BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Kementerian PPN/Bappenas. Agustus Menyusul proklamasi, Indonesia tidak serta-merta diakui

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Kementerian PPN/Bappenas. Agustus Menyusul proklamasi, Indonesia tidak serta-merta diakui"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Kementerian PPN/Bappenas Sejarah Bappenas dimulai sejak masa proklamasi kemerdekaan NKRI pada Agustus Menyusul proklamasi, Indonesia tidak serta-merta diakui kedaulatannya oleh dunia. Diperlukan berbagai perjuangan baik secara fisik maupun diplomasi untuk sampai kepada berdirinya Kabinet Republik Indonesia Serikat pada 23 Desember 1949 menyusul kesepakatan Konferensi Meja Bundar di Den Haag, Belanda. Pada rentang waktu itu, diperlukan berbagai persiapan dalam menghadapi perundingan dengan Belanda serta adanya kebutuhan untuk menyelesaikan persoalan pembangunan negara. Adalah Menteri Kemakmuran AK Gani yang pada Kabinet Sjahrir III membentuk Badan Perancang Ekonomi yang bertugas merumuskan rencana pembangunan yang dikhususkan pada pembangunan ekonomi jangka dua sampai tiga tahun. Kemudian pada 12 April 1947, pemerintah menerbitkan Penetapan Presiden No. 3/1947 yang melahirkan Panitia Pemikir Siasat Ekonomi (PPSE). Panitia inilah yang menghasilkan dokumen perencanaan pertama dalam sejarah perencanaan pembangunan di Indonesia, yaitu dokumen Dasar-dasar Pokok dari pada Plan Mengatur Ekonomi Indonesia. 49

2 50 Kelembagaan badan perencanaan nasional kemudian mengalami perubahan seiring dengan dinamika nasional Indonesia. Akibat terbaginya fokus antara pelaksanaan tugas dan menghadapi Belanda melalui peperangan dan diplomasi, PPSE menjadi tidak dapat melaksanakan tugas sepenuhnya. Eksistensi pemikiran PPSE kemudian dilanjutkan oleh tiga kelembagaan yaitu Kepanitiaan pada Kementerian Perdagangan dan Industri, Dewan Perancang Negara dan Biro Perancang Negara, serta Dewan Perancang Nasional (Depernas). Sidang Umum II pada tanggal 24 Desember 1963 kemudian menjadi tonggak Bappenas. Presiden Soekarno, yang ditugasi MPRS untuk menata kembali lembaga perencanaan pembangunan, melalui Ketetapan No. 12/1963 mengintegrasikan Depernas dan Badan Kerja Depernas ke dalam Kabinet Kerja, sekaligus membentuk Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Pada era Orde Baru dibentuklah Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional dan pada 1980 dibentuklah Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Tingkat Provinsi dan di setiap Kabupaten/Kota. Bappeda bertugas memadukan perencanaan nasional dan daerah mengikuti kebijakan mengenai otonomi daerah. Pada era ini pula disusun Pola Umum Pembangunan Jangka Panjang (PJP) I dan II, masing-masing mencakup waktu 25 tahun dan diimplementasikan dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita) I-X ( ) yang sayangnya harus terhenti menjelang akhir Repelita VI. Krisis ekonomi,

3 51 sosial, politik, dan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah berujung bubarnya Kabinet Pembangunan VII dan lengsernya Presiden Soeharto pada 21 Mei Di masa reformasi, Bappenas sempat dipimpin kepala yang tidak merangkap jabatan menteri negara pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid. Baru pada masa Presiden Megawati Soekarnoputri, posisi Bappenas kembali menjadi setingkat kementerian. Bappenas kemudian bertugas untuk menjabarkan GBHN ke dalam rencana pembangunan lima tahunan dan tahunan, serta melakukan evaluasi atas pelaksanaannya. Tugas ini diperkuat pada masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan penugasan Bappenas dalam menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) secara teknokratis dan partisipatif. Posisi Bappenas di pemerintahan Presiden Joko Widodo memiliki perbedaan jika dibandingkan dengan posisi Bappenas pada masa pemerintahan lalu. Jika dahulu Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional berada di bawah Kementerian Koordinator Perekonomian, saat ini Bappenas berada langsung di bawah presiden. Sebelumnya, perencanaan dan penganggaran pembangunan tahunan mengalami inefisiensi akibat tidak terpadunya pelaksanaan dua fungsi manajemen ini. Bappenas memiliki wewenang merumuskan kebijakan nasional dan perencanaan pembangunan, namun tidak memiliki wewenang untuk menentukan dan mengawal penganggaran, yang saat itu dipegang oleh Kementerian Keuangan.

4 52 Dengan reposisi Bappenas ini menjadi setara dengan Kementerian Sekretaris Negara, Bappenas diharapkan dapat menjadi fasilitator efektif rencana pembangunan bagi semua kementerian, lembaga, dan entitas pemerintahan. Fungsi Bappenas sendiri adalah sebagai pengarah dan menyiapkan panduan untuk semua lembaga dan kementerian dalam melaksanakan tugasnya sehingga perencanaan pembangunan dapat lebih terstruktur, strategis, dan menyeluruh di lintas sektor. Adapun visi dan misi Kementerian PPN/Bappenas sebagai berikut: a. Visi Mewujudkan Kementerian PPN/Bappenas yang andal, kredibel dan proaktif untuk mendukung pencapaian tujuan berbangsa dan bernegara. b. Misi 1) Menyusun rencana pembangunan nasional yang berkualitas. 2) Melakukan pemantauan dan evaluasi kinerja pelaksanaan rencana pembangunan nasional, kajian dan evaluasi kebijakan yang berkualitas terhadap permasalahan pembangunan, sebagai masukan bagi proses perencanaan berikutnya dan/atau untuk perumusan kebijakan pembangunan di berbagai bidang. 3) Melakukan koordinasi yang efektif dalam pelaksanaan tugas-tugas Kementerian PPN/Bappenas.

5 53 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kementerian PPN/Bappenas, khususnya di Biro Umum pada Bagian Verifikasi Anggaran yang berlokasi di jl. Taman Suropati 2, Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan selama bulan Februari sampai dengan bulan Mei Karakteristik Profil Responden Pada penelitian ini karakteristik profil responden menguraikan identitas responden yang dijadikan sebagai sampel penelitian. Dalam pembahasan profil responden didapatkan 26 responden, data umum penulis bahas dalam karakteristik profil responden meliputi data tentang usia dan pendidikan terakhir. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang karakteristik profil responden dapat diuraikan melalui pembahasan sebagai berikut ini: a) Deskriptif Responden Berdasarkan Usia Deskripsi responden berdasarkan usia bertujuan untuk menguraikan identitas responden berdasarkan usia atau umur responden yang dijadikan sampel dalam penelitian ini. Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Frequency Percent Valid , ,8 > ,5 Total ,0

6 54 Berdasarkan tabel 4.1 menunjukan bahwa responden yang menjadi objek penelitian berdasarkan usia dari hasil tersebut terlihat sebagian besar karyawan adalah usia lebih dari 33 tahun. Hal ini akan disajikan pada diagram mengenai profil responden berdasarkan usia yang menjadi sampel penelitian sebagai berikut: b) Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir yaitu menguraikan atau menggambarkan responden menurut pendidikan terakhir, dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Frequency Percent Valid Sarjana (S1) 17 65,4 Magister (S2) 9 34,6 Total ,0 Berdasarkan tabel 4.2 diatas deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir dari hasil tersebut dilihat sebagian besar pendidikan terakhir responden Staf Administrasi Donor Hibah yang ada di Kementerian PPN/Bappenas memiliki jenjang pendidikan Sarjana (S1). B. Uji Kualitas Data Sebelum melakukan analisis regresi, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap pernyataan pada masing-masing variabel dengan bantuan program SPSS 22.

7 55 1) Uji Validitas Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah kuisioner yang digunakan mampu mengungkapkan apa yang ingin diukur oleh kuisioner tersebut. Apabila nilai korelasi > 0,3 maka dikatakan item tersebut memberikan tingkat ke validan yang cukup, sebaliknya apabila nilai korelasi < 0,3 maka dikatakan item tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang. a) Hasil Uji Validitas dan Realibilitas terhadap variabel Tingkat Kepentingan Uji validitas terhadap variabel konflik yang dilakukan pada 26 responden dengan jumlah indikator sebanyak 12 pernyataan. Hasil uji validitas menggunakan bantuan program SPSS versi 22 diperoleh hasil sebagai berikut: Korelasi Antara Tabel 4.3 Uji Validitas Tingkat Kepentingan Nilai Korelasi (Pearson Correlation) Probabilitas korelasi [sig.(2-tailed)] Kesimpulan Item no 1 dengan Total 0,557 0,000 Valid Item no 2 dengan Total 0,665 0,000 Valid Item no 3 dengan Total 0,774 0,000 Valid Item no 4 dengan Total 0,774 0,000 Valid Item no 5 dengan Total 0,665 0,000 Valid Item no 6 dengan Total 0,890 0,000 Valid Item no 7 dengan Total 0,804 0,000 Valid Item no 8 dengan Total 0,982 0,000 Valid Item no 9 dengan Total 0,982 0,000 Valid Item no 10 dengan Total 0,759 0,000 Valid Item no 11 dengan Total 0,890 0,000 Valid Item no 12 dengan Total 0,982 0,000 Valid

8 56 Tabel 4.4 Uji Realibilitas Tingkat Kepentingan Cronbach s Alpha N of Items, Dari hasil pengujian diatas dapat dilihat bahwa nilai cronbach s alpha adalah 0,954 nilai ini lebih besar dari 0,6 (Imam Ghozali, 2002 : 133). Maka hasil data hasil angket atau kuesioner memiliki tingkat reabilitas yang baik, atau dengan kata lain data hasil angket dapat dipercaya. b) Hasil Uji Validitas dan Realibilitas terhadap variabel Tingkat Kinerja Uji validitas terhadap variabel konflik yang dilakukan pada 26 responden dengan jumlah indikator sebanyak 12 pernyataan. Hasil uji validitas menggunakan bantuan program SPSS versi 22 diperoleh hasil sebagai berikut: Dari hasil pengujian diatas dapat dilihat bahwa hasil pernyataan-pernyataan untuk tingkat kepentingan adalah valid, yaitu nilai korelasi (pearson correlation) adalah positif, dan nilai probabilitas korelasi [sig. (2-tailed)] < taraf signifikan (α) sebesar 0,05 (Setiaji :59). Korelasi Antara Tabel 4.5 Uji Validitas Tingkat Kinerja Nilai Korelasi (Pearson Correlation) Probabilitas korelasi [sig.(2-tailed)] Kesimpulan Item no 1 dengan Total 0,406 0,000 Valid Item no 2 dengan Total 0,642 0,000 Valid Item no 3 dengan Total 0,670 0,000 Valid Item no 4 dengan Total 0,670 0,000 Valid Item no 5 dengan Total 0,496 0,000 Valid Item no 6 dengan Total 0,862 0,000 Valid Item no 7 dengan Total 0,666 0,000 Valid Item no 8 dengan Total 0,948 0,000 Valid

9 57 Item no 9 dengan Total 0,878 0,000 Valid Item no 10 dengan Total 0,697 0,000 Valid Item no 11 dengan Total 0,719 0,000 Valid Item no 12 dengan Total 0,948 0,000 Valid Cronbach s Alpha Tabel 4.6 Uji Realibilitas Tingkat Kinerja N of Item, Dari hasil pengujian diatas dapat dilihat bahwa nilai cronbach s alpha adalah 0,914 nilai ini lebih besar dari 0,6 (Imam Ghozali, 2002 : 133). Maka hasil data hasil angket atau kuesioner memiliki tingkat reabilitas yang baik, atau dengan kata lain data hasil angket dapat dipercaya. C. Tingkat Kepentingan dari masing-masing Harapan para Staf Administrasi Donor Hibah Di Kementerian PPN/Bappenas Tingkat kepentingan (menyatakan penilaian para staf administrasi donor hibah terhadap proses administrasi hibah luar negeri bentuk barang/jasa di Lingkungan Biro Umum, Kementerian PPN/Bappenas). Berikut merupakan hasil rata-rata skor tingkat kepentingan yang di maksud :

10 58 Item Tabel 4.7 Skor Tingkat Kepentingan Proses Administrasi Hibah Luar Negeri bentuk Barang/Jasa di Lingkungan Biro Umum, Kementerian PPN/Bappenas Indikator SP (4) P (3) TP (2) STP (1) Total Skor Ratarata 1 No. Register ,96 2 Buku Panduan ,92 3 Format Berkas ,88 4 Closing Date ,88 5 BAST Donor ,92 6 SPTJM Donor ,88 7 BAST KPA ,92 8 SPTMHL ,85 9 SP3HL-BJS ,85 10 SPTJM KPA ,88 11 SP3HL-BJS DJPPR ,88 12 MPHL-BJS KPPN ,85 Rata rata Total 3,89 Sumber : Hasil Pengolahan Data (2016) D. Tingkat Kinerja dari para Staf Administrasi Donor Hibah Di Kementerian PPN/Bappenas Tingkat Kinerja (menyatakan tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan yang dilakukan oleh staf administrasi donor hibah terhadap suatu proses administrasi hibah luar negeri bentuk barang/jasa di Lingkungan Biro Umum, Kementerian PPN/Bappenas). Berikut merupakan hasil rata-rata skor tingkat kinerja yang di maksud :

11 59 Tabel 4.8 Skor Tingkat Kinerja Staf Administrasi Donor Hibah pada Proses Administrasi Hibah Luar Negeri bentuk Barang/Jasa di Lingkungan Biro Umum, Kementerian PPN/Bappenas Item Indikator SS (4) S (3) TS (2) STS (1) Total Skor Ratarata 1 No. Register ,92 2 Buku Panduan ,92 3 Format Berkas ,85 4 Closing Date ,85 5 BAST Donor ,85 6 SPTJM Donor ,88 7 BAST KPA ,88 8 SPTMHL ,85 9 SP3HL-BJS ,81 10 SPTJM KPA ,85 11 SP3HL-BJS DJPPR ,81 12 MPHL-BJS KPPN ,85 Rata rata Total 3,86 Sumber : Hasil Pengolahan Data (2016) E. Evaluasi Kepentingan Proses Administrasi Hibah Luar Negeri bentuk Barang/Jasa dengan Kinerja yang telah dicapai oleh Staf Administrasi Donor Hibah di Lingkungan Biro Umum, Kementerian PPN/Bappenas Pengukuran ini digunakan untuk mengetahui bagaimana tingkat kinerja staf administrasi donor hibah untuk masing-masing atribut dan sejauh mana tingkat kepentingan proses administrasi hibah luar negeri terhadap atribut-atribut tersebut. Nilai tersebut didapat dari selisih antara skor kinerja dan skor kepentingan. Berikut ini analisis masing-masing atribut :

12 60 Item Indikator Tabel 4.9 Analisa Gap Skor Tingkat Kinerja Mean Skor Tingkat Kepentingan GAP 1 No. Register 3,92 3,96-0,04 2 Buku Panduan 3,92 3, Format Berkas 3,85 3,88-0,03 4 Closing Date 3,85 3,88-0,03 5 BAST Donor 3,85 3,92-0,07 6 SPTJM Donor 3,88 3, BAST KPA 3,88 3,92-0,04 8 SPTMHL 3,85 3, SP3HL-BJS 3,81 3,85-0,04 10 SPTJM KPA 3,85 3,88-0,03 11 SP3HL-BJS DJPPR 3,81 3,88-0,07 12 MPHL-BJS KPPN 3,85 3,85 0 Rata-rata 3,86 3,89-0,03 Sumber : Hasil Pengolahan Data (2016) Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata tingkat kinerja yang didapatkan dari hasil pengolahan data adalah sebesar 3,86 dan rata-rata tingkat kepentingan adalah sebesar 3,89 sehingga menimbulkan GAP rata-rata skor -0,03. Hal ini menunjukan bahwa tingkat kinerja staf administrasi donor hibah sedikit belum memuaskan karena masih dibawah kepentingan proses administrasi hibah luar negeri bentuk barang/jasa di lingkungan Biro Umum, Kementerian PPN/Bappenas.

13 61 F. Matrix Importance Performance Analysis (IPA) Matriks Importance-Performance yang digunakan adalah suatu bangun dibagi menjadi empat kuadran yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik (X, Y), dengan terlebih dahulu menentukan skor total atribut dan menghitung tingkat kesesuaiannya. 1) Hasil uji kesesuaian a) Kinerja atribut 1 Tabel 4.10 Pengolahan Nilai Uji Kesesuaian STS TS S SS Jumlah Xi = ( 2 3 ) + ( 24 4 ) = 102 Kepentingan atribut 1 STP TP P SP Jumlah Yi = ( 1 3 ) + ( 25 4 ) = 103 TKi = 99,02 %

14 62 b) Kinerja atribut 2 STS TS S SS Jumlah Xi = ( 2 3 ) + ( 24 4 ) = 102 Kepentingan atribut 2 STP TP P SP Jumlah Yi = ( 2 3 ) + ( 24 4 ) = 102 TKi = 100 % c) Kinerja atribut 3 STS TS S SS Jumlah Xi = ( 4 3 ) + ( 22 4 ) = 100 Kepentingan atribut 3 STP TP P SP Jumlah

15 63 Yi = ( 3 3 ) + ( 23 4 ) = 101 TKi = 99 % d) Kinerja atribut 4 STS TS S SS Jumlah Xi = ( 4 3 ) + ( 22 4 ) = 100 Kepentingan atribut 4 STP TP P SP Jumlah Yi = ( 3 3 ) + ( 23 4 ) = 101 TKi = 99 % e) Kinerja atribut 5 STS TS S SS Jumlah Xi = ( 4 3 ) + ( 22 4 ) = 100

16 64 Kepentingan atribut 5 STP TP P SP Jumlah Yi = ( 2 3 ) + ( 24 4 ) = 102 TKi = 98,03 % f) Kinerja atribut 6 STS TS S SS Jumlah Xi = ( 3 3 ) + ( 23 4 ) = 101 Kepentingan atribut 6 STP TP P SP Jumlah Yi = ( 3 3 ) + ( 23 4 ) = 101 TKi = 100 %

17 65 g) Kinerja atribut 7 STS TS S SS Jumlah Xi = ( 3 3 ) + ( 23 4 ) = 101 Kepentingan atribut 7 STP TP P SP Jumlah Yi = ( 2 3 ) + ( 24 4 ) = 102 TKi = 99,01 % h) Kinerja atribut 8 STS TS S SS Jumlah Xi = ( 4 3 ) + ( 22 4 ) = 100 Kepentingan atribut 8 STP TP P SP Jumlah

18 66 Yi = ( 4 3 ) + ( 22 4 ) = 100 TKi = 100 % i) Kinerja atribut 9 STS TS S SS Jumlah Xi = ( 5 3 ) + ( 21 4 ) = 99 Kepentingan atribut 9 STP TP P SP Jumlah Yi = ( 4 3 ) + ( 22 4 ) = 100 TKi = 99 % j) Kinerja atribut 10 STS TS S SS Jumlah Xi = ( 1 2 ) + ( 2 3 ) + ( 24 4 ) = 100

19 67 Kepentingan atribut 10 STP TP P SP Jumlah Yi = ( 1 2 ) + ( 1 3 ) + ( 24 4 ) = 101 TKi = 99 % k) Kinerja atribut 11 STS TS S SS Jumlah Xi = ( 5 3 ) + ( 21 4 ) = 99 Kepentingan atribut 11 STP TP P SP Jumlah Yi = ( 3 3 ) + ( 23 4 ) = 101 TKi = 98,01 %

20 68 l) Kinerja atribut 12 STS TS S SS Jumlah Xi = ( 4 3 ) + ( 22 4 ) = 100 Kepentingan atribut 12 STP TP P SP Jumlah Yi = ( 4 3 ) + ( 22 4 ) = 100 TKi = 100 % Menghitung Tingkat Kesesuaian Total (TKi Total) antara X (Kinerja) dengan Y (Kepentingan) Xi = 1204 Yi = 1214 TKi Total = 99,17

21 69 Skor rata-rata Tingkat Kinerja (X) dan Kepentingan (Y) = = = 3,86 = 3,89 Item Indikator Tabel 4.11 Nilai Uji Kesesuaian Skor Tingkat Kepentingan Mean Skor Tingkat Kinerja TKi 1 No. Register 3,96 3,92 99,09% 2 Buku Panduan 3,92 3, % 3 Format Berkas 3,88 3,85 99 % 4 Closing Date 3,88 3,85 99 % 5 BAST Donor 3,92 3,85 98,03 % 6 SPTJM Donor 3,88 3, % 7 BAST KPA 3,92 3,88 99,01 % 8 SPTMHL 3,85 3, % 9 SP3HL-BJS 3,85 3,81 99 % 10 SPTJM KPA 3,88 3,85 99 % 11 SP3HL-BJS DJPPR 3,88 3,81 98,01 % 12 MPHL-BJS KPPN 3,85 3, % Rata-rata 3,89 3,86 99,17 % Sumber : Hasil Pengolahan Data (2016) Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata kesesuaian antara tingkat kinerja dengan tingkat kepentingan adalah sebesar 99,17 % atau masih dibawah 100% sehingga dapat disimpulkan bahwa proses administrasi hibah luar negeri

22 70 bentuk barang/jasa di lingkungan Biro Umum, Kementerian PPN/Bappenas belum memuaskan staf administrasi donor hibah. 2) Diagram Kartesius Tahapan berikutnya setelah menghitung nilai kesesuaian atribut yaitu membuat diagram kartesius dan analisa diagram kartesius tersebut. 4 8 Gambar 4.1 Diagram Kartesius Matriks Kepentingan dan Kinerja Staf Administrasi

23 71 Berdasarkan pengolahan diagram kartesius diatas dengan titik X = 3,86 dan titik Y = 3,89 didapatkan hasil sebagai berikut ; a. Kuadran I terdapat atribut 5 ; b. Kuadran II terdapat atribut 1, 2, dan 7 ; c. Kuadran III terdapat atribut 3, 4, 8, 9, 10, 11, dan 12 ; d. Kuadran IV terdapat atribut 6. G. Analisis Diagram Kartesius 1) Kuadran I Ini adalah wilayah yang memuat faktor faktor yang dianggap penting oleh para staf administrasi donor hibah tetapi pada kenyataannya faktor faktor ini belum sesuai dengan yang diharapkan para staf administrasi donor hibah (tingkat kepuasan yang diperoleh masih sangat rendah). Variabel yang masuk dalam kuadran ini harus ditingkatkan. Atribut yang berada di kuadran I adalah Berita Acara Serah Terima (BAST) ditandatangani Direktur Proyek Hibah dan Direktur yang ada di Direktorat Kementerian PPN/Bappenas.

24 72 2) Kuadran II Ini adalah wilayah yang memuat faktor faktor yang dianggap penting oleh para staf administrasi donor hibah dan faktor faktor yang dianggap oleh para staf administrasi donor hibah sudah sesuai dengan yang dirasakannya sehingga tingkat kepuasannya relatif lebih tinggi. Variabel - variabel yang termasuk dalam kuadran ini harus tetap dipertahankan karena semua variabel ini menjadikan jasa tersebut unggul dimata para staf administrasi donor hibah. Atribut yang ada di kuadran II adalah : a) Nomor Register pada Hibah ; b) Buku Panduan Pengajuan Berkas Hibah Barang/Jasa di lingkungan Biro Umum, Kementerian PPN/Bappenas ; c) Pada proses pengesahan, Berita Acara Serah Terima (BAST) ditandatangani Kuasa Pengguna Anggaran Bappenas. 3) Kuadran III Ini adalah wilayah yang memuat faktor faktor yang dianggap kurang penting oleh para staf administrasi donor hibah dan pada kenyataannya kinerjanya tidak terlalu istimewa. Peningkatan variabel variabel yang termasuk dalam kuadran ini dapat dipertimbangkan kembali karena pengaruhnya terhadap manfaat yang dirasakan oleh para staf administrasi donor hibah sangat kecil.

25 73 Atribut yang berada di kuadran III adalah. a) Berkas pengajuan hibah sesuai dengan format yang diberikan dari Biro Umum, Kementerian PPN/Bappenas ; b) Semua kegiatan/proyek hibah terlaksana sebelum Closing Date nya ; c) Pada proses pengesahan, Surat Pernyataan Telah Menerima Hibah Langsung (SPTMHL) sudah di paraf Direktur yang ada di Direktorat Kementerian PPN/Bappenas ; d) Pada proses pengesahan, Surat Perintah Pengesahan Pendapatan Hibah Langsung Barang/Jasa/Surat Berharga (SP3HL-BJS) yang sudah di paraf Direktur yang ada di Direktorat Kementerian PPN/Bappenas. e) Pada proses pengesahan, Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) ditandatangani Kuasa Pengguna Anggaran Bappenas ; f) Pada proses pelaporan, membawa Surat Perintah Pengesahan Pendapatan Hibah Langsung Barang/Jasa/Surat Berharga (SP3HL- BJS) yang telah disahkan oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan dan Pembiayaan Risiko (DJPPR) ; g) Pada proses pelaporan, membawa Memo Pencatatan Hibah Langsung Barang/Jasa/Surat Berharga (MPHL-BJS) yang diterbitkan oleh Kantor Pusat Perbendaharaan Negara (KPPN) Jakarta II.

26 74 4) Kuadran IV Ini adalah wilayah yang memuat faktor faktor yang dianggap kurang penting oleh para staf administrasi donor hibah dan dirasakan terlalu berlebihan. Variabel yang termasuk dalam kuadran ini dapat dikurangi agar Biro Umum dapat menghemat waktu dalam proses administrasi hibah bentuk barang/jasa. Atribut yang masuk kedalam kuadran IV ini adalah Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) ditandatangani Direktur Proyek Hibah. H. Karakteristik Teknis yang menjadi Keunggulan Proses Administrasi Hibah Barang/Jasa Setelah dilakukan Importance Performance Analysis untuk menentukan prioritas atribut/indikator yang perlu diperbaiki, tahap selanjutnya adalah melakukan analisa Quality Function Deployment (QFD). Quality Function Deployment (QFD) merupakan sebuah penerjemahan sistematis tentang produk yang dalam hal ini adalah proses administrasi hibah bentuk barang/jasa yang diinginkan oleh para staf administrasi donor hibah menjadi sebuah proses administrasi hibah bentuk barang/jasa yang nyata diciptakan oleh bagian Biro Umum. Oleh karena itu, dengan menggunakan QFD, maka diharapkan proses administrasi hibah bentuk barang/jasa yang dirancang dapat memenuhi keinginan para staf administrasi donor hibah sehingga kepuasan para staf administrasi donor hibah dapat terpenuhi. Dalam penelitian ini, atribut-atribut atau indikator-indikator yang diolah lebih lanjut

27 75 menggunakan QFD merupakan atribut-atribut atau indikator-indikator yang masuk ke dalam Kuadran I, III, dan IV pada analisis Importance Performance Analysis karena dianggap belum optimal dalam pelaksanaannya. Dengan menggunakan alat bernama House of Quality yang terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut: a) Customer Requirements Matrix (Menentukan Customer Needs) Tahap awal dalam pembentukan rumah kualitas pada penelitian ini adalah dengan memasukkan atribut-atribut yang berada pada Kuadran I, III dan IV dari analisa Importance Performance Analysis ke dalam kolom Customer Needs karena dianggap belum optimal dalam pelaksanaannya. Adapun atribut-atribut adalah indikator yang dimaksud adalah sebagai berikut : Tabel 4.12 Daftar Indikator yang dimasukkan ke dalam kolom Customer Needs Item Indikator 3 Format Berkas 4 Closing Date 5 BAST Donor 6 SPTJM Donor 8 SPTMHL 9 SP3HL-BJS 10 SPTJM KPA 11 SP3HL-BJS DJPPR 12 MPHL-BJS KPPN Sumber : Hasil Pengolahan Data (2016)

28 76 b) Planning Matrix Planning Matrix menggambarkan pencapaian kinerja staf administrasi donor hibah yang diamati melalui survey/riset. Matriks ini digunakan untuk menerjemahkan kebutuhan staf administrasi donor hibah ke dalam rencana-rencana untuk memenuhi kebutuhan tersebut yang terdiri dari : 1) Skor Tingkat Kinerja/Kepuasan (Customer Satisfaction) Kolom ini berisi tentang tingkat kinerja staf administrasi donor hibah yang menggambarkan proses administrasi hibah luar negeri bentuk barang/jasa berdasarkan kuesioner yang disebarkan dimana responden memberikan penilaian. Hasil perhitungan rata-rata dari seluruh responden dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.13 Skor Tingkat Kinerja No Indikator Skor Tingkat Kinerja 1 No. Register 3,92 2 Buku Panduan 3,92 3 Format Berkas 3,85 4 Closing Date 3,85 5 BAST Donor 3,85 6 SPTJM Donor 3,88 7 BAST KPA 3,88 8 SPTMHL 3,85 9 SP3HL-BJS 3,81 10 SPTJM KPA 3,85 11 SP3HL-BJS DJPPR 3,81 12 MPHL-BJS KPPN 3,85 Sumber : Hasil Pengolahan Data (2016)

29 77 2) Goal (Nilai Target) Nilai target perlu ditentukan untuk setiap atribut yang dianggap mempengaruhi kinerja staf administrasi donor hibah terhadap kepentingan proses administrasi hibah luar negeri bentuk barang/jasa di lingkungan Biro Umum, Kementerian PPN/Bappenas. Penetapan nilai target harus mempertimbangkan kelebihan dan kelemahan semua fungsi yang ada. Nilai target yang ditetapkan tinggi dapat mengoptimalkan proses administrasi hibah luar negeri bentuk barang/jasa di lingkungan Biro Umum, Kementerian PPN/Bappenas. Namun, nilai target yang rendah akan menyebabkan ketidaksesuaian data pada proses administrasi hibah luar negeri bentuk barang/jasa di lingkungan Biro Umum, Kementerian PPN/Bappenas. Sehingga penetapan nilai target ini harus disesuaikan dengan peraturan pemerintah yang berlaku. Tabel 4.14 Nilai Target No Indikator Nilai Target 1 No. Register 4 2 Buku Panduan 4 3 Format Berkas 4 4 Closing Date 4 5 BAST Donor 4 6 SPTJM Donor 4 7 BAST KPA 4 8 SPTMHL 4 9 SP3HL-BJS 4 10 SPTJM KPA 4 11 SP3HL-BJS DJPPR 4 12 MPHL-BJS KPPN 4 Sumber : Hasil Pengolahan Data (2016)

30 78 3) Rasio Perbaikan Rasio perbaikan bertujuan untuk mengetahui besarnya nilai yang harus dicapai oleh bagian Biro Umum, Kementerian PPN/Bappenas untuk mencapai nilai target yang ditetapkan. Hasil rasio perbaikan keseluruhan atribut dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.15 Rasio Perbaikan No Indikator Nilai Target Skor Tingkat Kinerja Rasio Perbaikan 1 No. Register 4 3,92 0,08 2 Buku Panduan 4 3,92 0,08 3 Format Berkas 4 3,85 0,15 4 Closing Date 4 3,85 0,15 5 BAST Donor 4 3,85 0,15 6 SPTJM Donor 4 3,88 0,12 7 BAST KPA 4 3,88 0,12 8 SPTMHL 4 3,85 0,15 9 SP3HL-BJS 4 3,81 0,19 10 SPTJM KPA 4 3,85 0,15 11 SP3HL-BJS DJPPR 4 3,81 0,19 12 MPHL-BJS KPPN 4 3,85 0,15 Sumber : Hasil Pengolahan Data (2016) Hasil dari penelitian ini adalah Standard Operating Procedures (SOP) maka nilai target maksimal dan rasio perbaikan pun diharapkan optimal sehingga data yang didapat dari proses administrasi hibah luar negeri bentuk barang/jasa valid dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

31 79 c) Technical Response Matrix (Technical Characteristics / Keunggulan Teknis) Matriks ini berisi keunggulan-keunggulan teknis yang ada pada proses administrasi hibah luar negeri bentuk barang/jasa di lingkungan Biro Umum, Kementerian PPN/Bappenas untuk memenuhi kebutuhan para staf administrasi donor hibah. Berdasarkan hasil pengamatan lapangan, pengumpulan informasi dari bagian Biro Umum, Kementerian PPN/Bappenas, berikut merupakan keunggulan teknis yang miliki : No Tabel 4.16 Technical Characteristics Technical Characteristics (Keunggulan Teknis) 1 Sesuai Peraturan Menteri PPN/Bappenas No.7 Tahun Sesuai PP 71/2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah 3 Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Hibah Penerimaan 4 Sesuai Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor: 191/PMK.05/2011 Tentang Mekanisme Pengelolaan Hibah 5 Sesuai Perdirjen Perbendaharaan No. Per 81/PB/2011 Tentang Tata Cara Pengesahan Hibah Langsung Bentuk Uang dan Penyampaian Memo Pencatatan Hibah Langsung Bentuk B/J/S 6 Sesuai Bagan Akun Standar diatur didalam Pasal 3 ayat 2 PMK Nomor 214/PMK.05/ Adanya Aplikasi Si-IPaH (Sistem Informasi Pinjaman dan Hibah) 8 Verifikator yang handal 9 Arsip yang rapi 10 Memiliki kerjasama yang baik kepada pihak terkait pencairan anggaran Sumber : Hasil Pengolahan Data (2016)

32 80 d) Correlationship Matrix Merupakan matriks yang menggambarkan interaksi atau hubungan antara keinginan para staf administrasi donor hibah dengan keunggulan teknis. Hubunganhubungan terbagi dalam 4 kategori sebagai berikut : Tabel 4.17 Correlationship Matrix Jenis Hubungan Lambang Skor Memiliki hubungan yang sangat kuat 5 Memiliki hubungan sedang 3 Memiliki hubungan lemah 1 Tidak berhubungan 0 Sumber : Data (2016) e) Technical Correlation (Roof Matrix) Merupakan matriks yang digunakan untuk menunjukan interaksi antar karakteristik teknis. Lambang yang digunakan untuk kondisi hubungan positif kuat dimana dua atribut masing-masing saling mendukung dalam pelaksanaannya dan sifat hubungan sangat kuat adalah (++), untuk hubungan positif moderat dimana masingmasing saling mendukung dan sifat hubungan sedang adalah (+), dan kosong bila tidak ada hubungan apapun. f) Technical Response Priorities Matrix (Floor Matrix) Setelah ditetapkan Correlation Matrix atau matriks yang menggambarkan interaksi atau hubungan antara keinginan para staf administrasi donor hibah dengan keunggulan teknis, kemudian dihitung nilai dari masing-masing keunggulan teknis untuk menentukan prioritas pelaksanaannya atau yang disebut dengan kepentingan

33 81 teknis (weighted importance) dengan cara mengalihkan derajat kepentingan dengan skor dari jenis hubungan antara keinginan para staf administrasi donor hibah dengan keunggulan teknis tersebut. 1) Derajat Kepentingan Relatif Derajat kepentingan digunakan untuk memposisikan setiap keinginan atau kebutuhan para staf administrasi donor hibah dalam bentuk data kuantitatif dengan tujuan memprioritaskan keinginan atau kebutuhan para staf administrasi donor hibah. Data kuantitatif tersebut diperoleh dari kuesioner yang berupa skala likert. Skala likert yang digunakan adalah 1 sampai 4 dimana tingkat kepentingan proses administrasi luar negeri dalam bentuk barang/jasa di lingkungan Biro Umum, Kementerian PPN/Bappenas dapat ditunjukkan pada tabel berikut : No Tabel 4.18 Derajat Kepentingan Relatif Indikator Derajat Kepentingan Relatif 1 No. Register 3,96 2 Buku Panduan 3,92 3 Format Berkas 3,88 4 Closing Date 3,88 5 BAST Donor 3,92 6 SPTJM Donor 3,88 7 BAST KPA 3,92 8 SPTMHL 3,85 9 SP3HL-BJS 3,85 10 SPTJM KPA 3,88 11 SP3HL-BJS DJPPR 3,88 12 MPHL-BJS KPPN 3,85 Sumber : Hasil Pengolahan Data (2016)

34 82 2) Kepentingan Teknis Tabel 4.19 Nilai Weighted Importance No Technical Characteristics (Keunggulan Teknis) Nilai 1 Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 210/PMK.05/2013 Tentang Pedoman Rekonsiliasi dalam rangka penyusunan Laporan Keuangan Lingkup Bendahara Umum Negara dan Kementerian Negara/Lembaga 2 Sesuai Peraturan Pemerintah 71/2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah 3 Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Hibah Penerimaan Sesuai Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor: /PMK.05/2011 Tentang Mekanisme Pengelolaan Hibah 5 Sesuai Perdirjen Perbendaharaan No. Per 81/PB/2011 Tentang Tata Cara Pengesahan Hibah Langsung Bentuk Uang dan Penyampaian Memo Pencatatan Hibah Langsung Bentuk B/J/S 6 Sesuai Bagan Akun Standar diatur didalam Pasal 3 ayat 2 PMK Nomor 214/PMK.05/ Adanya Aplikasi Si-IPaH (Sistem Informasi Pinjaman dan Hibah) 8 Verifikator yang handal Arsip yang rapi Memiliki kerjasama yang baik kepada pihak terkait pencairan anggaran Jumlah Sumber : Hasil Pengolahan Data (2016) 3) Kepentingan Teknis Relatif Selanjutnya dihitung tingkat kepentingan relatif dari setiap keunggulan teknis tersebut dari hasil bagi antara masing-masing kepentingan teknis dengan total dari kepentingan teknis.

35 83 No Technical Characteristics (Keunggulan Teknis) Tabel 4.20 Nilai Relative Importance 1 Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 210/PMK.05/2013 Tentang Pedoman Rekonsiliasi dalam rangka penyusunan Laporan Keuangan Lingkup Bendahara Umum Negara dan Kementerian Negara/Lembaga 2 Sesuai Peraturan Pemerintah 71/2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah 3 Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Hibah Penerimaan 4 Sesuai Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor: 191/PMK.05/2011 Tentang Mekanisme Pengelolaan Hibah 5 Sesuai Perdirjen Perbendaharaan No. Per 81/PB/2011 Tentang Tata Cara Pengesahan Hibah Langsung Bentuk Uang dan Penyampaian Memo Pencatatan Hibah Langsung Bentuk B/J/S 6 Sesuai Bagan Akun Standar diatur didalam Pasal 3 ayat 2 PMK Nomor 214/PMK.05/ Adanya Aplikasi Si-IPaH (Sistem Informasi Pinjaman dan Hibah) Nilai Weighted Importance Nilai Relative Importance Nilai Relative Importance (dalam %) , , , , , , , Verifikator yang handal , Arsip yang rapi , Memiliki kerjasama yang baik kepada ,16 16 pihak terkait pencairan anggaran Jumlah Sumber : Hasil Pengolahan Data (2016)

36 84 Tabel 4.21 Prioritas Pelaksanaan Keunggulan Teknis No Technical Characteristics (Keunggulan Nilai Relative Importance Prioritas Teknis) (dalam %) 1 Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 210/PMK.05/2013 Tentang Pedoman Rekonsiliasi dalam rangka penyusunan Laporan 9 6 Keuangan Lingkup Bendahara Umum Negara dan Kementerian Negara/Lembaga 2 Sesuai Peraturan Pemerintah 71/2010 Tentang 7 8 Standar Akuntansi Pemerintah 3 Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman 5 9 Luar Negeri dan Hibah Penerimaan 4 Sesuai Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor: 191/PMK.05/2011 Tentang Mekanisme 13 3 Pengelolaan Hibah 5 Sesuai Perdirjen Perbendaharaan No. Per 81/PB/2011 Tentang Tata Cara Pengesahan Hibah Langsung Bentuk Uang dan 10 5 Penyampaian Memo Pencatatan Hibah Langsung Bentuk B/J/S 6 Sesuai Bagan Akun Standar diatur didalam Pasal 3 ayat 2 PMK Nomor 214/PMK.05/ Adanya Aplikasi Si-IPaH (Sistem Informasi 5 10 Pinjaman dan Hibah) 8 Verifikator yang handal Arsip yang rapi Memiliki kerjasama yang baik kepada pihak 16 1 terkait pencairan anggaran Jumlah 100 Sumber : Hasil Pengolahan Data (2016)

37 85 4) Direct of Improvement dan Target masing-masing Kepentingan Teknis Dari masing-masing keunggulan teknis yang dimiliki, dilakukan penilaian apakah setiap aspek telah mampu memberikan jawaban atas kebutuhan staf administrasi Donor Hibah dan ditentukan arah perbaikan dengan lambang sebagai berikut : semakin besar nilainya, semakin baik semakin kecil nilainya, semakin baik nilai target yang ditentukan adalah yang terbaik a. Memiliki kerjasama yang baik kepada pihak terkait pencairan anggaran Berdasarkan penilaian pada correlationship matrix dan technical correlation matrix, dapat dilihat bahwa memiliki kerjasama yang baik kepada pihak terkait pencairan anggaran yang paling berpengaruh pada proses administrasi hibah luar negeri bentuk barang/jasa di Lingkungan Biro Umum dalam meningkatkan kepuasan para staf administrasi Donor Hibah dan berpengaruh pada pelaksanaan keunggulankeunggulan teknis yang lain. Memiliki kerjasama yang baik kepada pihak terkait pencairan anggaran merupakan hal yang sangat penting karena dengan adanya kerjasama yang baik diharapkan proses administrasi yang ada dilingkungan Biro Umum berjalan dengan baik dan lancar serta mudah dipahami oleh semua staf administrasi Donor Hibah. Namun saat ini masih banyak donor yang tidak mengetahui proses administrasi dilingkungan Biro Umum karena masih terdapat kesalahpahaman antara divisi Biro Umum.

38 86 b. Verifikator yang handal Verifikator yang handal merupakan hal yang penting karena dengan adanya verifikator yang handal dapat meminimalisir kesalahan-kesalahan yang mungkin akan terjadi pada proses administrasi. Namun jumlah verifikator yang handal dalam proses administrasi hibah masih sedikit padahal jumah berkas hibah semakin tahun semakin banyak. c. Sesuai Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor: 191/PMK.05/2011 Tentang Mekanisme Pengelolaan Hibah Sesuai peraturan menteri keuangan RI Nomor : 191/PMK.05/2011 Tentang Mekanisme pengelolaan Hibah pada proses pengesahan sangat penting karena hal ini sudah menjadi acuan proses administrasi hibah luar negeri bentuk barang/jasa di seluruh Indonesia. Namun masih banyak donor yang tidak mengetahui tentang peraturan tersebut. d. Arsip yang rapi Memiliki arsip yang rapi merupakan hal yang penting karena bila ada pemeriksaan keuangan yang dilakukan oleh Badan Pemerikasa Keuangan (BPK) semua arsip donor tertata rapi dan dapat segera diperiksa kebenarannya. Namun saat ini masih sedikit staf dilingkungan Biro Umum yang sadar akan kerapian arsip data yang dimilikinya.

39 87 e. Sesuai Perdirjen Perbendaharaan No. Per 81/PB/2011 Tentang Tata Cara Pengesahan Hibah Langsung Bentuk Uang dan Penyampaian Memo Pencatatan Hibah Langsung Bentuk B/J/S Sesuai Perdirjen Perbendaharaan No. Per 81/PB/2011 Tentang Tata Cara Pengesahan Hibah Langsung Bentuk Uang dan Penyampaian Memo Pencatatan Hibah Langsung Bentuk B/J/S pada proses pengesahan sangat penting karena hal ini sudah menjadi acuan proses administrasi hibah luar negeri bentuk barang/jasa dan format pengajuan berkas hibah barang/jasa di seluruh Indonesia. Namun masih banyak donor yang tidak mengetahui tentang peraturan tersebut. f. Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 210/PMK.05/2013 Tentang Pedoman Rekonsiliasi dalam rangka penyusunan Laporan Keuangan Lingkup Bendahara Umum Negara dan Kementerian Negara/Lembaga Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Nomor 210/PMK.05/2013 Tentang Pedoman Rekonsiliasi dalam rangka penyusunan Laporan Keuangan Lingkup Bendahara Umum Negara dan Kementerian Negara/Lembaga pada proses pelaporan sangat penting karena hal ini sudah menjadi acuan proses administrasi hibah luar negeri bentuk barang/jasa di seluruh Indonesia. Namun masih banyak donor yang tidak mengetahui tentang peraturan tersebut.

40 88 g. Sesuai Bagan Akun Standar diatur didalam Pasal 3 ayat 2 PMK Nomor 214/PMK.05/2013 Sesuai Bagan Akun Standar diatur didalam Pasal 3 ayat 2 PMK Nomor 214/PMK.05/2013 pada proses administrasi hibah luar negeri bentuk barang/jasa sangat penting karena hal ini sudah menjadi acuan proses administrasi hibah luar negeri bentuk barang/jasa di seluruh Indonesia. Namun masih banyak donor yang tidak mengetahui tentang peraturan tersebut. h. Sesuai Peraturan Pemerintah 71/2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah Sesuai Peraturan Pemerintah 71/2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintah pada proses administrasi hibah luar negeri bentuk barang/jasa sangat penting karena hal ini sudah menjadi acuan proses administrasi hibah luar negeri bentuk barang/jasa di seluruh Indonesia. Namun masih banyak donor yang tidak mengetahui tentang peraturan tersebut. i. Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Hibah Penerimaan Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman Luar Negeri dan Hibah Penerimaan pada proses administrasi hibah luar negeri bentuk barang/jasa sangat penting karena hal ini sudah menjadi

41 89 acuan proses administrasi hibah luar negeri bentuk barang/jasa di seluruh Indonesia. Namun masih banyak donor yang tidak mengetahui tentang peraturan tersebut. j. Adanya Aplikasi Si-IPaH (Sistem Informasi Pinjaman dan Hibah) Adanya Aplikasi Si-IPaH (Sistem Informasi Pinjaman dan Hibah) yang dimiliki Bagian Verifikasi Anggaran diharapkan proses administrasi hibah luar negeri bentuk barang/jasa dilingkungan Biro Umum memiliki data yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan kebenaran datanya. Namun aplikasi ini masih baru sehingga staf administrasi Donor Hibah tidak mengetahuinya. I. Rekomendasi/Usulan Perbaikan Proses Administrasi Hibah Luar Negeri Bentuk Barang/Jasa Di Lingkungan Biro Umum, Kementerian PPN/Bappenas Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa titik harapan staf adminitrasi donor hibah yang belum memenuhi kepuasan. Berikut merupakan rekomendasi aksi yang diusulkan untuk dilakukan pada atribut pelayanan agar dapat memenuhi kepuasan staf adminitrasi donor hibah Kementerian PPN/Bappenas. a) Atribut-Atribut yang perlu dipertahankan kepentingannya 1) Nomor Register pada Hibah, 2) Buku Panduan Pengajuan Berkas Hibah Barang/Jasa Di Lingkungan Biro Umum Kementerian PPN/Bappenas, 3) Pada proses pengesahan, Berita Acara Serah Terima (BAST) ditandatangani Kuasa Pengguna Anggaran Bappenas.

42 90 b) Atribut yang tidak memerlukan perbaikan 1) Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) ditandatangani Direktur Proyek Hibah Meskipun pada analisa importance performance analysis (IPA) menunjukan pelayanan berlebihan, namun tidak perlu dilakukan perbaikan. c) Atribut-Atribut yang memerlukan perbaikan sedang Tabel 4.22 Atribut-Atribut yang memerlukan perbaikan sedang No Indikator Prioritas Usulan Perbaikan 1 Berkas pengajuan hibah sesuai dengan format yang diberikan dari Biro Umum, Kementerian PPN/Bappenas. 2 Semua kegiatan/proyek hibah terlaksana sebelum Closing Date nya. 3 Pada proses pengesahan, Surat Pernyataan Telah Menerima Hibah Langsung (SPTMHL) sudah di paraf Direktur yang ada di Direktorat Kementerian PPN/Bappenas. 4 Pada proses pengesahan, Surat Perintah Pengesahan Pendapatan Hibah Langsung Barang/Jasa/Surat Berharga (SP3HL-BJS) yang sudah di paraf Direktur yang ada di Direktorat Kementerian PPN/Bappenas. 5 Pada proses pengesahan, Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM) ditandatangani Kuasa Pengguna Anggaran Bappenas. Utama Utama Utama Utama Utama Adanya sosialisasi secara berkala Adanya perecanaan kegiatan dan kas yang jelas Adanya komunikasi yang baik antar divisi Adanya komunikasi yang baik antar divisi Adanya komunikasi yang baik antar divisi

43 91 6 Pada proses pelaporan, membawa Surat Perintah Pengesahan Pendapatan Hibah Langsung Barang/Jasa/Surat Berharga (SP3HL-BJS) yang telah disahkan oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan dan Pembiayaan Risiko (DJPPR). 7 Pada proses pelaporan, membawa Memo Pencatatan Hibah Langsung Barang/Jasa/Surat Berharga (MPHL- BJS) yang diterbitkan oleh Kantor Pusat Perbendaharaan Negara (KPPN) Jakarta II. Sumber : Hasil Pengolahan Data (2016) Utama Utama Adanya komunikasi yang baik antar divisi Adanya komunikasi yang baik antar divisi d) Atribut-Atribut yang memerlukan perbaikan menyeluruh 1) Berita Acara Serah Terima (BAST) ditandatangani Direktur Proyek Hibah dan Direktur yang ada di Direktorat Kementerian PPN/Bappenas Saat ini, masih terdapat berkas pengajuan hibah luar negeri bentuk barang/jasa yang belum ditandatangani salah satu penanggungjawab penerima atau pemberi hibah di Direktorat Kementerian PPN/Bappenas, untuk itu diperlukan ketelitian dari semua staf pengelolaan proses administrasi hibah luar negeri bentuk barang/jasa dilingkungan Biro Umum bila ada berkas Berita Acara Serah Terima (BAST) mengingat berkas Berita Acara Serah Terima (BAST) Hibah bentuk barang/jasa ini sangat penting dalam proses administrasinya. Namun hal ini belum dilakukan secara optimal oleh staf Biro Umum Kementerian/PPN Bappenas. Atribut ini berada pada kuadran I sehingga perlu disegerakan.

44 92 Gambar 4.2 Matriks House of Quality

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Lingkungan Biro Umum Kementerian PPN/Bappenas.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Lingkungan Biro Umum Kementerian PPN/Bappenas. BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN Dari uraian hasil penelitian yang telah dibahas pada bab sebelumnya, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Terdapat dua puluh belas butir atribut yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelaksanaan pembangunan nasional yang telah disusun dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pelaksanaan pembangunan nasional yang telah disusun dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pelaksanaan pembangunan nasional yang telah disusun dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM), Pemerintah mendapatkan pembiayaan yang salah satunya

Lebih terperinci

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 t

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 t BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1519, 2017 KEMENDAGRI. Hibah. Penerimaan dan Pengelolaan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG KETENTUAN PENERIMAAN DAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

2018, No Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 tentang Kementerian Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 54);

2018, No Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015 tentang Kementerian Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 54); No.159, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPERIN. Pengelolaan Hibah Langsung. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN HIBAH LANGSUNG DI

Lebih terperinci

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 28 TAHUN 2014

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 28 TAHUN 2014 SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.953, 2015 KEMENSETNEG. Hibah. Pengelolaan. PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN HIBAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.990, 2017 KEMENKEU. Administrasi Pengelolaan Hibah. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99/PMK.05/2017 TENTANG ADMINISTRASI PENGELOLAAN HIBAH

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 191/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 191/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 191/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, - 1 - PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN HIBAH LANGSUNG DALAM BENTUK UANG/BARANG/JASA/SURAT BERHARGA MELALUI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1345, 2012 BADAN NARKOTIKA NASIONAL. Hibah. Pengelolaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. informasi mengenai kebutuhan data penelitian. Adapun obyek yang. dijadikan penelitian adalah Kopma UNY core.

BAB III METODE PENELITIAN. informasi mengenai kebutuhan data penelitian. Adapun obyek yang. dijadikan penelitian adalah Kopma UNY core. BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek dan Subyek Penelitian 1. Obyek penelitian Obyek penelitian yang diamati adalah sasaran yang menjadi sumber informasi mengenai kebutuhan data penelitian. Adapun obyek

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN. Lukman Arhami. Perencanaan strategi..., FT UI., Universitas Indonesia

3. METODE PENELITIAN. Lukman Arhami. Perencanaan strategi..., FT UI., Universitas Indonesia 69 3. METODE PENELITIAN Untuk menyelesaikan permasalahan, maka perlu disusun langkah-langkah penyelesaian masalah sebagai berikut : Keterangan flowchart : 1. Survey Pendahuluan Studi litaratur dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Agar penelitian yang dilakukan lebih terarah dan sistematis, maka perlu di buat alur penelitian adapun alur penelitian dapat dilihat dari flow chart berikut

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 191/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 191/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 191/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 26 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif yakni suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penyuluhan Pertanian bertujuan untuk mengembangkan kemampuan petani dan kelompok tani, mengubah perilakunya dalam usaha taninya sehingga mampu menghasilkan

Lebih terperinci

Universitas Kristen Maranatha

Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perpustakaan Terintegrasi (PTUKM) merupakan pengintegrasian dari perpustakaan terdistribusi yang sebelumnya dimiliki oleh fakultas-fakultas yang terdapat di (UKM). Pengintegrasian ini dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian PT. BMI, Tbk memiliki visi, menjadi bank syariah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual dan dikagumi di pasar rasional. Visi tersebut harus

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Salah satu aspek mendasar yang perlu dipahami oleh Perum Perhutani adalah karakter konsumen sebagai pengguna minyak kayu putih hasil produksinya, yaitu kepuasan. Dengan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER- 81/PB/2011 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER- 81/PB/2011 TENTANG KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR: PER- 81/PB/2011 TENTANG TATA CARA PENGESAHAN HIBAH LANGSUNG BENTUK UANG DAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.122, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA MAHKAMAH AGUNG. Pelaksanaan. Kerjasama. MA. Pemberi Hibah. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG TATA

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 19 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Banyaknya perusahaan jasa pengiriman, menyebabkan persaingan diantara perusahaan tersebut semakin meningkat. Hal ini didasari semakin dibutuhkan jasa

Lebih terperinci

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA,

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA, -1- SALINAN PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN HIBAH LANGSUNG DI LINGKUNGAN LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA DENGAN

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa metode, teknik dan sumber. Data yang digunakan dalam kajian ini adalah data primer dan sekunder yang bersifat kualitatif

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Usaha di bidang kuliner seperti warung tenda, food court, cafe maupun restoran merupakan salah satu usaha yang banyak berdiri di Bandung. Salah satu pelakunya adalah Atmosphere Resort Cafe, yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Dalam penelitian ini metode deskriptif yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan untuk menyelesaikan penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang

Lebih terperinci

1 of 8 18/12/ :01

1 of 8 18/12/ :01 1 of 8 18/12/2015 16:01 MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 191/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.861, 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN, Sistem Akuntansi Hibah. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 230/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI HIBAH DENGAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 18 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Persaingan bisnis di sektor pertambangan semakin berkembang. Hal ini menyebabkan PT. Aneka Tambang Tbk membutuhkan karyawan yang berkompetensi untuk mencapai

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 230/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 230/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 230/PMK.05/2011 TENTANG SISTEM AKUNTANSI HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

2016, No Proyek/Kegiatan melalui penerbitan Surat Berharga Syariah Negara; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf

2016, No Proyek/Kegiatan melalui penerbitan Surat Berharga Syariah Negara; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf No. 1055, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. SBSN. Pembiayaan Proyek/Kegiatan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 120/PMK.08/2016 TENTANG TATA CARA

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. dengan harapan penumpang. Kepuasan merupakan respon dari penumpang

BAB III LANDASAN TEORI. dengan harapan penumpang. Kepuasan merupakan respon dari penumpang BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Kepuasan Penumpang Dalam Skripsi ini yang dibahas adalah tentang kepuasan penumpang terhadap pelayanan jasa angkutan umum antar kota dalam provinsi. Kepuasan adalah tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Industri jasa pada saat ini merupakan sektor ekonomi yang sangat besar dan tumbuh sangat pesat. Pertumbuhan tersebut selain diakibatkan oleh pertumbuhan jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Martadinata No. 81, Malang. Adapun dasar dari pemilihan Bank Rakyat Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Martadinata No. 81, Malang. Adapun dasar dari pemilihan Bank Rakyat Indonesia BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PT. Bank Rakyat Indonesia,Tbk. Jl. Laks. Martadinata No. 81, Malang. Adapun dasar dari pemilihan Bank Rakyat Indonesia Cabang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 145/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN DANA OPERASIONAL KHUSUS PENGAMANAN PENERIMAAN NEGARA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 145/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN DANA OPERASIONAL KHUSUS PENGAMANAN PENERIMAAN NEGARA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 145/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN DANA OPERASIONAL KHUSUS PENGAMANAN PENERIMAAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1117, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPOLISIAN. Hibah. Pengelolaan. Mekanisme. Pencabutan. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN

Lebih terperinci

BAB IV. METODE PENELITIAN

BAB IV. METODE PENELITIAN BAB IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dantempat Penelitian Restoran Ikan Bakar Dalam Bambu Karimata adalah salah satu restoran yang berlokasi di pusat kota Sentul Bogor Depan Pintu Tol Sentul Selatan 2

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pengadaan Dan Penerusan Pinjaman Dalam Negeri (Lembaran Negara

2016, No Mengingat : Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pengadaan Dan Penerusan Pinjaman Dalam Negeri (Lembaran Negara No.753, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Pinjaman. Dalam Negeri. Penarikan. Tata Cara. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79/PMK.05/2016 TENTANG TATA CARA PENARIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur merupakan salah satu pelaksana kebijakan daerah yang bersifat spesifik di bidang Perpustakaan dan Kearsipan.

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di wilayah Malang Raya. Waktu dilaksanakan

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di wilayah Malang Raya. Waktu dilaksanakan BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di wilayah Malang Raya. Waktu dilaksanakan pada pertengahan bulan November 2016 hingga awal bulan Desember 2016. 1.2 Materi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, persaingan bisnis menjadi sangat tajam. Hanya perusahaan yang dapat menghasilkan barang atau jasa berkualitas yang mampu menghadapi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1351, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. DIPA. Penerusan Pinjaman. Penyusunan. Pengesahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 243/PMK.02/2012/ TENTANG PENYUSUNAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.919, 2014 KEMENHUB. Hibah. Langsung. Penatausahan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 24 Tahun 2014 TENTANG PENATAUSAHAAN HIBAH LANGSUNG DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian Deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif, merupakan model keputusan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Obyek Penelitian Lokasi penelitian ini adalah Butik Kharisma Indonesia yang berlokasi di Jalan Gajahmada No. 134, Semarang. Obyek penelitian ini adalah karyawan

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data populasi responden dilakukan pada bulan Desember 2008 Mei 2009. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara, (1) Penyusunan kuesioner (2) Uji validasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Metode penelitian menunjukan bagaimana penelitian dilakukan dari identifikasi masalah sampai dengan analisis dan kesimpulan. Tahapan metode dari penelitian

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. hal ini adalah produk makanan dan minuman. Kepuasan merupakan suatu respon positif seseorang dimana hasil kinerja

METODE PENELITIAN. hal ini adalah produk makanan dan minuman. Kepuasan merupakan suatu respon positif seseorang dimana hasil kinerja 20 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan semua pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sesuai tujuan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. No.444, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Kuangan Negara. Ketenagakerjaan. Ketransmigrasian. Pengelolaan. Pedoman.

BERITA NEGARA. No.444, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Kuangan Negara. Ketenagakerjaan. Ketransmigrasian. Pengelolaan. Pedoman. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.444, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Kuangan Negara. Ketenagakerjaan. Ketransmigrasian. Pengelolaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PT. Sang Hyang Seri (Persero) Regional Manajer I Sukamandi di Sukamandi, Kabupaten Subang. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bagian ini akan dijelaskan langkah-langkah yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah agar penelitian sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Langkah-langkah dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE ANALISIS

BAB III METODE ANALISIS 42 BAB III METODE ANALISIS 3.1. Kerangka pikir Dalam persaingan yang semakin tajam diantara bengkel otomotif saat ini, maka kepuasan pelanggan menjadi prioritas utama dimana tingkat kepentingan dan harapan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENERAPAN UNIT AKUNTANSI WILAYAH (UAW) PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) DEPARTEMEN SOSIAL DI WILAYAH PROV. JAWA BARAT

EFEKTIVITAS PENERAPAN UNIT AKUNTANSI WILAYAH (UAW) PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) DEPARTEMEN SOSIAL DI WILAYAH PROV. JAWA BARAT EFEKTIVITAS PENERAPAN UNIT AKUNTANSI WILAYAH (UAW) PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) DEPARTEMEN SOSIAL DI WILAYAH PROV. JAWA BARAT Penyusun : Gaida / 91307005 Untuk mewujudkan Pemerintahan yang baik (Good

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI...

BAB 2 LANDASAN TEORI... iii ABSTRAK Saat ini lembaga pendidikan bukan hanya sekedar tempat untuk belajar dan memperoleh pendidikan. Hampir seluruh lembaga pendidikan berusaha untuk memperbaiki kualitas pendidikan dan pengajaran

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 271/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN HIBAH

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 271/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN HIBAH MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 271/PMK.05/2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN HIBAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

Barang. bentuk. Pusat dalam. Pendapatan /2011. kementerian. Akuntansi. sejumlah. komunikasi. ruangan,

Barang. bentuk. Pusat dalam. Pendapatan /2011. kementerian. Akuntansi. sejumlah. komunikasi. ruangan, Penatausahaan dan Akuntansi Pendapatan Hibah Langsu ung Bentuk Barang Oktavia Ester Pangaribuan Widyaiswara Muda Pusdiklat KNPK endapatan hibah adalah hibah yang diterima oleh Pemerintah Pusat dalam bentuk

Lebih terperinci

SKRIPSI. Nama : Heri Santika NIM : Program Studi Manajemen FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

SKRIPSI. Nama : Heri Santika NIM : Program Studi Manajemen FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA EVALUASI KUALITAS PELAYANAN FUNCTION ROOM DAN PRODUKTIVITAS KERJA DIVISI SEMINAR SERTA PIHAK YANG TERKAIT DALAM PENCAPAIAN TARGET KERJA DIVISI SEMINAR DI PT. CIPTA PARAMULA SEJATI SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

SIDANG TESIS MANAJEMEN INDUSTRI MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011

SIDANG TESIS MANAJEMEN INDUSTRI MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011 SIDANG TESIS MANAJEMEN INDUSTRI MAGISTER MANAJEMEN TEKNOLOGI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011 PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT KATOLIK ST. VINCENTIUS A PAULO

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1 Kuesioner tahap I (Uji Coba) Kuesioner tahap I ini dibagikan kepada 30 responden. Hasil kuesioner yang didapat terhadap penilaian terhadap

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN FARMASI RSK. ST VINCENTIUS A PAULO SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN QFD

UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN FARMASI RSK. ST VINCENTIUS A PAULO SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN QFD UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN FARMASI RSK. ST VINCENTIUS A PAULO SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SERVQUAL DAN QFD Hilda Harijono dan Bobby Oedy P. Soepangkat Program Studi Magister Manajemen Teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah Hotel Bintang Griyawisata Jakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah Hotel Bintang Griyawisata Jakarta. BAB III METODE PENELITIAN A.Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan selama 3 bulan yaitu dimulai pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei tahun 2016. Adapun tempat yang dijadikan objek

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5 Tambahan Lembaran Negara No

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5 Tambahan Lembaran Negara No No.536, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA MENKOKESRA. Revisi. Petunjuk Operasional Kegiatan. Tata Cara. Petunjuk. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB III METODOLODI PENELITIAN. mendalam pertanyaan terfokus pada apa sebenarnya, objek penelitian ini? Irawan

BAB III METODOLODI PENELITIAN. mendalam pertanyaan terfokus pada apa sebenarnya, objek penelitian ini? Irawan BAB III METODOLODI PENELITIAN III.1 Jenis Metode Penelitian Jenis metode penelitian deskriptif dengan menggunakan analisis dependensi untuk mendapatkan gambaran keterkaitan antara kinerja kerja dengan

Lebih terperinci

ANALISA KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS LAYANAN BENGKEL DENGAN METODE SERVQUAL DAN QFD SKRIPSI

ANALISA KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS LAYANAN BENGKEL DENGAN METODE SERVQUAL DAN QFD SKRIPSI ANALISA KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP KUALITAS LAYANAN BENGKEL DENGAN METODE SERVQUAL DAN QFD (Studi kasus di Shop And Drive Astra Otoparts CV. Fastlube Mas ) SKRIPSI Diajukan Oleh : FRIDA SANDIA PUSPITA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini dilakukan di wifi corner area PT. Telkom Kotabaru milik PT. Telekomunikasi Indonesia (Telkom) Witel Yogyakarta, dengan objek yang diteliti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian adalah penyaluran rasa ingin tahu manusia atas sesuatu (permasalahan) dengan perlakuan tertentu (memeriksa, mengusut, menelaah, dan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. dirasakan dengan kinerja yang diharapkan. Kepuasan penumpang atau konsumen

BAB III LANDASAN TEORI. dirasakan dengan kinerja yang diharapkan. Kepuasan penumpang atau konsumen BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Kepuasan Penumpang Kepuasan penumpang merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan kinerja yang diharapkan. Kepuasan penumpang atau konsumen jasa

Lebih terperinci

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presid

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presid BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1263, 2015 KEMENKEU. Pendanaan. Rehabilitasi. Rekontruksi. Pasca Bencana. Pemerintah Pusat. Pemerintah Daerah. Hibah. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 31 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan publik semakin meningkat, bentuk respon tuntutan tersebut adalah munculnya aspirasi masyarakat

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2070, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. APBN. Otoritas Jasa Keuangan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 269/PMK.05/2014 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN, PENCAIRAN,

Lebih terperinci

KOP SURAT BNN/BNNP/BNNK

KOP SURAT BNN/BNNP/BNNK 2012, No.1345 14 BADAN NARKOTIKA LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA KOP SURAT BNN/BNNP/BNNK Nomor : B/ /VIII/2012/BNN Jakarta, Agustus 2012 Klasifikasi : Segera Lampiran : 1 (satu) Berkas Perihal

Lebih terperinci

METODELOGI PENELITIAN. Data penelitian ini diperoleh dari jawaban responden terhadap pertanyaan yang diajukan,

METODELOGI PENELITIAN. Data penelitian ini diperoleh dari jawaban responden terhadap pertanyaan yang diajukan, III. METODELOGI PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional Variabel Data penelitian ini diperoleh dari jawaban responden terhadap pertanyaan yang diajukan, menyangkut persepsi responden terhadap berbagai variabel.

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 180/PMK.08/2012 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 180/PMK.08/2012 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 180/PMK.08/2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 224/PMK.08/2011 TENTANG TATA CARA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 194/PMK.05/2010 TENTANG PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN LUNCURAN PENERUSAN PINJAMAN (DIPA-L PP) TAHUN ANGGARAN 2010 SEBAGAI TAMBAHAN ANGGARAN

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2015 TENTANG PELIMPAHAN DAN PENUGASAN URUSAN PEMERINTAHAN LINGKUP KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Lebih terperinci

2011, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang

2011, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang No.552, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Dana Operasional Khusus. Mekanisme Pengelolaan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 145/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... iii iv vi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Identifikasi Masalah... 3 1.3 Perumusan Masalah... 7 1.4 Tujuan Penelitian... 7 1.5 Manfaat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. ini data dari kuesioner) sudah valid dan reliabel. Validitas adalah ketepatan atau

BAB IV ANALISA DATA. ini data dari kuesioner) sudah valid dan reliabel. Validitas adalah ketepatan atau BAB IV ANALISA DATA IV.1. Uji Validitas Validitas dan reliabilitas merupakan poin penting dalam sebuah analisa data. Hal itu dilakukan untuk menguji apakah suatu alat ukur atau instrumen penelitian (dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Perusahaan. Sejarah singkat Kementerian Perdagangan, Visi, Misi, Logo, dan Struktur Organisasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Perusahaan. Sejarah singkat Kementerian Perdagangan, Visi, Misi, Logo, dan Struktur Organisasi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan Dalam gambaran umum Kementerian Perdagangan akan diuraikan mengenai Sejarah singkat Kementerian Perdagangan, Visi, Misi, Logo, dan Struktur Organisasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Alur Penelitian Mulai Studi Pustaka Idenifikasi Masalah Pengumpulan Data Data Primer (Data Kuesioner) Data Responden Persepsi Pelanggan Harapan Pelanggan Data Skunder:

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. membuat prediksi atau pun mencari implikasi.

III. METODE PENELITIAN. membuat prediksi atau pun mencari implikasi. III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Menurut Azwar (2008 : 7) penelitian deskriptif adalah suatu penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

Seminar Tesis. Sri Hariani Eko Wulandari Dosen Pembimbing: Prof. Dr. M.Eng.Sc. Ir., Udisubakti

Seminar Tesis. Sri Hariani Eko Wulandari Dosen Pembimbing: Prof. Dr. M.Eng.Sc. Ir., Udisubakti STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN PENDIDIKAN MENGGUNAKAN INTEGRASI METODE FUZZY SERVQUAL DAN QFD (STUDI KASUS : PROGRAM STUDI S1 SISTEM INFORMASI STIKOM SURABAYA) Seminar Tesis Sri Hariani Eko Wulandari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Untuk mengetahui keinginan konsumen akan minuman kesehatan, kepuasan konsumen merupakan salah satu faktor terpenting yang harus diperhatikan oleh perusahaan.

Lebih terperinci

Mekanisme Pengelolaan Hibah dan Sistem Akuntansi Hibah. Bandung, 11 Juli 2012

Mekanisme Pengelolaan Hibah dan Sistem Akuntansi Hibah. Bandung, 11 Juli 2012 Mekanisme Pengelolaan Hibah dan Sistem Akuntansi Hibah Bandung, 11 Juli 2012 Disampaikan oleh : Suharianto Kasi Akuntansi Pinjaman & Hibah Subdit Akuntansi & Pelaporan Direktorat Evaluasi, Akuntansi &

Lebih terperinci

Arsip Nasional Republik Indonesia

Arsip Nasional Republik Indonesia Arsip Nasional Republik Indonesia LEMBAR PERSETUJUAN Substansi Prosedur Tetap tentang Pencairan Anggaran Belanja di Lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia telah saya setujui. Disetujui di Jakarta

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Semakin ketatnya persaingan dalam industri perhotelan, maka untuk meningkatkan daya saingnya maka Sahira Butik Hotel Bogor melakukan peningkatkan terhadap

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 158/PMK.02/2010 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN ANGGARAN, PENCAIRAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN LANGSUNG PUPUK

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 158/PMK.02/2010 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN ANGGARAN, PENCAIRAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN LANGSUNG PUPUK PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 158/PMK.02/2010 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN ANGGARAN, PENCAIRAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN LANGSUNG PUPUK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional merupakan semua pengertian yang digunakan untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Dalam penelitian ini objek pengamatan dan penelitian adalah menganalisa tingkat kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan jasa yang diberikan di

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman. No.418, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penanggulangan Kemiskinan. Pendanaan. Pusat. Daerah. Pedoman. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 168 /PMK.07/2009 TENTANG

Lebih terperinci

REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL,DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL,DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL,DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu hal yang paling penting dalam kehidupan. Persaingan yang semakin ketat di era globalisasi menuntut seorang individu untuk memiliki

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode-metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode-metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode-metode deskriptif. Penelitian ini menganalisis tingkat kepentingan dan penerapan Sistem

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR INTEGRASI METODE KANO DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM ANALISIS KEPUASAN TERHADAP

TUGAS AKHIR INTEGRASI METODE KANO DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM ANALISIS KEPUASAN TERHADAP TUGAS AKHIR INTEGRASI METODE KANO DAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM ANALISIS KEPUASAN TERHADAP KUALITAS PENDIDIKAN DI JURUSAN TEKNIK INDUSTRI Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan akademik

Lebih terperinci

2017, No Nomor 112); 3. Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2015 tentang Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indone

2017, No Nomor 112); 3. Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2015 tentang Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indone No.1010, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Sekretariat. ORTA. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: P.2/Menlhk/Setjen/Keu.3/1/2016 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN HIBAH LINGKUP KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

lingkup perkantoran pemerintah Kota Depok. Adapun kegiatan tersebut dilakukan 1 hari dalam seminggu yaitu pada hari Selasa. Seluruh pegawai negeri sip

lingkup perkantoran pemerintah Kota Depok. Adapun kegiatan tersebut dilakukan 1 hari dalam seminggu yaitu pada hari Selasa. Seluruh pegawai negeri sip PERANCANGAN PROSES PRODUKSI BUBUR KENTANG SIAP SAJI DENGAN MEMPERHATIKAN KEINGINAN KONSUMEN Grace Elizabeth Grace Elizabeth (grace_miong@yahoo.com) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha

ABSTRAK. Universitas Kristen Marantha ABSTRAK Seiring dengan krisis ekonomi yang menimpa Indonesia saat ini, terjadi banyak sekali perkembangan di segala aspek di dalam negeri salah satunya adalah perkembangan di dunia bisnis terutama bisnis

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN RI NOMOR 191/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN HIBAH

PERATURAN MENTERI KEUANGAN RI NOMOR 191/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN HIBAH PERATURAN MENTERI KEUANGAN RI NOMOR 191/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN HIBAH PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 191/PMK.05/2011 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN HIBAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci