Pembelajaran Berbasis Problem Solving Nama Problem Puzlle Match. Estimasi Waktu 2 minggu

Transkripsi

1 Pembelajaran Berbasis Problem Solving Nama Problem Puzlle Match Level Easy Estimasi Waktu 2 minggu 1. Terdapat sebuah gambar yang telah dipecah menjadi 16 bagian yang berbeda. Gambar berukuran 512 x 512 pixel. Anda dibeerikan sebuah Pigura kosong yang berisikan batas/border dengan ukuran 64 pixel dan 16 potongan gambar yang perlu dirangkai. Ilustrasi sebagai berikut: Tugas anda adalah menyusun potongan gambar yang ada untuk membentuk gambar yang utuh, asumsi bahwa anda tidak memiliki gambar asli, hanya gambar pigura dan 16 potongan gambar. Inputan sistem adalah: gambar pigura dan 16 potongan gambar Luaran adalah: Gambar yang telah dirangkai Kata Kunci: image similarity, texture matching Yang perlu dikumpulkan: 1. Kode program 2. Dokumentasi Program yang berisi: - Landasan teori - Rancangan sistem - Hasil Pengujian (minimal 5 pengujian dengan gambar yang berbeda) - Performansi Sistem - Kesimpulan dan Saran

2 Step-by-step 1. Untuk panduan tugas, akan digunakan gambar grayscale 8 bit dengan ukuran 256 x 256 pixel. Silahkan anda atur agar gambar yang diproses sesuai dengan deskripsi diatas. 2.Buatlah kode untuk membuat pigura dan memotong gambar mejadi 16 bagian dengan ukuran 64 x 64 pixel. function hasil=pigura(i, bd) %Input : %1. I= citra grayscale %2. bd=ukuran border yang diharapkan [0-1], persentasi dari %dimensi citra atau besar pixel yang diharapkan %Output : hasil = pigura dengan ukuran sesuai nilai bd %========================================================== [m,n]=size(i); %hasilkan pigura dengan ukuran border bd*size if bd<1 %ini bila bd adalah persentase kika=round(0.1*n); atbw=round(0.1*m); else kika=bd; atbw=bd; %kosongkan matrik I pada korrdinat sesuai border I(atbw:m-atbw,kika:n-kika)=0; hasil=(i); function hasil=potong(i) %Input : %I= citra grayscale %Output : 16 potong gambar disimpan dalam file dengan format bagian_x_y.bmp ; x ekivalen dengan baris, y ekivalen dengan kolom %Anda dapat menambahkan parameter pembagian yang bersifat %generik %========================================================== %memotong gambar A=zeros(64,64,16); % matrik penampung sementara idplane=1; for i=1:4 % ini untuk baris for j=1:4 %ini untuk kolom A(:,:,idplane)=J((i-1)*64+1:i*64,(j-1)*64+1:j*64); %simpan gambar nama_file=strcat( bagian_,num2str(i), _,num2str(j),.bmp ); imwrite(a,nama_file, bmp ); idplane=idplane+1;

3 Script_1.m %Script_1.m %Script ini akan membuka sebuah gambar grayscale 8 bit dengan ukuran %256x256 pixel, kemudian menghasilkan gambar pigura dan memotong menjadi 16 %bagian dengan ukuran 64x64 pixel dan menyimpan dalam file. clc; clear; I=imread('1_gray.bmp'); %memanggil fungsi untuk menghasilkan pigura.bmp J=pigura(I,32); %memanggil fungsi untuk memotong gambar potong(j); 3. Letakkan hasil potongan gambar pada sebuah folder khusus, misalkan folder dengan nama potong. Tahap selanjutnya adalah membaca potongan gambar yang ada dalam folder. Buat sebuah fungsi untuk me-load potongan gambar function hasil=load_potongan(folder) listing = dir(folder) A=zeros(64,64,16);

4 n=size(listing,1); idplane=1; figure(1); for i=3:n %mulai baca file A(:,:,idplane)=imread(listing(i).name); %bagian ini hanya untuk memsatikan bahwa gambar berhasil di-load, bisa %dijadikan komentar bila sudah sukses subplot(4,4,idplane);imshow(uint8(a(:,:,idplane))); idplane=idplane+1; hasil=a; Buat script untuk memanggil fungsi diatas. Catatan bila pemanggilan fungsi gagal maka kemungkinan bahwa folder untuk meletakkan potongan belum termasuk path aktif dari program. Set path program dengan menggunakan File_>Set Path %Script_2.m %Script ini akan membuka sebuah folder yang berisikan 16 potongan gambar %kemudian menyimpan dalam sebuah variabel dengan dimensi 64x64x16 clc; clear; Hasil=load_potongan('potong'); %dilanjutkan dengan melakukan proses pencocokan pada pigura %load pigura J=imread('pigura.bmp'); %sample kode untuk mencocokkan bagian pigura pojok kiri atas % buat variabel untuk menyimpan id potongan yang sesuai %pembagian id potongan: %

5 % % % map=zeros(4,4); %pencocokan untuk kiri atas temp=j(1:64,1:64); min= ; idxmin=0; idnol=find(temp==0); for i=1:16 temp1=hasil(:,:,i); temp1(idnol)=0; beda=sum(sum((temp1-double(temp)))); beda=abs(beda); if beda<min min=beda; idxmin=i; % idxmin akan berisi id potongan untuk lokasi 1, map(1,1)=idxmin; %================================================= % pencocokan untuk lokasi selanjutnya id lokasi 2 temp=j(1:64,65:128); min= ; idxmin=0; idnol=find(temp==0); for i=1:16 temp1=hasil(:,:,i); temp1(idnol)=0; beda=sum(sum((temp1-double(temp)))); beda=abs(beda); if beda<min min=beda; idxmin=i; % idxmin akan berisi id potongan untuk lokasi 1, map(1,2)=idxmin; % Teknik ini hanya berlaku untuk pencocokan pada lokasi % % Silahkan rubah kode ini menjadi bentuk perulangan % Untuk penccocokan pada lokasi silahkan implementasikan % penjelasan yang telah diberikan saat kuliah %Setelah penccocokan selesai maka variabel map akan berisikan id_potongan %yang sesuai, saatnya menggabungkan menjadi gambar dan menyimpannya % mulai menempelkan hasil pencocokan pada pigura -> J

6 for i=1:4 for j=1:4 if(map(i,j)~=0) J((i-1)*64+1:i*64,(j- 1)*64+1:j*64)=Hasil(:,:,map(i,j)); J=uint8(J);%jadikan matrik Gabung sebagai uint8 figure(2) imshow(j); Snap-shoot hasil: