*FakultasKesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "*FakultasKesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi"

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSCULOSKELETAL PADA NELAYAN DI DESA KALINAUN KECAMATAN LIKUPANG TIMUR KABUPATEN MINAHSA UTARA Elisya M. Kamurahan*, Nancy S.H Malonda*, Ricky C. Sondakh* *FakultasKesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Keluhan muskuloskletal adalah keluhan nyeri pada bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan oleh seseorang. Berdasarkan Data laporan penyakit dikalangan pekerja Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Utara menunjukkan bahwa kasus penyak itu umum dikalangan pekerja dari bulan januari sampai juni 2016 sebanyak 191 kasus. Data laporan 10 penyakit terbanyak puskesmas Likupang Timur tahun 2015 penyakit sistem otot dan jaringan pengikat sebanyak 778 kasus dan pada tahun 2016 penyakit sistem otot dan jaringan pengikat meningkat sebanyak 1272 kasus. Penelitian Ini bertujuan untuk mengetahui status gizi dan sikap kerja dengan keluhan musculoskeletal pada nelayan di Desa Kalinaun Kecamatan Likupang Timur. Jenis Penelitian yang digunakan Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan desain cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kalinaun Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara. Dan jumlah sampel yang akan diteliti menggunakan rumus slovin dan menggunakan kriteria inklusi dan kriteria ekslusi sehingga reesponden yang akan diteliti didapatkan 97 responden. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner, alat ukur berupa timbangan dan microtoise. Analisis bivariat menggunakan uji Spearman. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan Status Gizi dengan Keluhan Musculoskeletal (p Value = 0,015). Hasil penelitian sikap kerja menurunkan jaring dengan keluhan musculoskeletal (p Value = 0,005) yang memiliki korelasi hubungan yang cukup kuat dan hasil penelitian sikap kerja menarik jaring dengan keluhan musculoskeletal terdapat hubunga (p Value = 0,004). Jika kita mengambil kesimpulan, status gizi dan sikap kerja merupakan faktor penting bagi para nelayan untuk dipertimbangkan ketika melakukan pekerjaan tersebut. Kata Kunci : Status Gizi, SikapKerja, Keluhan Musculoskeletal ABSTRACT The symptoms of musculoskeletal disorders (MSDs) are the symptoms of pain in the skeletal muscles of human body. The data from the Health Department of North Minahasa reported that there were 191 cases of general diseases among the workers in In addition, the data of the ten most prevent diseases from Puskesmas in East Likupang, showed that the cases of diseases on muscles and joint tissues system increased from 778 cases in 2015 to 1272 cases in This research aims to analyze the correlation between the nutritional status and working positions, and the symptoms of musculoskeletal disorders among the fisherman in Kalinaun, East Likupang District. This research was the observational analytic study with cross sectional design, was undertaken in Kalinaun village, East LikupangDistrict in North Minahasa. The participants were recruited using purposive sampling method with inclusion and exclusion criterions. There were 97 fishermen included in this research. This research used questionnaire, weight scale instrument and Microtoise. The Spearman test was run for bivariate statistic analysis. The result shows that there were statistically significant correlation between the symptoms of MSDs and Nutritional status (p.value; 0.015), working position of Throwing/lowering the net (P.value = 0.005) andpulling the net (p Value = 0,004). It can be conclude that nutritional status and working position are important factors for the fishermen to be considered when performing the job. Keyword : Nutrition Status, Work Attitude, Musculosceletal Complaint 1

2 PENDAHULUAN Keluhan pada sistem Musculoskeletal yang telah diketahui merupakan penyakit yang berkaitan dengan pekerjaan pada Indonesia khususnya pada Negara berkembang. Keluhan muskuloskeletal atau Musculoskeletal Disorder (MSDs) bersifat kronis, disebabkan adanya kerusakan pada tendon, otot, ligament, sendi, saraf, kartilago, atau spinal disc biasanya menimbulkan rasa tidak nyaman, nyeri, gatal dan pelemahan fungsi. Keluhan ini dipicu oleh berbagai faktor, salah satunya adalah faktor pekerjaan contohnya peregangan otot berlebih, postur kerja yang tidak alamiah, gerakan repetitif, dan lingkungan seperti getaran, tekanan dan mikroklimat (Tarwaka, 2013) Keluhan musculoskeletal adalah keluhan yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan yang sangat ringan hingga keluhan yang dirasakan sangat sakit pada otot-otot.apabilah otot menerima beban yang statis secara berulang kali dalam waktu yang lama maka keluhan yang dirasakan sangat nyeri pada bagian otot rangka nyeri tersebut sangat lama yang dirasakan, dan dapat juga menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi, ligament dan tendon. Keluhan hingga kerusakan inilah yang biasanya diistilahkan dengan keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) atau cedera pada sistem musculosceletal (Tarwaka 2014). Ada 4 faktor yang dapat meningkatkan timbulnya keluhan muskuloskeletal yaitu postur kerja yang tidak alamiah, tenaga yang berlebihan, pengulangan berkali-kali dan lamanya waktu kerja (OHSCOs, 2007). Berdasarkan studi oleh Eurpoean Campaign On Musculoskeletal Disorders terhadap 235 juta pekerja dibeberapa Negara Eropa pada tahun 2008, diperoleh 18% pekerja mengalami muskuloskeletal dikarenakan pekerjaan memindahkan benda berat setiap harinya. Prevalensi gangguan muskuloskeletal hampir mencapai 60% dari semua PAK.Gangguan muskuloskeletal menimbulkan rasa nyeri dan terbatasnya gerakan pada bagian tubuh tertentu.keluhan muskuloskeletal terjadi karena aktivitas fisik dan atau posisi kerja (WHO, 2003). International Labour Organization (ILO) pada tahun 2013 dalam program The Prevention of Occupational Disease mencatat bahwa keluhan muskuloskeletal yang diwakili Carpal Tunnel Syndrome (CTS) sebanyak 59% merupakan keluhan terbanyak dari keseluruhan catatan penyaki di Eropa tahun Di Korea MSDs mengalami peningkatan yang sangat tinggi dari pada tahun 2001 menjadi

3 pada tahun Di Argentina, pada tahun 2010 dilaporkan kasus dari penyakit akibat kerja, dengan MSDs diantaranya merupakan kejadian paling sering terjadi. Di Indonesia sebagian masyarakat bekerja sebagai nelayan. Dari data BPS tahun 2011 menunjukkan bahwa di Indonesia terdapat sekitar desa pesisir yang tersebar di 300 kabupaten/kota pesisir. Dari 234,2 juta jiwa penduduk Indonesia, ada 67,87 juta jiwa yang bekerja di sektor informal dan sekitar 30% diantaranya adalah nelayan. Data lainnya, 31 juta penduduk miskin di Indonesia, sekitar 7,87 juta jiwa (25,14%) diantaranya adalah nelayan dan masyarakat pesisir. Prevalensi penyakit muskuloskeletal di Indonesia berdasarkan pernah didiagnosis oleh tenaga kerja kesehatan yaitu 11.9% dan berdasarkan didiagnosis atau gejala yaitu 24.7%. prevalensi penyakit muskuloskeletal terbanyak terdapat pada pekerja informal seperti nelayan, petani dan buruh yaitu 31.2% (Riskesdas, 2013). Berdasarkan Data laporan penyakit dikalangan pekerja Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Utara menunjukkan bahwa kasus penyakit umum dikalangan pekerja dari bulan januari sampai juni 2016 sebanyak 191 kasus. Data laporan 10 penyakit terbanyak puskesmas Likupang Timur tahun 2015 penyakit sistem otot dan jaringan pengikat sebanyak 778 kasus dan pada tahun 2016 penyakit sistem otot dan jaringan pengikat meningkat sebanyak 1272 kasus (Dinkes Kab. Minahasa Utara, 2016). Data statistik tahun 2011 menunjukkan bahwa terdapat 8 ribu desa pesisir yang tersebar pada 300 kabupaten/ kota pesisir, dan dari 234 juta jiwa penduduk Indonesia, 67 juta pekerja pada bidang informal dan 30% diantaranya adalah nelayan. Riskesdas 2011 menyatakan salah satu penyakit tertinggi yang diderita nelayan adalah sakit sendi (Anonim, 2011). Kegiatan yang dilakukan oleh nalayan harus sesuai dengan kondisi tubuh serta tenaga yang dimiliki oleh masing-masing individu sehingga ada keseimbangan antara keduanya karena akan mempengaruhi kesehatan dan kinerja pekerja. Nelayan akan melakukan pekerjaan setiap hari dan akan melakukan gerakan yang terusmenerus dilakukan selama bekerja sehingga dapat kemungkinan dapat mengalami kelelahan otot dan nyeri pada bagian tubuh tertentu. Ada beberapa tahapan proses kerja nelayan tradisional dalam melakukan penangkapan ikan yaitu tahap persiapan, tahap penurunan jaring, tahap penarikan dan tahap pengangkutan hasil tangkapan. Pada proses kerja banyak menggunakan tenaga manusia yang 3

4 membutuhkan pengerahan tenaga yang besar. Kondisi ini mengakibatkan peregangan otot yang berlebihan. Peregangan otot yang berlebihan terjadi karena pengerahan tenaga yang diperlukan melampaui kekuatan optimum otot. Apabila hal serupa sering dilakukan, maka dapat memperbesar risiko terjadinya keluhan otot bahkan dapat menyebabkan terjadinya cidera otot skeletal Menurut Data Riskesdas (2013) penduduk umur dewasa kurus, gizi lebih dan obesitas menurut IMT/U di masing masing provinsi. Prevalensi penduduk dewasa kurus 8,7 persen, berat badan lebih 13,5 persen dan obesitas 15,4 persen. Prevalensi penduduk kurus terendah di provinsi Sulawesi Utara (5,6%) dan tertinggi di Nusa Tenggara Timur (19,5%). Dua belas provinsi dengan prevalensi penduduk dewasa kurus diatas prevalensi nasional, yaitu Kalimantan Tengah, Sulawesi Barat, Sumatera Barat, Jawa Timur, Maluku, Jawa Tengah, Banten, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, DI Yogyakarta dan Nusa Tenggara Timur. Prevalensi penduduk obesitas terendah di provinsi Nusa tenggara Timur (6,2%) dan tertinggi di Sulawesi Utara (24,0%). Enam belas provinsi dengan prevalensi diatas nasional, yaitu Jawa Barat, Bali, Papua, DI Yogyakarta, Aceh, Sulawesi Tengah, Jawa Timur, Bangka Belitung, Sumatera Utara, Papua Barat, Kepulauan Riau, Maluku Utara, Kalimantan Timur, DKI Jakarta, Gorontalo dan Sulawesi Utara (Anonim, 2013). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Purnawijaya (2014) tentang hubungan indeks massa tubuh dengan gangguan musculoskeletal dan distribusinya menggunakan NBM (Nordic Body Map) pada anggota senam satria nusantara dilapangan Renondengan hasil pada orang dengan Indeks Massa Tubuh overweight sebarannya pada bagian leher bagian bawah (14,6%), lutut kiri (12,2%) dan lutut kanan (9,8%), dan pada orang yang memiliki indeks masa tubuh obese terdistribusi pada bagian kaki kanan 24,4%),leher bagian bawah (21,2%) dan lutut kanan (17,1%), dan di dapatkan hasil yang signifikan antara kedua variabel yaitu status gizi (obesitas) dengan keluhan musculoskeletal dengan nilai p = 0,001. kurus diatas prevalensi nasional, yaitu Kalimantan Tengah, Sulawesi Barat, Sumatera Barat, Jawa Timur, Maluku, Jawa Tengah, Banten, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Selatan, DI Yogyakarta dan Nusa Tenggara Timur. Prevalensi penduduk obesitas terendah di provinsi Nusa tenggara Timur (6,2%) dan tertinggi di Sulawesi Utara (24,0%). Enam belas provinsi dengan prevalensi diatas 4

5 nasional, yaitu Jawa Barat, Bali, Papua, DI Yogyakarta, Aceh, Sulawesi Tengah, Jawa Timur, Bangka Belitung, Sumatera Utara, Papua Barat, Kepulauan Riau, Maluku Utara, Kalimantan Timur, DKI Jakarta, Gorontalo dan Sulawesi Utara (Anonim, 2013). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rumegang (2015) didapatkan hasil sikap kerja rendah dengan keluhan musculoskeletal tinggi yaitu 13 % dengan jumlah responden 4 orang.kategori sikap kerja sedang dengan keluhan musculoskeletal tinggi yaitu 19 % sebanyak 6 responden. Kategori sikap kerja tinggi dengan keluhan musculoskeletal tinggi yaitu 13 % sebanyak 4 responden dan keluhan musculoskeletal sangat tinggi yaitu 23 % sebanyak 7 responden. Penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dengan keluhan musculoskeletal. Kalinaun merupakan salah satu desa pesisir yang ada di Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa utara.sebagian besar masyarakat di desa yang berada di Desa Kalinaun mata pancariannya sebagai Nelayan. musculoskeletal tinggi yaitu 19 % sebanyak 6 responden. Kategori sikap kerja tinggi dengan keluhan musculoskeletal tinggi yaitu 13 % sebanyak 4 responden dan keluhan musculoskeletal sangat tinggi yaitu 23 % sebanyak 7 responden. Penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sikap dengan keluhan musculoskeletal. Proses penangkapan ikan dilakukan dengan cara tradisional menggunakan peralatan tradisional sederhana dan banyak menggunakan tenaga manusia seperti pada saat menurunkan jaring sampai pada saat menarik jaring. Pada obeservasi awal ketika nelayan mulai menurunkan jaring sampai pada saat nelayan menarik jaring dapat dilihat proses kerja yang berat dan juga postur kerja nelayan yang kurang ergonomis seperti punggung terlalu membungkuk dan leher yang menunduk dan ditekuk pada saat menurunkan jaring dan mengangkat beban ketika menarik jaring. Hal tersebut diketahui dari hasil wawancara dengan beberapa nelayan sudah selesai melakukan pekerjaannya. Beberapa nelayan yang diwawancarai mengeluh sering merasakan nyeri punggung dan sakit pada leher setelah bekerja. Kondisi kerja tersebut yang memicu terjadinya penyakit akibat kerja seperti keluhan muskuloskeletal. Penelitian Ini bertujuan untuk mengetahui status gizi dan sikap kerja dengan keluhan musculoskeletal pada nelayan di Desa Kalinaun Kecamatan Likupang Timur 5

6 METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan menggunakan desain cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kalinaun, Kecamatan Likupang timur, Kabupaten Minahasa Utara. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pekerja Nelayan yang ada di Desa Kalinaun, dan jumlah Sampel yang akan diteliti menggunakan Rumus Slovin didapatkan 106 responden, pengambilan sampel dari 106 ini digunakannya kriteria inklusi ekslusi didapatkan 97 responden. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat dan analisis bivariat dengan menggunakan uji Sperman HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Univariat Tabel 1. Distribusi Pekerja Nelayan Tahun Tahun Tahun Tahun Berdasarkan Kategori Umur Umur n % 9 9, , , , Tahun 13 13,4 >65 Tahun 1 1,0 Total Berdasarkan kriteria umur, jumlah responden Umur berdasarkan distribusi karakteristik nelayan di atas dengan pengelompokan umur dibagi menjadi 6 kategori yaitu tahun terdapat 9 (9%) orang, tahun terdapat 12 (12,4 %) orang, tahun sebanyak 33 (34,0 %) orang, tahun terdapat 29 (29,9 %), tahun terdapat 13 (13,4 %), dan > 65 tahun sebanyak 1 (1,0 %). Tabel 2. Distribusi Nelayan berdsarkan massa kerja Masa Kerja n % <5 Tahun 13 13, Tahun 51 52,6 >15 Tahun 33 34,0 Total ,0 Berdasarkan tabel 2. distribusi responden berdasarkan masa kerja, diketahui masa kerja <5 tahun memiliki 13 responden dengan frekuensi (13,4%), masa kerja 5-15 tahun memiliki 51 responden dengan frekuensi (52,6%), dan masa kerja >15 tahun dengan responden 33 nelayan memiliki frekuensi (34,0%). Tabel 3. Distribusi Nelayan Berdasarkan Status gizi Status Gizi n % Gizi Kurang Tingkat 1 1,0 ringan Gizi Normal 65 67,0 Gizi lebih tingkat ringan Gizi Lebih Tingkat ,6 13,4 Berat Total Berdasarkan Tabel 3, bahwa pekerja nelayan dengan status Gizi indeks massa tubuh terbanyak yaitu Status Gizi normal sebanyak 65 (67,0 %), Status 6

7 Gizi lebih tingkat ringan 18 (18,6 %) orang, status Gizi lebih tingkat berat 13 (13,4%) dan yang paling sedikit statsus Gizi pada pekerja nelayan yaitu Gizi kurang sebanyak 1 (1,0%) orang. Tabel 4. Distribusi Responden sikap kerja menurunkan jarring Tingkat Keluhan n % Resiko Rendah ResikoSedang Resiko Tinggi Resiko Sangat Tinggi ,2 36,3 49,4 2,1 Total ,0 Berdasarkan tabel 4. dapat diketahui bahwa responden dengan sikap kerja menurunkan jaring terbanyak dengan tingkat risiko tinggi yaitu 48 responden (49,9%) responden dengan tingkat resiko sedang yaitu 35 responden (36,3 %) sikap kerja dengan tingkat risiko rendah 12 responden (12,2%). Sedangkan tingkat risiko sangat tinggi yaitu 2 responden (2,1%). pekerja nelayan yang memiliki resiko sikap kerja terbanyak yaitu sikap kerja dengan kategori resiko sedang sebanyak 64 (66 %) orang, sikap kerja resiko rendah sebanyak 30 (30 %) orang dan paling kecil sikap kerja pada nelayan dengan resiko tinggi sebanyak 3 (3,1) orang sebanyak 26 (56,5%). Tabel 5. Distribusi Responden Sikap kerja Menarik Jaring Tingkat Keluhan n % Resiko Rendah Resiko Sedang Resiko Tinggi Resiko Sangat ,1 32,2 45,2 12,5 Tinggi Total ,0 Berdasarkan tabel 5. dapat diketahui bahwa responden dengan sikap kerja menarik jaring terbanyak dengan tingkat risiko tinggi yaitu 44 responden (44,2%) tingkat risiko sangat tinggi yaitu 13 responden (12,5%) responden dengan tingkat resiko sedang yaitu 30 responden (32,2 %) sedangkan yang memiliki sikap kerja dengan tingkat risiko rendah 10 responden (10,2%). Tabel 6. Distribusi Pekerja Nelayan Berdasarkan Keluhan Musculosceletal Keluhan n % Musculosceletal Rendah 3 3,1 Sedang 74 76,3 Tinggi 20 20,6 Total Berdasarkan Tabel 6, menunjukan bahwa pada pekerja nelayan yang memliliki keluhan musculoskeletal terbanyak yaitu keluhan musculoskeletal sedang sebanyak 74 (76,3 %), keluhan musculoskeletal tinggi sebanyak 20 (20,6 %) orang, dan keluhan musculoskeletal paling sedikit yaitu 7

8 keluhan musculoskeletal dengan tingkat rendah 3 (3,1 %) orang. Analisis Bivariat Tabel 7. Hubungan Status Gizi Indeks Massa Tubuh dengan Keluhan Musculosceletal Variabel Status Gizi Keluhan Musculuskeletal Korelasi P Koefisien 0,246 0,015 Berdasarkan Tabel 7, dengan menggunakan uji korelasi Spearrman maka didapatkan hasil berdasarkan hasil analisis statistic didapatkan hasil p Value = 0,015 ( p < 0,05), yang berarti terdapat hubungan antara status gizi indeks massa tubuh dengan keluhan musculoskeletal dan bahwa r menyatakan 0,246 yaitu hubungan status gizi `yaitu indeks massa tubuh dengan keluhan musculoskeletal sangat tinggi. Tabel 8. Hubungan Sikap Kerja Menurunkan jaring dengan Keluhan Musculosceletal Variabel Sikap Kerja Keluhan Musculuskeletal Korelasi P Koefisien 0,350 0,005 Berdasarkan Tabel 8, Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa terdapat hubungan Sikap kerja menurunkan jaring dengan keluhan muskuloskeletal pada nelayan di Desa Kalinaun. Hasil ini didasarkan pada uji korelasi spearman didapatkan nilai p- value yaitu dengan a = 0.05 sehingga nilai p-value< sedangkan nilai r (range) adalah dengan arah korelasi positif (+) yang berarti kedua variabel memiliki korelasi yang cukup kuat dan searah. Tabel 9. Hubungan Sikap Kerja Menarik jaring dengan Keluhan Musculosceletal Variabel Sikap Kerja Keluhan Musculuskeletal Korelasi Koefisien 0,358 P 0,004 Berdasarkan Tabel 9, Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa terdapat hubungan Sikap kerja menarik jaring dengan keluhan muskuloskeletal pada nelayan di Desa Kalinaun. Hasil ini brdasarkan uji korelasi Spearrman maka didapatkan hasil berdasarkan hasil analisis korelasi didapatkan hasil p Value = 0,004 ( p< 0,05), sedangkan nilai r (range) adalah dengan arah korelasi positif (-) yang berarti kedua variabel memiliki korelasi yang cukup kuat namun tidak searah. Karakteristik Responden Responden pada penelitian ini adalah pekerja nelayan yang ada dipesisir 8

9 pantai di Desa Kalinaun kecamatan likupang timur kabupaten minahasa utara.penelitian ini adalah populasi pekerja nelayan. Pekerja Nelayan di Desa Kalinaun melakukan pekerjaan menangkap ikan masih menggunakan tenaga manusia dan juga menggunakan alat yang sederhana seperti pada saat proses menurunkan jaring dan mengangkat jaring, nelayan juga kebanyakan masih menggunakan perahu kecil. Di Indonesia para pekerja Nelayan juga kebanyakan bermukiman di pesisir pantai, kepada pekerja Nelayan yaitu sebanyak 97 responden, dan penelitian ini dilakukan pada pekerja nelayan yang berjenis kelamin laki-laki. Status Gizi Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada pekerja nelayan bahwa pekerja nelayan dengan status Gizi indeks massa tubuh terbanyak yaitu Status Gizi normal sebanyak 65 (67,0 %), Status Gizi lebih tingkat ringan 18 (18,6 %) orang, status Gizi lebih tingkat berat 13 (13,4%) dan yang paling sedikit status Gizi pada pekerja nelayan yaitu Gizi kurang sebanyak 1 (1,0%) orang. Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu. Status gizi juga merupakan keadaan akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi dan penggunaan zat-zat gizi tersebut, atau keadaan fisiologik akibat dari tersedianya zat gizi dalam seluruh tubuh Syatyawati (2013). Status Gizi juga dapat diartikan sebagai keadaan kesehatan seseorang ataupun kelompok dengan salah satu kombinasi gizi dari ukuran tertentu, status gizi juga merupakan akhir dari keseimbangan tubuh antara makanan yang masuk kedalam tubuh dengan dengan kebutuhan zat gizi tertentu. Fury.H (2012). Sikap Kerja Sikap Kerja menurunkan jaring pada nelayan di desa kalinaun Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada nelayan di Desa Kalinaun Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara menunjukan bahwa pekerja nelayan pada saat melakukan pekerjaan menurunkan jaring kelaut tingkat keluhan sikap kerja yang paling tinggi adalah sikap kerja dengan keluhan resiko tinggi 48 responden (12,2 %), resiko sedang 35 responden (36,3%), resiko rendah 12 responden sedangkan keluhan sikap kerja yang paling sedikit adalah keluhan resiko sangat tinggi 2 responden (2,1%). Sikap kerja menarik jaring pada nelayan di Desa Kalinaun Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada nelayan di Desa Kalinaun Kecamatan Likupang Timur Kabupaten 9

10 Minahasa Utara menunjukan bahwa pekerja nelayan pada saat melakukan pekerjaan menarik jaring dari laut tingkat keluhan sikap kerja yang paling tinggi adalah sikap kerja dengan keluhan resiko tinggi 44 responden (45,2% %), resiko sedang 30 responden (32,2%), resiko sangat tinggi 13 responden (12,5 %) sedangkan keluhan sikap kerja yang paling sedikit adalah keluhan resiko rendah10 responden (10,1%). Musculosceletal Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada pekerja nelayan di Desa kalinaun kecamatan Likupang timur kabupaten minahasa hasil yang didapatkan yaitu menunjukan bahwa pada pekerja nelayan yang memliliki keluhan musculoskeletal terbanyak yaitu keluhan musculoskeletal sedang sebanyak 74 (76,3 %), keluhan musculoskeletal tinggi sebanyak 20 (20,6 %) orang, dan keluhan musculoskeletal paling sedikit yaitu keluhan musculoskeletal dengan tingkat rendah 3 (3,1 %) orang. Musculoskeletal diukur dengan kuesiner Nordic Body Map meliputi 28 bagian otot skeletal pada dua bagian tubuh bagian sisi tubuh kiri dan kanan.dimulai dari anggota tubuh bagian atas yaitu otot leher dan sampai bagian bawah kaki pada otot kaki. Melalui kuesiner Nordic Body Map maka akan didapatkan bagian-bagian otot mana saja yang mengalami kenyerian atau keluhan dari tingkat rendah (tidak ada keluhan atau cedera). Sampai dengan Keluhan Tingkat Tinggi (Keluhan sangat sakit). KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan : 1. Terdapat hubungan status gizi menurut indeks massa tubuh dengan keluhan musculoskeletal sangat rendah. kedua variabel memiliki korelasi yang cukup kuat dan searah, sehingga semakin gemuk seseorang maka keluhan muskuloskeletal semakin meningkat 2. Terdapat hubungan Sikap kerja menurunkan jarring dengan keluhan muskuloskeletal pada nelayan di Desa Kalinaun. 3. Terdapat hubungan Sikap kerja menarik jarring dengan keluhan muskuloskeletal pada nelayan di Desa Kalinaun. SARAN Bagi Nelayan di Desa Kalinaun Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara 1. Pekerja sebaiknya lebih memperhatikan dan memahami bahaya-bahaya terkait dengan pekerjaan yang dilakukan. Sikap Kerja selama bekerja sebaiknya 10

11 diperhatikan oleh pekerja sebagai langkah awal mencegah terjadinya keluhan muskuloskeletal. Untuk pekerja yang sudah mengalami keluhan muskuloskeletal diharapkan untuk tetap menjada sikap kerjanya sehingga tidak menambah risiko keluhan yang dialami. 2. Diharapkan nelayan lebih memahami dan memperhatikan bahaya-bahaya yang ada dilingkungan kerja. 3. Pekerja nelayan diharapkan bisa melakukan pekerjaan dengan sikap kerja yang ergonomis sesuai sikap kerja yang alamiah, dengan mengurangi frekuensi membungkuk, agar dapat mencegah terjadinya keluhan musculoskeletal. DAFTAR PUSTAKA Almatsier S Prinsip Ilmu Gizi Dasar.Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Agustin R Faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan musculoskeletal pada pekerja angkut-angkut industry Pemecahan Batu Dikecamatan karangnongko kabupaten klaten. Jurnal Kesehatan Dan Keselamatan Kerja. Vol 12.4:49-61 Anonim, 2011.Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia. Anonim, 2013.Riset Kesehatan Dasar.Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia. Anonim, 2016.Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rajawali Pers Anonim, Dinas kesehatan kabupaten minhasa Utara. Bedu H.S, Russeng S.S, & Rahim M.R Faktor yang Berhubungan dengan Gangguan Muskuloskeletal pada Cleaning Service di RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar. Tidak Dipublikasikan. Laporan Penelitian. Makassar: Bagian Kesehatan & Keselamatan Kerja, FKM Universitas Hasanuddin. Bukhori, Endang Hubungan Faktor Risiko Pekerjaan dengan Terjadinya Keluhan Muskuloskeletal Disorders (MSDs) pada Tukang Angkut Beban Penambang Emas di Kecamatan Cilogran Kabupaten Lebak Tahun 2010.Skripsi ilmiah. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Bridger, R.S Introduction to Ergonomics. Singapore: mcgraww Hill, Inc. 11

12 European Agency for Safety and Health at Work. A European Compaign On Muskuloskeletal Disorders Fury. H, 2012 Hubungan sikap kerrja dan posisi kerja dengan keluhan Low back pain pada perawat Rs porbalingga :jurnal Keperawatan Soedirman. Vol. 7. No 2, juli Gandy. J.W, Madden A. Holdswort, Gizi Dan Etika. Jakarta: EGC ILO The Prevention of Occupational Diseases. s/public/wcms_ pdftanggal 23 Mei Krisdianto, 2015.Hubungan faktor individu dan faktor pekerjaan dengan keluhan musculoskeletal.akibat kerja (study pada nelayan di desa puger wetan kecamata puger kabupaten jember). Jember: Bagian Kesehatan Lingkungan Dan Kesehatan dankeselamatan Kerja Universitas Jember. Manuaba, A. 1990, Beban Kerja untuk Prajurit Dikaitkan dengan Norma Ergonomi di Indonesia Proceedings Seminar Nasional tentang Ergonomi di Lingkungan ABRI, Jakarta Musthofa, 2013, Hubungan Antara Karakteristik Individu dan Manual Material Handling dengan Keluhan Muskuloskeletal Akibat Kerja (The Relationship Between Individual Characteristics and Manual Material Handling With Musculosceletal Complaints Due To Work). Yogyakarta: Fakultas Ekonomi Universitas NegeriYogyakarta. Muljati, S.2010.Hubungan Status Gizi Dengan Pemberian Makanan PertamaKali PadaBayi. Bogor: Kelompok Program Penelitian Gizi KelompokMasyarakat. Notoatmodjo, S Metodologi penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta OHSCO Resource Manual for The MSDs Prevention Guideline for Ontario. OSHA Work-Related Musculoskeletal Disorders in the EU-Fact and Figures. ons/reports/ter09009enc.diaks es pada 20 Maret Sue Hignettdan Lynn McAtamney Applied Ergonomic. Surakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Sukalaksana, I. Z Produk-produk Ergonomis dan Strategi 12

13 Merwujudkan. Dalam: Proceedings Simposium dan Pameran Ergonomi Indonesia. Bandung : Jakarta : Jurnal Kesehatan Dan Keselamatan Kerja. Suma mur, 2014.Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes).Jakarta Syatyawati, 2013.Faktor- faktor yang Berhubungan Dengan Status Gizi pada anak umur dibawah 6-36 bulan di jawah.surakarta : Jurnal Tegnologi Kesehatan. Vol 31 No. 1, Tarwaka, ergonomic Industri. Surakarta-Indonesia: Harapan Offset Tarwaka, Keselamatan dan Kesehatan kerja menejamen dan Implementasi K3 di tempat kerja. Surakarta- Indonesia : Harapan Offiset. Tarwaka, 2013.Ergonomi Industri. Surakarta Indonesia : Harapan Offiset. WHO, 2003.Preventing Musculoskeletal Disorders In the Workplace. Geneva: WHO. 13

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk berusaha atau bekerja dalam rangka memenuhi

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk berusaha atau bekerja dalam rangka memenuhi BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk berusaha atau bekerja dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, dan hampir sebagian besar dari mereka menghabiskan waktunya di tempat kerja.

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN KEBIASAAN MEROKOK DENGAN KELUHAN MUSCULOSKELETAL PADA NELAYAN DI DESA KALINAUN KECAMATAN LIKUPANG TIMUR KABUPATEN MINAHASA UTARA Brenda V.J Mondigir*, Nancy S.H

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA NELAYAN DI DESA TUADA KECAMATAN JAILOLO KABUPATEN HALMAHERA BARAT

FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA NELAYAN DI DESA TUADA KECAMATAN JAILOLO KABUPATEN HALMAHERA BARAT FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA NELAYAN DI DESA TUADA KECAMATAN JAILOLO KABUPATEN HALMAHERA BARAT Falensia Brany*, Diana Vanda Doda*, Harvani Boky* *Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ANALISIS RISIKO ERGONOMI DAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PETANI SALAK DI DESA PANGU SATU KECAMATAN RATAHAN TIMUR KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Nofita F. Rolangon*. Diana V. Doda*. Finny Warouw* *Fakultas

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POSISI KERJA DENGAN KELUHAN MUKULOSKELETAL PADA EKSTREMITAS BAWAH TENAGA KERJA MATAHARI MEGA MALL DI MANADO

HUBUNGAN ANTARA POSISI KERJA DENGAN KELUHAN MUKULOSKELETAL PADA EKSTREMITAS BAWAH TENAGA KERJA MATAHARI MEGA MALL DI MANADO HUBUNGAN ANTARA POSISI KERJA DENGAN KELUHAN MUKULOSKELETAL PADA EKSTREMITAS BAWAH TENAGA KERJA MATAHARI MEGA MALL DI MANADO Lavenia Wulandari Sekeon*, Vanda Doda*, Hilman Adam* *Fakultas Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permanen dalam bekerja. Pada tahun 2010 World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. permanen dalam bekerja. Pada tahun 2010 World Health Organization BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang International Labour Organization (2013) menyebutkan MSDs termasuk Carpal Tunnel Syndrome (CTS), mewakili 59% dari keseluruhan catatan penyakit yang ditemukan pada tahun

Lebih terperinci

GAMBARAN POSISI KERJA DAN KELUHAN GANGGUAN MUSCULOSKELETAL PADA PETANI PADI DI DESA KIAWA 1 BARAT KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA

GAMBARAN POSISI KERJA DAN KELUHAN GANGGUAN MUSCULOSKELETAL PADA PETANI PADI DI DESA KIAWA 1 BARAT KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA GAMBARAN POSISI KERJA DAN KELUHAN GANGGUAN MUSCULOSKELETAL PADA PETANI PADI DI DESA KIAWA 1 BARAT KECAMATAN KAWANGKOAN UTARA Christia E. Malonda 1), Paul A.T Kawatu 1), Diana Vanda Doda 1) 1) Fakultas

Lebih terperinci

Kata kunci : Sikap Kerja, Keluhan Muskuloskeletal Disorder

Kata kunci : Sikap Kerja, Keluhan Muskuloskeletal Disorder HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DISORDER PADA PEKERJA BURUH DI PELABUHAN LAUT MANADO Bella C. D. Larono*, Odi R. Pinontoan*, Harvani Boky* *Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran ergonomi, karena ergonomi berkaitan dengan orang yang bekerja, selain dalam rangka efektivitas, efisiensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan program pengembangan dan pendayagunaan SDM tersebut, pemerintah juga memberikan jaminan kesejahteraan, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan program pengembangan dan pendayagunaan SDM tersebut, pemerintah juga memberikan jaminan kesejahteraan, kesehatan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang maksimal, pembangunan bangsa Indonesia dewasa ini lebih dikonsentrasikan pada pengembangan dan pendayagunaan Sumber

Lebih terperinci

Kata kunci: Status Gizi, Umur, Beban Kerja Fisik, Keluhan Muskuloskeletal.

Kata kunci: Status Gizi, Umur, Beban Kerja Fisik, Keluhan Muskuloskeletal. HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI, UMUR DAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT DI PELABUHAN MANADO Winita Bobaya*, Grace D. Kandou*, A.J.M Rattu* *Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe

Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe Analisis Postur Kerja dengan Rapid Entire Body Assesment (REBA) di Industri Pengolahan Tempe Farida Ariani 1), Ikhsan Siregar 2), Indah Rizkya Tarigan 3), dan Anizar 4) 1) Departemen Teknik Mesin, Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bidang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bidang BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bidang kesehatan masyarakat yang memfokuskan perhatian pada masyarakat pekerja baik yang ada di sektor formal

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN MASA KERJA DENGAN KELUHAN MUSCULOSKELETAL

HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN MASA KERJA DENGAN KELUHAN MUSCULOSKELETAL HUBUNGAN ANTARA UMUR DAN MASA KERJA DENGAN KELUHAN MUSCULOSKELETAL PADA KUSIR BENDI DI KOTA TOMOHON Fiki F.Taroreh*,Woodford B.S Joseph*, Paul A.T Kawatu* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA PEKERJA BATIK DI KECAMATAN SOKARAJA BANYUMAS

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA PEKERJA BATIK DI KECAMATAN SOKARAJA BANYUMAS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN MUSCULOSKELETAL DISORDERS PADA PEKERJA BATIK DI KECAMATAN SOKARAJA BANYUMAS Agus Santosa 1, Dwi Kuat Ariska 1 1 Departemen Keperawatan Medikal Bedah, Fakultas

Lebih terperinci

Kata Kunci: Nelayan, Umur, Masa Kerja, Lama Kerja dan Keluhan Musculoskeletal.

Kata Kunci: Nelayan, Umur, Masa Kerja, Lama Kerja dan Keluhan Musculoskeletal. HUBUNGAN ANTARA UMUR, MASA KERJA DAN LAMA KERJA DENGAN KELUHAN MUSCULOSKELETAL PADA NELAYAN DI DESA TALIKURAN KECAMATAN REMBOKEN KABUPATEN MINAHASA Marcellina Jesica Randang*, Paul Arthur Tennov. Kawatu*,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DAN UMUR DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA BURUH BAGASI DI PELABUHAN SAMUDERA BITUNG

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DAN UMUR DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA BURUH BAGASI DI PELABUHAN SAMUDERA BITUNG HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK DAN UMUR DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA BURUH BAGASI DI PELABUHAN SAMUDERA BITUNG CORRELATION BETWEEN PHYSICAL ACTIVITY AND AGE WITH MUSCULOSKELETAL COMPLIANCE OF THE

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi KELUHAN MUSCULOSKELETAL PADA PETANI DI KELURAHAN TOSURAYA SELATAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Axel Brayen Punusingon*, Oksfriani Jufri Sumampouw*, Harvani Boky* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Lebih terperinci

ABSTRACT. Key words : age, length of employment, vibration, musculoskeletal complaints ABSTRAK

ABSTRACT. Key words : age, length of employment, vibration, musculoskeletal complaints ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA UMUR, LAMA KERJA, DAN GETARAN DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA SUPIR BUS BUS TRAYEK BITUNG-MANADO DI TERMINAL TANGKOKO BITUNG TAHUN 2016 Marthin Enrico J. 1), Paul A. T. Kawatu 1), Grace

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA DAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSCULOSKELETAL PADA PETANI DI DESA TOLOMBUKAN BARAT KECAMATAN PASAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA Toar Obet Rotulung*, Paul A. T. Kawatu*, Wulan

Lebih terperinci

Putri AS, Saftarina F, Wintoko R Faculty of Medicine of Lampung University

Putri AS, Saftarina F, Wintoko R Faculty of Medicine of Lampung University Correlation Between Working Period and Working Position with the Incidence of Low Back Pain (LBP) in Cleaning Workers of Onion Shell at Unit Dagang Bawang Lanang Iringmulyo Metro City Putri AS, Saftarina

Lebih terperinci

HUBUNGAN POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA BAGIAN PENGEPAKAN DI PT. DJITOE INDONESIA TOBAKO

HUBUNGAN POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA BAGIAN PENGEPAKAN DI PT. DJITOE INDONESIA TOBAKO HUBUNGAN POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA BAGIAN PENGEPAKAN DI PT. DJITOE INDONESIA TOBAKO ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus sesuai dengan kondisi tubuh serta tenaga yang dimiliki oleh masing-masing individu

BAB I PENDAHULUAN. harus sesuai dengan kondisi tubuh serta tenaga yang dimiliki oleh masing-masing individu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesiasebagian warga berprofesi nelayan, kegiatan yang dilakukan oleh nelayan harus sesuai dengan kondisi tubuh serta tenaga yang dimiliki oleh masing-masing

Lebih terperinci

As'Adi, et al, Hubungan Antara Karakteristik Individu dan Manual Material Handling dengan Keluhan...

As'Adi, et al, Hubungan Antara Karakteristik Individu dan Manual Material Handling dengan Keluhan... Hubungan Antara Karakteristik Individu dan Manual Material Handling dengan Keluhan Muskuloskeletal Akibat Kerja (The Relationship Between Individual Characteristics and Manual Material Handling With Musculosceletal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pekerjaan manual handling. Suatu hal yang sangat beralasan,

BAB I PENDAHULUAN. dengan pekerjaan manual handling. Suatu hal yang sangat beralasan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lebih dari seperempat dari total kecelakaan kerja terjadi berkaitan dengan pekerjaan manual handling. Suatu hal yang sangat beralasan, seharusnya diberikan perhatian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. Repository.unimus.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tenaga kerja merupakan unsur terpenting dalam perusahaan untuk meningkatkan produksi perusahaan, di samping itu tenaga kerja sangat beresiko mengalami masalah kesehatan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 UU Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja) (Kuswana,W.S, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. 1 UU Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja) (Kuswana,W.S, 2014). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tempat kerja merupakan suatu tempat yang dapat menciptakan interaksi antara manusia dengan alat-alat, mesin dan bahan dengan objek pekerjaan yang bertujuan menghasilkan

Lebih terperinci

Analisis Postur Kerja dengan Metode REBA untuk Mengurangi Resiko Cedera pada Operator Mesin Binding di PT. Solo Murni Boyolali

Analisis Postur Kerja dengan Metode REBA untuk Mengurangi Resiko Cedera pada Operator Mesin Binding di PT. Solo Murni Boyolali Analisis Postur Kerja dengan Metode REBA untuk Mengurangi Resiko Cedera pada Operator Mesin Binding di PT. Solo Murni Boyolali Alfian Destha Joanda *1) dan Bambang Suhardi *2) 1,2) Program Pascasarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian termasuk 37% back pain, 15% hearing loss, 13% chronic obstructive

BAB I PENDAHULUAN. kematian termasuk 37% back pain, 15% hearing loss, 13% chronic obstructive BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia pola penyebab kematian bergeser dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. pada tahun 2002 WHO melaporkan menempatkan risiko pekerjaan sebagai tingkat

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, pada

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, pada BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, pada BAB 12 mengenai Kesehatan Kerja menyatakan bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk

Lebih terperinci

Disusun Oleh : FREDYLA J PROGRAM FAKULTAS

Disusun Oleh : FREDYLA J PROGRAM FAKULTAS NASKAH PUBLIKASI ILMIAH PENGARUH PEMBERIAN STRETCHING TERHADAP KELUHAN MUSKULOSKELETAL BAGIAN BAWAH BAGI PEKERJA DENGAN SIKAP KERJA BERDIRI PADA BAGIAN WINDING DI PT. ISKANDAR INDAH PRINTING TEXTILEE SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... ii PERNYATAAN LEMBAR PERSETUJUAN... iii PERNYATAAN LEMBAR PENGESAHAN... iv KATA PENGANTAR... v ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii DAFTAR

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia perindustrian di era globalisasi dan Asean Free Trade Area (AFTA) semakin pesat. Hal ini membuat persaingan antara industri besar, industri menengah

Lebih terperinci

HUBUNGAN TEKNIK ANGKAT BEBAN DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DI INDUSTRI PAVING BLOK DESA MEKARWANGI KECAMATAN CISAYONG KABUPATEN TASIKMALAYA 2014

HUBUNGAN TEKNIK ANGKAT BEBAN DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DI INDUSTRI PAVING BLOK DESA MEKARWANGI KECAMATAN CISAYONG KABUPATEN TASIKMALAYA 2014 HUBUNGAN TEKNIK ANGKAT BEBAN DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL DI INDUSTRI PAVING BLOK DESA MEKARWANGI KECAMATAN CISAYONG KABUPATEN TASIKMALAYA 2014 Vineu Triyani Nurjanah Yuldan Faturahman dan Sri Maywati

Lebih terperinci

Kata Kunci : Umur, Masa Kerja, Sikap Kerja, Keluhan Muskuloskeletal.

Kata Kunci : Umur, Masa Kerja, Sikap Kerja, Keluhan Muskuloskeletal. HUBUNGAN ANTARA UMUR, MASA KERJA DAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA NELAYAN PUKAT CINCIN DI KELURAHAN MAASING KECAMATAN TUMINTING KOTA MANADO. Yoanry Rumegang*, Johan Josephus*, Budi T.

Lebih terperinci

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN OTOT SENDI PADA OPERATOR KOMPUTER BAGIAN KEUANGAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN OTOT SENDI PADA OPERATOR KOMPUTER BAGIAN KEUANGAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN OTOT SENDI PADA OPERATOR KOMPUTER BAGIAN KEUANGAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR FACTORS RELATED WITH MUSCULOSCELETAL DISORDERS ON HASANUDDIN UNIVERSITY MAKASSAR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ergonomi yang kurang tepat yaitu Musculoskeletal disorder (MSDs). Keluhan

BAB 1 PENDAHULUAN. ergonomi yang kurang tepat yaitu Musculoskeletal disorder (MSDs). Keluhan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi industri diikuti dengan risiko bahaya kesehatan akibat tidak adanya keseimbangan interaksi antara manusia dengan peralatan, lingkungan dan mesin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan pemerintah dalam pengembangan usaha mikro, kecil dan

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan pemerintah dalam pengembangan usaha mikro, kecil dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan pemerintah dalam pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dalam jangka panjang bertujuan untuk meningkatkan potensi dan partisipasi aktif UMKM.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan suatu produksi. Tidak sedikit proses produksi yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan suatu produksi. Tidak sedikit proses produksi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan tenaga manusia masih menjadi hal yang utama dan paling penting dalam menghasilkan suatu produksi. Tidak sedikit proses produksi yang berlangsung di perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit Akibat Kerja (PAK) adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan, alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja ( faktor fisik, faktor kimia, faktor biologis,

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia dewasa ini lebih dikonsentrasikan pada

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia dewasa ini lebih dikonsentrasikan pada BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang maksimal, pembangunan bangsa Indonesia dewasa ini lebih dikonsentrasikan pada pengembangan dan pendayagunaan Sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 270 juta kasus kecelakaan kerja pertahun di seluruh dunia (Ferusgel,

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 270 juta kasus kecelakaan kerja pertahun di seluruh dunia (Ferusgel, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan dan kesehatan kerja dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan dan penerapan guna mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Berdasarkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENJAHIT DI PASAR 45 MANADO Victoria P. Pinatik*,,A. J. M. Rattu*, Paul A. T.

HUBUNGAN ANTARA SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENJAHIT DI PASAR 45 MANADO Victoria P. Pinatik*,,A. J. M. Rattu*, Paul A. T. HUBUNGAN ANTARA SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENJAHIT DI PASAR 45 MANADO Victoria P. Pinatik*,,A. J. M. Rattu*, Paul A. T. Kawatu* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi.

Lebih terperinci

Umami et al, Hubungan antara Karakteristik Responden dan Sikap Kerja duduk dengan..

Umami et al, Hubungan antara Karakteristik Responden dan Sikap Kerja duduk dengan.. Hubungan antara Karakteristik Responden dan Sikap Kerja Duduk dengan (Low Back Pain) Pada Pekerja Batik Tulis (The Relationship Among Respondent Characteristic and Awkward Posture with Low Back Pain in

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang memberikan sumbangan terbesar dalam industri tekstil pada

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang memberikan sumbangan terbesar dalam industri tekstil pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri tekstil merupakan salah satu sektor andalan industri di Indonesia dalam pertumbuhan perekonomian Nasional. Garmen merupakan bagian yang memberikan sumbangan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA BAGIAN PRESS DRYER UD. ABIOSO, BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA BAGIAN PRESS DRYER UD. ABIOSO, BOYOLALI HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA BAGIAN PRESS DRYER UD. ABIOSO, BOYOLALI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan Heni Nurhayati

Lebih terperinci

Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDS) Pada Aktivitas Manual Handling Pekerja Jasa Pengiriman Barang

Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDS) Pada Aktivitas Manual Handling Pekerja Jasa Pengiriman Barang Keluhan Musculoskeletal Disorders (MSDS) Pada Aktivitas Manual Handling Pekerja Jasa Pengiriman Barang Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Depok,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas, dari pencemaran lingkungan, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ILO (2013) Diperkirakan 2.34 juta orang meninggal setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ILO (2013) Diperkirakan 2.34 juta orang meninggal setiap tahunnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut ILO (2013) Diperkirakan 2.34 juta orang meninggal setiap tahunnya dikarenakan penyakit akibat kerja dan kecelakaan akibat kerja, sebagaian besar diperkirakan

Lebih terperinci

ANALISIS POSTUR KERJA PADA TENAGA KERJA DENGAN METODE REBA AREA WORKSHOP PT X JAKARTA TIMUR

ANALISIS POSTUR KERJA PADA TENAGA KERJA DENGAN METODE REBA AREA WORKSHOP PT X JAKARTA TIMUR ANALISIS POSTUR KERJA PADA TENAGA KERJA DENGAN METODE REBA AREA WORKSHOP PT X JAKARTA TIMUR Iwan Suryadi 1, Siti Rachmawati 2 1,2 Program Studi D3 Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit akibat kerja, keluhan muskuloskeletal merupakan keluhan yang paling sering

BAB I PENDAHULUAN. penyakit akibat kerja, keluhan muskuloskeletal merupakan keluhan yang paling sering BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit akibat kerja dapat terjadi saat melakukan aktivitas kerja. Dari sekian banyak penyakit akibat kerja, keluhan muskuloskeletal merupakan keluhan yang paling

Lebih terperinci

HUBUNGAN GERAKAN FLEKSI PADA PERGELANGAN TANGAN DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA PENGEPAKAN PT. LOGAN FOOD KARANGANYAR

HUBUNGAN GERAKAN FLEKSI PADA PERGELANGAN TANGAN DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA PENGEPAKAN PT. LOGAN FOOD KARANGANYAR HUBUNGAN GERAKAN FLEKSI PADA PERGELANGAN TANGAN DENGAN KELUHAN CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PEKERJA PENGEPAKAN PT. LOGAN FOOD KARANGANYAR SKRIPSI Untuk Memenuhui Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains

Lebih terperinci

Krisdianto, et al, Hubungan Faktor Individu dan Faktor Pekerjaan dengan Keluhan Muskuloskeletal

Krisdianto, et al, Hubungan Faktor Individu dan Faktor Pekerjaan dengan Keluhan Muskuloskeletal Hubungan Faktor Individu dan Faktor Pekerjaan dengan Keluhan (Studi Pada Nelayan di Desa Puger Wetan Kecamatan Puger Kabupaten Jember) The Relationship Between Individual Factor and Work Factor With Work

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Jangka Panjang bidang kesehatan terdiri atas upaya pokok di bidang kesehatan yang dituangkan dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN). Dalam SKN disebutkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN MASA KERJA DAN POSISI TANGAN SAAT MENGEMUDI DENGAN KELUHAN NYERI BAHU PADA SOPIR BUS DI KABUPATEN BOYOLALI

HUBUNGAN MASA KERJA DAN POSISI TANGAN SAAT MENGEMUDI DENGAN KELUHAN NYERI BAHU PADA SOPIR BUS DI KABUPATEN BOYOLALI HUBUNGAN MASA KERJA DAN POSISI TANGAN SAAT MENGEMUDI DENGAN KELUHAN NYERI BAHU PADA SOPIR BUS DI KABUPATEN BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Disusun Oleh : BAGUS PAMBUDI J120151045 PROGRAM STUDI S1 FISIOTERAPI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Low Back Pain (LBP) merupakan salah satu masalah pada. muskuloskeletal paling umum dan saat ini menjadi masalah paling luas

BAB I PENDAHULUAN. Low Back Pain (LBP) merupakan salah satu masalah pada. muskuloskeletal paling umum dan saat ini menjadi masalah paling luas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Low Back Pain (LBP) merupakan salah satu masalah pada muskuloskeletal paling umum dan saat ini menjadi masalah paling luas dalam mempengaruhi populasi manusia. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hakekat ilmu pengetahuan selalu mengalami perkembangan melalui pembelajaran, penyempurnaan, atau temuan baru secara interaktif, berkolaborasi dengan berbagai kajian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelancaran operasional secara penuh. Sebagai suatu lingkungan kerja yang. Fasilitas pelayanan kesehatan khususnya Rumah Sakit telah

BAB I PENDAHULUAN. kelancaran operasional secara penuh. Sebagai suatu lingkungan kerja yang. Fasilitas pelayanan kesehatan khususnya Rumah Sakit telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai suatu lingkungan kerja yang terdiri dari berbagai bagian dan sub bagian, dimana antara bagian tersebut memiliki peran dan fungsi masing-masing namun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu pekerjaan. Komputer yang banyak digunakan oleh segala kalangan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu pekerjaan. Komputer yang banyak digunakan oleh segala kalangan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan kemajuan teknologi, dunia kerja tidak lepas dari kebutuhan akan adanya komputer yang membantu atau mempermudah dalam penyelesaian suatu pekerjaan. Komputer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung upaya penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembuluh darah dimana keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian

BAB 1 : PENDAHULUAN. pembuluh darah dimana keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Musculoskeletal disorders merupakan sekumpulan gejala yang berkaitan dengan jaringan otot, tendon, ligamen, kartilago, sistem saraf, struktur tulang, dan pembuluh

Lebih terperinci

sesuatu dari satu tempat ke tempat lainnya. Pentingnya transportasi terlihat pada

sesuatu dari satu tempat ke tempat lainnya. Pentingnya transportasi terlihat pada 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Menurut UUD 1945 pasal 27 ayat 2 dijelaskan bahwa setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Pekerjaan dan penghidupan yang

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. yang cukup kuat untuk menyebabkan peningkatan resiko keluhan low back

BAB V PEMBAHASAN. yang cukup kuat untuk menyebabkan peningkatan resiko keluhan low back BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden 1. Umur Responden Umur merupakan salah satu faktor yang juga memiliki kontribusi yang cukup kuat untuk menyebabkan peningkatan resiko keluhan low back pain pada

Lebih terperinci

HUBUNGAN SIKAP KERJA DINAMIS DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PERAWAT BAGIAN BANGSAL KELAS III DI RSUD DR. MOEWARDI

HUBUNGAN SIKAP KERJA DINAMIS DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PERAWAT BAGIAN BANGSAL KELAS III DI RSUD DR. MOEWARDI HUBUNGAN SIKAP KERJA DINAMIS DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PERAWAT BAGIAN BANGSAL KELAS III DI RSUD DR. MOEWARDI SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak alamiah, alat dan sarana kerja yang tidak sesuai dengan pemakainya

BAB I PENDAHULUAN. tidak alamiah, alat dan sarana kerja yang tidak sesuai dengan pemakainya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga kerja mempunyai peranan penting dalam pembangunan sebagai unsur penunjang dalam pembangunan nasional. Karena tenaga kerja mempunyai hubungan dengan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BULOG adalah perusahaan umum milik negara yang bergerak di bidang logistik pangan. Ruang lingkup bisnis perusahaan meliputi usaha logistik/pergudangan, survei

Lebih terperinci

Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif.

Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif. HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN LAHIR ANAK DAN PEMBERIAN EKSLUSIF DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA 24-59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANOTANA WERU KOTA MANADO Ridzka Cristina* Nova H. Kapantow, Nancy

Lebih terperinci

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009 ACEH ACEH ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT RIAU JAMBI JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan barang dan jasa yang bermutu tinggi. Namun, menurut Notoadmodjo

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghasilkan barang dan jasa yang bermutu tinggi. Namun, menurut Notoadmodjo BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya mendukung perkembangan perekonomian kota Medan, pemerintah menyediakan kawasan-kawasan industri dengan manajemen terpadu. Kebijakan pengembangan sektor

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI BADUTA DI DESA KALINAUN KECAMATAN LIKUPANG TIMUR KABUPATEN MINAHASA UTARA Christy Tampi*, Nancy S.H Malonda*, Budi T. Ratag* *Fakultas Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

GAMBARAN BEBAN KERJA BERDASARKAN DENYUT JANTUNG PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT (TKBM) PELABUHAN SAMUDERA BITUNG.

GAMBARAN BEBAN KERJA BERDASARKAN DENYUT JANTUNG PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT (TKBM) PELABUHAN SAMUDERA BITUNG. GAMBARAN BEBAN KERJA BERDASARKAN DENYUT JANTUNG PADA TENAGA KERJA BONGKAR MUAT (TKBM) PELABUHAN SAMUDERA BITUNG. Reguelta F. Damopoli*, A.J.M Rattu*, P.A.T. Kawatu* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di perusahaan sering kali terabaikan, hal tersebut dapat berdampak pada keselamatan kerja pekerja serta Penyakit Akibat

Lebih terperinci

GAMBARAN DISTRIBUSI KELUHAN TERKAIT MUSKULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA TUKANG SUUN DI PASAR ANYAR BULELENG TAHUN 2013

GAMBARAN DISTRIBUSI KELUHAN TERKAIT MUSKULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA TUKANG SUUN DI PASAR ANYAR BULELENG TAHUN 2013 GAMBARAN DISTRIBUSI KELUHAN TERKAIT MUSKULOSKELETAL DISORDERS (MSDs) PADA TUKANG SUUN DI PASAR ANYAR BULELENG TAHUN 2013 Nyoman Virna Uginiari 1, I Dewa Ayu Inten Dwi Primayanti 2 1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengenai sistem muskuloskeletal. Gangguan muskuloskeletal (musculoskeletal

BAB I PENDAHULUAN. mengenai sistem muskuloskeletal. Gangguan muskuloskeletal (musculoskeletal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Melaksanakan sebuah pekerjaan dapat membuat seseorang berisiko mengalami gangguan atau cedera. Kebanyakan cedera akibat kerja biasanya mengenai sistem muskuloskeletal.

Lebih terperinci

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANNGUANMUSKULOSKELETAL PADA CLEANING SERVICE

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANNGUANMUSKULOSKELETAL PADA CLEANING SERVICE FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANNGUANMUSKULOSKELETAL PADA CLEANING SERVICEDI RSUP DR.WAHIDIN SUDIROHUSODOMAKASSAR FACTORSASSOCIATED WITHMUSCULOSKELETAL DISORDERS ONCLEANING SERVICEINDRDR.WAHIDINSUDIROHUSODO

Lebih terperinci

ANALISIS POSTUR KERJA PADA MEKANIK BENGKEL SEPEDA MOTOR HIDROLIK X DAN NON-HIDROLIK Y KOTA SEMARANG

ANALISIS POSTUR KERJA PADA MEKANIK BENGKEL SEPEDA MOTOR HIDROLIK X DAN NON-HIDROLIK Y KOTA SEMARANG ANALISIS POSTUR KERJA PADA MEKANIK BENGKEL SEPEDA MOTOR HIDROLIK X DAN NON-HIDROLIK Y KOTA SEMARANG Adlina Rahmadini Adzhani, Ekawati, Siswi Jayanti Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

Kata Kunci: masa kerja, suhu lingkungan, sikap kerja, keluhan musculoskeletal

Kata Kunci: masa kerja, suhu lingkungan, sikap kerja, keluhan musculoskeletal HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA, SUHU LINGKUNGAN DAN SIKAP KERJA TERHADAP KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA PENGUPAS KELAPA DI KECAMATAN KAUDITAN Mersyl N.N Mait*, Odi Pinontoan*, Paul Kawatu* Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian 1. Deskripsi lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di Pasar Pedurungan dan Pasar Gayamsari yang terletak di Kota Semarang bagian timur dengan membutuhkan

Lebih terperinci

Hubungan Tingkat Risiko Ergonomi Dan Masa Kerja Dengan Keluhan Muskuloskeletal Pada Pekerja Pemecah Batu

Hubungan Tingkat Risiko Ergonomi Dan Masa Kerja Dengan Keluhan Muskuloskeletal Pada Pekerja Pemecah Batu Hubungan Tingkat Risiko Ergonomi Dan Masa Kerja Dengan Keluhan Muskuloskeletal Pada Pekerja Pemecah Batu *) **) Wahid Thoyib Rivai *), Ekawati **), Siswi Jayanti **) Mahasiswa Bagian Peminatan Keselamatan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Akhmad Abul A la Almaududi R

TUGAS AKHIR. Akhmad Abul A la Almaududi R TUGAS AKHIR HUBUNGAN POSTUR KERJA BERDASARKAN METODE REBA DENGAN KELUHAN SISTEM MUSCULOSKELETAL PADA OPERATOR CONTROL ROOM DI DIVISI COLD ROLLING MILL PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) TBK. CILEGON-BANTEN Akhmad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan tersebut. Risiko-risiko tersebut dapat menimbulkan berbagai penyakit. Penyakit akibat kerja (PAK) adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan tersebut. Risiko-risiko tersebut dapat menimbulkan berbagai penyakit. Penyakit akibat kerja (PAK) adalah penyakit 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dituntut untuk berusaha atau bekerja dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, dan hampir sebagian besar dari mereka menghabiskan waktunya di tempat kerja.

Lebih terperinci

KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA LAUNDRY DI KECAMATAN DENPASAR SELATAN, BALI

KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA LAUNDRY DI KECAMATAN DENPASAR SELATAN, BALI KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA LAUNDRY DI KECAMATAN DENPASAR SELATAN, BALI Joice Sari Tampubolon 1, I Putu Gede Adiatmika 2 1. Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan perangkat komputer dalam menyelesaikan pekerjaan di

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan perangkat komputer dalam menyelesaikan pekerjaan di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini hampir semua aspek pekerjaan baik di sektor bisnis dan perkantoran maupun industri dan manufaktur telah memanfaatkan dukungan teknologi dan perangkat

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA LAMA KERJA DAN POSISI KERJA DUDUK DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA SUPIR BUS JURUSAN MANADO BITUNG DI TERMINAL PAAL DUA MANADO TAHUN 2015 Herlin Rende*, Wulan P. J. Kaunang*, Paul A.

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI MUSCULOSKLETAL DISORDERS (MSDs) PADA AKTIVITAS PENGEMASAN IKAN LOMEK (HARPODON NEHEROUS) DI KAWASAN MINAPOLITAN KUALA ENOK

IDENTIFIKASI MUSCULOSKLETAL DISORDERS (MSDs) PADA AKTIVITAS PENGEMASAN IKAN LOMEK (HARPODON NEHEROUS) DI KAWASAN MINAPOLITAN KUALA ENOK IDENTIFIKASI MUSCULOSKLETAL DISORDERS (MSDs) PADA AKTIVITAS PENGEMASAN IKAN LOMEK (HARPODON NEHEROUS) DI KAWASAN MINAPOLITAN KUALA ENOK Murni Nasrun 1 1 Masyarakat Desa Tanah Merah Email: - Abstrak Kawasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belum bisa dihindari secara keseluruhan. Dunia industri di Indonesia masih

BAB I PENDAHULUAN. belum bisa dihindari secara keseluruhan. Dunia industri di Indonesia masih 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan industri di dunia sudah maju dan segala sesuatunya sudah otomatis, tetapi penggunaan tenaga manusia secara manual masih belum bisa dihindari secara keseluruhan.

Lebih terperinci

* Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

* Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DAN MASA KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TUKANG JAHIT DI KOMPLEKS GEDUNG PRESIDENT PASAR 45 KOTA MANADO Nurul Istiana Alimudin*, Johan Josephus*, Rahayu H. Akili* * Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PERAWAT INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) RSUP PROF DR. R.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PERAWAT INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) RSUP PROF DR. R. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PERAWAT INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) RSUP PROF DR. R. D. KANDOU MANADO Olvin Kristin Manengkey* Johan Josephus** Odi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari sistem pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari sistem pelayanan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Rumah Sakit. Pelayanan keperawatan tersebut haruslah memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih dominan dialami oleh para pekerja. secara fisik yang berat. Salah satu akibat dari kerja secara manual, seperti

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih dominan dialami oleh para pekerja. secara fisik yang berat. Salah satu akibat dari kerja secara manual, seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini begitu banyak pekerjaan yang dilakukan dengan menggunakan mesin, mulai dari mesin yang sangat sederhana sampai dengan penggunaan mesin dengan berbasis

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA PEMBUATAN BATU BATA

HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA PEMBUATAN BATU BATA HUBUNGAN ANTARA POSTUR KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA PEMBUATAN BATU BATA Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas

Lebih terperinci

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH SKRIPSI. DisusunGunaMemenuhi Salah SatuSyaratUntuk MemperolehIjazah S1 Kesehatan Mayarakat. Disusunoleh :

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH SKRIPSI. DisusunGunaMemenuhi Salah SatuSyaratUntuk MemperolehIjazah S1 Kesehatan Mayarakat. Disusunoleh : HUBUNGAN ANTARA RISIKO PEKERJAAN MANUAL HANDLING, USIA, DAN MASA KERJA DENGAN RISIKO GANGGUAN SISTEM MUSKULOSKELETAL PADA PEKERJA BAGIAN PERAKITAN PENULANGAN BESI BETON DI PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BOYOLALI

Lebih terperinci

HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENGRAJIN PATUNG KAYU DI DESA KEMENUH, GIANYAR TAHUN 2015

HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENGRAJIN PATUNG KAYU DI DESA KEMENUH, GIANYAR TAHUN 2015 UNIVERSITAS UDAYANA HUBUNGAN SIKAP KERJA DENGAN KELUHAN MUSKULOSKELETAL PADA PENGRAJIN PATUNG KAYU DI DESA KEMENUH, GIANYAR TAHUN 2015 I GUSTI PUTU INDRA YUDA PRAMANA NIM: 1120025004 PROGRAM STUDI ILMU

Lebih terperinci

MUSCULOSKELETAL DISORDERS. dr.fauziah Elytha,MSc

MUSCULOSKELETAL DISORDERS. dr.fauziah Elytha,MSc MUSCULOSKELETAL DISORDERS dr.fauziah Elytha,MSc Muskuloskeletal disorder gangguan pada bagian otot skeletal yang disebabkan oleh karena otot menerima beban statis secara berulang dan terus menerus dalam

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PELAJAR SMA NEGERI 2 TOMPASO Claudya Momongan*, Nova H Kapantow*, Maureen I Punuh*

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PELAJAR SMA NEGERI 2 TOMPASO Claudya Momongan*, Nova H Kapantow*, Maureen I Punuh* HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PELAJAR SMA NEGERI 2 TOMPASO Claudya Momongan*, Nova H Kapantow*, Maureen I Punuh* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Usia

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK TUGAS AKHIR ANALISA POSTUR KERJA DAN PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING INDUSTRI KECIL (Studi kasus: Industri Kecil Pembuatan Tahu di Kartasuro) Diajukan sebagai salah satu

Lebih terperinci

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS Dian Palupi Restuputri *1, Erry Septya Primadi 2, M. Lukman 3 1,2,3 Universitas Muhammadiyah Malang Kontak person:

Lebih terperinci

Analisis Postur Kerja Menggunakan Metode Ovako Work Posture Analysis System (OWAS) (Studi Kasus: PT Sanggar Sarana Baja Transporter)

Analisis Postur Kerja Menggunakan Metode Ovako Work Posture Analysis System (OWAS) (Studi Kasus: PT Sanggar Sarana Baja Transporter) Analisis Postur Kerja Menggunakan Metode Ovako Work Posture Analysis System (OWAS) (Studi Kasus: PT Sanggar Sarana Baja Transporter) Sriyanto, ST., MT., Widhi Adwitya S. P. Program Studi Teknik Industri,

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS FISIK, RIWAYAT KELUARGA DAN UMUR DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI DESA TARABITAN KECAMATAN LIKUPANG BARAT KABUPATEN MINAHASA UTARA Gloria J. Tular*, Budi T. Ratag*, Grace D. Kandou**

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG PADA BURUH BAGASI DI PELABUHAN LAUT MANADO

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG PADA BURUH BAGASI DI PELABUHAN LAUT MANADO HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA FISIK DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG PADA BURUH BAGASI DI PELABUHAN LAUT MANADO Ismail Nur Hasan*, Paul A. T. Kawatu*, Harvani Boky* *Bidang Minat K3*, Fakultas Kesehatan Masyarakat*,

Lebih terperinci