MENENTUKAN PEMAKAIAN BAHAN BAKAR DAN BAHAN PELUMAS MESIN DIESEL Agus Pramono Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MENENTUKAN PEMAKAIAN BAHAN BAKAR DAN BAHAN PELUMAS MESIN DIESEL Agus Pramono Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang"

Transkripsi

1 Abstract MENENTUKAN PEMAKAIAN BAHAN BAKAR DAN BAHAN PELUMAS MESIN DIESEL Agus Pramono Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Semarang Fuel and lubricating materials are a result of the final distillation of crude oil that is very easily influenced by temperature and oxygen, so it will quickly form a combustion process that could be used to convert the chemical energy into mechanical energy in the cylinder Diesel engine. To know the use of two materials will be needed experience on the measurement of density and vikositas. This paper discusses the properties of fuels and lubricants to the density, viscosity, additives, and the sediments that can damage the diesel engine components. For that we need to know how to determine fuel and lubricant materials appropriate for the diesel engine has an optimum performance and does not cause cessation of the working mechanisms of these machines as a result of sediment in the oil. Keyword: Fuel, Lubricants and Vikositas Materials PENDAHULUAN Bahan bakar dan Bahan Pelumas yang selalu dieksplorasi kemudian sampai pada taraf eksploiltasi adalah mineral alam yang terbentuk dalam jutaan tahun yang telah lalu berasal dari fosil-fosil yang mengalami proses perubahan tekanan dan panas sedemikian rupa sehingga terbentuklah senyawa Hidrocarbon yang menyebabkan terbentuknya minyak mentah (crudeoil) yang mengisi kantongkantong bawah tanah maupun sungai-sungai bawah tanah atau yang sering dinamakan reservoar. Minyak mentah tersebut kemudian ada yang dipompa kepermukaan (upstream) dan ada yang karena tekanan perut bumi yang dapat keluar sendiri setelah pengeboran (drilling) menggunakan peralatan bor bawah tanah (downstream ). Setelah dilakukan penyulingan (destilation) maka produksi kilang dapat berupa bahan bakar dan bahan pelumas seperti, avtur, kerosin, bensin dan berbagai minyak pelumas. Sehingga dapat digunakan pada Industri-industri diseluruh dunia. Khususnya pemakaian pada peralatan berat tambang terbuka seperti, tractor, bolduzer, loader dan shovel maupun kendaraan ringan dengan mobilitas yang tinggi yang sangat memerlukan kedua bahan alam tersebut yaitu bahan bakar dan bahan pelumas. Sebagai pengguna yang profesional dibidangnya harus mampu mengidentifikasi dan menentukan sekaligus mengkonversi terhadap bahan bakar dan bahan pelumas pada pemakaian bahan bakar dan bahan pelumas yang optimum. Walaupun minyak pelumas atau bahan bakar murah harganya tetapi sering terjadi penggantian komponen setelah dipakai justru menunjukkan sebaliknya merupakan pemborosan, Namun apabila bahan bakar dan bahan pelumas dengan harga mahal tetapi aman setelah dipakai terhadap lifetime komponen permesinan maka dapat dikatagorikan hemat. Menurut klasifikasi Pelumas pada umumnya berasal dari minyak mentah (baseoil) yang telah didestilasi dan dibagi menjadi empat jenis yang berdasarkan dari material pelumas tersebut. Pelumas cair (liquid lubricant) pelumas yang mencair pada suatu suhu ruangan dengan kandungan-kandungan yang dimiliki didalamnya berupa zat cair, pelumas tersebut bisa dituangkan dari satu wadah ke wadah lain. Pelumas memiliki sifat utama akan mengisi bentuk wadahnya, contoh, semua jenis oli adalah pelumas cair. Pelumas yang semi padat (semi solid lubricant) pelumas semi padat ciri khasnya adalah, akan menjadi cair manakala suhu naik dan sebaliknya akan menjadi kental jika temperatur turun. Contohnya, gemuk (grease). Pelumas padat (solid lubricant) pelumas padat seringkali berbentuk bubuk atau butiranbutiran. Pelumas ini umumnya digunakan pada daerah yang sangat dingin dimana oli akan membeku dan pada tempat yang panas dimana oli akan terbakar. Pelumas gas (gases) kedengarannya jenis pelumas ini asing bagi kita bahwa sebuah gas bisa digunakan berfungsi sebagai pelumas ingat bahwa tujuan utama pelumas adalah untuk memisahkan dua buah benda yang berhadapan dan bergerak contoh yang sering kita lihat adalah pada kunci impact disamping gas sebagai pengatur tenaga sebenarnya gas sebagai pemisah gigi didalam kunci impact tersebut. 10

2 PEMBAHASAN Fungsi utama Pelumas diantaranya sesuai dengan kondisi penggunaan dilapangan adalah sebagai berikut: a. Mengurangi gesekan (Reduce friction) Tujuan utama dari pelumas adalah untuk menurunkan gesekan, pelumasan itu sendiri berarti memisahkan dua permukaan yang bergerak dengan memberikan selaput pelumas diantara dua permukaan tersebut. Sebagai anti friction pelumas tidak dapat diabaikan begitu saja dalam pemilihanya sebelum dipakai dalam permesinan. d. Kemampuan untuk Mendinginkan Elemenelemen yang Bergerak Panas yang ditimbulkan oleh gesekan dapat menyebabkan banyak masalah pada mesin, beberapa komponen akan engembang lebih cepat dari yang lainnya, akan tetapi walaupun tingkat mengembangan komponen tersebut rendah, tetap akan menjadi masalah jika temperatur naik cukup besar Gambar 4. Sistem Pelumasan pompa dengan pendingin air Gambar 1. Permukaan kering yang bersentuhan b. Menurunkan Keausan (Reduce Wear) Keausan bagian mesin biasanya disebabkan karena gesekan, jika gesekan bisa dikurangi dengan pemberian pelumas berarti proses keausan juga akan kurang. e. Mencegah terjadinya Karat Fungsi lain yang sangat penting dari pelumasan adalah untuk mencegah karat atau menahan karat dan korosi. Pelumas akan bekerja menahan karat pada waktu membentuk suatu lapisan pelindung pada bagian-bagian metal mesin. Lapisan pelumas akan membendung kontak langsung antara metal dengan oxygen, sehingga metal tersebut tidak teroksidasi. Gambar 2. Gesekan Gelinding rendah karena luasan kontak gesek kecil c. Membantu Menahan Hentakan Alasan lain pelumasan adalah membantu meredam hentakan. Suatu pelumasan bisa membantu menyerap hentakan antara dua metal yang bersentuhan (kontak) langsung yang sering terjadi pada gerakan mekanis. Gambar 1.3. Gesekan perputaran rendah kerena area kontak kecil. Gambar 3. Kaitan antar roda gigi dengan hentakan teredam Gambar 5. Oil film membasahi komponen Bantalan BAHAN BAKAR MINYAK UNTUK DIESEL MESIN Proses pembakaran bahan bakar menghasilkan tenaga di dalam diesel engine saat teratomisasi dan bercampur dengan udara di dalam ruang pembakaran. Tekanan yang disebabkan oleh kompresi piston, di dalam silinder liner menyebabkan kenaikan temperatur yang cepat. Pada saat bahan bakar diinjeksi campuran bahan bakar/udara menyala dan energi bahan bakar yang terbakar dilepas untuk mendesak piston ke arah bawah dan memutar poros engkol. Bahan bakar akan terbakar secara sempurna akan habis tanpa meninggalkan produk residu atau asap tetapi secara ideal tidak pernah ada bahan bakar yang sempurna. MENENTUKAN PEMAKAIAN BAHAN BAKAR DAN PELUMAS MESIN DIESEL.(Agus Pramono) 11

3 berat air dengan volume yang sama (pada temperatur yang sama). Semakin tinggi berat jenis, semakin berat bahan bakar. Bahan bakar yang lebih berat memiliki energi atau tenaga yang lebih besar (per volume) bagi engine untuk digunakan. Gambar 6. Pembakaran Bahan Bakar diesel pada saat injeksi setelah udara terkompresi menyala karena kenaikan panas yang cepat. Bahan bakar Diesel memberikan nilai panas (energi) tertinggi per satuan berat bahan bakar yang umum yaitu sekitar 15% lebih tinggi dari petrol 37% lebih tinggi dari Butane dan 50% lebih tinggi dari Propane. Ini memberikan keunggulan signifikan bila menggunakan bahan bakar solar. Kualitas bahan bakar mempengaruhi kinerja dan perawatan diesel engine. Combustion Ignition (CI) engine pada kisaran (range) penuh akan bekerja pada berbagai ragam bahan bakar. Bahan-bahan bakar ini dapat diperoleh dari distilat minyak bumi (petroleum) atau minyak nabati tertentu. CI engine dengan kecepatan yang paling tinggi yang digunakan dalam industri otomatif membutuhkan bahan bakar dari distilat minyak bumi ringan dari ragam yang terbatas. a. Sifat sifat Bahan Bakar Gambar 7. Kualitas bahan bakar tidak terlihat secara visual. Contoh bahan bakar tersebut mungkin terlihat baik Gambar 7. Kualitas bahan bakar dapat mempengaruhi kinerja dan perawatan diesel engine secara signifikan. Memahami sifat-sifat dasar bahan bakar adalah penting bagi Ahli teknik agar dapat menilai kualitas bahan bakar. Sifat-sifat berikut ini memiliki dampak terhadap kerja diesel engine dan sistem penanganan bahan bakar dan pengolahan bahan bakarnya. b. Berat Jenis Berat jenis bahan bakar solar adalah berat volume tetap bahan bakar tersebut dibandingkan dengan Gambar 8. Thermo-Hydrometer (29 sampai 41 API), 5P2712 Thermo-Hydrometer (39 sampai 51 API). (Sumber :1P7438 Beaker, 1P7408) Berat jenis dapat diukur dengan menggunakan fuel hydrometer khusus (Gambar 8). Angka penunjuk pada hydrometer tersebut adalah skala American Petroleum Institute (API) dan merupakan kebalikan dari berat jenis. Yaitu, semakin tinggi angka API, maka semakin ringan bahan bakar yang bersangkutan. Sebagian besar diesel engine Caterpillar hasil pembacaan API sebesar 35 adalah optimum. Bahan bakar yang lebih ringan seperti minyak tanah memiliki ukuran API Hydrometer mengambang di dalam bahan bakar. Anda dapat memperhatikan titik dimana ketinggian permukaan zat cair memotong/bersilangan dengan skala hydrometer dan membaca berat jenis bahan bakar API Tabel 1. Menunjukan densitas bahan bakar dan kepekatan yang berbeda. BERAT JENIS DAN KEPEKATAN/DENSITAS BAHAN BAKAR Berat Jenis Kepekatan/Densitas Berat Jenis Pound per Kg/l pada 15 C Gallon (60 F) Derajat API pada 15 C (60 F) 25 0,9042 7,529 0, ,8984 7,481 0, ,8927 7,434 0, ,8871 7,387 0, ,8816 7,341 0, ,8762 7,296 0, ,8708 7,251 0, ,8654 7,206 0, ,8602 7,163 0, ,8550 7,119 0, TEKNIS Vol. 6 No.1 April 2011 : 10-17

4 Hasil pengukuran hydrometer dipengaruhi oleh temperatur bahan bakar. Selalu gunakan tabel koreksi yang dilengkapi dengan alat dan diperlihatkan di dalam Tabel 1 (gallon yang diperlihatkan di dalam Tabel 1 adalah Gallon Amerika Serikat) untuk mengkompensasi temperatur bahan bakar aktual. Petunjuk lengkap diberikan di dalam Petunjuk Khusus, Menggunakan Thermo- Hydrometer Bahan Bakar Solar, (Sumber: Formulir No. SMHS9224.) o Pengaruh terhadap Mesin. 1). Cold Weather Lubricant Dalam cuaca dingin sebelum menghidupkan engine pastikan bahwa oli di dalam engine oli di dalam transmisi dan oli di dalam sistem hidrolik cukup cair untuk mengalir. Periksa oli dengan mencabut dipstick. Jika oli menetes atau mengalir turun dari dipstick maka itu berarti bahwa oli cukup cair untuk menghidupkan mesin. Jangan menggunakan oli yang telah diencerkan dengan minyak tanah. Minyak tanah akan menguap di dalam mesin. Ini akan menyebabkan oli mengental dan juga akan menyebabkan seal silikon membengkak atau melunak. Jika viskositas oli diganti untuk cuaca dingin, ganti juga filter element. Jika filter tidak diganti filter element dan filter housing dapat berubah menjadi massa padat. Buang oli dari semua hydraulic cylinder dan saluran hidrolik. Setelah mengganti oli, operasikan alat untuk mensirkulasikan oli yang lebih encer. Bila mesin dihidupkan dan dioperasikan pada temperatur ambien yang lebih rendah dari -20 C (-4 F), gunakan oli dasar (base oil) yang dapat mengalir dalam temperatur rendah. Oli ini memiliki viscosity grade pelumas SAE0W atau SAE 5W. Bila mesin dihidupkan dan dioperasikan pada temperatur ambien yang lebih rendah dari -30 C (-22F), gunakan synthetic base stock multigrade oil. Oli ini harus memiliki viskositas grade pelumas 0W atau 5W. Gunakan oli dengan titik lumer/leleh yang lebih rendah dari -50 C (-58F). Karena jumlah bahan pelumas yang dapat diterima adalah terbatas dalam kondisi dingin, Pabrik minyak pelumas memiliki rekomendasi khusus untuk kondisi dingin. API merekomendasikan bahan-bahan pelumas berikut ini untuk digunakan dalam kondisi dingin (bahan pelumas dicantumkan menurut pilihan). 2). Bahan Bakar Ringan Bahan bakar ringan seperti minyak tanah tidak akan menghasilkan tenaga nominal (rated power). Saat membandingkan konsumsi bahan bakar atau kinerja engine, selalu ketahui temperatur bahan bakar yang diukur apakah berat jenis dan densitasnya sudah benar. Setelan (setting) bahan bakar engine tidak boleh disesuaikan untuk mengkompensasi kehilangan tenaga dengan bahan bakar yang lebih ringan (dengan angka densitas lebih tinggi dari 35 API). Umur pakai komponen sistem bahan bakar dapat berkurang dengan bahan bakar yang sangat ringan karena pelumasan akan kurang efektif (karena viskositas rendah). Bahan bakar yang lebih ringan juga merupakan campuran ethanol dan methanol (alkohol) dengan bahan bakar solar. Pencampuran alkohol atau bensin ke dalam bahan bakar solar akan menciptakan keadaan yang dapat menimbulkan ledakan di dalam tangki bahan bakar. Selain itu, pengembunan air di dalam tangki dapat menyebabkan alkohol memisahkan diri dan membentuk lapisan di dalam tangki. Produsen menganjurkan menolak pencampuran seperti itu. 3). Bahan Bakar Berat (Blended Heavy fuels) Bahan bakar berat (blended heavy fuels) cenderung menimbulkan lebih banyak pembentukan endapan di dalam ruang pembakaran (combustion chamber) yang dapat menyebabkan aus abnormal pada cylinder liner dan ring. Masalah ini merupakan yang paling banyak terlihat di dalam engine-engine berukuran kecil dan berkecepatan tinggi. Langkah-langkah untuk memperbaiki berat jenis dengan mencampur adalah satu-satunya cara untuk memperbaiki masalah densitas bahan bakar. c. Kekentalan Viskositas adalah ukuran resistensi suatu zat cair untuk mengalir. Viskositas yang tinggi berarti bahan bakar adalah kental dan tidak mudah mengalir. Bahan bakar dengan viskositas yang salah (baik terlalu tinggi atau terlalu rendah) dapat menyebabkan kerusakan engine. Pengaruh terhadap Mesin Bahan bakar dengan viskositas tinggi akan meningkatkan aus pada gear train cam dan follower pada perangkat pompa bahan bakar (fuel pump assembly) karena tekanan injeksi lebih tinggi yang dibutuhkan. Bahan bakar mengatomisasi secara MENENTUKAN PEMAKAIAN BAHAN BAKAR DAN PELUMAS MESIN DIESEL.(Agus Pramono) 13

5 kurang efisien dan engine akan menjadi lebih sulit untuk dihidupkan. Bahan bakar dengan viskositas yang lebih rendah tidak memberikan pelumasan yang memadai pada plunger, barrel dan injector dan penggunaannya harus dievaluasi secara cermat. Langkah-langkah untuk Memperbaiki Kekentalan: - Viskositas bahan bakar akan berubah-ubah jika temperatur bahan bakar berubah. Pemanasan atau pendinginan dapat digunakan untuk menyetel viskositas. - Mencampur bahan bakar merupakan satu cara lain untuk menyetel viskositas. Viskositas dan Blended Heavy fuels / bahan bakar berat Kelompok engine Caterpillar 3500 dan Caterpillar3600 dapat bekerja dengan menggunakan campuran blended heavy fuels / bahan bakar berat dan distilat. Blended heavy fuels / bahan bakar berat harus diencerkan atau dipanaskan hingga mencapai tingkat viskositas yang dikehendaki sebelum mencapai system bahan bakar. Kecuali bila engine memiliki RPM yang rendah sekali, ada sedikit manfaat ekonomis untuk mencoba mengolah bahan bakar dengan viskositas yang lebi Untuk menangani bahan bakar yang memiliki viskositas tinggi, beberapa persyaratan instalasi tambahan mungkin diperlukan, tergantung dari viskositas pastinya. Instalasi tersebut mungkin membutuhkan: - Pemanasan tangki bahan bakar (fuel tank) dan pipa bahan bakar (fuel line). - Centrifuging dan back flush filtering - Pompa transfer bahan bakar eksternal - Penyaringan bahan bakar tambahan - Pencucian turbocharger exhaust turbine. (Kelompok engine 3600). d. Titik Keruh (Cloud Point) Cloud Point suatu bahan bakar adalah temperatur dimana kekeruhan atau kabut muncul di dalam bahan bakar. Kekeruhan ini disebabkan oleh temperatur yang turun sampai dibawah titik lumer lilin atau parafin yang terjadi secara alami di dalam produkproduk minyak bumi. Pengaruh terhadap mesin. Cloud point atau pour point bahan bakar ditentukan oleh pihak pengilang (refiner). Cloud point merupakan faktor yang paling penting karena pada temperatur inilah penyumbatan filter bahan bakar mulai terjadi dan menghambat aliran bahan bakar ke engine. Langkah-langkah untuk Mengatasi Temperatur Cloud Point Tinggi Tiga langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi bahan bakar yang memiliki cloud point tinggi. o Gunakan pemanas bahan bakar (fuel heater) bila temperatur di luar dibawah cloud point bahan bakar. Karena cloud point juga merupakan titik lumer/leleh lilin, bila temperatur bahan bakar dijaga diatas cloud point lilin akan tetap lumer di dalam bahan bakar. Heater harus memanaskan bahan bakar sebelum mengalir melalui filter. Fuel filter sering menggunakan bahan pendingin engine untuk memanaskan bahan bakar dan mencegah terbentuknya partikel lilin. Bila temperatur ambien cukup rendah untuk menuntut digunakannya fuel heater, hidupkan dan operasikan engine pada idle rendah hingga temperatur cukup tinggi untuk mencegah terbentuknya partikel lilin di dalam rangkaian saringan bahan bakar engine. Jika tidak, laju aliran bahan bakar yang tinggi dengan bahan bakar dalam keadaan dingin akan meningkatkan risiko penyumbatan. o Bahan bakar dengan cloud point tinggi dapat diencerkan dengan bahan bakar yang memiliki cloud point lebih rendah seperti minyak tanah. o Pabrik pembuat bahan bakar dapat juga menambah flow improver (wax crystal modifier) ke dalam bahan bakar. Ini tidak mengubah cloud point bahan bakar tetapi menjaga ukuran kristal lilin tetap cukup kecil untuk dapat melewati saringan bahan bakar (fuel filter). Perusahaan besar seperti Carterpillar misalnya tidak menganjurkan penggunaan aftermarket fuel flow improver karena kadang-kadang terjadi masalah kompatibilitas. Untuk blended heavy fuels / bahan bakar berat dan bahan bakar campuran, lihat blended heavy fuels / bahan bakar campuran (berat) di dalam bab ini. Titik Lumer/Leleh (Pour Point) Titik lumer bahan bakar adalah temperatur yaitu 3 C (5 F) diatas temperatur dimana bahan bakar tepat tidak mengalir atau menjadi padat. Biasanya titik lumer juga ditentukan oleh kandungan lilin atau paraffin di dalam bahan bakar. 14 TEKNIS Vol. 6 No.1 April 2011 : 10-17

6 Langkah-langkah untuk Mengatasi Temperatur Titik Lumer Tinggi Titik lumer dapat diperbaiki dengan flow improver atau penambahan minyak tanah. Fuel heater biasanya tidak dapat mengatasi masalah yang berkaitan dengan temperatur titik lumer tinggi. Air Air dapat menjadi kontaminan jika masuk ke dalam bahan bakar selama pengangkutan atau sebagai akibat dari pengembunan selama pengiriman. Pengaruh Terhadap mesin. Air yang berlebihan di dalam bahan bakar dapat menyebabkan kerusakan pada pompa bahan bakar (fuel pump) di dalam sistem-sistem bahan bakar yang menggunakan oli bahan bakar untuk melumasi pompa (sleeve metering fuel system). Air garam merupakan satu-satunya penyebab paling besar terjadinya endapan kotoran dan karat terutama di dalam bagian-bagian bertemperatur tinggi pada engine laut. Air garam dapat menyebabkan adanya endapan pada fuel injector dan piston ring groove dan aus di dalam fuel system plunger dan barrel assembly. Langkah-langkah untuk Mengatasi Efek Air - Air dapat dihilangkan dengan mengeringkan tangki bahan bakar secara rutin dan dengan memperoleh bahan bakar secara teliti dari sumber yang dapat dipercaya. - Membuang air garam dalam beberapa aplikasi akan menuntut penggunaan centrifuge. - Water separator harus digunakan bila memungkinkan. - Pemisahan Air Water separator merupakan alat yang penting untuk menangani bahan bakar. Setiap air di dalam bahan bakar dapat menyebabkan kerusakan karena karat. Separator harus digunakan pada mesin-mesin dengan sleeve metering fuel system (jika bahan bakar melumasi pompa bahan bakar). Gambar 9. Sebuah Separator Ada dua jenis water separator. Jenis sedimen (Gambar 9) alat digunakan bila water separator dipasang di depan pompa bahan bakar (fuel pump). Agar endapan/sedimen mengendap dengan benar, tangki bahan bakar (fuel tank) harus ditempatkan di tempat yang tidak terkena gerakan keras. Sediment water separator tidak dilengkapi dengan media penyaringan di dalam elemennya. Alat ini biasanya tidak membutuhkan penggantian elemen secara rutin. Elemen dapat diganti bila bagian dalamnya sudah dilapisi kotoran. Gambar 10. Water Separator umum Water separator jenis coalescing harus digunakan jika air di dalam bahan bakar bercampur atau terpecah menjadi partikel-partikel kecil yang tidak mengendap. Separator ini digunakan jika partikelpartikel begitu halus sehingga membuat bahan bakar keruh. Separator jenis coalescing akan memisahkan semua air dari bahan bakar. Separator ini dapat diletakkan di mana saja di dalam saluran bahan bakar, seperti di sebelah komponen-komponen yang paling membutuhkan perlindungan dari air. Elemen-elemen tersebut tersusun atas media kertas dua tingkat yang dapat diganti. Anda dapat mengatakan bahwa elemen tersumbat bila terjadi kekurangan tekanan bahan bakar. Sedimen Sedimen terdiri dari item-item seperti karat, kerak, terak las (weld slag), kotoran dan sampah-sampah lain yang sering timbul dan memasuki tangki bahan bakar dan menyebabkan masalah. Sebagian besar sedimen dapat dibuang dengan proses pengendapan, penyaringan, atau centrifuging. Bahan bakar dengan viskositas tinggi (lebih kental) dan berat jenis yang lebih tinggi (lebih berat) sering memiliki sedimen yang lebih banyak karena proses pengendapan berlangsung lebih lambat. Jika sedimen meningkat, jumlah energi yang dapat digunakan di dalam bahan bakar akan berkurang. MENENTUKAN PEMAKAIAN BAHAN BAKAR DAN PELUMAS MESIN DIESEL.(Agus Pramono) 15

7 Semua bahan bakar harus bersih sebelum mencapai sistem bahan bakar (fuel system) di dalam engine. Untuk sebagian besar distilate fuels (bahan bakar distilat), proses pembersihan terdiri dari filter utama (primary filter) dan filter sekunder (secondary filter). Untuk blended heavy fuels / bahan bakar berat, prosesnya jauh lebih kompleks. Gambar 11. Aus pada Nozzle Orifice. Penampang nozzle dengan perawatan 3500 jam dan perawatan bahan bakar yang buruk. Pembesaran foto 50X. Jika sedimen atau air untuk distilate fuels (bahan bakar distilat) lebih dari 0,05%, sebaiknya Anda mempertimbangkan sumber bahan bakar lain atau gunakan prosedur penyaringan centrifuging atau pengendapan khusus. Bahan bakar sebaiknya sering diuji untuk mengetahui kadar sedimen dan airnya. Mengurangi Efek Tingkat Sedimen Tinggi Sedimen akan secara perlahan tertahan di dalam fuel filter tetapi ini akan menyebabkan biaya tambahan untuk penggantian filter yang lebih sering. Sedimen yang sangat kecil akan lolos melewati filter dan dapat menyebabkan aus pada sistem bahan bakar. Yang penting untuk dilakukan adalah membuang sebanyak mungkin sedimen sebelum bahan bakar masuk ke dalam mesin. Ini akan mengurangi kontaminasi debu dan partikulat yang menyebabkan sedimen, karat dan aus abrasif. Biarkan sedimen untuk mengendap di dasar tangki. Mesin akan menggunakan bahan bakar yang lebih bersih di bagian atas dan sedimen dapat dibuang dari bagian dasar tangki bahan bakar. Namun demikian, jika berat jenis menjadi semakin tinggi, maka metode pengendapan untuk membuang sedimen akan menjadi kurang efektif. Sludge dan Serat Sludge dan serat dapat mengotori bahan bakar selama penanganan dan penyimpanan. Tangki penyimpanan saluran pipa bahan bakar dan pengangkutan dengan tongkang semuanya dapat menyebabkan kontaminasi ini. Pengaruh Terhadap Mesin. Serat tidak dapat dihilangkan kecuali dengan penyaringan. Sludge akan dengan cepat mengotori centrifugal purifier. Kedua kontaminan ini akan menyumbat strainer dan fuel filter. Jika bahan bakar yang mengandung sludge digunakan di dalam engine, ini akan menyebabkan filter kotor. Satu-satunya cara untuk mengatasi masalah sludge dan serat adalah dengan mengganti (atau membersihkan) filter secara sering hingga suplai oli kontaminasi habis digunakan, kemudian bersihkan tangki bahan bakar dan gunakan bahan bakar yang bersih. Sludge dan Bahan Bakar Campuran Bahan bakar harus kompatibel agar dapat dicampur dengan benar. Untuk mencegah sludge yang akan terjadi bila bahan bakar tidak dicampur dengan benar, uji blended heavy fuels / bahan bakar berat sebelum mencampur. Ketidakcocokan (incompatibility) sering disebabkan oleh blending fuels (pencampuran bahan bakar) dari tangki-tangki yang berbeda. Simpan bahan bakar di dalam tangki penyimpanan, pengendapan dan pengisian terpisah. Sludge dapat menyebabkan: Strainer dan separator sering tersumbat Injection pump lengket Endapan di dalam injector Endapan di dalam exhaust valve Endapan di dalam turbocharger turbine. Jika Anda mengalami masalah sludge hanya ada dua pilihan untuk dilakukan dan keduanya mahal yaitu terus membakar bahan bakar (dengan perawatan dan biaya filter yang tinggi) atau mengalihkan tangki suplai bahan bakar membuang bahan bakar yang buruk dan membersihkan tangki yang kotor. o Tekanan Uap Semua zat cair dapat menguap atau berubah menjadi gas bila dipanaskan. Jika tekanan uap menjadi terlalu besar, maka dapat menghambat suplai bahan bakar ke fuel pump (pompa bahan bakar). Dalam hal ini, uap mengantikan bahan bakar cair. Bahan bakar yang lebih ringan dan crude oil (minyak mentah) akan memiliki tekanan uap yang lebih besar bila dibandingkan dengan bahan bakar yang lebih berat. Sebuah air eliminator atau vapour trap dapat digunakan untuk meminimalkan efek gangguan suplai bahan bakar karena vapour lock. Uap sangat mudah menguap. Ventilasi tangki memadai yang aman dibutuhkan untuk menghilangkan kemungkinan kerusakan pada tangki bahan bakar dan memperkecil kemungkinan ledakan. Tekanan uap lebih dari 20 psi (140kPa) akan 16 TEKNIS Vol. 6 No.1 April 2011 : 10-17

8 membutuhkan ventilasi yang memadai. Semua tangki harus diventilasi secara memadai dan gas dibuang dengan baik. o Asphaltene Asphaltene adalah komponen-komponen aspal yang tidak larut di dalam oil dan heptan panas (alkali ada di dalam spiritus petroleum) tetapi larut di dalam karbon disulfida dan benzene (hidrokarbon cair yang mudah menguap ada di dalam tar batubara dan minyak bumi). Zat-zat ini keras dan rapuh dan tersusun atas molekul-molekul panjang yang ringan. Dalam konsentrasi tinggi, asphaltene dapat menyebabkan penyumbatan filter. Asphaltene sering mengandung logam berat seperti nikel, besi dan vanadium. Exhaust side turbine wash dibutuhkan untuk membuang endapan. Asphaltene tidak terdapat di dalam distilate fuels (bahan bakar distilat). o Mikroorganisme di dalam Bahan Bakar Semua air dan bahan bakar merupakan media untuk pertumbuhan bakteri. Jasad hidup sederhana ini membentuk kehidupan di dalam air dan hidup dari bahan bakar. Yang terakumulasi dapat menimbulhan berbagai Scalle. o Pengaruh Terhadap Mesin. Mikroorganisme atau fungi di dalam bahan bakar menyebabkan korosi dan penyumbatan filter. Bakteri dapat bermacam-macam warna tetapi biasanya berwarna hitam, hijau atau coklat. Bakteri tumbuh dalam bentuk untaian berlumpur. Biosida yang ditambahkan ke dalam bahan bakar akan membunuh pertumbuhan dan/atau memperlambat pembentukannya. Menyaring bahan bakar, atau pembuangan dengan cara yang baik setelah menggunakan biosida harus dilakukan untuk mencegah penyumbatan filter BAHAN ADITIF KOMERSIAL Pemilihan bahan bakar dan bahan pelumas tidak menganjurkan penggunaan bahan aditif aftermarket di dalam oli. Anda tidak perlu menggunakan bahan aditif aftermarket untuk mencapai masa pakai maksimum atau batasan kinerja maksimum mesin. Oli aditif yang diformulasikan secara lengkap terdiri dari oli dasar (base oil) dan paket bahan aditif komersial. Paket bahan aditif komersial ini dicampur ke dalam oli dasar pada persentase yang tepat untuk membantu menghasilkan oli jadi dengan karakteristik kinerja yang memenuhi standar industri. Tidak ada pengujian standar industri yang mengevaluasi kinerja atau kompatibilitas bahan aditif aftermarket di dalam oli jadi. Bahan aditif aftermarket ada yang tidak kompatibel dengan paket bahan aditif oli jadi, yang dapat menurunkan kinerja oli jadi. Bahan aditif aftermarket dapat tidak bercampur dengan oli jadi. Ini dapat menimbulkan sludge. Pemilihan bahan pelumas melarang penggunaan bahan aditif aftermarket di dalam oli jadi. Untuk mencapai kinerja terbaik dari engine pemilihan minyak mengikuti pedoman berikut ini: Pilih oli Pelumas yang tepat atau pilih oli komersial yang memenuhi spesifikasi untuk kompartemen. Baca tabel Viskositas Bahan Pelumas untuk menemukan grade viskositas yang benar untuk engine Anda. Pada interval tertentu servis engine atau servis kompartemen. Gunakan oli yang baru dan pasang filter oli baru. Lakukan perawatan pada interval yang ditentukan di dalam Buku Pedoman Pengoperasian dan Perawatan Jadwal Interval Perawatan. KESIMPULAN Secara empiris untuk bahan bakar tidak boleh terlalu hangat karena terperatur bahan bakar diatas 52 0 C (165 0 F) akan mempengaruhi out put tenaga mesin diesel tidak dibenarkan sekali-kali melampaui 75 0 C (165 0 F) dengan bahan bakar destilasi langsung karena tempratur bahan bakar tinggi juga mempengaruhi vikositas bahan bakar. Bila viskositas bahan bakar turun terlalu rendah maka kerusakan dapat terjadi pada komponen pompa injeksi. Untuk mencapai masa pakai maksimum, gunakan oli dengan grade viskositas pelumas paling tinggi yang diizinkan untuk temperatur ambien. Lihat tabel untuk viskositas bahan pelumas untuk temperatur sekitar untuk mengetahui viskositas bahan pelumas untuk temperatur ambien untuk memperoleh viskositas oli yang dianjurkan. Beberapa grease tidak boleh digunakan bersama grease lain. Bila grease komersial digunakan, tentukan bahwa grease tersebut sesuai/kompatibel dengan grease yang sedang digunakan di dalam sistem. Jika grease komersial tidak kompatibel, sistem harus dibersihkan. Jika ada permasalahan mengenai kompatibilitas grease. DAFTAR PUSTAKA Febuari,2003. Operation and Maintenance manual. Caterpillar. March,2008. Western Start truck William, Oklahoma:Penwell Publishing Co,1978) The Petrolium Refining. Al. MENENTUKAN PEMAKAIAN BAHAN BAKAR DAN PELUMAS MESIN DIESEL.(Agus Pramono) 17

9

Pemeriksaan & Penggantian Oli Mesin

Pemeriksaan & Penggantian Oli Mesin Pemeriksaan & Penggantian Oli Mesin A. Fungsi dan Unjuk Kerja Oli Mesin Oli mesin mempunyai fungsi sebagai berikut: 1. Pelumasan: mengurangi gesekan mesin 2. Perapatan: memastikan bahwa ruang pembakaran

Lebih terperinci

LUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant )

LUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant ) LUBRICATING SYSTEM Adalah sistim pada engine diesel yang dapat merawat kerja diesel engine agar dapat berumur panjang, dengan memberikan pelumasan pada bagian-bagian engine yang saling bergerak/mengalami

Lebih terperinci

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA TURBOCHARGER URAIAN Dalam merancang suatu mesin, harus diperhatikan keseimbangan antara besarnya tenaga dengan ukuran berat mesin, salah satu caranya adalah melengkapi mesin dengan turbocharger yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN BAB III PROSEDUR PENGUJIAN Pengambilan sampel pelumas yang sudah terpakai secara periodik akan menghasilkan laporan tentang pola kecepatan keausan dan pola kecepatan terjadinya kontaminasi. Jadi sangat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Steam merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari teknologi modern. Tanpa steam, maka industri makanan kita, tekstil, bahan kimia, bahan kedokteran,daya, pemanasan

Lebih terperinci

1. EMISI GAS BUANG EURO2

1. EMISI GAS BUANG EURO2 1. EMISI GAS BUANG EURO2 b c a Kendaraan Anda menggunakan mesin spesifikasi Euro2, didukung oleh: a. Turbocharger 4J 4H Turbocharger mensuplai udara dalam jumlah yang besar ke dalam cylinder sehingga output

Lebih terperinci

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA Suprihadi Agus Program Studi D III Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Jln. Mataram No. 09 Tegal Telp/Fax (0283) 352000

Lebih terperinci

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875.

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875. ABSIC ENGINE Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875. Pada pertengahan era 30-an, Volvo menggunakan engine yang serupa dengan engine Diesel. Yaitu engine

Lebih terperinci

Pemakaian Pelumas. Rekomendasi penggunaan pelumas hingga kilometer. Peningkatan rekomendasi pemakaian pelumas hingga

Pemakaian Pelumas. Rekomendasi penggunaan pelumas hingga kilometer. Peningkatan rekomendasi pemakaian pelumas hingga Pemakaian Pelumas Rekomendasi penggunaan pelumas hingga 2.500 kilometer. Peningkatan rekomendasi pemakaian pelumas hingga 15 ribu kilometer. Pelumas : campuran base oil (bahan dasar pelumas) p ( p ) dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA 3.1 Metode Pengujian 3.1.1 Pengujian Dual Fuel Proses pembakaran di dalam ruang silinder pada motor diesel menggunakan sistem injeksi langsung.

Lebih terperinci

Created by Training Department Edition : April 2007

Created by Training Department Edition : April 2007 M-STEP I Created by Training Department Edition : April 2007 Copy right PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors - Jakarta. 1 M-STEP I 2 5-1 Fungsi Oil dan Grease Fungsi oli dan grease yang dipakai pada automobile

Lebih terperinci

RANCANGAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (SATUAN ACUAN PERKULIAHAN) : Teknologi Bahan Bakar dan Pelumasan Kode MK/SKS : TM 333/2

RANCANGAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (SATUAN ACUAN PERKULIAHAN) : Teknologi Bahan Bakar dan Pelumasan Kode MK/SKS : TM 333/2 RANCANGAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR (SATUAN ACUAN PERKULIAHAN) Mata : Teknologi Bahan Bakar dan Pelumasan Kode MK/SKS : TM 333/2 Pokok Bahasan dan Sub Tujuan Instruktusional Umum (TIU) Bantuk Alat Bantu

Lebih terperinci

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N.

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N. MAKALAH SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N. Kelas : XI. OTOMOTIF Tahun Ajaran : 2013/2014 SMK Negeri 5 Balikpapan Pendahuluan Kerja

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 MOTOR DIESEL Motor diesel adalah motor pembakaran dalam (internal combustion engine) yang beroperasi dengan menggunakan minyak gas atau minyak berat sebagai bahan bakar dengan

Lebih terperinci

Pengolahan Minyak Bumi

Pengolahan Minyak Bumi Primary Process Oleh: Syaiful R. K.(2011430080) Achmad Affandi (2011430096) Allief Damar GE (2011430100) Ari Fitriyadi (2011430101) Arthur Setiawan F Pengolahan Minyak Bumi Minyak Bumi Minyak bumi adalah

Lebih terperinci

Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar

Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar Mesin Diesel 1. Prinsip-prinsip Diesel Salah satu pengegrak mula pada generator set adala mesin diesel, ini dipergunakan untuk menggerakkan rotor generator sehingga pada out put statornya menghasilkan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI MOTOR DIESEL PERAWATAN MESIN DIESEL 1 SILINDER Di susun oleh : Cahya Hurip B.W 11504244016 Pendidikan Teknik Otomotif Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta 2012 Dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Motor Diesel adalah motor pembakaran dalam yang beroperasi dengan menggunakan minyak gas atau minyak berat, sebagai bahan bakar, dengan suatu prinsip bahan bakar tersebut

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

BAB II. LANDASAN TEORI

BAB II. LANDASAN TEORI BAB II. LANDASAN TEORI 2.1. Mengenal Motor Diesel Motor diesel merupakan salah satu tipe dari motor bakar, sedangkan tipe yang lainnya adalah motor bensin. Secara sederhana prinsip pembakaran pada motor

Lebih terperinci

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut : SISTEM PNEUMATIK SISTEM PNEUMATIK Pneumatik berasal dari bahasa Yunani yang berarti udara atau angin. Semua sistem yang menggunakan tenaga yang disimpan dalam bentuk udara yang dimampatkan untuk menghasilkan

Lebih terperinci

MENGENAL PELUMAS PADA MESIN

MENGENAL PELUMAS PADA MESIN Mengenal Pelumas Pada Mesin (Darmanto) MENGENAL PELUMAS PADA MESIN Darmanto Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Wahid Hasyim Semarang Jl. Menoreh Tengah X/22 Semarang E-mail : darmanto_uwh@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB VIII PELUMAS. Pelumas adalah suatu zat (media) yang berfungsi untuk melumasi bagian bagian yang bergerak.

BAB VIII PELUMAS. Pelumas adalah suatu zat (media) yang berfungsi untuk melumasi bagian bagian yang bergerak. BAB VIII PELUMAS Pelumas adalah suatu zat (media) yang berfungsi untuk melumasi bagian bagian yang bergerak. Efek pelumas tercapai baik bila terdapat oil filus (filus minyak) diantara mutal mutal yang

Lebih terperinci

KERJA PEAKTEK BAB III MANAJEMEN PEMELIHARAN SISTEM KERJA POMPA OLI PADA PESAWAT PISTON ENGINE TIPE TOBAGO TB-10

KERJA PEAKTEK BAB III MANAJEMEN PEMELIHARAN SISTEM KERJA POMPA OLI PADA PESAWAT PISTON ENGINE TIPE TOBAGO TB-10 BAB III MANAJEMEN PEMELIHARAN SISTEM KERJA POMPA OLI PADA PESAWAT PISTON ENGINE TIPE TOBAGO TB-10 3.1 Dasar Pompa oli Pompa adalah suatu mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari satu tempat ke

Lebih terperinci

ADE PUTRI AULIA WIJHARNASIR

ADE PUTRI AULIA WIJHARNASIR KELOMPOK 6: 1. YUNO PRIANDOKO 4210100060 2. ADE PUTRI AULIA WIJHARNASIR 4211100018 3. AYUDHIA PANGESTU GUSTI 4211100089 4. RAHMAD BAYU OKTAVIAN 4211100068 1 TEORI, FUNGSI, KARAKTERISTIK, TIPE, DAN KOMPONEN

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. SEJARAH MOTOR DIESEL Pada tahun 1893 Dr. Rudolf Diesel memulai karier mengadakan eksperimen sebuah motor percobaan. Setelah banyak mengalami kegagalan dan kesukaran, mak akhirnya

Lebih terperinci

BAB IV MENGOPRASIKANKAN GENERATOR SET

BAB IV MENGOPRASIKANKAN GENERATOR SET BAB IV MENGOPRASIKANKAN GENERATOR SET 4.1 Menjalankan Mesin Baru Persiapan yang perlu diperhatikan sebelum menjalankan GENSET baru ada beberapa tahapan, sebagai berikut: 1. Periksalah semua skrup dan baut;

Lebih terperinci

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS Pratama Akbar 4206 100 001 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS PT. Indonesia Power sebagai salah satu pembangkit listrik di Indonesia Rencana untuk membangun PLTD Tenaga Power Plant: MAN 3 x 18.900

Lebih terperinci

BAB VI PENATAAN PIPA BAHAN BAKAR MFO UNTUK MAIN DIESEL

BAB VI PENATAAN PIPA BAHAN BAKAR MFO UNTUK MAIN DIESEL BAB VI PENATAAN PIPA BAHAN BAKAR MFO UNTUK MAIN DIESEL 1. Pendahuluan Untuk bahan bakar diesel perkapalan kita mengenal a. Marine Gas Oil (MGO) b. Marine Diesel Oil (MDO) c. Marine Fuel Oil (MFO) d. Marine

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 41 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN Start Alat berat masuk ke Workshop Pengecekan sistem hidrolik secara keseluruhan komponen Maintenance Service kerusakan Ganti oli Ganti filter oli Ganti hose hidrolik

Lebih terperinci

Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1)

Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1) Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1) Hasil Pembelajaran : Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik dari komponen Pneumatik Tujuan Bagian ini memberikan informasi mengenai karakteristik dan

Lebih terperinci

TOPIK 3 CATERPILLAR NEW SCROLL FUEL SYSTEM

TOPIK 3 CATERPILLAR NEW SCROLL FUEL SYSTEM TOPIK 3 CATERPILLAR NEW SCROLL FUEL SYSTEM PENDAHULUAN Gambar 3.1 Jumlah bahan bakar yang terbakar pada sebuah engine berhubungan langsung dengan jumlah horsepower dan torque yang dihasilkan. Secara umum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang semakin cepat mendorong manusia untuk selalu mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi (Daryanto, 1999 : 1). Sepeda motor, seperti juga

Lebih terperinci

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS

Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS Uji Eksperimental Pertamina DEX dan Pertamina DEX + Zat Aditif pada Engine Diesel Putaran Konstan KAMA KM178FS ANDITYA YUDISTIRA 2107100124 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. H D Sungkono K, M.Eng.Sc Kemajuan

Lebih terperinci

ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING PK-GGF

ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING PK-GGF ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING 737-500 PK-GGF Eko Yuli Widianto 1, Herry Hartopo 2 Program Studi Motor Pesawat Fakultas Teknik Universitas Nurtanio Bandung

Lebih terperinci

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump) Diklat Teknis Kedelai Bagi Penyuluh Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Kedelai Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN

Lebih terperinci

Mesin Diesel. Mesin Diesel

Mesin Diesel. Mesin Diesel Mesin Diesel Mesin Diesel Mesin diesel menggunakan bahan bakar diesel. Ia membangkitkan tenaga yang tinggi pada kecepatan rendah dan memiliki konstruksi yang solid. Efisiensi bahan bakarnya lebih baik

Lebih terperinci

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2 Sistem Hidrolik No HP : 082183802878 Tujuan Training Peserta dapat : Mengerti komponen utama dari sistem hidrolik Menguji system hidrolik Melakukan perawatan pada sistem hidrolik Hidrolik hydro = air &

Lebih terperinci

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA 9.1. MESIN PENGGERAK UTAMA KAPAL PERIKANAN Mesin penggerak utama harus dalam kondisi yang prima apabila kapal perikanan akan memulai perjalanannya. Konstruksi

Lebih terperinci

Ma ruf Ridwan K

Ma ruf Ridwan K 1 Pengaruh penambahan kadar air dalam bahan bakar solar dan tekanan pengabutan terhadap emisi kepekatan asap hitam motor diesel donfenk Oleh : Ma ruf Ridwan K 2502009 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

Sumber: Susanto, Lampiran 1 General arrangement Kapal PSP Tangki bahan bakar 10. Rumah ABK dan ruang kemudi

Sumber: Susanto, Lampiran 1 General arrangement Kapal PSP Tangki bahan bakar 10. Rumah ABK dan ruang kemudi LAMPIRAN 66 Lampiran 1 General arrangement Kapal PSP 01 Keterangan: 1. Palkah ikan 7. Kursi pemancing 2. Palkah alat tangkap 8. Drum air tawar 3. Ruang mesin 9. Kotak perbekalan 4. Tangki bahan bakar 10.

Lebih terperinci

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel

Denny Haryadhi N Motor Bakar / Tugas 2. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah, Motor Wankle, serta Siklus Otto dan Diesel A. Karakteristik Motor 2 Langkah dan 4 Langkah 1. Prinsip Kerja Motor 2 Langkah dan 4 Langkah a. Prinsip Kerja Motor

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR BAGAN... vii DAFTAR NOTASI... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I PENDAHULUAN... 1

Lebih terperinci

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai STEAM TURBINE POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai PENDAHULUAN Asal kata turbin: turbinis (bahasa Latin) : vortex, whirling Claude Burdin, 1828, dalam kompetisi teknik tentang sumber daya air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan teknologi yang terjadi saat ini banyak sekali inovasi baru yang tercipta khususnya di dalam dunia otomotif. Dalam perkembanganya banyak orang yang

Lebih terperinci

BAB VII PENDINGINAN MOTOR

BAB VII PENDINGINAN MOTOR BAB VII PENDINGINAN MOTOR Pendinginan adalah suatu media (zat) yang berfungsi untuk menurunkan panas. Panas tersebut didapat dari hasil pembakaran bahan bakar didalam silinder. Sebagaimana diketahui bahwa

Lebih terperinci

PEMISAHAN CAMPURAN proses pemisahan

PEMISAHAN CAMPURAN proses pemisahan PEMISAHAN CAMPURAN Dalam Kimia dan teknik kimia, proses pemisahan digunakan untuk mendapatkan dua atau lebih produk yang lebih murni dari suatu campuran senyawa kimia. Sebagian besar senyawa kimia ditemukan

Lebih terperinci

ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL

ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL FLYWHEEL: JURNAL TEKNIK MESIN UNTIRTA Homepage jurnal: http://jurnal.untirta.ac.id/index.php/jwl ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL Sadar Wahjudi 1

Lebih terperinci

MODUL IV B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL

MODUL IV B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL MODUL IV B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL DEFINISI PLTD Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ialah pembangkit listrik yang menggunakan mesin diesel sebagai penggerak mula (prime mover), yang berfungsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB II TINJAUAN LITERATUR BAB II TINJAUAN LITERATUR Motor bakar merupakan motor penggerak yang banyak digunakan untuk menggerakan kendaraan-kendaraan bermotor di jalan raya. Motor bakar adalah suatu mesin yang mengubah energi panas

Lebih terperinci

BAB III BAGIAN BAGIAN DASAR PADA EXCAVATOR TYPE JS 200

BAB III BAGIAN BAGIAN DASAR PADA EXCAVATOR TYPE JS 200 BAB III BAGIAN BAGIAN DASAR PADA EXCAVATOR TYPE JS 200 3.1 Definisi Excavator secara umum Excavator adalah alat berat yang dipergunakan untuk menggali dan mengangkut suatu material (tanah, batubara, dan

Lebih terperinci

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak Tutup kepala silinder (cylinder head cup) kepala silinder (cylinder

Lebih terperinci

PERAWATAN FORKLIFT FD20ST-3

PERAWATAN FORKLIFT FD20ST-3 PERAWATAN FORKLIFT FD20ST-3 PERAWATAN FORKLIFT Oleh FD20ST-3 Ady Prasetya (210345025) Hasan Basri (210345035) Muhamad Maulana (210345039) Apa itu forklift??? Forklift adalah sebuah alat bantu berupa kendaraan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II PENDAHULUAN BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Motor Bakar Bensin Motor bakar bensin adalah mesin untuk membangkitkan tenaga. Motor bakar bensin berfungsi untuk mengubah energi kimia yang diperoleh dari

Lebih terperinci

PENANGGULANGAN KONTAMINASI DAN DEGRADASI MINYAK PELUMAS PADA MESIN ABSTRAK

PENANGGULANGAN KONTAMINASI DAN DEGRADASI MINYAK PELUMAS PADA MESIN ABSTRAK PENANGGULANGAN KONTAMINASI DAN DEGRADASI MINYAK PELUMAS PADA MESIN Sailon Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya Jl.Srijaya Negara Bukit Besar Palembang 30139 Telp: 0711-353414, Fax: 0711-453211

Lebih terperinci

ANALISIS VARIASI TEKANAN PADA INJEKTOR TERHADAP PERFORMANCE (TORSI DAN DAYA ) PADA MOTOR DIESEL

ANALISIS VARIASI TEKANAN PADA INJEKTOR TERHADAP PERFORMANCE (TORSI DAN DAYA ) PADA MOTOR DIESEL ANALISIS VARIASI TEKANAN PADA INJEKTOR TERHADAP PERFORMANCE (TORSI DAN DAYA ) PADA MOTOR DIESEL Dosen Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Janabadra Yogyakarta e-mail : ismanto_ujb@yahoo.com

Lebih terperinci

ANALISA KERUSAKAN SHAFT PADA TURBOCHARGER ENGINE 3406 S/N:7N7723

ANALISA KERUSAKAN SHAFT PADA TURBOCHARGER ENGINE 3406 S/N:7N7723 ANALISA KERUSAKAN SHAFT PADA TURBOCHARGER ENGINE 3406 S/N:7N7723 Nama NPM Jurusan Pembimbing : Andri Dwi Putra : 2A413704 : Teknik Mesin : Dr. Rr. Sri Poernomo Sari, ST., MT Latar Belakang Unit Alat Berat

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses

BAB II DASAR TEORI. Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses BAB II DASAR TEORI 2.1. Definisi Motor Bakar Menurut Wiranto Arismunandar (1988) Energi diperoleh dengan proses pembakaran. Ditinjau dari cara memperoleh energi termal ini mesin kalor dibagi menjadi 2

Lebih terperinci

BAB 5 DASAR POMPA. pompa

BAB 5 DASAR POMPA. pompa BAB 5 DASAR POMPA Pompa merupakan salah satu jenis mesin yang berfungsi untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat yang diinginkan. Zat cair tersebut contohnya adalah air, oli atau minyak pelumas,

Lebih terperinci

ANALISA HIDROLIK SISTEM LIFTER PADA FARM TRACTOR FOTON FT 824

ANALISA HIDROLIK SISTEM LIFTER PADA FARM TRACTOR FOTON FT 824 NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR ANALISA HIDROLIK SISTEM LIFTER PADA FARM TRACTOR FOTON FT 824 Disusun Sebagai Syarat Untuk Mengikuti Ujian Tugas Akhir Pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

Cara uji viskositas aspal pada temperatur tinggi dengan alat saybolt furol

Cara uji viskositas aspal pada temperatur tinggi dengan alat saybolt furol Standar Nasional Indonesia SNI 7729:2011 Cara uji viskositas aspal pada temperatur tinggi dengan alat saybolt furol ICS 93.080.20; 19.060 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... i Prakata...

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI II-1 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pelumasan Menurut A.R Lansdown (2003) Pelumas adalah salah satu penopang utama dari kerja sebuah mesin. Pelumas juga menentukan performance dan endurance dari mesin, maka

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC

PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC PENGARUH PENAMBAHAN ADITIF PADA PREMIUM DENGAN VARIASI KONSENTRASI TERHADAP UNJUK KERJA ENGINE PUTARAN VARIABEL KARISMA 125 CC Riza Bayu K. 2106.100.036 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. H.D. Sungkono K,M.Eng.Sc

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Desalinasi Desalinasi merupakan suatu proses menghilangkan kadar garam berlebih dalam air untuk mendapatkan air yang dapat dikonsumsi binatang, tanaman dan manusia.

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN Pengujian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui fenomena yang terjadi dalam proses pembakaran mesin otto pada kendaraan bermotor yang di uji melalui alat Chassis Dynamometer.

Lebih terperinci

Pengolahan Pelumas Bekas Secara Fisika

Pengolahan Pelumas Bekas Secara Fisika Pengolahan Pelumas Bekas Secara Fisika ISSN 1907-0500 Desi Heltina, Yusnimar, Marjuki, Ardian Kurniawan Jurusan Teknik, Fakultas Teknik, Universitas Riau Pekanbaru 28293 Abstrak Seiring dengan meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan otomatis. Maka dari itu minyak pelumas yang di gunakan pun berbeda.

BAB I PENDAHULUAN. dan otomatis. Maka dari itu minyak pelumas yang di gunakan pun berbeda. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem transmisi pada kendaraan di bedakan dalam transmisi manual dan otomatis. Maka dari itu minyak pelumas yang di gunakan pun berbeda. Oli untuk motor matic dikenal

Lebih terperinci

BAB IV UJI MINYAK BUMI DAN PRODUKNYA

BAB IV UJI MINYAK BUMI DAN PRODUKNYA BAB IV UJI MINYAK BUMI DAN PRODUKNYA 1. Densitas, berat jenis, dan Grafitas API Densitas minyak adalah massa minyak per satuan volume pada suhu tertentu. Berat jenis adalah perbandingan antara rapat minyak

Lebih terperinci

INDUSTRI MINYAK BUMI

INDUSTRI MINYAK BUMI INDUSTRI PENGILANGAN MINYAK BUMI A. Teori Pengertian Minyak Bumi Minyak bumi adalah cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak

Lebih terperinci

A. Pembentukan dan Komposisi Minyak Bumi

A. Pembentukan dan Komposisi Minyak Bumi A. Pembentukan dan Komposisi Minyak Bumi Istilah minyak bumi diterjemahkan dari bahasa latin (petroleum), artinya petrol (batuan) dan oleum (minyak). Nama petroleum diberikan kepada fosil hewan dan tumbuhan

Lebih terperinci

Terbakar spontan pada 350 C, sedikit dibawah temperatur bensin yang terbakar sendiri sekitar 500 C.

Terbakar spontan pada 350 C, sedikit dibawah temperatur bensin yang terbakar sendiri sekitar 500 C. Bahan Bakar Solar dan Pembakaran Motor Diesel 1.Sifat utama dari bahan bakar diesel Bahan bakar diesel biasa juga disebut light oil atau solar, adalah suatu campuran dari hydrocarbon yang telah di disilasi

Lebih terperinci

3. PEMELIHARAAN PLTD PT PLN (Persero) PUSDIKLAT Februari 2011

3. PEMELIHARAAN PLTD PT PLN (Persero) PUSDIKLAT Februari 2011 3. PEMELIHARAAN PLTD PT PLN (Persero) PUSDIKLAT Februari 2011 Apa itu pemeliharaan? Pengertian Pemeliharaan : Suatu kegiatan yang meliputi program perawatan, pemeriksaaan, perbaikan dan uji untuk kerja

Lebih terperinci

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH )

1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH ) 1. OVERLOADING ( MUATAN BERLEBIH ) Memuat berlebihan tidak hanya memperpendek usia kendaraan anda, tetapi juga berbahaya, oleh sebab itu hindarkanlah. Berat muatan harus dibatasi oleh GVM ( berat kotor

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Radiator Radiator memegang peranan penting dalam mesin otomotif (misal mobil). Radiator berfungsi untuk mendinginkan mesin. Pembakaran bahan bakar dalam silinder mesin menyalurkan

Lebih terperinci

Efisiensi Suhu Kerja Mesin Antara Pemakaian Water Pump Dan Tanpa Water Pump Pada Mesin Diesel Satu Silinder Merk Dong Feng S195

Efisiensi Suhu Kerja Mesin Antara Pemakaian Water Pump Dan Tanpa Water Pump Pada Mesin Diesel Satu Silinder Merk Dong Feng S195 Efisiensi Suhu Kerja Mesin Antara Pemakaian Water Pump Dan Tanpa Water Pump Pada Mesin Diesel Satu Silinder Merk Dong Feng S95 Atmaja Kurniadi (083004) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang Abstrak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Apabila meninjau mesin apa saja, pada umumnya adalah suatu pesawat yang dapat mengubah bentuk energi tertentu menjadi kerja mekanik. Misalnya mesin listrik,

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Alur proses adalah alat yang digunakan untuk melakukan perencanaan proses, analisis proses dan mendokumentasikan proses sebagai standar pedoman produksi.

Lebih terperinci

I. Pendahuluan. A. Latar Belakang. B. Rumusan Masalah. C. Tujuan

I. Pendahuluan. A. Latar Belakang. B. Rumusan Masalah. C. Tujuan I. Pendahuluan A. Latar Belakang Dalam dunia industri terdapat bermacam-macam alat ataupun proses kimiawi yang terjadi. Dan begitu pula pada hasil produk yang keluar yang berada di sela-sela kebutuhan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Scope Pemeliharaan P1 P8 Scope Pemeliharaan P1 & P2 (Pemeliharaan Harian) PLTD Titi Kuning meliputi: 1. Membersihkan mesin, peralatan-peralatan bantu serta lantai lokasi mesin dari

Lebih terperinci

BAB III PROSES PEMBAKARAN

BAB III PROSES PEMBAKARAN 37 BAB III PROSES PEMBAKARAN Dalam pengoperasian boiler, prestasi yang diharapkan adalah efesiensi boiler tersebut yang dinyatakan dengan perbandingan antara kalor yang diterima air / uap air terhadap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. produksi minyak per tahunnya 358,890 juta barel. (www.solopos.com)

I. PENDAHULUAN. produksi minyak per tahunnya 358,890 juta barel. (www.solopos.com) I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut lembaga Kajian untuk Reformasi Pertambangan, Energi, dan Lingkungan Hidup (ReforMiner Institute) bahwa cadangan minyak bumi Indonesia akan habis 11 tahun lagi.

Lebih terperinci

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). -Pertemuan ke. Topik. Metode Evaluasi dan Penilaian. Sumber Ajar (pustaka)

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). -Pertemuan ke. Topik. Metode Evaluasi dan Penilaian. Sumber Ajar (pustaka) Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM). -Pertemuan ke Capaian Pembelajaran Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Teks Presentasi Media Ajar Gambar Audio/Video Soal-tugas Web Metode Evaluasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masih awam akan mesin sepeda motor, sehingga apabila mengalami masalah atau

I. PENDAHULUAN. masih awam akan mesin sepeda motor, sehingga apabila mengalami masalah atau 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepeda motor merupakan produk dari teknologi otomotif yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Akan tetapi sebagian besar penggunanya masih awam akan mesin

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMANFAATAN MARINE FUEL OIL (MFO) SEBAGAI BAHAN BAKAR ENGINE DIESEL MaK

PERENCANAAN PEMANFAATAN MARINE FUEL OIL (MFO) SEBAGAI BAHAN BAKAR ENGINE DIESEL MaK PERENCANAAN PEMANFAATAN MARINE FUEL OIL (MFO) SEBAGAI BAHAN BAKAR ENGINE DIESEL MaK Hendra Poeswanto 1) Ahmad Yani 2) Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Trunajaya Bontang. 1,2) Jl.Taekwondo

Lebih terperinci

SILABUS. Status Mata Kuliah : Mata Kuliah Dasar Prasyarat : - : Drs. Sunarto Halim Untung

SILABUS. Status Mata Kuliah : Mata Kuliah Dasar Prasyarat : - : Drs. Sunarto Halim Untung SILABUS I. IDENTITAS MATA KULIAH Nama Mata Kuliah : TEKNOLOGI BAHAN BAKAR DAN Nomor Kode : OT 342/TM 333 Jumlah SKS : 2 Semester : 4/2 Kelompok Mata Kuliah : MKK Program Studi : Pendidikan Teknik Mesin

Lebih terperinci

PENGARUH PEMAKAIAN ALAT PEMANAS BAHAN BAKAR TERHADAP PEMAKAIAN BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG MOTOR DIESEL MITSUBISHI MODEL 4D34-2A17 Indartono 1 dan Murni 2 ABSTRAK Efisiensi motor diesel dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK 2.1 Lingkup Kerja Praktek di PT. Safari Dharma Sakti Lingkup kerja praktek di PT.Safari Dharma Sakti pemeliharaan secara berkala kendaraan bus Mercedes Benz dan Hino meliputi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Motor Bakar. Motor bakar torak merupakan internal combustion engine, yaitu mesin yang fluida kerjanya dipanaskan dengan pembakaran bahan bakar di ruang mesin tersebut. Fluida

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAAN 4.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI KOPLING Kopling adalah satu bagian yang mutlak diperlukan pada truk dan jenis lainnya dimana penggerak utamanya diperoleh dari hasil pembakaran di dalam silinder

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR 1 PENGENALAN SISTEM HIDROLIK

KEGIATAN BELAJAR 1 PENGENALAN SISTEM HIDROLIK KEGIATAN BELAJAR 1 PENGENALAN SISTEM HIDROLIK A. Tujuan Kegiatan Pemelajaran Setelah mepelajari kegiatan belajar, diharapkan anda dapat : Siswa dapat menyebutkan pengertian sistem hidrolik dan macam-macamnya

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN PERAWATAN REM 4.1 PENGERTIAN PERAWATAN Perawatan adalah segala sesuatu yang dilakukan untuk mencegah kerusakan terhadap suatu obyek, sehingga diharapkan dapat berfungsi secara maksimal

Lebih terperinci

Pemisahan Campuran 1.Filtrasi(Penyaringan) 2.Destilasi

Pemisahan Campuran 1.Filtrasi(Penyaringan) 2.Destilasi Pemisahan Campuran 1.Filtrasi(Penyaringan) Pemisahan dengan cara filtrasi bertujuan untuk memisahkan zat padat dari zat cair dalam suatu campuran berdasarkan perbandingan wujudnya. Alat yang kita gunakan

Lebih terperinci

Motor diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran dalam merubah energi kimia menjadi energi mekanis.

Motor diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran dalam merubah energi kimia menjadi energi mekanis. A. Sebenernya apa sih perbedaan antara mesin diesel dengan mesin bensin?? berikut ulasannya. Motor diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin pembakaran dalam (internal combustion engine) (simplenya

Lebih terperinci

ENGINE TUNE-UP CONVENTIONAL

ENGINE TUNE-UP CONVENTIONAL MODUL PELATIHAN ENGINE TUNE-UP CONVENTIONAL Oleh: Sriyono 132206843 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2007 Servis Rutin

Lebih terperinci

BAB 6 CAIRAN PENDINGIN UNTUK PROSES PEMESINAN

BAB 6 CAIRAN PENDINGIN UNTUK PROSES PEMESINAN BAB 6 CAIRAN PENDINGIN UNTUK PROSES PEMESINAN Cairan pendingin digunakan pada pemotongan logam atau proses pemesinan untuk beberapa alasan, antara lain : untuk memperpanjang umur pahat, mengurangi deformasi

Lebih terperinci

1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA

1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA 1. POMPA MENURUT PRINSIP DAN CARA KERJANYA 1. Centrifugal pumps (pompa sentrifugal) Sifat dari hidrolik ini adalah memindahkan energi pada daun/kipas pompa dengan dasar pembelokan/pengubah aliran (fluid

Lebih terperinci

PEMILIHAN MINYAK PELUMAS/OLI KENDARAAN BERMOTOR RINGKASAN

PEMILIHAN MINYAK PELUMAS/OLI KENDARAAN BERMOTOR RINGKASAN PEMILIHAN MINYAK PELUMAS/OLI KENDARAAN BERMOTOR Dwi Arnoldi Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya Jl. Srijaya Negara Bukit Besar Palembang 30139 Telp: 0711-353414, Fax: 0711-453211 RINGKASAN

Lebih terperinci

RUBBER CRUDE OIL PRODUCT KNOWLEDGE

RUBBER CRUDE OIL PRODUCT KNOWLEDGE PRODUCT KNOWLEDGE RUBBER CRUDE OIL Kantor: Jl. Lawu Tegalarum 418 RT 02/13, Cangakan Karanganyar, Jawa Tengah, 57722 Telepon: 0271 494253 Pabrik: Ngamban RT 01/06 Buran, Tasikmadu Karanganyar, Jawa Tengah,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan untuk mengetahui fenomena yang terjadi pada mesin Otto dengan penggunaan bahan bakar yang ditambahkan aditif dengan variasi komposisi

Lebih terperinci