intervensi keperawatan yaitu pencegahan primer, sekunder, dan tersier dalam upaya mencapai dan memelihara sistem kesehatan klien yang optimal.
|
|
- Hartono Darmali
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan suatu bentuk pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan biopsikososio dan spiritual yang komprehensif ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Pada hakekatnya keperawatan merupakan suatu ilmu, kiat dan profesi yang berorientasi pada pelayanan. Sebagai ilmu dan seni dalam aplikasinya lebih kearah ilmu terapan dengan menggunakan pengetahuan, konsep dan prinsip serta mempertimbangkan seni didalam melaksanakan asuhan keperawatan. Pada perkembangannya ilmu keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain, mengingat ilmu keperawatan merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti perkembangan zaman. Sebagai ilmu yang mulai berkembang, ilmu keperawatan banyak mendapat tekanan, diantaranya adalah adanya tuntutan kebutuhan masyarakat dan industri kesehatan yang senantiasa berkembang dimana keperawatan harus mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut, keperawatan harus selalu mengembangkan ilmunya berdasarkan pemahaman konsep model dan teori keperawatan yang sudah ada agar tidak terjadi penyimpangan didalam mengaplikasikan ilmu keperawatan, sehubungan dengan hal tersebut maka pada kesempatan ini kami mencoba untuk membahas salah satu teori konsep model yang sudah ada yaitu model keperawatan yang dikembangkan oleh Betty Neuman. Model sistem Betty Neuman memberikan perspektif keperawatan yang felsibel, holistik dan komprehensif. Model tersebut berfokus pada respon sistem klien terhadap stressor aktual maupun potensial. Model tersebut digunakan dalam
2 intervensi keperawatan yaitu pencegahan primer, sekunder, dan tersier dalam upaya mencapai dan memelihara sistem kesehatan klien yang optimal. B. Tujuan 1. Tujuan Umum Tujuan umum pembuatan makalah ini adalah mampu menganalisa model keperawatan yang dikembangkan oleh Betty Neuman dalam penerapan pelayanan asuhan keperawatan. 2. Tujuan khusus Tujuan khusus pembuatan makalah ini : a. Memahami model konseptual keperawatan menurut Betty Neuman b. Menganalisa empat konsep sentral dalam paradigma keperawatan menurut konsep model Betty Neuman c. Menganalisis kelebihan dan kelemahan teory Betty Neuman
3 BAB II TINJUAN TEORITIS MODEL KONSEPTUAL BETTY NEUMAN Pemicu: Conceptual Model and Grand Theories Keperawatan diakui sebagai suatu disiplin, karena memiliki body of knowledge yang dikembangkan melalui proses ilmiah bersifat universal dan diakui kebenarannya secara ilmiah. Suatu disiplin berkembang karena ilmu yang diaplikasikan dalam praktik. Berbagai jenis karya pakar keperawatan diklasifikasikan dalam tingkatan filosofis, conceptual models and grand theories, theories dan middle range nursing theories. A. Latar Belakang Grand Theories menurut Betty Neuman Betty Neuman lahir pada tahun 1924 dan dibesarkan di lingkungan petani di Ohio. Latar belakang kehidupan di pedesaan membantu dirinya mengembangkan rasa kasih sayang terhadap orang-orang yang membutuhkan, seperti yang dilakukan sepanjang kariernya. Ia telah menyelesaikan pendidikan dari sekolah keperawatan general hospital tahun 1947 di Akron, Ohio. Sebagai seorang perawat muda ia pergi ke Califonia dan bekerja dengan banyak peran termasuk sebagai perawat di rumah sakit, di sekolah perawat, perawat di industri dan sebagai klinikal instruktur pada universitas Medical Centre Califonia selatan (USCMC). Gelar sarjana muda di dapat pada tahun 1957 di public health dan psykologi dengan peringkat sangat baik.gelar master diperoleh pada tahun 1966 pada kesehatan mental, konsultasi kesehatan masyarakat dari Universitas California Los Angelea (UCLA). Dia mendapatkan gelar doktornya dalam klinikal psykologi dari Pacivic western University pada tahun 1985 (Neuman &Fawcett, 2002 dalam McEwen & Willis, 2007) Neuman telah menjadi pionir keperawatan yang berkaitan dengan kesehatan mental. Beliau dan Donna Aquilina, dua orang nurse
4 mengembangkan peran perawat sebagai konselor dalam community crisis center di Los Angeles. Ia telah membangun, mengajar dan memberbaiki program kesehatan mental komunitas untuk perawat setingkat post master pada UCLA. Beliau telah mengembangkan praktek dan mengajarkan secara ekplisite untuk konsultan kesehatan mental pada akhir tahun 1960 an. Pertama kali Neuman mempublikasikan modelnya selama awal tahun 1970 an. Beliau selanjutnya mendefinisikan dan menyaring berbagai aspek dari model dalam menyiapkan edisi pertamanya yaitu the Neuman System model : Application Nursing Education and Practice pada tahun Selanjutnya dikembangkan dan direvisi model yang digambarkan dalam sub bagian edisinya. ( Neuman 1989, 1995, 2002) B. Konsep Grand Theories dan Konseptual Model 1 Pengertian Menurut Fawcett, 2005 dalam McEwen & Willis, 2007, konseptual model adalah kumpulan filosofi yang berdasarkan realita dalam keperawatan dan lebih abstrak. Sedangkan grand Theories sebaliknya merupakan kumpulan dari konseptual model dan lingkupnya lebih kompleks dan luas daripada teori; lebih menjelaskan issue-issue keperawatan yang lebih luas. Grand Theories berisi konsep-konsep yang abstrak dan kurang sekali definisi operasional. 2. Model Konseptual Neuman Neuman model system didasarkan pada system teori umum dan refleksi kehidupan alami mahluk hidup (manusia) sebagai system terbuka dalam berinteraksi degan yang lainnya serta dengan lingkungan sekitarnya. Modelnya mengambil dari teori Gestalt, yang menggambarkan keseimbangan sebagai suatu proses dimana organisme (mahluk hidup) memelihara keseimbangan dan konsekuensinya adalah sehat, dengan berbagai kondisi.
5 Neuman menggambarkan bahwa penyesuaian sebagai proses dimana kepuasan dalam mahluk hidup adalah suatu kebutuhan. Banyaknya kebutuhan dan adanya gangguan keseimbangan atau stabilitas. Kemudian proses penyesuaian adalah suatu yang dinamis dan terus menerus. Seluruh kehidupan ditandai oleh adanya saling mempengaruhi antara kesimbangan dan ketidakseimbangan dalam mahluk hidup. Ketika proses stabilisasi gagal pada beberapa tingkatan, atau ketika mahluk hidup berada dalam kondisi yang tidak harmonis dalam waktu lama konsekuensinya yaitu ketidakmampuan memuaskan kebutuhan, timbulnya suatu penyakit. Ketika sakit sebagai proses kompensasi gagal, mahluk hidup dapat meninggal. Neuman telah menggunakan definisi Selye s tentang stress sebagai suatu respon non spesifik tubuh terhadap kebutuhan pada saat itu. Stress meningkatkan kebutuhan untuk menyesuaikan kembali. Kebutuhan ini tidak spesifik, itu membutuhkan adaptasi terhadap suatu masalah. Neuman mengadaptasi konsep tahapan pencegahan dari konsep model Kaplan (1964) kemudian menghubungkan tahapan pencegahan ini dalam keperawatan. Primary prevention digunakan oleh mahluk hidup sebelum itu terjadi sebagai stressor yang berhahaya. Pencegahan primer meliputi pengurangan pertemuan dari stressor atau memperkuat garis pertahanan normal klien untuk mengurangi reaksi terhadap stressor. Pencegahan sekunder dan tertier digunakan ketika klien mendapatkan stressor yang berbahya. Pencegahan sekunder berupaya untuk mengurangi efek atau kemungkinan efek dari stressor melalui early diagnosis dan pengobatan efektif terhadap gejala suatu penyakit. Neuman mendeskripsikan hal ini sebagai kekuatan garis pertahanan internal. Pencegahan tertier berusaha untuk mengurangi efek residual stressor dan mengembalikan pasien ke kondisi sehat setelah pengobatan. System model Neuman merefleksikan perawat tertarik terhadap manusia sehat dan sakit sebagai system yang holistic dan lingkungan mempengaruhi kesehatan. Klien dan perawat berpendapat stressor dan sumber-sumber adalah penting, dan klien bertindak sebagi parter perawat untuk menentukan tujuan dan
6 mengidentifikasi tindakan pencegahan yang relevan. Individu, keluarga, kelompok lain, masyarakat dan isu social semuanya merpakan system klien, dimana digambarkan sebagai gabungan interaksi fisiologi, psikologi, social cultural, perkekembangan dan variable-variabel spiritual. Konsep utama yang teridentifikasi dalam model ini seperti yang dilukiskan pada skema Neuman System Model (gambar 1-1) adalah pedekatan holistic, system terbuka (meliputi fungsi, input dan out put, feed back, negentropy, egentropy dan stbilias), lingkungan, lingkungan yang dibuat, sehat, sakit, system klien (meliputi lima variable klien, struktur dasar, garis pertahanan, garis pertahanan normal, garis pertahanan fleksibel,), stressor, tingkat reaksi, pencegahan dan intervensi dan reconstitution. Adapun maksud dari konsepkonsep utama tersebut adalah : Pendekatan Holistik, Klien sebagai suatu system dapat didefinisikan sebagai orang, keluarga, kelompok, masyarakat atau sosial issu. Klien telah digambarkan sebagai sesuatu yang utuh bagian dari interaksi dinamis. Model ini mempertimbangkan semua variable yang secara simultan mempengaruhi klien : fisiologi, psikologi, sosiokultural, perkembangan dan spiritual. Open System, elemen-elemen system tersebut secara kontinu bertukar informasi dan energi dalam suatu oragisasi yang kompleks. Stress dan reaksi terhadap stress adalah komponen dasar pada suatu system terbuka. Fungsi atau Proses, klien sebagai system bertukar energi, informasi, berbagai hal dengan lingkungannya dan menggunakan sumber energi yang didapat untuk bergerak kearah stabilitas yang utuh. Input dan Out Put, klien sebagai suatu system, input dan output adalah zat-zat, energi, informasi yang saling bertukar antara klien dan lingkungan. Feed Back, sistem out put dalam bentuk zat, energi, dan informasi memberikan sebagai feed back untuk input selanjutnya untuk memperbaiki tindakan untuk merubah, meningkatkan, atau menstabilkan system.
7 Negentropy, yaitu suatu proses pemanfaatan energi konservasi yang membantu kemajuan system kearah stabilitas atau baik Entropy, suatu proses kehabisan energi atau disorganisasi yang mengerakan sistem ke arah sakit atau kemungkinan kematian Stability, adalah suatu keinginan keadaan seimbang antara penanggulangan system dan stressor untuk memelihara tingkat kesehatan yang optimal dan integritas. Enviromen, kekuatan internal dan ekternal disekitarnya dan mempengaruhi klien setiap saat sebagai bagian dari lingkungan. Created Enviroment, maksudnya adalah suatu pengembangan yang tidak disadari oleh klien untuk mengekpresikan system secara simbolik dari keseluruhan system. Tujuannya adalah menyediakan suatu arena aman untuk system fungsi klien. Dan untuk membatasi klien dari stressor Client System, lima variable ( fisiologi, psikologi, sosiokultural, perkembangan, dan spiritual) klien dalam berinteraksi dengan lingkungan bagian dari klien sebagai system. Basic Clien Structure, Klien sebagai system terdiri dari pusat inti yang dikelilingi oleh lingkaran terpusat. Pusat diagram dari lingkaran menghadirkan factor kehidupan dasar atau sumber energi klien. Inti struktur ini terdiri dari factor kehidupan dasar yang umum untuk seluruh anggota spesies. Seperti sebagai factor bawaan atau genetic. Lines Of Resistance, Serangkaian yang merusak lingkaran disekitar struktur inti dasar disebut Garis pertahanan, lingkaran ini menyediakan sumber sumber yang membantu klien mempertahankan melawan suatu stressor. Sebagai contoh adalah respon system imun tubuh Ketika garis pertahanan efektif, klien system dapat menyusun kembali. Jika tidak efektif maka kematian dapat terjadi. Jumlah pertahanan terhadap stressor ditentukan oleh interrelationship kelima variable pada system klien.
8 Normal line defence, Garis pertahanan normal adalah suatu model diluar lingkaran padat. Hal itu menghadirkan suatu keadaan stabil untuk individu atau system. Itu dipelihara dari waktu ke waktu dan melayani sebagai suatu standar untuk mengkaji penyimpangan dari kebiasaan baik klien. Itu semua meliputi variable system dan perilaku seperti kebiasaan pola koping seseorang, gaya hidup, dan tahap perkembangan. Pelebaran dari garis normal merefleksikan suatu penigkatan keadaan sehat.pengecilan, suatu penyusutan keadaan kesehatan. Garis Pertahanan Fleksibel, garis lingkaran patah-patah terluar dinamakan garis pertahanan fleksibel. Hai ini dinamis dan dapat berubah dengan cepat dalam waktu yang singkat. Hal ini dipersepsikan sebagai penahan yang melindungi terhadap stresor dari pecahnya/ berubahnya kondisi kesehatan yang stabil yang dipresentasikan sebagai garis pertahanan normal. Hubungan antara variabel (fisiologi, psikologi, sosiokultural, perkembangan, dan spiritual) dapat mempengaruhi tingkat kemampuan individu untuk mengguanakan pertahanan garis fleksibel untuk melawan kemungkinan dari reaksi stressor seperti gangguan tidur.neuman menggambarkan pertahanan garis fleksibel sebagai mekanisme pertahanan sistem pertama. Ketika pertahana garis fleksibel meluas, hal ini akan memberikan pertahanan yang lebih besar dalam waktu yang singkat terhadap invasi stresor. Demikian sebaliknya, akan memberikan lebih sedikit pertahanan. Kesejahteraan (Wellness), Keadaan sejahtera merupakan kondisi ketika tiap bagian dari sistem klien berinteraksi secara harmoni dengan seluruh sistem. Kebutuhan sistem terpenuhi. Sakit (Illness), Sakit terjadi ketika kebutuhan tidak terpenuhi yang mengakibatkan keadaan tidak seimbang dan penurunan energi. Stressor, Sresor adalah kekuatan yang secara potensial dapat mengakibatkan gangguan pada system yang stabil. Stresor dapat berupa: Kekuatan intrapersonal yang ada pada tiap individu, seperti respon kondisional seseorang. Kekutan intrapersonal yang terjadi antara satu atau lebih individu, seperti harapan peran.
9 Kekuatan ekstrapersonal yang terjadi diluar individu, seperti keadaan financial. Tingkat reaksi, Tingkat reaksi merupakan jumlah energi yang diperlukan oleh klien untuk menyesuaikan terhadap stressor. Pencegahan sebagai intervensi, Intervensi adalah tindakan yang bertujuan untuk membantu klien menahan, mencapai, atau mempertahankan stabilitas system. Intervensi dapat terjadi sebelum dan sesudah garis perlindungan dan perlawanan yang dilakukan pasa fase reaksi dan rekonstitusi. Intervensi dimulai ketika stresor dicurigai atau diidentifikasi. Intervensi didasarkan pada kemungkinan atau faktual dari tingkat reaksi, sumber daya, tujuan, dan hasil antisipasi. Neuman mengidentifikasi tiga level intervensi: (1) primer, (2) sekunder, (3) tersier. Pencegahan primer, Pencegahan primer dilakukan ketika stresor dicurigai atau diidentifikasi. Reaksi belum terjadi tetapi tingkat resiko diketahui. Neuman menyatakan sebagai berikut: Pelaku atau pengintervensi akan berusaha untuk mengurangi kemungkinan pertemuan individu dengan stresor, atau dengan kata lain usaha untuk memperkuat seseorang bertemu dengan stresor, atau menguatkan garis pertahanan fleksibel untuk menurunkan kemungkinan reaksi. Pencegahan sekunder, Pencegahan sekunder meliputi intervensi atau tretmen awal sesudah gejala dari stress telah terjadi. Sumber daya internal dan eksternal digunakan agar sistem stabil dengan menguatkan garis internal resistensi, mengurangi reaksi, dan meningkatkan faktor resistensi. Pencegahan tersier, Pencegahan tersier terjadi sesudah tretmen aktif atau pencegahan sekunder. Pencegahan ini difokuskan pada penyesuaian kearah kestabila sistem yang optimal. Tujuan utamanya yaitu meningkatkan resistensi terhadap stresor untuk membantu mencegah terjadinya kembali reaksi atau regresi. Proses ini mendorong untuk kembali pada tipe siklus ke pencegahan primer. Sebagai contoh akan dihidarinya suatu stressor yang telah diketahui akan membahayakan klien.
10 Rekosnstitusi, Rekosnstitusi terjadi mengikuti tretmen reaksi stressor. Hal ini menggambarkan kembalinya sistem stabil dimana tingkat kesejahteraannya lebih tinggi atau lebih rendah dari sebelumnya untuk melawan stresor. Hal ini mencakup faktor interpersonal, intrapersonal, ekstrapersonal, dan lingkungan yang berhubungan dengan variabel sistem klien (fisiologi, psikologi, sosiokultural, perkembangan, dan spiritual). C. Empat Komponen Sentral Dalam Paradigma Keperawatan Menurut Teori Betty Neuman 1. Manusia Manusia sebagai klien atau sistem klien, Model sistem Neuman menyatakan konsep klien sebagai sistem yang dapat berupa individu, keluarga, kelompok, komunitas, atau kelompok sosial tertetu. Sistem klien adalah gabungan hubungan yang dinamik antara faktor fisiologi, psikologi, sosiokultural, perkembangan, dan spiritual. Sistem klien digambarkan sebagai perubahan atau pergerakan konstan yang hidup sebagai system terbuka dalam hubungan timbal balik dengan lingkungan. 2. Kesehatan Neuman mempertimbangkan kerjanya sebagai model sejahtera. Dia memandang kesehatan sebagai kondisi yang terus menerus dari sehat menuju sakit yang secara alamiah dinamis dan secara konstan seseorang berubah untuk mencapai kondisi sehat yang optimal atau stabil yang diindikasikan seluruh kebutuhan sistem terpenuhi. Menurunnya kondisi sehat merupakan akibat dari tidak terpenuhi kebutuhan sistem. Klien berada dalam kondisi dinamis baik sehat atau sakit dalam beberapa tahap yang diberikan pada waktu itu. 3. Keperawatan Neuman menyatakan bahwa keperawatan adalah memperhatikan semua aspek manusia. Dia juga menggambarkan bahwa keperawatan adalah profesi yang unik yang memperhatikan semua variabel yang mempengaruhi respon individu terhadap stres. Persepsi perawat mempengaruhi terhadap pelayanan
11 yang diberikan sehingga Neuman menyatakan bahwa persepsi antara pemberi pelayanan dan pasien harus dikaji. Dia mengembangkan instrumen pengkajian dan intervensi untuk membantu melakukan tugas tersebut. 4. Lingkungan Lingkungan dan manusia diidentifikasi sebagai dasar fenomena dari model sistem Neuman, bahwa hubungan manusia dengan lingkungan adalah hubungan yang timbal balik. Lingkungan didefinisikan sebagai semua faktor internal dan eksternal yang berada disekeliling manusia dan berinteraksi dengan manusia dan klien. Stresor (intrapersonal, interpersonal, dan ekstrapersonal) adalah signifikan terhadap konsep lingkungan dan digambarkan sebagai kekuatan lingkungan yang berinteraksi dengan dan secara potensial dapat mengubah stabilitas sistem. Neuman mengidentifikasi tiga lingkungan yang relevan sebagai berikut: (1) internal, (2) eksternal, (3) lingkungan yang diciptakan. Lingkungan internal adalah intrapersonal dengan semua interaksinya yang terjadi pada klien. Lingkungan eksternal adalah interpersonal atau ekstrapersonal dengan semua interaksinya yang terjadi di luar klien. Lingkungan yang diciptakan adalah perkembangan tidak sadar dan digunakan klien untuk membantu mekanisme pertahanan. Hal ini merupakan komponen utama pada intrapersonal. Lingkungan yang diciptakan adalah kondisi dinamis yang diatur atau memobilisasi variabel-variabel sistem untuk menciptakan efek yang ditentukan sehingga dapat membantu klien mengatasi stresor lingkungan yang mengancam dengan melakukan perubahan pada diri sendiri atau situasi. Contohnya respon menolak (variabel fisiologi), dan semangat untuk survife pada siklus kehidupan (variabel perkembangan). Lingkungan yang diciptakan secara terus menerus mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perubahan oleh kedaan sehat yang dipersepsikan klien. D. Dasar Asumsi Sistem Model Neuman (Tomey, 2006 )
12 1. Klien sebagai individu atau kelompuk merupakan system yang unik, setiap sistem adalah gabungan dari faktor-faktor yang umum diketahui, atau karakteristi normal 2. Keberadaan stressor baik yang diketahui maupun tidak, masing-masing memiliki potensi untuk merusak tingkat stabilitas klien atau garis pertahanan normal klien. Pada dasarnya hubungan antara klien dengan variabel-variabel : fsiologis, psikologis, sosiokulturan, perkembangan dan siritual kadang-kadang mempengari tingkat kemampuan klien untuk melindungi dalam berespon terhadap stress. 3. Setiap individu atau klien system telah ditingkatkan respon rentang normalnya terhadap lingkungan yang telah ditunjuk sebagai garis normal petahanan atau stabilitas kondisi sehatnya. 4. Perlindungan diri muncul sasat menghadapi stressor. 5. Klien sebagai bagian dari status kesehatan atau kesakitan sebagai komposisi dinamis yang dipengaruhi fisio,psiko,sosiokultural,perkembangan dan spiritual. 6. Secara implicit factor pengetahuan sebagai dasar mekanisme perlindungan 7. Preventif primer berhubungan dengan system pengkajian, intervensi, identifikasi dalam berespon terhadap stressor. 8 Preventif sekunder meliputi gejala terhadap stressor dan pengobatan. 9. Preventif tersier berhubungan dengan pengalaman sebelumnya. 10. klien sebagai system dalam keadaan dinamis, terjadi pertukaran energi dengan lingkungan. E. Variabel dan kesehatan 1. Analisa data 2. Menegakan diagnosa keperawatan 3. Proritas Tujuan. F. Diagnosa keperawatan
13 1. Menetapkan data dasar yang meliputi pertimbangan secara simultan interaksi dinamis dari variabel-variabel fisiologis, psikologis, siokultural, perkembangan dan spiritual. a. Identifikasi persepsi klien: 1. Mengkaji kondisi dan kekuatan faktor-faktor struktur dasar dan sumber daya klien. 2. Kaji karakteristik garis fleksibel dan garis normal pertahanan, tingkat 3. Kaji faktor internal dan eksternal misalnya : )a Identifikasi dan evaluasi stressor yang mengancam )b Identifikasi stressor yang mengancam stabilisasi sistem klien (kehilangan, kelebihan, perubahan dan intoleransi).b Identifikasi, klarifikasi, evaluasi stressor aktual dan potensial faktor yang berhubungan dengan variabel c.c Kaji pengaruh lingkungan : 1) Persepsi klien terhadap stressor 2) Identifikasi thdp masalah perubahan hidup 3) Identifikasi dalam mengatasi masalah 4) Identifikasi klien dalam mengatasi masalah 5) Evaluasi masalah masa lalu, selama ini, dan yang akan datang 6) Identifikasi dan evaluasi gangguan aktual dan potensial yang mengancam 2. Identifikasi persepsi terhadap petugas kesehatan. 3. Bandingkan persepsi terhadap petugas kesehatan a. persamaan dan perbedaan persepsi b Kesadaran akan fasilitas kesehatan c. Mengatasi perbedaan G. Tujuan keperawatan 1. Negosiasi perubahan klien dan kelompok
14 2. Negosiasi preventif sebagai intervensi Respon klien dan kelompok. H. Outcome keperawatan 1 Implementasi intervensi a. Prinsip yang utama (Invasi stressor, dukung koping positif, dll) b. Preventif sekunder : (Perlindungan dasar, Dukung faktor positif dalam meningkatkan status jari) c. Preventif Tersier : (Mencapai status kesehatan yang tinggi, dukung untuk mencapai tujuan, Koordinasi dan intregasikan sumber layanan kesehatan) Evaluasi hasil : Konfirmasikan hasil yang dicapai, reformasi tujuan
15 BAB III KONSEP INTI MODEL BETTY NEWMAN A. KONSEP DASAR
16 Konsep utama yang terdapat pada model Neuman, meliputi: stresor, garis pertahanan dan perlawanan, tingkatan pencegahan, lima variabel sistem klien, struktur dasar, intervensi dan rekonstitusi (Fitzpatrick & Whall, 1989). Berikut ini akan diuraikan tentang masing-masing veriabel : 1. Stressor Stressor adalah kekuatan lingkungan yang menghasilkan ketegangan dan berpotensial untuk menyebabkan sistem tidak stabil. Neuman mengklasifikasi stressor sebagai berikut a. Stressor intrapersonal : terjadi dalam diri individu/keluarga dan berhubungan dengan lingkungan internal. Misalnya : respons autoimmun b. Stressor interpersonal : yang terjadi pada satu individu/keluarga atau lebih yang memiliki pengaruh pada sistem. Misalnya : ekspektasi peran c. Stressor ekstrapersonal : juga terjadi diluar lingkup sistem atau individu/keluarga tetapi lebih jauh jaraknya dari sistem dari pada stressor interpersonal. Misalnya : sosial politik. 2. Garis pertahanan dan perlawanan Garis pertahanan menurut Neuman s terdiri dari garis pertahanan normal dan garis pertahanan fleksibel. Garis pertahanan normal merupakan lingkaran utuh yang mencerminkan suatu keadaan stabil untuk individu, sistem atau kondisi yang menyertai pengaturan karena adanya stressor
17 yang disebut wellness normal dan digunakan sebagai dasar untuk menentukan adanya deviasi dari keadaan wellness untuk sistem klien. Selain itu ada berbagai stressor yang dapat menginvasi garis pertahanan normal jika garis pertahanan fleksibelnya tidak dapat melindungi secara adekuat. Jika itu terjadi. maka sistem klien akan bereaksi dengan menampakan adanya gejala ketidakstabilan atau sakit dan akan mengurangi kemampuan sistem untuk mengatasi stressor tambahan. Garis pertahanan normal ini terbentuk dari beberapa variabel dan perilaku seperti pola koping individu, gaya hidup dan tahap perkembangan. Garis pertahanan normal ini merupakan bagian dari garis pertahanan fleksibel. Garis pertahanan fleksibel berperan memberikan respon awal atau perlindungan pada sistem dari stressor. Garis ini bisa menjauh atau mendekat pada garis pertahanan normal. Bila jarak antara garis pertahanan meningkat maka tingkat proteksipun meningkat. Oleh sebab itu untuk mempertahankan keadaan stabil dari sistem klien, maka perlu melindungi garis pertahanan normal dan bertindak sebagai buffer. Kondisi ini bersifat dinamis dan dapat berubah dalam waktu relatif singkat. Disamping itu hubungan dari berbagai variabel (fisiologi, psikologis, sosiokultur, perkembangan dan spiritual) dapat mempengaruhi tingkat penggunaan garis pertahanan diri fleksibel terhadap berbagai reaksi terhadap stressor.
18 Sedangkan garis perlawanan menurut Neuman s merupakan serangkaian lingkaran putus-putus yang mengelilingi struktur dasar. Artinya garis resisten ini melindungi struktur dasar dan akan teraktivasi jika ada invasi dari stressor lingkungan melalui garis normal pertahanan (normal line of defense). Misalnya mekanisme sistem immun tubuh. Jika lines of resistance efektif dalam merespon stressor tersebut, maka sistem depan berkonstitusi, jika tidak efektif maka energi berkurang dan bisa timbul kematian. 3. Tingkatan pencegahan Tingkatan pencegahan ini membantu memelihara keseimbangan yang terdiri dari pencegahan primer, sekunder dan tersier. a. Pencegahan primer : terjadi sebelum sistem bereaksi terhadap stressor, meliputi : promosi kesehatan dan mempertahankan kesehatan. Pencegahan primer mengutamakan pada penguatan flexible lines of defense dengan cara mencegah stress dan mengurangi faktor-faktor resiko. Intervensi dilakukan jika resiko atau masalah sudah diidentifikasi tapi sebelum reaksi terjadi. Strateginya mencakup : immunisasi, pendidikan kesehatan, olah raga dan perubahan gaya hidup. b. Pencegahan sekunder. Meliputi berbagai tindakan yang dimulai setelah
19 ada gejala dari stressor. Pencegahan sekunder mengutamakan pada penguatan internal lines of resistance, mengurangi reaksi dan meningkatkan faktor-faktor resisten sehingga melindungi struktur dasar melalui tindakan-tindakan yang tepat sesuai gejala. Tujuannya adalah untuk memperoleh kestabilan sistem secara optimal dan memelihara energi. Jika pencegahan sekunder tidak berhasil dan rekonstitusi tidak terjadi maka struktur dasar tidak dapat mendukung sistem dan intervensiintervensinya sehingga bisa menyebabkan kematian. c. Pencegahan Tersier Dilakukan setelah sistem ditangani dengan strategi-strategi pencegahan sekunder. Pencegahan tersier difokuskan pada perbaikan kembali ke arah stabilitas sistem klien secara optimal. Tujuan utamanya adalah untuk memperkuat resistansi terhadap stressor untuk mencegah reaksi timbul kembali atau regresi, sehingga dapat mempertahankan energi. Pencegahan tersier cenderung untuk kembali pada pencegahan primer. 4. Sistem klien Model Sistem Neuman merupakan suatu pendekatan sistem yang terbuka dan dinamis terhadap klien yang dikembangkan untuk memberikan suatu kesatuan fokus definisi masalah keperawatan dan pemahaman terbaik dari
20 interaksi klien dengan lingkungannya. Elemen-elemen yang ada dalam sistem terbuka mengalami pertukaran energi informasi dalam organisasi kompleksnya. Stress dan reaksi terhadap stres merupakan komponen dasar dari sistem terbuka. Klien sebagai sistem bisa individu, keluarga, kelompok, komunitas atau sosial issue (Tomey & Alligood, 1998). Klien sebagai suatu sistem memberikan arti bahwa adanya keterkaitan antar aspek yang terdapat dalam sistem tersebut. Kesehatan klien akan dipengaruhi oleh keluarganya, kelompoknya, komunitasnya, bahkan lingkungan sosialnya. Neuman meyakini bahwa klien adalah sebagai suatu sistem, memiliki lima variabel yang membentuk sistem klien yaitu fisik, psikologis, sosiokultur, perkembangan dan spiritual. Selanjutnya juga dijelaskan oleh Neuman bahwa klien merupakan cerminan secara wholistik dan multidimensional (Fawcett, 2005). Dimana secara wholistik klien dipandang sebagai keseluruhan yang bagian-bagiannya berada dalam suatu interaksi dinamis. Pernyataan tersebut membuktikan bahwa setiap orang itu akan memiliki keunikan masing-masing dalam mempersepsikan dan menanggapi suatu peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari- hari. Perubahan istilah dari Holistik menjadi Wholistik untuk meningkatkan pemahaman terhadap orang secara keseluruhan.
21 Disamping itu klien atau sistem dapat menangani stressor dengan baik, sehingga sakit atau kematian.tan atau stabilitasasi system. perubazhan dapat mempertahankan kesehatan secara adekuat. Keseimbangan fungsional atau harmonis menjaga keutuhan integritas sistem. Apabila bagian-bagian dari klien berinteraksi secara harmonis, maka akan terwujud jika kebutuhan-kebutuhan sistem telah terpenuhi. Namun apabila terjadi ketidakharmonisan diantara bagian-bagian dari system, hal ini disebabkan karena adanya kebutuhan yang tidak terpenuhi. 5. Struktur dasar Struktur dasar berisi seluruh variable untuk mempertahankan hidup dasar yang biasa terdapat pada manusia sesuai karakteristik individu yang unik. Variabel-variabel tersebut yaitu variabel sistem, genetik, dan kekuatan/kelemahan bagian-bagian sistem. 6. Intervensi Merupakan tindakan-tindakan yang membantu untuk memperoleh, meningkatkan dan memelihara sistem keseimbangan, terdiri dari pencegahan primer, sekunder dan tertier.
22 7. Rekonstitusi Neuman (1995) mendefinisikan rekonstitusi sebagai peningkatan energi yang terjadi berkaitan dengan tingkat reaksi terhadap stressor. Rekonstitusi dapat dimulai menyertai tindakan terhadap invasi stressor..rekonstitusi adalah suatu adaptasi terhadap stressor dalam lingkungan internal dan eksternal. Rekonstitusi bisa memperluas normal line defense ke tingkat sebelumnya, menstabilkan sistem pada tingkat yang lebih rendah, dan mengembalikannya pada tingkat semula sebelum sakit. Yang termasuk rekonstitusi adalah faktor-faktor interpersonal, intrapersonal, ekstrapersonal dan lingkungan yang berkaitan dengan variabel fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual. Model Sistem Neuman ini sangat sesuai untuk diterapkan pada pengkajian di masyarakat, karena pendekatan yang dipergunakan adalah pada komunitas sebagai sistem klien. B. Asumsi Dasar Betty Newman 1. Manusia merupakan individu unik yang memiliki rentang respon normal. 2. Ada beberapa tipe stressor yang dapat mengganggu keseimbangan individu ( normal line of defence). Sifat dasar stressor dapat memiliki efek yang luas terhadap manusia yang mungkin dapat mengganggu garis keseimbangan fleksibel.
23 3. Manusia dapat berada pada rentang respon normal tergantung dari garis pertahanan normal. 4. Garis pertahanan fleksibel adalah sebuah system reaksi yang dapat digunakan sebagai perlawanan seseorang terhadap stressor.ketika garis pertahanan fleksibel tidak dapat melindungi dari perlawanan stressor maka stressor akan mengganggu keseimbangan seseorang. 5. Beberapa individu memiliki garis internal resisten yang dapat mempertahankan keseimbangan dan dapat mengembalikan individu tersebut ke garis normal. 6. Sehat atau sakit adalah komposisi yang dinamis dan saling berhubungan antara individu baik fisiologis,psikologis,sosiokultural dan status perkembangan. 7. Pencegahan primer adalah suatu usaha untuk mengidentifikasi dan menghilangkan factor resiko yang berhubungan dengan stressor. 8. Pencegahan sekunder berhubungan dengan gejala dan strategi intervensinya 9. Pencegahan tertier berhubungan dengan adaptasi sebagai proses rekonstruksi C. PENERAPAN TEORI PADA PRAKTEK KEPERAWATAN
24 Model Neuman memberikan panduan pada tahap pengkajian bagi perawat. Pengkajian tersebut di fokuskan pada pengkajian garis pertahanan normal/mekanisme koping (neal, 1981). Perawat dapat mengkaji factor resistensi internal individu, menurut Neal, 1981 kualitas keseimbangan individu tergantung dari pertahanan diri terhadap stressor.model ini juga dapat diaplikasikan pada praktek keperawatan jiwa (Beitler,Tkachuck,Aamodt, 1980). Hasil diskusi yang didapatkan adalah stressor dapat diatasi pada tahap primer,sekunder dan tertier. Dalam diskusi mereka tahap pencegahan primer dapat dilakukan perawat dengan memberikan promosi tentang penerimaan kehidupan sebagai suatu cara untuk mencegah terjadinya frustasi. Pada tahap sekunder perawat dapat berusaha untuk memberikan bantuan kepada pasien untuk mengekspresikan perasaannya.pada tahap tertier perawat mengusahakan dengan memberikan support lingkungan terhadap pasien dengan krisis. Model system dari Neuman juga sering digunakan dalam perawatan kesehatan masyarakat di Amerika dan Kanada karena luas dan struktur terbuka cocok untuk individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Model ditunjang oleh banyak teori dan mempunyai tujuan yang bermanfaat (tool) pada perawatan kesehatan masyarakat untuk mengorganisasikan data dan bimbingan praktek. Perawat kesehatan masyarakat menekankan pada peningkatan kesehatan dan memperbaiki kesehatan pada kelompok yang luas menghimpun individu (aggregates=mengumpulkan), berbeda dengan dibutuhkan sendiri (solely) yang difokuskan kepada kesehatan individu. (Beddome,1989). Model system dari Neuman didasarkan pada system teori yang memungkinkan perawat kesehatan
25 menjelaskan paradigm perawatan dalam istilah-istilah yang berlaku pada masyarakat ialah individu, keluarga, kelompok atau masyarakat dapat sebagai target pelayanan. Lingkungan didefinisikan sebagai semua keadaaan internal dan eksternal atau pengaruh yang berdampak kepada masyarakat. Faktor negative biasanya merujuk sebagai stressors. Penekanan kepada dinamika interaksi antara masyarakat dan lingkungan seperti pada gestalt theory (Neuman, 1989). Kesehatan untuk masyarakat adalah suatu nilai nilai yang optimal atau tingkat yang stabil.bila system dalam masyarakat menyebabkan lebih bersemangat (energy) dari biasanya, maka status kesehatan bergerak kedepan negentropy (kesehatan yang ideal). Bila energy berlebihan digunakan dari produksi, maka masyarakat bergerak kepada entropy atau mati (Neuman, 1989 hal 33). Berdasarkan dari teori tersebut teori model Betty Neuman ini dapat diterapkan di Indonesia pada keperawatan komunitas dan keperawatan jiwa,hal ini didukung dengan penelitian dan penerapan lebih lanjut. Penerapan teori model Neuman adalah pada garis pertahanan diri pada komunitas yang meliputi garis perthanan fleksibel, yaitu ketersediaan dana, pelayanan kesehatan, iklim dan pekerjaan dll.garis pertahanan normal yang meliputi ketersediaan pelayanan, adanya perlindungan status nutrisi secara umum, tingkat pendapatan, rumah yang memenuhi syarat kesehatan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan.garis pertahanan resisten yang meliputi adanya ketersediaan pelayanan kesehatan, tingkat pendidikan masyarakat, transportasi, tempat rekreasi dan cakupan dari imunisasi didaerah yang ada.intervensi keperawatan diarahkan pada garis
26 pertahanan dengan penggunaan pencegahan primer,sekunder dan tertier. Dengan demikian stabilitas kesehatan klien dan keluarga dalam lingkungan akan optimal. BAB IV PEMBAHASAN Model konsep yang dikemukakan oleh Betty Neuman adalah model konsep Health Care System yaitu model konsep yang menggambarkan aktivitas
27 keperawatan yang ditujukan kepada penekanan penurunan stress dengan memperkuat garis pertahanan diri secara fleksibel atau normal maupun resisten dengan sasaran pelayanan adalah klien sebagai sistem yang dapat berupa individu, keluarga, kelompok, komunitas, atau kelompok sosial tertetu. Garis pertahanan diri pada klien sebagi sistem tersebut meliputi garis pertahanan fleksibel, melilputi hubungan antara variabel fisiologi, psikologi, sosiokultural, perkembangan dan spiritual, ketersediaan pelayanan, lingkungan yang sehat, sikap masyarakat terhadap kesehatan, ketersediaan dana pelayanan kesehatan, iklim, dan perkejaan. Garis pertahanan normal yang meliputi pola koping individu, gaya hidup dan tahap perkembangan, ketersediaan pelayanan, adanya perlindungan status nutrisi secara umum, tingkat pendapatan, rumah yang memenuhi syarat kesehatan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan. Garis pertahanan resisten lingkaran ini menyediakan sumber-sumber yang membantu klien mempertahankan melawan suatu stresor misalnya mekanisme sistem kekebalan tubuh. Intervensi keperawatan diarahkan pada garis pertahanan dengan penggunaan pencegahan primer meliputi berbagai tindakan keperawatan seperti mengidentifikasi adanya stresor, mencegah reaksi tubuh karena adanya stresor serta mendukung koping secara konstruktif. Pencegahan sekunder meliputi berbagai tindakan keperawatan yang dapat mengurangi atau menghilangkan gejala penyakit sertareaksi tubuh lainnya karena adanya stresor. Pencegahan terstier meliputi pengobatan secara rutin dan teratur serta pensegahan terhadap adanya kerusakan lebih lanjut dari komplikasi suatu penyakit. Untuk mencapai upaya pencegahan yang maksimal diperlukan adanya pendidikan dan pemeliharaan kesehatan. Betty Neuman dalam memahami konsep keperawatan ini memiliki dasar pemikiran yang terkait dengan komponen paradigma yaitu memandang manusia sebagai suatu sistem terbuka, yang selalu mencari keseimbangan dan merupakan satu kesatuan dari variabel yang utuh diantaranya fisiologis, psikologis, sosiokultural dan spiritual, juga memandang pelayanan keperawatan akan dipengaruhi lingkungan sekitar klien serta memandang sehat sebagai kondisi
28 terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan dan merupakan keseimbangan yang dinamis yang terhindar dari stressor. Secara umum fokus dari model konsep keperawatan menurut Neuman ini berfokus pada respon terhadap stressor serta faktor-faktor yang mempengaruhi proses adaptasi pada pasien. Untuk itu tidakan keperawatan yang seharusnya dilakukan menurut Neumen adalah mencegah atau mengurangi adanya reaksi tubuh akibat stresor. Upaya tersebut dapat juga dinamakan pencegahan primer, sekunder dan tersier. Analisis Kekuatan dan Kelemahan Model Konseptual Betty Neuman : A. Kekuatan 1. Kekuatan model ini terletak pada adanya pencegahan, pendidikan kesehatan dan kesejahteraan sebagaimana mengelola sehat sakit dan pendekatan interdisiplin. 2. Model keperawatan ini selama perkembangannya telah banyak diterima dan diaplikasikan oleh beberapa pakar-pakar keperawatan dandiaplikasikan pada berbagai tempat perawatan meliputi intensive care, gawat darurat, perawatan mental, perawatan anak, perawatan dewasa dan keperawatan komunitas. Kemudian peran keperawatan anastesi. 3. Model ini banyak digunakan di bidang penelitian dan pendidikan keperawatan 4. Model Neuman ini fleksibel sehingga dapat bekerja sama dengan tim kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan. 5. Neuman menggunakan diagram yang jelas, diagram ini digunakan dalam semua penjelasan tentang teori sehingga membuat teori terlihat
29 menarik. Diagram ini mempertinggi kejelasan dan menyediakan perawat dengan tantangan tantangan untuk pertimbangan 6. Tujuan mudah dicapai pada sistem yang sudah mantap dan solid dan Mekanisme sistem lebih jelas dan terarah 7. Neuman mengemukakan bahwa lingkungan sebagai kekuatan eksternal dan internal yang berada disekitar klien. Dimana lingkungan diciptakan untuk menjaga homeostasis. Lingkungan sebagai sistem terbuka yang dipengaruhi oleh stressor 8. Adanya pengakuan bahwa individu mempunyai kemampuan belajar dan berkembang 9. Tingkat adaptasi klien tinggi, dan adanya kontuinitas serta peningkatan kualitas 10. Model Neuman terus menerus dikembangkan oleh lembaga Neuman dan mendapatkan umpan balik dari seluruh dunia sehingga Model Neuman terus-menerus mengalami perbaikan. B. Kelemahan 1. Model Neuman berawal dari sintesis berbagai disiplin ilmu, tidak berdasarkan riset empiris murni keperawatan sehingga perlu teori keperawatan lain sebagai pendukung agar dapat di terapkan didalam keperawatan secara praktis.
30 2. Karena Neuman dapat digunakan oleh semua profesi kesehatan, teori ini gagal mengidentifikasi kontribusi unik perawat terhadap pelayanan kesehatan 3. Hubungan antara perawat dan klien dianggap sebagai domain keperawatan tidak teridentifikasi, dan peran dari individu sendiri kurang karena lebih banyak melibatkan sistem 4. Intervensi keperawatan berfokus pada upaya pencegahan ( primer, sekunder, tersier ), yang harus melibatkan orang banyak, penangananya multidimensional dan membutuhkan biaya yang banyak. 5. Teori Neuman menganggap manusia lebih mengandalkan kemampuan belajar, sedangkan manusia juga sebagai sistem adaptif memiliki mekanisme koping, atau dengan kata lain manusia dipandang hanya sebagai elemen dalam pelayanan.
31 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan teori Betty Neuman diatas maka dapat kita simpulkan sebagai berikut ; 1. Keperawatan klien adalah dinamis, mereka mempunyai karakteristik yang unik dan universal dan berada dalam pertukaran energi yang konstan dengan lingkungan. 2. Hubungan antara variable-variabel klien: fisiologis, psikologis, sosio kultural, perkembangan dan spiritual mempengaruhi mekanisme pertahanan klien dan menentukan respon klien. 3. Klien berada pada rentang respon yang normal terhadap lingkungan yang diperlihatkan pada keadaan baik dan sehat. 4. Stressor menyerang garis pertahanan flexible kemudian garis pertahanan normal. 5. Tindakan perawat difokuskan pada pencegahan primer, sekunder dan tersier.
32 B. Saran.1 Model Neuman sangat luas sehingga perlu terus menerus melakukan riset yang mendukung Model Neuman untuk dapat di terapkan dilapangan keperawatan yang lebih luas baik di lahan praktek, pendidikan, dan riset..2 Perlu penjelasan melalui riset keperawatan tentang peran perawat sesuai dengan Model Neuman..3 Perlu penjelasan lebih lanjut tentang hubungan antara perawat klien sehingga dalam setiap tahapan pencegahan tugas masing-masing pihak lebih jelas..4 Penerapan Model Neuman yang membutuhkan multidisiplin ilmu akan sangat komplek, sehingga keperawatan harus harus menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari disiplin ilmu lain. Hal ini dapat dilakukan pada saat keperawatan terus menerus mengembangkan keilmuan melalui penelitian yang terintegrasi.
33
34 DAFTAR PUSTAKA Hidayat AA. (2004). Pengantar konsep dasar keperawatan. Jakarta: Salemba Medika McEwen, Melanie; Wills, Evelyn. (2007). Theoretical Basis for Nursing. 2nd edition.philadelphia. Lippincot Williams & Wilkins. Pearson A., Vaughan B.(1986). Nursing Models for Practice. London : WilliamHeinemann Medical Books. Tomey Ann Marriner, Alligood M.R.(2006). Nursing Theorists and Their work. 6 Ed. USA : Mosby Inc. s_model.ht ml)
35 DAFTAR ISI Halaman BAB I PENDAHULUAN.. 1 A. Latar Belakang 1 B. Tujuan. 2 BAB II TINJAUAN TEORI 3 A. Latar Belakang Betty Neuman 3 B. Model Konseptual.. 4 C. Empat Komponen Sentral Dalam Keperawatan Menurut Betty Neuman 10 D. Dasar Asumsi Sistem Betty Neuman.. 11 E. Variabel dan Kesehatan.. 11 F. Diagnosa Keperawatan 11 BAB III KONSEP INTI MODEL BETTY NEWMAN BAB IV PEMBAHASAN. 26 BAB V PENUTUP 30 A. Kesimpulan. 30 B. Saran. 31 DAFTAR PUSTAKA.. 32
36 TUGAS SAIN KEPERAWATAN TOPIK: KONSEP MODEL BETTY NEWMAN Oleh : Jum atina MAGISTER KEPERAWAN MEDIKAL BEDAH PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA TAHUN
GRAND THEORY BETTY NEUMAN. KLP II Ayu Lestari Rasdin Suarni Tutik Agustini Mardin Paridah Lairing Andan Firmansyah
GRAND THEORY BETTY NEUMAN KLP II Ayu Lestari Rasdin Suarni Tutik Agustini Mardin Paridah Lairing Andan Firmansyah Grand teori Grand teori adalah struktur konseptual model keperawatan yang hampir abstrak,
Lebih terperinciAHMAD RIFQI NUBAIRI. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
AHMAD RIFQI NUBAIRI Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Copyright 2011 by Ahmad Rifqi Nubairi 1 Betty Neuman, RN, BSN, MSN,
Lebih terperinciKONSEP HOLISTIK DALAM KEPERAWATAN MELALUI PENDEKATAN MODEL ADAPTASI SISTER CALLISTA ROY
TINJAUAN PUSTAKA KONSEP HOLISTIK DALAM KEPERAWATAN MELALUI PENDEKATAN MODEL ADAPTASI SISTER CALLISTA ROY Salbiah* ABSTRAK Holistik merupakan salah satu konsep yang mendasari tindakan keperawatan yang meliputi
Lebih terperinci3. Model System Henderson Keperawatan menurut Henderson di deinisikan membantu individu yang sakit dan sehat dalam melaksanakan
Konsep Keperawatan Menurut Para Ahli Posted 26 January 2013 by Rahma Muti Hidayah in Uncategorized. Leave a Comment 1. Model system Dorothea Orem Model konsep menurut Dorothea Orem yang dikenal dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengelola, pendidik, dan peneliti (Asmadi, 2008). Perawat sebagai pelaksana layanan keperawatan (care provider) harus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawat merupakan tenaga kesehatan yang berinteraksi secara langsung dengan pasien, mempunyai tugas dan fungsi yang sangat penting bagi kesembuhan serta keselamatan
Lebih terperinciPEMBAHASAN Gambaran Model Konseptual Keperawatan Menurut Imogene M. King
PEMBAHASAN Gambaran Model Konseptual Keperawatan Menurut Imogene M. King Imogene M. King mengawali teori ini melalui studi literatur dalam keperawatan, ilmu-ilmu perilaku terapan, diskusi dengan beberapa
Lebih terperinciMODEL KONSEPTUAL KESEHATAN KOMUNITAS
MODEL MODEL KONSEPTUAL KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS Oleh : Makhfudli Bagian Keperawatan Komunitas Program Studi S1 Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya 03 April 2009
Lebih terperinci1. Bab II Landasan Teori
1. Bab II Landasan Teori 1.1. Teori Terkait 1.1.1. Definisi kecemasan Kecemasan atau dalam Bahasa Inggrisnya anxiety berasal dari Bahasa Latin angustus yang berarti kaku, dan ango, anci yang berarti mencekik.
Lebih terperinciSEJARAH KEPERAWATAN KOMUNITAS & KONSEP MODEL KEPERAWATAN KOMUNITAS
SEJARAH KEPERAWATAN KOMUNITAS & KONSEP MODEL KEPERAWATAN KOMUNITAS Elfrida Nainggolan, SKM SEJARAH CHN Early Home care Nursing (Before mid- 1800s) District Nursing (Mid-1800s to 1900) Visiting nurse William
Lebih terperinciBy. Rahmad Gurusinga,S.Kep,Ns.,M.Kep.-
By. Rahmad Gurusinga,S.Kep,Ns.,M.Kep.- PENGERTIAN ISTILAH PHN (Publik Health Nursing) dikemukakan oleh Ruth B. Freeman pada tahun 1961 dalam bukunya Public Health Nursing Practice Pada tahun 1981 Freeman
Lebih terperinciKonsep dan Teori Keperawatan menurut para ahli
Konsep dan Teori Keperawatan menurut para ahli Konsep dan teori dalam keperawatan. Teori keperawatan pada dasarnya terdiri atas empat konsep yang berpengaruh dan menentukan kualitas praktik keperawatan
Lebih terperinciFILOSOFI, KONSEP HOLISTIK & PROSES KEPERAWATAN KEGAWATAN & KEKRITISAN Oleh: Sri Setiyarini, SKp.
FILOSOFI, KONSEP HOLISTIK & PROSES KEPERAWATAN KEGAWATAN & KEKRITISAN Oleh: Sri Setiyarini, SKp. Definisi Keperawatan Dawat Darurat: Pelayanan profesional yg didasarkan pada ilmu kqperawatan gawat darurat
Lebih terperinciPENGANTAR MANAJEMEN KEPERAWATAN. Sumijatun
PENGANTAR MANAJEMEN KEPERAWATAN Sumijatun Beberapa Teori Penting yg terkait dgn Man. Keperawatan : Teori Boulding Paradigma Keperawatan Model Konseptual Keperawatan 9 teori penting dlm man kep : Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Manusia adalah mahkluk biologis, psikologis, sosial,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia adalah mahkluk biologis, psikologis, sosial, kultural, dan spiritual yang utuh dan unik, artinya yang merupakan satu kesatuan yang utuh dari aspek
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI MODEL ADAPTASI ROY
BAB II TINJAUAN TEORI MODEL ADAPTASI ROY 2.1. Sejarah Roy lahir pada tanggal 14 Oktober 1939 di Los Angeles, California. Roy menyelesaikan pendidikan Diploma Keperawatan pada tahun 1963 di Mount Saint
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep koping 1.1. Pengertian mekanisme koping Koping adalah upaya yang dilakukan oleh individu untuk mengatasi situasi yang dinilai sebagai suatu tantangan, ancaman, luka, dan
Lebih terperinciTEORI KEPERAWATAN MYRA LEVINE
TEORI KEPERAWATAN MYRA LEVINE BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Profesi keperawatan terus berkembang dan dinamis. Sejak Florence Nightingale mulai menulis catatan di atas keperawatan, teori lebih banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai keadaan sehat fisik, mental, dan sosial, bukan semata-mata keadaan tanpa penyakit atau kelemahan. Definisi
Lebih terperinciKONSEP DAN PERSPEKTIF KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
KONSEP DAN PERSPEKTIF KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 2.1 Definisi Keperawatan Medikal Bedah Keperawatan Medikal Bedah adalah pelayanan profesional yang berdasarkan pada ilmu keperawatan medikal bedah dan teknik
Lebih terperinciPARADIGMA KEPERAWATAN Oleh: Heny Suseani Pangastuti,SKp.
PARADIGMA KEPERAWATAN Oleh: Heny Suseani Pangastuti,SKp. Paradigma didefinisikan sebagai "the way we perceive the world... ". Adapun Adam smith, (1975,cit. Gaffar, 1997) mengatakan bahwa "The paradigm
Lebih terperinciDisampaikan Oleh: R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom 17 Feb 2014
Disampaikan Oleh: R. Siti Maryam, MKep, Ns.Sp.Kep.Kom 17 Feb 2014 1 Pelayanan keperawatan kesehatan di rumah merupakan sintesa dari keperawatan kesehatan komunitas dan keterampilan teknikal tertentu yang
Lebih terperinciRingkasan Teori-teori Keperawatan
Ringkasan Teori-teori Keperawatan Profesi keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks. Dalam melaksanakan prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan teori keperawatan yang sudah dimunculkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stres dialami oleh setiap orang dengan tidak mengenal jenis kelamin, usia, jabatan, kedudukan, atau status sosial ekonomi. Tanggapan dan tingkat stres dapat bervariasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI A. Keperawatan 1. Pengertian perawat Perawat (nurse) berasal dari bahasa latin yaitu kata nutrix yang berarti merawat atau memelihara. Menurut Kusnanto (2003), perawat adalah seseorang
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. tentang diagnosa, melakukan kerjasama dalam asuhan kesehatan, saling
BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengertian Kolaborasi adalah hubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kepada pasien/klien adalah dalam melakukan diskusi tentang diagnosa, melakukan
Lebih terperinciAPLIKASI TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN JEAN WATSON
APLIKASI TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN JEAN WATSON Jean Watson lahir pada tahun 1940, dia adalah Bachelor of Science dalam Keperawatan, Master of Science dalam Psychiatric / Mental Health Nursing dari University
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Praktik Kolaboratif Definisi praktik kolaboratif menurut Jones (2000) dalam Rumanti (2009) adalah proses komunikasi interprofesional dan pembuatan keputusan yang mempertimbangkan
Lebih terperinciPERENCANAAN PASIEN PULANG (DISCHARGE PLANNING) Mira Asmirajanti, SKp, MKep
PERENCANAAN PASIEN PULANG (DISCHARGE PLANNING) Mira Asmirajanti, SKp, MKep A. Pengertian Discharge Planning (Perencanaan Pasien Pulang) merupakan komponen sistem perawatan berkelanjutan, pelayanan yang
Lebih terperinciSTANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)
STANDAR PRAKTIK KEPERAWATAN INDONESIA -Tahun 2005- Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Pengurus Pusat PPNI, Sekretariat: Jl.Mandala Raya No.15 Patra Kuningan Jakarta Tlp: 62-21-8315069 Fax: 62-21-8315070
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang telah nyata terjadi maupun berpotensi untuk terjadi yang mengancam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Intensive Care Unit Intensive care unit (ICU) merupakan suatu area yang sangat spesifik dan canggih di rumah sakit dimana desain, staf, lokasi, perlengkapan dan peralatan, didedikasikan
Lebih terperinciKONSEP SEHAT SAKIT. Disampaikan Pada Perkuliahan Konsep Dasar Keperawatan II Program Studi Ilmu Keperawatan FIKES UMM Semester Ganjil 2010/2011
KONSEP SEHAT SAKIT Disampaikan Pada Perkuliahan Konsep Dasar Keperawatan II Program Studi Ilmu Keperawatan FIKES UMM Semester Ganjil 2010/2011 A. DEFINISI SEHAT MENURUT : 1. WHO ( 1947 ) - Sehat suatu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan besar. Tindakan operasi atau
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Operasi adalah tindakan pengobatan yang banyak menimbulkan kecemasan, sampai saat ini sebagian besar orang menganggap bahwa semua pembedahan yang dilakukan adalah pembedahan
Lebih terperinciMenuju Desa Siaga Sehat Jiwa
Artikel Pengabdian Masyarakat Menuju Desa Siaga Sehat Jiwa Desa Karya Mukti Kecamatan Mootilango Kabupaten Gorontalo Ns. Rhein R. Djunaid, M.Kes* dr. Zuhriana K. Yusuf, M.Kes** dr. Vivien N.A Kasim, M.Kes***
Lebih terperinciKONSEP PERAWATAN KESEHATAN JIWA
KONSEP PERAWATAN KESEHATAN JIWA Seiring dengan perubahan jaman, peran perawat kesehatan jiwa mulai muncul pada tahun 1950-an. Weiss (1947) menggambarkan beda perawatan kesehatan jiwa dengan perawatan umum
Lebih terperinciGAMBARAN PENERAPAN NEUMAN SYSTEM MODEL PADA AGREGAT LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DESA WANAJAYA WILAYAH KERJA PUSKESMAS WANARAJA KABUPATEN GARUT
GAMBARAN PENERAPAN NEUMAN SYSTEM MODEL PADA AGREGAT LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DESA WANAJAYA WILAYAH KERJA PUSKESMAS WANARAJA KABUPATEN GARUT Rahmita Nuril Amalia1, Citra Windani, M. S2 Instansi Asbtrak
Lebih terperinciPERILAKU BUDAYA KESEHATAN DAN PARADIGMA KEPERAWATAN TRANSKULTURAL OLEH : M. ASKAR, S.KEP,NS.,M.KES
PERILAKU BUDAYA KESEHATAN DAN PARADIGMA KEPERAWATAN TRANSKULTURAL OLEH : M. ASKAR, S.KEP,NS.,M.KES PERILAKU BUDAYA KESEHATAN Adat kebiasaan merupakan praktek hidup budaya Tiap suku atau daerah memiliki
Lebih terperinciKONSEP, TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN Oleh : Akhmadi.SKp.
KONSEP, TEORI DAN MODEL KEPERAWATAN Oleh : Akhmadi.SKp. Pendahuluan Setiap individu selalu berusaha untuk mencari hal-hal yang baru atau pun menyempurnakan hal yang sudah ada dan atau mereka ingin membuktikan
Lebih terperinciKONSEP DASAR KEPERAWATAN JIWA
KONSEP DASAR KEPERAWATAN JIWA MASALAH KESEHATAN JIWA DI SEKITAR KITA Stres Agresif anarkis Depresi Paranoid Bunuh diri NAPZA PENGERTIAN KESEHATAN Menurut WHO : Keadaan sejahtera secara tubuh, jiwa, & sosial
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. memegang tanggung jawab paling besar untuk perawatan pasien dalam kerangka
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kolaborasi 2.1.1 Defenisi Kolaborasi Kolaborasi adalah hubungan timbal balik dimana pemberi pelayanan memegang tanggung jawab paling besar untuk perawatan pasien dalam kerangka
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Halusinasi adalah gangguan terganggunya persepsi sensori seseorang,dimana tidak terdapat stimulus. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Pasien merasa
Lebih terperinciPencegahan Primer, Sekunder & T ersier (Sistem Neurobehavi. dr. Riska Yulinta V, MMR
Pencegahan Primer, Sekunder & T ersier (Sistem Neurobehavi or) dr. Riska Yulinta V, MMR Pengertian Neurologi neuro: syaraf logi (logos): ilmu Neurologi adalah ilmu yang mempelajari tentang syaraf dan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perawat dalam pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai tenaga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Perawat dalam pelayanan kesehatan dapat diartikan sebagai tenaga kesehatan yang sangat vital dan secara terus-menerus selama 24 jam berinteraksi dan berhubungan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. a. Gender adalah peran sosial dimana peran laki-laki dan peran. perempuan ditentukan (Suprijadi dan Siskel, 2004).
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gender 2.1.1 Defenisi a. Gender adalah peran sosial dimana peran laki-laki dan peran perempuan ditentukan (Suprijadi dan Siskel, 2004). b. Gender adalah perbedaan status dan
Lebih terperinci: Evi Karota Bukit, SKp, MNS NIP : : Kep. Jiwa & Kep. Komunitas. : Asuhan Keperawatan Jiwa - Komunitas
Nama : Evi Karota Bukit, SKp, MNS NIP : 19671215 200003 1 002 Departemen Mata Kuliah Topik : Kep. Jiwa & Kep. Komunitas : Keperawatan Komunitas : Asuhan Keperawatan Jiwa - Komunitas LAPORAN WHO (2002)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Ensiklopedi Amerika mengartikan perilaku sebagai suatu aksireaksi organism terhadap lingkungannya. Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan
Lebih terperinciTELAAH KOMPETENSI DIII KEPERAWATAN
TELAAH DIII KEPERAWATAN PARAMETER DESKRIPTOR a Mampu melakukan. dengan metode. menunjukka n hasil. dalam kondisi Unsurunsur Deskripsi Kemampuan kerja pada bidang terkait (profil) Cara kerja Tingkatan kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keperawatan sebagai bagian intergral dari pelayanan kesehatan, ikut menentukan mutu dari pelayanan kesehatan.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu keperawatan adalah suatu ilmu yang mempelajari pemenuhan kebutuhan dasar manusia mulai dari biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Pemenuhan dasar tersebut
Lebih terperincimakalah teori keperawatan
makalah teori keperawatan BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Konsep merupakan suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat diorganisir menjadi simbol - simbol yang nyata, sedangkan konsep
Lebih terperinciSTRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta )
STRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta ) Skripsi Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Fakultas Psikologi
Lebih terperinciPSIKOLOGI UMUM 2. Stress & Coping Stress
PSIKOLOGI UMUM 2 Stress & Coping Stress Pengertian Stress, Stressor & Coping Stress Istilah stress diperkenalkan oleh Selye pada tahun 1930 dalam bidang psikologi dan kedokteran. Ia mendefinisikan stress
Lebih terperinciBAB I DEFENISI. Tujuan Discharge Planning :
BAB I DEFENISI Pelayanan yang diberikan kepada pasien di unit pelayanan kesehatan rumah sakit misalnya haruslah mencakup pelayanan yang komprehensif (bio-psiko-sosial dan spiritual). Disamping itu pelayanan
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
KEPERAWATAN KOMUNITAS PSIK UNLAM BANJARBARU ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS H. Ahyar Wahyudi, S.Kep.,Ns. Community Health Nursing Pelayanan keperawatan profesional yang merupakan perpaduan antara konsep kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan yang dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini,
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi keperawatan dewasa ini adalah memenuhi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat. Menanggapi hal ini, keperawatan telah memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menyeluruh dalam menjalankan fungsi-fungsinya, karena keluarga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga menjadi unit terkecil dalam lingkup masyarakat yang memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap suatu kondisi. Dalam ruang lingkup keluarga terdapat
Lebih terperinciPRINSIP KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
PRINSIP KEBUTUHAN DASAR MANUSIA BY: BASYARIAH LUBIS, AMKeb, sst, mkes Makhluk Yang Utuh atau paduan dari unsur biologis, psikologis, sosial & Spiritual. Makhluk Biologis : Sistem organ tubuh Lahir, tumbang,
Lebih terperinciBAB Ι PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Perkembangan pelayanan kesehatan di Indonesia tidak terlepas dari sejarah
1 BAB Ι PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan pelayanan kesehatan di Indonesia tidak terlepas dari sejarah kehidupan bangsa setelah merdeka. Pelayanan kesehatan terhadap masyarakat dikembangkan sejalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengatasi tantangan hidup, dapat menerima orang lain apa adanya dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa merupakan perasaan sehat dan berbahagia mampu mengatasi tantangan hidup, dapat menerima orang lain apa adanya dan mempunyai sikap positif terhadap diri
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN
1 SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah : Ilmu Keperawatan Dasar I Kode Mata Kuliah/SKS : KEP515 Tingkat/Semester : I/I Pertemuan Ke : 1 Waktu Pertemuan : 1 x 2 Jam A. Kompetensi 1. Kompetensi Dasar : Setelah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. faktor peningkatan permasalahan kesehatan fisik dan juga masalah kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dampak perkembangan zaman dan pembangunan dewasa ini, menjadi faktor peningkatan permasalahan kesehatan fisik dan juga masalah kesehatan mental spiritual sehingga penderita
Lebih terperinciSEJ S A EJ R A AH A PROS PR E OS S E KEPER
SEJARAH PROSES KEPERAWATAN RAHMAD GURUSINGA Proses keperawatan mulai dikenal di Indonesia sekitar tahun 1980-an. Perawat yang dididik sebelum tahun tersebut pada umumnya belum mengenal proses keperawatan
Lebih terperinciKOMPETENSI PERAWAT KLINIK MEDIKAL BEDAH
KOMPETENSI PERAWAT KLINIK MEDIKAL BEDAH Penyusunan kompetensi perawat klinik didasarkan pada tiga ranah kompetensi yang mencakup : A. Praktik professional, etis, legal, dan peka budaya adalah kemampuan
Lebih terperinciMODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ANXIETAS DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL
MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL ANXIETAS DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JAKARTA A. KOMPETENSI
Lebih terperinciRia Fitriani A12/A Tingkatan teori
Ria Fitriani 131211132026 A12/A-2 1. Tingkatan teori Model promosi kesehatan Nolla J. Pender termasuk dalam middle-range theory yaitu teori yang menyeimbangkan kepesifikanya dengan konsep ekonomi secara
Lebih terperinci9/27/2014 STRES DAN ADAPTASI DEWI BARIRIET BAROROH
STRES DAN ADAPTASI DEWI BARIRIET BAROROH 1 LEARNING OUTCOMES: Mendiskusikan tentang stres, ansietas dan adaptasi beserta akibatnya terhadap kesehatan Mengidentifikasikan faktor yang mempengaruhi respon
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Chaplin,gangguan jiwa adalah ketidakmampuan menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk hidup yang lebih sempurna dibandingkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk hidup yang lebih sempurna dibandingkan dengan makhluk yang lain. Konsep tentang manusia bermacam-macam. Ada yang menyatakan bahwa manusia adalah
Lebih terperinciTEORI KEPERAWATAN IDA JEAN ORLANDO. Disusun untuk memenuhi tugas mata ajar Nursing Theory
TEORI KEPERAWATAN IDA JEAN ORLANDO Disusun untuk memenuhi tugas mata ajar Nursing Theory Oleh : KELOMPOK 1 Tatang Tri Budi. S Leli Ekasari Yuyun. R Monalisa PROGRAM MAGISTER KEPERAWATAN ANAK SEKOLAH TINGGI
Lebih terperinciMODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL KEPUTUSASAAN DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL
MODUL KEPERAWATAN JIWA I NSA : 420 MODUL KEPUTUSASAAN DISUSUN OLEH TIM KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL UNIVERSITAS ESA UNGGUL FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JAKARTA A. KOMPETENSI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan jiwa pada manusia. Menurut World Health Organisation (WHO),
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Multi krisis yang menimpa masyarakat dewasa ini merupakan salah satu pemicu yang menimbulkan stres, depresi dan berbagai gangguan kesehatan jiwa pada manusia.
Lebih terperinciDIAGNOSA DAN RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
DIAGNOSA DAN RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA A. KONSEP DIAGNOSA. Definisi Keperawatan Keluarga Diagnosis keperawatan keluarga merupakan perpanjangan diri diagnosis ke sistem keluarga dan subsistemnya
Lebih terperinciUNIVERSITAS DIPONEGORO RANCANGAN PEMBELAJARAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO RANCANGAN PEMBELAJARAN MATA AJAR TEORI KEPERAWATAN KODE MATA AJAR : KP 11012 Koordinator Mata Ajar : Dra. Setyowati, S.Kp., M.App.Sc., Ph.D PROGRAM MAGISTER ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Anak adalah individu unik yang berada dalam proses tumbuh kembang dan mempunyai kebutuhan yang spesifik (fisik, psikologis, sosial dan spiritual) yang berbeda dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Manusia adalah mahluk sosial yang terus menerus membutuhkan orang lain disekitarnya. Salah satu kebutuhannya adalah kebutuhan sosial untuk melakukan interaksi sesama
Lebih terperinciKEPERAWATAN TRANSKULTURAL LEININGER S TEORY ( IKD 1 )
KEPERAWATAN TRANSKULTURAL LEININGER S TEORY ( IKD 1 ) Teori ini di gagas pertama kali oleh madeleine Leininger yang di inspirasi oleh pengalaman dirinya sewaktu bekerja sebagai perawat spesialis anak di
Lebih terperinciSINOPSIS THESIS FENOMENA MASYARAKAT MENGATASI MASALAH DAN DAYA TAHAN DALAM MENGHADAPI STRESS. Oleh: Nia Agustiningsih
SINOPSIS THESIS FENOMENA MASYARAKAT MENGATASI MASALAH DAN DAYA TAHAN DALAM MENGHADAPI STRESS Oleh: Nia Agustiningsih BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berbagai masalah ekonomi yang terjadi menjadi salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang menjadi pintu layanan terdepan dalam. hubungan dengan masyarakat adalah di rumah sakit.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan yang menjadi pintu layanan terdepan dalam hubungan dengan masyarakat adalah di rumah sakit. Sebagai pemberian pelayanan kesehatan yang komplek, mutu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Karyawan merupakan satu-satunya aset yang tidak dapat digandakan oleh
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Karyawan merupakan satu-satunya aset yang tidak dapat digandakan oleh manusia lain karena tiap-tiap orang adalah makhluk unik yang diciptakan oleh Maha Pencipta dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pasien melalui berbagai aspek hidup yaitu biologis, psikologis, sosial dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Keperawatan secara holistik akan memandang masalah yang dihadapi pasien melalui berbagai aspek hidup yaitu biologis, psikologis, sosial dan spiritual. Masalah yang dihadapi
Lebih terperinciPARADIGMA KEPERAWATAN
PARADIGMA KEPERAWATAN Jenti Sitorus, SST PARADIGMA KEPERAWATAN The paradigmsis the way we perceive the world the paradigms explain the worlds to us on predict is behavior ( Adam Smith 1975 ) Paradigma
Lebih terperincimanusia yang holistik; kedua, bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan harus secara langsung dengan memperhatikan aspek kemanusiaan;
Falsafah dan Paradigma Keperawatan By.Rahmad Gurusinga, S.Kep.,Ns.,M.Kep Falsafah Keperawatan Merupakan pandangan dasar tentang hakekat manusia dan esensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Departemen Kesehatan (1988, dalam Effendy 1998)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dukungan Keluarga 1. Pengertian Keluarga Menurut Departemen Kesehatan (1988, dalam Effendy 1998) Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengadaptasikan keinginan-keinginan dengan kenyataan-kenyataan yang
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pada masa globalisasi saat ini dengan kehidupan modern yang semakin kompleks, manusia cenderung akan mengalami stress apabila ia tidak mampu mengadaptasikan keinginan-keinginan
Lebih terperinciMengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit. 2. PMK RI Nomor 49 Tahun 2013 Tentang Komite Keperawatan.
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT NUR HIDAYAH TENTANG SURAT PENUGASAN KLINIS (SPK) TENAGA KEPERAWATAN NOMOR:.../RSNH/SK-DIR/XII/2013 DIREKTUR RUMAH SAKIT NUR HIDAYAH Menimbang : 1. Bahwa setiap tenaga keperawatan
Lebih terperinciBAB I. padat pakar dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan di. Rumah sakit sebagai salah satu sub sistem pelayanan kesehatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, padat pakar dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan di rumah sakit menyangkut
Lebih terperinciPENERAPAN TEORI BETTY NEUMAN DALAM PENGKAJIAN LANSIA DENGAN DIABETES MELLITUS DI DESA MARGALAKSANA KECAMATAN CILAWU KABUPATEN GARUT
PENERAPAN TEORI BETTY NEUMAN DALAM PENGKAJIAN LANSIA DENGAN DIABETES MELLITUS DI DESA MARGALAKSANA KECAMATAN CILAWU KABUPATEN GARUT Iskim Luthfa *, Citra Windani, M.S. ** 1. 2. Mahasiswa Pasca Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikenali meliputi kausa pada area organobiologis, area psikoedukatif, dan area sosiokultural.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gangguan jiwa atau penyakit jiwa merupakan penyakit dengan multi kausal, suatu penyakit dengan berbagai penyebab yang sangat bervariasi. Kausa gangguan jiwa selama
Lebih terperinciMetodologi Asuhan Keperawatan
Metodologi Asuhan Keperawatan A. Pendahuluan Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah (Supartini, 2004). Hospitalisasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Hospitalisasi merupakan proses karena suatu alasan yang berencana atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi dan perawatan sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun Negara berkembang dengan cara membuat sistem layanan kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi layanan kesehatan telah lama dibicarakan, baik di Negara maju maupun Negara berkembang dengan cara membuat sistem layanan kesehatan yang semakin responsiv
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TINJAUAN TEORITIS 1. Pengertian Peran 1.1 Peran Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran dipengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi yang luas sehingga harus memiliki sumberdaya, baik modal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan suatu institusi atau organisasi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang luas dan menyeluruh, padat pakar dan padat modal. Rumah sakit melaksanakan
Lebih terperinciINTISARI. Kata Kunci : Kondisi Kerja, Beban Kerja, Tingkat Stres perawat.
HUBUNGAN ANTARA KONDISI KERJA DAN BEBAN KERJA DENGAN TINGKAT STRESS PERAWAT PELAKSANA DI RUANG ICU RSUP DR. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN Deden Iwan Setiawan INTISARI Latar Belakang : Stress adalah suatu
Lebih terperinciSISTEM PELAYANAN KESEHATAN & SISTEM RUJUKAN. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.KES
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN & SISTEM RUJUKAN Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.KES Definisi Sistem kesehatan suatu jaringan penyedia pelayanan kesehatan (supply side) & orang yang menggunakan pelayanan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menuju era globalisasi manusia disambut untuk memenuhi kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menuju era globalisasi manusia disambut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di tengah-tengah persaingan yang semakin ketat di segala kehidupan. Tidak orang semua orang
Lebih terperinciKey word: family centered nursing, community as partner, Tannahill s models, child with eating disorders ABSTRAK
Integration of Family-centered nursing, communitas as partner, and Tannahill s health promotion models: for child under five years with eating disorders : Integrasi Teori Dan Model Family-Centered Nursing,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mandiri untuk menangani kegawatan yang mengancam jiwa, sebelum dokter
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perawat yang bekerja di Instalasi Rawat Darurat dituntut untuk memiliki kecekatan, keterampilan dan kesiagaan setiap saat (Mahwidhi, 2010). Para perawat tersebut
Lebih terperinciManajemen Asuhan Keperawatan. RAHMAD GURUSINGA, Ns., M.Kep.-
Manajemen Asuhan Keperawatan RAHMAD GURUSINGA, Ns., M.Kep.- Manajemen pada proses keperawatan Pengkajian Diagnosis Perencanaan Implementasi evaluasi langkah awal dalam proses keperawatan PENGKAJIAN proses
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TELAAH PUSTAKA 1. MINAT a. Pengertian minat Menurut Purwanto (2001) minat adalah suatu fungsi jiwa untuk dapat mencapai sesuatu. Minat merupakan kekuatan dari dalam dan tampak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai lebih dari 220 juta jiwa dan jumlah dari tahun ke tahun terus
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Jumlah lansia di Indonesia 16,5 juta orang dari jumlah penduduk yang mencapai lebih dari 220 juta jiwa dan jumlah dari tahun ke tahun terus meningkat (Haryono Suyono,
Lebih terperinci