BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem Informasi Manajemen Kejaksaan Republik Indonesia (SIMKARI) yang merupakan kerjasama pemerintah Indonesia dengan pemerintah Perancis telah dinyatakan gagal. Kemudian pada tahun 2002 kembali diadakan kerjasama guna pengembangan SIMKARI 2 oleh pemerintah Indonesia dengan pemerintah Spanyol. Tahapan demi tahapan telah dilakukan sampai pada Mei 2006 hingga Agustus 2006 telah diselenggarakan pelatihan teknis SIMKARI 2 diseluruh Indonesia oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Bandung (LPPM-ITB). Waktu pelatihan didekatkan dengan waktu penerapan SIMKARI 2 ini di seluruh wilayah di Indonesia yaitu pada bulan November 2006 dengan harapan untuk meminimalisasi ingatan jangka pendek sehingga cara pengoperasian SIMKARI 2 masih dapat diingat oleh para peserta latihan. Pelatihan yang diselenggarakan terdiri atas tiga kelas yaitu kelas User atau Pengguna, kelas Administrator atau Kordinator dan kelas Manager. Kelas User mempelajari tentang penggunaan operasional dari SIMKARI 2, kelas Administrator mempelajari tentang pengelolaan jaringan komputer SIMKARI 2, kelas Manager mempelajari tentang pengaturan keamanan pada SIMKARI 2 serta penggunaan Sistem Informasi Eksekutif SIMKARI 2. Untuk kelas User hampir tidak ada masalah yang berarti, karena pesertanya mayoritas masih relatif muda, berusia antara 20 tahun hingga 35 tahun sehingga masih lebih mudah beradaptasi dengan teknologi, selain itu ada beberapa yang merupakan lulusan Diploma 3 (D3) bidang Teknologi Informasi. Di kelas Administrator atau Kordinator ini peserta adalah para Kepala Sub Bagian baik pada Kejaksaan Tinggi maupun Kejaksaan Negeri yang mayoritas berumur lebih dari empat puluh tahun. Mempelajari hal yang sangat teknis dalam waktu hanya lima hari bagi mereka yang berusia di atas empat puluh tahun dan tidak memiliki dasar komputer sama sekali akan sangat menyulitkan apalagi pelajaran untuk kelas ini adalah pengetahuan 1

2 tentang pengelolaan jaringan komputer yang tentunya sangat dibutuhkan pengetahuan dasar tentang komputer terlebih dahulu. Dapat dikatakan bahwa pelatihan untuk tingkat Administrator adalah pelatihan sebagai troubleshooter infrastruktur SIMKARI 2. Hanya kelas Kordinator wilayah Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta yang melakukan perbedaan, yaitu dengan cara mengambil peserta kelas User berkemampuan terbaik untuk diikutkan pada kelas Kordinator sehingga diharapkan mereka telah mengenal SIMKARI 2 dan mudah menerima teknologi baru serta sangat dimungkinkan mereka telah mengenal jaringan komputer Di kelas Manager muncul pula masalah seperti pada kelas Administrator, selain pesertanya adalah para Kepala Sub Bagian baik pada Kejaksaan Tinggi maupun Kejaksaan Negeri yang mayoritas berusia di atas empat puluh tahun, beberapa dari mereka juga adalah para jaksa yang akan sangat mungkin berotasi dengan cepat sehingga dikhawatirkan para jaksa ini belum dapat memaksimalkan kemampuan mereka terhadap SIMKARI 2 telah berotasi ke daerah lain kemudian digantikan oleh jaksa baru yang belum pernah mengenal SIMKARI 2. Bentuk kegagalan adalah berupa kegagalan teknis dan kegagalan non-teknis. Kegagalan teknis yaitu sistem teknologi informasi tidak dapat berfungsi dengan baik seperti tidak terhubungnya suatu formulir dengan basis data. Kegagalan non-teknis adalah berkaitan dengan persepsi pengguna sistem teknologi informasi yang menyebabkan pengguna mau atau enggan menggunakan sistem teknologi informasi yang telah dikembangkan. Pengukuran kegagalan yang ditentukan berdasarkan persepsi dari penggunanya memiliki kelebihan yaitu secara alami mengintegrasikan berbagai aspek. Hal ini menunjukkan bahwa masalah yang terjadi adalah lebih pada aspek sumber daya manusia pengguna yang tidak dapat menerima implementasi sistem teknologi informasi (Adrianto et. al., 2007). Adanya kegagalan SIMKARI 1 dengan berbagai masalah sumber daya manusia yang muncul sepanjang pelatihan SIMKARI 2 maka ini merupakan isu yang menarik untuk dikaji lebih lanjut. 2

3 1.2. Motivasi Munculnya berbagai masalah selama proses pelatihan dan gagalnya implementasi SIMKARI 1 memunculkan keraguan kesuksesan pelaksanaan SIMKARI 2 ini. Selain itu bahwa perlu diteliti sejauh mana kesuksesan penerapan sistem informasi ini secara ilmiah meskipun dapat dikatakan apabila tidak digunakan lagi dianggap gagal. Tentunya jika telah berlangsung selama dua tahun ini namun SIMKARI 2 tidak memberikan dampak yang signifikan terutama terhadap kinerja organisasi maka perlu dikaji lebih lanjut tentang apa saja penyebabnya. Penggunaan model kesuksesan sistem informasi DeLone dan McLean dalam penelitian di bidang sistem informasi masih jarang digunakan di Indonesia Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti-bukti empiris tentang faktorfaktor yang mempengaruhi secara signifikan keberhasilan atau kesuksesan dari SIMKARI 2 dengan mengujinya menggunakan model kesuksesan sistem informasi DeLone dan McLean (1992) seperti yang telah dilakukan oleh Livari (2005) dalam penelitiannya tentang kesuksesan sistem informasi yang diterapkan secara wajib di sektor publik di kota Oulu, Finlandia dan setelah implementasinya selama 2 tahun ini Kontribusi Kontribusi diklasifikasikan menjadi kontribusi teori, kontribusi praktik, dan kontribusi kebijakan Kontribusi teori Kontribusi teori yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah sebagai literatur tentang model kesuksesan sistem informasi di Indonesia. Selain itu hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan oleh peneliti selanjutnya pada wilayah kejaksaan lain di Indonesia. 3

4 Kontribusi praktik Kontribusi praktik yang dapat diberikan dari penelitian ini apabila ternyata ada kostrukkonstruk yang berimplikasi signifikan dari penggunaan SIMKARI 2 terhadap kinerja Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta maka haruslah dipelihara dan yang tidak memiliki implikasi yang signifikan agar diperbaiki Kontribusi kebijakan Kontribusi kebijakan yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah perlu tidaknya SIMKARI 2 dilanjutkan penggunaannya atau diperbaiki bila ternyata tidak memberi kontribusi signifikan baik terhadap individu maupun organisasi setelah sekitar 2 tahun ini diimplemetasikan Sistematika Tulisan Sistematika penulisan tesis ini adalah sebagai berikut Bab I Pendahuluan Pada bab ini dibahas tentang isu, masalah, motivasi penelitian, tujuan, kontribusi, dan sistematika penulisan. Bab II Tinjauan Pustaka Pada bab ini dibahas tentang landasan teori yang berkaitan dengan penelitian, pengembangan hipotesis serta rerangka pikir penyusunan tesis ini. Bab III Rancangan Penelitian Pada bab ini dibahas tentang rancangan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini seperti sampel yang akan diperoleh dan analisis yang akan dilakukan. Bab IV Analisis Data 4

5 Pada bab ini dibahas tentang proses analisis dari data yang telah diperoleh dari lapangan serta hasil dari analisisnya. Bab V Diskusi Implikasi Simpulan dan Saran Pada bab ini dibahas tentang implikasi dan keterbatasan dari penelitian serta saran-saran perbaikan untuk penelitian selanjutnya. 5