BAB 1 PENDAHULUAN. keadaan dari kondisi entropy ke negretropy. Entropy adalah keadaan kesadaran manusia yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1 PENDAHULUAN. keadaan dari kondisi entropy ke negretropy. Entropy adalah keadaan kesadaran manusia yang"

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Remaja erat kaitannya dengan pengertian sebagai suatu periode transisi dari masa awal anakanak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia18 tahun hingga 22 tahun. Dari segi psikologis remaja adalah restrukturisasi keadaan dari kondisi entropy ke negretropy. Entropy adalah keadaan kesadaran manusia yang belum terususun rapi sehinggabelum dapat berfungsi dengan baik. Negretopy adalah keadaan kesadaran manusia yang sudah tersusun dengan baik[1]. Pada masa ini terjadi perkembangan fisik dan sosioemosional yang sangat pesat. Hal ini dimulai dengan tahap pubersitas yang berpengaruh pada perkembangan fisik anak seperti tinggi, berat badan, dan pematangan seksual. Perkembangan sosio emosioal remaja dimulai dengan pencarian jati diri atau identitas akan dirinya serta perkembangan emosi yang berhubungan dengan lingkungan sosial di sekitarnya. Masa remaja dapat dideskripsikan sebagai masa dimana perkembangan emosi yang sangat kacau. Dimana mereka tidak tau cara mengekspresikan perasaan secara benar. Dengan sedikit atau tidak adanya provokasi, mereka dapat marah kepada orangtua atau saudara. Penelitian yang dilakukan Reed Larson dan Maryse Richards (1994) menemukan bahwa remaja memiliki emosi yang lebih ekstrim dan berubah-ubah dibandingkan orangtuanya. Hal ini menguatkan sifat remaja yang lebih moody dan berubah-ubah. 6

2 Remaja lebih sering bermain dengan teman-teman mereka dibandingkan dengan orangtuanya. Pertemanan merupakan salah satu hal yang penting bagi mereka. Pada masa awal remaja, mereka lebih memilih pertemanan yang sedikit tetapi sangat erat dibandingkan pada saat masa anak-anak. Masa ini juga dapat disebut masa pencarian jati diri. Masa dimana mereka ingin diakui dan memiliki rasa ingin tahu yang besar mengenai banyak hal di lingkungan mereka. Disinilah batasan antara perilaku yang benar dan salah menjadi kabur. Rasa ingintahu mereka yang terlalu besar tak jarang justru menggiring mereka pada tindakan negatif atau tidak pantas yang pada akhirnya disebut sebagai kenakalan remaja. Kenakalan remaja merupakan wujud dari konflik-konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa anak-anak maupun remaja para pelakunya. Biasanya dilatarbelakangi oleh trauma dalam masa lalunya, perlakuan kasar dan tidak menyenangkan dari lingkungannya, maupun trauma terhadap kondisi lingkungan, seperti kondisi ekonomi yang membuatnya merasa rendah diri, dan sebagainya. Masalah ini meliputi seks bebas, narkoba, pergaulan bebas, yang berbuntut sampai pembunuhan, perampokan dan hamil di luar nikah. 7

3 Sampai saat ini kenakalan remaja merupakan masalah yang dihadapi oleh banyak negara. Sebagai contoh terdapat lebih dari orang yang merupakan pengikut dari gang di Amerika Serikat dengan rata-rata umur tahun. Beberapa Faktor yang menyebabkan keinginan remaja untuk menjadi member dari gang tersebut adalah tekanan ekonomi, adanya saudara yang juga merupakan pengikut dari kelompok, kurangnya perhatian dari orangtua, dan tekanan dari teman temannya yang ikut dalam member tersebut. Jumlah penduduk Indonesia sebanyak 233 juta jiwa dan 26,8% atau 63 juta jiwa adalah remaja. Menurut data 2010 baik dari Badan Pusat Statistik (BPS), Bappenas dan UNFPA, sebagian dari 63 juta jiwa remaja berusia 10 sampai 24 tahun di Indonesia rentan berprilaku tidak sehat. Masalah-masalah yang paling besar adalah masalah seksualitas, hamil di luar nikah, aborsi dan narkoba. Demikian halnya dengan kota Jakarta yang terkenal dengan sebutan kota Metropolitan. Berbagai pelajar dari penjuru Indonesia datang menimba ilmu di kota tersebut. Hal ini menjadikan Jakarta sebagai salah satu kota dengan populasi pelajar terbesar di Indonesia. Maka dari itu tidak dipungkiri bahwa kenakalan remaja juga sering terjadi di kota ini. Tercatat pada tahun 2008 terdapat 23 geng yang beranggotakan pelajar SMA dari sekolah Katolik, Kristen, dan Islam. Kebanyakan dari remaja tersebut adalah laki-laki. Banyaknya gang yang menguasai kota pendidikan ini juga terlihat dari graffiti yang terpampang di tembok jalanan dan jembatan kota. Graffiti di sini merupakan salah satu aksi vandalism yang bersifat merusak dan menodai sesuatu yang indah. Selain itu juga alasan ekonomi yang minim mengakibatkan remaja tidak bisa menyewa tempat bermain seperti futsal atau lapangan olahraga lainnya, sehingga mereka lebih memilih untuk bertemu dengan teman-temannya dan melakukan kegiatan di waktu senggangnya di tempat 8

4 umum seperti di jalanan ataupun di tempat yang tidak dipungut biaya walaupun tempat tersebut dapat membahayakan perkembangan anak tersebut. Maka dari itu,untuk memerangi masalah ini diperlukan fasilitas yang dapat mewadahi perkembangan remaja di semua lapisan sosial dan membimbing pergaulan sosial remaja Jakarta kearah yang positif. Youth center merupakan salah satu fasilitas yang dapat mewadahi dan mengembangkan remaja dan membimbing pergaulan sosial remaja kearah yang positif. Selain menghindari dari faktorfaktor penyebab kenakalan remaja, Fasilitas ini dapat meningkatkan pengembangan diri, kemandirian dan kematangan dalam diri remaja. Objek Arsitektur yang saya angkat adalah Youth Center (Gelanggang Remaja) di Jakarta. Beberapa alasan yang mendukung pembangunan diantaranya untuk memerangi masalah kenakalan remaja, sebagai wadah untuk membentuk kepribadian remaja dalam proses pengembangan diri, kemandirian dan kematangan dalam diri remaja, untuk menghidupkan kembali program pemerintah yang dirintis dari Menteri Pendidikan dan Olahraga (Menpora) dalam membangun peran dan fungsi gelanggang remaja di kota-kota besar, dan sebagai jawaban atas fasilitas Youth Center sebelunya yang belum efektif mengembangkan potensi pemuda di Jakarta. 9

5 BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. Tinjauan Umum II Pengertian Gelanggang Olahraga Pengertian Gelanggang menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia ( Balai Pustaka, 1995 ) adalah ruang / lapangan tempat menyabung ayam, bertinju, berpacu ( kuda ), olahraga dan sebagainya. Gelanggang juga berarti arena, atau lingkaran. Kata Sport berasal dari bahasa Perancis desporter yang berarti membuang lelah. Menurut International Council of Sport and Physical Education, olahraga adalah suatu kegiatan jasmani dan rohani yang mempunyai unsur permainan dan berisi perjuangan melawan diri sendiri dan orang lain (John, Deirant. Handbook of Sport Council and Recreational Building Design). Olahraga juga berarti suatu kesibukan / kegiatan jasmani dan rohani yang dilaksanakan secara teratur mengenai waktu, alat dan tempat, secara spontan dan swadaya serta mencakup segala kegiatan kehidupan manusia untuk memperkuat daya tahan tubuh dan membentuk kepribadian (Drs. AIP. Sjarifudin, Diktat Pengetahuan Olahraga. Jkt, 1971, Hal 12) 10

6 Dari uraian kutipan-kutipan inti dari pengertian olahraga, adalah kegiatan jasmani yang mengandung unsur prestasi dan rekreasi yang bertujuan menyehatkan jasmani dan rohani dengan didasarkan pada rasa sportifitas yang tinggi serta membutuhkan semangat, kepribadian dan watak. Sedangkan kesimpulan dari pengertian Gelanggang Olahraga yaitu: Arena atau tempat untuk menampung kegiatan jasmani dan rohani yang bertujuan untuk menyehatkan badan serta pikiran. II Fungsi dan Tujuan Olahraga Menurut BAPPENAS Rancangan Repelita III. 1979/ /1984 Buku II, fungsi dari olahraga yaitu : Mempertinggi kecerdasan serta ketrampilan dan tujuan lain dari pendidikan, aspek paedagogis. Membentuk keberanian, kejujuran, tanggung jawab, aspek psikologis. Meningkatkan kesehatan jasmani, memperkuat fisik, aspek biologis. Mempunyai aspek social cultural seperti kesatuan dan persatuan. Sedangkan menurut BAPPENAS Rancangan Repelita III. 1979/ /1984 Buku II, tujuan dari tiap jenis olahraga yaitu :

7 Olahraga Pendidikan, Bertujuan untuk mendidik melalui pemeliharaan jasmani, pemupukan sifat olahragawan dan apresiasi terhadap olahraga. Olahraga Prestasi, Bertujuan sebagai pembinaan olahraga untuk mencapai kemahiran dan prestasi. Olahraga Rekreasi, Bertujuan untuk melakukan olahraga sesuai dengan kegemarannya untuk rasa senang, sehat jasmani dan rohani, serta pemulihan kesegaran jasmani. Olahraga Massa Bertujuan untuk melayani lapisan masyarakat dengan mengajak berolahraga. Olahraga Khusus Untuk orang tertentu yang bertujuan menguasai olahraga tertentu serta mencakup kegiatan yang bertujuan untuk menyembuhkan, pemulihan kesehatan, kesegaran dan ketahanan sebagian atau seluruh jasmani.

8 II Klasifikasi Jenis Kegiatan pada Gelanggang Olahraga Dari bahan bacaan yang ada dan wawancara yang telah dilakukan, dapatlah diambil suatu pegangan tentang kegiatan-kegiatan yang biasa dilakukan pada Gelanggang Olahraga, kegiatan-kegiatan itu adalah : No Jenis Kegiatan Karakteristik Kegiatan - Melakukan kegiatan 1. Kegiatan Olahraga olahraga atau berlatih - Perlombaan dan pertandingan 2. Kegiatan Olahraga Rekreasi - Berolahraga dan rekreasi 3. Kegiatan Kesejahteraan Tabel 1. Klasifikasi Jenis Kegiatan - Makan, minum - Istirahat, duduk-duduk, mengobrol - Kesehatan : poliklinik II Fasilitas Olahraga pada Gelanggang Olahraga Menurut British Sports Council Technical Unit, Jenis Olahraga dibagi kedalam 2 kelompok kegiatan, yakni : - Outdoor Activities ; yakni kegiatan keolahragaan yang dilakukan di udara terbuka. - Indoor Activities ; yakni kegiatan keolahragaan yang sangat membutuhkan ruangan tertutup yang terpisah atau ruangan tertutup khusus.

9 - Water Based Activities ; yakni kegiatan olahraga yang menggunakan air sebagai media utama. 1. Fasilitas Olahraga di dalam bangunan (tertutup/indoor) : Lapangan Olahraga, meliputi: - Bulutangkis - Bola Basket - Sepak Bola - Senam Gimnastik - Hoki - Bola Volli - Gulat - Bola Tangan - Judo - Tarik Tambang - Bola Gelinding (Bowling) - Tennis - Tenis Meja - Anggar - Aikido - Tinju - Karate - Dll. 2. Fasilitas Olahraga di luar bangunan (terbuka/outdoor) : Lapangan Olahraga, meliputi : - Panahan - Polo bersepeda - Baseball - Sepakbola liga - Bola tangan - Hoki - Bola Keranjang - Bola Jaring - Kasti - Tarik Tambang - Bola Besi Gelinding - Kriket - Jalur Balap Sepeda - Bola Basket

10 - Mini Hoki - Paddle dan Deck Tennis - Softball - Atletik - dll 3. Fasilitas Olahraga Renang o Gelanggang Renang Tertutup o Gelanggang Renang Terbuka II. 2. Tinjauan Khusus Dalam tinjauan khusus ini akan dibahas ke dalam 4 bagian pembahasan yaitu: 1. Tinjauan Terhadap Iklim 2. Tinjauan Terhadap Lokasi Tapak 3. Studi Banding II Tinjauan Terhadap Iklim Hal yang paling pokok dan dipahami oleh arsitek adalah iklim setempat. Karena arsitektur yang baik adalah arsitektur yang dapat memanfaatkan dampak positif dan mengatasi masalah iklim. Lokasi tapak berada di daerah dengan iklim tropis, yang pada umumnya memiliki perbedaan musim panas dan musim hujan yang kecil.

11 Ciri-ciri dari iklim tropis lembab, antara lain : 1. Kelembaban udara yang tinggi (sekitar 80%) 2. Temperatur udara yang relatif panas sepanjang tahun 3. Curah hujan yang tinggi 4. Radiasi matahari yang hampir sama sepanjang tahun 5. Kecepatan angin umumnya agak rendah Untuk daerah yang beriklim tropis lembab hal yang perlu diperhatikan adalah curah hujan, penghindaran terhadap radiasi matahari dan pemanfaatan angin untuk ventilasi. Penghawaan / pengudaraan Kondisi udara pada tapak kurang memberikan kenyamanan karena : - udaranya panas (23-34 derajat Celcius) - Udaranya kotor/ berdebu/berasap - Angin tidak menentu, pada bangunan tinggi angin mempunyai kecepatan tinggi. Menyesuaikan dengan iklim Bagaimana menyesuaikan iklim terhadap bangunan, yaitu dengan cara: - Lay out bangunan harus memperhatikan lintasan matahari

12 - Pemilihan bahan bangunan diutamakan tidak menyerap panas - Perencanaan sistem pengudaraan dengan ventilasi silang - Perencanaan eksterior bangunan memperhatikan perlindungan panas matahari dengan sistem bayangan, contoh : diberikan kisi-kisi (sunscreen). Ruang hijau Keadaan alam disekitar tapak tidak menunjukkan adanya potensial alam berupa pohon-pohon, dsb. II Tinjauan Terhadap Lokasi Tapak Berikut ini data-data mengenai lokasi tapak (sumber: tata kota): Lokasi : Jl. Luas lahan : m² Dimensi lahan : Bentuk tapak : persegi panjang KDB : 60 % KLB : 2.5 Jumlah lantai maksimum : 4 8 lantai Peruntukan lahan : Utara : bangunan usaha

13 Selatan : bangunan usaha Barat : hunian Timur : hunian Lokasi tapak berada di Tusuk Sate Jl. K.H Syahdan

14 II Studi Banding 1. Gelanggang Remaja Bulungan Gelanggang remaja ini dibangun tahun 1970, diprakarsai oleh Bapak Ali Sadikin. Fasilitas-fasilitas yang terdapat di Gelanggang Remaja Bulungan ini adalah : 1. Unit Gedung Serbaguna (Auditorium) Dengan kapasitas 1000 orang, digunakan sebagai tempat pelatihan dan pertemuan (seni dan budaya, masalah-masalah spiritual, dll). 2. Gedung Olah Raga Gedung dengan kapasitas 1800 orang ini diarahkan untuk mewadahi berbagai aktifitas olahraga. Selain itu sebagai wadah tambahan berupa kegiatan-kegiatan remaja lainnya, contohnya seperti pentas seni musik dan tari. Gedung ini memuat lapangan basket, volley, futsal, bulu tangkis, ruang fitness, ruang latihan aikido, pencak silat). Foto 1. Tampak depan Gedung Foto 2. Interior Gedung OR

15 3. Unit Kolam Renang Yang terdiri dari: - 1 kolam renang Olimpic dengan ukuran standar internasional - 1 kolam renang khusus anak-anak yang belum bisa berenang 4. Fasilitas Lapangan Olahraga Terbuka Terdapat lapangan basket dan lapangan tennis (outdoor dan semi outdoor). F Foto3. Lapangan Basket outdoor Foto 4. Lapangan Tennis Semi outdoor 2. Gelangang Mahasiswa Soemantri Brodjonegoro Pada awalnya Gelanggang mahasiswa ini merupakan realisasi hadiah pemerintah DKI Jakarta kepada mahasiswa atas kemenangannya dalam arena POM IX di Palembang tahun Namun sekarang fasilitas dibawah naungan pemerintah ini selain diutamakan bagi kegiatan mahasiswa diperuntukkan pula bagi

16 kegiatan umum. Struktur yang digunakan adalah struktur konstruksi baja. Fasilitas Fasilitas fasilitas yang ada didalam Gelanggang meliputi : a. Stadion sepakbola / atletik ( kapasitas orang ). b. Hall basket ( kapasitas 3000 orang ). c. Gedung Olahraga ( memuat lapangan volley, ruang latihan anggar, fitness center, ruang latihan angkat besi, yudo, karate dan tinju ). d. Lapangan Hockey, softball, tennis ( 3 buah ). e. Kolam renang olimpic ( anak anak dan dewasa ). f. Auditorium ( kapasitas 1000 orang ). g. Pusdiklat. h. Pusat perbelanjaan ( Mal Pasar Festival ).

17 II. 3. Tinjauan Terhadap Topik-Tema II Latar Belakang Topik Tema Pengembangan wilayah Kemanggisan, yang merupakan lokasi dari perancangan Gelanggang Olahraga ini, adalah tujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan terutama arsitektur setempat. Bahkan harus dapat menjadi suatu identitas kawasan dan daerah tersebut. Untuk hal ini maka perancangan Gelanggang Olahraga ini harus dijiwai suatu tema yang dapat mencitrakan Ekspresi Struktur dalam Arsitektur untuk kawasan setempat, tentu saja dengan pemanfaatan sistem struktur yang cocok dan memadai sesuai dengan fungsinya. Tema ini diharapkan dapat meningkatkan citra lingkungan, disamping mampu memenuhi kebutuhan akan sarana olahraga sekaligus mempertinggi nilai-nilai arsitektur Indonesia. II Maksud dan Tujuan Topik - Tema Topik tema yang dimaksudkan untuk memberikan keindahan akan lingkungan secara arsitektural dan tidak hanya berfungsi sebagai pusat olahraga, tetapi juga memperkaya ragam arsitektur khususnya dalam bidang struktur dan penampilan bangunan, agar dapat diterima masyarakat sekitar.

18 II Tinjauan Terhadap Topik Topik : Ekspresi Struktur Pemilihan Ekspresi Struktur Pemilihan Ekspresi struktur sebagai konsep dalam merencanakan sebuah bangunan berbentang lebar pada Gelanggang Olahraga didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: 1. Berhubungan dengan fungsi bangunan yaitu bangunan olahraga. Gelanggang Olahraga merupakan wadah yang bertujuan untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap olahraga sesuai dengan slogan Tiada hari tanpa olahraga dan Memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat, maka perencanaan pada Gelanggang olahraga ini, terutama pada Gedung Olahraga Utama, memerlukan suatu ruang yang bebas kolom dan mengharuskan menggunakan system struktur bentang lebar agar kegiatan yang berlangsung, baik kegiatan fisik maupun kegiatan visual tidak terganggu. 2. Selain berfungsi untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap olahraga, Gedung Olahraga tertutup juga harus dapat memberikan citra dan daya tarik visual bagi pengamatnya. 3. Memberikan keindahan (estetika) pada penampilan bangunannya, dengan menonjolkan strukturnya tanpa ditutup-tutupi.

19 Pengertian Ekspresi : Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( hal. 222 ) adalah : Pengungkapan satu proses menyatakan ( yaitu memperlihatkan atau menyatakan maksud, gagasan, perasaan dan sebagainya ).some meanings intrinsic within a form which convey themselves directly ( Charles Jenks, Modern Movement in Architecture, Pinguin, 1982 ). Pengertian Struktur : Merupakan ekspresi dari suatu sistem konstruksi yang memenuhi suatu fungsi dalam / internal function ( Ibid, hal. 126 ). Cara bagaimana sesuatu disusun, dibangun. Kerangka bangunan keseluruhan yang memungkinkan bangunan berdiri ( Ir. Soeryo Setiadi, Anatomi Struktur, hal. 1 ). Jadi pengertian ekspresi struktur adalah : Ungkapan untuk menyatakan elemen elemen pemikul beban yang saling terkait dalam membentuk suatu kerangka bangunan.

20 II Tinjauan Terhadap Tema Tema : Pengolahan Sistem Struktur untuk menghasilkan Estetika Bangunan Olahraga Pengertian Sistem Struktur : Struktur adalah unit-unit yang terkonstruksi serta elemenelemen yang berhubungan secara terorganisir untuk menghasilkan kekakuan yang kuat dalam hubungan antara elemen tersebut. Sedangkan sistem adalah bagaimana komponen-komponen dan bagian-bagian dari material struktur tersebut dikombinasikan dan diintegrasikan untuk membentuk suatu kekakuan. Jadi pengertian Sistem struktur adalah bagaimana rangkaian elemen-elemen yang saling terkait satu dengan yang lain mewujudkan kestabilan, kekaukan dan kekuatan bangunan serta menyalurkan gayagaya yang bekerja dengan baik ke tanah, sehingga bangunan tersebut dapat berdiri dengan kokoh. Pemilihan sistem struktur pada perencanaan suatu bangunan didasarkan pada pertimbangan: Dapat diolah sedemikian rupa untuk menampilkan bangunannya. Faktor ekonomi.

21 Kemudahan dalam konstruksi, pemasangan utilitas dan mekanikal bangunan. Kemampuan menahan gaya-gaya yang ada, khususnya gaya gempa mengingat Indonesia m,erupakan daerah rawan gempa (safety dan security). Tidak menggangu aktifitas kegiatan di dalam bangunan. Pengertian Estetika : Pengertian estetika adalah kepekaan terhadap seni dan keindahan atau dengan singkatnya segala sesuatu yang berhubungan dengan seni dan keindahan. Fungsi struktur bangunan begitu penting, karena struktur menyalurkan beban-beban yang bekerja pada bangunan, belum lagi ditambah berat dari struktur itu sendiri dan beban-beban lain, seperti angin, gempa dan lainnya. Dalam menentukan sistem struktur yang digunakan, maka tidak lepas dari nilai kuat, tepat dan ekonomis. Begitu pentinganya fungsi struktur bagi bangunan, tetapi struktur dapat memberi nilai lebih pada estetika bangunan.

22 II Studi Banding Ekspresi Struktur A. Struktur Rangka Amerika Pavillion Montreal Expo 1967 Mengekspresikan struktur rangka ruang pada semua permukaannya, hingga meniadakan batas antara dinding dan atap. Sejauh ini bertentangan dengan peraturan dasar bangunan, dimana harus ada pemisah/batas antara kedua komponen ini. Pertentangan ini bertambah dengan ditampilkannya modul yang sama dimana-mana. Dilain pihak ini membuat mata pengamat tidak tahan lama. Foto 5 & 6. America Pavillion Montreal Expo Elemen-elemen komponen mempunyai fungsi linear, elemen-elemen ini dihubungkan dengan engsel dan membentuk segitiga. Struktur grid ini disebut space frame.

23 Gedung IBM di Pittsburgh Bentuk tidak mengekspresikan fungsi statis linear pada lantai, elemen-elemen dibalik tampak, menciptakan suatu ilusi struktur kelompok sel yang bereaksi normal sebagai suatu pola grid pada bidang tampak. Foto 7. Eksterior Gedung IBM, Pittsburgh Stadium Parc Dec, Perancis Bidang atap digantung oleh rangka. Bentuk rangka jelas menipu kenyatan fungsi statis. Struktur ini mengikuti prinsip-prinsip structural. Rangka dengan lengkung mendukung atap dan tribun. Foto 8. Stadium Parc Dec, Perancis

24 Stadium di Hongkong Penerapan sistem struktur rangka pada bagian atap tribun, dan dengan kecanggihan teknologi yang diterapkan pada bangunan ini, yaitu pada atapnya dimana dapat dibuka-tutup sesuai dengan keadaan cuaca dll. Foto 9. Stadium Hongkong B. Struktur Bidang Bidang adalah struktur permukaan yang terbuat dari materimateri seperti beton bertulang, kayu, metal, dan sintetis. Mereka memindahkan beban dengan kompresi, mengurangi atau dengan membengkokan terhadap permukaannya. Bidang juga disebut struktur penahan bentuk, karena dibentuk berdasarkan beban yang diterima.

25 Dulles Airport Menggunakan ekspresi struktur untuk membuat pernyataan bentuk yang kuat, yang mewakili Washington sebagai ibukota dan terminal udara sebagai pembukanya. Foto 10. Dulles Airport Foto 11. Interior Dulles Airport Kesimpulannya, Dulles airport memiliki bentuk yang kuat terlihat bangkit dan melayang. Unsur horizontal, atau atap menaji bagian yang paling menarik.

26 Chapel, US Air Force Academy, Colorado Springs Memakai atap struktur lipat, yang merupakan bentuk yang terjadi dari lipatan-lipatan bidang datar, dimana kekuatan dan kekakuannya terletak pada keseluruhan bentuk itu sendiri. Foto 12. Chapel, US Air Force Academy C. Struktur Kabel Suatu sistem yang menggunakan kabel sebagai elemen utama yang menahan gaya tarik, namun kabel tidak dapat menahan berat sendiri, sehingga perlu elemen struktur lain untk menggantung kabel tersebut. Haj Airport Saudi Arabia Struktur tenda tergantung dari tiang beton yang besar. Strukturstruktur tenda lebih mementingkan penampilan visual dengan

27 menonjolkan tiang dengan menambahakan ketinggiannya. Pada interior, symbol morfologi jelas menggambarkan keadaan seperti pengembara. Foto 13. Haj Airport, Saudi Arabia Foto 14. Haj Airport, Saudi Arabia

28 Munich Olympic Stadium Atapnya merupakan suatu pembesaran dan perkembangan dari eksperimen yang dihadirkan di Montreal Expo Dia memakai jarring kabel ditutupi dengan panel kaca Acrylic dari PVC merentangi sebuah stadium, sport hall dan swimming hall dan direntangi dari tiang lengkungnan baja tiang yang diatur dari berbagai sudut. Strukturnya, danau buatannya dan landsapenya yang jelas menghadirkan gambaran yang harmonis akan alam dan teknologi. Foto15 & 16. Munich Olympic Stadium 33

II Pengertian Gelanggang Olahraga. berarti arena, atau lingkaran. Recreational Building Design).

II Pengertian Gelanggang Olahraga. berarti arena, atau lingkaran. Recreational Building Design). BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II. 1. Tinjauan Umum II. 1. 1. Pengertian Gelanggang Olahraga Pengertian Gelanggang menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia ( Balai Pustaka, 1995 ) adalah ruang / lapangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gelanggang olahraga merupakan suatu bangunan yang dapat menampung kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Gelanggang olahraga merupakan suatu bangunan yang dapat menampung kegiatan BAB I PENDAHULUAN Gelanggang olahraga merupakan suatu bangunan yang dapat menampung kegiatan yang berhubungan dengan olahraga. Di dalam gedung ini terdapat berbagai fasilitas yang mendukung segala aktivitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN DAN LANDASAN TEORI II.1 TINJAUAN UMUM II.1.1 Pengertian Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia olah raga adalah suatu latihan gerak badan yang bertujuan untuk menguatkan dan menyehatkan badan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan dan kejayaan suatu bangsa tidak terlepas dari peranan generasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan dan kejayaan suatu bangsa tidak terlepas dari peranan generasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Perkembangan Olahraga Di Magetan Kemajuan dan kejayaan suatu bangsa tidak terlepas dari peranan generasi penerus yang dikemudian hari akan membawa nama harum bangsa pada tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Adapun dalam pembuatan laporan tugas akhir ini terdapat dua hal yang melatar belakanginya, yaitu : I.1.1 Latar Belakang Proyek I.1.2 Latar Belakang Topik dan Tema I.1.1

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK 2.1 Gambaran Umum Proyek Judul Proyek Tema Lokasi Sifat Luas Tapak : Pusat Kebugaran dan Spa : Arsitektur Tropis : Jl. Gandul Raya, Krukut, Depok : Fiktif : ± 15.000 m² (1,5

Lebih terperinci

BAB III. Sport Hall/Ekspresi Struktur TINJAUAN KHUSUS. Laporan Skripsi dan Tugas Akhir. Pengertian Tema

BAB III. Sport Hall/Ekspresi Struktur TINJAUAN KHUSUS. Laporan Skripsi dan Tugas Akhir. Pengertian Tema BAB III TINJAUAN KHUSUS III.1 Pengertian Tema Pemilihan tema Ekspresi Struktur dalam penulisan skripsi ini berdasarkan kebutuhan akan sebuah bangunan yang mempunyai bentangan yang lebar sehingga membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kota Medan merupakan pintu gerbang wilayah Indonesia bagian barat dan merupakan salah satu kota besar di Indonesia, penduduknya berjumlah 2.109.339 dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Olahraga merupakan kegiatan yang dapat memberikan kesehatan dan kesenangan kepada manusia. Olahraga juga merupakan satu keharusan dari aspek biologis manusia guna

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Kelayakan Proyek Ketersediaan Fasilitas Olahraga Di Atambua

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Kelayakan Proyek Ketersediaan Fasilitas Olahraga Di Atambua BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan 1.1.1 Kelayakan Proyek Atambua merupakan Ibukota Kabupaten Belu yang termasuk dalam wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur. Berdasarkan rencana induk pengembangan,

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP TAPAK DAN RUANG LUAR IV.1.1 Pengolahan Tapak dan Ruang Luar Mempertahankan daerah tapak sebagai daerah resapan air. Mempertahankan pohon-pohon besar yang ada disekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kolam renang merupakan fasilitas umum yang digemari oleh anakanak, remaja dan juga dewasa. Terutama remaja dan anak-anak sangat menyukai tempat yang menyediakan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan Gedung pusat kebugaran ini direncanakan untuk menjadi suatu sarana yang mewadahi kegiatan olahraga, kebugaran, dan relaksasi. Dimana kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat dan gaya hidupnya dewasa ini semakin berkembang. Hal

BAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat dan gaya hidupnya dewasa ini semakin berkembang. Hal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan 1.1.1. Kelayakan Proyek Masyarakat dan gaya hidupnya dewasa ini semakin berkembang. Hal ini membuat tingkat kebutuhannya juga semakin bertambah, salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan suatu kegiatan jasmani yang dilakukan dengan maksud untuk memelihara kesehatan dan memperkuat otot-otot tubuh. Kegiatan ini dilakukan oleh orang

Lebih terperinci

Revitalisasi GOR Trilomba Juang Semarang

Revitalisasi GOR Trilomba Juang Semarang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gelanggang menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (Balai Pustaka,1995) adalah ruang/lapangan tempat menyabung ayam, bertinju, berpacu(kuda), olahraga dan sebagainya.

Lebih terperinci

Structure As Aesthetics of sport

Structure As Aesthetics of sport 154 BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Perancangan merupakan area olahraga dengan tema yang dipakai adalah Structure as Architecture, dengan dasar perancangan mengacu pada sebuah sistem struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Proyek BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Proyek Kebutuhan akan sarana hiburan pada saat ini terutama di kota-kota besar semakin meningkat seiring dengan laju pertumbuhan kota tersebut. Selain itu pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya 165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai

Lebih terperinci

Medan Tennis Center- Structure as Architecture BAB I PENDAHULUAN

Medan Tennis Center- Structure as Architecture BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan salah satu elemen penting dalam daur hidup manusia khususnya berperan dalam aspek biologis yaitu menjaga kondisi fisik dan organ tubuh tetap sehat

Lebih terperinci

GELANGGANG REMAJA DI JAKARTA

GELANGGANG REMAJA DI JAKARTA P LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR GELANGGANG REMAJA DI JAKARTA (PENEKANAN ARSITEKTUR HIGH-TECH PADA STRUKTUR DAN MATERIAL DENGAN PENDEKATAN KARAKTER REMAJA) Diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan suatu kegiatan jasmani yang dilakukan dengan maksud untuk memelihara kesehatan dan memperkuat otot-otot tubuh. Kegiatan ini dalam perkembangannya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik tolak pada konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang

Lebih terperinci

STADION RENANG DI KAWASAN GEDEBAGE LAPORAN PERANCANGAN AR-40Z0 TUGAS AKHIR PERANCANGAN SEMESTER II TAHUN 2006/2007

STADION RENANG DI KAWASAN GEDEBAGE LAPORAN PERANCANGAN AR-40Z0 TUGAS AKHIR PERANCANGAN SEMESTER II TAHUN 2006/2007 STADION RENANG DI KAWASAN GEDEBAGE LAPORAN PERANCANGAN AR-40Z0 TUGAS AKHIR PERANCANGAN SEMESTER II TAHUN 2006/2007 Sebagai Sebagian Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Oleh: AMMY

Lebih terperinci

STRUKTUR BANGUNAN BENTANG LEBAR :

STRUKTUR BANGUNAN BENTANG LEBAR : STRUKTUR BANGUNAN BENTANG LEBAR : STADION NASIONAL BEIJING Nama : Stadion Nasional Lokasi : Area Olimpiade Hijau, Beijing, China Mulai pembangunan : 24 Desember 2003 Pembukaan : 28 Juni 2008 Permukaan

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1 Konsep Utama Perancanaan Youth Center Kota Yogyakarta ini ditujukan untuk merancang sebuah fasilitas pendidikan non formal untuk menghasilkan konsep tata ruang dalam dan luar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam perkembangan dunia olahraga akhir-akhir ini terutama di Indonesia sedang mengalami kemunduruan, dapat dilihat dari menurunnya prestasi atlet-atlet Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pada saat ini banyak usaha yang dilakukan untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia. Terlebih sekarang ini dimana iklim perubahan untuk menuju tatanan yang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga ini berdasarkan dari konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang serta proses penerapan

Lebih terperinci

REDESAIN KOMPLEKS GELANGGANG OLAH RAGA SATRIA DI PURWOKERTO Dengan Penekanan Desain Arsitektur High-Tech

REDESAIN KOMPLEKS GELANGGANG OLAH RAGA SATRIA DI PURWOKERTO Dengan Penekanan Desain Arsitektur High-Tech LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR REDESAIN KOMPLEKS GELANGGANG OLAH RAGA SATRIA DI PURWOKERTO Dengan Penekanan Desain Arsitektur High-Tech Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang I. 1. 2. Pemilihan Kasus Dalam proses pendewasaan dirinya, setiap manusia pasti mengalami sebuah masa yang disebut dengan masa remaja. Remaja berarti mulai dewasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. moral manusia. Olahraga bukan hanya sekedar hobi, tapi olahraga sudah

BAB I PENDAHULUAN. moral manusia. Olahraga bukan hanya sekedar hobi, tapi olahraga sudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga merupakan kegiatan yang dapat memberikan kesehatan dan kesenangan pada manusia. Olahraga juga merupakan suatu keharusan untuk memenuhi kebutuhan biologis manusia

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Surakarta, Desember Penulis

KATA PENGANTAR. Surakarta, Desember Penulis KATA PENGANTAR Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya, serta atas izinnya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini yang berjudul Redesain Gelanggang

Lebih terperinci

KOMPLEK OLAH RAGA DI TANGGERANG

KOMPLEK OLAH RAGA DI TANGGERANG LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR KOMPLEK OLAH RAGA DI TANGGERANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Diajukan Oleh : HALIM LAKSANA JAYA

Lebih terperinci

STUDIO TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN

STUDIO TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepakbola adalah salah satu cabang olang raga yang sangat popular di seluruh dunia, hampir jutaan orang disetiap penjuru dunia turut mengambil bagian dalam dunia persepakbolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perubahan pola hidup manusia adalah akibat dari dampak era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perubahan pola hidup manusia adalah akibat dari dampak era BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan pola hidup manusia adalah akibat dari dampak era globalisasi yang semakin dapat dirasakan dalam kehidupan seharihari, pola hidup dari dampak tersebut

Lebih terperinci

Renovasi 15 Venue Olahraga di GBK Sudah 87,27%

Renovasi 15 Venue Olahraga di GBK Sudah 87,27% Rilis PUPR #1 21 November 2017 SP.BIRKOM/XI/2017/572 Renovasi 15 Venue Olahraga di GBK Sudah 87,27% Jakarta Jelang Asian Games XVIII yang akan dimulai 18 Agustus 2018, seluruh konstruksi infrastruktur

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERANCANGAN BAB V. KONSEP PERANCANGAN A. KONSEP MAKRO 1. Youth Community Center as a Place for Socialization and Self-Improvement Yogyakarta sebagai kota pelajar dan kota pendidikan tentunya tercermin dari banyaknya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 TEMA PENGEMBANGAN DESAIN Proses merancang bangunan untuk mengurangi dampak lingkungan yang kurang baik, meningkatkan kenyamanan manusia dengan peningkatan efisiensi, mengurangi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan - Luas lahan : 30.400,28 m² - KDB 20% : 20% x 30.400,28 m² = 6.080,06 m² - KLB 0,8 : 0,8 x 30.400,28 m² = 24.320,22 m² -

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Perancangan Konsep dasar yang digunakan dalam Revitalisasi Kawasan Pabrik Gula Krebet Malang ini mencangkup empat aspek yaitu: Standar Perancangan Objek Prinsip-prinsip

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi gaya hidup di kota-kota besar memaksa orang untuk bekerja lebih keras. Beban pekerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Olahraga merupakan kegiatan yang dapat memberikan kesehatan dan kesenangan kepada manusia. Olahraga juga merupakan satu keharusan dari aspek biologis

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB II DESKRIPSI PROYEK BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 Umum Proyek ini merupakan proyek fiktif yang diirencanakan pada lahan kosong yang berada di Jalan Soekarno-hatta dan diperuntukan untuk pertandingan renang internasional dan

Lebih terperinci

PENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR

PENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR Pendahuluan POKOK BAHASAN 1 PENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR Struktur bangunan adalah bagian dari sebuah sistem bangunan yang bekerja untuk menyalurkan beban yang diakibatkan oleh adanya bangunan

Lebih terperinci

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA OLAH RAGA DI KOTA JAMBI

WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA OLAH RAGA DI KOTA JAMBI SALINAN WALIKOTA JAMBI PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA OLAH RAGA DI KOTA JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta sebagai ibukota Indonesia telah mengalami perkembangan pesat dalam bidang olahraga. Dewasa ini semakin banyak event olahraga yang di selenggarakan di Jakarta.

Lebih terperinci

ASPEK-ASPEK ARSITEKTUR BENTUK DAN RUANG.

ASPEK-ASPEK ARSITEKTUR BENTUK DAN RUANG. ASPEK-ASPEK ARSITEKTUR BENTUK DAN RUANG. 1 ASPEK-ASPEK ARSITEKTUR BENTUK DAN RUANG 2 BENTUK alat untuk menyampaikan ungkapan arsitek kepada masyarakat Dalam Arsitektur Suatu wujud yang mengandung maksud

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1.Konsep Dasar Konsep dasar pada bangunan baru ini adalah dengan pendekatan arsitektur kontekstual, dimana desain perancangannya tidak lepas dari bangunan eksisting yang ada.

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Hasil Perancangan Konsep perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture yang kaitannya sangat erat dengan objek perancangan hotel resort wisata organik dimana konsep

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM. : Jl. Jenderal Sudirman, Kec. Tangerang, Kotamadya Tangerang. : Berskala lingkungan, diutamakan untuk para. sekitarnya.

BAB II TINJAUAN UMUM. : Jl. Jenderal Sudirman, Kec. Tangerang, Kotamadya Tangerang. : Berskala lingkungan, diutamakan untuk para. sekitarnya. BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Gambaran umum proyek Judul proyek Tema proyek Sifat proyek Lokasi proyek : Pusat Kegiatan Remaja : Arsitektur Organik : Fiktif : Jl. Jenderal Sudirman, Kec. Tangerang, Kotamadya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1. Dasar Perencanaan Dalam perencanaan rumah susun bersubsidi kriteria utama yang diterapkan adalah : Dapat mencapai kenyamanan di dalam ruang bangunan yang berada pada iklim

Lebih terperinci

BAB V DESKRIPSI HASIL RANCANGAN

BAB V DESKRIPSI HASIL RANCANGAN BAB V DESKRIPSI HASIL RANCANGAN Pada bab ini akan menjelaskan mengenai hasil dari pembahasan penyelesaian persoalan yang akan mendukung dalam terbentuknya draft rancangan. Beberapa konsep berupa penyelesaian

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep dasar pada perancangan Fashion Design & Modeling Center di Jakarta ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah EKSPRESI BENTUK dengan

Lebih terperinci

Pengertian struktur. Macam-macam struktur. 1. Struktur Rangka. Pengertian :

Pengertian struktur. Macam-macam struktur. 1. Struktur Rangka. Pengertian : Pengertian struktur Struktur adalah sarana untuk menyalurkan beban dalam bangunan ke dalam tanah. Fungsi struktur dalam bangunan adalah untuk melindungi suatu ruang tertentu terhadap iklim, bahayabahaya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

2016 BANDUNG SPORTS CLUB

2016 BANDUNG SPORTS CLUB 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Bandung sebagai salah satu kota besar di Indonesia, pada perkembangannya tergolong cukup pesat. Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya populasi

Lebih terperinci

KONSEP: KONTRADIKSI SPONTAN

KONSEP: KONTRADIKSI SPONTAN LOKASI: Jl. Mayjend. Sungkono KONSEP: MELINGKAR Pattern merupakan salah satu unsur estetika yang sering hadir pada arsitektur Timur Tengah. Lingkaran merupakan salah satu dari beberapa jenis bentuk pattern

Lebih terperinci

APLIKASI STRUKTUR MEMBRAN PADA BANGUNAN STADION TOKYO DOME DI JEPANG

APLIKASI STRUKTUR MEMBRAN PADA BANGUNAN STADION TOKYO DOME DI JEPANG APLIKASI STRUKTUR MEMBRAN PADA BANGUNAN STADION TOKYO DOME DI JEPANG Gambar 1. Tampak perspektif Tokyo Dome Tokyo Dome yang berada di Tokyo, Jepang merrupakan bangunan hasil desain dari Nikken Sekkei Ltd,

Lebih terperinci

Pembangunan Gedung Olahraga Tipe B dan Pengembangan Fasilitas Pendukung pada Stadion Kobelete di Kabupaten Timor Tengah Selatan.

Pembangunan Gedung Olahraga Tipe B dan Pengembangan Fasilitas Pendukung pada Stadion Kobelete di Kabupaten Timor Tengah Selatan. Pembangunan Gedung Olahraga Tipe B dan Pengembangan Fasilitas Pendukung pada Stadion di Kabupaten Timor Tengah Selatan. Profil Kabupaten Timor Tengah Selatan Simbol Kabupaten Timor Tengah Selatan Rumah

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini pendidikan jasmani dapat diterima secara luas sebagai model Pendidikan melalui aktivitas jasmani, yang berkembang sebagai akibat dari merebaknya telaahan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya

II. TINJAUAN PUSTAKA. desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ruang Lingkup Arsitektur Lansekap Lansekap sebagai gabungan antara seni dan ilmu yang berhubungan dengan desain taman dengan menggunakan tanaman hias sebagai komponennya merupakan

Lebih terperinci

MENDEFINISIKAN KEMBALI ARSITEKTUR TROPIS DI INDONESIA

MENDEFINISIKAN KEMBALI ARSITEKTUR TROPIS DI INDONESIA MENDEFINISIKAN KEMBALI ARSITEKTUR TROPIS DI INDONESIA Tri Harso Karyono Desain Arsitektur, vol. 1, April, 2000, pp.7-8. Satu di antara sederet alasan mengapa manusia membuat bangunan adalah karena kondisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Proyek BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Proyek Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan kota pelajar. Selain mendapatkan pengetahuan akademik, disamping itu para pelajar juga dapat menyalurkan minat dan bakat

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tema Healing Environment tidak hanya diterapkan pada desain bagian luar

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tema Healing Environment tidak hanya diterapkan pada desain bagian luar BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Dasar Tema Healing Environment tidak hanya diterapkan pada desain bagian luar (tata ruang luar) tetapi juga bagian dalam (tata ruang dalam) bangunan. Inti dari konsep

Lebih terperinci

PENGARUH ANGIN PADA BANGUNAN. 1. Perbedaan suhu yang horisontal akan menimbulkan tekanan.

PENGARUH ANGIN PADA BANGUNAN. 1. Perbedaan suhu yang horisontal akan menimbulkan tekanan. PENGARUH ANGIN PADA BANGUNAN DEFINISI Angin adalah udara yang bergerak karena bagian-bagian udara didorong dari daerah bertekanan tinggi (suhu dingin) ke daerah yang bertekanan rendah (suhu panas). Perbedaan

Lebih terperinci

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR Jolanda Srisusana Atmadjaja Jurusan Arsitektur FTSP Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian karya arsitektur dapat dilakukan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga adalah salah satu bentuk dari upaya peningkatan kualitas manusia yang diarahkan pada pembentukan watak dan kepribadian, disiplin dan sportivitas yang tinggi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 PENGERTIAN JUDUL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 PENGERTIAN JUDUL BAB I PENDAHULUAN 1.1 PENGERTIAN JUDUL Judul Studio Konsep Perancangan Arsitektur yang dipilih adalah PEKALONGAN AQUATIC CENTER, dari judul tersebut dapat diartikan atau diuraikan sebagai berikut : Pekalongan

Lebih terperinci

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep perancangan mengacu pada karakteristik arsitektur organik, yaitu 1. Bukan meniru bentuk dari alam tapi mengembangkan prinsip yang ada di alam Mengembangkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.I. Dasar Perencanaan dan Perancangan Konsep dasar perancangan Akademi Spak Bola ini adalah menciptakan dan mewujudkan suatu bangunan yang merupakan wadah bagi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Ruang terbuka Publik berasal dari bahasa latin platea yang berarti jalur

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Ruang terbuka Publik berasal dari bahasa latin platea yang berarti jalur BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Ruang Terbuka Publik 2.1.1. Definisi Ruang Terbuka Publik Ruang terbuka Publik berasal dari bahasa latin platea yang berarti jalur yang diperluas seperti square. Square merupakan

Lebih terperinci

BAB V. Sport Hall/Ekspresi Struktur KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB V. Sport Hall/Ekspresi Struktur KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Sport Hall pada dasarnya merupakan sebuah tempat untuk melakukan kegiatan olahraga tertentu dalam ruangan tertutup dimana di dalamnya terdapat sarana

Lebih terperinci

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan mixed use building adalah kebutuhan akan hunian yaitu rumah susun bagi masyarakat menengah

Lebih terperinci

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam perancangaan Hotel Resort ini saya menggunakan kosep dasar adalah Arsitektur Hijau dimana bangunan ini hemat energi, minim menimbulkan dampak negatif

Lebih terperinci

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2 BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH AKULTURASI BUDAYA KAMPUNG LAYUR 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Berdasarkan analisa mengenai kebutuhan dan besaran ruang pada Rumah Akulturasi

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP 5.1 Dasar Pendekatan Kolam Renang Universitas Diponegoro merupakan kolam renang tipe C. Program perencanaannya berdasarkan pada tinjauan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN PRINSIP TEMA Keindahan Keselarasan Hablumminal alam QS. Al-Hijr [15]: 19-20 ISLAM BLEND WITH NATURE RESORT HOTEL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP DASAR KONSEP TAPAK KONSEP RUANG KONSEP BENTUK KONSEP STRUKTUR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan semakin pesatnya perkembangan dunia teknik sipil di Indonesia saat ini menuntut terciptanya sumber daya manusia yang dapat mendukung dalam bidang tersebut.

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo di Kabupaten Trenggalek menggunakan tema Organik yang merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang terbentuknya sport club di Denpasar, rumusan masalah, tujuan, serta metode penelitian yang dilakukan dalam penulisan Landasan Konseptual

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

GELANGGANG REMAJA MUSIK DI BANDUNG

GELANGGANG REMAJA MUSIK DI BANDUNG GELANGGANG REMAJA MUSIK DI BANDUNG LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 STUDIO PERANCANGAN TUGAS AKHIR SEMESTER I TAHUN 2007/2008 Sebagai Sebagian Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur oleh:

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERANCANGAN. berisi sebuah paparan deskriptif mengenai langkah-langkah dalam proses

BAB 3 METODE PERANCANGAN. berisi sebuah paparan deskriptif mengenai langkah-langkah dalam proses BAB 3 METODE PERANCANGAN Pada perancangan Malang Indie Culture Center sebagai wadah kreatifitas, apresiasi dan pengenalan komunitas indie ini metode perancangan berisi sebuah paparan deskriptif mengenai

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI DAN PROGRAM

LANDASAN TEORI DAN PROGRAM PROJEK AKHIR ARSITEKTUR Periode LXVI, Semester Gasal, Tahun 2014/2015 LANDASAN TEORI DAN PROGRAM GOR TRI LOMBA JUANG DI SEMARANG Tema Desain HIGH TECH ARCHITECTURE Fokus Kajian KENYAMANAN PENGGUNA PADA

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB III TINJAUAN KHUSUS BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1. Pengertian Tema 3.1.1. Green Architecture (Arsitektur Hijau) Banyak orang memiliki pemahaman berbeda-beda tentang Green Architecture, ada yang beranggapan besaran volume bangunan

Lebih terperinci

Renovasi 15 Venue Olahraga GBK Ditargetkan Selesai Desember 2017

Renovasi 15 Venue Olahraga GBK Ditargetkan Selesai Desember 2017 Rilis PUPR #2 3 Oktober 2017 SP.BIRKOM/X/2017/486 Renovasi 15 Venue Olahraga GBK Ditargetkan Selesai Desember 2017 Jakarta - Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla (JK), yang juga Ketua Dewan Pengawas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Olah raga merupakan bentuk aktivitas untuk melatih tubuh seseorang, tidak hanya secara jasmani tetapi juga secara rohani (Wikipedia). Aktifitas olah raga telah dikenal

Lebih terperinci

Arsitektur Hijau BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK. mengurangi kenyamanan dari club house itu sendiri.

Arsitektur Hijau BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK. mengurangi kenyamanan dari club house itu sendiri. BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK III.1 TINJAUAN TEMA III.1.1 Latar Belakang Tema Sebuah Club house pada dasarnya berfungsi sebagai tempat berolah raga dan rekreasi bagi penghuni perumahan serta masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA TAPAK

BAB IV ANALISA TAPAK BAB IV ANALISA TAPAK 4.1 Deskripsi Proyek 1. Nama proyek : Garuda Bandung Arena 2. Lokasi proyek : Jln Cikutra - Bandung 3. Luas lahan : 2,5 Ha 4. Peraturan daerah : KDB (50%), KLB (2) 5. Batas wilayah

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI DAN PROGRAM ( DOKUMEN UNTUK SIDANG UJIAN )

LANDASAN TEORI DAN PROGRAM ( DOKUMEN UNTUK SIDANG UJIAN ) KELOMPOK C PROYEK AKHIR ARSITEKTUR Periode LXV, Semester Genap, Tahun2013/2014 LANDASAN TEORI DAN PROGRAM ( DOKUMEN UNTUK SIDANG UJIAN ) SEMARANG INTERNATIONAL ROLLER SPORT CENTRE Tema Desain Arsitektur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN RE-DESAIN STADION CANDRADIMUKA KEBUMEN

BAB 1 PENDAHULUAN RE-DESAIN STADION CANDRADIMUKA KEBUMEN BAB 1 PENDAHULUAN RE-DESAIN STADION CANDRADIMUKA KEBUMEN 1.1. Pengertian Judul Judul laporan ini, Re-Desain penekanan pada Aksesibilitas Bangunan. Untuk dapat memahami pengertian dari judul tersebut, perlu

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi ini, banyak orang bersaing untuk mendapatkan kehidupan yang semakin

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era globalisasi ini, banyak orang bersaing untuk mendapatkan kehidupan yang semakin BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi ini, banyak orang bersaing untuk mendapatkan kehidupan yang semakin layak. Mereka bekerja banting tulang untuk memenuhi keinginan yang tidak

Lebih terperinci

Fasilitas Rekreasi Olahraga Keluarga di Surabaya

Fasilitas Rekreasi Olahraga Keluarga di Surabaya JURNAL edimensi ARSITEKTUR Vol. II No. 1 (2014) 225-231 225 Fasilitas Rekreasi Olahraga Keluarga di Surabaya Michelle Wijaya dan Ir. St. Kuncoro Santoso, M.T. Prodi Arsitektur, Universitas Kristen Petra

Lebih terperinci

JALUR PRESTASI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

JALUR PRESTASI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU JALUR PRESTASI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA 2016 KETENTUAN PPDB JALUR PRESTASI PPDB

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Arjuna Joi Bowl & Pool Arjuna Joi Bowl & Pool

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Arjuna Joi Bowl & Pool Arjuna Joi Bowl & Pool BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Boling sering disebut / dikenal sebagai bola gelinding adalah sarana olahraga untuk mencapai kesehatan jasmani dan rohani, rekreasi, dan peningkatan prestasi. Pada

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar yang digunakan dalam Perancangan Kembali Terminal Bus. Tamanan Kota Kediri mencangkup tiga aspek yaitu:

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar yang digunakan dalam Perancangan Kembali Terminal Bus. Tamanan Kota Kediri mencangkup tiga aspek yaitu: BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Perancangan Konsep dasar yang digunakan dalam Perancangan Kembali Terminal Bus Tamanan Kota Kediri mencangkup tiga aspek yaitu: Standar Perancangan Objek Prinsip-prinsip

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kota Jakarta pada akhirnya menuntut tersedianya wadah fisik untuk menampung

BAB I PENDAHULUAN. kota Jakarta pada akhirnya menuntut tersedianya wadah fisik untuk menampung BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Latar Belakang Proyek Jakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang pertumbuhan kotanya cenderung pesat. Sebagai ibukota negara, Jakarta menjadi pusat dari berbagai

Lebih terperinci