BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup stabil yaitu 6,5 persen pada

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup stabil yaitu 6,5 persen pada"

Transkripsi

1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup stabil yaitu 6,5 persen pada tahun 2011, membuat banyak investor yang ingin berinvestasi, baik investor dalam negeri atau investor luar negeri. Dengan banyaknya investor yang berinvestasi di Indonesia maka diharapkan banyaknya dana investasi yang akan masuk ke negara kita, sehingga membuka lapangan pekerjaan bagi kemakmuran rakyat. Dalam rangka berinvestasi setiap investor memerlukan dana untuk berinvestasi, ada beberapa sumber pembiayaan yaitu menggunakan modal sendiri, pinjaman ke lembaga keuangan, penerbitan surat hutang atau menghimpun dana dari masyarakat dengan menawarkan saham ke publik di pasar modal. Hampir di seluruh penjuru dunia, di setiap negara pasar modal menjadi bahan pembicaraan. Pasar modal merupakan suatu indikator kemajuan perekonomian sebuah negara serta penunjang perkembangan ekonomi suatu negara yang bersangkutan. Di dalam perputaran roda perkonomian suatu negara, itu merupakan sumber dana bagi beroperasinya perusahaan yang merupakan tulang punggung ekonomi suatu negara. Secara awam masyarakat selalu mengkonotasikan pasar modal sebagai pasar saham, tetapi apabila dilihat dari kenyataannya ternyata pasar modal sangat komplek dengan berbagai produk dan sistem di dalamnya. Pada awalnya produk yang diperdagangkan terbatas hanya bersifat ekuitas kemudian diikuti oleh efek yang bersifat hutang seperti obligasi dan juga beberapa produk alternatif lainnya 1

2 2 seperti reksadana, warrant, option dan kontrak kontrak lainnya yang memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh setiap otoritas pasar modal. Pasar modal di Indonesia menjadi salah satu alternatif sumber pembiayaan perusahaan. Beberapa perusahaan yang memutuskan melakukan penawaran umum di pasar modal (go public) dengan menawarkan efek ke masyarakat dan selanjutnya menjadi perusahaan terbuka. Dalam periode tahun menurut data yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia terdapat 53 perusahaan yang tercatat dan telah melakukan penawaran saham ke publik. Kesimpulan yang didapat, rata-rata ada 13 perusahaan yang melakukan go public di pasar modal setiap tahun. Kemitraan pasar modal dengan emiten atau perusahaan publik dapat dikatakan merupakan sebagai bentuk hubungan simbiosis mutualisme, selama status terbuka atau publik tersebut masih memberikan keuntungan atau keunggulan bagi perusahaan maka perusahaan akan tetap mempertahankan status tersebut. Kondisi transaksi saham dari perusahaan yang memberikan added value pada perusahaan tersebut tetap mempertahankan status listednya di bursa. Apabila industri pasar modal tidak lagi memberikan manfaat, atau bahkan bisa menjadi beban bagi perusahaan, maka secara naluri untuk mempertahankan jalannya perusahaan maka perusahaan akan mengundurkan diri dari bursa atau pasar modal atau dengan kata lain menjadi perusahaan tertutup kembali. Pada saat perusahaan menjadi perusahaan tertutup maka akan terjadi pengambilalihan dan pelepasan saham perusahaan, salah satu informasi yang dibutuhkan adalah nilai pasar wajar atas saham perusahaan tersebut. Dari uraian sebelumnya maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah nilai harga saham yang

3 3 harus ditawarkan kepada pemegang saham publik terkait rencana go private PT Asuransi Dayin Mitra Tbk. Fenomena ini tentunya merupakan fenomena yang menarik di pasar modal Indonesia. Menurut data Bursa Efek Indonesia untuk periode ada 13 perusahaan melakukan tindakan korporasi dengan merubah bentuk perusahaan terbuka menjadi perusahaan tertutup (go private) Beberapa kasus go private di Indonesia Kita akan melihat beberapa perusahaan yang melakukan go private di Bursa Efek Indonesia. Beberapa perusahaan tersebut adalah PT Aqua Golden Misisippi Tbk., PT Komatsu Indonesia Tbk. dan PT Alfa Retailindo Tbk. 1. PT Aqua Golden Missisippi Tbk. PT Aqua Golden Missisippi Tbk. pertama kali melakukan penawaran saham perdana pada tanggal 1 Maret 1990 dengan harga perdana Rp7.500 per saham dengan nilai nominal Rp1.000 per saham. Pada tahun 2011, PT Aqua Golden Missisippi Tbk. melakukan perubahan status perusahaan dari perusahaan terbuka menjadi perusahaan tertutup. Perusahaan menyatakan bahwa alasan perseroan melakukan go private karena banyak pemegang saham minoritas yang tidak dapat menjual sahamnya karena saham perusahaan sudah tidak likuid, selain itu banyak pemegang saham yang hanya memiliki saham di bawah satu lot, sementara jumlah pemegang saham minoritas juga terbatas. Setelah penantian panjang selama 9 tahun untuk perusahaan melakukan go private akhirnya mendapat persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS). Selain itu perseroan percaya bahwa perusahaan dapat membiayai sendiri kegiatan operasionalnya, baik saat ini maupun pada masa

4 4 yang akan datang. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, juga telah disetujui harga tender offer Rp per saham. Dengan demikian pemegang pengendali perusahaan yaitu PT Tirta Investama, harus menyiapkan dana sebesar Rp371,671 miliar untuk membeli sisa saham publik (5,65 persen) melalui tender offer. Berarti jumlah saham yang masih dikuasai perusahaan sebesar 94,35 persen. 2. PT Komatsu Indonesia Tbk. Pada tahun 2011 PT Komatsu Indonesia Tbk. melakukan aksi korporasi dengan go private dari Bursa Efek Indonesia. Perusahaan membeli saham publik Rp8.500 per saham, lebih tinggi dibandingkan harga penutupan pada saat itu Rp5.250 per saham. Selain melakukan delisting, Komatsu akan mengubah status perseroan dari perusahaan terbuka menjadi perusahaan tertutup atau go private, maka perseroan menjadi perusahaan penanaman modal asing sepenuhnya. Alasan perusahaan melakukan go private sejalan dengan kebijakan global yang diambil induk perusahaan Komatsu Co Ltd yang berkedudukan di Jepang. Kebijakan global yang diambil oleh induk perusahaan Komatsu Ltd dalam bentuk go private telah juga dilakukan di bursa Jepang yakni Nagoya Stock Exchange, Sapporo Stock Exchange dan Fukuoka Stock Exchange. Serta go private dari bursa di Eropa yaitu Frankfurt Stock Exchange dan Luxemburg Stock Exchange. Selain itu anak perusahaan Komatsu Co.Ltd yaitu Komatsu Zenoah Co.Ltd dan Komatsu Forklift Co.Ltd juga telah melakukan penghapusan pencatatan saham di Tokyo Stock Exchange pada tahun Komatsu Co.Ltd saat ini memiliki saham di PT Komatsu Indonesia Tbk. sebesar 68,4 persen. PT Astra Internasional Tbk. melalui anak

5 5 perusahaannya yaitu PT United Tractors Tbk. juga memiliki saham sebesar 5 persen, sedangkan kepemilikan publik hanya 10 persen. 3. PT Alfa Retailindo Tbk. Pada tahun 2011 perusahaan mengambil keputusan untuk go private. Keputusan perusahaan untuk go private tersebut didasarkan pada beberapa pertimbangan yaitu saham perseroan yang tidak aktif diperdagangkan di publik dan tidak likuid, pemegang saham publik hanya berjumlah 60 pemegang saham, setelah tiga RUPS terakhir yang pernah diadakan hanya dihadiri satu dan dua pemegang saham publik, serta permintaan dari beberapa pemegang saham publik yang ingin menjual saham mereka. Sebagai informasi, Carrefour Indonesia menguasai 99,54 persen saham perusahaan, sedangkan sisanya 0,46 persen saham publik. Perusahaan menawarkan untuk membeli saham masyarakat dengan harga Rp4.500 per saham dan harga saham diperdagangkan terakhir di harga Rp2.400 per saham. Menurut Widjaja dan Risnamanitis (2009: 38-43) ada beberapa alasan yang menyebabkan perusahaan melakukan go private seperti: 1. Biaya menjadi perusahaan publik sangat tinggi karena adanya biaya yang timbul karena kewajiban menyampaikan laporan secara periodik ke semua pihak. Apalagi jika saham perusahaan sudah tidak aktif lagi diperdagangkan dan hanya dimiliki oleh sedikit pihak. 2. Kondisi kinerja dan keuangan perusahan yang kuat sehingga perusahaan tidak perlu lagi dana dari masyarakat. Perusahaan dapat membiayai operasional dan investasi dengan dana internal. Atau kondisi sebaliknya perusahaan

6 6 mengganggap tidak ada prospek yang menarik lagi bagi mereka untuk tetap terdaftar di bursa, karena kinerja usaha yang terus memburuk. 3. Competitive intelegence yaitu kewajiban disclosure information berpotensi menguntungkan pesaingnya dan ini terjadi di perusahaan tertutup. 4. Controlling function dapat dihindari dari kemungkinan pihak luar untuk membeli saham pengendali Peraturan-peraturan yang terkait dengan proses go private Proses yang dilakukan sebuah perusahaan terbuka untuk menjadi go private memerlukan proses yang sangat panjang. Tahapan tahapan dari proses go private ini telah ditentukan oleh badan otoritas pasar modal. Tahapan-tahapan ini bertujuan untuk melindungi pemegang saham publik atau pemegang saham minoritas supaya hak-haknya tidak dirugikan. Salah satu tahapan proses yang harus harus dilakukan adalah proses tender offer yaitu proses penawaran pembelian saham oleh pemegang saham perusahaan kepada pemegang saham publik. Dalam penentuan nilai yang ditawarkan mengacu beberapa aturan, salah satunya adalah nilai wajar saham yang ditentukan oleh penilai independen. Nilai saham wajar ini diperlukan untuk sebagai pembanding dalam menentukan nilai akhir suatu proses tender offer. Peraturan yang selama ini dijadikan acuan dalam melaksanakan go private adalah peraturan mengenai benturan kepentingan dan peraturan mengenai penawaran tender. Kedua peraturan ini meliputi peraturan Bapepam dan juga peraturan yang dikeluarkan oleh pihak bursa efek (BEI). Selain itu, proses go private juga harus mengacu pada Undang Undang No 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Undang-Undang No 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal.

7 Peraturan Bapepam nomor IX.E.1 tentang Benturan Kepentingan. Peraturan tentang benturan kepentingan mewajibkan suatu transaksi yang mengandung benturan kepentingan mendapat persetujuan pemegang saham independen. Meskipun tindakan go private tidak mengandung benturan kepentingan, kebijakan Bapepam mewajibkan perusahaan untuk mengacu kepada peraturan tersebut. Dengan kebijakan ini, meskipun tidak memiliki suara mayoritas, pemegang saham independen yang tidak setuju dengan proses go private dapat menghalangi proses go private. Peraturan ini mengisyaratkan bahwa go private hanya dapat dilakukan dengan persetujuan RUPS independen yang dihadiri lebih dari 50 persen saham yang dimiliki pemegang saham independen dan disetujui oleh lebih dari 50 persen saham yang dimiliki oleh pemegang saham independen Peraturan Bapepam No IX.F.1 tentang Penawaran Tender. Setelah proses rencana go private disetujui oleh pemegang saham independen, maka harus dilakukan penawaran tender oleh pemegang saham perusahaan untuk membeli saham yang dimiliki pemegang saham publik. Proses penawaran tender wajib mengikuti ketentuan mengenai keterbukaan, kewajaran dan pelaporan yang ditetapkan oleh Bapepam. Tata cara dan prosedur diatur dalam Peraturan Bapepam No IX.F.1 tentang penawaran tender. Peraturan ini mensyaratkan harga penawaran tender harus lebih tinggi dari dua harga berikut: 1. harga penawaran tender tertinggi yang diajukan sebelumnya oleh pihak yang sama dalam jangka waktu 180 hari sebelum pengumuman; 2. harga pasar tertinggi atas efek dalam jangka waktu 90 hari terakhir sebelum pengumuman.

8 Peraturan BEJ no I - 1 tentang Penghapusan Pencatatan (delisting) dan Pencatatan Kembali (relisting) Saham di Bursa. Peraturan ini mensyaratkan harga penawaran tender sekurang-kurangnya harus sama dengan harga tertinggi dari ketiga harga berikut: 1. harga nominal; 2. harga perdagangan tertinggi di pasar regular selama 2 tahun terakhir sebelum pemberitahuan RUPS setelah memperhitungkan faktor penyesuaian akibat perubahan nilai nominal sejak dua tahun terakhir, sehingga RUPS menyetujui delisting, ditambah premi berupa tingkat pengembalian investasi selama dua tahun yang diperhitungkan sebesar harga perdana saham dikali rata-rata tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) selama 1 bulan dalam periode tiga bulan atau tingkat bunga obligasi pemerintah lain yang setara yang berlaku saat ditetapkannya putusan RUPS mengenai delisting; 3. nilai wajar berdasarkan penilaian oleh penilai independen Selain itu ada surat BAPEPAM no 2432/PM/2005 perihal rencana go private PT Komatsu Indonesia Tbk., di dalam surat itu Bapepam mensyaratkan agar harga penawaran pembelian harus menarik atau lebih tinggi dari ketiga harga berikut. 1. Harga pasar tertinggi atas saham perseroan di bursa dalam jangka waktu 90 hari terakhir sebelum pengumuman rencana go private. 2. Hasil penilaian harga wajar saham perseroan oleh penilai independen. Penilai independen tersebut ditunjuk oleh pemegang saham independen dalam RUPS independen. 3. Nilai nominal saham.

9 9 Masing-masing peraturan di atas memberikan batasan mengenai harga minimal bagi penawaran tender, karenanya ketiga peraturan tersebut tidak saling bertentangan namun bersifat saling melengkapi Tahapan- tahapan proses go private Perusahaan yang akan melakukan go private harus melewati beberapa proses. Secara umum proses yang harus dilalui oleh sebuah perusahaan untuk go private adalah Memperoleh persetujuan RUPS independen. Perusahaan yang hendak go private wajib menyampaikan agenda RUPS independen 7 hari sebelum pemberitahuan. Salah satu agenda yang terpenting yang harus diperhatikan dalam RUPS adalah penunjukan penilai independen oleh pemegang saham independen untuk melakukan penilaian saham perusahaan. Untuk menghindari fluktuasi harga saham saham, perusahaan dapat mengajukan permohonan suspend perdagangan saham kepada bursa efek. Pemanggilan untuk RUPS juga harus diumumkan melalui surat kabar dan dilakukan selambat-lambatnya 14 hari sebelum RUPS. Untuk ketentuan kuorum dalam RUPS Surat Bapepam No s-2432/pm/2005 perihal go private PT Komatsu Indonesia Tbk. menjadi acuan proses go private, yaitu RUPS Independen harus dihadiri oleh sekurang-kurangnya 75 persen pemegang saham independen dan harus disetujui oleh lebih dari 50 persen dari pemegang saham independen perusahaan Melakukan penawaran tender/tender offer. Setelah memperoleh persetujuan dari pemegang saham independen, maka pelaksanaan go private wajib dilakukan melalui penawaran tender. Tata cara penawaran tender diatur dalam peraturan Bapepam Nomor IX.F.I tentang penawaran tender.

10 Pasca penawaran tender/tender offer. Apabila setelah tender offer masih terdapat pemegang saham yang tidak setuju dengan proses go private perusahaan, maka sebagaimana disyaratkan dalam Undang-Undang No 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 62 angka 1, perusahaan wajib mengusahakan untuk membeli saham yang dimiliki pemegang saham tersebut yang dapat dilakukan oleh pemegang saham utama dan dapat pula oleh perusahaan sendiri. Penelitian yang akan dilakukan terhadap salah satu anggota bursa yaitu PT Asuransi Dayin Mitra Tbk. Perusahaan sudah menjadi perusahaan publik sejak tahun 1989, dan sejak saat itu perusahaan mematuhi semua aturan yang berlaku sebagai perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Aturan aturan itu cenderung merepotkan perusahaan dalam hal perusahaan ingin melakukan corporate action untuk menghadapi tingkat persaingan yang cukup tinggi dan perubahan yang cepat di industri asuransi khususnya asuransi umum. Hal ini yang menjadi alasan kuat mengapa perusahaan ingin melakukan go private. Proses perusahaan terbuka menjadi perusahaan tertutup memerlukan beberapa tahap proses yang cukup panjang. Tahap yang cukup menentukan adalah tahap melakukan penawaran tender untuk membeli kembali saham masyarakat. Dari beberapa kasus go private di Indonesia ada satu kasus yang memerlukan waktu yang cukup panjang yaitu proses go private PT Aqua Golden Misisippi Tbk. Hal tersebut dikarenakan ketidaksepakatan harga saham yang akan dibeli perusahaan dari masyarakat. Tentunya perusahaan tidak ingin mengalami hal yang sama seperti yang dialami PT Aqua Golden Misisippi Tbk.

11 11 Rencana PT Asuransi Dayin Mitra Tbk. menjadi perusahaan tertutup menjadi menarik untuk diteliti karena untuk kepentingan go private ini, maka perusahaan tentunya ingin mengetahui nilai saham wajar perusahaan untuk dijadikan benchmark nilai dalam melakukan penawaran tender. Hal inilah yang menjadikan penilaian perusahaan untuk kepentingan go private menjadi penting untuk dianalisis supaya jangan tidak terjadi kesalahaan estimasi harga saham yang akan ditawarkan pada proses penawaran tender. Selain itu, perusahaan ingin mengetahui berapa besar premium yang dibayar perusahaan untuk membeli kembali saham masyarakat. Tentunya perusahaan tidak ingin membeli kembali saham masyarakat dengan harga terlalu tinggi, sebaliknya untuk masyarakat tidak ingin menjual sahamnya dengan harga terlalu rendah. 1.2 Keaslian Penelitian Penelitian mengenai penentuan nilai perusahaan yang kemudian menjadi nilai pasar wajar pasar telah banyak dilakukan. Beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penilaian saham perusahaan adalah. 1. Udayana (2009) melakukan penelitian untuk menentukan estimasi nilai intrinsik ekuitas PT Waskita Karya dalam rangka privatisasi dengan menggunakan metoda discounted cash flow dan metoda relative valuation. Penelitian menggunakan data histori perusahaan tahun 2004 sampai dengan 2008 untuk penilaian mengunakan metoda discounted cash flow. Karena PT Waskita Karya merupakan perusahaan tertutup maka mencari asumsi dan data pembanding menggunakan data perusahaan terbuka. Nilai intrinsik ekuitas PT Waskita Karya yang dihasilkan dengan menggunakan kedua metoda

12 12 penilaian yaitu berkisar pada kisaran Rp714 milyar sampai dengan Rp846 milyar. 2. Chen (2010) melakukan penelitian metoda valuasi yang menghasilkan nilai yang hampir mendekati nilai pasar sahamnya. Penelitian dilakukan terhadap industri jasa telekomunikasi di Taiwan dengan mengambil 3 perusahaan telekomunikasi di Taiwan sebagai sampel yaitu Chungwa Telecom, Taiwan Mobile dan Far Estone. Data untuk penelitian diambil dari database Taiwan Economic tahun Penelitian ini menggunakan 5 metoda yaitu discounted cash flow, dividend discount, stock price to net worth ratio, price to earning ratio dan stock price to sales ratio. Hasil penelitian mengambil kesimpulan bahwa nilai yang dihasilkan metoda penilaian price to earning ratio mendekati dengan nilai pasar saham yang diperdagangkan. 3. Nofiansyah (2008) melakukan penelitian atas saham PT Bank Mandiri Tbk. sebagai penyertaan modal Pemerintah RI tahun Tujuan penelitian ingin mengetahui nilai pasar wajar perusahaan. Metoda yang digunakan dalam penelitian yaitu metoda discounted cash flow, metoda relative valuation dan metoda Gordon Growth. Penelitian mengunakan data-data histori perusahaan dan data dari perusahaan pembanding adalah PT BCA Tbk., PT BRI Tbk., PT BNI Tbk. Dengan melakukan ketiga metoda penilaian maka didapat nilai pasar wajar saham Pemerintah RI pada PT Bank Mandiri Tbk. adalah Rp4,074 per lembar saham. 4. Lin dan Wang (2007) melakukan penelitian mengenai variabel-variabel yang mempengaruhi suatu keputusan perusahaan melakukan going private setelah dilakukan deregulasi aturan minimal modal suatu perusahaan terbuka di

13 13 Taiwan pada November Variabel-variabel yang menjadi penelitian adalah capital structure, financial performance, growth opportunities, corporate governance dan compliance cost. Sampel diambil dari Taiwan Economic Journal Public Database, kemudian semua database dibagi 4 group yaitu group A berisikan perusahaan yang go private sebelum November 2000, group B berisi perusahaan yang go private anatara November 2000 sampai dengan November 2001, group C berisi perusahaan yang go private November 2001 sampai dengan Desember 2003 dan group D berisi perusahaan yang go private sejak Januari Penelitian menggunakan metoda regresi untuk melihat variabel-variabel yang mempengaruhi perusahaan menjadi perusahaan tertutup dengan adanya deregulasi minimum modal untuk tetap menjadi perusahaan publik. Penelitian menyimpulkan bahwa perusahaan dengan struktur kapital yang tersebar cenderung memilih untuk go private setelah deregulasi. Ditemukan juga perusahaan dengan ROA rendah dan perusahaan yang mempunyai opini going concern yang baik cenderung lebih besar untuk go private. Penelitian ini menggunakan analisis fundamental dengan tiga metoda yaitu pertama, pendekatan perbandingan harga pasar dengan metoda relative valuation guna mengestimasi nilai dengan melihat harga perusahaan yang sejenis dan sebanding terutama pada variabel net income dan harga saham. Pendekatan kedua adalah pendekatan pendapatan metoda discounted cash flow yaitu memproyeksikan arus kas bebas (free cash flow) di masa mendatang yang terkait dengan objek yang dinilai kemudian mendiskonto arus kas pendapatan. Pendekatan yang ketiga menggunakan pendekatan aktiva metoda excess earning

14 14 yaitu mencari nilai aset berwujud dengan melakukan revaluasi semua akun dari aktiva menjadi nilai pasarnya dan melakukan penyesuaian yang diperlukan untuk semua akun kewajiban. Selisih antara aktiva dan pasiva yang telah disesuaikan merupakan nilai aset bersih berwujud. Tahap selanjutnya mencari nilai aset tidak berwujud (goodwill) melalui pendekatan big pot teory yaitu kapitalisasi dari kelebihan pendapatan normal yaitu selisih pendapatan normal dengan jumlah balikan aset berwujud. Nilai dari ekuitas adalah jumlah dari nilai aset berwujud dan nilai aset tidak berwujud. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah salah satu pendekatan yang digunakan di dalam penelitian ini menggunakan pendekatan aset dengan metoda excess earning dan objek penilaiannya perusahaan asuransi umum Tujuan penelitian 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian bertujuan untuk: 1. melakukan penilaian saham publik pada PT Asuransi Dayin Mitra Tbk. dengan menggunakan 3 pendekatan yaitu perbandingan data pasar, pendekatan pendapatan dan pendekatan neraca; 2. menentukan nilai pasar wajar saham publik PT Asuransi Dayin Mitra Tbk. berdasarkan analisis atas laporan keuangan perusahaan Manfaat penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah. 1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan menjadi salah satu rekomendasi tentang nilai untuk pengambilan keputusan bagi pihak-

15 15 pihak yang memerlukan, di antaranya. a. PT Asuransi Dayin Mitra Tbk. sebagai alat analisis dalam penelitian ini dapat berguna sebagai referensi untuk menentukan nilai minimal penawaran atas saham publik apabila proses go private jadi dilaksanakan. b. Bagi investor nilai dapat digunakan sebagai sarana analisis dan masukkan dalam mengambil keputusan membeli atau menjual saham di PT Asuransi Dayin Mitra Tbk. 2. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi penelitian selanjutnya. 1.4 Sistematika Penulisan Dalam penelitian ini penulisannya terbagi dalam 4 bab, dengan sistematika penulisan: Bab I Pengantar, mencakup uraian mengenai latar belakang penulisan, keaslian penulisan, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Dalam Bab II, pada bab ini memaparkan tinjaun pustaka yang berkaitan dengan judul penelitian, landasan teori, terminologi serta rencana penelitian yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian serta alat analisis yang digunakan. Bab III Analisis Data, berisikan uraian tentang data dan sumber data serta hasil analisis dan pembahasan. Bab terakhir adalah Bab IV Kesimpulan dan Saran, berisi tentang kesimpulan hasil analisis dan pembahasan guna mencapai tujuan penelitian berupa kendala dalam penelitian dan saran ataupun sumbangan pemikiran yang dapat diberikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pasar modal memiliki dua

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pasar modal memiliki dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketika perusahaan tidak memiliki sumber dana internal yang mencukupi, pasar modal merupakan salah satu tempat bagi perusahaan mencari sumber dana alternatif selain

Lebih terperinci

TINJAUAN YURIDIS TENTANG MEKANISME GO PRIVATE CONDRO HADI PURNOMO / D Kata Kunci : go private, pemegang saham independen, penawaran tender

TINJAUAN YURIDIS TENTANG MEKANISME GO PRIVATE CONDRO HADI PURNOMO / D Kata Kunci : go private, pemegang saham independen, penawaran tender TINJAUAN YURIDIS TENTANG MEKANISME GO PRIVATE CONDRO HADI PURNOMO / D 101 09 031 ABSTRAK Tulisan ini berjudul tinjauan yuridis tentang mekanisme go private. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan dana pada satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan di masa mendatang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Perusahaan sebagai salah satu penopang perekonomian baik itu sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Perusahaan sebagai salah satu penopang perekonomian baik itu sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian menciptakan berbagai kebutuhan baru untuk mampu berkembang ataupun bertahan pada kondisi yang memiliki persaingan tinggi. Perusahaan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah menjaga dan mengelola kekayaan negera dengan baik. Hal ini selaras

BAB I PENDAHULUAN. adalah menjaga dan mengelola kekayaan negera dengan baik. Hal ini selaras BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tugas penting yang diamanatkan oleh rakyat kepada pemerintah adalah menjaga dan mengelola kekayaan negera dengan baik. Hal ini selaras dengan UUD 45 pasal

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. mengakibatkan perusahaan dituntut untuk meningkatkatkan daya saingnya dalam

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. mengakibatkan perusahaan dituntut untuk meningkatkatkan daya saingnya dalam 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Kondisi persaingan usaha yang semakin ketat dan kompetitif, mengakibatkan perusahaan dituntut untuk meningkatkatkan daya saingnya dalam industri maupun strategi keunggulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan dari didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum tujuan dari didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum tujuan dari didirikannya sebuah perusahaan adalah untuk menghasilkan laba yang sebesar besarnya yang pada akhirnya akan meningkatkan kekayaan dari pemegang

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. tumbuh berkembang dan meningkatkan nilai perusahaan, namun upaya ini

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. tumbuh berkembang dan meningkatkan nilai perusahaan, namun upaya ini BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pengembangan usaha sangat diperlukan perusahaaan untuk dapat terus tumbuh berkembang dan meningkatkan nilai perusahaan, namun upaya ini seringkali menghadapi kendala

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. waktu karena sebab-sebab tertentu pemegang saham utama atau pendiri (founders)

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. waktu karena sebab-sebab tertentu pemegang saham utama atau pendiri (founders) BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Komposisi pemegang saham di perusahaan publik tidak selamanya tetap. Selalu ada peluang untuk terjadi perubahan susunan pemegang saham, bahkan perubahan di level pemegang

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM.

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM. PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM. PENGERTIAN PASAR MODAL Bursa efek merupakan arti fisik dari pasar modal. Pada tahun 2007, Bursa Efek Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 1913 dan kini telah menjadi salah satu perusahaan rokok terkemuka di

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 1913 dan kini telah menjadi salah satu perusahaan rokok terkemuka di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP), selanjutnya disebut Sampoerna, berdiri pada tahun 1913 dan kini telah menjadi salah satu perusahaan rokok terkemuka di Indonesia. Sampoerna

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR I-D: TENTANG PENCATATAN SERTIFIKAT PENITIPAN EFEK INDONESIA (SPEI) DI BURSA

PERATURAN NOMOR I-D: TENTANG PENCATATAN SERTIFIKAT PENITIPAN EFEK INDONESIA (SPEI) DI BURSA LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Nomor : Kep-00389/BEI/06-2009 Tanggal dikeluarkan :12 Juni 2009 Tanggal diberlakukan : 12 Juni 2009 PERATURAN NOMOR I-D: TENTANG PENCATATAN SERTIFIKAT

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Dalam menentukan keputusan, pimpinan perusahaan dituntut untuk

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Dalam menentukan keputusan, pimpinan perusahaan dituntut untuk BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Dalam menentukan keputusan, pimpinan perusahaan dituntut untuk mengambil keputusan yang dapat memaksimalkan nilai perusahaannya. Di lain pihak, pimpinan juga dituntut

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Pembiayaan pendanaan perusahaan merupakan suatu hal yang tidak dapat

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Pembiayaan pendanaan perusahaan merupakan suatu hal yang tidak dapat BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pembiayaan pendanaan perusahaan merupakan suatu hal yang tidak dapat dihindari dari suatu perusahaan dalam menjalankan usahanya. Hal ini dapat dipenuhi dengan pembiayaan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Berdasarkan jenisnya, data yang disajikan dalam penelitian ini adalah data aplikatif kuantitatif. Seperti disampaikan oleh peneliti dimuka bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Financial Intermediary, menjadi semakin dibutuhkan dalam perekonomian,

BAB I PENDAHULUAN. Financial Intermediary, menjadi semakin dibutuhkan dalam perekonomian, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri perbankan memegang peranan penting bagi perekonomian yaitu sebagai Financial Intermediary, menjadi semakin dibutuhkan dalam perekonomian, terutama dalam

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan 30 Juni 2009 sampai 30 Juni 2014, untuk

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan 30 Juni 2009 sampai 30 Juni 2014, untuk 64 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada 2 (dua) Badan Usaha Milik Negara bidang perbankan yang terdaftar di BEI yaitu PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.. Penelitian

Lebih terperinci

CARA MEMBACA PROSPEKTUS DAN LAPORAN KEUANGAN

CARA MEMBACA PROSPEKTUS DAN LAPORAN KEUANGAN CARA MEMBACA PROSPEKTUS DAN LAPORAN KEUANGAN PROSPEKTUS Prospektus merupakan informasi atau dokumen penting dalam proses penawaran umum, baik saham maupun obligasi. Dalam prospektus terdapat banyak informasi

Lebih terperinci

1/45 OVERVIEW

1/45 OVERVIEW http://www.deden08m.wordpress.com 1/45 Nilai intrinsik dan nilai pasar saham. Berbagai pendekatan yang digunakan dalam penilaian saham. Menentukan tingkat return yang disyaratkan. Menentukan tingkat pertumbuhan.

Lebih terperinci

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN

ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN 1 ANALIS PENGARUH VARIABEL-VARIABEL FUNDAMENTAL YANG MEMPENGARUHI HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN 2003-2007 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Syarat-syarat Guna Memenuhi Gelar Sarjana

Lebih terperinci

NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR

NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR OVERVIEW 1/45 Nilai intrinsik dan nilai pasar saham. Berbagai pendekatan yang digunakan dalam penilaian saham. Menentukan tingkat return yang disyaratkan. Menentukan tingkat pertumbuhan. NILAI INTRINSIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar mampu mempertahankan kelangsungan usahanya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini pasar modal memiliki peran yang cukup penting dalam suatu perekonomian suatu negara. Dianggap demikian karena pasar modal dapat menjalankan dua

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. berlalu ditandai dengan jatuhnya perusahaan-perusahaan kelas dunia,

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. berlalu ditandai dengan jatuhnya perusahaan-perusahaan kelas dunia, BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi dan keuangan global tahun 1997 dan 2008 yang telah berlalu ditandai dengan jatuhnya perusahaan-perusahaan kelas dunia, mempengaruhi menurunnya

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu negara dalam sebuah perekonomian modern bergantung pada adanya sektor keuangan yang efisien. Salah satu komponen penting dari sektor keuangan tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tinjauan yuridis terhadap..., Aryanti Artisari, FT UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Tinjauan yuridis terhadap..., Aryanti Artisari, FT UI, Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Globalisasi telah mendorong pergerakan ekonomi dunia berkembang semakin cepat di setiap negara. Meskipun pada tahun 1998 Indonesia mengalami krisis multidimensi

Lebih terperinci

PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM

PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM DALAM RANGKA MEMENUHI PERATURAN BAPEPAM DAN LEMBAGA KEUANGAN (BAPEPAM-LK) NO. IX.E.2 TENTANG TRANSAKSI MATERIAL DAN PERUBAHAN KEGIATAN

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. struktur permodalan dalam rangka meningkatkan pertumbuhan usaha.

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. struktur permodalan dalam rangka meningkatkan pertumbuhan usaha. BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Harga pasar saham merupakan cerminan dari kinerja keuangan sebuah perusahaan. Jika kinerja perusahaan meningkat maka hal ini akan diapresiasi oleh pasar dalam bentuk

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. dan Desember Kebijakan-kebijakan tersebut telah meningkatkan kegairahan

PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. dan Desember Kebijakan-kebijakan tersebut telah meningkatkan kegairahan PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan pasar modal Indonesia yang pesat dimulai sejak ditetapkannya paket-paket kebijakan oleh pemerintah pada bulan Desember 1987, Oktober

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses penghimpunan dan pengalokasian dana masyarakat terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN. Proses penghimpunan dan pengalokasian dana masyarakat terutama dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses penghimpunan dan pengalokasian dana masyarakat terutama dalam perekonomian suatu negara saat ini ditunjang oleh peranan penting pasar modal dimana pasar modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Tidak hanya berpengaruh terhadap perindustrian di

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Tidak hanya berpengaruh terhadap perindustrian di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Krisis keuangan global yang terjadi di tahun 2008 harus diakui telah memberikan dampak negatif ke seluruh dunia dan juga berimbas buruk kepada perekonomian

Lebih terperinci

PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI RENCANA PENAMBAHAN MODAL TANPA HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU

PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI RENCANA PENAMBAHAN MODAL TANPA HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI RENCANA PENAMBAHAN MODAL TANPA HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU INFORMASI SEBAGAIMANA TERCANTUM DALAM PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN INFORMASI ATAS KETERBUKAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan ekonomi adalah salah satu aspek penting di dalam suatu negara dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan ekonomi adalah salah satu aspek penting di dalam suatu negara dalam BAB I 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Pembangunan ekonomi adalah salah satu aspek penting di dalam suatu negara dalam menjaga stabilitasnya. Dengan pembangunan ekonomi yang tinggi, maka masyarakat suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Harga Saham Saham adalah surat berharga yang menunjukkan kepemilikan atas perusahaan sehingga pemegang saham memiliki hak klaim atas dividen atau distribusi

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. makro atas suatu negara, sedangkan investasi di pasar modal merupakan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. makro atas suatu negara, sedangkan investasi di pasar modal merupakan 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan sebagian dari gambaran perekonomian secara makro atas suatu negara, sedangkan investasi di pasar modal merupakan gambaran suatu perusahaan yang

Lebih terperinci

PENGARUH CURRENT RATIO

PENGARUH CURRENT RATIO PENGARUH CURRENT RATIO, EARNINGS PER SHARE DAN RASIO PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010 2014 AHSAN ARYA GUNA NPM: 141090292 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. dan penerbitan Obligasi Subordinasi tahun 2012 melalui top-down analysis serta

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. 4.1 Kesimpulan. dan penerbitan Obligasi Subordinasi tahun 2012 melalui top-down analysis serta BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh estimasi nilai wajar saham PT Bank Permata Tbk. per tanggal 15 Juli 2013 pasca Penawaran Umum Terbatas V, dan penerbitan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menghitung nilai akuisisi PT. Indosat Tbk jika dibuyback oleh pemerintah. Dengan menggunakan Empat metode yang saling keterkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pelaporan keuangan merupakan sarana yang digunakan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pelaporan keuangan merupakan sarana yang digunakan perusahaan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelaporan keuangan merupakan sarana yang digunakan perusahaan untuk menyediakan dan menyampaikan informasi keuangan bagi pihak investor, kreditur, dan pemakai eksternal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penentuan nilai..., Ivalandari, FE UI, 2010.

BAB 1 PENDAHULUAN. Penentuan nilai..., Ivalandari, FE UI, 2010. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring perkembangan zaman, pilihan berinvestasi masyarakat dalam bentuk tabungan, deposito, emas, ataupun properti mulai bergeser ke dalam bentuk saham. Sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Sebuah negara yang memiliki keuangan yang kuat dan modern, berarti telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini menjadi sangat di

Lebih terperinci

PENILAIAN SAHAM DAN STRATEGI PORTFOLIO SAHAM. Andri Helmi M, SE., MM Manajemen Investasi dan Portofolio

PENILAIAN SAHAM DAN STRATEGI PORTFOLIO SAHAM. Andri Helmi M, SE., MM Manajemen Investasi dan Portofolio PENILAIAN SAHAM DAN STRATEGI PORTFOLIO SAHAM Andri Helmi M, SE., MM Manajemen Investasi dan Portofolio NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR Dalam penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai, yaitu: Nilai

Lebih terperinci

PT MNC KAPITAL INDONESIA TBK.

PT MNC KAPITAL INDONESIA TBK. PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN INFORMASI ATAS KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PARA PEMEGANG SAHAM PT MNC KAPITAL INDONESIA TBK TERKAIT RENCANA PENAMBAHAN MODAL TANPA HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU INFORMASI

Lebih terperinci

Penambahan Modal Tanpa Memberikan HMETD

Penambahan Modal Tanpa Memberikan HMETD Penambahan Modal Tanpa Memberikan HMETD Oleh: Genio Atyanto Equity Tower 49th Floor, Jalan Jenderal Sudirman, Kav. 52-53 P / +62 21 2965 1262 SCBD, Jakarta 12190, indonesia F / +62 21 2965 1222 www.nacounsels.com

Lebih terperinci

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN. dengan pendekatan discounted cash flow dapat ditarik beberapa

BAB V. KESIMPULAN dan SARAN. dengan pendekatan discounted cash flow dapat ditarik beberapa BAB V KESIMPULAN dan SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penghitungan dan analisis penilaian perusahaan dengan pendekatan discounted cash flow dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Estimasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penjualan saham kepada publik dengan tujuan untuk mempertahankan kelancaran

BAB I PENDAHULUAN. penjualan saham kepada publik dengan tujuan untuk mempertahankan kelancaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis di era globalisasi yang semakin kompetitif, banyak perusahaan melakukan strategi dengan melakukan investasi tambahan melalui penjualan saham

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi mengindikasi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi mengindikasi kebutuhan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi mengindikasi kebutuhan penyedia jasa keuangan yang tinggi pula. Bank menjalankan operasionalnya dengan menghimpun dana masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berharga yang berjangka panjang seperti saham, obligasi, waran, dan right

BAB I PENDAHULUAN. berharga yang berjangka panjang seperti saham, obligasi, waran, dan right BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peran yang besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan dari pemberian ijin oleh pemerintah untuk memberikan Kredit

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan dari pemberian ijin oleh pemerintah untuk memberikan Kredit 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis ekonomi pada tahun 2008 yang terjadi di Amerika Serikat, yang diakibatkan dari pemberian ijin oleh pemerintah untuk memberikan Kredit Pemilikan Rumah (KPR)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber dana yang tersedia secara efisien akan berkurang. Akibatnya

BAB I PENDAHULUAN. sumber dana yang tersedia secara efisien akan berkurang. Akibatnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu lembaga keuangan non bank yang mempunyai peranan yang sangat penting bagi investor untuk melakukan kegiatan investasinya. Peran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya negara di dunia ini memiliki pasar modal (capital market).

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya negara di dunia ini memiliki pasar modal (capital market). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya negara di dunia ini memiliki pasar modal (capital market). Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang dimana bisa diperjualbelikan.

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. stabil merupakan salah satu pendorong berkembangnya pasar modal.

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. stabil merupakan salah satu pendorong berkembangnya pasar modal. BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan alternatif pembiayaan pendanaan perusahaan selain pembiayaan oleh bank. Adapun kondisi di pasar modal memiliki kaitan yang erat dengan kondisi perekonomian.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diawali oleh perubahan sistem ekonomi komunis ke sistem ekonomi pasar.

BAB 1 PENDAHULUAN. diawali oleh perubahan sistem ekonomi komunis ke sistem ekonomi pasar. 17 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam dunia usaha faktor yang paling utama dalam menjamin kelangsungan usaha adalah modal. Untuk itu perusahaan sangat membutuhkan sumber dana sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan dana pada satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan di masa mendatang

Lebih terperinci

PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM PT J RESOURCES ASIA PASIFIK

PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM PT J RESOURCES ASIA PASIFIK PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM PT J RESOURCES ASIA PASIFIK Tbk. Dalam rangka memenuhi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 32/POJK.04/2015 tentang Penambahan Modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan tersebut dapat memberikan return yang cukup baik bagi mereka,

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan tersebut dapat memberikan return yang cukup baik bagi mereka, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar modal yang cukup pesat beberapa tahun terakhir ini di indonesia, membuat para pelaku pasar modal telah menyadari bahwa perdagangan tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu-individu atau badan usaha yang mempunyai kelebihan dana (surplus

BAB I PENDAHULUAN. individu-individu atau badan usaha yang mempunyai kelebihan dana (surplus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum, pasar modal adalah tempat pertemuan antara penawaran dengan permintaan surat berharga. Di tempat inilah para pelaku pasar yaitu individu-individu atau badan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa tujuan didirikan perusahaan, yang pertama adalah untuk UKDW

BAB I PENDAHULUAN. beberapa tujuan didirikan perusahaan, yang pertama adalah untuk UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, perusahaan didirikan dengan tujuan yang jelas. Ada beberapa tujuan didirikan perusahaan, yang pertama adalah untuk mempertahankan kelangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersumber dari dalam negeri misalnya tabungan luar negeri, tabungan pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. bersumber dari dalam negeri misalnya tabungan luar negeri, tabungan pemerintah, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah yang tidak sedikit sehingga perlu adanya usaha yang mengarah pada dana investasi yang bersumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kisaran 6% per tahun (sumber : Selain itu salah satu faktor

BAB I PENDAHULUAN. kisaran 6% per tahun (sumber :  Selain itu salah satu faktor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang penuh akan potensi dari segi ekonomi Indonesia menjadi salah satu negara favorit baik bagi para investor asing maupun investor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana dari investor. Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai objek keuangan

BAB I PENDAHULUAN. dana dari investor. Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai objek keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan penting dalam perekonomian suatu negara, dimana pasar modal berfungsi sebagai pendanaan usaha atau untuk mendapatkan dana dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal mempunyai peran penting bagi perekonomian negara. Pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal mempunyai peran penting bagi perekonomian negara. Pasar modal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal mempunyai peran penting bagi perekonomian negara. Pasar modal dewasa ini telah menjadi salah satu indikator perkembangan perekonomian sebuah negara. Dan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR KEP- 179/BL/2008 TENTANG POKOK-POKOK

Lebih terperinci

menyebabkan harga saham tinggi (Dharmastuti, 2004:17-18). sebagaimana yang diharapkan oleh pemegang saham.

menyebabkan harga saham tinggi (Dharmastuti, 2004:17-18). sebagaimana yang diharapkan oleh pemegang saham. Untuk mengetahui laba yang diperoleh perusahaan dengan menghitung Laba Per Lembar saham (Earning Per Share)/EPS. EPS merupakan perbandingan antara pendapatan yang dihasilkan (laba bersih) dan jumlah saham

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada investor, yaitu keuntungan berupa dividen dan capital gain. Capital gain

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada investor, yaitu keuntungan berupa dividen dan capital gain. Capital gain BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Dividen a. Pengertian Dividen Investasi dalam bentuk saham akan memberikan dua jenis keuntungan kepada investor, yaitu keuntungan berupa dividen dan capital

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah untuk mendapatkan dana dari masyarakat yang dapat digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah untuk mendapatkan dana dari masyarakat yang dapat digunakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan dari perusahaan mendaftarkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia adalah untuk mendapatkan dana dari masyarakat yang dapat digunakan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM SEHUBUNGAN DENGAN RENCANA PEMBELIAN KEMBALI SAHAM PT PROVIDENT AGRO TBK ( PERSEROAN )

INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM SEHUBUNGAN DENGAN RENCANA PEMBELIAN KEMBALI SAHAM PT PROVIDENT AGRO TBK ( PERSEROAN ) INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM SEHUBUNGAN DENGAN RENCANA PEMBELIAN KEMBALI SAHAM PT PROVIDENT AGRO TBK ( PERSEROAN ) Informasi ini penting untuk diperhatikan oleh Pemegang Saham Perseroan. Jika Anda mengalami

Lebih terperinci

ATA 2014/2015 M1/IT /NICKY/ Pasar modal

ATA 2014/2015 M1/IT /NICKY/ Pasar modal Pasar modal 1. Pengertian pasar modal Pasar modal merupakan pasar tempat pertemuan dan melakukan transaksi antara pencari dana dengan para penanam modal, dengan instrument utama saham dan obligasi. Dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Ketiga perusahaan tersebut adalah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Ketiga perusahaan tersebut adalah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Penelitian ini mengambil objek perusahaan yang tergolong ke dalam sektor industri telekomunikasi yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dari perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (financial assets) dan investasi pada aset riil (real assets). Investasi pada aset-aset

BAB I PENDAHULUAN. (financial assets) dan investasi pada aset riil (real assets). Investasi pada aset-aset BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Umumnya investasi dibedakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Indeks LQ45 merupakan indeks yang terdiri dari 45 saham di Bura Efek Indonesia dengan likuiditas yang tinggi dan kapitalisasi pasar yang besar serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan utama dari perusahaan adalah memaksimalkan keuntungan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan utama dari perusahaan adalah memaksimalkan keuntungan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan utama dari perusahaan adalah memaksimalkan keuntungan untuk meningkatkan nilai para pemegang sahamnya. Bagi perusahaan go public kesejahteraan pemegang saham

Lebih terperinci

ANALISIS FUNDAMENTAL UNTUK INVESTASI SAHAM

ANALISIS FUNDAMENTAL UNTUK INVESTASI SAHAM ANALISIS FUNDAMENTAL UNTUK INVESTASI SAHAM Iman Murtono Soenhadji 1 Dalam melakukan analisis dan memilih saham ada 2 aspek yang sering digunakan yaitu: 1. AspekFundamental 2. AspekTeknikal Iman Murtono

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Konsep Saham dan Return Saham Pada sebuah perusahaan publik, tujuan dari manajemen adalah memaksimalkan harga saham perusahaan,

Lebih terperinci

Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;

Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; Kamus Pasar Modal Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2 hubungan antara Pihak dengan pegawai, direktur, atau komisaris

Lebih terperinci

PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk (Perseroan)

PT Pelayaran Nasional Bina Buana Raya Tbk (Perseroan) K E T E R B U K A A N I N F O R M A S I Dalam Rangka Memenuhi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 02/POJK.04/2013 Sehubungan dengan Rencana Perseroan untuk melakukan Pembelian Kembali Saham Perseroan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya pasar keuangan ( financial market) merupakan. pendek, dapat melakukan pada pasar uang ( money market), karena

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada dasarnya pasar keuangan ( financial market) merupakan. pendek, dapat melakukan pada pasar uang ( money market), karena BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pasar keuangan ( financial market) merupakan pasar yang dibutuhkan oleh para investor yang inginmenginvestasikan dananya, baik dalam bentuk investasi

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Analisa Kinerja Operasi PT. Acset Indonusa Tbk Depresiasi dari Rupiah telah menyebabkan memburuknya defisit neraca berjalan. Bank Indonesia memprediksi defisit

Lebih terperinci

DRAFT AWAL DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DRAFT AWAL DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR KEP- /BL/2008 TENTANG POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu landasan teori dan pengembangan hipotesis.

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu landasan teori dan pengembangan hipotesis. BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu landasan teori dan pengembangan hipotesis. II.1 Landasan Teori Untuk mencapai sasaran studi diperlukan landasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keputusan (corporate action) dengan membagikan dividen atau menahan laba.

BAB I PENDAHULUAN. keputusan (corporate action) dengan membagikan dividen atau menahan laba. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kebijakan dividen merupakan bagian yang menyatu dengan keputusan pendanaan perusahaan yang menyangkut pembelanjaan internal perusahaan sehingga dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Saham Saham merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

Lebih terperinci

NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR

NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR MATERI 9 PENILAIAN SAHAM DAN STRATEGI PORTFOLIO SAHAM Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. NILAI INTRINSIK DAN NILAI PASAR Dalam penilaian saham dikenal adanya tiga jenis nilai, yaitu: Nilai buku. Nilai

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-13/PM/1997 TENTANG

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-13/PM/1997 TENTANG KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-13/PM/1997 Peraturan Nomor IX.J.1 TENTANG POKOK-POKOK ANGGARAN DASAR PERSEROAN YANG MELAKUKAN PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS DAN PERUSAHAAN PUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah memberikan beberapa kemudahan untuk dapat lebih

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah memberikan beberapa kemudahan untuk dapat lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dunia usaha dalam situasi perekonomian saat ini semakin lama semakin ketat. Hal ini dikarenakan banyak perusahaan yang berkembang cukup pesat dengan

Lebih terperinci

Cara mencatatkan perusahaan di BEI (go public)

Cara mencatatkan perusahaan di BEI (go public) Cara mencatatkan perusahaan di BEI (go public) Efek yang dapat dicatatkan di BEI (go public) dapat berupa: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Saham Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (Exchange Traded Fund/ETF)

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian dengan judul ANALISIS PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI YANG GO PUBLIC DI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pasar Modal Menurut Tandelilin (2001) pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN PASAL 1

ANGGARAN DASAR PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN PASAL 1 ANGGARAN DASAR PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN PASAL 1 1. Perseroan Terbatas ini bernama PT. BFI FINANCE INDONESIA Tbk, (selanjutnya cukup disingkat dengan Perseroan ) berkedudukan

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. ekspansi dengan lingkup ekonomi global seiring perkembangan ekonomi dunia.

Bab I PENDAHULUAN. ekspansi dengan lingkup ekonomi global seiring perkembangan ekonomi dunia. Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini berbagai sektor korporasi melakukan ekspansi dengan lingkup ekonomi global seiring perkembangan ekonomi dunia. Hal ini sejalan dengan

Lebih terperinci

Pendahuluan. Universitas Esa Unggul

Pendahuluan. Universitas Esa Unggul 2 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan Indonesia pada bisnis dunia didukung oleh pengembangan pasar modal yang dipengaruhi oleh sektor industri manufaktur maupun nonmanufaktur. Dibentuknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dipandang dari sisi perusahaan, dividen merupakan cost atas sumber

BAB I PENDAHULUAN. Dipandang dari sisi perusahaan, dividen merupakan cost atas sumber BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Penelitian Dipandang dari sisi perusahaan, dividen merupakan cost atas sumber dana yang diperoleh dari investor untuk membiayai kegiatan usahanya. Pembagian dividen periode

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-05/PM/2002 TENTANG PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN TERBUKA KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL,

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-05/PM/2002 TENTANG PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN TERBUKA KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-05/PM/2002 TENTANG PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN TERBUKA KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dalam rangka memberikan kesempatan yang lebih

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan Perusahaan

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan Perusahaan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank Menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. juta rupiah. Belum lagi green fee dan pemasukan dari club house yang menyediakan

I. PENDAHULUAN. juta rupiah. Belum lagi green fee dan pemasukan dari club house yang menyediakan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri golf saat ini mengalami perkembangan yang sangat cepat, minat para golfer setiap tahunnya terus bertambah. Sebagai industri, golf memang ladang bisnis yang menggiurkan.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK JAKARTA NOMOR : Kep-306/BEJ/07-2004 TENTANG PERATURAN NOMOR I-E TENTANG KEWAJIBAN PENYAMPAIAN INFORMASI

KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK JAKARTA NOMOR : Kep-306/BEJ/07-2004 TENTANG PERATURAN NOMOR I-E TENTANG KEWAJIBAN PENYAMPAIAN INFORMASI KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK JAKARTA NOMOR : Kep-306/BEJ/07-2004 TENTANG PERATURAN NOMOR I-E TENTANG KEWAJIBAN PENYAMPAIAN INFORMASI Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan pelindungan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menginvestasikan dananya bagi perusahaan perusahaan yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. menginvestasikan dananya bagi perusahaan perusahaan yang membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu tempat bagi investor untuk menginvestasikan dananya bagi perusahaan perusahaan yang membutuhkan dana dan terdaftar dalam Bursa Efek

Lebih terperinci

PT Trimegah Securities Tbk ( Perseroan )

PT Trimegah Securities Tbk ( Perseroan ) K E T E R B U K A A N I N F O R M A S I Dalam Rangka Memenuhi Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 2/POJK.04/2013 Sehubungan dengan Rencana Perseroan untuk Melakukan Pembelian Kembali Saham Perseroan (Buy

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK JAKARTA

KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK JAKARTA KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK JAKARTA Nomor : Kep-315/BEJ/062000 Perihal : Peraturan Pencatatan Efek Nomor I-A : Tentang Ketentuan Umum Pencatatan Efek Bersifat Ekuitas Di Bursa Tgl. Dikeluarkan : 30

Lebih terperinci