KARAKTERISTIK SEDIMEN DALAM TANDON PENGENDAPAN LIMBAH TAMBAK UDANG VANAME SUPER INTENSIF

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KARAKTERISTIK SEDIMEN DALAM TANDON PENGENDAPAN LIMBAH TAMBAK UDANG VANAME SUPER INTENSIF"

Transkripsi

1 801 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2015 ABSTRAK KARAKTERISTIK SEDIMEN DALAM TANDON PENGENDAPAN LIMBAH TAMBAK UDANG VANAME SUPER INTENSIF Muhammad Chaidir Undu, Makmur, dan Mat Fahrur Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Air Payau Jl. Makmur Dg. Sitakka No. 129, Maros 90512, Sulawei Selatan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik sedimen tandon pengendapan limbah tambak udang vaname super intensif. Sampel sedimen dikoleksi dari tandon pengendapan limbah tambak super intensif pada tiga ketebalan sampel yakni 0-2 cm, 2-6 cm, dan 6-10 cm; kemudian diukur ph, potensial redox, nitrogen sedimen porewater dan sediment oxygen consumption sampel. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ph sedimen dalam kisaran netral dengan mineralisasi reduksi pada semua lapisan sedimen. Konsentrasi nitrogen sedimen porewater menunjukkan bahwa tidak terjadi proses nitrifikasi dalam semua lapisan sedimen yang ditandai dengan tersedianya TAN dalam jumlah yang tinggi, sebaliknya tidak terdeteksi nitrit di dalam sediment porewater. Proses mineralisasi bahan organic terjadi di area sediment-water interface yang menunjukkan bahwa mineralisasi aerobik berlangsung di permukaan sedimen tandon pengendapan limbah. Perlu dilakukan pengolahan sedimen dalam tandon pengendapan limbah tambak udang super intensif sebelum sediment tersebut dibuang ke lingkungan sekitar. KATA KUNCI: karakteristik sedimen, reduksi, TAN, nitrit, SOD, tandon pengendapan limbah PENDAHULUAN Tandon pengendapan limbah tambak merupakan salah satu bentuk pengolahan limbah tambak udang. Dalam tandon pengendapan limbah, limbah tambak udang berupa padatan tersuspensi diendapkan sebelum dialirkan ke petak biofilter atau dialirkan ke perairan sekitar tambak (Teichert- Coddington et al., 1999; Jones et al., 2002). Dalam pengelolaan limbah, konsentrasi nutrien dalam air limbah merupakan variabel yang menjadi perhatian dalam layak tidaknya limbah dialirkan ke perairan sebagaimana ditetapkan oleh Global Aquaculture Alliance (Boyd & Gautier, 2000). Hal ini menyebabkan sedimen dalam tandon pengendapan limbah kurang mendapatkan perhatian; dilain pihak, sedimen merupakan hasil akumulasi padatan tersuspensi yang berasal dari kegiatan budidaya udang dan kaya akan nutrien. Input nutrien ke tandon pengendapan terjadi selama masa budidaya baik selama masa pemeliharaan sebagai akibat dari kegiatan pergantian air tambak maupun pada saat panen. Partikel tersuspensi yang kaya akan nutrien terakumulasi di dasar tandon pengendapan dan selanjutnya mengalami proses mineralisasi. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa akumulasi bahan organik mempengaruhi karakteristik sedimen seperti mineralisasi bahan organik dan transfer nutrien dari sedimen ke massa air dalam sedimen serta konsumsi oksigen oleh sedimen (Burford & Longmore, 2001; Burford et al., 2003; Burford & Lorenzen, 2004; Undu et al., 2014). Namun demikian, penelitian tersebut, dilakukan di dalam tambak sehingga tidak memberikan informasi yang spesifik tentang sedimen di dalam tandon pengendapan limbah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik sedimen tandon pengendapan limbah tambak udang vaname super intensif. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan data dan informasi mengenai status mineralisasi bahan organik sedimen, ph, nitrogen sedimen porewater dan konsumsi oksigen sedimen sehingga dapat menjadi acuan dalam pengelolaan sedimen yang berasal dari limbah tambak udang. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2014 di Instalasi tambak percobaan Takalar, Sulawesi Selatan. Sampling sedimen dilakukan di tandon pengendapan limbah tambak udang vanname super

2 Karakteristik sedimen dalam tandon pengendapan... (Muhammad Chaidir Undu) 802 intensif. Limbah tambak selama masa pemeliharaan diendapkan pada sebuah petak pengendapan berukuran m 2 selama 40 hari. Sampling sampel sediment core di sekitar inlet, tengah, dan outlet tandon dikumpulkan secara acak pada saat pengeringan tandon. Sampel sediment core dikoleksi dengan menggunakan pipa paralon berdiameter 4 inchi dengan cara menancapkan pipa paralon hingga ke dasar tandon. Sampel sedimen di sekitar inlet terdiri atas tiga kedalaman yakni kedalaman 0-2 cm, 2-6 cm, dan 6-10 cm. Sedangkan pada bagian tengah tandon, sampel sedimen yang terkoleksi berasal dari kedalaman 0-2 cm dan 2-6 cm. Sedimen di sekitar outlet dieliminasi karena bercampur dengan sisa vegetasi yang tumbuh di dasar tandon. Selanjutnya sampel sedimen dipotong-potong berdasarkan kedalaman sedimen. Sedimen yang berasal dari tambak dan tanah tandon dibedakan berdasarkan warna dimana sedimen tambak berwarnah hitam sedangkan tanah tandon berwarna coklat. Oleh karena itu, dalam penelitian ini lebih banyak sampel yang dikoleksi pada kedalaman dengan kisaran 0-6 cm dan di inlet tandon. Sampel sedimen selanjutnya diukur ph dan potensial redoxnya menggunakan HANNA instruments HI Analisis nutrien sedimen porewater dilakukan dengan cara sampel sedimen pada setiap kedalaman disentrifuge dengan rpm selama 10 menit kemudian larutan supernatan yang berwarna bening diambil dengan menggunakan syringe kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring Minisart dengan ukuran pori 0,45 m untuk pengukuran TAN dan NO2-N Analysis TAN dan NO 2 -N dilakukan dengan mengacu pada Standar Nasional Indonesia (Anonim, 1991; Anonim 2004). Konsumsi oksigen sedimen dianalisis dengan cara menginkubasi sampel sedimen dalam sediment jars (Alongi et al., 2009; Undu et al., 2014) yaitu: sedimen jars dengan volume 1 liter secara hati-hati diletakkan di permukaan sedimen kemudian dasar jar disumbat hingga kedap air sehingga diperoleh sedimen dengan ketebalan ± 2 cm. Selanjutnya jar diinkubasi dalam tanki yang berisi air bersih yang telah diaerasi hingga jenuh udara. Pada saat inkubasi, air dalam tanki dimasukkan secara perlahanlahan untuk menghindari rusaknya struktur sedimen. Selanjutnya jar didiamkan hingga suspensi partikel sedimen mengendap kemudian jar dipasangi DO meter type TPS dan stirrer. Data oksigen terlarut direkam dengan interval 5 menit. Inkubasi dihentikan ketika konsentrasi oksigen tidak kurang dari 2 mg/l untuk menjaga linearitas data (Burford & Longmore, 2001). Analisis Data Data ph, potensial redox, TAN dan NO 2 -N dianalisis dengan One-way ANOVA di mana ph, potensial redox, TAN, dan NO 2 -N merupakan variabel bebas dan kedalaman sedimen sebagai variabel tidak bebas. Bootstrap dengan 500 kali sampling dilakukan untuk memenuhi asumsi kenormalan sebaran data (Efron, 1979). Data konsumsi oksigen sedimen dianalisis secara deskriptif berdasarkan analisis regresi. One-way ANOVA dilakukan menggunakan perangkat lunak IBM SPSS versi 21 sedangkan analisis regresi dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft excel HASIL DAN BAHASAN Limbah tambak super intensif dalam bentuk tersuspensi yang diendapkan di tandon pengendapan terakumulasi di sekitar inlet tandon. Selanjutnya akumulasi sedimen cenderung berkurang di tengah dan outlet tandon pengendapan. Berdasarkan hasil pengukuran ketebalan sedimen pada waktu sampling, ketebalan sedimen di area inlet tandon mencapai 10 cm sedangkan di tengah tandon ketebalan maksimal sedimen sedalam 6 cm dan 2 cm di sekitar outlet. Oleh karena itu analisis mengenai karakteristik sedimen pada setiap kedalaman pada setiap area tandon tidak dapat dijelaskan secara mendetail. Tingginya akumulasi sedimen di area inlet tandon disebabkan karena area ini merupakan area masuknya limbah tambak yang kaya akan nutrient dan partikel tersuspensi sebelum didistribusikan ke seluruh area tandon. ph dan Potensial Redoks Sedimen Hasil pengukuran dan One-way ANOVA ph dan potensial redox sedimen ditampilkan pada Tabel 1. ph dan potensial redox sedimen yang diukur pada sembilan titik sampel masing-masing berkisar antara 6,88-7,14 dan -412,63-(-392,57) mv. ph sedimen berfluktuasi berdasarkan ketebalan sedimen

3 803 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2015 sedangkan potensial redoks mengalami penurunan seiring dengan ketebalan sedimen. Namun demikian, tidak ada perbedaan yang nyata antara ph dan potensial redox berdasarkan ketebalan sedimen yang menunjukan bahwa tidak ada stratifikasi ph dan status mineralisasi bahan organik dalam sedimen. Selanjutnya, ph sedimen dalam tandon limbah masih dalam kisaran netral dengan mineralisasi bahan organik dalam sedimen terjadi secara reduksi. Tabel 1. Data pengukuran variabel sedimen di petak tandon limbah tambak udang vaname super-intensif Variabel Bahan organik yang terakumulasi selama proses pengendapan dimineralisasi oleh bakteri. Dalam proses mineralisasi tersebut, oksigen terlarut dikonsumsi oleh bakteri sehingga semakin banyak bahan organik yang termineralisasi maka konsentrasi oksigen semakin berkurang dan pada akhirnya menyebabkan kondisi an-aerob dan mineralisasi bahan organik terjadi secara reduksi (Suplee & Cotner, 1996; Moriarty, 1997; Rao et al., 2000; Avnimelech & Ritvo, 2003). Proses mineralisasi nutrien dalam sedimen menyebabkan kemasaman sedimen (Muslow et al., 2006); namun demikian, sedimen di tandon pengendapan limbah dalam penelitian ini masih menunjukkan nilai ph yang netral. Netralnya ph sedimen selama proses mineralisasi nutrien dalam sedimen dapat disebabkan karena proses reduksi sulfat (Muslow et al., 2006). Dalam penelitian ini, tidak dilakukan pengukuran mengenai reduksi sulfat; namun demikian, dalam kondisi an-aerob,reduksi sulfat dalam sedimen merupakan proses yang dominan terjadi (Jorgensen, 1983). Nilai potensial redox yang diperoleh dalam penelitian ini bernilai negatif yang menunjukkan terjadinya penumpukan nutrien dalam sedimen dan menyebabkan kondisi an-aerob (Iwama, 1991). Tandon pengendapan limbah telah dilaporkan mampu menurunkan konsentrasi nutrien terlarut dalam limbah dimana nutrien terlarut dan partikel tersuspensi terabsorbsi di dasar tandon. Namun demikian sedimen yang bersifat an-aerob dapat menjadi kendala dalam pengolahan limbah karena dalam kondisi an-aerob, sejumlah gas beracun seperti ammonia, hidrogen sulfida and nitrit dilepaskan dari sedimen ke massa air dan selanjutnya dilepaskan ke perairan sekitar tambak (Primavera, 1993; Hargreaves, 1997). Dalam kondisi an-aerob, sulfat dimanfaatkan oleh bakteri Desulfovibrio dalam proses respirasi dalam mineralisasi bahan organik dalam sedimen yang menghasilkan hidrogen sulfida (Boyd & Tucker, 1998). Selanjutnya bakteri nitrifikasi dan methanogenic mendekomposisi bahan organik sedimen menjadi ammonium dan metana (Suplee & Cotner, 1996; Bagarinao & Lantin-Olaguer, 1998). Dalam penelitian ini, keberadaan hidrogen sulfida dalam sedimen diketahui dengan munculnya bau sulfida selama penelitian dilakukan. Nutrien Sedimen Porewater Ketebalan sedimen (cm) ph 6.94±0.12 a 7.09±0.08 a 6.98±0.13 a Potensial redox (mv) ±9.33 a ±13.11 a ±3.87 a a huruf yang sama pada baris yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf kepercayaan 95% Konsentrasi TAN yang dianalisis pada sedimen tandon di semua titik sampling berkisar antara 99,85-231,88 mg/l; sebaliknya nitrit tidak terdeteksi. Konsentrasi rata-rata TAN pada semua ketebalan sedimen tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (P>0,05) (Tabel 2). Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada stratifikasi TAN dalam sedimen porewater. Penumpukan bahan organik dalam dasar tandon limbah dapat mempengaruhi siklus nutrien dalam sedimen. Dalam penelitian ini, TAN tersedia dalam konsentrasi yang cukup tinggi namun demikian, tidak terdeteksi nitrit yang menunjukkan tidak terjadinya proses nitrifikasi. TAN merupakan nutrient utama dalam proses nitrifikasi (Burford et al., 2003). Tidak terjadinya proses nitrifikasi dalam sedimen

4 Karakteristik sedimen dalam tandon pengendapan... (Muhammad Chaidir Undu) 804 Tabel 2. Nitrogen sediment porewater pada beberapa ketebalan sedimen di tandon pengendapan limbah tambak udang vaname super intensif Variabel Ketebalan sedimen (cm) TAN (mg/l) ±25.68 a ±53.62 a ±9.97 a NO 2 -N (mg/l) nd nd nd a huruf yang sama pada baris yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf kepercayaan 95%. nd = tidak terdeteksi. yang kaya akan TAN juga dilaporkan oleh Burford et al. (2003) dan Burford & Lorenzen (2004) di tambak udang intensif dengan sistem zero water exchange. Tidak terjadinya nitrifikasi menyebabkan denitrifikasi tidak terjadi karena nitrit merupakan sumber utama pembentukan nitrat. Oleh karena itu, nitrifikasi dan denitrifikasi dalam sedimen yang menerima input nutrien yang tinggi diabaikan dalam pemodelan siklus nitrogen dalam sedimen tambak (Burford & Lorenzen, 2004). Tidak terjadinya proses nitrifikasi dalam penelitian ini tidak dapat dijelaskan lebih mendetail; dalam kegiatan budidaya udang vaname dalam sistem super-intensif, bakteri (bioflok) untuk memineralisasi sisa pakan dan feses udang diaplikasikan. Namun demikian, ketersediaan bakteri bukan menjadi salah satu faktor pendukung terjadinya nitrifikasi. Proses transformasi (mineralisasi/ nitrifikasi) menjadi terhambat atau bahkan tidak terjadi proses nitrifikasi walaupun TAN sebagai bahan baku nitrifikasi melimpah ketika faktor lingkungan tidak mendukung. Faktor lingkungan tersebut adalah: suhu, konsentrasi DO, dan ph (Boyd & Gross,1998; Burford et al., 2003). Siklus nitrogen tidak terjadi di dalam sedimen tandon pengendapan limbah tambak udang super intensif menyebabkan nitrogen terakumulasi dalam lapisan sedimen. Oleh karena itu, pengelolaan sedimen dalam tandon pengendapan limbah tambak perlu dilakukan karena pengolahan limbah tambak umumnya menitikberatkan pada konsentrasi nutrien terlarut dalam air limbah sebelum dilepaskan ke perairan sekitar tambak. Konsumsi Oksigen oleh Sedimen Konsumsi oksigen oleh sedimen selama penelitian ini disajikan dalam Gambar 1. Konsentrasi oksigen mengalami penurunan selama masa inkubasi yang menunjukkan bahwa oksigen terlarut dimanfaatkan dalam proses mineralisasi bahan organik di area sediment-water interface. Dalam Gambar 1. Konsentrasi oksigen terlarut (mg/l) selama masa inkubasi sedimen tandon pengendapan limbah tambak udang vaname super intensif

5 805 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2015 penelitian ini, konsentrasi oksigen terlarut dalam sedimen jar mengalami penurunan seiring dengan periode inkubasi sedimen. Dalam penelitian ini, proses mineralisasi bahan organikdi area sedimentwater interface mengkonsumsi oksigen terlarut sebanyak 3,17 mg/l/jam/m 2. Walaupun sedimen tandon limbah berada dalam kondisi an-aerob sebagaimana ditunjukkan oleh potensial redox sedimen, proses mineralisasi bahan organik dalam kondisi aerob masih terjadi di area sediment-water interface (Hansen & Blackburn, 1991; Undu et al., 2014). Proses mineralisasi aerob di area sediment-water interface di dasar tambak udang super intensif telah dilaporkan oleh Undu et al. (2014) dimana laju konsumsi oksigen selama proses mineralisasi tersebut sebesar 5,8 mg/l/jam/ m 2 dimana lebih tinggi dibandingkan dengan hasil pengukuran yang diperoleh pada penelitian ini. Proses mineralisasi bahan organic secara aerob melepaskan nutrien (efflux) seperti TAN, nitrit dan PO 4 dari sedimen ke massa air tambak (Undu et al., 2014). Mineralisasi aerob bermanfaat dalam mengurangi konsentrasi nutrien dalam sedimen dan mengeksport nutrien ke massa air. Dalam pengolahan limbah tambak dengan menggunakan biofilter, seperti rumput laut, nutrien terlarut diabsorpsi oleh biofilter sehingga konsentrasi nutrien limbah berkurang. Oleh karena input oksigen terlarut dalam tandon limbah perlu dikembangkan melalui oksigenasi limbah, sehingga proses mineralisasi aerobic tidak hanya terjadi di area sediment-water interface tetapi dapat terjadi di seluruh lapisan sedimen. Oxigenasi limbah khususnya sedimen diharapkan mampu mengeliminasi mineralisasi an-aerob sehingga dapat mereduksi nutrien dalam sedimen dan meningkatkan konsentrasi nutrien yang tersedia untuk pertumbuhan biofilter. KESIMPULAN Mineralisasi nutrien dalam sedimen di tandon pengendapan limbah tambak super intensif terjadi secara reduksi yang berpotensi menghasilkan gas beracun seperti hydrogen sulfide yang dilepaskan ke massa air. Siklus nitrogen di dalam sedimen tidak berlangsung karena tidak terjadi nitrifikasi yang pada akhirnya mempengaruhi denitrifikasi. Perlu dilakukan pengolahan sedimen dalam tandon pengendapan limbah sebelum sedimen tersebut dibuang ke lingkungan sekitar. UCAPAN TERIMA KASIH Penelitian ini dibiayai oleh APBN Penulis mengucapkan terima kasih kepada Sdr. Deni dan Elis atas bantuannya dalam kegiatan sampling. DAFTAR ACUAN Anonim. (1991). Metode pengujian kadar ammonium dalam air dengan alat spektrofotometer secara Nessler. SNI Anonim. (2004). Air dan air limbah - Bagian 9: Cara uji nitrit (NO 2 -N) secara ektrofotometri. SNI Bagarinao, T., & Lantin-Olaguer, I. (1998). The sulfide tolerance of milkfish and tilapia in relation to fish kills in farms and natural waters in the Philippines. Hydrobiologia, 382, Boyd, C.E., & Gross, A. (1998). Use of probiotics for improving soil and water quality in aquaculture ponds. In Flegel TW (ed) Advances in shrimp biotechnology. National Center for Genetic Engineering and Biotechnology, Bangkok, p Boyd, C.E., & Gautier, D. (2000). Effluent composition and water quality standards. Global Aquaculture Advocate, 3, Burford, M.A. & Longmore, A.R. (2001). High ammonium production from sediments in hypereutrophic shrimp ponds. Marine Ecology Progress Series, 224, Burford, M.A. & Lorenzen, K. (2004). Modeling nitrogen dynamics in intensive shrimp ponds: the role of sediment remineralization. Aquaculture, 229, Burford, M.A., Thompson, P.J., McIntosh, R.P., Bauman, R.H., & Pearson, D.C. (2003). Nutrient and microbial dynamics in high-intensity, zero-exchange shrimp ponds in Belize. Aquaculture, 219, Efron, B. (1979). Bootstrap Methods: Another Look at the Jackknife, The Annals of Statistics, 7, 1-26.

6 Karakteristik sedimen dalam tandon pengendapan... (Muhammad Chaidir Undu) 806 Hansen, L.S., & Blackburn, T.H. (1991). Aerobic and anaerobic mineralization of organic material in marine sediment microcosms, Marine Ecology Progress Series, 75, Hargreaves, J.A. (1997). A simulation model of ammonia dynamics in commerical catfish ponds in the southeastern United States. Aquacultural Engineering, 16, Iwama, G.K. (1991). Interactions between Aquaculture and the Environment, Critical Reviews in Environmental Control, 21, Jones, A.B., Preston, N.P., & Dennison, W.C. (2002). The efficiency and condition of oysters and macroalgae used as biological filters of shrimp pond effluent. Aquaculture Research, 33, Jorgensen, B.B. (1983). Processes at the sediment-water interface. In: Bolin, B., Cook, R. B. (eds.), The major biochemical cycles and their interactions. Wiley, Chichester, p Primavera, J.H. (1993). A critical review of shrimp pond culture in the Philippines. Reviews in Fisheries Science, 1, Suplee, M.W., & Cotner, J.B. (1996). Temporal changes in oxygen demand and bacterial sulfate reduction in inland shrimp ponds. Aquaculture, 145, Teichert-Coddington, D.R., Rouse, D.B., Potts, A., & Boyd, C.E. (1999). Treatment of harvest discharge from intensive shrimp ponds by settling. Aquacultural Engineering, 19, Undu, M.C., Makmur, & Rachmansyah. (2014). Studi pendahuluan laju efflux nutrien sedimen di tambak udang Litopenaeus vannamei super intensif, disampaikan pada Forum Inovasi Teknologi Akuakultur, hlm

KONSENTRASI NITROGEN TERLARUT DAN FOSFAT DALAM TAMBAK UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) SISTEM SUPER INTENSIF

KONSENTRASI NITROGEN TERLARUT DAN FOSFAT DALAM TAMBAK UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) SISTEM SUPER INTENSIF 321 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2014 KONSENTRASI NITROGEN TERLARUT DAN FOSFAT DALAM TAMBAK UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) SISTEM SUPER INTENSIF ABSTRAK Mat Fahrur, Makmur, dan Muhammad

Lebih terperinci

Bab V Hasil dan Pembahasan

Bab V Hasil dan Pembahasan biodegradable) menjadi CO 2 dan H 2 O. Pada prosedur penentuan COD, oksigen yang dikonsumsi setara dengan jumlah dikromat yang digunakan untuk mengoksidasi air sampel (Boyd, 1988 dalam Effendi, 2003).

Lebih terperinci

Bab V Hasil dan Pembahasan. Gambar V.10 Konsentrasi Nitrat Pada Setiap Kedalaman

Bab V Hasil dan Pembahasan. Gambar V.10 Konsentrasi Nitrat Pada Setiap Kedalaman Gambar V.10 Konsentrasi Nitrat Pada Setiap Kedalaman Dekomposisi material organik akan menyerap oksigen sehingga proses nitrifikasi akan berlangsung lambat atau bahkan terhenti. Hal ini ditunjukkan dari

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI PADA BUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) POLA TRADISIONAL PLUS DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG TAPIOKA

UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI PADA BUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) POLA TRADISIONAL PLUS DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG TAPIOKA 853 Upaya peningkatan produksi pada budidaya... (Gunarto) UPAYA PENINGKATAN PRODUKSI PADA BUDIDAYA UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) POLA TRADISIONAL PLUS DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG TAPIOKA ABSTRAK Gunarto

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Amonia Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data berupa nilai dari parameter amonia yang disajikan dalam bentuk grafik. Dari grafik dapat diketahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Populasi penduduk dunia pertengahan 2012 mencapai 7,058 milyar dan diprediksi akan meningkat menjadi 8,082 milyar pada tahun 2025 (Population Reference Bureau, 2012).

Lebih terperinci

Changes of Ammonia, Nitrite and Nitrate at Recirculation System of Red Tilapia (Oreochromis sp.) Rearing. D. Djokosetiyanto, A. Sunarma dan Widanarni

Changes of Ammonia, Nitrite and Nitrate at Recirculation System of Red Tilapia (Oreochromis sp.) Rearing. D. Djokosetiyanto, A. Sunarma dan Widanarni Perubahan Jurnal Akuakultur ammonia Indonesia, (NH 3 -N) 5(1): 13- (6) Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai 13 http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id PERUBAHAN AMMONIA (NH 3 -N), NITRIT

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 39 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Instalasi Tambak Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau, di Desa Punaga, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan.

Lebih terperinci

PERFORMA INSTALASI PENGOLAH AIR LIMBAH (IPAL) TAMBAK UDANG VANAME SUPERINTENSIF

PERFORMA INSTALASI PENGOLAH AIR LIMBAH (IPAL) TAMBAK UDANG VANAME SUPERINTENSIF 285 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2016 PERFORMA INSTALASI PENGOLAH AIR LIMBAH (IPAL) TAMBAK UDANG VANAME SUPERINTENSIF ABSTRAK Mat Fahrur, Muhammad Chaidir Undu, dan Rachman Syah Balai Penelitian

Lebih terperinci

Seminar Nasional Tahunan XI Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan, 30 Agustus 2014

Seminar Nasional Tahunan XI Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan, 30 Agustus 2014 ANALISIS DAYA SERAP BERBAGAI UKURAN CANGKANG Telescopium telescopium L. TERHADAP PARAMETER KUALITAS AIR PADA WADAH TERKONTROL prb-14 Andi Sahrijanna* dan Arifuddin Tompo Balai Riset Pengembangan Budidaya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Udang putih (Litopenaeus vannamei) merupakan salah satu komoditas

I. PENDAHULUAN. Udang putih (Litopenaeus vannamei) merupakan salah satu komoditas I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Udang putih (Litopenaeus vannamei) merupakan salah satu komoditas perikanan laut Indonesia yang memiliki nilai ekonomi tinggi baik di pasar domestik maupun global. 77%

Lebih terperinci

PENAMBAHAN TEPUNG TAPIOKA PADA BUDIDAYA UDANG PENAEID DI TAMBAK

PENAMBAHAN TEPUNG TAPIOKA PADA BUDIDAYA UDANG PENAEID DI TAMBAK 729 Penambahan tepung tapioka pada budidaya udang... (Gunarto) PENAMBAHAN TEPUNG TAPIOKA PADA BUDIDAYA UDANG PENAEID DI TAMBAK Gunarto dan Abdul Mansyur ABSTRAK Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. = data pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = nilai tengah data τ i ε ij

BAHAN DAN METODE. = data pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = nilai tengah data τ i ε ij II. BAHAN DAN METODE 2.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 perlakuan dan 2 kali ulangan. Perlakuan yang akan diterapkan yaitu pemakaian

Lebih terperinci

SERAPAN TIRAM Crassostrea iredalei TERHADAP POPULASI Nannochloropsis sp. DENGAN KEPADATAN AWAL BERBEDA

SERAPAN TIRAM Crassostrea iredalei TERHADAP POPULASI Nannochloropsis sp. DENGAN KEPADATAN AWAL BERBEDA 185 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 214 SERAPAN TIRAM Crassostrea iredalei TERHADAP POPULASI Nannochloropsis sp. DENGAN KEPADATAN AWAL BERBEDA ABSTRAK Sahabuddin, Andi Sahrijanna, dan Machluddin

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHUN 2009

LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHUN 2009 LAPORAN AKHIR PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHUN 2009 DISEMINASI TEKNOLOGI BIO-FLOC DALAM RANGKA PENINGKATAN PRODUKSI DAN PENERAPAN SISTEM BUDIDAYA UDANG YANG RAMAH LINGKUNGAN. Oleh: Ketua : Ating Yuniarti,

Lebih terperinci

Bambang Pramono ( ) Dosen pembimbing : Katherin Indriawati, ST, MT

Bambang Pramono ( ) Dosen pembimbing : Katherin Indriawati, ST, MT PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN BERPENGAWASAN PADA AERATION BASIN DENGAN TEKNIK CUMULATIVE OF SUM (CUSUM) Bambang Pramono (2408100057) Dosen pembimbing : Katherin Indriawati, ST, MT Aeration basin Aeration

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS SISTEM AKUAPONIK DALAM MEREDUKSI KONSENTRASI AMONIA PADA SISTEM BUDIDAYA IKAN ABSTRAK

EFEKTIFITAS SISTEM AKUAPONIK DALAM MEREDUKSI KONSENTRASI AMONIA PADA SISTEM BUDIDAYA IKAN ABSTRAK e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume III No 1 Oktober 2014 ISSN: 2302-3600 EFEKTIFITAS SISTEM AKUAPONIK DALAM MEREDUKSI KONSENTRASI AMONIA PADA SISTEM BUDIDAYA IKAN Riska Emilia Sartika

Lebih terperinci

BUDIDAYA UDANG VANAME SISTEM BIOFLOK

BUDIDAYA UDANG VANAME SISTEM BIOFLOK BUDIDAYA UDANG VANAME SISTEM BIOFLOK Brata Pantjara, Agus Nawang, Usman, dan Rachmansyah Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau Jl. Makmur Dg. Sitakka No. 129, Maros, Sulawesi Selatan 90512 E-mail: bpantjara@yahoo.com

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pertumbuhan Mikroalga Laut Scenedesmus sp. Hasil pengamatan pengaruh kelimpahan sel Scenedesmus sp. terhadap limbah industri dengan dua pelakuan yang berbeda yaitu menggunakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budidaya ikan lele merupakan salah satu jenis usaha budidaya perikanan yang semakin berkembang. Budidaya lele berkembang pesat dikarenakan teknologi budidaya yang relatif

Lebih terperinci

Kualitas Air Media Pemeliharaan Benih Udang Windu (Penaeus monodon Fabricius) dengan Sistem Budidaya yang Berbeda

Kualitas Air Media Pemeliharaan Benih Udang Windu (Penaeus monodon Fabricius) dengan Sistem Budidaya yang Berbeda ISSN 0853-7291 Kualitas Air Media Pemeliharaan Benih Udang Windu (Penaeus monodon Fabricius) dengan Sistem Budidaya yang Berbeda Ali Djunaedi, Heri Susilo, Sunaryo Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan

Lebih terperinci

penelitian ini reaktor yang digunakan adalah reaktor kedua dan ketiga. Adapun

penelitian ini reaktor yang digunakan adalah reaktor kedua dan ketiga. Adapun BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Aerobik Horizontal Roughing Filter dengan menggunakan krikil yang berukuran 10-5 mm untuk menumnkan

Lebih terperinci

TINGKAT KONSUMSI OKSIGEN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DAN MODEL PENGELOLAAN OKSIGEN PADA TAMBAK INTENSIF

TINGKAT KONSUMSI OKSIGEN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DAN MODEL PENGELOLAAN OKSIGEN PADA TAMBAK INTENSIF Jurnal Akuakultur Indonesia, 4 (1): 89 96 (2005) Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id 89 TINGKAT KONSUMSI OKSIGEN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kualitas Air Kualitas hidup ikan akan sangat bergantung dari keadaan lingkunganya. Kualitas air yang baik dapat menunjang pertumbuhan, perkembangan, dan kelangsungan hidup

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Udang vannamei merupakan salah satu jenis udang yang potensial untuk

I. PENDAHULUAN. Udang vannamei merupakan salah satu jenis udang yang potensial untuk I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Udang vannamei merupakan salah satu jenis udang yang potensial untuk dibudidayakan karena memiliki laju pertumbuhan yang relatif cepat serta kemampuan adaptasi yang relatif

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TAMBAK MELALUI PENGGUNAAN PROBIOTIK PADA BUDIDAYA UDANG WINDU (Penaeus monodon)

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TAMBAK MELALUI PENGGUNAAN PROBIOTIK PADA BUDIDAYA UDANG WINDU (Penaeus monodon) 705 Peningkatan produktivitas tambak melalui penggunaan probiotik... (Arifuddin Tompo) PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TAMBAK MELALUI PENGGUNAAN PROBIOTIK PADA BUDIDAYA UDANG WINDU (Penaeus monodon) ABSTRAK

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KARBON DAN NITROGEN PADA SISTEM BIOFLOK TERHADAP PERTUMBUHAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus)

PERBANDINGAN KARBON DAN NITROGEN PADA SISTEM BIOFLOK TERHADAP PERTUMBUHAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume III No 1 Oktober 2014 ISSN: 2302-3600 PERBANDINGAN KARBON DAN NITROGEN PADA SISTEM BIOFLOK TERHADAP PERTUMBUHAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus)

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN BEBERAPA SUMBER BAKTERI DALAM SISTEM BIOFLOK TERHADAP KERAGAAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN BEBERAPA SUMBER BAKTERI DALAM SISTEM BIOFLOK TERHADAP KERAGAAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) ABSTRAK e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume IV No 1 Oktober 2015 ISSN: 2302-3600 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN BEBERAPA SUMBER BAKTERI DALAM SISTEM BIOFLOK TERHADAP KERAGAAN IKAN NILA (Oreochromis

Lebih terperinci

PARAMETER KUALITAS AIR

PARAMETER KUALITAS AIR KUALITAS AIR TAMBAK PARAMETER KUALITAS AIR Parameter Fisika: a. Suhu b. Kecerahan c. Warna air Parameter Kimia Salinitas Oksigen terlarut ph Ammonia Nitrit Nitrat Fosfat Bahan organik TSS Alkalinitas Parameter

Lebih terperinci

PEMBERIAN MOLASE PADA APLIKASI PROBIOTIK TERHADAP KUALITAS AIR, PERTUMBUHAN DAN TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN MAS (Cyprinus carpio)

PEMBERIAN MOLASE PADA APLIKASI PROBIOTIK TERHADAP KUALITAS AIR, PERTUMBUHAN DAN TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN MAS (Cyprinus carpio) e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume I No 1 Oktober 2012 ISSN: 2302-3600 PEMBERIAN MOLASE PADA APLIKASI PROBIOTIK TERHADAP KUALITAS AIR, PERTUMBUHAN DAN TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP BENIH

Lebih terperinci

PEMANFAATAN RUMPUT LAUT (Gracilaria verrucosa) UNTUK MENGONTROL KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG WINDU (Penaeus monodon) DI TAMBAK

PEMANFAATAN RUMPUT LAUT (Gracilaria verrucosa) UNTUK MENGONTROL KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG WINDU (Penaeus monodon) DI TAMBAK 915 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2015 PEMANFAATAN RUMPUT LAUT (Gracilaria verrucosa) UNTUK MENGONTROL KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG WINDU (Penaeus monodon) DI TAMBAK ABSTRAK Burhanuddin

Lebih terperinci

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Berikut ini adalah hasil penelitian dari perlakuan perbedaan substrat menggunakan sistem filter undergravel yang meliputi hasil pengukuran parameter kualitas air dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Produktivitas Primer Fitoplankton Berdasarkan hasil penelitian di Situ Cileunca didapatkan nilai rata-rata produktivitas primer (PP) fitoplankton pada Tabel 6. Nilai PP

Lebih terperinci

APLIKASI BIOFLOK PADAT SEBAGAI ALTERNATIF PAKAN PADA PENDEDERAN UDANG VANAME (L. vannamaei)

APLIKASI BIOFLOK PADAT SEBAGAI ALTERNATIF PAKAN PADA PENDEDERAN UDANG VANAME (L. vannamaei) 479 Aplikasi bioflok pada sebagai alternatif pakan... (Brata Pantjara) APLIKASI BIOFLOK PADAT SEBAGAI ALTERNATIF PAKAN PADA PENDEDERAN UDANG VANAME (L. vannamaei) ABSTRAK Brata Pantjara dan Usman Balai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. JenisPenelitian, Rancangan Penelitian atau Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah quasi experiment (eksperimen semu) dengan rancangan penelitian non randomized pretest-postest

Lebih terperinci

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Kadar Oksigen Terlarut Hasil pengukuran konsentrasi oksigen terlarut pada kolam pemeliharaan ikan nila Oreochromis sp dapat dilihat pada Gambar 2. Dari gambar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian, Rancangan Penelitian atau Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah Quasi Experiment (eksperimen semu) dengan rancangan penelitian non equivalent control

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KARAKTERISTIK LIMBAH CAIR Limbah cair tepung agar-agar yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah cair pada pabrik pengolahan rumput laut menjadi tepung agaragar di PT.

Lebih terperinci

Kandungan dan Laju Reduksi Limbah Nitrogen pada Sistem Budidaya Kepiting Bakau di Alam dan Bak Terkontrol

Kandungan dan Laju Reduksi Limbah Nitrogen pada Sistem Budidaya Kepiting Bakau di Alam dan Bak Terkontrol Kandungan dan Laju Reduksi Limbah Nitrogen pada Sistem Budidaya Kepiting Bakau di Alam dan Bak Terkontrol Endang Jamal Program Studi Budidaya Perairan, Universitas Pattimura Jl. Mr. Chr. Soplanit Kampus

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.1 PENELITIAN PENDAHULUAN Penelitian pendahuluan dilakukan untuk menentukan titik kritis pengenceran limbah dan kondisi mulai mampu beradaptasi hidup pada limbah cair tahu. Limbah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan lele sangkuriang (Clarias gariepinus) merupakan ikan lele hasil persilangan antara induk betina F 2 dengan induk jantan F 6 sehingga menghasilkan F 26. Induk jantan

Lebih terperinci

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian Penelitian biofiltrasi ini targetnya adalah dapat meningkatkan kualitas air baku IPA Taman Kota Sehingga masuk baku mutu Pergub 582 tahun 1995 golongan B yakni

Lebih terperinci

TINGKAT KONSUMSI OKSIGEN SEDIMEN PADA DASAR TAMBAK INTENSIF UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei ) HIDAYAT SURYANTO SUWOYO

TINGKAT KONSUMSI OKSIGEN SEDIMEN PADA DASAR TAMBAK INTENSIF UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei ) HIDAYAT SURYANTO SUWOYO TINGKAT KONSUMSI OKSIGEN SEDIMEN PADA DASAR TAMBAK INTENSIF UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei ) HIDAYAT SURYANTO SUWOYO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS

Lebih terperinci

DAMPAK KEGIATAN TAMBAK UDANG INTENSIF TERHADAP KUALITAS FISIK-KIMIA PERAIRAN BANYUPUTIH KABUPATEN SITUBONDO

DAMPAK KEGIATAN TAMBAK UDANG INTENSIF TERHADAP KUALITAS FISIK-KIMIA PERAIRAN BANYUPUTIH KABUPATEN SITUBONDO Samakia: Jurnal Ilmu Perikanan Volume 5, No. 1, Februari 2014 ISSN : 2086-3861 DAMPAK KEGIATAN TAMBAK UDANG INTENSIF TERHADAP KUALITAS FISIK-KIMIA PERAIRAN BANYUPUTIH KABUPATEN SITUBONDO IMPACT OF THE

Lebih terperinci

Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling

Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling Tabel V.9 Konsentrasi Seng Pada Setiap Titik Sampling dan Kedalaman Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling A B C A B C 1 0,062 0,062 0,051 0,076 0,030 0,048

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS DAN PARAMETER KIMIA DASAR TAMBAK BUDIDAYA UDANG WINDU Penaeus monodon Fab. BERUMUR 1 DAN 3 TAHUN

PRODUKTIVITAS DAN PARAMETER KIMIA DASAR TAMBAK BUDIDAYA UDANG WINDU Penaeus monodon Fab. BERUMUR 1 DAN 3 TAHUN Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id 5 PRODUKTIVITAS DAN PARAMETER KIMIA DASAR TAMBAK BUDIDAYA UDANG WINDU Penaeus monodon Fab. BERUMUR 1 DAN 3

Lebih terperinci

IV. HASIL DA PEMBAHASA

IV. HASIL DA PEMBAHASA IV. HASIL DA PEMBAHASA 4.1 Hasil 4.1.1 Pertumbuhan 4.1.1.1 Bobot Bobot rata-rata ikan patin pada akhir pemeliharaan cenderung bertambah pada setiap perlakuan dan berkisar antara 6,52±0,53 8,41±0,40 gram

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS AIR BAKU PDAM DENGAN MEMODIFIKASI UNIT BAK PRASEDIMENTASI (STUDI KASUS: AIR BAKU PDAM NGAGEL I)

PENINGKATAN KUALITAS AIR BAKU PDAM DENGAN MEMODIFIKASI UNIT BAK PRASEDIMENTASI (STUDI KASUS: AIR BAKU PDAM NGAGEL I) PENINGKATAN KUALITAS AIR BAKU PDAM DENGAN MEMODIFIKASI UNIT BAK PRASEDIMENTASI (STUDI KASUS: AIR BAKU PDAM NGAGEL I) Dian Paramita 1 dan Nieke Karnaningroem 2 Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

REDUKSI AMONIA PADA SISTEM RESIRKULASI DENGAN PENGUNAAN FILTER YANG BERBEDA. Fitri Norjanna *, Eko Efendi, Qadar Hasani ABSTRAK

REDUKSI AMONIA PADA SISTEM RESIRKULASI DENGAN PENGUNAAN FILTER YANG BERBEDA. Fitri Norjanna *, Eko Efendi, Qadar Hasani ABSTRAK e-jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Volume IV No 1 Oktober 2015 ISSN: 2302-3600 REDUKSI AMONIA PADA SISTEM RESIRKULASI DENGAN PENGUNAAN FILTER YANG BERBEDA Fitri Norjanna *, Eko Efendi, Qadar

Lebih terperinci

PENGARUH APLIKASI KONSORSIUM MIKROBA PENITRIFIKASI TERHADAP KONSENTRASI AMONIA (NH3) PADA AIR TAMBAK KASUS : DI DESA GRINTING KABUPATEN BREBES

PENGARUH APLIKASI KONSORSIUM MIKROBA PENITRIFIKASI TERHADAP KONSENTRASI AMONIA (NH3) PADA AIR TAMBAK KASUS : DI DESA GRINTING KABUPATEN BREBES PENGARUH APLIKASI KONSORSIUM MIKROBA PENITRIFIKASI TERHADAP KONSENTRASI AMONIA (NH3) PADA AIR TAMBAK KASUS : DI DESA GRINTING KABUPATEN BREBES Wage Komarawidjaja Peneliti di Pusat Pengkajian dan Penerapan

Lebih terperinci

UJI KINERJA MEDIA BATU PADA BAK PRASEDIMENTASI

UJI KINERJA MEDIA BATU PADA BAK PRASEDIMENTASI UJI KINERJA MEDIA BATU PADA BAK PRASEDIMENTASI Edwin Patriasani dan Nieke Karnaningroem Jurusan Teknik Lingungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember ABSTRAK Pada umumnya,

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Deskriptif Fisika Kimia Air dan Sedimen

4 HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Deskriptif Fisika Kimia Air dan Sedimen 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Deskriptif Fisika Kimia Air dan Sedimen Kualitas air merupakan salah satu sub sistem yang berperan dalam budidaya, karena akan mempengaruhi kehidupan komunitas biota

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMUNITAS FITOPLANKTON DENGAN PRODUKTIVITAS UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DI TAMBAK BIOCRETE

HUBUNGAN KOMUNITAS FITOPLANKTON DENGAN PRODUKTIVITAS UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DI TAMBAK BIOCRETE Jurnal Akuakultur Indonesia, 6(2): 119 125 (2007) Available : http://journal.ipb.ac.id/index.php/jai http://jurnalakuakulturindonesia.ipb.ac.id 119 HUBUNGAN KOMUNITAS FITOPLANKTON DENGAN PRODUKTIVITAS

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Penelitian 2.1.1 Alat dan Bahan Bahan yang akan digunakan pada persiapan penelitian adalah kaporit, sodium thiosulfat, detergen, dan air tawar. Bahan yang digunakan pada

Lebih terperinci

Uji Kinerja Media Batu Pada Bak Prasedimentasi

Uji Kinerja Media Batu Pada Bak Prasedimentasi Uji Kinerja Media Batu Pada Bak Prasedimentasi Edwin Patriasani 1, Nieke Karnaningroem 2 Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) 1 ed_win1108@yahoo.com,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian

Lampiran 1. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian LAMPIRAN 55 56 Lampiran 1. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian Kegiatan Alat Bahan Pengambilan contoh Alat aerasi hipolimnion Generator System GPS Van Dorn water sampler Tali berskala ph meter

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Analisa Kualitas Air Seperti yang di jelaskan di bab bab sebelumnya bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besaran penuruan kadar yang terkandung

Lebih terperinci

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DENGAN KANDUNGAN AMONIAK TINGGI SECARA BIOLOGI MENGGUNAKAN MEMBRANE BIOREACTOR (MBR)

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DENGAN KANDUNGAN AMONIAK TINGGI SECARA BIOLOGI MENGGUNAKAN MEMBRANE BIOREACTOR (MBR) PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DENGAN KANDUNGAN AMONIAK TINGGI SECARA BIOLOGI MENGGUNAKAN MEMBRANE BIOREACTOR (MBR) Marry Fusfita (2309105001), Umi Rofiqah (2309105012) Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Tri Widjaja, M.Eng

Lebih terperinci

Bab V Hasil dan Pembahasan

Bab V Hasil dan Pembahasan terukur yang melebihi 0,1 mg/l tersebut dikarenakan sifat ortofosfat yang cenderung mengendap dan membentuk sedimen, sehingga pada saat pengambilan sampel air di bagian dasar ada kemungkinan sebagian material

Lebih terperinci

Gambar 4. Kelangsungan Hidup Nilem tiap Perlakuan

Gambar 4. Kelangsungan Hidup Nilem tiap Perlakuan Kelangsugan Hidup (%) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kelangsungan Hidup Nilem Pada penelitian yang dilakukan selama 30 hari pemeliharaan, terjadi kematian 2 ekor ikan dari total 225 ekor ikan yang digunakan.

Lebih terperinci

3. METODE Penelitian 1: Kecernaan pakan dan kecernaan protein pada pemeliharaan ikan lele.

3. METODE Penelitian 1: Kecernaan pakan dan kecernaan protein pada pemeliharaan ikan lele. 17 3. METODE Rangkaian penelitian ini terdiri dari empat tahap penelitian. Seluruh kegiatan dilakukan dalam kurun waktu tahun 2009 sampai dengan 2011 di Balai Penelitian Pemuliaan Ikan (d/h Loka Riset

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dibudidayakan pada lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat penebaran

I. PENDAHULUAN. dibudidayakan pada lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat penebaran 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan lele dumbo merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang mudah dibudidayakan pada lahan dan sumber air yang terbatas dengan padat penebaran yang tinggi, dengan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai BAB IV METODE PENELITIAN A. Tahap Penelitian Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai Studi pustaka / studi literator Persiapan : 1. Survey lapangan 2. Lokasi penelitian

Lebih terperinci

FAKTOR DOMINAN YANG BERPENGARUH PADA TINGKAT KONSUMSI OKSIGEN SEDIMEN DI TAMBAK INTENSIF UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei)

FAKTOR DOMINAN YANG BERPENGARUH PADA TINGKAT KONSUMSI OKSIGEN SEDIMEN DI TAMBAK INTENSIF UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 7, No. 2, Hlm. 639-654, Desember 2015 FAKTOR DOMINAN YANG BERPENGARUH PADA TINGKAT KONSUMSI OKSIGEN SEDIMEN DI TAMBAK INTENSIF UDANG VANAME (Litopenaeus

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 27 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Distribusi Vertikal Oksigen Terlarut Oksigen terlarut merupakan salah satu faktor pembatas bagi sumberdaya suatu perairan karena akan berpengaruh secara langsung pada kehidupan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Februari sampai dengan 17

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Februari sampai dengan 17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Februari sampai dengan 17 Maret 2014, bertempat di Laboratorium Budidaya Perikanan Program Studi Budidaya Perairan

Lebih terperinci

KARAKTERISASI LIMBAH SEDIMEN TAMBAK UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) SUPER INTENSIF DENGAN KEPADATAN BERBEDA

KARAKTERISASI LIMBAH SEDIMEN TAMBAK UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) SUPER INTENSIF DENGAN KEPADATAN BERBEDA 901 Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur 2015 KARAKTERISASI LIMBAH SEDIMEN TAMBAK UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) SUPER INTENSIF DENGAN KEPADATAN BERBEDA ABSTRAK Hidayat Suryanto Suwoyo, Suwardi

Lebih terperinci

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi

Kombinasi pengolahan fisika, kimia dan biologi Metode Analisis Untuk Air Limbah Pengambilan sample air limbah meliputi beberapa aspek: 1. Lokasi sampling 2. waktu dan frekuensi sampling 3. Cara Pengambilan sample 4. Peralatan yang diperlukan 5. Penyimpanan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK

KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK Karakteristik limbah ternak dipengaruhi : a. unit produksi: padat, semipadat, cair b. Kandang : Lantai keras : terakumulasi diatas lantai kelembaban

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK

KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK KARAKTERISTIK LIMBAH KARAKTERISTIK LIMBAH Karakteristik limbah ternak dipengaruhi : a. unit produksi: padat, semipadat, cair b. Kandang : Lantai keras : terakumulasi diatas lantai kelembaban dan konsistensinya

Lebih terperinci

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Plankton. Ima Yudha Perwira, SPi, Mp

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Plankton. Ima Yudha Perwira, SPi, Mp Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Plankton Ima Yudha Perwira, SPi, Mp Suhu Tinggi rendahnya suhu suatu badan perairan sangat mempengaruhi kehidupan plankton. Semakin tinggi suhu meningkatkan kebutuhan

Lebih terperinci

Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 3, Nomor 2, Juni 2011, Halaman ISSN:

Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 3, Nomor 2, Juni 2011, Halaman ISSN: Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 3, Nomor 2, Juni 2011, Halaman 125 135 ISSN: 2085 1227 Peningkatan Kinerja Unit Filtrasi di Instalasi Pengolahan Air Minum Unit Sewon-Bantul dengan Penggantian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Gurami ( Osphronemus gouramy ) adalah salah satu ikan air tawar bernilai

I. PENDAHULUAN. Gurami ( Osphronemus gouramy ) adalah salah satu ikan air tawar bernilai I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gurami ( Osphronemus gouramy ) adalah salah satu ikan air tawar bernilai ekonomis tinggi dan merupakan spesies asli Indonesia. Konsumsi ikan gurami (Osphronemus gouramy)

Lebih terperinci

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Komposisi Mikrooganisme Penyusun Komposisi mikroba penyusun bioflok yang diamati dalam penelitian ini meliputi kelimpahan dan jenis bakteri dalam air media pemeliharaan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Hatchery Ciparanje Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran pada bulan April sampai Mei 2013. Tahapan yang

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH MAKAN (RESTORAN) DENGAN UNIT AERASI, SEDIMENTASI DAN BIOSAND FILTER

PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH MAKAN (RESTORAN) DENGAN UNIT AERASI, SEDIMENTASI DAN BIOSAND FILTER PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH MAKAN (RESTORAN) DENGAN UNIT AERASI, SEDIMENTASI DAN BIOSAND FILTER Afry Rakhmadany 1, *) dan Nieke Karnaningroem 2) 1)Jurusan Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Tahap I : Penentuan Sumber Ion (Flokulan) Flokulan yang berbeda ternyata memberikan efek yang berbeda pula terhadap profil kekeruhan air. Gambar 3 menunjukkan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KOMBINASI BERAGAM PAKAN HIJAUAN DAN PAKAN KOMERSIAL TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT IKAN GURAME (Osphronemus gouramy Lac.)

PENGGUNAAN KOMBINASI BERAGAM PAKAN HIJAUAN DAN PAKAN KOMERSIAL TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT IKAN GURAME (Osphronemus gouramy Lac.) 759 Penggunaan kombinasi beragam pakan hijauan... (M. Sulhi) PENGGUNAAN KOMBINASI BERAGAM PAKAN HIJAUAN DAN PAKAN KOMERSIAL TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT IKAN GURAME (Osphronemus gouramy Lac.) ABSTRAK Muhammad

Lebih terperinci

Analisis Nitrit Analisis Chemical Oxygen Demand (COD) HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi dan Identifikasi Bakteri

Analisis Nitrit Analisis Chemical Oxygen Demand (COD)  HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi dan Identifikasi Bakteri 11 didinginkan. absorbansi diukur pada panjang gelombang 410 nm. Setelah kalibrasi sampel disaring dengan milipore dan ditambahkan 1 ml natrium arsenit. Selanjutnya 5 ml sampel dipipet ke dalam tabung

Lebih terperinci

PENELITIAN PENGARUH PEMANFAATAN KONSORSIUM MIKROBA PENITRIFIKASI DALAM BUDIDAYA UDANG

PENELITIAN PENGARUH PEMANFAATAN KONSORSIUM MIKROBA PENITRIFIKASI DALAM BUDIDAYA UDANG PENELITIAN PENGARUH PEMANFAATAN KONSORSIUM MIKROBA PENITRIFIKASI DALAM BUDIDAYA UDANG Wage Komarawidjaja Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Abstract

Lebih terperinci

KERAGAAN KECERNAAN PAKAN TENGGELAM DAN TERAPUNG UNTUK IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) DENGAN DAN TANPA AERASI

KERAGAAN KECERNAAN PAKAN TENGGELAM DAN TERAPUNG UNTUK IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) DENGAN DAN TANPA AERASI 823 Keragaan kecernaan pakan tenggelam dan terapung... (Bambang Gunadi) ABSTRAK KERAGAAN KECERNAAN PAKAN TENGGELAM DAN TERAPUNG UNTUK IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) DENGAN DAN TANPA AERASI Bambang

Lebih terperinci

PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK

PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK 1. Siklus Nitrogen Nitrogen merupakan limiting factor yang harus diperhatikan dalam suatu ekosistem perairan. Nitrgen di perairan terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan budidaya perikanan (akuakultur) saat ini telah berkembang tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan budidaya perikanan (akuakultur) saat ini telah berkembang tetapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan budidaya perikanan (akuakultur) saat ini telah berkembang tetapi terdapat kendala yang dapat menurunkan produksi berupa kematian budidaya ikan yang disebabkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam suatu sistem yang terkontrol sehingga pertumbuhan dan perkembangan

I. PENDAHULUAN. dalam suatu sistem yang terkontrol sehingga pertumbuhan dan perkembangan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budidaya ikan merupakan suatu kegiatan dengan tujuan pemeliharaan ikan dalam suatu sistem yang terkontrol sehingga pertumbuhan dan perkembangan ikan dapat dimonitor. Kegiatan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN

EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DOMESTIK SISTEM ROTATING BIOLOGICAL CONTACTOR (RBC) KELURAHAN SEBENGKOK KOTA TARAKAN Rizal 1), Encik Weliyadi 2) 1) Mahasiswa Jurusan Manajemen Sumberdaya

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk yang diiringi dengan peningkatan kebutuhan pangan salah satunya protein ikan akan turut memicu perkembangan produksi akuakultur. Produksi ikan nila

Lebih terperinci

RINGKASAN LAPORAN KEAHLIAN TEKNIK PEMBESARAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DI BAK TERPAL BAPPL STP SERANG, BANTEN

RINGKASAN LAPORAN KEAHLIAN TEKNIK PEMBESARAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DI BAK TERPAL BAPPL STP SERANG, BANTEN RINGKASAN LAPORAN KEAHLIAN TEKNIK PEMBESARAN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DI BAK TERPAL BAPPL STP SERANG, BANTEN Wadah pemeliharaan yang digunakan adalah bak berlapis terpaulin dan berlapis plastik

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan 2. Alat

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan 2. Alat III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Limbah cair usaha kegiatan peternakan dari MT Farm Ciampea b. Air Danau LSI IPB. c.

Lebih terperinci

BIOMA, Desember 2011 ISSN: Vol. 13, No. 2, Hal

BIOMA, Desember 2011 ISSN: Vol. 13, No. 2, Hal BIOMA, Desember 2011 ISSN: 1410-8801 Vol. 13, No. 2, Hal. 80-84 Perubahan Kandungan Ammonia, Nitrit dan Nitrat Dalam Air Tambak Pada Model Budidaya Udang Windu Dengan Rumput Laut Sargassum plagyophyllum

Lebih terperinci

Hasil uji laboratorium: Pencemaran Limbah di Karangjompo, Tirto, Kabupaten Pekalongan Oleh: Amat Zuhri

Hasil uji laboratorium: Pencemaran Limbah di Karangjompo, Tirto, Kabupaten Pekalongan Oleh: Amat Zuhri Hasil uji laboratorium: Pencemaran Limbah di Karangjompo, Tirto, Kabupaten Pekalongan Oleh: Amat Zuhri Semua limbah yang dihasilkan home industry dibuang langsung ke sungai, selokan atau, bahkan, ke pekarangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan air tawar yang banyak digemari

I. PENDAHULUAN. Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan air tawar yang banyak digemari 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan air tawar yang banyak digemari masyarakat Indonesia. Ikan nila adalah memiliki resistensi yang relatif tinggi terhadap

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. lahan budidaya sehingga dapat meningkatkan jumlah lapangan kerja untuk

TINJAUAN PUSTAKA. lahan budidaya sehingga dapat meningkatkan jumlah lapangan kerja untuk II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Budidaya Tambak Kegiatan budidaya tambak merupakan pemanfaatan wilayah pesisir sebagai lahan budidaya sehingga dapat meningkatkan jumlah lapangan kerja untuk masyarakat

Lebih terperinci

PENGGUNAAN AIR PADA PEMELIHARAAN BENIH PATIN (Pangasius hypophthalmus) DENGAN SISTEM RESIRKULASI

PENGGUNAAN AIR PADA PEMELIHARAAN BENIH PATIN (Pangasius hypophthalmus) DENGAN SISTEM RESIRKULASI Jurnal Pertanian ISSN 2087-4936 Volume 3, Nomor 2, Oktober 2012 91 PENGGUNAAN AIR PADA PEMELIHARAAN BENIH PATIN (Pangasius hypophthalmus) DENGAN SISTEM RESIRKULASI Water use in the rearing of Asian catfish

Lebih terperinci

III.2.1 Karakteristik Air Limbah Rumah Sakit Makna Ciledug.

III.2.1 Karakteristik Air Limbah Rumah Sakit Makna Ciledug. 39 III.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Instalasi Pengolahan Air Limbah Rumah Sakit Makna, Ciledug yang terletak di Jalan Ciledug Raya no. 4 A, Tangerang. Instalasi Pengolahan Air

Lebih terperinci

FUAD AHMAD D

FUAD AHMAD D JURNAL TUGAS AKHIR EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) TAMBAK UDANG SUPER INTENSIF (STUDI KASUS DI DESA PUNAGA, KABUPATEN TAKALAR) Oleh FUAD AHMAD D 121 12 267 PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TAMBAK MEL ALUI BUDIDAYA PERIKANAN TERPADU

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TAMBAK MEL ALUI BUDIDAYA PERIKANAN TERPADU 539 Peningkatan produktivitas tambak melalui budidaya... (Brata Pantjara) PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TAMBAK MEL ALUI BUDIDAYA PERIKANAN TERPADU ABSTRAK Brata Pantjara*), Agus Nawang*), dan Irshapiani Insan**)

Lebih terperinci

II. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN II. METODE PENELITIAN 2.1 Prosedur Penelitian Penelitian ini terdiri atas beberapa tahapan, dimulai dengan pemeliharaan udang vaname ke stadia uji, persiapan wadah dan media, pembuatan pakan meniran, persiapan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Penelitian dilakukan selama 40 hari dari bulan Februari sampai dengan Maret. Bahan yang digunakan dalam penelitian antara lain:

III. METODOLOGI. Penelitian dilakukan selama 40 hari dari bulan Februari sampai dengan Maret. Bahan yang digunakan dalam penelitian antara lain: 21 III. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan selama 40 hari dari bulan Februari sampai dengan Maret 2013 bertempat di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan lele (Clarias gariepinus) merupakan salah satu komoditas perikanan air tawar yang banyak dibudidayakan di Indonesia karena permintaannya terus meningkat setiap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian, Rancangan Penelitian atau Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah quasi experiment (eksperimen semu) dengan rancangan penelitian non randomized pretest-postest

Lebih terperinci