BAB III GAMBARAN UMUM BAZNAS KOTA PEKALONGAN. tentang Pengelolaan Zakat Bab III tentang Organisasi Pengelolaan Zakat khususnya
|
|
- Yanti Darmali
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III GAMBARAN UMUM BAZNAS KOTA PEKALONGAN A. Profil BAZNAS Kota Pekalongan 1. Sejarah BAZDA Kota Pekalongan lahir sebagai implementasi UU RI No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat Bab III tentang Organisasi Pengelolaan Zakat khususnya pasal 6. Dahulu pertama kali berdiri pada tahun 1993, BAZNAS Kota Pekalongan bernama BAZIS Kota Pekalongan karena memang menghimpun dan mengelola zakat, infak dan sedekah. 1 Di samping amanah UU, beberapa hal yang melatarbelakangi terbentuknya BAZNAS Kota Pekalongan ini adalah: a. Mayoritas penduduk kota Pekalongan beragama Islam. b. Komitmen eksekutif dan legislatif serta tokoh masyarakat atau kyai dan alim ulama untuk membuat wadah pengelolaan zakat yang amanah dan profesional. c. Peran serta dunia usaha dan industri (BUMN, BUMD dan swasta) dengan memberikan dana sosial perusahaan untuk kesejahteraan masyarakat. BAZNASKota Pekalongan merupakan salah satu organisasi pengelola zakat yang beroperasi sepanjang tahun. Organisasi ini merupakan organisasi yang bekerjasama dengan lembaga pemerintahan maupun perorangan. Sebagai organisasi yang bekerjasama dengan instansi pemerintah, biasanya zakat pegawai langsung 1 Hasil wawancara dengan Dr. H. Imam Suradji, M.Ag, wakil ketua dalam susunan badan pelaksana harian BAZNAS Kota Pekalongan pada tanggal 28 Agustus
2 dipotong setiap bulannya. Tapi untuk yang perorangan, organisasi ini membutuhkan sosialisasi yang sangat maksimal karena tidak semua orang mengetahui adanya organisasi pengelola zakat khususnya BAZ. Dan juga kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai proses untuk menjadi seorang muzaki pada organisasi ini, penyaluran dana yang telah dikumpulkan dan juga program-program yang ada pada BAZNAS membuat masyarakat lebih senang jika mereka membagikan sendiri zakat yang akan mereka keluarkan. Kendala lain yang dihadapi oleh BAZNAS Kota Pekalongan adalah kurangnya sosialisasi yang dilakukan oleh seluruh pegawai maupun orang yang terlibat langsung dalam proses pengumpulan zakat tersebut dan adanya info-info yang diterima oleh masyarakat bahwa pernah terjadi penyelewengan dana yang terjadi di BAZNAS, sehinggga membuat masyarakat enggan menyalurkan zakatnya ke BAZNAS kendatipun info tersebut belum terbukti kebenarannya. 2 Selain itu juga terjadi kontra termasuk para kyai mengenai pemotongan gaji per bulan bagi pegawai. Dalam mengatasi semua perilaku masyarakat di atas, BAZNAS telah melakukan berbagai sosialisasi seperti mendatangi para calon muzaki, sosialisasi di masjidmasjid, mengirimkan surat kepada orang-orang kaya untuk berzakat, membuat dan membagikan leaflet serta memasang berbagai macam bentuk spanduk. Namun pada kenyataannya ternyata masih terlalu banyak masyarakat yang tidak mengetahui tentang adanya berbagai program yang dimiliki oleh BAZNAS kota Pekalongan. 3 2 Hasil wawancara dengan Drs. H. Mohammad Yahya, sekretaris dalam susunan komisi pengawas BAZNAS Kota Pekalongan pada tanggal 20 September Hasil wawancara dengan Drs. H. Abdul Fatah Yasran, wakil ketua dalam susunan komisi pengawas BAZNAS Kota Pekalongan pada tanggal 21 Oktober
3 2. Visi Menjadi Badan Pengelola Zakat, Infak dan Sadaqah yang unggul dan terpercaya Misi a. Mewujudkan optimalisasi pengelolaan zakat, infak dan sadaqah yang professional. b. Mewujudkan optimalisasi pengelolaan zakat, infak dan sadaqah yang amanah, transparan dan akuntabel. c. Mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan mandiri Tujuan a. Terselenggaranya pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat, sesuai dengan tuntunan agama. b. Terbinanya kualitas umat baik secara lahiriyah maupun batiniyah. c. Terselenggaranya pendistribusian zakat secara efektif, efisien, berdayaguna dan berhasilguna. d. Meningkatkan kesejahteraan umat dan mendukung terciptanya keadilan sosial. e. Membina dan mengembangkan kualitas kerja sama yang sinergis antara Badan Amil Zakat dengan muzaki, mustahiq, dan pihak lain yang terkait Susunan Organisasi BAZNAS Kota Pekalongan Dalam buku petunjuk teknis pengelolaan zakat yang dikeluarkan oleh Institut Manajemen Zakat (2001) dikemukakan bahwa susunan organisasi lembaga pengelola zakat seperti BAZ adalah sebagai berikut: 7 4 Program Kerja BAZNAS Kota Pekalongan Tahun Program Kerja BAZNAS Kota Pekalongan Tahun Buku Profil BAZNAS Kota Pekalongan periode
4 a. Badan Amil Zakat terdiri atas Dewan Pertimbangan, Komisi Pengawas dan Badan Pelaksana. b. Dewan Pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi unsur ketua, sekretaris dan anggota. c. Komisi Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi unsur ketua, sekretaris dan anggota. d. Badan Pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi unsur ketua, sekretaris, bagian keuangan, bagian pengumpulan, bagian pendistribusian dan pendayagunaan. e. Anggota pengurus BAZ terdiri atas unsure masyarakat dan unsure pemerintah. Unsur masyarakat terdiri atas unsure ulama, kaum cendekia, tokoh masyarakat, tenaga professional dan lembaga pendidikan yang terkait. Adapun susunan organisasi BAZNAS Kota Pekalongan periode tahun adalah sebagai berikut: a. Susunan Dewan Pertimbangan BAZNAS Kota Pekalongan NO JABATAN DALAM NAMA KETERANGAN PENGURUS 1 Ketua Dr. H. M. Basyir Ahmad Walikota Pekalongan 2 Wakil Ketua Dr. H. Imam Tobroni, S.Ag, Kantor Kemenag M.M 7 Didin Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern., hlm
5 3 Sekretaris Drs. Dwi Arie Putranto, M.Si. Pemkot 4 Wakil Sekretaris Drs. H. Soedaryo El Kamali, STAIN MA 5 Anggota KH. Yasykur Tasrip Ulama 6 Anggota M. Isa Muchsin Al Irsyad 7 Anggota KH. Zakaria Anshor NU 8 Anggota Drs. H. M. Ghozali Muhammadiyah 9 Anggota Arief Mahmud, Bc.Hk. Tokoh Masyarakat b. Susunan Komisi Pengawas BAZNAS Kota Pekalongan NO JABATAN DALAM NAMA KETERANGAN PENGURUS 1 Ketua KH. Akrom Sofyan Ulama 2 Wakil Ketua Drs. KH. Abdul Fatah Yasran Ulama 3 Sekretaris Drs. H. Mohammad Yahya Kantor Kemenag 4 Wakil Sekretaris Sri Kuncoro P, BA Pemkot 5 Anggota Drs. Muslih Husein, M. Ag. STAIN 6 Anggota Hj. Balgis Diab, S.Ag,SE,MM DPRD 7 Anggota Drs. H. Nadhif Kantor Kemenag 8 Anggota dr. Hj. Sri Nurdijah Kasbollah Cendekiawan 9 Anggota Hj. Falasifah Tokoh Masyarakat 66
6 c. Susunan Badan Pelaksana Harian BAZNAS Kota Pekalongan NO JABATAN DALAM NAMA KETERANGAN PENGURUS 1 Ketua H. Ahmad Alf Arslan Djunaid, Wakil Walikota SE 2 Wakil Ketua I Dr. H. Imam Suradji, M.Ag. STAIN 4 Sekretaris H. Ahmad Slamet Irfan, SH Pemkot 5 Wakil Sekretaris I Denny Noviyanto, S.Ag Kantor Kemenag 6 Wakil Sekretaris II H. M. Hasan Bisri, M.Ag STAIN 7 Bendahara H. Ahmad Rofiq, B.A Ketua BMT SM- NU 8 Sie Pengumpulan H. Sofyan Adnan, SH Pemkot dr. H. M. Murtazam 9 Sie Pendistribusian Kasiman Mahmud Desky, Cendekiawan KUA M.Ag. H. Tubagus Surur, M.Ag. STAIN Arif Wahyudi, M.Ag Tokoh Masyarakat 10 Sie Pendayagunaan DR. Makrum Kholil, M.Ag. STAIN KH. Hasanudin Subkhi 11 Sie Pengembangan DR. Ade Dede Rohayana, Ulama STAIN M.Ag Suryani, SH, M.Hum. KH. Yasykur UNIKAL Ulama 67
7 6. Program Kerja BAZNAS Kota Pekalongan a. Umum 1) Disadari bahwa untuk menjadikan Badan Amil Zakat Kota Pekalongan sebagai lembaga pengelola zakat yang amanat dan profesional memerlukan kerja keras dan pemikiran semua pihak. 2) Agar kerja BAZNAS Kota Pekalongan makin optimal maka harus sesering mungkin dilakukan rapat-rapat dalam melaksanakan program BAZNAS. Baik yang berkenaan dengan penghimpunan maupun penyaluran. Disepakati bahwa prinsip kerja BAZNAS Kota Pekalongan ke depan adalah sebesarbesarnya mengumpulkan dana ZIS, dan dari dana yang terkumpul seoptimal mungkin segera didistribusikan/didayagunakan. 3) Rapat-rapat pengurus BAZNAS Kota Pekalongan adalah institusi yang bisa memutuskan untuk menyalurkan dana ZIS dan semua pihak harus menghargai. 4) Mengingat bantuan Pemkot Pekalongan yang terbatas, maka sejauh mungkin dana dana bantuan itu bisa dialokasikan untuk merealisasikan semua program yang ada di BAZNAS Kota Pekalongan. b. Program Bidang Pengawasan 1) Diskusi/lokakarya kajian tentang fikih dalam melakukan pengawasan dana zakat dan non zakat. 2) Mengadakan pengawasan dana zakat dan non zakat. 3) Menunjuk auditor eksternal untuk melakukan audit pengelolaan keuangan BAZNAS Kota Pekalongan. 68
8 c. Program Bidang Pengumpulan 1) Menertibkan edaran tentang cara Menghitung Zakat Sendiri (MZS) bekerjasama dengan Bidang Pengembangan. 2) Sosialisasi profil BAZNAS melalui pertemuan bersama dengan musholla, masjid, instansi Babinrohis, IPHI Kota Pekalongan, calon jamaah haji dan sebagainya. 3) Pendataan muzaki 4) Mengumpulkan zakat, infak dan sadaqah. d. Program Bidang Pendayagunaan dan Pendistribusian 1. Fakir-Miskin a) Pemberian bantuan biaya hidup bagi fakir miskin. b) Pemberian modal kerja. c) Pengembangan modal usaha bagi pedagang kecil. d) Pengembangan modal usaha bagi pengusaha kecil. e) Pemberian bantuan pendampingan bagi pengobatan penderita gangguan jiwa dan penyakit lainnya yang membutuhkan perawatan khusus dari keluarga miskin. 2. Muallaf, berupa pemberian dana bagi pembinaan secara rutin terhadap muallaf di daerah rawan, daerah kumuh dan perumahan miskin. 3. Fi al-riqab, berupa pemberian dana advokasi bagi para buruh atau TKW yang mendapatkan masalah. 4. Al-Ghorimin, berupa pemberian bantuan bagi masyarakat yang terlilit hutang. 5. Sabilillah 69
9 a. Memberikan santunan bagi guru ngaji (kamisan). b. Pemberian beasiswa untuk anak SD sampai S1 yang rawan putus sekolah. c. Pemberian bantuan pelunasan tunggakan biaya sekolah bagi anak-anak dari keluarga miskin. d. Diklat ketrampilan. e. Pemberian bantuan kepada lembaga keagamaan dan sabilillah untuk syiar Islam khususnya di daerah rawan, rob dan kawasan kumuh. f. Pemberian beasiswa bagi para santri pondok pesantren asal Pekalongan dari keluarga miskin. 6. Ibn Sabil, berupa pemberian biaya transportasi bagi orang yang kehabisan biaya perjalanan. e. Program Bidang Pengembangan 1. Mengadakan publikasi dan sosialisasi kegiatan BAZNAS melalui: a) Penerbitan buletin tiap 3 bulan, sebagai media informasi dan sosialisasi BAZNAS. b) Publikasi melalui radio (RKB), surat kabar dan lainnya. c) Pemasangan Baliho BAZNAS. 2. Membentuk UPZ (Unit Pengumpul Zakat) di setiap instansi pemerintah dan swasta. 3. Mengkoordinir pengiriman dai/mubaligh yang akan dikirim ke UPZ untuk kebutuhan sosialisasi BAZNAS. 4. Menghadiri undangan-undangan yang memerlukan informasi mengenai BAZNAS Kota Pekalongan. 70
10 5. Menerbitkan website untuk memperluas komunikasi BAZNAS Kota Pekalongan. 6. Mengembangkan saldo infak lewat PT/Koperasi atau dipinjamkan sebagai modal dengan model yang sesuai syariah. B. Manajemen Pengumpulan Dana Zakat di BAZNAS Kota Pekalongan 1. Sumber Pendanaan BAZNAS a. Dana zakat, infak dan sedekah Dana zakat, infak dan sedekah BAZNAS Kota Pekalongan sebagian besar bersumber dari pegawai di lingkungan Pemkot Pekalongan (PNS), dan dana dari masyarakat yang mau membayarkan zakatnya di BAZNAS Kota Pekalongan. b. Dana operasional Anggaran kegiatan BAZNAS Kota Pekalongan bersumber dari dana APBD Pemkot Pekalongan sebesar Rp per tahun, dana zakat bagian amil dan dari bagi hasil simpanan dengan pihak perbankan. Dana tersebut dipergunakan untuk honor pegawai full timer, bisyaroh rapat-rapat dan ATK. 2. Manajemen Pengumpulan Dana Zakat BAZNAS Kota Pekalongan 8 a. Perencanaan 1) Menerbitkan edaran tentang Menghitung Zakat Sendiri (MZS) bekerjasama dengan Bidang Pengembangan. Untuk menentukan berapa zakat yang harus dikeluarkan oleh muzaki, BAZNAS kota Pekalongan memberikan panduan penghitungan zakat 8 Hasil wawancara dengan Ahmad Slamet Irfan, SH, sekretaris dalam susunan Badan Pelaksana Harian BAZNAS Kota Pekalongan pada tanggal 3 Maret
11 kepada muzakki yang tidak dapat menghitung sendiri zakatnya agar zakat yang dikeluarkan sesuai dengan yang ditentukan dalam syariat Islam dalam hal nishabnya. 2) Sosialisasi profil BAZNAS melalui pertemuan bersama dengan musholla, masjid, Instansi Babinrohis dan sebagainya. Dalam perencanaan program kerjanya, BAZNAS kota Pekalongan akan melakukan berbagai sosialisasi kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai kewajiban membayar zakat. Di antara sosialisasi yang akan dilakukan adalah dengan mendatangi para calon muzaki, sosialisasi di masjid-masjid, mengirimkan surat kepada orang-orang kaya untuk berzakat, membuat dan membagikan leaflet serta memasang berbagai macam bentuk spanduk. 3) Pendataan muzaki. Untuk menentukan calon muzaki, BAZNAS kota Pekalongan membuat suatu standar tertentu, contohnya seperti bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS), yaitu yang gajinya telah lebih dari Rp Sedangkan yang gajinya di bawah Rp hanya dianjurkan untuk berinfak atau sadakah. Dan untuk memudahkan dalam pengumpulan zakat, BAZNAS kota Pekalongan juga bekerja sama dengan pihak perbankan. Hal ini dilakukan selain memudahkan BAZNAS, juga untuk memudahkan para muzaki dalam membayarkan zakatnya. Selain itu juga hal ini dapat menambah jumlah dana zakat di perbankan yang diperoleh dari bagi hasil yang diberikan oleh pihak perbankan kepada BAZNAS. 72
12 4) Mengumpulkan zakat, infak dan sedekah dari Pegawai Negeri yang muslim yang ada di lingkungan Pemerintah Kota Pekalongan. Pengumpulan zakat dilakukan oleh BAZNAS kota Pekalongan dengan cara mengirim petugas penarik zakat, infak dan sedekah, atau muzaki langsung mentransfer zakatnya ke rekening BAZNAS kota Pekalongan. Selain itu, BAZNAS kota Pekalongan juga telah membentuk Unit Pengumpul Zakat (UPZ) untuk mengumpulkan dana zakat dari para muzaki yang berprofesi sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS)/ pegawai tetap, yakni melalui bendahara gaji yang ada di masing-masing instansi/skpd tempat bertugas setiap bulannya, seperti di Pemkot Pekalongan, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Kantor Kementrian Agama, dan sebagainya. Kemudian dana zakat dan infak tersebut disetorkan ke: 9 a) Bagian Umum dan Keuangan SETDA Kota Pekalongan b) Bank Mu amalat, Jl. Hayam Wuruk no. 142, dengan nomor rekening BAZDA (Zakat) / nomor rekening BAZDA (Infaq) c) BMT SMNU, Jl. Sriwijaya no. 2, dengan nomor rekening BAZDA (Zakat) / nomor rekening BAZDA (Infaq) Seluruh dana yang terkumpul kemudian disimpan dalam rekening BAZDA Kota Pekalongan. Setelah dana tersebut disimpan dalam rekening selama satu tahun, kemudian dana tersebut disalurkan atau didistribusikan kepada 9 Hasil wawancara dengan Laila Rumadhiani, selaku staf administrasi BAZNAS Kota Pekalongan pada tanggal 7 September
13 para mustahik melalui beberapa program yang telah dibuat oleh BAZNAS Kota Pekalongan. Tabel Perkembangan Penerimaan Zakat BAZNAS Kota Pekalongan No Tahun Penerimaan Zakat (Rp) Penerimaan Infak (Rp) , , , , , , , , , ,00 b. Pengorganisasian Susunan organisasi BAZNAS Kota Pekalongan meliputi dewan pertimbangan, komisi pengawas dan badan pelaksana harian. Kegiatan pengumpulan zakat, infak dan sedekah dilakukan oleh UPZ di tiap-tiap instansi pemerintah maupun swasta. Kemudian hasil pengumpulan disetorkan ke Bank Muamalat dan BMT SMNU. c. Pelaksanaan dan Pengarahan 10 Dalam melaksanakan kegiatan pengumpulan zakat, BAZNAS Kota Pekalongan bekerjasama dengan Bank Muamalat dan BMT SMNU. Selain itu, BAZNAS 10 Hasil wawancara dengan Dr. H. Imam Suradji, M.Ag, wakil ketuadalam susunan badan pelaksana harian BAZNAS Kota Pekalongan pada tanggal 28 Agustus
14 Kota Pekalongan juga membentuk UPZ di tiap-tiap instansi pemerintah maupun swasta. d. Pengawasan Untuk kegiatan pengumpulan zakat, infak dan sedekah mendapatkan pengawasan dari komisi pengawas dan pihak pengurus harian BAZNAS kota Pekalongan. 75
BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGUMPULAN DANA ZAKAT DI BAZNAS KOTA PEKALONGAN. Analisis manajemen pengumpulan dana zakat di BAZNAS Kota Pekalongan
BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGUMPULAN DANA ZAKAT DI BAZNAS KOTA PEKALONGAN Analisis manajemen pengumpulan dana zakat di BAZNAS Kota Pekalongan meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengarahan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Potensi zakat, baik penerimaan maupun pendistribusiannya cukup besar.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Potensi zakat, baik penerimaan maupun pendistribusiannya cukup besar. Supaya ia menjadi riil sebagai dana untuk menanggulangi kemiskinan dan sarana pemerataan
Lebih terperinciisempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN,
isempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN, Menimbang : a. bahwa pembayaran zakat fitrah dan harta
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 65 TAHUN 2017 SERI E.60 BUPATI CIREBON
SALINAN BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 65 TAHUN 2017 SERI E.60 PERATURAN BUPATI CIREBON NOMOR 65 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT PROFESI, INFAK DAN SEDEKAH BAGI APARATUR SIPIL NEGARA DI LINGKUNGAN
Lebih terperinciBUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, DAN SEDEKAH DI KABUPATEN LUMAJANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUMAJANG,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN IV.1. Proses Pencatatan, Pengukuran, dan Pelaporan tansi Zakat dan Infak/Sedekah Pada BAZIS DKI Jakarta Tujuan utama akuntansi keuangan lembaga amil zakat adalah untuk menyajikan
Lebih terperinciBUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN
BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUKUMBA, Menimbang Mengingat : a.
Lebih terperinciBAB IV STRATEGI MANAJEMEN BAZ KOTA MOJOKERTO DALAM MENJAGA LOYALIYAS MUZAKKI< A. Urgensi Loyalitas Muzakki> Pada BAZ Kota Mojokerto
BAB IV STRATEGI MANAJEMEN BAZ KOTA MOJOKERTO DALAM MENJAGA LOYALIYAS MUZAKKI< A. Urgensi Loyalitas Muzakki> Pada BAZ Kota Mojokerto Badan atau Lembaga Amil Zakat merupakan organisasi sosial ekonomi dalam
Lebih terperinciMEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ZAKAT. BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1
SALINAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR Menimbang : bahwa
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Fundraising ZIS pada BAZDA Kabupaten Rembang
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Fundraising ZIS pada BAZDA Kabupaten Rembang Teori Fundaising menjelaskan bahwa suatu kegiatan penggalangan dana atau pengumpulan dana dari individu, organisasi,
Lebih terperinciGUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT
GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT Menimbang : a. Mengingat : 1. PERATURAN GUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciNo (BAZNAS) yang secara kelembagaan mempunyai kewenangan untuk melakukan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat secara nasional
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5508 KESEJAHTERAAN. Zakat. Pengelolaan. Pelaksanaan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 38) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA KEDIRI
PEMERINTAH KOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DAERAH KEDIRI, Menimbang : a. bahwa menunaikan zakat merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya berhubungan dengan nilai ketuhanan saja namun berkaitan juga dengan hubungan kemanusian yang bernilai
Lebih terperinciGubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 9 Tahun 2012 TENTANG
1 Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 9 Tahun 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT PROFESI, INFAK DAN SEDEKAH PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciPROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT
SALINAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR, Menimbang : a.
Lebih terperinciPELATIHAN PEYUSUNAN LAPORAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ & SEDEKAH AKUNTANSI ZAKAT (BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO. 109)
PELATIHAN PEYUSUNAN LAPORAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ & SEDEKAH AKUNTANSI ZAKAT (BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO. 109) Ilham Maulana Saud Dlingo, 28 Agustus 2016 DASAR HUKUM PENGELOLAAN ZAKAT Dasar Hukum 1.
Lebih terperinciPERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, SHADAQAH DAN HARTA AGAMA LAINNYA
PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG MEKANISME PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, SHADAQAH DAN HARTA AGAMA LAINNYA DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 4 TAHUN 2004
PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH KOTA PRABUMULIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PRABUMULIH, Menimbang : a. bahwa mengeluarkan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 83 TAHUN : 2008 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 2 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT
LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 83 TAHUN : 2008 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 2 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIMAHI, Menimbang : a.
Lebih terperinci2016, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA UNIT PENGUMPUL ZAKAT. BAB I KETENTUAN
No.1847, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAZNAS. UPZ. Pembentukan dan Tata Kerja. Pencabutan. PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA UNIT PENGUMPUL
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 373 TAHUN 2003 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 38 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT
KEPUTUSAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 373 TAHUN 2003 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 38 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa sehubungan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015
LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH DENGAN
Lebih terperinciBUPATI MERANGIN, Menimbang : a.
BUPATI MERANGIN PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERANGIN NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG TATA KELOLA ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MERANGIN, Menimbang : a. Bahwa
Lebih terperinciFORMULIR LAPORAN PENGELOLAAN ZAKAT ACEH 2013 BAITUL MAL KABUPATEN ACEH JAYA
FORMULIR LAPORAN PENGELOLAAN ZAKAT ACEH 2013 BAITUL MAL KABUPATEN ACEH JAYA Nama Institusi : SK Lembaga / Tanggal (terakhir) : (dilampirkan) SK Pengurus / Tanggal (terakhir): Baitul Mal Kabupaten Aceh
Lebih terperinciPENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN TAHUN 2009 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN PEAKUNTANSI ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT DAERAH KABUPATEN DEMAK. A. Gambaran Umum Badan Amil Zakat Daerah Kabupaten Demak
46 BAB III GAMBARAN PEAKUNTANSI ZAKAT PADA BADAN AMIL ZAKAT DAERAH KABUPATEN DEMAK A. Gambaran Umum Badan Amil Zakat Daerah Kabupaten Demak 1. Profil Badan Amil Zakat Daerah Kabupaten Demak a. Sejarah
Lebih terperinciRAKERDA KEPUTUSAN RAKERDA BAZNAS SE BANGKA BELITUNG 1
RAKERDA KEPUTUSAN RAKERDA BAZNAS SE BANGKA BELITUNG 1 KOMISI A BIDANG PENGUMPULAN KEPUTUSAN / HASIL PEMBAHASAN KOMISI A 1. LANDASAN HUKUM ZAKAT PROFESI NISHAB ZAKAT PROFESI BERDASARKAN FATWA MUI NO 3 TAHUN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. di dunia dan di akhirat. Disamping itu, Islam juga mengajarkan kepada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Islam adalah agama yang diturunkan sebagai rahmat bagi alam semesta, yakni agama yang membimbing umat manusia untuk mencapai kebahagian hidup di dunia dan di akhirat.
Lebih terperinci- 2 - PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
- 2 - PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 25 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ZAKAT KOTA PONTIANAK
PEMERINTAH KOTA PONTIANAK PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 25 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ZAKAT KOTA PONTIANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PONTIANAK Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK, Menimbang : a. bahwa menunaikan zakat merupakan kewajiban umat Islam yang mampu
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BUNGO
PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUNGO NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BUNGO, Menimbang : a. bahwa pembayaran zakat fitrah dan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN UMUM KANTOR UPZ (UNIT PENGUMPUL ZAKAT) KECAMATAN TANGGEUNG CIANJUR
BAB III TINJAUAN UMUM KANTOR UPZ (UNIT PENGUMPUL ZAKAT) KECAMATAN TANGGEUNG CIANJUR 3.1 Sejarah Singkat Kantor UPZ Kecamatan Tanggeung BAZ kabupaten Cianjur asal mulanya adalah Lembaga Kesejahteraan Umat,
Lebih terperinciBAB IV EFEKTIVITAS PENDISTRIBUSIAN ZAKAT DI BAZ KOTA SEMARANG
BAB IV EFEKTIVITAS PENDISTRIBUSIAN ZAKAT DI BAZ KOTA SEMARANG A. Pendistribusian Zakat di BAZ Kota Semarang Pengelolaan zakat yang dilaksanakan oleh BAZ Kota Semarang dengan menyalurkan dana zakatnya sesuai
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUTAI KARTENEGARA, Menimbang : a. bahwa Zakat
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pendistribusian Zakat Oleh BAZNAS Kabupaten Jepara Dalam Upaya Pengentasan Kemiskinan Di Kabupaten Jepara zakat menurut bahasa berarti berkah, bersih, dan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 1 TAHUN 2012 SERI E NOMOR 1 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa zakat merupakan kewajiban
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG
PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KABUPATEN PARIGI MOUTONG, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 18 SERI E
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 18 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJARNEGARA,
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT
SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinci2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 teniang Pemerintahan Provinsi Oaerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia;
PERATURAN GUBERNUR PROVINSI OAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 82 TAHUN 2012 TENTANG PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ/SHAOAQAH PAOA BAOAN AMIL ZAKAT, INFAQ/SHAOAQAH (BAZIS) TAHUN 2012 OENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dijauhi. Diantara perintah-perintah tersebut adalah saling berbagi - bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk besar yang sebagian besar penduduknya menganut agama Islam, dimana dalam ajaran Islam terdapat perintah yang harus
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. kepada para mustahik. Dalam proses penghimpunan, pengumpulan, dan
BAB V PEMBAHASAN A. Efektivitas Unit Pengumpul Zakat (UPZ) dalam meningkatkan jumlah zakat, infak, sedekah Badan Amil Zakat Nasional di Tulungagung bertugas menghimpun, mengumpulkan dan menyalurkan zakat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pemerintah bersama masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penduduk Indonesia Secara demografi mayoritasnya beragama Islam dan setiap muslim mempunyai kewajiban untuk membayar zakat. Zakat sebagai rukun Islam yang ketiga,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DI KJKS BMT ISTIQLAL PEKALONGAN
56 BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DI KJKS BMT ISTIQLAL PEKALONGAN Secara sosial ataupun ekonomi bahwa zakat adalah lembaga penjamin. Lewat institusi zakat, kelompok
Lebih terperinciBAB III GAMBARAN UMUM BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) KABUPATEN TEMANGGUNG. 1. Sejarah Berdirinya BAZNAS Kabupaten Temanggung
BAB III GAMBARAN UMUM BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) KABUPATEN TEMANGGUNG A. Profil Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Temanggung 1. Sejarah Berdirinya BAZNAS Kabupaten Temanggung Badan Amil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan yang bersifat spritual. Firman Allah QS. Al-Māidah/5: telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-ku, dan telah Ku-ridhai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam merupakan sistem kehidupan yang bersifat komprehensif, yang mengatur semua aspek, baik dalam sosial, ekonomi, dan politik maupun kehidupan yang bersifat
Lebih terperinciBAB III PENYAJIAN DATA
BAB III PENYAJIAN DATA A. Profil BAZNAS OKU Timur a. Letak Geografis Wilayah Kabupaten OKU Timur dengan luas ± 3.370 KM yang terdiri 20 Kecamatan dan 305 Desa dengan jumlah penduduk ± 667.300 jiwa dan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 4 2003 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 1 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH DENGAN MENGHARAP BERKAT DAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHU
Lebih terperinciBUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG Menimbang: a. bahwa zakat merupakan
Lebih terperinciBISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL
PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN TAHUNAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL, BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL PROVINSI, DAN BADAN AMIL ZAKAT
Lebih terperinciSOSIALISASI INPRES NO. 3 TAHUN 2014 TENTANG OPTIMALISASI PENGUMPULAN ZAKAT DI KEMENTERIAN/LEMBAGA MELALUI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL
SOSIALISASI INPRES NO. 3 TAHUN 2014 TENTANG OPTIMALISASI PENGUMPULAN ZAKAT DI KEMENTERIAN/LEMBAGA MELALUI BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL Rakernas Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Gedung Pusat
Lebih terperinciBUPATI PELALAWAN PROVINSI RIAU
Menimbang : BUPATI PELALAWAN PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PELALAWAN, a. bahwa menunaikan zakat
Lebih terperinciFAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA
PEMBAYARAN ZAKAT MELALUI LAYANAN MOBILE-ZAKAT (M-ZAKAT) MENURUT UNDANG UNDANG NOMOR 38 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DIAN NOVITA Fakultas Hukum, Universitas Wiraraja Sumenep dianovita79@yahoo.co.id
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dukungan penuh agama untuk membantu orang-orang miskin yang tidak dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zakat adalah sebuah langkah kemandirian sosial yang diambil dengan dukungan penuh agama untuk membantu orang-orang miskin yang tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. pendayagunaan dana ZIS, serta tugas yang harus dilaksanakana oleh BAZIS DKI
BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian Pada bab objek penelitian, penulis membahas mengenai Badan Amil Zakat Infaq dan Shadaqah DKI Jakarta, bahasan yang akan diuraikan meliputi sejarah
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA SAMARINDA
PEMERINTAH KOTA SAMARINDA PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR : 03 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SAMARINDA, Menimbang : a. bahwa penunaian Zakat merupakan
Lebih terperinciBAB IV PENYAJIAN DATA DAN LAPORAN PENELITIAN
BAB IV PENYAJIAN DATA DAN LAPORAN PENELITIAN A. Penyajian Data 1. Profil Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Banjarmasin Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kota Banjarmasin merupakan salah satu badan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengendalikan tujuan perusahaan. Good Corporate Governance yang. seringkali digunakan dalam penerapannya di perusahaan-perusahaan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum Good Corporate Governance merupakan sebuah sistem yang terdapat pada sebuah perusahaan atau badan usaha baik yang mencari laba maupun nirlaba yang
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Key Success Factor BAZNAS
BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini dibahas strategi untuk meningkatkan pengumpulan dana BAZNAS. Strategi yang dilakukan adalah pengelompokan faktor-faktor internal dan eksternal, membuat Matriks IE, Matriks
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH
1 PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT, Menimbang
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun 200
LEMBARAN DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun 200 008 Nomor 7 Seri E.1 PERATURAN DAERAH KOTA PADANG PANJANG NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG PANJANG,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG WALIKOTA SERANG,
WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN Menimbang : PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT WALIKOTA SERANG, a. bahwa menunaikan zakat merupakan kewajiban umat Islam yang mampu
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
40 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam Bab Analisis dan Pembahasan ini penulis akan membahas mengenai kesesuaian kegiatan yang dilakukan oleh BAZNAS dalam pengelolaan dana zakat, infaq dan shadaqah (
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG, Menimbang : a. bahwa zakat, infaq dan shadaqah
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 3 TAHUN 2007 SERI PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 3 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWAKARTA,
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 30 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT INFAQ DAN SHADAQAH
LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2002 TAHUN : 2002 NOMOR : 61 S E R I : D PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 30 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT INFAQ DAN SHADAQAH DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHU
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. Departemen Agama) setelah dikeluarkannya keputusan Kepala Kantor. tentang Susunan Pengurus Badan Amil Zakat, Infaq dan shadaqah.
85 BAB IV PEMBAHASAN A. Analisis Penghimpunan Zakat Profesi Di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Magetan Pelaksanaan penghimpunan zakat di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Magetan dimulai pada tanggal
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. penerimaan dan penyaluran dana zakat, infak, sedekah yang telah dilakukan oleh
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu BAB II KAJIAN PUSTAKA Istutik (2013) meneliti mengenai penerapan standar akuntansi Zakat Infak/Sedekah (PSAK: 109) pada pertanggungjawaban keuangan atas aktivitas penerimaan
Lebih terperinciUndang Undang. Nomor 23 Tahun Republik Indonesia ZAKAT PENGELOLAAN. Tentang
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2011 Tentang PENGELOLAAN ZAKAT Kementerian Agama Republik lndonesia Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Direktorat Pemberdayaan Zakat Tahun 2012
Lebih terperinciBAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS DATA. 1. Gambaran Umum Badan Amil Zakat (BAZ) Kota Malang
BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS DATA A. Paparan Data 1. Gambaran Umum Badan Amil Zakat (BAZ) Kota Malang Badan Amil Zakat kota Malang yang berkantor di Jalan A. Yani No.98 Kota Malang, berdiri berdasarkan
Lebih terperinciBUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT
BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, Menimbang : a. bahwa sebagai daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia sehingga memiliki potensi zakat yang cukup besar. melansir
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia sehingga memiliki potensi zakat yang cukup besar. www.bisnis.com melansir bahwa Badan Amil
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 13 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA SOLOK
LEMBARAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR 23 SERI E.23 ================================================================= PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 13 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciSEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N
PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon 41928 K I S A R A N 2 1 2 1 6 NOMOR 9 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN Menimbang : PERATURAN DAERAH KABUPATEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan satu dari lima rukun Islam. Kewajiban mengeluarkan
BAB I PENDAHULUAN A. KONTEKS PENELITIAN Zakat merupakan satu dari lima rukun Islam. Kewajiban mengeluarkan zakat itu berlaku bagi setiap muslim yang dewasa, merdeka, berakal sehat, dan telah memiliki harta
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK PROGRAM MICROFINANCE SYARI AH BERBASIS MASYARAKAT (MISYKAT) DAN MANAJEMEN
BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK PROGRAM MICROFINANCE SYARI AH BERBASIS MASYARAKAT (MISYKAT) DAN MANAJEMEN PEMBIAYAANNYA DI DOMPET PEDULI UMMAT DAARUT TAUHID (DPU-DT) CABANG SEMARANG A. ANALISIS PRAKTEK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terencana yang dilakukan secara sadar oleh masyarakat atau pemerintah untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu rangkaian usaha yang terencana yang dilakukan secara sadar oleh masyarakat atau pemerintah untuk mengubah kepada suatu
Lebih terperinciPENINGKATAN KUALITAS SDM BAZNAS MENUJU PROFFESIONALISME PENGELOLAAN ZAKAT
PENINGKATAN KUALITAS SDM BAZNAS MENUJU PROFFESIONALISME PENGELOLAAN ZAKAT OLEH H. AWALUDDIN, SE. SEKRETARIS BAZNAS NTB PENDAHULUAN VISI MENJADIKAN BAZNAS PROVINSI NTB YANG AMANAH, PROFISIONAL, TRANSPARAN
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG NOMOR 8 TAHUN 2005 T E N T A N G PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Menimbang : PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG NOMOR 8 TAHUN 2005 T E N T A N G PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG, a. bahwa menunaikan zakat merupakan
Lebih terperinciBAB II IDENTIFIKASI BADAN AMIL ZAKAT ( BAZ ) KABUPATEN SIAK
BAB II IDENTIFIKASI BADAN AMIL ZAKAT ( BAZ ) KABUPATEN SIAK A. Sejarah singkat BAZ Kabupaten Siak Dilihat dari perkembangan zaman yang terjadi pada saat ini perintah Allah swt yang disyariatkan kepada
Lebih terperinciBUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG
BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 07 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN
Lebih terperinciBUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH
BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANGANDARAN, Menimbang
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Pola Manajemen Pengelolaan Dana Zakat di Lembaga Amil Zakat Baitul. Maal Hidayatullah dan Al-Haromain Kabupaten Trenggalek
130 BAB V PEMBAHASAN A. Pola Manajemen Pengelolaan Dana Zakat di Lembaga Amil Zakat Baitul Maal Hidayatullah dan Al-Haromain Kabupaten Trenggalek Lembaga Amil Zakat Baitul Maal Hidayatullah dan Al-Haromain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang berlawanan dengan semangat dan komitmen Islam terhadap. yang sejahtera dan baik yang menjadi tujuan utama mendirikan Negara.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan dan kesenjangan sosial ekonomi di sebuah negara yang kaya dengan sumber daya alam dan mayoritas penduduknya beragama Islam, seperti Indonesia, merupakan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kabupaten Brebes Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Brebes Gambar 4.1 Peta Administratif Kabupaten Brebes 4.1.1 Geografi Kabupaten Brebes sebagai
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 24 Tahun 2004 Seri E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG Nomor 24 Tahun 2004 Seri E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT I. UMUM Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk kesejahteraan masyarakat, selain itu juga dapat berupa shodaqoh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Islam, harta merupakan hak penuh milik Allah SWT sedangkan manusia tidak lain hanya sebatas kepemilikan sementara dengan tujuan menjalankan amanah untuk mengelola
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan sebuah fenomena umum yang terjadi pada negara-negara
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan sebuah fenomena umum yang terjadi pada negara-negara dunia ketiga atau negara berkembang, termasuk Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPS)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemiskinan adalah kurangnya atau terbatasnya barang-barang dan jasa-jasa yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Para penganut sistem ekonomi kapitalisme berpendapat bahwa inti masalah ekonomi adalah masalah produksi. Mereka berpendapat bahwa penyebab kemiskinan adalah
Lebih terperinciKEPUTUSAN GUBERNUR PROPINS DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA. Nrurn 121 TAHUN 2002 TENTANG
gjlkj,tuu< ~~IJ
Lebih terperinciBAB II SEKILAS TENTANG BAZNAS KABUPATEN KARIMUN. A. Sejarah dan Perkembangan Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Karimun
BAB II SEKILAS TENTANG BAZNAS KABUPATEN KARIMUN A. Sejarah dan Perkembangan Badan Amil Zakat Nasional Kabupaten Karimun Badan Amil Zakat Kabupaten Karimun adalah lembaga resmi yang dibentuk berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akademis serta bermunculannya lembaga perekonomian islam di Indonesia. Begitu
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang. Perkembangan ekonomi islam telah menjadikan islam sebagai satu-satunya solusi masa depan. Hal ini di tandai dengan semakin banyak dan ramainya kajian akademis serta
Lebih terperinci~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 53 TAHUN 2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
I SALINAN I @~@'J'~YlF~~ ~J~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 53 TAHUN 2013 TENTANG PENDAYAGUNAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH PADA BADAN AMIL ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH TAHUN
Lebih terperinci