BAB IV RANCANG BANGUN PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM TELEMETRI BERBASIS GSM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV RANCANG BANGUN PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM TELEMETRI BERBASIS GSM"

Transkripsi

1 BAB IV RANCANG BANGUN PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM TELEMETRI BERBASIS GSM 4.1 Sistem Perangkat Keras Sistem telemetri yang dirancang dan dibangun pada tugas akhir ini memiliki delapan kanal masukan analog yang dirancang untuk menangani suatu sistem sensor. Sensor yang digunakan pada tugas akhir ini adalah sensor LM35 yang berfungsi untuk mengukur suhu. Kedelapan kanal masukan analog tersebut dihubungkan langsung ke perangkat sistem dengan masukan sinyal antara 0 sampai 3,3 volt. Gambar 4.1 merupakan deskripsi secara lengkap dari sistem telemetri yang dikembangkan pada tugas akhir ini dengan berbagai macam perangkat pendukung. Gambar 4.1 Implementasi perangkat keras stasiun ukur dan stasiun kontrol 25

2 Stasiun kontrol yang digunakan pada tugas akhir ini berupa sebuah perangkat mobile yang mendukung salah satu platform Java yaitu Java 2 Micro Edition (J2ME). Salah satu contoh perangkat mobile tersebut adalah Personal Digital Assistant (PDA). PDA ini berfungsi untuk memberi perintah kepada stasiun ukur untuk melakukan pengukuran sekaligus menampilkan data hasil pengukuran. Stasiun ukur terdiri dari sistem akusisi data, sistem kontrol sekunder, tampilan LCD, sistem komunikasi serial, dan protokol layanan pesan singkat (SMS). Di bawah ini akan dijelaskan berbagai sistem yang membangun sebuah stasiun ukur pada sistem telemetri yang dikembangkan Sistem Akusisi Data Sistem akusisi data yang dirancang seperti pada Gambar 4.2 terdiri sistem sensor, pengkondisi sinyal, multiplekser, dan ADC. Masukan disediakan dengan rentang 0 hingga 3,3 volt. Masukan tersebut berupa tegangan analog yang kemudian akan diubah menjadi tegangan digital oleh ADC sehingga data pengukuran dapat diolah oleh mikrokontroler dan dikirimkan ke stasiun kontrol. Gambar 4.2 Sistem akusisi data 26

3 Sistem Sensor Sistem sensor dalam Gambar 4.3, yang diimplementasikan pada sistem akusisi data, terdiri dari sensor suhu LM35 dan sebuah LM324 yang merupakan quad operational amplifier. Sensor LM35 memiliki karakteristik perubahan tegangan terhadap suhu sebesar 10 mv/ o C. Sinyal keluaran dari sensor ini kemudian dikuatkan oleh salah satu op-amp pada LM324 sebesar empat kali penguatan sehingga perubahan tegangan terhadap suhu sensor LM35 menjadi 40 mv/ o C. Untuk menjaga agar sinyal keluaran tidak mengalami jatuh tegangan maka sinyal tersebut dilewatkan pada buffer (penyangga) yang berupa sebuah op-amp dengan konfigurasi penguatan sebesar satu kali. Gambar 4.3 Sistem sensor Keluaran dari sensor diperkuat empat kali oleh op-am sesuai dengan persamaan di bawah ini: Vo R1 Av = = 1 + Vi R 2...(4.1) dengan Av adalah penguatan, R1 = 30 k Ω dan R2 = 10 k Ω. 27

4 Multiplekser Untuk menentukan kanal pengukuran mana yang aktif, maka digunakan digunakan multiplekser analog 8 kanal. Multiplekser yang digunakan dalam perancangan sistem telemetri ini adalah multiplekser CD4051 seperti tampak pada Gambar 4.4. Input 1 Input 2 Input 3 Input 4 Input 5 Input 6 Input 7 Input 8 X0 X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 Multiplekser CD4051 X Output A B C INTR Inhibit Gambar 4.4 Skematik multiplekser CD4051 Tabel 4.1 Logika kebenaran multiplekser analog CD4051 Kontrol Masukan Inhibit C B A Kanal Aktif L L L L X0 L L L H X1 L L H L X2 L L H H X3 L H L L X4 L H L H X5 L H H L X6 L H H H X7 H X X X Tidak Ada 28

5 Delapan kanal masukan pada multiplekser CD4051 dihubungkan dengan delapan masukan analog dengan pemilihan kanal yang aktif dilakukan oleh kaki A, B, dan C, yang masing-masing terhubung ke kaki P1.0, P1.1, dan P1.2 pada mikrokontroler AT89S52. Aktif tidaknya multiplekser ini ditentukan oleh kaki inhibit. Konfigurasi untuk kaki inhibit pada perancangan sistem telemetri ini diletakkan pada tegangan 0 volt (ground) sehingga pada keadaan awal multiplekser ini selalu aktif Analog to Digital Converter (ADC) Untuk menangani berbagai macam masukan analog termasuk masukan dari sensor temperatur, maka digunakan divais untuk mengkonversi data analog menjadi data digital. Hal ini dilakukan karena mikrokontroler yang berfungsi sebagai pengontrol sekunder merupakan divais digital yang hanya menangani masukan digital. Pada sistem telemetri yang dikembangkan, ADC yang digunakan merupakan ADC serial 12-bit yang menggunakan komunikasi Serial Peripheral Interface (SPI) yaitu ADS7822 (Gambar 4.5). C11 0.1uF 1 U7 VREF V+ 8 C13 10uF IN+ IN- GND DCLK 7 OUT 6 CS/SD 5 DCLK OUT CSD ADS7822P Gambar 4.5 Skematik ADS

6 Data hasil konversi ADC tersebut dikirimkan secara serial ke mikrokontroler melalui kaki P1.4. Data tersebut kemudian akan diproses sesuai dengan kebutuhan pengguna. Aktif tidaknya ADC ini ditentukan oleh pin Chip Select Device (CSD) yang terhubung pada kaki P3.5 mikrokontroler Sistem Kontrol Sekunder Sistem kontrol sekunder merupakan perangkat yang dibutuhkan untuk melakukan pengontrolan terhadap stasiun ukur berdasarkan perintah dari stasiun kontrol. Pada sistem telemetri ini, sistem kontrol sekunder yang ada pada stasiun ukur menggunakan mikrokontroler AT89S52. Gambar 4.6 Gambar mikrokontroler AT89S52 Mikrokontroler AT89S52 memiliki 32 pin yang multifungsi antara lain sebagai I/O, Jalur kontrol atau bagian dari sistem pengalamatan atau bus data. Beberapa keistimewaan dari mikrokontroler ini di antaranya: 30

7 Kompatibel dengan mikrokontroler keluarga MCS-51 8K Byte of In-System Reprogrammable Downloadable Flash Memory Antar muka serial SPI untuk mendownload program Ketahanan: 1000 kali Baca / Tulis Tegangan operasi 4,0V s.d. 5,5 V Beroperasi pada 0 Hz s.d. 33 MHz Tiga level penguncian memori program 256 x 8-bit RAM Internal 32 bit I/O yang dapat diprogram Tiga buah Timer/Counter 16-bit Delapan sumber interupsi UART full dupleks Mode hemat daya Idle and Power Down Watchdog Timeryang dapat diprogram Dua Data Pointer Flag Power Off Mikrokontroler ini terhubung dengan sistem akusisi yang terdiri dari masukan analog, pengkondisi sinyal, ADC, dan multiplekser. Selain terhubung dengan sistem akusisi data, mikrokontroler ini juga terhubung dengan sistem komunikasi serial yang digunakan untuk mengirimkan data ke transceiver yang berupa handphone atau Mobile Station (MS). Data yang ada pada transceiver tersebut selanjutnya akan transmisikan melalui protokol SMS pada jaringan GSM 31

8 ke stasiun kontrol. Sebelum dikirimkan, data pengukuran ditampilkan terlebih dahulu pada LCD. Gambar 4.7 di bawah ini menunjukkan sistem kontrol sekunder. Gambar 4.7 Antar muka sistem kontrol sekunder Pada gambar di atas, mikrokontroler diantarmukakan dengan sistem akusisi data melalui komunikasi paralel. Pada sistem akusisi data ini mikrokontroler berfungsi untuk mengatur pemilihan masukan analog melalui kaki A, B, dan C pada multiplekser yang dihubungkan dengan kaki P1.0, P1.1, dan P1.2 pada mikrokontroler. Selain mengatur pemilihan masukan analog pada multiplekser, mikrokontroler ini juga berfungsi untuk mengatur proses konversi data analog menjadi data digital pada ADS7822. Pada sistem telemetri yang dikembangkan pada tugas akhir ini digunakan sistem pewaktuan internal dengan menggunakan Timer yang terdapat pada register TCON (Timer Control Register, memori data internal alamat 88h, bisa dialamati perbit) dan register TMOD (Timer Mode Register, memori data internal 32

9 alamat 89 h, tidak bisa dialamati perbit). Timer ini digunakan untuk menentukan interval pengukuran pada stasiun ukur Tampilan LCD Untuk menampilkan data hasil pengukuran di stasiun ukur digunakan tampilan LCD seperti tampak pada Gambar 4.8. Tampilan LCD juga memberikan informasi kepada pengguna mengenai proses pengukuran yang sedang berlangsung. Setelah stasiun kontrol mengirimkan perintah ke stasiun ukur, maka pada LCD akan ditampilkan sensor mana yang sedang melakukan pengukuran dan besarnya suhu yang terukur. LCD yang digunakan pada tugas akhir ini merupakan LCD 16x2 yang dapat menampilkan 32 karakter dalam 2 baris. Gambar 4.8 Tampilan LCD 16x2 LCD tersebut memiliki 16 buah pin untuk mengatur konfigurasi yang terdiri dari 2 buah pin power supply, 8 buah pin I/O sebagai jalur data antara mikrokontroler dengan LCD, 3 buah pin sebagai pengatur konfigurasi yang dihubungkan ke mikrokontroler, 1 buah pin untuk mengatur kekontrasan layar LCD, dan dua buah pin untuk mengatur blinking. Tabel 4.2 menunjukkan namanama pin pada LCD beserta fungsinya. 33

10 Tabel 4.2 Nama dan fungsi pin pada LCD 16x2 Dalam melakukan penulisan dan pembacaan karakter pada LCD perlu diperhatikan diagram waktu (timing diagram) operasi pembacaan dan penulisan LCD. Diagram waktu tersebut berfungsi sebagai sinkronisasi antara mikrokontroler dengan LCD. Diagram waktu operasi pembacaan dan penulisan LCD ditunjukkan pada Gambar 4.9 di bawah ini. Gambar 4.9 Digram waktu operasi penulisan dan pembacaan LCD 34

11 Tabel 4.3 Diagram waktu aplikasi LCD Untuk menjalankan fungsi LCD, maka terlebih dahulu harus dilakukan Inisialisasi. Inisialisasi dilakukan untuk mengatur konfigurasi dan aplikasi LCD yang digunakan. Tabel 4.4 di bawah ini menunjukkan inisialisasi dan penulisan aplikasi pada LCD. Tabel 4.4 Inisialisasi dan penulisan aplikasi pada LCD 35

12 Gambar 4.10 adalah rangkaian LCD yang diaplikasikan pada tugas akhir ini. Gambar 4.10 Implementasi LCD 16x2 pada sistem telemetri GSM Komunikasi Serial Mikrokontroler AT89S52 mempunyai 4 macam mode operasi (mode 0 mode 3) untuk serial komunikasi. Untuk memilih mode disediakan register bit SM0 dan SM1. Mode 0 adalah tipe register geser. Mode 1 merupakan 8 bit data UART dengan baudrate yang dapat diatur dengan register timer. Mode 2 yaitu 9 bit data UART dengan baudrate yang sudah pasti besarnya. Mode 3 adalah 9 bit data UART yang baudratenya dapat diatur dengan timer. Untuk melakukan pengaturan pada komunikasi serial digunakan register SCON (Serial Control Register). 36

13 Tabel 4.5 Register SCON pada mikrokontroler AT89S52 BIT Simbol Deskripsi SCON.7 SM0 Pilihan Mode SCON.6 SM1 Pilihan Mode SCON.5 SM2 Untuk komunikasi multiprosessor dalam mode 2 dan 3 SCON.4 REN mengaktifkan mikrokontroler untuk menerima data SCON.3 TB8 jika 1 maka bit ke 9 dari mode 2 dan 3 telah dikirim SCON.2 RB8 jika 1 maka bit ke 9 dari mode 2 dan 3 telah diterima SCON.1 TI jika 1 berarti mikrokontroler telah selesai mengirim satu data SCON.0 RI jika 1 berarti ada satu data telah diterima Mode komunikasi serial yang digunakan pada tugas akhir ini adalah mode 1 yang merupakan mode 8 bit data UART dengan baudrate yang dapat diatur dengan register timer. Pengaturan baudrate menggunakan register timer sehingga bergantung dari frekuensi kristal yang dipakai. Frekuensi kristal 12 MHz dalam hal ini lebih buruk dari kristal 11,059 MHz. Mode operasi timer untuk baudrate digunakan mode 2 karena secara otomatis mengulang terus pencacahan waktu. Register bendera timer, TF (Timer Flag), adalah penentu sebenarnya dari baudrate tersebut. Baudrate = waktu register bendera Timer 1 berubah : 32 (atau 16 bergantung SMOD) Tabel 4.6 Pengaturan baudrate pada mikrokontroler AT89S52 BAUD RATE FREKUENSI XTAL (MHz) SMOD TH1 ERROR F9H 7% F3H 0.16% E6H 0.16% FDH FDH F4H E8H 0 37

14 Mikrokontroler sebagai sistem kontrol sekunder terhubung dengan sistem komunikasi serial yang digunakan untuk mengirimkan data ke transceiver yang berupa handphone atau Mobile Station (MS). Gambar 4.11 di bawah ini menunjukkan rangkaian dari komunikasi serial yang menggunakan RS232. Rangkaian ini menggunakan IC MAX232 yang berfungsi untuk menyamakan level tegangan antara mikrokontroler dengan transceiver atau komputer. Gambar 4.11 Komunikasi serial RS Transceiver Transceiver pada stasiun ukur berfungsi sebagai transmitter (pemancar) dan receiver (penerima). Pemancar mengirimkan data pengukuran yang terenkapsulasi oleh protokol SMS ke stasiun kontrol. Pada saat stasiun kontrol mengirimkan perintah untuk melakukan pengukuran, maka transceiver pada stasiun ukur berfungsi sebagai penerima. Transceiver yang diimplementasikan pada tugas akhir ini adalah sebuah telepon seluler Siemens seri C55. Beberapa jenis telepon selular dapat berkomunikasi dengan peralatan lainnya melalui port yang tersedia pada telepon selular tersebut. Telepon selular 38

15 yang digunakan sebagai transceiver pada tugas akhir ini memiliki port serial sebagai jalur komunikasi stasiun ukur. Media penghubung antara stasiun ukur dengan transceiver tersebut adalah RS-232. Melalui komunikasi RS-232 ini, stasiun ukur dapat mengirimkan data dan perintah pada telepon selular. Fasilitas ini memungkinkan kita untuk mengirimkan data pengukuran melalui telepon selular Stasiun Kontrol Stasiun kontrol berfungsi untuk memberi perintah kepada stasiun ukur untuk melakukan pengukuran sekaligus menampilkan data hasil pengukuran. Stasiun kontrol yang digunakan pada tugas akhir ini berupa sebuah perangkat mobile yang mendukung salah satu platform Java yaitu Java 2 Micro Edition (J2ME). Salah satu contoh perangkat mobile tersebut adalah Personal Digital Assistant (PDA). 39

16 (a) (b) 40

17 (c) Gambar 4.12 GSM Telemetry System versi 2.0: (a) Tampak Depan, (b) Tampak Belakang, (c) Tampak Dalam 41

18 4.2 Perangkat Lunak pada Stasiun Ukur dan Stasiun Kontrol Perangkat Lunak Stasiun Ukur Perangkat lunak di stasiun ukur yang dirancang dan diimplementasikan terdiri dari sebuah program utama dan dua buah program yang berfungsi sebagai interupsi Timer. Dalam program utama terdapat berberapa subrutin. Subrutin tersebut adalah pengecekan perintah yang berasal dari SMS datang. PDU yang dikirimkan tranceiver ke mikrokontroler di simpan dalam array InputSerial[i]. Data dari array tersebut digunakan untuk menentukan sensor atau kanal mana yang aktif. Setelah itu dilakukan konversi hasil ADC ke suhu dalam desimal dan ditampilkan pada LCD. Subrutin berikutnya adalah konversi data dari 8 bit ke tujuh 7 bit. Data 7 bit digabungkan dengan protokol data pengukuran. Pada akhirnya, protokol data pengukuran tersebut dienkapsulasi dengan protokol SMS dan dikirimkan ke stasiun kontrol. Program interupsi diimplementasikan untuk melakukan interupsi secara periodik dengan interval pengukuran ditentukan dalam inisialisasi interupsi Timer 0 dan Timer 1. Kedua interupsi ini terjadi ketika timer flag (TF) mengalami overflow. Interupsi Timer 0 digunakan untuk mengecek perintah pengukuran yang dienkapsulasi dengan protokol SMS yang datang pada transceiver stasiun ukur. Interupsi Timer 1 digunakan untuk menentukan interval pengukuran pada stasiun ukur. Pada tugas akhir ini, pengukuran suhu dilakukan setiap 30 detik sekali. Gambar 4.13 di bawah ini memperlihatkan implementasi perangkat lunak pada stasiun ukur. 42

19 Mulai A Inisialisasi Serial Inisialisasi Interupsi Timer 0 Inisialisasi Interupsi Timer 1 Inisialisasi LCD Int_T0_Flag = 0, PT0 = 1 Konversi Hasil ADC ke suhu (desimal) Tampilan awal LCD Tampilkan di LCD Int_T0_Flag = 1 Ambil Data Suhu Temperatur[20] = HasilADC()* ; Konversi Data 8 bit ke 7 bit Cek perintah SMS Penggabungan Protokol Data Pengukuran SBUF!= OK Enkapsulasi Protokol Data Pengukuran dengan Protokol SMS InputSerial[i] = PDU datang Pilih Channel (MUX) A Set Perintah Kirim SMS AT+CMGS = n <enter> + PDU data Selesai (a) 43

20 Mulai Mulai Int_T0_Flag = 1 Static int data = 0 Static long int waktu = 0 Static int cacah = 0 Data ++ Waktu ++ Data =10000 Waktu = Data = 0 Waktu = 0 Selesai Temperatur[cacah++] = HasilADC()* ; Cacah = 20 Cacah = 0 Selesai (b) Gambar 4.13 Implementasi perangkat lunak pada stasiun ukur: (a) Program Utama, (b) Program interupsi Timer 0 (kiri) dan Timer 1 (kanan) Protokol Layanan Pesan Singkat dan Protokol Data Pengukuran Data hasil pengukuran yang diperoleh dikirimkan beserta protokol pengukuran menuju stasiun kontrol melalui data layanan pesan singkat. Untuk dapat mengirimkan data pengukuran dalam format SMS, maka data pengukuran 44

21 harus dienkapsulasi dengan protokol SMS seperti terlihat pada Gambar 4.14 dan Gambar 4.15 di bawah ini. Susunan protokol data pengukuran ditempatkan pada elemen User Data (UD) pada protokol SMS tersebut. TP-MTI TP-RD. TP-VP TP-UDL TP-UD Gambar 4.14 Protokol layanan pesan singkat (SMS)[2] Penanda Awal (1byte) ID Sensor (1 byte) Data Pengukuran Penanda Akhir (1 byte) Gambar 4.15 Susunan protokol data pengukuran pada paket SMS Perangkat Lunak pada Stasiun Kontrol Implementasi perangkat lunak pada stasiun kontrol terbagi menjadi dua bagian, yaitu pengiriman perintah ke stasiun ukur untuk mengaktifkan salah satu sensor dan dekapsulasi data telemetri dari protokol SMS untuk mendapatkan data pengukuran Pengiriman Perintah ke Stasiun Ukur Untuk mengirimkan perintah ke stasiun ukur, terlebih dahulu harus didefiniskan yang MIDlet sebagai perluasan dari implementasi CommandListener dan harus diset runable. Pada StarApp() dibuat suatu list yang terdiri 8 kanal sensor. List tersebut berjenis Exclusive List agar kita hanya dapat memilih satu buah sensor yang aktif. 45

22 Pada fungsi runable dilakukan inisialisasi Message Connection dan dimasukkan nomor tujuan pengiriman SMS. 46

23 Pada akhirnya dilakukan terminasi dengan metode: Penerimaan Data Pengukuran oleh Stasiun Kontrol Implementasi penerimaan data pengukuran melibatkan salah satu paket opsional pada J2ME yaitu WMA (Wireless Messaging API). WMA terdiri dari paket-paket pengembangan aplikasi untuk melakukan pengiriman dan penerimaan pesan. WMA ini dikembangkan oleh Java Specification Request (JSR) 120. Kelas-kelas dalam paket ini tersimpan dalam paket javax. wireless.messaging. Connector MessageConnection MessageListener TextMessage BinaryMessage Message Gambar 4.16 Interface pada paket WMA[3] Untuk menerima data pengukuran dari stasiun ukur, terlebih dahulu harus didefiniskan yang MIDlet sebagai perluasan dari implementasi CommandListener, Runable, MessageListenere. Pada StarApp() dilakukan pengaturan alamat koneksi 47

24 untuk penerimaan data. Alamat koneksi ini berkaitan dengan port SMS yang diset pada transceiver stasiun ukur. Dengan kata lain, port SMS yang ada pada transceiver stasiun ukur harus sama dengan port SMS yang diset pada MIDlet. Pada perangkat lunak yang dirancang dan diimplementasikan dalam stasiun kontrol, nilai port SMS yang diset adalah Nilai port tersebut merupakan port SMS yang diimplementasikan pada transceiver stasiun ukur. 48

BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS

BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan sistem yang dibuat, maka pada bab ini dilakukan pengujian sistem. Kemudian akan dilakukan analisis berdasarkan hasil yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED 3.1. Rancang Bangun Perangkat Keras Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar 3.1. Sistem ini terdiri dari komputer, antarmuka

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan

Lebih terperinci

PORT SERIAL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51

PORT SERIAL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51 Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 PORT SERIAL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51 I. FISIK AT89C51 Mikrokontroler AT89C51 umumnya mempunyai kemasan 40 pin seperti gambar berikut. AT89C51 telah dilengkapi

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Blok Diagram Port Serial RXD (P3.0) D SHIFT REGISTER. Clk. SBUF Receive Buffer Register (read only)

Gambar 3.1 Blok Diagram Port Serial RXD (P3.0) D SHIFT REGISTER. Clk. SBUF Receive Buffer Register (read only) 1. Operasi Serial Port mempunyai On Chip Serial Port yang dapat digunakan untuk komunikasi data serial secara Full Duplex sehingga Port Serial ini masih dapat menerima data pada saat proses pengiriman

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat akuisisi data termokopel 8 kanal. 3.1. Gambaran Sistem Alat yang direalisasikan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN STAND ALONE RFID READER. Dalam penelitian ini, perancangan sistem meliputi :

BAB III PERANCANGAN STAND ALONE RFID READER. Dalam penelitian ini, perancangan sistem meliputi : BAB III PERANCANGAN STAND ALONE RFID READER 3.1 Perancangan Sistem Dalam penelitian ini, perancangan sistem meliputi : a. perancangan perangkat keras (hardware) dengan membuat reader RFID yang stand alone

Lebih terperinci

4. Port Input/Output Mikrokontroler MCS-51

4. Port Input/Output Mikrokontroler MCS-51 4. Port Input/Output Mikrokontroler MCS-51 Mikrokontroler MCS-51 memiliki 2 jenis port input/output, yaitu port I/O parallel dan port I/O serial. Port I/O parallel sebanyak 4 buah dengan nama P0,P1,P2

Lebih terperinci

Perancangan Serial Stepper

Perancangan Serial Stepper Perancangan Serial Stepper ini : Blok diagram dari rangakaian yang dirancang tampak pada gambar dibawah Komputer Antar Muka Peralatan luar Komputer Komputer berfungsi untuk mengendalikan peralatan luar,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Perangkat Keras Dalam merancang sebuah peralatan yang cerdas, diperlukan suatu perangkat keras (hardware) yang dapat mengolah data, menghitung, mengingat dan mengambil pilihan.

Lebih terperinci

BAB II. PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F Pengenalan Mikrokontroler

BAB II. PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F Pengenalan Mikrokontroler BAB II PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F005 2.1 Pengenalan Mikrokontroler Mikroprosesor adalah sebuah proses komputer pada sebuah IC (Intergrated Circuit) yang di dalamnya terdapat aritmatika,

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin

BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan 2.2 Sensor Clamp Putaran Mesin 4 BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori mengenai perangkatperangkat pendukung baik perangkat keras dan perangkat lunak yang akan dipergunakan sebagai pengukuran

Lebih terperinci

Mikrokontroler 89C51 Bagian II :

Mikrokontroler 89C51 Bagian II : Mikrokontroler 89C51 Bagian II : Mikrokontroler 89C51 Mikrokontroler 89C51 merupakan mikrokomputer CMOS 8 bit dengan 4 Kbytes Flash Programmable Memory. Arsitektur 89C51 ditunjukkan pada gambar 2. Accumulator

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan secara umum perancangan sistem pengingat pada kartu antrian dengan memanfaatkan gelombang radio, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu blok diagram

Lebih terperinci

PANDUAN DASAR MIKROKONTROLER KELUARGA MCS-51

PANDUAN DASAR MIKROKONTROLER KELUARGA MCS-51 PANDUAN DASAR MIKROKONTROLER KELUARGA MCS-51 PANDUAN DASAR MIKROKONTROLER KELUARGA MCS-51 Danny Christanto, S.T. Kris Pusporini, S.T., M.T. 2004, Innovative Electronics Hak Cipta dilindungi undang-undang

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM PEMANTAUAN POSISI DAN TINGKAT PENCEMARAN UDARA BEGERAK

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM PEMANTAUAN POSISI DAN TINGKAT PENCEMARAN UDARA BEGERAK 36 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM PEMANTAUAN POSISI DAN TINGKAT PENCEMARAN UDARA BEGERAK 3.1 PRINSIP KERJA SISTEM Sistem pemantauan posisi dan tingkat pencemaran udara bergerak, merupakan sebuah sistem yang

Lebih terperinci

PERTEMUAN. KOMUNIKASI MIKROKONTROLER 89C51 DENGAN KOMPUTER (Lanjutan)

PERTEMUAN. KOMUNIKASI MIKROKONTROLER 89C51 DENGAN KOMPUTER (Lanjutan) PERTEMUAN KOMUNIKASI MIKROKONTROLER 89C51 DENGAN KOMPUTER (Lanjutan) Pendahuluan KOMUNIKASI MIKROKONTROLER 89C51 Perpindahan data yang melibatkan internal memory atau eksternal memory yang sudah dibahas

Lebih terperinci

Wireless Infrared Printer dengan DST-51 (Komunikasi Infra Merah dengan DST-51)

Wireless Infrared Printer dengan DST-51 (Komunikasi Infra Merah dengan DST-51) Wireless Infrared Printer dengan DST-5 (Komunikasi Infra Merah dengan DST-5) Komunikasi Infra Merah dilakukan dengan menggunakan dioda infra merah sebagai pemancar dan modul penerima infra merah sebagai

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan konsep dasar sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler menggunakan modul Xbee Pro. Konsep dasar sistem ini terdiri dari gambaran

Lebih terperinci

Gambar Komunikasi serial dengan komputer

Gambar Komunikasi serial dengan komputer 1.6. Port Serial Umumnya orang selalu menganggap port seri pada MCS51 adalah UART yang bekerja secara asinkron, jarang yang menyadari port seri tersebut bisa pula bekerja secara sinkron, pada hal sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses pengukuran jarak jauh merupakan suatu proses pengukuran yang

BAB I PENDAHULUAN. Proses pengukuran jarak jauh merupakan suatu proses pengukuran yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Proses pengukuran jarak jauh merupakan suatu proses pengukuran yang melibatkan dua buah terminal pengukuran dan letaknya berjauhan.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler Tipe Atmega 644p

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler Tipe Atmega 644p BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan sistem dan penjelasan mengenai perangkat-perangkat yang digunakan untuk merealisasikan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram blok sistem secara umum Pada sub bab ini dibahas tentang uraian keseluruhan dari diagram blok sistem. Diagram blok sistem ini diperlihatkan pada gambar 3.1. Sensor

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. Gambar

Lebih terperinci

Tabel 1. Karakteristik IC TTL dan CMOS

Tabel 1. Karakteristik IC TTL dan CMOS BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. IC Digital TTL dan CMOS Berdasarkan teknologi pembuatannya, IC digital dibedakan menjadi dua jenis, yaitu TTL (Transistor-Transistor Logic) dan CMOS (Complementary Metal Oxide

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM III PERNCNGN SISTEM Pada bab ini akan dibahas tentang diagram blok sistem yang menjelaskan tentang prinsip kerja alat dan program serta membahas perancangan sistem alat yang meliputi perangkat keras dan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Blok Diaram Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari sistem pendeteksi kebocoran gas pada rumah yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan

Lebih terperinci

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika. Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika. Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51 TAKARIR Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51 Assembly Listing Hasil dari proses assembly dalam rupa campuran dari

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem BAB III PERANCANGAN 3.1 Prnsip Kerja Sistem Sistem yang akan dibangun, secara garis besar terdiri dari sub-sub sistem yang dikelompokan ke dalam blok-blok seperti terlihat pada blok diagram pada gambar

Lebih terperinci

BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN

BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan dalam menyelesaikan Alat Simulasi Pembangkit Sinyal Jantung, berupa perangkat keras (hardware) dan perangkat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI. Pada tugas akhir ini akan dibuat sebuah perangkat keras PLC dengan fasilitas

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI. Pada tugas akhir ini akan dibuat sebuah perangkat keras PLC dengan fasilitas BB III PERNCNGN DN IMPLEMENTSI Pada tugas akhir ini akan dibuat sebuah perangkat keras PLC dengan fasilitas minimun beserta perangkat lunak sistem operasinya yang ditanamkan pada mikrokontroler sehingga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Pustaka 1. Perancangan Telemetri Suhu dengan Modulasi Digital FSK-FM (Sukiswo,2005) Penelitian ini menjelaskan perancangan telemetri suhu dengan modulasi FSK-FM. Teknik

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Gambaran Umum Merupakan alat elektronika yang memiliki peranan penting dalam memudahkan pengendalian peralatan elektronik di rumah, kantor dan tempat lainnya.

Lebih terperinci

Organisasi Sistem Komputer. Port Serial

Organisasi Sistem Komputer. Port Serial Organisasi Sistem Komputer Port Serial Ditulis Oleh : Ria Anggraeni (10060204004) Taufik Saleh (10060207002) Fenny Maslia U (10060204006) Gita Rakhmalia (10060204015) Universitas Islam Bandung 2008 Pada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini akan dibahas tentang analisis data dan pembahasan berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Rancangan alat indikator alarm ini digunakan untuk

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PEMANTAUAN INFUS PASIEN SECARA TERPUSAT BERBASIS MIKROKONTROLER

RANCANG BANGUN PEMANTAUAN INFUS PASIEN SECARA TERPUSAT BERBASIS MIKROKONTROLER RANCANG BANGUN PEMANTAUAN INFUS PASIEN SECARA TERPUSAT BERBASIS MIKROKONTROLER Tjio Hok Hoo Sekolah Tinggi Manajemen Informatika & Teknik Komputer (STIKOMP SURABAYA) email : hokhoo@stikom.edu ABSTRAK:

Lebih terperinci

Aplikasi Mikrokontroler sebagai Pemroses Depan Pengambilan Data pada Sensor Jamak Berbasis Komputer

Aplikasi Mikrokontroler sebagai Pemroses Depan Pengambilan Data pada Sensor Jamak Berbasis Komputer Aplikasi Mikrokontroler sebagai Pemroses Depan Pengambilan Data pada Sensor Jamak Berbasis Komputer Wydyanto Dosen Universitas Binadarma, Palembang Email : widiwidyanto@yahoo.com ABSTRAK Telah dibuat sistem

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Ringkasan Pendahuluan Mikrokontroler Mikrokontroler = µp + Memori (RAM & ROM) + I/O Port + Programmable IC Mikrokontroler digunakan sebagai komponen pengendali

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Pada bab ini menjelaskan perangkat keras yang digunakan dalam membuat tugas akhir ini. Perangkat keras yang digunakan terdiri dari modul Arduino

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK

BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK 4.1 Rangkaian Pengontrol Bagian pengontrol sistem kontrol daya listrik, menggunakan mikrokontroler PIC18F4520 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 30. Dengan osilator

Lebih terperinci

Tinjauan dari penelitian yang sudah ada diperlukan untuk dilakukannya. sebelumnya dengan perancangan sistem yang akan dilakukan pada penelitian tugas

Tinjauan dari penelitian yang sudah ada diperlukan untuk dilakukannya. sebelumnya dengan perancangan sistem yang akan dilakukan pada penelitian tugas BAB 11 STUDI PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan dari penelitian yang sudah ada diperlukan untuk dilakukannya suatu pengembangan dan inovasi terhadap unjuk kerja sistem yang pernah dirancang sebelumnya

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN PENGEMBANGAN SISTEM

BAB III DESAIN DAN PENGEMBANGAN SISTEM BAB III DESAIN DAN PENGEMBANGAN SISTEM 3.1 Perangkat Keras Perancangan perangkat keras untuk sistem kontrol daya listrik diawali dengan merancangan sistem sensor yang akan digunakan, yaitu sistem sensor

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Perangkat Keras (Hardware)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Perangkat Keras (Hardware) BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras yang dihasilkan berupa modul atau alat pendeteksi

Lebih terperinci

ELKAHFI 200 TELEMETRY SYSTEM

ELKAHFI 200 TELEMETRY SYSTEM ELKAHFI 200 TELEMETRY SYSTEM User Manual Edisi September 2006 ELKAHFI Design & Embedded System Solution Daftar Isi Pengenalan Elkahfi Telemetry System Pendahuluan 1 Kelengkapan Telemetry System 2 Spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan dalam menyelesaikan perangkat keras (hardware) yang berupa komponen fisik penunjang seperti IC AT89S52 dan perangkat

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 RANCANGAN PERANGKAT KERAS 3.1.1. DIAGRAM BLOK SISTEM Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem Thermal Chamber Mikrokontroler AT16 berfungsi sebagai penerima input analog dari sensor

Lebih terperinci

Pertemuan 10 Arsitektur Mikrokontroler 8051

Pertemuan 10 Arsitektur Mikrokontroler 8051 Pertemuan 10 Arsitektur Mikrokontroler 8051 Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Menjelaskan arsitektur mikrokontroler 8051 Arsitektur Mikrokontroller 8051 Materi:

Lebih terperinci

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: Sistem Logger Suhu dengan Menggunakan Komunikasi Gelombang Radio

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: Sistem Logger Suhu dengan Menggunakan Komunikasi Gelombang Radio Sistem Logger Suhu dengan Menggunakan Komunikasi Gelombang Radio Setiyo Budiyanto Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana JL. Raya Meruya Selatan, Kembangan, Jakarta, 11650 Telepon:

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya 10 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Sensor TGS 2610 2.1.1 Gambaran umum Sensor TGS 2610 merupakan sensor yang umum digunakan untuk mendeteksi adanya kebocoran gas. Sensor ini merupakan suatu semikonduktor oksida-logam,

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN Konsep dasar sistem monitoring tekanan ban pada sepeda motor secara nirkabel ini terdiri dari modul sensor yang terpasang pada tutup pentil ban sepeda

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perencanaan pembuatan alat telemetri suhu tubuh.perencanaan dilakukan dengan menentukan spesfikasi system secara umum,membuat system blok

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor MLX 90614[5]

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor MLX 90614[5] BAB II DASAR TEORI Dalam bab ini dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan skripsi yang dibuat. Teori-teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini adalah sensor

Lebih terperinci

TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto

TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral. Eko Didik Widianto TKC210 - Teknik Interface dan Peripheral Eko Didik Sistem Komputer - Universitas Diponegoro Review Kuliah Pembahasan tentang: Referensi: mikrokontroler (AT89S51) mikrokontroler (ATMega32A) Sumber daya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengertian Umum Sistem yang dirancang adalah sistem yang berbasiskan mikrokontroller dengan menggunakan smart card yang diaplikasikan pada Stasiun Kereta Api sebagai tanda

Lebih terperinci

BAB III STUDI KOMPONEN. tugas akhir ini, termasuk fungsi beserta alasan dalam pemilihan komponen. 2. Sudah memiliki Kecepatan kerja yang cepat

BAB III STUDI KOMPONEN. tugas akhir ini, termasuk fungsi beserta alasan dalam pemilihan komponen. 2. Sudah memiliki Kecepatan kerja yang cepat BAB III STUDI KOMPONEN Bab ini menjelaskan mengenai komponen apa saja yang digunakan dalam tugas akhir ini, termasuk fungsi beserta alasan dalam pemilihan komponen. 3.1 Mikrokontroler Perancangan sistem

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK 4.1 Pengukuran Alat Pengukuran dilakukan untuk melihat apakah rangkaian dalam sistem yang diukur sesuai dengan spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 PERANCANGAN UMUM SISTEM Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari system pengukuran tangki air yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan apa saja

Lebih terperinci

BAB III MIKROKONTROLER

BAB III MIKROKONTROLER BAB III MIKROKONTROLER Mikrokontroler merupakan sebuah sistem yang seluruh atau sebagian besar elemennya dikemas dalam satu chip IC, sehingga sering disebut single chip microcomputer. Mikrokontroler merupakan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan sistem dan realisasi perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang mendukung alat secara keseluruhan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi PLC menurut National Electrical Manufacturing Association (NEMA)

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi PLC menurut National Electrical Manufacturing Association (NEMA) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Programmable Logic Controller (PLC) Definisi PLC menurut National Electrical Manufacturing Association (NEMA) adalah perangkat elektronik digital yang memakai programmable memory

Lebih terperinci

Tabel Perbandingan ROM dan RAM pada beberapa seri ATMEL

Tabel Perbandingan ROM dan RAM pada beberapa seri ATMEL Pendahuluan Mikroprosessor 8051 (Struktur dan Organisasi Memori, SFR ) Tabel Perbandingan ROM dan RAM pada beberapa seri ATMEL A. Organisasi Memori Mikroprosesor 8051 Pada mikrokontroler keluarga MCS51

Lebih terperinci

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika TAKARIR AC (Alternating Current) Adalah sistem arus listrik. Sistem AC adalah cara bekerjanya arus bolakbalik. Dimana arus yang berskala dengan harga rata-rata selama satu periode atau satu masa kerjanya

Lebih terperinci

ALAT PEMANTAU SUHU RUANGAN MELALUI WEB BERBASISKAN MIKROKONTROLER AT89S51. Robby Candra

ALAT PEMANTAU SUHU RUANGAN MELALUI WEB BERBASISKAN MIKROKONTROLER AT89S51. Robby Candra Proceeding, Seminar Ilmiah Nasional Komputer dan Sistem Intelijen (KOMMIT 2006) Auditorium Universitas Gunadarma, Depok, 23-24 Agustus 2006 ISSN : 1411-6286 ALAT PEMANTAU SUHU RUANGAN MELALUI WEB BERBASISKAN

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di BAB III TEORI PENUNJANG 3.1. Microcontroller ATmega8 Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti proccesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING. HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN. HALAMAN MOTTO.. ABSTRAKSI... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING. HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN. HALAMAN MOTTO.. ABSTRAKSI... DAFTAR ISI... Xii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. i HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING. ii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... iii HALAMAN PERSEMBAHAN. iv HALAMAN MOTTO.. v KATA PENGANTAR vii ABSTRAKSI..... viii DAFTAR ISI.... x DAFTAR

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini membahas tentang perancangan sistem yang mencakup perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras ini meliputi sensor

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3. 1 Perencanaan Rangkaian Dalam menyelesaikan modul dan karya tulis ilmiah ini, untuk membantu mempermudah penulis melakukan beberapa langkah perencanaan sehingga diperoleh hasil

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA BAB IV PENGUJIAN AN ANALISA ATA Pada bab ini akan dibahas tentang pengujian dan pengoperasian Sistem Pendeteksi Kebocoran Gas pada Rumah Berbasis Layanan Pesan Singkat yang telah selesai dirancang. Pengujian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Perancangan alat pada tugas akhir ini meliputi pemilihan komponen dan perhitungannya serta memilih rangkaian yang tepat dalam merancang dan membuat alat yang telah di rencanakan.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga

BAB III PERANCANGAN SISTEM. sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Blok Diagram Sistem Untuk dapat membandingkan LM35DZ dengan DS18B20 digunakan sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga perbandinganya dapat lebih

Lebih terperinci

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55 ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55 A. Pendahuluan Mikrokontroler merupakan lompatan teknologi mikroprosesor dan mikrokomputer. Mikrokontroler diciptakan tidak semata-mata hanya memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem pada timbangan digital sebagai penentuan pengangkatan beban oleh lengan robot berbasiskan sensor tekanan (Strain Gauge) dibagi menjadi dua bagian yaitu perancangan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 57 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Blok Diagram Sistem Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem Fungsi dari masing-masing blok yang terdapat pada gambar 3.1 adalah sebagai berikut : Mikrokontroler AT89S52 Berfungsi

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PENGENDALIAN LEVEL AIR DAN SUHU MENGGUNAKAN DTMF BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PENGENDALIAN LEVEL AIR DAN SUHU MENGGUNAKAN DTMF BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PENGENDALIAN LEVEL AIR DAN SUHU MENGGUNAKAN DTMF BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 Laporan Tugas Akhir Ditulis Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Diploma

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan 41 BAB III PERANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan perancangan rangkaian elektronik,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS SISTEM. diharapkan dengan membandingkan hasil pengukuran dengan analisis. Selain itu,

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS SISTEM. diharapkan dengan membandingkan hasil pengukuran dengan analisis. Selain itu, BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS SISTEM Pengukuran dilakukan untuk mengetahui apakah sistem beroperasi dengan baik, juga untuk menunjukkan bahwa sistem tersebut sesuai dengan yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS 3.1. Pendahuluan Perangkat pengolah sinyal yang dikembangkan pada tugas sarjana ini dirancang dengan tiga kanal masukan. Pada perangkat pengolah sinyal

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C.

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C. BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.

Lebih terperinci

= t t... (1) HASIL DAN PEMBAHASAN

= t t... (1) HASIL DAN PEMBAHASAN 10 bertujuan untuk melihat lama pengiriman data dari klien (perumahan) hingga ke pos pemantauan. Waktu respon sistem dihitung dengan menggunakan fungsi sebagai berikut: t respon = t t... (1) server klien

Lebih terperinci

No Output LM 35 (Volt) Termometer Analog ( 0 C) Error ( 0 C) 1 0, , ,27 26,5 0,5 4 0,28 27,5 0,5 5 0, ,

No Output LM 35 (Volt) Termometer Analog ( 0 C) Error ( 0 C) 1 0, , ,27 26,5 0,5 4 0,28 27,5 0,5 5 0, , 56 Tabel 4.1 Hasil Perbandingan Antara Output LM 35 dengan Termometer No Output LM 35 (Volt) Termometer Analog ( 0 C) Error ( 0 C) 1 0,25 25 0 2 0,26 26 0 3 0,27 26,5 0,5 4 0,28 27,5 0,5 5 0,29 28 1 6

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, banyak terjadi kecelakaan didunia pertransportasian. Salah satunya dalam industri perkeretaapian. Salah satu penyebab banyaknya kecelakaan adalah disebabkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015, III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015, pembuatan alat dan pengambilan data dilaksanakan di Laboratorium

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2014.

III. METODE PENELITIAN. Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2014. III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2014. 3.2 Alat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Minimum AVR USB Sistem minimum ATMega 8535 yang didesain sesederhana mungkin yang memudahkan dalam belajar mikrokontroller AVR tipe 8535, dilengkapi internal downloader

Lebih terperinci

APLIKASI PENGOLAHAN DATA DARI SENSOR-SENSOR DENGAN KELUARAN SINYAL LEMAH

APLIKASI PENGOLAHAN DATA DARI SENSOR-SENSOR DENGAN KELUARAN SINYAL LEMAH APLIKASI PENGOLAHAN DATA DARI SENSOR-SENSOR DENGAN KELUARAN SINYAL LEMAH Sensor adalah merupakan salah satu komponen penting sebagai pengindera dari sistem. Bagian ini akan mengubah hal-hal yang dideteksi

Lebih terperinci

THERMOMETER DIGITAL DENGAN MODUL DST-51, ADC-0809 DAN LCD 2X16

THERMOMETER DIGITAL DENGAN MODUL DST-51, ADC-0809 DAN LCD 2X16 THERMOMETER DIGITAL DENGAN MODUL DST-51, ADC-0809 DAN LCD 2X16 LCD 2x16 Modul DST-51 Modul ADC-0809 Amplifier LM35 Gambar 1 Blok Diagram Sistem Aplikasi thermometer digital dilakukan dengan melakukan konversi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem. 2. Modul pemanas dan pengendali pemanas

BAB III PERANCANGAN. bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem. 2. Modul pemanas dan pengendali pemanas BAB III PERANCANGAN 3.1. Gambaran Umum Sistem Sistem yang akan dirancang dan direalisasikan merupakan sebuah inkubator bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem yang

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN DAN CARA KERJA ALAT

BAB III RANCANGAN DAN CARA KERJA ALAT BAB III RANCANGAN DAN CARA KERJA ALAT 3.1 Perancangan Alat 3.1.1 Blok Diagram Perancangan Alat Rancangan dan cara kerja alat secara blok diagram yaitu untuk mempermudah dalam menganalisa rangkaian secara

Lebih terperinci

TERMOMETER BADAN DIGITAL OUTPUT SUARA BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA8535

TERMOMETER BADAN DIGITAL OUTPUT SUARA BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA8535 TERMOMETER BADAN DIGITAL OUTPUT SUARA BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA8535 Denny Wijanarko 1, Harik Eko Prasetyo 2 1); 2) Jurusan Teknologi Informasi, Politeknik Negeri Jember, Jember. 1email: dennywijanarko@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL

BAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL 34 BAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL Pada bab ini akan dijelaskan mengenai rancangan desain dan cara-cara kerja dari perangkat keras atau dalam hal ini adalah wattmeter

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Uraian Umum Dalam perancangan alat akses pintu keluar masuk menggunakan pin berbasis mikrokontroler AT89S52 ini, penulis mempunyai pemikiran untuk membantu mengatasi

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran Umum Perangkat keras dari proyek ini secara umum dibagi menjadi dua bagian, yaitu perangkat elektronik dan mekanik alat pendeteksi gempa.perancangan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. kondisi cuaca pada suatu daerah. Banyak hal yang sangat bergantung pada kondisi

II. TINJAUAN PUSTAKA. kondisi cuaca pada suatu daerah. Banyak hal yang sangat bergantung pada kondisi II. TINJAUAN PUSTAKA A. Temperatur dan Kelembaban Temperatur dan kelembaban merupakan aspek yang penting dalam menentukan kondisi cuaca pada suatu daerah. Banyak hal yang sangat bergantung pada kondisi

Lebih terperinci

Antarmuka LCD pada DST-AVR

Antarmuka LCD pada DST-AVR Antarmuka LCD pada DST-AVR M1632 adalah merupakan modul LCD dengan tampilan 16 x 2 baris dengan konsumsi daya yang rendah. Modul ini dilengkapi dengan mikrokontroler yang didisain khusus untuk mengendalikan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini memuat hasil pengamatan dan analisis untuk mengetahui kinerja dari rangkaian. Dari rangkaian tersebut kemudian dilakukan analisis - analisis untuk mengetahui

Lebih terperinci