehamilan Tanda tanda persalinan Kriteria tempat bersalin Jenis tempat bersalin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sendiri, angka pembunuhan janin per tahun sudah mencapai 3 juta. 1 Angka yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini Aborsi menjadi salah satu masalah yang cukup serius, dilihat dari tingginya angka aborsi yang kian meningkat dari tahun ke tahun. Di Indonesia sendiri,
Lebih terperinciCEDERA KEPALA, LEHER, TULANG BELAKANG DAN DADA
Materi 12 CEDERA KEPALA, LEHER, TULANG BELAKANG DAN DADA Oleh : Agus Triyono, M.Kes A. CEDERA KEPALA Pengertian : Semua kejadian pada daerah kepala yang dapat mengakibatkan terganggunya fungsi otak baik
Lebih terperinciSMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1
SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.1 1. Urutan organ pernapasan yang benar dari dalam ke luar adalah... paru-paru, tenggororkan mulut paru-paru kerongkongan, hidung
Lebih terperinciHukum Acara Pidana Untuk Kasus Kekerasan Seksual
Hukum Acara Pidana Untuk Kasus Kekerasan Seksual Hukum Acara Pidana dibuat adalah untuk melaksanakan peradilan bagi pengadilan dalam lingkungan peradilan umum dan Mahkamah Agung dengan mengatur hak serta
Lebih terperinciMakalah Daluwarsa Penuntutan (Hukum Pidana) BAB I PENDAHULUAN
Makalah Daluwarsa Penuntutan (Hukum Pidana) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai dengan apa yang tertuang dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana bahwa wewenang penghentian penuntutan ditujukan kepada
Lebih terperinci3. Sekitar pukul 18.00, kakak korban meminta Isak untuk tidak tidur di rumahnya karena takut akan didatangi lagi oleh Anggota Yalet.
LAMPIRAN a. Pra Pristiwa 1. Bahwa berdasarkan penuturan adik korban, korban memiliki hubungan pertemanan bersama salah satu pelaku, Abiatar. Mereka seringkali minum sagero 1 bersama. Abiatar kerap meminta
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1951 TENTANG PERNYATAAN BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG KECELAKAAN TAHUN 1947 NR. 33, DARI REPUBLIK INDONESIA UNTUK SELURUH INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinci