BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. batubara yang terdaftar di BEI periode Berikut ini adalah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. batubara yang terdaftar di BEI periode Berikut ini adalah"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah perusahaanperusahaan batubara yang terdaftar di BEI periode Berikut ini adalah gambaran umum dari perusahaan-perusahaan batubara yang menjadi objek penelitian dalam skripsi ini : 1. PT Adaro Energy Tbk ( ADARO ) Adaro adalah perusahaan yang berfokus pada bisnis pertambangan batubara yang terintegrasi melalui anak-anak perusahaannya. Lokasi utama operasional Adaro berada di propinsi Kalimantan Selatan dimana Adaro memproduksi Envirocoal yang merupakan batubara sub bituminus dengan nilai kalori sedang dan kandungan sulfur, abu dan emisi NOx yang sangat rendah. Adaro menjalankan serangkaian bisnis yang terintegrasi secara vertikal, dengan beberapa anak perusahaan yang beroperasi dari pertambangan sampai ketenagalistrikan atau dikenal dengan slogan from pit to power yang meliputi pertambangan, tongkang, pemuatan kapal, pengerukan, jasa pelabuhan, pemasaran dan ketenagalistrikan. 32

2 33 Strategi Adaro difokuskan pada pertumbuhan secara organik, peningkatan efisiensi dan pengendalian biaya, peningkatan kontribusi dari bisnis non pertambangan batubara, serta pengembangan lebih lanjut menuju divisi ketenagalistrikan. 2. PT Atlas Resources Tbk ( ARII ) PT Atlas Resources ( ARII )berdiri sejak 26 Januari 2007, PT Atlas Resources Tbk ( Perseroan ) adalah salah satu produsen batubara yang cukup dikenal di Indonesia. Dalam perjalanan usahanya selama kurun waktu delapan tahun, Perseroan mengalami pertumbuhan bisnis yang pesat menyusul dilakukannya aksi akuisisi, eksplorasi dan pengembangan, dengan fokus awal pada wilayah pertambangan batubara regional berskala kecil. Sejak mulai beroperasi, Perseroan telah terlibat dalam sejumlah pengembangan proyek, di antaranya eksplorasi dan produksi dilokasi tambang PT Berau Bara Energi (BBE) di Hub Berau yang memproduksi batubara jenis thermal coal serta proyek eksplorasi dab produksi di lokasi tambang PT Diva Kencana Borneo (DKB) di Hub Kubar yang memproduksi batubara dengan kandungan kalori tinggi dan batubara jenis metallurgical coal. Selain itu, Perseroan juga melakukan ekspansi aset pertambangan dengan mengakuisisi PT Hanson Energy di Hub Oku dan kemudian dilengkapi dengan aksi akuisisi atas Grup Gorby, yang kini dikenal dengan Proyek Mutara (dahulu Muba), serta atas PT Optima Persada Energi (OPE), yang memiliki 6 lahan konsesi pertambangan dan 2 (dua) anak usaha di bidang jasa logistik. Melalui berbagai langkah strategis

3 34 tersebut, Perseroan mampu memperluas skala produksi batubara yang dimilikinya. Hingga kini, Perseroan telah memiliki banyak lahan konsesi yang secara keseluruhan mencapai luas lebih dari Ha. 3. PT Bayan Resources Tbk ( BYAN ) Sejarah Bayan dimulai pada bulan November 1997, saat Pemegang Saham Pendiri mengakuisisi konsesi tambang batubara pertamanya yang berlokasi di Muara Tae, Kalimantan Timur, yang dikenal dengan nama PT Gunungbayan Pratamacoal (GBP). Sejak itu, sejumlah konsesi batubara telah diakuisisi, termasuk pengambilalihan saham mayoritas atas PT Dermaga Perkasa Pratama yang mengelola Balikpapan Coal Terminal (BCT) yang memiliki kapasitas pengolahan hingga 15,0 juta MT per tahun. Selanjutnya para Pemegang Saham Pendiri mendirikan PT Bayan Resources Tbk. pada tanggal 7 Oktober 2004 berdasarkan Akta Notaris No. 12 tanggal 7 Oktober 2004 yang dibuat di hadapan Yani Indrawaty Wibawa, S.H., notaris di Jakarta. Pada tahun 2006, Perseroan diubah dari perusahaan non-investasi menjadi perusahaan terbatas di bidang investasi dalam negeri berdasarkan undang-undang Republik Indonesia. Pada tanggal 12 Agustus 2008, Perseroan resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia melalui Penawaran Umum Saham Perdana (IPO) dengan harga perdana sebesar Rp /saham. Di tahun yang sama, Perseroan membeli KFT-1, yang diperuntukkan bagi Proyek WBM guna melayani kapal berukuran tongkang hingga capesize di

4 35 wilayah Kalimantan Selatan. Pada tahun 2010 Perseroan terus melakukan ekspansi dengan mengakuisisi saham Kangaroo Resources Limited (KRL) dan 13 konsesi pertambangannya, sehingga menjadikan Perseroan Pemegang Saham mayoritas di perusahaan yang berdomisili dan terdaftar di Bursa Efek Australia tersebut. Tahun 2012 Perseroan juga membeli KFT- 2 yang diperuntukkan untuk proyek Tabang/Pakar di Kalimantan Timur. 4. PT Darma Henwa Tbk ( DEWA ) Perseroan didirikan sebagai suatu Perseroan terbatas yang didirikan dalam rangka PMDN dengan nama PT Darma Henwa berdasarkan undang-undang Republik Indonesia dengan Akta No. 54, tanggal 8 Oktober 1991, dilakukan perubahan berdasarkan Akta Perubahan No. 141 tanggal 12 Pebruari 1993, dilakukan perubahan berdasarkan Akta Perubahan No. 29 tanggal 5 Juli 1993, yang seluruhnya dibuat di hadapan Siti Pertiwi Henny Shidki, SH, Notaris di Jakarta. Pada bulan Juli 1996 Perseroan mengubah statusnya dari semula sebagai perusahaan PMDN menjadi perusahaan PMA dengan masuknya Henry Walker Group Limited sebagai pemegang saham dalam Perseroan dan sekaligus mengubah seluruh anggaran dasarnya guna menyesuaikan dengan UU PT Pada bulan Januari 2005, Perseroan mengubah namanya menjadi PT HWE Indonesia dan pada bulan September 2006 berubah lagi namannya menjadi PT Darma Henwa.

5 36 5. PT Delta Dunia Makmur Tbk ( DOID ) PT Delta Dunia Makmur Tbk. ( Delta Dunia, atau Perseroan ) adalah perusahaan terbuka yang tercatat di Bursa Efek Indonesia ( BEI ) dengan kode saham DOID. Sebagai perusahaan induk, Delta Dunia memiliki anak usaha operasional utama yaitu PT Bukit Makmur Mandiri Utama ( BUMA ), yang merupakan salah satu kontraktor jasa pertambangan batubara terbesar di Indonesia berdasarkan volume produksinya. Delta Dunia memulai usahanya pada tahun 1990 di bidang tekstil yang memproduksi berbagai jenis benang rayon, katun dan poliester untuk memenuhi pasar ekspor dan telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia BEI) sejak bulan Juni Pada tahun 2008, Delta Dunia mengubah usaha utamanya untuk memfokuskan pada pengembangan properti komersial dan industrial di Indonesia. Sejalan dengan perubahan strategi bisnis, Perseroan menjual perusahaan manufaktur tekstilnya pada bulan Februari PT Golden Energy Mines Tbk ( GEMS ) PT Golden Energy Mines Tbk bergerak di bidang perdagangan hasil tambang dan jasa pertambangan. Pada tanggal 13 Maret 1997 Perseroan didirikan dengan nama PT Bumi Kencana Eka Sakti yang kemudian berubah nama menjadi PT Golden Energy Mines Tbk pada tanggal 16 November Pada tanggal 17 November 2011, Perseroan menjadi perusahaan publik dan tercatat di papan utama BEI. Melalui Penawaran Umum Saham Perdana ( IPO ) tersebut, Perseroan memperoleh dana sebesar Rp 2,205 triliun. Dalam IPO

6 37 tersebut, GMR Coal Resources Pte. Ltd. (sebelumnya bernama GMR Infrastructure Investments (Singapore) Pte. Ltd.) ( GMR ), yang merupakan Anak Perusahaan GMR Group, sebuah kelompok usaha infrastruktur terkemuka di India menjadi investor strategis Perseroan dengan memegang/ memiliki 30% (tiga puluh persen) saham dari seluruh modal yang disetor dan ditempatkan oleh Perseroan. Pada tanggal 13 Juli 2012, Perseroan mendirikan Anak Perusahaan dengan kepemilikan 100% yang berbasis di Singapura, dengan nama GEMS Coal Resources Pte. Ltd. Yang kemudian berubah nama menjadi GEMS Trading Resources Pte. Ltd. ( GEMSTR ) pada tanggal 27 Januari GEMSTR adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perdagangan yang akan mendukung kegiatan usaha utama Perseroan di luar negeri. 7. PT Garda Tujuh Buana Tbk ( GTBO ) PT Garda Tujuh Buana Tbk. ( GTBO ) didirikan pada tahun Perusahaan telah diberi Kuasa Penambangan Eksploitasi. GTBO menangani operasi pengolahan penambangan batubara dan logistik secara terpadu. GTBO melakukan penambangan batubara termal dan dianggap sebagai salah satu produsen batubara yang menambang dan menjual batubara yang bernilai kalori rendah. GTBO telah memastikan dan mengidentifikasi cadangan batubara yang signifikan dan sesuai untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

7 38 PT Garda Tujuh Buana Tbk. ( GTBO ) mendirikan 1 (satu) Anak Perusahaan dengan 100% kepemilikan oleh GTBO yang bernama GTBO International FZE. GTBO International FZE didirikan dengan tujuan untuk melakukan perdagangan produk energi batubara, bijih logam & bahan bakar. Sampai dengan saat ini anak perusahaan belum beroperasi. 8. PT Harum Energy Tbk ( HRUM ) Harum Energy ( Perusahaan ) merupakan suatu perusahaan induk yang didirikan di tahun 1995 untuk menaungi beberapa anak perusahaan di bidang pertambangan batubara dan logistik di Kalimantan Timur. Perusahaan mengoperasikan empat tambang batubara, masingmasing melalui PT Mahakam Sumber Jaya (MSJ), PT Santan Batubara (SB), PT Tambang Batubara Harum (TBH) dan PT Karya Usaha Pertiwi (KUP). Perusahaan juga memiliki PT Layar Lintas Jaya (LLJ), yang bergerak di bidang pengangkutan laut dan alihmuat batubara. Di samping melakukan kegiatan operasional, melalui anak usahanya yang bergerak di bidang investasi, Harum Energy Capital Limited, Perusahaan memiliki 11,02% saham Cockatoo Coal Limited yang beroperasi di Australia. Kekuatan Perusahaan terletak pada rantai produksinya yang terintegrasi secara vertikal, mulai dari kegiatan penambangan hingga pengapalan di laut lepas, serta sejumlah infrastrukturinfrastruktur kunci yang dimiliki, yaitu jalan angkut, pelabuhan, fasilitas pengolahan, armada kapal tunda dan tongkang, serta derek

8 39 terapung. Perusahaan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham HRUM pada 6 Oktober Pada tahun 2012, Perusahaan mendapatkan penghargaan 100 Best Companies in Indonesia dari Fortune Indonesia dan 200 Best Under A Billion dan Best Return on Investment dari Forbes Asia. Pada tahun 2013, Perusahaan berhasil masuk dalam MSCI Global Small Cap Indices. 9. PT Indo Tambangraya Megah Tbk ( ITMG ) PT Indo Tambangraya Megah Tbk merupakan perusahaan produsen batubara Indonesia terkemuka untuk pasar energi dunia melalui anak-anak perusahaannya. Dalam Laporan Tahunan ini, kelompok usaha PT Indo Tambangraya Megah Tbk beserta anak-anak perusahaannya secara kolektif disebut sebagai ITM. ITM berupaya untuk menjalankan bisnis dengan standar tertinggi dalam bidang GCG, serta Kepatuhan terhadap Mutu, Lingkungan, serta Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Seluruh kegiatan ITM dilaksanakan dengan kolaborasi yang erat dengan masyarakat setempat dan pemangku kepentingan lainnya. Pada tahun 2013, ITM mendirikan anak perusahaan, PT ITM Indonesia, yang bergerak di bidang perdagangan batubara, dan PT Tambang Raya Usaha Tama, yang bergerak di bidang jasa pertambangan. Pada tahun 2014, ITM mendirikan PT ITM Batubara Utama dan PT ITM Energi Utama, masing-masing bergerak di bisnis batubara dan bisnis energi.

9 PT Resource Alam Indonesia Tbk ( KKGI ) Didirikan dengan nama PT Kurnia Kapuas Utama Glue Industries (KKGI) pada tahun 1981, pada awalnya PT Resource Alam Indonesia Tbk (Perseroan) memfokuskan diri di bidang produksi adhesif kayu. Seiring dengan pertumbuhan dan dalam rangka ekspansi usaha, Perseroan melakukan penawaran umum perdana pada tahun 1991 dan menerbitkan 4,5 juta lembar saham dengan harga penawaran perdana Rp5.700 per saham. Dari IPO tersebut, Perseroan berhasil menghimpun dana sebesar Rp25,65 miliar. Sahamsaham Perseroan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Jakarta) dengan kode saham KKGI pada tanggal 1 Juli Sebagai bagian dari strategi Perseroan dalam melakukan diversifikasi usaha, Perseroan mulai memasuki industri pertambangan batubara sekaligus melakukan perubahan nama menjadi PT Resource Alam Indonesia Tbk pada tahun PT Mitrabara Adiperdana, Tbk ( MBAP ) PT Mitrabara Adiperdana Tbk ( Perusahaan ) merupakan bagian dari Group Baramulti, yang didirikan pada tahun 1992, dan bergerak di bidang pertambangan batubara. Perusahaan memulai kegiatan produksi batubara sejak tahun Dengan dilengkapi infrastruktur yang terintegrasi milik Entitas Anak yang diakuisisi oleh Perusahaan pada tahun 2013, dan dengan didukung oleh tim manajemen yang berpengalaman di industri batubara selama lebih dari 10 tahun, Perusahaan terus

10 41 meningkatkan produksi batubara hingga 4 juta ton yang akan dipasarkan kepada konsumen yang terletak di kawasan Asia Pasifik. Spesifikasi produk batubara Perusahaan merupakan batubara medium kalori, dengan kandungan abu yang rendah dan sulfur yang sangat rendah, sehingga lebih ramah lingkungan dan diminati oleh pasar premium. Pada tahun 2014, Perusahaan sebagai satu-satunya perusahaan tambang yang mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia, dan mendapatkan penghargaan dari Warta Ekonomi sebagai The Fastest Growing Issuers tahun 2015 untuk sektor pertambangan batubara. 12. Samindo Resources Tbk ( MYOH ) Perseroan merupakan investment holding corporation terkemuka di Indonesia yang menyediakan jasa pertambangan batubara terintegrasi dengan kompetensi inti di bidang jasa pemindahan batuan penutup, produksi batubara, pengangkutan batubara dan pemboran eksplorasi. Pada awalnya Perseroan didirikan dengan nama PT Myohdotcom Indonesia pada tanggal 15 Maret Di akhir tahun 2011, Samtan Co. Ltd., salah satu perusahaan terkemuka dari Korea mengakuisisi mayoritas saham Perseroan. Pasca akusisi oleh Samtan Co. Ltd, pada 14 Februari 2012, Perseroan mengubah namanya menjadi PT Samindo Resources, Tbk, yang diikuti dengan perubahan arah bisnis Perseroan dari penyedia jasa teknologi informasi menjadi penyedia jasa pertambangan batubara.

11 42 Sebagai holding corporation, Perseroan melakukan kegiatan operasionalnya melalui empat anak usahanya, yaitu PT SIMS Jaya Kaltim, PT Samindo Utama Kaltim, PT Trasindo Murni Perkasa, PT Mintec Abadi. Melalui keempat anak usaha tersebut Perseroan memberikan jasa pertambangan batubara terintegrasi. Saat ini Perseroan melalui keempat anak usahanya merupakan salah satu perusahaan penyedia jasa pertambangan batubara yang dipercaya untuk mengelola tambang batubara milik PT Kideco Jaya Agung di daerah Kalimantan Timur. 13. PT Perdana Karya Perkasa Tbk ( PKPK ) PT Perdana Karya Perkasa, Tbk. (PKPK) didirikan di Samarinda, Kalimantan Timur, dengan nama PT Perdana Karya Kaltim, berdasarkan Akta No. 17 tanggal 7 Desember 1983 yang diubah dengan Akta No. 4 tanggal 2 November 1985, keduanya dibuat di hadapan Laden Mering, S.H., Wakil Notaris Sementara di Samarinda. Pada saat pertama didirikan, PKPK menjalankan usaha di bidang jasa Penyewaan alat berat dan jasa kontraktor penunjang minyak dan gas bumi. PKPK memulai aktivitas di bidang pertambangan batubara dan penyiapan lahan perkebunan sebagai pengembangan usaha sejak awal tahun an. Pada akhir tahun 2006, PKPK mengakuisisi 80% kepemilikan PT Semoi Prima Lestari, sebuah perusahaan pertambangan batubara seluas ha, ha diantaranya telah ditingkatkan menjadi area operasi produksi yang terletak di wilayah Kbaupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Sejak 11 Juli 2007 PKPK mencatatkan saham-sahamnya di Bursa Efek Indonesia di Jakarta.

12 PT Bukit Asam Tbk ( PTBA ) Pada tahun 1876 Tambang batubara di Ombilin, Sumatera Barat mulai beroperasi. Tahun 1919, pada zaman penjajahan Belanda Tambang terbuka di Air Laya, Tanjung Enim, Sumatera Selatan, mulai beroperasi. Tahun 1950, menjadi Perusahaan Negara ( PN ) disebut PN Tambang Arang Bukit Asam (PN TABA). Pada tahun 1981, PN TABA berubah menjadi Perseroan dan namanya berganti menjadi PT Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA). Tahun 1990, perusahaan batubara milik Negara lainnya, Perusahaan Umum Tambang Batubara bergabung dengan PT Bukit Asam (PTBA). Sejak saat itulah PTBA menjadi perusahaan batubara satu-satunya yang dimiliki Negara. Pada tahun 2002, PTBA tercatat sebagai perusahaan public di Bursa Jakarta dengan 25 sahamnya dimiliki public. 15. Petrosea Tbk ( PTRO ) Pada tahun 1972, perusahaan didirikan di Jakarta, Indonesia dengan nama PT Petrosea International Indonesia. Tahun 1984, perusahaan diakuisisi oleh Clough Limited. Tahun 1990, saham perusahaan dicatatkan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya ( kini bursa Efek Indonesia ) dengan kode perdagangan PTRO, dan nama perusahaan diganti menjadi PT Petrosea Tbk. Pada tahun 2009, PT Indika Energy tbk, mengakuisisi perusahaan dan pada akhir tahin ini saham Indika Energy di Perusahaan mencapai 98,55%. Tahun 2012, pada bulan Februari, untuk mematuhi peraturan Otoritas Jasa Keuangan

13 44 (OJK) mengenai pengambilalihan perusahaan terbuka, PT Indika Energy Tbk. Menjual kembali sahamnya sebesar 28,75% kepada masyarakat. Sehingga pada akhir tahun tersebut kepemilikan saham PT Indika Energy Tbk. Pada perusahaan adalah sebesar 69,80%. 16. Golden Eagle Energy Tbk ( SMMT ) PT Golden Eagle Energy Tbk (atau selanjutnya Perusahaan, kode saham SMMT ) didirikan di tahun 1980 dengan nama PT The Green Pub dengan bisnis utama dalam bidang restoran dan hiburan. Di tahun 1996 namanya berubah menjadi PT Setiamandiri Mitratama. Pada 29 Februari 2000 Perusahaan melakukan penawaran umum perdana atas 5 juta lembar saham yang dicatat di Bursa Efek Surabaya dengan harga penawaran Rp500 per lembar. Pada tahun 2004 Perusahaan melakukan stock split 1:4 yang menyebabkan nilai nominal sahamnya menjadi Rp125 per lembar dan mengganti namanya menjadi PT Eatertainment International Tbk. Gerai- gerai restoran dan hiburan yang dikelolanya adalah restoran Meksiko Amigos, restoran pizza siap saji Papa Rons, dan fasilitas mini-golf Putt-putt Golf. Perusahaan menerbitkan 820 juta lembar saham baru di tahun 2012, yang hasil penjualannya sebagian digunakan untuk membiayai akuisisi konsesi penambangan batubara. Perusahaan juga mendivestasikan unit usaha restoran dan hiburannya untuk semakin fokus pada bisnis pertambangan.

14 45 Kini melalui anak perusahaannya yang beroperasi di konsesi penambangan di Sumatera Selatan, PT Triaryani, Perusahaan telah melakukan produksi batubara secara komersial dan mulai menjual produknya. 17. Toba Bara Sejahtra Tbk ( TOBA ) PT Toba Bara Sejahtra Tbk (Toba Bara) adalah salah satu produsen utama batubara termal yang kompetitif di Indonesia. Didirikan pada tahun 2010 sebagai anak perusahaan PT Toba Sejahtra Group, Toba Bara telah berkembang menjadi produsen batubara utama yang beroperasi pada 3 (tiga) konsesi area tambang batubara di Kalimantan Timur. Area-area tambang yang berdekatan ini, yang dikelola oleh 3 (tiga) anak perusahaan, berada pada lokasi tambang yang menguntungkan, serta dekat jaraknya dengan pelabuhan setempat. Sejak memulai produksi pada tahun 2007, kami mengalami kenaikan yang cepat menjadi sebuah perusahaan terkemuka di bidang batubara didukung oleh kinerja yang kuat dan pertumbuhan yang solid. Luas area tambang Toba Bara secara keseluruhan sekitar 7087 hektar dengan total estimasi sumber daya sebesar 236 juta ton. Pembangunan pertama kami pada aset greenfield dimulai dengan PT Indomining pada tahun 2007, diikuti dengan PT Adimitra Baratama Nusantara (ABN) pada tahun Kemudian, pembangunan PT Trisensa Mineral Utama (TMU) dimulai pada tahun Secara paralel, kami terus mengintegrasikan rantai pasokan batubara untuk lebih baik dalam efisiensi biaya, serta berusaha untuk memperbesar cadangan batubara dan sumber daya.

15 46 Tanggal 6 Juli 2012 merupakan momen bersejarah bagi kami. Toba Bara mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan ticker TOBA dan merilis sebesar saham atau 10,5 % dari jumlah modal disetor, dengan perolehan dana sebesar Rp ,-. Harga perdana saham sebesar Rp 1.900,- per lembar saham. B. Analisis Statistik Deskriptif Objek penelitian ini adalah perusahaan batubara yang terdaftar di BEI periode penelitian tahun Sampel diperoleh sebanyak 17 perusahaan yang akan diolah datanya. Objek penelitian adalah perusahaan industry sektor pertambangan yang terdaftar di BEI. X = 4,3-4,5X1+5,7X2-0,004X3 Keterangan : X1 = laba bersih / total aktiva ( ROA ) X2 = total hutang / total aktiva ( Debt Ratio ) X3 = aktiva lancar / hutang lancar (Current Ratio ) X = overall index Nilai X-Score yang diperoleh melalui kondisi keuangan perusahaan dapat diklasifikasi dalam dua kategori, antara lain : Bangkrut, jika X-Score > 0 Tidak Bangkrut, jika X-Score < 0

16 47 1. ROA (Return On Asset) X1 ROA (return on asset), merupakan indikator yang dapat digunakan sebagai pengukuran profitabilitas perusahaan. Rasio ini mengukur tingkat pengembalian dari bisnis atas seluruh asset yang ada. Atau rasio ini menggambarkan efisiensi pada dana yang digunakan dalam perusahaan. Berikut adalah hasil perhitungan dari ROA: Tabel 4.1 Hasil perhitungan X1 pada 17 Perusahaan Batubara yang terdaftar di BEI periode NO Nama Perusahaan PT Adaro Energy Tbk 5,50 9,80 5,70 3,50 2,90 2 PT Atlas Resources Tbk 0,21 0,10 0,37 0,34 0,73 3 PT Bayan Resources Tbk 0,89 1,34 0,29 0,35 1,63 4 PT Darma Henwa Tbk 0,00-0,06-0,09-0,14 0,00 5 PT Delta Dunia Makmur Tbk -0,02-0,01-0,01-0,03 0,02 6 PT Golden Energy Mines Tbk 2,72 9,44 5,17 5,67 3,40 7 PT Garda Tujuh Buana Tbk 0,20 15,90 57,70-6,74-5,69 8 PT Harum Energy Tbk 23,40 32,50 24,40 8,50 0,10 9 PT Indo Tambangraya Megah 10 Tbk 1,90 3,50 2,90 1,50 1,50 PT Resource Alam Indonesia Tbk 31,00 47,00 23,00 1,63 0,80 11 PT Mitrabara Adiperdana, Tbk 0,00 0,00 0,04 0,05 0,17 12 Samindo Resources Tbk 0,00-0,01 0,03 0,96 0,13 13 PT Perdana Karya Perkasa Tbk -0,52-0,14-0,23-0,01-0,94 14 PT Bukit Asam Tbk 23,00 26,80 22,80 15,90 13,60 15 Petrosea Tbk 0,19 0,14 0,09 0,03 0,00 16 Golden Eagle Energy Tbk -7,40 0,40 0,30 0,30 0,00 17 Toba Bara Sejahtra Tbk 0,40 0,50 0,00 0,10 0,10 Sumber : Data diolah

17 48 2. Hasil Perhitungan X2 (Debt Ratio) Debt Ratio, merupakan indikator yang dapat digunakan sebagai pengukuran leverage perusahaan adalah Debt Ratio. Rasio ini dikenal juga dengan sebutan Debt to Asset yang membandingkan total utang dengan total aktiva. Berikut adalah hasil perhitungan dari debt ratio: Tabel 4.2 Hasil perhitungan X2 pada 17 Perusahaan Batubara yang terdaftar di BEI periode NO Nama Perusahaan PT Adaro Energy Tbk 0,50 0,00 0,00 0,50 0,40 2 PT Atlas Resources Tbk 2,35 2,59 3,10 2,94 2,79 3 PT Bayan Resources Tbk 6,35 5,49 6,29 7,13 7,80 4 PT Darma Henwa Tbk 0,27 0,23 0,38 0,39 0,38 5 PT Delta Dunia Makmur Tbk 0,85 0,75 0,80 0,80 0,80 6 PT Golden Energy Mines Tbk 30,76 0,65 0,00 0,26 0,21 7 PT Garda Tujuh Buana Tbk 0,42 0,29 0,22 0,17 0,15 8 PT Harum Energy Tbk 0,30 0,20 0,20 0,20 0,20 9 PT Indo Tambangraya Megah 10 Tbk 3,40 3,20 3,30 3,20 3,10 PT Resource Alam Indonesia Tbk 42,00 33,00 0,29 0,31 0,27 11 PT Mitrabara Adiperdana, Tbk 0,00 0,00 0,79 0,74 0,43 12 Samindo Resources Tbk 0,41 0,42 0,79 0,40 0,40 13 PT Perdana Karya Perkasa Tbk 5,60 5,95 5,59 5,16 5,16 14 PT Bukit Asam Tbk 13,00 12,40 19,30 16,00 17,30 15 Petrosea Tbk 0,46 0,58 0,65 0,61 0,59 16 Golden Eagle Energy Tbk 25,60 1,50 0,70 2,60 3,70 17 Toba Bara Sejahtra Tbk 0,70 0,70 0,60 0,60 0,50 Sumber : Data diolah

18 49 3. Hasil Perhitungan X3 (Current Ratio) Current Ratio, merupakan indikator yang dapat digunakan sebagai pengukuran leverage perusahaan adalah Curent Ratio. Rasio ini digunakan untuk mengetahui seberapa jauh aktiva lancar perusahaan digunakan untuk melunasi utang (kewajiban) lancar yang akan jatuh tempo/segera dibayar.berikut adalah hasil perhitungan dari current ratio: Tabel 4.3 Hasil perhitungan X3 pada 17 Perusahaan Batubara yang terdaftar di BEI periode NO Nama Perusahaan PT Adaro Energy Tbk 1,70 1,70 1,60 1,80 1,60 2 PT Atlas Resources Tbk 0,45 1,53 39,00 24,00 33,00 3 PT Bayan Resources Tbk 10,21 6,60 11,57 10,99 6,23 4 PT Darma Henwa Tbk 2,43 2,49 1,41 1,28 1,40 5 PT Delta Dunia Makmur Tbk 1,30 2,20 1,90 1,40 2,40 6 PT Golden Energy Mines Tbk 2,29 5,42 3,50 1,83 2,21 7 PT Garda Tujuh Buana Tbk 49,12 7,85 4,15 6,57 2,00 8 PT Harum Energy Tbk 2,10 2,70 3,10 3,50 3,60 9 PT Indo Tambangraya Megah 10 Tbk 18,30 23,40 22,20 16,20 15,60 PT Resource Alam Indonesia Tbk 234,00 283,00 1,95 1,74 1,69 11 PT Mitrabara Adiperdana, Tbk 0,00 0,00 0,76 0,72 1,40 12 Samindo Resources Tbk 1,44 1,41 0,92 1,70 1,90 13 PT Perdana Karya Perkasa Tbk 14,48 12,17 13,07 14,56 12,01 14 PT Bukit Asam Tbk 579,10 461,80 486,70 286,60 207,50 15 Petrosea Tbk 1,04 0,94 1,32 1,55 1,64 16 Golden Eagle Energy Tbk 3,80 3,50 5,10 4,71 12,10 17 Toba Bara Sejahtra Tbk 1,10 0,90 0,80 0,90 1,20 Sumber : Data diolah

19 50 4. Hasil Perhitungan X-Score Tabel berikut ini menyajikan perhitungan X-Score masing-masing perusahaan yang didasarkan pada laporan keuangan yang tersedia di BEI. Untuk memudahkan analisis, berikut ini disajikan rangkuman hasil perhitungan X-Score masing-masing perusahaan pada tahun Tabel 4.4 Hasil perhitungan X-Score pada 17 Perusahaan Batubara yang terdaftar di BEI periode 2010 Nama Perusahaan 2010 Keterangan PT Adaro Energy Tbk -17,59 Tidak bangkrut PT Atlas Resources Tbk 16,76 Bangkrut PT Bayan Resources Tbk 36,53 Bangkrut PT Darma Henwa Tbk 5,85 Bangkrut PT Delta Dunia Makmur Tbk 9,24 Bangkrut PT Golden Energy Mines Tbk 167,40 Bangkrut PT Garda Tujuh Buana Tbk 6,01 Bangkrut PT Harum Energy Tbk -99,28 Tidak bangkrut PT Indo Tambangraya Megah Tbk 15,20 Bangkrut PT Resource Alam Indonesia Tbk 105,14 Bangkrut PT Mitrabara Adiperdana, Tbk 4,30 Bangkrut Samindo Resources Tbk 6,64 Bangkrut PT Perdana Karya Perkasa Tbk 38,61 Bangkrut PT Bukit Asam Tbk -22,78 Tidak bangkrut Petrosea Tbk 6,06 Bangkrut Golden Eagle Energy Tbk 183,54 Bangkrut Toba Bara Sejahtra Tbk 6,49 Bangkrut Sumber : Data diolah

20 51 Keterangan : Bangkrut, jika X-Score > 0 Tidak Bangkrut, jika X-Score < 0 Tabel 4.5 Hasil perhitungan X-Score pada 17 Perusahaan Batubara yang terdaftar di BEI periode 2011 Nama Perusahaan 2011 Keterangan PT Adaro Energy Tbk -39,79 Tidak bangkrut PT Atlas Resources Tbk 18,61 Bangkrut PT Bayan Resources Tbk 29,59 Bangkrut PT Darma Henwa Tbk 5,89 Bangkrut PT Delta Dunia Makmur Tbk 8,65 Bangkrut PT Golden Energy Mines Tbk -34,45 Tidak bangkrut PT Garda Tujuh Buana Tbk -65,54 Tidak bangkrut PT Harum Energy Tbk -140,80 Tidak bangkrut PT Indo Tambangraya Megah Tbk 6,88 Bangkrut PT Resource Alam Indonesia Tbk -17,97 Tidak bangkrut PT Mitrabara Adiperdana, Tbk 4,30 Bangkrut Samindo Resources Tbk 6,74 Bangkrut PT Perdana Karya Perkasa Tbk 38,88 Bangkrut PT Bukit Asam Tbk -43,77 Tidak bangkrut Petrosea Tbk 6,97 Bangkrut Golden Eagle Energy Tbk 11,06 Bangkrut Toba Bara Sejahtra Tbk 6,04 Bangkrut Sumber : Data diolah Keterangan : Bangkrut, jika X-Score > 0 Tidak Bangkrut, jika X-Score < 0

21 52 Tabel 4.6 Hasil perhitungan X-Score pada 17 Perusahaan Batubara yang terdaftar di BEI periode 2012 Nama Perusahaan 2012 Keterangan PT Adaro Energy Tbk -21,34 Tidak bangkrut PT Atlas Resources Tbk 20,45 Bangkrut PT Bayan Resources Tbk 38,89 Bangkrut PT Darma Henwa Tbk 6,88 Bangkrut PT Delta Dunia Makmur Tbk 8,93 Bangkrut PT Golden Energy Mines Tbk -18,95 Tidak bangkrut PT Garda Tujuh Buana Tbk -254,07 Tidak bangkrut PT Harum Energy Tbk -104,35 Tidak bangkrut PT Indo Tambangraya Megah Tbk 10,15 Bangkrut PT Resource Alam Indonesia Tbk -97,54 Tidak bangkrut PT Mitrabara Adiperdana, Tbk 8,62 Bangkrut Samindo Resources Tbk 8,67 Bangkrut PT Perdana Karya Perkasa Tbk 37,24 Bangkrut PT Bukit Asam Tbk 13,66 Bangkrut Petrosea Tbk 7,57 Bangkrut Golden Eagle Energy Tbk 6,96 Bangkrut Toba Bara Sejahtra Tbk 7,72 Bangkrut Sumber : Data diolah Keterangan : Bangkrut, jika X-Score > 0 Tidak Bangkrut, jika X-Score < 0

22 53 Tabel 4.7 Hasil perhitungan X-Score pada 17 Perusahaan Batubara yang terdaftar di BEI periode 2013 Nama Perusahaan 2013 Keterangan PT Adaro Energy Tbk -8,59 Tidak bangkrut PT Atlas Resources Tbk 19,59 Bangkrut PT Bayan Resources Tbk 43,41 Bangkrut PT Darma Henwa Tbk 7,16 Bangkrut PT Delta Dunia Makmur Tbk 8,99 Bangkrut PT Golden Energy Mines Tbk -19,73 Tidak bangkrut PT Garda Tujuh Buana Tbk 35,64 Bangkrut PT Harum Energy Tbk -32,80 Tidak bangkrut PT Indo Tambangraya Megah Tbk 15,85 Bangkrut PT Resource Alam Indonesia Tbk -1,26 Tidak bangkrut PT Mitrabara Adiperdana, Tbk 8,27 Bangkrut Samindo Resources Tbk 2,27 Bangkrut PT Perdana Karya Perkasa Tbk 33,78 Bangkrut PT Bukit Asam Tbk 25,10 Bangkrut Petrosea Tbk 7,64 Bangkrut Golden Eagle Energy Tbk 17,79 Bangkrut Toba Bara Sejahtra Tbk 7,27 Bangkrut Sumber : Data diolah Keterangan : Bangkrut, jika X-Score > 0 Tidak Bangkrut, jika X-Score < 0

23 54 Tabel 4.8 Hasil perhitungan X-Score pada 17 Perusahaan Batubara yang terdaftar di BEI periode 2014 Nama Perusahaan 2014 Keterangan PT Adaro Energy Tbk -6,46 Tidak bangkrut PT Atlas Resources Tbk 17,04 Bangkrut PT Bayan Resources Tbk 41,45 Bangkrut PT Darma Henwa Tbk 6,47 Bangkrut PT Delta Dunia Makmur Tbk 8,79 Bangkrut PT Golden Energy Mines Tbk -9,79 Tidak bangkrut PT Garda Tujuh Buana Tbk 30,79 Bangkrut PT Harum Energy Tbk 5,00 Bangkrut PT Indo Tambangraya Megah Tbk 15,28 Bangkrut PT Resource Alam Indonesia Tbk 2,25 Bangkrut PT Mitrabara Adiperdana, Tbk 5,97 Bangkrut Samindo Resources Tbk 5,99 Bangkrut PT Perdana Karya Perkasa Tbk 37,99 Bangkrut PT Bukit Asam Tbk 42,54 Bangkrut Petrosea Tbk 7,63 Bangkrut Golden Eagle Energy Tbk 25,44 Bangkrut Toba Bara Sejahtra Tbk 6,70 Bangkrut Sumber : Data diolah Keterangan : Bangkrut, jika X-Score > 0 Tidak Bangkrut, jika X-Score < 0

24 55 Berdasarkan titik cut-off model Zmijewski (X-Score), maka dapat disimpulkan jika X-Score > 0 dapat dikatakan sebagai perusahaan dengan kondisi bangkrut, sedangkan jika X-Score < 0 maka dapat dikatakan sebagai perusahaan dengan kondisi tidak bangkrut. Berikut ini adalah grafik dari setiap perusahaan di tahun serta tindakan yang harus dilakukan perusahaan agar perusahaan dalam keadaan bangkrut/tidak bangkrut. 1. PT Adaro Energy Tbk X-SCore - (10,00) (20,00) (30,00) (40,00) (50,00) PT Adaro Energy Tbk (8,59) (6,46) (17,59) (39,79) (21,34) X-Sore > 0, Bangkrut X-Score < 0, Tidak Bangkrut Gambar 4.1 PT Adaro Energy Tbk Berdasarkan dari grafik di atas, maka dapat dilihat bahwa PT Adaro Energy Tbk dari tahun kondisi perusahaan dalam keadaan tidak bangkrut. Terlihat dari garfik tersebut bahwa dari tahun nilai X-Score perusahaan PT Adaro Energy Tbk < 0, yang artinya perusahaan tersebut dalam kondisi yang tidak bangkrut. Akan tetapi, di tahun 2011 nilai X-Score mencapai -

25 56 39,79 dikarenakan tingkat profitabilitas (X1) meningkat. Meningkatnya profitabilitas karena meningkatnya laba bersih yang di hasilkan. Dengan begitu, PT Adaro Energy Tbk masih layak untuk dapat bertahan dalam bisnis pertambangan batubara. 2. PT Atlas Resources Tbk PT Atlas Resources Tbk X_Score 25,00 20,00 15,00 10,00 16,76 18,61 20,45 19,59 17,04 5, X-Sore > 0, Bangkrut X-Score < 0, Tidak Bangkrut Gambar 4.2 PT Atlas Resources Tbk Berdasarkan dari grafik di atas, PT Atlas Resources Tbk dari tahun kondisi perusahaan dalam keadaan bangkrut Terlihat dari garfik tersebut bahwa dari tahun nilai X-Score perusahaan PT Atlas Resources Tbk > 0, yang artinya perusahaan tersebut dalam kondisi yang bangkrut. Kebangrutan PT Atlas Resources Tbk di karenakan dari tahun rasio leverage (hutang) meningkat. Semakin rendah tingkat rasio semakin kecil pula leverage perusahaan.

26 57 3. PT Bayan Resources Tbk PT Bayan Resources Tbk X-Score 50,00 40,00 30,00 20,00 36,53 29,59 38,89 43,41 41,45 10, X-Sore > 0, Bangkrut X-Score < 0, Tidak Bangkrut Gambar 4.3 PT Bayan Resources Tbk Berdasarkan dari grafik di atas, maka dapat dilihat bahwa PT Bayan Resources Tbk dari tahun kondisi perusahaan dalam keadaan bangkrut. Terlihat dari garfik tersebut bahwa dari tahun nilai X-Score perusahaan PT Bayan Resources Tbk > 0, yang artinya perusahaan tersebut dalam kondisi yang bangkrut. Kebangrutan yang terjadi pada PT Bayan Resources Tbk, dikarenakan rasio leverage dan rasio likuiditas. Rasio leverage (X2) di perusahaan ini dari tahun semakin meningkat, sehingga hutang perusahaan semakin banyak (gambar 4.2). Sedangkan rasio likuiditas dilihat dari seberapa besarnya nilai aktiva lancar di bandingkan kewajiban lancar. Sehingga kewajiban lancar perusahaan di tahun lebih besar di banding dengan aktiva lancar dan membuat nilai X3 menjadi meningkat.

27 58 4. PT Darma Henwa Tbk PT Darma Henwa Tbk 8,00 6,00 5,85 5,89 6,88 7,16 6,47 X-Score 4,00 2, X-Sore > 0, Bangkrut X-Score < 0, Tidak Bangkrut Gambar 4.4 PT Darma Henwa Tbk Berdasarkan dari grafik di atas, maka dapat dilihat bahwa PT Darma Henwa Tbk dari tahun mengalami kondisi perusahaan dalam keadaan bangkrut. Terlihat dari garfik tersebut bahwa dari tahun nilai X-Score perusahaan PT Darma Henwa Tbk > 0, yang artinya perusahaan tersebut dalam kondisi bangkrut. Bangkrutnya PT Darma Henwa Tbk, terjadi karena rasio likuiditas dimana kewajiban lancar lebih besar di bandingkan aktiva lancar.

28 59 5. PT Delta Dunia Makmur Tbk PT Delta Dunia Makmur Tbk X-Score 9,40 9,20 9,00 8,80 8,60 8,40 8,20 9,24 8,65 8,93 8,99 8, X-Sore > 0, Bangkrut X-Score < 0, Tidak Bangkrut Gambar 4.5 PT Delta Dunia Makmur Tbk Berdasarkan dari grafik di atas, maka dapat dilihat bahwa pada tahun PT Delta Dunia Makmur Tbk mengalami kondisi perusahaan yang bangkrut. Dapat dilihat nilai X-Score dari tahun PT Delta Dunia Makmur Tbk memiliki nilai X-Score > 0. Bangkrutnya PT Delta Dunia Makmur Tbk, terjadi karena rasio likuiditas dimana kewajiban lancar lebih besar di bandingkan aktiva lancar. Dengan begitu, PT Delta Dunia Makmur Tbk harus meningkatkan aktiva lancar agar perusahaan menjadi membaik.

29 60 6. PT Golden Energy Mines Tbk X-Score 200,00 150,00 100,00 50,00 - (50,00) PT Golden Energy Mines Tbk 167,40 (34,45) (18,95) (19,73) (9,79) X-Sore > 0, Bangkrut X-Score < 0, Tidak Bangkrut Gambar 4.6 PT Golden Energy Mines Tbk Berdasarkan dari grafik di atas, maka dapat dilihat bahwa PT Golden Energy Mines Tbk di tahun 2010 kondisi perusahaan dalam keadaan bangrut. Kebangkruta yang terjadi di tahun 2010 ini di karenakan tingginya rasio leverage atau tingginya nilai hutang. Di tahun PT Golden Energy Mines Tbk mengalami kondisi perusahaan tidak bangkrut. Dilihat dari nilai X-Score < 0. Walaupun di tahun 2010 PT Golden Energy mengalami kebangkrutan, akan tetapi perusahaan ini mampu bangkit dengan cepat di tahun 2011 hingga tahun Dengan begitu, PT Golden Energy Mines Tbk masih layak untuk dapat bertahan dalam bisnis pertambangan batubara.

30 61 7. PT Garda Tujuh Buana Tbk X-Score 100,00 - (100,00) (200,00) (300,00) PT Garda Tujuh Buana Tbk 6,01 (65,54) (254,07) 35,64 30, X-Sore > 0, Bangkrut X-Score < 0, Tidak BAngkrut Gambar 4.7 PT Garda Tujuh Buana Tbk Berdasarkan dari grafik di atas, maka dapat dilihat bahwa PT Garda Tujuh Buana Tbk dari di tahun 2010 mengalami kondisi perusahaan bangkrut. Sedanglan di tahun , kondisi PT Garda Tujuh Buana Tbk mengalami keadaan tidak bangkrut. Dan di tahun , PT Garda Tujuh Buana Tbk mengalami keadaan bangkrut kembali. Di tahun 2010, rasio likuiditas sangat meningkat yang berarti kewajiban lancar perusahaan sangat besar sedangkan aktiva lancar kecil. Hampir sama di tahun 2010, pada tahun , rasio likuiditas yang mempengaruhi kebangrutan. Dengan begitu, PT Garda Tujuh Buana harus bisa meningkatkan aktiva lancar agar perusahaan tidak mengalami kebangkrutan di tahun berikutnya.

31 62 8. PT Harum Energy Tbk PT Harum Energy Tbk X-Score 50,00 - (50,00) (100,00) (150,00) (99,28) (140,80) (104,35) (32,80) 5, X-Sore > 0, Bangkrut X-Score < 0, Tidak Bangkrut Gambar 4.8 PT Harum Energy Tbk Berdasarkan dari grafik di atas, maka dapat dilihat bahwa PT Harum Energy Tbk dari tahun mengalami kondisi tidak bangkrut. Sedangkan di tahun 2014, PT Harum Energy mengalami kondisi yang bangkrut. Ini di karenakan pada tahun 2014 rasio likuditas perusahaan meningkat. Meningkatnya rasio likuiditas ini diakibatkan karena besarnya kewajiban lancar perusahaan di bandingkan aktiva lancarnya. Bila di tahun berikutnya PT Harum Energy Tbk tidak meningkatkan aktiva lancarnya, maka perusahaan dipastikan mengalami kondisi kebangkrutan. Dengan begitu, PT Harum Energy Tbk masih layak untuk dapat bertahan dalam bisnis pertambangan batubara.

32 63 9. PT Indo Tambangraya Megah Tbk PT Indo Tambangraya Megah Tbk X-Score 20,00 15,00 10,00 5,00 15,20 6,88 10,15 15,85 15, X-Sore > 0, Bangkrut X-Score < 0, Tidak Bangkrut Gambar 4.9 PT Indo Tambangraya Megah Tbk Berdasarkan dari grafik di atas, maka dapat dilihat bahwa PT Indo Tambangraya Megah Tbk dari tahun kondisi perusahaan dalam keadaan bangkrut. Terlihat dari garfik tersebut bahwa dari tahun nilai X-Score perusahaan PT Indo Tambangraya Megah Tbk > 0, yang artinya perusahaan tersebut dalam kondisi yang tidak bangkrut. Kebangkrutan yang terjadi di PT Indo Tambangraya Megah Tbk pada tahun dikarenakan rasio likuiditas yang tinggi. Likuiditas ini tinggi karena kewajiban lancar perusahaan yang tinggi dibanding aktiva lancar. Bila PT Indo Tambangraya Megah Tbk tidak memperbaiki rasio likuiditasnya di tahun yang akan datang, maka kondisi perusahaan akan terus mengalami kebangkruta.

33 PT Resource Alam Indonesia Tbk X-Score 150,00 100,00 50,00 - (50,00) (100,00) (150,00) PT Resource Alam Indonesia Tbk 105,14 (17,97) (97,54) 2, (1,26) X-Sore > 0, Bangkrut X-Score < 0, Tidak Bangkrut Gambar 4.10 PT Resource Alam Indonesia Tbk Berdasarkan dari grafik di atas, maka dapat dilihat bahwa PT Resource Alam Indonesia Tbk di tahun 2010 kondisi perusahaan dalam keadaan bangkrut. Sedangkan di tahun , perusahaan mengalami keadaan yang tidak bangkrut. Dan di tahun 2014, PT Resource Alam Indonesia Tbk kembali mengalami perusahaan yang bangkrut. Kondisi bangkrut yang terjadi di tahun 2010 dan 2014 dikarenaka kewajiban lancar yang tinggi. Dengan begitu, PT Resource Alam Indonesia Tbk masih layak untuk dapat bertahan dalam bisnis pertambangan batubara.

34 PT Mitrabara Adiperdana, Tbk X-SCore 10,00 8,00 6,00 4,00 2,00 - PT Mitrabara Adiperdana, Tbk 4,30 4,30 8,62 8,27 5, X-Sore > 0, Bangkrut X-Score < 0, Tidak Bengkrut Gambar 4.11 PT Mitrabara Adiperdana Tbk Berdasarkan dari grafik di atas, maka dapat dilihat bahwa pada tahun PT Mitrabara Adiperdana Tbk mengalami kondisi perusahaan yang bangkrut. Kebangkrutan yang terjadi selama lima tahun ini di karenakan rasio laba bersih yang menurun, hutang yang meningkat dan kewajiban lancar yang tinggi. Sehingga kesimpulannya PT Mitrabara Adiperdana Tbk di tahun yang akan datang harus lebih memperhatikan laba bersi, hutang dan juga kewajiban lancar, agar tidak terjadi kebangkrutan kembali seperti tahun-tahun sebelumnya. Dengan begitu, PT Mitrabara Adiperdana Tbk masih belum layak untuk dapat bertahan dalam bisnis pertambangan batubara.

35 Samindo Resources Tbk Samindo Resources Tbk X-Score 10,00 8,00 6,00 4,00 2,00-6,64 6,74 8,67 2,27 5, X-Sore > 0, Bangkrut X-Score < 0, Tidak Bangkrut Gambar 4.12 Samindo Resources Tbk Berdasarkan dari grafik di atas, maka dapat dilihat bahwa Samindo Resources Tbk dari tahun kondisi perusahaan dalam keadaan bangkrut. Terlihat dari garfik tersebut bahwa dari tahun nilai X-Score perusahaan Samindo Resources Tbk > 0, yang artinya perusahaan tersebut dalam kondisi bangkrut. Kebangkrutan perusahaan terjadi karena kewajiban lancar yang tinggi. Jadi, bila perusahaan Samindo Resources Tbk menginginkan kondisi yang tidak bangkrut, harus meningkatkan aktiva lancar. Dengan begitu, Samindo Resources Tbk masih belum layak untuk dapat bertahan dalam bisnis pertambangan batubara.

36 PT Perdana Karya Perkasa Tbk X-Score 40,00 38,00 36,00 34,00 32,00 30,00 PT Perdana Karya Perkasa Tbk 38,61 38,88 37,24 33,78 37, X-Sore > 0, Bangkrut X-Score < 0, Tidak Bangkrut Gambar 4.13 PT Perdana Karya Perkasa Tbk Berdasarkan dari grafik di atas, maka dapat dilihat bahwa PT Perdana Karya Perkasa Tbk dari tahun megalami kondisi perusahaan yang bangkrut. Terlihat dari garfik tersebut bahwa dari tahun nilai X-Score perusahaan PT Perdana Karya Perkasa Tbk > 0, yang artinya perusahaan tersebut dalam kondisi yang bangkrut. Sama halnya dengan Samindo Resources Tbk, PT Perdana Karya Perkasa Tbk mengalami kebangkrutan karena kewajiban lancar yang tinggi di banding dengan aktiva lancar. Bila PT Perdana Karya Perkasa Tbk menginginkan kondisi yang tidak bangkrut maka, dapat meningkatkan aktiva lancar. Dengan begitu, PT Perdana Karya Perkasa Tbk masih belum layak untuk bertahan dalam bisnis pertambangan batubara.

37 PT Bukit Asam Tbk X-Score 60,00 40,00 20,00 - (20,00) (40,00) (60,00) (22,78) PT Bukit Asam Tbk 13,66 25,10 (43,77) X-Sore > 0, Bangkrut X-Score < 0, Tidak Bangkrut 42, Gambar 4.14 PT Bukit Asam Tbk Berdasarkan dari grafik di atas, maka dapat dilihat bahwa PT Bukit Asam Tbk dari tahun megalami kondisi perusahaan yang tidak bangkrut. Terlihat dari garfik tersebut bahwa dari tahun nilai X-Score perusahaan PT Bukit Asam Tbk < 0, yang artinya perusahaan tersebut dalam kondisi yang tidak bangkrut. Sedangkan tahun kondisi perusahaan mengalami keadaan bangkrut. Kebangkrutan yang di alami selama 3 tahun berturut-turut dikarenakan kewajiban lancar yang tinggi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perusahaan masih layak untuk dapat bertahan dalam bisnis pertambangan batubara dengan cara meningkatkan aktiva lancar perusahaan.

38 Petrosea Tbk X-Score 10,00 8,00 6,00 4,00 2,00-6,06 Petrosea Tbk 6,97 7,57 7,64 7, X-Sore > 0, Bangkrut X-Score < 0, Tidak Bangkrut Gambar 4.15 Petrosea Tbk Berdasarkan dari grafik di atas, maka dapat dilihat bahwa Petrosea Tbk dari tahun kondisi perusahaan dalam keadaan bangkrut. Terlihat dari garfik tersebut bahwa dari tahun nilai X-Score perusahaan Petrosea Tbk > 0, yang artinya perusahaan tersebut dalam kondisi yang bangkrut. Kebangkrutan yang terjadi dikarekan rasio likuiditas yang tinggi terutama kewajiban lancar perusahaan yang tinggi. Dengan begitu, Petrosea Tbk masih belum layak untuk dapat bertahan dalam bisnis pertambangan batubara.

39 Golden Eagle Energy Tbk X-Score 200,00 150,00 100,00 50,00 - Golden Eagle Energy Tbk 183,54 11,06 6,96 17,79 25, X-Sore > 0, Bangkrut X-Score < 0, Tidak Bangkrut Gambar 4.16 Golden Eagle Energy Tbk Berdasarkan dari grafik di atas, maka dapat dilihat bahwa Golden Eagle Energy Tbk di tahun mengalami kondisi perusahaan yang bangkrut. Terlihat dari garfik tersebut bahwa dari tahun nilai X-Score perusahaan Golden Eagle Energy Tbk > 0, yang artinya perusahaan tersebut dalam kondisi yang bangkrut. Sama halnya dengan perusahaan yang lain, Golden Eagle Energy Tbk mengalami kebangkrutan karena kewajiban lancar yang tinggi disbanding dengan aktiva lancar perusahaan. Dengan begitu, Golden Eagle Energy Tbk masih belum layak untuk dapat bertahan dalam bisnis pertambangan batubara.

40 Toba Bara Sejahtra Tbk Toba Bara Sejahtra Tbk X-SCore 10,00 8,00 6,00 4,00 2,00-6,49 6,04 7,72 7,27 6, X-Sore > 0, Bangkrut X-Score < 0, Tidak Bangkrut Gambar 4.17 Toba Bara Sejahtra Tbk Berdasarkan dari grafik di atas, maka dapat dilihat bahwa Toba Bara Sejahtra Tbk dari tahun kondisi perusahaan dalam keadaan bangkrut. Terlihat dari garfik tersebut bahwa dari tahun nilai X-Score perusahaan Toba Bara Sejahtra Tbk > 0, yang artinya perusahaan tersebut dalam kondisi yang bangkrut. Kebangrutan yang terjadi dalam Toba Bara Sejahtera Tbk ini dikarenakan menurunnya laba bersih, meningkatnya hutang dan meningkatnya kewajiban lancar. Dengan begitu, Toba Bara Sejahtra Tbk masih belum layak untuk dapat bertahan dalam bisnis pertambangan batubara.

BAB I PENDAHULUAN. TABEL 1.1 Daftar Emiten Sub Sektor Batubara. No Kode Nama Emiten. 1 ADRO Adaro Energy Tbk. 2 ARII Atlas Resources Tbk

BAB I PENDAHULUAN. TABEL 1.1 Daftar Emiten Sub Sektor Batubara. No Kode Nama Emiten. 1 ADRO Adaro Energy Tbk. 2 ARII Atlas Resources Tbk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Perkembangan pasar modal yang tumbuh dengan pesat dewasa ini, persaingan dunia bisnis pun akan semakin kompetitif dalam penyediaan maupun perolehan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Pertambangan Usaha pertambangan merupakan kegiatan untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam tambang (bahan galian) yang terdapat dalam bumi Indonesia. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Di Indonesia, lembaga yang terlibat di pasar modal adalah Bursa Efek Indonesia (BEI). Menurut Keputusan Presiden Nomor 53 Tahun 1990, tentang bursa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam akan dapat menumbuhkan terbukanya perusahaan-perusahaan

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam akan dapat menumbuhkan terbukanya perusahaan-perusahaan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertambangan merupakan salah satu penopang pembangunan ekonomi suatu negara, karena perannya sebagai penyedia sumber daya energi yang sangat diperlukan bagi pertumbuhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. batubara, baik penambangan batubara maupun pengelolaan hasil batubara.

I. PENDAHULUAN. batubara, baik penambangan batubara maupun pengelolaan hasil batubara. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan pertambangan batubara merupakan perusahaan yang menghasilkan batubara, baik penambangan batubara maupun pengelolaan hasil batubara. Batubara sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Berbagai cara yang digunakan untuk melakukan kegiatan investasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Berbagai cara yang digunakan untuk melakukan kegiatan investasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berbagai cara yang digunakan untuk melakukan kegiatan investasi di Indonesia, berbagai investor yang terlibat di pasar sangatlah berpengaruh bagi kemajuan

Lebih terperinci

Tabel Sampel Perusahaan Pertambangan. No Kode Nama Emiten No Kode Nama Emiten

Tabel Sampel Perusahaan Pertambangan. No Kode Nama Emiten No Kode Nama Emiten 95 Lampiran 1 Tabel Sampel Perusahaan Pertambangan No Kode Nama Emiten No Kode Nama Emiten 1 ADRO PT. Adaro Energy, Tbk 21 SMMT PT. Golden Eagle Energy, Tbk 2 ARII PT. Atlas Resources, Tbk 22 TKGA PT.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Di Indonesia, lembaga yang terlibat di pasar modal adalah Bursa Efek Indonesia (BEI). Menurut Keputusan Presiden Nomor 53 Tahun 1990, tentang bursa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan yang terdaftar dalam BEI sektor pertambangan. Sedangkan periode pengamatan

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan yang terdaftar dalam BEI sektor pertambangan. Sedangkan periode pengamatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di pojok BEI UIN SUSKA RIAU. Penelitian ini meneliti perusahaan yang terdaftar dalam BEI sektor pertambangan. Sedangkan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Data Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun No Kode Saham

Lampiran 1 Data Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun No Kode Saham Lampiran 1 Data Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014 No Kode Saham Nama Emiten Kriteria 1 Kriteria 2 Kriteria 3 1 ADRO Adaro Energy Tbk 2 ARII Atlas Resources

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Obyek Studi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Obyek Studi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Obyek Studi Pasar Modal merupakan pasar untuk berbagi instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Berdasarkan judul yang dipilih, penulis mengadakan penelitian pada Perusahaan Pertambangan yang ada di Indonesia. Penelitian dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Undang Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995). Menurut Tandelilin (2010:2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Undang Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995). Menurut Tandelilin (2010:2) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Hukum mendefinisikan pasar modal sebagai Kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan public yang berkaitan dengan efek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan mempunyai satu tujuan utama untuk dapat memperoleh keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan mempunyai satu tujuan utama untuk dapat memperoleh keuntungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan mempunyai satu tujuan utama untuk dapat memperoleh keuntungan dan berkembang serta mempertahankan kelangsungan hidupnya. Perusahaan harus bersaing

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada zaman modern ini, perusahaan berkompetisi untuk memperluas jangkauan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada zaman modern ini, perusahaan berkompetisi untuk memperluas jangkauan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman modern ini, perusahaan berkompetisi untuk memperluas jangkauan pasarnya. Perluasan pasar ini merupakan salah satu strategi pertumbuhan untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Perkembangan industri pertambangan yang dahulu dan sampai sekarang menjadi primadona di beberapa daerah di Indonesia merupakan salah satu pilar pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Perusahaan dalam perkembangannya selalu berusaha untuk mempertahankan keunggulan bisnisnya dalam meningkatkan nilai perusahaan. Menurut Haruman (2008), peningkatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan pada sektor pertambangan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia ( BEI ) selama periode

Lebih terperinci

PT GOLDEN EAGLE ENERGY Tbk MATERI PAPARAN PUBLIK (PUBLIC EXPOSE )

PT GOLDEN EAGLE ENERGY Tbk MATERI PAPARAN PUBLIK (PUBLIC EXPOSE ) PT GOLDEN EAGLE ENERGY Tbk MATERI PAPARAN PUBLIK (PUBLIC EXPOSE ) FOUR SEASONS HOTEL 16 JUNI 2014 DAFTAR ISI 1 SEKILAS MENGENAI PERSEROAN 2 KINERJA PERSEROAN 3 STRATEGI PERSEROAN SEKILAS MENGENAI PERSEROAN

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEBANGKRUTAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PERUSAHAAN BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ( )

ANALISIS TINGKAT KEBANGKRUTAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PERUSAHAAN BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ( ) ANALISIS TINGKAT KEBANGKRUTAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ALTMAN Z-SCORE PADA PERUSAHAAN BATUBARA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (2011-2013) SKRIPSI Nama : Rachmawati Arfah Kurniasih NIM : 43111010019

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Objek dari penelitian ini adalah perusahaan sub sektor batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2015. Secara historis pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung (German, Sidney, dan Raymond, 1985) dalam Hadi (2013) dan jika

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung (German, Sidney, dan Raymond, 1985) dalam Hadi (2013) dan jika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan, harga saham muncul dari tingkat penawaran dan permintaan suatu saham. Harga saham adalah

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian. sampel pada penelitian ini sebagai berikut :

BAB III. Metode Penelitian. sampel pada penelitian ini sebagai berikut : BAB III Metode Penelitian 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. Jumlah sampel dalam penelitian ini

Lebih terperinci

Ringkasan Analisa Keuangan dan Diskusi Manajemen PT Toba Bara Sejahtra Tbk dan Anak Perusahaan

Ringkasan Analisa Keuangan dan Diskusi Manajemen PT Toba Bara Sejahtra Tbk dan Anak Perusahaan Ringkasan Analisa Keuangan dan Diskusi Manajemen PT Toba Bara Sejahtra Tbk dan Anak Perusahaan Desember 2012 1 IKHTISAR Penurunan kondisi ekonomi global di tahun 2012 menyebabkan terkoreksinya harga acuan

Lebih terperinci

Ringkasan Analisa Keuangan dan Diskusi Manajemen untuk Kuartal I 2013 PT Toba Bara Sejahtra Tbk dan Anak Perusahaan

Ringkasan Analisa Keuangan dan Diskusi Manajemen untuk Kuartal I 2013 PT Toba Bara Sejahtra Tbk dan Anak Perusahaan Ringkasan Analisa Keuangan dan Diskusi Manajemen untuk Kuartal I 2013 PT Toba Bara Sejahtra Tbk dan Anak Perusahaan Maret 2013 1 IKHTISAR Industri batubara terus berada dibawah tekanan sebagai dampak melemahnya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka diperoleh kesimpulan sebagai. a. Working Capital To Total Assets (X 1 )

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka diperoleh kesimpulan sebagai. a. Working Capital To Total Assets (X 1 ) BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan dan didukung oleh teori-teori yang dipelajari dan hasil pembahasan yang diperoleh mengenai analisis rasio keuangan

Lebih terperinci

BAB I PE DAHULUA. Krisis global yang terjadi pada tahun 2008 telah menghancurkan perekonomian

BAB I PE DAHULUA. Krisis global yang terjadi pada tahun 2008 telah menghancurkan perekonomian BAB I PE DAHULUA BAB I PE DAHULUA 1.1 Latar Belakang Krisis global yang terjadi pada tahun 2008 telah menghancurkan perekonomian dunia. Krisis yang awalnya terjadi di Amerika, dengan cepat menyebar ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proyeksi dan data Energy Information Administration (EIA) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Proyeksi dan data Energy Information Administration (EIA) menyatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Proyeksi dan data Energy Information Administration (EIA) menyatakan pertumbuhan konsumsi batubara global diperkirakan akan melambat pada tahun 2012 menjadi

Lebih terperinci

PT GOLDEN EAGLE ENERGY Tbk MATERI PAPARAN PUBLIK (PUBLIC EXPOSE )

PT GOLDEN EAGLE ENERGY Tbk MATERI PAPARAN PUBLIK (PUBLIC EXPOSE ) PT GOLDEN EAGLE ENERGY Tbk MATERI PAPARAN PUBLIK (PUBLIC EXPOSE ) JW MARRIOTT HOTEL - 10 JUNI 2015 DAFTAR ISI 1 SEKILAS MENGENAI PERSEROAN 2 TINJAUAN INDUSTRI 3 KINERJA PERSEROAN 4 PENGEMBANGAN USAHA SEKILAS

Lebih terperinci

PT GOLDEN EAGLE ENERGY Tbk MATERI PAPARAN PUBLIK (PUBLIC EXPOSE)

PT GOLDEN EAGLE ENERGY Tbk MATERI PAPARAN PUBLIK (PUBLIC EXPOSE) PT GOLDEN EAGLE ENERGY Tbk MATERI PAPARAN PUBLIK (PUBLIC EXPOSE) JW MARRIOTT HOTEL - 02 JUNI 2016 DAFTAR ISI 1 2 3 4 SEKILAS MENGENAI PERSEROAN TINJAUAN INDUSTRI TINJAUAN KINERJA PERSEROAN STRATEGI PERSEROAN

Lebih terperinci

Gambar 1.1. Cadangan Batu Bara Indonesia

Gambar 1.1. Cadangan Batu Bara Indonesia 2 Gambar 1.1. Cadangan Batu Bara Indonesia Sumber: Direktorat Jendral Mineral dan Batubara Cadangan batu bara di Indoensia tersebar di darah Sumatra, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Menurut

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya. menciptakan Pasar Modal Indonesia yang stabil.

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya. menciptakan Pasar Modal Indonesia yang stabil. 50 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia Bursa Efek Indonesia adalah salah satu bursa saham yang dapat memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.

BAB I PENDAHULUAN. pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu produsen dan eksportir batubara terbesar di dunia. Sejak tahun 2005, ketika melampaui produksi Australia, Indonesia kemudian menjadi eksportir

Lebih terperinci

Ringkasan Analisa dan Diskusi Manajemen Kuartal Toba Bara Sejahtra Tbk dan Entitas Anak

Ringkasan Analisa dan Diskusi Manajemen Kuartal Toba Bara Sejahtra Tbk dan Entitas Anak Ringkasan Analisa dan Diskusi Manajemen Kuartal 1 2014 Toba Bara Sejahtra Tbk dan Entitas Anak Maret 2014 1 RINGKASAN Di Kuartal 1 2014 (K1 2014), harga Newcastle Index mengalami penurunan sebesar 13,2%

Lebih terperinci

Ringkasan Analisa dan Diskusi Manajemen Semester Toba Bara Sejahtra Tbk dan Entitas Anak

Ringkasan Analisa dan Diskusi Manajemen Semester Toba Bara Sejahtra Tbk dan Entitas Anak Ringkasan Analisa dan Diskusi Manajemen Semester 1 2014 Toba Bara Sejahtra Tbk dan Entitas Anak Juni 2014 1 RINGKASAN Secara kuartalan, dari Kuartal 1 2014 (K1 2014) ke Kuartal 2 2014 (K2 2014), melemahnya

Lebih terperinci

Ringkasan Diskusi dan Analisa Manajemen Kuartal III 2014 PT Toba Bara Sejahtra Tbk dan Entitas Anak

Ringkasan Diskusi dan Analisa Manajemen Kuartal III 2014 PT Toba Bara Sejahtra Tbk dan Entitas Anak Ringkasan Diskusi dan Analisa Manajemen Kuartal III 2014 PT Toba Bara Sejahtra Tbk dan Entitas Anak 30 September 2014 1 RINGKASAN Secara kuartalan, masih melemahnya harga batubara global tercermin pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2014:2) metode penelitian adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2014:2) metode penelitian adalah : BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Yang Digunakan Menurut Sugiyono (2014:2) metode penelitian adalah : Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan

Lebih terperinci

Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 9/KPPU/PDPT/IV/2014 TENTANG

Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 9/KPPU/PDPT/IV/2014 TENTANG Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 9/KPPU/PDPT/IV/2014 TENTANG PENILAIAN TERHADAP PENGAMBILALIHAN SAHAM PERUSAHAAN PT ASTRINDO MAHAKARYA

Lebih terperinci

Memperkuat Landasan Menetapkan Haluan

Memperkuat Landasan Menetapkan Haluan Paparan Publik Tahunan PT Samindo Resurces Tbk ( Perseroan ) Memperkuat Landasan Menetapkan Haluan 4 Mei 2018, Gran Melia Jakarta Daftar Isi 01 Profil Perseroan Informasi Umum Layanan & Kompetensi Struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dapat digunakan sebagai alternatif modal. Pinjaman jangka pendek, pinjaman

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dapat digunakan sebagai alternatif modal. Pinjaman jangka pendek, pinjaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketika perusahaan melakukan kegiatan ekspansi, modal merupakan hal penting yang harus dimiliki. Perusahan yang akan mengembangkan bisnis dan usahanya lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sejak tahun 2005 sampai saat ini (tahun 2016) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sejak tahun 2005 sampai saat ini (tahun 2016) merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara yang kekayaan alamnya sangat luar biasa, salah satunya adalah bahan tambang batubara. Perusahaan batubara Indonesia sejak tahun

Lebih terperinci

Lampiran 1 : Daftar Item Pengungkapan Lingkungan ENVIRONMENTAL DISCLOSURE (PENGUNGKAPAN LINGKUNGAN)

Lampiran 1 : Daftar Item Pengungkapan Lingkungan ENVIRONMENTAL DISCLOSURE (PENGUNGKAPAN LINGKUNGAN) Lampiran 1 : Daftar Item Pengungkapan Lingkungan ENVIRONMENTAL DISCLOSURE (PENGUNGKAPAN LINGKUNGAN) 1. Kebijakan lingkungan atau kepedulian perusahaan terhadap lingkungan a. Kebijakan pernyataan yang sebenarnya,

Lebih terperinci

Ringkasan Analisa Keuangan dan Diskusi Manajemen untuk Semester I 2013 PT Toba Bara Sejahtra Tbk dan Anak Perusahaan

Ringkasan Analisa Keuangan dan Diskusi Manajemen untuk Semester I 2013 PT Toba Bara Sejahtra Tbk dan Anak Perusahaan Ringkasan Analisa Keuangan dan Diskusi Manajemen untuk PT Toba Bara Sejahtra Tbk dan Anak Perusahaan Juni 1 IKHTISAR Kondisi Industri Batubara masih terus berada dibawah tekanan sebagai dampak melemahnya

Lebih terperinci

Saham-saham batubara tersebut akan dianalisa menggunakan metode DCF dengan Tabel Framework

Saham-saham batubara tersebut akan dianalisa menggunakan metode DCF dengan Tabel Framework 49 13. BORN - Borneo Energy Tbk 14. BRAU - Berau Coal Energy Tbk Saham-saham batubara tersebut akan dianalisa menggunakan metode DCF dengan framework sebagai berikut: 3.1. Tabel Framework Hasil dari DCF

Lebih terperinci

PT GOLDEN EAGLE ENERGY Tbk

PT GOLDEN EAGLE ENERGY Tbk PT GOLDEN EAGLE ENERGY Tbk (d/h. PT Eatertainment t tinternational ti ltbk) MATERI PAPARAN PUBLIK (PUBLIC EXPOSE) 13 September 2012 Four Seasons Hotel 1 Hasil RUPS LB 18 Jun 2012 RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM

Lebih terperinci

Ringkasan Analisa Keuangan dan Diskusi Manajemen untuk Kuartal PT Toba Bara Sejahtra Tbk dan Anak Perusahaan

Ringkasan Analisa Keuangan dan Diskusi Manajemen untuk Kuartal PT Toba Bara Sejahtra Tbk dan Anak Perusahaan Ringkasan Analisa Keuangan dan Diskusi Manajemen untuk Kuartal 3 213 PT Toba Bara Sejahtra Tbk dan Anak Perusahaan September 213 1 IKHTISAR Kondisi industri batubara global hingga kuartal 3 213 (3Q13)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, dari tahun ke tahun jumlah penduduk Indonesia terus mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan penduduk tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Equity Ratio (DER), Return to Equity (ROE), Earning per Share (EPS), dan Price

BAB III METODE PENELITIAN. Equity Ratio (DER), Return to Equity (ROE), Earning per Share (EPS), dan Price BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh Debt to Equity Ratio (DER), Return to Equity (ROE), Earning per Share (EPS), dan Price Earning

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Kontribusi batubara terhadap kebutuhan total energi dunia berkisar 23%.

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Kontribusi batubara terhadap kebutuhan total energi dunia berkisar 23%. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batubara merupakan sumber energi yang penting dan banyak digunakan di dunia. Kontribusi batubara terhadap kebutuhan total energi dunia berkisar 23%. Penggunaan batubara

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGATAR ABSTRAKSI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN. A.

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGATAR ABSTRAKSI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN. A. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGATAR ABSTRAKSI ABSTRACT DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i ii iii iv vi vii viii xv xvi xvii BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PT Golden Energy Mines Tbk

PT Golden Energy Mines Tbk PT Golden Energy Mines Tbk PT Golden Energy Mines Tbk PT Golden Energy Mines Tbk PT Golden Energy Mines Tbk PT Golden Energy Mines Tbk PT Golden Energy Mines Tbk PT Golden Energy Mines Tbk PT Golden Energy

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan sektor pertambangan yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan sektor pertambangan yang 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Perusahaan Penelitian ini dilakukan pada perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di BEI sebanayak 460 perusahaan keseluruhan, dalam proses pengumpulan

Lebih terperinci

Daftar Nama Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Daftar Nama Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia LAMPIRAN Lampiran1 Daftar Nama Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2011-2015 NO NAMA PERUSAHAAN KODE PERUSAHAAN 1 PT. Adaro Energy Tbk. ADRO 2 PT. Aneka Tambang Tbk. ANTM 3 PT.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pun akan menghasilkan laba yang kurang baik juga. panjang dinilai akan menggeser pusat ekonomi dunia ke Asia yang akan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pun akan menghasilkan laba yang kurang baik juga. panjang dinilai akan menggeser pusat ekonomi dunia ke Asia yang akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laba merupakan hal yang penting dalam sebuah perusahaan. Laba sebuah perusahaan dapat menjadi tolak ukur sebuah perusahaan dalam menjalankan usahanya. Jika sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR) semakin banyak di bahas

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR) semakin banyak di bahas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini topik mengenai Tanggung Jawab Sosial Korporat atau lebih dikenal dengan Corporate Social Responsibility (CSR) semakin banyak di bahas di dunia, baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perlu adanya pertumbuhan industri untuk bisa mencapai suatu tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perlu adanya pertumbuhan industri untuk bisa mencapai suatu tujuan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perlu adanya pertumbuhan industri untuk bisa mencapai suatu tujuan yang diharapkan, seperti meningkatkan profit, meningkatkan kinerja dan lainnya. Banyak cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang optimal, dan dengan hal tersebut perusahaan dapat mempertahankan. berguna bagi perusahaan di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. yang optimal, dan dengan hal tersebut perusahaan dapat mempertahankan. berguna bagi perusahaan di masa yang akan datang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan perusahaan adalah agar dapat memaksimumkan nilai perusahaan atau kekayaan pemegang saham dan memaksimumkan laba. Perusahaan dalam aktivitas usahanya

Lebih terperinci

JURNAL ANALISIS PERBANDINGAN METODE ALTMAN

JURNAL ANALISIS PERBANDINGAN METODE ALTMAN JURNAL ANALISIS PERBANDINGAN METODE ALTMAN Z SCORE DAN METODE SPRINGATE SCORE UNTUK MENGETAHUI POTENSI KEBANGKRUTAN PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN BATUBARA GO PUBLIC YANG TERDAFTAR DI BEI PADA PERIODE 2014

Lebih terperinci

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 07/KPPU/PDPT/III/2014 TENTANG SALINAN

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 07/KPPU/PDPT/III/2014 TENTANG SALINAN PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR 07/KPPU/PDPT/III/2014 TENTANG PEMBERITAHUAN PENGAMBILALIHAN (AKUISISI) SAHAM PERUSAHAAN PT APIRA UTAMA, PT BARA SEJATI DAN PT CAHAYA ALAM OLEH PT BAYAN RESOURCES

Lebih terperinci

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A12411 TENTANG

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A12411 TENTANG PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A12411 TENTANG PENGAMBILALIHAN SAHAM PERUSAHAAN PT BERAU COAL ENERGY TBK OLEH VALLAR INVESTMENTS UK LIMITED I. LATAR BELAKANG 1.1 Berdasarkan Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

Kamis, 5 Desember 2013 Ruang Narwastu, Sinar Mas Land Plaza Tower III Lantai Basement I

Kamis, 5 Desember 2013 Ruang Narwastu, Sinar Mas Land Plaza Tower III Lantai Basement I DAFTAR ISI Tinjauan Umum Perseroan Tinjauan Keuangan Periode 9 Bulan Pencapaian Signifikan Corporate Social Responsibility (CSR) Tanya Jawab TINJAUAN UMUM PERSEROAN STRUKTUR PEMEGANG SAHAM PT Dian Swastatika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi yang akan membantu semua pengguna untuk mengetahui kondisi. baik oleh pihak eksternal maupun pihak internal.

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi yang akan membantu semua pengguna untuk mengetahui kondisi. baik oleh pihak eksternal maupun pihak internal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan perusahaan dapat diartikan sebagai kinerja keuangan suatu perusahaan, selain itu juga dapat diartikan sebagai prospek atau masa depan perusahaan.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2017:2) definisi metode penelitian adalah: Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2017:2) definisi metode penelitian adalah: Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan Menurut Sugiyono (2017:2) definisi metode penelitian adalah: Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data

Lebih terperinci

Arbaniah 1. Kata Kunci : Kinerja Keuangan, Rasio Keuangan, Pertambangan. Universitas Mulawarman.

Arbaniah 1. Kata Kunci : Kinerja Keuangan, Rasio Keuangan, Pertambangan. Universitas Mulawarman. ejournal Administrasi Bisnis, 2017, (2): 6-0 ISSN 2-08, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id Copyright 2017 ANALISIS KINERJA KEUANGAN DITINJAU DARI RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, AKTIVITAS DAN RENTABILITAS

Lebih terperinci

Ringkasan Diskusi dan Analisa Manajemen 2014 PT Toba Bara Sejahtra Tbk dan Entitas Anak

Ringkasan Diskusi dan Analisa Manajemen 2014 PT Toba Bara Sejahtra Tbk dan Entitas Anak Ringkasan Diskusi dan Analisa Manajemen 2014 PT Toba Bara Sejahtra Tbk dan Entitas Anak Desember 2014 1 RINGKASAN Kelanjutan ketidakseimbangan antara pasokan dan permintaan batubara dunia yang terutama

Lebih terperinci

PAPARAN PUBLIK TAHUNAN PT Golden Energy Mines Tbk

PAPARAN PUBLIK TAHUNAN PT Golden Energy Mines Tbk PAPARAN PUBLIK TAHUNAN PT Golden Energy Mines Tbk Jakarta, 19 Juni 2015 Ruang Paseo, Sinar Mas Land Plaza, Menara II, Lantai 39 Jln. MH Thamrin No. 51 Jakarta Pusat DAFTAR ISI TINJAUAN UMUM PERSEROAN PENCAPAIAN

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Perusahaan Pertambangan di Indonesia Perusahaan publik/emiten di Bursa Efek Indonesia sub sektor pertambangan batu bara, pertambangan minyak dan gas bumi, pertambangan

Lebih terperinci

Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A11712 TENTANG

Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A11712 TENTANG Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A11712 TENTANG PENILAIAN TERHADAP PENGAMBILALIHAN (AKUISISI) SAHAM PERUSAHAAN PT MULTI TAMBANGJAYA UTAMA

Lebih terperinci

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A12611

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A12611 PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A12611 TENTANG PENGAMBILALIHAN SAHAM PERUSAHAAN PT ASMIN BARA BRONANG DAN PT ASMIN BARA JAAN OLEH PT PAMAPERSADA NUSANTARA I. LATAR BELAKANG 1.1 Berdasarkan

Lebih terperinci

PAPARAN PUBLIK TAHUNAN

PAPARAN PUBLIK TAHUNAN PAPARAN PUBLIK TAHUNAN PT Golden Energy Mines Tbk Jakarta, 17 Juni 2014 Ruang Paseo, Lantai 39, Sinar Mas Land Plaza Tower II Jln. MH Thamrin No. 51 Jakarta Pusat Tinjauan Umum Perseroan Pencapaian Signifikan

Lebih terperinci

Tinjauan Umum Perseroan. Tinjauan Keuangan Q3. Pencapaian Signifikan

Tinjauan Umum Perseroan. Tinjauan Keuangan Q3. Pencapaian Signifikan DAFTAR ISI Tinjauan Umum Perseroan Tinjauan Keuangan Q3 Pencapaian Signifikan Tanya Jawab TINJAUAN UMUM PERSEROAN STRUKTUR PEMEGANG SAHAM PT Dian Swastatika Sentosa Tbk GMR Coal Resources Pte Ltd Publik

Lebih terperinci

PAPARAN PUBLIK PT Indika Energy Tbk.

PAPARAN PUBLIK PT Indika Energy Tbk. PAPARAN PUBLIK PT Indika Energy Tbk. 29 April 2015 SYARAT DAN KONDISI Materi presentasi ini disiapkan oleh PT Indika Energy Tbk. ( Perseroan ) untuk mendukung Paparan Publik. Setiap orang yang menerima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Batubara (bahan bakar fosil) merupakan sumber energi untuk pembangkitan listrik dan berfungsi sebagai bahan bakar pokok untuk produksi baja dan semen. Batubara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan perekonomian Indonesia mengalami peningkatan dalam berbagai sektor. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2012 sebesar

Lebih terperinci

PT Golden Energy Mines Tbk

PT Golden Energy Mines Tbk PAPARAN PUBLIK TAHUNAN PT Golden Energy Mines Tbk Jakarta, Jln. MH Thamrin No. 51, Jakarta Pusat DAFTAR ISI TINJAUAN UMUM PERSEROAN PENCAPAIAN SIGNIFIKAN TINJAUAN KEUANGAN KUARTAL 1 TANYA JAWAB TINJAUAN

Lebih terperinci

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8/KPPU/PDPT/III/2014 TENTANG

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8/KPPU/PDPT/III/2014 TENTANG PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8/KPPU/PDPT/III/2014 TENTANG PENILAIAN TERHADAP PENGAMBILALIHAN (AKUISISI) SAHAM PERUSAHAAN PT KARYA USAHA PERTIWI OLEH PT HARUM ENERGY

Lebih terperinci

Ringkasan Analisa dan Diskusi Manajemen Semester I 2015 Toba Bara Sejahtra Tbk dan Entitas Anak

Ringkasan Analisa dan Diskusi Manajemen Semester I 2015 Toba Bara Sejahtra Tbk dan Entitas Anak Ringkasan Analisa dan Diskusi Manajemen Semester I 2015 Toba Bara Sejahtra Tbk dan Entitas Anak Juni 2015 1 RINGKASAN Secara kuartalan dari K1 2015 ke K2 2015, kelebihan pasokan pada pasar batubara global

Lebih terperinci

ENERGY FOR CHANGE Public Expose Marathon 2017

ENERGY FOR CHANGE Public Expose Marathon 2017 ENERGY FOR CHANGE Public Expose Marathon 2017 Pertanyaan pokok: Bagaimana prospek pasokan dan permintaan batubara? Bagaimana pencapaian kinerja Adaro? Apakah strategi dan rencana jangka panjang Adaro?

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan tambang mineral lainnya, menyumbang produk domestik bruto (PDB)

BAB I PENDAHULUAN. dengan tambang mineral lainnya, menyumbang produk domestik bruto (PDB) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Batubara menempati posisi strategis dalam perekonomian nasional. Penambangan batubara memiliki peran yang besar sebagai sumber penerimaan negara, sumber energi

Lebih terperinci

... Kinerja 30 Group Perusahaan BATUBARA di Indonesia, 2013/2014. eksemplar. Mohon Kirimkan. Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms) Nama Perusahaan.

... Kinerja 30 Group Perusahaan BATUBARA di Indonesia, 2013/2014. eksemplar. Mohon Kirimkan. Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms) Nama Perusahaan. 021 31930108 9 marketing@cdmione.com M elambatnya ekonomi China sepanjang tahun 2012 lalu yang mendorong penurunan permintaan batubara di Indonesia dinilai banyak investor hanya bersifat sementara, sebab

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lebih sedikit. Salah satu penyebabnya adalah gaya hidup yang boros dan tanpa

I. PENDAHULUAN. lebih sedikit. Salah satu penyebabnya adalah gaya hidup yang boros dan tanpa I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seringkali kita melihat seseorang yang memiliki penghasilan lebih besar tetapi asset atau hartanya lebih sedikit dibandingkan orang lain yang penghasilannya lebih sedikit.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Penelitian ini mengungkapkan pengungkapan perusahaan atas corporate social

BAB IV PEMBAHASAN. Penelitian ini mengungkapkan pengungkapan perusahaan atas corporate social BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Analisa dan Pembahasan Penelitian ini mengungkapkan pengungkapan perusahaan atas corporate social responsibility-nya berdasarkan indikator GRI 3.1. Penelitian ini menggunakan purposive

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi Indonesia tidak terlepas dari pengaruh kondisi global

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi ekonomi Indonesia tidak terlepas dari pengaruh kondisi global BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kondisi ekonomi Indonesia tidak terlepas dari pengaruh kondisi global yang masih diwarnai krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat dan Kawasan Eropa.

Lebih terperinci

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A10212 TENTANG PENGAMBILALIHAN SAHAM PERUSAHAAN

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A10212 TENTANG PENGAMBILALIHAN SAHAM PERUSAHAAN PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A10212 TENTANG PENGAMBILALIHAN SAHAM PERUSAHAAN PT MITRA BAHTERA SEGARA SEJATI TBK OLEH PT INDIKA ENERGY INFRASTRUCTURE I. LATAR BELAKANG 1.1 Berdasarkan

Lebih terperinci

Cara Pemesanan: Customer Support: Spesifikasi: Harga : Rp

Cara Pemesanan: Customer Support: Spesifikasi: Harga : Rp 2015 Copyright @ 2015 Spesifikasi: Tipe Laporan : Laporan Industri Terbit : April 2015 Halaman : 121 Format : Hardcopy (Book Full Colour) Softcopy (Data Grafik Excel) Harga : Rp 6.750.000 Cara Pemesanan:

Lebih terperinci

Lampiran 1. Daftar Sampel Perusahaan Pertambangan Periode

Lampiran 1. Daftar Sampel Perusahaan Pertambangan Periode LAMPIRAN 87 88 Lampiran 1. Daftar Sampel Perusahaan Pertambangan Periode 2010-2014 No Nama Perusahaan Kode 1 Adaro Energy Tbk. ADRO 2 Aneka Tambang (Persero) Tbk. ANTM 3 Ratu Prabu Energi Tbk. ARTI 4 ATPK

Lebih terperinci

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA 2017 LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA BAB I: PELUANG DAN TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA 1 1.1. PELUANG INDUSTRI BATUBARA 2 1.1.1. Potensi Pasar 2 Grafik 1.1. Prediksi Kebutuhan Batubara untuk

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Sejarah 1). Sejarah Pasar Modal Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial

Lebih terperinci

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA

LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA 2017 LAPORAN INDUSTRI INDUSTRI BATUBARA DI INDONESIA BAB I: PELUANG DAN TANTANGAN INDUSTRI BATUBARA 1 1.1. PELUANG INDUSTRI BATUBARA 2 1.1.1. Potensi Pasar 2 Grafik 1.1. Prediksi Kebutuhan Batubara untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang ada untuk menghasilkan laba maksimal, sementara tujuan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang ada untuk menghasilkan laba maksimal, sementara tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan didirikan perusahaan adalah untuk mencapai tujuan jangka panjang dan jangka pendek. Tujuan perusahaan jangka pendek yaitu memanfaatkan semua sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan operasionalnya, salah satunya melalui sarana pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan operasionalnya, salah satunya melalui sarana pasar modal. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum pasar modal memiliki peranan penting dalam kemajuan perekonomian suatu negara, karena perusahaan dapat mendapatkan dana menunjang kegiatan operasionalnya,

Lebih terperinci

Dewi Ambarwati 1),Kun Ismawati 2) 1) Mahasiswa Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi UNSA 2) Dosen Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi UNSA ABSTRACT

Dewi Ambarwati 1),Kun Ismawati 2) 1) Mahasiswa Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi UNSA 2) Dosen Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi UNSA ABSTRACT ANALISIS PENGARUH DER, ROA DAN CR TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DALAM BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2011-2015 Dewi Ambarwati 1),Kun Ismawati 2) 1) Mahasiswa

Lebih terperinci

Paparan Publik Tahunan PT Golden Energy Mines Tbk

Paparan Publik Tahunan PT Golden Energy Mines Tbk Paparan Publik Tahunan PT Golden Energy Mines Tbk Jakarta, 29 Mei 2017 Ruang Grand on Thamrin 1, Hotel Pullman Jl. MH Thamrin No. 59 Jakarta Pusat, Indonesia DAFTAR ISI TINJAUAN UMUM PERSEROAN PENCAPAIAN

Lebih terperinci

Lampiran 1 Populasi, Kriteria Perusahaan, dan Sampel

Lampiran 1 Populasi, Kriteria Perusahaan, dan Sampel Lampiran 1 Populasi, Kriteria Perusahaan, dan Sampel No. Nama Perusahaan Kode Kriteria Sampel 1 2 3 Sampel 1. ATPK Resources Tbk ATPK Sampel 1 2 Adaro Energy Tbk ADRO - 3. Ratu Prabu Energy Tbk ARTI Sampel

Lebih terperinci

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A10911 TENTANG

PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A10911 TENTANG PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A10911 TENTANG PENGAMBILALIHAN SAHAM PERUSAHAAN PT CITRA TOBINDO SUKSES PERKASA OLEH PT INDONESIA COAL RESOURCES I. LATAR BELAKANG 1.1 Pada tanggal 4 Mei

Lebih terperinci

KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A11711 DAN A11811

KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A11711 DAN A11811 PENDAPAT KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR A11711 DAN A11811 TENTANG PENGAMBILALIHAN SAHAM PERUSAHAAN PT PELAYARAN SANDITIA PERKASA MARITIM DAN PT MUTIARA TANJUNG LESTARI OLEH PT BERAU COAL ENERGY

Lebih terperinci

PAPARAN PUBLIK PT Indika Energy Tbk.

PAPARAN PUBLIK PT Indika Energy Tbk. PAPARAN PUBLIK PT Indika Energy Tbk. 28 April 2016 SYARAT DAN KONDISI Materi presentasi ini disiapkan oleh PT Indika Energy Tbk, ( Perseroan ) untuk mendukung Paparan Publik, Setiap orang yang menerima

Lebih terperinci

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN BATU BARA

ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN BATU BARA ANALISIS PREDIKSI KEBANGKRUTAN DAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN BATU BARA Augustpaosa Nariman Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara Jakarta Email: augustpaosa@yahoo.com ABSTRACT This study

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. Sumber: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pasar Modal menurut Darmadji dan Fakhruddin (2011:1) Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan pasar modal Indonesia tercermin melalui peningkatan IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan), yang merupakan indeks yang menggambarkan perkembangan nilai pasar

Lebih terperinci