PENERAPAN KONSEP NEO-VERNACULAR BUDAYA BETAWI PADA RESORT HOTEL DI JAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN KONSEP NEO-VERNACULAR BUDAYA BETAWI PADA RESORT HOTEL DI JAKARTA"

Transkripsi

1 PENERAPAN KONSEP NEO-VERNACULAR BUDAYA BETAWI PADA RESORT HOTEL DI JAKARTA Chantal Millak Religiana Hendarti, Yosica Mariana Jurusan Arsitektur Binus University, Jl. K. H. Syahdan No. 9 Palmerah, Jakarta Barat, millar.chantal@gmail.com ABSTRACT The research deploys the application of Neo-Vernacular Architecture Betawi Culture, especially Ragam Hias on Resort Hotel. Research methods apllied were study of literature, case studies and survey. Analysis was conducted descriptively. The research outcome of the Neo-Vernacular Betawi Culture concept application at resort hotel is the geometry transformation of Betawi Culture Ragam Hias only deformed geometry as a variant of the original form and retains its inherent meaning. (CM). Keywords: Resort Hotel, Neo-Vernacular Architecture, Ragam Hias, Betawi Culture. ABSTRAK Penelitian menjelaskan penerapan Arsitektur Neo-Vernacular budaya Betawi, khususnya ragam hias pada Resort Hotel. Metode penelitian yang dilakukan dengan studi literature, studi kasus dan survey lapangan. Analisis dilakukan secara deskriptif. Hasil dari kajian penerapan konsep Neo-Vernacular budaya Betawi pada resort hotel ini adalah perubahan bentuk geometri delapan ragam hias budaya Betawi yang pada umumnya diterapkan pada rumah tradisional Betasi sebagai varian dari bentuk aslinya dan tetap mempertahankan makna yang terkandung di dalamnya. (CM). Kata Kunci : Resort Hotel, Arsitektur Neo-Vernacular, Ragam Hias, Budaya Betawi. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang DKI Jakarta sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia dikenal sebagai sumber ekonomi dan pusat bisnis negara Indonesia dengan jumlah penduduknya meningkat setiap tahunnya, baik pendatang maupun penduduk tetap. Dengan dikenalnya kota Jakarta sebagai kota yang tidak pernah berhenti beraktifitas sehingga selalu diwarnai oleh hiruk pikuk kesibukan penduduknya. Dalam penelitian Nature Journal dari Telegraph (22/06/11) yang dilakukan oleh sejumlah peneliti pada 32 orang yang menetap di kota Jakarta menyatakan bahwa padatnya aktifitas seringkali memberikan tekanan tinggi bagi para penduduk baik secara fisik maupun psikologis (melonjaknya tingkat stres). Hal ini disebabkan oleh minimnya hiburan yang dapat dinikmati. Dengan memberikan jenjang waktu untuk beristirahat dapat merilekskan tubuh dan pikiran. Namun, seringkali sempitnya waktu dan biaya membatasi penduduk Jakarta untuk berpergian ke luar kota atau luar negeri dengan tujuan untuk sekedar refreshing bersama keluarga. Keberadaan mega store ataupun mall dan minimnya fasilitas yang menyediakan sarana hiburan dengan pemandangan alam dirasakan kurang mampu memenuhi kebutuhan hiburan dalam liburan bagi masyarakat kota Jakarta. Menurut data dari Dirjen Kepariwisataan Jakarta tahun 2010 hingga 2013 tercatat bahwa terjadi peningkatan kebutuhan kamar hotel bintang 5 sekitar 70% di setiap tahunnya mengingat tingginya jumlah kedatangan turis lokal maupun turis asing serta dipicu oleh adanya perkembangan kota Jakarta di bidang ekonomi, properti, wisata, hiburan dan bidang lainnya yang menjadi daya tarik tersendiri bagi penduduk Jakarta, turis lokal maupun turis asing. Hal ini memberikan peluang besar akan pentingnya penambahan kebutuhan akan tempat tinggal sementara bagi turis, bussiness-man dan family.

2 Kota Jakarta sebagai kota yang memiliki tingkat perkembangan yang cukup pesat juga memicu terjadinya perubahan-perubahan di berbagai bidang, termasuk budaya. Pemerintah DKI Jakarta dalam Undang-Undang No. 29 tahun 2007 pasal 26 ayat (6) mengamanatkan untuk melestarikan dan mengembangkan budaya asli DKI Jakarta yaitu Betawi yang kini hampir punah sehingga mampu beradaptasi dengan perkembangan DKI Jakarta. Berdasarkan data-data yang diperoleh, salah satu sarana yang mampu mengakomodasi kebutuhan liburan penduduk Jakarta yang jauh dari keramaian untuk beristirahat, peninggkatan kebutuhan kamar hotel akibat peningkatan turis, serta pemenuhan fasilitas hotel yang berbatasan view dengan laut Jawa di Kawasan elite Pantai Mutiara yang belum tersedia serta mendukung program pemerintah dalam pelestarian budaya Betawi yang hampir punah, maka jenis hotel yang sesuai ialah resort hotel yang masih terletak di dalam kota Jakarta dan terletak di daerah peristirahatan sementara bagi yang ingin berlibur dan berekreasi dengan batasan waktu, dimana mereka menikmati potensi alam dan kenyamanan interior tempat peristirahatannya yang bercitrakan etnik budaya Betawi setempat tanpa harus pergi ke luar kota Jakarta (Keputusan Menteri Parpostel nomor KM 94/HK/103/MPPT 1987) dengan standar bintang 5. Untuk mengoptimalkan resort hotel, penulis menggunakan konsep Arsitektur Neo-Vernakular dengan memperhatikan ragam hias dalam budaya Betawi sehingga budaya Betawi yang hampir punah dapat dilestarikan mampu beradaptasi untuk mengikuti perkembangan kota Jakarta. Dengan dasar tersebut, perlu diperhatikan perancangan interior ruang yang mendukung konsep tersebut. Ragam hias budaya Betawi menentukan penggunaan elemen warna, bentuk dan desain perabot serta elemen pembentuk ruang interior serta pengaturan pencahayaan yang menentukan suasana ruang sehingga memberikan kenyamanan bagi pengguna ruang. 1.2 Kajian Pustaka Delapan Ragam Hias yang Umumnya Diterapkan pada Rumah Tradisional Betawi. No Tabel 1. Ragam Hias yang Umumnya Ada pada Rumah Tradisional Betawi. Ragam Hias Betawi Ragam Hias Betawi Arti/ Makna Simbol Awal 1 Kekuatan dan keseimbangan alam. Tumpal/ Gunung Tumpal/ Gunung 2 Bunga Melati Pesan kesucian, kecerian penghuni rumah, keharuman yang berarti sangat menjaga kebersihan serta keramahan. Bunga Melati 3 Matahari Menunjukkan harapan si pemilik rumah agar hatinya senantiasa diterangi seperti matahari yang menerapi bumi (mendapatkan rezeki atau kebahagiaan yang banyak). Matahari 4 Tapak Dara Kedekatan masayarakat Betawi dengan alam serta pengetahuan masyarakat Betawi mengenai tanaman obat. Tapak Dara 6 Gigi Balang Bentuk penghormatan pemilik rumah kepada tamu yang berkunjung. Gigi Balang 8 Keagungan Bunga Cempaka Bunga Cempaka Sumber : Doni Swadarma, Yunus Aryanto, Buku Rumah Etnik Betawi 2013 Metode Pengolahan Ragam Hias

3 Gambar 1. Contoh Olah Bentuk pada Ragam Hias Gigi Balang pada Listplang Sumber : Dinas Pariwisata & Kebudayaan DKI Jakarta, Kajian Pengembangan Ornamen Betawi. Pada gambar 1 dapat dilihat hasil oleh bentuk dari ragam hias gigi balang pada lisplang, gambar sebelah kiri merupakan bentuk asli, sedangkan gambar sebelah kanan merupakan hasil olah bentuk secara geometri. Hasil transformasi yang terjadi pada geometri ini menghasilkan bentuk baru tanpa menghilangkan makna lamanya, karena dapat dilihat bahwa bentuk hasil transformasi merupkan bentuk yang lebih modern atau lebih sederhana dibanding bentuk aslinya dengan mempertahankan unsur-unsur pembentuk aslinya. Perubahan juga terjadi pada penggunaan jenis material pada gambar kanan yang merupakan hasil transformasi bentuk lama yang menggunakan material kayu menjadi gypsum. Hal ini tidak menghilangkan esensi dari makna simbol gigi balang yang terdapat pada bentuk lama. Teori Fraktal Kurva yang Menyerupai Diri Sendiri Gambar 2. Proses Terbentuknya Kurva Bongkahan Salju Koch Sumber : diakses pada 05/04/ AM. Kurva bongkahan salju Koch sebuah fraktal snowflake Koch dibentuk dengan membuat penambahan secara terus menerus bentuk yang sama pada sebuah segitiga sama sisi. Penambahan dilakukan dengan membagi sisi-sisi segitiga menjadi tiga sama panjang dan membuat segitiga sama sisi baru pada tengah-tengah setiap sisi (luar). Jadi, setiap frame menunjukkan lebih banyak kompleksitas, namun setiap segitiga baru dalam bentuk tersebut terlihat persis seperti bentuk semula. Refleksi bentuk yang lebih besar pada bentuk-bentuk yang lebih kecil merupakan karakteristik semua fraktal. Secara teoritis proses tersebut akan menghasilkan sebuah gambar yang luasnya berhingga namun dengan batas yang panjangnya tak berhingga, yang terdiri atas tak berhingga titik. Dalam istilah matematika, kurva demikian tidak dapat diturunkan (dideferensialkan). Pada setiap tahap pembentukan, panjang sisi-sisinya bertambah dengan rasio 4 banding 3. Ahli matematika Benoit Mandelbrot telah menggeneralisasi istilah dimensi, disimbolkan dengan D, untuk menyatakan pangkat pada bilangan 3 yang menghasilkan 4, yakni 3D = 4. Dimensi fraktal snowflake Koch, dengan demikian, adalah log 4/log 3 atau mendekati 1,26. Contoh lain dari fraktal kurva yang menyerupai diri sendiri adalah Daun Fraktal. Analisis daun fraktal adalh contoh dari self-similar set, yakni memiliki kemiripan dengan dirinya sendiri dalam skala yang berbeda. Daun fraktal yang dikenal umum adalah Barnsley Fern, yang dinamakan dengan nama penemunya, seorang matematikawan Inggris bernama Michael Barnsley yang mendeskripsikan daun yang mirip dengan Asplenium Adiantum-Nigrum pada bukunya Fractals Everywhere. Konsep pembuatan daun fraktal dimulai dengan membuat sebuah batang, lalu ditransformasikan menggunakan Affine Transformation, transformasi yang menggeser sebuah objek, titik, garis dan bidang, tanpa menghilangkan tampilan dari kondisi objek setelah pergeseran harus tersambung dengan sebuah titik di objek semula. Proses ini dilakukan berulang-ulang hingga terbentuk sebuah pola fraktal yang terlihat seperti daun pakis (Gambar 3). Gambar 3. Fraktal Daun Asplenium Adiantum-Nigrum Sumber : diakses pada 05/04/ AM. Fraktal segitiga sama sisi Sierpinski juga merupakan salah satu contoh dari fraktal kurva yang menyerupai diri sendiri. Yang menjadi generatornya adalah segitiga sama sisi yang menghadap ke atas kemudian didalam segitiga sama sisi tersebut digambar lagi segitiga sama sisi yang menghadap ke bawah yang masing-masing titik sudutnya menyinggung masing-masing sisi segitiga

4 sama sisi yang menghadap ke atas. Lalu dilakukan proses iterasi menggunakan pola dari generator tersebut, sampai iterasi yang diinginkan (Gambar 4). Gambar 4. Fraktal Segitiga Sama Sisi Sierpinski Sumber : diakses pada 05/04/ AM. Definisi Resort Hotel Dalam SK No. 241/H70 Menteri Perhubungan Republik Indonesia dijelaskan bahwa resort hotel adalah hotel yang biasanya berlokasi di pegunungan, tepi danau dan pantai atau daerah tempat berlibur atau rekreasi yang memberikan fasilitas penginapan kepada orang-orang yang datang bersama keluarga untuk jangka waktu relatif lama. Resort hotel merupakan hotel yang hadir dari adanya keinginan akan sebuah perjalanan yang memberikan pengalaman yang tak terlupakan dari para wisatawan. Pengunjung dimanjakan dengan sebuah pengalaman akan tempat yang mengangkat budaya setempat sebagai pusat perhatian utama (John. C. Hill, dkk, 2001, hal.63). Kebutuhan Ruang Resort Hotel 1. Kelompok kegiatan umum : front office, telepon publik, lounge, lavatory dan parking area. 2. Kelompok kegiatan makan dan minum : restoran, bar, coffee shop, dapur utama dan dapur tambahan. 3. Kelompok kegiatan hiburan dan rekreasi : kolam renang beserta penunjangnya, ruang billiard, fitness center, lapangan tennis, taman bermain anak dan sauna. 4. Kelompok kegiatan tamu yang menginap : ruang tidur dengan tipe standar ( single bed dan double bed) dan suite room; lobby; rental room dan kamar mandi atau WC. 5. Kelompok kegiatan tamu yang tidak menginap : ruang serbaguna, restoran, coffee shop, bar, lapangan tennis, ruang rapat, ruang pertemuan, kolam renang beserta penunjangnya dan fitness center. 6. Kelompok kegiatan pengelola : ruang manager dan sekretaris; food and beverage service; ruang security, ruang rapat dan ruang arsip; ruang akuntan dan personalia serta lavatory. 7. Kelompok kegiatan pelayanan : housekeeping; linen room; ruang laundry; ruang karyawan, ruang istirahat, ruang ibadah dan lockers; dapur umum yang dilengkapi dengan gudang basah dan gudang kering; gudang furniture dan workshop; boy station room; ruang loading dan unloading; poliklinik; engineering office; maintenance; ruang kontrol; service room; ruang penerima barang; ruang mechanical dan electrical serta fuel storage. 1.3 Kerangka Pemikiran Kerangka dasar penelitian ini menggunakan definisi operasional pada dasarnya melekatkan arti pada suatu variabel dengan cara menetapkan kegiatan-kegiatan atau tindakan-tindakan yang perlu untuk menjelaskan variabel tersebut. (Gambar 5).

5 METODE PENELITIAN Gambar 5. Diagram Kerangka Pemikiran Sumber : Olahan Pribadi 2015 Penelitian diawali dengan konteks permasalahan dan penentuan tujuan sebagai pedoman untuk melakukan penelitian dalam mengumpulkan data dan melakukan analisa data tersebut sehingga dapat mencapai tujuan penelitian. Berdasarkan tujuan tersebut, direncanakan metode yang digunakan yaitu dengan metode studi literature, studi kasus, dan survey lapangan. Untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang akan dihadapi dalam proses penerapan Konsep Neo-Vernacular budaya Betawi, khususnya delapan ragam hias pada umumnya diterapkan pada Rumah Tradisional Betawi dalam perancangan resort hotel ini dengan cara penyusunan analisa data-data yang telah dikumpulkan sebelumnya menjadi sasaran arsitek yang disusun secara deskriptif kualitatif.

6 HASIL DAN BAHASAN Transformasi Ragam Hias Budaya Betawi Gambar 6. Contoh Olah Bentuk pada Ragam Hias Gigi Balang pada Listplang Sumber : Olahan Pribadi 2015 Gambar 7. Hasil Olah Bentuk pada Ragam Hias Gigi Balang pada listplang Sumber : Olahan Pribadi 2015 Berdasarkan gambar 6 dapat dilihat perubahan bentuk lama (gambar sebelah kiri) menjadi bentuk baru (gambar sebelah kanan) secara geometri, dimana terjadi penyederhanaan bentuk lengkung dari bentuk lama menjadi tidak lengkung pada bentuk baru. (gambar dengan tanda lingkaran berwarna merah). Hal ini terlihat lebih jelas ketika kedua bentuk diletakkan saling tumpang tindih seperti pada gambar 7, setiap sudut, elemen-elemen pembentuk bentuk lama tetap dipertahankan, hanya terjadi penyederhanaan bentuk. No Tabel 2. Transformasi Bentuk 8 Ragam Hias Budaya Betawi Ragam Hias Betawi Ragam Hias Betawi Arti/ Makna Simbol Awal Hasil Transformasi 1 Tumpal/ Gunung Kekuatan dan keseimbangan alam. Tumpal/ Gunung Tumpal/ Gunung 2 3 Bunga Melati Matahari Pesan kesucian, kecerian penghuni rumah, keharuman yang berarti sangat menjaga kebersihan serta keramahan. Menunjukkan harapan si pemilik rumah agar hatinya senantiasa diterangi seperti matahari yang menerapi bumi (mendapatkan rezeki atau kebahagiaan yang banyak). Bunga Melati Matahari Bunga Melati Matahari 5 Kecubung Kedekatan masayarakat Betawi dengan alam serta pengetahuan masyarakat Betawi mengenai tanaman obat. Kecubung Kecubung 7 Bunga Delima Berkaitan dengan tanaman yang kerap ditanam oleh masyarakat Betawi di halaman rumah yang berkhasiat untuk mengobati penyakit. Bunga Delima Bunga Delima 8 Keagungan Bunga Cempaka Bunga Cempaka Bunga Cempaka Sumber : Doni Swadarma, Yunus Aryanto, Buku Rumah Etnik Betawi 2013 Penerapan Ragam Hias Hasil Transformasi Bentuk

7 Gambar 8. Analisa Letak Bangunan Gambar 9. Rumah Betawi Sumber : Rumah Etnik Betawi, Doni Swardana dan Yunus Aryanto Gambar 10. Detail Rumah Betawi Sumber : Rumah Etnik Betawi, Doni Swardana dan Yunus Aryanto Berdasarkan gambar 6 dan 7 berikut merupakan detail bentuk bangunan main building, bangunan 1 hingga bangunan 5 pada fungsi sebagai kamar tamu, yaitu sebagai berikut : Bangunan 1 hingga Bangunan 5 serta Main Building Bangunan 1 ini merupakan unit kamar dengan twin bed/ King bed, dengan fasilitas ruang tidur, ruang duduk, toilet, dan pantry. Bangunan ini terdiri atas 1 lantai. Lantai didesain dengan adanya peninggian peil setinggi satu meter dilengkapi dengan anak tangga untuk mencapai kesan rumah panggung tradisional betawi yang berada di pesisir yang pada umumnya ditinggikan untuk menghindari ombak saat air laut sedang pasang. Atap didesain dengan bentuk atap pelana dengan overstek seperti gaya atap rumah bapang Betawi. Pada lisplang terdapat ragam hias gigi balang, pembatas / railing dengan ragam hias tumpal yang merupakan ciri khas dari rumah Betawi, kolom dengan ragam hias tapak dara serta fasad atap dengan ragam hias melati. Rangka atap bangunan menggunakan rangka kayu yang terdiri dari kuda-kuda, gording, kaso, reng dan penutup atap. Pada fasad bangunan didesain seperti bentuk krepyak seperti bentuk pintu rumah Betawi pada umumnya. Pada bagian kiri dan kanan bangunan terdapat kayu penopang overstek yang juga berfungsi sebagai estetika bangunan serta terdapat teras/ pendopo sesuai budaya Betawi Gambar 11. Tampak Bangunan 1

8 Gambar 12. Penerapan Teori Fraktal pada Ragam Hias Tumpal Gambar 13. Penerapan Teori Fraktal pada Ragam Hias Tumpal Gambar 14. Penerapan Teori Fraktal pada Ragam Hias Tapak Dara Interior Gambar 15. Bangunan 1 Gambar 16. Penerapan Teori Fraktal pada Ragam Hias Matahari

9 Gambar 17. Penerapan Teori Fraktal pada Ragam Hias Matahari (TV Rack) Gambar 18. Penerapan Teori Fraktal pada Ragam Hias Matahari (Standing Lamp dan Hanging Lamp) Gambar 19. Penerapan Teori Fraktal pada Ragam Hias Bunga Cempaka Gambar 20. Penerapan Teori Fraktal pada Ragam Hias Bunga Cempaka Gambar 21. Penerapan Teori Fraktal pada Ragam Hias Bunga Cempaka (Furniture)

10 Gambar 22. Penerapan Teori Fraktal pada Ragam Hias Bunga Delima (Dinding) Gambar 23. Penerapan Ragam Hias Budaya Betawi Interior Kamar Tamu Pada gambar 16 hingga 23 dapat dilihat desain interior dari kamar tamu resort hotel. Kesan dari konsep neo-vernakular dapat dilihat dari pemilihan material, warna dan furnitur pada interior. Beberapa detail penerapan hasil transformasi ragam hias budaya Betawi dapat dilihat pada bed, side table, wardrobe dan lemari dan terdapat ragam hias melati yang berarti pesan kesucian, kecerian penghuni rumah, keharuman yang berarti sangat menjaga kebersihan serta keramahan yang sesuai dengan fungsi ruang perisirahatan. Pemilihan warna dan material pada furniture sama satu lainnya untuk menghasilkan keserasian yaitu kayu solid. Kesan pendukung suasana Betawi adalah standing lamp yang desainnya mengambil dari desain lampu gantung yang pada umumnya digunakan pada rumah tradisional Betawi, standing lamp didesain dengan tidak terlalu detail seperti aslinya untuk dapat mencapai kesan modern/ neo, ruangan interior menggunakan material kayu untuk memberikan kesan alami dan nyaman yang ditimbulkan dari warna coklat bagi tamu hotel pada dinding dan lantai tidak didesain dengan detail-detail ragam hias untuk memfokuskan pada furniture yang ada serta mencapai kesan modern/ neo. Penerapan teori fraktal yang menyerupai diri dapat dilihat dengan adanya pengulangan ragam hias yang dapat dilihat pada gambar. SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan DKI Jakarta yang terkenal dengan kota yang tidak pernah berhenti beraktifitas menyebabkan meningkatnya tingkat stress penduduknya. Oleh karena itu, dibutuhkan tempat hiburan bagi keluarga yang tetap berada di kota Jakarta, namun tidak membutuhkan waktu yang panjang serta jauh dari keramaian hiruk pikuk pusat kota Jakarta. Didukung dengan meningkatnya tingkat penghunian kamar hotel bintang lima karena peningkatan wisatawan baik lokal maupun mancanegara sehingga akomodasi yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah resort hotel, akomodasi peristirahatan bagi pengguna atau tamu hotel yang bertujuan untuk berlibur terletak di tempat wisata atau tempat peristirahatan seperti laut, pegunungan dan lain sebagainya yang mencerminkan budaya setempat. Dengan acuan kebutuhan dan fungsi tersebut maka Kawasan Pantai Mutiara sebagai kawasan yang terdiri atas fasilitas-fasilitas eksklusif, perumahan eksklusif, apartment, hotel, dekat dengan dermaga, belum terdapatnya fasilitas hotel di kawasan tersebut, kawasan yang jauh dari hiruk pikuk kesibukan keramaian kota Jakarta dan lainnya sebagainya, menjadikan resort hotel ini tepat di bangun di Kawasan Pantai Mutiara.

11 Dengan adanya isu dari Pemerintah DKI Jakarta akan hampir punahnya budaya Betawi akibat perkembangan teknologi, serta peraturan Pemerintah DKI Jakarta untuk melestarikan budaya Betawi tersebut maka konsep Neo-Vernacular sesuai untuk diterapkan pada resort hotel ini, menyajikan budaya Betawi dalam bentuk yang lebih modern sesuai perkembangan teknologi tanpa menghilangkan maknanya. Dengan acuan beberapa prinsip arsitektur rumah tradisional Betawi, desain eksterior hingga interior bangunan didesain sedemikian rupa, sehingga mampu mencerminkan budaya Betawi tersebut dalam bentuk yang lebih modern tanpa menghilangkan makna aslinya. Saran Hasil pembahasan yang dijelaskan sebelumnya kesimpulan masih didasarkan pada kajian teoritis semata, sehingga perlu dilakukan pengkajian secara lebih mendalam dari sisi teknis dan perhitungan matematis. Perlu adanya penerapan pada desain secara real. Hal ini diupayakan agar resort hotel ini mampu mencerminkan suatu ciri khas yang lain daripada resort hotel lainnya yaitu pada ragam hias yang pada umumnya terdapat pada Rumah Tradisional Betawi serta mampu bersaing secara kompetitif di industri resort hotel Jakarta. REFERENSI Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta. (2014). Jakarta Dalam Angka Jakarta: BPS Provinsi DKI Jakarta. Borsenik F.D and Stutt A.T., (1992) Management of Maintenance and Engineering Systems in the Hospitality Industry., New York : John Wiley 3rd edn. Davies B. and Stone. S., (1991) Food and Beverage Management. Oxford : Butterworth-Heinemann, 2nd edn. Gubernur Provinsi DKI Jakarta. (2014). Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 36 Tahun Jakarta : Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. (2014). Undang-Undang Nomor 29 Tahun Jakarta : Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. (2014). Undang-Undang Nomor 27 Tahun Jakarta : Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Horwarth and Horwarth. (1992). Hotels of the Future : Strategies and Actions Plans. London : Horwath Consulting. Jones P. and Merricks P., (1994). Management of Foodservice Operations. London : Cassell. Lawson F.R., (1973). Restaurant Planning and Design. London : Architecturel Press. Lawson F.R., (1976). Hotels, Motels and Condominiums. Oxford : Butterworth Architecture. Lawson F.R., (1981). Principles of Catering Design. London : Architecturel Press. Swadarma, Doni dan Aryanto Yunus. (2013). Rumah Etnik Betawi. Jakarta : Griya Kreasi. Farthur, R. (2013). Desain Interior Hotel Resort Kusuma Berkonsep Neo-Vernacular Budaya Jawa Dengan Nuansa Kerajaan Majapahit dan Pedesaan. Jurnal Sains dan Seni POMITS Vol : 2 No Erdiono, D. (2011). Arsitektur Modern (Neo) Vernakular di Indonesia. Jurnal Sabua Vol. 3 No F. Indah P. L. (2013). Pusat Seni Tari Jawa di Semarang dengan Pendekatan Arsitektur Neo- Vernacular. Journal of Architecture. Vol. 2 No X. Weldus dan Joseph. (2012). Sanggar Pengembangan Budaya Suku Ayamaru, Aitinyo dan Aifat di Sorong Arsitektur Neo-Vernakular. Journal of Architecture. Vol.2 No.1. Ghanbari, Javid. (2014). Developing Neo-Vernacular Building Technologies to Integrate Natural and Built Environments : A Model Tourist Village in Qeshm Island. Research Journal of Recent Science. Vol. 3(12), 78 86, ISSN Vol. 3(12), 78-86, December (2014) Res.J.Recent Sci. RIWAYAT PENULIS Chantal Millak lahir di kota Bagan Siapi-Api pada 10 Juli Penulis menamatkan pendidikan S1 di Bina Nusantara University dalam bidang Arsitektur pada tahun 2015.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan DKI Jakarta yang terkenal dengan kota yang tidak pernah berhenti beraktifitas menyebabkan meningkatnya tingkat stress penduduknya. Oleh karena itu, dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang DKI Jakarta sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia dikenal sebagai sumber ekonomi dan pusat bisnis negara Indonesia dengan jumlah penduduknya meningkat setiap tahunnya,

Lebih terperinci

MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang. meningkatkan jumlah pengunjung/wisatawan

MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang. meningkatkan jumlah pengunjung/wisatawan MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang EKONOMI SOSIAL POLITIK INDUSTRI PARIWISATA BUDAYA mengalami perkembangan mengikuti kemajuan zaman meningkatkan

Lebih terperinci

Persyaratan dan Kriteria Hotel Resort Bintang 4

Persyaratan dan Kriteria Hotel Resort Bintang 4 Lampiran 4.1 Persyaratan dan Kriteria Hotel Resort Bintang 4 Untuk membangun sebuah Hotel Resort khususnya Bintang 4 harus memperhatikan persyaratan dan kriteria bangunan sebagai berikut : 1. Lokasi dan

Lebih terperinci

Jumlah Luasan (m²) Ruang Nama Ruang Kapasitas Standart Kapasitas Sirkulasi. (260m²) 3 Bus. 30 m²/bus. (650 m²)

Jumlah Luasan (m²) Ruang Nama Ruang Kapasitas Standart Kapasitas Sirkulasi. (260m²) 3 Bus. 30 m²/bus. (650 m²) 2.4 Kebutuhan Ruang 2.4.1 Kuantitatif Besarnya ruang dan jumlah ruang diperngaruhi oleh kapasitas dalam ruangan dan jumlah penggunan dalam suatu ruangan. Perhitungan standar besaran ruang diperoleh dari

Lebih terperinci

Desain Interior Hotel Resort Kusuma dengan Konsep Neo Vernakular Budaya Jawa Bernuansa Pedesaan dan Kerajaan Majapahit.

Desain Interior Hotel Resort Kusuma dengan Konsep Neo Vernakular Budaya Jawa Bernuansa Pedesaan dan Kerajaan Majapahit. Persaingan kuat industri hotel yang padat di batu KOTA WISATA Desain Interior Hotel Resort Kusuma dengan Konsep Neo Vernakular Budaya Jawa Bernuansa Pedesaan dan Kerajaan Majapahit. Definisi Judul Salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Garut merupakan salah satu daerah potensial pariwisata di provinsi Jawa Barat. Andalan kabupaten Garut untuk menarik wisatawan lokal maupun asing berupa daya tarik

Lebih terperinci

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG TINJAUAN UMUM PROYEK II.1 GAMBARAN UMUM PROYEK II.1.1 TINJAUAN PROYEK Judul Proyek : Hotel Resort di Dago Giri, Bandung, Indonesia Tema : Arsitektur Hijau Lokasi : Jl.Dago Giri, Bandung, Indonesia KDB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diandalkan tidak hanya dalam pemasukan devisa, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diandalkan tidak hanya dalam pemasukan devisa, tetapi juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata memiliki potensi cukup besar dalam usaha meningkatkan devisa negara. Pariwisata menjadi suatu kegiatan ekonomi yang dapat diandalkan tidak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1.1.1. Kelayakan. Saat ini kegiatan pariwisata telah menjadi salah satu kebutuhan pokok manusia pada umumnya, yang disesuaikan dengan tingkat pendapatan masingmasing

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG MASALAH

LATAR BELAKANG MASALAH 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Yogyakarta merupakan salah satu daerah tujuan wisata dunia yang banyak digemari oleh para wisatawan baik lokal maupun mancanegara setelah Bali di Indonesia,

Lebih terperinci

& ><&$& JNWMa Dl KAWASAN W,SATA &m & & &

& ><&$& JNWMa Dl KAWASAN W,SATA &m & & & BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. Konsep Dasar Untuk menentukan konsep dasar dari perencanaan dan perancangan resort hotel yang memenuhi aspek yang telah digariskan maka perlu adanya

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP DASAR Konsep dasar dalam perancangan hotel ini adalah menghadirkan suasana alam ke dalam bangunan sehingga tercipta suasana alami dan nyaman, selain itu juga menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Indonesia adalah salah satu tujuan wisata yang cukup diminati oleh wisatawan mancanegara, bukan saja karena Indonesia memiliki kekayaan alam yang banyak,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Arsitektur Neo-Vernacular 2.1.1 Latar Belakang Munculnya Arsitektur Neo-Vernacular Arsitektur Neo-Vernacular adalah salah satu paham atau aliran yang berkembang pada era Post Modern

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Ruang Tabel 6.1. Rekapitulasi Program Ruang JENIS RUANG JUMLAH (UNIT) LUAS TOTAL (m 2 ) INDOOR Ruang Kegiatan Hunian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam ataupun luar negeri datang untuk menikmati objek-objek wisata tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. dalam ataupun luar negeri datang untuk menikmati objek-objek wisata tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki beragam objek wisata, seperti pulau-pulau dengan pemandangan pantai yang indah, pegunungan, dan keindahan baharinya.

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN BAB IV: KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Dasar Perancangan 4.1.1. Konsep Desain Hotel Convention ini memiliki konsep yang berintegritas dengan candi prambanan yang iconik, serta dapat mengedukasikan bagi

Lebih terperinci

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat,

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, BAB II PEMROGRAMAN Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, khususnya kota Medan. Hal ini terkait dengan berbagai bidang yang juga mengalami perkembangan cukup pesat seperti bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan pariwisata di kota Bandung sebagai ibukota provinsi Jawa Barat semakin mengalami peningkatan. Hal ini dapat terlihat dari padatnya pintu tol Pasteur sebagai

Lebih terperinci

ANYER BEACH RESORT BAB V KONSEP PERANCANGAN

ANYER BEACH RESORT BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam perancangaan Resort ini penulis menggunakan kosep dasar TROPIS MODERN yang dimana bangunan ini tetap mengacu pada ciri bangunan tropis lainnya,

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN Penerapan Tema dasar Arsitektur nusantara pada Perancangan Hotel Resort di Ngadas ini meliputi lima aspek : 1. Bentuk Atap yang Dominan 2. Penonjolan kebun daripada hunian 3. Lepas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Pariwisata merupakan kegiatan melakukan perjalanan dengan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki

Lebih terperinci

HOTEL RESORT DI PANTAI MANGGAR BALIKPAPAN DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR TROPIS

HOTEL RESORT DI PANTAI MANGGAR BALIKPAPAN DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR TROPIS HOTEL RESORT DI PANTAI MANGGAR BALIKPAPAN DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR TROPIS Oleh : Dishy Valdhisa Rindani, Titien Woro Murtini, Gagoek Hardiman Pantai Manggar merupakan pantai kebanggaan masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggal, seperti ruang tidur, ruang makan, dan kamar mandi. Karena bersifat

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggal, seperti ruang tidur, ruang makan, dan kamar mandi. Karena bersifat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perancangan Hotel merupakan fasilitas akomodasi yang menyediakan sarana penginapan sekaligus pelayanan makanan dan minuman yang bersifat komersil. Secara umum,

Lebih terperinci

BAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN. 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan

BAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN. 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan BAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan Gambar 3.1 Gerbang Masuk Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan adalah sebuah perkampungan budaya yang dibangun untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung merupakan kota metropolitan dan kota wisata, yang perekonominnya berkembang pesat. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank

Lebih terperinci

PRAMBANAN HERITAGE HOTEL AND CONVENTION

PRAMBANAN HERITAGE HOTEL AND CONVENTION TUGAS AKHIR PRAMBANAN HERITAGE HOTEL AND CONVENTION ARSITEKTUR HIJAU DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN GUNA MEMPEROLEH GELAR STRATA-1 SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR DISUSUN OLEH : IMAM ZULFIKAR FAJRI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Hotel Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa hampir di tiap-tiap kota terdapat hotel yang memberikan jasa penginapan berikut service lainnya. Bagi orang-orang yang

Lebih terperinci

BAGIAN DESKRIPSI HASIL RANCANGAN

BAGIAN DESKRIPSI HASIL RANCANGAN a. Property Size Bangunan Karst Research Center memiliki property size sebagaimana tertulis pada tabel 5.1 di bawah ini. Tabel 5.1 Property Size Karst Research Center Semi- Basement Ground Floor 1st Floor

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RESORT HOTEL

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RESORT HOTEL BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RESORT HOTEL Program dasar perencanaan dan perancangan resort hotel merupakan sebuah hasil dari kesimpulan menyeluruh dan berfungsi sebagai pemandu desain

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL RESORT

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL RESORT BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL RESORT 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1 Program Ruang A. Kelompok Ruang Kegiatan Umum 1. Plasa Penerima 163,2 2. Lobby 63,2 3. Lounge 42,66 4.

Lebih terperinci

mendapat kesepakatan hasil desain. Adapun proyek yang di kerjakan adalah : Perencanaan Layout Furniture, Partition Plan, Door Plan, Floor Plan, Wall P

mendapat kesepakatan hasil desain. Adapun proyek yang di kerjakan adalah : Perencanaan Layout Furniture, Partition Plan, Door Plan, Floor Plan, Wall P BAB III DATA PROYEK III.1 Data Umum Proyek Dalam melaksanakan kerja praktek, praktikan mendapat kesempatan untuk membantu beberapa proyek yang sedang dikerjakan oleh PT Trijaya Anugrah Kreasi sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini bisnis pariwisata sudah menjadi suatu trend, kebutuhan, serta sumber pemasukan yang besar bagi para pengusaha dan negara. Di Indonesia, Bandung merupakan

Lebih terperinci

Bab II. Sumber Inspirasi. bernuansa natural. Bandara ini sangat jelas mengandung tema Neo-Vernakular

Bab II. Sumber Inspirasi. bernuansa natural. Bandara ini sangat jelas mengandung tema Neo-Vernakular Bab II Sumber Inspirasi 2.1 Bandara soekarno hatta Sebagian besar unit-unitnya berkonstruksi tiang dan balok yang di ekspos dan terlihat modern. Bandara ini di rancang oleh Arsitek dari Prancis, Paul Andreu.

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN CANDI IJO RESORT

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN CANDI IJO RESORT BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN CANDI IJO RESORT 6.1 Konsep Perencanaan Hotel Resort 6.1.1 Kosep Organisasi Ruang Resort hotel merupakan sebuah bangunan yang terdiri dari berbagai massa dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pemilihan Project BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pemilihan Project Pada zaman sekarang ini, manusia selalu memperoleh tekanan untuk bertahan hidup. Tekanan untuk bertahan hidup ini mendorong manusia

Lebih terperinci

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN BAB IV. KONSEP PERANCANGAN IV. 1 Konsep Citra Pada Ayu Balinese Beauty & Spa ini memilih untuk memberikan kesan citra seperti pada tabel dibawah ini. Bagan 4. 1 Konsep Citra IV. 2 Latar Belakang Pemilihan

Lebih terperinci

BOUTIQUE HOSTEL DI SOLO

BOUTIQUE HOSTEL DI SOLO BOUTIQUE HOSTEL DI SOLO Oleh: Nurindah Khusnul Irfani, Resza Riskiyanto, Djoko Indrosaptono Dalam beberapa waktu terakhir, tren generasi muda untuk berwisata secara backpacking semakin meningkat. Kota

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERANCANGAN BAB IV 4.1 Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya. 4.1.1 Analisa Pelaku

Lebih terperinci

HOTEL RESORT DI KOTA BATU MALANG

HOTEL RESORT DI KOTA BATU MALANG HOTEL RESORT DI KOTA BATU MALANG Nama : Karuna Darani NPM : 24312037 Jurusan : Teknik Arsitektur Skripsi Deskripsi Project Jenis akomodasi yang menyediakan jasa penginapan yang berlokasi di daerah pegunungan

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. Keywords : bunga padma, indah, natural, suci. viii

ABSTRAKSI. Keywords : bunga padma, indah, natural, suci. viii ABSTRAKSI Pernikahan merupakan hal yang alami yang terjadi di kehidupan manusia. Bagi umat beragama, pernikahan juga merupakan sesuatu yang sakaral dan suci yang hanya dilakukan sekali seumur hidup. Bulan

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL 6.1. Program Ruang Berdasarkan tapak terpilih, dilakukan perhitungan kembali untuk mengoptimalkan jumlah kamar. Perhitungan ini sama seperti perhitungan

Lebih terperinci

Minggu 2 STUDI BANDING

Minggu 2 STUDI BANDING 1 Minggu 2 STUDI BANDING TUJUAN Tujuan dari Studi Banding adalah belajar dari karya-karya arsitektur terdahulu menganalisis dan mengevaluasi kelebihan dan kekurangannya. Dalam mata kuliah Perancangan Arsitektur,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hotel merupakan salah satu bangunan yang ditujukan untuk singgah dalam jangka waktu sementara dengan layanan dan fasilitas lainnya. Sebagai pokok akomodasi yang terdiri

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN VI.1. Konsep Pengembangan BAB VI KONSEP PERANCANGAN Menurut tujuan kedatangannya, hotel resor ini merupakan tipe hotel pleasure hotel. Fasilitasnya yang ada di hotel ini ditujukan untuk memberi fasilitas

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL BISNIS BINTANG 4

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL BISNIS BINTANG 4 BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL BISNIS BINTANG 4 5.1. PROGRAM DASAR PERENCANAAN 5.1.1. Program Ruang Tabel 5.1.Rekapitulasi Program Ruang Hotel Bisnis No Ruang Kapasitas Luas KELOMPOK KEGIATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghasilkan devisa negara dengan mendatangkan wisatawan domestik

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghasilkan devisa negara dengan mendatangkan wisatawan domestik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata adalah salah satu industri yang berkembang sangat pesat dan mampu menghasilkan devisa negara dengan mendatangkan wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.

Lebih terperinci

PERANCANGAN FURNITUR DAN AKSESORIS HOTEL TRANSIT BANDARA SOEKARNO-HATTA

PERANCANGAN FURNITUR DAN AKSESORIS HOTEL TRANSIT BANDARA SOEKARNO-HATTA PERANCANGAN FURNITUR DAN AKSESORIS HOTEL TRANSIT BANDARA SOEKARNO-HATTA PROPOSAL PENGAJUAN PROYEK TUGAS AKHIR SYLVANI LAURENCIA 1501144856 SCHOOL OF DESIGN DESAIN INTERIOR UNIVERSITAS BINA NUSANTARA 2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diangkat, maka tiap-tiap kata dari judul tersebut perlu dijabarkan. 1. Resort : adalah sebuah tempat untuk menginap dimana

BAB I PENDAHULUAN. diangkat, maka tiap-tiap kata dari judul tersebut perlu dijabarkan. 1. Resort : adalah sebuah tempat untuk menginap dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Deskrpsi Judul Agar dapat memberikan kejelasan mengenai maksud dari judul yang diangkat, maka tiap-tiap kata dari judul tersebut perlu dijabarkan pengertiannya, yaitu sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Department, Purchasing Department, dan Security Department.

BAB 1 PENDAHULUAN. Department, Purchasing Department, dan Security Department. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai faisilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha dan Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Globalisasi sering diterjemahkan sebagai gambaran dunia yang lebih seragam dan terstandar melalui teknologi, komersialisasi, dan sinkronisasi budaya yang dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung merupakan salah satu kota besar di pulau Jawa. Di kota ini banyak terjadi sejarah penting seperti kebakaran besar Bandung Lautan Api, Konfrensi Asia Afrika

Lebih terperinci

III.1 ANALISIS KONDISI LAHAN DAN LINGKUNGAN III.1.1 ANALISIS KONDISI LAHAN

III.1 ANALISIS KONDISI LAHAN DAN LINGKUNGAN III.1.1 ANALISIS KONDISI LAHAN BAB III ANALISIS III. ANALISIS KONDISI LAHAN DAN LINGKUNGAN III.. ANALISIS KONDISI LAHAN Kondisi Eksisting Lahan Dalam lahan perancangan saat ini terdapat perkebunan sayur dan tanaman hias. Pada lahan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR 138 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Hotel Resort Bintang 3 Di Indramayu

TUGAS AKHIR 138 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Hotel Resort Bintang 3 Di Indramayu TUGAS AKHIR 138 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Hotel Resort Bintang 3 Di Indramayu Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Oleh: Wirda

Lebih terperinci

Desain Interior Hotel Resort Papuma bertema Postmodern budaya Jawa dengan nuansa Tropis

Desain Interior Hotel Resort Papuma bertema Postmodern budaya Jawa dengan nuansa Tropis JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.1, (2013) 1 Desain Interior Hotel Resort Papuma bertema Postmodern budaya Jawa dengan nuansa Tropis Devi Hanurani Sugianti, dan Prasetyo Wahyudie Juusan Desain Produk

Lebih terperinci

Mambruk Anyer Hotel Rates

Mambruk Anyer Hotel Rates Mambruk Anyer Hotel Rates Mambruk Anyer yang terletak di Pantai Anyer dan berada di samping Mersucuar Anyer yang bersejarah. Mambruk Anyer adalah penginapan berbintang empat di Anyer dilengkapi dan difasilitas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran

II. TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemasaran Pada dasarnya pemasaran merupakan salah satu kegiatan dalam perekonomian yang bukan semata-mata kegiatan untuk menjual barang atau jasa saja, akan tetapi lebih mengarah

Lebih terperinci

STUDI AKTIVITAS. STUDI AKTIVITAS UMUM PENGUNJUNG / TAMU AKTIFITAS TEMPAT WAKTU KETERANGAN Datang memarkir kendaraan. Parkir Tamu

STUDI AKTIVITAS. STUDI AKTIVITAS UMUM PENGUNJUNG / TAMU AKTIFITAS TEMPAT WAKTU KETERANGAN Datang memarkir kendaraan. Parkir Tamu STUDI AKTIVITAS STUDI AKTIVITAS UMUM PENGUNJUNG / TAMU AKTIFITAS TEMPAT WAKTU KETERANGAN Datang memarkir kendaraan Parkir Tamu Mencari informasi Resepsionis Bebas Insidentil Menunggu Lounge Beristirahat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi sekarang ini, tingkat kebutuhan manusia akan wisata kian berkembang dan menjadi lebih mudah orang-orang melakukan perjalanan. Hal ini disebabkan

Lebih terperinci

TEMA. menikmati alam Bali. Lengkap dengan berbagai fasilitas pendukung yang ada di dalamnya. LEGAL

TEMA. menikmati alam Bali. Lengkap dengan berbagai fasilitas pendukung yang ada di dalamnya. LEGAL TEMA LATAR BELAKANG Bali tidak memiliki hasil tambang, lahan pertanian yang terbatas, namun pulau Bali memiliki keindahan alam dan budaya yang sangat mempesona Untuk meningkatkan taraf hidup penduduk Bali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jakarta adalah ibu kota negara Indonesia yang memiliki luas sekitar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jakarta adalah ibu kota negara Indonesia yang memiliki luas sekitar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta adalah ibu kota negara Indonesia yang memiliki luas sekitar 661,52 km² dengan penduduk berjumlah kurang lebih 10.187.595 jiwa. Jakarta merupakan metropolitan

Lebih terperinci

BAB III STUDI LAPANGAN. Syariah Hotel Lor In Solo adalah sebuah Hotel syariah berbintang 4

BAB III STUDI LAPANGAN. Syariah Hotel Lor In Solo adalah sebuah Hotel syariah berbintang 4 BAB III STUDI LAPANGAN III. III. A. OBSERVASI A.1. Syariah Hotel Lor In Solo Syariah Hotel Lor In Solo adalah sebuah Hotel syariah berbintang 4 terbesar di kota Solo. Hotel yang memiliki luasan yang tidak

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 MORFOLOGI KOTA BATAVIA DARI TAHUN 1627 SAMPAI Peta Kota Batavia pada tahun

LAMPIRAN 1 MORFOLOGI KOTA BATAVIA DARI TAHUN 1627 SAMPAI Peta Kota Batavia pada tahun LAMPIRAN 1 MORFOLOGI KOTA BATAVIA DARI TAHUN 1627 SAMPAI 1650 Peta Kota Batavia pada tahun 1627-1632 Peta Kota Batavia pada tahun 1635-1650 Sumber: Sejarah Kota Tua, UPT Kota Tua, 2005 LAMPIRAN 2 KEPUTUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Arkeologi : adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang hasil

BAB I PENDAHULUAN. 1. Arkeologi : adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang hasil 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Diskripsi Judul Agar dapat memberikan kejelasan mengenai maksud dari judul yang diangkat, maka setiap kata dari judul tersebut perlu dijabarkan pengertiannya, yaitu sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta atau yang lebih dikenal dengan nama Jogja, merupakan kota yang terkenal dengan sejarah dan warisan budayanya. Pegunungan, pantai, sawah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata di Indonesia telah tumbuh dan berkembang dari waktu ke waktu. Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata di Indonesia telah tumbuh dan berkembang dari waktu ke waktu. Bandung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata di Indonesia telah tumbuh dan berkembang dari waktu ke waktu. Bandung merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia yang memiliki potensi besar sebagai daerah

Lebih terperinci

PERANCANGAN INTERIOR HOTEL PANEMBAHAN SENOPATI YOGYAKARTA

PERANCANGAN INTERIOR HOTEL PANEMBAHAN SENOPATI YOGYAKARTA PERANCANGAN INTERIOR HOTEL PANEMBAHAN SENOPATI YOGYAKARTA KARYA DESAIN Disusun Oleh : TRI WAHYU KARTONO 091 1676 023 PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR JURUSAN DESAIN FAKULTAS SENI RUPA INSTITUT SENI INDONESIA

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Penerapan Tema dasar Arsitektur Islam yang berwawasan lingkungan pada

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Penerapan Tema dasar Arsitektur Islam yang berwawasan lingkungan pada 190 BAB VI HASIL PERANCANGAN Penerapan Tema dasar Arsitektur Islam yang berwawasan lingkungan pada bangunan, terbagi menjadi tiga wujud nilai yaitu Hablumminal alam, Hablumminannas, dan Hablumminallah,

Lebih terperinci

Hotel Resort Bintang 3 di Kecamatan Baturaden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah Penekanan Desain pada Arsitektur Hemat Energi BAB 1 PENDAHULUAN

Hotel Resort Bintang 3 di Kecamatan Baturaden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah Penekanan Desain pada Arsitektur Hemat Energi BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai organisasi internasional antara lain PBB, Bank Dunia dan World Tourism Organization (WTO), telah mengakui bahwa pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan hidup manusia semakin berkembang sejalan dengan modernisasi yang tidak pernah terhenti terjadi di bumi. Aktifitas yang dilakukan oleh manusia semakin kompleks

Lebih terperinci

Fasilitas Pernikahan Aquatic di Surabaya

Fasilitas Pernikahan Aquatic di Surabaya JURNAL edimensi ARISTEKTUR, No. 1 (2012) 1-5 1 Fasilitas Pernikahan Aquatic di Surabaya Handono S dan Ir. ST. Kuntjoro Santoso, M.T. Program Studi Teknik Arsitektur, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto

Lebih terperinci

DENAH ALTERNATIF 1 LANTAI 1

DENAH ALTERNATIF 1 LANTAI 1 LANTAI 1 pada denah alt.1, area resepsionis menghadap ke arah entrance sehingga memudahkan akses bagi tamu hotel. Security & bellboy station diletakkan di sebelah kanan entrance juga memudahkan bellboy

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Griya seni dan Budaya Terakota ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Re-Inventing Tradition

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI DAN PROGRAM HOTEL BINTANG 3 DENGAN KONSEP REFUNGSIONAL DAN PENGEMBANGAN GEDUNG EXIM

LANDASAN TEORI DAN PROGRAM HOTEL BINTANG 3 DENGAN KONSEP REFUNGSIONAL DAN PENGEMBANGAN GEDUNG EXIM PROYEK AKHIR ARSITEKTUR Periode LXVII, Semeter Genap, Tahun 2014 / 2015 LANDASAN TEORI DAN PROGRAM HOTEL BINTANG 3 DENGAN KONSEP REFUNGSIONAL DAN PENGEMBANGAN GEDUNG EXIM Penekanan Desain ARSITEKTUR MODERN

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Negara kita Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat besar, dan juga memiliki garis pantai yang sangat indah. Salah satu pulau yang mempunyai garis pantai yang

Lebih terperinci

HOTEL BUTIK DI SOLO BARU

HOTEL BUTIK DI SOLO BARU TUGAS AKHIR LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR HOTEL BUTIK DI SOLO BARU DENGAN PENEKANAN KONSEP DESAIN NEO VERNAKULAR DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN GUNA MEMPEROLEH GELAR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. gb Peta Kawasan Wisata Pantai Lebih Gianyar Bali Sumber. Brosur Kabupaten Gianyar

BAB 1 PENDAHULUAN. gb Peta Kawasan Wisata Pantai Lebih Gianyar Bali Sumber. Brosur Kabupaten Gianyar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Kelayakan gb. 1.1. Peta Kawasan Wisata Pantai Lebih Gianyar Bali Sumber. Brosur Kabupaten Gianyar Potensi dan daya tarik Pantai Lebih 1. Potensi alam Pantai

Lebih terperinci

HOTEL BAWAH LAUT DI PERAIRAN PULAU MENJANGAN KEPULAUAN KARIMUNJAWA DENGAN PENEKANAN DESAIN HI-TECH ARCHITECTURE

HOTEL BAWAH LAUT DI PERAIRAN PULAU MENJANGAN KEPULAUAN KARIMUNJAWA DENGAN PENEKANAN DESAIN HI-TECH ARCHITECTURE HOTEL BAWAH LAUT DI PERAIRAN PULAU MENJANGAN KEPULAUAN KARIMUNJAWA DENGAN PENEKANAN DESAIN HI-TECH ARCHITECTURE Oleh : Abid Saputra Perdana Karimunjawa merupakan salah satu kepulauan di Jawa yang memiliki

Lebih terperinci

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Makro Hotel Resort sebagai Fasilitas Akomodasi Penginapan Kelas Menengah ke Atas

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Makro Hotel Resort sebagai Fasilitas Akomodasi Penginapan Kelas Menengah ke Atas BAB V KONSEP 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Hotel Resort sebagai Fasilitas Akomodasi Penginapan Kelas Menengah ke Atas Hotel Resort di Pantai Siung menjadi sesuatu yang diperlukan untuk menunjang pariwisata di

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... ii. SPECIAL THANKS... v. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR GAMBAR... x. DAFTAR TABEL...xiii. DAFTAR BAGAN...xiv. ABSTRAK...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... ii. SPECIAL THANKS... v. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR GAMBAR... x. DAFTAR TABEL...xiii. DAFTAR BAGAN...xiv. ABSTRAK... ABSTRAK Dalam penulisan makalah yang berjudul Laporan Perancangan Desain Interior Hotel Bisnis Bintang Lima dengan Tema Urban Oasis ini, penulis memaparkan seperti apa perancangan yang dilakukan berdasarkan

Lebih terperinci

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG I.1 LATAR BELAKANG PENDAHULUAN Dalam kurun lima tahun terakhir pertumbuhan perekonomian kota Bandung terus terdongkrak naik. Penyebab kondisi yang tengah dialami kota Bandung tidak hanya karena saat ini

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik 3.1.1 Lokasi Site Gambar 6 Lokasi Site Makro Gambar 7 Lokasi Site Berdampingan Dengan Candi Prambanan Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 26 Lokasi

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP PERENCANAAN

BAB IV: KONSEP PERENCANAAN BAB IV: KONSEP PERENCANAAN 4.1. Konsep Dasar Perancangan Seperti yang telah disinggung pada bab bab sebelumnya, dasar konsep perancangan bangunan Prambanan Heritage Hotel and Convention ini adalah heritage

Lebih terperinci

Fasilitas Wisata Kuliner Solo di Solo Baru

Fasilitas Wisata Kuliner Solo di Solo Baru JURNAL edimensi ARSITEKTUR Vol. II, No. 1 (2014), 316-320 316 Fasilitas Wisata Kuliner Solo di Solo Baru Anthony Oetomo dan Ir. St. Kuntjoro Santoso, M.T. Prodi Arsitektur, Universitas Kristen Petra Jl.

Lebih terperinci

Sebuah 'Idea' Hasil akhir daripada sebuah pemikiran yang cemerlang

Sebuah 'Idea' Hasil akhir daripada sebuah pemikiran yang cemerlang Bali Urban Oasis Sebuah 'Idea' Hasil akhir daripada sebuah pemikiran yang cemerlang Urban Oasis adalah satu satunya tempat, dimana anda dapat sungguh - sungguh merasakan kenyamanan dan kesegaran bekerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makanannya, dan kawasan perbelanjaannya. Kota Bandung berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN. makanannya, dan kawasan perbelanjaannya. Kota Bandung berkembang dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Siapa yang tidak tahu dengan kota Bandung? Bandung dikenal dengan kota bunga. Kota Bandung sangat terkenal dengan keindahannya, keberanekaragaman makanannya,

Lebih terperinci

DESKRIPSI KARYA PATRIA PARK APARTMENT NYOMAN DEWI PEBRYANI S.T.,M.A NIP NIDN

DESKRIPSI KARYA PATRIA PARK APARTMENT NYOMAN DEWI PEBRYANI S.T.,M.A NIP NIDN DESKRIPSI KARYA PATRIA PARK APARTMENT NYOMAN DEWI PEBRYANI S.T.,M.A NIP. 198502082009122004 NIDN. 008028501 FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA (ISI) DENPASAR 2013 1 DAFTAR ISI HALAMAN

Lebih terperinci

Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis)

Gambar V.1 Aplikasi Ide (Sumber : Penulis) 101 BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN 1. Ide Gagasan Ide gagasan perancangan desain interior Resort ini berupa konsep Zen. Zen merupakan konsep yang terinspirasi dari konsep interior Jepang, yang memadukan antara

Lebih terperinci

-BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

-BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG -BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berlibur merupakan salah satu kebutuhan yang harus terpenuhi bagi masyarakat urban pada saat ini guna melepas kejenuhan dari padatnya aktivitas perkotaan. Banyaknya

Lebih terperinci

Bab 4 KONSEP PERANCANGAN INTERIOR

Bab 4 KONSEP PERANCANGAN INTERIOR Bab 4 KONSEP PERANCANGAN INTERIOR 4.1 Konsep Perancangan 4.1.1 Konsep Gaya Konsep desain pada perancangan Petlove Pet Center ini menggunakan pendekatan terhadap konsep fungsi dan citra. Perancangan Petlove

Lebih terperinci

Keselarasan antara Baru dan Lama Eks-Bioskop Indra Surabaya

Keselarasan antara Baru dan Lama Eks-Bioskop Indra Surabaya JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 6, No.2, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) G 152 Keselarasan antara Baru dan Lama Eks-Bioskop Indra Surabaya Shinta Mayangsari dan M. Dwi Hariadi Departemen Arsitektur,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pergaulan dan kehidupan sosial merupakan hal yang tidak bisa terlepas dari kehidupan masyarakat. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu bergaul dan secara tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupkan salah satu sektor penting dalam pembangunan nasional. Peranan pariwisata di Indonesia sangat dirasakan manfaatnya, karena pembangunan dalam sektor

Lebih terperinci

interior yang berperan sebagai perantara untuk menawarkan dan menunjukkan aktivitas pengguna. Desain mebel mengekspresikan pencitraan ruang dengan ber

interior yang berperan sebagai perantara untuk menawarkan dan menunjukkan aktivitas pengguna. Desain mebel mengekspresikan pencitraan ruang dengan ber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Topik Peranan dan fungsi interior desain telah berubah menjadi bebas, beragam dan mendetil sesuai dengan lingkungan dan gaya hidup manusia masa kini. Ruang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan yang terjadi kota kota besar di Indonesia, mengalami kemajuan yang cukup pesat dalam berbagai bidang, seperti bidang ekonomi, sosial, budaya dan pariwisata.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Munculnya hotel-hotel baru bertarif ekonomis (budget) menjadi fenomena baru. Posisinya yang berada antara guest house dan hotel bintang 3 menarik para pebisnis dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah hotel berbintang yang ada di Pantai Sorake sampai saat ini baru berjumlah

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah hotel berbintang yang ada di Pantai Sorake sampai saat ini baru berjumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1.1. Kelayakan 1.1.1.1. Hotel Resort di Pantai Sorake Nias Selatan. Jumlah hotel berbintang yang ada di Pantai Sorake sampai saat ini baru berjumlah 1 (satu) buah

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB IV TINJAUAN KHUSUS BAB IV TINJAUAN KHUSUS 4.1. Perencanaan Bahan 4.1.1. Perencanaan Lantai Lantai dasar difungsikan untuk area parkir mobil, area service, pantry, ruang tamu, ruang makan, ruang keluarga, kamar mandi tamu.

Lebih terperinci