Studi Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Kulit Manggis Sebagai Inhibitor Korosi Untuk Pipa Baja API-5L Pada Lingkungan Air Terproduksi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Studi Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Kulit Manggis Sebagai Inhibitor Korosi Untuk Pipa Baja API-5L Pada Lingkungan Air Terproduksi"

Transkripsi

1 Studi Pengaruh Konsentrasi Ekstrak Kulit Manggis Sebagai Korosi Untuk Pipa Baja API-5L Pada Lingkungan Air Terproduksi Febbyka Rachmanda, Johny Wahyuadi Soedarsono Departemen Teknik Metalurgi dan Material, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok ABSTRAK Korosi merupakan penyebab utama kegagalan dalam industri minyak dan gas bumi. Mengisolir logam dari bahan korosi merupakan adalah cara yang paling efektif untuk mencegah korosi pada industri ini. Penggunaan inhibitor korosi alami menjadi alternatif baru untuk mencapai tujuan tersebut. Bahan alam dipilih sebagai alternatif karena bersifat aman, mudah didapatkan, bersifat biodegradable, biaya murah, dan ramah lingkungan. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari perilaku inhibisi ekstrak kulit manggis pada pipa baja API-5L di lingkungan air terproduksi dan dibandingkan dengan inhibitor kimia dengan menggunakan metode kehilangan berat. Parameter elektrokimia dievaluasi dengan menggunakan metode EIS dan metode FTIR dilakukan untuk mengidentifikasi gugus aktif yang bekerja. Ekstrak kulit manggis dipilih sebagai inhibitor korosi karena mengandung senyawa antioksidan yang dapat menghambat laju korosi. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak kulit manggis dan inhibitor kimia merupakan inhibitor korosi yang sangat efektif untuk pipa baja API-5L di lingkungan air terproduksi karena dapat menurunkan laju korosi secara signifikan. Efisiensi inhibisi ekstrak kulit manggis sebesar 58 92% dengan penambahan 2 10 ml ekstrak kulit manggis. Ekstrak kulit manggis bekerja dengan membentuk suatu lapisan tipis (terlihat maupun tidak terlihat secara kasat mata) atau senyawa kompleks, yang mengendap (adsorpsi) pada permukaan logam sebagai lapisan pelindung yang dapat menghambat reaksi logam tersebut dengan lingkungannya. Mekanisme ini juga didukung dengan meningkatnya nilai tahanan polarisasi dari permukaan baja setelah ditambahakan inhibitor. Kata kunci : korosi, Kulit manggis, Metode kehilangan berat, adsorpsi, pengaruh konsentrasi ABSTRACT Corrosion is the major cause failure in oil and gas industry. Isolate the metal from corrosion of materials is the most effective way to prevent corrosion for this industry. The use of green corrosion inhibitor become a new alternative to achieve that goal. Green inhibitor chosen as an alternative because it is safe, easily available, biodegradable, low cost, and environmentally friendly. This study was conducted to study the inhibition behavior of pericarp of mangosteen extract for API-5L pipe steel in produced water environment and compared with chemical inhibitor using the weight loss method Electrochemical parameters are evaluated using EIS method and FTIR method to identify functional group that works. Pericarp of mangosteen extract is selected as corrosion inhibitor because they contain antioxidant compounds that can inhibit the corrosion rate. Result showed pericarp of mangosteen extract and chemical inhibitor is highly effective corrosion inhibitor for API-5L pipe steel in produced water environment because it can inhibit the corrosion rate significantly. Inhibition efficiency for pericarp of mangosteen is 58 -

2 92% with addition of pericarp of mangosteen extract of 2-10 ml. Pericarp of mangosteen works by forming a thin layer (visible or not visible by naked eye) or complex compounds, which settles (adsorption) to metal surfaces as a protective layer that can inhibit the reaction of the metal with its environment. This mechanism is also supported by the increased value of the polarization resistance of the steel surface after addition of inhibitor. Keywords: corrosion inhibitor, pericarp of mangosteen, weight loss method, adsorption, effect of concentration PENDAHULUAN Di Indonesia, energi minyak dan gas masih menjadi andalan utama perekonomian Indonesia, baik sebagai penghasil devisa maupun pemasok kebutuhan energi dalam negeri. Pembangunan prasarana dan industri yang sedang giat-giatnya dilakukan di Indonesia, membuat pertumbuhan konsumsi energi rata-rata mencapai 7% dalam 10 tahun terakhir [1]. Hal ini membuat Industri migas semakin meningkat seiring dengan kebutuhan pasar dan peningkatan kebutuhan energi yang dibutuhkan oleh penduduk Indonesia. Peningkatan industri migas ini perlu ditunjang dengan kelayakan peralatan-peralatan penunjang produksi. Hal ini bertujuan agar setiap proses produksi dapat berjalan dengan baik dan distribusi dapat dilakukan dengan baik sesuai dengan permintaan pasar. Korosi merupakan penyebab utama kegagalan dalam industri migas, menurut estimasi (Oil Field Corrosion Detection and Control Handbook ) 80% kegagalan dikarenakan oleh faktor korosi [2]. Hal ini menunjukkan betapa besarnya pengaruh korosi terhadap kegagalan material pada industri migas. Korosi pada logam adalah hal yang tidak dapat dihindari tetapi proses tersebut dapat diminimalisir dengan proteksi logam atau pengendalian laju korosi. Salah satu cara mengendalikan laju korosi adalah dengan menambahkan inhibitor korosi ke logam yang akan kita lindungi. Penggunaan inhibitor adalah salah satu cara yang efektif untuk mengendalikan laju korosi. korosi merupakan suatu zat kimia yang bila ditambahkan ke dalam suatu lingkungan tertentu dapat menurunkan laju penyerangan lingkungan itu terhadap suatu logam [5]. Berdasarkan bahan dasarnya, inhibitor terdiri dari komponen senyawa organik dan anorganik, dan mereka biasanya larut dalam lingkungan cair [3]. Senyawa anorganik biasanya mengandung silikat, borat, tungstat, molibdat, fosfat, kromat, dikromat, dan arsenat merupakan jenis bahan kimia yang berbahaya, mahal dan tidak ramah lingkungan. [4]. Hal ini menyebabkan penggunaan inhibitor anorganik mulai diminimalisir oleh industri. Pengunaan inhibitor ini dapat menyebabkan polusi pada lingkungan dan dapat berdampak pada makhluk hidup. Oleh karena

3 itu, penggunaan inhibitor ekstrak dari bahan alam (organik) dipilih karena bersifat aman, mudah didapatkan, bersifat biodegradable, biaya murah, dan ramah lingkungan [5-7]. Pada umumnya, jenis inhibitor organik yang digunakan tersebut mengandung senyawa-senyawa antioksidan. Secara kimia, pengertian senyawa antioksidan adalah senyawa pemberi elektron. Antioksidan bekerja dengan cara mendonorkan elektronnya kepada senyawa yang bersifat oksidan, sehingga aktivitas senyawa oksidan tersebut bisa dihambat. [8]. Senyawa antioksidan didefinisikan sebagai senyawa yang dapat menunda, memperlambat, dan mencegah proses oksidasi [8]. Oleh karena itu, senyawa tersebut dapat diasumsikan dapat menghambat laju korosi. Kulit buah manggis setelah diteliti mengandung beberapa senyawa dengan aktivitas farmakologi misalnya anti inflamasi, antihistiamin, anti bakteri, anti jamur, dan juga antioksidan. Senyawa yang memiliki pengaruh tersebut adalah senyawa golongan xanthone, xanthone mempunyai antioksidan yang sangat tinggi. Hyun-Ah Jung et. al. (2006) [9] telah menemukan kandungan dari kulit manggis yaitu oxygenated prenylated xanthones, 8-hydroxycudraxanthone G (1) and mangostingone [7-methoxy-2-(3-methyl-2-butenyl)-8-(3-methyl-2-oxo-3-butenyl) - 1,3,6-trihydroxyxanthone, (2)], bersama dengan 12 senyawa xanthone yang telah diketahui, cudraxanthone G (3), 8-deoxygartanin (4), garcimangosone B (5), garcinone D (6), garcinone E (7), gartanin (8), 1-isomangostin (9), R-mangostin (10), ç-mangostin (11), mangostinone (12), smeathxanthone A (13), dan tovophyllin A. Yang berperan aktif memberikan aktivitas antioksidan adalah senyawa nomer 1, 8, 10, 11, dan 13. Selain itu, berdasarkan penelitian I.B. Obot et al., (2010) [10], senyawa xanthone memiliki kemampuan sebagai inhibitor korosi yang sangat baik pada lingkungan asam sulfida. Efisiensi inhibitor meningkat seiring meningkatnya konsentrasi dari inhibitor yang diberikan. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah mengetahui peran kulit manggis dalam pencegahan korosi yang terjadi pada baja API-5L dengan lingkungan air terproduksi. Dalam penilitian ini, diharapkan mendapatkan konsentrasi optimum beserta efisiensi inhibitor ekstrak kulit manggis dalam menghambat proses korosi. Selanjutnya, penelitian ini akan mempelajari mekanisme penghambatan korosi yang terjadi. Apabila penelitian ini berhasil, ekstrak kulit manggis dapat dijadikan alternatif inhibitor organik yang dapat dikembangkan menjadi lebih baik di industri minyak dan gas.

4 METODE PENELITIAN Pada penelitian ini dilakukan pengukuran laju korosi dengan metode kehilangan berat (weight loss). Sampel baja yang digunakan adalah pipa baja API-5L dengan nominal komposisi dapat dilihat pada Tabel 1. Sampel tersebut dipotong memanjang menjadi berukuran 25 mm x 20 mm x 3 mm sebanyak 33 buah. kemudian dibor dengan mata bor berdiameter 2 mm pada bagian atas untuk menggantungkan sampel dengan benang. Sampel diamplas untuk menghilangkan oksida yang ada di permukaan sampel. Sampel di foto untuk mendapatkan data visual sampel sebelum dilakukan pencelupan kemudian masing-masing sampel ditimbang berat awalnya menggunakan timbangan digital. Komposisi Kimia (%) Tabel 1. Komposisi Pipa Baja API-5L C Si S P Mn Ni Cr 0,148 0,198 0,004 0,012 0,425 <0,005 0,010 Mo Ti Cu Nb V Al Fe 0,008 <0,002 0,007 <0,002 <0,002 0,002 Balance Dalam penelitian ini digunakan 2 jenis inhibitor yaitu inhibitor organik ekstrak kulit manggis dan inhibitor kimia X. Kulit buah manggis kering dihancurkan sehingga menjadi bubuk. 50 gram dimasukan ke dalam beaker glass kedap udara dan direndam dengan etanol sebanyak 500 ml dengan temperatur ruang selama 48 jam. Setelah direndam, saring air rendaman dengan menggunakan kertas saring kemudian dimasukkan ke dalam kemasan kaca. Untuk inhibitor kimia X langsung didapatkan dari perusahaan X dimana fungsinya sebagai pembanding dengan inhibitor ekstrak kulit manggis. tersebut ditambahkan ke dalam air terproduksi sebanyak 520 ml dengan variabel konsentrasi yang berbeda yaitu 2 ml, 4 ml, 6 ml, 8 ml, dan 10 ml dan direndam selama 5 hari. Pengukuran ph dan potensial dilakukan pada awal dan akhir dari perendaman. Setelah perendaman selama 5 hari, sampel dicuci berdasarkan standar NACE RP [11] kemudian difoto dan ditimbang berat akhirnya. Pengujian komposisi air yang dilakukan adalah pengujian LSI (Langelier Saturation Index) menggunakan standar ASTM D [12]. Pengujian FTIR dilakukan menggunakan spektometer Spectrum 2 dari Perkin Elmer pada interval panjang gelombang cm -1. Pengujian dilakukan pada 4 sampel uji yaitu terdiri dari ekstrak kulit manggis, inhibitor kimia X, air terproduksi murni, dan air terproduksi yang telah ditambahkan ekstrak kulit manggis. EIS (Electrochemical Impedance Spectroscopy) dilakukan untuk mengidentifikasi mekanisme korosi yang terjadi. Pengukuran

5 impedansi elektrokimia dilakukan pada kondisi potensiostatik dengan menggunakan AUTOLAB potentiostat yang dilengkapi software NOVA 1.8. Terdapat 2 sampel baja yang diuji yaitu sampel baja yang direndam selama 24 jam dengan dan tanpa penambahan inhibitor ekstrak kulit manggis. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dengan menggunakan LENNTECH Calculator [13] data-data pengujian komposisi air terproduksi menghasikan perhitungan LSI dan RSI. Dari perhitungan LSI, didapatkan indeks sebesar 0,38. Menurut LENNTECH Calculator, berdasarkan Langelier (1936) dengan nilai LSI tersebut maka air akan jenuh akibat kalsium karbonat dan kerak akan terbentuk, dan menurut Carrier (1965) akan sedikit terbentuk kerak dan korosif. Untuk perhitungan RSI, didapatkan indeks sebesar 6,5. Menurut LENNTECH Calculator, berdasarkan Ryznar (1942) maka air dengan nilai RSI ini tidak menyebabkan korosi yang berbahaya, dan berdasarkan Carrier (1965) maka air dalam kondisi sedikit kerak atau korosi. Penampakan visual sampel baja API-5L sebelum, setelah perendaman dan pembersihan dapat dilihat pada Tabel 2, Tabel 3 dan Tabel 4. Tanpa Tabel 2. Sampel Sebelum Dilakukan Perendaman 2 ml 4 ml 6 ml 8 ml 10 ml Tabel 3. Sampel Setelah Dilakukan Perendaman Dengan Ekstrak Kulit Manggis Tanpa 2 ml 4 ml 6 ml 8 ml 10 ml

6 Tabel 4. Sampel Ekstrak Kulit Manggis Setelah Dibersihkan dan Dikeringkan Tanpa 2 ml 4 ml 6 ml 8 ml 10 ml Pada foto hasil pengamatan visual sampel sebelum perendaman pada Tabel 3, terlihat sampel masih bersih namun terdapat banyak goresan akibat proses pengamplasan. Larutan uji yaitu air terproduksi pun masih bening. Setelah perendaman, permukaan sampel pada sistem yang tidak terinhibisi mengalami korosi seragam terutama pada bagian permukaan dan bagian pinggir dari sampel yang menghasilkan scale sebagai produk korosi seperti pada Tabel 3. Semakin banyak penambahan volume inhibitor membuat benda uji semakin bersih dari produk karat, hal ini terlihat pada Tabel 3 dan 4 dimana semakin banyak penambahan volume inhibitor membuat produk karat yang dihasilkan semakin sedikit. Lapisan seperti endapan coklat kehitaman yang terbentuk pada permukaan juga semakin banyak seiring meningkatnya penambahan konsentrasi inhibitor. Hal ini menandakan terbentuknya lapisan tipis pada permukaan sampel yang berfungsi menghambat laju korosi. Ekstrak kulit manggis sebagai bahan organik memiliki prinsip inhibitor organik yaitu dengan mengalami proses adsorpsi pada permukaan logam. Adsorspi membentuk senyawa kompleks pada lapisan antar muka logam dengan larutan. Terjadi transfer muatan dan elektron antara gugus atom yang tidak berpasangan pada kandungan dari ekstrak kulit manggis yaitu senyawa xanthone. Senyawa xanthone yang paling berperan aktif dalam aktivitas antioksidan dalam kulit manggis menurut Hyun-Ah Jung et. al. (2006) [9] adalah senyawa α-mangostin, γ- mangostin, gartanin, dan smeathxanthone A yang memiliki pasangan elektron bebas dan gugus fenolik. Selain itu, dari backbone senyawa xanthone sendiri memiliki gugus karbonil, atom oksigen, dan cincin aromatik dengan beberapa ikatan π yang berperan sebagai daerah aktif ketika proses absorbsi pada permukaan logam [10].

7 (a) (b) (c) (d) Gambar 1. (a) Struktur molekul α-mangostin. (b) Struktur molekul gartanin, (c) Struktur molekul γ-mangostin (d) Struktur molekul smeathxanthone A [14] Vinod Kumar et. al. (2010) [15] yang juga melakukan penelitian menggunakan ekstrak kulit manggis sebagai inhibitor korosi pada baja karbon sedang di lingkungan asam klorida dimana esktrak kulit manggis memiliki mekanisme inhibitor tipe campuran dengan kecenderungan ke arah katodik. Analisis IR dan studi impedansi mengindikasikan adanya adsorpsi heteroatomn pada permukaan logam yang terkandung dalam senyawa organik dari ekstrak kulit manggis tersebut. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa, ekstrak kulit manggis bekerja sesuai prinsip kerja inhibitor organik yaitu bekerja dengan membentuk suatu lapisan tipis (terlihat maupun tidak terlihat secara kasat mata) atau senyawa kompleks, yang mengendap (adsorpsi) pada permukaan logam sebagai lapisan pelindung yang dapat menghambat reaksi logam tersebut dengan lingkungannya. Hal ini terlihat dari penurunan laju korosi pada logam dengan penambahan inhibitor. Penambahan inhibitor dapat menurunkan laju korosi dan meningkatkan efisiensi inhibitor secara signifikan, jika dibandingkan dengan sampel tanpa penambahan inhibitor. Pengaruh perbedaan konsentrasi ekstrak kulit manggis yang diberikan memberikan efek penurunan laju korosi dan peningkatan efisiensi inhibitor seiring penambahan konsentrasi ekstrak kulit manggis. Laju korosi dan efisiensi inhibitor dapat dilihat pada Tabel 5 dan grafik penurunan laju korosi dan peningkatan efisiensi inhibitor dapat dilihat pada Gambar 2. Tabel 5. Laju Korosi dan Efisiensi Ekstrak Kulit Manggis Volume Penambahan Efisiensi Ekstrak Kulit No Laju Korosi (mpy) Konsentrasi (ml) Manggis (%) 1 0 7, ,28 58, ,98 75,05

8 4 6 1,38 82, ,68 91, ,59 92,60 Gambar 2. Pengaruh Kulit Manggis Terhadap Laju Korosi dan Efisiensi Dapat dilihat bahwa laju korosi paling tinggi adalah pada sampel tanpa penambahan inhibitor, sedangkan laju korosi terendah adalah sampel pada penambahan ekstrak kulit manggis sebanyak 10 ml. Hal ini berarti semakin tinggi konsentrasi ekstrak kulit manggis yang diberikan, maka laju korosi akan semakin terhambat. Dari penurunan laju korosi yang ada, inhibitor ekstrak kulit manggis menurunkan laju korosi dari kategori good menjadi outstanding. Peningkatan konsentrasi inhibitor menyebabkan molekul inhibitor lebih banyak untuk teradsorpsi pada permukaan logam, menyediakan cakupan permukaan lebih dengan senyawa bertindak sebagai inhibitor adsorpsi [16]. Mekanisme adsorpsi dapat dijelaskan dengan pendekatan langemuir. Peningkatan konsentrasi inhibitor kimia cenderung berbanding lurus dengan meningkatnya efisiensi inhibisi [17-19]. Secara struktur molekul, nilai efisiensi inhibisi yang baik dapat disebabkan oleh kehadiran struktur heterosiklik/aromatik dan dari hasil yang didapatkan mengindikasikan senyawa aktif xanthone dalam ekstrak kulit manggis berperan aktif meningkatkan efisiensi inhibitor. Meningkatnya konsentrasi ekstrak kulit manggis pada larutan air terproduksi mengakibatkan meningkatnya ph larutan air terproduksi dan perubahan nilai potensial baja ke arah yang lebih negatif. Peningkatan ph dan besar perubahan potensial baja pada setiap penambahan ekstrak kulit manggis tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Besar nilai

9 perubahan ph didapatkan peningkatan ph sebesar 9 12% sedangkan potensial baja hanya menurun sebesar 5-20%. Peningkatan ph dan perubahan potensial akibat pengaruh konsentrasi inhibitor dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Pengaruh Terhadap ph lingkungan dan Potensial Logam Hal ini menunjukan bahwa perbedaan konsentrasi inhibitor tidak mempengaruhi perubahan ph lingkungan dan potensial secara signifikan. Perubahan ph yang tidak terlalu signifikan ini menunjukan bahwa reaksi korosi yang terjadi adalah tetap reaksi reduksi oksigen pada lingkungan garam/netral. Perubahan nilai potensial yang kecil menunjukkan penghambatan proses anodik dan katodik [20]. Dengan kata lain, mekanisme kerja dari inhibitor organik ekstrak kulit manggis adalah fungsi anodik dan katodik. Hasil penggambaran diagram Pourbaix memperlihatkan bahwa pada sampel tanpa penambahan ekstrak kulit manggis, posisi sampel berada di daerah aktif sedangkan seluruh sampel yang diberikan penambahan inhibitor juga berada di daerah aktif. Hal ini mengindikasikan bahwa inhibitor tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap lingkungan. Hal ini dapat dilihat dari ketidakmampuan inhibitor ini untuk mendorong ph dan potensial dari daerah aktif Fe 2+ ke daerah pasif Fe 2 O 3 ataupun Fe 3 O 4. Hal ini berarti membuktikan bahwa mekanisme inhibitor anodik yang membentuk lapisan pasif tidak terjadi pada inhibitor ekstrak kulit manggis sehingga sampel baja API-5L tetap dalam keadaan aktif terkorosi. juga tidak mendorong ph dan potensial dari daerah aktif Fe 2+ ke daerah imun sehingga tidak membuktikan terjadinya mekanisme inhibitor katodik berupa penghambatan reaksi katodik.

10 Spektrometer FTIR digunakan untuk mengidentifikasi senyawa yang bekerja pada lingkungan dan permukaan baja API-5L setelah dilakukan perendaman di dalam air terproduksi sekaligus untuk memberikan informasi adanya ikatan baru yang terbentuk. Gambar 4 menunjukkan hasil pengujian FTIR yang dilakukan pada air terproduksi, ekstrak kulit manggis, dan air terproduksi setelah ditambahkan inhibitor kulit manggis. Gambar 4. Pengujian FTIR Berdasarkan hasil pengamatan spektra FTIR dapat diketahui bahwa ekstrak kulit manggis memiliki senyawa xanthone yang terdiri dari gugus O-H, alkana C-H, aromatik C-H, dan C=O. Gugus O-H (hydroxyl) ditunjukkan oleh frekuensi 3325 cm -1, gugus alkana C-H ditunjukan oleh frekuensi 1449 cm -1 yang memiliki sifat non-polar dan hidrofobik sehingga mampu menolak air, gugus aromatik C-H (phenyl) ditunjukkan oleh frekuensi 1022 cm -1 yang menunjukkan senyawa polyphenol (phenolic) yang bersifat polar, gugus C=O (carbonyl) ditunjukan oleh frekuensi 1644 cm -1 dimana merupakan heteroatom yang menunjukkan adanya kemampuan teradsorpsi pada permukaan baja.. Dari hasil spektra FTIR diperkirakan bahwa golongan senyawa aktif pada ekstrak kulit manggis merupakan senyawa aromatik fenolik dari golongan xanthone yang berperan sebagai antioksidan dan heteroatom yang teradsorpsi di permukaan baja. Selain itu, adanya gugus alkana C-H yang bersifat non-polar dan hidrofobik sehingga menolak air pada permukaan baja

11 Senyawa xanthone yang paling berperan aktif dalam aktivitas antioksidan dalam kulit manggis menurut Hyun-Ah Jung et. al. (2006) [9] adalah senyawa α-mangostin, γ-mangostin, gartanin, dan smeathxanthone A. Senyawa ini memiliki pasangan elektron bebas dan gugus fenolik yang berperan aktif dalam aktivitas antioksidan. Selain itu, dari backbone senyawa xanthone sendiri memiliki gugus karbonil, atom oksigen, dan cincin aromatik dengan beberapa ikatan π yang berperan sebagai daerah aktif ketika proses absorbsi pada permukaan logam [19]. Dari perbandingan spektrum FTIR antara air terproduksi, ekstrak kulit manggis, dan air terproduksi yang telah ditambahkan ekstrak kulit manggis pada Gambar 4 diketahui bahwa adanya puncak baru pada gelombang 1015 cm -1 yang mewakili gugus aromatik C-H (phenyl) yang memang ada pada spektra ekstrak kulit manggis ternyata muncul pada spektra FTIR air terproduksi yang telah ditambahkan ekstrak kulit manggis. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa tersebut aktif bekerja melindungi baja dari serangan korosi sehingga menurunkan laju korosinya. Untuk mengetahui perubahan nilai impedansi antar muka baja API-5L dengan larutan air terproduksi akibat pengaruh dari mekanisme inhibisi inhibitor ekstrak kulit manggis dilakukan pengujian Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS) masing-masing terhadap larutan tanpa dan dengan penambahan inhibitor. Grafik Nyquist hasil pengujian dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6. Grafik Nyquist Dengan dan Tanpa Penambahan Ekstrak Kulit Manggis Dari Gambar 6 dapat dilihat bahwa dengan penambahan inhibitor ekstrak kulit manggis, diameter dari kurva semi lingkaran diatas meningkat seiring dengan adanya penambahan inhibitor. Hal ini menunjukan nilai impedansi antar muka baja-larutan memiliki nilai tahanan

12 transfer muatan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa penambahan inhibitor. Dengan nilai tahanan yang lebih besar tersebut mengindikasikan bahwa adanya tahanan yang bekerja ketika reaksi transfer muatan berjalan pada saat proses korosi berlangsung. Hal ini terjadi karena adanya pembentukan semacam lapisan tipis pada lapisan antarmuka baja dan larutan. Untuk mengetahui apakah inhibitor ekstrak kulit manggis ini dapat digunakan pada lingkungan air terproduksi maka saya melakukan perbandingan dengan inhibitor kimia yang telah digunakan oleh perusahaan X. Berdasarkan hasil penelitian, maka didapatkan bahwa kedua jenis inhibitor organik ini sama-sama mampu menurunkan laju korosi terhadap baja API-5L dengan signifikan. Adapun perbedaan perubahan laju korosi tersebut ditunjukkan oleh Tabel 6. Tabel 6. Perbandingan Laju Korosi Ekstrak Kulit Manggis dan Kimia X No. Volume Ekstrak Kulit Kimia X (ml) Manggis (mpy) (mpy) 1 0 7,93 7, ,28 2, ,97 2, ,37 1, ,67 1, ,58 1,20 7. Serta grafik perubahan laju korosi antara dua inhibitor tersebut ditunjukkan oleh Gambar Gambar Perbandingan Laju Korosi Ekstrak Kulit Manggis dan Kimia X. Pada kadar penambahan 2 ml larutan inhibitor, kita mendapatkan bahwa laju korosi yang didapatkan dengan penambahan ekstrak kulit manggis sebesar 3,28 mpy sedangkan inhibitor

13 kimia X laju korosinya lebih kecil yaitu sebesar 2,27 mpy. Pada penambahan kadar inhibitor sebesar 4 ml, 6 ml, 8ml, dan 10 ml didapatkan bahwa penambahan ekstrak kulit manggis menurunan laju korosi lebih baik dibandingkan dengan inhibitor kimia X. Dari pengujian laju korosi yang telah dilakukan inhibitor ekstrak kulit manggis menurunkan laju korosi dari kategori good menjadi outstanding sedangkan inhibitor kimia X menurunkan laju korosi dari kategori good menjadi excellent. Hal ini menunjukkan bahwa inhibitor ekstrak kulit manggis lebih efektif dalam menekan laju korosi pada baja API-5L di lingkungan air terproduksi. Selain itu, dapat dikatakan bahwa inhibitor ekstrak kulit manggis dapat diaplikasikan di lingkungan air terproduksi. Dari Material Safeety Data Sheet inhibitor kimia X yang diberikan oleh perusahaan X diketahui bahwa inihibitor ini merupakan jenis amin atau anilin based. Untuk mengidentifikasi gugus tersebut maka dilakukanlah pengujian FTIR. Hasil dari pengujian FTIR inhibitor kimia X dapat dilihat pada Gambar 8. Dari hasil pengujian tersebut didapatkan frekuensi 1207 cm -1 yang menunjukan gugus C-N (Amin) yang cukup kuat. Senyawa amin bekerja sebagai inhibitor korosi dengan proses adsorpsi pasangan elektron bebas dari atom nitrogen pada permukaan logam. Dengan keberadaan lapisan amin yang teradsopsi pada permukaan logam maka dihasilkan suatu daerah dengan tahanan tinggi yang mampu menahan kontak antara permukaan logam dan elektrolit. Tahanan ini menurunkan dan menghentikan reaksi galvanik dan pelepasan elektron dari logam sabagai pemicu korosi Gambar 8. Spektra FTIR Kimia X

14 KESIMPULAN Dari penelitian yang dilakukan terhadap baja API-5L dengan penambahan ekstrak kulit manggis sebagai green inhibitor dengan variasi konsentrasi (tanpa penambahan, penambahan 2 ml, 4 ml, 6 ml, 8 ml, dan 10 ml) dengan lama perendaman 5 hari di lingkungan air terproduksi dan dibandingkan dengan inhibito kimia X, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Ekstrak kulit manggis dapat dijadikan sebagai inhibitor organik untuk material baja API- 5L di lingkungan air terproduksi 2. Air terproduksi yang digunakan memiliki sifat sedikit membentuk kerak atau korosif. Material baja API-5L yang digunakan memiliki ketahanan korosi yang rendah karena hanya sedikit sekali kandungan unsur paduan yang dapat menambah ketahanan korosi material seperti Cr, Mo, Ni, dan Cu. 3. Penambahan 10 ml ekstrak kulit manggis mampu menurunkan laju korosi baja API-5L dari 7,93 mpy menjadi 0,59 mpy dimana merubah ketahanan korosi dari good menjadi outstanding dan efisiensi inhibisi pada penambahan 10 ml ekstrak kulit manggis mencapai 92,6%. Penurunan laju korosi dan peningkatan efisiensi inhibisi ini terjadi karena ekstrak kulit manggis bekerja sesuai prinsip kerja inhibitor organik yaitu bekerja dengan membentuk suatu lapisan tipis (terlihat maupun tidak terlihat secara kasat mata) atau senyawa kompleks, yang mengendap (adsorpsi) pada permukaan logam sebagai lapisan pelindung yang dapat menghambat reaksi logam tersebut dengan lingkungannya. Peningkatan ph dan potensial yang tidak signifikan mengindikasikan bahwa tipe inhibitor ini adalah tipe inhibitor campuran katodik-anodik dengan mekanisme pembentukan lapisan antar muka antara permukaan logam dengan larutan air terproduksi berupa adsorpsi molekul inhibitor pada permukaan baja. Mekanisme ini juga didukung dengan meningkatnya nilai tahanan polarisasi dari permukaan baja setelah ditambahakan inhibitor. 4. Hasil spektra FTIR ekstrak kulit manggis diperkirakan bahwa golongan senyawa aktif pada ekstrak kulit manggis merupakan senyawa aromatik fenolik dari golongan xanthone yang berperan sebagai antioksidan dan heteroatom yang teradsorpsi di permukaan baja. Perbandingan spektrum FTIR antara air terproduksi dan air terproduksi yang telah ditambahkan ekstrak kulit manggis diketahui bahwa adanya puncak baru pada yang mewakili gugus aromatik C-H (phenyl). Hal ini menunjukkan bahwa senyawa

15 tersebut aktif bekerja melindungi baja dari serangan korosi sehingga menurunkan laju korosinya. 5. Penambahan 10 ml inhibitor kimia X mampu menurunkan laju korosi baja dari 7,93 mpy menjadi 1,20 mpy dimana merubah ketahanan korosi dari good menjadi excellent. kimia X yang digunakan memiliki gugus fungsi aktif senyawa anilin dimana memiliki mekanisme proses adsorpsi pasangan elektron bebas dari atom nitrogen pada permukaan logam. Dengan keberadaan lapisan anilin yang teradsopsi pada permukaan logam maka dihasilkan suatu daerah dengan tahanan tinggi yang mampu menahan kontak antara permukaan logam dan elektrolit. Tahanan ini menurunkan dan menghentikan reaksi galvanik dan pelepasan elektron dari logam sabagai pemicu korosi. kimia X memang menurukan laju korosi dengan cukup baik tetapi inhibitor ekstrak kulit manggis memiliki kemampuan yang lebih baik dibandingkan inhibitor kimia X dalam menurunkan laju korosi. 6. Dengan sifat ramah lingkungan dan efisiensi inhibisi yang tinggi, maka ekstrak kulit manggis dapat dijadikan alternatif inhibitor korosi ramah lingkungan pada industri minyak dan gas untuk kedepannya. DAFTAR PUSTAKA [1] [cited 2012, 15 October ]. [2] [cited October]. [3] N. O. Eddy, & E. E. Ebenso. (2008). Adsorption and inhibitive properties of ethanol extracts of Musa sapientum peels as a green corrosion inhibitor for mild steel in H 2 SO 4. African Journal of Pure and Applied Chemistry. Vol. 2, no. 6, pp [4] Hermawan, Beni. Ekstrak Bahan Alam sebagai Alternatif Korosi. 22 April [5] A. Craddock, et. al. (2006). A New Class of Green Corrosion s: Development and Application. SPE International Oilfield Corrosion Symposium. Aberdeen, UK. [6] W. Bogaerts, et. al. (2009). Use of Different Natural Extracts from Tropical Plants as Green s for Metals, Clean Technology Conference & Expo, Houston, TX.

16 [7] L. Afia, et. al. (2012). Argan hulls extract: green inhibitor of mild steel corrosion in 1M HCl solution. Research on Chemical Intermediates. Online first, 3 February [8] Winarsi, Heri Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Yogyakarta : Kanisius [9] H. A. Jung, B. N. Su, W. J. Keller, R. G. Mehta, and A.D. Kinghorn, Antioxidant xanthones from the pericarp of Garcinia mangostana (Mangosteen), Journal of Agricultural and Food Chemistry, vol. 54, no. 6, pp , [10] I.B. Obot, N.O. Obi-Egbedi, Anti-corrosive Properties of Xanthone on Mild Steel Corrosion in Sulphuric Acid: Experimnetal and Theoritical Investigations, Journal of Current Applied Physics, vol. 11, , [11] NACE International NACE Standard RP Item No Standard Recommended Practice Preparation, Installation, Analysis, And Interpretation Corrosion Coupons In Oilfield Operations. Texas [12] ASTM D , Standard Practice for Calculation and Adjustment of the Langelier Saturation Index for Reverse Osmosis. [13] LENNTECH Calculator. ( [14] Nilar, J. Harrison, Leslie., Xanthones from the heartwood of Garcinia mangostana. Department of Chemistry, National University of Singapore. [15] K. P. Vinod Kumar, M. S. Narayanan Pillai, and G. Rexin Thusnavis, Pericarp of the fruit of garcinia mangostana as corrosion inhibitor for mild steel in hydrochloric acid medium, Portugaliae Electrochimica Acta, vol. 28, no. 6, pp , [16] Elsevier Science & Technology Books. (2006). Principle of Corrosion Engineering and Corrosion Control. IChem Publisher. [17] A.Y. Musa, et. al. (2012). Molecular Dynamic and Quantum Chemical Calculations for Pthalazine Derivatives as Corrosion s of Mild Steel in 1 M HCl. Corrosion Science. Vol. 56, pp [18] Y. Yan, et. al. (2008). Electrochemical and Quantum Chemical Study of Purines as Corrosion s for Mild Steel in 1M HCl Solution. Electrochimica Acta. Vol. 53, pp [19] M. Morcillo, et. al. (1992). Corrosion of Rusted Steel in Aqueous Solutions of Tannin Acid. Corrosion. Vol. 48, no. 12, pp

17 [20] C.C. Nathan. (1979). Corrosion s. Houston: National Association of Corrosion Engineers.

Laporan Tugas Akhir. Saudah Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. Sulistijono, DEA

Laporan Tugas Akhir. Saudah Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. Sulistijono, DEA Laporan Tugas Akhir PENGARUH KONSENTRASI INHIBITOR ORGANIK SARANG SEMUT TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON API 5L GRADE B DI LINGKUNGAN HCL 0.5M DAN H 2 SO 4 Saudah 2710100113 Dosen Pembimbing Prof. Dr.

Lebih terperinci

DEA JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI FTI-ITS

DEA JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI FTI-ITS SIDANG LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH AGITASI DAN PENAMBAHAN KONSENTRASI INHIBITOR SARANG SEMUT (MYRMECODIA PENDANS) TERHADAP LAJU KOROSI BAJA API 5L GRADE B DI MEDIA LARUTAN 1M HCl Disusun oleh : Dinar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cooling tower system merupakan sarana sirkulasi air pendingin yang

BAB I PENDAHULUAN. Cooling tower system merupakan sarana sirkulasi air pendingin yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cooling tower system merupakan sarana sirkulasi air pendingin yang sangat berperan dalam berbagai industri. Air pendingin dalam cooling tower system didistribusikan

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH EKSTRAK ECENG GONDOK SEBAGAI INHIBITOR KOROSI UNTUK PIPA BAJA SS400 PADA LINGKUNGAN AIR

STUDI PENGARUH EKSTRAK ECENG GONDOK SEBAGAI INHIBITOR KOROSI UNTUK PIPA BAJA SS400 PADA LINGKUNGAN AIR STUDI PENGARUH EKSTRAK ECENG GONDOK SEBAGAI INHIBITOR KOROSI UNTUK PIPA BAJA SS400 PADA LINGKUNGAN AIR Novi Laura Indrayani 1) 1) Program Studi Teknik Mesin, Universitas Islam 45 Bekasi, email: novie.laura@gmail.com

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hidupnya. Salah satu contoh diantaranya penggunaan pelat baja lunak yang biasa

I. PENDAHULUAN. hidupnya. Salah satu contoh diantaranya penggunaan pelat baja lunak yang biasa 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia telah banyak memanfaatkan logam untuk berbagai keperluan di dalam hidupnya. Salah satu contoh diantaranya penggunaan pelat baja lunak yang biasa digunakan sebagai

Lebih terperinci

INHIBITOR KOROSI BAJA KARBON DALAM LARUTAN 1% 4 JENUH CO2

INHIBITOR KOROSI BAJA KARBON DALAM LARUTAN 1% 4 JENUH CO2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegagalan yang terjadi pada suatu material bisa disebabkan oleh beberapa faktor, salah satu penyebabnya adalah korosi. Korosi adalah suatu kerusakan yang terjadi pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara Untuk mengetahui laju korosi baja karbon dalam lingkungan elektrolit jenuh udara, maka dilakukan uji korosi dengan

Lebih terperinci

Pengendalian Laju Korosi pada Baja API 5L Grade B N Menggunakan Ekstrak Daun Gambir (Uncaria gambir Roxb)

Pengendalian Laju Korosi pada Baja API 5L Grade B N Menggunakan Ekstrak Daun Gambir (Uncaria gambir Roxb) 172 Pengendalian Laju Korosi pada Baja API 5L Grade B N Menggunakan Ekstrak Daun Gambir (Uncaria gambir Roxb) Eri Aidio Murti 1 *, Sri Handani 1, Yuli Yetri 2 1 Jurusan Fisika Universitas Andalas 2 Politeknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, minyak bumi masih memegang peranan penting bagi perekonomian indonesia, baik sebagai penghasil devisa maupun sebagai pemasok kebutuhan masyarakat dalam negeri.

Lebih terperinci

PEMANFAATAN BIO INHIBITOR DAUN SUKUN TERHADAP LAJU KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DI LINGKUNGAN 3,5 % NaCl DAN 1 M H 2 SO 4

PEMANFAATAN BIO INHIBITOR DAUN SUKUN TERHADAP LAJU KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DI LINGKUNGAN 3,5 % NaCl DAN 1 M H 2 SO 4 PEMANFAATAN BIO INHIBITOR DAUN SUKUN TERHADAP LAJU KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DI LINGKUNGAN 3,5 % NaCl DAN 1 M H 2 SO 4 Oleh : Dosen Pembimbing : Fathan Nadhir Prof. Dr. Ir. Sulistijono, DEA. 2710100104

Lebih terperinci

PEMANFAATAN OBAT SAKIT KEPALA SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DALAM MEDIA 3,5% NaCl DAN 0,1M HCl

PEMANFAATAN OBAT SAKIT KEPALA SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DALAM MEDIA 3,5% NaCl DAN 0,1M HCl PEMANFAATAN OBAT SAKIT KEPALA SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DALAM MEDIA 3,5% NaCl DAN 0,1M HCl Pandhit Adiguna Perdana 2709100053 Dosen Pembimbing : Budi Agung Kurniawan, S.T.,M.Sc.

Lebih terperinci

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON DAN BAJA LATERIT PADA LINGKUNGAN AIR SKRIPSI

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON DAN BAJA LATERIT PADA LINGKUNGAN AIR SKRIPSI PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON DAN BAJA LATERIT PADA LINGKUNGAN AIR SKRIPSI Oleh CHUMAIRAH DESIANA 04 04 04 016 X DEPARTEMEN TEKNIK METALURGI & MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki lahan tambang yang cukup luas di beberapa wilayahnya.

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki lahan tambang yang cukup luas di beberapa wilayahnya. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki lahan tambang yang cukup luas di beberapa wilayahnya. Salah satu bahan tambang yang banyak fungsinya yaitu batu bara, misalnya untuk produksi besi

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH PENAMBAHAN NACL (PPM) DAN PENINGKATAN PH LARUTAN TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON DARI BIJIH BESI HEMATITE DAN BIJIH BESI LATERITE

STUDI PENGARUH PENAMBAHAN NACL (PPM) DAN PENINGKATAN PH LARUTAN TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON DARI BIJIH BESI HEMATITE DAN BIJIH BESI LATERITE STUDI PENGARUH PENAMBAHAN NACL (PPM) DAN PENINGKATAN PH LARUTAN TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON DARI BIJIH BESI HEMATITE DAN BIJIH BESI LATERITE SKRIPSI Oleh EKA FEBRIYANTI 04 04 04 023 2 DEPARTEMEN TEKNIK

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Allium sativum L., bawang putih, EIS, inhibitor korosi, polarisasi, Tafel

ABSTRAK. Kata kunci: Allium sativum L., bawang putih, EIS, inhibitor korosi, polarisasi, Tafel ABSTRAK Pada pertambangan minyak bumi, minyak mentah yang dihasilkan masih bercampur dengan garam-garam anorganik dan gas yang bersifat asam. Campuran material tersebut jika bercampur dengan air akan menjadi

Lebih terperinci

PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bolimbi) SEBAGAI BIOINHIBITOR KOROSI PADA LOGAM BAJA KARBON

PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bolimbi) SEBAGAI BIOINHIBITOR KOROSI PADA LOGAM BAJA KARBON PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bolimbi) SEBAGAI BIOINHIBITOR KOROSI PADA LOGAM BAJA KARBON Diajukan Sebagai Persyaratan Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Kimia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Korosi dapat didefinisikan sebagai penurunan mutu suatu logam akibat reaksi elektrokimia dengan lingkungannya, yang melibatkan pergerakan ion logam ke dalam larutan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN DAUN JAMBU BIJI (Psidiifolium) SEBAGAI BIOINHIBITOR KOROSI PADA LOGAM BAJA KARBON

PEMANFAATAN DAUN JAMBU BIJI (Psidiifolium) SEBAGAI BIOINHIBITOR KOROSI PADA LOGAM BAJA KARBON PEMANFAATAN DAUN JAMBU BIJI (Psidiifolium) SEBAGAI BIOINHIBITOR KOROSI PADA LOGAM BAJA KARBON DiajukanSebagaiPersyaratanUntukMenyelesaikan Pendidikan Diploma III JurusanTeknik Kimia PoliteknikNegeriSriwijaya

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN INHIBITOR EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS TERHADAP PENURUNAN LAJU KOROSI BAJA ST-37

PENGARUH PENAMBAHAN INHIBITOR EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS TERHADAP PENURUNAN LAJU KOROSI BAJA ST-37 PENGARUH PENAMBAHAN INHIBITOR EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS TERHADAP PENURUNAN LAJU KOROSI BAJA ST-37 Lusiana Br Turnip, Sri Handani, Sri Mulyadi Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Universitas Andalas, Padang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. DIAGRAM ALIR PENELITIAN Untuk mengetahui perilaku korosi pada baja dari sponge bijih besi laterite dan membandingkannya secara kuantitatif dengan perilaku korosi dari baja

Lebih terperinci

EKSTRAK DAUN GAMBIR SEBAGAI INHIBITOR KOROSI Oleh: Dr. Ahmad Fadli, Ir.Rozanna Sri Irianty, M.Si, Komalasari, ST., MT. Abstralc

EKSTRAK DAUN GAMBIR SEBAGAI INHIBITOR KOROSI Oleh: Dr. Ahmad Fadli, Ir.Rozanna Sri Irianty, M.Si, Komalasari, ST., MT. Abstralc EKSTRAK DAUN GAMBIR SEBAGAI INHIBITOR KOROSI Oleh: Dr. Ahmad Fadli, Ir.Rozanna Sri Irianty, M.Si, Komalasari, ST., MT Abstralc Secara awam icorosi ditcenai sebagai penglcaratan, merupakan suatu peristiwa

Lebih terperinci

Fe Fe e - (5.1) 2H + + 2e - H 2 (5.2) BAB V PEMBAHASAN

Fe Fe e - (5.1) 2H + + 2e - H 2 (5.2) BAB V PEMBAHASAN 63 BAB V PEMBAHASAN 5. 1. KETAHANAN KOROSI SUS 316L 5.1.1 Uji Celup SUS 316L Baja tahan karat mendapatkan ketahanan korosi hasil dari terbentuknya lapisan pasif pada permukaan logam. Lapisan pasif adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Uji Korosi Dari pengujian yang telah dilakukan maka diperoleh hasil berupa data hasil perhitungan weight loss, laju korosi dan efisiensi inhibitor dalam Tabel

Lebih terperinci

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk BAB I PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk mendistribusikan aliran fluida dari suatu tempat ketempat yang lain. Berbagi jenis pipa saat ini sudah beredar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Korosi merupakan fenomena kimia yang dapat menurunkan kualitas suatu

BAB I PENDAHULUAN. Korosi merupakan fenomena kimia yang dapat menurunkan kualitas suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Korosi merupakan fenomena kimia yang dapat menurunkan kualitas suatu bahan akibat berinteraksi dengan lingkungan yang bersifat korosif. Proses korosi adalah

Lebih terperinci

EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana) SEBAGAI INHIBITOR KOROSI BAJA LUNAK DALAM MEDIA ASAM KLORIDA

EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana) SEBAGAI INHIBITOR KOROSI BAJA LUNAK DALAM MEDIA ASAM KLORIDA EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana) SEBAGAI INHIBITOR KOROSI BAJA LUNAK DALAM MEDIA ASAM KLORIDA Adhe Aryswan 1, R. Usman Rery, Maria Erna Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN SUPLEMEN VITAMIN C SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DALAM MEDIA 3.5% NaCl DAN 0.1 M HCl

PEMANFAATAN SUPLEMEN VITAMIN C SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DALAM MEDIA 3.5% NaCl DAN 0.1 M HCl PEMANFAATAN SUPLEMEN VITAMIN C SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DALAM MEDIA 3.5% NaCl DAN 0.1 M HCl Abdur Rozak 2709100004 Dosen Pembimbing : Budi Agung Kurniawan ST, M.sc. Latar Belakang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Baja atau besi banyak digunakan di masyarakat, mulai dari peralatan rumah

I. PENDAHULUAN. Baja atau besi banyak digunakan di masyarakat, mulai dari peralatan rumah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Baja atau besi banyak digunakan di masyarakat, mulai dari peralatan rumah tangga, sekolah, gedung, mobil, motor, dan lain-lain. Tidak hanya dalam masyarakat, penggunaan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Januari 2013 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Januari 2013 di 27 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Januari 2013 di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Lampung.

Lebih terperinci

Jurnal Reaksi Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe Vol. 3 No.5, Juni 2005 ISSN X

Jurnal Reaksi Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe Vol. 3 No.5, Juni 2005 ISSN X 5 Jurnal Reaksi Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe Vol. 3 No.5, Juni 2005 ISSN 1693-2X Irwan, Pemanfaatan Ekstrak Daun Tanjung Sebagai Inhibitor Korosi Baja Karbon Dalam Lingkungan Garam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan di laboratorium korosi pada Jurusan Metalurgi dan Material Fakultas Teknik. Variabel penelitian yang akan - digunakanadalah konsentrasi bikarbonat (HCO3)

Lebih terperinci

Pengaruh Lingkungan Terhadap Efisiensi Inhibisi Asam Askorbat (Vitamin C) pada Laju Korosi Tembaga

Pengaruh Lingkungan Terhadap Efisiensi Inhibisi Asam Askorbat (Vitamin C) pada Laju Korosi Tembaga JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 1, No. 2, Oktober 1999 : 100-107 Pengaruh Lingkungan Terhadap Efisiensi Inhibisi Asam Askorbat (Vitamin C) pada Laju Korosi Tembaga Soejono Tjitro, Juliana Anggono Dosen Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Korosi dapat didefinisikan sebagai penurunan mutu suatu logam akibat reaksi elektrokimia dengan lingkungannya, yang melibatkan pergerakan ion logam ke dalam larutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga menjadi bisnis yang cukup bersaing dalam perusahaan perbajaan.

BAB I PENDAHULUAN. juga menjadi bisnis yang cukup bersaing dalam perusahaan perbajaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk mendistribusikan aliran fluida dari suatu tempat ketempat yang lain. Berbagi jenis pipa saat ini sudah beredar

Lebih terperinci

Moch. Novian Dermantoro NRP Dosen Pembimbing Ir. Muchtar Karokaro, M.Sc. NIP

Moch. Novian Dermantoro NRP Dosen Pembimbing Ir. Muchtar Karokaro, M.Sc. NIP Pengaruh Variasi Bentuk dan Ukuran Scratch Polyethylene Wrap Terhadap Proteksi Katodik Anoda Tumbal Al-Alloy pada Baja AISI 1045 di Lingkungan Air Laut Moch. Novian Dermantoro NRP. 2708100080 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Boiler merupakan salah satu unit pendukung yang penting dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. Boiler merupakan salah satu unit pendukung yang penting dalam dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Boiler merupakan salah satu unit pendukung yang penting dalam dunia industri. Boiler berfungsi untuk menyediakan kebutuhan panas di pabrik dengan mengubah air menjadi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. -X52 sedangkan laju -X52. korosi tertinggi dimiliki oleh jaringan pipa 16 OD-Y 5

BAB IV PEMBAHASAN. -X52 sedangkan laju -X52. korosi tertinggi dimiliki oleh jaringan pipa 16 OD-Y 5 BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini, hasil pengolahan data untuk analisis jaringan pipa bawah laut yang terkena korosi internal akan dibahas lebih lanjut. Pengaruh operasional pipa terhadap laju korosi dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Laju Korosi Baja Karbon Pengujian analisis dilakukan untuk mengetahui prilaku korosi dan laju korosi baja karbon dalam suatu larutan. Pengujian ini dilakukan dengan

Lebih terperinci

EFISIENSI INHIBITOR SENYAWA PURIN TERHADAP LAJU KOROSI BAJA SS 304 DALAM LARUTAN ASAM DENGAN ADANYA ION I -

EFISIENSI INHIBITOR SENYAWA PURIN TERHADAP LAJU KOROSI BAJA SS 304 DALAM LARUTAN ASAM DENGAN ADANYA ION I - Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa 212 ISBN : 978-979-28-55-7 Surabaya, 25 Pebruari 212 EFISIENSI INHIBITOR SENYAWA PURIN TERHADAP LAJU KOROSI BAJA SS 34 DALAM LARUTAN ASAM DENGAN ADANYA ION I - EFFICIENCY

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian 22 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Proses Penelitian Mulai Preparasi dan larutan Pengujian Polarisasi Potensiodinamik untuk mendapatkan kinetika korosi ( no. 1-7) Pengujian Exposure (Immersion) untuk

Lebih terperinci

Pengaruh Ekstrak Daun Trembesi (Samanea Saman (Jacq.) Merr.) Sebagai Bahan Inhibitor Terhadap Laju Korosi Baja Plat Hitam (Base Plate) A36

Pengaruh Ekstrak Daun Trembesi (Samanea Saman (Jacq.) Merr.) Sebagai Bahan Inhibitor Terhadap Laju Korosi Baja Plat Hitam (Base Plate) A36 Pengaruh Ekstrak Daun Trembesi (Samanea Saman (Jacq.) Merr.) Sebagai Bahan Inhibitor Terhadap Laju Korosi Baja Plat Hitam (Base Plate) A36 Effect of Trembesi Leaf Extracts (Samanea saman(jacq.) Merr) as

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Korosi adalah suatu proses perusakan logam, dimana logam akan mengalami penurunan mutu (degradation) karena bereaksi dengan lingkungan baik itu secara kimia atau elektrokimia

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata korosi berasal dari bahasa latin Corrodere yang artinya perusakan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata korosi berasal dari bahasa latin Corrodere yang artinya perusakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar Korosi Kata korosi berasal dari bahasa latin Corrodere yang artinya perusakan logam atau berkarat. Korosi adalah terjadinya perusakan material (khususnya logam)

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH INHIBITOR EKSTRAK RIMPANG JAHE TERHADAP LAJU KOROSI INTERNAL PIPA BAJA ST-41 PADA AIR TANAH

ANALISA PENGARUH INHIBITOR EKSTRAK RIMPANG JAHE TERHADAP LAJU KOROSI INTERNAL PIPA BAJA ST-41 PADA AIR TANAH ANALISA PENGARUH INHIBITOR EKSTRAK RIMPANG JAHE TERHADAP LAJU KOROSI INTERNAL PIPA BAJA ST-41 PADA AIR TANAH M. Fajar Sidiq Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Mesin Universitas Pancasakti Tegal Email:

Lebih terperinci

Proteksi Katodik dengan Menggunakan Anoda Korban pada Struktur Baja Karbon dalam Larutan Natrium Klorida

Proteksi Katodik dengan Menggunakan Anoda Korban pada Struktur Baja Karbon dalam Larutan Natrium Klorida Proteksi Katodik dengan Menggunakan Anoda Korban pada Struktur Baja Karbon dalam Larutan Natrium Klorida Rahmat Ilham, Komalasari, Rozanna Sri Irianty Jurusan S1 Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS 28 BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS 4.1 Kondisi Operasi Kondisi operasi dan informasi teknis dari sampel sesuai dengan data lapangan dapat dilihat pada Tabel 3.1, sedangkan posisi sample dapat dilihat

Lebih terperinci

STUDI INHIBISI KOROSI BAJA 304 DALAM 2 M HCl DENGAN INHIBITOR CAMPURAN ASAM LEMAK HASIL HIDROLISA MINYAK BIJI KAPUK (Ceiba petandra)

STUDI INHIBISI KOROSI BAJA 304 DALAM 2 M HCl DENGAN INHIBITOR CAMPURAN ASAM LEMAK HASIL HIDROLISA MINYAK BIJI KAPUK (Ceiba petandra) STUDI INHIBISI KOROSI BAJA 304 DALAM 2 M HCl DENGAN INHIBITOR CAMPURAN ASAM LEMAK HASIL HIDROLISA MINYAK BIJI KAPUK (Ceiba petandra) Oleh: Sangya Fitriasih 1405.100.042 ABSTRAK Inhibisi korosi baja 304

Lebih terperinci

BAB IV DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV DATA DAN HASIL PENELITIAN BAB IV DATA DAN HASIL PENELITIAN 4.1.HASIL PENGUJIAN OPTICAL SPECTROSCOPY BAJA DARI SPONGE BIJIH BESI LATERITE T1 22320 QUALITY CQ1 SRK DAN BAJA KARBON Dari pengujian Optical spectroscopy baja dari sponge

Lebih terperinci

Perhitungan Laju Korosi di dalam Larutan Air Laut dan Air Garam 3% pada Paku dan Besi ASTM A36

Perhitungan Laju Korosi di dalam Larutan Air Laut dan Air Garam 3% pada Paku dan Besi ASTM A36 Perhitungan Laju Korosi di dalam Larutan Air Laut dan Air Garam 3% pada Paku dan Besi ASTM A36 Gurum AP. Ayu SA, Dita Rahmayanti, dan Nindy EM. Jurusan Fisika FMIPA Universitas Lampung. Jl Prof. Dr. Sumantri

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan Kajian mengenai korosi dan inhibisi korosi pada logam Cu-37Zn dalam larutan Ca(NO 3 ) 2 dan NaCl (komposisi larutan uji, tiruan larutan uji di lapangan) melalui penentuan laju

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI INHIBITOR EKSTRAK DAUN GAMBIR DENGAN PELARUT ETANOL-AIR TERHADAP LAJU KOROSI BESI PADA AIR LAUT

PENGARUH KONSENTRASI INHIBITOR EKSTRAK DAUN GAMBIR DENGAN PELARUT ETANOL-AIR TERHADAP LAJU KOROSI BESI PADA AIR LAUT J. Ris. Kim. Vol. 5, No. 2, Maret 2012 PENGARUH KONSENTRASI INHIBITOR EKSTRAK DAUN GAMBIR DENGAN PELARUT ETANOL-AIR TERHADAP LAJU KOROSI BESI PADA AIR LAUT Rozanna Sri Irianty dan Maria Peratenta Sembiring

Lebih terperinci

PENGARUH INHIBITOR EKSTRAK DAUN PEPAYA TERHADAP KOROSI BAJA KARBON SCHEDULE 40 GRADE B ERW DALAM MEDIUM AIR LAUT DAN AIR TAWAR

PENGARUH INHIBITOR EKSTRAK DAUN PEPAYA TERHADAP KOROSI BAJA KARBON SCHEDULE 40 GRADE B ERW DALAM MEDIUM AIR LAUT DAN AIR TAWAR J. Ris. Kim. Vol. 5, No. 2, Maret 212 PENGARUH INHIBITOR EKSTRAK DAUN PEPAYA TERHADAP KOROSI BAJA KARBON SCHEDULE 4 GRADE B ERW DALAM MEDIUM AIR LAUT DAN AIR TAWAR Sri Handani dan Megi Septia Elta Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa korosi sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa korosi sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan tanpa 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Peristiwa korosi sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan tanpa disadari begitu dekat dengan kehidupan kita, misalnya paku berkarat, tiang listrik berkarat,

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA DAN KOROSI (Continued) Ramadoni Syahputra

ELEKTROKIMIA DAN KOROSI (Continued) Ramadoni Syahputra ELEKTROKIMIA DAN KOROSI (Continued) Ramadoni Syahputra 3.3 KOROSI Korosi dapat didefinisikan sebagai perusakan secara bertahap atau kehancuran atau memburuknya suatu logam yang disebabkan oleh reaksi kimia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya inhibitor korosi berasal dari senyawa-senyawa organik dan

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya inhibitor korosi berasal dari senyawa-senyawa organik dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya inhibitor korosi berasal dari senyawa-senyawa organik dan anorganik seperti nitrit, kromat, fospat, urea, fenilalanin, imidazolin, dan senyawa-senyawa amina.

Lebih terperinci

PEMANFAATAN OBAT PARACETAMOL SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DALAM MEDIA 3.5% NaCl DAN 0.1M HCl

PEMANFAATAN OBAT PARACETAMOL SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DALAM MEDIA 3.5% NaCl DAN 0.1M HCl PEMANFAATAN OBAT PARACETAMOL SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DALAM MEDIA 3.5% NaCl DAN 0.1M HCl Saddam Husien NRP 2709100094 Dosen Pembimbing : Budi Agung Kurniawan, ST, M.Sc PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Jurusan Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Jurusan Pendidikan 28 BAB III METODE PENELITIAN III. 1 Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Lebih terperinci

Penghambatan Korosi Baja Beton dalam Larutan Garam dan Asam dengan Menggunakan Campuran Senyawa Butilamina dan Oktilamina

Penghambatan Korosi Baja Beton dalam Larutan Garam dan Asam dengan Menggunakan Campuran Senyawa Butilamina dan Oktilamina Jurnal Gradien Vol.3 No.1 Januari 2007 : 231-236 Penghambatan Korosi Baja Beton dalam Larutan Garam dan Asam dengan Menggunakan Campuran Senyawa Butilamina dan Oktilamina Samsul Bahri Program Studi Teknik

Lebih terperinci

PENGHAMBATAN KOROSI BAJA BETON DALAM LARUTAN GARAM DAN ASAM DENGAN MENGGUNAKAN CAMPURAN SENYAWA BUTILAMINA DAN OKTILAMINA

PENGHAMBATAN KOROSI BAJA BETON DALAM LARUTAN GARAM DAN ASAM DENGAN MENGGUNAKAN CAMPURAN SENYAWA BUTILAMINA DAN OKTILAMINA Nama : M.Isa Ansyori Fajri NIM : 03121003003 Shift : Selasa Pagi Kelompok : 3 PENGHAMBATAN KOROSI BAJA BETON DALAM LARUTAN GARAM DAN ASAM DENGAN MENGGUNAKAN CAMPURAN SENYAWA BUTILAMINA DAN OKTILAMINA Korosi

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Pengertian Korosi Korosi berasal dari bahasa Latin corrous yang berarti menggerogoti. Korosi didefinisikan sebagai berkurangnya kualitas suatu material (biasanya berupa logam

Lebih terperinci

JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG PENGARUH KONSENTRASI INHIBITOR EKSTRAK DAUN TEH (Camelia Sinensis) TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON SCHEDULE 40 GRADE B ERW SKRIPSI YONNA LUDIANA 07 135 082 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Klasifikasi Baja [7]

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Klasifikasi Baja [7] BAB II DASAR TEORI 2.1 BAJA Baja merupakan material yang paling banyak digunakan karena relatif murah dan mudah dibentuk. Pada penelitian ini material yang digunakan adalah baja dengan jenis baja karbon

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Penampang luar pipa elbow

Gambar 4.1 Penampang luar pipa elbow BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Latar Belakang Material Material yang digunakan pada penelitian ini merupakan material yang berasal dari pipa elbow pada pipa jalur buangan dari pompa-pompa pendingin

Lebih terperinci

BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN

BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN BAB II : MEKANISME KOROSI dan MICHAELIS MENTEN 4 BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN Di alam bebas, kebanyakan logam ditemukan dalam keadaan tergabung secara kimia dan disebut bijih. Oleh karena keberadaan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. korosi pada baja karbon dalam media NaCl jenuh CO 2 dan dalam media NaCl

BAB III METODELOGI PENELITIAN. korosi pada baja karbon dalam media NaCl jenuh CO 2 dan dalam media NaCl 25 BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi tanin sebagai inhibitor korosi pada baja karbon dalam media NaCl jenuh CO 2 dan dalam media NaCl

Lebih terperinci

Pemanfaatan Madu Sebagai Inhibitor Pada Baja Karbon Rendah Dalam Lingkungan NaCl 3,5% Dengan Metode Weight Loss

Pemanfaatan Madu Sebagai Inhibitor Pada Baja Karbon Rendah Dalam Lingkungan NaCl 3,5% Dengan Metode Weight Loss Pemanfaatan Madu Sebagai Inhibitor Pada Baja Karbon Rendah Dalam Lingkungan NaCl 3,5% Dengan Metode Weight Loss Johny Wahyuadi Soedarsono, Andi Rustandi dan R. Nino Rochmantika, M. Akbar Barrinaya Departemen

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI INHIBITOR ORGANIK SARANGN SEMUT TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON API 5L GRADE B DI LINGKUNGAN H 2 SO M

PENGARUH KONSENTRASI INHIBITOR ORGANIK SARANGN SEMUT TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON API 5L GRADE B DI LINGKUNGAN H 2 SO M 1 PENGARUH KONSENTRASI INHIBITOR ORGANIK SARANGN SEMUT TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON API 5L GRADE B DI LINGKUNGAN H 2 SO 4 0.5 M Saudah dan Sulistijono Jurusan Teknik Material dan Metalurgi, Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Baja merupakan paduan yang terdiri dari unsur utama besi (Fe) dan karbon (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang tersusun dalam

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 PENGARUH VARIASI BENTUK DAN UKURAN GORESAN PADA LAPIS LINDUNG POLIETILENA TERHADAP SISTEM PROTEKSI KATODIK ANODA TUMBAL PADUAN ALUMINIUM PADA BAJA AISI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan sejak bulan Februari hingga Agustus 2015. Ekstraksi hemin dan konversinya menjadi protoporfirin dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. gigi secara bersamaan, dan dapat melakukan penggerakan gigi yang tidak mungkin

BAB 1 PENDAHULUAN. gigi secara bersamaan, dan dapat melakukan penggerakan gigi yang tidak mungkin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawatan ortodonti saat ini menjadi pertimbangan penting bagi masyarakat karena perawatan tersebut bertujuan untuk memperbaiki posisi gigi dan memperbaiki maloklusi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Secara garis besar, tahapan pelaksanaan penelitian yaitu : Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian 22 Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode bent beam dengan menggunakan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN VITAMIN C SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA LINGKUNGAN ASAM. Irvan Kaisar Renaldi 1

PENGGUNAAN VITAMIN C SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA LINGKUNGAN ASAM. Irvan Kaisar Renaldi 1 PENGGUNAAN VITAMIN C SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA LINGKUNGAN ASAM Irvan Kaisar Renaldi 1 1 Departemen Teknik Material, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111,

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH WAKTU PERENDAMAN TERHADAP LAJU KOROSI PADA BAJA KARBON RENDAH DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK UBI UNGU SEBAGAI INHIBITOR ORGANIK DI LINGKUNGAN NaCl 3,5 % SKRIPSI ANDHI GUNAATMAJA

Lebih terperinci

PENGARUH WAKTU TERHADAP LAJU KOROSI LOGAM FeDAN Cr PADA BAJA SS 316 DALAM MEDIUM HCl 3M DENGAN INHIBITOR EKSTRAK METANOL DAUN KOPI(Coffea Robusta L)

PENGARUH WAKTU TERHADAP LAJU KOROSI LOGAM FeDAN Cr PADA BAJA SS 316 DALAM MEDIUM HCl 3M DENGAN INHIBITOR EKSTRAK METANOL DAUN KOPI(Coffea Robusta L) i PENGARUH WAKTU TERHADAP LAJU KOROSI LOGAM FeDAN Cr PADA BAJA SS 316 DALAM MEDIUM HCl 3M DENGAN INHIBITOR EKSTRAK METANOL DAUN KOPI(Coffea Robusta L) SKRIPSI GLORIA D.Y SILABAN 120802078 DEPARTEMEN KIMIA

Lebih terperinci

PENGARUH LAJU KOROSI PELAT BAJA LUNAK PADA LINGKUNGAN AIR LAUT TERHADAP PERUBAHAN BERAT.

PENGARUH LAJU KOROSI PELAT BAJA LUNAK PADA LINGKUNGAN AIR LAUT TERHADAP PERUBAHAN BERAT. PENGARUH LAJU KOROSI PELAT BAJA LUNAK PADA LINGKUNGAN AIR LAUT TERHADAP PERUBAHAN BERAT. Hartono Program Diploma III Teknik Perkapala, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro ABSTRACT One of the usage

Lebih terperinci

PENGENDALIAN LAJU KOROSI BAJA St-37 DALAM MEDIUM ASAM KLORIDA DAN NATRIUM KLORIDA MENGGUNAKAN INHIBITOR EKSTRAK DAUN TEH (Camelia sinensis)

PENGENDALIAN LAJU KOROSI BAJA St-37 DALAM MEDIUM ASAM KLORIDA DAN NATRIUM KLORIDA MENGGUNAKAN INHIBITOR EKSTRAK DAUN TEH (Camelia sinensis) PENGENDALIAN LAJU KOROSI BAJA St-37 DALAM MEDIUM ASAM KLORIDA DAN NATRIUM KLORIDA MENGGUNAKAN INHIBITOR EKSTRAK DAUN TEH (Camelia sinensis) Desi Mitra Sari 1, Sri Handani 1, Yuli Yetri 2 1 Jurusan Fisika,

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print) F-56

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print) F-56 JURNAL TEKNIK ITS Vol., No., () ISSN: -9 (-9 Print) F- Pengaruh Variasi Goresan Lapis Lindung dan Variasi ph Tanah terhadap Arus Proteksi Sistem Impressed Current Cathodic Protection (ICCP) pada Pipa API

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Korosi dapat didefinisikan sebagai penurunan mutu suatu logam akibat reaksi elektrokimia dengan lingkungannya, yang melibatkan pergerakan ion logam ke dalam larutan

Lebih terperinci

1 BAB IV DATA PENELITIAN

1 BAB IV DATA PENELITIAN 47 1 BAB IV DATA PENELITIAN 4.1 Pengumpulan Data Dan Informasi Awal 4.1.1 Data Operasional Berkaitan dengan data awal dan informasi mengenai pipa ini, maka didapat beberapa data teknis mengenai line pipe

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan selama bulan februari sampai Agustus 2015 di Laboratorium Kimia Material dan Hayati FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia,

Lebih terperinci

SAT. Ekstraksi Daun Gambir Menggunakan Pelarut Metanol-Air Sebagai Inhibitor Korosi. Rozanna Sri Irianty dan Komalasari. 1.

SAT. Ekstraksi Daun Gambir Menggunakan Pelarut Metanol-Air Sebagai Inhibitor Korosi. Rozanna Sri Irianty dan Komalasari. 1. Teknobiologi JI SAT Jurnal Ilmiah Sains Terapan Lembaga Penelitian Universitas Riau Jurnal Teknobiologi, IV(1) 213: 7 13 ISSN : 287 5428 Ekstraksi Daun Gambir Menggunakan Pelarut Metanol-Air Sebagai Inhibitor

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN PELAPIS EPOKSI TERHADAP KETAHANAN KOROSI PIPA BAJA ASTM A53 DIDALAM TANAH SKRIPSI

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN PELAPIS EPOKSI TERHADAP KETAHANAN KOROSI PIPA BAJA ASTM A53 DIDALAM TANAH SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA EFEKTIFITAS PENGGUNAAN PELAPIS EPOKSI TERHADAP KETAHANAN KOROSI PIPA BAJA ASTM A53 DIDALAM TANAH SKRIPSI SITI CHODIJAH 0405047052 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK METALURGI DAN

Lebih terperinci

Efektifitas Ekstrak Daun Sirsak sebagai Inhibitor pada Baja Karbon Api 5L dalam Larutan NaCl 3%

Efektifitas Ekstrak Daun Sirsak sebagai Inhibitor pada Baja Karbon Api 5L dalam Larutan NaCl 3% Efektifitas Ekstrak Daun Sirsak sebagai Inhibitor pada Baja Karbon Api 5L dalam Larutan NaCl 3% Apriyanto Supriyo Giri, Ediman Ginting dan Suprihatin Jurusan Fisika FMIPA Universitas Lampung Jl. Prof.

Lebih terperinci

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sintesis dan Karakterisasi Karboksimetil Kitosan Spektrum FT-IR kitosan yang digunakan untuk mensintesis karboksimetil kitosan (KMK) dapat dilihat pada Gambar 8 dan terlihat

Lebih terperinci

Korosi Retak Tegang (SCC) Baja Karbon AISI 1010 dalam Lingkungan NaCl- H 2 O-H 2 S

Korosi Retak Tegang (SCC) Baja Karbon AISI 1010 dalam Lingkungan NaCl- H 2 O-H 2 S Korosi Retak Tegang (SCC) Baja Karbon AISI 1010 dalam Lingkungan NaCl- H 2 O-H 2 S (Agus Solehudin)* * Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FPTK Universitas Pendidikan Indonesia Emai : asolehudin@upi.edu Abstrak

Lebih terperinci

STUDI KINERJA BEBERAPA RUST REMOVER

STUDI KINERJA BEBERAPA RUST REMOVER STUDI KINERJA BEBERAPA RUST REMOVER Ferry Budhi Susetyo Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta e-mail : fbudhi@unj.ac.id Abstrak Rust remover akan menghilangkan seluruh karat

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Baja merupakan logam yang paling banyak digunakan untuk penerapan pada konstruksi dan industri karena mudah didapat dan difabrikasikan, serta memiliki kekuatan tarik

Lebih terperinci

Korosi Retak Tegang (SCC) Baja Karbon AISI 1010 dalam Lingkungan NaCl- H 2 O-H 2 S

Korosi Retak Tegang (SCC) Baja Karbon AISI 1010 dalam Lingkungan NaCl- H 2 O-H 2 S Korosi Retak Tegang (SCC) Baja Karbon AISI 1010 dalam Lingkungan NaCl- H 2 O-H 2 S Oleh : Agus Solehudin Dipresentasikan pada : Seminar Nasional VII Rekayasa dan Aplikasi Teknik Mesin di Industri Diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ini merupakan eksperimen untuk mengetahui pengaruh temperatur media pendingin pasca pengelasan terhadap laju korosi dan struktur mikro.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari potensi tanaman rempah andaliman sebagai inhibitor korosi baja pada kondisi yang sesuai dengan pipa sumur minyak

Lebih terperinci

LAJU KOROSI BAJA SS 304 DALAM MEDIA HCL DENGAN INHIBITOR KININA

LAJU KOROSI BAJA SS 304 DALAM MEDIA HCL DENGAN INHIBITOR KININA SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VI Pemantapan Riset Kimia dan Asesmen Dalam Pembelajaran Berbasis Pendekatan Saintifik Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 21 Juni

Lebih terperinci

PENGARUH TEGANGAN DAN KONSENTRASI NaCl TERHADAP KOROSI RETAK TEGANG PADA BAJA DARI SPONS BIJIH LATERIT SKRIPSI

PENGARUH TEGANGAN DAN KONSENTRASI NaCl TERHADAP KOROSI RETAK TEGANG PADA BAJA DARI SPONS BIJIH LATERIT SKRIPSI PENGARUH TEGANGAN DAN KONSENTRASI NaCl TERHADAP KOROSI RETAK TEGANG PADA BAJA DARI SPONS BIJIH LATERIT SKRIPSI Oleh BUDI SETIAWAN 04 03 04 015 8 DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) G-292

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) G-292 JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) G-292 Studi Eksperimen Pengaruh Variasi Inhibitor dan Konsentrasi Inhibitor terhadap Laju Korosi dan Penentuan Efisiensi Inhibisi

Lebih terperinci

STUDI PENGGUNAAN EKSTRAK BAHAN ALAMI SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA CAT UTUK PELAT KAPAL A36

STUDI PENGGUNAAN EKSTRAK BAHAN ALAMI SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA CAT UTUK PELAT KAPAL A36 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 STUDI PENGGUNAAN EKSTRAK BAHAN ALAMI SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA CAT UTUK PELAT KAPAL A36 Roni Septiari, Heri Supomo Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelasan merupakan proses penyambungan setempat dari logam dengan menggunakan energi panas. Akibat panas maka logam di sekitar lasan akan mengalami siklus termal

Lebih terperinci

Studi Perilaku Korosi Tembaga dengan Variasi Konsentrasi Asam Askorbat (Vitamin C) dalam Lingkungan Air yang Mengandung Klorida dan Sulfat

Studi Perilaku Korosi Tembaga dengan Variasi Konsentrasi Asam Askorbat (Vitamin C) dalam Lingkungan Air yang Mengandung Klorida dan Sulfat JURNAL TEKNIK MESIN Vol. 2, No. 1, April 0 : 62-67 Studi Perilaku Korosi Tembaga dengan Variasi Konsentrasi Asam Askorbat (Vitamin C) dalam Lingkungan Air yang Mengandung Klorida dan Sulfat Soejono Tjitro,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai Mei 2015 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai Mei 2015 di III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai Mei 2015 di Laboratorium Kimia Organik Universitas Lampung, Laboratorium Terpadu UIN Syarif

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK TANAMAN (Phyllanthus amarus, Aloe vera) SEBAGAI INHIBITOR PADA KOROSI MILD STEEL DALAM MEDIA 0.

PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK TANAMAN (Phyllanthus amarus, Aloe vera) SEBAGAI INHIBITOR PADA KOROSI MILD STEEL DALAM MEDIA 0. JURNAL TEKNIK POMITS 1 PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK TANAMAN (Phyllanthus amarus, Aloe vera) SEBAGAI INHIBITOR PADA KOROSI MILD STEEL DALAM MEDIA 0.1 M H 2 SO 4 Zakarizal Zaenal Havada, dan Sulistijono Jurusan

Lebih terperinci

PENGHAMBATAN LAJU KOROSI DENGAN MEMANFAATKAN EKSTRAK UBI JALAR UNGU (Ipomoea Batatas Var. Ayumurasaki) SEBAGAI INHIBITOR KOROSI

PENGHAMBATAN LAJU KOROSI DENGAN MEMANFAATKAN EKSTRAK UBI JALAR UNGU (Ipomoea Batatas Var. Ayumurasaki) SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PENGHAMBATAN LAJU KOROSI DENGAN MEMANFAATKAN EKSTRAK UBI JALAR UNGU (Ipomoea Batatas Var. Ayumurasaki) SEBAGAI INHIBITOR KOROSI Diajukan sebagai persyaratan untuk menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan

Lebih terperinci