PROSIDING KONFERENSI NASIONAL PENELITI & PEMERHATI BURUNG DI INDONESIA

Transkripsi

1 PROSIDING KONFERENSI NASIONAL PENELITI & PEMERHATI BURUNG DI INDONESIA Februari 2015 FAKULTAS KEHUTANAN, INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA, BOGOR

2

3 PROSIDING KONFERENSI NASIONAL PENELITI & PEMERHATI BURUNG DI INDONESIA Februari 2015 FAKULTAS KEHUTANAN, INSTITUT PERTANIAN BOGOR DRAMAGA, BOGOR

4

5 Prosiding Konferensi Nasional Peneliti dan Pemerhati Burung Nasional di Indonesia 2015

6 Copyright Institut Pertanian Bogor 2015 PROSIDING Konferensi Nasional Peneliti dan Pemerhati Burung Nasional di Indonesia Editor Reviewer Proofreader Layouter Cover Designer Photo Cover : Ani Mardiastuti Yeni A. Mulyani : Dewi M. Purwadilaga : Ajrini Shabrina : Laksmi D. Bahaduri : Bayu Yogatama : Bias Berlio Penerbit: Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor 2015 Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Dilarang memperbanyak buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit

7 Kata Pengantar Konferensi ini merupakan kolaborasi Fakultas Kehutanan Divisi Ekologi dan Manajemen Satwa Liar, Departemen Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor yang bekerja sama dengan Burung Indonesia, Pusat Penelitian Biologi-LIPI, Asian Raptor Research and Conservation Network (ARRCN), Burung Nusantara, Fakultas Teknobiologi Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Indonesian Ornithologists Union, Departemen Biologi Fakultas MIPA Universitas Padjajaran dan Suaka Elang yang diselenggarakan pada Februari 2015 di Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Prosiding Konferensi Nasional Peneliti dan Pemerhati Burung Nasional di Indonesia 2015 merupakan kompilasi dari 5 makalah utama (sesi umum), 20 makalah sembilan simposium, 75 abstrak oral sembilan simposium, 22 abstrak poster sembilan symposium. Dengan diterbitkannya Prosiding ini, dapat bermanfaat bagi pengembangan dan memajukan ilmu biologi dan konservasi burung di Indonesia. Ketua Pelaksana, Prof. Dr. Ir. Ani Mardiastuti, M.Sc

8 PERILAKU PERAWATAN ANAK BURUNG MADU SRIGANTI (Nectarinia jugularis) YANG BERBIAK DI KAMPUS UNIVERSITAS SYIAH KUALA Aida Fithri 1, Susiriana 2 1 Staf pengajar jurusan Biologi FMIPA Universitas Syiah Kuala 2 Staf jurusan Biologi FMIPA Universitas Syiah Kuala ABSTRAK Burung madu sriganti Nectarinia jugularis berbiak di Universitas Syiah Kuala. Kedua induk membesarkan anak bersama-sama. Induk jantan dan induk betina bergantian memberi makan anak, membuang kantung feses serta menjaga keamanan anak dari gangguan hewan lain. Selama 5804 menit pengamatan, total sebanyak 662 kali induk menyuapi anak, induk jantan menyuapi 221 kali (33.38%) dan induk betina menyuapi 441 kali (66.62%). Sebanyak 134 kali induk membuang kantung feses, 36 kali (26.87%) dibuang oleh induk jantan dan 98 kali (73.13%) dibuang oleh induk betina. PENDAHULUAN Burung madu sriganti (Nectarinia jugularis) berbiak di kampus Universitas Syiah Kuala (Fithri, 2012). Mereka umumnya membangun sarang yang menggantung di ranting pohon atau pada kabel yang terentang di bawah atap gedung. Kegiatan berbiak dimulai dengan mengundang pasangan, membuat sarang, mengerami telur serta merawat anak hingga anak lepas sarang. Aktivitas berbiak dilakukan hampir sepanjang tahun. Pada tahun 2014 tercatat berbiak dari bulan Desember hingga Agustus Selama ini belum pernah dilaporkan mengenai perilaku merawat anak burung madu sriganti yang berbiak di kampus Universitas Syiah Kuala. Penelitian ini dilakukan untuk mengisi kekosongan informasi tersebut. METODE Pengamatan dilakukan terhadap tiga pasang induk Burung-Madu sriganti yang berbia di Kampus Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh. Pengamatan berlangsung selama bulan Maret-April Perilaku yang diamati meliputi perilaku menyuapi anak serta membuang kantung kotoran (fecal sac). Total eaktu pengamatan adalah 5804 menit. Pencatatan aktivitas menyuappi anak dilakukan tiap kali induk datang dan hingga di pintu sarang untuk menyuapi anak. Selain mencatat peilaku dicatat juga jenis kelamin induk (jantan atau betina. Data yang diperoleh berupa frekuensi menyuapi anak per waktu. Pengamatan terhadap perilaku membuang kotoran dilakukan dengan cara mengamati induk yang membawa kantung feses setelah mengambilnya dari kloaka anak.

9 HASIL DAN PEMBAHASAN Induk yang akan menyuapi anak hinggap di pintu sarang dengan cara mencengkeram bibir pintu sarang menggunakan kedua kaki. Bila anak masih kecil induk akan membungkukkan tubuhnya ke dalam sarang untuk menjangkau mulut anak yang masih terlalu lemah untuk mengangkat kepalanya. Semakin meningkat usia anak maka anak lebih aktif mengangkat kepala dan membuka paruh. Pada akhirnya anak sangat aktif menjangkau paruh induk untuk mendapatkan makanan di usia mendekati lepas sarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa induk betina menyuapi anak lebih sering dibandingkan dengan induk jantan. Selama 5804 menit pengamatan tercatat 662 kali induk menyuapi anak. Induk betina sebanyak 441 kali (66,62%) dan induk jantan menyuapi 221 kali (33,38%). Markman et.al (1995) melaporkan hal yang serupa terjadi juga pada kerabat dekat Burungmadu sriganti (Nectarinia asea). Selama penelitian berlangsung, induk betina membuang fecal sac dengan cara hinggap di pintu sarang dan dengan menggunakan paruh mengambil kantung feses yang dikeluarkan oleh anak. Anak yang sudah besar akan memutar tubuhnya hingga bagian tunggir menghadap wajah induk. Kemudian, anak akan mengeluarkan kantung berwarna putih berisi feses dari kloaka. Kantung feses akan dijepit oleh induk dengan menggunakan paruh kemudian dibawa terbang jauh dari sarang. Induk betina membuang fecal sac lebih sering dibandingkan induk jantan, masing-masing berturutturut. Sebanyak 98 kali (73.13%) dan 36 kali (26.87%). Pembuangan kantung fase umumnya dilakukan induk setelah menyuapi anak makan. Beberaa kali terlihat induk secara khusus datang hanya untuk mengambil kantung feses tanpa didahului menyuapi makanan. Menurut Maher (1990) anakan burung madu sriganti (Yellow-bellied Sunbrid) mengeluarkan feses yang terbungkus di dalam kantung feses ( mucous faecal sac ). Berdasarkan pengamatan, induk jantan sangat aktif menjaga teritori dengan cara mengeluarkan suara nyaring sambil bertengger di tempat yang tinggi seperti di puncak kanopi pohon sarang. Beberapa kali terlihat induk jantan mengusir burung lain yang mendekati sarang baik dari spesies yang sama maupun dari spesies lain seperti Pycnonotus goiavier. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Markman et al. (1996), induk jantan sangat berperan dalam menjaga keamanan sarang dari gangguan hewan lain baik predator maupun jantan lain. Diduga hal ini mempengaruhi lebih rendahnya frekuensi perilaku pembuangan faecal sac oleh induk jantan karena induk jantan juga harus menjaga teritori dari gangguan hewan lain. KESIMPULAN Induk jantan dan betina merawat anak secara bergantian. Induk jantan dan betina menyuapi anak dan membuang kantung feses. Induk betina lebih sering menyuapi anak serta membuang kantung feses dibanding induk jantan.

10 DAFTAR PUSTAKA Fithri A Bird Inventory on Syiah Kuala University Darussalam Banda Aceh. The 2 nd Annual International Conference. In conjunction with IMT-GT Uninet Bioscience Conference. Syiah Kuala University. Darussalam Banda Aceh. Proceeding. Gill FB, LL Wolf Economics of Feeding territoriality in the Golden-winged sunbird. Ecology 56: Maher, W.J Growth and development of yellow-bellied sunbird Nectarinia jugularis In Northern Queensland. Emu 91: Maher, W.J Breeding Biology of the yellow-bellied sunbird Nectarinia jugularis in Northern Queensland. Emu. 92: Markman SY, Yom-tov, J Wright Male parental care in the orange-tufted sunbird: behavioral adjustments in provisioning and nest guarding effort. Anim. Behav. 50: Markman SY, Yom-tov, J Wright The effect of male removal on female parental care in the orange-tufted sunbird. Anim. Behav. 52: Williams, J. B Energetics of Incubation in free living orange-breasted sunbirds in South Africa. The condor.95: Wolf LL, JS Wolf Mating System and Reproductive Biology of Malachite Sunbirds. The Condor. 78:

11