Lampiran 1. Spesifikasi mikrokontroler AT89S51 (Atmel Datasheet) Deskripsi pin
|
|
- Hamdani Hartanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Lampiran 1. Spesifikasi mikrokontroler AT89S51 (Atmel Datasheet) Deskripsi pin Nama Pin VCC Tegangan supply +5V GND Port 0 Port 1 Port 2 Port 3 RST ALE/PROG PSEN EA/VPP XTAL1 XTAL 2 Ground Keterangan Port 0 merupakan port paralel 8 bit dua arah (bi-directional) yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Port 0 juga memultipleks alamat dan data jika digunakan untuk mengakses memori eksternal. Port 1 merupakan port paralel 8 bit dua arah dengan internal pull-up. Port 1 juga digunakan dalam proses pemrograman P1.5 MOSI P1.6 MISO P1.7 SCK Port 2 merupakan port paralel 8 bit dua arah dengan internal pull-up. Port 2 akan mengirim byte alamat jika digunakaan untuk mengakses memori eksternal. Port 3 merupakan port paralel 8 bit dua arah dengan internal pull-up. Port 3 juga bida difungsikan untuk keperluan khusus yaitu : P3.0 RXD (Receive Data) P3.1 TXD (Transmit Data) P3.2 INT0 (Interrupt 0) P3.3 INT1 (Interrupt 1) P3.4 T0 (Timer 0) P3.5 T1 (Timer 1) P3.6 WR (Write Strobe) P3.7 RD (Read Strobe) Pulsa dari low ke high akan mereset mikrokontroler Address Latch Enable, digunakan untuk menahan alamat memori eksternal selama pelaksanaan instruksi Program Store Enable, merupakan sinyal kendali yang memperbolehkan program memori eksternal masuk ke dalam bus selama proses pengambilan instruksi Jika EA=1 maka mikrokontroler akan melaksanakan instruksi dari ROM internal Jika EA=0 maka mikrokonttoler akan melaksanakan instruksi dari ROM eksternal Intput ke rangkaian osilator internal Output dari rangkaian osilator internal 173
2 Lampiran 1. Spesifikasi mikrokontroler AT89S51 (lanjutan) Special function register Simbol Nama Alamat Awal ACC Akumulator E0H B B Register F0H PSW Program Status Word D0H SP Stack Pointer 81H DPTR0 DPTR1 Data Pointer 0 16 bit DP0L Byte Rendah DP0H Byte Tinggi Data Pointer 6 bit DP1L Byte Rendah DP1H Byte Tinggi 82H 83H 84H 85H P0 Port 0 80H P1 Port 1 90H P2 Port 2 A0H P3 Port 3 B0H IP Interrupt Priority Control B8H xx IE Interrupt Enable Control A8H 0x TMOD Timer/Counter Mode Control 89H TCON Timer/Counter Control 88H TH0 Timer/Counter 0 High Byte 8CH TL0 Timer/Counter 0 Low Byte 8AH TH1 Timer/Counter 1 High Byte 8DH TL1 Timer/Counter 1 Low Byte 8BH SCON Serial Control 98H SBUF Serial Data Buffer 99H xxxxxxxx PCON Power Control 87H 0xxx0000 WDTRST Watchdog Timer Reset A6H xxxxxxxx AUXR Auxiliary Register 8EH xxx00xx0 174
3 Lampiran 1. Spesifikasi mikrokontroler AT89S51 (lanjutan) Timer Mode TxM1 TxM0 Mode Timer Deskripsi bit Timer 0 16-bit Timer bit auto reload 3 Split timer Register TCON Bit Nama Fungsi Timer 7 TF1 Timer 1 Overflow. Bit ini diatur oleh mikrokontroler 1 6 TR1 Timer 1 Run. Timer akan aktif jika bit ini bernilai 5 TF0 Timer 0 Overflow. Bit ini diatur oleh mikrokontroler 0 4 TR0 Timer 1 Run. Timer akan aktif jika bit ini bernilai 1 0 Register TMOD Bit Nama Fungsi Timer 7 GATE1 Jika bernilai 1, timer hanya akan mulai ketika INT1 pada kondisi high. Jika bernilai 0, timer akan 1 mulai tanpa pengaruh kondisi INT1. 6 C/T1 Timer akan mencacah kejadian melalui T1 ketika bit ini bernilai 1 dan akan mencaca setiap siklus 1 mesin jika bit bernilai 0. 5 T1M1 Penentu mode timer yang akan digunakan 1 4 T1M0 Penentu mode timer yang akan digunakan 1 3 GATE0 Jika bernilai 1, timer hanya akan mulai ketika INT1 pada kondisi high. Jika bernilai 0, timer akan 0 mulai tanpa pengaruh kondisi INT1. 2 C/T0 Timer akan mencacah kejadian melalui T1 ketika bit ini bernilai 1 dan akan mencaca setiap siklus 0 mesin jika bit bernilai 0. 1 T0M1 Penentu mode timer yang akan digunakan 0 0 T0M0 Penentu mode timer yang akan digunakan 0 175
4 Lampiran 1. Spesifikasi mikrokontroler AT89S51 (lanjutan) Mode pilihan komunikasi data serial SM1 SM0 Mode Deskripsi Shift register, baud = f/ bit UART, baud = variabel bit UART, baud = f/32 atau f/ bit UART, baud = variabel Register SCON Bit Simbol Fungsi 7 SM0 Serial port mode bit 0 6 SM1 Serial port mode bit 1 5 SM2 Pengaktif komunikasi multiprosesor 4 REN Receive Enable bit. Beri nilai 1 untuk mengaktifkan penerimaan data serial 3 TB8 Transmitted bit 8. Pengaturan dilakukan oleh program pada mode 2 dan 3 2 RB8 Received bit 8. Bit ke-8 dari data yang diterima pada mode 2 dan 3. Berupa stopbit pada mode 1 dan tidak digunakan pada mode 0 1 TI Transmit Interrupt flag. Harus dikontrol oleh program 0 RI Receive Interrupt flag. Harus dikontrol oleh program Register PCON Bit Simbol Fungsi 7 SMOD Serial baudrate modify bit. Bernilai 1, program akan menggandakan timer 1 sebagai baudrate pada mode 1,2 dan 3. Bernilai 0, untuk menggunakan baudrate timer Tidak digunakan 3 GF1 General purpose user flag bit 1 2 GF0 General purpose user flag bit 0 1 PD Power down bit. Beri nilai 1, untuk masuk konfigurasi power down 0 IDL Idle mode bit. Beri nilai 1, jika ingin masuk konfigurasi mode idle 176
5 Lampiran 1. Spesifikasi mikrokontroler AT89S51 (lanjutan) Register IE Bit Simbol Fungsi 7 EA Enable Interrupts bit. Beri nilai 1, untuk mengaktifkan interrupt sesuai enable bit interrupt terkait. 6 - Tidak digunakan 5 ET2 Penggunaan pada ES Enable serial port interrupt. Beri nilai 1 untuk mengaktifkan interrupt 3 ET1 Enable timer1 overflow interrupt. Beri nilai 1 untuk mengaktifkan interrupt 2 EX1 Enable external1 interrupt. Beri nilai 1 untuk mengaktifkan interrupt (INT1) 1 ET0 Enable timer0 overflow interrupt. Beri nilai 1 untuk mengaktifkan interrupt 0 EX0 Enable external0 interrupt. Beri nilai 1 untuk mengaktifkan interrupt (INT0) Register IP Bit Simbol Fungsi Tidak digunakan 5 PT2 Penggunaan pada PS Prioritas interrupt untuk serial port 3 PT1 Prioritas interrupt untuk timer1 overflow 2 PX1 Prioritas interrupt untuk external1 1 PT0 Prioritas interrupt untuk timer0 overflow 0 PX0 Prioritas interrupt untuk external0 177
6 Lampiran 2. Citra sebaran gulma pada lahan terbuka
7 Lampiran 3. Data pengolahan citra sebaran gulma Citra ke- Baris ke- Kanan Kiri waktu Rata-rata R Rata-rata G Rata-rata B Rata-rata R Rata-rata G Rata-rata B t (mdet)
8 Lampiran 3. Data pengolahan citra sebaran gulma (lanjutan) Citra ke- Baris ke- Kanan Kiri waktu Rata-rata R Rata-rata G Rata-rata B Rata-rata R Rata-rata G Rata-rata B t (mdet)
9 Lampiran 3. Data pengolahan citra sebaran gulma (lanjutan) Citra ke- Baris ke- Kanan Kiri waktu Rata-rata R Rata-rata G Rata-rata B Rata-rata R Rata-rata G Rata-rata B t (mdet)
10 Lampiran 4. Data penentuan nilai segmentasi ke- Rata-rata R Rata-rata G Rata-rata B
11 Lampiran 5. Data spesifikasi sprayer elektrik Nama bagian Spesifikasi Merk CCB SUMO Model ES-18D Berat (kg) 6.4 Kapasitas tangki (L) 18 Dimensi 38 x 26 x 57.5 cm Baterai 12 V / 7Ah Kelengkapan 3 buah nozzle Charger User manual Respiratory mask 183
12 Lampiran 6. Data distribusi air hasil penyemprotan dengan pengontrol Modulasi Lebar Pulsa. Gelas ke- 1 2 PWM 255 (mili liter) PWM 226 (mili liter) PWM 167 (mili liter) Catatan : lama penyemprotan = 30 detik 184
13 Lampiran 7. Data distribusi air hasil penyemprotan dengan pengontrol bukaan katup Gelas ke- Berat Kosong (gr) Perlakuan 1 Perlakuan 2 Perlakuan 3 Penuh (ml) 2/3 (ml) 1/3 (ml) Penuh (ml) 2/3 (ml) 1/3 (ml) Penuh (ml) 2/3 (ml) 1/3 ((ml) Catatan : lama penyemprotan = 30 detik 185
14 Lampiran 8. Data pengujian aktifasi penyemprotan Jarak Jarak Terukur (cm) Error (%) Ulangan Perancangan (cm) Rataan Rata-rata total
15 Lampiran 9. Data pengujian ketepatan dosis penyemprotan Ulangan Volume seharusnya (ml) Volume terukur (ml) Error (%) Rataan
16 Lampiran 10. Data perhitungan ketelitian metode Bayes. No. R G B Kls Skl Linier Kls Bayes No. R G B Kls Skl Linier Kls Bayes
17 Lampiran 10. Data perhitungan ketelitian metode Bayes (lanjutan) No. R G B Kls Skl Linier Kls Bayes No. R G B Kls Skl Linier Kls Bayes
18 Lampiran 10. Data perhitungan ketelitian metode Bayes (lanjutan) No. R G B Kls Skl Linier Kls Bayes No. R G B Kls Skl Linier Kls Bayes
19 Lampiran 11. Pengamatan waktu kerja sistem. Nomor Gambar Kiri Kanan Pengolahan Citra waktu penentuan tingkat kepadatan Load File Treshold Proses (1) (2) (3) (1)-(2) (1)+(3)
20 Lampiran 11. Pengamatan waktu kerja sistem (lanjutan) Nomor Gambar Kiri Kanan Pengolahan Citra waktu penentuan tingkat kepadatan Load File Treshold Proses (1) (2) (3) (1)-(2) (1)+(3)
21 Lampiran 11. Pengamatan waktu kerja sistem (lanjutan) Nomor Gambar Kiri Kanan Pengolahan Citra waktu penentuan tingkat kepadatan Load File Treshold Proses (1) (2) (3) (1)-(2) (1)+(3)
22 Lampiran 11. Pengamatan waktu kerja sistem (lanjutan) Nomor Gambar Kiri Kanan Pengolahan Citra waktu penentuan tingkat kepadatan Load File Treshold Proses (1) (2) (3) (1)-(2) (1)+(3)
23 Lampiran 11. Pengamatan waktu kerja sistem (lanjutan) Nomor Gambar Kiri Kanan Pengolahan Citra waktu penentuan tingkat kepadatan Load File Treshold Proses (1) (2) (3) (1)-(2) (1)+(3)
24 Lampiran 11. Pengamatan waktu kerja sistem (lanjutan) Nomor Gambar Kiri Kanan Pengolahan Citra waktu penentuan tingkat kepadatan Load File Treshold Proses (1) (2) (3) (1)-(2) (1)+(3)
25 Lampiran 11. Pengamatan waktu kerja sistem (lanjutan) Nomor Gambar Kiri Kanan Pengolahan Citra waktu penentuan tingkat kepadatan Load File Treshold Proses (1) (2) (3) (1)-(2) (1)+(3)
26 Lampiran 11. Pengamatan waktu kerja sistem (lanjutan) Nomor Gambar Kiri Kanan Pengolahan Citra waktu penentuan tingkat kepadatan Load File Treshold Proses (1) (2) (3) (1)-(2) (1)+(3)
27 Lampiran 11. Pengamatan waktu kerja sistem (lanjutan) Nomor Gambar Kiri Kanan Pengolahan Citra waktu penentuan tingkat kepadatan Load File Treshold Proses (1) (2) (3) (1)-(2) (1)+(3) rataan
28 Lampiran 12. Volume hasil penyemprotan dengan nozzle pipih berwarna (ISO ) berjarak 50 cm. Warna nozzle Orange Hijau Kuning Biru Jenis nozzle 110 UF mesh 110 UF mesh 110 UF mesh 110 UF mesh Tekanan (psi) Debit per nozzle (l/menit) Kecepatan maju traktor (km/jam) Volume penyemprotan (l/ha) Sudut semprot (derajat) sumber : anonym Condor B-12/BX-12/EM Operator's Manual. Maquinas Agricolas Jacto S.A. Brasil. 200
29 Lampiran 13. konversi volume penyemprotan pada berbagai jarak antar nozzle Jarak antar nozzle (cm) Unit Konversi sumber : anonym Condor B-12/BX-12/EM Operator's Manual. Maquinas Agricolas Jacto S.A. Brasil. Catatan : Catatan Boom sprayer ( Jacto Condor B 12/EM) : konversi satuan lebar kerja 12 meter 1 kg/cm 2 = 0.98 bar nozzle 24 buah = psi kapasitas tangki 600 liter Atau konsumsi energi 6 HP untuk 400 psi 1 psi = 0.07 kg/cm 2 jarak antar nozzle 50 cm rekomendasi kecpt. 2 6 km/jam 201
30 Lampiran 14. Data pengamatan pengaruh overlaping penyemprotan 38%. Titik Pengamatan Distribusi Cairan (%) Nozzle 1 (N1) Distribusi Cairan (%) Nozzle 1 (N2) Distribusi Cairan (%) Gabungan (N1+N2)/ Keterangan : - Jarak antar titik : 7.5 cm - Overlap : 38 % - Lebar semprot : cm 202
31 Lampiran 15. Data pengamatan pengaruh overlaping penyemprotan 54 %. Titik Pengamatan Distribusi Cairan (%) Nozzle 1 (N1) Distribusi Cairan (%) Nozzle 1 (N2) Distribusi Cairan (%) Gabungan (N1+N2)/ Keterangan : - Jarak antar titik : 7.5 cm - Overlap : 54 % - Lebar semprot : cm 203
32 Lampiran 16. Perhitungan Speed up dan efisiensi sistem komputasi paralel untuk pekerjaan pengendalian gulma praolah. Jumlah Pekerjaan Kerja Serial Kerja Paralel SpeedUp Efisiensi
33 Lampiran 17. Perhitungan Speed up dan efisiensi sistem komputasi paralel untuk pekerjaan pengendalian gulma pascatumbuh. Jumlah Pekerjaan Kerja Serial Kerja Paralel SpeedUp Efisiensi
34 Lampiran 18. Perhitungan Speed up dan efisiensi sistem komputasi paralel untuk pekerjaan pengendalian gulma praolah tanpa penyimpanan file citra. Jumlah Pekerjaan kerja Serial kerja Paralel SpeedUp Efisiensi
35 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kaliwungu-Kendal pada tanggal 15 September 1965, merupakan anak pertama dari 11 bersaudara yang lahir dari pasangan Bapak H. Mochammad Asj ari (almarhum) dan Ibu Hj. Komarijah. Penulis menamatkan pendidikan dasar di SD Negeri VIII Brebes pada tahun 1979, menamatkan sekolah lanjutan tingkat pertama di SMP Negeri 2 Brebes pada tahun 1982, menamatkan sekolah lanjutan tingkat atas di SMA Muhammadiyah I Yogyakarta pada tahun Pada tahun 1985 penulis melanjutkan kuliah program sarjana di Jurusan Keteknikan Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur undangan dan lulus pada tahun Pada tahun 1997 penulis melanjutkan studi di program magister di Sekolah Pascasarjana IPB dan lulus pada tahun 2000 dengan judul thesis Sistem Pakar Diagnosa Kerusakan Traktor Tangan Berbasis Internet. Tahun 2008 penulis melanjutkan kuliah program doktoral di Sekolah Pascasarjana IPB pada Mayor Ilmu Keteknikan Pertanian dengan judul disertasi Pengembangan Metode Pengendalian Gulma pada Pertanian Presisi Berbasis Multi Agen Komputasional. Sejak tahun 1992 penulis bekerja sebagai tenaga pengajar pada Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Beberapa karya ilmiah yang telah dihasilkan adalah sebagai berikut : karya ilmiah berjudul Weeds and Plants Recognition using Fuzzy Clustering and Fractal Dimension Methods for Automatic Weed Control telah disajikan pada International Conference AFITA 2010 di Bogor. Sebuah artikel telah diterbitkan dengan judul Analisis Dimensi Fraktal untuk Identifikasi Tanaman dengan Pendekatan Pemrosesan Citra Secara Paralel pada Jurnal Teknik Pertanian Vol. 24, No. 2 tahun Sebuah artikel telah diterbitkan dengan judul Pengendalian Gulma dan Tanaman dengan Segmentasi Bayes dan Analisis Dimensi Fraktal untuk Pengendalian Gulma Selektif pada Jurnal Teknik Pertanian Vol. 24, No. 2 tahun Karya ilmiah dengan judul Development of Variable Rate Liquid Applicator for Sensor Based Precision Farming telah disajikan pada Seminar Nasional Informatika Pertanian Indonesia di Bandung pada tahun
Mikrokontroler 89C51 Bagian II :
Mikrokontroler 89C51 Bagian II : Mikrokontroler 89C51 Mikrokontroler 89C51 merupakan mikrokomputer CMOS 8 bit dengan 4 Kbytes Flash Programmable Memory. Arsitektur 89C51 ditunjukkan pada gambar 2. Accumulator
Lebih terperinciTabel Perbandingan ROM dan RAM pada beberapa seri ATMEL
Pendahuluan Mikroprosessor 8051 (Struktur dan Organisasi Memori, SFR ) Tabel Perbandingan ROM dan RAM pada beberapa seri ATMEL A. Organisasi Memori Mikroprosesor 8051 Pada mikrokontroler keluarga MCS51
Lebih terperinciPertemuan 10 Arsitektur Mikrokontroler 8051
Pertemuan 10 Arsitektur Mikrokontroler 8051 Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Menjelaskan arsitektur mikrokontroler 8051 Arsitektur Mikrokontroller 8051 Materi:
Lebih terperinciREGISTER-REGISTER Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY
REGISTER-REGISTER 8051 Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY E-mail : sumarna@uny.ac.id 1. PC (Program Counter) PC dengan ukuran 16 bit menentukan lokasi berikutnya yang akan dieksekusi (dijalankan).
Lebih terperinciMIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51
MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Ringkasan Pendahuluan Mikrokontroler Mikrokontroler = µp + Memori (RAM & ROM) + I/O Port + Programmable IC Mikrokontroler digunakan sebagai komponen pengendali
Lebih terperinciTKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto
TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral Eko Didik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah Pembahasan tentang: Referensi: mikrokontroler (AT89S51) mikrokontroler (ATMega32A) Sumber daya
Lebih terperinciPORT SERIAL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51
Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 PORT SERIAL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51 I. FISIK AT89C51 Mikrokontroler AT89C51 umumnya mempunyai kemasan 40 pin seperti gambar berikut. AT89C51 telah dilengkapi
Lebih terperinciGambar 3.1 Blok Diagram Port Serial RXD (P3.0) D SHIFT REGISTER. Clk. SBUF Receive Buffer Register (read only)
1. Operasi Serial Port mempunyai On Chip Serial Port yang dapat digunakan untuk komunikasi data serial secara Full Duplex sehingga Port Serial ini masih dapat menerima data pada saat proses pengiriman
Lebih terperinci4. Port Input/Output Mikrokontroler MCS-51
4. Port Input/Output Mikrokontroler MCS-51 Mikrokontroler MCS-51 memiliki 2 jenis port input/output, yaitu port I/O parallel dan port I/O serial. Port I/O parallel sebanyak 4 buah dengan nama P0,P1,P2
Lebih terperinciORGANISASI MEMORI MIKROKONTROLER MCS-51. Yoyo Somantri dan Erik Haritman Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK Universitas Pendidikan Indonesia
ORGANISASI MEMORI MIKROKONTROLER MCS-51 Yoyo Somantri dan Erik Haritman Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK Universitas Pendidikan Indonesia Pendahuluan Dalam bab ini akan dibahas tujuan perkuliahan,
Lebih terperinciPANDUAN DASAR MIKROKONTROLER KELUARGA MCS-51
PANDUAN DASAR MIKROKONTROLER KELUARGA MCS-51 PANDUAN DASAR MIKROKONTROLER KELUARGA MCS-51 Danny Christanto, S.T. Kris Pusporini, S.T., M.T. 2004, Innovative Electronics Hak Cipta dilindungi undang-undang
Lebih terperinciTabel 25. Spesifikasi teknis Boom sprayer Spesifikasi Teknis. Condor M-12/BX. Tekanan maksimum (rekomendasi)
9. PEMBAHASAN UMUM Beberapa metode analisa komputasi cerdas digunakan dalam penelitian pendeteksian serangan gulma. Masing-masing metode diarahkan untuk mencapai tujuan analisa utama yaitu pendeteksian
Lebih terperinciI/O dan Struktur Memori
I/O dan Struktur Memori Mikrokontroler 89C51 adalah mikrokontroler dengan arsitektur MCS51 seperti 8031 dengan memori Flash PEROM (Programmable and Erasable Read Only Memory) DESKRIPSI PIN Nomor Pin Nama
Lebih terperinciGambar 1.1. Diagram blok mikrokontroller 8051
1.1. Organisasi Memori Semua divais 8051 mempunyai ruang alamat yang terpisah untuk memori program dan memori data, seperti yang ditunjukkan pada gambar1.1. dan gambar 1.2. Pemisahan secara logika dari
Lebih terperinciTERJADI INTERRUPT MELAYANI INTERRUPT KEMBALI MENERUSKAN PROGRAM YANG TERHENTI PROGRAM YANG SEDANG BERJALAN. Gambar 4.1 Interrupt
1. Interrupt Interrupt adalah suatu kejadian atau peristiwa yang menyebabkan mikrokontroler berhenti sejenak untuk melayani interrupt tersebut. Program yang dijalankan pada saat melayani interrupt disebut
Lebih terperinciAT89S52 8kByte In-System Programmable Mikrokontroler
Lab Elektronika Industri Mikrokontroler 1 AT89S52 8kByte In-System Programmable Mikrokontroler I. Fitur AT89S52 Kompatibel dengan produk MCS51 Intel 8kByte Flah Memori dengan In-System Programmable (ISP)
Lebih terperinciSISTEM INTERUPSI MIKROKONTROLER ATMEL
Lab Elektronika Industri Mikrokontroler 1 I. INTERUPSI SISTEM INTERUPSI MIKROKONTROLER ATMEL Interupsi adalah pengubahan urutan pelaksanaan program karena adanya suatu kejadian atau instruksi yang perlu
Lebih terperinciBlok sistem mikrokontroler MCS-51 adalah sebagai berikut.
Arsitektur mikrokontroler MCS-51 diotaki oleh CPU 8 bit yang terhubung melalui satu jalur bus dengan memori penyimpanan berupa RAM dan ROM serta jalur I/O berupa port bit I/O dan port serial. Selain itu
Lebih terperinciWireless Infrared Printer dengan DST-51 (Komunikasi Infra Merah dengan DST-51)
Wireless Infrared Printer dengan DST-5 (Komunikasi Infra Merah dengan DST-5) Komunikasi Infra Merah dilakukan dengan menggunakan dioda infra merah sebagai pemancar dan modul penerima infra merah sebagai
Lebih terperinciPendahuluan Mikrokontroler 8051
Pendahuluan Mikrokontroler 8051 Pokok Bahasan: 1. Mikrokontroler 8051 Arsitektur (Architecture) Timers/Counters Interrupts Komunikasi Serial (Serial Communication) Tujuan Belajar: Setelah mempelajari dalam
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perangkat Keras Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu perangkat keras (hardware) yang dapat mengolah data, menghitung, mengingat dan mengambil pilihan.
Lebih terperinciMIKROKONTROLER AT89S52
MIKROKONTROLER AT89S52 Mikrokontroler adalah mikroprosessor yang dirancang khusus untuk aplikasi kontrol, dan dilengkapi dengan ROM, RAM dan fasilitas I/O pada satu chip. AT89S52 adalah salah satu anggota
Lebih terperinciLab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 AT89C1051
Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 AT89C1051 I. FITUR AT89C1051 Kompatibel dengan produk MCS51 1k byte program flash ROM yang dapa diprogram ulang hingga 1000 kali Tegangan operasi 2.7 volt hingga
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Definisi PLC menurut National Electrical Manufacturing Association (NEMA)
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Programmable Logic Controller (PLC) Definisi PLC menurut National Electrical Manufacturing Association (NEMA) adalah perangkat elektronik digital yang memakai programmable memory
Lebih terperinciSumber Clock, Reset dan Antarmuka RAM
,, Antarmuka RAM TSK304 - Teknik Interface dan Peripheral Eko Didik Teknik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah, Pembahasan tentang antarmuka di mikrokontroler 8051 (AT89S51) Sumber clock
Lebih terperinciARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55
ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55 A. Pendahuluan Mikrokontroler merupakan lompatan teknologi mikroprosesor dan mikrokomputer. Mikrokontroler diciptakan tidak semata-mata hanya memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciPerancangan Serial Stepper
Perancangan Serial Stepper ini : Blok diagram dari rangakaian yang dirancang tampak pada gambar dibawah Komputer Antar Muka Peralatan luar Komputer Komputer berfungsi untuk mengendalikan peralatan luar,
Lebih terperinciI. Pendahuluan. Mikroprosesor CPU. Gambar 1. Perbedaan Mikrokontroler dengan Mikroprosesor
I. Pendahuluan Mikrokontroler, jika diterjemahkan secara harfiah, berarti pengendali yang berukuran mikro. Sekilas mikrokontroler hampir sama dengan mikroprosesor. Namun mikrokontroler memiliki banyak
Lebih terperinciPERTEMUAN TIMER & COUNTER MIKROKONTROLER 89C51
PERTEMUAN TIMER & COUNTER MIKROKONTROLER 89C51 Pemakaian Timer TIMMER MIKROKONTROLER 89C51 Timer atau pewaktu dan counter atau pencacah adalah jenis pengatur waktu didalam mikrokontroler. Didalam mikrokontroler
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, banyak terjadi kecelakaan didunia pertransportasian. Salah satunya dalam industri perkeretaapian. Salah satu penyebab banyaknya kecelakaan adalah disebabkan
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin
4 BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori mengenai perangkatperangkat pendukung baik perangkat keras dan perangkat lunak yang akan dipergunakan sebagai pengukuran
Lebih terperinciPercobaan 5 PENGENALAN MIKROKONTROLER 8051
Percobaan 5 PENGENALAN MIKROKONTROLER 8051 I. Tujuan 1. Mempelajari arsitektur mikrokontroller 8051 2. Memahami macam-macam interrupt yang ada pada mikrokontroller 8051 3. Memahami penggunaan I/O port
Lebih terperinciPERTEMUAN PERANGKAT KERAS MIKROKONTROLER
PERTEMUAN PERANGKAT KERAS MIKROKONTROLER Pendahuluan Pada dasarnya mikrokontroler bukanlah ilmu pengetahuan yang baru, tetapi adalah hasil pengembang dalam teknologi elektronika. Jika dasar pengetahuan
Lebih terperinciArsitektur Mikrokontroler
BAGIAN 1 Arsitektur Mikrokontroler Tujuan Pembelajaran Umum: 1. Mahasiswa mampu mendeskripsikan Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Tujuan Pembelajaran Khusus: 1. Mahasiswa dapat memahami arsitektur mikrokontroler
Lebih terperinciTimer Counter. D3 Telekomunikasi.
Timer Counter D3 Telekomunikasi Timer Pada dasarnya timer dan counter merupakan sistem yang sama-sama menambahkan diri hingga overflow. Timer memanfaatkan frekuensi osilator untuk bertambah tiap machine
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Mikrokontroller AT89C51 Meskipun termasuk tua, keluarga mikrokontroler MCS51 adalah mikrokontroler yang paling populer saat ini. Keluarga ini diawali oleh Intel yang mengenalkan
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR PENUNJANG
BAB II TEORI DASAR PENUNJANG 2.1 Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan dari teknologi mikroprosesor dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (marked need) dan teknologi
Lebih terperinciMODE OPERASI TIMER/COUNTER. Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY
MODE OPERASI TIMER/COUNTER Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY E-mail : sumarna@uny.ac.id 1. Mode 0 : Timer/Counter 13 bit. Gambar berikut menunjukkan konfigurasi operasi timer/counter mode 0. Salah
Lebih terperinci7. RANCANG BANGUN APLIKATOR CAIRAN. Pendahuluan
7. RANCANG BANGUN APLIKATOR CAIRAN Pendahuluan Pada praktek pertanian presisi peralatan digunakan untuk membawa dan mendistribusikan bahan cair dan padat. Pendistribusian bahan padat bisa berupa bibit
Lebih terperinciGambar Komunikasi serial dengan komputer
1.6. Port Serial Umumnya orang selalu menganggap port seri pada MCS51 adalah UART yang bekerja secara asinkron, jarang yang menyadari port seri tersebut bisa pula bekerja secara sinkron, pada hal sebagai
Lebih terperinciRANCANG BANGUN APLIKATOR CAIR DENGAN SISTEM KONTROL MODULASI LEBAR PULSA SKRIPSI YAN YONATHAN ROTINSULU F
RANCANG BANGUN APLIKATOR CAIR DENGAN SISTEM KONTROL MODULASI LEBAR PULSA SKRIPSI YAN YONATHAN ROTINSULU F14070030 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011 LIQUID APPLICATOR DESIGN
Lebih terperinciTIMER DAN COUNTER MIKROKONTROLER ATMEL
Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 TIMER DAN COUNTER MIKROKONTROLER ATMEL I. TIMER DAN COUNTER Timer atau counter pada dasarnya adalah sebuah pencacah. Pencacah itu bisa dipakai sebagai pewaktu
Lebih terperinci3. METODE. Metode Penelitian. Waktu dan Lokasi Penelitian
3. METODE Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan menggunakan metode pendekatan sistem. Pendekatan sistem merupakan suatu metodologi pemecahan masalah yang diawali dengan identifikasi serangkaian
Lebih terperinciPERTEMUAN MEMORY DAN REGISTER MIKROKONTROLER
PERTEMUAN MEMORY DAN REGISTER MIKROKONTROLER Memory Program Memory dan Data Memory Memory yang terdapat pada Mikrokontroler 89C51 dipisahkan menjadi 2 bagian yaitu program memory (memori program) dan data
Lebih terperinciMemprogram Port sebagai Output dan Input Sederhana
BAGIAN 1 Tujuan Pembelajaran Umum: 1. Mahasiswa trampil memprogram Port sebagai Input dan Output sederhana menggunakan bahasa pemrograman assembly Tujuan Pembelajaran Khusus: 1. Mahasiswa memahami Konstruksi
Lebih terperinciPERTEMUAN. KOMUNIKASI MIKROKONTROLER 89C51 DENGAN KOMPUTER (Lanjutan)
PERTEMUAN KOMUNIKASI MIKROKONTROLER 89C51 DENGAN KOMPUTER (Lanjutan) Pendahuluan KOMUNIKASI MIKROKONTROLER 89C51 Perpindahan data yang melibatkan internal memory atau eksternal memory yang sudah dibahas
Lebih terperinciAlarm Pintu, Harap Pintu Tutup Kembali, Jangan Buka Pintu Lama-lama versi 2
Alarm Pintu, Harap Pintu Tutup Kembali, Jangan Buka Pintu Lama-lama versi 2 Kalo sobat pernah jalan-jalan ke sebuah kantor dan lihat di pintu ada tulisan: HARAP PINTU TUTUP KEMBALI atau MOHON PINTU TUTUP
Lebih terperinciTUGAS MATA KULIAH PENGANTAR MIKROKONTROLER
TUGAS MATA KULIAH PENGANTAR MIKROKONTROLER DISUSUN OLEH: NAMA : MOHAMAD EKO ARI BOWO NIM : M3107105 KELAS : TEKNIK INFORMATIKA B PROGRAM STUDI D3 ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciPercobaan 6. SERIAL INTERFACE Menggunakan DT-51 MinSys
Percobaan 6 SERIAL INTERFACE Menggunakan DT-51 MinSys Membuat aplikasi serial interface untuk komuniksi secara serial melalui pin RXD dan TXD pada MCS-51. Membuat program menggunakan serial port (DB9)
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya
10 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Sensor TGS 2610 2.1.1 Gambaran umum Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya kebocoran gas. Sensor ini merupakan suatu semikonduktor oksida-logam,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS
7 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 1 Konveyor Konveyor hanya bergerak ke satu arah saja, konveyor digerakkan dengan motor stepper 12V type. Sinyal keluaran dari motor stepper untuk menggerakkan konveyor dirangkaikan
Lebih terperinciOrganisasi Sistem Komputer. Port Serial
Organisasi Sistem Komputer Port Serial Ditulis Oleh : Ria Anggraeni (10060204004) Taufik Saleh (10060207002) Fenny Maslia U (10060204006) Gita Rakhmalia (10060204015) Universitas Islam Bandung 2008 Pada
Lebih terperinciMICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535
MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Jenis Mikrokontroler AVR dan spesifikasinya Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program
Lebih terperinciSistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor
Sistem Minimum Mikrokontroler TTH2D3 Mikroprosesor MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang memiliki
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu : Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Islam
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEOI Simulator ECG adalah sinyal tiruan aktifitas jantung yang banyak digunakan baik oleh tenaga medis maupun teknisi lainya yang berkaitan dengan penggunaan alat perekam aktifitas listrik
Lebih terperinciMikrokontroler AVR. Hendawan Soebhakti 2009
Mikrokontroler AVR Hendawan Soebhakti 2009 Tujuan Mampu menjelaskan arsitektur mikrokontroler ATMega 8535 Mampu membuat rangkaian minimum sistem ATMega 8535 Mampu membuat rangkaian downloader ATMega 8535
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Minimum Mikrokontroler AT89S51 Mikrokontroler, sebagai suatu terobosan teknologi mikrokontroler dan mikrokomputer, hadir memenuhi kebutuhan pasar (market need) dan teknologi
Lebih terperinciKENDALI LENGAN ROBOT MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AT89S51
KENDALI LENGAN ROBOT MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AT89S51 Eko Patra Teguh Wibowo Departemen Elektronika, Akademi Angkatan Udara Jalan Laksda Adi Sutjipto Yogyakarta den_patra@yahoo.co.id ABSTRACT A robot
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. peralatan input / output ( I / O ) pendukung di dalamnya. Suatu sistem mikroprosesor
BAB II TEORI DASAR 2. 1 Sistem Mikrokontroler AT89S52 Mikrokontroller adalah suatu perangkat keras yang memiliki memori dan peralatan input / output ( I / O ) pendukung di dalamnya. Suatu sistem mikroprosesor
Lebih terperinciBAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar
BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED 3.1. Rancang Bangun Perangkat Keras Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar 3.1. Sistem ini terdiri dari komputer, antarmuka
Lebih terperinciRANCANG BANGUN PENGAMAN MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN APLIKASI TELEPON SELULER SEBAGAI INDIKATOR ALARM
RANCANG BANGUN PENGAMAN MOBIL BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN APLIKASI TELEPON SELULER SEBAGAI INDIKATOR ALARM Bambang Tri Wahyo Utomo, S.Kom Pri Hadi Wijaya ABSTRAKSI Disini akan dibahas mengenai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jantung dalam terminologi sederhana, merupakan sebuah pompa yang terbuat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jantung Jantung dalam terminologi sederhana, merupakan sebuah pompa yang terbuat dari otot. Jantung merupakan salah satu organ terpenting dalam tubuh manusia yang berperan dalam
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS
BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS 3.1. Pendahuluan Perangkat pengolah sinyal yang dikembangkan pada tugas sarjana ini dirancang dengan tiga kanal masukan. Pada perangkat pengolah sinyal
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengertian Umum Sistem yang dirancang adalah sistem yang berbasiskan mikrokontroller dengan menggunakan smart card yang diaplikasikan pada Stasiun Kereta Api sebagai tanda
Lebih terperinciMICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535
MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang
Lebih terperinciReplika Sistem Atap Otomatis Untuk Pelindung Benda Terhadap Hujan Berbasis Mikrokontroler AT89S52
Replika Sistem Atap Otomatis Untuk Pelindung Benda Terhadap Hujan Berbasis Mikrokontroler AT89S52 MUHAMAD SULEMAN Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Universitas Gunadarma muhamad.suleman@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Perkembangan robot sangat berkaitan erat dengan adanya kebutuhan
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Teknologi Robotika Perkembangan robot sangat berkaitan erat dengan adanya kebutuhan dalam dunia industri modern yang menuntut adanya suatu alat dengan kemampuan yang tinggi yang
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN P EMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN P ENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN P EMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN P ENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR... ABSTRAKSI... TAKARIR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...
Lebih terperinciSISTEM MONITORING SUHU MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AT89S51 DENGAN TAMPILAN DI PC
SISTEM MONITORING SUHU MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AT89S51 DENGAN TAMPILAN DI PC Diajukan Guna Melengkapi Sebagai Syarat Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Di susun Oleh : Nama : Andy Ihza Mahendra
Lebih terperinciBAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN
BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan dalam menyelesaikan Alat Simulasi Pembangkit Sinyal Jantung, berupa perangkat keras (hardware) dan perangkat
Lebih terperinciPercobaan 5. TIMER/COUNTER Menggunakan DT-51 MinSys
Percobaan 5 TIMER/COUNTER Menggunakan DT-51 MinSys Menggunakan Timer/Counter pada DT-51 Mininum System sebagai timer ataupun sebagai counter. Memanfaatkan Special Fungtion Register (SFR) untuk mengatur
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR 2.1 Suara Ultrasonik 2.2 Mikrokontroler AT89C51
BAB II TEORI DASAR 2.1 Suara Ultrasonik Suara super atau ultrasonik adalah getaran suara dengan frekuensi diatas 40 KHz. Suara ultrasonik ini atau dengan kata lain suara supersonik ini tidak dapat di dengar
Lebih terperinciMikroprosesor Z80 Suryanto Sutikno
Mikroprosesor Z80 Suryanto Sutikno A. Pendahuluan Mikrokontroler merupakan lompatan teknologi mikroprosesor dan mikrokomputer. Mikrokontroler diciptakan tidak semata-mata hanya memenuhi kebutuhan kalangan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Perangkat Keras (Hardware)
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras yang dihasilkan berupa modul atau alat pendeteksi
Lebih terperinciTAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika. Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51
TAKARIR Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51 Assembly Listing Hasil dari proses assembly dalam rupa campuran dari
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi AT89S51 Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan tambahan 3 kapasitor, 1 resistor dan 1 kristal serta catu daya 5 Volt. Kapasitor 10 mikro-farad dan resistor 10 Kilo Ohm
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS
ini dapat dibuat lebih efisien dan dikembangkan perakitannya pada suatu metode lain yang mempunyai system kerja yang sama. BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1. Mikrokontroler AT89S52 2.1.1. Gambaran Umum Mikrokontroler,
Lebih terperincidigunakan untuk pembahasan dan cara kerja dari rangkaian Teori komponen-komponen pendukung.
13 Landasan teori, dalam bab ini dijelaskan tentang teori pendukung yang digunakan untuk pembahasan dan cara kerja dari rangkaian Teori pendukung itu antara lain tentang mikrokontroler AT89S51 (hardware
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Parkir Sistem parkir di Indonesia dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu sistem parkir di badan jalan (on-street parking) dan sistem parkir di dalam pelataran parkir (off-street
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN STAND ALONE RFID READER. Dalam penelitian ini, perancangan sistem meliputi :
BAB III PERANCANGAN STAND ALONE RFID READER 3.1 Perancangan Sistem Dalam penelitian ini, perancangan sistem meliputi : a. perancangan perangkat keras (hardware) dengan membuat reader RFID yang stand alone
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM
III PERNCNGN SISTEM Pada bab ini akan dibahas tentang diagram blok sistem yang menjelaskan tentang prinsip kerja alat dan program serta membahas perancangan sistem alat yang meliputi perangkat keras dan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR LAMPIRAN... xi
DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Identifikasi Masalah...
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Mikrokontroller AT89S51 Didalam pembuatan alat ini peran penting mikrokontroller sangat berpengaruh dalam menentukan hasil akhir /output dari fungsi alat ini, yang mana hasil akhir/ouput
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sensor 2.1.1 Pengertian Umum Sensor Sebenarnya sensor secara umum didefinisikan sebagai alat yang mampu menangkap fenomena fisika atau kimia kemudian mengubahnya menjadi sinyal
Lebih terperinciPETA MEMORI MIKROPROSESOR 8088
1. Bagan Dasar µp 8088 PETA MEMORI MIKROPROSESOR 8088 Gambar 1. Bagan Dasar µp 8088 Elemen didalam mikroprosesor adalah : CU (Control Unit) adalah manajer dari semua unit. CU mengatur keselarasan kerja
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. Mikrokontroler AT89S52 termasuk kedalam keluarga MCS-51 merupakan suatu. dua macam memori yang sifatnya berbeda yaitu:
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras 2.1.1 Mikrokontroler AT89S52 Mikrokontroler AT89S52 termasuk kedalam keluarga MCS-51 merupakan suatu mikrokomputer CMOS 8 bit dengan daya rendah, kemampuan tinggi,
Lebih terperinciMIKROPENGENDALI C TEMU 2b AVR ARCHITECTURE. Oleh : Danny Kurnianto,S.T.,M.Eng Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom
MIKROPENGENDALI C TEMU 2b AVR ARCHITECTURE Oleh : Danny Kurnianto,S.T.,M.Eng Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom SECTION 1. The Feature of AVR Prosesor Family On-chip and In System Programmable
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras 2.1.1 Bahasa Assembly MCS-51 Bahasa yang digunakan untuk memprogram IC mikrokontroler AT89S51 adalah bahasa assembly untuk MCS-51. angka 51 merupakan jumlah instruksi
Lebih terperinciPEMETAAN RUTE KENDARAAN MENGGUNAKAN PENGENDALI MIKROKONTROLLER
PEMETAAN RUTE KENDARAAN MENGGUNAKAN PENGENDALI MIKROKONTROLLER Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Hendra Andiarto NIM : 4140412-021
Lebih terperinciAKSES MEMORI Menggunakan DT-51 MinSys
AKSES MEMORI Menggunakan DT-51 MinSys Mengakses eksternal memori dan data memori pada DT-51 Minimum sistem. Membuat program untuk penulisan atau pembacaan data pada memori eksternal DT-51 MinSys. Memori
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Mikrokontroler Mikrokontroller dapat diartikan sebagai suatu komponen pengontrol dalam ukuran mikro yang tak ubahnya seperti sebuah komputer dalam ukuran mini, yang terdiri dari
Lebih terperinciPORT PARALEL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51
Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 PORT PARALEL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51 I. FISIK AT89C51 Mikrokontroler AT89C51 umumnya mempunyai kemasan 40 pin seperti gambar berikut. AT89C51 mempunyai
Lebih terperinciMODUL 1 Pengenalan C untuk 8051 (Compile dan Download)
MODUL 1 Pengenalan C untuk 8051 (Compile dan Download) Bahasa pemrograman C adalah sebuah bahasa 'mid-level', namun memiliki fitur 'high-level' (seperti support pada fungsi dan modul) dan juga memiliki
Lebih terperinciCPU tersebut sama-sama menjalankan program dari suatu lokasi atau tempat, biasanya dari ROM (Read Only Memory) atau RAM (Random Access Memory);
I. PENDAHULUAN Jika kita bicara tentang mikrokontroler maka tidak terlepas dengan pengertian atau definisi tentang komputer. Mengapa? Karena ada kesamaan-kesamaan antara mikrokontroler dengan komputer
Lebih terperinciTAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika
TAKARIR AC (Alternating Current) Adalah sistem arus listrik. Sistem AC adalah cara bekerjanya arus bolakbalik. Dimana arus yang berskala dengan harga rata-rata selama satu periode atau satu masa kerjanya
Lebih terperinciTabel 1. Karakteristik IC TTL dan CMOS
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. IC Digital TTL dan CMOS Berdasarkan teknologi pembuatannya, IC digital dibedakan menjadi dua jenis, yaitu TTL (Transistor-Transistor Logic) dan CMOS (Complementary Metal Oxide
Lebih terperinciMemprogram Interupsi AT89S51
BAGIAN 1 AT89S51 Tujuan Pembelajaran Umum: 1. Mahasiswa trampil memprogram interupsi Tujuan Pembelajaran Khusus: 1. Mahasiswa memahami dasar-dasar interupsi Mikrokontroler AT89S51 2. Mahasiswa memahami
Lebih terperinciBAB IV RANCANG BANGUN PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM TELEMETRI BERBASIS GSM
BAB IV RANCANG BANGUN PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM TELEMETRI BERBASIS GSM 4.1 Sistem Perangkat Keras Sistem telemetri yang dirancang dan dibangun pada tugas akhir ini memiliki delapan kanal
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Radio Frequency Identification (RFID) 2.1.1. Pengenalan RFID adalah proses identifikasi seseorang atau objek dengan menggunakan frekuensi transmisi radio. RFID menggunakan frekuensi
Lebih terperinci