BAB III Metode Penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III Metode Penelitian"

Transkripsi

1 BAB III Metode Penelitian Metodologi merupakan suatu proses atau cara yang digunakan untuk melakukan suatu penelitian. Tujuan penelitian kualitatif adalah memahami situasi, peritiwa, kelompok, atau interaksi sosial tertentu. Peneltian ini dapat diartikan sebagai proses investigatif yang di dalamnya peneliti secara perlahan-lahan memakai suatu fenomena sosial dengan membedakan, membandingkan, menggandakan, mengatalogkan dan mengklasifikasi obyek penelitian. Penelitian ini melibatkan peneliti untuk menyelami setting peneliti. Peneliti memasuki dunia informan melalui interaksi berkelanjutan, mencari makna-makna dan perspektif-perspektif informan (Creswell, 2013) 38. Pengantar Pada bab ini, penulis akan menjelaskan seluruh proses pengalaman penelitian yang dilalui oleh peneliti. Berawal dari tugas matakuliah metodologi penelitian kualitatif, maka penulis dapat menentukan topik, menulis proposal, proses pengambilan data di lapangan sampai dengan analisis data. Sebelum mengambil data di lapangan, penulis mempelajari dan memahami tahapan-tahapan baku dalam penelitian kualitatif. Segala persiapan yang dilakukan oleh peneliti untuk mengambil data di lapangan dalam rangka untuk memperoleh suatu proses untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, kebudayaan, persepsi dan pemikiran para pelaku komunitas masyarakat lokal di Tutuala, anggota LSM Haburas 39 dan LSM CIDAC 40 sebagai bagian daripada pengembangan 38 Creswell J.W Edisi Ketiga. Research Design: Pendekatan kualitatif, kuantitatif dan Mixed. Pustaka Pelajar 39 LSM Haburas adalah salah satu Lembaga swadaya masyarakat lokal yang berlokasi di Dili dan bergerak di bidang lengkungan hidup 31

2 pariwisata berbasis masyarakat di Tutuala. Dengan demikian, pada bab ini penulis akan menguraikan bagaimana proses melakukan penelitian, tahapan-tahapan pengumpulan data, pengalaman dalam melakukan penelitian berdasarkan kerangka penelitian yang akhirnya dapat dijadikan sebagai karya ilmiah dan memberikan sumbangan terhadap ilmu pengetahuan. Metode Penelitian Penelitian mengenai kehidupan masyarakat lokal di Suco 41 Tutuala, sub distrik 42 Tutuala, distrik 43 Lautem di fokuskan pada anggota masyarakat yang terlibat dalam kegiatan pariwisata pada koperasi Valusere, anggota masyarakat nelayan di pantai Valusere, LSM Haburas dan LSM CIDAC dalam memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki oleh masyarakat lokal sehingga berkembang menjadi daerah tujuan wisata. Keterlibatan masyarakat dalam kegiatan pariwisata berbasis masyarakat mulai dari proses awal perencanaan kegiatan pariwisata sampai dengan pengelolaan usaha pariwisata di pantai Valusere, Suco, Tutuala. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif atau disebut dengan penelitian interpretatif yang didalmnya peneliti terlibat dalam pengalaman yang berkelanjutan dan terus menerus dengan partisipan. Keterlibatan inilah yang nantinya 40 LSM CIDAC adalah sebuah organisasi atau Lembaga Swadaya Masyarakat yang berlokasi di Portugal. CIDAC kepanjangannya adalah Centro de Intervenção Para o Desemvolvimento Amilcar Cabral. Lembaga ini bekerja dalam bidang pembangunan sehingga membantu memberikan kapasitas kepada LSM lokal di negara jajahan Portugis khususnya bekerjasama dengan LSM lokal di Timor Leste dengan Guinea Bissau. 41 Suco adalah salah satu istilah yang umum dipakai di Timor Leste sebagai sebagai sebuah Desa yang dipimpin oleh seorang kepala desa yang dipilih secara langsung oleh rakyat setiap lima tahun sekali. 42 Sub Distrik adalah setingkat dengan sebuah kecamatan. Di Negara Timor Leste istilah yang digunakan pada sebuah kecamatan adalah sub distrik. 43 Distrik setingkat dengan kabupaten. Seorang bupati atau biasa dipangil dengan istilah administratdor distrito tidak dipilih langsung oleh rakyat, akan tetapi ditunjuk dari pemerintah pusat. 32

3 memunculkan serangkaian isu-isu strategis, etis, dan personal dalam proses penelitian kualitatif (Locke, Spirduso, & Silverman, 2007) 44. Penelitian ini akan menguraikan pengalaman empirik (kenyataan) dari proses keterlibatan masyarakat lokal di Tutuala dan LSM Haburas dalam usaha kegiatan pariwisata berbasis masyarakat sejak awal perencanaan kegiatan sampai pengelolaan usaha pariwisata yang berkelanjutan, dengan demikian metode penelitian kualitatif menjadi pilihan peneliti dalam penelitian ini. Penelitian kualitatif dieksplorasi dan diperdalam dari fenomena sosial atau lingkungan sosial yang terdiri atas pelaku, kejadian, tempat dan waktu. Latar sosial tersebut digambarkan sedemikian rupa sehingga dalam melakukan penelitian kualitatif mengembangkan pertanyaan dasar: apa dan bagai-mana kejadian itu terjadi, siapa yang terlibat dalam kejadian tersebut, kapan terjadinya, dimana tempat kejadiannya (Ghony & Almanshur, 2012) 45. Pada dasarnya penelitian ini mencoba mengetahui pengalaman masyarakat lokal yang tinggal di daerah Tutuala dalam mengelola dan mengembangkan usaha pariwisata melalui koperasi Valusere. Dengan demikian saya memilih menggunakan metode kualitatif. Saya adalah seorang peneliti yang merupakan instrumen kunci sehingga dapat mengumpulkan sendiri data. Peneliti memilih mengumpulkan data dari berbagai sumber melalui wawancara, observasi dan dokumentasi sehingga tidak bertumpu pada satu sumber data saja. Kemudian peneliti mereview semua data tersebut, memberikannya makna dan mengolahnya ke dalam kategori-kategori atau tema-tema yang melintasi semua sumber (Creswell, 2013). 46 Hal pertama yang saya lakukan dalam penelitian ini adalah menentukan orang yang dapat menjadi informan pada penelitian ini. Pada awalnya saya menklasifikasikan informan menjadi tiga kelompok, 44 Locke, L.E. Spriduso, W.W, & Silverman, S.J A Guide for Planning Dissertations and Grant Proposals. 5th Edditions. Thousand Oaks, CA: Sage 45 M. Djunaidi Ghony & Fauzan Almanshur Metodologi Penelitian Kualitatif. Ar-Ruzz Media. Yogyakarta. 46 Creswell J.W Edisi Ketiga. Research Design: Pendekatan kualitatif, kuantitatif dan Mixed. Pustaka Pelajar, Yogyakarta. 33

4 yakni : LSM Haburas, anggota kelompok koperasi Valusere dan masyarakat nelayan di Tutuala. Anggota LSM Haburas yang dipilih adalah mereka yang terlibat dalam membantu masyarakat lokal di Tutuala sejak tahap perencanaan program kegiatan usaha pariwisata sampai penyerahan usaha kegiatan pariwisata tersebut kepada anggota koperasi Valusere. Anggota kelompok koperasi Valusere adalah masyarakat lokal di Tutuala yang telah bergabung dengan kelompok koperasi, mulai dari struktur koperasi, pengelola penginapan, restoran dan kios serta pemandu wisata. Sedangkan masyarakat nelayan adalah masyarakat yang tergabung dalam anggota nelayan di pantai Valusere dan kegiatan utamanya adalah mencari ikan serta meniapkan transportasi laut berupa sampang bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke pulau Jaco maupun pantai sekitar wilayah Tutuala. Akan tetapi dalam penelitian di lapangan, peneliti bertemu juga dengan anggota LSM CIDAC dari Portugal yang juga berperan penting dalam pengembangan usaha pariwisata di Tutuala dan peneliti melakukan wawancara dengan anggota LSM CIDAC tersebut. Penelitian Lapangan Setelah peneliti melakukan ujian proposal tesis pada tanggal 4 Desember 2014, peneliti melakukan diskusi mengenai pertanyaan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian dengan dosen pembimbing. Pada konsultasi tersebut, peneliti dan dosen pembimbing memantapkan pertanyaan-pertanyaan penelitian yang akan digunakan sebagai suatu pedoman wawancara selama berada di lokasi penelitian. Disamping itu, peneliti merasa perlu mempersiapkan diri, baik secara fisik maupun secara mental sebelum turun ke lapangan. Hal ini disebabkan oleh, tempat penelitian yang dipilih oleh peneliti sanggat jauh dari tempat kerja dan tempat tinggal peneliti. Faktor lain yang membuat peneliti perlu mempersiapkan diri secara mental adalah bahwa wilayah Tutuala adalah daerah yang sakral menurut penduduk lokal akan tetapi menurut orang-orang di luar Tutuala bahwa wilayah tersebut adalah daerah yang keramat sehingga orang yang melakukan 34

5 kunjungan ke wilayah tersebut harus mentaati aturan-aturan dan budaya masyarakat lokal setempat. Peneliti mengawali perjalanan dari Salatiga ke Dili-Timor Leste pada tanggal 9 Desember 2014, setelah selesai melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing. Pada tanggal 10 Desember 2014 peneliti melakukan perjalanan dengan menggunakan pesawat Air Asia dari Jogja menuju Denpasar dan hari berikutnya melanjutkan perjalanan ke Dili ibu kota negara Republik Demokratik Timor Leste dengan menggunakan pesawat Sriwijaya Air. Penulis melihat bahwa pada bulan Desember mayoritas masyarakat Timor Leste yang beragama Katholik sedang mempersiapkan diri untuk menyambut Natal dan Tahun Baru, sehingga peneliti merasa sulit untuk memperoleh data pada bulan Desember. Disamping itu, peneliti melakukan konsultasi dengan keluarga mengenai persiapan biaya awal penelitian yang akan dipakai selama melakukan penelitian. Penelitian dilakukan di dua tempat, yakni di Dili pada kantor LSM Haburas dan di pantai Valusere, Suco Tutuala, sub distrik Tutuala, distrik Lautem. Pantai Valusere terletak di ujung Timur pulau Timor serta letaknya berdekatan dengan pulau Jaco. Jarak Dili sebagai ibukota negara Timor Leste menuju Suco Tutuala adalah 234 Km. Perjalanan dari Dili menuju Tutuala bisa menghabiskan waktu 8 sampai dengan 9 jam. Hal ini terjadi akibat dari infrastruktur jalan raya yang kurang baik. Selain infrastruktur jalan yang tidak baik, fasilitas transportasi publik atau angkutan umum sangat jarang menuju ke Tutuala. Walaupun infrastruktur jalan raya tidak baik, akan tetapi desa Tutuala memiliki keindahan alam yang unik sehingga banyak wisatawan yang berkunjung ke Suco Tutuala sampai ke pulau Jaco. Ada beberapa alasan penting yang mendorong peneliti memilih pantai Valusere di suco Tutuala sebagai lokasi penelitian. Alasan tersebut antara lain : pertama; berdasarkan regulasi UNTAET 47 No UNTAET: United Nation Transition Administration in East Timor. Merupakan pemerintahan transisi dari PBB untuk Timor Leste sejak tahun 2000 sampai dengan tahun

6 tahun 2000 menetapkan wilayah Tutuala dan sekitarnya merupakan daerah terlindung. Kedua; pemerintah Republik Demokratik Timor Leste melalui kementerian Pertanian, kehutanan dan perikanan menetapkan resolusi No 8, bulan Agustus tahun 2007 bahwa wilayah Tutuala dan sekitarnya merupakan taman nasional pertama di Timor Leste dan taman Nasional tersebut diberi nama Taman Nasional Nino Conis Santana. Manajemen pengelolaan taman nasional Nino Conis Santana berdasarkan kriteria IUCN 48 No. 5 yang menetapkan prinsip pembagian manajemen antara pemerintah dan penduduk lokal. Ketiga; pada umumnya wisatawan yang berkunjung ke pulau Jaco tidak boleh menginap di situ karena pulau tersebut oleh masyarakat lokal di Tutuala adalah tempat sakral sehingga wisatawan dapat berkunjung pada pagi hari hingga sore hari. Keempat; masyarakat lokal Tutuala bekerjasama dengan LSM Haburas maupun LSM CIDAC telah melakukan kegiatan pariwisata di pantai Valusere dengan mendirikan sebuah koperasi yang diberi nama koperasi Valusere. Kelima; walaupun Tutuala letaknya paling ujung Timur di pulau Timor akan tetapi banyak wisatawan baik lokal maupun wisatawan manca negara sering berkunjung ke Tutuala dan pulau Jaco. Mengurus Ijin Penelitian serta Persiapan Kelengkapan Penelitian Hal pertama yang perlu diketahui oleh peneliti ialah siapa saja yang berwenang memberikan izin pelaksanaan penelitian tersebut. Yang berwewenang memberikan izin untuk melakukan penelitian bagi saya adalah ketua program studi pascasarjana studi pembangunan UKSW. Pada tanggal 8 Desember 2014, peneliti melakukan konsultasi dengan ketua program studi pascasarjana untuk mengeluarkan surat izin penelitian kepada saya sehingga berdasarkan surat tersebut peneliti dapat melaksanakan penelitian di lokasi. Akhirnya, surat izin 48 IUCN: International Union for the Conservation of the Nature & Natural Resources. Organisasi ini adalah persatuan konservasi alam dan sumber daya alam internasional. 36

7 penelitian dikeluarkan oleh program studi pascasarjana studi pembangunan UKSW pada tanggal 8 Desember 2014 dengan nomor : 228/PPs/MSP/XII/2014. Surat izin penelitian tersebut bagi peneliti sebagai suatu acuan dalam melakukan penelitian di lembaga LSM Haburas dan Anggota Koperasi Valusere Tutuala. Di samping persyaratan izin penelitian, terdapat pula persyaratan lain untuk mendukung kegiatan dan kelancaran dalam melakukan penelitian. Persyaratan lain yang dimaksud adalah penyediaan alat kelengkapan sebelum kegiatan turun ke lapangan berupa : persiapan pertanyaan penelitian, tape recorder, Camera foto, alat tulis serta laptop yang digunakan oleh peneliti selama proses penelitian dijalangkan. Dalam melakukan penelitian ini, penulis juga melakukan persiapan kelengkapan transportasi yang digunakan oleh peneliti selama berada di lokasi LSM Haburas maupun pergi ke lokasi koperasi Valusere di Tutuala. Catatan menarik bagi peneliti dalam mempersiapkan transportasi adalah bahwa selama saya mengikuti proses perkuliahan di UKSW Salatiga, transportasi atau mobil peneliti (Toyota Rav 4) ditinggalkan di Dili dan tidak ada yang merawat sehingga pada waktu peneliti kembali ke Timor Leste untuk melakukan penelitian lapangan mobil mengalami kerusakan berat. Dengan demikian, sebelum saya melakukan penelitian lapangan, membutuhkan waktu tiga hari dan biaya yang cukup tinggi, yakni US$ $ 400,- 49 untuk memperbaiki mobil agar dapat digunakan dalam penelitian saya di lapangan. Menuju Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua lokasi penelitian, yakni: penelitian pada LSM Haburas berlokasi di Dili dan penelitian terhadap masyarakat lokal di Suco Tutuala, Sub Distrik Tutuala, Distrik Lospalos, Timor Leste. Sebelum turun penelitian di lapangan, peneliti telah 49 US$ 400,- Empat ratus dolar Amerika dan dikonversikan ke rupiah adalah sebesar Rp ,- dengan kurs 1 US$ = Rp ,- 37

8 memperoleh informasi mengenai beberapa sumber informan yang akan peneliti jumpai ketika turun ke lapangan mengambil data di LSM Haburas maupun di Suco Tutuala. Lokasi penelitian untuk LSM Haburas di Dili tidak begitu jauh dari tempat tinggal peneliti sehingga menuju ke lokasi tersebut membutuhkan waktu 10 sampai dengan 15 menit, sehingga dalam penelitian di LSM Haburas peneliti menggunakan sepeda motor ataupun mobil sendiri menuju ke lokasi LSM Haburas. Akan tetapi, lokasi penelitian di desa Tutuala sangatlah jauh dari tempat tinggal peneliti sehingga perjalanan menuju ke Tutuala membutuhkan waktu 9 jam perjalanan. Untuk menuju ke lokasi penelitian di desa Tutuala peneliti membutuhkan transport berupa mobil serta dalam perjalanan perlu istirahat di kabupaten Baucau sebelum melanjutkan perjalanan ke lokasi penelitian di Tutuala. Akhirnya, pada tanggal 27 Desember 2014, peneliti meninggalkan kota Dili menuju ke desa Tutuala dengan menggunakan mobil peneliti. Sebelumnya, berdasarkan informasi dari anggota LSM Haburas, peneliti telah memperoleh data mengenai lokasi penelitian di desa Tutuala serta informan kunci di Suco Tutuala yang akan peneliti temui. Untuk sampai pada tahap ini, peneliti mempersiapkan bahanbahan sebagi bekal di jalan serta bahan-bahan kontak yang akan dipakai oleh peneliti di Suco Tutuala berupa, beras lokal, sayur, minyak goreng, makanan ringan berupa roti serta minuman ringan sebagai bekal di jalan. Hal ini menjadi penting karena lokasi penelitian jauh sehingga harus dipersiapkan sebelumnya. Setelah semua keperluan di jalan maupun kebutuhan yang akan digunakan di lokasi penelitian serta Bahan Bakar Mobil diisi, peneliti meninggalkan kota Dili menuju ke desa Tutuala. Sebelum peneliti menuju ke Tutuala, peneliti telah melakukan kontak dengan ibu Angelina yang merupakan mantan ketua kelompok koperasi Valusere periode untuk memberitahukan hari kedatangan peneliti di Suco Tutuala. Oleh karena jarak antara Dili dengan Tutuala sangat jauh dan jalan raya yang tidak begitu mendukung serta terdapat beberapa kali pemeriksaan di jalan oleh 38

9 petugas keamanan 50 sehingga peneliti tiba di Suco Tutuala sekitar jam 8 malam. Kedatangan peneliti di Tutuala disambut oleh ibu Angelina dan seorang keponakannya yang sibuk mengangkat barang-barang yang dibawah oleh peneliti. Kemudian peneliti diantar untuk menempati sebuah kamar di penginapan ibu Angelina. Beberapa saat kemudian, peneliti memperkenalkan diri kepada keluarga ibu Angelina dan menyampaikan maksud kedatangan peneliti serta meminta maaf kepada ibu Angelina dan keluarganya karena peneliti tiba di sana sudah malam, sekitar jam namun masih menunggu kedatangan peneliti. Pertemuan malam itu, kemudian diakhiri dengan makan malam bersama dengan keluarga ibu Angelina. Penelitian di Pantai Valusere Tutuala Gambar 1. Peta Timor Leste dan Tutuala. Diambil dari Google Map 50 Pada saat peneliti melakukan penelitian, perjalanan dari Dili menuju ke Tutuala terdapat 7 pos pemeriksaan yang terdiri dari pasukan gabungan FFDTL dan PNTL. Anggota pasukan FFDTL dan PNTL memeriksa seluruh kendaraan yang lewat serta memeriksa para penumpang untuk meminta surat identitas berupa Kartu Tanda Penduduk. Disamping itu pasukan keamanan juga memeriksa seluruh isi kendaraan yang melintas. Pemeriksaan ini dilakukan karena pada saat itu ada sebuah resolusi dari Parlemen dan Pemerintah untuk menangkap eks komandan Falintil yakni Bapak Paulino Gama Alias Mauk Moruk beserta pengikutnya yang melarikan diri ke hutan dan memiliki senjata. 39

10 Penelitian di pantai Valusere, Suco Tutuala dimulai pada tanggal 27 Desember Secara teknis, penelitian yang dilakukan di pantai Valusere Tutuala dibagi dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah tahap observasi yang dilakukan oleh peneliti dari tanggal 27 Desember sampai dengan tanggal 30 Desember Tahap kedua peneliti kembali ke lokasi penelitian di Tutuala pada tanggal 3 Februari sampai dengan tanggal 9 Februari Pada tahap kedua ini peneliti melakukan wawancara mendalam 51 dan observasi terhadap kegiatan koperasi Valusere dalam mengelola usaha pariwisata di pantai Valusere. Tahap ketiga peneliti kembali ke lokasi penelitian di Tutuala pada tanggal 24 Maret sampai dengan tanggal 30 Maret Pada tahap ini peneliti melakukan wawancara mendalam dan observasi terhadap masyarakat nelayan serta berkunjung ke pulau Jaco dengan menggunakan sampang masyarakat nelayan. Ada beberapa alasan peneliti melakukan tiga tahap penelitian adalah: pertama, mengingat penelitian ini dilakukan di dua tempat yakni untuk LSM Haburas di Dili dan yang kedua dengan anggota koperasi Valusere dan masyarakat nelayan dilakukan di Tutuala. Kedua, karena penelitian ini adalah penelitian kualitatif, maka peneliti ingin lebih mendalam memotret data empiris dari perilaku kehidupan masyarakat lokal dan berpartisipasi bersama dengan informan dalam rangka memahami dan mengikuti aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh informan. Ketiga, penulis 51 Sumber informan dalam penelitian ini antara lain: masyarakat lokal di Tutuala yang tergabung dalam koperasi valusere. Anggota koperasi yang dijadikan sumber informan adalah Ibu Angelina (selaku ketua atau koordinator umum koperasi Valusere sejak tahun 2006 sampai dengan 2014, beliau juga merupakan ketua kelompok dari salah salah satu kelompok rotasi untuk mengelola usaha pariwisata di pantai Valusere, desa Tutuala). Bapak Mario dos Santos (koordinator umum koperasi Valusere periode ke dua yang mengantikan ibu Angelina. Beliau juga merupakan ketua kelompok rotasi II dalam pengelolaan koperasi Valusere, disamping itu bapak Mario juga merupakan seorang pemandu wisata di pantai Valusere, desa Tutuala). Informan berikutnya adalah bapak Mateus Barros selaku ketua kelompok III dan bapak Nicolao Mendes merupakan ketua kelompok IV di koperasi Valusere. Wawancara dengan masyarakat nelayan di pantai Valusere dilakukan pada tanggal 24 sampai dengan tanggal 30 Maret Informan yang diwawancarai pada waktu itu adalah : Bapak Adriano da Costa selaku ketua kelompok masyarakat nelayan, bapak Tito da Costa (wakil ketua Masyarakat Nelayan), bapak Frederico (koordinator kelompok nelayan Ili Kere-Kere), bapak Adao Alves (koordinator kelompok nelayan Cruzeiro de Jaco). 40

11 melakukan wawancara sesuai dengan kegiatan informan sehingga harus melakukan perjalanan antara Dili dengan Tutuala berdasarkan waktu luang dari para informan, terutama informan dari LSM Haburas. Proses awal melakukan kunjungan ke Tutuala melalui kontak yang dilakukan oleh peneliti dengan ibu Angelina 52. Pada saat peneliti melakukan penelitian di LSM Haburas, saudara Pedrito 53 memberikan nomor kontak ibu Angelina kepada peneliti agar sebelum berangkat ke lokasi penelitian di Tutuala harus melakukan kontak sehingga peneliti bisa mengetahui waktu luang dari informan untuk diwawancarai. Pada tanggal 26 Desember peneliti melakukan kontak dengan ibu Angelina melalui telpon. Saat itu peneliti menyampaikan maksud dan tujuan serta waktu berkunjung ke Tutuala. Ibu Angelina dengan senang hati memperbolehkan peneliti untuk datang ke Tutuala pada tanggal 27 Desember Pada malam itu juga peneliti memberikan surat ijin penelitian kepada ibu Angelina serta menyampaikan maksud dan tujuan penelitian di pantai Valusere, desa Tutuala. 52 Ibu Angelina juga memberikan fasilitas penginapan kepada peneliti untuk menginap di penginapan ibu Angelina di Tutuala. Akhirnya peneliti melakukan kunjungan awal ke Tutuala pada tanggal 27 Desember 2014 untuk melakukan observasi dan wawancara awal. Informan kunci pertama yang dilakukan oleh peneliti dalam kunjungan tersebut adalah ibu Angelina sendiri. Ibu Angelina adalah seorang ibu rumah tangga yang memiliki pekerjaan sebelumnya adalah guru bahasa Portugis pada sekolah dasar di suco Tutuala. Ibu Angelina merupakan ketua pertama pada kelompok koperasi Valusere, memiliki ide awal dengan LSM Haburas untuk melakukan kegiatan pariwisata di pantai Valusere Tutuala. Beliau juga merupakan motor pengerak di koperasi Valusere mulai dari perencanaan awal berdirinya koperasi Valusere sampai pada proses implementasi koperasi Valusere tersebut dalam pengelolaan usaha di bidang pariwisata. Disamping itu, ibu Angelina memiliki penginapan pribadi di rumahnya yang dikelola sendiri dan dibantu oleh seorang keponakannya sebagai karyawan. Selain menjabat sebagai ketua umum koperasi Valusere sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2014, ibu Angelina juga adalah ketua kelompok pada salah satu kelompok didalam koperasi Valusere sampai saat ini. Berdasarkan pengalaman ibu Angelina diatas maka peneliti direkomendasikan oleh saudara Pedrito untuk melakukan wawancara mendalam dengan ibu Angelina. Pada wawancara mendalam tersebut peneliti memperoleh informasi dari informan sejak proses awal perencanaan kegiatan usaha dibidang pariwisata, proses pengelolaan sampai dengan proses mempertahankan usaha. 53 Pedrito adalah salah satu anggota LSM Haburas dan beliau menjabat sebagai koordinator bidang Pariwisata di LSM Haburas. 41

12 Gambar 3.2. Penginapan miliki ibu Angelina dan Mobil yang dipakai oleh peneliti selama melakukan penelitian di lapangan. Foto 28 desember 2014 Gambar 3.3. Peneliti Melakukan wawancara dengan ibu Angelina di Restoran koperasi Valusere. Foto tanggal 5 Februari 2015 Secara keseluruhan, kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah melakukan observasi baik terhadap lokasi perkampungan dan obyek wisata serta melakukan observasi terhadap beberapa anggota masyarakat yang tergabung dalam koperasi Valusere dan anggota masyarakat nelayan yang nantinya peneliti tetapkan sebagai informan. Dalam hal ini, observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah berupa kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh anggota koperasi diantaranya; mempersiapkan makanan kepada pengunjung, bagaimana menyiapkan tempat penginapan bagi tamu, mencari kayu bakar bersama anggota koperasi. Disamping itu peneliti mengamati kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh anggota koperasi pada waktu 42

13 luang yakni pada saat air laut surut mereka pergi ke pantai untuk metchi. Peneliti juga melakukan observasi terhadap kegiatan para nelayan di pantai Valusere, Tutuala. Pada tahap ini, observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah bagaimana para nelayan mempersiapkan sampang untuk mengantar tamu ke pulau Jaco maupun pantai lain yang ada disekitar wilayah Tutuala, selain itu juga peneliti mengobservasi kegiatan mencari ikan dan jenis-jenis ikan yang didapat oleh nelayan pada saat melaut. Peneliti juga mengikuti kegiatan nelayan dan melakukan pelayaran dengan menggunakan sampan nelayan pergi ke pulau Jaco. Gambar 3.4. Peneliti melakukan observasi terhadap kegiatan nelayan di pantai Valusere. Foto diambil pada tanggal 26 Maret Gambar 3.5. Perjalanan menuju Pulau Jaco dengan menggunakan sampan nelayan. Foto diambil pada tanggal 26 Maret

14 Gambar 3.6. Peneliti berada di pingir pantai di pulau Jaco sambil menunggu nelayan mencari ikan di laut. Foto diambil pada tanggal 26 Maret 2015 Penelitian di LSM CIDAC dan LSM Haburas Penelitian pertama yang dilakukan pada LSM Haburas di Dili Timor Leste dimulai pada tanggal 13 Desember Pada awalnya, berdasarkan surat izin penelitian dari program Pascasarjana Studi Pembangunan UKSW kepada LSM Haburas, peneliti melakukan kontak ke kantor LSM Haburas yang beralamatkan di Farol Dili untuk meminta izin melakukan penelitian di tempat LSM tersebut. Secara tidak sengaja, peneliti bertemu dengan anggota LSM Haburas yang merupakan teman seperjuangan pada Organisasi RENETIL 54 tahun 1996 sampai dengan 1999 di Denpasar Bali yang bernama Horasio. Beliau merupakan anggota staf LSM Haburas sebagai kepala bagian administrasi dan keuangan. Dalam pertemuan tersebut, saya menyampaikan maksud dan tujuan kedatangan saya di kantor LSM Haburas serta memberikan surat izin penelitian dari program studi kepada pimpinan atau direktur LSM Haburas. Pada waktu itu bapak Virgilio Guterres selaku direktur LSM Haburas menyambut baik kedatangan saya dan memberikan izin bagi peneliti untuk melakukan penelitian di 54 RENETIL : Resistencia Nasional dos Estudantes de Timor Leste. Merupakan salah satu organisasi gerakan bawah tanah yang didirikan pada tanggal 20 Juni 1988 oleh sepuluh orang mahasiswa yang sedang melakukan perkuliahannya di Bali. Dengan Tujuan utama adalah memperjuangkan kemerdekaan Timor Leste melalui aksi-aksi demonstrasi yang dilakukan di Indonesia, khususnya di Jakarta. 44

15 LSM Haburas maupun koperasi Valusere di Tutuala. Selaku direktur LSM Haburas, beliau merekomendasikan peneliti untuk memperoleh berbagai informasi dari saudara Pedrito 55 yang juga merupakan staf LSM Haburas di bidang kerjasama pariwisata dengan masyarakat lokal. Berawal dari saudara Pedrito sebagai informan kunci bagi peneliti di LSM Haburas, melalui saudara Pedrito peneliti memperoleh informan lain yang terdapat di LSM Haburas, anggota LSM CIDAC maupun anggota masyarakat di Suco Tutuala. Dengan demikian, peneliti mengakses data di lapangan melalui dua teknik yaitu: pertama, para informan yang berada di LSM Haburas merupakan relasi peneliti di masa lalu sehingga peneliti tidak memperoleh kesulitan dalam mengakses data. Akan tetapi terdapat kendala bagi peneliti dalam penelitian di LSM Haburas adalah kendala waktu. Karena para informan memiliki kesibukan kerja sehingga mencari waktu luang untuk melakukan wawancara. Kedua, dalam penelitian ini, untuk mengakses data peneliti menggunakan teknik snowball. Snowball adalah penentuan informan dengan bantuan informan kunci dan dari informan kunci ini akan berkembang sesuai petunjuknya. Untuk memenuhi kebutuhan peneliti dalam mengakses data maka saudara Pedrito merekomendasikan kepada peneliti untuk melakukan wawancara 56 dengan beberapa anggota LSM Haburas yang pernah melakukan kerjasama dengan koperasi Valusere, desa Tutuala. 55 Peneliti telah mengenal saudara Pedrito sejak tahun 1997, pada waktu itu kami sebagai sesama anggota dan pengurus organisasi RENETIL melakukan pertemuan di wilayah Salatiga untuk merencanakan program kerja RENETIL aksi demontrasi menentang kedudukan Indonesia di Timor Leste. Namun demikian saudara Pedrito tidak mengingat lagi peneliti sebagai salah satu teman seperjuangan, akan tetapi pada waktu itu peneliti menceritakan rapat yang pernah diikuti bersama dan aksi demonstrasi yang dilakukan bersama di Jakarta pada tahun 1998 maka beliau juga bercerita mengenai berbagai kegiatan RENETIL di Indonesia akhirnya peneliti dan informan dapat berbagi cerita masa lalu dan anggota LSM Haburas dengan senang hati menerima peneliti setiap saat jika membutuhkan informasi. 56 Sumber informan dalam penelitian yang peneliti lakukan di kantor LSM Haburas antara lain: Ibu Cristina Cruz (Anggota LSM CIDAC Portugal yang telah melakukan kerjasama dengan LSM Haburas di bidang pariwisata sejak tahun 2003 sampai dengan tahun 2014). Selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan bapak Virgilio 45

16 Program kegiatan pariwisata yang dikembangkan oleh LSM Haburas, LSM CIDAC dengan masyarakat lokal di Tutuala berakhir pada tahun 2008, sedangkan Maubisse dan Maubara telah berakhir pada akhir tahun 2014, maka saudara Pedrito merekomendasikan kepada peneliti untuk segera melakukan wawancara dengan ibu Cristina Cruz selaku anggota LSM CIDAC di Timor Leste sebab beliau akan kembali ke Portugal dua atau tiga hari kemudian. Sore hari tanggal 14 Desember 2014, bertempat di Cafe LSM Haburas peneliti bertemu dengan ibu Cristina Cruz. Pada waktu itu beliau datang ke kantor LSM Haburas untuk beristirahat dan minum kopi. Peneliti melalui saudara Pedrito melakukan perkenalan dengan ibu Cristina Cruz dan menjelaskan serta meminta bantuan kepada beliau sebagai salah satu informan dalam penelitian ini. Akhirnya beliau menyatakan kesediaannya untuk diwawancarai pada tanggal 15 Desember Gambar 3.7. Wawancara dengan Ibu Cristina Cruz dari LSM CIDAC Portugal. Foto diambil pada tanggal 15 Desember Guterres (Direktur LSM Haburas dan selaku pendiri LSM Haburas), saudara Pedrito (selaku anggota LSM Haburas yang merupakan koordinator di bidang pariwisata dan beliau merupakan salah satu informan kunci dalam penelitian ini), saudara Cancio (salah satu anggota LSM Haburas yang pernah melakukan pendampingan bagi anggota koperasi Valusere melalui pelatihan manajemen dan akuntansi), Ibu Santina Amaral Fernandes (beliau pernah melakukan pelatihan bagi anggota LSM Haburas di Tutuala di bidang kuliner dan hospitaliti dalam pengembangan usaha pariwisata di pantai Valusere Tutuala). Wawancara terakhir yang dilakukan oleh peneliti di LSM Haburas adalah dengan saudara Elias (mantan anggota LSM Haburas yang pertama kali melakukan kunjungan ke Tutuala dengan ibu Cristina Cruz). 46

17 Pengolahan dan Analisis Data Analisis data sebagaimana yang dijelaskan oleh Creswell (Creswell, 2007) 57 serta Rosman & Rallis (Rossman. & Rallis, 1998) 58 mengatakan bahwa analisis data merupakan proses berkelanjutan yang membutuhkan refleksi terus menerus terhadap data, mengajukan pertanyaan-pertanyaan analitis, dan menulis catatan singkat sepanjang penelitian. Dengan kata lain, analisis data kualitatif bisa saja melibatkan proses pengumpulan data, interpretasi, dan pelaporan hasil secara serentak dan bersama-sama. Ketika peneliti melakukan wawancara atau pada saat wawancara sedang berlangsung, peneliti juga melakukan analisis terhadap data-data yang baru saja diperoleh dari hasil wawancara, menulis catatan-catatan kecil yang dapat dimasukkan sebagai narasi dalam menulis hasil temuan lapangan. Sebagaimana penelitian kualitatif pada umumnya, langkah pertama yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan transkrip hasil rekaman wawancara. Semua hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dalam bahasa tetun. Sehingga peneliti harus menerjemahkan hasil wawancara ke dalam bahasa Indonesia. Proses penerjemahan dan transkrip ini membutuhkan waktu sekitar tiga minggu. Setelah proses transkrip selesai, peneliti mengirim transkrip tersebut kepada dosen pembimbing via untuk mengoreksi jika ada jawaban yang belum lengkap maka peneliti akan melakukan lagi wawancara untuk memperoleh data yang masih kurang. Langkah berikutnya peneliti membuat analisis tematik melalui model matriks. Berdasarkan data lapangan yang diperoleh dari LSM maupun masyarakat lokal di desa Tutuala, peneliti dengan dosen pembimbing mendiskusikan hasil temuan lapangan untuk dijadikan sebagai data atau temuan empirik yang terdapat pada bab empat dan 57 John W Creswell, Qualitative Inquiry and Research Design : Choosing Among Five Approaches. 3rd edition. Thousand Oaks, CA: Sage 58 Rossman. G. & Rallis. S.F., An Introduction to Qualitative Research. Thousand Oaks, CA: Sage 47

18 lima. Setelah proses pada bab empirik diselesaikan, peneliti melanjutkan penulisan analisis lanjutan untuk menemukan konsepkonsep yang terkandung dalam bab empirik. Dari konsep-konsep tersebut, kemudian melanjutkan dengan mengkonstruksi temuantemuan tersebut dalam bab analisis dan kesimpulan yang mengambarkan keterlibatan LSM dalam pengembangan pariwisata berbasis masyarakat yang berkelanjutan di pantai Valusere, desa Tutuala, kabupaten Lospalos, Timor Leste. Suka Duka Proses Penelitian Ada beberapa pengalaman yang indah bagi peneliti sambil berwisata selama melakukan penelitian di Tutuala. Pertama, penelitian yang dilakukan oleh peneliti terhadap LSM Haburas. Dalam penelitian ini penulis dapat bertemu dengan teman-teman seperjuangan masa lalu yang sama-sama berjuang dan melakukan demonstrasi di era pemerintahan Orde Baru. Kedua, peneliti mendapatkan perlakuan yang istimewa dari ibu Angelina sebagai salah satu informan kunci. Ibu Angelina banyak membantu peneliti dalam memperoleh berbagai data yang dibutuhkan oleh peneliti. Selain itu ibu Angelina memberikan fasilitas penginapan pribadi kepada peneliti untuk menginap di tempatnya dengan gratis dan tanpa membayar. Selama peneliti menginap di penginapan tersebut, ibu Angelina menyiapkan makanan untuk peneliti secara gratis pula. Ketiga, masyarakat nelayan juga secara jujur memberikan informasi kepada peneliti karena mereka masih memiliki relasi keluarga dengan peneliti. Mereka memberikan ikan segar yang baru ditangkap kepada peneliti, meluangkan waktu menemani peneliti melakukan kunjungan ke pulau Jaco. Salah satu pengalaman yang menarik bagi peneliti adalah pada saat melakukan kunjungan ke situs sejarah Ili Kere-Kere. Pada saat itu penulis dapat berkunjung ke situs tersebut sebanyak dua kali. Pertama diantar oleh ibu Angelina dan yang kedua diantar oleh bapak Fonseca untuk melihat berbagai jenis gambar peninggalan nenek moyang 48

19 masyarakat Tutuala yang menurut legenda sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Peneliti juga memiliki kesempatan untuk mengambil foto dari gambar-gambar tersebut, walaupun pada saat itu sudah ada larangan dari pemerintah lokal untuk wisatawan agar tidak berkunjung ke tempat tersebut untuk sementara waktu 59. Setelah melakukan kunjungan ke situs Ili Kere-Kere, peneliti diantar oleh bapak Fonseca untuk berkunjung ke sumber mata air yang berada sekitar dua kilometer dari situs Ili Kere-Kere. Akan tetapi peneliti tidak bisa sampai pada tujuan mengingat medan yang sangat sulit bagi peneliti sehingga sampai di tengah jalan peneliti meminta untuk kembali lagi ke pantai Valusere. Peneliti juga merasa senang karena selama perjalanan peneliti dapat menikmati keindahan alam dan kebaikan hati masyarakat lokal di Tutuala yang dengan senang hati membantu peneliti selama melakukan penelitian di pantai Valusere maupun di Tutuala. Gambar 3.8. Peneliti dengan bapak Fonseca saat berkunjung ke situs Ili Kerekere. Foto diambil pada tanggal 6 Februari Pada saat peneleti melakukan penelitian di Tutuala, peneliti memperoleh informasi dari ibu Angelina bahwa situs Ili Kere-kere untuk sementara waktu ditutup untuk para wisatawan, oleh karena pemerintah daerah sedan mempersiapkan peraturan kunjungan bagi wisatawan. Alasan lainnya adalah bahwa belum ada petugas yang menjaga situs tersebut sehingga terjadi beberapa kerusakan di sekitar situs tersebut 49

20 Gambar 3.9. Peneliti dengan ibu Angelina saat Berkunjung ke situs Ili Kere- Kere. Foto iambil pada tanggal 5 Februari Pengalaman menarik lainnya bagi peneliti adalah berkunjung ke pulau Jaco. Berdasarkan slogan masyarakat lokal Tutuala bahwa orang Timor Leste yang belum berkunjung ke Tutuala dan menginjakkan kakinya di Pulau Jaco maka belum dikatakan seratus persen bagian dari Timor Leste. Sedangkan wisatawan asing yang berkunjung ke Timor Leste dan belum sampai di Pulau Jaco maka dapat dikatakan bahwa orang tersebut belum berkunjung ke Timor Leste. Dengan demikian maka peneliti sangat bangga dapat berkunjung ke pulau Jaco dan menikmati keindahan alam dan keindahan laut serta pantai yang bersih walaupun tidak diperbolehkan untuk menginap di pulau Jaco. Selain pengalaman menarik yang didapat di lapangan, dalam penelitian ini juga terdapat kendala yang dirasakan dan dialami selama peneliti melakukan penelitian di pantai Valusere, Tutuala. Kendala pertama yang dihadapi oleh peneliti dan menakutkan adalah kunjungan pertama ke Tutuala pada tanggal 27 Desember Dalam perjalanan menuju Tutuala terdapat beberapa pemeriksaan yang dilakukan oleh PNTL 60 dan FFDTL 61, karena situasi keamanan pada 60 PNTL : Policia Nacional de Timor Leste. kepolisian Nasional negara Timor Leste 61 FFDTL : Falentil/Forcas Defesa de Timor Leste. FFDTL merupakan angkatan bersenjata di negara Timor Leste 50

21 waktu itu tidak kondusif. Perjalanan peneliti dari distrik Baucau menuju Tutuala terdapat tiga pos pemeriksaan yakni pemeriksaan pertama di suco Mulia, yang kedua di Sub Distrik Laga dan yang ketiga di Sub Distrik Laivai. Pada pemeriksaan pertama, terdapat cek point dari PNTL dan FFDTL, akan tetapi anggota keamanan yang berjaga disitu tidak menyuruh peneliti untuk berhenti akhirnya peneliti tetap melanjutkan perjalanan dengan pelan. Namun setelah beberapa saat, peneliti dikejar oleh 2 orang anggota polisi memakai mobil patroli dengan senjata laras panjang. Setelah beberapa meter, peneliti disuruh menghentikan mobilnya, akhirnya peneliti mengambil jalan kiri dan berhenti kemudian dibentak oleh anggota polisi karena tidak berhenti di pos keamanan. Pada saat itu peneliti tidak melakukan adu mulut dengan anggota polisi dan peneliti dengan rendah hati meminta maaf kepada kedua anggota polisi tersebut karena tidak menghentikan mobil di pos pemeriksaan. Setelah mobil peneliti di periksa dan tidak terdapat sesuatu yang mencurigakan, akhirnya kedua anggota polisi tersebut mengijinkan peneliti untuk melanjutkan perjalanan. Ini adalah pengalaman yang buruk dan menakutkan bagi peneliti karena dikejar dengan menggunakan senjata laras panjang. Kendala berikutnya adalah pada saat peneliti pulang dari lokasi penelitian di Tutuala kembali ke Baucau. Pada waktu itu tanggal 30 Desember 2014 sekitar jam 1 siang peneliti melakukan perjalanan dari Tutuala. Saat tiba di sub Distrik Laga, situasi keamanan berjalan normal, akan tetapi terdapat banyak anak muda yang duduk bergerombolan di pinggir jalan raya di sub distrik Laga. Setelah peneliti melewati lokasi tersebut hanya berselang beberapa saat, peneliti mendengar dari Radio Timor Lorosa e bahwa para pemuda saling menyerang dan dua orang meninggal dunia dan sekitar 4 atau 5 orang luka-luka. Selain itu sebuah sepeda motor di bakar dan 2 buah pondok di pinggir jalan raya yang digunakan oleh penduduk untuk menjual ikan juga habis terbakar. Pada waktu itu peneliti bersyukur kepada Tuhan karena kejadian tersebut terjadi pada saat peneliti sudah lewat baru terjadi perkelahian, pembunuhan dan pembakaran sepeda motor maupun pondok. 51

22 Kendala lainnya yang dihadapi oleh peneliti di lapangan adalah jalan kaki dari Tutuala ke pantai Valusere dengan jarak 8 Km. Waktu yang dibutuhkan dalam perjalanan dari Tutuala ke pantai Valusere sekitar 3 jam. Sehingga perjalanan tersebut sangat melelahkan. Selama penelitian kedua maupun ketiga, peneliti berjalan kaki dari Tutuala ke pantai Valusere dan pulang lagi ke Tutuala. peneliti memutuskan untuk berjalan kaki dari Tutuala ke pantai Valusere karena jalan raya tersebut memiliki tanjakan serta penuh dengan bebatuan. Perjalanan peneliti ini ditemani oleh ibu Angelina dan seorang anggota koperasi. Hal ini dilakukan oleh ibu Angelina karena beliau merasa bahwa daerah Tutuala terdapat banyak tempat yang sakral 62 dan sebagian tempat tidak boleh dilalui sehingga ibu Angelina bersedia untuk membantu peneliti selama perjalanan dari dan ke Tutuala dan pantai Valusere. Disamping itu, peneliti harus tinggalkan mobil peneliti di Tutuala selama empat sampai lima hari dan melanjutkan perjalanan ke Pantai Valusere. Peneliti merasa khawatir jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan terjadi dengan mobil karena hanya diparkir di pinggir jalan raya serta tidak ada yang menjaga. Akan tetapi budaya masyarakat Tutuala yang menganggap wilayah mereka adalah tempat sakral sehingga barang-barang yang ditinggalkan di Tutuala tidak ada yang akan merusak maupun mencuri, karena adat masyarakat Tutuala mengatakan bahwa siapa yang mencuri di wilayah tersebut maka umurnya tidak akan panjang. Kendala terakhir yang dihadapi oleh peneliti dan melelahkan adalah mobil yang dipakai oleh peneliti bannya pecah. Saat itu adalah hari terakhir peneliti melakukan penelitian di lapangan. Selesai 62 Menurut cerita ibu Angelina bahwa untuk berjalan kaki dari Tutuala menuju ke pantai Valusere terdapat beberapa mitos, orang yang berjalan kaki tidak boleh memakai pakaian merah, wisatawan atau tamu tidak boleh berjalan sendiri menuju ke pantai Valusere, akan tetapi minimal harus didampingi oleh seseorang. Sepanjang jalan tersebut terdapat tempat-tempat ritual sehingga orang yang melewati tempat ritual tersebut tidak boleh mengambil barang-barang disekitar tempat tersebut serta tidak boleh berbicara. Dalam perjalanan diharapkan kepada para wisatawan untuk berbicara yang sopan dilarang memakai kata-kata kasar atau kata-kata kotor. Menurut ibu Angelina bahwa jika kita melanggar maka akan karma berupa sakit maupun mental terganggu. 52

23 penelitian pada tanggal 30 Maret, pada pagi hari peneliti melakukan perjalanan dari Tutuala menuju Dili. Pada saat tiba di sub Distrik Baucau, peneliti sudah merasakan sesuatu tidak beres dengan ban mobil depan. Saya mencoba mengecek keempat ban mobil tersebut, akan tetapi semua ban mobil dalam keadaan baik serta bannya tidak bocor sehingga peneliti melanjutkan perjalanan dari Baucau menuju Dili. Namun demikian, di tengah jalan antara Dili dan Baucau ban mobil di depan pecah untungnya berada di jalan lurus sehingga tidak terjadi kecelakaan. Saat itu peneliti sendirian dalam perjalanan sehingga peneliti harus menggantikan ban mobil sendiri, walaupun sebelumnya peneliti belum pernah melakukan pekerjaan ini. Sebagai orang Lorosae Meneliti di Ujung Pulau Timor (Tutuala) dan LSM Haburas di Dili Pada bagian ini, peneliti akan memaparkan pengalaman peneliti melakukan penelitian sebagai orang Lorosae dan posisi peneliti sebagai orang luar Tutuala. Pada dasarnya, pengalaman meneliti di Tutuala dan pada LSM Haburas sangat menyenangkan. Hal ini peneliti ungkapkan karena ada beberapa faktor, antara lain: pertama, proses pengambilan data berjalan dengan lancar dan mudah, baik pada LSM Haburas maupun informan di desa Tutuala. Kemudahan dalam mengakses data dari informan di LSM Haburas telah dipaparkan pada halaman 45. Disamping itu kemudahan peneliti dalam mengakses data di Tutuala disebabkan oleh peneliti sebagai sesama orang Timor Leste, khususnya sesama orang Lorosae yang artinya sama-sama berasal dari wilayah Timur. Kedua, informan kunci di Tutuala yaitu ibu Angelina memiliki seorang anak yang bersekolah atau kuliah di tempat peneliti bekerja, disamping itu, seorang adik ipar dari ibu Angelina adalah teman seperjuangan peneliti pada era pemerintahan Republik Indonesia serta beliau juga adalah seorang guru SD yang sangat ramah menerima peneliti di tempatnya untuk melakukan penelitian maupun wawancara dengan anggota koperasi Valusere di Tutuala maupun di pantai Valu. Adapun informan lain di Tutuala yang masih memiliki 53

24 hubungan keluarga dengan peneliti dan pernah tinggal bersama di satu rumah pada saat peneliti maupun sumber informan masih bersekolah pada sekolah menengah atas di kabupaten Baucau. Kehadiran peneliti ketika melakukan kunjungan di Tutuala, beberapa sumber informan maupun warga masyarakat lain, sering kali mengajak peneliti untuk menginap di rumah mereka. Sehingga peneliti harus pintar membagi waktu untuk berkunjung ke rumah masyarakat berdasarkan waktu yang ada agar jangan sampai mengecewakan undangan dari warga maupun informan. Hal ini disebabkan oleh budaya wilayah Timur yang menawarkan sesuatu maka harus menerima dan jangan ditolak, sehingga peneliti tetap menghargai penawaran dari masyarakat dan informan untuk berkunjung ke rumah mereka. Selama proses penelitian di Tutuala maupun di pantai Valusere, peneliti diterima dengan baik serta menginap dan makan di rumah penduduk maupun informan secara gratis tanpa membayar. Penulisan Hasil Penulisan hasil yang terdapat dalam tesis ini dapat dilalui dengan proses yang tidak sekali jadi. Dibutuhkan waktu dan proses yang panjang dan berulangkali dengan beberapa perubahan isi maupun tataletak. Melalui dosen pembimbing dalam melakukan bimbingan dan memberikan masukan guna memperbaiki isi dan kesempurnaan tesis ini. Tahapan akhir daripada proses penelitian ini adalah melakukan penulisan laporan penelitian. Terdapat beberapa tahapan-tahapan yang dilakukan oleh peneliti dalam menyelesaikan penulisan hasil atau tesis. Pertama, setelah menyelesaikan penelitian di lapangan, peneliti menulis laporan empiris pada bab empat dan lima. Kedua, Setelah bab empiris selesai, dilanjutkan dengan bab tiga yaitu metode penelitian. Ketiga, tahap berikutnya adalah penulisan bab dua, review literatur. Keempat, bab pertama yang menjadi pendahuluan dari tesis dan paling terakhir 54

25 adalah bab enam yang merupakan kesimpulan akhir daripada isi keseluruhan tesis ini. Kesimpulan Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif atau merupakan penelitian exploratif. Dengan demikian, peneliti dapat berperan untuk mengidentifikasi bias-bias, nilai-nilai, dan latar belakang pribadinya secara refleksif, seperti jender, sejarah, kebudayaan, dan status sosial ekonomi masyarakat lokal di daerah Tutuala. teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi partisipatif dan wawancara mendalam, ditambah kajian dokumen yang bertujuan tidak hanya untuk menggali data, akan tetapi peneliti juga dapat mengungkapkan makna yang terkandung dalam latar penelitian. Dalam melakukan observasi partisipatif, peneliti berperan aktif dalam kegiatan lapangan sehingga peneliti dengan mudah mengamati kegiatan dan kehidupan masyarakat lokal di Tutuala karena berbaur dengan yang diteliti. Teknik pengolahan dan teknik analisis data dilakukan melaui lima tahap secara kualitatif. Langkah-langkah tersebut antara lain: tahap pertama adalah mengolah dan mempersiapkan data, tahap kedua menyangkut membaca keseluruhan data. Pada tahap ketiga yang dilakukan oleh peneliti adalah menganalisis lebih detail dengan mengcoding data. Langkah keempat yang dilakukan oleh peneliti adalah menghubungkan tema-tema atau deskripsi-deskripsi. Sedangkan langkah terakhir dalam analisis data tersebut adalah menginterpretasikan tema-tema atau deskripsi-deskripsi. 55

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN Pengantar Pada bab ini, penulis akan menggambarkan seluruh proses pengalaman penelitian yang dijalani oleh peneliti selama berada di lokasi penelitian. Berawal dari tugas mata

Lebih terperinci

BAB V Pariwisata Berbasis Masyarakat Bagi Kehidupan Masyarakat Tutuala

BAB V Pariwisata Berbasis Masyarakat Bagi Kehidupan Masyarakat Tutuala BAB V Pariwisata Berbasis Masyarakat Bagi Kehidupan Masyarakat Tutuala Pendahuluan Tutuala merupakan salah satu sub distrik dari distrik Lautem yang terletak paling ujung Timur di pulau Timor dengan memiliki

Lebih terperinci

BAB IV LSM Haburas dan Pengembangan Pariwisata Berbasis Komunitas di Tutuala

BAB IV LSM Haburas dan Pengembangan Pariwisata Berbasis Komunitas di Tutuala BAB IV LSM Haburas dan Pengembangan Pariwisata Berbasis Komunitas di Tutuala Timor Leste adalah negara yang kecil dan memiliki luas wilayah yang kecil pula, sehingga setelah Timor Leste memperoleh kemerdekaannya,

Lebih terperinci

BAB VI Penutup. Kesimpulan

BAB VI Penutup. Kesimpulan BAB VI Penutup Kesimpulan Penelitian ini menguraikan peran Lembaga Swadaya Masyarakat Haburas dalam mengembangkan Community Based Tourism di desa Tutuala. Keberadaan Lembaga Swadaya Haburas di desa Tutuala

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Latarbelakang

Bab I Pendahuluan. Latarbelakang Bab I Pendahuluan Latarbelakang Dalam konteks pembangunan ekonomi Timor Leste, karena peluang pariwisata sebagai penghasil devisa yang besar bagi negara, maka UNDP 1 dan UNWTO 2 telah bekerja sama dengan

Lebih terperinci

UNTAET REGULASI NOMOR 2001/8 TENTANG PENDIRIAN REZIM UNTUK MENGATUR LALU LINTAS DI TIMOR LOROSAE

UNTAET REGULASI NOMOR 2001/8 TENTANG PENDIRIAN REZIM UNTUK MENGATUR LALU LINTAS DI TIMOR LOROSAE UNITED NATIONS United Nations Transitional Administration Unies in East Timor UNTAET NATIONS UNIES Administration Transitoire des Nations au Timor Oriental UNTAET/REG/2001/8 Juni 26 2001 REGULASI NOMOR

Lebih terperinci

Pengalaman Penelitian dan Penulisan Hasil

Pengalaman Penelitian dan Penulisan Hasil Bab Tiga Pengalaman Penelitian dan Penulisan Hasil Pengalaman saat Penelitian Pada awal bulan Agustus 2013, peneliti datang ke Pasar Remu melakukan pengamatan untuk mengenal lokasi penelitian. Pengamatan

Lebih terperinci

Merajut Kembali Pengalaman Empiris

Merajut Kembali Pengalaman Empiris Bab 3 Merajut Kembali Pengalaman Empiris Pendahuluan Pada awalnya sayapun mengalami kesulitan menentukan topik penelitian karena salah satu syarat penelitian yang baik adalah topik tersebut belum pernah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komputer dalam suatu pekerjaan. Teknologi komputer sangat membantu user dalam

BAB I PENDAHULUAN. komputer dalam suatu pekerjaan. Teknologi komputer sangat membantu user dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada jaman moderen ini dunia teknologi berperan sangat penting di bidang komputer dalam suatu pekerjaan. Teknologi komputer sangat membantu user dalam melakukan pekerjaan

Lebih terperinci

REGULASI NO. 2000/09

REGULASI NO. 2000/09 UNITED NATIONS United Nations Transitional Administration in East Timor NATIONS UNIES Administrasion Transitoire des Nations Unies in au Timor Oriental UNTAET UNTAET/REG/2000/9 25 February 2000 REGULASI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ini digunakan karena adanya realitas sosial mengenai perempuan yang menderita

BAB III METODE PENELITIAN. ini digunakan karena adanya realitas sosial mengenai perempuan yang menderita BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini mengenai konsep diri pada perempuan penderita tumor jinak payudara, metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Metode

Lebih terperinci

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. dilakukan di Centro de Formação da Polícia, yang merupakan salah satu lembaga

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. dilakukan di Centro de Formação da Polícia, yang merupakan salah satu lembaga BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Penelitian terhadap Penyelenggaraan Pendidikan Dasar dan Pelatihan, dilakukan di Centro de Formação da Polícia, yang merupakan salah satu lembaga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilaksanakan secara alami, apa adanya, dalam situasi normal yang tidak

BAB III METODE PENELITIAN. dilaksanakan secara alami, apa adanya, dalam situasi normal yang tidak BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif naturalistik. Penelitian kualitatif naturalistik merupakan penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metodologi guna mendapatkan data-data dari berbagai sumber sebagai bahan analisa. Menurut Kristi E. Kristi Poerwandari dalam bukunya yang berjudul Pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan strategi studi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan strategi studi BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan strategi studi kasus, dalam arti pendekatan yang dilakukan terhadap sampel adalah secara

Lebih terperinci

Perda No. 18/2001 tentang Retribusi dan Penyelenggaraan Terminal Bus / Non Bus di Kabupaten Magelang.

Perda No. 18/2001 tentang Retribusi dan Penyelenggaraan Terminal Bus / Non Bus di Kabupaten Magelang. Perda No. 18/2001 tentang Retribusi dan Penyelenggaraan Terminal Bus / Non Bus di Kabupaten Magelang. PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 18 TAHUN 2001 T E N T A N G RETRIBUSI DAN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang murah untuk mencari oleh oleh dan menjadi tujuan utama bagi pengunjung

BAB I PENDAHULUAN. yang murah untuk mencari oleh oleh dan menjadi tujuan utama bagi pengunjung BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu kota besar yang memiliki banyak potensi untuk dikembangkan adalah kota Yogyakarta. Dengan jumlah penduduk yang cukup padat dan banyaknya aset wisata yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang dialami individu dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Herdiansyah. sehingga mampu mengembangkan pola dan relasi makna.

BAB III METODE PENELITIAN. yang dialami individu dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Herdiansyah. sehingga mampu mengembangkan pola dan relasi makna. 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian kualitatif adalah metode yang menggambarkan individu secara menyeluruh dengan tidak menggolongkan individu ke dalam variabel atau hipotesis (Poerwandari,

Lebih terperinci

RETRIBUSI MASUK OBYEK WISATA

RETRIBUSI MASUK OBYEK WISATA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI MASUK OBYEK WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Menimbang : a. bahwa, obyek wisata yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kawasan wisata primadona di Bali sudah tidak terkendali lagi hingga melebihi

BAB I PENDAHULUAN. kawasan wisata primadona di Bali sudah tidak terkendali lagi hingga melebihi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jika dilihat secara nyata, saat ini pembangunan yang terjadi di beberapa kawasan wisata primadona di Bali sudah tidak terkendali lagi hingga melebihi daya tampung dari

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 6 TAHUN : 1997 SERI : C NOMOR : 2

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 6 TAHUN : 1997 SERI : C NOMOR : 2 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 6 TAHUN : 1997 SERI : C NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II ACEH UTARA NOMOR : 6 TAHUN 1997 TENTANG IZIN USAHA OBYEK WISATA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki 17.000 pulau sehingga membuat Indonesia menjadi negara kepulauan terbesar di dunia. Dengan 17.000 pulau ini maka Indonesia

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN : 2003 NOMOR : 70 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PERIJINAN USAHA PERKEBUNAN DI KABUPATEN BERAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di wilayah Surakarta dan lebih tepatnya di lingkup Keraton Surakarta. Penelitian ini dilakukan pada rentan

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 6.1 Karakteristik Responden Penentuan karakteristik pengunjung TWA Gunung Pancar diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner dari 100

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif adalah sebagaimana Cress well mendefinisikannya sebagai suatu

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif adalah sebagaimana Cress well mendefinisikannya sebagai suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah sebagaimana Cress well mendefinisikannya sebagai suatu pendekatan

Lebih terperinci

LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II

LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II Ada banyak hal yang termasuk kategori pelanggaran lalu lintas yang diatur dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009. Dan sudah seharusnya masyarakat mengetahui jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang sangat luas dan terdiri dari lima pulau besar dan belasan ribu pulau kecil. Letak antara satu pulau dengan pulau lainnya

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 7 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 7 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA LEMBARAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR : 1/B TAHUN : 2001 SERI : B USALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 7 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

Lebih terperinci

IDEN WILDENSYAH JALAN JALAN BELAJAR

IDEN WILDENSYAH JALAN JALAN BELAJAR IDEN WILDENSYAH JALAN JALAN BELAJAR Penerbit www.nulisbuku.com ISI #1 Memulai Perjalanan Melalui Inspirasi Belajar [halaman 6] #2 Menulis Dari Satu Tempat Ke Tempat Lain [halaman 17] #3 Merefleksikan Sebagai

Lebih terperinci

8 AKTIVITAS YANG DAPAT DITAWARKAN PPI JAYANTI PADA SUBSEKTOR WISATA BAHARI

8 AKTIVITAS YANG DAPAT DITAWARKAN PPI JAYANTI PADA SUBSEKTOR WISATA BAHARI 8 AKTIVITAS YANG DAPAT DITAWARKAN PPI JAYANTI PADA SUBSEKTOR WISATA BAHARI Aktivitas-aktivitas perikanan tangkap yang ada di PPI Jayanti dan sekitarnya yang dapat dijadikan sebagai aktivitas wisata bahari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. obyek wisata yang apabila dikelola dengan baik akan menjadi aset daerah bahkan

I. PENDAHULUAN. obyek wisata yang apabila dikelola dengan baik akan menjadi aset daerah bahkan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam dan keindahan alamnya. Keindahaan alam yang terdapat di Indonesia sangat berpotensi menjadi obyek wisata yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian (research) merupakan rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan suatu permasalahan. Hasil penelitian tidak pernah dimaksudkan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam rangka usaha untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa, negara, dan rakyat Indonesia, dewasa ini Pemerintah sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. turis-turis tersebut di berbagai kota dan daerah di Indonesia, sehingga. berbagai wilayah dan belahan dunia.

BAB I PENDAHULUAN. turis-turis tersebut di berbagai kota dan daerah di Indonesia, sehingga. berbagai wilayah dan belahan dunia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan yang memiliki berbagai keindahan alam yang sangat menawan dimata dunia tidak salah memiliki jumlah pengunjung wisatawan yang sangat

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, Menimbang : a. bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan

Lebih terperinci

PAKET TOUR KOMODO 1. LW 01. 2HARI/1MALAM NGINAP DIKAPAL BER- AC

PAKET TOUR KOMODO 1. LW 01. 2HARI/1MALAM NGINAP DIKAPAL BER- AC PAKET TOUR KOMODO 1. LW 01. 2HARI/1MALAM NGINAP DIKAPAL BER- AC HARI 01: LABUAN BAJO PULAU RINCA (L, D) Setiba dibandara komodo labunbajo flores bagian barat,anda akan dijemput oleh local pemandu kami

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RANCANGAN PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA BUNDER

PEMERINTAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RANCANGAN PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA BUNDER PEMERINTAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA RANCANGAN PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR. TAHUN. TENTANG PENGELOLAAN TAMAN HUTAN RAYA BUNDER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2005 T E N T A N G PERIZINAN USAHA OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA ALAM DI KABUPATEN BANTUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2005 T E N T A N G PERIZINAN USAHA OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA ALAM DI KABUPATEN BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2005 T E N T A N G PERIZINAN USAHA OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA ALAM DI KABUPATEN BANTUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL, Menimbang : a.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURABAYA NOMOR : 5/B TAHUN : 1999 SERI : B

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURABAYA NOMOR : 5/B TAHUN : 1999 SERI : B LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURABAYA NOMOR : 5/B TAHUN : 1999 SERI : B SALINAN PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURABAYA NOMOR 5 TAHUN 1999 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kemajuan ekonomi suatu negara adalah sektor pariwisata. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kemajuan ekonomi suatu negara adalah sektor pariwisata. Berdasarkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan sektor pariwisata terjadi secara global dalam beberapa tahun belakangan ini. Sektor pariwisata menjadi tulang punggung suatu negara, dalam arti salah satu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Permintaan akan jasa transportasi dari penumpang/orang timbul akibat adanya

I. PENDAHULUAN. Permintaan akan jasa transportasi dari penumpang/orang timbul akibat adanya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permintaan akan jasa transportasi dari penumpang/orang timbul akibat adanya kebutuhan untuk melakukan perjalanan dari satu lokasi ke lokasi lainnya untuk beraktivitas dalam

Lebih terperinci

Suasana di Universidade NacionalTimorLorosae

Suasana di Universidade NacionalTimorLorosae Suasana di Universidade NacionalTimorLorosae Upik Kesumawati Hadi (PS Parasitologi dan Entomologi Kesehatan Sekolah Pascasarjana Fakultas Kedokteran Hewan IPB Bogor Indonesia) Tiba-tiba saya mendapat tugas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN berguna untuk pengembangan dirinya kearah hidup yang lebih positif khususnya dalam hal merealisasikan nilai nilai yang ada dalam hidupnya. BAB III METODE PENELITIAN a.a. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 9 TAHUN 2000 (9/2000) TENTANG TERMINAL PENUMPANG DENGAN RAHMAT TUMAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 9 TAHUN 2000 (9/2000) TENTANG TERMINAL PENUMPANG DENGAN RAHMAT TUMAN YANG MAHA ESA LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor 1 Tahun 2000 Seri : C ---------------------------------------------------------------- PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA

Lebih terperinci

Laki-laki Papua dan partisipasi dalam pengasuhan anak

Laki-laki Papua dan partisipasi dalam pengasuhan anak Laki-laki Papua dan partisipasi dalam pengasuhan anak Oleh: Rini Hanifa* Ada apa dengan perempuan? Berbicara mengenai gender in value chain dapat dimulai dengan mengajukan pertanyaan Ada apa dengan perempuan?,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 84 TAHUN 1999 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UMUM

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 84 TAHUN 1999 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UMUM KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 84 TAHUN 1999 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UMUM MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa dalam Peraturan Pemerintah Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua orang pasti ingin merasakan liburan, terutama liburan yang digemari ataupun yang ingin mencoba kesempatan liburan yang berbeda. Ada yang senang jalan-jalan

Lebih terperinci

TENTANG. yang. untuk. dalam. usaha

TENTANG. yang. untuk. dalam. usaha 1 B U P A T I B A L A N G A N PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET DENGANN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BALANGAN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang paling populer akan kepariwisataannya. Selain itu, pariwisata di Bali berkembang sangat pesat bahkan promosi pariwisata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Metode yang diterapkan pada peneliti ini yaitu metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Studi kasus adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial dan wahana komunikasi dalam melakukan kegiatan jurnalistik dengan mencari,

BAB I PENDAHULUAN. sosial dan wahana komunikasi dalam melakukan kegiatan jurnalistik dengan mencari, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pers pada dasarnya adalah lembaga sosial (social institution) atau lembaga kemasyarakatan yang merupakan subsistem dari sistem pemerintahan di negara dimana ia beropreasi,

Lebih terperinci

TATA CARA MASUK KAWASAN SUAKA ALAM, KAWASAN PELESTARIAN ALAM DAN TAMAN BURU

TATA CARA MASUK KAWASAN SUAKA ALAM, KAWASAN PELESTARIAN ALAM DAN TAMAN BURU TATA CARA MASUK KAWASAN SUAKA ALAM, KAWASAN PELESTARIAN ALAM DAN TAMAN BURU Peraturan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Nomor: P.7/IV-Set/2011 Pengertian 1. Kawasan Suaka Alam adalah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 08 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN USAHA PERTAMBANGAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 08 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN USAHA PERTAMBANGAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 08 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN USAHA PERTAMBANGAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang : a. bahwa bahan galian pertambangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dikembangkan potensinya, baik panorama keindahan alam maupun kekhasan

I. PENDAHULUAN. dikembangkan potensinya, baik panorama keindahan alam maupun kekhasan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menunjang otonomi daerah, pemerintah berupaya untuk menggali dan menemukan berbagai potensi alam yang tersebar diberbagai daerah untuk dikembangkan potensinya, baik

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UNTUK UMUM

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UNTUK UMUM PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UNTUK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BONTANG, Menimbang : a. bahwa pengusaha

Lebih terperinci

BAB VI PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENGEMBANGAN EKOWISATA

BAB VI PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENGEMBANGAN EKOWISATA 49 BAB VI PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENGEMBANGAN EKOWISATA 6.1 Persepsi Masyarakat terhadap Pengembangan Kawasan Ekowisata Islami Curug Cigangsa Mulai tahun 2012, Curug Cigangsa telah dibuka menjadi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL PENUMPANG DI KABUPATEN MAGELANG

PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL PENUMPANG DI KABUPATEN MAGELANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 8 Tahun 2008 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN TERMINAL PENUMPANG DI KABUPATEN MAGELANG

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. peristiwa, aktivitas, proses, atau sekelompok individu. 1

BAB III METODE PENELITIAN. peristiwa, aktivitas, proses, atau sekelompok individu. 1 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif studi kasus. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus

Lebih terperinci

beragam budaya yang masih melekat sehingga dapat mencuri perhatian kehidupan. Banyak hamparan pemandangan indah dan adat istiadat yang masih

beragam budaya yang masih melekat sehingga dapat mencuri perhatian kehidupan. Banyak hamparan pemandangan indah dan adat istiadat yang masih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan industri andalan bagi Indonesia karena penyumbang devisa Negara yang besar. Indonesia yang merupakan Negara kepulauan memiliki beragam budaya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut menjadi isu yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut menjadi isu yang sangat penting untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut menjadi isu yang sangat penting untuk diperhatikan. Karena akhir-akhir ini eksploitasi terhadap sumberdaya pesisir dan laut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan studi kasus. Menurut Sugiyono (2012), metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan studi kasus. Menurut Sugiyono (2012), metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Menurut Sugiyono (2012), metode penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Timur. Peneliti memilih lokasi tersebut dikarenakan Kota Nganjuk

BAB III METODE PENELITIAN. Timur. Peneliti memilih lokasi tersebut dikarenakan Kota Nganjuk 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Kota Nganjuk, Provinsi Jawa Timur. Peneliti memilih lokasi tersebut dikarenakan Kota Nganjuk merupakan daerah asal dari

Lebih terperinci

Dalam tesis ini, penulis memandang bahwa masuknya pariwisata ke Atauro tidak bisa dilepaskan dengan hadirnya para penggerak yang disebut sebagai

Dalam tesis ini, penulis memandang bahwa masuknya pariwisata ke Atauro tidak bisa dilepaskan dengan hadirnya para penggerak yang disebut sebagai Bab VII Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, pada bab ini penulis ingin memberikan kesimpulan dan saran sebagai hasil akhir dari penyusunan tesis terkait dengan apa yang penulis temukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilakukan secara kualitatif sesuai dengan kerangka analisis yang diajukan penulis yang kemudian dipakai untuk mendesain penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dark tourism memang berbeda dari jenis wisata lainnya, ketika wisata lain

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dark tourism memang berbeda dari jenis wisata lainnya, ketika wisata lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dark tourism masih terdengar asing dan belum populer di Indonesia, meskipun secara tidak disadari wisata ini sudah dilakukan oleh banyak wisatawan. Dark tourism memang

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : C

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : C c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu membentuk Peraturan aerah tentang Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum; LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Lebih terperinci

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 12 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PURWAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 12 TAHUN 2011 TENTANG 1 BUPATI PURWAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 12 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PARKIR DITEPI JALAN UMUM DAN RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWAKARTA,

Lebih terperinci

VII. STRATEGI PENGELOLAAN WISATA BOTUBARANI

VII. STRATEGI PENGELOLAAN WISATA BOTUBARANI Photo by : Mahardika Rizqi HIMAWAN BPSPL Makassar VII. STRATEGI PENGELOLAAN WISATA BOTUBARANI Pembentukan kelompok sadar wisata dilakukan melalui pemerintah desa dan kabupaten, yang diharapkan dapat menjadi

Lebih terperinci

TATA KERJA ORGANISASI

TATA KERJA ORGANISASI PENGELOLAAN PENGAMANAN LOKASI SUMUR EKSPLORASI DI LINGKUNGAN No.01 /RG1000/2016-S0 REVISI KE- 0 PERTAMINA HULU ENERGI RANDUGUNTING HALAMAN : 1 dari I. TUJUAN Tujuan TKO ini adalah untuk mengatur pelaksanaan

Lebih terperinci

sekolah secara keseluruhan selama satu tahun.

sekolah secara keseluruhan selama satu tahun. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi penelitian Lokasi penelitian adalah SMA Kolese De Britto. SMA Kolese De Britto adalah sekolah yang menurut laporan harian kedaulatan rakyat 20 januari 2014 mendapat

Lebih terperinci

REGULASI NO. 2001/06

REGULASI NO. 2001/06 PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA Administrasi Transisi Perserikatan Bangsabangsa di Timor Lorosae NATIONS UNIES Administrasion Transitoire des Nations Unies in au Timor Oriental UNTAET UNTAET/REG/2001/6 5 June

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17/PERMEN-KP/2013

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17/PERMEN-KP/2013 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17/PERMEN-KP/2013 TENTANG PERIZINAN REKLAMASI DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL Menimbang DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN Bab Metode Penelitian dibagi menjadi enam bagian. Pada bagian pertama dijelaskan tentang pendekatan penelitian. Pada bagian kedua akan dijelaskan tentang subjek penelitian termasuk

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK, PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK, Menimbang : a. bahwa sejalan dengan perkembangan daerah dan meningkatnya

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP. memaksimalkan potensi wisata. Tahap-tahap partisipasi yang dilakukan

BAB VII PENUTUP. memaksimalkan potensi wisata. Tahap-tahap partisipasi yang dilakukan BAB VII PENUTUP 7.1. Kesimpulan Hasil penelitian ini berupa pengelolaan yang dilakukan oleh masyarakat dan strategi masyarakat untuk memaksimalkan potensi wisata yang ada didaerahnya. Pengelolaan yang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG, Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 28

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PENATAAN DAN PEMBERDAYAAN PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAGELANG, Menimbang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara. Berkembangnya pariwisata pada suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah tempat

Lebih terperinci

3. Metode Penelitian Studi Literatur

3. Metode Penelitian Studi Literatur 3. Metode Penelitian Saya menggunakan metode peneilitian studi kasus dengan buku acuan Case Study oleh Robert K. Yin. Penggunaan studi kasus sebagai kerangka arahan penelitian merupakan bentuk penelitian

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 1994 TENTANG PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN BAGI ORANG PRIBADI YANG BERTOLAK KE LUAR NEGERI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 1994 TENTANG PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN BAGI ORANG PRIBADI YANG BERTOLAK KE LUAR NEGERI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 1994 TENTANG PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN BAGI ORANG PRIBADI YANG BERTOLAK KE LUAR NEGERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

WALIKOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN, Menimbang : a. bahwa dengan berlakunya Undang-Undang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 17 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN TERMINAL PENUMPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 17 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN TERMINAL PENUMPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 17 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN TERMINAL PENUMPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang : a. bahwa peranan transportasi memiliki posisi yang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II UJUNG PANDANG NOMOR 2 TAHUN 1991 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II UJUNG PANDANG NOMOR 2 TAHUN 1991 TENTANG PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II UJUNG PANDANG NOMOR 2 TAHUN 1991 TENTANG PENATAAN / PENGELOLAAN GTERMINAL, PEMBERIAN IZIN TRAYEK DAN RETRIBUSI TERMINAL ANGKUTAN PENUMPANG UMUM BIS DAN NON

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wisata alam dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. Wisata alam dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan wisata yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wisata alam dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan wisata yang memanfaatkan potensi sumber daya alam dan lingkungan. Kegiatan wisata alam itu sendiri dapat

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17/PERMEN-KP/2013

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17/PERMEN-KP/2013 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17/PERMEN-KP/2013 TENTANG PERIZINAN REKLAMASI DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL Menimbang DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan dan mengolah data yang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 15 TAHUN 2012

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 15 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 15 TAHUN 2012 TENTANG KELAS JALAN, PENGAMANAN DAN PERLENGKAPAN JALAN KABUPATEN KARAWANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Kasus Perkasus Berdasarkan hasil penelitian lapangan yang penulis lakukan baik melalui wawancara kepada para responden dan informan, maka diperoleh keterangan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG PENGUSAHAAN PARIWISATA ALAM DI SUAKA MARGASATWA, TAMAN NASIONAL, TAMAN HUTAN RAYA, DAN TAMAN WISATA ALAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2

2016, No Peraturan Presiden Nomor 44 Tahun 2015 tentang Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2 No.1052, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Visa Kunjungan. Visa Tinggal Terbatas. Permohonan dan Pemberian. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Kota Dili sebagai Ibukota Negara Timor Leste yang terus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Kota Dili sebagai Ibukota Negara Timor Leste yang terus mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kota Dili sebagai Ibukota Negara Timor Leste yang terus mengalami perkembangan pada sektor ekonomi yang berdampak pada peningkatan jumlah dan jenis kendaraan yang semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Manusia sebagai Makhluk Mobile Pada dasarnya manusia memiliki sifat nomaden atau berpindah tempat. Banyak komunitas masyarakat yang suka berpindah-pindah tempat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang : a. bahwa pembinaan, pengawasan dan pengendalian yang dilaksanakan

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEBERADAAN WISATA ALAM HUTAN WISATA PUNTI KAYU PALEMBANG

VIII. ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEBERADAAN WISATA ALAM HUTAN WISATA PUNTI KAYU PALEMBANG VIII. ANALISIS DAMPAK EKONOMI KEBERADAAN WISATA ALAM HUTAN WISATA PUNTI KAYU PALEMBANG 8.1. Analisis Dampak Ekonomi Kegiatan Wisata di Hutan Wisata Punti Kayu Palembang Adanya kegiatan wisata di Hutan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN RETRIBUSI TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN RETRIBUSI TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA PALEMBANG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN RETRIBUSI TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALEMBANG, Menimbang : a. bahwa dalam rangka efektifitas dan

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN (ANGKET) I.Keterangan. 1. Daftar pertanyaan (angket) ini disusun untuk digunakan sebagai alat

DAFTAR PERTANYAAN (ANGKET) I.Keterangan. 1. Daftar pertanyaan (angket) ini disusun untuk digunakan sebagai alat I. Daftar Pertanyaan Kuesioner DAFTAR PERTANYAAN (ANGKET) I.Keterangan 1. Daftar pertanyaan (angket) ini disusun untuk digunakan sebagai alat mengumpulkan data, fakta dan informasi sebagai bahan penulisan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. alam atau krisis kemanusiaan yang diakibatkan oleh benturan kepentingan antara para aktor

PENDAHULUAN. alam atau krisis kemanusiaan yang diakibatkan oleh benturan kepentingan antara para aktor PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bantuan luar negeri (foreign aid) digunakan saat suatu kawasan sedang dilanda bencana alam atau krisis kemanusiaan yang diakibatkan oleh benturan kepentingan antara para aktor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. inkuisi pemahaman berdasarkan pada tradisi-tradisi metodologis yang jelas tentang

BAB III METODE PENELITIAN. inkuisi pemahaman berdasarkan pada tradisi-tradisi metodologis yang jelas tentang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Creswell, yang dikutip Rulam Ahmadi, penelitian kualitatif merupakan

Lebih terperinci

- 1 - PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI ANGKUTAN KENDARAAN UMUM DI JALAN

- 1 - PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI ANGKUTAN KENDARAAN UMUM DI JALAN - 1 - PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI ANGKUTAN KENDARAAN UMUM DI JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR Menimbang : a.

Lebih terperinci