DAMPAK KEBERADAAN FESTIVAL PACU JALUR TERHADAP SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI BANTARAN BATANG KUANTAN
|
|
- Widya Pranata
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 DAMPAK KEBERADAAN FESTIVAL PACU JALUR TERHADAP SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI BANTARAN BATANG KUANTAN (Studi di Desa Koto Taluk Kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi) ARTIKEL ALI SUTRISNO PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( STKIP ) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2016
2
3 DAMPAK KEBERADAAN FESTIVAL PACU JALUR TERHADAP SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI BANTARAN BATANG KUANTAN DI DESA KOTO TALUK KECAMATAN KUANTAN TENGAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI Ali Sutrisno, Drs. Ardi Abbas, MT, Ikhsan Muharma Putra, M.S.i Program Studi Pendidikan Sosiologi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat ABSTRACT Pacu jalur festival in Kuantan Singingi regency is one of national tourism agenda. It gives effect to local societies, because tourists will come to watch it. Good effect of pacu jalur to societies is open the way to get opportunity to sell foods or supplyingthe place for parking their car and motor cycle. And the purpose of this research is to know the existence of pacu jalur in Kuantan Singingi regency gives effect to social economy of local societies. This reseach use theory from Niklas Luhmann. Reseach also use a qualitative approach with descriptive type. Mechanical selection carried information is done by way sumpling purposive. The kind of data are used primery data and secondary data. The method to collect the data in this reseach is with observation, interview, and document study. Analysis unit is an individual and this reseach use data analysis such as interactive data analysis from Milles and Heberman. Reseach result is: 1). The local society has many time to gather and have relationship with their family. 2). The societies get an in crease in in come from parking and selling food. 3). Perserving cultural heritage. Keywords: Tourism, Social Economy, Culture
4 PENDAHULUAN Indonesia banyak memiliki keunikan seni budaya, banyak corak dan ragamnya yang menjadi ciri khas disetiap daerah tersebut. Umumnya festival semacam itu muncul atau ditampilkan pada waktu upacara keagamaan, musim panen, atau upacara selamatan dan pesta (Yoeti, 1986: 5-43). Seni budaya ini memiliki nilai kebersamaan dalam masyarkat untuk mensukseskan suatu acara yang ada pada setiap daerah tersebut. Seni budaya ini memiliki potensi yang baik untuk dijadikan sebagai peluang wisata bagi orang yang ingin melakukan wisata. Provinsi Riau juga memiliki keunikan pada seni budaya dan memiliki potensi sama halnya dengan budaya tersebut. Potensi ini dapat dilihat pada festival pacu jalur yang dilaksanakan setiap tahun di Batang Kuantan Kabupaten Kuantan Singingi. Kuantan Singingi adalah sebuah daerah yang secara administratif termasuk dalam Provinsi Riau. Kegiatan festival pacu jalur juga disebut sebagai suatu pesta rakyat Kabupaten Kuantan Singingi. Karena acaranya yang meriah dan hadiah yang diberikan kepada pemenang juga cukup besar. Hal ini diperkuat dengan survei awal yang dilakukan pada tanggal 14 Januari 2015, diperoleh informasi bahwa peristiwa pacu jalur yang diselenggarakan setiap tahun, Pemerintah Provinsi Riau dan Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi memerlukan biaya sebesar Rp untuk penyelenggaran festival pacu jalur pada tahun Sosiologi melihat kemungkinan tipe tindakan ekonomi yang dilakukan Pemerintah Provinsi Riau dan Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi. Menurut Weber, tindakan ekonomi dapat berupa rasional, tradisional, dan spekulatifirrasional. Tindakan ekonomi rasional adalah individu melihat mempertimbangkan alat yang tersedia untuk mencapai tujuan yang ada. Tindakan ekonomi tradisional adalah pertukaran hadiah diantara komunitas atau konvensi. Tindakan ekonomi spekulatif-irrasional merupakan tindakan berorientasi ekonomi yang tidak mempertimbangkan instrumen yang ada dengan tujuan yang hendak dicapai (Damsar, 2011: 42-43). Artinya ketika pacu jalur dilaksanakan tentunya ada orientasi tertentu yang melatar belakangi kucuran dana dari Pemerintah Provinsi Riau dan Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi. Festival Pacu Jalur dapat dibagi menjadi beberapa tingkatan, yaitu: (1) Pacu antar banjar atau dusun; (2) Pacu antar desa atau kelurahan; dan (3) Pacu antar kecamatan yang ada di Wilayah Kuantan Singingi. Aturan dalam ketiga tingkatan perlombaan pacu jalur tersebut tergolong mudah, yaitu regu jalur yang dapat mencapai garis finish terlebih dahulu dari regu lain, dinyatakan sebagai pemenangnya. Pertandingan pacu jalur biasanya dilakukan dengan dua sistem yaitu: setengah kompetisi dan sistem gugur untuk menentukan pemenang pertama hingga keempat dan sepuluh besar. Perlombaan, baik antar dusun, antar desa, maupun antar kecamatan, diawali dengan membunyikan meriam (Dokmentasi Laporan Pelaksanaan Data Sekunder dari Kantor Camat Kabupaten Kuantan Singingi). Peserta dari setiap anak pacuan ini dari pemuda-pemuda yang ada di desa tersebut. Pertandingan jalur, apabila menerapkan sistem gugur, maka peserta yang kalah tidak boleh turut bermain kembali. Sedangkan para pemenangnya akan diadu kembali untuk mendapatkan pemenang utama. Namun apabila menggunakan sistem setengah kompetisi, setiap regu akan bermain beberapa kali dan pada akhirnya regu yang selalu menang hingga perlombaan terakhir akan menjadi juara (Dokmentasi Laporan Pelaksanaan Data Sekunder dari Kantor Camat Kabupaten Kuantan Singingi).
5 Kegiatan festival pacu jalur sudah masuk dalam agenda pariwisata nasional. Pariwisata adalah suatu kegiatan yang secara langsung menyentuh dan melibatkan masyarakat, sehingga membawa berbagai dampak terhadap masyarakat setempat. Bahkan pariwisata dikatakan mempunyai energi dobrak yang luar biasa, yang mampu membuat masyarakat setempat mengalami metamorphose dalam berbagai aspeknya. Masyarakat Kabupaten Kuantan Singingi pada umumnya memiliki mata pencaharian sebagai pedagang. Dengan adanya festival pacu jalur yang diadakan setiap tahunnya oleh masyarakat dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab), masyarakat menangkap berbagai peluang usaha seperti membuka warung makanan, menyediakan jasa parkir, tribun penonton, transportasi dan lain sebagainya. Selama kegiatan festival pacu jalur yang berlangsung 4 hari aktivitas jasa dan perdagangan semakin mengeliat. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul Dampak Keberadaan Festival Pacu Jalur Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat di Bantaran Batang Kuantan (studi di Desa Koto Taluk, Kecamatan Kuantan Tengah, Kabupaten Kuantang Singingi, Provinsi Riau). Festival pacu jalur banyak memiliki dampak bagi masyarakat. Seperti dampak sosial, dampak ekonomi, dan dampak warisan budaya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Dampak Keberadaan Festival Pacu Jalur terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat di Bantaran Batang Kuantan, Desa Koto Taluk Kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi. METODOLOGI PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut Creswell (dalam Patilima, 2011: 61) metode pendekatan kualitatif merupakan sebuah proses investigasi. Secara bertahap peneliti berusaha memahami fenomena sosial dengan membedakan, membandingkan, meniru, mengkatalogkan, dan mengelompokkan objek studi. Alasan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe deskriptif adalah untuk mengetahui, mengungkapkan mendeskripsikan, dan untuk mengetahui situasi secara mendalam tentang dampak keberadaan festival pacu jalur terhadap sosial ekonomi masyarakat di Bantaran Batang Kuantan di Desa Koto Taluk Kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi. informan diperoleh melalui purpossive sampling. Purpossive sampling merupakan teknik penentuan informan sesuai dengan tujuan penelitian yang sudah ditetapkan. Penelitian kualitatif terdapat dua data yaitu data primer dan data skunder. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan dari sumber asli oleh orang yang melakukan penelitian (Mahmud, 2011: 146). Sedangkan data sekunder adalah data yang didapat dari sumber bacaan dan berbagai sumber lainnya yang terdiri dari surat-surat pribadi, buku harian dan dokumen-dokumen (Lufri, 2007: 98). Pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari (1) Observasi, adalah suatu teknik atau cara untuk mengumpulkan data dilapangan yang dilakukan untuk memahami realitas intrasubjektif dan intersubjektif dari tindakan sosial dan interaksi sosial secara aktual. (2) Wawancara, merupakan sebuah percakapan antara dua orang atau lebih, yang pertanyaannya diajukan oleh peneliti kepada subjek atau sekelompok subjek penelitian untuk dijawab. (3) Studi Dokumen, Penelitian ini diperlukan adanya dokumen sebagai bukti dari adanya suatu penelitian di daerah yang diteliti (Sugiyono, 2010: 82-83). Proses penelitian ini dimulai dengan mengurus surat izin penelitian yang ditujukan kepada Kantor Penyuluhan Perizinan Terpadu (BPPT) Provinsi Riau.
6 Pada tanggal 29 Agustus 2015 melakukan observasi dan wawancara sampai pada tanggal 8 September Kesulitan yang didapatkan pada penelitian ini adalah mengurus surat izin penelitian yang banyak menyita waktu untuk melakukan penelitian. Pada tanggal 20 November 2015 barulah lengkap semua data yang dibutuhkan pada penelitian ini. Sehingga penelitian ini dapat diselesaikan. Unit analisis dalam penelitian adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek. Unit analisis dapat berupa kelompok, individu dan keluarga (Arikunto, 2010:187). Unit analisis dalam penelitian ini adalah individu yaitu masyarakat Desa Koto Taluk yang mengambil peluang usaha dari kegiatan festival pacu jalur. Menurut Milles dan Huberman bahwa aktifitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Data yang didapatkan dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif analisis dengan teknik analisis sebagaimana dalam tipe penelitian deskriptif. Prosedur analisis data penelitian deskriptif bersifat kepada menuturkan dan menafsirkan data. Penelitian ini dilakukan di Desa Koto Taluk, Kecamatan Kuantan Tengah, Kabupaten Kuantan Singingi. Tepatnya di Bantaran Batang Kuantan. Lokasi ini dipilih karena festival pacu jalur tersebut diselenggarakan setiap tahun di Batang Kuantan yang memiliki panjang lintasan pacuan dari titik start sampai finish sepanjang satu kilo meter. Penelitian lapangan dilakukan selama 3 bulan yaitu pada bulan September sampai November. Dalam penelitian ini, data yang telah didapatkan kemudian diolah untuk dijabarkan dalam bentuk tulisan yang telah ditentukan. Selesai pengolahan data, baru peneliti melakukan bimbingan skripsi dengan pembimbing 1 dan 2 sampai ke tahap kompre atau ujian skripsi. DESKRIPSI LOKASI Desa Koto Taluk terletak dipusat Kota Teluk Kuantan yang terletak di Kecamatan Kuantan Tengah Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau. Tahun 2014 Desa Koto Taluk mempunyai jumlah penduduk terbesar diantara desa-desa yang lain yang ada di Kecamatan Kuantan Tengah, dimana jumlah penduduk Desa Koto Taluk berjumlah jiwa. Desa Koto Taluk terdapat beberapa sarana dan prasarana yang membantu aktifitas yang diperlukan oleh masyarakat setempat. Adapun sarana dan prasarana adalah Sekolah, Mesjid dan Mushollah, Puskesmas dan Klinik, Industri Kecil, dan Olahraga. TEMUAN DAN PEMBAHASAN 1. Sejarah Festival Pacu Jalur Kabupaten Kuantan Singingi memiliki Sungai dengan panjang ± 75 km terhitung dari Kecamatan Kuantan Mudik sampai dengan Kecamatan Cerenti dengan lebar ± 100 meter, masyarakat menyebut sungai tersebut dengan sebutan Sungai Batang Kuantan. Kecamatan Cerenti ini pertama sekali jalur-jalur berasal. Dahulu pada abad ke-17 belum berkembang transportasi darat maka jalur digunakan sebagai alat angkut hasil bumi, seperti pisang dan tebu, serta berfungsi untuk mengangkut sekitar 40 orang. Masih pada abad ke-17 kemudian muncul jalur-jalur yang diberi ukiran kepala ular, buaya, atau harimau, baik dibagian lambung maupun selembayungnya, ditambah lagi dengan perlengkapan payung, tali menali, selendang tiang tengah (gulang-gulang) serta lambai-lambai (tempat juru mudi berdiri). Perubahan tersebut sekaligus menandai perkembangan fungsi jalur menjadi tidak sekedar alat angku, namun juga menunjukkan identitas sosial. Sebab, hanya penguasa wilayah, bangsawan dan datuk-datuk yang mengendarai jalur hias tersebut (Dokumentasi Data Sekunder dari
7 Kantor Camat Kabupaten Kuantan Singingi). Pada tahun 1800 perkembangan selanjutnya jalur tidak hanya sebagai alat angkut hasil bumi dan status sosial saja, melainkan diadu kecepatan jalur tersebut. Masyarakat setempat menyebut lomba tersebut sebagai pacu jalur. Lomba pacu jalur pertama sekali diadakan di Desa Cerenti Kecamatan Cerenti Kabupaten Kuantan Singingi pada tahun 1800 yang dilaksanakn di Sungai Batang Kuantan di Kecamatan Cerenti. Pada tahun 1903, ketika Belanda masuk ke Kabupaten Kuantan Singingi pacu jalur tidak lagi dilaksanakan untuk memperingati hari Islam. Pada masa penjajahan Belanda pacu jalur diadakan untuk memeriahkan perayaan adat dan memperingati hari kelahiran Ratu Belanda Wilhelmina yang jatuh pada tanggal 31 Agustus. Hingga tahun 1950 jalur dengan pacu jalur nya belum kembali ke dalam kehidupan budaya masyarakat kuantan singingi, dan pada tahun 1951 dan 1952 sesudah zaman Jepang dan agresi Belanda, jalur kembali ke kehidupan masyarakat kuantan singingi, dimana waktu pelaksanaan dan tujuan melaksanakan dilakukan dalam rangka memperingati hari kemerdekaan Indonesia. Cerenti, Teluk kuantan dan Baserah yaitu tiga kecamatan yang selalu mengadakan pacu jalur setiap ulang tahun kemerdekaan. Kabupaten Kuantan Singingi pada awalnya merupakan bagian dari Kabupaten Indragiri Hulu. Wacana otonomi daerah yang berkembang pada tahun 1999 telah melahirkan terbentuknya sebuah kabupaten baru sebagai hasil dari pemekaran Kabupaten Indragiri Hulu, yakni Kabupaten Kuantan Singingi atau Kuansing yang memiliki ibu kota di Taluk Kuantan. Pada tahun 2000 setahun setelah pemekaran Kabupaten Kuantan Singingi festival pacu jalur menjadi kegiatan wisata nasional sampai sekarang dan digeser harinya pada tanggal 23 sampai 26 Agustus setiap tahun. 2. Dampak Sosial festival pacu jalur ini mempunyai makna tersendiri bagi masyarakat. Sebelum festival pacu jalur masyarakat hanya mementingkan diri sendiri, tidak ada kebersamaan yang terjalin di desa tersebut. Dengan adanya festival pacu jalur ini masyarakat berbondong-bondong untuk mencari kayu yang nantinya dijadikan sebuah jalur. Selain untuk menyaksikan festival pacu jalur masyarakat juga menyempatkan untuk memperkuat kebersamaan antara masyarakat dan saling silahturahmi antara masyarakat, maupun dengan sanak saudara yang pulang dari rantau untuk meyempatkan melihat festival pacu jalur ini. Masyarakat yang berjualan saling bekerja sama dalam pembuatan pondok tempat mereka berjualan ketika festival pacu jalur, dan masyarakat juga bekerja sama dalam pembuatan tempat menonton (tribun). serta saling memberikan peluang usaha bagi msayarakat yang ingin bekerja sebagai penyedia jasa parkir dengan ketentuan membagai hasil. 3. Dampak Ekonomi Sebelum festival pacu jalur pendapatan masyarakat di Desa Koto Taluk hanya pas-pasan untuk makan sehari hari-hari, dengan adanya festival pacu jalur masyarakat yang mengambil peluang usaha seperti pedagang, jasa parkir, dan jasa tempat menonton (tribun) serta menjual makanan dan minuman mengalami kenaikan pendapatan yang sangat signifikan. Kenaikan pendapatan masyarakat hampir mencapai 90% dari biasanya. Kenaikan pendapatan yang dirasakan oleh masyarakat yang mengambil peluang usaha tersebut dipergunakan untuk menambah modal usaha mereka dan juga untuk membuka usaha yang baru.
8 Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan Dampak Keberadaan Festival Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat di Bantaran Batang Kuantan dalam pembahasan dan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, dapat memperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Festival pacu jalur melibatkan masyarakat yang tinggal di Kecamatan dimana festival pacu jalur berlangsung, serta partisipasi masyarakat Desa yang ingin mengikuti lomba festival pacu jalur. Sebuah jalur yang mengikuti lomba harus memiliki panjang sekitar meter, dan lebar 1,5 meter. Biasanya jauh sebelum festival pacu jalur berlangsung masyarakat desa mulai mencari pohon yang akan dijadikan sebuah jalur. Setelah mendapatkan pohon yang akan dijadikan sebuah jalur masyarakat melakukan upacara tradisional untuk meminta izin sebelum pohon tersebut ditebang. Kemudian diukir untuk dijadikan sebuah jalur tanpa dipotong-potong dan disambung-sambung. Setelah jalur selesai maka jalur harus diasapkan agar jalur tahan lama dan tidak mudah lapuk. Dalam acara pengasapan jalur atau masyarakat setempat menyebutny mendiang jalur, ada upacara tradisional yang dilakukan untuk memanggil makhluk gaib agar pohon yang ditebang tadi tunbuh dengan sendirinya. Sebelum fetival pacu jalur diadakan ada acara pembukaan yang dilakukan oleh pemerintah setempat seperti tarian daerah, acara terjun payung, pawai budaya dan pelepasan pacu jalur. Dalam perlombaan pacu jalur menggunakan sistem gugur, jalur yang kalah tidak boleh ikut perlombaan selanjutnya dan bagi jalur yang menang akan diadu kembali sampai menentukan siapa yang menjadi juaranya. 2. Dampak sosial yang dirasakan oleh masyarakat pada acara festival pacu jalur juga baik. Hal ini dapat dilihat dari awal festival pacu jalur akan diadakan masyarakat masyarakat sudah saling bergotong royong untuk mencari kayu yang akan dijadikan jalur, dan juga saling tolong menolong dalam membangun tempat lapangan usaha. Hal ini dilakukan untuk memeriahkan festival pacu. Ketika festival pacu jalur diadakan banyak sanak saudara yang menyempatkan untuk saling bersilahturahmi ke Desa Koto Taluk. 3. Dampak ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat pada acara festival pacu jalur sangat signifikan. Hal ini dapat dilihat dari peluang usaha yang dilakukan oleh masyarakat yang sangat dibutuhkan bagi wisatawan dalam menyaksikan festival pacu jalur. Lapangan usaha yang dilakukan masyarakat seperti membuka tempat jasa parkir, membuka tempat menonton serta berjualan makanan dan minuman didalamnya, berjualan assesoris, berjualan buah-buahan, dan berjualan pakaian. DAFTAR PUSTAKA Arikunto,Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Damsar Pengantar Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Kencana. Lufri Kiat Memahami dan Melakukan Penelitian. Padang: UNP Press. Mahmud Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia. Sutrisno, Ali Dampak Keberadaan Festival Pacu Jalur Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat. Padang: STKIP PGRI
9 Yoeti, Oka A Melestarikan seni budaya yang hampir punah. Jakarta: proyek Penulisan dan Penerbitan Buku/Majalah Pengetahuan Umum dan profesi.
BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN KUANTAN TENGAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI. singkatan Kuansing, adalah salah satu kabupaten di Provinsi Riau, Indonesia.
BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN KUANTAN TENGAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI A. Sejarah Kabupaten Kuantan Singingi 10 Kabupaten kuantan singingi atau sekarang lebih dikenal dengan singkatan Kuansing, adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kuansing, adalah Rantau Kuantan, yaitu daerah dalam kawasan aliran Sungai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Kuansing Kuantan Singingi biasanya disingkat dengan Kuansing, adalah Rantau Kuantan, yaitu daerah dalam kawasan aliran Sungai Kuantan. 1 Di sini terdapat suatu
Lebih terperinciD. Sejarah Pacu Jalur
lamas Puskesmas Pembantu pada setiap kecamatan dan desa. 1. ft:minlie boom= pelayanan kesehatan gratis kepada masyarakat yang tergolong iidak inampu, miskin. Sam* dengan tahun 2001, Jumlah Sekolah Dasar
Lebih terperinciDampak Sosial Ekonomi Pembangunan Seribu Rumah Gadang Bagi Masyarakat Nagari Koto Baru Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan ARTIKEL
Dampak Sosial Ekonomi Pembangunan Seribu Rumah Gadang Bagi Masyarakat Nagari Koto Baru Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan ARTIKEL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciSOCIAL PARTICIPATION IN ROAD CONSTRUCTION IN THE BOJAKAN VILLAGE OF NORTH SIBERUT DISTRICT MENTAWAI ISLANDS
SOCIAL PARTICIPATION IN ROAD CONSTRUCTION IN THE BOJAKAN VILLAGE OF NORTH SIBERUT DISTRICT MENTAWAI ISLANDS Erlius 1, Drs. Ardi Abbas, MT 2, Drs. Nilda Elfemi, M.Si 3 Program Studi Pendidikan Sosiologi
Lebih terperinciMEILIN NENCY NPM:
STRATEGI PENDUDUK TRANSMIGRAN DALAM MEWUJUDKAN INTEGRASI DENGAN PENDUDUK ASLI DI JORONG SUNGAI TAMBANG II NAGARI SIJUNJUNG KECAMATAN KAMANG BARU KABUPATEN SIJUNJUNG ARTIKEL Diajukan Sebagai Salah Satu
Lebih terperinciJURNAL KORI HARTATI NIM
FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN KURANGNYA MOTIVASI ORANG TUA UNTUK MELANJUTKAN PENDIDIKAN ANAK KE TINGKAT SMP DI KAMPUNG SUNGAI SALAK NAGARI KOTO RAWANG KECAMATAN IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Hal ini sudah mulai terlihat dari alunan musikalnya yang unik, dengan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1) Ciri khas musik Rarak Godang Rarak Godang mempunyai ciri khas dan keunikan tersendiri. Hal ini sudah mulai terlihat dari alunan musikalnya yang unik, dengan
Lebih terperinciFENOMENA PERJUDIAN DI KALANGAN PELAJAR
FENOMENA PERJUDIAN DI KALANGAN PELAJAR (Studi Terhadap Penyebab dan Dampak Judi Domino Bagi Pelajar di Nagari Padang Gelugur Kecamatan Padang Gelugur Kabupaten Pasaman) ARTIKEL ILMIAH JEFRINALDI NPM:10070009
Lebih terperinciPENANAMAN NILAI-NILAI KREATIF DAN CINTA TANAH AIR PADA SENI TARI. Polokarto Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan
PENANAMAN NILAI-NILAI KREATIF DAN CINTA TANAH AIR PADA SENI TARI (Studi Kasus Sanggar Seni Sekar Jagad Desa Kotakan Kecamatan Polokarto Kabupaten Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. masyarakat pada tahun menunjukkan hasil yang positif bagi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Upaya-upaya peningkatan daya tarik yang telah dilakukan pemerintah dan masyarakat pada tahun 2008-2010 menunjukkan hasil yang positif bagi pengembangan pariwisata
Lebih terperinci2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk menjadikan bangsa Indonesia memiliki keanekaragaman adat istiadat, budaya, suku, ras, bahasa dan agama. Kemajemukan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kekayaan budaya itu tersimpan dalam kebudayaan daerah dari suku-suku bangsa yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan yang kaya dengan ragam kebudayaan. Kekayaan budaya itu tersimpan dalam kebudayaan daerah dari suku-suku bangsa yang memiliki
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan untuk mendapatkan
BAB III METODE PENELITIAN 1. Desain Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan untuk mendapatkan data peneliti menggunakan metode etnomusikologi, studi kasus dan performance studies.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang. Pentingnya sektor pariwisata karena sektor pariwisata ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata merupakan salah satu sumber pendapatan yang sangat penting bagi negara-negara diseluruh dunia, baik negara maju maupun negara berkembang. Pentingnya
Lebih terperinciPARTISIPASI MASYARAKAT LOKAL DALAM PENGELOLAAN OBJEK PARIWISATA PANTAI LAMPUUK KECAMATAN LHOKNGA KABUPATEN ACEH BESAR
www.jim.unsyiah.ac.id/ PENGELOLAAN OBJEK PARIWISATA PANTAI LAMPUUK KECAMATAN LHOKNGA KABUPATEN ACEH BESAR Almunadia 1 Drs. Amsal Amri, M.Pd 2 Program Studi Ilmu Sosiologi, Fakultas ISIP, Universitas Syiah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang merupakan daerah yang memiliki potensi budaya yang masih berkembang secara optimal. Keanekaragaman budaya mencerminkan kepercayaan dan kebudayaan masyarakat setempat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. tanah liat di desa Bayanan, jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam melakukan penelitian skripsi tentang usaha pembuatan tabungan tanah liat di desa Bayanan, jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan
Lebih terperinciBesarnya dampak positif yang dihasilkan dari industri pariwisata telah mendorong setiap daerah bahkan negara di dunia, untuk menjadikannya sebagai
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era otonomi daerah saat ini, setiap daerah dituntut kemandiriannya dalam mengatur dan mengurus urusan pemerintahan daerahnya. Dengan kata lain, setiap daerah
Lebih terperinciFUNGSI TRADISI GOBA-GOBA MENYAMBUT HARI RAYA IDUL FITRI BAGI MASYARAKAT BIDAR ALAM KECAMATAN SANGIR JUJUAN KABUPATEN SOLOK SELATAN JURNAL
FUNGSI TRADISI GOBA-GOBA MENYAMBUT HARI RAYA IDUL FITRI BAGI MASYARAKAT BIDAR ALAM KECAMATAN SANGIR JUJUAN KABUPATEN SOLOK SELATAN JURNAL ERWIN LUTER NIM. 09070140 PROGRAM PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan studi berupa temuantemuan yang dihasilkan selama proses analisis berlangsung yang sesuai dengan tujuan dan sasaran studi,
Lebih terperinci[Type the document subtitle]
PENGAKUAN KEBERADAAN KEARIFAN LOKAL LUBUK LARANGAN INDARUNG, KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU DALAM PENGELOLAAN DAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN HIDUP [Type the document subtitle] Suhana 7/24/2008 PENGAKUAN
Lebih terperinciPERSEPSI WISATAWAN TENTANG OBJEK WISATA BUDAYA MUSEUM ADITYAWARMAN KOTA PADANG
PERSEPSI WISATAWAN TENTANG OBJEK WISATA BUDAYA MUSEUM ADITYAWARMAN KOTA PADANG Riri Mardiati ¹, Bakaruddin², Ade Irma Suryani² ¹ Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat ²
Lebih terperinciNomor : 221 /SJN/ Jakarta, 11Agustus 2014 Hal : Kejuaraan Renang Perairan Terbuka Dalam rangka Festival Danau Toba 2014 Sumatera Utara
Nomor : 221 /SJN/08.2014 Jakarta, 11Agustus 2014 Hal : Kejuaraan Renang Perairan Terbuka Dalam rangka Festival Danau Toba 2014 Sumatera Utara Kepada yang terhormat, Pengprov PRSI Di Seluruh Indonesia Salam
Lebih terperinciFAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA NILAI SOSIOLOGI SISWA DI SMA NEGERI I BONJOL KECAMATAN BONJOL KABUPATEN PASAMAN
FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA NILAI SOSIOLOGI SISWA DI SMA NEGERI I BONJOL KECAMATAN BONJOL KABUPATEN PASAMAN Linda Zulfitri¹ Dr. Maihasni, M.Si,² Elvawati, M,Si³ Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kawasan Kota Tua merupakan salah satu kawasan potensial di Kota Padang. Kawasan ini memiliki posisi yang strategis, nilai sejarah yang vital, budaya yang beragam, corak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Kisaran adalah Ibu Kota dari Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota Kisaran
Lebih terperinciPERSEPSI KELUARGA PENAMBANG EMAS TERHADAP PENDIDIKAN ANAKNYA DI JORONG TANJUNG BERINGIN NAGARI TANJUNG KECAMATAN KOTO VII KABUPATEN SIJUNJUNG
PERSEPSI KELUARGA PENAMBANG EMAS TERHADAP PENDIDIKAN ANAKNYA DI JORONG TANJUNG BERINGIN NAGARI TANJUNG KECAMATAN KOTO VII KABUPATEN SIJUNJUNG Dewi Surya Deni 1 Ardi Abbas 2 Yenni Melia 3 Program Studi
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN
BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Lokasi Penelitian dan Subyek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian bertempat di Kecamatan Sungailiat merupakan salah satu kecamatan yang berada
Lebih terperinciBUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 70.B TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 70.B TAHUN 2015 TENTANG KETAHANAN BUDAYA MASYARAKAT KELURAHAN DI KECAMATAN PURWAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWAKARTA,
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. sebagai objek daya tarik wisata meliputi; pesta panen hasil kebun, makan adat Horum
BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 Kesimpulan Elemen-eleman sosial budaya masyarakat Desa Gamtala yang berpotensi sebagai objek daya tarik wisata meliputi; pesta panen hasil kebun, makan adat Horum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cukup potensial, yang mampu mendatangkan devisa yang cukup besar bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepariwisataan merupakan salah satu komoditi ekspor non migas yang cukup potensial, yang mampu mendatangkan devisa yang cukup besar bagi kesejahteraan masyarakat. Untuk
Lebih terperinciSTRATEGI BERTAHAN OJEK SEBAGAI SARANA TRANSPORTASI DI LIMAU MANIS KECAMATAN PAUH KOTA PADANG
STRATEGI BERTAHAN OJEK SEBAGAI SARANA TRANSPORTASI DI LIMAU MANIS KECAMATAN PAUH KOTA PADANG Hendra Naldi 1 Surya Prahara S.H., M.H 2 Firdaus, M.Si Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera
Lebih terperinciFAKTOR PENGHAMBAT BERKELANJUTAN PNPM (PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT) MANDIRI PARIWISATA DI KAWASAN WISATA SILOKEK ARTIKEL
FAKTOR PENGHAMBAT BERKELANJUTAN PNPM (PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT) MANDIRI PARIWISATA DI KAWASAN WISATA SILOKEK ARTIKEL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. satu suku yang dapat ditemui di Sumatera bagian Utara yang ber-ibukota Medan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pulau Sumatera merupakan salah satu pulau terbesar di Indonesia dan memiliki penduduk dengan beraneka ragam suku. Suku Batak merupakan salah satu suku yang dapat ditemui
Lebih terperinciTARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi yang terletak di bagian selatan pulau Sumatera, dengan ibukotanya adalah Palembang. Provinsi Sumatera Selatan
Lebih terperinciANALISIS POLA PERSEBARAN PENGGUNAAN BAHASA JAWA DI NAGARI PADUKUAN KECAMATAN KOTO SALAK KABUPATEN DHARMASRAYA ABSTRACT
ANALISIS POLA PERSEBARAN PENGGUNAAN BAHASA JAWA DI NAGARI PADUKUAN KECAMATAN KOTO SALAK KABUPATEN DHARMASRAYA Titah Handayani¹, Rozana Eka Putri², Arie Zella Putra Ulni² ¹Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciSTUDI PENGEMBANGAN PECINAN LASEM SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA TUGAS AKHIR. Oleh : Indri Wahyu Hastari L2D
STUDI PENGEMBANGAN PECINAN LASEM SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA TUGAS AKHIR Oleh : Indri Wahyu Hastari L2D 304 155 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2007
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM DESA WISATA
BAB II TINJAUAN UMUM DESA WISATA 2.1.TINJAUAN UMUM DESA WISATA 2.1.1. Pengertian Pariwisata Beberapa Pengertian pariwisata menurut (Undang-Undang Nomor 90 Tahun 1990) 1. Wisata adalah kegiatan perjalanan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan pembahasan hasil penelitian sebagaimana telah diuraikan dalam bab IV, maka pada bagian ini akan dikemukakan beberapa hal-hal penting sebagai kesimpulan, sebagai
Lebih terperinciKESIAPAN GURU MENGIMPLEMENTASIKAN KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK JURNAL
KESIAPAN GURU MENGIMPLEMENTASIKAN KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI 1 PANTAI CERMIN KABUPATEN SOLOK JURNAL PUTRA SURIANTO 10070136 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah Negara yang kaya akan seni dan budaya. Setiap daerah yang terbentang dari setiap pulau memiliki keunikan tersendiri, terutama pada seni tradisional
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR PENYEBAB WISATAWAN MEMILIH DAERAH KUNJUNGAN WISATA DI PARAPAT DAN TUKTUK SIADONG. DisusunOleh:
FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB WISATAWAN MEMILIH DAERAH KUNJUNGAN WISATA DI PARAPAT DAN TUKTUK SIADONG DisusunOleh: VERA NOVELINA SIRAIT (110901026) DEPARTEMEN SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciini. Setiap daerah memilki ciri khas kebudayaan yang berbeda, salah satunya di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara dengan beraneka ragam macam budaya. Kebudayaan daerah tercermin dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di seluruh daerah di
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Dalam Penelitian ini, peneliti menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Menurut Moleong (2010 hlm.6) : Penelitian kualitatif
Lebih terperinciABSTRAK. Kata-kata kunci: Penelitian kualitatif, cafe, supervisor, dan sumber daya manusia
ABSTRAK Bandung memiliki daya tarik tersendiri terhadap wisatawan baik itu lokal maupun mancanegara. Karena tidak hanya menawarkan objek wisata, atau trend fashion, Bandung juga terkenal dengan kota kreatif,
Lebih terperinciGambar 3.1 Lokasi Pulau Tidung
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Peneliti mengambil lokasi penelitian di Pulau Tidung yang merupakan sebuah daya tarik wisata bahari yang berada di Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan,
Lebih terperinciDAMPAK KEGIATAN PARIWISATA TERHADAP KONDISI EKONOMI MASYARAKAT KAMPUNG NAGA DESA NEGLASARI KECAMATAN SALAWU KABUPATEN TASIKMALAYA
DAMPAK KEGIATAN PARIWISATA TERHADAP KONDISI EKONOMI MASYARAKAT KAMPUNG NAGA DESA NEGLASARI KECAMATAN SALAWU KABUPATEN TASIKMALAYA Laras Pujianti 1 (Pujianti.laras@gmail.com) Siti Fadjarajani 2 (sfadjarajani2000@yahoo.com)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya merupakan simbol peradaban. Apabila sebuah budaya luntur dan tidak lagi dipedulikan oleh sebuah bangsa, peradaban bangsa tersebut tinggal menunggu waktu
Lebih terperinciFENOMENA PENGGUNAAN KAMERA PROFESIONAL BAGI PESERTA DIDIK DI SMAN 5 PARIAMAN. Keywords : Phenomenon, Usage, Professional camera
FENOMENA PENGGUNAAN KAMERA PROFESIONAL BAGI PESERTA DIDIK DI SMAN 5 PARIAMAN Maisari Yeni Zetria 1, Rio Tutri 2, Adiyalmon 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen
Lebih terperinciOleh: Mayang Sari 1, Sidharta Adyatma 2, Ellyn Normelani 2
JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 3, No 2, Maret 2016 Halaman 33-41 e-issn : 2356-5225 http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/jpg PEMANFAATAN AIR SUNGAI ALALAK UTARA OLEH MASYARAKAT DI BANTARAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang sekarang ini sedang dikembangkan oleh pemerintah Indonesia. Selain bertujuan untuk memperkenalkan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Kasus Proyek Perkembangan globalisasi telah memberikan dampak kesegala bidang, tidak terkecuali pengembangan potensi pariwisata suatu kawasan maupun kota. Pengembangan
Lebih terperinciDefrianto, Ariesta, Isnaini Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT
PERAN KELOMPOK WANITA TANI (KWT) TERHADAP KESEJAHTERAAN KELUARGA (STUDI KASUS KELOMPOK WANITA TANI (KWT) PERTIWI DESA PADANG BINTUNGAN KENAGARIAN SIALANGGAUNG KECAMATAN KOTO BARU KABUPATEN DHARMASRAYA)
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geofrafis dan Demografis Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di wilayah Kecamatan Inuman Kabupaten Kuantan Singingi Propinsi Riau.
Lebih terperinciFAKTOR EKTERNAL YANG MEMPENGARUHI REMAJA MENYALAHGUNAKAN OBAT TRAMADOL DI DESA AURCINO KABUPATEN TEBO ARTIKEL JURNAL
FAKTOR EKTERNAL YANG MEMPENGARUHI REMAJA MENYALAHGUNAKAN OBAT TRAMADOL DI DESA AURCINO KABUPATEN TEBO ARTIKEL JURNAL Oleh: YAN IQBAL NPM. 10070022 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN
Lebih terperinciPROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 70.A TAHUN 2015 TENTANG DESA BERBUDAYA
PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 70.A TAHUN 2015 TENTANG DESA BERBUDAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWAKARTA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka penguatan tugas, fungsi
Lebih terperinciARTIKEL ADE AGUS PUTRA NPM.
HAMBATAN-HAMBATAN GURU MATA PELAJARAN IPS DALAM MENERAPKAN KURIKULUM 2013 PADA PROSES PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 1 MANDAU KABUPATEN BENGKALIS KELURAHAN TALANG MANDI - DURI ARTIKEL ADE AGUS PUTRA NPM. 10070181
Lebih terperinciKeyword: Reinforcement, Learning BK, Information Service
PENGGUNAAN REINFORCEMENT OLEH GURU BK DALAM PEMBERIAN LAYANAN INFORMASI PADA PESERTA DIDIK DI KELAS XII SMA NEGERI 2 BATANG KAPAS Sofia Devita 1, Fitria Kasih 2, Fuaddillah Putra 2 1 Mahasiswa Program
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggambarkan dan mengungkapkan hubungan antara peristiwa dengan. makna terutama menurut persepsi partisipan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif berbentuk deskriptif, tujuan utama dari penelitian ini
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN KUTA LOMBOK SEBAGAI DESTINASI PARIWISATA
STRATEGI PENGEMBANGAN KUTA LOMBOK SEBAGAI DESTINASI PARIWISATA Ander Sriwi I Nyoman Sudiarta Ni Putu Eka Mahadewi Email : undersriwi@gmail.com PS. S1 Industri Perjalanan Wisata Fakultas Pariwisata UNUD
Lebih terperinciRUMAH LIMAS PALEMBANG WARISAN BUDAYA YANG HAMPIR PUNAH
RUMAH LIMAS PALEMBANG WARISAN BUDAYA YANG HAMPIR PUNAH Reny Kartika Sary Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Palembang Email : renykartikasary@yahoo.com Abstrak Rumah Limas
Lebih terperinciABSTRACT. By: Zul Mai Roffi* Dasrizal** Farida**
1 2 ABSTRACT Social Economic of Communities around Lubuk Larangan Jorong Sungai Tanuak Kenagarian Barung Barung Belantai Tengah Kecamatan Koto XI Tarusan Pesisir Selatan By: Zul Mai Roffi* Dasrizal** Farida**
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik. daerah untuk melaksanakan urusan pemerintah tertentu.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Desa merupakan sebuah pemerintah terdepan yang berhadapan langsung dengan masyarakat dan menjalankan fungsi pemerintah secara riil di lapangan. Dalam Undang-Undang Nomor
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Propinsi Lampung merupakan wilayah yang memiliki kekayaan alam yang melimpah dan keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan Propinsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Belitung Timur merupakan bagian dari wilayah Provinsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang merupakan bagian dari wilayah Provinsi Bangka Belitung. Dari data Badan Pusat Statistik, secara geografis terletak antara 107 45 BT sampai 108 18 BT dan 02 30 LS sampai
Lebih terperinciPotensi dan Upaya (Isti Rahmawati)
Potensi dan Upaya (Isti Rahmawati) POTENSI DAN UPAYA PENGEMBANGAN OBYEK WISATA RUMAH DOME NEW NGLEPEN DI DUSUN SENGIR DESA SUMBERHARJO KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN SLEMAN POTENTIALS AND EFFORTS IN DEVELOPING
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penulis mengambil lokasi penelitian di Kampung Padi RT. 04/RW. 03, Kelurahan
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penulis mengambil lokasi penelitian di Kampung Padi RT. 04/RW. 03, Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong. Lokasinya sendiri tidak jauh dari Terminal Dago. Berikut
Lebih terperinciPERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KEBERSIHAN LINGKUNGAN DI PANTAI BEROK KELURAHAN TELUK KABUNG TENGAH KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG ABSTRACT
1 1 PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG KEBERSIHAN LINGKUNGAN DI PANTAI BEROK KELURAHAN TELUK KABUNG TENGAH KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG Oleh: Risa Okwani*, Slamet Rianto**, Yuherman** Mahasiswa Pendidikan Geografi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini, yaitu mengetahui perilaku konsumtif
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MOTIF KERAWANG GAYO PADA BUSANA PESTA WANITA DI ACEH TENGAH. Tiara Arliani, Mukhirah, Novita
PENGEMBANGAN MOTIF KERAWANG GAYO PADA BUSANA PESTA WANITA DI ACEH TENGAH Tiara Arliani, Mukhirah, Novita Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lebih terperinciPERAN PENDIDIKAN ANAK PADA PERUBAHAN STRATIFIKASI SOSIAL MASYARAKAT DI JORONG PASAR USANG GUGUK KECAMATAN GUNUNG TALANG KABUPATEN SOLOK JURNAL
PERAN PENDIDIKAN ANAK PADA PERUBAHAN STRATIFIKASI SOSIAL MASYARAKAT DI JORONG PASAR USANG GUGUK KECAMATAN GUNUNG TALANG KABUPATEN SOLOK JURNAL NITA OKTAVIA 10070112 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BEDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BEDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Pada Bab ini, akan dijelaskan isu-isu strategis berdasarkan permasalahan yang ada pada Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. Peneliti mengambil lokasi penelitian tersebut
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat atau objek untuk diadakan suatu penelitian. Lokasi penelitian ada di desa Pondok Wonolelo,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memberi makna kepada orang lain sesuai dengan konteks yang terjadi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan proses dinamis di mana orang berusaha untuk berbagi masalah internal mereka dengan orang lain melalu penggunaan simbol (Samovar, 2014,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Propinsi Bangka-Belitung merupakan daerah kepulauan, terdiri dari Pulau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Propinsi Bangka-Belitung merupakan daerah kepulauan, terdiri dari Pulau Bangka dan Pulau Belitung serta Pulau kecil lainnya, di mana setiap Pulau terdiri dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jepang bangga akan kebudayaan yang mereka miliki. Permainan-permainan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang merupakan salah satu negara yang memiliki beragam budaya, diantaranya keberagaman dalam bentuk tarian, makanan, budaya, olahraga, dan banyak hal yang
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS. yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.
BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Pariwisata Kata Pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu : pari dan wisata. Pari artinya banyak, berkali-kali atau berkeliling.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. budaya. Indonesia merupakan negara di dunia ini yang memiliki ragam budaya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hidup adalah sebuah karunia sang Ilahi dimana didalam hidup ini banyak hal-hal yang dapat menambah gairah untuk hidup, salah satunya adalah seni dan budaya. Indonesia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
24 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara atau usaha yang dilakukan secara sistematis, ilmiah, rasional dan empiris untuk mendapatkan suatu informasi atau data
Lebih terperinciIMPLEMENTASI NILAI PERSATUAN DALAM BERGOTONG ROYONG DI MASYARAKAT DESA
IMPLEMENTASI NILAI PERSATUAN DALAM BERGOTONG ROYONG DI MASYARAKAT DESA (Studi Kasus pada Kegiatan Sambatan di Desa Sendangrejo Kecamatan Ngawen Kabupaten Blora) NASKAH PUBLIKASI Disusun untuk memenuhi
Lebih terperinciSISTEM PENDIDIKAN ANAK DALAM PANTI ASUHAN AISYIYAH CABANG KOTO TANGAH KOTA PADANG ARTIKEL ILMIAH ANNISA NPM
SISTEM PENDIDIKAN ANAK DALAM PANTI ASUHAN AISYIYAH CABANG KOTO TANGAH KOTA PADANG ARTIKEL ILMIAH ANNISA NPM. 12070113 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian
26 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian deskriptif. Menurut Moh. Pabundu Tika (2005:4) bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi
BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi Bersyukur kepada sang pencipta tentang apa yang telah di anugerahkan kepada seluruh umat manusia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa, tarian dan adat istiadat yang dimiliki oleh setiap suku bangsa juga sangat beragam. Keanekaragaman
Lebih terperinciEksplorasi Karakteristik Pembangunan Ekonomi Desa Melalui Unsur-Unsur Budaya Universal di Desa Ngadas Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang
Eksplorasi Karakteristik Pembangunan Ekonomi Desa Melalui Unsur-Unsur Budaya Universal di Desa Ngadas Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang Endro Pebi Trilaksono Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Malang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. lakukan, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
170 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis yang telah penulis lakukan, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Kawasan Sorake,
Lebih terperinciOleh: Taufik. Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Padang Sumatera Barat
1 PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG KERJASAMA WALI KELAS DENGAN GURU BK DALAM PELAKSANAAN BIMBINGAN DAN KONSELING 1Kuantan Mudik Kabupaten Kuantan Singingi) Oleh: Taufik Program Studi Bimbingan dan Konseling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan suatu bangsa yang terdiri dari beribu-ribu suku. bahkan ribuan tahun yang lalu. Jaspan (dalam Soekanto 2001:21)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan suatu bangsa yang terdiri dari beribu-ribu suku bangsa yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan telah ada sejak ratusan bahkan ribuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
40 BAB III METODE PENELITIAN 1. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan alasan sangat cocok digunakan untuk menjawab masalah penelitian yang akan dilakukan. Hal ini karena
Lebih terperinciBAB III PENYAJIAN DATA
BAB III PENYAJIAN DATA Pada bab III ini, penulis menyajikan data-data yang diperoleh dari hasil wawancara secara langsung kepada informan tentang strategi promosi yang dilakukan Dinas Kebudayaan Pariwisata
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
42 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Disebut demikian karena data dalam penelitian ini bersifat kuantitatif,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
28 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Populasi Penelitian 1. Lokasi Penelitian Ruang lingkup wilayah penelitian ini adalah daerah di Jalan Dago Pojok RW 03 Kelurahan Dago, Kecamatan Coblong,, Provinsi
Lebih terperinciKERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT E JURNAL
KERJASAMA GURU BK DAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 TALAMAU KABUPATEN PASAMAN BARAT E JURNAL WILDA GUSRITA NPM : 10060188 PROGRAM STUDI BIMBINGAN
Lebih terperinciRENCANA PENGANGGARAN NO BIDANG PROGRAM/KEGIATAN/PEKERJAAN. KET. SUMBER DANA (Rp.) Pengadaan Pompa Distribusi kap.
PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KABUPATEN KUANTAN SINGINGI APBDP TAHUN ANGGARAN 2013 Nomor : 600/CKTR-SEKR/2013/26.90 Tanggal 4 Oktober 2013 Pengguna
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cianjur merupakan suatu kabupaten yang luas wilayahnya +/ ,48
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cianjur merupakan suatu kabupaten yang luas wilayahnya +/- 3.501,48 km 2, terbagi dengan ciri topografi sebagian besar berupa daerah pegunungan, berbukit-bukit
Lebih terperinciMOBILITAS SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT TRANSMIGRAN (Studi: Di Jorong Bukit Harapan (Sp3) Nagari Tiumang Kecamatan Tiumang Kabupaten Dharmasraya)
MOBILITAS SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT TRANSMIGRAN (Studi: Di Jorong Bukit Harapan (Sp3) Nagari Tiumang Kecamatan Tiumang Kabupaten Dharmasraya) ARTIKEL ILMIAH MESI ARYANI 10070007 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seseorang akan mampu menilai banyak hal mengenai budaya seperti gaya hidup,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Arsitektur merupakan produk budaya yang tidak lepas dari kehidupan manusia. Permukiman, perkotaan dan lansekap suatu daerah terbentuk sebagai hasil dari sistem kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Siapa yang tidak mengenal fashion di dunia ini. Sejak lahir fashion atau mode sudah ada dalam diri setiap insan. Mode berbusana atau fashion pada dasarnya tidak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan adalah kekayaan warisan yang harus tetap dijaga, dan dilestarikan dengan tujuan agar kebudayaan tersebut bisa bertahan terus menerus mengikuti perkembangan
Lebih terperinci