BAB I PENDAHULUAN. mencapai lebih dari 220 juta jiwa dan jumlah dari tahun ke tahun terus

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Jumlah lansia di Indonesia 16,5 juta orang dari jumlah penduduk yang mencapai lebih dari 220 juta jiwa dan jumlah dari tahun ke tahun terus meningkat (Haryono Suyono, 2003). Di Jawa Tengah kota Semarang menjadi urutan terbesar kedua jumlah lansianya yaitu mencapai 9,36 % (Suara Merdeka 30 Mei 2009). Di Indonesia, pelayanan kesejahteraan sosial bagi warga usia lanjut secara umum boleh dikatakan masih merupakan hal yang baru. Hal ini dikarenakan prioritas yang diberikan pada populasi usia lanjut memang baru saja mulai diperhatikan. Sebelum GBHN 1993, upaya kepada populasi usia lanjut selalu dikaitkan dengan istilah usia lanjut dan jompo. Pandangan ini mulai diperbaiki, seiring dengan peningkatan pengertian dan pemahaman tentang usia lanjut, sehingga dalam GBHN 1993 usia lanjut mendapat perlakuan tersendiri, walaupun masih dalam seksi bersama dengan wanita dan remaja. GBHN 1998 diharapkan memberikan perhatian yang lebih bagi para usia lanjut. Dibanding negara maju, misalnya Amerika atau Australia, Indonesia sangat tertinggal dalam hal pemberian kesejahteraan bagi lansia ini. Populasi usia lanjut merupakan populasi yang heterogen : Tidak semua individu dalam populasi usia lanjut memerlukan pelayanan sosial dalam bentuk yang sama. Ini dikarenakan populasi usia lanjut, walaupun secara 1

2 2 keseluruhan termasuk golongan populasi yang rapuh kesehatan/kesejahteraan, tetapi dalam derajat yang berbeda beda. Perbedaan ini terlihat bukan saja dari aspek kesehatan (ada yang sehat, setengah sehat setengah sakit, sakit akut, sakit kronis sampai sakit terminal), tetapi juga dari segi psikologik dan sosial ekonomi (Hadi Wartono, 1997). Pelayanan kesejahteraan sosial pada usia lanjut membutuhkan keterkaitan antara semua bidang kesejahteraan, antara lain : kesehatan, sosial, agama, olah raga, kesenian, koperasi dan lain lain. Aspek spiritual pada lansia menjadi penting mengingat :Populasi usia lanjut yang sehat : secara fungsional masih tidak tergantung pada orang lain, aktivitas hidup sehari hari (AHS) masih penuh, walaupun mungkin ada keterbatasan dari segi sosial ekonomi yang memerlukan beberapa pelayanan, misalnya perumahan, peningkatan pendapatan dan pelayanan lain. Pelayanan kesehatan yang diperlukan terutama adalah dari segi prevensi dan promosi. Kebutuhan spiritual merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk mencari tujuan dan harapan hidup. Aspek dalam spiritual antara lain: harapan, kedamaian. Cinta, kasih, sayang, bersyukur dan keyakinan. Perawat sebagai tenaga kesehatan yang profesional mempunyai kesempatan paling besar untuk memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan yang komprehensif dengan membantu klien memenuhi kebutuhan dasar yang holistic. Perawat memandang klien sebagai mahluk bio psiko sosio kultural dan spiritual yang berespon secara holistic dan unik terhadap perubahan kesehatan atau pada keadaan krisis. Asuhan keperawatan yang diberikan

3 3 perawat tidak bisa lepas dari aspek spiritual yang merupakan bagian integral dari interaksi perawat dengan klien (Martono, 2004). Fenomena yang ada di Posyandu Mandiri Terpadu Mekar Lestari Asih Tlogosari Semarang masih adanya lansia yang tidak aktif dalam kegiatan Posyandu, cenderung tergantung orang lain bahkan hanya mengalami sisa hidup dengan berdiam diri dirumah tanpa adanya kegiatan kegiatan. Untuk itu penulis ingin mengetahui bagaimana pemahaman usia lanjut terhadap kebutuhan spiritual di Posyandu Mandiri Terpadu Mekar Lestari Asih Tlogosari Semarang. Pemahaman usia lanjut tentang kebutuhan spiritual yang dirasakan mungkin akan berbeda satu sama lain mengingat kemunduran fungsi alat tubuh yang disebabkan oleh pertambahan usia serta latar belakang psikologis, maupun tingkat sosial ekonomi masing masing individu yang berbeda pula. Disinilah dituntut peran perawat untuk bisa mengerti bagaimana pemahaman usia lanjut terhadap kebutuhan spiritual dengan menggunakan pengetahuan, keahlian, dan ketrampilan untuk memberikan asuhan keperawatan dan meningkatkan fungsi optimal usia lanjut secara komprehensif. B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah : Bagaimana Dampak Pemahaman Kebutuhan Spriritual pada usia lanjut di Posyandu Mandiri Terpadu Mekar Lestari Asih Tlogosari Semarang.

4 4 C. Tujuan Penelitian Mendeskripsikan persepsi kebutuhan Spiritual pada usia lanjut, meliputi : 1. Bersyukur dan keyakinan 2. Cinta, kasih sayang 3. Kedamaian 4. Harapan D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Komunitas Muslim di Kelurahan Muktiharji pada Lansia. Sebagai bahan pertimbangan untuk mengembangkan upaya pelayanan kesehatan komunitas dalam aspek spiritual yang berkualitas dalam menunjang pemahaman usia lanjut terhadap kebutuhan spiritual. 2. Bagi Perawat Komunitas PPNI Jawa Tengah Diharapkan dapat meningkatkan keperawatan kesehatan komunitas secara komprehensif khususnya pemahaman usia lanjut terhadap kebutuhan spiritual kelas menengah diperkotaan. Sehingga dapat membantu usia lanjut mengembangkan kemampuannya dalam mencapai kondisi yang optimal. 3. Bagi Institusi Unimus Sebagai sumbangan untuk menambah dan mengembangkan penelitian keperawatan kesehatan komunitas yang berhubungan dengan spiritual.

5 5 4. Bagi Peneliti Mengembangkan konsep konsep pemahaman usia lanjut terhadap kebutuhan spiritual dan proses keperawatan sebagai dasar penelitian lebih lanjut.