MOTIF PERNIKAHAN WANITA DEWASA AWAL DALAM MEMILIH PASANGAN DI DESA ARAH TIGA KECAMATAN LUBUK PINANG KABUPATEN MUKOMUKO BENGKULU
|
|
- Irwan Pranoto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2 MOTIF PERNIKAHAN WANITA DEWASA AWAL DALAM MEMILIH PASANGAN DI DESA ARAH TIGA KECAMATAN LUBUK PINANG KABUPATEN MUKOMUKO BENGKULU By: Oleh: Yuda Helsaska Student Guidance and Counseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACK YUDA HELSASKA , The Motif of Marriage Mature Early Couple for Choosing Mate in Desa Arah Tiga Kecamatan Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko Bengkulu, Thesis, Conselor Department STKIP PGRI West Sumatera, Padang, The background of this research is, woman early for choosing married mate. The goal of this research is to reveal motif of marriage early couple for choosing mate related with fulfillment physiologist needed, psychologist needed, social and religious in Desa Arah Tiga Kecamatan Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko Bengkulu. The kind of this research is descriptive that try to describing about the real condition. The population in this research is all of marriage early couple for choosing matein Desa Arah Tiga Kecamatan Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko Bengkulu about 20 people. Taking sample technic full sampling is about 20 people. Reveal data tool is questionnaire. Technic that used for data analyze is used technic percentage. Research result found that motif of marriage mature early couple for choosing mate related with physiologist in high category, psychologist in high category, social in higher category, religious in high category. Based on this research result recommend for marriage mature early for choosing mate have to be considered for many reasons, such as physiologist, psychologist, social, and religious to create the harmonic family. Keyword:Motif of marriage, women early Pendahuluan Memasuki usia dewasa individu sudah semakin mantap merencanakan masa depannya. Hal ini selaras dengan dimulainya masa dewasa (emerging adulthood) periode transisional yang baru diajukan antara masa remaja dan masa dewasa, biasanya memiliki rentang waktu antara masa remaja akhir hingga usia pertengahan dua puluh (Papalia, Old, & Feldman, 2009:116). Menurut Buhler dan Massarik (Elida, 2006:5) yang dikatakan dengan dewasa awal adalah seseorang yang berada pada usia 18 sampai 35, sedangkan yang dikatakan dengan dewasa pertengahan menurut Hurlock (2002:246) seseorang yang berada dalam rentang usia 40 hingga 60, dan dewasa akhir adalah periode akhir dari proses perkembangan manusia yaitu 60 hingga kematian. Pada masa dewasa awal, individu telah dianggap mampu untuk bertanggungjawab dan memikirkan hal-hal penting lain dalam hidupnya. Bentuk tanggungjawabnya seperti mulai serius belajar demi karir di masa yang akan datang, atau memilih pasangan yang lebih serius
3 telah mulai ditekuni oleh individu dewasa awal. Pada masa ini, individu mulai membangun hubungan dengan individu yang paling dicintai, dipercayai atau dibina sebelumnya. Individu dewasa adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya (Hurlock, 2002:252). Lebih lanjut Schulenberg, dkk (Papalia, Old, & Feldman, 2009:116) salah satu yang dapat menandai seseorang itu dewasa adalah dengan menikah. Pernikahan dianggap sah apabila dilakukan menurut hukum perkawinan masing-masing agama dan kepercayaan serta tercatat oleh lembaga yang berwenang menurut perundang-undangan yang berlaku yang tercantum dalam Undang-undang No. 1 Tahun 1974 pasal 1 yaitu: Pernikahan adalah bahwa ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dengan seorang wanita sebagai seorang suami-istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah-tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (Hasan, 2013:2). Selanjutnya menurut Papalia, Old, & Feldman (2009:197) yang menyatakan bahwa Pernikahan merupakan komitmen publik, dan pasangan yang membuat komitmen demikian menaruh rasa percaya terhadap ikatan tersebut, namun demikian perbedaan rasa percaya yang dapat didesakkan anatara pernikahan dan kohabitasi makian menghilang sejalan dengan perceraian menjadi makin diterima dan pasangan yang melakukan kohabitasi memperoleh hal legal yang sebelumnya hanya diberikan bagi pasangan pernikahan. Menurut Walgito (2004:27) dalam melangsungkan pernikahan usia memiliki peranan yang sangat penting. Semakin banyak persamaan yang melatarbelakangi kehidupan suami istri semakin rendah tingkat permaslahan yang terjadi dalam rumah yang karena mereka saling pengertian diantara dua pasangan. Lebih lanjut Yaumil, (Hasan, 2013:9) menyatakan pemilihan pasangan hidup sering mengalami kendala/permasalahan seperti usia. Karena usia yang sama akan menjadi faktor pendukung hubungan percintaan kearah perkawinan adalah basic identity. Bertentangan dengan pendapat tersebut menurut Cole, (Elida, 2006:4) yang menyatakan bahwa perbedaan ideal antara suami-istri adalah tujuh tahun. Pernikahan lebih banyak terjadi pada dewasa awal dibandingkan dengan dewasa lainnya (Elida, 2006:33). Berdasarkan pendapat tersebut tentu ada hal yang mendorong atau yang menjadi motif dari pernikahan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata motif berarti alasan (sebab) seseorang melakukan sesuatu. Artinya motif pernikahan wanita dewasa awal memilih pasangan lebih tua bersifat kompleks berkaitan dengan masalah nilai sosial budaya yang menjadi acuan kehidupan masyarakatnya, terkait pula dengan kondisi internal berupa latar belakang sosial kehidupannya termasuk nilai keluarga dan terkait dengan kehidupan dunia modern, yang mendorong terjadinya pernikahan beda usia yang terbilang sangat jauh antara wanita dan lelaki. Adapun tujuan pernikahan adalah untuk pemenuhan kebutuhan fisiologis, kebutuhan psikologis, kebutuhan sosial, dan kebutuhan religi (Walgito, 2004:19). Motif dari wanita yang memilih untuk menikah baik yang memilih pasangan seumuran maupun yang pasangan yang lebih muda ataupun lebih tua adalah untuk mendapatkan kebahagian bagi diri sendiri maupun anggota keluarga. Sesuai dengan pernyataan Hasan (2013:4) setiap pasangan yang melangsungkan pernikahan mempunyai tujuan untuk memperoleh Kebahagiaan, ketentraman hidup, ketenangan, memperoleh kasih sayang, dan mendapatkan keturunan yang sah sebagai penerus keluarga. Fenomena di lapangan data yang di dapat dari Kantor Kepala Desa Arah Tiga Kecamatan Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko Bengkulu pada tanggal 18 Agustus 2015 ditemukan bahwa banyaknya wanita dewasa awal yang menikah dengan lekaki dewasa akhir, terdapat wanita dewasa awal yang masih single memutuskan menikah dengan lelaki duda yang memiliki anak dan lebih tua darinya, wanita dewasa awal yang yatim piatu memilih untuk menikahi lelaki dewasa akhir, ada wanita dewasa awal memilih untuk menikah dengan mantan DPR yang baru beberapa bulan bercerai, ditemukan wanita dewasa awal menikahi lelaki yang telah beristri karena hamil diluar nikah, wanita dewasa awal
4 dipaksakan oleh orangtua untuk menikahi lelaki duda. Mengingat luasnya ruang lingkup permasalahan dalam penelitian ini, maka permasalahan dalam penelitian ini dibatasi dan diarahkan pada: 1. Motif pernikahan dewasa awal memilih pasangan terkait dengan pemenuhan kebutuhan fisioligis di Desa Arah Tiga Kecamatan lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko Bengkulu. 2. Motif pernikahan dewasa awal memilih pasangan terkait dengan pemenuhan kebutuhan psikologis di Desa Arah Tiga Kecamatan Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko Bengkulu. 3. Motif pernikahan dewasa awal memilih pasangan terkait dengan pemenuhan kebutuhan sosial di Desa Arah Tiga Kecamatan Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko Bengkulu. 4. Motif pernikahan dewasa awal memilih pasangan terkait dengan pemenuhan kebutuhan religi di Desa Arah Tiga Kecamatan Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko Bengkulu. Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, yaitu penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan peristiwa atau kejadian pada masa sekarang. Menurut Sugiyono (2011:31) penelitian deskriptif kuantitatif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, aktual fakta dan akuratmengenai faktofaktor dan sifat populasi tertentu atau mencoba menggambarkan fenomena secara detail. Jenis data yang dikumpulkan adalah data interval. Menurut Nazir (2009:131) data interval adalah suatu pemberian angka kepada setiap dari objek yang mempunyai sifat-sifat ukuran ordinal dan ditambah satu sifat lain, yaitu jarak yang sama pada pengukuran interval memperlihatkan jarak yang sama dari ciri satu objek yang diukur. Ukuran interval tidak memberikan jumlah absolut dari objek yang diukur. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen non tes yang berupa angket. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam mengembangkan instrumen sebagai berikut: 1. Membaca teori yang berhubungan dengan objek yang akan diteliti. 2. Membuat kisi-kisi instrumen yang berhubungan langsung dengan objek yang diteliti, adapun dalam pembuatan kisi-kisi instrumen ini terdapat beberapa perbaikan. 3. Menyusun pernyataan yang menggambarkan keseluruhan ruang lingkup objek yang akan diukur (terdapat pada lampiran). 4. Kemudian instrumen di-judge oleh 3 orang dosen Bimbingan Konseling yaitu: setelah di-judge oleh 3 orang dosen STKIP PGRI Padang. 5. Setelah dijudge, peneliti melakukan rekapitulasi untuk memastikan item yang terbuang dan item yang dipakai dalam penelitian. Analisis data dilakukan setelah data Analisis data dilakukan setelah data terkumpul melalui angket. Data yang terkumpul melalui angket dideskripsikan melalui pengolahan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Memeriksa kelengkapan isi instrumen (angket) yang telah diterima dari sampel penelitian. 2. Membuat tabel pengolahan data berdasarkan item pernyataan penelitian yang telah dijawab responden. 3. Mencari dan menghitung jumlah skor serta memasukkan data ke tabel pengolahan. 4. Perumusan kriterium sturgess Menurut Sturgess (Mangkuatmodjo, 2003:38) mencari interval skor sebagai berikut: Skor ideal tertinggi Skor ideal terendah Interval = Alternatif jawaban 5. Menghitung persentase masing-masing frekuensi yang diperoleh, dengan menggunakan teknik analisis persentase yang dikemukakan oleh Sudijono (2010:43) sebagai berikut: f P = x100 N Keterangan : P = Persentase f = Frekuensi N = Jumlah sampel
5 100 = Bilangan tetap 6. Rekapitulasi hasil penelitian dilihat dari capaian responden berdasarkan indikator dengan distribusi tabulasi interval persentase Hasil dan Pembahasan 1. Motif Pernikhan Wanita Dewasa Awal dalam Memilih Pasangan Berkenaan dengan Fisiologis Secara umum motif pernikahan wanita berkenaan dengan fisiologis yaitu berada pada kategori sangat tinggi dengan jumlah persentase 45,00% sebanyak 9 orang, yang berada pada kategori tinggi dengan jumlah pesentase 45,00% sebanyak 9 orang, dan yang berada pada kategori sedang dengan jumlah persentase 10,00% sebanyak 2 orang, hal ini mengungkapkan bahwa sebagian besar motif pernikahan wanita dewasa awal dalam memilih Pasangan berkenaan dengan fisiologis berada pada kriteria tinggi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, terungkap bahwa motif pernikahan wanita berkenaan dengan fisik dan ekonomi. Hal ini sesuai dengan pendapat Walgito (2004:19) menyatakan bahwa manusia memiliki kebutuhan yang bersifat fisiologis. Salah satu kebutuhan ini adalah seksual. Hubungan seksual antara laki-laki dan wanita yang dapat diterima di Indonesia hanyalah melalui perkawinan. Dengan demikian perkawinan adalah untuk memenuhi kebutuhan fisiologis yang sesuai degan norma-norma dalam masyarakat Indonesia. Lebih lanjut Mansur dan Budiarti (2014:95) menyatakan bahwa kebutuhan fisologis merupakan penyaluran hasrat untuk menumbuhkan kebutuhan seksual yang sah dan normal. Maslo (Erwinsyahbana, 2012) menyatakan bahwa manusia memiliki jenis kebutuhan ini berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar semua manusia, seperti seks. Selanjutnya, Maslo (Erwinsyahbana, 2012) menyatakan bahwa manusia memiliki jenis kebutuhan ini berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar semua manusia, seperti: makan, minum, menghirup udara, istirahat, menghindari rasa sakit. Menurut Ogburn (Elida, 2006:34) fungsi ekonomi; keluarga merupakan suatu unit ekonomi mandiri untuk memenuhi kebutuhan anggotanya. Suami-istri harus memenuhi kebutuhan keluarganya dengan bekerja keras, halal dan tulus. Dapat disimpulkan bahwa secara umum motif pernikahan wanita dewasa dalam memilih pasangan di Desa Arah Tiga Kecematan Lubuk pinang Kebupaten Mukomuko adalah untuk memenuhi kebutuhan secara fisik dan ekonomi. 2. Motif Pernikahan Wanita Dewasa Awal dalam Memilih Pasangan Berkenaan dengan Psikologis Secara umum motif pernikahan wanita berkenaan dengan psikologis yaitu berada pada kategori sangat tinggi dengan jumlah persentase 50,00% sebanyak 10 orang, yang berada pada kategori tinggi dengan jumlah 50,00% sebanyak 10 orang, hal ini mengungkapkan bahwa sebagian besar motif pernikahan wanita dewasa awal dalam memilih Pasangan berkenaan dengan psikologis berada pada kriteria tinggi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, terungkap bahwa motif pernikahan wanita berkenaan dengan perlindungan, kasih sayang, dan menghargai. Hal ini sesuai dengan pendapat Walgito (2004:19) menyatakan bahwa manusia memiliki kebutuhan psikologis, dan kebutuhankebutuhan fisiologis juga mendapatkan pemenuhan. Dengan perkawinan individu merasa tenang dapat melindungi dan dilindungi, dapat mencurahkan segala isi hatinya kepada pasagannya. Dengan hal tersebut, salah satu yang melatarbelakangi seseorang untuk menikah adalah pemenuhan kebutuhan psikologis. Umumnya wanita akan mencari pasangan yang dapat melindungi dirinya guna memenuhi kebutuhan rasa aman yang menjadi salah satu kebutuhan bagi dirinya. Perasaan aman tersebut dianggap dapat diperoleh dari lakilaki yang lebih tua dari dirinya. Para orangtuapun pada umumnya menganggap laki-laki yang lebih dewasa dan dapat memberi perlindungan adalah laki-laki yang berusia lebih tua dari wanita (Indrawati, 2012). Ingin mendapatkan perlindungan, rasa aman, dan ingin di lindungi. Maslo (Erwinsyahbana, 2012) menyatakan jenis kebutuhan ini akan muncul jika kebutuhan fisiologis telah terpenuhi secara layak, dan yang termasuk kebutuhan jenis ini, yaitu:
6 kebutuhan terhadap perlindungan, keamanan, ketertiban, hukum, stabilitas, dan lain-lain.selanjutnya, Wanita menikah ingin mendapatkan kasih sayang. Sesuai dengan pendapat Mansur dan Budiarti (2014:95) bahwa kebutuhan psikologis manusia salah satunya adalah ingin mendapatkan kasih sayang. Maslo (Erwinsyahbana, 2012) menyatakan bahwa kebutuhan akan rasa memiliki kasih sayang. Kebutuhan ini terlihat ketika seseorang berusaha untuk mencari dan mendapatkan teman, kekasih, keturunan (anak), bahkan keinginan untuk menjadi bagian dari suatu komunitas tertentu. Menurut Ogburn (Elida, 2006:34) menyatakan bahwa fungsi kasih sayang; dalam keluarga, suami-istri seharusnya saling memberikan kasih sayang, perhatian, sokongan dan cinta erotik. Setiap manusia ingin dihargai sesuai dengan peryataan Mansur dan Budiarti (2014:95) bahwa kebutuhan psikologis ingin dihargai. Maslo (Erwinsyahbana, 2012) menyatakan kebutuhan akan harga diri), yang dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: lower one, kebutuhan yang berkaitan dengan status, atensi, dan reputasi, serta higher one kebutuhan yang berkaitan dengan kepercayaan diri, kompetensi, prestasi, kemandirian, dan kebebasan. Dapat disimpulkan bahwa secara umum motif pernikahan wanita dewasa dalam memilih pasangan di Desa Arah Tiga Kecematan Lubuk pinang Kebupaten Mukomuko adalah untuk memenuhi kebutuhan secara perlindungan, kasig sayang, dan menghargai. 3. Motif Pernikahan Wanita Dewasa Awal dalam Memilih Pasangan Berkenaan dengan Sosial Secara umum motif pernikahan wanita berkenaan dengan sosial yaitu berada pada kategori sangat tinggi dengan jumlah persentase 60,00% dan sebanyak 12 orang berada pada kriteria sangat tinggi, persentase 35,00% dan sebanyak 7 orang berada pada kriteria tinggi, dan persentase 5,00% dan sebanyak 1 orang berada pada kriteria sedang, hal ini mengungkapkan bahwa sebagian besar motif pernikahan wanita dewasa awal dalam memilih Pasangan berkenaan dengan sosial berada pada kriteria sangat tinggi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, terungkap bahwa motif pernikahan wanita berkenaan dengan sorotan mata masyarakat dan aktualisasi diri pada keluarga. Hal ini sesuai dengan pendapat Walgito (2004:19) manusia sebagai mahluk sosial membutuhkan hubungan dengan manusia yang lain. Keadaan sosial budaya dari suatu masyarakat akan ikut mengambil bagian dari pernikahan. Diketahui bahwa suatu masyarakat tertentu adanya pandanga bahwa seseorang tidak menikah akan memperoleh sorotan tersendiri dari anggota masyarakat. Mansur dan Budiarti (2014:95) kebutuhan sosial memenuhi tugas dalam suatu adat keluarga yang lazim, yaitu menikah karena pernikahan merupakn cermin dari kematangan sosial seseorang ketika menginjak usia dewasa. Selanjutnya, Maslo (Erwinsyahbana, 2012) kebutuhan terhadap aktualisasi diri, jenis kebutuhan ini berkaitan erat dengan keinginan untuk mewujudkan dan mengembangkan potensi diri. Kepribadian dapat mencapai peringkat teratas jika kebutuhan-kebutuhan primer ini banyak mengalami interaksi satu dengan yang lain, dan dengan ktualisasi diri seseorang akan dapat memanfaatkan aktor potensialnya secara sempurna. Dapat disimpulkan bahwa secara umum motif pernikahan wanita dewasa dalam memilih pasangan di Desa Arah Tiga Kecematan Lubuk pinang Kebupaten Mukomuko adalah untuk memenuhi kebutuhan sorotan mata masyarakat dan Aktualisasi diri pada keluarga. 4. Motif Pernikahan Wanita Dewasa Awal dalam Memilih Pasangan Berkenaan dengan Religi Secara umum motif pernikahan wanita berkenaan dengan sosial yaitu berada pada kategori sangat tinggi dengan jumlah persentase 25,00% sebanyak 5 orang, yang berada pada kategori tinggi dengan jumlah pesentase 55,00% sebanyak 11 orang, dan yang berada pada kategori sedang dengan jumlah persentase 20,00% sebanyak 4 orang, hal ini mengungkapkan bahwa sebagian besar motif pernikahan wanita dewasa awal dalam memilih Pasangan berkenaan dengan sosial berada pada kriteria tinggi.
7 Berdasarkan hasil penelitian tersebut, terungkap bahwa motif pernikahan wanita berkenaan dengan dasar agama dan kepercayaan terhadap agama. Hal ini sesuai dengan pendapat Mansur dan Budiarti (2014:95) menikah adalah sunnah Rasulullah dan manusia diciptkan berpasang-pasangan. Menurut Ogburn (Elida, 2006:34) fungsi keagamaan; keluarga adalah tempat pembentukan dasar-dasar keagamaan dalam diri anak-anak. Keluarga menjadi model dan memberi latihan caracara bertingkah laku beragama. Selanjutnya, Walgito (2004:19) salah satu segi yang mendorong untuk menikah karena adanya kepercayaan sesuai dengan agama ataupun kepercayaan yang dianut oleh individu yang bersangkutan. Dapat disimpulkan bahwa secara umum motif pernikahan wanita dewasa dalam memilih pasangan di Desa Arah Tiga Kecematan Lubuk pinang Kebupaten Mukomuko adalah untuk memenuhi kebutuhanuntuk dasar agama dan kepercayaan terhadap agama. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan temuan hasil penelitian mengenai motif pernikahan wanita dewasa awal dalam memilih pasangan di Desa Arah Tiga Kecamatan Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko Bengkulu, dapat disimpulkan bahwa secara umum berada pada kategori tinggi. Sedangkan hasil penelitian berdasarkan sub variabel yang terkait dengan variabel dari penelitian ini adalah berkenaan pemenuhan 1) kebutuhan fisiologis, 2) psikologis, 3) sosial, dan 4) religi dapat diketahui dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Motif pernikahan wanita dewasa awal dalam memilih Pasangan berkenaan dengan fisiologis berada pada kategori tinggi. 2. Motif pernikahan wanita dewasa awal dalam memilih Pasangan berkenaan dengan psikologis berada pada kategori tinggi. 3. Motif pernikahan wanita dewasa awal dalam memilih Pasangan berkenaan dengan sosial berada pada kategori sangat tinggi. 4. Motif pernikahan wanita dewasa awal dalam memilih Pasangan berkenaan dengan religi berada pada kategori tinggi. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang Berdasarkan kesimpulan di atas maka dalam penelitian ini, peneliti ingin mengajukan berapa saran: 1. Wanita dewasa awal, diharap dalam memilih pasangan hidup mempertimbangkan berbagai pertimbangan. 2. Masyarakat Desa Arah Tiga Kecamatan Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko Bengkulu diharapkan untuk dapat mencegah berbagai motif yang dapat merugikan wanita dewasa awal dalam memilih pasangan dengan cara melakukan binaan dan memberikan pemahaman tentang pernikahan kepada seluruh anggota masyarakat. 3. Kepala Desa hendaknya dapat menjalani kerja sama dengan masyarakat yang dapat mendukung keharmonisan keluarga bagi masyarakat Desa Arah Tiga Kecamatan Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko Bengkulu. 4. Prodi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat, diharapkan untuk mampu memberikan pembabekalan kepada konselor terkait dengan pernikahan. 5. Bagi peneliti selanjutnya penulis harapkan bisa mengkaji tentang hubungan motif pernikahan wanita dewasa awal terhadap keharmonisan keluarga. Kepustakaan Elida Prayitno Psikologi Orang Dewasa. Padang. Angkasa Raya. Erwinsyahbana, Tengku Sistem Hukum Perkawinan pada Negara Hukum Berdasarkan Pancasila. Jurnal. Ilmu Hukum. Vol 03. No 01. Hasan, Marwisni Psikologi dan Konseling Keluarga. Padang. UNP Press.
8 Mangkuatmodjo, Soegyarto Pengantar Statistik. Jakarta: Reneka Cipta. Mansur, Herawati dan Budiarti, Temu Psikologi Ibu dan Anak. Salemba Medika. Jakarta. Nazir, Moh Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Papalia D, Olds S, and Feldman Human Development (Psikologi Perkembangan). Jakarta: Kencana. Sugiyono Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. Utina, Ramli., Baderan, Dewi Wahyuni K., dan Pongoliu, Yayu Isyana Kajian Faktor Sosial Ekonomi yang Berdampak pada Usia Perkawinan Pertama di Provinsi Gorontalo. Jurnal. KKBN Provinsi Gorontalo dengan IPADI Provinsi Gorontalo. Walginto, Bimo Bimbingan dan Konseling Perkawinan. Yogyakarta: Andi Yogyakarta.
PROFIL KEHARMONISAN ORANG YANG MENIKAH DI USIA DINI DI KECAMATAN AIR DIKIT KABUPATEN MUKOMUKO JURNAL
PROFIL KEHARMONISAN ORANG YANG MENIKAH DI USIA DINI DI KECAMATAN AIR DIKIT KABUPATEN MUKOMUKO JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) Oleh: NELI LISNIATI
Lebih terperinciOleh: Meylani Rena Agustin* Fitria Kasih** Weni Yulastri*** *) Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat **) Dosen Pembimbing
TINGKAT KECEMASAN WANITA YANG BERADA PADA MASA DEWASA AWAL DALAM MEMASUKI PERNIKAHAN DI NAGARI MUARA INDERAPURA KECAMATAN AIR PURA KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh: Meylani Rena Agustin* Fitria Kasih** Weni
Lebih terperinciPENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN KARIR SISWA KELAS XII SMK NEGERI 4 PADANG JURNAL
PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN KARIR SISWA KELAS XII SMK NEGERI 4 PADANG JURNAL Oleh : RANI OKTAVIANI NPM: 11060037 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
Lebih terperinciTASK ACHIEVEMENT PROFILE DEVELOPMENTS IN ELEMENTARY SCHOOL 28 STUDENTS BATANG ANAI PADANG PARIAMAN
TASK ACHIEVEMENT PROFILE DEVELOPMENTS IN ELEMENTARY SCHOOL 28 STUDENTS BATANG ANAI PADANG PARIAMAN By: Irmaiza. H Student Guidance and Counseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT This research was motivation
Lebih terperinciPERAN ORANG TUA DALAM MEMBANTU ARAH PILIHAN KARIR ANAK DI KELAS IX SMP NEGERI 2 LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK JURNAL
PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANTU ARAH PILIHAN KARIR ANAK DI KELAS IX SMP NEGERI 2 LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia itu, yaitu kebutuhan yang berhubungan dengan segi biologis, sosiologis dan teologis.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk hidup mempunyai kebutuhan-kebutuhan seperti makhluk hidup lainnya, baik kebutuhan-kebutuhan untuk melangsungkan eksistensinya sebagai
Lebih terperinciPELAKSANAAN LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN DALAM PENGEMBANGAN DIRI PESERTA DIDIK OLEH GURU BK
1 PELAKSANAAN LAYANAN PENEMPATAN DAN PENYALURAN DALAM PENGEMBANGAN DIRI PESERTA DIDIK OLEH GURU BK (Studi di Kelas XI SMAN 1 Koto Balingka Kabupaten Pasaman Barat) Rama Witri 1, Ahmad Zaini 2, Monalisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jawab dalam kehidupan berumah tangga bagi suami istri (Astuty, 2011).
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam proses perkembangannya, manusia untuk meneruskan jenisnya membutuhkan pasangan hidup yang dapat memberikan keturunan sesuai dengan apa yang diinginkannya. Pernikahan
Lebih terperinciPeni Putri Ninda Sari * Dra. Hj. Fitria Kasih, M.Pd., Kons ** Yasrial Chandra, M.Pd **
1 2 PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG PENERAPAN AZAS KERAHASIAAN OLEH GURU BK DALAM PELAKSANAAN KONSELING PERORANGAN (Studi di Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Linggo Sari Baganti) By: * Student ** lectures Peni
Lebih terperinciFAKTOR PENYEBAB PESERTA DIDIK LUPA TERHADAP MATERI PELAJARAN YANG TELAH DIAJARKAN OLEH GURU DI SMA KARTIKA I-5 PADANG Oleh: ABSTRACT
FAKTOR PENYEBAB PESERTA DIDIK LUPA TERHADAP MATERI PELAJARAN YANG TELAH DIAJARKAN OLEH GURU DI SMA KARTIKA I-5 PADANG Oleh: Mira Seplita Sari Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat, miraseplita92@gmail.com
Lebih terperinciFAKTOR PENYEBAB KURANG LANCARNYA REMAJA AWAL DALAM MELAKSANAKAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN DI SMP NEGERI 25 PADANG JURNAL
FAKTOR PENYEBAB KURANG LANCARNYA REMAJA AWAL DALAM MELAKSANAKAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN DI SMP NEGERI 25 PADANG JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Manusia diciptakan oleh Allah SWT berpasang-pasangan. Sudah menjadi fitrah manusia yang mempunyai kecenderungan untuk hidup bersama dengan manusia lainnya serta mencari pasangan
Lebih terperinciPROFIL PERILAKU BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA PGRI 3 PADANG By:
PROFIL PERILAKU BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA PGRI 3 PADANG By: Hayatul Mardiyah* *Student Student Guidance and Counseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT The background of this research was
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan sangat cepat. Perubahan yang terjadi dalam bidang teknologi, informasi dan juga ledakan populasi
Lebih terperinciUSAHA GURU BK UNTUK MEMBANTU MEMENUHI KEBUTUHAN SOSIAL REMAJA DALAM BELAJAR DI SMP N 2 PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA. Oleh: Fauziah Latif *)
USAHA GURU BK UNTUK MEMBANTU MEMENUHI KEBUTUHAN SOSIAL REMAJA DALAM BELAJAR DI SMP N 2 PULAU PUNJUNG KABUPATEN DHARMASRAYA Oleh: Fauziah Latif *) Indra Ibrahim **) Ahmad Zaini **) *) Mahasiswa Bimbingan
Lebih terperinciRARA NINGRUM NPM:
0 PROFIL KEPRIBADIAN REMAJA AWAL DILIHAT DARI LIFE POSITION DI JORONG PADANG BUNGUR KECAMATAN KOTO BESAR KABUPATEN DHARMASRAYA JURNAL Oleh: RARA NINGRUM NPM: 11060262 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
Lebih terperinciREGULASI DIRI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 2 SIJUNJUNG
1 REGULASI DIRI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XI SMA NEGERI 2 SIJUNJUNG JURNAL Oleh: ANDI PRIMA KURNIA NPM: 11060064 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
Lebih terperinciThe Counselor Role in Developing the Talents of Students Through the Placement Services in the Fields SMP 27 By:
1 The Counselor Role in Developing the Talents of Students Through the Placement Services in the Fields SMP 27 By: *Student ** lecturers Intan Rahma Pertiwi * Dr. Helma., M.Pd ** Ahmad Zaini., S.Ag.M.Pd**
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari individu lain,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari individu lain, dimana setiap manusia selalu membutuhkan bantuan orang lain dan hidup dengan manusia lain.
Lebih terperinciPENERAPAN KETERAMPILAN DASAR DALAM KONSELING KELOMPOK OLEH GURU BK DI KELAS VIII SMP NEGERI 31 PADANG JURNAL
PENERAPAN KETERAMPILAN DASAR DALAM KONSELING KELOMPOK OLEH GURU BK DI KELAS VIII SMP NEGERI 31 PADANG JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) YOSI
Lebih terperinciFAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DIRI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL ESA JUNITA NPM
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA DIRI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL ESA JUNITA NPM. 10060168 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup mempunyai kebutuhan demi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Manusia sebagai makhluk hidup mempunyai kebutuhan demi melangsungkan eksistensinya sebagai makhluk. Kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan psikologis dimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. telah memiliki biaya menikah, baik mahar, nafkah maupun kesiapan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menikah adalah bagian dari ibadah, karena itu tidak ada sifat memperberat kepada orang yang akan melaksanakannya. Perkawinan atau pernikahan menurut Reiss (dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan manusia di dunia yang berlainan jenis kelaminnya (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik antara satu dengan yang lainnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (Santrock,2003). Hall menyebut masa ini sebagai periode Storm and Stress atau
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja ditandai oleh perubahan yang besar diantaranya kebutuhan untuk beradaptasi dengan perubahan fisik dan psikologis, pencarian identitas dan membentuk hubungan
Lebih terperinciPEMENUHAN KEBUTUHAN PENGHARGAAN PADA MASA REMAJA (Studi terhadap Peserta Didik di Kelas X SMA Negeri 1 Kinali Pasaman Barat) ARTIKEL ILMIAH
PEMENUHAN KEBUTUHAN PENGHARGAAN PADA MASA REMAJA (Studi terhadap Peserta Didik di Kelas X SMA Negeri 1 Kinali Pasaman Barat) ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciFAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK ARTIKEL
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYESUAIAN DIRI PESERTA DIDIK ARTIKEL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) PUJA WARER NPM. 10060150 PROGRAM STUDI BIMBINGAN
Lebih terperinciPROFIL KEPRIBADIAN REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DI KELURAHAN BUNGO PASANG TABING PADANG Oleh:
PROFIL KEPRIBADIAN REMAJA YANG PUTUS SEKOLAH DI KELURAHAN BUNGO PASANG TABING PADANG Oleh: Novrisa Putria Gusti Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACK This research was motivated by
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makhluk Allah SWT. Perkawinan adalah cara yang dipilih oleh. sebagaimana tercantum didalam Al-Qur an surat An-nur ayat 32 :
BAB I PENDAHULUAN Perkawinan merupakan sunnahtullah yang berlaku kepada semua makhluk Allah SWT. Perkawinan adalah cara yang dipilih oleh bagi umat manusia untuk mewujudkan kebahagiaan hidup keluarga dan
Lebih terperincioleh: ARI DARMANSYAH Mahasiswa Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT
PROFIL PENCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN MASA DEWASA AWAL (STUDI PADA MAHASISWA DI PROGRAN STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING STKIP PGRI SUMATRA BARAT ANGKATAN 2014) oleh: ARI DARMANSYAH Mahasiswa Bimbingan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia memerlukan mitra untuk mengembangkan kehidupan yang layak bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Manusia sejak awal kelahirannya adalah sebagai mahluk sosial (ditengah keluarganya). Mahluk yang tidak dapat berdiri sendiri tanpa bantuan orang lain.
Lebih terperinciPROFIL KEPERCAYAAN DIRI ANAK USIA SD YANG MEMILIKI ORANGTUA SINGLE PARENT DI RW 01 KELURAHAN OLO KECAMATAN PADANG BARAT ARTIKEL
PROFIL KEPERCAYAAN DIRI ANAK USIA SD YANG MEMILIKI ORANGTUA SINGLE PARENT DI RW 01 KELURAHAN OLO KECAMATAN PADANG BARAT ARTIKEL Oleh : NIKE RESTI 11060117 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH
Lebih terperinciEFIKASI DIRI MAHASISWA PRESENTASI MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT
1 EFIKASI DIRI MAHASISWA PRESENTASI MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT By: Abdul Wahid A* Dr. Yuzarion Zubir S.Ag, S.Psi,. M.Si** Rici Kardo M.Pd** Program Studi Bimbingan dan Konseling
Lebih terperinciFAKTOR PENYEBAB HASIL BELAJAR RENDAH PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA
FAKTOR PENYEBAB HASIL BELAJAR RENDAH PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA (Studi pada Peserta Didik Kelas VIII MTsN Tarusan Kab. Pesisir Selatan) JURNAL RIKA OKTA VEBRIANI NPM. 11060182 PROGRAM
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan akibat lahir maupun batin baik terhadap keluarga masing-masing
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan salah satu peristiwa penting dalam kehidupan manusia. Perkawinan yang terjadi antara seorang pria dengan seorang wanita menimbulkan akibat
Lebih terperinciPEMBERIAN PENGUATAN OLEH GURU PEMBIMBING TERHADAP PESERTA DIDIK DALAM LAYANAN INFORMASI DI SMP NEGERI 26 PADANG. Oleh : Ismi Auldra Efendi*
PEMBERIAN PENGUATAN OLEH GURU PEMBIMBING TERHADAP PESERTA DIDIK DALAM LAYANAN INFORMASI DI SMP NEGERI 26 PADANG Oleh : Ismi Auldra Efendi* Asmaiwaty Arief** Nofrita** * Mahasiswa Bimbingan dan Konseling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sepakat untuk hidup di dalam satu keluarga. Dalam sebuah perkawinan terdapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkawinan adalah bersatunya dua orang manusia yang bersama-sama sepakat untuk hidup di dalam satu keluarga. Dalam sebuah perkawinan terdapat keterikatan secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa dewasa adalah masa awal individu dalam menyesuaikan diri terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa dewasa adalah masa awal individu dalam menyesuaikan diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Pada masa ini, individu dituntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan suatu ikatan yang sah untuk membina rumah tangga dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan suatu ikatan yang sah untuk membina rumah tangga dan keluarga sejahtera bahagia di mana kedua suami istri memikul amanah dan tanggung jawab.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mendapatkan pasangan hidup yang terbaik, tentu menjadi harapan setiap manusia. Pasangan hidup saling membutuhkan kasih sayang, perhatian dan kecukupan pemenuhan kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang datang dari dirinya maupun dari luar. Pada masa anak-anak proses
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dilahirkan ke dunia dengan misi menjalankan kehidupan sesuai dengan kodrat ilahi yakni tumbuh dan berkembang. Untuk tumbuh dan berkembang, setiap orang harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia memiliki fitrah untuk saling tertarik antara laki-laki dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia memiliki fitrah untuk saling tertarik antara laki-laki dan perempuan. Kemudian ketertarikan tersebut, diwujudkan dalam bentuk perkawinan atau pernikahan.
Lebih terperinciPerbedaan Kebahagiaan Pasangan Pernikahan Dengan Persiapan Dan Tanpa Persiapan Pada Komunitas Young Mommy Tuban
Perbedaan Kebahagiaan Pasangan Pernikahan Dengan Persiapan Dan Tanpa Persiapan Pada Komunitas Young Mommy Tuban Sofia Halida Fatma. Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Setiap makhluk hidup didunia memiliki keinginan untuk saling berinteraksi. Interaksi social yang biasa disebut dengan proses sosial merupakan syarat utama terjadinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkawinan merupakan suatu lembaga suci yang bertujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan Undang-undang Perkawinan. Sudah menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agar kehidupan di alam dunia berkembang biak. Perkawinan merupakan salah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan adalah perilaku makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa agar kehidupan di alam dunia berkembang biak. Perkawinan merupakan salah satu budaya yang beraturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pernikahan merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia. Hal ini
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia. Hal ini sering terjadi di belahan bumi manapun dan terjadi kapanpun. Pernikahan itu sendiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan mencari pasangan hidup untuk melanjutkan keturunan akan menjadi prioritas dalam hidup jika seseorang sudah berada di usia yang cukup matang dan mempunyai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tahap perkembangan psikososial Erikson, intimacy versus isolation, merupakan isu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tahap perkembangan psikososial Erikson, intimacy versus isolation, merupakan isu utama bagi individu yang ada pada masa perkembangan dewasa awal. Menurut Erikson,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. terdapat dalam Undang-Undang No. 1 Tahun Dalam pasal 1 ayat 1
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pernikahan merupakan satu prosesi yang diatur sedemikian rupa untuk melegalkan hubungan sepasang pria dan perempuan. Indonesia sebagai negara hukum memiliki tata aturan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan dan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan dimulai dari lahir, masa
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial. Manusia mengalami berbagai proses perkembangan dan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan dimulai dari lahir, masa kanak-kanak,
Lebih terperinciPENGARUH KONDISI FISIK DAN PSIKOLOGIS PADA MASA PUBERTAS TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII DI MTsN PARAK LAWAS PADANG. Oleh.
PENGARUH KONDISI FISIK DAN PSIKOLOGIS PADA MASA PUBERTAS TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII DI MTsN PARAK LAWAS PADANG Oleh Yulinar* Fitria Kasih** Nofrita** Mahasiswa Bimbingan dan Konseling
Lebih terperinciFAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN JURUSAN OLEH PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 SOLOK. Oleh: Puji Yani Pratama* Marwisni Hasan** Nofrita**
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN JURUSAN OLEH PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 SOLOK Oleh: Puji Yani Pratama* Marwisni Hasan** Nofrita** *Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat **Dosen
Lebih terperinciPERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG PELAKSANAAN TES PSIKOLOGIS ARTIKEL
PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG PELAKSANAAN TES PSIKOLOGIS ARTIKEL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA-1) MONA LISA NIM: 10060116 PROGRAM STUDI BIMBINGAN
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penyesuaian Perkawinan 1. Pengertian Penyesuaian Perkawinan Konsep penyesuaian perkawinan menuntut kesediaan dua individu untuk mengakomodasikan berbagai kebutuhan, keinginan,
Lebih terperinciPELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA JURNAL
0 PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA JURNAL LAURA SUKMAWATI NPM: 11060152 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH
Lebih terperinciJURNAL PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XII SMA NEGERI 2 PARIAMAN
JURNAL PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI KELAS XII SMA NEGERI 2 PARIAMAN RAHMITA SONIA NPM: 11060201 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH
Lebih terperinciMASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK YANG TIDAK TINGGAL DENGAN ORANG TUA (Suatu Kajian di SMA Negeri I Rao Kabupaten Pasaman) E-JURNAL
MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK YANG TIDAK TINGGAL DENGAN ORANG TUA (Suatu Kajian di SMA Negeri I Rao Kabupaten Pasaman) E-JURNAL SILVIA RINA NPM: 10060102 PROGAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI
Lebih terperinciPROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 18 PADANG ABSTRACT
PROFIL KONSEP DIRI PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 18 PADANG Sintya Putri Wulan Dari 1, Yuzarion Zubir 2, Triyono 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program
Lebih terperinciHUBUNGAN KEMATANGAN EMOSI DENGAN KEMAMPUAN BERSOSIALISASI PESERTA DIDIK DI SMKN 4 PADANG
HUBUNGAN KEMATANGAN EMOSI DENGAN KEMAMPUAN BERSOSIALISASI PESERTA DIDIK DI SMKN 4 PADANG Egi Dian Febrina 1, Rila Rahma Mulyani 2, Hafiz Hidayat 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Kesiapan menikah
7 TINJAUAN PUSTAKA Kesiapan menikah Duvall (1971) menyatakan bahwa kesiapan menikah adalah laki-laki maupun perempuan yang telah menyelesaikan masa remajanya dan siap secara fisik, emosi, finansial, tujuan,
Lebih terperinciOleh: Iponofita Yani. Fitria Kasih Rahma Wira Nita. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT
PROFIL KINERJA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PENYUSUNAN PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMP NEGERI LINGGO SARI BAGANTI KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh: Iponofita Yani Fitria Kasih Rahma
Lebih terperinciPROFIL INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 PADANG JURNAL ULFI SAPUTRA NPM:
PROFIL INTERAKSI SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 PADANG JURNAL ULFI SAPUTRA NPM:11060324 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciPERSEPSI PESERTA DIDIK KELAS XII TENTANG PENDIDIKAN SEKS DI SMA NEGERI 1 NAN SABARIS PAUH KAMBAR PARIAMAN JURNAL
PERSEPSI PESERTA DIDIK KELAS XII TENTANG PENDIDIKAN SEKS DI SMA NEGERI 1 NAN SABARIS PAUH KAMBAR PARIAMAN JURNAL Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Derajat Srata
Lebih terperinciPENGARUH PERKEMBANGAN SOSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK (STUDI DESKRIPTIF KUANTITATIF) DI SMP N 1 PASAMAN KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT
PENGARUH PERKEMBANGAN SOSIAL TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK (STUDI DESKRIPTIF KUANTITATIF) DI SMP N 1 PASAMAN KABUPATEN PASAMAN BARAT Yuli Yelda 1, Ismarianti 2, Septya Suarja 2 1 Mahasiswa Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Masalah Manusia dalam proses perkembangan untuk meneruskan jenisnya membutuhkan pasangan hidup yang dapat memberikan keturunan sesuai dengan apa yang diinginkannya.
Lebih terperinciKEMATANGAN EMOSI DAN PERSEPSI TERHADAP PERNIKAHAN PADA DEWASA AWAL: Studi Korelasi pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
KEMATANGAN EMOSI DAN PERSEPSI TERHADAP PERNIKAHAN PADA DEWASA AWAL: Studi Korelasi pada Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Dewina Pratitis Lybertha, Dinie Ratri Desiningrum Fakultas Psikologi,Universitas
Lebih terperinciPERAN GURU BK DALAM PEMILIHAN KARIR PESERTA DIDIK DI KELAS XII SMA NEGERI 8 PADANG ABSTRACT
1 PERAN GURU BK DALAM PEMILIHAN KARIR PESERTA DIDIK DI KELAS XII SMA NEGERI 8 PADANG Sari Apriani 1, Rahma Wira Nita 2, Besti Nora Dwi Putri 2 1 Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI
Lebih terperinciABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG NILAI ANAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DENGAN JUMLAH ANAK
ABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG NILAI ANAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DENGAN JUMLAH ANAK Nurlaili 1) Trisnaningsih 2) Edy Haryono 3) This research aimed to find out correlation between university
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. proses penyesuaian diri seseorang dalam konteks interaksi dengan lingkungan
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. PENYESUAN SOSIAL 1. Pengertian Penyesuaian sosial merupakan suatu istilah yang banyak merujuk pada proses penyesuaian diri seseorang dalam konteks interaksi dengan lingkungan
Lebih terperinciKECAMATAN SEMBILAN KOTO KABUPATEN DHARMASRAYA JURNAL DESPI LONAWATI NPM:
PENYEBAB SISWA PUTUS SEKOLAH DI NAGARI LUBUK KARAK KECAMATAN SEMBILAN KOTO KABUPATEN DHARMASRAYA JURNAL DESPI LONAWATI NPM: 09060089 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembagian tugas kerja di dalam rumah tangga. tua tunggal atau tinggal tanpa anak (Papalia, Olds, & Feldman, 2008).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan peristiwa penting dalam siklus kehidupan manusia. Setiap orang berkeinginan untuk membangun sebuah rumah tangga yang bahagia bersama orang
Lebih terperinciHubungan Religiusitas dengan Kepuasan Pernikahan pada Individu yang Menikah Melalui Ta aruf
Hubungan Religiusitas dengan Kepuasan Pernikahan pada Individu yang Menikah Melalui Ta aruf Helda Novia Rahmah, Ahmad, Ratna Mardiati Fakultas Psikologi, Universitas Bhayangkara Jakarta Raya Abstrak Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat hidup sendiri tanpa berhubungan dengan lingkungannya atau dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Individu adalah makhluk sosial yang memiliki kebutuhan untuk menjalin hubungan dengan individu lain sepanjang kehidupannya. Individu tidak pernah dapat hidup
Lebih terperinciPROFIL HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI SMK NEGERI 1 SIJUNJUNG
PROFIL HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI SMK NEGERI 1 SIJUNJUNG By: Didi Volanda * Dra. Hj. Fitria Kasih, M.Pd.,Kons ** Fifi Yasmi, S,Pd, I.,M.Pd ** Program Bimbingan dan Konseling, STKIP
Lebih terperinciUPAYA GURU BK DALAM MEMPERBAIKI CARA BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DI SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL
UPAYA GURU BK DALAM MEMPERBAIKI CARA BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DI SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL Oleh: DONI HERIANTO NPM: 12060106 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH
Lebih terperinciPROFIL PERHATIAN ORANG TUA KEPADA PESERTA DIDIK YANG MEMPUNYAI KESULITAN BELAJAR DI KELAS X SMA NEGERI I KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT
1 PROFIL PERHATIAN ORANG TUA KEPADA PESERTA DIDIK YANG MEMPUNYAI KESULITAN BELAJAR DI KELAS X SMA NEGERI I KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT Ilmawati 1, Ahmad Zaini 2, Septya Suarja, 2 1 Mahasiswa Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Pernikahan merupakan suatu hal yang dinantikan dalam kehidupan manusia karena melalui sebuah pernikahan dapat terbentuk satu keluarga yang akan dapat melanjutkan
Lebih terperinciPERSEPSI PELAJAR SMA NEGERI 1 BANJARMASIN DAN SMA NEGERI 2 BANJARMASIN TERHADAP PERNIKAHAN USIA DINI
PERSEPSI PELAJAR SMA NEGERI 1 BANJARMASIN DAN SMA NEGERI 2 BANJARMASIN TERHADAP PERNIKAHAN USIA DINI Oleh: Desyi Tri Oktaviani. Eva Alviawati, Karunia Puji Hastuti ABSTRAK Penelitian ini berjudul Persepsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. di dalamnya terdapat komitmen dan bertujuan untuk membina rumahtangga serta
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan bersatunya dua orang ke dalam suatu ikatan yang di dalamnya terdapat komitmen dan bertujuan untuk membina rumahtangga serta meneruskan keturunan,
Lebih terperinciJPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 3, No 5, September 2016 Halaman e-issn :
JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 3, No 5, September 2016 Halaman 15-21 e-issn : 2356-5225 http://ppjp.unlam.ac.id/journal/index.php/jpg FAKTOR DOMINAN PENYEBAB PERNIKAHAN USIA DINI di KECAMATAN
Lebih terperinciFAKTOR YANG MEMPENGARUHI HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 10 PADANG JURNAL FERA ARDANTI. Z NPM. 10060140 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
Lebih terperinciANALISIS MASALAH-MASALAH SISWA DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DAN KEUTUHAN KELUARGA DI MTs GUNUNG MULYA TAHUN PELAJARAN 2012/2013
ANALISIS MASALAH-MASALAH SISWA DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DAN KEUTUHAN KELUARGA DI MTs GUNUNG MULYA TAHUN PELAJARAN 212/213 Aida Laila 1) Zulfan Saam 2) Elni Yakub 3) Abstract The purpose
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lahir, menikah, dan meninggal. Pernikahan merupakan penyatuan dua jiwa
1 A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Dalam perjalanan hidup manusia, terdapat tiga saat yang penting, yakni lahir, menikah, dan meninggal. Pernikahan merupakan penyatuan dua jiwa menjadi satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial kemasyarakatan (Fatimah, 2006, h. 188). Menurut Soebekti (dalam Sulastri, 2015, h. 132) perkawinan adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membangun rumah tangga melalui perkawinan merupakan hal yang penting bagi sebagian orang. Untuk mewujudkan itu, salah satu yang harus dilakukan adalah memilih
Lebih terperinciPELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII DI SMP NEGERI I SALO PROVINSI RIAU JURNAL
PELAKSANAAN LAYANAN KONSELING PERORANGAN DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK KELAS VIII DI SMP NEGERI I SALO PROVINSI RIAU JURNAL TITA FEBRITA NPM: 11060067 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI Gambaran Forgiveness Pada Orang Bercerai Di Kecamantan Kunir Kabupaten Lumajang
NASKAH PUBLIKASI Gambaran Forgiveness Pada Orang Bercerai Di Kecamantan Kunir Kabupaten Lumajang SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Strata 1 (S-1) Sarjana Psikologi
Lebih terperinciPelaksanaan Layanan Penempatan dan Penyaluran dalam Program Peminatan di Kelas X SMA Negeri 2 Sijunjung Kabupaten Sijunjung
1 2 Pelaksanaan Layanan Penempatan dan Penyaluran dalam Program Peminatan di Kelas X SMA Negeri 2 Sijunjung Kabupaten Sijunjung By: *Student ** lecturers Fita Nurwahyuni * Ahmad Zaini, S.Ag., M.Pd ** Yasrial
Lebih terperinciKEPUASAN PERNIKAHAN DITINJAU DARI KEMATANGAN PRIBADI DAN KUALITAS KOMUNIKASI
KEPUASAN PERNIKAHAN DITINJAU DARI KEMATANGAN PRIBADI DAN KUALITAS KOMUNIKASI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : Dewi Sumpani F 100 010
Lebih terperinciPROFIL KEBUTUHAN PENDIDIKAN SEKS REMAJA DI MTsS NAGARI BINJAI JURNAL YERMANSYAH NPM
PROFIL KEBUTUHAN PENDIDIKAN SEKS REMAJA DI MTsS NAGARI BINJAI JURNAL YERMANSYAH NPM. 11060282 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
Lebih terperinciBAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. proses kultural budaya di masa lalu, kini telah berganti sebab. Di masyarakat
BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bukan merupakan hal yang tabu ketika terdapat fenomena pernikahan dini yang masih terjadi dewasa ini, pernikahan dini yang awal mulanya terjadi karena proses kultural
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. penting yang akan dihadapi oleh manusia dalam perjalanan kehidupannya
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pernikahan Pernikahan atau perkawinan merupakan salah satu kejadian paling penting yang akan dihadapi oleh manusia dalam perjalanan kehidupannya yang sifatnya paling intim dan
Lebih terperinciIndra Priono * Fitria Kasih ** Rahma Wira Nita ** *Mahasiswa Bimbingan dan Konseling 08/C STKIP PGRI Sumatera Barat
Hambatan yang Dialami Mahasiswa Praktik Pengalaman Lapangan Bimbingan dan Konseling di Sekolah dalam Pemberian Layanan Informasi untuk Menjadi Guru Profesional (Studi terhadap Mahasiwa PLBKS STKIP PGRI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebuah perkawinan seseorang akan memperoleh keseimbangan hidup baik secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan bagi manusia merupakan hal yang penting, karena dengan sebuah perkawinan seseorang akan memperoleh keseimbangan hidup baik secara sosial, biologis maupun
Lebih terperinciUPAYA GURU BK DALAM MENGEMBANGKAN HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DIKLAT DI SMA NEGERI 5 PADANG Oleh:
1 UPAYA GURU BK DALAM MENGEMBANGKAN HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DIKLAT DI SMA NEGERI 5 PADANG Oleh: Elvia Erviana * Yarmis Syukur** Rahma Wira Nita ** Program Studi Bimbingan dan Konseling Sekolah Tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ketika seseorang memasuki tahapan dewasa muda, menurut Erickson
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika seseorang memasuki tahapan dewasa muda, menurut Erickson (Monks, Knoers & Haditono, 1982:15), ia akan mengalami masa intimacy versus isolation. Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari hubungannya dengan orang lain. Keberadaan orang lain dibutuhkan manusia untuk melakukan suatu
Lebih terperinciCAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN SOSIAL SISWA DENGAN KELOMPOK TEMAN SEBAYA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PROGRAM PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Volume 1 Nomor 1 Januari 2012 KONSELOR Jurnal Ilmiah Konseling Halaman 1-5 http://ejournal.unp.ac.id/index.php/konselor CAPAIAN TUGAS PERKEMBANGAN SOSIAL SISWA DENGAN KELOMPOK TEMAN SEBAYA DAN IMPLIKASINYA
Lebih terperinciPROFIL WANITA DAN PRIA DEWASA AWAL BELUM MENIKAH (STUDI DI KECAMATAN RANAH PESISIR) Oleh: Lidia Sefriani Marwisni Hasan Yusnetti
PROFIL WANITA DAN PRIA DEWASA AWAL BELUM MENIKAH (STUDI DI KECAMATAN RANAH PESISIR) Oleh: Lidia Sefriani Marwisni Hasan Yusnetti Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT The
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna dari makhluk hidup lainnya. Mereka memiliki akal budi untuk berpikir dengan baik dan memiliki kata hati.
Lebih terperinci